Anda di halaman 1dari 38

IMPLEMENTASI P2 HEPATITIS B DAN C

dr. Regina T. Sidjabat, M. Epid


Koordinator Poksi Hepatitis dan PISP
Disampaikan Pada
Orientasi Manajemen P2 Hepatitis
3 – 5 November 2021

C
O
N
T
E
N
T
Pelaksanaan Program P2 Hepatitis B
Persiapan
TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN

Advokasi dan Sosialisasi

Persiapan pelaksanaan: Identifikasi pelaksana (Estimasi jumlah,


Sumberdaya dan dana, Logistik & pengelolaannya (BHP, reagen dan HBIG),
Bahan-bahan KIE, jejaring kemitraan, mekanisme rujukan kasus dan follow up, RR

Peningkatan Kapasitas Petugas


Pelaksanaan
02 03
B. Deteksi Dini Hepatitis B

Menemukan sedini mungkin orang


yang terinfeksi Hepatitis B serta
dilakukan upaya-upaya untuk
pencegahan penularan dan layanan
lanjutan
Sasaran DDHB
Berdasarkan RAN Pengendalian Hepatitis 2020-2024:
Upaya P2 Hepatitis B dengan DDHB diprioritaskan
pada populasi berisiko tertular dan menularkan, yaitu :

▪ Ibu Hamil dan Bayinya

▪ Tenaga Kesehatan
Untuk Mencapai Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan hepatitis B dari Ibu ke Anak

PERMENKES NOMOR 52 TAHUN 2017


ELIMINASI PENULARAN HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS
B DARI IBU KE ANAK

LAYANAN ANC terintegrasi dengan HIV, Sifilis dan


hepatitis B

“3 ELIMINASI”
Pencegahan Penularan Ibu Anak
TAHAPAN PELAKSANAAN
▪ Setiap jenjang layanan KIA, fasyankes melakukan
pemeriksaan HIV, Sifilis dan hepatitis B kepada
semua ibu hamil minimal 1x dilakukan pemeriksaan
lab rutin pada ANC kunjungan 1 hingga menjelang
persalinan
▪ Pemeriksaan di puskes/faskes dengan metode Rapid
Tes
▪ Edukasi tentang 3E termasuk metode kontrasepsi
pasca salin sesuai status hep B
TATA LAKSANA PADA BAYI DARI IBU HBSAG REAKTIF

•Imunisasi; •Imunisasi •Bayi yang


bayi dalam lahir dari ibu • Bila HBsAg
sesuai Hepatitis B, Non Reaktif ,
kondisi klinis
baik diberi dengan pada usia 9 anak tidak
Vaksin HB0 program – 12 bulan tertular Hep
dan HBIG < imunisasi dilakukan B dari Ibu
24 jam yang nasional, pemeriksaan • Hasil Reaktif
2 – 3 jam yaitu usia HBsAg Rujuk ke
sebelumnya dengan
2 bulan, 3 metode RDT
Rumah Sakit
didahului
pemberian bulan, dan di mampu
Vitamin K. 4 bulan. Puskesmas Tatalaksana
Hep
15
PEMBERIAN ASI PADA BAYI LAHIR DARI
IBU REAKTIF HBSAG

• HB0+HBIg sudah terlebih dahulu


diberikan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


16
TATALAKSANA UNTUK IBU HAMIL DENGAN
HBsAg REAKTIF
• Ibu hamil HBsAg reaktif, rujuk ke Rumah Sakit. Bila tidak ada masalah klinis dan/atau
indikasi terapi berkaitan dengan hepatitis B, ANC dan persalinan dapat dilanjutkan di
FKTP.

• Persalinan : di RS rujukan hanya ditetapkan atas indikasi obstetrik atau indikasi klinis
lain yang memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat dilakukan di FTKP.

• Monitoring berkala; ibu hamil yang belum masuk kriteria pengobatan antivirus
hepatitis B, maka sebagai pengidap hepatitis B tetap memerlukan monitoring berkala
meskipun ibu telah melahirkan

• Melakukan tes HBsAg dan anti HBs; kepada pasangan/saudara sekandung/kontak


serumah, bila hasil HBsAg non reaktif dan Anti HBs negatif disarankan imunisasi
secara mandiri,

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


TATALAKSANA HEPATITIS B PADA BUMIL DAN BAYI

ANC Usia 9 – 12
T8 : Lab Bayi Lahir Ibu Hep B
Terpadu Bln

PPIA Bayi lahir dari ibu : Pemeriksaan Rujuk ke RS


Pemeriksaan HIV, HBsAg bayi dari
dilaksanakan Sifilis dan Hep B - Non Reaktif : Vit K, untuk
terintegrasi HB0 < 24 jam ibu hep B sebagai tatalaksana
min 1x selama monitoring
dengan kehamilan hingga - Reaktif : Vit K, HB0, kasus hep B
layanan KIA menjelang HBIg < 24 jam
persalinan
TATALAKSANA UNTUK TENAGA KESEHATAN

Reaktif : Rujuk ke Rumah Sakit mampu tatalaksana hepatitis

Non : Anti HBs Positif : telah terlindungi dari penularan hepatitis


Reaktif : Anti HBs Negatif : Imunisasi hepatitis B 3 dosis (0, 1, 6 bulan)

18
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Pengawasan
– BIMTEK
Secara rutin bulanan/triwulanan (Lokmin, lokbul pkm)
Koordinasi dengan jejaring layanan

– Pencatatan dan Pelaporan


Semua hasil pemeriksaan harus dilakukan pencatatan dan
pelaporan ke dalam Sistem Informasi (SIHEPI) secara rutin setiap
bulannya
Pelaksanaan Program P2 Hepatitis C
Deteksi Dini (Skrining) – Mengapa Penting?
Pintu masuk untuk terapi HCV → menuju eliminasi Hepatitis C

Untuk bisa memberikan hasil reaktif yang tinggi diperlukan skrining


terfokus → SKRINING PADA POPULASI RISIKO TINGGI HCV
Pentingnya Skrining Hepatitis C Terfokus
➢ Skrining terfokus dapat meningkatkan capaian hasil skrining reaktif dan memaksimalkan sumber daya yang ada

Skrining Tidak Terfokus Skrining Terfokus

Skrining Skrining
Anti-HCV Anti-HCV

Anti HCV
Reaktif Anti HCV
Reaktif

VL Terdeteksi VL Terdeteksi
24

Tahap Persiapan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Pemetaan Sasaran Hepatitis C

Pemetaan sasaran sesuai RAN :

Jumlah Orang dengan HIV Estimasi Jumlah Pengguna


(dan ODHIV on ART) Narkotika Suntik (Penasun)

Estimasi Warga Binaan Estimasi Pasien Hemodialisis


Permasyarakatan (WBP) (HD) untuk RS

Prevalensi Hepatitis C di
wilayah tersebut (jika ada)

25
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
26

Pemetaan Jejaring Rujukan

Rujukan untuk
pemeriksaan Viral Load
(VL) HCV-RNA

Rujukan untuk
pengobatan dengan
Direct Acting Antiviral
(DAA)

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


27

Pemetaan Jejaring Rujukan

* Puskesmas atau Fasyankes lainnya seperti UTD PMI, Klinik Lapas/Rutan, Klinik Swasta dan lain-lain.
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
28

Pemetaan Jejaring dengan Komunitas

Komunitas atau LSM penjangkau/


pendamping Orang dengan HIV

Komunitas atau LSM penjangkau/


pendamping penasun

Komunitas atau LSM pendamping


WBP

Komunitas Pasien HD (RS/Klinik)

Komunitas Pemerhati Hepatitis (jika


ada)
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
29

Pertemuan Koordinasi / Sosialisasi

• Internal
• Kepala Puskesmas
• Layanan PDP (PP HIV)
• Layanan LASS/PTRM Anggaran Logistik
• Layanan TB DOTS
(Puskesmas yang
memiliki TCM)
• Laboratorium
• Layanan lainnya (jika Kolaborasi
Program
diperlukan)

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


30

Pertemuan Koordinasi / Sosialisasi

• Eksternal :
• Institusi pemerintah yang
terkait (Contoh: Camat,
Lurah) Penjangkauan Rujukan Tes
• Komunitas atau LSM DDHC VL HCV-RNA
penjangkau/pendamping
populasi beresiko
• Kader Kesehatan
• Mitra lainnya Pendampingan
Pengobatan DAA
hingga SVR12

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


31

Perhitungan Kebutuhan Logistik

VL HCV-RNA (Fasyankes
Rapid Tes Anti-HCV
yang memiliki alat TCM)

• Tersedia tools untuk perhitungan kebutuhan logistik Hepatitis


C (dalam format Excel)

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


32

Perhitungan Kebutuhan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


33

Tahap Implementasi

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


34

Implementasi
• Skrining/ Deteksi Dini Hepatitis C (DDHC) terfokus dilakukan secara teratur
dan berkelanjutan terhadap:
• Orang dengan HIV
• Penasun
• WBP (jika ada)
• Pasien HD (RS)
• Semua pasien dengan hasil anti-HCV reaktif (positif) dipastikan agar
dilakukan pemeriksaan HCV-RNA (jumlah Virus Hepatitis C)
➢ Komunikasi dengan fasyankes rujukan/ Kerjasama dengan komunitas/LSM pendamping
• Semua pasien dengan HCV-RNA Terdeteksi dipastikan agar diberikan
pengobatan DAA
➢ Komunikasi dengan fasyankes rujukan/ Kerjasama dengan komunitas/LSM pendamping
• Semua hasil pemeriksaan harus dilakukan pencatatan dan pelaporan ke
dalam Sistem Informasi (SIHEPI) secara rutin setiap bulannya

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


35

Tahap Pemantauan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Monitoring & Evaluasi

• Dapat dilakukan dalam pertemuan rutin bulanan/triwulan (mini


lokakarya) puskesmas
• Koordinasi dengan layanan lainnya seperti PDP, LASS/PTRM, dan
laboratorium :
– Melakukan evaluasi cakupan DDHC terhadap populasi berisiko
– Melakukan evaluasi ketersediaan logistik DDHC

36
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Kesimpulan
1. Sasaran prioritas P2 hepatitis B adalah ibu hamil dan
bayinya serta tenaga kesehatan
2. Sasaran prioritas P2 hepatitis C adalah Penasun,
ODHIV/ODHA, WBP dan penderita HD
3. Upaya P2 hepatitis diantaranya dengan melakukan
deteksi dini hepatitis B dan C (DDHBC)
4. DDHBC dilakukan untuk menemukan sedini mungkin
orang terinfeksi hepatitis B dan C untuk segera
dilakukan upaya tindak lanjut untuk pemutusan rantai
penularan
HEP CAN’T WAIT

Anda mungkin juga menyukai