Anda di halaman 1dari 130

PERBEDAAN STATUS GIZI DITINJAU DARI PENDAPATAN ORANG TUA PADA MURID TK Hj.

ISRIATI DAN TK SATRIA TAMA KOTA SEMARANG

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar sarjana kesehatan masyarakat

Oleh Nama Mahasiswa NIM Program Studi Jurusan Fakultas : Dhian Tri Ratna : 6450401018 : Gizi Kesehatan Masyarakat : Ilmu Kesehatan Masyarakat : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005 SARI Dhian Tri Ratna. Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua, pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota Semarang. Usia Taman kanak-kanak yaitu antara umur 4-6 tahun termasuk golongan masyarakat yang disebut kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zatzat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Gizi merupakan salah satu komponen dari lingkungan yang memegang peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi ditinjau dari pendapatan orang tua, pengeluaran pangan, konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 98 responden diambil secara purposive sampling, dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Metode pengumpulan data menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan mengukur BB/U dan pembagian kuesioner yang berisi indikator pengeluaran pangan dan non pangan, pendapatan orang tua, daya beli rumah tangga, pola pemberian makan, praktek kesehatan, dan pengetahuan orang tua. Analisis data menggunakan analisis univariat meliputi gambaran karakteristik responden umur, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan pengeluaran non pangan. Analisis bivariat menggunakan uji U Mann Wihtney untuk mengetahui seberapa besar perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua Murid TK Satria Tama menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05), ada perbedaan yang signifikan antara pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05), ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama, dimana menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05), dan ada perbedaan yang signifikan antara status gizi dari kelompok pendapatan tinggi dalam hal ini murid TK Hj. Isriati dengan status gizi dari kelompok pendapatan rendah atau TK Satria Tama menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas diatas 0.05 (0.00>0.05).

Saran yang dapat diberikan yaitu memberikan pengertian kepada orang tua murid agar tidak hanya memberikan sumber karbohidrat kepada anaknya. Dan memberikan pengertian kepada orang tua murid untuk mengalokasikan pendapatannya sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. Kata kunci : Status gizi, Pendapatan Orang Tua.

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada Hari Tanggal

: Selasa : 30 Agustus 2005

Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekretaris,

Drs. Sutardji, M.S. NIP.130 523 506

dr. Oktia Woro KH, Mkes. NIP. 131 695 159

Dosen Penguji,

1. Drs. Herry Koesyanto, M.S ( Ketua) NIP. 131 571 549

2. Ir. Bambang Triatma, Msi (Anggota) NIP. 131 781 325

3. dr. Yuni Wijayanti (Anggota) NIP. 132 296 578

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Kesalahan Dibutuhkan Untuk Meraih Sukses! Kesalahan adalah bagian penting dalam proses belajar. Jangan pernah menghukum sebuah kesalahan, namun belajarlah darinya (Stepher R. Covey, 2000: 5). PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk : Orang tuaku Bapak Djoko Setyo Budi dan Ibu Sugiarti, Mas Andre S, Mas Aditya N, dan adikku N. Vita serta keluargaku tercinta Teman-temanku dan sahabatku : Endah, Wahyu, Halim, Sari, Adi S Teman-teman IKM angkatan 2001 Almamater FIK UNNES.

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua Pada Murid TK Hj. Isriati dan Murid TK Satria Tama Kota Semarang, sebagai salah satu syarat yang diperlukan unuk memperoleh derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada program studi Gizi Kesehatan Masyarakat. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi, kepada : 1) Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Sutardji, M.S yang telah memberikan ijin penelitian. 2) Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Ibu dr. Oktia Woro K.H, M Kes yang telah memberikan ijin penelitian. 3) Bapak Ir. Bambang Triatma, M Si, dosen pembimbing I, atas bimbingan, kritik, dan saran dalam penyelesaian skripsi 4) Ibu dr. Yuni Wijayanti, dosen pembimbing II, atas bimbingan, kritik, dan saran dalam penyelesaian skripsi 5) Ibu Fatkhul Barkah, Kepala Sekolah TK Hj. Isriati yang telah memberikan ijin penelitian 6) Ibu Budiastuti, Kepala Sekolah TK Satria Tama yang telah memberikan ijin penelitian

7) Segenap staf pengajar TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. 8) Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan, yang telah memberikan dukungan dalam proses penelitian 9) Bapak, Ibu, kakak dan adikku tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 10) Teman-temanku dan sahabatku Endah, Wahyu, Halim, Sari, Ulfa, Krissa, Adi, Priyanto, Ian, Bambang, Ninik A, Umi I, Sunu (terima kasih atas bantuan anda selama proses penelitian dan penyusunan skripsi). 11) Rekan-rekan mahasiswa IKM angkatan 2001 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga amal baik dari semua pihak, mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhirnya disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran-saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semarang, 2005

Peneliti

Dhian Tri Ratna

DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...................................................................................................... SARI .......................................................................................................... PENGESAHAN ......................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR GRAFIK .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Permasalahan ................................................................................. 1 4 4 5 6 i ii iii iv v vii ix xi xii xiii

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4 Penegasan Istilah .................................................................................. 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................... BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... 2.1Landasan Teori ..................................................................................... 2.1.1 Status Gizi ................................................................................... 2.1.2Penilaian Status Gizi .................................................................... 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ........................... 2.1.4 Taman Kanak-kanak ................................................................... 2.1.5 Antropometri ............................................................................... 2.1.6 Indeks Antropomatri ................................................................... 2.17 Metode Food Recall 24 Jam ........................................................ 2.2 Hipotesis ...............................................................................................

7 7 8 10 18 24 27 31 35

2.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep . 3.2 Definisi Operasional . 3.3 Populasi Penelitian ................................................................................ 3.4 Sampel Penelitian.................................................................................. 3.5 Variabel Penelitian ................................................................................ 3.6 Rancangan Penelitian ............................................................................ 3.7 Teknik Pengambilan Data ..................................................................... 3.8 Prosedur Penelitian ............................................................................... 3.9 Instrumen Penelitian ............................................................................. 3.10Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Data .................................................................................... 4.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian........................................ 4.1.2 Hasil Analisis Data................................................................. 4.2 4.3 Pembahasan........................................................................................ Keterbatasan Penelitian...................................................................... 52 52 62 69 75 36 37 37 38 38 39 39 44 46 47

BAB V SIMPUALAN DAN SARAN 5.1 5.2 Simpulan ........................................................................................... Saran................................................................................................... 76 77 78 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................

DAFTAR TABEL Tabel 1. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari) anak umur 3-6 tahun ............................................. 2. Gabungan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB......................................... 3. Distribusi Frekuensi Responden menurut Umur................................... 4. Distribusi Frekuensi Responden menurut Jenis Kelamin ..................... 5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah TK. Hj. Isriati.......................... 6. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah TK. Satria Tama...................... 7. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah TK Hj. Isriati ............................. 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah TK Satria Tama ......................... 9. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu TK. Hj. Isriati ............................. 10. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu TK. Satria Tama ......................... 11. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu TK Hj. Isriati ................................ 12. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu TK Satria Tama ............................ 13. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan TK Hj. Isriati ................. 14. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan TK Satria Tama ............. 15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua TK Hj. Isriati................ 16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua TK Satria Tama............ 17. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Hj. Isriati.............. 18. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Satria Tama.......... 19. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Hj. Isriati ...................................... 20. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Satria Tama .................................. 21. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Hj. Isriati .............. 22. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Satria Tama .......... 23. Perbedaan Pendapatan antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........ 24. Perbedaan Pengeluaran (Rp) untuk Energi dan Protein antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama............................................. 25. Perbedaan Konsumsi Energi antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 65 63 8 30 52 53 53 54 54 55 55 56 56 57 57 58 58 59 59 60 60 60 61 61 62 Halaman

26. Prosentase Sumbangan Energi dari Makanan Terhadap Konsumsi Energi Anak ......................................................................... 27. Perbedaan Konsumsi Protein antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 28. Prosentase Sumbangan Protein dari Makanan Terhadap Konsumsi Protein Anak ........................................................................ 29. Perbedaan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama ................... 67 68 66 66

DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. Hubungan Timbal Balik antara Gizi Kurang dan Diare .. 2. Zat Gizi dan Fungsi Utamanya. 3. Kerangka Teori Penelitian 4. Kerangka Konsep . Halaman 16 17 34 36

DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perbedaan Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama .............................................................................. 2. Perbedaan Pengeluaran Pangan TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 3. Perbedaan Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama ......... 4. Perbedaan Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama ........ 5. Perbedaan dan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama .............................................................................. 69 64 65 67 63 Halaman

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman 80 81 82 83 92 95 97 99

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................... 2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ......................................................... 3. Nilai-nilai r Product Moment ..................................................................... 4. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 5. Hasil Rekapitulasi Kuesioner..................................................................... 6. Hasil Pengukuran Status Gizi Murid TK ................................................... 7. Hasil Recall 2 X 24 jam Murid TK............................................................ 8. Baku Berat Badan Menurut Umur 48 84 Bulan......................................

9. Hasil SPSS Uji Mann Whitney Test ....................................................... 100 10. Hasil SPSS Distribusi Frekuensi TK. Hj. Isriati ........................................ 103 11. Hasil SPSS Distribusi Frekuensi TK Satria Tama ..................................... 107 12. Surat Keputusan Pembimbing Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang........................................................................................ 111 13. Permohonan Ijin Penelitian ........................................................................ 112 14. Surat Rekomendasi Kesbanglinmas Kota Semarang ................................. 113 15. Surat Ijin Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang ................................. 114 16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................................... 115 17. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 116 18. Daftar Nama Murid Dalam Penelitian Status Gizi..................................... 120 19. Daftar Tim Peneliti..................................................................................... 122

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Anak taman kanak-kanak (TK) merupakan ciri khas yaitu sedang dalam

proses tumbuh kembang. Ia banyak melakukan kegiatan jasmani, dan mulai akif berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun sekitarnya. Mereka ini merupakan kelompok anak prasekolah berumur 3-6 tahun yang peka terhadap pendidikan dan penanaman kebiasaan hidup yang sehat (Soegeng Santoso, 2004: 43) Pada usia 4-6 tahun pembentukan dasar kemampuan otak dan kesehatan anak sebaikbaiknya paling tepat untuk diterapkan. Selama masa prasekolah seorang anak membutuhkan zat tenaga satu setengah kali kebutuhannya ketika masih bayi. Sewaktu masih bayi ia membutuhkan 900 Kalori. Setelah berumur 1 tahun ia membutuhkan zat tenaga senilai 1.200 Kalori. Antara 4-6 tahun kebutuhan zat tenaga sudah meningkat lagi menjadi 1.600 Kalori (Wied Harry Apriadji,1991: 2). Gizi yang baik akan turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai macam penyakit infeksi dan dapat mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Anak usia taman kanakkanak yaitu 4-6 tahun termasuk golongan masyarakat yang disebut kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zatzat gizi

dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk anak usia ini, sedang dalam masa perkembangan (non fisik) dimana mereka sedang dibina untuk mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat. Maka kesehatan yang baik, merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya melalui makanan seharihari bagi seorang anak (Soegeng Santoso, 2004: 88). Tingkat konsumsi zat gizi seseorang, menurut Soegito (1985) dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan. Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan yang tersedia, kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga. Sedangkan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi dan faktor sosial budaya. Menurut Wied Harry Apriadji (1991: 6) tingkat konsumsi gizi dipengaruhi oleh daya beli, latar belakang, sosial budaya, tingkat pendidikan, dan pengetahuan gizi serta jumlah anggota keluarga. Hubungan konsumsi pangan (dalam hal ini energi dan protein) dan status gizi masyarakat dengan status ekonomi rumah tangga, memperlihatkan kecenderungan bahwa semakin tinggi pengeluaran rumah tangga maka semakin tinggi pula konsumsi energi dan protein perhari (Suharjo, 1992:11)

Anakanak yang berhasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, sangat rawan terhadap gizi kurang. Mereka mengkonsumsi makanan (energi dan protein) lebih rendah dibanding anakanak dari keluarga berada (Ali Khomsan, 2003: 11). Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orangorang tidak mampu lagi membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Ada pula keluarga-keluarga yang sebenarnya mempunyai penghasilan akan tetapi sebagian anaknya mengalami gizi kurang, hal ini disebabkan karena cara mengatur belanja keluarga yang kurang baik. Ada juga keluarga yang membeli bahan pangan dalam jumlah cukup tetapi karena kurang pandai memilih tiap jenis pangan yang dibeli berakibat kurangnya mutu dan keragaman pangan yang diperoleh. Diantara keluarga dengan penghasilan cukup atau lebih masih banyak yang belum terbiasa membuat perencanaan pengeluaran keluarga sehingga hasilnya lebih acak-acakan (Sajogyo, 1994: 9). TK. Hj. Isriati merupakan TK yang berdiri di bawah yayasan Badan Wakaf, mayoritas muridnya beragama Islam. Letak TK. Hj. Isriati ditengah kota yaitu jalan Pandanaran no.56 Semarang, muridnya berjumlah 250 anak. Sedangkan TK. Satria Tama letaknya dipinggir kota yaitu jalan Cilosari Barat daerah Tambak Lorok kecamatan Semarang Timur, muridnya berjumlah 80 anak. Sehubungan dengan uraian tersebut perlu adanya penelitian yang dapat menggambarkan bagaimana status gizi pada murid TK. Hj. Isriati dan TK. Satria Tama apabila ditinjau dari pendapatan orang tua. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari

Pendapatan Orang Tua pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota Semarang. 1.2 PERMASALAHAN Setelah mengamati dan memahami uraian diatas, yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1). Adakah perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama? 2). Adakah perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama ? 3). Adakah perbedaan konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama ? 4). Adakah perbedaan status gizi murid TK dari kelompok pendapatan orang tua tinggi lebih baik dibanding dari kelompok pendapatan orang tua rendah ? 1.3 1) TUJUAN PENELITIAN Mengetahui perbedaan pengeluaran pangan anak TK ditinjau dari pendapatan orang tua dengan membuktikan dugaan bahwa pendapatan orang tua TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding TK Satria Tama. 2) Mengetahui konsumsi energi dan protein anak TK ditinjau dari pengeluaran pangan dengan membuktikan dugaan bahwa pengeluaran pangan anak TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding anak TK Satria Tama.

3)

Mengetahui status gizi anak TK ditinjau dari konsumsi energi dan protein dengan membuktikan dugaan bahwa konsumsi energi dan protein anak TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding anak TK Satria Tama.

4)

Mengetahui status gizi anak TK ditinjau dari pendapatan orang tua dengan membuktikan dugaan bahwa pendapatan orang tua anak TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding TK Satria Tama.

1.4

Penegasan Istilah Berdasarkan judul penelitian Perbedaan Status Gizi Anak Ditinjau dari

Pendapatan Orang Tua pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota Semarang. Adapun penegasan istilah untuk menghindari kesalahan dan penafsiran bagi pembaca sebagai berikut : 1.4.1 Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkaitan dengan perubahan ukuran atau perubahan angka atau nilai pada materi tubuh yang berhubungan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi kapasitas fisiologis badan atau organ tubuh, termasuk perubahan emosi atau sosial (Soegeng Santoso, 2004: 42). 1.4.2 Zat gizi

Satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan-bahan dasar. Pada umumnya bahan makanan telah mengandung zat gizi yaitu kabohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (Soegeng Santoso, 2004: 89). 1.4.3 Kecukupan gizi

Banyaknya masing-masing zat gizi yang harus terpenuhi dari makanan. Kecukupan gizi tergantung oleh beberapa hal yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas,

berat dan tinggi badan, genetika serta keadaan hamil, menyusui (Soegeng Santoso, 2004: 127).

1.4.4

Bahan makanan

Sesuatu yang dibeli, dimasak, dan disajikan, sebagai hidangan untuk dikonsumsi. Bahan makanan dapat diperoleh dari berbagai sumber dan bentuk, yaitu sayuran, daging, dan buah. (Soegeng Santoso, 2004: 102). 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian 1.5.1 Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam meningkatkan taraf kesehatan dan gizi masyarakat pada umumnya dan anak sekolah pada khususnya. 1.5.2 Masyarakat Menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya orang tua mengenai arti pentingnya status gizi kepada anak serta lebih memperhatikan pola pemberian makanan. 1.5.3 Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES Memberikan informasi kepada mahasiswa IKM UNNES tentang perbedaan pendapatan orang tua, pengeluaran (Rp) untuk energi dan protein, konsumsi energi dan protein yang terkait terhadap status gizi anak dapat dijadikan refrensi dalam penelitian lanjutan dan penyempurnaan penelitian yang ada. 1.5.4 Penulis

Menambah pengetahuan penulis dibidang pendidikan gizi khususnya status gizi anak sekolah

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Status Gizi 2.1.1.1 Definisi Status Gizi Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu ( I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 18). Sedangkan menurut Reksodikusumo (1989) status gizi sebagai tanda-tanda atau penampilan yang dikaitkan oleh keadaan keseimbangan gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme dipihak lain yang terlihat melalui variabel gizi. 2.1.1.2 Keadaan Gizi Anak Taman kanak-kanak Seorang anak usia TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang amat pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik emosi, dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri sendiri maupun lingkungannya. Kebutuhan energi dan protein anak umur 4-6 tahun lebih besar dari anak umur 1-3 tahun karena pada umur 4-6 tahun anak mengalami proses tumbuh kembang yang pesat, pada umur 4-6 tahun belum dibedakan kebutuhan energi dan

protein anak laki-laki dan anak perempuan karena pada umur 4-6 tahun penambahan tinggi badan belum begitu menonjol. Adapun kebutuhan yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi bagi umur 3-6 tahun tertera pada tabel 1. Tabel 1 Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari) Anak umur 3-6 tahun Golongan umur 1 1-3 tahun 4-6 tahun Berat 2 12 18 Tinggi 3 90 110 Energi 4 1250 1750 Protein 5 23 32

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 dalam I Dewa Nyoman Supariasa,2001 2.1.2 Penilaian Status Gizi

2.1.2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung di bagi menjadi 4, yaitu : 1) Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. 2) Klinis

Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat, karena didasarkan atas perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys ). Survei ini untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih dari zat gizi. Digunakan juga untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. 3) Biokimia Penilaian dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan darah, urin, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati, dan otot. Metode ini digunakan sebagai peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi malnutrisi yang lebih parah. 4) Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 2.1.2.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1). Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentivikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. 2). Statistik Vital Metode ini menganalisi data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan penyebab lainnya yang berhubungan dengan gizi. Pengunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. 3). Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupahkan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 20). 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

2.1.3.1 Pengetahuan Orang Tua Pentingnya pengetahuan orang tua mengenai gizi dipengaruhi 3 hal yaitu :

1). 2).

Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. Setiap orang hanya cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal, pemeliharaan, dan energi.

3).

Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehinga penduduk dapat belajar menggunakan pangan yang baik bagi kebutuhan gizi. Kurangnya pengetahuan dan salah satu konsepsi tentang kebutuhan pangan

dan nilai pangan adalah umum di setiap negara di dunia. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan unuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 2003: 25). Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi (Sjahmien Moehji, 2003: 6). 2.1.3.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua Perhatian orang tua terutama ibu kepada anak sangat mempengaruhi tingkat konsumsi makanan pada anak. Hal ini juga didukung dengan pendidikan ibu yang dapat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Menurut Masri Singarimbun (1995) bahwa pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku perwataan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Ibu yang berpendidikan tinggi tidak membiasakan diri untuk berpantang atau tabu tehadap bahan atau makanan yang ada. Masyarakat dengan pendidikan yang

rendah lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan. 2.1.3.3 Faktor ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan status gizinya melalui kesiapan ekonomi keluarga dalam mengasuh anak. Kesiapan ekonomi keluarga antara lain tergantung besar kecilnya pendapatan keluarga dan pengeluaran keluarga. 2.1.3.3.1 Pendapatan Orang Tua Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun hasil sendiri (Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, 1982: 20). Sedangkan menurut Bayu Wijayanto,dkk (1999: 5) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja. Pendapatan sebagai faktor ekonomi mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. Nils Aria J (1990: 280) menyatakan jika pendapatan meningkat, proporsi pengeluaran terhadap total pengeluaran menurun, tetapi pengeluaran absolut untuk makanan meningkat. Hukum ini tidak berlaku untuk kelompok miskin yang mengeluarkan absolutnya untuk makanan sudah sangat rendah sehingga jika terjadi peningkatan pendapatan, maka proporsi untuk makanpun meningkat. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit, dan semakin rendah pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan

semakin tinggi, hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan (Suhardjo HR, 1996: 10). Nils Aria J (1990: 292) juga menyebutkan bahwa jika terjadi kenaikan pendapatan, maka yang dibeli akan lebih bervariasi atau berubah. Mereka yang mempunyai pendapatan sangat rendah cenderung akan membeli karbohidrat, sementara yang lebih mampu akan cenderung membeli makanan lain seperti protein dan vitamin. Tingkat pendapatan akan dipengaruhi pola kebiasaan makan yang selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan nilai ekonomi dan nilai gizinya. Macammacam pendapatan menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 66) yaitu: 1. Pendapatan yang berupa uang yaitu penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa. 2. Pendapatan berupa barang yaitu penghasilan yang sifatnya reguler dan

biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dapat dibedakan menjadi: 1. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh belum dikurangi pengeluaran dan biayabiaya lainnya. 2. Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biayabiaya lainnya.(Faisal,1984: 265)

Bagi mereka pendapatan sangat rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan pokoknya berupa sumber karbohidrat yang merupakan prioritas pangan utama. Apabila tingkat pendapatan meningkat maka pangan prioritas kedua berupa sumber protein murah dapat dipenuhi. 2.1.3.3.2 Pengeluaran Keluarga Pengeluaran merupakan indikator yang lebih banyak digunakan untuk memperkirakan pendapatan tetap, karena merupakan faktor yang dominan dalam menentukan konsumsi rumah tangga, semakin tinggi pula konsumsi energi, protein dan lemak. Disamping itu nampak pula kecenderungan makin tinggi pengeluaran, semakin rendah prevalensi gizi kurang untuk balita. Dengan demikian tingkat pengeluaran rumah tangga sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kecukupan energi dan zat gizi rumah tangga, juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya (Suharjo HR, 1996 : 194). 2.1.3.4 Tingkat Daya Beli Pangan Tingkat daya beli pangan dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang yang tergantung pada konsumsi makannya. Konsumsi makanan juga ditentukan oleh kualitas serta kuantitas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan makanan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas makanan menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. 2.1.3.5 Latar Belakang Sosial Budaya

Latar belakang sosial budaya serta kebiasaan dalam masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Misalnya hal kebersihan, kesehatan, dan pendidikan. Tata cara yang diberlakukan masyarakat tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Demikian juga sikap dan pandangan atau cara berpikir suatu masyarakat belum tentu sesuai dengan kondisi masyarakat yang lebih luas. 2.1.3.6 Jumlah Anak Dalam Keluarga Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat mempengaruhi tingkat konsumsi makanan yang dimakannya. Hubungan laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi, sangat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutama mereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannya jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi di antara seluruh anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya yang paling terpengaruh oleh kekurangan pangan. Sebagian memang demikian, sebab apabila besar kelurga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan yang relatif lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua. Tahun-tahun awal anak-anak yang biasanya meliputi satu hingga enam tahun adalah yang paling rawan gizi. Kurang energi dan protein (KEP) berat akan sedikit dijumpai bila jumlah anggota keluarganya lebih kecil (Suhardjo, 2003: 23). 2.1.3.7 Penyakit Infeksi

Masalah gizi yang berkaitan dengan anak TK adalah penyakit gizi kurang, umur anak TK yaitu 3-5 tahun, maka anak ini dikelompokkan dalam anak balita (bawah lima tahun). Anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memperlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat

badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Soegeng Santoso, 2004: 71). Gizi kurang menghambat reaksi imunologis dan berhubungan dengan tingginya prevalensi dan beratnya penyakit infeksi. Penyakit infeksi pada anakanak dengan kwashiorkor atau marasmus sering didapatkan pada taraf yang sangat berat. Infeksi sendiri mengakibatkan si penderita kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare. Gizi kurang dan diare sering dihubungkan satu sama lain, walaupun diakui bahwa sulit menentukan kelainan yang mana terjadi lebih dulu, gizi kurang, diare atau sebaliknya (Soegeng Santoso, 2004: 84).

Infeksi

Kekebalan Rendah

Alergi

Definisi Gigi

Kerusakan

Insufisiensi Pancreas

Kolonisasi kuman di usus kecil

Malabsorbsi

Diare kronis

Gambar1. Hubungan timbal balik antara gizi kurang dan diare. Sumber: Sri Kardjati, Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita, 1985 (Soegeng Santoso, 2004: 84). 2.1.3.8 Konsumsi Energi dan Protein Konsumsi energi dan protein sangat diperlukan bagi setiap orang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh secara biologis, psikologis, maupun sosial. Agar dapat menjalankan berbagai fungsi tubuh dan aktivitas sehari-hari diperlukan sejumlah tenaga atau energi yang meliputi : 1) Energi luar yaitu yang diperlukan untuk bekerja, berjalan, mengangkat barang dan lain-lain yang memerlukan kegiatan otot. 2) Energi dalam yaitu energi yang diperlukan untuk pekerjaan alat-alat tubuh seperti ginjal, jantung, alat pernapasan. 3) Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, untuk berbagai proses metabolik dan untuk memanaskan badan.

Karbohidrat Sumber Energi Lemak

Pertumbuhan dan mempertahankan Protein

Mineral

Vitamin Regulasi Proses Air

Gambar 2. Zat Gizi dan Fungsi Utamanya (Yayuk Farida, 2004: 49). Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk bagi senyawa tubuh, bahan pembentuk asam amino esensial, metabolisme normal lemak, menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus (terutama serat), meningkatkan konsumsi protein, mineral, dan vitamin B. Pangan sumber karbohidrat adalah beras, ubi jalar, singkong, kentang, pisang, sagu, dan gandum. Sedangkan protein merupakan zat gizi yang paling banyak erdapat dalam tubuh. Protein merupakan bagian dari semua semua sel-sel hidup. Hampir setengah jumlah protein erdapat di otot, seperlima terdapat ditulang, sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein mempunyai beberapa fungsi sebagi berikut : 1) Membentuk jaringan baru dalam masa perumbuhan dan perkembangan tubuh. 2) Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak, atau mati. 3) Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan. 4) Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam iga kompartemen yaiu intraseluler, ekstraseluler, dan intravaskuler. 5) Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh (Yayuk Farida, 2004: 52). 2.1.4 Taman Kanak- kanak. Taman kanak-kanak merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum, di luar keluarga. TK merupakan insitusi yang disamping memberikan kesempatan bermain sambil belajar kepada

anak, juga mendidik anak untuk mandiri, bersosialisasi dan memperoleh berbagai keterampilan anak. Salah satu aspek yang dibina pada anak TK adalah penjagaan kesehatan melalui makan makanan sehat. Di TK, anak juga diajarkan tata cara makan yang benar di samping perilaku memilih makanan yang berguna bagi dirinya (Soegeng Santoso, 2004: 41). 2.1.4.1 Anak Usia TK Anakanak TK (prasekolah) di Indonesia berusia 4-6 tahun. Pada masa ini pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan dengan tahun pertama dan perkembangan lebih tinggi daripada usia remaja dan dewasa (Soenarto, 1996 : 2). Pada masa ini pertumbuhan berat badan ratarata 2 kg untuk setiap tahun, sedangkan ratarata kenaikan tinggi badannya 6-8 cm tiap tahun. Kenaikan otaknya lebih kurang 0,15 gr tiap 24 jam (Soetiningsih, 1995 : 23). Perkembangan anak juga didefinisikan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil proses pematangan fungsifungsi psikis dan fisis yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju kedewasaan (Satoto, 1990 : 12). Tumbuh kembang anak optimal tergantung pada potensi biologiknya tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetik, lingkungan bio-psikososial dan perilaku.

Pengelompokan lingkungan fisikobio- psikososial atas 4 macam : 1. Lingkungan keluarga Adalah aspekaspek persiapan fisik, mental, dan sosial. Aspekaspek ini berkaitan dengan lingkungan keluarga , pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kemampuan, dan waktu untuk membina gizi, perumahan dan lingkungan pemukiman. 2. Lingkungan perlindungan anak Adalah aspekaspek yang mencakup antara lain promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 3. Lingkungan pemukiman Meliputi aspekaspek geografis, iklim, komunikasi, jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, pelayanan sosial, sanitasi, pendidikan, produksi pengolahan, penyimpanan, distribusi bahan makanan, budaya nilai sosial, agama, keamanan, stabilitas serta kebijaksanaan pemerintah. 4. Lingkungan stimulasi / pendidikan Adalah pemberian stimulasi/rangsangan untuk perkembangan fisik/motorik, perkembangan emosi, perkembangan sosial,perkembangan intelektual yang dapat terjadi di sekolah maupun dalam masyarakat (Soegeng Santoso, 2004 : 43) Peran lingkungan setelah dalam bidang gizi adalah mempengaruhi pola makan anakanak, oleh karena sekolah merupakan tempat anak tinggal beberapa jam setiap hari. Faktor lingkungan sekolah yang berperan dalam gizi anak antara lain pengetahuan baru guru tentang makanan dan gizi serta praktek makan

disekolah (Gani.N, 1992 : 5). Dalam hal ini guru dituntut untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga memasuki pendidikan dasar serta bertujuan untuk membentuk meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. 2.1.4.2 Makanan Sehat Untuk Anak Usia TK Seorang anak makanan dapat dijadikan media untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu. Dengan demikian dapat dibina kebiasaan yang baik tentang waktu makan dan melalui cara pemberian makan yang teratur anak biasa makan pada waktu yang lazim dan sudah mudah ditentukan (Soegeng Santoso, 2004: 89). Syarat-syarat makanan khusus anak TK adalah sebagai berikut : a) Porsi makanan tidak terlalu besar, untuk anak yang banyak makannya dapat diberikan tambahan makanan. b) Makanan cukup basah karena berkuah (tidak terlalu kering) agar mudah ditelan anak. c) Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah. d) Tidak berduri atau bertulang kecil. e) Sedikit atau tidak terasa pedas, asam, dan berbumbu tajam. f) Bersih, rapi, dan menarik dari segi warna dan bentuk.

g) Cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan dan anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan. h) Gunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK, tidak berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dapat dibersihkan dan disimpan dengan mudah dan baik (Soegeng Santoso,2004: 149). Tujuan memberi makanan pada anak adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Dengan memberikan makan, maka anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang serta menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu. 2.1.4.3 Masalah Makan pada Anak Usia TK. Masalah makan pada anak pada umumnya adalah masalah kesulitan makan. Hal ini penting diperhatikan karena dapat menghambat tumbuh kembang yang optimal pada anak. Kesulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan dan menolak makanan tertentu. Permasalahan pada anak TK adalah bahwa pada usia ini seorang anak masih merupakan golongan konsumen pasif yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri. Mereka juga masih sukar diberikan pengertian tentang makanan di samping kemampuan menerima berbagai jenis makanan juga masih terbatas. Dikaitkan dengan kesehatan, maka pada usia ini anak sangat rentan terhadap berbagai penyakit infeksi terutama apabila kondisinya kurang gizi. Penyebab kesulitan makan pada anak menurut Palmer dan Horn yang dikemukakan oleh Samsudin (1985) antara lain :

1. Kelainan neuro-motorik Kelainan neuro-motorik ini berupa retardasi mental, kelainan otot, inkoordinasi alat-alat tubuh, kelainan esophagus (saluran menelan) 2. Kelainan congenital Kelainan ini berhubungan dengan alat pencernaan seperti lidah, saluran pencernaan. Menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk makan sehingga menimbulkan muntah-muntah. Kelainan jantung bawaan mengakibatkan masukan kalori yang kurang adekuat disebabkan hipermetabolisme, infeksi yang berulang. 3. Kelainan gigi-geligi Ketidaksempurnaan gigi yaitu tanggal akan menyulitkan anak mengunyah makanan dan anak merasa sakit pada giginya sehingga segan untuk makan. 4. Penyakit infeksi akut dan menahun Pada infeksi akut saluran napas bagian atas, sering menimbulkan kurang nafsu makan (anorexia) dan sulit menelan. Infeksi ini mempersukar anak untuk menerima makanan. 5. Defisiensi nutrien Defisiensi golongan nutrien yang pokok seperti kalori dan protein menimbulkan gejala anorexia karena produksi enzim pencernaan dan asam lambung yang kurang dan anak dalam keadaan apatis. Demikian juga anemia defisiensi zat besi. 6. Psikologik

Kekeliruan pengelolaan orang tua dalam mengatur makan anaknya yang bersikap terlalu melindungi dan memaksakan anak makan terlalu banyak melebihi keperluan anak. Juga apabila anak terlalu jauh dari ibunya, dapat terjadi tidak ada nafsu makan. Perasaan takut berlebihan pada makanan juga dapat menyebabkan anak tidak mau makan (Soegeng Santoso,2004: 100). 2.1.4.4 Upaya Mengatasi Makan pada Anak Akibat dari kesulitan makan jelas akan berpengaruh terhadap gizi seorang anak. Karena itu perlu diusahakan upaya untuk mengatasi kesulitan makan ini. Upaya terpenting adalah dengan menghilangkan penyebab kesulitan psikologik. makanan. Mungkin diperlukan latihan, pengobatan, pendekatan psikologis, dan cara-cara lain Secara garis besar dapat dilakukan adalah upaya dietetik dan upaya a) Upaya dietetik yaitu upaya ini berhubungan dengan pengaturan makanan yaitu merancang makanan. b) Upaya psikologik Hubungan emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu sabar, tenang, dan tekun. Adakan suasana makan yang menyenangkan anak, bersih, dan berikan pujian apabila anak melakukan cara makan dengan baik serta cukup makan.

2.1.5 Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.

Dapat diartikan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 36). Adapun keunggulan dari antropometri gizi adalah sebagai berikut : a) Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sample yang besar. b) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri c) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat di daerah setempat. d) Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibekukan. e) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau. f) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang sudah jelas. g) Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi. Kelemahan penentuan status gizi secara antropometri adalah sebagai berikut:

a) Tidak sensitive Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waku singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe. b) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri. c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validias pengukuran antropometri gizi. d) Kesalahan ini terjadi karena: 1. pengukuran 2. perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3. analisis dan asumsi yang keliru. e) Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: 4. latihan petugas yang tidak cukup 5. kessalahan alat atau alat tidak ditera 6. kesulitan pengukuran. Beberapa hal yang mendasari penggunaan antropometri : a) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, dan mikrotoa. b) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengn mudah dan objektif. c) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain yang telah dilatih sebelumnya. d) Biaya relatif murah karena alat mudah didapat

e) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut of points) dan baku rujukan yang sudah pasti. f) Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan antropomeri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan (sceening) status gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 37). 2.1.6 Indeks Antropometri Penggunaan antropometri lebih praktis, cukup teliti, mudah dilakukan oleh siapa saja dan dibekali latian sederhana. Dalam praktek, antropometri yang sering digunakan adalah berat badan (BB), tinggi badan (TB), panjang badan (PB), kadang-kadang digunakan pula lingkar lengan atas (LILA) atau lingkar kepala (LK). Indikatorindikator antropometri yang ada distandarisasikan berdasar umur dan jenis kelamin (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001 : 56). 2.1.6.1 Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB / U) Berat badan (BB) menggambarkan masa tubuh (otot dan lemak). Berat badan menurut umur merupakan ukuran yang baik untuk mengetahui keadaan gizi anakanak, terutama anak golongan umur 0-5 tahun (Balita). Ukuran ini juga memberi gambaran yang baik tentang pertumbuhan anak. Kelebihan dari penggunaan (BB/ U) yaitu : 1). Alat mudah didapat dan murah 2). Pemeriksaan mudah dan dimengerti oleh masyarakat umum 3). Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek

4). Dapat mendeteksi kegemukan Kelemahan dari penggunaan (BB / U) yaitu : 1). Mengakibatkan kekeliruan interprestasi gizi bila terjadi udema . 2). Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk anak dibawah 5 tahun. 3). Dapat terjadi pengukuran yang salah, misal pada pengaruh pakaian atau pada saat penimbangan (I Dewa N yoman Supariasa, 2001 : 56) 2.1.6.2 Indeks BB menurut TB(BB/TB) Indeks BB / TB merupakan indikator yang baik untuk indikator menyatakan status gizi saat ini, terlebih bila data umur yang akurat sulit diperoleh. Oleh karena itu Indeks BB / TB disebut juga indikator status gizi yang independent terhadap umur. Karena Indeks BB / TB yang dapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan, maka dalam penggunaannya Indeks ini merupakan Indikator kekurusan. Kelebihan dari penggunaan (BB / TB) yaitu: 1). Bebas terhadap pengaruh umur dan ras 2). Dapat membedakan keadaan gizi anak dalam penelitian berat badan relatif terhadap tinggi badan kurus, gemuk, cukup dan keadaan marasmus serta lainnya. Kelemahan dari penggunaan (BB / TB) yaitu: 1).Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek atau cukup tinggi badan, karena faktor umur tidak diperhatikan

2). Kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan pada kelompok anak balita 3). Kesalahan dalam membaca hasil pengukuran sering terjadi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001 : 58) 2.1.6.3 Indeks TB menurut umur (TB / U) yaitu Tinggi badan dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai keadaaan gizi yang lalu maupun sekarang. Disamping tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dapat dihubungkan dengan berat badan maupun terhadap lingkar lengan atas (Djiteng Roedjito, 1989 : 72). Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif sensitive terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton dan Bengoa dalam Supariasa (2001) menyatakan bahwa indeks TB/U disamping menggambarkan status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. Keuntungan dari penggunaan (TB/U) yaitu: 1). Baik untuk menilai status gizi masa lampau 2). Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa Kelemahan dari penggunaan (TB/U) yaitu:

1). Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun 2). Pengukuran relaif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan orang untuk melakukannya. 3). Ketepatan umur sulit didapat. 2.1.6.4 Lingkar Lengan Atas (LILA) Lingkar lengan atas (LILA) memberi gambaran hasil kumpulan komponenkomponen tulang, otot dan tebal lemak subkulis. LILA lebih ditunjukkan untuk pemeriksaan cepat (rapid screening) dalam situasi darurat yang ditempat itu tidak ada alat timbang yang praktis untuk lapangan sehingga penimbangan sukar dilakukan. Dibanding dengan cara BB terhadap TB,ukuran LILA sebagai Indeks malnutrisi lebih peka untuk kasus kasus marasmus dari pada kuesioner. Kelemahan Indeks LILA adalah: 1). Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas 2). Sering mengalami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak dalam keadaan takut dan tegang 3). Memerlukan pembedaan golongan umur (I Dewa Nyoman.S, 2001 : 59). 2.1.6.5 Gabungan Indeks BB / U, TB / U, dan BB / TB . Untuk memperoleh gambaran status gizi masa kini maupun masa lampau WHO merumuskan penggunaan gabungan Indeks Antropometri yaitu : BB / U, TB / U, dan BB / TB sebagai berikut :

TABEL 2. GABUNGAN INDEKS BB / U, TB / U, dan BB / TB

BB / TB Normal Normal Normal Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi

BB / U Rendah Normal Tinggi Rendah Rendah Normal Tinggi Normal Tinggi

TB / U Rendah Normal Tinggi Tinggi Normal Tinggi Rendah Rendah Tinggi

STATUS GIZI Baik, pernah kurang gizi Baik Jangkung, baik Buruk Buruk, kurang Kurang Lebih, kemungkinan kegemukan Lebih, pernah kurang gizi Lebih, tetapi tidak kegemukan

Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa, dkk,2001 Cara menghitung status gizi dengan Z score 1. Bila nilai riel hasil pengukuran > = nilai median BB/U, TB/U, BB/TB, maka rumusnya :
Z score= nilairiil- nilaimedian SD Upper

2. Bila nilai riel hasil pengukuran < nilai median BB/U, TB/U, BB/TB, maka rumusnya :

Z score =

nilai riil - nilai median SD Lower

Adapun kategori status gizi BB /U : Gizi Lebih : > + 2 SD = BB Lebih

Gizi Normal : -2 sampai dengan +2 SD = BB normal

Gizi Kurang : -3 sampai dengan < -2 SD = BB rendah Gizi buruk : < -3 SD = BB sangat rendah

(Baku Antropometri WHO NCHS, 2002: 1) Dalam pemantauan status gizi penduduk, penggunaan gabungan tiga tersebut diatas akan sangat bermanfaat dalam proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan maupun program gizi. 2.1.7 Metode Food Recall 24 jam Prinsip dari meode recall 24 jam , dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu menurut Sanjur(1997) yang dikutip oleh I Dewa Nyoman Supariasa (2001: 94). Langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam adalah sebagai berikut: 1 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu, kemudian petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). 2 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

3 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupasn Gizi (AKG) untuk Indonesia. Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihannya sebagai berikut : 1) Mudah melaksanakannya serta tidak membebani responden 2) Biaya relatif murah karena tidak memperlukan peralatan khusus dan tempat yang luas 3) Cepat, sehingga banyak mencakup banyak responden 4) Dapat digunakan unuk responden yang buta huruf 5) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Kekurangan dalam metode recall 24 jam sebagai berikut : 1) Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari. 2) Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden. 3) The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate). 4) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih atau terampil dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. 5) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian. Keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat

meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut). Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1X24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif menggambarkan kebiasaan makanan individu (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 94). Pendapatan Orang Tua Pengeluaran Rp/Rt/Bln

Peng. Untuk Pangan

Peng. Untuk non Pangan

Latar Belakang Sosial Budaya

Daya Beli RT untuk Pangan

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pengetahuan Orang Tua tentang Gizi

Pembelian Atau Pemilihan Jenis Dan Jumlah Pangan

Ketersediaan (Jumlah Dan Jenis)Makanan Dalam RT

Intake Makanan

Intake Gizi (Jumlah Dan Mutu Gizi Gizi)

Penyakit Infeksi

Status Gizi

Faktor Genetik

Derajat Kesehatan

Gambar 3. Kerangka Teori Penelitian Keterangan: Rp Rt : rupiah : rumah tangga

Bln : bulan 2.2 HIPOTESIS Pengertian hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002: 64). Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Ada perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama 2). Ada perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama 3). Ada perbedaan konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama 4). Ada perbedaan status gizi murid TK dari kelompok pendapatan orang tua tinggi lebih baik dibanding dari kelompok pendapatan orang tua rendah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Dalam penelitian kerangka konsep yang diperoleh sebagai berikut : Pendapatan Orang Tua Status Gizi Murid Tk

Pengeluaran Pangan

Konsumsi Energi

Gambar 4. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa status gizi anak dalam hal ini murid TK dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi energi dan protein. Sedangkan konsumsi energi dan protein sendiri juga dipengaruhi besarnya pengeluaran pangan yang bersumber dari biaya yang dikeluarkan untuk

mencukupi kebutuhan pangan keluarga dalam satu hari. Pengeluaran pangan dapat dipengaruhi oleh pendapatan orang tua. Melalui kerangka konsep ini diharapkan nampak perbedaan status gizi murid TK ditinjau dari pendapatan orang tua mereka.

