Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN TUTORIAL BLOK 1 SKENARIO B

DISUSUN OLEH : KELOMPOK B6 TUTOR : dr. Hasrul Han, M. Phil


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Rhamdani Savero Evan Abisha Siti Rokoyah R. Sakti Siti Selly Aprida Dhanty Mukhlisa Albaroka Edwin Hidayat Kevin Ariel Tiopan Simanjuntak Febryana Ramadhani Machyar Fahmi Nur Suwandi Umi Salamah Yeni Intan Cahyati

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas tutorial skenario ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Hasrul Han, M. Phil selaku tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini. Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......i DAFTAR ISI.ii SKENARIO........................1 I. II. Klarifikasi Istilah..1 Identifikasi Masalah...............2

III. Analisis Masalah.2 IV. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues ...12 V. Keterkaitan Antar Masalah .................................13

VI. Sintesis Masalah.13 VI.1. Plagiarisme............................13 VI.2. Kecurangan Akademik17 VI.3. Karya Tulis Ilmiah..28 VI.4 Adult Learning........29 VI.5. Komunikasi.........................40 KESIMPULAN..........................48 DAFTAR PUSTAKA..........................4

SKENARIO
Zaskia tidak lulus pada Blok 8 (Dinamika Biokimiawi Sistem Tubuh) karena melakukan kecurangan dalam ujian dan pembuatan assignment (karya tulis ilmiah). Zaskia tertangkap mencontek saat ujian dan karya tulis ilmiah Zaskia tidak dikerjakan dengan baik karena di dalamnya terdapat kutipan kata-kata dari penulis lain serta terlambat dikumpulkan. Menurut dosen, Zaskia telah melakukan kecurangan akademik dan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme. Zaskia merasa tidak senang karena menganggap dirinya tidak melakukan kecurangan, kemudian menjelek-jelekkan ketua dan sekretaris blok 8 di media sosial. Posting-an dibaca oleh dosen lain dan disampaikan ke ketua blok 8. Ketua blok merasa tersinggung dan melaporkan mahasiswa tersebut ke UBKM. Saat konseling di UBKM, Zaskia mengaku dirinya tidak mengutip kata-kata penulis secara langsung melainkan melakukan parafrase. Ia tidak mengerti bagaimana mengirim assignment melalui e-mail. Ia meminta pertolongan kakaknya untuk mengirim e-mail tanpa memberitahu kapan batas waktu akhir pengumpulan tugas. Ternyata kakaknya baru mengirimkan assignment tersebut ke dosen 3 hari setelah batas waktu.

1. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Biokimiawi : Pengetahuan tentang senyawa kimia dan proses kimia yang terdapat di sel tubuh atau makhluk hidup. 2. Dinamika : Bagian ilmu yang membicarakan seluk beluk benda yang bergerak dan tata caranya. 3. Sistem 4. Tubuh : Susunan aturan/cara. : Keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari ujung kaki sampai ujung rambut.

5. Menyontek 6. Kutipan 7. Kejahatan

: Mengutip sebagaimana aslinya/menjiplak. : Mengambil perkataan/ kalimat dari buku. : Suatu tindakan yang merugikan orang lain atau perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku yang telah disahkan oleh hukum tertulis.

8. Akademik 9. Plagiarisme 10. Kecurangan

: Bersifat akademi. : Penjiplakan yang melanggar hak cipta. : Perbuatan yang tidak jujur untuk memperoleh penilaian lebih dari Seharusnya.

11. Media Sosial

: Sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.

12. Menganggap 13. Ketua

: Memandang sebagai/ berpendapat bahwa. : Orang yang dituakan dan dianggap banyak pengalaman dilingkungan marga (suku)/ orang yang menjadi pimpinan perkumpulan.

14. Sekretaris 15. Posting-an 16. Tersinggung 17. Melaporkan 18. Konseling

: Orang, pegawai anggota pengurus yang diserahi pekerjaan tulis menulis. : Pengiriman dan koleksi surat dan paket. : Merasa disakiti hatinya/dilukai hatinya. : Memberitahukan, mengabarkan dan dapat menginformasikan. : Pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis.

19. Parafrase

: Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tindakan/ macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian.

20. E-mail 21. Dosen

: Surat elektronik. : Tenaga pengajar pada perguruan tinggi.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
KENYATAAN KESESUAIAN sesuai dengan KONSEN VVV Zaskia tidak lulus pada Blok 8 Tidak (Dinamika Biokimiawi Sistem Tubuh) harapan. karena dalam melakukan ujian dan kecurangan pembuatan

assignment (karya tulis ilmiah). Zaskia tertangkap mencontek Tidak saat ujian dan karya tulis ilmiah harapan. Zaskia tidak dikerjakan dengan baik karena di dalamnya terdapat kutipan kata-kata dari penulis lain serta terlambat dikumpulkan. Menurut dosen, Zaskia telah Tidak melakukan kecurangan akademik harapan. dan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme. Zaskia merasa tidak senang Tidak karena menganggap dirinya tidak melakukan kecurangan, kemudian menjelek-jelekkan ketua dan harapan. sesuai dengan VV sesuai dengan VV sesuai dengan VV

sekretaris blok 8 di media sosial.

Posting-an dibaca oleh dosen lain Sesuai dengan harapan. dan disampaikan ke ketua blok 8. Ketua blok merasa tersinggung Tidak dan melaporkan mahasiswa tersebut harapan. ke UBKM. Saat konseling di UBKM, Zaskia Sesuai dengan harapan. mengaku dirinya tidak mengutip kata-kata penulis secara langsung melainkan melakukan parafrase. Ia tidak mengerti bagaimana Tidak sesuai dengan sesuai dengan

mengirim assignment melalui e-mail. harapan. Ia meminta pertolongan kakaknya Tidak untuk mengirim e-mail tanpa harapan. sesuai dengan V

memberitahu kapan batas waktu akhir pengumpulan tugas. Ternyata kakaknya baru Tidak sesuai dengan VV

mengirimkan assignment tersebut harapan. ke dosen 3 hari setelah batas waktu.

PRIORITAS MASALAH
Zaskia tidak lulus pada Blok 8 (Dinamika Biokimiawi Sistem Tubuh) Zaskia tertangkap mencontek, karya tulis ilmiah tidak dikerjakan dengan baik dan terlambat dikumpulkan. Dosen menganggap Zaskia melakukan plagiarisme. Zaskia menjelekkan ketua dan sekretaris blok 8 di media sosial. Ketua blok tersinggung dan Zaskia dilaporkan di UBKM. Zaskia tidak mengerti cara mengirim tugas melalui e-mail. Zaskia tidak memberi tahu batas akhir tugas akan dikumpul.

Kakak Zaskia tidak tahu batas akhir pengiriman tugas.

