C
O
N
T
E
N
T
Pelaksanaan Program P2 Hepatitis B
Persiapan
TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN
▪ Tenaga Kesehatan
Untuk Mencapai Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan hepatitis B dari Ibu ke Anak
“3 ELIMINASI”
Pencegahan Penularan Ibu Anak
TAHAPAN PELAKSANAAN
▪ Setiap jenjang layanan KIA, fasyankes melakukan
pemeriksaan HIV, Sifilis dan hepatitis B kepada
semua ibu hamil minimal 1x dilakukan pemeriksaan
lab rutin pada ANC kunjungan 1 hingga menjelang
persalinan
▪ Pemeriksaan di puskes/faskes dengan metode Rapid
Tes
▪ Edukasi tentang 3E termasuk metode kontrasepsi
pasca salin sesuai status hep B
TATA LAKSANA PADA BAYI DARI IBU HBSAG REAKTIF
• Persalinan : di RS rujukan hanya ditetapkan atas indikasi obstetrik atau indikasi klinis
lain yang memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat dilakukan di FTKP.
• Monitoring berkala; ibu hamil yang belum masuk kriteria pengobatan antivirus
hepatitis B, maka sebagai pengidap hepatitis B tetap memerlukan monitoring berkala
meskipun ibu telah melahirkan
ANC Usia 9 – 12
T8 : Lab Bayi Lahir Ibu Hep B
Terpadu Bln
18
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Pengawasan
– BIMTEK
Secara rutin bulanan/triwulanan (Lokmin, lokbul pkm)
Koordinasi dengan jejaring layanan
Skrining Skrining
Anti-HCV Anti-HCV
Anti HCV
Reaktif Anti HCV
Reaktif
VL Terdeteksi VL Terdeteksi
24
Tahap Persiapan
Prevalensi Hepatitis C di
wilayah tersebut (jika ada)
25
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
26
Rujukan untuk
pemeriksaan Viral Load
(VL) HCV-RNA
Rujukan untuk
pengobatan dengan
Direct Acting Antiviral
(DAA)
* Puskesmas atau Fasyankes lainnya seperti UTD PMI, Klinik Lapas/Rutan, Klinik Swasta dan lain-lain.
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
28
• Internal
• Kepala Puskesmas
• Layanan PDP (PP HIV)
• Layanan LASS/PTRM Anggaran Logistik
• Layanan TB DOTS
(Puskesmas yang
memiliki TCM)
• Laboratorium
• Layanan lainnya (jika Kolaborasi
Program
diperlukan)
• Eksternal :
• Institusi pemerintah yang
terkait (Contoh: Camat,
Lurah) Penjangkauan Rujukan Tes
• Komunitas atau LSM DDHC VL HCV-RNA
penjangkau/pendamping
populasi beresiko
• Kader Kesehatan
• Mitra lainnya Pendampingan
Pengobatan DAA
hingga SVR12
VL HCV-RNA (Fasyankes
Rapid Tes Anti-HCV
yang memiliki alat TCM)
Perhitungan Kebutuhan
Tahap Implementasi
Implementasi
• Skrining/ Deteksi Dini Hepatitis C (DDHC) terfokus dilakukan secara teratur
dan berkelanjutan terhadap:
• Orang dengan HIV
• Penasun
• WBP (jika ada)
• Pasien HD (RS)
• Semua pasien dengan hasil anti-HCV reaktif (positif) dipastikan agar
dilakukan pemeriksaan HCV-RNA (jumlah Virus Hepatitis C)
➢ Komunikasi dengan fasyankes rujukan/ Kerjasama dengan komunitas/LSM pendamping
• Semua pasien dengan HCV-RNA Terdeteksi dipastikan agar diberikan
pengobatan DAA
➢ Komunikasi dengan fasyankes rujukan/ Kerjasama dengan komunitas/LSM pendamping
• Semua hasil pemeriksaan harus dilakukan pencatatan dan pelaporan ke
dalam Sistem Informasi (SIHEPI) secara rutin setiap bulannya
Tahap Pemantauan
36
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Kesimpulan
1. Sasaran prioritas P2 hepatitis B adalah ibu hamil dan
bayinya serta tenaga kesehatan
2. Sasaran prioritas P2 hepatitis C adalah Penasun,
ODHIV/ODHA, WBP dan penderita HD
3. Upaya P2 hepatitis diantaranya dengan melakukan
deteksi dini hepatitis B dan C (DDHBC)
4. DDHBC dilakukan untuk menemukan sedini mungkin
orang terinfeksi hepatitis B dan C untuk segera
dilakukan upaya tindak lanjut untuk pemutusan rantai
penularan
HEP CAN’T WAIT