3.2 Definisi Operasional Bagian ini menjelaskan kerangka alur pemikiran dari penelitian yang dilakukan. Dalam kerangka konsep ini, masing-masing variable dijelaskan sebagai devinisi operasional, sehingga penelitian dapat dijalankan dengan jelas dan teratur. No 1. Variabel Penelitian Status gizi Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makan yang diukur secara antropomeri dengan indeks BB/U Jumlah pendapatan tetap dan sampingan dari suami istri dalam setiap bulannya dibagi dengan jumlah anggota keluarga dan diukur dalam rupiah. Lebih : > + 2 SD Ordinal Normal : -2 s/d + 2 SD Kurang : -3 s/d < -2 SD Buruk : <-3 SD SangatTinggi:> 1.271.000 Tinggi:850.0001.271.000 Sedang:663.000850.000 Rendah: <663.000. Sangat tinggi : > 30.000 Tinggi : 20.000-30.000 Sedang : 10.000-20.000 Rendah : < 10.000 Ordinal Ordinal Definisi Operasional Ukuran Skala

2.

Pendapatan orang tua

3.

Pengeluaran pangan

Jumlah yang dikeluarkan untuk belanja pangan perbulan oleh keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga dan dinyatakan dalam rupiah

4.

Jumlah kandungan Baik : 100% AKG Konsumsi energi dan energi dan protein yang dikonsumsi Sedang : 80-90% AKG protein selama satu hari dalam Kurang : 70-80% AKG makanan Defisit : < 70% AKG

Ordinal

3.3 Populasi penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Soekidjo.N, 2002 : 79). Pada populasi penelitian ini adalah seluruh murid TK.Hj. Isriati dengan jumlah 250 murid sedangkan TK Satria Tama berjumlah 80 murid. Dengan total populasi 330 murid. 3.4 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. N, 2002 : 79). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sample adalah non random sampling dengan teknik proposive sampling. Proposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu. Jumlah sampel dalam penelitian ini 98 responden, sebagai responden adalah murid TK yang berlaku sebagai sample (untuk mengetahui status gizi) dan orang tua dari sample (untuk mengetahui penghasilan dan pengeluaran keluarga). 3.5 Variable Penelitian Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit,dan sebagainya (Soekidjo.N, 2002: 70). Menurut Sugiyono (2002: 3) Variabel bebas adalah merupakan variable yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).

Sedangkan variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas (Independen). Variable Bebas 1. Pendapatan orang tua 2. Pengeluaran (Rp) untuk energi dan protein 3. Konsumsi energi dan protein 4. Pendapatan orang tua 3.6 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian explanatory research ,karena hubungan antara variablevariabelnya dijelaskan melalui pengujian hipotesa (Masri Singarimbun, 1995: 5). Dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan cross sectional yaitu mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara mengumpulakan data secara sekaligus pada suatu saat (point time). Artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja terhadap variabel subjek pada saat penelitian (Soekidjo Notoadmojo, ). 3.7 Teknik Pengambilan Data Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian. Pengambilan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut : 3.7.1 Data Primer Data primer yaitu bila pengambilan data dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran (Eko Budiarto, 2001: 5) Data primer diambil melalui beberapa cara sebagai berikut : Status Gizi Status Gizi Variable Terikat Pengeluaran (Rp) Untuk Energi Dan Protein Konsumsi Energi dan protein

3.7.1.1 Metode Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau kepentingan orang banyak (Soekidjo Notoadmojo, 2002: 112). Pengedaran angket atau kuesioner berupa daftar pertanyaan berisi formulirformulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban baik berisi tanggapan maupun informasi. Data yang dikumpulkan berdasarkan persepsi yang diperoleh dari jawaban responden. Dalam penelitian ini anget diberikan secara langsung kepada responden yang menjadi subjek peneliti. Alasan menggunakan metode angket karena metode angket mempunyai beberapa kelebihan antara lain : 1). Efisien karena tidak membutuhkan waktu yang lama bagi peneliti dalam mendapatkan jawaban pada responden. 2). Dapat dijawab dengan cepat oleh responden tanpa menggangu aktifitas responden 3). Responden dapat menjawab dengan tenang tanpa adanya intervensi 4). Semua responden menerima pertanyaan dan pernyataan yang sama. Penilaian angket dengan menggunakan skala Likert dipakai untuk tingkat kesepakatan seseorang terhadap sejumlah pertanyaan berkaitan dengan suatu konsep tertentu dengan membuat rentangan jawaban skor 1 sampai 4 untuk tiap

pertanyaan dengan kategori tertentu, atau pertanyaan-pertanyaan yang dipakai dibedakan dalam pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Berdasarkan aturan Skala Likert yang dikemukaan diatas, kategori jawaban disusun sebagai berikut : Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang/Kadang-kadang Tidak pernah Positif(+) 4 3 2 1 Negatif(-) 1 2 3 4

Cara pemberian dan pengumpulan kuesioner yaitu : 1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah TK. Hj. Isriati dan TK. Satria Tama dengan membawa surat keterangan penelitian dari Universitas. 2) Sebelum kuesioner diberikan kepada sample, kuesioner diuji cobakan terlebih dahulu pada responden. 3) Setelah kuesioner valid dan reliable baru diadakan penelitian 4) Memberikan kuesioner kepada sample yang ditujukan untuk orang tua murid 5) Pengisian sample diberi waktu 7 hari 6) Setalah 7 hari kuesioner dikumpulkan. Angket atau kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari : 1) Kuesioner A : Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai beberapa hal sebagai berikut :

Identitas responden : - Anak : jenis kelamin, nama anak, berat badan dan tinggi badan anak.

- Orang tua : nama ayah dan ibu,alamat, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir. Data-data yang terkait dengan pendapatan orang tua meliputi pengeluaran untuk pangan dan non pangan, pendapatan keluarga, serta daya beli. Dan status gizi meliputi pola pemberian pangan, pengetahuan orang tua, praktek kesehatan dan pola pencarian kesehatan Kuesioner ini bersifat tertutup dalam pilihan ganda dengan alternatif jawaban yang disediakan untuk pertanyaan memiliki kategori sebagai berikut : kurang, cukup, lebih, sangat lebih atau tidak ada, kadang-kadang, ada, selalu ada. 2) Kuesioner B Kuesioner B berupa recall 2 x 24 jam, untuk mengetahui konsumsi makanan murid TK selama sehari. Recall dilakukan dua kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-urut). Dalam penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Data merupakan penggambaran variable yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Pengambilan data pada penelitian ini digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

Dalam rangka untuk mempermudah penyusunan kuesioner sebagai instrumen maka perlu dibuat kerangka pengembangan instrumen penelitian. Kerangka pengembangan tersebut dapat dilihat dalam bentuk matrik sebagai berikut : Matrik Variabel Penelitian Variabel Penelitian Pendapatan Orang Tua Indikator 1) Pengeluaran Pangan 2) Pengeluaran non pangan 3) Daya beli rumah tangga 4) Pendapatan keluarga No.Item Instrumen 1,2,3,4 5,6 Jumlah = 13 7,8 Keterangan

9,10,11,12,13 Status Gizi 14,15,16 1) Pola pemberian makan 2) Praktek kes. dan 17,1819,2021,22,23 pola pencarian kesehatan 3) Pengetahuan orang tua 24,25.26

Jumlah = 13

3.7.1.2 Pengukuran Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengukuran berat badan (BB) responden. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak (Bathroom scale) Adapun macam dan prosedur pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) 2)

Timbangan diletakkan di tempat yang datar (rata) sehingga tidak goyang. Anak memakai pakaian seminimal mungkin, sepatu maupun isi kantong harus dilepas.

3)

Pada saat ditimbang anak berdiri tepat ditengah timbangan dan menghadap ke depan.

3.7.1.3 Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 93). Pengamatan dalam penelitian ini yaitu melihat kondisi dan keadaan lokasi TK tersebut. 3.7.2 Data Sekunder Data sekunder yaitu bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2001: 5). Adapun data sekunder yang dimaksud adalah daftar nama siswa murid kelas A dan kelas B TK Hj. Isriati dan TK. Satria Tama tahun ajaran 2004/2005 untuk mengetahui jumlah anggota dalam populasi. 3.8 Prosedur Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap : 3.8.1 Tahap Persiapan Pengumpulan data dimulai dengan mempersiapkan atau menyusun angket atau kuesioner, kemudian dilakukan uji coba kuesioner tersebut. Setelah diuji coba, butir-butir pertanyaan yang tidak valid dibuang. Tahap selanjutnya

kuesioner diperbanyak untuk dibagikan kepada responden. Sedangkan untuk mengukur berat badan, sebelum alat digunakan alat ditera terlebih dahulu di Dinas Metrologi. Pengumpulan data dimulai setelah melakukan perijinan di Dinas Kesbanglinmas, dan Dinas Pendidikan Nasional. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan 1 minggu. Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.8.2.1 Kuesioner A, Kuesioner B (lembar recall 2 X 24 jam) 3.8.2.1.1 Petunjuk Pengisian TK Hj. Isriati 1) Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah TK Hj. Isriati, peneliti melakukan konfirmasi kepada guru kelas A dan kelas B 2) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner. 3) Untuk TK Hj. Isriati pengisian kuesioner diberikan kepada anak untuk diberikan kepada orang tua. 4) Orang tua dalam hal ini ibu diharapkan mengisi sesuai petunjuk yang ada. 5) Untuk lembar recall pada TK. Hj. Isriati diberi petunjuk pengisian daftar recall. 3.8.2.1.2 Petunjuk Pengisian TK. Satria Tama 1) Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah TK Satria Tama, peneliti melakukan konfirmasi kepada guru kelas A dan kelas B.

2) Peneliti membuat surat undangan kepada orang tua murid untuk menghadiri proses pengisian kuesioner. 3) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner. 4) Responden dibagikan kuesioner dan diminta mengisi sesuai petunjuk. 5) Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh beberapa rekan (satu kelas dibantu oleh 3-4 orang). Hal ini dilakukan untuk membantu responden apabila masih terdapat ketidakfahaman dalam mengisi kuesioner, serta membantu responden mengingat (untuk recall) 3.8.2.2 Pengukuran Berat Badan (BB) 1) Pengukuran dilakukan di ruang guru secara bergantian. 2) Peneliti mencatat nama murid dan hasil pengukuran. 3.9 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis. Sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Alat ukur berat badan (timbangan)yaitu : timbangan digital atau timbangan berdiri digunakan untuk anak yang sudah dapat berdiri, dengan tingkat ketelitian 0,1 kg digunakan untuk mengukur berat badan (BB).

2. Alat ukur tinggi badan (microtois) dengan ketelitian 0,5 cm digunakan untuk mengukur tingi badan (TB) responden. 3. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda-tanda tertentu.(Soekdjo Notoatmodjo, 2002: 116). 4. Metode Food Recall 24 Jam Metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulangulang dan harinya tidak berturutturut. Beberapa peneliti menunjukan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturutturut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (I Dewa Nyoman. S, 2002 : 94). 3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Pengolahan Data Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian saling berhubungan. Dalam pengumpulan data digunakan alat pengumpul data atau instrumen penelitian. Instrumen ini disusun sedemikian rupa sehingga

menghasilkan data yang mudah diolah. Langkah-langkah pengolahan data antara lain : 1) Editing Suatu kegiatan untuk memeriksa kembali segala kelengkapan dan kebenaran data yang telah terkumpul. 2) Coding suatu kegiatan memberi tanda atau kode tertentu terhadap data yang telah diedit dengan tujuan mempermudah pembuatan table. 3) Tabulating Suatu kegiatan untuk menyusun data kedalam table sehingga memudahkan untuk menganalisanya. Dalam penyusunan data perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a) Memasukkan data yang penting dan benar- benar diperlukan. b) Hanya memilih data yang tidak bias. 3.10.2 Analisa Data Data yang diperoleh dianalisa dengan cara menggunakan analisa deskriptif dan melalui proses komputerisasi. 3.10.2.1 Analisis Univariat Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif dilakukan dengan membuat tabel dan distribusi frekuensi data seperti umur responden, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, praktek kesehatan, pengetahuan orang tua, tingkat daya beli, dan pengeluaran non pangan.

3.10.2.2 Analisis Bivariat Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariate yang dilakukan dalam dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 188). Analisa ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar dapat menentukan tingkat perbedaan antara variabel tersebut. 3.10.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 3.10.3.1 Uji Validitas Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesasihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sasih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Rumus yang digunakan adalah produckt moment Rumus I : dengan nilai simpangan.

R=

y ( x )( y
2

Keterangan : R : Koefisien korelasi product moment

x = X-X

y = y y
X : skor rata rata dari X

Y N

: skor rata- rata dari Y : jumlah sample

Rumus II : dengan angga kasar

R=

{NX

N (XY ) (XY )
2

( X 2 ) 2 N X 2 ( Y ) 2

}}

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 144 - 146) Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian dari 28 butir kuesioner yang diuji cobakan terdapat 26 butir yang valid. 26 butir yang ada 13 butir yang diuji kevalidannya, karena 13 butir sisanya merupakan pertanyaan yang bersifat deskriptif. 13 butir yang valid memiliki rxy > r tabel = 0,456 pada = 5% dengan N = 20, selanjutnya butir yang valid tersebut diurutkan kembali dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.10.3.2 Uji Reliabilitas

Adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam teknik mencari reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu : Rumus :
2 k b r11 = 1 t2 k 1

(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)

Keterangan :
r11 = reabilitas

k = banyaknya butir pertanyaan

b = jumlah varians butir


2

t 2 = varians total
Sedangkan untuk mencari varians butir dengan rumus :
2 ( ) 2

b2 =

Keterangan :

b 2 = variasi butir
= jumlah skor butir

= jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 2002: 17). Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh harga r19 = 0,918 > r table = 0,456

pada = 5% dengan N = 20, dengan demikian kuesioner tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data.
3.10.3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji U Mann Wihtney Test, uji ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sample independen bila data berbentuk ordinal (Sugiyono, 2002: 148). Rumus U Mann Wihtney Test :

U1 = n1n 2 + Keterangan: n1 n2 U1 R1

n1 (n1 + 1) R1 2

: Jumlah sampel 1 : Jumlah sampel 2 : Jumlah peringkat 1 : Jumlah rangking pada sampel n

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Data


4.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian

Karakteristik Responden
Adapun responden yang digunakan pada penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

4.1.1.1 Umur Responden


Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah murid TK Hj. Isriati dan murid TK Satria Tama Kota Semarang. Dari 98 responen yang diteliti sebanyak 3% berusia 4,5 tahun, 29 responden (29,6%) berusia 5 tahun, 1% berusia 5,4 tahun, 15 responden (15,3 %) berusia 5,5 tahun, 1% berusia 5,8 tahun, 1% berusia 5,9 tahun, 48 responden (49%) berusia 6 tahun.

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur

No. 1
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Umur Responden 2
4,5 tahun 5 tahun 5,4 tahun 5,5 tahun 5,8 tahun 5,9 tahun

Jumlah 3
3 29 1 15 1 1

Prosentase (%) 4
3,1 29,6 1 15,3 1 1

7.

