Anda di halaman 1dari 34

Kehamilan dengan

Infeksi Hepatitis B
dan HIV

Susi Marliani Dewi

SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sumedang


Pendahuluan Evaluasi Pre-Terapi

Kehamilan Perjalanan Penyakit


Hepatitis B
Terapi
dengan Infeksi
Hepatitis B
Kriteria Diagnosis
Pendahuluan

• Di Indonesia :
Pengidap Hepatitis B pada
populasi sehat
sekitar 4 – 20,3%

• Prevalensi Hep B thn 2013


21,8%
• Di luar P. Jawa > P. Jawa
Pendahuluan

Program nasional pencegahan


dan pengendalian HBV fokus ke
Program Pencegahan Ibu ke
Anak (PPIA).

95% penularan vertikal

Sejak 2015 deteksi dini Hepatitis


B ibu hamil
Target dan capaian indikator persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan deteksi dini Hepatitis b (DDHB) tahun 2015-2017
Pendahuluan

Persentase pelaksanaan
Deteksi Dini Hepatitis B
tahun 2017
Perjalanan Penyakit Virus Hepatitis B

Hepatitis Sembuh spontan


akut

Immune tolerant
Infeksi HBV

Immune clearance
Hepatitis
kronis
Inaktif

Reaktivasi Konsensus Nasional


Penatalaksanaan
Hepatitis B 2017
Perjalanan Penyakit Virus Hepatitis B
HBeAg
Anti-HBe

ALT activity

HBV DNA

Phase Immune Immune Inactive Reactivation


Tolerant Clearance Carrier State
Minimal
Chronic active Mild hepatitis and Active
Liver inflammation and
inflammation minimal fibrosis inflammation
fibrosis

Optimal treatment times


Kriteria Diagnosis
Infeksi Virus Hepatitis B

Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B 2017


Evaluasi Pre-Terapi

Hubungan kausal Penilaian derajat Komorbid atau Waktu dimulainya


infeksi HBV dengan kerusakan hati Koinfeksi terapi
penyakit hati

ALT, AST ALP, bilirubin, USG Hepatitis C Ditentukan dari nilai DNA
albumin, globulin. HBV, ALT, gambaran
Biopsi hepar HIV histologis hati
Darah lengkap
Penyakit hati metabolik
Protombin time
Autoimun

Alkoholik
Evaluasi Pre-Terapi
Terapi Hepatitis B

Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B 2017


Terapi Hepatitis B

Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B 2017


1. Pada pasien usia subur, konseling kontrasepsi dan
keluarga berencana
17.1 penting untuk didiskusikan

2. Pada wanita hamil dengan DNA VHB > 2x


dan atau HBeAg positif, terapi untuk
106 IU/mL 17.2
Terapi Hepatitis B mengurangi transmisi perinatal dapat dimulai pada
Pada Wanita Hamil trimester 3 sampai dengan 3 bulan
setelah melahirkan, kecuali bila ada indikasi
terapi hepatitis B kronis

3. Tenovofir dapat digunakan pada pasien hamil


17.3
dengan infeksi VHB dan telbivudin dapat diunakan
sebagai alternatif
• Wanita hamil dengan muatan virus tinggi
 transmisi perinatal > 10%
17.1
• Pencegahan transmisi  HBIg dalam 12
jam setelah lahir + vaksin
17.2
Terapi Hepatitis B • Supresi dengan analog nukleosida 
Pada Wanita Hamil mencegah transmisi & meningkatkan
efektivitas HBIg dengan vaksin

• Tidak terdapat kontra indikasi untuk


laktasi
17.3
Terapi Hepatitis B Pada Wanita Hamil

Antiviral dihentikan

Pregnancy 3 bulan Setiap 3- 6 bulan

Pantau AST/ ALT


Pendahuluan Pencegahan
Kehamilan Penularan dari Ibu ke
Anak (PPIA)
dengan Infeksi HIV
Penapisan Tata Laksana PPIA
Pendahuluan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 87 Tahun 2014 Tentang


Pedoman Pengobatan Antiretroviral :

Pengobatan ARV merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk :
1. mengurangi penularan HIV
2. menghambat perburukan infeksi oportunistik
3. meningkatkan kualitas hidup ODHA
4. menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi
Pendahuluan

Pengobatan ARV diberikan kepada:


• Penderita HIV dewasa dan anak > 5 tahun yang menunjukkan stadium klinis 3 atau 4
atau jumlah sel CD4 ≤ 350 sel/mm3;
• Ibu hamil dengan HIV
• Bayi lahir dari ibu dengan HIV
• Penderita HIV bayi atau anak usia kurang dari 5 (lima) tahun
• Penderita HIV dengan tuberkulosis
• Penderita HIV dengan hepatitis B dan hepatitis C
• Penderita HIV pada populasi kunci
• Penderita HIV yang pasangannya negatif; dan/atau
• Penderita HIV pada populasi umum yang tinggal di daerah epidemi HIV meluas
Pendahuluan
Penapisan

Indikasi tes HIV, yaitu :


1. Setiap orang dewasa, anak, dan remaja dengan kondisi medis yang diduga terjadi
infeksi HIV terutama dengan TBC dan IMS

2. Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin

3. Laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi sebagai tindakan pencegahan HIV.


Penapisan
Penapisan
Interpretasi hasil
pemeriksaan
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)

1. Transmisi intrauterin : melalui penyebaran hematogen melewati plasenta atau


ascending infection ke cairan dan membran amnion.
2. Transmisi saat persalinan : melalui kontak mukokutan antara bayi dengan
darah ibu, cairan amnion, dan sekret servikovaginal saat melewati jalan lahir.
3. Transmisi saat persalinan : melalui ascending infection dari serviks serta
transfusi fetal maternal saat uterus berkontraksi pada saat persalinan.
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)

• Tanpa upaya pencegahan, 20 – 50% bayi dari ibu HIV dapat tertular
1. 5 – 10% selama masa kehamilan
2. 10 – 20% pada saat persalinan
3. 5 – 20% saat menyusui
• Dengan upaya yang tepat :
1. risiko penularan diturunkan < 2%
2. jumlah virus tidak terdeteksi (dlm terapi ARV)  < 1%
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)

Prong Prong Prong Prong

Pencegahan primer : Pencegahan kehamilan Pencegahan penularan Pemberian dukungan


Wanita usia reproduksi yang tidak direncanakan HIV dari ibu hamil psikologis, social, dan
tidak tertular HIV pada wanita dengan HIV dengan HIV terhadap perawatan pada ibu
bayi dalam dengan HIV, anak, dan
kandungannya keluarganya
Tata Laksana

PPIA / PMTCT :
• Pemberian ARV pada ibu hamil
• Persalinan yang aman
• Pemberian nutrisi dan ARV pencegahan
pada bayi
1. bayi bebas HIV
2. ibu dan bayi hidup dan
sehat
Tata Laksana

1. Pemberian ARV pada ibu hamil


Diberikan tanpa melihat jumlah CD4
Tata Laksana

2. Persalinan yang aman


Pemilihan metode kelahiran terhantung : viral load & kesiapan sarana kesehatan

• Seksio sesaria mengurangi risiko penularan

• Per vaginam, dapat dilakukan pada :

- ibu telah mendapat ARV 6 bulan

- viral load < 1000 kopi/mm3 pada minggu ke - 36


Tata Laksana
Tata Laksana
3. Pemberian ARV pencegahan
pada bayi
• Semua bayi baru lahir dari ibu
dengan HIV
• Yang diberikan ASI atau susu
formula
• Zidovudin harus diberikan
dalam 12 jam pertama

Title One Title Two Title Three


Refers to a good or Refers to a good or Refers to a good or
service being service being service being
offered by a offered by a offered by a
company. company. company.
Tata Laksana

4. Pemberian makanan bayi

• Menyusui risiko transmisi 5-20%

• Makanan pengganti dengan syarat AFASS

(Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable, Safe)

• Tidak dianjurkan menyusui campur (ASI & Susu formula)  meningkatkan


risiko transmisi infeksi pasca-natal.

• Pajanan mikroba infeksius melalui makanan atau cairan selain ASI dapat
merusak integritas usus sehingga mempermudah transmisi infeksi HIV.
KESIMPULAN

- Ibu hamil dengan HBV DNA > 10 IU/ml dan atau HbeAg positif diberikan terapi anti
virus untuk mencegah transmisi perinatal
- Ibu hamil dengan HIV positif diberikan ARV dan konseling persalinan yang aman.
- Bayi yang terpapar HIV diberikan ARV profilaksis
- Pemberian makanan bayi disesuaikan dengan kondisi ibu dan keluarga, namun tidak
dianjurkan campur (ASI + formula)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai