Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling dasar dan terdepan
dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Melalui program
pelayanan puskesmas, diharapkan akan tercapai masyarakat yang mandiri menuju sehat sesuai
dengan visi Departemen Kesehatan. Program puskesmas terdiri dari program kesehatan dasar
yaitu Program Promosi Kesehatan, Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga
Berencana, Program Pemberantasan Penyakit Menular, Program Peningkatan Gizi, Program
Kesehatan Lingkungan, Program Pengobatan dan Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(Mubarak, 2009).
Hepatitis merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi.
Infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Infeksi virus lain (dangue, herpes); parasite (malaria,
amoeba); bakteri.Non infeksi Penggunaan alkohol Racun, zat kimia, obat-obatan, dan
suplemen Infeksi virus lain (dangue, herpes); parasite (malaria, amoeba); bakteri Autoimun
Perlemakan.Jenis virus hepatitis ada 2 macam yaitu akut dan kronis. Indonesia Memiliki
Prevalensi Hepatitis B Tertinggi di WHO South-East Asia Region = 7,1%. Prevalensi
Hepatitis C Indonesia Peringkat 3 di WHO South-East Asia Region = 1%. Sirosis hepatitis
merupakan urutan ke-8 penyakit katastropik di Indonesia. Estimasi kematian akibat hepatitis di
Indonesia 11 Paling banyak kematian diakibatkan hepatitis B dan C.
Pencegahan penularan Hepatitis A, B DAN C Yang telah berjalan antara lain:Skrining
hepatitis B pada bumil,Pemberian HBIg pada bayi (usia kurang dr 24 Jam) dari ibu yang
positif hepatitis B,Skrining hepatitis C pada populasi berisiko ,Pengobatan hepatitis C dengan
DAA dilakukan di 25 provinsi. Rencana Pengembangan Program Pencegahan antara
lain:Pemberian tenofovir pada bumil terinfeksi hepatitis B direncanakan pada tahun 2023,dan
Introduksi Imunisasi hepatitis A Tahun 2023.
Tingginya angka kematian dan kesakitan ibu serta kematian bayi di Indonesia menjadi
perhatian pemerintah dan WHO. Laporan survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia telah berhasil diturunkan dari 307/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI,2007).
Angka Kematian Bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan
kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007,
lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan
anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus.
Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 2010-
2014 yaitu 118/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 dan target Millenium Development
Goals (MDGs) yaitu 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

1
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat khusus nya ibu dan
anak, maka pelayanan di fasilitas kesehatan perlu dilaksanakan secara komprehensif dan
terpadu, mencakup upaya promotif dan preventif .

1.2 Tujuan Panduan


1. Tujuan Umum
Buku panduan deteksi dini hepatitis b pada ibu hamill Puskesmas Sidotopo Wetan
disusun sebagai panduan bagi tenaga kesehatan Puskesmas Sidotopo Wetan di pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan status Kesehatan Ibu dan Anak;
b. Menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan;
c. Menurunkan angka kematian bayi dan Balita;
1.3 Sasaran Panduan
1. Sasaran Pelayanan
Semua ibu dan anak khususnya yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, nifas
tanpa komplikasi maupun dengan komplikasi, pelayanan neonatus, pelayanan/kunjungan
bayi, pelayanan anak balita dan pelayanan kesehatan anak balita sakit.
2. Penggunaan buku panduan
Sasarannya adalah tenaga pelayanan kesehatan Puskesmas Sidotopo Wetan. Tenaga
kesehatan tersebut termasuk bidan, perawat, dokter umum serta tenaga kesehatan terkait
di Puskesmas Sidotopo Wetan.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Program Deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil


   A. Defenisi   

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).  Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).

B.    Etiologi

Beberapa virus yang menyebabkan hepatitis adalah :

a. Hepatitis A Virus (HAV)

Merupakan virus RNA kecil yang dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi


dan fase preikterik. HAV sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. HAV terutama
ditularkan melalui oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi. Penularan
ditunjang oleh adanya sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak intim
(tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi rata-rata adalah 28 hari. Masa infektif tertinggi
adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus.

b. Hepatitis B Virus (HBV)

HBV termasuk virus DNA bercangkang ganda yang memiliki lapisan permukaan dan bagian
inti. Infeksi HBV merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan kronik, sirosis dan kanker
hati di seluruh dunia. Cara utama penularan HBV melalui parenteral dan
menembus membran mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata
adalah sekitar 120 hari. Hampir semua cairan tubuh –darah, semen, saliva, air mata, asites, susu
ibu, kemih dan juga feses– dari orang yang terinfeksi dapat menular, terutama 3 dari yang
pertama.

c. Hepatitis C Virus (HCV)

HCV merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak. HCV diduga terutama ditularkan


melalui jalan parenteral, kemungkinan melalui kontak seksual. Virus dapat menyerang semua
kelompok usia, tetapi lebih sering orang dewasa. Masa inkubasi berkisar 15–160 hari, rata–rata
50 hari.

C. Tanda dan Gejala

a.      Hepatitis A

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan


pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri
perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12
minggu.

b.      Hepatitis B

3
Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, demam ringan, mual muntah, kurang
nafsu makan, mata dan kulit kuning, dan air kencing berwarna gelap.

c.      Hepatitis C

Gejala yang dirasakan pada hepatitis C antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit
kepala, sakit pada bagian atas sebelah kanan perut atau hilangnya nafsu makan. (Silalahi
L., 2004/03/26/).

4
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Macam-macam hepatitis

a. .

5
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Pengertian
Pengumpulan data pengelolaan data merupakan kegiatan dari PWS KIA. Data yang
diperlukan data PWS KIA adalah data sasaran dan data pelayanan. Pemantauan Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan
pemantauan program hepatitis B di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

4.2 Tujuan
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus di setiap wilayah
kerja.

4.3 Proses Pengumpulan, Pencatatan dan Pengolahan Data Kia Data Sasaran
1. Jenis Data
a. Jumlah seluruh ibu hamil pada kunjungan pertama kali di puskesmas
b. Jumlah seluruh ibu bersalin hamil yang belum pernah periksa kehamilannya
c. Jumlah seluruh bayi dengan ibu yang positif hepatitis B

d. Jumlah seluruh anak balita;


e. Jumlah seluruh PUS.
Data pelayanan :
1) Jumlah akses pelayanan antenatal (cakupan K1) :
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2) Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu tenaga kesehatan, di suatu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
3) Cakupan kunjungan neonatus pertama (KN 1)

Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 6-8 jam
setelah lahir di suatu wilayah tertentu.

4) Cakupan penanganan komplikasi neonatus

6
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh
Tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
5) Cakupan pelayanan kesehatan bayi 0-12 bulan (kunjungan bayi)
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali yaitu
1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, dan satu kali pada
umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu, telah lulus KN lengkap.
6) Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan)
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan ) yang memperoleh pelayanan sesuai
standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x setahun.
2. Sasaran Data
Data sasaran berasal dari pendataan dan pencatatan di wilayah kerjanya puskesmas
sidotopo wetan.Pendokumentasian dalam pelayanan program kesehatan ibu dan anak
dapat dilihat melalui :
1. Kohort;
2. Laporan Bulanan KIA
3. Laporan bulanan hepatitis
4. Laporan tahunan hepatitis
Dengan disusunnya Buku Panduan deteksi dini hepatitis b pada ibu hamil Puskesmas
Sidotopo wetan diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana di Program hepatitis b di
Puskesmas Sidotopo Wetan.

7
BAB V
PENUTUP

Panduan deteksi dini hepatitis b pada ibu hamil merupakan bahan acuan dalam melaksanakan
program. Harapan selanjutnya dengan disusunnya Panduan deteksi dini hepatittis b pada ibu hamil
dapat meningkatkan pencapaian program, termasuk menggerakkan masyarakat untuk lebih berperan
aktif dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk
memecahkan permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan.
Demikian hasil penyusunan Panduan deteksi dini hepatitis b pada ibu hamil di Puskesmas
Sidotopo Wetan. Tim penyusun berharap agar program-program kesehatan dapat terlaksana dan
target yang diinginkan dapat tercapai. Muara dari semua ini adalah agar kualitas pelayanan
kesehatan di wilayah Puskesmas Sidotopo Wetan terus meningkat.

Kepala UPTD Penanggung Jawab Program


Puskesmas Sidotopo Wetan

Dr. Evi Susanti Fina Yuniati, Amd.Keb


NIP.196903032002122005

Anda mungkin juga menyukai