Anda di halaman 1dari 30

MATERI PELATIHAN

(IN-HOUSE TRAINING)

PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT


(HOSPITAL ACQUIRED INFECTION CONTROL)

SUBKOMITE PENGENDALIAN INFEKSI


KOMITE MEDIK
RSUP FATMAWATI, JAKARTA
PENCEGAHAN HIV & HBV/HCV

Dr. Lestaria Aryanti, SpRM


HIV AIDS merupakan ancaman global

95% kasus baru dinegara berkembang


HBV/ HCVDI INDONESIA
PMI (1998)
angka kesakitan HBV 2,08% donor darah
WHO
HIV dimasyarakat + 2,10%
KasusHIV/AIDS diIndonesia
1987-2005
3500 3321
3000
2500 460
2000
1500 24
1000 739
242
500 61
24
0
1990- 1993- 1996- 1998- 2002- 2006
1992 1996 1998 2001 2004
Ditjen PPM & PLP Depkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia: March, 2005
HIV DI INDONESIA (DESEMBER 2005)

►9565 (kasus kumulatif)


► 90,000-130,000 (perkiraan jumlah kasus)
► >50% infeksi IDU (injection drug use )
► wanita hamil dengan HIV: 0.1%,
beberapa propinsi 1-2%
150 hamil HIV (+) diobservasi di RSU CM
► Mortalitas : 31.8 %– 36.1%
RISIKO
PADA PETUGAS KESEHATAN

HBV :37% - 62%


HCV : 1,8%
HIV : 0,3%
Infeksihepatitis yangmenyertai HIV

HepatitisC 82%

HepatitisB 18%
Transmissi
CARA PENULARAN HIV & HBV/HCV

TUBUH MANUSIA
( RESERVOIR)

Cairan tubuh
PEJAMU HIV , HBV Seperti darah, cairan vagina
(Petugas kesehatan yang rentan) Sekret atau cairan mani
HCV

Tusukan jarum, luka dikulit,


Luka teriris, percikan ke permukaan mukosa
TATA LAKSANA PAJANAN
DARAH PADA HBV/HCV/HIV

LANGKAH I
Cuci : dengan air yang mengalir dan sabun sebagai
tindakan darurat pada bagian yang terpajan
TATA LAKSANA PAJANAN
DARAH PADA HBV/HCV/HIV

LANGKAH II
Telaah pajanan
 Pajanan yang memiliki risiko penularan
infeksi
 Bahan pajanan
 Status infeksi
 Kerentanan
Telaah pajanan

Yang memiliki resiko penularan :


- perlukaan pada kulit
- pada mukosa/membran
- kulit tidak utuh
- luka gigitan yang terpapar darah dari
sumber yang diduga (+ )
Telaah pajanan

Bahan pajanan:
Tipe dan jumlah cairan atau jaringan
- darah, cairan bercampur darah ,
cairan yang potensial infeksius,atau
kontak langsung dengan virus.
Telaah pajanan

Status sumber infeksi :


- HBsAg
- HCV antibodi
- HIV antibodi
Kerentanan :
Vaksinasi Hepatitis dan respon antibodi
Imunitas terhadap HBV,HCV dan HIV
TATA LAKSANA PAJANAN
DARAH PADA HBV/HCV/HIV

LANGKAH III
Pemberian Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) kepada yang
berisiko tinggi.
 HBV – PPP – 24 jam pertama – boleh pada ibu hamil

 HCV – PPP tidak dianjurkan


 HIV : PPP beberapa jam setelah pajanan (< 72 jam)
TATA LAKSANA PAJANAN
DARAH PADA HBV/HCV/HIV

LANGKAH IV
Tes Laboratorium dan konseling
PROFILAKSIS PASCA PAJANAN UNTUK HEPATITIS B
Vaksinasi dan respon Terapi
antibodi dari petugas
terpajan sumber sumber Sumber tidak diketahui
HbsAg (+) HbsAg(-) atau tidak tersedia sarana
pemeriksaan

Belum divaksinasi HBIG 1x dan vaksin hepatitis B Vaksin hepatitis B Vaksin hepatitis B serial
serial serial
Pernah divaksinasi

Diketahui sebagai Tidak diterapi Tidak diterapi Tidak diterapi


responder
Diketahui sebagai non HBIG 1x dan vaksinasi diulang Bila diketahui sumber
responder atau HBIG 2x Tidak diterapi pajanan berisiko tinggi terapi
seperti HbsAg positif

Respon antibodi tidak Periksa anti HBs terpajan Periksa anti HBs terpajan
diketahui 1. Jika adekuat**, tidak 1. Jika adekuat**, tidak
diterapi. Tidak diterapi diterapi.
2. Jika tidak adekuat*, 2. Jika tidak adekuat*,
diberikan HBIG 1x dan berikan vaksin
vaksin booster booster dan periksa
ulang titer anti HBs
dalam 1-2 bulan
PENATALAKSANAAN PASCA PAJANAN HCV

Pemeriksaan anti HCV pada pasien


Pemeriksaan anti HCV dan fungsi hati pada petugas
yang terpajan HCV(+)
Evaluasi ulang 4-6 bulan kemudian :
 Anti HCV dan fungsi hati
 Bila HCV (+)  pemeriksaan HCV RNA 4-6 minggu
setelah terdiagnosa.
PENATALAKSANAAN PAJANAN HIV

Lakukan evaluasi dalam hitungan jam serta lakukan


pemeriksaan status terpajan
PPP diberikan pada petugas terpajan darah HIV pada
kulit yang tidak intak atau mukosa.
PROFILAKSIS PASCA PAPARAN PADA CEDERA
PERKUTANEUS

STATUS SUMBER INFEKSI


TIPE
PAPARAN HIV (+) KELAS 1 HIV (+) KELAS 2 STATUS HIV SUMBER SUMBER TIDAK HIV NEGATIF
(ASIMPTOMATIK) (SIMPTOMATIK) TIDAK DIKETAHUI DIKETAHUI

Secara umum tidak ada Secara umum tidak


profilaksis, hanya ada profilaksis,
dipertimbangkan hanya Tidak diberikan
pemberian profilaksis 2 dipertimbangkan profilaksis
Ringan Profilaksis Profilaksis
obat jika sumber dengan pemberian profilaksis
dengan 2 obat dengan 3 obat faktor risiko HIV 2 obat jika paparan
terhadap orang yang
terinfeksi HIV sangat
mungkin
Secara umum tidak ada Secara umum tidak
profilaksis, hanya ada profilaksis,
Berat Profilaksis Profilaksis dipertimbangkan hanya Tidak diberikan
pemberian proflaksis 2 dipertimbangkan profilaksis
dengan 3 obat dengan 3 obat
obat jika sumber dengan pemberian profilaksis
faktor risiko HIV 2 obat jika paparan
terhadap orang yang
terinfeksi HIV sangat
mungkin
PROFILAKSIS PASCA PAJANAN PADA MEMBRAN
MUKOSA DAN KULIT TIDAK INTAK

STATUS SUMBER INFEKSI


TIPE
PAPARAN HIV (+) KELAS 1 HIV (+) KELAS 2 STATUS HIV SUMBER SUMBER TIDAK HIV NEGATIF
(ASIMTOMATIK) (SIMTOMATIK) TIDAK DIKETAHUI DIKETAHUI

Secara umum tidak ada Secara umum tidak


profilaksis, hanya ada profilaksis,
VOLUME Profilaksis Profilaksis dipertimbangkan hanya Tidak diberikan
SEDIKIT pemberian profilaksis 2 dipertimbagkan profilaksis
dengan 2 obat dengan 2 obat
obat jika sumber dengan pemberian profilaksis
faktor risiko HIV. 2 obat jika paparan
terhadap orang yang
terinfeksi HIV sangat
mungkin
Secara umum tidak ada Secara umum tidak
profilaksis, hanya ada profilaksis, Tidak diberikan
VOLUME Profilaksis Profilaksis dipertimbangkan hanya profilaksis
BESAR pemberian profilaksis 2 dipertimbangkan
dengan 2 obat dengan 3 obat
obat jika sumber dengan profilaksis 2 obat jika
faktor risiko HIV. paparan terhadap
orang yang terinfeksi
HIV sangat mungkin
KLASIFIKASI KLINIS (WHO)
STADIUM I
Asimtomatis & limadenopati generalisata, aktivitas masih
normal.
STADIUM II
BB < 10%. Kelainan kulit, herpes zoster dalam 5 thn, inf. sal
nafas, aktivitas normal
STADIUM III
BB > 10% diare kronis, demam > 1 bln, kandidiasis oral, TBC
paru 2 thn terakhir, KU lemah, aktivitas ditempat tidur < 50%
STADIUM IV
HIV wasting syndrom, encephalopati HIV, KU sangat lemah,
aktivitas tidur > 50%.
PEMANTAUAN PETUGAS YANG TERPAJAN HIV

Konseling
Pemeriksaan pasca pajanan
Pemberian profilaksis pasca pajanan
tergantung hasil evaluasi pasca pajanan dan
ketersediaan obat.
Evaluasi pengobatan
- Anti body HIV < 6 bln pajanan
(6 minggu, 12 minggu & 6 bulan)
OBAT HIV YANG TERSEDIA DI INDONESIA

4 (EMPAT) GOLONGAN OBAT :


Nucleoside Reverse Transkiptase Inhibitors (NRTIs) 
menghambat perubahan RNA  DNA.
Mis : Zidovudine, Lamivudine, Stavudine, Didanosine, Abacavir
Gol. Nonnucleoside Reverse Transkiptase Inhibitors
(NNRTIs)  menghambat perubahan RNA  DNA
Mis : Efavirenz & Nevirapine
Protease Inhibitors (Pis) menghambat enzim protease yang
memotong rantai asam amino menjadi protein yang lebih kecil.
Mis : Nelvinavir, Duviral.
Konformulasi : kombinasi dari golongan-golongan diatas.
Mis : Triviral, Zidovex
Cara Kerja Obat ARV
PEMBERIAN ARV

Jumlah harus cukup untuk 1 bulan penuh


Pengobatan min 2 minggu, maks 4 minggu
EFEK SAMPING

Mual ; perasaan tidak nyaman


Sakit kepala, lelah, diare
PENUTUP

Pencegahan lebih penting dari pada pengobatan


Laksanakan universal precaution/standard
precaution/isolation precaution maka anda sudah
melakukan tindakan tingkat primer terhadap HIV
dan HBV.

Anda mungkin juga menyukai