6 tahun

48

49

Total Mean=5,47 SD=0,57

98

100%

4.1.1.2 Jenis Kelamin


Berdasarkan hasil penelitian di TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama diberi informasi mengenai jenis kelamin pada anak laki-laki ada 53 responden (54,1%) sedangkan pada anak perempuan ada 45 responden (45,9%).

Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin

No. 1
1. 2.

Jenis Kelamin 2
Laki-laki Perempuan

Jumlah 3
53 45

Prosentase (%) 4
54,1 45,9

Total Mean=0,54 SD=0,50

98

100%

4.1.1.3 Pendidikan Ayah


Berdasarkan tingkat pendidikan ayah responden diperoleh informasi bahwa untuk pendidikan ayah dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 3,4%. Akademi dan Perguruan Tinggi ada 56 responden (96,6%).

Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK. Hj. Isriati

No. 1
1. 2.

Pendidikan Ayah 2
SMA Akademi/ PT

Jumlah 3
2 56

Prosentase (%) 4
3,4 96,6

Total Mean=3,96 SD=0,18

58

100%

Pendidikan Ayah murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ada 5%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 16 responden (40 %) Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 22 responden (55%).

Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pendidikan Ayah 2
SD SMP SMA

Jumlah 3
2 16 22

Prosentase(%) 4
5 40 55

Total Mean=2,5 SD=0,59

40

100%

4.1.1.4 Pekerjaan Ayah


Berdasarkan jenis pekerjaan ayah responden diperoleh informasi bahwa untuk pekerjaan ayah pada murid TK Hj. Isriati swasta (36,2%) ada 21 responden, Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 20 responden (34,5%), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ada 17 responden (29,3%).

Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Hj. Isriati

No. 1
1. 2. 3.

Pendidikan Ayah 2
SWASTA PNS BUMN

Jumlah 3
21 20 17

Prosentase(%) 4
36,2 34,5 29,3

Total Mean=2,93 SD=0,81

58

100%

Pekerjaan ayah murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan buruh (40%) ada 16 responden, swasta (52,5%) ada 21 responden, PNS ada 7,5 %.

Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pendidikan Ayah 2
BURUH SWASTA PNS

Jumlah 3
16 21 3

Prosentase(%) 4
40 52,5 7,5

Total Mean=1,67

40

100%

SD=0,61 4.1.1.5 Pendidikan Ibu


Berdasarkan tingkat pendidikan ibu responden diperoleh informasi bahwa untuk pendidikan ibu dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 10,3 %, Akademi dan Perguruan Tinggi ada 52 responden (89,7%).

Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK. Hj. Isriati

No. 1
1. 2.

Pendidikan Ibu 2
SMA Akademi/ PT

Jumlah 3
6 52

Prosentase (%) 4
10,3 89,7

Total Mean=3,89 SD=0,30

58

100%

Pendidikan ibu murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ada 12,5%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 13 responden (32,5 %) Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 22 responden (55%).

Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pendidikan Ibu 2
SD SMP SMA

Jumlah 3
5 13 22

Prosentase(%) 4
12,5 32,5 55

Total Mean=2,42 SD=0,71

40

100%

4.1.1.6 Pekerjaan Ibu


Berdasarkan jenis pekerjaan ibu responden diperoleh informasi bahwa untuk pekerjaan ibu pada murid TK Hj. Isriati swasta (27,6%) ada 16 responden, Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 22 responden (37,9%), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ada 13 responden (22,4%). Dan sebagai ibu rumah tangga ada 12,1%.

Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan ibu Murid TK Hj. Isriati

No. 1
1. 2. 3. 4.

Pekerjaan Ibu 2
Ibu Rumah Tangga Swasta PNS BUMN

Jumlah 3
7 16 22 13

Prosentase(%) 4
12,1 27,6 37,9 22,4

Total Mean=2,70 SD=0,95

58

100%

Pekerjaan ibu murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan ibu rumah tangga (52,5%) ada 21 responden, swasta (42,5%) ada 17 responden, PNS ada 5%.

Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Murid TK Satia Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pekerjaan Ibu 2
Ibu Rumah Tangga Swasta PNS

Jumlah 3
21 17 2

Prosentase(%) 4
52,5 42,5 5

Total Mean=1,52 SD=0,59

40

100%

4.1.1.7 Pola Pemberian Makan


Pola pemberian makan anak pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan sedang ada 10,3%, dan kategori baik ada 27 responden (46,6%) sedangkan kategori sangat baik ada 25 responden (43,1%). Pola pemberian makan anak pada TK Satria Tama yang dikategorikan cukup ada 30%, kategori baik ada 19 responden (47,5%) dan kategori sangat baik 22,5%.

Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Isriati

No. 1
1. 2. 3.

Pola Pemberian Makan 2


Sedang Baik Sangat baik

Jumlah 3
6 27 25

Prosentase(%) 4
10,3 46,6 43,1

Total Mean=3,32 SD=0,65

58

100%

Tabel 14.
Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Satia Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pola Pemberian Makan 2


Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah 3
12 19 9

Prosentase(%) 4
30 47,5 22,5

Total Mean=2,92 SD=0,72 4.1.1.8 Pengetahuan Orang Tua.

40

100%

Pengetahuan orang tua mengenai gizi yang baik sangat mempengaruhi kebutuhan gizi anak terhadap konsumsi makanan. Pengetahuan orang tua pada murid TK Hj. Isriati yang dikategorikan baik 18 responden (31%) dan kategori sangat baik 40 responden (69%).

Tabel 15.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Hj. Isriati

No. 1
1. 2.

Pengetahuan Orang Tua 2


Baik Sangat baik

Jumlah 3
18 40

Prosentase(%) 4
31 69

Total Mean=3,68 SD=0,46

58

100%

Pengetahuan orang tua pada murid TK Satria Tama yang dikategorikan cukup terdapat 19 responden (47,5%) kategori baik 19 responden (47,5%) dan kategori sangat baik ada 5%.

Tabel 16.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Pengetahuan Orang Tua 2


Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah 3
19 19 2

Prosentase(%) 4
47,5 47,5 5

Total Mean=2,57 SD=0,59

40

100%

4.1.1.9 Praktek Kesehatan


Berdasarkan hasil praktek kesehatan responden diperoleh informasi bahwa untuk TK Hj. Isriati yang dikategorikan cukup ada 5,2%, dan kategori baik sebanyak 24 responden (41,4%) sedangkan kategori sangat baik ada 31 responden (53,3%).

Tabel 17.
Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Hj.Isriati

No. 1
1. 2. 3.

Praktek Kesehatan 2
Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah 3
3 24 31

Prosentase(%) 4
5,2 41,4 53,3

Total Mean=3,48 SD=0,59

58

100%

Hasil praktek kesehatan responden pada TK Satria Tama yang dikategorikan cukup ada 27,5%, kategori baik ada 19 responden (47,5%) dan sangat baik ada 10 responden (25%).

Tabel 18.
Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Praktek Kesehatan 2
Cukup Baik Sangat Baik

Jumlah 3
11 19 10

Prosentase(%) 4
27,5 47,5 25

Total Mean=2,97 SD=0,73

40

100%

4.1.1.10 Daya Beli


Berdasarkan hasil penelitian pada TK Hj. Isriati yang mempunyai kemampuan daya beli yang dikategorikan cukup ada 12 responden (20,7%), dan kategori lebih ada 30 responden (51,7%) sedangkan kategori sangat lebih ada 16 responden (27,6%).

Tabel 19.
Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Hj. Isriati

No. 1
1. 2. 3.

Daya Beli 2
Cukup Lebih Sangat Lebih

Jumlah 3
12 30 16

Prosentase(%) 4
20,7 51,7 27,6

Total Mean=3,06 SD=0,69

58

100%

Tabel 20.
Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Satria Tama

No. 1
1. 2. 3.

Daya Beli 2
Kurang Cukup Lebih

Jumlah 3
11 23 6

Prosentase(%) 4
27.5 57,5 15

Total Mean=1,87 SD=0,64

40

100%

4.1.1.11 Pengeluaran Non Pangan


Pengeluaran non pangan pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan tinggi ada 30 responden (51,7%) dan kategori sangat tinggi ada 28 responden (48,3%). Sedangkan pada TK Satria Tama yang dikategorikan

Tabel 21.
Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Hj. Isriati

No. 1
1. 2.

Pengeluaran Non Pangan 2


Tinggi Sangat Tinggi

Jumlah 3
30 28

Prosentase(%) 4
51,7 48,3

Total Mean=3,48 SD=0,50

58

100%

Tabel 22.
Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Satria Tama

No. 1
1. 2.

Pengeluaran Non Pangan 2


Rendah Sedang

Jumlah 3
13 27

Prosentase(%) 4
32,5 67,5

Total Mean=1,67 SD=0,47

40

100%

4.1.2

Hasil Analisis Data

Perbedaan Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama


Perbedaan pendapatan orang tua TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua TK Satria Tama setelah diuji dengan menggunakan U Mann Whitney menghasilkan signifikansi 0.00, atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau sebenarnya terdapat perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama.

Tabel 23.
Perbedaan Pendapatan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

TK Rendah <663.000 (%)

Pendapatan Orang Tua Sedang 663.000850.00 (%) Tinggi 850.0001.271.000 (%) Sangat Tinggi >1.271.000 (%) Total

1
Hj. Isriati Satria Tama 23

2
6 57.5 17

3
10.3 42.5 22

4
37.9 30

5
51.7

6 58 100% 40 100%

Jumlah

23

57.5

23

52.8

22

37.9

30

51.7

Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pendapatan terendah adalah 663.000-850.000 yaitu ada 6 responden atau 10.3%, kemudian pendapatan 850.000-1.271.000 ada 22 responden yaitu 37.9%, sedangkan pendapatan tertinggi adalah >1.271.000 ada 30 responden yaitu 51.7%, untuk TK Satria Tama pendapatan terendah < 663.000 ada 23 responden yaitu 57.5%, dan pendapatan tertinggi 850.000-1.271.000 ada 17 responden yaitu 42.5%. Pendapatan antara 663.000-850.000 TKHj. Isriati dan TK Satria Tama ada 23 responden atau 52.8%.

60.0% 50.0% 40.0% presentase 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Hj. Isriati Satria Tama

Grafik 1 Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Perbedaan Pengeluaran Pangan antara TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama


Perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama menghasilkan signifikansi 0.00, atau probanilitas dibawah 0.05

(0.00<0.05) Ho ditolak dan Ha diterima, atau terdapat perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pengeluaran pangan untuk murid TK Satria Tama.

Tabel 24.
Perbedaan Pengeluaran Pangan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK Rendah < 10.000 (%) 1 Hj. Isriati Satria Tama Jumlah 12 12 30 30 24 24 70 70 30 51.7 28 48.3 2 Sdng 10.000-20.000 (%) 3 30 Pengeluaran Pangan Tinggi 20.000-30.000 (%) 4 51.7 28 Sngt Tinggi >30.000 (%) 5 48.3 58 40 6 100% 100% Total

Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pengeluaran untuk pangan ada 30 responden yang masuk dalam kategori tinggi yaitu antara 20.000-30.000 atau sebesar 51.7%. Sedangkan pengeluaran > 30.000 ada 28 responden atau 48.3%. Pada TK Satria Tama pengeluaran untuk pangan ada 12 responden yang masuk kategori pengeluaran rendah atau pengeluaran < 10.000 sebesar 30%, dan 24 responden atau 70% yang masuk kategori pengeluaran sedang yaitu antara 10.000-20.000.

70.0% 60.0% 50.0% 40.0% presentase 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Rendah Hj. Isriati Satria Tama Sedang Tinggi sangat Tinggi

tingkat pengeluaran pangan

Grafik 2. Pengeluaran Pangan TK Hj. Israiti dan TK Satria Tama

Perbedaan Konsumsi Energi dan Protein Murid TK Hj. Isriati dengan Murid TK Satria Tama
Perbedaan konsumsi energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama, dimana menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan konsumsi energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Konsumsi energi murid TK Hj. Isriati tidak sama dengan konsumsi energi TK Satria Tama.

Tabel 25.
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK 1 Hj. Isriati Satria Tama 15 37.5 Brk (%) 2 Krng (%) 3 42 22 Sdng (%) 4 72.4 55 16 3 Baik (%) 5 27.6 7.5 58 40 Total 6 100% 100%

Jumlah

15

37.5

64

127.4

19

35.1

Tabel diatas dapat dilihat perbedaan tingkat konsumsi energi pada TK Hj. Isriati ada 42 responden atau 72.4% masuk kategori sedang, dan TK Satria Tama ada 22 responden atau 55% yang masuk kategori sedang. Dan pada TK Hj. Isriati ada 16 responden masuk dalam kategori baik yaitu 27.6%, sedangkan pada TK Satria Tama hanya 7.5%. Pada TK Satria Tama ada 15 responden yang masuk kategori kurang atau 37.5%

80.0% 70.0% 60.0% 50.0% presentase 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Hj. Isriati Satria Tama Buruk kurang sedang Baik tingkat konsumsi energi

Grafik 3. Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Tabel 26.
Prosentase Sumbangan Energi dari Makanan Terhadap Konsumsi Energi Anak. Umur BB aktual (a) kg BB Ideal (b) kg AKG Stan. Tabel (c) kkal AKG Aktual (d) (a/bxc) kkal Rata-rata kon. E dalam total makanan (e) kkal 6 2387,02 Tingk. Kons. E (%) (d/eX 100%)

1
4-6 th

2
25

3
18

4
1750

5
2430,5

7
98%

Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun dengan berat badan 25 kg rata-rata energi yang diperoleh dari total makanan selama 2 hari 2387,02 kalori dengan tingkat konsumsi energi 98% dan masuk dalam kategori sedang. Perolehan konsumsi protein dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang menunjukan prosentase sumbangan protein dari makanan yang dikonsumsi dalam 2 hari. Perbedaan konsumsi protein antara murid TK Hj. Isriati dan murid TK Satria Tama menghasilkan menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. atau ada perbedaan konsumsi protein murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama.

Tabel 27.
Perbedaan Tingkat Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK 1 Hj. Isriati Brk (%) 2 Krng (%) 3 43 Sdng (%) 4 74.1 15 Baik (%) 5 25.9 58 Total 6 100%

Satria Tama Jumlah

12 12

30 30

28 71

70 144.1 15 25.9

40

100%

Pada tabel dapat dilihat tingkat konsumsi protein pada TK Hj. Isriati ada 43 responden atau 74.1% yang masuk kategori sedang, pada TK Satria Tama yang menyatakan sedang ada 28 responden atau 70%. Sedangkan pada TK Hj. Isriati yang masuk kategori baik ada 15 responden atau 25.9%, pada TK Satria Tama ada 12 responden atau 30% yang menyatakan kurang dalam memenuhi kebutukan protein.

80.0% 70.0% 60.0% 50.0% Presentase 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Hj. Isriati Satria Tama Buruk Kurang Srdang Baik Tingkat Protein

Grafik 4. Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Tabel 28


Prosentase Sumbangan Protein dari Makanan Terhadap Konsumsi Protein Anak. Umur BB aktual (a) kg BB Ideal (b) kg AKG Stan. Tabel (c) gr AKG Aktual (d) (a/bxc) Rata-rata kon. P dalam total makanan (e) 6 Tingk. Kons. P (%) (d/eX 100%)

4-6 th

25

18

32

44,4

43,44

97%

Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun dengan berat badan 25 kg rata-rata protein yang diperoleh dari total makanan selama 2 hari 44,4 gr dengan tingkat konsumsi 97% dan masuk dalam kategori sedang.

4.1.2.4 Perbedaan Status Gizi dengan Pendapatan Orang Tua Murid TK Hj. Isriati dengan Murid TK Satria Tama.
Perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama, menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik dibanding status gizi murid TK Satria Tama.

Tabel 29.
Perbedaan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK 1 Hj. Isriati Satria Tama Jumlah 1 1 2.5 2.5 Brk (%) 2 4 10 14 Krng (%) 3 6.9 25 31.9 31 29 60 Normal (%) 4 53.4 72.5 125.9 23 39.7 23 Lebih (%) 5 39.7 58 40 Total 6 100% 100%

Pada tabel diatas dapat dilihat perbedaan status gizi antara TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama, dimana pada TK Hj. Isriati ada 4 responden atau 6.9% yang masuk kategori kurang, sedangkan pada TK Satria Tama ada 10 responden

atau 25% yang menyatakan kurang. Pada TK Hj Isriati ada 31 responden yang menyatakan normal atau 53.4% dan pada TK Satria Tama ada 29 responden atau 72.5% yang menyatakan normal. Yang paling tinggi pada TK Hj. Isriati masuk dalam kategori lebih yaitu ada 23 responden atau 39.7%, sedangkan pada TK Satria Tama ada 1 responden atau 2.5% yang masuk kategori buruk.

80.0% 70.0% 60.0% 50.0% Presentase 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Hj. Isriati Satria Tama Buruk Kurang Normal Lebih Tingkat Status Gizi

Grafik 5. Tingkat Status gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama 4.2 Pembahasan
Hasil penelitian terhadap 98 responden memperlihatkan ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama. Pendapatan orang tua Tk Hj. Isriati sebagian besar masuk dalam kategori sangat tinggi yaitu 51.7%, dan yang masuk dalam kategori sedang yaitu 10.3% dengan nilai mean 3.41 dan standart deviasi (SD) 0.67. Pada TK Satria Tama diperoleh pendapatan yang masuk kategori sedang 42.5% dan kategori rendah ada 57.5%. Dengan nilai mean 1.42 dan nilai SD 0.50. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang-orang tidak mampu lagi membeli pangan

dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo, 1994: 9). Pendapatan merupakan sebagai faktor ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. jadi semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit. dan semakin rendah pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi. hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan (Suhardjo HR.1996: 10). Perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua, dimana orang tua dari murid TK Hj. Isriati mayoritas mempunyai jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau PNS ada 34.5%, dan 29.3% sebagai karyawan BUMN dengan nilai mean 2.93 dan nilai SD yaitu 0.81. Sedangkan pada TK Satria Tama pekerjaan orang tua sebagian besar sebagai karyawan swasta ada 52.5% dan sebagai buruh ada 40%. dan pegawai negeri sipil (PNS) hanya 5.1% dengan nilia mean 1.67 dan nilai SD 0.61. Dilihat dari jenis pekerjaan yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan orang tua pada murid TK Hj. Isriati yang paling tinggi bekerja sebagai pegawai negeri sipil sedangkan pekerjaan pada orang tua murid TK Satria Tama yang paling tinggi hanya bekerja sebagai buruh. hal ini yang membedakan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Perbedaan pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama juga memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan, dimana

pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati ada 51.7% yang dinyatakan dalam kategori pengeluaran tinggi. Dan 48.3% yang dinyatakan dalam kategori pengeluaran sangat tinggi dengan nilai mean 3,48 dan nilai SD 0.50, sedangkan pada TK Satria Tama ada 30% yang dinyatakan kategori pengeluaran rendah, dan 70% yang dinyatakan kategori pengeluaran sedang. dengan nilai mean 1.70 dan nilai SD 0.46. Pengeluaran pangan juga dipengaruhi oleh pengeluaran non pangan. Pengeluaran pangan dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. seperti yang dikemukakan oleh Soegito (1985: 5) Tingkat konsumsi zat gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan. Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan yang tersedia. kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga. Sedangkan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi dan faktor sosial budaya. Besarnya daya beli yang diperoleh dari hasil penelitian untuk TK Hj. Isriati yang dinyatakan kategori cukup memenuhi ada 20.7% dan dinyatakan dalam kategori tinggi dalam memenuhi kebutuhan ada 51.7%, dengan nilai mean 3.06 dan nilai SD 0.69. Daya beli yang diperoleh dari TK Satria Tama yang dinyatakan dalam kategori cukup yaitu 57.5%, dan 27.5% dinyatakan dalam kategori kurang, dengan nilai mean 1.87 dan nilai SD 0.64. Tingkat daya beli dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang melalui kualitas serta kuantitaas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanya semua zat gizi dalam makanan sedangkan kuantitas makanan menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.

Dilihat dari beberapa sebab yang mempengaruhi pengeluaran pangan seperti tingkat daya beli pangan untuk TK Hj. Isriati dapat memenuhi tingkat kebutuhan pangan sedangkan pada TK Satria Tama dalam memenuhi kebutuhan panga masih kurang, ini merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan pengeluaran pangan. Berdasarkan hasil penelitian selain pendapatan dan pengeluaran pangan yang mempengaruhi status gizi anak. tingkat konsumsi energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi selama 2 hari dapat dilihat berapa besar kandungan energi dan protein yang dikonsumsi serta dapat dihitung angka kecukupan energi dan protein yang diperoleh. Konsumsi energi dan protein dalam penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid TK Satria Tama. Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati paling tinggi untuk konsumsi energi masuk dalam kategori sedang yaitu 72.4% dan kategori baik ada 27.6%. Dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD ada 0.45. Sedangkan konsumsi protein yang masuk kategori sedang yaitu 74.1%, kategori baik ada 29.5% dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD 0.44. Pada TK Satria Tama untuk konsumsi energi yang paling tinggi masuk dalam kategori sedang ada 55% dan kategori baik ada 7.5%. Dengan nilai mean 2.7 dan nilai SD ada 0.60 sedangkan untuk konsumsi protein yang paling tinggi masuk dalam kategori

sedang 70%. dan yang paling rendah masuk kategori kurang ada 30%, dengan nilai mean 2.7 dan nilai SD 0.46. Perbedaan konsumsi energi dan protein juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua dimana pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi status gizi anak. Pendidikan orang tua pada murid TK Hj. Isriati rata-rata berpendidikan terakhir lulusan akademi atau perguruan tinggi yaitu 89.7% dan yang mempunyai pendidikan terakhir sekolah menengah atas (SMA) ada 10.3%. Dengan nilai mean 3.89 dan nilai SD ada 0.30. Sedangkan pada TK Satria Tama pendidikan terakhir orang tua rata-rata lulusan SMA yaitu 55%. dan pendidikan yang paling rendah lulusan SD ada 12.5%, dengan nilai mean 2.42 dan nilai SD ada 0.71. Pendidikan orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Ibu yang berpendidikan tinggi tidak biasa berpantang atau tabu sedangkan ibu yang berpendidikan rentah lebih kuat mempertahankan tradisitradisi tertentu. Pendidikan ibu juga mempengaruhi perhatiannya kepada anak dalam tingkat konsumsi makanan. Konsumsi energi dan protein yang dibutuhkan tiap-tiap anak berbeda semua ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang tua, pola pemberian makan, serta praktek kesehatan. Pengetahuan orang tua yang baik sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan anak serta status gizi anaknya. Seperti yang dikemukakan Soegeng Santoso (2004: 41) bahwa kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting. Dalam hal ini pengetahuan orang tua dari murid TK Hj. Isriati

kategori sangat baik ada 53.4%, dengan nilai mean 3.68 dan nilai SD ada 0.46. Sedangkan pada TK Satria Tama tingkat pengetahuan orang tua yang masuk dalam kategori baik dan cukup ada 47.5%, yang pengetahuan sangat baik hanya ada 5% dengan nilai mean 2.57 dan nilai SD 0.59. Selain pengetahuan orang tua yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein yaitu pola konsumsi makanan juga cukup besar pengaruhnya terhadap pola konsumsi energi dan protein anak. Pola konsumsi makanan pada TK Hj. Isriati banyak menyatakan baik ada 46.6%. dan yang dinyatakan sangat baik ada 43.1%. Dengan nilai mean 3.32 dan nilai SD 0.65. Pada TK Satria Tama yang dinyatakan baik 47.5%. dan yang dinyatakan cukup ada 30%. Dengan nilai mean 2.92 dan nilai SD 0.72. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Praktek kesehatan juga mempengaruhi konsumsi energi dan protein selain pengetahuan orang tua dan pola konsumsi makanan. praktek kesehatan pada TK Hj. Isriati 53.4% sangat baik. Dengan nilai mean 3.48 dan nilai SD 0.59, sedangkan pada TK Satria Tama 47.5% dengan nilai mean 2.97 dan nilai SD 0.73. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein seperti tingkat pendidikan orang tua. pengetahuan orang tua, pola pemberian makan, serta praktek kesehatan pada TK Hj. Isriati lebih baik dibanding dengan TK Satria Tama, hal ini yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas makanan dalam konsumsi energi dan protein anak.

Tingkat konsumsi energi dan protein yang baik dapat mempengaruhi status gizi anak. Selain konsumsi energi dan protein yang mempengaruhi status gizi anak adalah pendapatan orang tua, dan pengeluaran pangan. Pada penelitian ini ada perbedaan yang signifikan antara status gizi TK Hj. Isriati dengan status gizi TK Satria Tama. Pada TK Hj. Isriati ada 53.4% yang masuk dalam kategori normal dan 6.9% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai mean 3.32 dan nilai SD 0.60. Sedangkan status gizi pada TK Satria Tama 72.5% masuk dalam kategori normal dan 2.5% masuk kategori buruk dengan nilai mean 2.70 dan nilai SD 0.51. Rata-rata status gizi antara murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama 61.2% dinyatakan dalam kategori normal.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Adapun keterbatasan dalam penelitian ini. antara lain sebagai berikut : 1) Penilaian status gizi yang digunakan hanya antropometri, peneliti tidak menilai dengan menggunakan status gizi yang lain seperti biokomia, klinis, maupun biofisik. Sedangkan metode food recall hanya digunakan untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. 2) Faktor penganggu seperti faktor genetik, latar belakang sosial budaya, dan riwayat penyakit tidak dapat secara khusus diteliti satu-persatu. 3) Penelitian ini menggunakan recall 24 jam yang menuntut responden untuk mengingat kembali semua makanan yang telah dikonsumsi selama 1 hari (untuk menghitung besarnya sumbangan konsumsi energi dan protein dari makanan yang dikonsumsi anak). sehingga kerjasama dengan keseriusan responden sangat menentukan hasil yang diperoleh.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan


Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa sebagai berikut : 1) Pendapatan orang tua pada murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Dalam pengertian ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. 2) Pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pengeluaran pangan murid TK Satria Tama. Jadi ada perbedaan yang signifikan antara pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan pengeluaran pangan murid TK Satria Tama. 3) Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding konsumsi energi dan protein pada murid TK Satria Tama. Sehingga ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid TK Satria Tama. 4) Ada perbedaan yang signifikan antara status gizi murid TK Hj. Isriati dengan status gizi murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik dibanding status gizi TK Satria Tama

5.2 Saran
1) Penulis menghimbau kepada para guru Taman Kanak-kanak untuk memberikan pengertian kepada orang tua murid agar dalam menyediakan pangan tidak harus pesan katering atau membeli masakan jadi. tetapi dapat memasak sendiri yang disesuaikan dengan nilai ekonomi dan nilai gizinya. 2) Memberikan pengertian kepada orang tua murid agar tidak hanya memberikan sumber karbohidrat kepada anaknya, tetapi juga harus diperhatikan kebutuhan gizi lain seperti kebutuhan protein, vitamin. Mineral, dan zat-zat gizi lain yang juga sangat bermanfaat bagi anak usia prasekolah. 3) Memberikan pengertian kepada orang tua murid untuk mengalokasikan pendapatannya sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. 4) Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan menambah atau mengendalikan variabel-variabel yang lain seperti riwayat penyakit, faktor genetik, dan latar belakang sosial budaya agar penelitian ini menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSAKA
Achmad Djaini Sediaoetama. 1993. Ilmu Gizi. Jakarta. Penerbit Dian Rakyat. Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. . Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Apriadji. Wied Harry. 1991. Gizi Keluarga. Jakarta. Penerbit Penebar Swadaya. Benny Soegianto. Jawawi. Baku Antropometri WHO NCHS (Z-Score). Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Akademi Gizi Surabaya. Djiteng Roedjito. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Bogor. Penerbit Fakultas Peternakan IPB. Eko Budiarto. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Faizal Kasryno. 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia.. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Gani. N. 1992. Masalah Gizi Anak Sekolah dan Pemikiran Penanganannya. Jakarta. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes RI. I Dewa Nyoman Supariasa. Bachtyar Bakri. Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1995. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta. Penerbit LP3ES. Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta. Penerbi Rajawali. Nils Aria Zulfianto. 1990. Perbandingan Konsumsi Zat Gizi dan Status Gizi Anak Balita pada rumah tangga petani dengan petani padi di Kabupaten Bondowoso. Jawa Timur. Dalam : Gizi Indonesia. Reksodikusumo. S. 1989. Penilaian Status Gizi secara Antropometri. Semarang. Akademi gizi. Sajogyo. 1994. Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan di Kota. Insitut Pertanian Bogor. Penerbit Gajah Mada Universiti Press Satoto. 1990. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pengamatan Anak Umur 018 Bulan di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Semarang. Fakultas Kedokteran Undip. Singgih Santoso. 2003. MenguasaiStatistik di Era Informasi Dengan SPSS Versi 12. Jakarta. PT Elex Media Koputindo. Sjahmen Moedji. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta. Penerbit Papas Sinar Sinanti.