3. ANALISIS MASALAH
Zaskia tidak lulus pada Blok 8 (Dinamika Biokimiawi Sistem Tubuh)
1) Mengapa Zaskia dianggap melakukan kecurangan? Karena menurut dosen, ia menyontek saat ujian dan karya tulis ilmiahnya tidak dikerjakan dengan baik karena mengandung kutipan-kutipan penulis tanpa mencantumkan sumbernya. 2) Apa saja syarat lulus blok 8 ? a. Kehadiran IT b. Skill Lab c. Nilai dan keaktifan dalam tutorial d. Sebagian besar pada saat MCQ dengan proporsi: MCQ tahap 1 MCQ 2 tutorial Hasil kerja keterampilan Umpan balik tutorial Hasil tugas mandiri Log card = 40 % = 25 % =10 % = 10 % = 10 % =5%

3) Bagaimana solusi untuk mahasisiwa yang tidak lulus ujian blok 8 ? a. Remedial b. Konsultasi pada pihak UBKM 4) Apa saja konsekuensi dari tidak lulusnya blok 8 ? a. Mengulang blok b. Drop Out 5) Bagaimana cara meminimalisir kecurangan dalam ujian ? a. Revisi paket soal b. Sistem paket soal c. Jumlah mahasiswa tiap kelas dan pengawas

d. Guru memotivasi mahasiswa e. Mengacak pola duduk f. Menjaga kebersihan ruang ujian g. Pengawas yang lebih tegas h. Memberikan sanksi i. Memasang CCTV pada ruang ujian j. Hanya membawa alat tulis ke dalam ruang ujian k. Memotivasi mahasiswa mempersiapkan diri sebelum ujian

Zaskia tertangkap mencontek, karya tulis ilmiah tidak dikerjakan dengan baik dan terlambat dikumpulkan.
1. Bagaimana cara mengerjakan karya tulis ilmiah yang baik ?

Dalam membuat suatu karya tulis ilmiah yang baik, yang perlu diperhatikan adalah point-point dari karya ilmiah sendiri tersebut. Contohnya adalah jurnal. Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari: 1. Judul; 2. Abstrak; 3. Pendahuluan; 4. Bahan dan metode; 5. Hasil; 6. Pembahasan; 7. Kesimpulan; 8. Daftar pustaka. 2. Apa yang dimaksud karya tulis ilmiah? Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. 3. Apa saja jenis-jenis karya tulis ilmiah? 1. Makalah 2. Kertas Kerja

3. Skripsi 4. Tesis 5. Disertasi 4. Bagaimana mengetahui validitas dari karya tulis ilmiah? Langkah-langkah uji validitas instrument (baik konstruk ataupun isi) yaitu : 1. Indikator dan butir dibuat berdasarkan teori-teori. 2. Setelah dibuat, dikonsultasikan dengan pendapat dari ahli (judgement experts). 3. Instrumen di uji cobakan. 4. Data yang terkumpul lalu dianalisis. 5. Apa saja yang menyebabkan orang mencontek ? Kurangnya rasa percaya diri pelajar dalam mengerjakan soal. Biasanya disebabkan ketidaksiapan belajar baik persoalan malas dan kurangnya waktu belajar. Orientasi pelajar pada nilai bukan pada ilmu. Sudah menjadi kebiasaan dan merupakan bagian dari insting untuk bertahan. Merupakan bentuk pelarian/protes untuk mendapatkan keadilan. Hal ini disebabkan pelajaran yang disampaikan kurang dipahami atau tidak mengerti dan sehingga merasa tidak puas oleh penjelasan dari guru/dosen. Melihat beberapa mata pelajaran dengan kacamata yang kurang tepat, yakni merasa ada pelajaran yang penting dan tidak penting sehingga mempengaruhi keseriusan belajar. Terpengaruh oleh budaya instan yang mempengaruhi sehingga pelajar selalu mencari jalan keluar yang mudah dan cepat ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test/ujian. Tidak ingin dianggap sok suci dan lemahnya tingkat keimanan. Faktor dari Guru Guru tidak mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik sehingga yang terjadi tidak ada variasi dalam mengajar dan pada akhirnya murid menjadi malas belajar. Guru terlalu banyak melakukan kerja sampingan sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat soal-soal yang variatif. Akibatnya soal yang

diberikan antara satu kelas dengan kelas yang lain sama atau bahkan dari tahun ke tahun tidak mengalami variasi soal. Soal yang diberikan selalu berorientasi pada hafal mati dari text book. Tidak ada integritas dan keteladan dalam diri guru berkenaan dengan mudahnya soal diberikan kepada pelajar dengan imbalan sejumlah uang. Faktor dari Orang Tua Adanya hukuman yang berat jikalau anaknya tidak berprestasi. Ketidaktahuan orang tua dalam mengerti pribadi dan keunikan masingmasing dari anaknya, sehingga yang terjadi pemaksaan kehendak Faktor dari Sistem Pendidikan Meskipun pemerintah terus memperbaharui sistem kurikulum yang ada, akan tetapi sistem pengajarannya tetap tidak berubah, misalnya tetap terjadi one way yakni dari guru untuk siswa. Muatan materi kurikulum yang ada seringkali masih tumpang tindih dari satu jenjang ke jenjang lainnya yang akhirnya menyebabkan pelajar/siswa menganggap rendah dan mudah setiap materi. Sehingga yang terjadi bukan semakin bisa melainkan pembodohan karena kebosanan.

6.

Apa saja ciri-ciri orang yang mencontek ?

1. Duduknya gelisah Pada dasarnya, setiap kegiatan yang tidak baik akan berdampak pada hati, yaitu muncul rasa gelisah dan takut kalau2 tingkah lakunya ketahuan. 2. Tengok sana tengok sini Orang yang tidak optimis, dengan alasan apapun, akan selalu dan berusaha mengandalkan orang lain. Tidak percaya dengan kemampuan dia sendiri. Tentu saja harus tetap tawakal sama Allah SWT. 3. Kepala menunduk terus menerus (bisa juga ketiduran!) Kepala menunduk terus menerus, bisa jadi di bawah si siswa tersebut ada contekan. Sehingga dia dengan tenangnya memindahkan tulisan jawaban dari sumber contekan ke kertas jawaban dia. 4. Suka melihat ke arah dosen/guru/pengajar secara berkesinambungan

Siswa seperti ini sedang mencari-cari peluang dosen/guru/pengajarnya lengah. Jika lengah maka dia bersiap-siap untuk mencontek. Bisa juga si siswa sedang mencontek, karena takut ketahuan pengajarnya, dia sering melihat ke arah dosen. 5. Ramai / berbicara secara kontinyu, dimana suasana kelas seharusnya dalam keadaan tenang Kalau siswa sedang gugup, mau menjawab sendiri dia tidak bisa, dia akan mencoba bertanya pada kawannya. Sementara kawannya juga sedang sibuk mengerjakan ujian serta takut ketahuan memberi contekan pada kawannya, kadang si siswa banyak diam. Nah, si pencontek dengan gigihnya mencari perhatian si kawan yang mau dia contek jawabannya, sambil terus-menerus memanggil namanya. 6. Terlalu diam (hampir tidak bergerak) Diam yang terus-terusan bahkan hampir tidak bergerak, kemungkinan dia dengan asyik atau tenangnya mencontek.

