Anda di halaman 1dari 16

TEORI WARNA

I. Mengapa perlu mempelajari warna?

Perkembangan teknologi memungkinkan terciptanya berbagai software aplikasi warna. Namun seorang desainer grafis sebaiknya tidak hanya mengandalkan pengetahuannya terhadap penggunaan software-software tersebut. Seorang desainer grafis harus pula mengasah kepekaan dan kreativitas seninya di dalam proses perancangan desain. Seni warna tidak sekadar berperan dalam menciptakan keindahan, tetapi juga membangun pesan yang ingin disampaikan melalui rancangan objek desain. Prof. Drs. Yusuf Affendi M.A., Guru Besar Institut Teknologi Bandung dan Universitas Trisakti Jakarta mengatakan, warna merupakan salah satu unsur seni rupa yang paling relatif. Kekeliruan melihat dan menerapkan warna antara komputer, cetak kertas, layar monitor terhadap kenyataan warna telah menjadi kegagalan umum, sehingga seringkali merugikan penampilan objek berwarna.

Warna ada dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Setiap hari, kita dikelilingi oleh warnawarna. Para ahli fisika, kimia, biologi, maupun ilmu sosial juga berkecimpung dengan warnawarna.

Dalam ilmu desain, warna adalah bagian integral dalam semua elemen desain. Dengan kata lain, warna adalah salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan warna lain di sekitarnya.

Untuk menciptakan sebuah komposisi warna yang menarik dan menyenangkan, diperlukan keahlian. Sama seperti seorang penulis yang perlu berlatih secara kontinyu agar mahir merangkai kata-kata, maka warna-warna pun dapat dipelajari dan disusun menurut teorinya.

Namun untuk bisa memahami dan menghayati konsep-konsep warna, tidak cukup dengan membaca teorinya saja. Penguasaan terhadap warna harus melalui proses pengalaman yang berkesinambungan, tidak hanya dalam hal melakukan eksperimen, tapi juga mengikuti perkembangan zaman.

Untuk memiliki kemampuan membandingkan sifat-sifat warna, mulai dari panas-dingin, value (nilai) terang-gelap, suram, cemerlang, dan aneka komposisi warna lainnya, tidak cukup hanya dengan melihat (seeing) seperti mengandalkan piranti instant yang banyak beredar untuk aplikasi di komputer, tapi juga perlu belajar merasakan (feeling). Pengalaman bersentuhan langsung dengan warna, akan melatih kepekaan dan meningkatkan kreativitas kita dalam menciptakan karya-karya desain yang lebih kaya dan hidup, demi mencapai tujuan yang diinginkan. Memahami warna berarti mampu menjelaskan dan mengaplikasikan warna dalam proses perancangan desain.

II. Sejarah teori warna Sekilas tentang sejarah penemuan teori-teori warna yang penting:

Masa Prasejarah Warna telah digunakan oleh pelukis-pelukis gua di Lascaux dan Altamira di Perancis Selatan

dan Spanyol.

Gua Lascaux Gua prasejarah terbesar di Perancis Barat Daya, ditemukan tahun 1940. Lascaux terkenal karena banyak lukisan gua dari zaman Paleolitikum. Ada hampir gambar 2000 hewan, manusia dan tanda-tanda abstrak di dalam gua. Binatang yang dilukis antara lain rusa, sapi, bisons, kucing, burung, seekor badak dan beruang.

Gua Altamira di wilayah Cantabria utara , Spanyol, ditemukan tahun 1868. Kompleks gua yang berisi lukisan-lukisan prasejarah. Situs yang dikenal sebagai "Kapel Seni Paleolitik Sistina". Gua Altamira memuat 21 gambar bison berwarna merah dan hitam di langit-langit batu kapur yang rendah. Lukisan-lukisan itu diperkirakan berusia antara 14 ribu hingga 20 ribu tahun. Situs itu dinyatakan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 1985.

Warna-warna yang digunakan di masa pra sejarah umumnya kuning dan merah. Diduga bahan untuk membuat warna dari biji-bijian, tanah liat, atau darah binatang.

Masa Mesir Kuno, Yunani, Roma dan seni di Asia Seni tidak timbul sebagai seni tetapi dari kaidah-kaidah agama. Seni lebih berfungsi praktis dan simbolis. Misalnya personifikasi dewa-dewa, seperti Piramida di Mesir atau Ziggurat di Babilonia yang berisi bagan-bagan mistik arsitektur. Warna di masa ini lebih sebagai penyampai pesan, bukan sebagai ungkapan emosi pribadi, sehingga warna-warna kurang menonjol. Warna yang dipakai umumnya warna biru, hijau, merah, kuning, keemasan, merah-ungu.

Di Masa Aristoteles, Filsuf Yunani (384 SM-322 SM) Seorang ahli fisafat terbesar di dunia. Bapak ilmu pengetahuan ini Merumuskan bahwa seni visual artinya meniru benda nyata melalui warna dan bentuk. Warna terdiri dari dua golongan, yaitu warna yang berasal dari cahaya terang dan yang berasal dari kegelapan.

Di Masa Leonardo Da Vinci (1452-1519) Delapan belas abad kemudian, Leonardo Da Vinci berpendapat bahwa seluruh warna adalah putih. Waktu itu belum ada sistematika pengelompokkan warna dan para ahli filsafat juga belum mengakui bahwa hitam dan putih termasuk warna. Warna masih menjadi misteri hingga penemuan teori oleh Isaac Newton.

Dia juga menemukan warna utama yang fundamental, terkadang disebut sebagai warna utama

psikologis, yaitu merah, kuning, biru, hitam dan putih, meski dia belum mempunyai sistematika cara mengelompokkan warna. Lukisan Monalisa adalah salah satu maha karyanya dalam warnawarna transisi yang lembut dan halus, dengan teknik melukis sfumato (sebuah teknik melukis yang membuat tampilan gambar seperti berkabut)

Pengetahuan tentang warna pertama Tahun 1680 Sir Isaac Newton berpendapat semua warna tergabung pada cahaya putih. Dia menemukan 7 warna pelangi yang disebut spektrum warna terpancar melalui sebuah kaca prisma. Cahaya matahari yang dibiaskan melalui kaca prisma tersebut terurai menjadi 7 gelombang cahaya yang berbeda, yaitu : merah, jingga (oranye), kuning, hijau, biru, nila (biru tua/indigo) dan ungu. Dikenal dengan sebutan mejikuhibiniu.

Berawal dari warna pelangi inilah lahir aneka teori warna.

III. Pengertian warna Definisi warna secara umum: Colour is sensation produced by the eye by rays of decompressed light ; effect produced by a ray of light of a particular wavelenghth or a mixture of these (Hornby, 1974)

(sensasi yang dihasilkan oleh mata dengan sinar dekompresi cahaya; efek yang dihasilkan oleh sinar cahaya dari panjang gelombang tertentu atau campuran keduanya)

Dalam desain, warna adalah bagian integral dari semua elemen desain. Warna memberikan sensasi yang berhubungan dengan indera penglihatan, karena bersifat visual.

Berdasarkan Ilmu Fisika, warna = gelombang elektromagnetik cahaya. Gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap mata kita yang mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nanometer.

IV. Bagaimana warna terlihat? Cahaya, mata, dan objek adalah tiga unsur penting untuk menikmati warna. Cahaya merangsang retina mata yang menimbulkan sensasi warna yang bersifat visual. Cahaya mengenai objek. Sebagian spektrum diserap oleh objek, sebagian lagi dipantulkan. Mata menangkap spektrum yang dipantulkan dari objek.Retina mata mengidentifikasikan warna ke otak. Warna pada objek terlihat sesuai dengan spektrum cahaya yang terpantul ke mata.

V. Warna sebagai bagian dari desain dasar (nirmana/estetika bentuk)

Desain dasar terdiri dari dua wilayah: 1. Elemen Desain 2. Prinsip Desain

Disarikan dari buku karya Adi Kusrianto, Desain Komunikasi Visual, dan buku-buku desain lainnya, maka elemen-elemen desain dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Elemen Desain: a. Titik Adalah unsur yang wujudnya relatif kecil, di mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. b. Garis Adalah unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek, sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Pada garis terdapat arah serta dimensi memanjang. Bentuknya bisa lurus, melengkung, bergelombang, zig-zag, dan sebagainya.

c. Bidang (2D) Adalah unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Bidang adalah permukaan datar yang dibentuk dari susunan titik dan garis. Dari segi bentuk, bidang bisa dikelompokan menjadi dua bidang, yaitu bidang geometri/beraturan seperti segitiga, persegipanjang, atau lingkaran, dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. d. Bentuk Adalah apabila bidang ditambahkan dengan kedalaman (depth) atau diberi volume, sehingga berbentuk tiga dimensional (3D). e. Ruang Adalah elemen dasar yang paling kompleks. Menurut kamus Webster, ruang tidak hanya dinyatakan sebagai tempat di mana sebuah benda berada dan berpindah tempat, tapi juga sebuah rentang waktu. Ruang menggambarkan jarak jauh atau dekat, luas atau sempit, panjang atau pendek. f. Tekstur Adalah karakteristik permukaan dan tampilan pada sebuah objek, seperti kehalusan, kelicinan, kekasaran permukaannya. Tekstur dapat dibaca dengan rasa saat meraba (sense of touching) dan rasa saat melihat (visual sense of seeing). Keduanya saling berkaitan. g. Warna Adalah sarana desain yang sangat efektif karena kemampuannya untuk memanipulasi atau memberikan kesan yang bersifat emosional. Selain sebagai latar belakang, warna juga dapat digunakan untuk menentukan bentuk dan member kesan skala. Warna bisa menciptakan ilusi atau memberi penekanan. Warna adalah bagian integral dari semua elemen desain (Dr. Eddy Hadi Waluyo, M.Hum., Universitas Trisakti). Teori warna akan membantu menciptakan komposisi warna yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Prinsip desain: a. Kesatuan (unity) Penggabungan elemen-elemen desain menjadi suatu bentuk yang proporsional. b. Keanekaan (variety) Adanya keragaman unsur-unsur lain yang serasi, seperti perbedaan warna, tebal tipis huruf. c. Keseimbangan (balance) Penempatan benda-benda secara seimbang (simetri, asimetri, radial) d. Irama (rhythm) Aliran elemen, seperti repetisi, gradasi, kontras. e. Keserasian (harmony) Kecocokan antar elemen agar menjadi desain yang enak dilihat. Dicapai dengan kesatuan dan keanekaan. f. Proporsi (proportion)

Hubungan ukuran satu bagian dengan keseluruhan objek desain, seperti meja dengan kakinya. g. Skala (scale) Semua ukuran, besar/kecil, luas/sempit, tinggi/rendah. h. Penekanan (emphasis) Menghadirkan pusat perhatian dalam desain.

VI. Fungsi warna dalam seni dan desain Ada tujuh fungsi yang umum digunakan:

1. Fungsi Alamiah Mengacu pada warna alami benda tersebut. Pemberian sentuhan akhir pada karakter warna alami akan menonjolkan bentuknya dan menutupi kekurangannya. Misalnya warna bunga, warna rambut, warna kayu yang sudah divernish. 2. Fungsi Pembeda Pembedaan warna pada sebuah benda atau ruang dapat menjelaskan penggunaannya. Misalnya, warna kaki meja berbeda dengan bagian atas meja. Atau variasi warna kemasan produk minuman untuk membedakan rasanya. 3. Fungsi Isyarat Warna memberikan tanda-tanda (isyarat), maupun petunjuk-petunjuk praktis. Misalnya warna pada petunjuk lalu lintas, warna untuk petanda rumah sakit, warna tanda bahaya, dan sebagainya. 4. Fungsi Identitas Memberikan identitas warna tertentu pada logo atau merek sebagai simbol, sehingga memudahkan pengenalan terhadap sesuatu hal. Misalnya merek minuman Coca-Cola, warna logo Facebook, Telkom Indonesia, The Botol, dan sebagainya. 5. Fungsi Psikologis Warna memberikan makna dan kesan tertentu yang dapat mempengaruhi emosi/keadaan jiwa seseorang.

Merah : Berkesan hangat, bahkan panas, menarik perhatian, bergairah, kuat, berani, penuh semangat, cinta, kemarahan, agresivitas, ketegangan, juga peringatan bahaya.

Pink/merah muda: Berkesan feminin/kewanitaan, penuh sensualitas, keremajaan, kepolosan, naif, simpati, cinta, lemah, apreasiatif, kekaguman. Jingga/oranye : Berkesan hangat, bahkan warna yang terhangat dalam lingkaran warna. Percaya diri, pemberani, tidak mudah putus asa, ceria, kreatif, penuh ambisi, merangsang selera makan.

Kuning: Berkesan cerah, merupakan warna hangat yang paling ringan, ceria, gembira, aktif, cerdas/intelektual, ekspresif, optimis, mengajak orang untuk bergerak dan berinteraksi, memberi rasa aman/peringatan.

Hijau : Warna sejuk yang paling dekat dengan kehangatan, tenang dan harmonis, damai, konstruktif, segar, alami, subur, sehat, hidup, optimis, memberi kepercayaan, menyeimbangkan emosi dan menghilangkan stress. Biru : Bernuansa paling dingin. Berasosiasi kuat dengan alam. Berkesan tenang, suasana relaks, damai, segar, sejuk, bersih, kooperatif, jujur, setia, dan dapat dipercaya/integritas.

Ungu : Ungu adalah warna sekunder (merah + biru). Bila banyak campuran merah, berkesan hangat. Bila banyak campuran biru, berkesan tenang. Sering diasosiasikan dengan warna kerajaan, ningrat, mewah, misteri, protektif, inspiratif dan spiritual.

Cokelat : Termasuk warna netral, dapat menjadi latar belakang warna-warna lain. Berkesan hangat, aman, melindungi, sederhana, tenang, stabilitas, dapat diandalkan, bersahabat, alami, tradisi.

Hitam : Termasuk warna aksen yang kuat. Berkesan misteri, anggun, formal, tegas, kuat, kokoh, berbobot, mewah, canggih, modern, gaya, serius, seksi, sedih, kadang tertekan dan kematian.

Putih : Warna aman yang dapat dipakai untuk bidang-bidang besar. Berkesan bersih, suci, murni, sehat, cemerlang, ringan, jujur, damai, polos, rendah hati, penuh kebaikan, bisa juga bermakna kematian.

Abu-abu : Termasuk warna netral, berkesan tenang, sederhana, modern, futuristik, bijaksana,

seimbang, kokoh, sopan. Sering diasosiasikan pula dengan lansia, pasif, sabar, lamban, kuno.

6. Fungsi Estetik Warna memberi sentuhan keindahan melalui kombinasi warna-warna tertentu, sehingga menghasilkan suatu gaya tertentu pula. Misalnya komposisi warna dalam lukisan, fashion, atau rancangan desain lainnya, dengan menggunakan komposisi warna selaras atau kontras. 7. Fungsi Struktural Warna memberi bentuk dan dapat memisahkan bagian-bagian tertentu dari suatu benda atau ruang, memberi kesan skala, maupun bentuk arsitektural yang dramatis, sehingga lebih menarik perhatian. Misalnya, warna cangkir yang diberikan warna berbeda pada pegangannya. Warna toples dengan warna tutup yang berbeda. Desain warna pada bangunan, baik interior maupun eksteriornya, seperti warna biru atau hijau pada ruang bermain anak yang memberi kesan lebih luas.

VII. Penemuan Teori Warna yang Penting Tahun 1731 J.C. Le Blon menemukan awal teori RYB (Merah, Kuning, Biru) dari pigmen, sebagai warna utama.

Tahun1790 Hermann von Helmholtz dan James Clerk Maxwell menemukan warna utama untuk cahaya adalah Merah, Hijau, Biru (RGB), dengan mendasarkan warna pada cahaya matahari dan bertumpu pada hukum-hukum fisika.

Tahun1810 Johann Wolfgang von Goethe, menggolongkan warna menjadi dua warna utama: Kuning (berhubungan dengan kecerahan) dan Biru (berhubungan dengan kegelapan)

Tahun1831 Sir David Brewster, menemukan dari spektrum warna ada 3 warna yang mempunyai gelombang sama yaitu sinar Merah, Kuning, Biru, yang kemudian menjadi 4 kelompok warna: Primer, Sekunder, Tersier, dan Netral. Lingkaran Warna Brewster dapat menjelaskan skema warna komplementer (kontras), split komplementer, triadik, dan tetradik.

Tahun1879 Ogden Rood mengembangkannya dengan membuat lingkaran warna, dengan warna utama merah, hijau, biru, yang di tengahnya ada warna putih, semua warna murni yang ada di sekitarnya menuju warna putih.

Tahun1898 Albert H. Munsell membuat lingkaran warna berupa lingkaran warna 3D dengan dimensi warna (hue, value, chroma). Hue adalah rona warna. Value adalah nilai terang gelapnya warna. Chroma adalah tingkat kemurnian warna.

Tahun 1900 Herbert E. Ives mengemukakan system pencampuran warna yaitu: Red = Magenta + Cyan Blue = Magenta + Turquise Celup dan pigmen menghasilkan lingkaran warna dengan warna primer Cyan, Magenta, Yellow (CMY). Sistem ini masih digunakan dalam percetakan.

VIII. Kategori Warna (Categories of Colors) Kategori warna mengacu pada teori lingkaran warna David Brewster yang dikemukakan pada tahun 1831. Dengan teorinya ini, Brewster menyederhanakan warna-warna menjadi 4 kelompok warna: Primer, Sekunder, Tersier, dan Netral. Lingkaran warna Brewster juga mampu menjelaskan skema warna komplementer (kontras), split komplementer, triadik, dan tetradik.

Warna Primer atau warna pokok adalah warna-warna yang tidak dapat dihasilkan dari pencampuran warna lainnya. Warna pokok hanya terdiri dari warna merah, kuning, biru (RYB).

Warna Sekunder adalah dua warna pokok berkadar sama (100%) yang dicampurkan hingga menghasilkan sebuah warna baru yang dinamakan warna kedua (second) atau warna turunan. Warna Tersier adalah warna campuran dari salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya merah dengan oranye menjadi merah oranye, atau biru dengan hijau menjadi biru hijau.

Warna Netral adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna dasar, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama. Hasil campuran yang tepat akan menghasilkan warna hitam.

IX. Karakteristik Warna Karakteristik warna menurut kelompok suhu nya: 1. Warna Hangat/Panas (Warm Colors): merah ungu, merah, merah oranye, oranye, kuning oranye, kuning. 2. Warna Dingin (Cool Colors): kuning hijau, hijau, biru hijau, biru, biru ungu, ungu.

Warna hangat/panas menghasilkan sensasi hangat dan dekat, diasosiasikan dengan kehangatan api dan matahari. Warna dingin menghasilkan sensasi sejuk dan jauh, diasosiasikan dengan laut, langit, dan dedaunan. Di dalam warna primer maupun sekunder ada warna panas dan warna dingin.

X. Warna dan Media Dr. Ir. Eko Nugroho, M.Si., dalam buku Pengenalan Teori Warna mengemukakan bahwa, pengelolaan warna pada media cahaya dan pengelolaan warna pada media cat memiliki metode yang berbeda. Layar komputer menampilkan warna dengan media cahaya, sedangkan car atau printer menampilkan warna dengan media cat. Oleh karena itu warna pada media dapat dikelompokkan menjadi:

1. Media cahaya Pada media cahaya menggunakan kombinasi cahaya warna merah, hijau, dan biru (RGB) untuk menampilkan lebih dari 16,7 juta warna. 2. Media cat Pada media cat, mesin cetak dan printer, menggunakan kombinasi empat warna cyan, magenta, kuning, dan hitam (CMYK) untuk merepresentasikan semua warna pada halaman cetak (kurang dari 16,7 juta warna). Menurut prosesnya, warna terbagi dua: 1, Warna aditif Warna aditif adalah warna yang berasal dari cahaya. Aplikasinya ada pada monitor, LCD, kamera. Penggunaan warna pada media cahaya seperti di layar komputer, dengan kombinasi warna dasar merah, hijau, biru (RGB). Pada media cahaya, berlaku penambahan warna (color addition)

R + G = Y, R + B = M, B + G = C

Percampuran seluruh warna akan menghasilkan putih.

2. Warna subtraktif Warna subtraktif berasal dari percampuran pigmen. Ada pigmen alam dan pigmen buatan. Aplikasinya pada media cat, seperti pada seni rupa, atau tinta, seperti pada printer, tekstil percetakan, dan lainnya. Pada media cat, berlaku sistem pengurangan warna (color substraction) dengan warna dasar CMY dan K (cyan, magenta, yellow, dan key). Key = hitam, untuk menambah warna gelap.

Sistem RYB (merah, kuning, biru) (sistem tradisional)

Sistem CMY(sistem modern)

Sistem RYB (merah, kuning, biru) Warna primer : merah, kuning, biru. Warna sekunder = Primer + primer : Merah + kuning = Oranye Merah + biru = Ungu, Kuning + biru = Hijau. Warna tersier = primer + sekunder merah-oranye, merah-ungu, kuning-oranye, kuning-hijau, biru-ungu, biru-hijau. Percampuran seluruh warna = gelap (coklat, abu-abu, hitam).

Sistem CMY (Cyan, Magenta, Yellow) Warna subtraktif dalam perkembangannya menjadi cyan, magenta dan yellow (metode subtraktif modern).

XI. Tentang Pigmen

Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda, sehingga bila disinari dengan cahaya akan memberikan sensasi warna yang dapat ditangkap mata. Pigmen buatan adalah zat pewarna yang bisa larut dalam cairan pelarut. Bahan pelarutnya dapat berupa air atau minyak. Pigmen dasar dalam media cat adalah pigmen CMY dan K. Contoh: cat minyak, cat air, cat plakat, dan akrilik. Pigmen akan menyerap cahaya dari panjang gelombang tertentu.

Pigmen terdiri atas : 1. Pigmen organik Pigmen yang terbentuk dari senyawa-senyawa organik/karbon (dihasilkan oleh makhluk hidup/organisme).

2. Pigmen anorganik Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam yang terbentuk secara alami (dihasilkan oleh benda mati, seperti kulit bumi) ataupun dari hasil reaksi kimia di pabrik.

Pigmen anorganik mempunyai daya tahan pelarut, daya tutup, kemudahan terdispersi (penyebaran), stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigmen organik. Namun dalam kecerahan dan kekuatan value tint, pigmen organik umumnya lebih bagus dibanding anorganik.

Anda mungkin juga menyukai