Soegeng Santoso dan Annie Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi. Jakarta. PT Rineka Cipta. Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Soenarto Y dan Asdie SH. 1996. Pola Pengasuh Anak Menuju Generasi Penerus Yang Sehat, Cerdas, dan Berprestasi. Yogyakarta. Fakultas Kedokteran UGM. Soetiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Penerbit EGC Stepen R. Covey. 2000. Kepemimpinan Berkekuatan Prinsip. Jakarta. Penerbit Progess. Suhardjo HR. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Penerbit Bumi Aksara. Suhardjo HR.1996. Peranan pertanian dalam Upaya Mengatasi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV AlFABETA Yayuk Farida Baliwati, Ali Khomsan, dan C. Meti Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta. Penebar Swadaya.

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S Mean 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. BTR4 BTR5 BTR6 BRT7 BTR8 BTR9 BTR10 BTR11 BTR12 BTR13 BTR17 BTR18 BTR21 3.2000 3.3500 3.3500 3.4500 3.2000 3.5500 3.4500 3.4500 3.4000 3.1500 3.1000 3.5000 3.1500 S C A L E (A L P H A) Cases 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0

Std Dev .8335 .8127 .8751 .6863 .9515 .6863 .7592 .7592 .6806 .7452 .9119 .6882 .9333

Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted BTR4 BTR5 BTR6 BRT7 BTR8 BTR9 BTR10 BTR11 BTR12 BTR13 BTR17 BTR18 BTR21 40.1000 39.9500 39.9500 39.8500 40.1000 39.7500 39.8500 39.8500 39.9000 40.1500 40.2000 39.8000 40.1500 Scale Variance if Item Deleted 47.8842 46.0500 45.7342 47.3974 45.2526 47.1447 46.9763 46.7658 47.8842 48.1342 45.4316 48.1684 45.3974 Corrected ItemTotal Correlation .5165 .7095 .6790 .7056 .6546 .7343 .6711 .6929 .6571 .5655 .6730 .6170 .6574

Alpha if Item Deleted .9173 .9096 .9108 .9104 .9123 .9094 .9112 .9104 .9120 .9150 .9112 .9133 .9120

Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = .9181 20.0 N of Items = 13

HASIL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

No.

Kode Res. UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20

No. Item 4 4 3 1 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 5 4 1 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 6 4 1 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 7 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 8 3 1 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 3 9 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 10 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 11 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 12 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 13 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 14 4 1 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 15 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 16 4 1 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

51 28 31 39 47 46 49 31 49 46 47 47 29 48 46 46 43 47 49 47

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT


Taraf Signifikan 5% 1% 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0,595 0,496 Taraf Signifikan 5% 1% 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 3,398 0,393 0,389 0,384 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361 Taraf Signifikan 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 1,244 0,317 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0.09 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091 0,086 0,081

N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

N 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

N 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Kuesioner Status Gizi Anak Prasekolah di kota dan di Pinggir Kota Ditinjau Dari Pendapatan Orang Tua

I. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya 2. jawablah secara runtut, singkat, dan jelas 3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d 4. Berilah tabda ceklis / centang () pada kotak-kotak jawaban pertanyaan 5. Selamat mengisi dan terima kasih

1). Identitas Anak 1. Nama 2. Jenis kelamin 3. Umur 4. BB 5. TB 2). Identitas Ayah 1. Nama 2. Alamat
3. Umur 4. Pekerjaan

: : L/P : :.Kg :..cm

: :
: :

5. Pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh a. SD Kelas 1 b. SMP kelas 2 1 3 2 3 4 5 6 Lulus

Lulus

c. SMA Kelas 1

Lulus

d. Akademi / Perguruan Tinggi 3). Identitas Ibu 1. Nama 2. Alamat 3. Umur 4. Pekerjaan : : : :

5. Pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh a. SD Kelas 1 b. SMP Kelas 1 c. SMA Kelas 1 2 2 2 3 3 3 4 5 Lulus Lulus 6 Lulus

d. Akademi / Perguruan Tinggi


A. PENDAPATAN 1) Berapa jumlah anak anda ? a. > 5 b. 5 c. 3-4 d. 1-2 2) Berapa jumlah anggota keluarga lain / famili dalam satu rumah ? a. > 3 orang b. 3 orang c. 1-2 orang d. Tidak ada 3) Berapa jumlah anggota keluarga yang makan bersama dengan menu yang sama dalam sehari-hari ? a. > 3 orang

b. 3 orang c. 1-2 orang d. Tidak ada 4).Berapa jumlah total uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga dalam satu hari ?

a. > 50.000 b. 25.000-50.000 c. 10.000-20.000 d. < 10.000 5). Berapa rata-rata jumlah uang yang anda keluarkan untuk membeli barang selain pangan dalam satu hari ? a. > 200.000 b. 100.000-200.000 c. 50.000-100.000 d. < 50.000 6). Apakah ada anggaran atau biaya khusus untuk kebutuhan non pangan keluarga anda dalam satu bulan ? a. Tidak ada b. Kadang-kadang c. Ada d. Selalu ada 7). Apakah pendapatan Ibu, bapak, dan keluarga lain yang bekerja dalam satu rumah sudah mencukupi kebutuhan baik pangan maupun non pangan ? a. Kurang b. Cukup c. Lebih d. Sangat lebih 8). Apakah dalam memenuhi kebutuhan baik pangan maupun non pangan anda mempunyai daftar jenis-jenis barang yang akan anda beli ? a. Tidak ada b. Kadang-kadang c. Ada d. Selalu ada 9). Bagaimana pendapatan suami anda dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan pangan? a. Kurang b. Cukup

c. Lebih d. Sangat Lebih 10). Berapa ratarata pendapatan suami anda dari kerja pokok dan kerja sampingan perbulan ? a. < 663.000 b. 650.000-850.000 c. 663.000-1.271.000 d. > 1.271.000 11). Bagaimana pendapatan ibu dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan pangan? a. Kurang b. Cukup c. Lebih d. Sangat Lebih 12). Berapa ratarata pendapatan ibu dari kerja pokok dan kerja sampingan perbulan? a. < 663.000 b. 650-850.000 c. 663.000-1.271.000 d. > 1.271.000 13). Berapa rata-rata pendapatan Ibu, Bapak, dan anggota keluarga yang lain yang bekerja seluruhnya dalam satu rumah(baik kerja pokok maupun sampingan)dalam setiap bulan? a. < 663.000 b. 650-850.000 c. 663.000-1.271.000 d. > 1.271.000

B. STATUS GIZI ANAK 14). Berapa kali anak anda makan dalam sehari ? a. 1 kali sehari b. 2 kali sehari c. 3 kali sehari d. > 3 kali 15). Makanan apa saja yang biasa ibu berikan pada anak setiap hari? a. Nasi, sayur, lauk b. Nasi, sayur, susu c. Nasi, lauk, buah d. Nasi, lauk,sayur, buah,susu 16). Bagaimana Ibu mendapatkan makanan ? a. Membeli diwarung b. Memasak sendiri tiap hari tertentu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu c. Pesan katering d. Selalu memasak sendiri 17).Apakah anak anda biasa menggunakan sendok / garpu saat makan ? a.Tidak pernah b. Kadang-kadang c.Sering d.Selalu 18).Apakah anak anda mempunyai kebiasaan jajan ? a. Tidak pernah b. Kadang kadang / tiap hari tertentu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu c. Sering siang Sore d. Selalu, tiap Pagi 19).Bagaimana cara ibu menyajikan makanan ? a. Tidak pernah menggunakan penutup b. Kadang-kadang menggunakan penutup c. Sering menggunakan penutup d. Selalu menggunakan penutup 20).Apakah sebelum memasak bahan-bahan makanan terlebih dahulu dicuci ? a. Tidak pernah dicuci / langsung dimasak b. Dicuci sebelum dikupas c. Dicuci setelah dikupas d. Selalu dicuci 21).Apakah anak anda selalu mencuci tangan sebelum makan ? a. Tidak pernah b. Kadang kadang c. Sering d. Selalu

22).Apakah anak anda sakit selama 1 bulamn terakhir ini ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang Ya Tidak Batuk Pilek Demam Diare Peny. Kulit Nafsu makan terganggu d. Tidak 23).Berhubung sakit tersebut tindakan apa yang telah Ibu lakukan ? a. Biarkan saja b. Membeli obat diwarung c. Membawa ke Bidan d. Membawa ke dokter, Puskesmas, Rumah sakit 24).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari makanan ? a. Membuat kenyang perut b. Menambah berat badan c. Menjaga agar tidak sakit d. Menghasilkan tenaga 25).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat protein ? a. Sumber tenaga b. Penyusun otot c. Pengganti ion tubuh yang hilang d. Mengganti sel-sel yang rusak 26).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari karbohidrat ? a. Mengganti sel-sel yang rusak b. Penyusun otot c. Membantu dalam proses pencernaan d. Sebagai sumber tenaga

Petunjuk Pengisian Daftar Recall:


1. Mencatat semua makanan dan minuman selama 24 jam dalam ukuran rumah tangga ( URT ) seperti piring, sendok, gelas, dll 2. Pengisian dimulai hari RABU siang hingga kamis pagi untuk hari ke1,diisi kembali hari SABTU siang hingga minggu pagi untuk hari ke2. 3. Contoh Pengisian :

Waktu

Nama

Bahan Mentah URT


1Piring sedang

Perhitungan Perhitunagan Protein

Makanan Makanan
Pagi Nasi

Gram Energi

Ayam goreng

paha 1 potong

Sayur Sop

1mangkok kecil

4. Anda hanya mengisi nama makanan dan bahan mentah dalam URT. 5. Untuk pengisian bahan mentah dalam gram serta perhitungan energi dan protein diisi petugas. 6. Pengisian ini gunakan untuk mengetahui berapa besar kandungan energi dan protein yang dikonsumsi anak anda dalam 1 hari. 7. Serta untuk mengetahui berapa besar kandungan energi dan protein yang dibbutuhkan anak anda. 8. Selamat mengisi dan Terima kasih.

DAFTAR RECALL 24 JAM Nama Anak : WAKTU MAKAN Nama Makanan Bahan Mentah URT Gram Perhitungan energi

Hari ke :

Perhitungan Protein

Pagi

Siang

Malam

STATUS GIZI TK. Hj. ISRIATI SEMARANG


No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Rspd n R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 J K P L L L P L L P L P L L L L L P P P L L P P P P L P L P L L L L P L L P P L L L L L SKO R 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 UMU R 5,8 6 5 5 5,5 5 6 5 5 5,4 4 5 5 6 5 6 5 6 6 5,5 6 6 6 5,5 6 4,5 6 5,5 6 5,5 6 6 6 5 5,5 5 5 6 6 5,5 5 6 BB ME D 18,9 18,7 17,5 19,5 18,4 18,7 19,5 17,1 18,7 18,3 16,7 18,7 18,3 21,7 18,7 19,5 17,7 19,5 18,7 18,4 19,5 19,5 20,8 18,6 20,7 16,8 20,7 18,6 20,7 18,7 20,7 19,5 18,7 18,7 19,7 17,7 18,7 20,7 20,7 19,7 18,7 20,7 2,20 3,40 3,40 3,00 2,90 2,60 2,90 3,00 2,90 2,60 2,90 2,90 3,40 2,40 2,60 2,70 2,70 2,90 2,90 2,60 2,40 2,90 2,20 2,90 2,60 2,00 2,00 2,40 2,40 2,90 2,40 3,40 2,70 2,10 SD LOW SD Upper 3,10 3,40 2,20 2,60 2,90 2,40 2,90 2,70 2,40 0,44 2,94 0,16 6,15 4,70 2,79 5,25 3,37 1,61 4,18 0,44 1,23 3,2 0,45 0,441 1,28 4,13 0,24 0,84 1,82 0,46 0,24 0,65 1,13 2,62 3,08 1,37 1,07 0,85 0,29 1,76 1,48 0,5 0,125 0,41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 ZScore 1.322 3,43 3,40 3,65 0,137 3,45 2 4 4 4 4 KATEGORI B(1 ) K(2 ) N (3) 3 4 4 4 L(4 )

23 27 25 29 18 27 29, 5 23 25 18 29 30 25 39 34 25 29 18 25 28 18 21 24 31 20 19 26 20 20 18 18 24 30 22 22, 5 20 18 25, 5 25 21 19 19, 5

43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58

P P P L L L L P L P P P P L L P

0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0

6 6 5 5,5 6 6 5 5 6 5 5,5 6 6 6 6 5

25 23 19 35 22 40 25, 5 24 25 19 26 21 25 33 47, 5 30

19,5 19,5 18,7 19,7 20,7 20,7 18,7 17,7 20,7 17,7 18,6 19,5 19,5 20,7 20,7 17,7

3,40 3,40 2,70 2,60 2,90 2,90 2,40 2,70 2,90 2,70 3,00 3,40 3,40 2,90 2,90 2,70

1,61 1.029 0,125 5,88 0,44

3 3 3 4 3 4

2,83 2,33 1,48 0,48 2,46 0,44 1.617 4,24 9,24 4,55 3 3 3 3

4 4

4 4 4

STATUS GIZI TK SATRIA TAMA SEMARANG SD No. Rspndn JK SKOR U BB MED LOW SD Upper ZScore B(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 P L L L L P L L L P P P L L P P L L P L L L P P P P P P L P P P P P L L P P L 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 5 5.5 5 6 6 5 6 6 6 6 6 4.5 6 5.5 5.5 6 6 6 5.8 4 5.9 6 6 6 5.5 5.5 5 4 5 5 5 5 5.5 5 5 4.5 4 5 4 5.5 12 14 13 17 15.5 15 15 18 18.5 18 18.5 14 13.5 16 17 18 18 14 14 14 16 14 16.5 15 16 16 15 17 13 13 12 16 15 18 14 14 14.5 16 13 14 17.7 19.7 18.7 20.7 20.7 17.7 20.7 20.7 20.7 19.5 19.5 16.8 20.7 19.7 18.6 19.5 20.7 20.7 19.2 16.7 20.5 20.7 19.5 19.5 18.6 17.7 16 18.7 17.7 17.7 18.6 17.7 17.7 17.7 16.7 17.7 16 19.7 2.3 2.3 2.1 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.2 2.2 1.8 2.3 2.3 2.1 2.2 2.3 2.3 2.2 1.9 2.3 2.3 2.2 2.2 2.1 2 2.3 2.1 2 2 2.1 2.7 2 2 1.9 2 1.7 2.3 2 2.47 2.71 1.6 2.26 1.17 2.47 1.17 0.95 0.68 0.45 1.55 3.13 1.6 0.76 0.68 1.17 2.91 2.36 1.42 1.95 2.91 1.36 2.04 1.23 1.35 0.43 2.71 2.85 0.85 1.71 0.11 1.85 1.85 1.15 0.85 1.76 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 KATEGORI K (2) 2 2 2 N (3) L(4)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