Dosen menganggap Zaskia melakukan plagiarisme.


1. Apa yang dimaksud plagiarisme? Penjiplakan yg melanggar hak cipta, tindakan/perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi, dan sebagainya, karya orang lain dan menjadikannya karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya. Plagiarisme merupakan tindakan menjiplak, mencuri atau mengambil ide, hasil karya atau tulisan orang lain, baik seluruh, sebagian besar maupun sebagian kecil, untuk jadi ide atau karya tulisan sendiri tanpa menyebutkan nama penulis dan sumber aslinya.

2.

Apa saja jenis-jenis plagiarisme ? i. ii. iii. iv. Plagiarisme total Plagiarisme parsial Auto-plagiasi (self-plagiarisme) Plagiarisme antarbahasa

3.

Apa kriteria orang yang melakukan plagiarisme ? Seseorang dapat dikatakan plagiat apabila (Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk.): a. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, b. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri c. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri d. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri, e. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya f. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa

menyebutkan sumbernya, dan g. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya. h. Yang digolongkan sebagai plagiarisme: i. menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain j. mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya. 4. Bagaimana cara yang tepat untuk mengutip agar tidak dituduh sebagai plagiat? Cantumkan dua tanda petik (") pada pernyataan yang berasal langsung dari naskah asli dan cantumkan sumbernya dengan benar; Tulis ulang (paraphrase); dan Cantumkan sumbernya dengan benar. Sedangkan dalam buku Writing with a Purpose (James M. Mcrimmon) kiat menghindari plagiarisme adalah selalu memiliki catatan yang lengkap ketika Anda: Menemukan kutipan langsung.

Menyalin tabel, grafik atau diagram Membuat tabel menggunakan data orang lain Anda melakukan parafrase menggunakan kata-kata Anda sendiri Anda menyajikan contoh, gambar atau fakta yang diambil dari informasi tertentu untuk memperkuat argumentasi Anda. 1. Membuat kutipan langsung, yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu bagian dari teks secara langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda petik. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak boleh terlalu banyak, cukup berupa ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan dengan menggunakan kalimat sendiri.

2. Membuat Parafrase Teks, yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber yang akan kita masukan dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri, selanjutnya cantumkan nama pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak boleh adanya sedikitpun persamaan kata antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita tuliskan harus tetap memiliki makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber tersebut berulang-ulang sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat menuliskannya dengan kalimat/kata kita sendiri.

Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menghindari plagiarisme adalah dengan membuat sitasi, atau penulisan sumber yang digunakan dalam karya tulis kita. Sitasi tersebut dibagi menjadi dua macam, yang keduanya saling berkaitan satu sama lainnya.

1. Sitasi dalam Teks Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori

orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya (website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada, disertai dengan alamt lengkap (link) dari sumber tersebut.

2. Daftar Pustaka Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out)

Sedikit tulisan di atas sekiranya dapat membuka pengetahuan ktia lebih luas, meskipun sudah banyak teman-teman yang memperoleh pengetahuan ini lebih dahulu. Bagi penulis sendiri, ringkasan di atas tentu menjadi pelajaran untuk menghasilkan karya tulis yang lebih baik di masa yang akan datang. Harapan saya, semoga informasi ini berguna bagi semua pembaca, mengingat akan pentingnya pengetahuan mengenai plagirisme dalam karya tulis ini di tengah maraknya pembajakan Hak Kekayaan Intelektual di negara ini. Semoga kita semua bisa saling menghargai hasil pemikiran milik oang lain, dan berusaha semampu kita untuk menghasilkan karya-karya baru yang juga bermafaat bagi orang lain.

5.

Apa saja sanksi bagi plagiat ?

Sanksi bagi pelaku plagiarisme di akademik dapat berupa sanksi ringan dan sanksi berat, sesuai dengan bentuk tindakan plagiarisme yang dilakukan. Sanksi ringan dapat berupa perolehan nilai E sesuai dengan mata kuliah yang bersangkutan, sedangkan sanksi beratnya adalah dicabutnya gelar yang sudah diterima (untuk mahasiswa yang telah lulus, dan diketahui melakukan plagiarisme pada laporan akhirnya), atau dikeluarkan dari institusi bersangkutan. Berdasarkan UU No. 20/2003, sanksi atas tindakan plagiarism (salah satu bentuk kejahatan akademik), antara lain : a)Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya di gunakan untuk memperoleh gelar akademik profesi, atau vokasi terbukti melakukan jiplakan di cabut gelarnya (pasal 25 ayat 2) b)Lulusan yang karya ilmiah yang di gunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat(2) terbukti merupakan jiplakan akan di pidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 Sampai saat ini di dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak di kenal dengan istilah plagiat, sebagai upaya menekan kejahatan plagiat tersebut yang telah menjadi budaya masyarakat Pemerintah kemudian mengatur dalam bentuk Undang Undang yaitu UU Hak Cipta, UU Intelektual dan kemudian Peraturan Menteri (Permen), Permen sendiri muncul setelah munculnya sejumlah kasus Plagiat yang dilakukan oleh kalangan Pengajar di tanah air. Secara singkat, dalam UU Hak Cipta di atur mengenai sanksi Pidana bagi pelaku Plagiat sebagaimana dalam Pasal 72 ayat (1); Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 6. Mengapa seseorang melakukan plagiarisme? Plagiarisme atau penjiplakan karya tulis orang lain dalam dunia akademik dipicu oleh banyak faktor. Faktor pragmatisme mahasiswa dan dosen, lemahnya peraturan, sistem kontrol dan kualitas SDM, industrialisasi pendidikan, lemahnya regulasi dan inkonsistensi kontrol pemerintah dituding

