Anda di halaman 1dari 39

KEBIJAKAN P2 HEPATITIS C

DI INDONESIA
EPIDEMIOLOGI DAN KEBIJAKAN

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Epidemologi Hepatitis C
 Global (2019)
◦ 58 juta orang terinfeksi hepatitis C kronik
◦ 1,5 juta infeksi baru
◦ 290.000 kematian akibat hepatitis C
 Asia Tenggara (2019)
◦ 10 juta orang terinfeksi hepatitis C kronik
◦ 230.000 infeksi baru
◦ 38.000 kematian akibat hepatitis C
 Indonesia (2013)
◦ Anti HCV (+): 1,01%
◦ 2,5 juta penduduk terinfeksi hepatitis C
 Pengobatan menggunakan DAA 
mencapai kesembuhan >95%
 Masalah:
◦ Karier kronik: risiko sirosis, hepatoma
◦ Belum ada vaksin
◦ Penemuan kasus pada kelompok berisiko
Sumber: Global progress report on HIV, viral hepatitis, and STI, 2021 perlu ditingkatkan
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Prevalensi Hepatitis C
di Indonesia

2.0
Prevalensi Anti HCV
Indonesia :1%

1.5
Anti HCV laki-laki: 1,1%
Anti HCV perempuan: 0,9%
1.0
Tertinggi : usia >60 tahun (2%)

1.0
0.9

0.9
0.7

0.6

0.6

0.6
0.5

0.5
0.4

1-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-59 >60 Indonesia

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Kebijakan Program P2 Hepatitis
di Indonesia

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


Eliminasi Hepatitis B dan Menurunkan prevalensi
01 Hepatitis B dan Hepatitis
1 Hepatitis C.
C
Eliminisi Hepatitis B: 2030
Menurunkan insiden
Eliminasi Hepatitis C: 2040 02 Hepatitis B terutama pada
anak usia 1-4 tahun

03 Menurunkan kematian
Menurunkan kejadian akibat Hepatitis C
infeksi Hepatitis B dari
2 ibu ke anak mulai tahun
Meningkatkan kualitas hidup
04 penderita Hepatitis B dan
2022 Hepatitis C

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Kebijakan Program P2 Hepatitis
di Indonesia

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Surat Edaran Kolaborasi Hepatitis C Dengan HIV/AIDS
Dan PIMS Untuk Eliminasi HCV Dan HIV

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Isi Surat Edaran Kolaborasi HCV-HIV
Untuk Dinkes Provinsi

Fasyankes Hepatitis Fasyankes HIV


• Tes HIV dilakukan secara rutin setelah • Tes anti-HCV dilakukan kepada
penilaian risiko pajanan dan konseling semua Orang dengan HIV (ODHIV).
kepada pasien Hepatitis C • Hasil anti-HCV reaktif (positif) harus
• Pasien Hepatitis C dengan HIV reaktif dilakukan pemeriksaan HCV-RNA.
dihubungkan dengan layanan PDP • Semua pasien dengan hasil HCV-RNA
untuk mendapatkan ARV mendapat pengobatan DAA
• Semua hasil pemeriksaan dan • Semua hasil pemeriksaan dan
pengobatan harus dilakukan pengobatan harus dilakukan
pencatatan dan pelaporan ke dalam pencatatan dan pelaporan ke dalam
Sistem Informasi secara rutin setiap Sistem Informasi secara rutin setiap
bulannya bulannya

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Isi Surat Edaran Kolaborasi HCV-HIV
Untuk Dinkes Kabupaten/Kota
Dinkes Kabupaten/Kota
• Melakukan pemantauan, evaluasi dan penilaian secara
berkala untuk memastikan kolaborasi Program HCV-HIV
dapat terlaksana dan dilakukan secara rutin di setiap
fasyankes
• Menentukan dan memfasilitasi puskesmas prioritas untuk
melakukan Deteksi Dini Hepatitis C (DDHC)
• Menyusun perencanaan anggaran dan kebutuhan tingkat
daerah terkait logistik Hepatitis C dan HIV.
• Mengajukan permintaan logistik terkait Hepatitis C dan HIV

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Isi Surat Edaran Kolaborasi HCV-HIV
Untuk Komunitas / LSM
Komunitas / LSM (Penasun, ODHA, WBP, Hemodialisa)