Mann-Whitney Test Perbedaan Pendapatan orang Tua Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
Ranks Pendapatan TK SATRIA TAMA Hj.ISRIATI Total N 40 58 98 Mean Rank 21.78 68.62 Sum of Ranks 871.00 3980.00

Test Statisticsa Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Pendapatan 51.000 871.000 -8.293 .000

a. Grouping Variable: TK

Perbedaan Pengeluaran Pangan Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama


Ranks Pengeluaran TK SATRIA TAMA Hj.ISRIATI Total N 40 58 98 Mean Rank 36.42 58.52 Sum of Ranks 1457.00 3394.00

Test Statisticsa Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Pengeluaran 637.000 1457.000 -4.167 .000

a. Grouping Variable: TK

Perbedaan Konsumsi Energi Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama


Ranks konsm. Energi TK SATRIA TAMA Hj.ISRIATI Total N 40 58 98 Mean Rank 35.80 58.95 Sum of Ranks 1432.00 3419.00

Test Statisticsa konsm. Energi 612.000 1432.000 -4.699 .000

Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Grouping Variable: TK

Perbedaan Konsumsi Protein Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Ranks Konsm. Protein TK SATRIA TAMA Hj.ISRIATI Total N 40 58 98 Mean Rank 35.55 59.12 Sum of Ranks 1422.00 3429.00

Test Statisticsa Konsm. Protein 602.000 1422.000 -5.146 .000

Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Grouping Variable: TK

Perbedaan Status Gizi Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Ranks status gizi TK SATRIA TAMA Hj.ISRIATI Total N 40 58 98 Mean Rank 35.14 59.41 Sum of Ranks 1405.50 3445.50

Test Statisticsa Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) status gizi 585.500 1405.500 -4.780 .000

a. Grouping Variable: TK

Frekuensi TK Hj. Isriati

Statistics pendidikan Ayah 58 0 3.9655 4.0000 .18406 Pendidikan Ibu 58 0 3.8966 4.0000 .30720 Pekerj. Ayah 58 0 2.9310 3.0000 .81353 Pekerj. Ibu 58 0 2.7069 3.0000 .95529

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

pendidikan Ayah Frequency 2 56 58 Percent 3.4 96.6 100.0 Valid Percent 3.4 96.6 100.0 Cumulative Percent 3.4 100.0

Valid

SMA AKDM/PT Total

Pendidikan Ibu Frequency 6 52 58 Percent 10.3 89.7 100.0 Valid Percent 10.3 89.7 100.0 Cumulative Percent 10.3 100.0

Valid

SMA AKDM/PT Total

Pekerj. Ayah Frequency 21 20 17 58 Percent 36.2 34.5 29.3 100.0 Valid Percent 36.2 34.5 29.3 100.0 Cumulative Percent 36.2 70.7 100.0

Valid

swasta pns BUMN Total

Pekerj. Ibu Frequency 7 16 22 13 58 Percent 12.1 27.6 37.9 22.4 100.0 Valid Percent 12.1 27.6 37.9 22.4 100.0 Cumulative Percent 12.1 39.7 77.6 100.0

Valid

Ibu Rumah Tangga swasta pns BUMN Total

Status Gizi Frequency 4 31 23 58 Percent 6.9 53.4 39.7 100.0 Valid Percent 6.9 53.4 39.7 100.0 Cumulative Percent 6.9 60.3 100.0

Valid

kurang normal lebih Total

Pendapatan Frequency 2 29 27 58 Percent 3.4 50.0 46.6 100.0 Valid Percent 3.4 50.0 46.6 100.0 Cumulative Percent 3.4 53.4 100.0

Valid

sedang tinggi sangat tinggi Total

Pengeluaran pangan Frequency 30 28 58 Percent 51.7 48.3 100.0 Valid Percent 51.7 48.3 100.0 Cumulative Percent 51.7 100.0

Valid

tinggi sangat tinggi Total

Statistics Konsum. Energi 58 0 3.2759 3.0000 .45085 Konsum. Protein 58 0 3.2586 3.0000 .44170

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Konsum. Energi Frequency 42 16 58 Percent 72.4 27.6 100.0 Valid Percent 72.4 27.6 100.0 Cumulative Percent 72.4 100.0

Valid

sedang baik Total

Konsum.Protein Frequency 43 15 58 Percent 74.1 25.9 100.0 Valid Percent 74.1 25.9 100.0 Cumulative Percent 74.1 100.0

Valid

sedang baik Total

Statistics Pola pemb. Penget Ortu Praktek Kes. daya beli Makan 58 58 58 58 0 0 0 0 3.3276 3.6897 3.4828 3.0690 3.0000 4.0000 4.0000 3.0000 .65929 .46668 .59946 .69742 Pengelrn non pangan 58 0 3.4828 3.0000 .50407

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Pola pemb. Makan Frequency 6 27 25 58 Percent 10.3 46.6 43.1 100.0 Valid Percent 10.3 46.6 43.1 100.0 Cumulative Percent 10.3 56.9 100.0

Valid

cukup baik sangat baik Total

Penget Ortu Frequency 18 40 58 Percent 31.0 69.0 100.0 Valid Percent 31.0 69.0 100.0 Cumulative Percent 31.0 100.0

Valid

baik sangat baik Total

Praktek Kes. Frequency 3 24 31 58 Percent 5.2 41.4 53.4 100.0 Valid Percent 5.2 41.4 53.4 100.0 Cumulative Percent 5.2 46.6 100.0

Valid

cukup baik sangat baik Total

daya beli Frequency 12 30 16 58 Percent 20.7 51.7 27.6 100.0 Valid Percent 20.7 51.7 27.6 100.0 Cumulative Percent 20.7 72.4 100.0

Valid

cukup Tinggi sangat Tinggi Total

Pengelrn non pangan Frequency 30 28 58 Percent 51.7 48.3 100.0 Valid Percent 51.7 48.3 100.0 Cumulative Percent 51.7 100.0

Valid

tinggi sangat tinggi Total

Frekuensi TK Satria Tama

Statistics Pendidikan Ayah 40 0 2.5000 3.0000 .59914 Pekerj. Ayah 40 0 1.6750 2.0000 .61550 Pendidikan Ibu 40 0 2.4250 3.0000 .71208 Pekerjaan Ibu 40 0 1.5250 1.0000 .59861

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Pendidikan Ayah Frequency 2 16 22 40 Percent 5.0 40.0 55.0 100.0 Valid Percent 5.0 40.0 55.0 100.0 Cumulative Percent 5.0 45.0 100.0

Valid

SD SMP SMA Total

Pekerj. Ayah Frequency 16 21 3 40 Percent 40.0 52.5 7.5 100.0 Valid Percent 40.0 52.5 7.5 100.0 Cumulative Percent 40.0 92.5 100.0

Valid

BURUH SWASTA PNS Total

Pendidikan Ibu Frequency 5 13 22 40 Percent 12.5 32.5 55.0 100.0 Valid Percent 12.5 32.5 55.0 100.0 Cumulative Percent 12.5 45.0 100.0

Valid

SD SMP SMA Total

Pekerjaan Ibu Frequency IBU RUMAHTANGGA 21 SWASTA 17 PNS 2 Total 40 Percent 52.5 42.5 5.0 100.0 Valid Percent 52.5 42.5 5.0 100.0 Cumulative Percent 52.5 95.0 100.0

Valid

Statistics Status Gizi 40 0 2.7000 3.0000 .51640 Pendapatan 40 0 1.4250 1.0000 .50064 Pengeluaran pangan 40 0 1.7000 2.0000 .46410

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Status Gizi Frequency 1 10 29 40 Percent 2.5 25.0 72.5 100.0 Valid Percent 2.5 25.0 72.5 100.0 Cumulative Percent 2.5 27.5 100.0

Valid

BURUK KURANG NORMAL Total

Pendapatan Frequency 23 17 40 Percent 57.5 42.5 100.0 Valid Percent 57.5 42.5 100.0 Cumulative Percent 57.5 100.0

Valid

RENDAH SEDANG Total

Pengeluaran pangan Frequency 12 28 40 Percent 30.0 70.0 100.0 Valid Percent 30.0 70.0 100.0 Cumulative Percent 30.0 100.0

Valid

RENDAH SEDANG Total

Statistics Konsm. Energi 40 0 2.7000 3.0000 .60764 Konsm. Protein 40 0 2.7000 3.0000 .46410 Daya Beli 40 0 1.8750 2.0000 .64798

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Konsm. Energi Frequency 15 22 3 40 Percent 37.5 55.0 7.5 100.0 Valid Percent 37.5 55.0 7.5 100.0 Cumulative Percent 37.5 92.5 100.0

Valid

KURANG SEDANG BAIK Total

Konsm. Protein Frequency 12 28 40 Percent 30.0 70.0 100.0 Valid Percent 30.0 70.0 100.0 Cumulative Percent 30.0 100.0

Valid

KURANG SEDANG Total

Daya Beli Frequency 11 23 6 40 Percent 27.5 57.5 15.0 100.0 Valid Percent 27.5 57.5 15.0 100.0 Cumulative Percent 27.5 85.0 100.0

Valid

kurang cukup Tinggi Total

Statistics Pola pemberian makan 40 0 2.9250 3.0000 .72986 Pengetahuan Ortu 40 0 2.5750 3.0000 .59431 Pengl. non pangan 40 0 1.6750 2.0000 .47434

N Mean Median Std. Deviation

Valid Missing

Praktek kes. 40 0 2.9750 3.0000 .73336

Pola pemberian makan Frequency 12 19 9 40 Percent 30.0 47.5 22.5 100.0 Valid Percent 30.0 47.5 22.5 100.0 Cumulative Percent 30.0 77.5 100.0

Valid

cukup baik sangat baik Total

Praktek kes. Frequency 11 19 10 40 Percent 27.5 47.5 25.0 100.0 Valid Percent 27.5 47.5 25.0 100.0 Cumulative Percent 27.5 75.0 100.0

Valid

cukup baik sangat baik Total

Pengetahuan Ortu Frequency 19 19 2 40 Percent 47.5 47.5 5.0 100.0 Valid Percent 47.5 47.5 5.0 100.0 Cumulative Percent 47.5 95.0 100.0

Valid

cukup baik sangat baik Total

Pengl. non pangan Frequency 13 27 40 Percent 32.5 67.5 100.0 Valid Percent 32.5 67.5 100.0 Cumulative Percent 32.5 100.0

Valid

RENDAH SEDANG Total

Gambar 1. Lokasi Taman Bermain TK Satria Tama

Gambar 2. Penjual Jajan di Lokasi TK Satria Tama

Gambar 3. Lokasi TK Hj. Isriati

Gambar 4. Lokasi Bermain TK Hj. Isriati

Gambar 5. Kegiatan Pengisian Kuesioner TK Satria Tama

Gambar 6. Proses Pengukuran BB/U

DAFTAR NAMA MURID TK Hj. ISRIATI DALAM PENELITIAN STATUS GIZI DITINJAU DARI PENDAPATAN ORANG TUA

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Nama Veda Luthvan Ricardo Rifki Elmira Yogi Arti Nadira Rafi Febi Safri Qeis Dafa Yusuf Pradita Budiastuti Brilian Nadira Haidar. Navila Safira. Nafisah Regita Afia Miller Tara Tandi Tiki Ali

JK P L L L P L L P L P L L L L L P P P L L P P P P L P L P L

UMUR 6 6 5 5 5,5 5 6 5 5 5,4 4 5 5 6 5 6 5 6 6 5,5 6 6 6 5,5 6 4,5 6 5,5 6

BB 23 27 25 29 18 27 29,5 23 25 18 29 30 25 39 34 25 29 18 25 28 18 21 24 31 20 19 26 20 20

TB 115 116 114 109 110 114 123,5 114,5 120 106,5 125 120 117 129 125 124 120 113,5 117,5 121,5 109,8 116 114 116,5 109,5 112 113,5 105 117

No. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

Nama Fadil Ryar Rafli Lisa Alhaidar Yanfa Fia Dhea Kendy Ardito Alfan Ryan Abi Nia Alya Vira Jaya Hanip Taufik Ilza Divara Bintang Nadia Saza Ima Rona Armando Fian Maya

JK L L L P L L P P L L L L L P P P L L L L P L P P P P L L P

UMUR 5,5 6 6 6 5 5,5 5 5 6 6 5,5 5 6 6 6 5 5,5 6 6 5 5 6 5 5,5 6 6 6 6 5

BB 18 18 24 30 22 22,5 20 18 25,5 25 21 19 19,5 25 23 19 35 22 40 25,5 24 25 19 26 21 25 33 47,5 30

TB 105,5 112 112 122 108 109 105,5 102,5 121 118 111,5 113 108 107 110,5 102,5 123,5 119 104,5 109 111,5 113 114,5 115 106,5 110,5 123,5 136,5 124

DAFTAR NAMA MURID TK SATRI TAMA DALAM PENELITIAN STATUS GIZI DITINJAU DARI PENDAPATAN ORANG TUA

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Wanda Ian Alvaro Faris .H Redi Shella Wahyu P. Handi Rian Rika Evi Devia Topan Dicky Layla Mita M. Dimas Hafidh.Z Anisa Rafli Roni ( S) Roni.H Dina Aida Siti Michael Bijah .N Bella Fahmi Ony Bagas Anila Rohana Rizki Anissa Eric Arief Umi Septiana Roni ( C)

JK P L L L L P L L L P P P L L P P L L P L L L P P P L P P L P L P P P P L L P P L

UMUR 5 5,5 5 6 6 5 6 6 6 6 6 4,5 6 5,5 5,5 6 6 6 5,8 4 5,9 6 6 6 5,5 6 5 4 5 5 5 5 5,5 5 5 4,5 4 5 4 5,5

BB 12 14 13 17 15,5 15 15 18 18,5 18 18,5 14 13,5 16 17 18 18 14 14 14 16 14 16,5 15 16 16 15 17 13 12 19 16 15 18 14 14 14,5 16 13 14

TB 100 103 100 107 102 104 102 111 110 110 112 102 102 110 112 112 115 100 109 105 110 110 105 103 110 120 108 109 108 98 115 110 105 104 110 99 107 112 102 105

Daftar Tim Peneliti Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua, Pengeluaran (Rp) untuk Energi dan Protein pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota Semarang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Wahyu Nuryati Endah Tri Cahyo .U Tri Yuni Ulfa.H Adi Subiantoro L. Sunu. W Sapti Nugraheni.S S Halim Surasih Dhian Tri Ratna Pekerjaan Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES Mahasiswa IKM UNNES

Anda mungkin juga menyukai