Anda di halaman 1dari 5

1 Penjualan Angsuran

PENJUALAN ANGSURAN

A. Penjualan Angsuran Menurut Hadori Yunus Dosen Ekonomi UGM Penjualan Angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap , yaitu : 1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli , penjual menerima Down Payment 2. Dan Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran Berikut adalah beberapa bentuk perjanjian kontrak untuk melindungi kepentingan Penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli : Untuk penjualan Barang-barang yang tidak bergerak ( Tanah , Bangunan , dan Aktiva lainya) a. Perjanjian Penjualan Bersyarat (conditional sales contract) b. Pada saat Perjanjian ditanda-tangani dan pembayaran pertama telah dilakukan , hak milik dapat diserahkan kepada pembeli c. Hak Milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada badan trust (trustsee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi . d. Beli Sewa (Lease-Purchase) , dimana barang-barang yagtelah diserahkan kepada pembeli . Sedangkan Untuk Perdagangan Barang-barang bergerak , Penjualan Angsuran dilaksanakan dengan perjanjian tertentu yang diadakan oleh masing-masing pihak dengan syarat dan jaminan tertentu yang saling menguntungkan Faktor-faktor yang harus diperhatikan penjualan , untuk menghindari kemungkinann terjadinya kerugian dalam pemilikan kembali adalah : a. Besarnya pembayaran pertama (Down Payment) b. Jangka waktu pembayaran c. Besarnya Pembayaran angsuran periodik B. Pengakuan Laba Kotor dalam Penjualan Angsuran

Advanced Accounting

Teresna J. Manggala

2 Penjualan Angsuran

1. Laba Kotor diakui untuk periode di mana penjualan dilakukan 2. Laba Kotor dapat dihubungkan dengan periode di mana realisasi pembayaran C. Laba Kotor diakui untuk Periode terjadina transaksi penjualan :

Pada Cara ini transaksi penjualan angsuran diperlakukan seperti halnya transaksi penjualan kredit . Laba Kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada langganan . D. Pengakuan Laba Kotor dhubungkan dengan periode-periode terjadinya realisasi penerimaan Kas . Pada cara ini laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan angsuran yang direalisasikan dalam periode yang bersangkutan, dan jangka waktunya melampaui 1 periode akuntansi . Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran : Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian Cost (Harga Pokok) dari barang yang dijual . Penerimaan Pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrakpenjualan , penerimaan dicatat pengembalian. Setiap penerimaan yang sesuai perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian cost yang terjadi pada saat perjanjian ditanda tangani (Installment Method)

E.

Penjualan Angsuran untuk Barang-barang Tak Bergerak

Perbedaan antara Harga Penjualan dengan Costnya dicatat sebagai Unrealized gross profit . pada Akhir Periode diperhitngkan jumlah keuntungan yang telah direalisasikan , yaitu sebesar persentase laba kotor x dengan jumlah angsuran yang diterima ( Unrealized Gross Profit,ke Rekening Realized Gross Profit ) F. Penjualan Angsuran untuk Barang-barang Bergerak

Dalam mencatat transaksi penjualan perlu untuk membedakan antara penjualan reguler (regular sales ) dan penjualan angsuran (installment sales) , untuk dapat memberikan data

Advanced Accounting

Teresna J. Manggala

3 Penjualan Angsuran

bagi perhitungan laba kotor yang diakui sebagai hasil penerimaan pembayaran piutang dari penjualan angsuran . Apabila Perusahaan menggunakan metode perpetual inventory maka pembelian harus dicatat langsung ke rekening persediaan . G. Penyajian Laporan Keuangan pada Metode Angsuran .

Dalam penyusunan Laporan keuangan Angsuran , pada Neraca terdapat rekening Piutang Penjualan Angsuran dan Laba kotor yang belum direalisasikan . Dengan tidak melenceng dari Prinsip Akuntansi yang ada dan berlaku umum , maka Piutang Penjualan Angsuran dapat dilaporkan sebagai golongan Aktiva Lancar dengan diberikan penjelasan tertentu sehingga jelas dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan ,misalkan dengan melampirkan footnote dengan menyebutkan tanggal dan jangka waktu piutang jatuh tempo . Untuk Laba Kotor yang belum direlaisasi di dalam neraca dapat dicantumkan ke dalam salah satu dari ketiga kelompok dibawah ini : a. Sebagai hutang (Liability) dilaporkan di bawah kelompok Pendapatan yang ma sih akan diterima (deferred revenue) b. Sebagai rekening penilaian (valuation account) dan mengurangi rekening piutang penjualan angsuran c. Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian laba yang ditahan (retairned earning)

H.

Masalah Pertukaran (Trade In ) di dalam penjualan Angsuran

Dalam hal ini , barang-barang yang diterima harus dicatat sebesar harga penilaian , yang dianggapnya sebagai Cost (estimated cost) . Sedangkan jumlah harga barang yang diterima menurut tawar menawar dalam perjanjian (trade cost) bukan merupakan cost tetapi merupakan harga pertukarannya , dan perbedaannya dicatat sebagai rekening Cadangan Perbedaan Harga Pertukaran .

Advanced Accounting

Teresna J. Manggala

4 Penjualan Angsuran

I.

Masalah Pembatalan Kontrak dan Pemilikan kembali .

pembeli gagal melakukan kewajibannya sesuai dengan perjanjian , maka barang yang bersangkutan ditarik dan dimiliki oleh si penjual , dan pencatatan di buku penjual : Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang-barang tersebut Menghapuskan saldo laba kotor yang belum direalisasikan atas penjualan angsuran yang bersangkutan . Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembalin barang-barang tersebut . J. Masalah Bunga pada Penjualan Angsuran

Di dalam penjualan angsuran , selain memperhitungkan laba , juga harus memperhitungkan beban bunga . Kebijaksaaan pembayaran bunga secara periodik pada umumnya dilakukan dalam bentuk seperti dibawah ini : 1. Bunga yang diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran (long end interest). Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasar jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran . 2. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar , yang dihitung sejak tanggal perjanjian ditanda tangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran ( Short end interest). 3. Pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama ( Metode Annuitet). Dan dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan : Pembayaran bunga atas sisa harga kontrak . Angsuran atas harga kontrak itu sendiri

Advanced Accounting

Teresna J. Manggala

5 Penjualan Angsuran

Rumus untuk menghitung jumlah anuitet ini adalah : (Rumus Faktor Anuitet)

1 A= (1 i

1 + i)n

Keterngan : A i n 1 (1 + i)n
:

: Annuitet : tingkat bunga : jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan angsuran

Nilai tunai (present value)

Apabila Sudah diketahui faktor anuitetnya , maka jumlah pembayaran cicilannya dihitung sebagai berikut : Jumlah pembayaran angsuran = Sisa Harga Kontrak Faktor Anuitet

4. Bunga secara perodik diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak .

Pada cara ini , Besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja , dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya .

Apabila dipandang dari sudut pandang penjual , cara terakhir ini yang paling menguntungkan , sebab bunganya jauh lebih besar daripada ketiga metode terdahulu .

Advanced Accounting

Teresna J. Manggala

Anda mungkin juga menyukai