• Melakukan edukasi kepada semua anggota komunitas dan


klien dampingan tentang pentingnya pemeriksaan dan
pengobatan Hepatitis C terhadap Orang dengan HIV, dan
pentingnya pemeriksaan dan pengobatan HIV terhadap
pasien Hepatitis C

• Memastikan semua anggota komunitas dan klien dampingan


mendapat pemeriksaan terkait Hepatitis C dan HIV serta
mendapat pengobatan yang dibutuhkan jika terbukti
menderita Hepatitis C dan/atau HIV
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
PNPK Hepatitis C

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Surat Pemakaian Bersama TCM

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Pengembangan Program P2 Hepatitis
Tahun 2020-2024
01 04
Penyebaran Informasi melalui Media Perluasan jejaring layanan
Sosial, Penguatan Kepedulian Hepatitis B & C di FKTP
Masyarakat dan Advokasi Para
dan FKRTL
Pemangku Kepentingan

05
• Penguatan Data &
02 Pengembangan
Surveilans Hepatitis
• Pengembangan operational study terkait
Hepatitis B & C
electronic data

03 06
Penguatan Kapasitas Nakes Pemutakhiran kebjiakan dan
melalui webinar dan platform strategi P2 Hepatitis berbasis
online data dan perkembangan ilmu
pengetahuan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


DETEKSI DINI HEPATITIS C (DDHC)

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Deteksi Dini (Skrining) – Mengapa Penting?

Pintu masuk untuk terapi HCV  menuju eliminasi


Hepatitis C

Untuk bisa memberikan hasil reaktif yang tinggi


diperlukan skrining terfokus  SKRINING PADA
POPULASI RISIKO TINGGI HCV

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Pentingnya Skrining Hepatitis C Terfokus

 Skrining terfokus dapat meningkatkan capaian hasil skrining reaktif dan memaksimalkan sumber daya yang ada

Skrining Tidak Terfokus Skrining Terfokus

Skrining Skrining
Anti-HCV Anti-HCV

Anti HCV Anti HCV


Reaktif Reaktif

VL Terdeteksi VL Terdeteksi

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Prioritas Pasien Skrining Anti-HCV

Penasun (dan eks penasun)

Orang dengan HIV (Skrining anti-HCV dilakukan pada


semua pasien HIV, PNPK Tatalaksana HIV 2019)

Pasien Hemodialisa (HD)

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


PENGOBATAN HEPATITIS C

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


INDIKATOR P2 HEPATITIS C

Proses dan hasil kegiatan program P2 Jangka pendek: Pada tahun 2030:
Hepatitis yang dilakukan di 1. Cakupan orang dengan HCV
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional
• Morbiditas: prevalensi
yang terjangkau kegiatan
pencegahan Hepatitis C
Hepatitis C menurun
Indikator: 2. Cakupan #1 yang dites anti- 80% (2040 vs. 2015)
1. Jumlah (%) kabupaten/kota yang • Mortalitas Hepatitis C
HCV (DDHC)
melaksanakan DDHB dan atau
DDHC
3. Cakupan #2 yang mengetahui menurun 65% (2040 vs.
Indikator Renstra Kemenkes statusnya 2015)
4. Cakupan #3 yang mengakses
2. Jumlah (%) provinsi yang layanan terapi WHO GHSS on Viral Hepatitis 2016-2021
dengan penyesuaian negara
mempunyai sarana dan prasarana 5. Cakupan #4 yang mendapatkan (2030 2040)
diagnosis dan terapi Hepatitis C terapi1
6. Cakupan #5 yang
menyelesaikan terapi
Jangka menengah:
Keterangan:
1) sesuai kriteria inklusi terapi HCV dalam PNPK HCV
7. Cakupan #6 dengan VL SDGs 3.3.4
2) diukur dengan Sustained Virologic Response 12 minggu tersupresi2
setelah menyelesaikan terapi
”TREATMENT AS PREVENTION”

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


TARGET RAN 2020-2024

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Alur Pemeriksaan & Pengobatan
HEPATITIS C
Pasien Sofosbuvir 400 mg
isi : 28 tablet
Konsumsi:
1 kaps perhari
Tes Anti HCV Salah satu cth alat:
Puskesmas

(RDT)
Daclatasvir
30/60 mg
isi : 28 tablet
Negatif Positif Konsumsi:
1 kaps perhari
Rumah Sakit
Bbrp Puskesmas

Tes VL HCV
Salah satu cth alat:

Tidak
Terdeteksi
Terdeteksi
Tes VL utk Tes VL utk
menentukan menentukan
Pengobatan Pengobatan kesembuhan
Pemeriksaan
Hep C (SVR12)
lain +
Pengobatan kombinasi
3 – 6 bln* terapi
minum obat
3 bln
Pasca terapi
2 atau 3 obat 21
21
HEPATITIS
HEPATITIS&&
PISP
PISP *)1 bln terapi = 28 hariKementerian Kesehatan
Kementerian Republik Indonesia
Kesehatan Republik Indonesia –– Direktorat
Direktorat P2PML
P2PML
PENGOBATAN HEPATITIS C

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Hepatitis B vs HCV vs HIV

Hepatitis B Hepatitis C HIV

Virus DNA RNA RNA

Vaksin Tersedia Belum ada Belum ada

Obat anti Ada Ada Ada


virus
Target terapi Supresi virus Sembuh Supresi virus

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Direct Acting Antiviral (DAA)

Harapan Baru :
HEPATITIS & PISP
DAA ! Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
Kelebihan obat DAA

• Menghambat replikasi virus


• Efek samping sangat rendah
• Sediaan oral
• Keberhasilan di atas 95%

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Prinsip Terapi Hepatitis C
• Kombinasi ( Sofosbovir dan
Daclastavir)
• Durasi pengobatan (sirosis vs non-
sirosis)
• Koinfeksi HIV (dosis daclastavir )

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


• Jika pasien koinfeksi HIV
dengan ART mengandung
HCV RNA1 HCV RNA2/SVR12
Nevirapin (NVP) dan
Efavirenz (EFZ) maka dosis
12 minggu DAC dinaikkan dari 60 mg
SOFOSBUVIR +
DACLATASVIR menjadi 90 mg.

NON SIROSIS 1 2 3 4 5 6 • 1 Botol SOF/DAC berisi 28


tablet (bukan 30 tablet)
12 minggu/~ 3 bulan

HCV RNA1 HCV RNA2/SVR12

12
SOFOSBUVIR + DACLATASVIR minggu
SIROSIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9

24 minggu/~ 6 bulan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


CAPAIAN PROGRAM

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


KASKADE PENGOBATAN HEPATITIS C INDONESIA
TAHUN 2017-2021
700,000 120.00
613,496
600,000 96.13 100.00
Kaskade Pengobatan Hepatitis C:
500,000
84.10 - Persentase reaktif anti-HCV: 4,21%
64.97 66.45
80.00
- Persentase gap pemeriksaan HCV
400,000
51.29
46.76
60.00 RNA : 35,03%
300,000
- Persentase HCV RNA terdeteksi :
40.00
200,000
51,29%
4.21
100,000 20.00 - Persentase gap mulai pengobatan :
25,820 16,774 8,603 7,235 4,808 2,248 2,161
- 0.00 15,90%
V f i 2) )
HC siti
A ks an ka
p
VR - Persentase gap pengobatan lengkap
ti o RN ete bat g VR1 (S
an V
p
HC
V r d
ng
o len (S h
: 33,55%
s HC L te e an n bu
Te ti sV A p at ha Se
m
An Te RN ai b u - Persentase gap tes SVR12 : 53,24%
V ul ng
o m
b
HC M
Pe se
sk
e - Persentase sembuh : 96,13%
Te

JUMLAH PASIEN MULAI PENGOBATAN HEPATITIS C TAHUN 2017-2021

1.377 2.005 2.221 306


1.326

2021
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
PENGOBATAN HEPATITIS C TAHUN 2017-2021
BERDASARKAN STATUS KOINFEKSI, SIROSIS, JENIS KELAMIN,
FAKTOR RISIKO, DAN REJIMEN

Status Koinfeksi HIV Status Sirosis Jenis Kelamin

Koin- Non Tidak diketahui; 26;


feksi Tidak diketahui; siro- Tidak diketahui;
0%
HIV; Mon 26; 0% sis; 26; 0% Perem Laki-
1676; oin- 4482; Siro- puan; laki;
23% feksi; 62% sis; 2064; 5146;
5534; 2728; 29% 71%
76% 38%

