Anda di halaman 1dari 12

KONSEP

DASAR
HIV/AIDS
DEFINISI HIV/AIDS

Acquired Immunodeficiency Sindrom (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala yang


didapat akibat dari penurunan respon sistem kekebalan tubuh akibat infeksi virus
Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang bereplikasi didalam sistem
imun tubuh dan merupakan salah satu retrovirus karena dapat mengubah urutan
sistem rantai Deoxyribonucleic Acid (DNA) menjadi Ribonucleic Acid (RNA) setelah
masuk ke dalam sel inang (Price & Wilson, 2006; Corwin, 2008; Pinsky & Douglas,
2009).
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya AIDS berasal dari infeksi virus HIV. Virus ini dahulu disebut
virus limfotrofik sel T manusia tipe III (Human T Lympotrophic Virus III / HTLV-III)
atau virus limfadenopati, adalah suatu retrovirus manusia dari famili lentivirus
(Price & Wilson, 2006).
ETIOLOGI

1. FAKTOR AGENT
2. FAKTOR HOST
3. FAKTOR ENVIRONMENT
MASA INKUBASI

Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak


seseorang terpapar virus HIV sampai dengan
menunjukkan gejala-gejala AIDS.
Waktu yang dibutuhkan rata- rata cukup lama dan
dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa
inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala
sakit.
PATOFIS

Sumber: Corwin, 2008; Pinsky


& Douglas, 2009
klasifikasi infeksi HIV

Kelas Kriteria
Grup I 1. Infeksi akut HIV
2. Gejala mirip influensa, mereda sempurna
3. Antibodi HIV negatif

HIV asimtomatik 1. Antibodi HIV positif


Grup II 2. Tidak ada indikator klinis atau laboratorium adanya
imunodefisiensi

HIV simtomatik 1. Antibodi HIV positif


Grup III 2. Limfadenopati generalisata persisten

Grup IV-A 1. Antibodi HIV positif


2. Penyakit konstitusional (demam atau diare menetap,
menurunnya BB > 10% dibandingkan berat normal

Grup IV-B 1. Sama seperti grup IV-A


2. Penyakit neurologik (demensia, neuropati,
mielopati)

Grup IV-C 1. Sama seperti grup IV-B


Sumber: Centers for Disease 2. Hitung limfosit CD4+ kurang daripada 200/µl

Control and Prevention, Grup IV-D 1. Sama seperti grup IV-C


2. Tuberkolosis paru, kanker serviks, atau keganasan
lain
Respon Perubahan terhadap Penyakit
HIV/AIDS
1. Respon Biologis
2. Respon Psikologis
3. Respons Adaptif Sosial
4. Respons Adaptif Spiritual
Cara Penularan

1. Transmisi seksual
2. Transmisi non seksual
 parenteral
 transplasental
MANIFESTASI KLINIS

Klien HIV/AIDS akan mengalami perubahan, diantaranya perubahan fisik,


perubahan psikologis, perubahan spiritual, dan perubahan hubungan sosial.
(AIDS) beragam bentuk keganasan dan infeksi opurtunistik :
 myeloma multipel, leukemia limfositik akut sel B, limfoma limfoblastik T,
penyakit Hodgkin, karsinoma anus, karsinoma sel skuamosa di lidah, karsinoma
adenoskuamosa paru, adenokarsinoma kolon dan pankreas, kanker serviks, dan
kanker testis
Pasien AIDS rentan terhadap terhadap infeksi protozoa, bakteri, fungus, dan virus.
Pneumonia Pnuemocytis Carinii (PPC)
PENATALAKSANAAN
Tingkat Jenis intervensi Tujuan intervensi Bentuk intervensi pada HIV/AIDS
pencegahan
Pencegahan primer Modifikasi determinan Mencegah atau menunda 1) Peningkatan kesehatan
/faktor risiko/kausa penyakit, penyakit dengan pendidikan kesehatan
sebelum dimulainya perubahan reproduksi tentang
patologis, dilakukan pada tahap HIV/AIDS, standarisasi nutrisi,
suseptibel dan induksi penyakit, menghindari seks bebas
promosi kesehatan terkait penyakit 2) Perlindungan khusus, misalnya
imunisasi,
kebersihan pribadi, pemakaian
kondom

Pencegahan Deteksi dini penyakit dengan Memperbaiki prognosis Teknik skrining (pemeriksan
sekunder skrining dan pengobatan segera kasus (memperpendek laboratorium serum darah dengan
durasi penyakit, tehnik enzyme-linked
memperpanjang hidup) immunosorbent assay (ELISA) atau
Western Bolt rutin untuk
kelompok risiko tinggi) dan
pengobatan penyakit
pada tahap dini

Pencegahan tersier Pengobatan, rehabilitasi dan Mengurangi dan mencegah Kegiatan pencegahan tersier pada
pembatasan kecacatan sekuel dan disfungsi, HIV/AIDS ditujukan untuk
mencegah serangan ulang, melaksanakan rehabilitasi,
meringankan akibat pembuatan diagnosa dan tindakan
penyakit, dan memperbaiki penatalaksanaan penyakit.
kualitas hidup Perawatan pada tingkat ini
ditujukan untuk membantu orang
dengan HIV/AIDS (ODHA)
mencapai tingkat fungsi optimal
sesuai dengan keterbatasan yang
terjadi
akibat HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai