Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar. Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, dan banyak lagi. Periode dormansi juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji. (Latunra, dkk., 2009). Tanaman jagung membutuhkan unsur hara makro dan mikro. pada dasarnya tanah sudah meyediakan unsur hara tersebut. dapat langsung terserdia bagi tanaman unsur hara makro relatif lebih besar di bandingan dengan unsur hara mikro tetapi kedua unsur hara tersebut sangat di butuhkan oleh tanaman jagung. Komposisi cukup baik antara lain unsur N = 1,99%, P = 3,92%, K = 0,69%, S = 0,26%, Cu = 0,045% serta Fe = 0,081% (Kartini, 2000). Oleh karena itu, menentukan media tanam yang cocok sangatlah penting dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan tanaman jagung. Berdasarkan latar belakang tersebut kami memutuskan untuk melakukan pengamatan tentang pengaruh berbagai macam media tanam terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman jagung. 1.2. Rumusan Masalah Apakah media tanam berupa pasir, tanah humus, tanah liat, dan serbuk sisa

serpihan kayu (gabuk) mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman jagung ? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah media tanam berupa pasir, tanah humus, tanah liat, dan serbuk sisa serpihan kayu (gabuk) mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman jagung. 1.4. Manfaat Penelitian Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman siswa khususnya tentang pengaruh macam media tanam terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman jagung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Klasifikasi Tanaman Jagung adalah sebagai berikut. Kindom (tidak termasuk) (tidak termasuk) Ordo Famili Genus Species : Plantae : Monocots : Commelinids : Poales : Poaceae : Zea : Z. mays (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung)

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung juga tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah putik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namaun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Daun jagung adalah daaun sempurna. Bentunya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi deficit air pada sel-sel daun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolific. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung) 2.2 Rumusan Hipotesis a. Hipotesis diterima : perbedaan media tanam berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman jagung. b. Hipotesis ditolak :.perbedaan media tanam tidak berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman jagung. BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat : 1) 6 Mangkuk plastik berdiameter 11 cm 2) Kayu kecil 3) Penggaris / Mistar 4) Lidi 5) Benang Bahan : 1) 20 Biji jagung 2) Pasir 3) Tanah Pupuk 4) Lumpur 5) Serbuk sisa serpihan kayu (gabuk) 6) Tanah limbah batu bara 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Memasukkan media tanam (pasir, tanah pupuk, lumpur, gabuk, dan tanah limbah batu bara) kedalam mangkuk yang berbeda ( satu media tanam satu mangkuk). 2. Menanamkan masing masing 5 biji jagung pada tiap mangkuk yang sudah diisi media tanam yang berbeda beda. 3. Sebelum menanamkan biji jagung ke media tanam, biji jagung direndam terlebih dahulu 24 jam dan di tiriskan kembali 24 jam. 4. Merawat benih yang telah ditanam dengan perlakuan yang sama pada tiap media tanam. 5. Melakukan pengamatan rutin terhadap pertumbuhan tanaman jagung setiap 2 hari. 6. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. 7. Mencatat hasil pengamatan 3.3. Rencana Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif, yaitu dengan melakukan interpretasi terhadap data data yang diperoleh melalui pengamatan. Analisis data akan di buat dalam bentuk tabel untuk mempermudah memahami analisis data.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Tabel berikut ini merupakan hasil analisis data yang kami lakukan selama 2 minggu. Nama Media Tanam Tanah Pasir Limbah Batu Bara 1,2 cm 6 cm 13 cm 20 cm 21,7 cm 25 cm 28 cm 1,35 cm 3,7 cm 7,5 cm 14,5 cm 18,3 cm 20,1 cm 20,1 cm 0,65 cm 3,1 cm 7,5 cm 11,8 cm 15,8 cm 16,5 cm 17,2 cm 0,1 cm 4,3 cm 8,25 cm 13,9 cm 16,3 cm 17,4 cm 17,6 cm Gabuk Lumpur

No

Waktu Pengamatan 2 Agustus 2012 4 Agustus 2012 6 Agustus 2012 8 Agustus 2012 10 Agustus 2012 12 Agustus 2012 14 Agustus 2012

Tanah Pupuk 1,5 cm 1,5 cm 8 cm 16 cm 21,1 cm 22,5 cm 23,1 cm

1 2 3 4 5 6 7

4.2. Pembahasan Pada pengamatan pertama tidak ada perbedaan kecepatan pertumbuhan yang terlalu terlihat, meski berbeda media tanam. Namun pada pengamatan kedua hingga pengamatan kelima terjadi perubahan yang sangat signifikan pada perbedaan media tanam tersebut. Dalam pengamatan ini kami menggunakan tanah pupuk sebagai media kontrol yang sering digunakan para petani jagung. Dapat dilihat pada tabel hasil analisa tersebut, kecepatan pertumbuhan tanaman jagung yang paling tinggi terjadi pada media tanam pasir dengan ketinggian 28 cm. Sedangkan kecepatan pertumbuhan tanaman jagung yang paling rendah terjadi pada media tanam gabuk dengan 17,2 cm, dan media tanam tanah pupuk sebagai

media kontrol dari pengamatan ini memperoleh ketinggian 23,1 cm. Pengamatan hanya kami lakukan pada satu tanaman jagung dalam setiap media tanam. Hal ini dikarenakan tidak semua biji jagung yang kami tanam dapat tumbuh dengan baik. Dalam proses pengamatan kami menyadari rata - rata hanya ada dua biji jagung yang dapat tumbuh dengan baik. Jadi kami memutuskan hanya menggunakan satu tanaman jagung dalam satu media tanam. Tanaman jagung dari setiap media tanam dipilih dengan melihat proses perkembangan tanaman dalam media tanam.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1) Semua media tanam yang kami gunakan (pasir, tanah pupuk, lumpur, gabuk,

dan tanah limbah batu bara) dapat menumbuhkan tanaman jagung 2) Media tanam pasir merupakan media tanam dengan kecepatan pertumbuhan tanaman jagung yang paling tinggi. 3) Media tanam gabuk merupakan media tanam dengan kecepatan pertumbuhan tanaman jagung paling rendah. 5.2. Saran 1) Sebaiknya penanam jagung memperhatikan media tanam yang digunakan untuk menanam jagung. 2) Meski pasir merupakan media tanam dengan kecepatan paling tinggi, namun penanam jagung tetap dapat menanam jagung pada media tanam lain dengan perawatan yang baik.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA & MA Kelas XII.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2. Silvia, dkk. 2009. Laporan Praktikum Biologi. http://silvia261.blogspot.com. Diakses tanggal 16 Juli 2012 3. 4. Anonim. Jagung. http://id.wikipedia.org. Di akses tanggal 16 Juli 2012 Rahmawan, Muhammad. 2010. Pengaruh Media Tanam Tanah dan Pasir. http://muhammadrahmawan.blogspot.com. Diakses tanggal 16 Juli 2012

Lampiran. Gambar hasil pengamatan: Pengamatan 1 ( 2 Agustus 2012 )

10

Tanah Pupuk

Pasir

Lumpur

Gabuk

11

Tanah limbah batu bara

Pengamatan 2 ( 4 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

12

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara

Pengamatan 3 ( 6 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

13

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara

Pengamatan 4 ( 8 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

14

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara Pengamatan 5 ( 10 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

15

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara Pengamatan 6 ( 12 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

16

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara Pengamatan 7 ( 14 Agustus 2012 )

Tanah Pupuk

Pasir

17

Lumpur

Gabuk

Tanah limbah batu bara

18

Anda mungkin juga menyukai