Faktor Risiko
Rejimen
4500 4171
4000 SOF+DAC : 77,1% Waria; 5; 0% Transfusi Darah; 395;
3500
ELB+GRA : 12% WPS; 8; 0%
6%
3000
2500
Penasun; 1442; Hemodialisa; 971;
2000
21% 14%
1500 1302
1000
849 LSL; 13; 0%
436
500 105 94 82 42 20
0
SOF + SOF + ELB + SOF + SOF + SOF + SOF + Lainnya SOF +
DAC (60) DAC (90) GRA SIM RBV DAC (60) SIM + DAC (90) Operasi; 169; 2%
+ RBV RBV + RBV Lainnya; 3993;
57%
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
DATA PENGOBATAN HEPATITIS C
TAHUN 2017-2021
Tes
Tes anti Anti HCV %anti HCV Tes VL %tes HCV HCV RNA %HCV Mulai %mulai Pengobat %mulai kesembuh %tes
Nama Provinsi RNA pengobat pengobat an pengobat kesembuh Sembuh %sembuh
HCV positif positif HCV RNA RNA terdeteksi terdeteksi an (SVR)
an an lengkap an (SVR12) an

DKI Jakarta 313.590 16.247 5,18 9.440 58,10 4.803 50,88 3.905 81,30 3.072 78,67 1.356 44,14 1.302 96,02
Jawa Barat 51.393 2.870 5,58 2.232 77,77 1.088 48,75 842 77,39 620 73,63 385 62,10 366 95,06
Jawa Tengah 47.883 1.083 2,26 1.237 114,22 532 43,01 519 97,56 223 42,97 118 52,91 117 99,15
Jawa Timur 19.757 1.340 6,78 1.788 133,43 925 51,73 801 86,59 352 43,95 174 49,43 165 94,83
Sulawesi Selatan 81.571 928 1,14 581 62,61 243 41,82 178 73,25 39 21,91 34 87,18 33 97,06
Sumatera Utara 860 8 0,93 185 2.312,50 97 52,43 200 206,19 99 49,50 38 38,38 38 100,00
Bali 22.135 463 2,09 462 99,78 321 69,48 278 86,60 132 47,48 30 22,73 29 96,67
DI Yogyakarta 4.973 263 5,29 148 56,27 96 64,86 134 139,58 51 38,06 28 54,90 27 96,43
Lampung 15.760 616 3,91 163 26,46 94 57,67 92 97,87 48 52,17 9 18,75 9 100,00
Jambi 2.758 38 1,38 41 107,89 29 70,73 31 106,90 21 67,74 4 19,05 4 100,00
Kalimantan Barat 13.835 272 1,97 24 8,82 18 75,00 23 127,78 18 78,26 - - - #DIV/0!
Kalimantan Timur 4.016 450 11,21 265 58,89 194 73,21 145 74,74 99 68,28 62 62,63 61 98,39
Sulawesi Utara 20.967 740 3,53 18 2,43 11 61,11 41 372,73 19 46,34 6 31,58 6 100,00
Nusa Tenggara Barat 1.974 49 2,48 12 24,49 8 66,67 8 100,00 8 100,00 4 50,00 4 100,00
Kalimantan Selatan 3.352 41 1,22 18 43,90 13 72,22 7 53,85 6 85,71 - - - #DIV/0!
Aceh 2.331 56 2,40 20 35,71 13 65,00 12 92,31 - - - #DIV/0! - #DIV/0!
Sumatera Selatan 5.621 338 6,01 130 38,46 102 78,46 19 18,63 1 5,26 - - - #DIV/0!
Sumatera Barat 16 14 87,50 10 71,43 10 100,00 1 10,00 - - - #DIV/0! - #DIV/0!
Sulawesi Tenggara
Kepulauan Riau proses pengembangan
Papua
Kalimantan Tengah 704 4 0,57 proses pengembangan

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


DATA DETEKSI DINI HEPATITIS C DI RUTAN DAN LAPAS
TAHUN 2018-2021
Tes anti anti HCV %anti HCV
Provinsi Fasnyankes Tahun HCV positif positif
Lapas Kelas I Cipinang 2019 3482 285 8,18
Lapas Kelas II Cipinang 2018 46 19 41,30
Narkotika 2019 2078 187 9,00
Lapas Perempuan Pondok 2018 159 3 1,89
Bambu 2019 128 2 1,56
2018 49 0 0,00
Lapas Salemba 2019 1925 117 6,08
2020 220 12 5,45
DKI Jakarta 2018 256 58 22,66
Rutan Klas I Cipinang
2019 3569 129 3,61
2018 10 2 20,00
Rutan Klas II A Pondok
Bambu Jakarta Timur 2019 500 9 1,80
2021 120 0 0,00
2018 170 21 12,35
2019 5709 348 6,10
Rutan Salemba
2020 1831 91 4,97
2021 1090 76 6,97
Kalimantan Selatan LAPAS NARKOTIKA KELAS 2019
IIA KARANG INTAN 121 1 0,83
Lapas Narkotika Klas II A 2020
Bandar Lampung 385 9 2,34
Lampung
LAPAS PEREMPUAN KELAS 2020
IIA BANDAR LAMPUNG 285 0 0,00

