Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS BEBAN GEMPA (SNI 2002)

Pengaruh gempa harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh gempa rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus masih berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa rencana ditetapkan mempunyai perioda ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10 % selama umur gedung 50 tahun. Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk menganalisis beban gempa, yaitu: Analisa Statik Ekivalen (ASE) Respon Spektrum Time History ASE digunakan apabila sttruktur gedung beraturan dan memenuhi ketentuan berikut: a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 m.
b.

dinamik

Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan atau kalau ada maka panjang tonjolan < 25 % dari ukuran terbesar denah struktur dalam arah tonjolan tsb.

c. Denah struktur tidak menunjukkan coakan sudut atau panjang sisi coakan < 15 % dari ukuran terbesar denah struktur dalam arah sisi coakan tsb. d. Sistem struktur tidak menunjukkan loncatan bidang muka, kalaupun ada maka ukuran dari denah struktur bagian gedung yang menjulang dalam masing-masing arah > 75 % dari ukuran terbesar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya.

e. Sistem struktur memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai tingkat memiliki berat < 150 % dari berat lantai tingkat diatas atau bawahnya. f. Sistem struktur memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang atau bukaan yang luasnya > 50% luas seluruh lantai tingkat. PARAMETER ASE 1. Faktor keutamaan struktur Pengaruh gempa rencana terhadap keruntuhan struktur gedung selama umur gedung, harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan I, sbb: I = I1 . I2 I1 = faktor keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa selama umur gedung. I2 = faktor keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian umur gedung. Tabel 1. Faktor keutamaan I Kategori Gedung
Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan, dan perkantoran Monumen dan bangunan monumental Gedung penting pasca gempa seperti Rumah Sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi Gedung untuk penyimpanan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam dan bahan beracun. Cerobong dan tangki di atas menara 2. Daktilitas struktur,

Faktor Keutamaan I1 I2 I
1 1 1,4 1,6 1,5 1 1,6 1,0 1,0 1 1 1,6 1,4 1,6 1,5

Adalah rasio antara simpangan maksimum struktur akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi diambang keruntuhan m dengan simpangan struktur pada saat terjadinya pelelehan pertama y.

Tabel 2. Parameter daktilitas struktur gedung


Taraf kinerja struktur gedung Elastik penuh 1 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,3 R 1,6 2,4 3,2 4,0 4,8 5,6 6,4 7,2 8,0 8,5

Daktail Parsial

Daktail Penuh

R = faktor reduksi gempa Faktor daktilitas max dapat dilihat pada tabel 3 SNI 2002 secara detail.
3. Wilayah Gempa dan Spektrum Respons, C1

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah gempa. Pembagian wilayah gempa ini didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan perioda 500 tahun. Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing wilayah gempa Indonesia. Perc. Perc. Puncak muka tanah Ao (g) Wilayah Puncak Tanah Tanah Tanah Tanah Gempa batuan keras sedang lunak khusus dasar 1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan 2 0,10 0,12 0,15 0,20 evaluasi 3 0,15 0,18 0,23 0,30 khusus 4 0,20 0,24 0,28 0,34 disetiap 5 0,25 0,28 0,32 0,36 lokasi 6 0,30 0,33 0,36 0,38 Untuk menentukan pengaruh gempa rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban geser dasar nominal statik ekivalen pada struktur beraturan untuk masing-masing wilayah gempa, ditetapkan Spektrum Respons Gempa Rencana C T seperti gambar berikut.

Faktor Respons Gempa

Wilayah Gempa 1 0.25 0.2


C=0.20/T (lunak) C=0.08/T (sedang) C=0.05/T (keras)

(C)

0.15 0.1 0.05 0 0 1

W aktu Getar A lam i (T)

Faktor Respons Gempa

Wilayah Gempa 2 0.6 0.5 0.4


C=0.50/T (lunak) C=0.23/T (sedang) C=0.15/T (keras)

(C)

0.3 0.2 0.1 0 0 1

W aktu Getar A lam i (T)

Faktor Respons Gempa

Wilayah Gempa 3 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 1 2 3 4
C=0.75/T (lunak) C=0.33/T (sedang) C=0.23/T (keras)

(C)

W aktu Getar A lam i (T)

Faktor Respons Gempa (C)

Wilayah Gempa 4 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 1

C=0.85/T (lunak) C=0.42/T (sedang) C=0.3/T (keras)

Waktu Getar A lam i (T)

Faktor Respons Gempa

Wilayah Gempa 5 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 1

C=0.9/T (lunak) C=0.5/T (sedang) C=0.35/T (keras)

(C)

W aktu Getar A lam i (T)

Faktor Respons Gempa

Wilayah Gempa 6 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 1

C=0.95/T (lunak) C=0.54/T (sedang) C=0.42/T (keras)

(C)

W aktu Getar A lam i (T)

Untuk T = 0 nilai C = Ao dimana Ao merupakan percepatan puncak muka tanah menurut tabel 5. Percepatan respons maximum Am = 2,5 Ao dan waktu getar alami sudut Tc sebesar 0,5 detik; 0,6 detik dan 1,0 detik untuk jenis tanah berturut-turut tanah keras, sedang dan lunak. Faktor respons gempa C sebesar: Untuk T Tc, maka C = Am

Untuk T > Tc, maka C = Ar / T dengan Ar = Am . Tc

Tabel 6. Spektrum respons gempa rencana Wilayah Gempa 1 2 3 4 5 6 Tanah Keras Tc = 0,5 detik Am Ar 0,10 0,05 0,30 0,15 0,45 0,23 0,60 0,30 0,70 0,35 0,83 0,42 Tanah sedang Tc = 0,6 detik Am Ar 0,13 0,08 0,38 0,23 0,55 0,33 0,70 0,42 0,83 0,50 0,90 0,54 Tanah lunak Tc = 1,0 detik Am Ar 0,20 0,20 0,50 0,50 0,75 0,75 0,85 0,85 0,90 0,90 0,95 0,95

Waktu getar alami struktur gedung T (detik) dapat ditentukan dengan rumus pendekatan berikut: a. Untuk struktur-struktur gedung berupa portal-portal tanpa unsur-unsur pengaku yang membatasi simpangan:

T = 0,085 H untuk portal baja T = 0,06 H untuk portal beton


b. Untuk struktur-struktur gedung yang lain:

0,09H T= B

Berdasarkan parameter I, R, C dan T, beban geser dasar nominal statik ekivalen, V yang terjadi ditingkat dasar dapat dihitung:

C.I.W t V= R
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang bekerja pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan:

Fi =

W i.zi V n i.zi W i= 1

Wi Wt zi n

= berat lantai tingkat ke-I, termasuk beban hidup yang sesuai = berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai = ketinggian lantai tingkat ke-I diukur dari taraf penjepitan lateral = nomor lantai tingkat paling atas

Catatan Syarat minimum dari struktur yang direncanakan terhadap gempa:


a. Semua gedung yang mempunyai luas lantai > 20 m2.

b. Semua gedung yang tingginya lebih dari 5 m. c. Semua gedung tembok atau beton yang tingginya > 1,5 m
d. Semua gedung yang dapat dimasuki oleh umum. e. Tangki-tangki yang dinaikkan (menara) dengan kapasitas s/d 200 m3.

(sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kimpraswil)

Anda mungkin juga menyukai