sebagai faktor pemicu utamanya. Secara khusus, saya mencatat paling sedikit ada tiga faktor pemicunya. Pertama, penulis (mahasiswa) ingin segera menyelesaikan skripsi, tesis atau disertasinya agar bisa meraih gelar akademik secepatnya tanpa harus bekerja keras sesuai proses riset dan penulisan ilmiah yang benar. Di sisi lain, dosen pembimbing tidak teliti dalam proses pembimbingan. Kebanyakan dosen pembimbing tidak mau repot membimbing mahasiswa. Mereka hanya berorietansi pada produk skripsi, tesis atau disertasi yang dihasilkan mahasiswa. Demikian pula ketika diuji, para pengujinya juga tidak mau repot mengecek apakah karya mahasiswa yang diuji asli dan sudah bebas dari dosadosa etika ilmiah akademik. Akibat sangat longgarnya proses akademik tersebut, banyak skripsi, tesis dan disertasi lolos saringan akademik dan para mahasiswa plagiatornya dinyatakan lulus sarjana. Pascalulus sebagai sarjana (S1, S2, S3), mereka biasanya bangga karena bisa mengibuli dosen pembimbingnya. Biasanya untuk memperlancar proser pembimbingan dan ujian, mahasiswa plagiator memberi kado spesial untuk dosen pembimbing dan penguji agar dipermudah proses bimbingan dan kelulusan. Pasca lulus sarjana, sarjana plagiator biasanya merasa sudah nyaman perbuatan curangnya tidak akan diketahui pihak lain. Kalaupun nantinya diketahui, tidak ada konsekuensi apapun yang bakal diterima karena sudah lulus. Asumsi itu salah besar. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan tuntutan keterbukaan informasi akademik, bisa jadi suatu skripsi, tesis dan disertasi yang tercela akan digugat keabsahannya. Risiko terburuknya, selain dicabut gelarnya, sarjana plagiator bisa dipenjarakan. Kedua, penulis (dosen) ingin segera naik jabatan fungsional akademik dan golongan gajinya sehingga bisa menikmati kenaikan tunjangan dan insentif yang besar. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah memberi tunjangan profesi kepada para guru dan dosen dalam jumlah yang lumayan besar. Karena motif tersebut, sejumlah dosen lalu menghalalkan segala cara dalam menghasilkan karya-karya akademik dengan melanggar norma-norma akademik. Misalnya, menjiplak karya tulis orang lain (plagiat), melakukan fabrikasi atau mengarang data penelitian yang sebenarnya tidak ada, atau melakukan falsifikasi dalam penulisan karya tulis. Mereka berasumsi, perbuatan curangnya tidak akan diketahui atau dideteksi orang lain. Penulis lupa seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan keterbukaan informasi serta adanya keharusan mendigitalisasi dan meng-

upload karya-karya akademik bagi para guru dan dosen yang mau mengajukan kenaikan jabatan fungsional akademik maka semua karya akademik akan bisa diakses oleh publik dimana saja dan kapan saja. Dengan begitu, perbuatan curang yang dilakukan para dosen nakal cepat atau lambat pasti akan terungkap dan akan berakibat fatal bagi dirinya. Lolosnya sejumlah karya akademik dosen yang mengandung unsur pelanggaran etika akademik terutama disebabkan karena lemahnya mekanisme kontrol dan penelahaan kritis oleh pengelola jurnal, penerbit, dan institusi pendidikan itu sendiri. Banyak perguruan tinggi juga tidak begitu peduli dan bahkan tidak paham dengan etika penulisan ilmiah. Para mahasiswa dan dosennya dibiarkan melakukan penelitian dan penulisan ilmiah sesuai dengan kehendak masing-masing. Dari pengalaman saya mereview banyak artikel, paper, proposal dan hasil riset, serta berinteraksi dengan banyak dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata banyak dosen belum memahami etika penulisan ilmiah akademik, terutama terkait plagiasi. Ketiga, penulisnya ingin agar terkenal luas atau tetap terkenal dengan menghasilkan banyak buku, menerbitkan banyak artikel ilmiah, menulis artikel populer di media massa, menghasilkan banyak penelitian dan karya-karya akademik lainnya. Tujuan untuk mendapatkan uang atau insentif dana yang banyak. Karena terdorong oleh motif tersebut, penulis lalu menghalalkan segala cara dalam menulis dan meneliti dengan melanggar norma-norma ilmiah akademik. Dalam sejumlah kasus, tindakan plagiasi justru dilakukan oleh para penulis senior yang sudah terkenal dan para dosen senior yang sudah bergelar doktor dan profesor yang telah memiliki banyak karya tulis. Mereka biasanya melakukan plagiasi parsial, plagiasi terhadap karya sendiri (auto-plagiarism) dan plagiasi antarbahasa. Dalam banyak kasus, para penulis seringkali tidak menyadari apabila karya tulis mereka mengandung unsur-unsur plagiasi. 7. Apa saja jenis-jenis kejahatan akademi ? Kejahatan atau kecurangan akademik (academic fraud) dapat mengambil berbagai bentuk. Bentuk yang paling umum adalah mencoba mencontek atau menggunakan kertas contekkan dalam ujian. Tetapi, meskipun plagiarisme juga dianggap sebagai bentuk kecurangan akademik, kedua konsep tersebut sering dipisahkan. Pengertian kecurangan meliputi tindakan sebagai berikut: 1. Menggunakan bantuan dalam ujian (kalkulator, handphone, buku, outline, catatan dsb) yang penggunaannya tidak mendapatkan ijin secara terbuka;

2. Mencoba membaca apa yang ditulis kandidat lain selama ujian, atau bertukar informasi di dalam atau di luar tempat ujian; 3. Menggunakan identitas orang lain selama ujian; 4. Memiliki soal ujian yang akan dikerjakan sebelum jadwal ujian dilaksanakan; 5. Memalsukan atau membuat-buat jawaban wawancara atau survei atau data riset Sedangkan plagiarisme meliputi tindakan sebagai berikut: 1. Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap; 2. Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan; 3. Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi test, sofware dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolah-olah sebagai karyanya sendiri; 4. Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan; 5. Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber; 6. Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau

menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah; 7. Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri 8. Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang lain untuk membuatnya.

Zaskia menjelekkan ketua dan sekretaris blok 8 di media sosial.


1. Mengapa Zaskia menjelekkan ketua dan sekretaris blok 8 di media sosial? Karena Zaskia merasa tidak senang atas tuduhan dosen dan menganggap dirinya tidak melakukan kecurangan. 2. Apa sanksi jika kita melakukan sesuatu yang jelek di media sosial ? Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik BAB VII PERBUATAN YANG DILARANG Pasal 27 Ayat 3 : Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Pasal 28 Ayat 1: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. Ayat 2: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pasal 29 Ayat 1: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. BAB XI KETENTUAN PIDANA

Pasal 45 Ayat 1: Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Ayat 2: Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Ayat 3: Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Ketua blok tersinggung dan Zaskia dilaporkan di UBKM.


1. Mengapa ketua blok tersinggung ? Karena ia merasa sudah dijelek-jelekkan oleh Zaskia di media sosial. 2. Bagaimana etika berkomunikasi yang baik dalam memprotes sesuatu ? Cara protes yang baik adalah dengan mengkomunikasikan hal yang hendak dikritisi dengan efektif. Berikut ini lima prinsip komunikasi yang efektif : 1) Respect Respect artinya menghormati dan menghargai partner komunikasi kita. Setiap orang termasuk saya dan Anda selalu membutuhkan sikap dihormati dan dihargai orang lain. Orang akan menghindar dari orang yang lain yang tidak punya sikap mau menghormati orang yang lainnya.Tanpa adanya sikap respect, mustahil akan terjalin sebuah komunikasi yang efektif. Menghargai ini sangat penting. Tidak mungkin seseorang itu sanggup hanya menjadi seorang pendengar saja atau dianggap tidak ada dalam satu proses komunikasi. Ketika keberadaannya tidak dianggap, orang akan berpikir bahwa dia tidak masuk dalam kelompok tersebut. Perasaan ini akan membuat orang menjauh. Kejadian ini akan membuat hubungan komunikasi tidak efektif.