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


KASKADE PENGOBATAN HEPATITIS C
JAWA TENGAH TAHUN 2021

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


PENGOBATAN HEPATITIS C JAWA TENGAH TAHUN -2021
BERDASARKAN STATUS KOINFEKSI, SIROSIS, JENIS KELAMIN,
FAKTOR RISIKO

Status Sirosis

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


RS DAA Di Indonesia 2017-2021

No Provinsi Nama Kab/Kota Nama Rumah Sakit


1 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
2 RS St.Carolus
Jakarta Pusat
3 RSPAD Gatot Subroto
4 RSUD Tarakan
5 RS Kanker Dharmais
6 Jakarta Barat RSUD Cengkareng
7 DKI JAKARTA RS Pelni
8 RSUP Persahabatan
9 Jakarta Timur RSUD Pasar Rebo
10 RS Pengayoman Cipinang
11 RSUP Fatmawati
Jakarta Selatan
12 RSUD Tebet
13 Jakarta Utara RS Koja
14 Kota Bandung RSUP Hasan Sadikin
15 Kota Bogor RSUD Kota Bogor
Jawa Barat
16 Kota Cirebon RSUD Gunung Jati Cirebon
17 Kota Sukabumi RSUD Syamsudin Sukabumi

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


RS DAA Di Indonesia 2017-2021

No Provinsi Nama Kab/Kota Nama Rumah Sakit


18 Kota Semarang RSUP Dr.Kariadi
19 Jawa Tengah Kota Surakarta RSU Dr. Moewardi Solo
20 Kota Banyumas RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
21 Kota Surabaya RSUD Dr.Soetomo
22 Jawa Timur Kota Malang RSUD Dr. Saiful Anwar
23 Kota Madiun RSUD Dr. Soedono Madiun
24 RSU H.Adam Malik
25 Sumatera Utara Kota Medan RSU Dr. Pirngadi
26 RS Bhayangkara Medan
27 RS Dr.Wahidin Soedirohusodo
Sulawesi Selatan Kota Makasar
28 RS Universitas Hasanudin
29 Bali Kota Denpasar RSUP Sanglah
Nusa Tenggara Barat Kota Mataram RSUD Provinsi NTB
30
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
RS DAA Di Indonesia 2017-2021

No Provinsi Nama Kab/Kota Nama Rumah Sakit

31 Jambi Kota Jambi RSUD Raden Mattaher Jambi


Kota Bandar
32 Lampung Lampung RSUD dr. H. Abdul Moeloek

33 DI Yogyakarta Kabupaten Sleman RSUD Dr. Sardjito

34 Kalimantan Barat Kota Pontianak RSUD Dr. Soedarso

35 Kalimantan Timur Kota Balikpapan RSUD Abdul Wahab Sjahranie

36 Sulawesi Utara Kota Manado RSUP Prof.dr.R.D.Kandau

37 Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin RSUD Ulin

38 Aceh Kota Bandar Aceh RSU Dr. Zainoel Abidin

39 Sumatera Selatan Kota Palembang RSU dr. Moh Hoesin

40 Sumatera Barat Kota Padang RSU M Jamil

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML


Upaya Percepatan Program
Hepatitis C
100% deteksi dini hepatitis C pada populasi
berisiko (penasun, ODHA, WBP, pasien
hemodialisa)

Semua fasyankes yang memiliki layanan tes &


pengobatan HIV, PTRM, LASS melakukan DDHC

34 provinsi mampu memberikan layanan


hepatitis C di tahun 2022

Perluasan layanan diagnosis dan


pengobatan hepatitis C sampai
Kabupaten/Kota

Semua kegiatan harus dicatat dan


dilaporkan ke SIHEPI tepat waktu

3
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
SEGERA TANGANI HEPATITIS
HEPATITIS CAN’T WAIT
TERIMA KASIH 

HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML

Anda mungkin juga menyukai