2) Empathy Komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empati. Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya di tengah audience. Ia bisa menguasai segala kondisi dan situasi yang dihadapi. Seorang komunikator tidak boleh egois hanya memikikan dirinya. Ia juga harus tahu kondisi audience yang dihadapi. Dengan cara memahami orang lain, artinya mampu memberikan tenggang rasa dan pengertian kepada orang lain. Pengertian inilah yang akan membuat satu hubungan komunikasi dapat berlangsung lama dan awet hingga akhir hayat. Dalam proses komunikasi, terkadang kata-kata tidak dibutuhkan. Hanya orang-orang yang tahu bagaimana mengerti orang lain dan tahu bagaimana berempatilah yang akan menjadi sahabat sejati. 3) Audible Untuk membangun sebuah komunikasi yang efektif, komunikator haruslah audible. Audible artinya seorang komunikator harus mampu menyampaikan komunikasi yang dapat didengar dan dimengerti audience. Seorang komunikator harus bersuara dengan suara yang jelas. Tidak boleh gagap, bindeng, terlalu pelan atau pun terlalu keras. Ritme dan intonasi suara harus diatur sesuai dengan kebutuhan. Penyesuaian tingkat suara dan intonasi ini juga sangat dibutuhkan ketika berhadapan dengan lawan bicara yang berbeda. Berbicara dengan teman sejawat tentu berbeda dengan ketika berbicara kepada seorang anak kecil atau seorang yang telah sangat tua. 4) Care Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunkasinya. Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal merasa diperhatikan. Perhatian bisa dilakukan dengan cara mengamati dan menanyakan kondisi audience. Perhatian juga bisa dilakukan dalam bentuk menyimak dengan saksama bila lawan komunikasi audience sedang bicara, bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Kalau tidak memberikan perhatian kepada lawan bicara, seorang komunikator tak akan tahu apakah orang yang diajaknya bicara itu merasa bosan atau sedang tidak ingin berbicara.

5) Humble Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, being a humble person is the best one. Humble ialah sikap rendah hati. Di manapun orang tidak suka dengan orang lain yang punya sikap sombong. Sombong di sini maksudnya adalah sikap merendahkan/meremehkan orang lain. Berpakaian yang indah bukan berarti sombong. Justru berpakaian yang indah akan membuat lawan bicara semakin tertarik dengan Anda. Pakaian yang indah tidak harus mahal. Keserasian, tidak berbau, tahu kapan memakainya, dan tahu menempatkan diri ketika sedang mengenakan pakaian tertentu, juga bagian dari komunikasi. Perlu diketahui bahwa mengerti tata cara bagaimana merendahkan hati adalah salah satu hal yang harus dimiliki oleh seorang komunikator.

Zaskia tidak mengerti cara mengirim tugas melalui e-mail.


1. Apa yang dimaksud e-mail ? E-mail adalah cara pengiriman data, file teks, foto digital, atau file-file audio dan video dari satu komputer ke komputer lainnya dalam suatu jaringan komputer. Jaringan komputer ini bisa berupa jaringan komputer internet maupun jaringan komputer internet. 2. Apa saja jenis-jenis e-mail ? a. Pop e-mail adalah e-mail yang diterima dari ISP. Kelebihan Kekurangan : Mampu dibaca secara offline. : Tidak dapat mengecek disembarang tempat.

b. Web based e-mail adalah e-mail yang ditawarkan oleh berbagai situs web. Kelebihan : Bisa mengecek darimana saja.

Kekurangan : Untuk mengecek harus terhubung internet. c. E-mail forwarding Kelebihan : Bisa menyembunyikan alamat e-mail yang sesungguhnya. Kekurangan : Bersifat sebagai perantara dan memerlukan

waktu yang lama untuk sampai pada tujuan. 3. Apa keuntungan dan kerugian penggunaan e-mail ? Kelebihan e-mail: a. Mudah digunakan b. Handal, aman, cepat, mudah untuk referensi c. Hemat sumber daya, biaya pengiriman relatif mudah d. Bersifat reliable, global e. Dapat melakukan pengiriman video dan gambar f. Dapat memudahkan membuat jejaring sosial lainnya Kekurangan e-mail: a. Bisa terjadi salah tafsir b. Adanya hacking (sadap) c. Menularkan virus pada komputer yang digunakan d. Spam e. Respon terlambat f. Adanya pemalsuan identitas

4. Bagaimana cara mengirim e-mail ? a. Buka situs server e-mail b. Log in dengan menggunakan akun e-mail kita c. Cari tombol compose atau tulis e-mail d. Ketik e-mail yang akan dikirim, atau unggah data yang ingin dikirim melalui e-mail. Tulis judul e-mail agar tidak dijadikan spam. e. Masukkan alamat penerima e-mail f. Klik send atau kirim` 5. Faktor apa yang menyebabkan seseorang tidak bisa menggunakan e-mail ?

a. Kurang kesadaran akan pentingnya media komunikasi b. Gagap teknologi c. Malas d. Tidak ada akses atau media untuk menggunakan e-mail 6. Bagaimana cara membuat e-mail ? a. Masukkan alamat situs b. Pilih create new account c. Isilah formulir terlebih dahulu d. Lalu konfirmasi apa yang telah kita tuliskan pada formulir tersebut 7. Apa dampak jika kita tidak bisa menggunakan email? a. Tidak bisa bertukar informasi b. Tidak mengikuti perkembangan pelajaran yang berbasis teknologi c. Banyak ilmu yang tidak bisa didapat (terhambat) d. Tidak bisa bergabung degan jejaring sosial

Zaskia tidak memberi tahu batas akhir tugas akan dikumpul.


1. Apa yang dimaksud komunikasi efektif? Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988) 2. Bagaimana cara yang baik dalam meminta pertolongan orang lain ? a. Melihat situasi kondisi orang yang dimintai tolong b. Pendekatan c. Memohon bantuan sebisanya

d. Memberi pujian dan ucapan terima kasih e. Bersedia membalas jasa f. Menggunakan bahasa yang sopan 3. Mengapa Zaskia meminta pertolongan orang lain untuk mengirimkan tugasnya ? Karena Zaskia tidak bisa menggunakan e-mail dan dia belum bisa menggunakan kemajuan teknologi.

Kakak Zaskia tidak tahu batas akhir pengiriman tugas.


1. Mengapa Kakak Zaskia tidak tahu batas akhir pengiriman tugas ? Karena Zaskia tidak memberi tahu deadline pengumpulan tugasnya. 2. Apa dampak dari keterlambatan pengiriman tugas Zaskia ? E-mail tugas Zaskia sampai ke dosen setelah lewat batas waktu akhir pengumpulan. Hal tersebut tentu sangat mengurangi penilaian dosen terhadap tugas Zaskia, selain itu membuat dosen menaruh perhatian khusus pada tugas yang terlambat itu, sehingga kesalahan prosedur pengutipan pun terdeteksi oleh dosen dan beliau langsung menuduh Zaskia melakukan plagiarisme.

4. RESTRUKTURISASI / KERANGKA KONSEP

Zaskia tidak lulus blok 8

Zaskia melakukan plagiarisme

Mencontek saat ujian

Kakaknya terlambat mengirim tugas

Mengutip tanpa mencantumkan sumber

Kurang persiapan dalam belajar

Zaskia tidak memberi tahu deadline tugas

Tidak bisa berkomunikasi efektif

Tidak menerapkan adult learning Menjelekkan ketua blok dimedia sosial Tidak bisa menggunakan email

Tidak beretika dalam komunikasi

Ketua Blok Tersinggung

Gagap Teknologi

Dilaporkan ke UBKM

5. TOPIK PEMBELAJARAN
Kecurangan dalam Akademik Plagiarisme Karya Tulis Ilmiah Adult Learning Komunikasi efektif dan Etika Komunikasi

TOPIK

WHAT I KNOW

WHAT I DONT KNOW

WHAT I HAVE TO PROVE

HOW I WILL LEARN Textbook

KECURANGAN AKADEMIK

Pengertian kecurangan akademik Makna plagiarisme Pengertian KTI

Jenis-jenis kecurangan akademik Jenis-jenis plagiarisme Jenis-jenis KTI Langkahlangkah Adult Learning Aspek komunikasi efektif

Sanksi yang didapat Kriteria plagiarisme Pembuatan KTI yang baik Manfaat Adult Learning Hambatan dalam komunikasi

Internet

PLAGIARISME KARYA TULIS ILMIAH ADULT LEARNING

Pengertian adult Learning

KOMUNIKASI EFEKTIF

Pengertian komunikasi

7. SINTESIS
1. Plagiarisme
Pengertian Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas.Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Jenis-jenis plagiarisme Plagiarisme atau penjiplakan karya tulis orang lain dalam dunia akademik dipicu oleh banyak faktor. Faktor pragmatisme mahasiswa dan dosen, lemahnya peraturan, sistem kontrol dan kualitas SDM, industrialisasi pendidikan, lemahnya regulasi dan inkonsistensi kontrol pemerintah dituding sebagai faktor pemicu utamanya. Secara khusus, saya mencatat paling sedikit ada tiga faktor pemicunya. Pertama, penulis (mahasiswa) ingin segera menyelesaikan skripsi, tesis atau disertasinya agar bisa meraih gelar akademik secepatnya tanpa harus bekerja keras sesuai proses riset dan penulisan ilmiah yang benar. Di sisi lain, dosen pembimbing tidak teliti dalam proses pembimbingan. Kebanyakan dosen pembimbing tidak mau repot membimbing mahasiswa. Mereka hanya berorietansi pada produk skripsi, tesis atau disertasi yang dihasilkan mahasiswa. Demikian pula ketika diuji, para pengujinya juga tidak mau repot mengecek apakah karya mahasiswa yang diuji asli dan sudah bebas dari dosa-dosa etika ilmiah akademik. Akibat sangat longgarnya proses akademik tersebut, banyak skripsi, tesis dan disertasi lolos saringan akademik dan para mahasiswa plagiatornya dinyatakan

lulus sarjana. Pascalulus sebagai sarjana (S1, S2, S3), mereka biasanya bangga karena bisa mengibuli dosen pembimbingnya. Biasanya untuk memperlancar proser pembimbingan dan ujian, mahasiswa plagiator memberi kado spesial untuk dosen pembimbing dan penguji agar dipermudah proses bimbingan dan kelulusan. Pasca lulus sarjana, sarjana plagiator biasanya merasa sudah nyaman perbuatan curangnya tidak akan diketahui pihak lain. Kalaupun nantinya diketahui, tidak ada konsekuensi apapun yang bakal diterima karena sudah lulus. Asumsi itu salah besar. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan tuntutan keterbukaan informasi akademik, bisa jadi suatu skripsi, tesis dan disertasi yang tercela akan digugat keabsahannya. Risiko terburuknya, selain dicabut gelarnya, sarjana plagiator bisa dipenjarakan. Kedua, penulis (dosen) ingin segera naik jabatan fungsional akademik dan golongan gajinya sehingga bisa menikmati kenaikan tunjangan dan insentif yang besar. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah memberi tunjangan profesi kepada para guru dan dosen dalam jumlah yang lumayan besar. Karena motif tersebut, sejumlah dosen lalu menghalalkan segala cara dalam menghasilkan karya-karya akademik dengan melanggar norma-norma akademik. Misalnya, menjiplak karya tulis orang lain (plagiat), melakukan fabrikasi atau mengarang data penelitian yang sebenarnya tidak ada, atau melakukan falsifikasi dalam penulisan karya tulis. Mereka berasumsi, perbuatan curangnya tidak akan diketahui atau dideteksi orang lain. Penulis lupa seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan keterbukaan informasi serta adanya keharusan mendigitalisasi dan meng-upload karya-karya akademik bagi para guru dan dosen yang mau mengajukan kenaikan jabatan fungsional akademik maka semua karya akademik akan bisa diakses oleh publik dimana saja dan kapan saja. Dengan begitu, perbuatan curang yang dilakukan para dosen nakal cepat atau lambat pasti akan terungkap dan akan berakibat fatal bagi dirinya.

Lolosnya sejumlah karya akademik dosen yang mengandung unsur pelanggaran etika akademik terutama disebabkan karena lemahnya mekanisme kontrol dan penelahaan kritis oleh pengelola jurnal, penerbit, dan institusi pendidikan itu sendiri. Banyak perguruan tinggi juga tidak begitu peduli dan bahkan tidak paham dengan etika penulisan ilmiah. Para mahasiswa dan dosennya dibiarkan melakukan penelitian dan penulisan ilmiah sesuai dengan kehendak masingmasing. Dari pengalaman saya mereview banyak artikel, paper, proposal dan hasil riset, serta berinteraksi dengan banyak dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata banyak dosen belum memahami etika penulisan ilmiah akademik, terutama terkait plagiasi. Ketiga, penulisnya ingin agar terkenal luas atau tetap terkenal dengan menghasilkan banyak buku, menerbitkan banyak artikel ilmiah, menulis artikel populer di media massa, menghasilkan banyak penelitian dan karya-karya akademik lainnya. Tujuan untuk mendapatkan uang atau insentif dana yang banyak. Karena terdorong oleh motif tersebut, penulis lalu menghalalkan segala cara dalam menulis dan meneliti dengan melanggar norma-norma ilmiah akademik. Dalam sejumlah kasus, tindakan plagiasi justru dilakukan oleh para penulis senior yang sudah terkenal dan para dosen senior yang sudah bergelar doktor dan profesor yang telah memiliki banyak karya tulis. Mereka biasanya melakukan plagiasi parsial, plagiasi terhadap karya sendiri (auto-plagiarism) dan plagiasi antarbahasa. Dalam banyak kasus, para penulis seringkali tidak menyadari apabila karya tulis mereka mengandung unsur-unsur plagiasi.

Plagiarisme Sebagai Bentuk Kecurangan Akademik Plagiarisme meliputi tindakan sebagai berikut: 1. Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap;

2. Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan; 3. Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi test, sofware dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolaholah sebagai karyanya sendiri; 4. Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan; 5. Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber; 6. Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah; 7. Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri 8. Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang lain untuk membuatnya.

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme: Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya. Yang digolongkan sebagai plagiarisme: Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya Yang tidak tergolong plagiarisme: Menggunakan informasi yang berupa fakta umum. Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas. Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

Bagaimana Menghindari Plagiarisme? Setelah mengetahui apa itu plagiat beserta contoh-contoh dan sanksi atas pelanggaran tersebut, tidak ada alasan lagi buat kita semua untuk tidak tahu menahu mengenai langkah-langkah menghindari tindakan plagiarisme. Disini saya akan membagikan sedikit tips untuk menghindari perbuatan yang melanggar hukum tersebut. Sebenarnya ada banyak cara dalam melakukan sitasi untuk menghindari sitasi, di antaranya dengan menggunakan sistem Modern Language Association, yang digunakan di luar negeri, sedangkan di Indonesia kita dapat

menggunakan metode yang biasa kita dapatkan dalam Bahasa Indonesia, yaitu tentang teknik melakukan sitasi. Dan berikut ini cara melakukan sitasi secara umum.

1. Membuat kutipan langsung yaitu dengan cara menyalin kalimat, frase, atau salah stu bagian dari teks secara langsung dengan kata-kata yang sama persis disertai dengan tanda petik. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa kalimat yang kita salin tidak boleh terlalu banyak, cukup berupa ringkasannya saja, untuk kemudian dijelaskan dengan menggunakan kalimat sendiri.

2. Membuat Parafrase Teks yaitu menuliskan kembali bagian dari teks dari sumber yang akan kita masukan dalam karya tulis kita, namun ditulis dengan kata-kata sendiri, selanjutnya cantumkan nama pengarang/pemilik ide yang kita gunakan. Yang perlu diperhatikan dalam prafrase ini adalah tidak boleh adanya sedikitpun persamaan kata antara sumber dengan tulisan kita, namun apa yang kita tuliskan harus tetap memiliki makan yang sama dengan sumber aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman terhadap sumber yang akan disitasi dengan cara membaca sumber tersebut berulang-ulang sehingga kita dapat mengerti maknanya dan dapat menuliskannya dengan kalimat/kata kita sendiri.

1. Sitasi dalam Teks Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta halamannya saja. Apabila sitasi

yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya (website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada, disertai dengan alamt lengkap (link) dari sumber tersebut.

2. Daftar Pustaka Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out).

2. Kecurangan Akademik
1. Pengertian Kecurangan akademik merupakan pelanggaran etika dalam lingkup akademik. 2. Jenis-jenis kecurangan akademik Menyontek, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar menggunakan atau mencoba menggunakan bahanbahan informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa izin dari Pengawas atau Dosen Penguji. Memalsu, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sadar (sengaja) atau tidak sadar, tanpa izin mengganti atau mengubah nilai atau transkrip akademik, Ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, tugas-tugas dalam rangka perkuliahan/tutorial/praktikum, Surat Keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik. Melakukan tindak plagiat, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sadar (sengaja) menggunakan kalimat, data atau karya orang lain sebagai karya sendiri (tanpa menyebutkan sumber aslinya) dalam suatu kegiatan akademik.

(1)

(2)

(3)

(4) (5)

(6)

(7)

(8)

Menjiplak adalah perbuatan mencontoh, meniru, menyontek, mencuri karangan orang lain yang diakui sebagai karya sendiri. Menyuap, memberi hadiah, dan mengancam, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik. Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain atas kehendak diri sendiri. Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan akademik, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyuruh orang lain baik sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang maupun dari luar Universitas Muhammadiyah Malang untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan baik untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan orang lain. Bekerjasama saat ujian baik secara lisan, dengan isyarat ataupun melalui alat elektronik.

3. Sanksi Kecurangan Akademik Mahasiswa yang melanggar akan dikenakan sanksi bertingkat berupa: a) b) c) d) e) f) g) Peringatan keras secara lisan maupun tertulis; Pembatalan nilai ujian bagi matakuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan; Tidak lulus matakuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan; Tidak lulus semua matakuliah pada semester yang sedang berlangsung; Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik pada kurun waktu tertentu; Pemecatan atau dikeluarkan. Lulusan yang karya ilmiahnya terbukti merupakan plagiasi maka gelarnya dicabut.

3.

Karya tulis ilmiah


Pengertian Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.

Jenis-jenis Karya ilmiah 1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.

3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.

4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

Cara menulis karya tulis yang baik

Dalam membuat suatu karya tulis ilmiah yang baik, yang perlu diperhatikan adalah point-point dari karya ilmiah sendiri tersebut. Contohnya adalah jurnal. Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari: 1. Judul; 2. Abstrak; 3. Pendahuluan; 4. Bahan dan metode; 5. Hasil; 6. Pembahasan; 7. Kesimpulan; 8. Daftar pustaka. 1.Judul Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Misalnya, judul "Laporan Lab Biologi". Dengan judul seperti ini, maka tidak ada pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. Contoh judul yang jelas, misalnya "Pengaruh Cahaya dan Suhu terhadap Pertumbuhan Populasi Bakteri Escherichia Coli". Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal. 2.Abstrak Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin yang paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poinpoin untuk menyusun sebuah deskripsi singkat tentang studi Anda. 3.Pendahuluan Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang Anda diselidiki, yang memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap

penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadikutipan. 4.BahandanMetode Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengetahuan dan teknik dasar agar bisadiduplikasikan. 5.Hasil Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan teks naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak ada interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam tabel/gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel dan gambar. 6.Pembahasan Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihat jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus menunjukkan perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk diubah dalam penelitian Anda. 7.Kesimpulan Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spesifik.

8.DaftarPustaka Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk pada literatur asli. Perhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar disebutkan pada jurnal Anda. Selain itu, karya tulis tersebut haruslah memiliki sifat sebagai berikut, yaitu: 1. Mengacu kepada teori Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori :

Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta ) Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala

Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2.Berdasarkan fakta Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,sebenarnya dan konkret.

3. Logis Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

4. Objektif Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang

diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

5. Sistematis Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

6. Sahih / Valid Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.

7. Jelas Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernihjernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.

8. Seksama Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.

9. Tuntas Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akarakarnya.Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.

10. Bahasanya Baku Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.

11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional) Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

4. Adult Learning
Pengertian Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mengalami proses belajar. Salah satunya adalah belajar dari pengalaman. Banyak orang mengatakan pengalaman merupakan pelajaran yang paling berharga, tetapi apa yang terjadi jika seseorang tidak dapat memaknai pengalaman hidupnya? Maka orang tersebut tidak bisa belajar dari kejadian-kejadian yang dialaminya,sehingga hidupnya akan terasa tidak bermakna. Jadi Adult learning adalah proses belajar dalam suatu pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa untuk dapat memaknai suatu keadaan dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata, terutama yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Manfaat Dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan. Mudah berbaur dalam kegiatan organisasi Dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan Membuat kita lebih siap ketika terjun ke masyarakat Membuat kita menjadi lebih mandiri

Tujuan Adult learning Membentuk konsep diri pada mahasiswa Menambah pengalaman mahasiswa dalam menghadapi masalah Mengembangkan kesiapan dalam belajar mandiri bagi mahasiswa Menambah orientasi diri atau kepercayaan diri mahasiswa

Ciri-ciri orang yang bisa menerima konsep adult learning Mempunyai pengalaman yang berbeda-beda Lebih suka menerima saran-saran daripada digurui Suka memberi perhatian terhadap hal-hal menarik Suka meningkatkan pemahamannya terhadap masalah yang dialaminya Menyenangi hal-hal yang praktis Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi Selalu optimis

Langkah-langkah menerapkan adult learning Menciptakan iklim untuk belajar Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan belajar secara bersama Merumuskan tujuan belajar Merancang kegiatan belajar Melaksanakan kegiatan belajar Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan bukan pasif Saling berbagi (sharing) pengalaman Mengevaluasi hasil belajar

Kesulitan dalam menerapkan konsep adult learning

Masing-masing orang dewasa berbeda-beda dalam kemampuan belajar jika mereka tidak dapat menampilkan kemampuan seperti yang diharapkan,

kemungkinan hal itu disebabkan oleh: Pertama, oleh adanya perubahan fisiologi (fisik), seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, tenaga sehingga mempengaruhi kecepatan belajar orang dewasa. Kedua, perbedaan cara belajar. Disini dosen perlu membantu mahasiswa dalam proses belajar dengan mempertimbangkan keunikan dan perbedaan setiap mahasiswa. Ketiga, adanya perbedaan karakter. Maksudnya ada saja orang dewasa yang mempunyai sifat pendiam (menutup diri), hal ini dapat mengganggu proses belajar, misalnya diskusi.

5. Komunikasi
Pengertian Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris communication ), secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia. Aspek komunikator yang efektif : 1) Kredibilitas Kredibilitas berkaitan dengan bagaimana para pemimpin memperoleh kepercayan dan keyakinan dari orang-orang yang dipimpinnya. Kredibilitas pada hakikatnya adalah seperangkat kesan komunikan (penerima pesan) terhadap sifat komunikator. Dalam perusahaan pemimpin yang tidak punya kredibilitas sulit mempengaruhi bawahannya. Bagaimana bawahan akan melaksanakan apa yang disampaikan pemimpin, jika dia tidak percaya pada pimpinanya. Komunikasi akan mudah disampaikan oleh orang yang punya kredibilitas tinggi. 2). Daya tarik Daya tarik berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima pesan melihat komunikator sebagai orang yang menyenangkan. Seseorang yang tidak punya sifat-sifat yang menarik, tidak akan bisa

membuat komunikasi yang menyenangkan dengan orang lain. Dengan demikian dalam organisasi komunikasi juga dipengaruhi daya tarik. Menurut Alexis Tan daya tarik bisa didapat dari similarity (kesamaan), familiarity (keakraban), dan proximity (kesukaan). Komunikasi akan berlangsung efektif jika antara manajer dan bawahan berpandangan sama, sudah terjalin keakraban, dan mempunyai sifat menyenangkan. Selain itu juga daya tarik fisik bisa menjadikan komunikasi efektif, artinya manajer yang punya daya tarik fisik (tampan, cantik, sopan) lebih mudah menyampaikan pesan 3). Kemampuan Intelektual Ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian dari komunikator. 4). Integritas Yaitu Keterpaduan antara ucapan dan perbuatan. Seseorang yang tidak sesuai antara perkataan dan perbuatannya sulit untuk pesannya diterima orang lain. 5). Keterpercayaan Orang yang tidak dipercayai akan sulit menyampaikan pesan dengan baik. 6). Kepekaan Sosial Adalah kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan perkantoran. 7). Kematangan tingkat emosional Ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan. Agar pesan tersampaikan dengan baik, manajer harus mampu mengendalikan emosinya agar tidak larut dalam penyampaian pesan. 8). Memiliki lingkup pandangan (frame of reference) dan lingkup pengalaman (field of experience) Artinya komunikator mempunyai referensi pandangan dan pengalaman tentang penerima pesan. Hambatan Komunikasi a. Ada hambatan atau kendala pada kemampuan mendengar. Orang yang mengalami gangguan pendengaran (sementara atau permanent) akan mengalami kesulitan untuk dapat mendengar, atau mengartikan makna yang didengar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi

kemampuannya untuk mendengarkan. Ganggungan pendengaran ini dapat berupa gangguan fisik ataupun gangguan mental. Orang yang hilang ingatan atau yang mengalami keterbelakangan mental dapat juga dikategorikan sebagai orang yang mengalami gangguan dalam proses mendengarkan. b. Informasi yang terlalu banyak (information overload) Jika kita perhatikan, baik disadari atau tidak, kita akan mendengar begitu banyak suara, yang tidak memungkinkan kita untuk mendengarkan seluruh suara yang masuk kedalam telinga kita. Jika kita berhitung berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mendengarkan orang berbicara, dan berapa banyak informasi yang dapat masuk kedalam otak, secara teoritis hampir tidak mungkin untuk menyimpan seluruh informasi tersebut. c. Adanya kepentingan pribadi Adanya kepentingan atau keinginan pribadi kadang kala akan mengganggu cara kita menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Adanya kepentingan pribadi ini mungkin akan mengakibtkan kita tidak menerima pesan yang dikirimkan atau kalaupun kita menerima pesan yang dikirimkan, ada kemungkinan pesan yang kita terima salah, atau tidak sesuai dengan maksud dari si pengirim pesan. d. Kemampuan berpikir manusia Secara teoritis, kemampuan otak manusia untuk dapat mendengarkan dan mengerti suatu pembicaraan adalah 600 kata per menit (Drullman & Smoorenburg, 1997; Versfeld & Dreschler,2002), akan tetapi kecepatan orang untuk berbicara pada umumnya lebih rendah berkisar pada angka 100 140 kata per menit.

KESIMPULAN
Zaskia tidak lulus blok 8 karena belum bisa menerapkan adult learning dan gagap teknologi. Karena Zaskia tidak bisa menerapkan komunikasi efektif beserta etika komunikasi yang benar dengan orang lain, maka menyebabkan masalah baru bagi dirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar bahasa Indonesia Kamus Saku Dorland http://internet.artikel2.com/pengertian-email.html http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42 http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/09/10353179/Panduan.Menulis.Jurnal.Ilmiah http://www.jurnalskripsi.net/cara-menghitung-validitas-instrumen/2011/113/ http://www.umm.ac.id/files/file/Pasal%2050.doc http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai