Anda di halaman 1dari 132

Get Sinar Dharma Online!

Tahun ini, Buddhist Education Centre Surabaya telah mengadakan 2 acara Buddhis ynag
luar biasa menginspirasi., yang pertama adalah Ajahn Brahm - All is Well dan Spread The
Seeds of Love yang menunjukkan bagaimana cinta kasih yang diinspirasikan oleh semangat
Buddhis mnyebar ke benya Afrika. Sinar Dharma edisi kali ini meliput kedua acara tersebut
dengan sajian foto-foto yang menarik.
Sel;ain itu kami juga memberikan sajian utama berupa transkriip konferensi Wisdom
2.0. Conference, sebuah konferensi yang mempertemukan para pembicara Buddhis dengan
para digerati. Konferensi ini menunjukkan bahwa Dharma dapat menyumbang suatu
kebijaksanaan yang positif bagi penggunaan dan perkembangan teknologi informasi di
dunia.
Selamat membaca.
Salam Metta,
Hendrick Tanuwidjaja, S.T.
Sinar Dharma Executive Editor
Visit and Like Us At:
Sinar Dharma Mengundang
Pembaca:
Artikel Dharma
Anda dapat mengirimkan kepada
kami artikel-artikel ajaran Dharma
yang anda tulis.
Berita Kegiatan
Vihara / organisasi Buddhis anda
mengadakan kegiatan yang
menarik? Silahkan mengirimkan
liputannya pada kami.
Kesaksian Buddhis
Anda punya pengalaman
bagaimana Dharma mengubah
hidup anda dan lingkungan
sekitar anda menjadi lebih baik?
Anda dapat mengirimkan pada
kami.
http: //dhammacitta. org/perpustakaan/
kategori/ezine/sinar-dharma/
DISTRIBUTOR SINAR DHARMA
DI KOTA ANDA
BATAM
Suwarno 08127020450
BEKASI
Himawan 08128439092
JAMBI
Ferry 085274546333
KLATEN
Puryono 081575064382
MEDAN
Lie Ching 0811652564
PALEMBANG
Hengky 081808690508
PEKANBARU
Wismina 08127556328
TANGERANG
Lina 08151818473
www.becsurabaya.org
http://www.facebook.com/sinar.dharma
Sinar Dharma
ALAMAT REDAKSI
Jl. HR. Muhammad 179
Komp. Pertokoan Surya Inti Permata II
Blok D 8-9
Telp. 031.7345135 Fax. 031.7345143
e-mail: becsurabaya@yahoo.com
BEC SELURUH INDONESIA
SURABAYA
Yayasan Dharma Rangsi
Jl. HR. Muhammad 179
Komp. Pertokoan Surya Inti Permata II
Blok D 8-9
Telp. 031.7345135 Fax. 031.7345143
Surabaya - Jawa Timur
JAKARTA
Yayasan Samudra Metta Indonesia
Jl. Pluit Sakti Raya No. 28 Blok B 11
Komplek Ruko Sentra Bisnis Pluit
Telp.021.66695336 Fax.021.66695337
Jakarta Utara
KEDIRI
Jl. Kilisuci 36 Kediri
Telp. 0354.689281
Kediri - Jawa Timur
PEKANBARU
Jl. Belimbing 159 Q
Telp. 0761.7072416 Fax. 0761.21602
Pekanbaru - Riau
MEDAN
Jl. Rotan Baru No.10
Telp. 061.4579450
Medan - Sumatera Utara
Vihara Borobudur
Jl. Imam Bonjol No. 21
Telp. 061.6628153
Medan Sumatera Utara
DENPASAR
Vihara Buddha Dharma
Jl. Gurita I, Perumahan Pedungan Indah No. 41 Seretani
Telp. 0361.720984, 720024
Denpasar - Bali
Jl. Sunset Legian Kaja Legian, Kuta
Telp. 0361.7440419
Denpasar - Bali
BATAM
Vihara Buddhayana
Komplek Nagoya Point (Pasar Angkasa) Blok L No. 1-3
Telp. 0778.452636 Fax. 0778.452980
Batam - Kepulauan Riau
Vihara Maitri Sagara
Jl. Tiban 3 Blok C II No. 17 (Belakang Pom Bensin Tiban)
Telp. 0778.310159 Fax. 0778.310159.
Batam - Kepulauan Riau
MANADO
Vihara Dhammadipa Jl. Sudirman 52
Telp. 0431.861842 Fax. 0431.813455
Manado - Sulawesi Utara
PALEMBANG
Yayasan Buddhakirti Vihara Dharmakirti
Jl. Kapten Marzuki No.496 (Kamboja)
Telp. 0711.356333 Fax. 0711.357375
Palembang - Sumatera Selatan
JAMBI
Yayasan Sathya Sal Ananda (u.p Bong Lie Hui)
Jl. Gatot Subroto Komplek Ruko Hotel Abadi
Blok C RT 11 No 96-98
Telp. 0741.7552452 Fax. 0741.7552453
Jambi
MALANG
Buddhayana Dharma Centre
Jl. Ciliwung No.50 E (Ruko)
Hp. 081.25230878
Malang - Jawa Timur
PELINDUNG
Dirjen Bimas Buddha Depag RI
Direktur Bimas Agama Buddha Depag RI
Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Timur
Yayasan Dharma Rangsi Surabaya
PELINDUNG
Master Hai Tao
PENANGGUNG JAWAB
Amin Tanjung
PIMPINAN UMUM
Indarto Santoso
PENASEHAT HUKUM
Tanudjaja, SH, CN, MH
PIMPINAN REDAKSI
Tjahyono Wijaya
REDAKTUR PELAKSANA
Hendrick Tanuwidjaja
PENYUNTING BAHASA
Tjahyono Wijaya
Djoni Ching Ik
ARTISTIK & DESIGN
Hendrick Tanuwidjaja
Tiong Bing
Suryanaga Tantora
David Wibowo Sampurna
PRODUKSI
Dennis Hanani Wijaya
SEKRETARIS REDAKSI (081331789005)
Deissy
Dewi
INFO BERLANGGANAN,
IKLAN & PROMOSI (081331789009)
Irfan Rizaldi Arfn
SIRKULASI (081331789006)
Yuska
Maxi
BEC Seluruh Indonesia
DANA DHARMA
mohon ditransfer ke:
BCA Kapas Krampung Surabaya
a/c. 101-778-9911
a/n. Yayasan Dharma Rangsi
2 / SINAR DHARMA
Redaksi

4 / SINAR DHARMA
Daftar Isi
8
100
118
42
100 8
Wisdom 2.0. Conference
Dimulai dengan ide menarik dari Soren Gordhammer, konferensi
ini menjadi ajang favorit para digerati. Kebijaksanaan Buddha dan
kemajuan teknologi informasi dibicarakan oleh para pioneer-nya di
sini.
Bodhisattva Mazu
Di Indonesia, dewi ini banyak
puja di kelenteng-kelenteng.
Beliau juga dikenal dengan
nama Tianshang Shengmu.
Bagaimanakah kisah beliau
belajar Buddha Dharma?
Ajahn Brahm - All Is Well Surabaya 2012
ALL IS WELL menjadi semacam mantera yang memotivasi orang
untuk berpikir positif dengan mencari semacam hikmah dari setiap
kejadian. Kata-kata itulah yang kemudian menjadi kata kunci pada
kunjungan Ajahn Brahm ke Surabaya kali ini. Acara yang disponsori
oleh Yayasan Ehipassiko dan Buddhist Educayion Centre ini diadakan
pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 di Zhang Palace.
Lama Rangbar - Bodhivastu Project
Rombongan Lama Rangbar Nyima Ozer dan Druk Chokyong
Rinpoche, mempunyai misi menyebarkan Dharma dan mengajak
saudara se-Dharma untuk bersatu membangun Mahabodhivastu
Stupa di Amerika demi perdamaian dunia.

5 / SINAR DHARMA
Daftar Isi
53
108
68
62
68 108
Sun Si Miao
Sun Simiao yang digelari sebagai Raja Obat Tiongkok dan Tabib
Agung Sun, adalah tabib Tiongkok terkenal. Beliau memiliki dampak
yang besar dan memiliki kontribusi penting pada perkembangan
medis, khususnya resep-resep untuk generasi berikutnya. Tulisan
ilmiah tersebut juga memiliki kontribusi terhadap kemajuan medis
di Korea dan Jepang.
No Work No Eating
Salah satu Bhante kelahiran Indonesia, Bhante Nyanabhadra atau
Phap Tu yang saat ini berlatih di bawah bimbingan Ven. Thich Nhat
Hanh membagikan kisah dan pengalaman hidupnya yang sangat
inspiratif bagi kita semua.
Tribute to Buddhas Legacy
Muda mudi Buddhis di Indonesia semakin kreatif dalam mengisi
momen Waisak. Saksikan bagaimana muda mudi Buddhist Reborn
ini menampilkan drama musikal tentang Pertapa Sumedha dan
Buddha Dipankara
Chris Evans, Chris
Hemsworth, Andrew
Garfeld
Para aktor pemeran superhero
Marvel ini turut menggemari
flosof Buddhisme



wisdom 2.0
CONFERENCE
The Wisdom 2.0 Conference is a one-of-a-kind event in Silicon Valley that
brings together people from a variety of disciplines, including technology
leaders, Zen teachers, neuroscientists, and academics, to explore how we can
live with deeper meaning and wisdom in our technology-rich age.
Bagaimana jika para pendiri dan orang-orang
penting Facebook, Twitter, Google, Cisco, dan eBay, hadir
bersama-sama dengan para mediator Buddhis dan guru-
guru Zen untuk membicarakan tentang kebijaksanaan
sejati di era teknologi informasi seperti sekarang ini?
Itulah yang berlangsung dalam Wisdom 2.0 Conference,
yaitu gerakan dan konferensi yang sedang popular di
Sillicon Valley yang dipelopori oleh seorang praktisi
Buddhis bernama Soren Gordhamer, pengarang buku
Wisdom 2.0: Stress Relief for the Creative and Constantly
Connected. Konferensi tentang Buddhisme dengan
praktik kesadarannya (mindfulness) sedang popular di
kalangan elit industri teknologi digital, komputer dan
dunia online. Sejumlah 600 orang pebisnis, pemimpin
dan pemikir elit datang menghadiri Konferensi Wisdom
2.0 ini. Hadir di antaranya adalah para pendiri media sosial
seperti Evan Williams (Twitter), Eric Schiermeyer (Zynga),
maupun para guru-guru Buddhis seperti Jon Kabat Zinn
(murid Master Zen Seung Shan), Jack Kornfeld (praktisi
meditasi terkemuka murid Ajahn Chah) dan guru Zen
Roshi Joan Halifax.

Semangat dari Wisdom 2.0 Conference ini adalah
untuk mempertemukan komunitas teknologi (yang
fokus dalam mengembangkan teknologi dan gadget
eksternal) dengan komunitas kebijaksanaan (yang
berfokus pada teknologi pikiran dan batin) untuk
menemukan bagaimana hidup dengan mindful, penuh
makna dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Soren Gordhamer mencoba untuk menggabungkan
praktik kesadaran dengan teknologi dan media sosial. Kita
semua tidak hanya butuh teknologi, kita semua juga butuh
kebijaksanaan untuk bagaimana menggunakan teknologi
tersebut.
Banyak orang ingin mengatalan Ya, baik kepada
media sosial seperti Twitter dan Facebook sehingga
mendapatkan sebuah kehidupan yang terhubung baik
satu sama lain, maupun hidup secara bermakna dan
mindful. Era teknologi informasi akan berubah menjadi
era kebijaksanaan. Tantangan yang ada bukan hanya
menggunakan teknologi dan tetap terkoneksi, tetapi kita
harus melakukannya dengan tujuan dan visi yang jelas.
Hidup terkoneksi dengan teknologi sangatlah mudah,
namun hidup terkoneksi secara penuh makna, itulah
tantangannya. Apakah kita ingin fokus menggunakan
fasilitas teknologi yang ada saat ini untuk mendorong
kebijaksanaan dan welas asih yang lebih besar kepada
dunia ini?
Sampai pada tahun 2012 ini, Wisdom 2.0 Conference
telah berlangsung sebanyak tiga kali. Konferensi ketiga
baru-baru ini diadakan pada tanggal 2324 Februari 2012.
Konferensi pertama diadakan pada tahun 2010. Untuk
tahun ketiga ini juga diadakan Wisdom 2.0 Business untuk
pertama kalinya pada tanggal 1112 Mei 2012. Wisdom
2.0 Business adalah konferensi tempat berkumpulnya para
pebisnis dan entrepreneur untuk membahas bagaimana
praktik kesadaran (mindfulness) dalam dunia kerja
membawa pada inovasi dalam sebuah perusahaan.
Diiterjemahkan oleh:
Tonny Mustika dan Hendrick Tan
SINAR DHARMA / 9

Laura Arrillaga-Andreessen Giving 2.0
Irene Au Head of User Experience, Google
Arturo Bejar Dir. of Engineering, Facebook
Seane Corn Yoga Teacher, Spiritual Activist
Stuart Crabb Head of Learning, Facebook
Jim Doty Director & Founder, Project Compassion
Rich Fernandez Director of Executive Development, Google
Michelle Gale Leadership & Development, Twitter
Cherie Gardiner Learning and Development, Zynga
Soren Gordhamer Founder & Host, Wisdom 2.0
Roshi Joan Halifax Upaya Zen Center
Joe Hyrkin President and CEO, Wordnik
Thupten Jinpa Buddhist Scholar, CCARE
Jon Kabat-Zinn Mindfulness Teacher
Gopi Kallayil Product Marketing Manager, Google
Beth Kanter Beths Blog
Jack Kornfeld Spirit Rock Meditation
Scott Kriens Director, 1440 Foundation
Karen May VP, Leadership & Talent, Google
Jane McGonigal Co-founder, Social Chocolate
Kelly McGonigal Author, Stanford Health Psychologist
Dustin Moskovitz Co-Founder, Facebook and Asana
Luke Nosek Founders Fund, Co-founder PayPal
Pierre Omidyar Founder, eBay
Leah Pearlman CoCreator, The Happiness Institute
Lee Rainie Director, Pew RCs American Life Project
Cordell Ratzlaf Director of User Experience, Cisco
Justin Rosenstein Co-founder, Asana
Tim Ryan United States Congressman
Eric Schiermeyer Co-Founder, Zynga
Premal Shah President, Kiva.org
Daniel Siegel Co-Director, Mindful Awareness RC
Tami Simon CEO, Sounds True
Gus Tai General Partner, Trinity Ventures
Meng Tan Jolly Good Fellow, Google
Eckhart Tolle Author, A New Earth
Padmasree Warrior CTO, Cisco Systems
Evan Williams Co-founder, Twitter and Obvious
Sumber: http://wisdom2summit.com, http://www.hufngtonpost.com/soren-
gordhamer/the-wisdom-20-conference_b_434899.html, http://online.wsj.com/article/
SB10001424052970204369404577207142527586790.html
SPEAKERS
10 / SINAR DHARMA

12 / SINAR DHARMA
Soren Gordhamer: Ia dengan bergurau mengatakan
bahwa Jinpa adalah Wisdom (Kebijaksanaan), sedangkan
Pierre adalah 2.0 (Teknologi), sehingga keduanya adalah
Wisdom 2.0. Tapi Pierre juga memiliki wisdom, demikian
juga Jinpa juga mengeksplorasi teknologi. Ia sangat senang
bisa menjembatani antara keduanya. Ia mengharapkan
seorang pemimpin dalam dunia teknologi berbicara
tentang kebijaksanaan dan kewelas-asihan, sedangkan
seorang cendekiawan Buddhis Tibetan berbicara tentang
teknologi. Ia melihat kesempatan untuk menyatukan hal
yang terpisah seperti dalam kata-kata di banner dalam
konferensi ini living in wellnes, wisdom, and compassion.
Ia bertanya kepada keduanya apa refeksi mereka tentang
keterkaitan antara dua bidang ini, antara teknologi dengan
kebijaksanaan?
Pierre Omidyar: Ia berterima kasih kepada Soren karena
sudah diundang dan komitmen Soren selama ini pada topik
ini. Refeksi pertamanya adalah bahwa ada potensi yang
sangat besar dialog antara teknologi dan kebijaksanaan.
Ia senang mendengar cita-cita Justin adalah mengubah
dunia. Para pelaku teknologi (techie) sebenarnya sangat
sadar akan dampak dari teknologi pada dunia, dan memiliki
kemampuan untuk membangun kehidupan secara komunal,
sehingga baik jika bisa bersama-sama belajar dan kebiasaan
yang sudah berusia ribuan tahun untuk membantu kita
memaksimalkan potensi kemanusiaan mereka sebagai
individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ketika
digabungkan keduanya menghasilkan kekuatan yang luar
biasa. Itulah sebabnya ia merasa optimis dengan masa
kini.
Thupten Jinpa: Ia juga merasa berterimakasih pada
Soren. Ia sangat gembira karena dalam konferensi ini ia
menyaksikan banyak orang dari dunia teknologi memiliki
rasa komitmen dan tanggungjawab. Ia merasa optimis
dengan visi dan komitmen yang dimiliki oleh para pemmipin
dunia teknologi. Hal ini dikarenakan, sebagai pengguna
teknologi, ia merasa pada saat ini teknologi, terutama
teknologi digital, memiliki kemampuan berkembang yang
sangat luar biasa cepat dan dan membuka wacana baru
mengenai bagaimana kita menggunakan komputer. Ia
terpukau oleh perkembangan teknologi dan bertanya-
tanya kemungkinan apalagi yang bisa dilakukan oleh
teknologi untuk mengubah seluruh realitas. Ini adalah
realita yang diimajinasikan dan dikreasi oleh sekelompok
kecil manusia namun disebarkan ke seluruh dunia dan
menciptakan realitas baru di mana kita tinggali. Dapat
kita bayangkan kekuatan yang ada di tangan mereka,
sehingga ia bertanya-tanya tentang kualitas jiwa orang-
orang yang sedang membangun ini, apakah mereka
mempertimbangkan tentang tanggung jawab moral
dan etika dalam dunia baru yang mereka ciptakan. Ia
membandingkan bagaimana dampak lemahnya moralitas
pada suatu sektor masyarakat tertentu pada kasus krisis
fnansial. Namun ia melihat sendiri dalam konferensi ini
betapa para pelaku sektor teknologi menjalani praktik
yang membangun keheningan dalam batinnya dan
berdiskusi soal kewelas-asihan dalam mendesain dunia
Kebijaksanaan Kuno dan Kehidupan Modern
/Ancient Wisdom and Modern Life
Pierre Omidyar (Pendiri eBay), Thupten Jinpa (Cendekiawan Buddhis), Soren
Gordhamer (Pendir Wisdom 2.0).
digital. Ini luar biasa. Padahal awalnya ia sangat skeptis
soal bagaimana kebijaksanaan bisa dikaitkan dengan
teknologi.
Soren Gordhamer: Soren mengatakan bahwa
dikarenakan di antara mereka yang di sini tidak ada
yang mempelajari dengan mendalam soal Tradisi
Kebijaksanaan layaknya Jinpa, khususnya tradisi Tantra,
ia bertanya kepada Jinpa bagaimana mentranformasi
hati dan mengakhiri penderitaan, sehingga hal ini dapat
berguna bagi para techie dalam ruangan ini dengan
menerapkannya dalam dunia teknologi. Apakah Jinpa,
sebagai cendekiawan dan praktisi, bisa menjelaskan
bagaimana agar kita bisa beralih dari pandangan yang
mementingkan diri yang sempit menuju pandangan yang
melampaui diri dan menjadi saling terkoneksi?
Thupten Jinpa: Kunci dalam diri kita adalah ide
mengenai bahwa kebahagiaan diri kita membentur sebuah
ide paradoks yang menyatakan kita butuh melupakan diri
kita untuk mencapai kebahagiaan. Bagaimana kita dapat
terkoneksi dengan orang lain, memahami permasalahan
mereka dan memiliki pengharapan untuk menghilangkan
penderitaan orang itu. Ini adalah soal bagaimana kita
dapat melepaskan dari konsep diri yang sempit menuju
pemahaman yang lebih inklusif. Namun tidak jarang orang
salah mengartikan welas asih sebagai penolakan diri,
karenanya cenderung melihat tindakan melupakan diri
dan kebahagiaan diri sebagai kondisi yang saling bertolak
belakang, seolah peduli dengan diri sendiri dan berwelas
asih pada orang lain merupakan hal yang bertentangan.
Dalam tradisi Timur, ada pemahaman pula bahwa merawat
orang lain itu juga berarti merawat dirimu sendiri, hal ini
seakan memperluas keberadaan diri kita sendiri, sehingga
kita tidak perlu mempertentangkan antara kepentingan
kita dengan kepentingan orang lain.
Selain itu juga, pembicara lain sempat membahas
pentingnya memiliki batin yang hening, itu dapat dihasilkan
baik melalui chanting, melalui meditasi mindfulness,
melalui latihan pernafasan, yang penting adalah bagaimana
membuat pikiran kita tenang dan fokus, dengan demikian
kita bisa mendengarkan diri kita yang bebas dari gangguan
suara-suara lain yang sebenarnya tidak berasal dari diri
kita dan memenuhi persepsi kita. Saat ini, salah satu yang
paling banyak dipakai adalah meditasi mindfulness yang
sudah distandarkan dan berhasil digunakan oleh banyak
kalangan, tanpa diembel-embeli terlalu banyak kebiasaan
dari budaya tertentu. Ia mengharapkan hal yang sama
dapat diterapkan juga pada welas asih, sehingga dapat
dipraktikkan secara universal, bebas dari ikatan budaya
maupun agama tertentu. Untuk itu dibutuhkan pula disiplin
diri dan yang terutama disiplin batin, sehingga tidak harus
berpikir pro dan kontra terus menerus. Untuk mencapai hal
ini dibutuhkan semacam ritual yang dibuat sendiri yang
sesuai dengan kebutuhan diri dan tidak berkaitan dengan
agama tertentu, namun merupakan serangkaian kegiatan
yang dapat melatih mawas diri di dalam.
Pierre Omidyar: Ia ingin mengaitkan antara apa yang
disampaikan oleh Jinpa dengan pengalamannya sebagai
seorang wirausahawan. Awal gagasan eBay adalah
semua orang pada dasarnya adalah baik dan dengan
tidak meragukan orang lain kita dapat menghindarkan
mereka merasa tidak nyaman. Idenya adalah, daripada soal
membuat bisnis yang menciptakan alat yang menginginkan
orang lain menggunakannya dengan cara tertentu, idenya
adalah membuatkan sebuah layanan yang dapat diakses
oleh banyak pihak agar dapat menjadi alat mencapai
kesuksesan. eBay sudah berdiri 18 tahun lamanya dan world
wide web (WWW) akan merayakan 20 tahun masanya pada
SINAR DHARMA / 13
Salah satu guru spiritual
selalu mengatakan bahwa
mewujudkan nilai-nilai
itu dalam dirimu sendiri
adalah cara terbaik untuk
mendorong orang lain untuk
mengadopsi nilai-nilai itu.
(Pierre Omidyar)
tahun ini, jadi bisa dibayangkan sudah berapa lama sistem
ini ada.
Awalnya, model pemasaran masa itu berfokus pada
analisa pasar, apa yang menjadi minat konsumen dan
bagaimana membuat mereka terus membeli barang; hal
ini didominasi oleh gagasan dualistik kami dan mereka.
Apa yang beusaha dilakukannya melalui eBay adalah
untuk melawan itu. Di mana ia melihat kesuksesan mereka
sebagai pebisnis bergantung pada kesuksesan konsumen
bersama-sama sebagai satu komunitas.
Dengan teknologi saat ini, dikarenakan jejaring
sosial, tersebar luas ide mengenai menyediakan alat dan
ajang pentas bagi manusia tanpa mementingkan hasil.
Mereka berfokus pada menjalani proses dengan baik,
serta tidak mementingkan hasil dan produk. Jadi apabila
kita menjaga agar proses berjalan dengan baik, maka
para partisipanlah yang akan menghasilkan produknya.
Semakin terasa penting untuk membantu komunitas yang
sedang memasarkan melakukan prosesnya dengan baik,
sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik. Hal ini akan
memberikan hasil yang terbaik. Dengan demikian, cara
melakukan pendekatan dengan teknologi menjadi salah
satu hal penting yang perlu diperhatikan. Ini adalah visi
yang optimis tentang teknologi.
Namun teknologi juga memiliki sisi kelam, sebagaimana
yang diungkapkan sebelumnya oleh Jim Doty, jika teknologi
begitu baiknya, kenapa banyak warga Amerika mengalami
depresi karena merasa kesepian.
Soren Gordhamer: Kesepian...memiliki banyak teman,
namun tetap merasa kesepian.
Soren Gordhamer: Ia berkata bahwa eBay menerapkan
berbagai nilai yang menarik. Ia bertanya apakah welas asih
termasuk di dalamnya, dan bagaimana Pierre membangun
ketertarikan dengan Tradisi Kebijaksanaan ini dan
menerapkannya?
Pierre Omidyar: eBay berpegang pada nilai dasar
bahwa semua orang itu baik, bahkan ketika pandangan
masyarakat sekitar kita tidak mampu mengenali ini dan
saling menaruh curiga satu dengan yang lainnya. Ia
berusaha memperlihatkan pada banyak orang bahwa
pandangan itu keliru. Dengan memasukkan nilai itu
ke dalam budaya organisasi, eBay bagaimanapun
adalah sebuah tempat pemasaran di mana mereka
membantu untuk saling menghubungkan orang
yang membutuhkan, dengan membangun sebuah
kepercayaan terhadap orang asing untuk melakukan
transaksi. Satu-satunya cara agar berhasil adalah
mengadaptasikan nilai itu kepada komunitas dan
berharap komunitas beradaptasi dengan nilai itu. Inilah
kunci keberhasilan eBay, membantu komunitas beradaptasi
dengan nilai-nilainya, sehingga mereka memperlakukan
orang sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Dengan
demikian, maka runtuhlah dinding pembatas antara
perusahaan dan konsumen. Dengan demikian jika ada
perwakilan perusahaan tidak memiliki nilai ini, maka orang
dapat mengetahuinya. Salah satu guru spiritual selalu
mengatakan bahwa mewujudkan nilai-nilai itu dalam
dirimu sendiri adalah cara terbaik untuk mendorong orang
lain untuk mengadopsi nilai-nilai itu. Ada perbedaan cara
berbisnis kita antara sebelum dan sesudahnya.
Ia menyinggung perbincangan di salah satu sesi yang
berkata, Para ahli teknik tertarik soal bagaimana cara kerja
pikiran. Ia juga orang yang tertarik dengan sains terkait
banyak hal, seperti neurosains dan sebagainya. Mungkin
salah seorang guru spiritual pertamanya adalah Buckaroo
Banzai (tokoh dalam flm). Pada tahun 1984 ia menonton
flm The Adventures of Buckaroo Banzai Across the 8th
14 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 15
Dimension. Salah satu inti dari flm ini yang masih ia ingat,
Buckaroo berkata, Hey, hey, hey, hey-now. Dont be mean;
we dont have to be mean, cuz, remember, no matter where
you go, there you are. [Hei, hei, hei, hei-sekarang. Jangan
jadi keji, kita tidak harus jadi keji, karena, ingat, tak peduli di
mana pun kamu pergi, di sanalah dirimu berada]. Ia benar-
benar memikirkan kata-kata ini. Kata-kata ini mengena
baginya.
Beberapa tahun lalu ia mulai mempelajari lebih dalam
Tradisi Kebijaksanaan ini. Hal yang memicunya adalah
melihat Dalai Lama sedang diskusi mendalam dengan
seorang saintis yang diadakan oleh Mind and Live Institute.
Ia mulai melihat bahwa, selain beliau adalah orang yang
baik dan orang yang mengajak orang lain menjadi orang
yang baik, terdapat tradisi penyelidikan dan analisis yang
sangat dalam, yang setara dengan kejernihan dan logika
yang dimiliki oleh sains modern. Ia mulai tertarik untuk
mempelajari hal ini. Mempertemukan antara tradisi ilmiah
berusia ratusan tahun (yang merupakan penelitian dan
penyelidikan dari sudut pandang orang ketiga) dengan
tradisi tiga ribu tahun (yang merupakan penyelidikan
dari sudut pandang orang pertama), menurutnya, akan
menghasilkan hal yang luar biasa.
Soren Gordhamer: Ia berkata bahwa ia pernah membaca
bukunya Jinpa yang berkata bahwa segala sesuatu selalu
berubah-ubah. Lantas ia suatu saat ia mengetahui Jinpa
memiliki Facebook (ketika menerima invite pada Facebook-
nya dari Jinpa). Ia penasaran bagaimana Jinpa yang hidup
berpraktik meditasi akhirnya lambat laun menjadi terbuka
dengan dunia baru ini.
Teknologi sendiri dapat digunakan untuk meningkatkan
dan memperluas kemanusiaan, namun itu tergantung
bagaimana kita membangun nilai dan menjelmakannya
dalam kegiatan kita. Namun jika mulai terasa kemanusiaan
kita terasa berkurang, tidak ada salahnya juga untuk
berjarak dengan teknologi dan mencari ke dalam diri kita,
kemanusiaan kita, sebelum kembali ke dunia maya.
Thupten Jinpa: Ia baru mulai memiliki account Facebook
baru beberapa bulan yang lalu. Alasan ia memiliki account
Facebook adalah untuk alasan yang praktis, karena ia
memiliki putri yang masih remaja. Ketika putrinya ingin
memiliki account Facebook, tentu saja ia tidak bisa
menghalangi, karena mereka hidup sebagai bagian dari
dunia dan teman-teman sekelas putrinya juga memiliki.
Jadi ia memutuskan bahwa ia harus mengenal Facebook,
ia juga ikut membuka account Facebook. Temannya
memperingatkan bahwa ia jangan menekan tombol fnd
friends karena akan menyebabkan account-nya diketahui
oleh banyak orang, jadi ia menghindarinya. Hal yang
membuatnya jadi terkesan adalah bahwa ia bisa membagi-
bagi daftar teman-temannya dalam daftar yang berbeda-
beda sehingga mudah mengorganisasinya. Selain juga
teknologi di internet sangat banyak membantu dalam
kajian Buddhis Tibetan dengan unicode yang membantu
dalam penulisan. Suatu hari ia menemukan pesan di wall
Facebook-nya dari panitia perayaan ulang tahun ke-50
sekolahnya di India yang ia tinggalkan waktu kelas 4.
Namun yang ia khawatirkan adalah anak-anak. Untuk
dirinya sendiri yang sudah berusia terlatih untuk membuat
batasan. Untuk anak-anak, peran pengawasan orang tua
menjadi sangat penting. Tantangannya menjadi lebih
berat, karena akses menjadi lebih mudah dan tidak terbatas
pada ruang. Bahkan dirinya belum terlalu siap untuk terlalu
menjadi terkoneksi. Tradisi Kebijaksanaan dapat membantu
dalam soal dengan mengajarkan cara mempertahankan
disiplin diri, menekankan disiplin batin. Bukan dengan
mengembangkan aturan-moralitas, yang secara sinis
dilihat sebagai aturan yang otoriter, namun dengan
cara yang lebih spontan. Banyak riset memperlihatkan
bahwa pengambilan keputusan terjadi di bawah sadar.
Kesadaran hanya menjelaskan dan membenarkannya.
Untuk mengatasi hal ini adalah dengan membuat ritual.
Seperti anak-anaknya terbiasa tidak menonton TV selama
hari tertentu dan mematikan HP ketika sampai di rumah.
Dengan ritual dan ritme akan mempermudah, sebab
secara sadar sulit sekali melawan godaan. Dikarenakan kita
dibanjiri oleh banyak hal dalam kehidupan modern ini dan
ini yang bisa dipelajari dari tradisi Kebijaksanaan.
Pierre Omidyar: Ia berpikir tentang peran teknologi
dalam menegakkan aturan-moralitas. Menurut
pengalamannya di eBay, ia berpikir tentang bagaimana
membuat seseorang lebih percaya pada orang asing. Untuk
itu ia menciptakan form feedback yang memungkinkan
orang lain memberikan feedback berdasarkan transaksi-
transaksi sebelumnya. Hal ini adalah insentif dalam sistem
yang mendorong perbuatan yang baik dan menghindari
perbuatan yang buruk. Dengan demikian, setelah jutaan
transaksi mereka mempunyai bukti bahwa manusia itu
pada dasarnya adalah baik, meskipun dengan catatan
bahwa hal ini terjadi ketika mereka ditaruh dalam sistem
yang memungkinkan untuk saling memberikan feedback.
Facebook juga membuktikan bahwa penggunaan nama
asli pada account juga meningkatkan level diskusi dan
kehatian-hatian dalam penggunaan kata. Ia mengajak yang
lain mempertimbangkan dalam membangun sistem yang
dapat mendorong perbuatan yang baik dan menghindari
perbuatan yang merusak.
Menurutnya sekarang teknologi sudah mencapai batas
revolusi konektivitas. Yang penting adalah pertanyaan
soal apa yang menyertainya, yaitu bagaimana teknologi
kita membantu masyarakat dan kemanusiaan melampaui
konektivitas. Itulah sebabnya hal ini jadi penting sekali dan
mengapa ia senang sekali bisa hadir dalam konferensi ini.
Semoga pada selanjutnya dari konferensi bisa berubah
menjadi aksi. Teknologi secara sadar mendorong perbuatan
yang baik. Mungkin hal ini kadang-kadang menjadi tidak
nyaman karena seakan-akan harus mengadili mana yang
benar dan mana yang salah. Namun bukan tugasnya
menentukan hal tersebut.
SINAR DHARMA / 15
Soren Gordhamer: Apa yang
hendak Jinpa sampaikan adalah ada
hal yang bisa diberikan oleh teknologi
kepada kita, namun ada yang juga
tidak bisa disediakan oleh teknologi,
seperti ritual dan waktu yang hening.
Setahunya tidak ada teknologi yang
bisa melakukan hal ini untuk kita.
Bagaimana caranya singgah pada
kedua hal tersebut di antara sela-sela
waktu? Memutuskan untuk tidak
memberikan respon dan menyediakan
saat-saat untuk berefeksi, seperti
tidak membuka surel untuk sehari.
Bagaimana mendapatkan ruang untuk
melakukan hal itu dengan begitu
banyak koneksi yang dimiliki?
Pierre Omidyar: Ia pernah
memcoba hal ini dalam membatasi
waktu menerima surel. Betapa surel itu
membanjiri kita, sehingga kita kadang-
kadang tidak bisa membedakan antara
hal yang terkini dengan hal yang
terpenting. Surel yang terkini dianggap
sebagai yang terpenting. Padahal hal
ini tidak benar: bagaimana mungkin
orang lain yang menentukan prioritas
isu kita. Ia mencoba untuk membatasi
membuka surel pada waktu-waktu
tertentu, tidak membuka surel pada
waktu bisnis (karena sebenarnya surel
isinya adalah soal bisnis juga), setelah
itu tidak membukanya 2 kali dalam
seminggu, namun hal ini sulit. Ia gagal
dalam mempertahankan kebiasaan
tersebut. Kadang-kadang hanya
bertahan beberapa minggu.
Pierre Omidyar: Kontemplasi
dan refeksi. Ia mengatur jadwal
kegiatannya agar satu hari yang benar-
benar bebas dari aktivitas bisnis. Ia juga
membuat batasan antara waktu untuk
berpikir kreatif dengan waktu kerja
sebagai manajer (maker/my creative
time versus manager/coordinating
time). Sebab sulit untuk menjadi
kreatif pada pagi hari saat pikiran
terfokus harus mempersiapkan rapat
pada sore harinya. Karena itu harus
ada pembatasan waktu yang jelas
sehingga tersedia saat untuk berpikir
kreatif tanpa terganggu oleh hal-hal
seperti kerja semata-mata untuk kerja.
Hal ini perlu diperhatikan.
Thupten Jinpa: Ia merasa memiliki
lebih banyak kemewahan menjalani
hidup yang tidak terburu-buru dan
tanggungjawab dengan begitu
banyak orang seperti Pierre. Bahkan
ketika surel menjadi semakin penting
dalam sistem komunikasi, ia secara
sadar berusaha menangani hal ini.
Kerjanya adalah penerjemah untuk
Dalai Lama, mengklasifkasikan,
dan menerjemahkan teks-teks
Tibetan. Setiap pagi selama dua jam
ia secara sengaja tidak membuka
surel, karena surel selalu berarti soal
manajemen dan kerja. Sebelumnya
ia menggunakan Outlook, namun
sekarang ia menggunakan
Gmail. Ia agak terganggu dengan
pemberitahuan secara otomatis
pada Gmail yang memberitahukan
adanya surel baru. Ia tidak pernah
membalas surel pada hari surel
itu diterima dan tidak membuka
surel pada akhir pekan jika sedang
ada di rumah, kecuali kalau dalam
perjalanan, dan juga setelah jam
kerja. Hal ini dimungkinkan karena
pekerjaannya tidak sepadat Pierre. Ia
sangat terkesan dengan Pierre karena
memiliki kesadaran ini, sedangkan
banyak yang lain terhanyut pada
kondisi ini.
Pierre Omidyar: Kuncinya adalah
orang menjalankan organisasi yang
berbeda-beda.
Soren Gordhamer: Kita sedang
beralih dari budaya terkoneksi,
di mana koneksi memiliki aspek
positif dan negatif, menuju ke
budaya kebijaksanaan. Bagaimana
kita menciptakan transisi ini? Atau
mungkin juga ada pertanyaaan yang
mencuat soal ini?
Pierre Omidyar: Ini juga
pertanyaan yang ia pikirkan. Lebih
banyak pertanyaan ketimbang
jawaban. Ia tersadarkan oleh
fakta bahwa sebagian besar yang
dihadapi dunia ini diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Perbuatan itu
berasal dari tindakan dan keputusan
yang dibuat oleh manusia, jadi
kabar baiknya adalah sebenarnya
kita bisa menyelesaikan masalah
ini. Pertanyaannya adalah mengapa
meskipun semuanya sepakat bahwa
ada masalah di dunia ini dan masalah
itu kita yang menciptakannya melalui
16 / SINAR DHARMA
tindakan kita, lantas mengapa ada masalah? Salah satu
elemennya dari hal ini adalah kita tidak memiliki kebebasan,
keberanian, dan keberdayaan untuk bertindak sesuai
dengan nilai dan keyakinan kita mengenai bagaimana
seharusnya jadinya dunia dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana kita membantu orang untuk membawa nilai-
nilai dasar kemanusiaan, seperti perhatian, kepedulian,
kewelas-asihan, dan keterkoneksian yang kaya ke semua
kelompok manusia berkumpul untuk bekerja? Bagaimana
kita membuat orang-orang dapat mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai mereka?
Thupten Jinpa: Menurutnya pertanyaan bagaimana
menjadikan perilaku kita sejalan dengan nilai-nilai kita
adalah salah pertanyaan yang penting. Ia membandingkan
antara masyarakat sekuler kontemporer dengan masyarakat
religius tradisional. Salah satu keunggulan dari masyarakat
religius tradisional adalah memiliki kerangka berpikir luar
biasa yang darinya partisipan budaya ini mendapatkan
keutuhan (fullness), yang memberikan rasa bertujuan,
tuntunan moral. Terdapat keutuhan tertentu dalam visi
mengenai dunia.
Sedangkan di dunia sekuler, khususnya di masyarakat
kontemporer, khususnya Amerika Utara, di mana meskipun
sangat religius namun wacana publik yang berkembang
adalah sekuler (di mana pemisahan antara negara-gereja
sangat penting), tidak ada kerangka berpikir yang bisa
dihasilkan untuk mengajak partisipasi individual agar
memiliki rasa utuh, bertujuan, bermakna.
Dalam tradisi Buddhis ada istilah pandangan, meditasi,
dan aksi (khususnya dalam Dzogchen, tr.). Ide dasarnya
adalah dengan tujuan untuk hidup secara utuh seseorang
harus mengubah pandangan dulu. Hal ini sebenarnya
lebih soal bagaimana cara melihat dunia yang melibatkan
sistem nilai yang ada: persepsi tentang dunia. Jadi meditasi
merujuk pada sejenis kehidupan kontemplatif yang
mengintegrasikan cara pandang yang dimiliki seseorang
ke kepribadiannya. Dalam artian tidak hanya menjadi
pengetahuan intelektual, tapi membaur dengannya.
Perilaku, interaksi dengan sesama manusia, dan keterlibatan
seseorang dengan dunia, muncul secara bersamaan natural
sejalan dengannya. Tindakan ini berefek timbal balik
pada persepsi seseorang mengenai dunia. Integrasi yang
demikian.
Hal yang sama berlaku pada sistem sekuler namun
belum kita sadari karena masyarakatnya takut dengan
bahasa preskriptif (prescriptive language). Sebagai orang
luar Amerika Serikat, ia melihat bahwa nilai tertinggi
dalam budaya Amerika adalah kebebasan individu. Dalam
perdebatan, biasanya satu pihak cukup menggunakan
alasan menghina kebebasan individu untuk menjatuhkan
pendapat lainnya, dan percakapan pun usai. Dalam
sistem seperti ini ada kecurigaan pada segala sesuatu
yang bertopeng tradisional dan otoritas, dan juga ritual.
Menurutnya, masyarakat sekuler harus menemukan cara
agar bisa berubah. Ia menyinggung perkataan Justin dalam
salah satu sesi tentang ko-kreasi untuk melampaui kekuatan
evolusi, dengan tidak cuma menjadi korban dari sesuatu
yang acak, namun menjadi pencipta yang abstrak. Keluar
dari area nyamannya. Ia berharap dengan adanya sekolah
tentang mindfulness, dan mungkin nanti ada sekolah untuk
mengembangkan kewelas-asihan, maka Amerika bisa
bergerak keluar dari kenyamanan masyarakat sekuler.
Soren Gordhamer: Ketimbang menentukan sendiri,
kebanyakan pengkondisian dari lingkungan yang
menguasai perilaku manusia.
SINAR DHARMA / 17
Thupten Jinpa: Hal ini masih sejalan dengan individual.
Masyarakat sekuler mengharapkan individu memaknai
hidupnya sendiri. Untuk menciptakan makna, seseorang
harus menjadi Tuhan-mini.
Pierre Omidyar: Ia mengatakan kita seharusnya ingat
salah satu perkataan dari Margaret Mead yang mengatakan
bahwa jangan meremehkan kekuatan segelintir kecil orang
yang penuh komitmen untuk mengubah dunia, dikarenakan
inilah satu-satunya yang mereka miliki.
Sebenarnya kita perlu bergerak dari individu ke
kelompok. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh
Amerika dengan falsafah hidupnya. Realitas menunjukkan,
dan dibuktikan oleh sains juga, bahwa perilaku individual
lebih banyak dipengaruhi perilaku orang di sekitarnya
daripada perilakunya sendiri. Bahkan tanggungjawab
individual semakin dipertanyakan. Ia mencontohkan hal ini
dengan kasus penyiksaan tahanan oleh Tentara Amerika di
penjara Abu Ghraib di Irak. Para pelaku penyiksaan adalah
orang-orang biasa yang tidak memiliki sejarah keganjilan
perilaku dalam hidupnya. Mereka adalah orang-orang
biasa yang ditempatkan dalam lingkungan yang atasannya
mengizinkan mereka melakukan berbagai tindakan tidak
manusiawi untuk memperoleh informasi dari tahanan. Hal
ini menciptakan kondisi manusia-manusia biasa menjadi
penyiksa yang brutal. Jadi kita harus mengenali aspek
sifat dasar manusia yang ini juga yaitu bahwa pentingnya
lingkungan dan orang-orang di sekitar kita dalam
menentukan perilaku kita. Inilah kesadaran yang diberikan
oleh sains, dan kita yang harus menemukan pada yang
sebaiknya dilakukan.
Soren Gordhamer: Sebagai kata-kata penutup
apakah ada kata-kata penutup yang mau disampaikan ke
komunitas ini atau refeksi dari kegiatan selama 2 hari ini?
Namun, kadang-kadang pertanyaan lebih penting daripada
jawabannya. Mungkin juga apakah ada pertanyaan
penting yang bisa dipakai untuk diselidiki dalam konferensi
berikutnya?
Thupten Jinpa: Ia sekali lagi berterimakasih kepada
Soren atas visinya yang mempertemukan Kebijaksanaan
dan Teknologi, serta mengagumi sinergi dan kualitas
percakapan yang terjadi. Ia mengusulkan soal
tanggungjawab sosial dalam menciptakan teknologi
yang sangat berkuasa dalam memengaruhi perilaku
manusia melalui produk yang dihasilkan dengan menjadi
lebih sadar, lebih mindful, lebih tenang dan berhati-hati.
Teknologi memang mengubah dunia. Dunia tempat ia
tinggali sekarang sangat berbeda dengan dunia tempat
orang tuanya hidup. Ia membandingkan dengan kehidupan
awalnya sebagai bhiksu di pengungsian Bhiksu Tibetan di
India, dunia sekarang tampak bergerak dengan sangat
cepat. Ia mengajak para pelaku teknologi agar ketika
mendesain produk selalu tetap bersentuhan dengan sisi
kemanusiaannya masing-masing, sadar dengan implikasi
yang mungkin terjadi dari produk yang dihasilkan.
Dalam konferensi berikutnya, sebagai tambahan untuk
kesadaran, kebijaksanaan, dan kewelas-asihan, adalah soal
tanggungjawab sosial.
Pierre Omidyar: Dalam formula Wisdom 2.0, komponen
Wisdom atau Tradisi Kebijaksanaan adalah milik publik,
yaitu sesuatu yang merupakan bagian dari kemanusiaan
kita semua, sedangkan komponen 2.0 (Teknologi)
adalah milik pribadi (privat), yang diwakili oleh teknologi
privat. Ia adalah orang yang sangat meyakini pasar untuk
menyelaraskan antara sumber daya dengan dampak yang
paling efektif dan diinginkan. Namun pertanyaannya adalah
bagaimana mengarahkan pengaruh penting yang dimiliki
teknologi sebagai milik pibadi yang bertanggungjawab
terhadap para pemegang saham privat sekaligus juga
mengawinkannya dengan tanggungjawab sosial dari
Tradisi Kebijaksanaan. Berita baiknya adalah praktik dari
kedua tradisi ini merasakan langsung faedahnya dan
memperlihatkan hasilnya dalam bisnis, sehingga hal ini
memperlihatkan mungkin untuk menjadikannya sejalan
dengan kepentingan.
18 / SINAR DHARMA
Pcocr=1= x=c Hiorut
u1ur Pcnsct=J=e= 8 Pcccns=c= o=t=n 0ec=is=si:
Hc=c=i H=usi= 3cu1unx=
Oleh
Stuart Crabb (Facebook) Michelle Gale (Twitter), Karen May (Google), &
Cherie Gardiner (Zynga), dan Soren Gordhamer (Pendiri Wisdom 2.0.)
Soren Gordhamer (moderator): meminta para pembicara
untuk memperkenal diri dengan bercerita mengenai apa
pandangan mereka tentang pekerjaan masing-masing
terkait dengan pembelajaran dan pengembangan, serta
pekerjaan masing-masing di departemen mereka.
Michelle Gale: Ia bekerja untuk Twitter selama 2 tahun.
Ia banyak terlibat kegiatan berorientasi pembelajaran untuk
karyawan, dengan mengadakan seperti kelas komunikasi,
mindfulness, keterampilan presentasi, dan sebagainya.
Selanjutnya ia akan lebih fokus pada pelatihan mengenai
kepemimpinan dalam tim.
Cherie Gardiner: Dulu ia bekerja di Microsoft, sekarang
ia bekerja di Zynga; dua perusahaan yang sangat berbeda.
Peran dari bagian Pembelajaran & Pengembangan (Learning
& Development) adalah keterlibatan (engagement). Baginya
organisasi itu tak ubahnya organisme, memiliki tahap-
tahap pertumbuhan dan kecerdasan, dan perannya adalah
memahaminya, dan kemudian berdasarkan pemahaman
itu, ia memikirkan kapabilitas yang dibutuhkan organisasi
untuk mempertahankan keberlangsungannya. Tugasnya
adalah mendengarkan dengan sunguh-sungguh dan
menggali secara mendalam guna mengetahui kebutuhan
orang lain.
Karen May: Ia melihat dirinya menciptakan tempat
yang membantu orang lain dapat tumbuh dengan hasil
yang terbaik: tempat orang lain dapat mengembangkan
karir yang luar biasa, bereksplorasi, melakukan yang
terbaik dalam kerjanya dan karirnya di masa depan. Ia
bertanggungjawab untuk pengembangan pembelajaran,
pengembangan kepemimpinan, pengembangan karir,
dan manajemen waktu.
SINAR DHARMA / 19
Stuart Crabb: Timnya bertanggungjawab dalam
membantu mempertahankan dan melestarikan budaya
yang sangat kreatif dan bergairah yang sudah ada dalam
perusahaan. Membantu para pemimpin dan manajer
untuk mengelola tim mereka dengan baik. Timnya juga
bertanggungjawab dalam Pembelajaran & Pengembangan,
yang meliputi peningkatkan proses pengembangan
manajemen dan kepemimpinan (leadership dan
management development), mengadakan pelatihan-
pelatihan (seperti tentang produk dan penjualan, sehingga
berbicara dengan orang lain dari luar Facebook juga
adalah tanggungjawab timnya). Baru-baru ini timnya juga
menambahkan strategi mengembangkan keberagaman ke
dalam perannya.
Soren Gordhamer: Pertanyaan pertamanya: dalam
pengalamannya dengan komunitas techie, para ahli
teknik (engineer) selalu menjadi sorotan utama dan super
star-nya. Kalau kamu adalah ahli tekniknya maka kamu
menjadi rajanya. Bagian Pembelajaran & Pengembangan
hanya mengambil peran sampingan, menjadi bagian
dari organisasi namun struktur tubuhnya berbeda. Dalam
konteks teknologi, kecerdasan emosional dan mindfulness
bukan sesuatu akrab secara tradisional dalam teknologi
sebagaimana bagi para panelis. Bagaimana cara kalian
memperkenalkan hal demikian kepada mereka?
Stuart Crabb: Dari pengalamannya, ahli teknik adalah
orang yang penuh rasa ingin tahu, dan sangat mudah
menjadi tertarik. Tidak rumit dan sulit menjelaskan kepada
mereka mengenai cara kerja pikiran. Dari pengalamannya,
kebanyakan percakapan mereka adalah tentang program,
jadi kalau menyinggung hal ini dalam percakapan dapat
membuat mereka beralih menjadi lebih terlibat dalam
suatu hal. Meskipun demikian, dalam menyampaikan
sesuatu harus memperhatikan prinsip-prinsip mendasar,
yaitu dalam penyampaian harus lebih banyak menyertakan
data ilmiah dan penjelasan nalar; dengan menantang ide
mereka dalam rangka menjelaskan bagaimana bisa tiba
pada suatu kesimpulan. Juga harus memperhatikan cara
mereka berbicara. Jadi, cara berbicara dan kerangka dalam
menyampaikan juga penting.
Soren Gordhamer: bagaimana kamu memperkenal
konsep mindfulness pada mereka?
Stuart Crabb: Mereka sudah sering berbincang-
bincang tentang mindfulness di Facebook cukup lama
beberapa tahun ini. Ia banyak memulai percakapan
dengan topik tentang bagaimana cara kerja otak dalam
sains, hal ini membuka percakapan dengan sangat cepat
dan sangat mudah. Dengan menyajikan data-data ilmiah
membantunya menjadi lebih kredibel dalam percakapan.
Cherie Gardiner: Baginya adalah indah bekerja dengan
sekelompok orang yang kreatif. Sungguh menarik mengikut
dialog antara ahli teknik yang kreatif. Dan dari usahanya
ikut terlibat dalam salah satu percakapan para ahli teknik,
ia terlibat dalam percakapan yang sulit, di mana mereka
tidak dapat mendapatkan hasil langsung (output), yang
mana merupakan yang paling mereka cari. Jadi kemudian
ia mencoba untuk mencoba mengajarkan pada mereka
tentang keterampilan menggali/menyelidiki yang lebih
baik dan secara bersamaan mengajarkan bagaimana
menjadi kreatif untuk memperdalam bagaimana cara kerja
mereka. Hal ini dilakukan dengan mencari hasil (outcome)
dalam bentuk lain yang mendukung proses kreatif namun
sekaligus menghasilkan output yang diinginkan. Dan ia
memulai dialog soal ini dengan pemimpin dan manajer
yang menjadi kemudian memfasilitasinya.
Karen May: Karyawan di perusahaanya kebanyakan
tidak menolak, sebaliknya mereka sangat ingin tahu.
Sebenarnya semua orang dalam perusahan ingin mencapai
prestasi (achievement), sekaligus mengalami pemenuhan
diri (fullflment). Apabila kita bisa menawarkan pada
seseorang jalan yang potensial untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan lebih baik dan sekaligus lebih
memenuhi, sejalan dengan maknanya, hal ini akan menjadi
sangat menarik bagi yang lainnya, sehingga mereka akan
ramai-ramai untuk mencari pendekatannya sendiri-sendiri
dalam mencapai hal tersebut.
Michelle Gale: Ia setuju dengan Stuart, yaitu dengan
lebih membumikannya sebanyak mungkin ke sains.
Ia ingat ketika Twitter masih kurang dari 200 orang, ia
mengadakan acara tentang mindfulness dan kecerdasan
emosional, 45 orang mengikuti acara tersebut, yang berarti
lebih dari separuh ahli teknik di Twitter, dan kemudian
bertambah dan terus bertambah. Mereka meminta lebih
banyak lagi acara serupa. Sebenarnya bukan hanya kita
membumikannya ke sains selama presentasi, namun
juga mereka sendiri yang sudah berhasrat untuk terbuka
dengan isu ini. Ketika hal tersebut memberikan bermanfaat
bagi mereka, Michelle mendapatkan banyak surel yang
menceritakan antusiasme mereka. Hal ini dikarenakan
hal yang barusan mereka pelajari dan mereka praktikkan
dapat langsung mereka rasakan. Hal ini yang disadarinya.
Soren Gordhamer: Dalam komunitas teknologi, orang-
orang di posisi yang satu tidak saling bertemu dengan
orang di posisi lainnya, contohnya Twitter tidak akan
bertemu dengan Google dan sebagainya, dikarenakan
mereka biasanya sibuk dalam dunianya sendiri-sendiri,
dan jarang bisa berkumpul. Oleh karena itu Soren
mengajak para peserta panel untuk saling melemparkan
pertanyaan satu sama lainnya. Dikarenakan mereka
sudah lama bekerja dalam areanya masing-masing, Soren
bermaksud membuka ruang dalam acara ini agar mereka
saling berbagi pengalaman belajar masing-masing.
Stuart Crabb: Apakah kamu bisa menggali kualitas
mindfulness pada calon karyawan? Jika ya, bagamana
20 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 21
kamu melakukannya?
Michelle Gale: Ia tidak pernah melaksanakannya secara
spesifk. Setiap ia bertemu dengan seseorang, ia akan
mengujinya dengan memulai perbincangan tentang topik
di luar pekerjaan namun terkait dan mengamati reaksi lawan
bicaranya. Ada lawan bicaranya yang tampak terheran,
kadang-kadang melihatnya dengan aneh, meskipun
tidak ada sesuatu, namun apabila lawan biacaranya
menunjukkan keterbukaan rasa ingin tahu, ia tahu orang
itu bisa diarahkan.
Cherie Gardiner: Tidak bisa. Namun ia pernah
mendapatkan pertanyaan hampir serupa dari seorang
produser lebih senior yang memimpin semua desain game.
Dan daripada membicarakan tentang bagaimana cara
mereka mewawancarai orang, Cherie meminta mereka
mewawancari diri Cherie dengan mengikutkannya dalam
proses. Cherie menilai framework mereka dalam wawancara
sangat longgar, tanpa struktur tertentu. Ketika ia bertanya-
tanya tentang sebenarnya apa posisi pekerjaan apa yang
sedang mereka gali, dan akhirnya diketahui mereka
menggali untuk posisi pekerjaan sebagai komposer game.
Dari proses itulah ia melakukan corat-coret di papan tulis
yang intensif untuk mendeskripsikan tentang bagaimana
cara biasanya ia berpikir dalam memetakan masalah
kepada mereka. Dan hal itu, apakah hal ini secara langsung
terkait dengan mindfulness atau tidak, akan semakin
meningkatkan rasa ingin tahu dan pemahaman, apabila
kita melakukan mind-mapping terhadap proses yang
berlangsung di balik pernyataan. Jadi tidak terkait langsung
dengan mindfulness, tapi sedikit terkait.
Karen May: Kita tidak bisa mengetahui kualitas
mindfulness dengan membayangkannya, namun bisa
mengetahuinya pada rasa ingin tahu, mendengarkan,
kehadiran, rasa tanggung jawab, keinginan untuk
mengubah dunia, dan rasa bertanggungjawab dalam
melakukan sesuatu. Semua hal ini mengarah pada orang
yang mindful.
Cherie Gardiner: Ia meminta giliran untuk bertanya.
Pertanyaannya menyangkut soal memaknai sesuatu
yang seseorang alami. Mereka memerhatikan soal
memaknai perjalanan dalam karir dengan tujuan menjadi
terlibat secara dalam di sebuah organisasi. Kebanyakan
karyawan di tempat mereka baru 2 tahun bergabung
dengan perusahaan, jadi mereka masih bekerja dengan
baik namun belum mendapat ganjaran yang diinginkan
dengan segera. Lantas bagaimana cara mengenali suasana
emosi karyawan selama perjalanan karir tersebut? Mereka
banyak memikirkan soal apa yang seharusnya mereka
lakukan untuk menjaga agar mereka selalu sedia dalam
menempuh perjalanan karir tersebut. Ia penasaran soal
bagaimana pengalaman yang lainnya dalam memaknai
perjalanan karir tersebut?
Soren Gordhamer: Ia mengklarifkasi pertanyaan
Cherie, apakah kita ia menyebutkan tentang
memerhatikan perjalanan karir apakah yang ia maksudkan
soal bagaimana mengaitkan antara orang-orang yang
berpotensi menghasilkan uang dengan fokus mereka
masing-masing?
Cherie Gardiner: Fokusnya adalah keterlibatan,
memberikan perhatiannya kepada organisasi dan menjadi
berkomitmen pada organisasi.
Michelle Gale: Berusaha menjelaskan ke Soren bahwa
Kita tidak bisa mengetahui
kualitas mindfulness dengan
membayangkannya,
namun bisa mengetahuinya
pada rasa ingin tahu,
mendengarkan,
kehadiran, rasa tanggung
jawab, keinginan untuk
mengubah dunia, dan rasa
bertanggungjawab dalam
melakukan sesuatu. Semua
hal ini mengarah pada orang
yang mindful.
(Karen May)
mereka sedang membahas beberapa orang yang akan
terlibat lebih lama dalam organisasi dan kemungkinan
terjadi inkonsistensi dalam organisasi.
Karen May: Menurutnya sebagai permulaan seorang
karyawan sebaiknya memiliki konsultan fnansial yang
mendampinginya untuk mencegahnya dari pengeluaran
yang berlebihan dan sekaligus menyarankannya untuk
lebih mempertimbangkan kolega yang lebih baru dari
dirinya. Hal ini menggabungkan antara saran tentang
pengetatan fnansial dengan saran mengenai budaya.
Sungguh menarik bekerja di lingkungan yang semua orang-
orangnya mengenakan pakaian yang santai, sehingga tidak
ada tempat untuk pamer, sehingga ketika di kantor kita tidak
bisa membeda-bedakan mana yang berduit dan mana yang
tidak. Penting untuk mengurangi kesenjangan di tempat
kerja, terutama untuk yang baru bergabung di perusahaan.
Mereka banyak menggunakan tenaga bukan karyawan,
terdapat 13 ribu volunteer di Google. Beberapa dari mereka
benar-benar volunteer dan beberapa dari mereka bukan.
Namun, mereka di sana karena apa yang mereka yakini
mengenai apa yang dapat mereka capai, dan ketika mereka
semakin diberikan kesempatan untuk melaksanakannya,
mereka akan melihatnya sebagai tempat yang baik untuk
bekerja, sehingga sedikit mengesampingkan tujuan mencari
uang. Demikianlah budaya di Google.
Soren Gordhamer: Ini tentang bagaimana seseorang
tetap fokus pada proses versus mencari ganjaran di masa
depan. Seseorang mungkin memulai dengan bekerja
dengan penuh komitmen, tapi kemudian mulai mengalami
kebuntuan, dan kemudian komitmennya mulai hilang.
Karen May: Ada proses di mana orang melalui titik
tertentu dalam perjalanan waktunya, dan mereka
harus membuat keputusan sadar untuk melompat,
dan ketika itu kita harus muncul di hadapan mereka
untuk menjelaskan mengapa tempat kerja ini bisa
berdampak pada mereka dalam mencapai sasaran
mereka, mungkin sebagian adalah sasaran material,
dan mereka memiliki persoalan mengenai haluan hidup
yang semestinya, dikarenakan pastinya usia mereka
masih sangat muda. Jadi pada titik pengambilan
keputusan ini, mereka ingin mendapatkan perhatian,
dan memulai percakapan, Tempat seperti apa yang
menarik bagimu dalam 4-5 tahun mendatang? Apa
yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu? Apakah
kamu bisa mencapainya di sini?
Stuart Crabb: Ia bercerita tentang budaya yang
berlangsung di Facebook. Hal yang cukup berhasil
dilakukan dalam Facebook adalah mempekerjakan orang-
orang yang cukup rendah hati. Mereka mempekerjakan
orang yang tertarik dengan menyelesaikan masalah
teknis yang luar biasa sulit, yang dapat mengubah dunia.
Menurutnya sangat penting memahamai budaya, seperti
yang dilakukan oleh Google, mereka juga memulai dari
sana. Selama ini, selama 3 tahun ia di Facebook, Facebook
secara aktif tidak mempekerjakan orang yang hanya suka
membual. Adalah penting mempekerjakan orang-orang
yang secara fundamental tertarik dengan masalah teknis
yang memiliki peluang luar biasa untuk mengubah dunia.
Menurutnya hal lainnya adalah, yang ia ketahui soal
kebahagiaan adalah kebahagiaan datang dari dalam,
bukan dari hal-hal luar di sekitarnya. Dari sesi di pagi hari
tentang Riset mengenai Kebahagiaan, ia mendapatkan
bahwa membangkitkan rasa berterimakasih (gratitude)
adalah salah satu cara fundamental bagi seseorang
untuk menjadi positif dan mencapai pemenuhan diri. Ini
22 / SINAR DHARMA
Setiap akhir tahun kami
memiliki kegiatan bersama
dengan karyawan kami
yang disebut dengan
indeks awesomeness.
Dalam kegiatan itu berbagai
dimensi individu disampaikan,
bagaimana perasaanmu,
terhadap budaya, kawan
kerja, manajer,kepemimpinan,
komunikasi dan bagaimana
organisasi ini berjalan.
(Stuart Crabb)
merupakan cara yang lebih mendalam dan bertahan lama
untuk menghasilkan sifat positif daripada apapun yang
diekspresikan lewat tingkat pendidikan yang tinggi, atau
seberapa banyak uang dalam rekening bank.
Jadi isu kerendahan hati dan sifat positif penting dalam
menjawab pertanyaan tersebut. Ia mencontohkan dalam
Facebook sendiri yang selama 4 tahun tetap fokus dengan
tujuannya dengan semboyan Mark Zuckerberg Stay focus
& keep shipping. Segala kejadian yang menimpa Facebook,
seperti soal IPO Facebook, tidak mengubah fokusnya.
Soren Gordhamer: Ia bertanya kepada mereka
bagaimana cara mereka mengembangkan teknologi
internal? (Ia menyebut teknologi internal untuk merujuk
hal-hal seperti kebijaksanaan, kewelasasihan, rasa
terimakasih, koneksi, dan sebagainya, dan teknologi
eksternal untuk merujuk barang-barang seperti seperti
gadget dan sebagainya). Dalam lingkungan kerja di
kebanyakan perusahaan teknologi, teknologi internal
tidak terlalu dikembangkan. Seperti hal-hal kecil yang
dibicarakan dalam konferensi ini, banyak hal yang bisa
dilakukan, contohnya memasang note di komputer yang
mengingatkan bernafas! atau beristirahat beberapa menit
setelah bekerja dua atau tiga jam. Ia bertanya bagaimana
mereka mengarahkan perusahaan tempat masing-masing
ke kualitas-kualitas tersebut, agar terintegrasi struktur,
sekaligus menjadikannya mudah dicerna.
Karen May: Menurutnya salah satu hal yang penting
adalah bahwa terdapat banyak pintu untuk ke teknologi
internal itu. Tidak menjadi terbatasi hanya pada satu pintu
dengan mengharuskan seseorang hanya mengikuti satu
kelas topik tertentu, melainkan membuka beragam kelas.
Menggunakan bahasa (cara menyampaikan, tr.) yang
berbeda-beda, dan memperkenalkan bahwa kamu ingin
membuat sebanyak mungkin pintu yang tersedia dan
terbuka selebar mungkin agar bisa dimasuki. Apa yang
bermanfaat bagi mereka akan dibagikan mereka kepada
orang lain. Setiap kelompok yang berbeda membutuhkan
pendekatan yang berbeda. Di tempatnya mereka memiliki
7 program formal yang menggunakan bahasa berbeda satu
sama lain untuk mengakses teknologi internal. Dan yang
terpenting adalah membuka ruang untuk melakukan apa
yang masuk akal bagi mereka. Mereka sendiri melakukan
apa yang menurut mereka masuk akal, ia sendiri tidak
melakukannya.
Dan soal lingkungan fsik, yang akhirnya kita tahu
sebenarnya bukan soal ingkungan fsiknya, yang adalah
penting memiliki ruang untuk mendapatkan ketenangan.
Bisa berupa ruang meditasi atau ruang yang hening, yang
memiliki akses ke luar ruangan (outdoor), tempat di luar di
mana orang bisa duduk bermeditasi, mendapatkan zona
penuh kedamaian. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
membuat batas antara ruang formal dan informal.
Hal ini cukup berhasil, tahun lalu mereka mendapat
lebih dari 3.000 peserta program meditasi atau minfulness.
Kemungkinan 3 kali dari program yang lainnya. Ini bukan
hanya soal tim Pembelajaran & Pengembangan, namun
juga soal perusahaan, budaya, dan karyawannya.
0
Michelle Gale: Ia merasa beruntung sekali bahwa ia dan
anggota timnya bekerja di organisasi yang pembelajar,
sehingga mereka dapat menempatkan apa yang mereka
tawarkan dalam struktur. Betapa beruntungnya mereka
bekerja dengan para karyawan yang mandiri. Ia pernah
didatangi karyawan yang memintanya mengadakan kelas
juggling, dan kemudian kelas itu dibuka, dan sudah 1,5
SINAR DHARMA / 23
Kami memiliki survey
kebahagiaan (happiness
survey). Dari hasil survey ini
biasanya hasilnya tinggi, jika
tidak akan kami cari tahu
kenapa dengan membaginya
dalam kelompok kerja
dan tim yang melakukan
sehingga kami tahu apa
yang sedang terjadi dan
dapat masuk dalam
permasalahan untuk mencari
solusi.
(Michelle Gale)
tahun dibuka dan orang-orang banyak
yang mengikutinya. Juggle juga
butuh ketenangan dan konsentrasi.
Mereka juga pernah melakukan
kegiatan meditasi dengan panduan
selama seminggu, lalu mulai ada
karyawan yang mengirimkan surel
untuk berkumpul setiap pagi guna
mempraktikkan bersama hal mereka
pelajari. Jadi inisiatif karyawan di
Google tinggi.
Stuart Crabb: Di dunia
kerjanya makna kerja yang sangat
personal, seperti kata keterlibatan
(engagement) bisa menjadi teknis.
Ia lebih memikirkan apa arti kata
engagement. Ia merasa otaknya
seringkali tidak berpikir, sehingga
ketika ia merasa bisa berpikir jernih ia
berusaha memikirkan arti engagement
secara persoanal. Kata yang muncul
yang dapat disandingkan dengan
engagement adalah fullflment
(pemenuhan diri), yang berarti
seseorang merasa terpenuhi dan
senang dengan apa yang ia kerjakan,
terlibat secara positif dengan
pekerjaannya.
Ketika ia berdiskusi dengan
teman-temannya secara terbuka, ia
menemukan tiga aspek dari fullflment.
Aspek pertama adalah melakukan
yang terbaik dari yang bisa seseorang
lakukan di setiap hari. Melakukan
segala sesuatu dengan sepenuh hati,
merasa di situ kamu bisa bekerja
dengan dengan asyik, belajar dan
berkembang secara berkelanjutan.
Seseorang melakukannya secara
berkelanjutan karena merasa sesuatu
itu menyenangkan. Yang kedua
adalah bagaimana mengelola energi.
Bagaimana mengelola energi positif
kita dengan mengenali aspek fsik,
emosi, mental, dan spiritual dalam
diri kita dan menyadari perubahan
energi-energi ini: mana yang lebih
kuat, mana yang lebih lemah. Yang
ketiga adalah menyadari bahwa siapa
pun dirimu, seunik apapun dirimu, dari
latar belakang budaya apapun kamu
berasal, kamu berhak diperlakukan
secara setara. Tidak dinilai berdasarkan
siapakah dirimu, tetapi dari apa yang
bisa kamu lakukan, oleh lingkungan
sekitarmu.
Hal ini sejalan antara misi internal
seseorang dan misi eksternal, yaitu
misi organisasi mereka. Karena misi
organisasi mereka adalah bagaimana
membuat dunia luas ini bisa lebih
saling terkoneksi, saling berjejaring,
melakukan segala sesuatu dengan
penuh welas asih, berbagi kesenangan
dengan orang lain. Mereka ingin yang
ada di organisasi mereka melakukan
pekerjaannya dengan menikmati,
yang menurut mereka menyenangkan,
merawat diri sendiri karena self care
itu penting dan bebas menjadi diri
apa adanya, dan orang-orang tetap
akan menyayangi siapapun dirinya.
Menurutnya ini adalah awal yang
baik.
Soren Gordhamer: Bagaimana
dengan orang-orang sudah berusia
50-60 tahun yang selama ini hanya
bekerja dengan fsiknya, dan berjalan
dengan seiring waktu, mereka pelan-
pelan menjadi burnout (kecapekan,
kehabisan energi, tr.). Bagaimana
dengan kondisi ini? Karena banyak
orang yang berpikir mereka itu manusia
super yang bisa menghadapi tekanan,
namun pada akhirnya mereka harus
mengakui keadaan itu tidak akan baik
untuk dirinya maupun perusahaan.
Bagaimana menurutmu tentang ini?
Bagaimana kamu akan meyakinkan?
Bagaimana kamu akan mendukung
orang-orang yang berpikir bahwa
mereka adalah manusia super ini?
Stuart Grabb: Kita akan berbicara
secara intens dengan orang ini
tentang situasi dirinya dan situasi
lingkungan kerjanya. Kami akan
berbicara dengan pekerja baru kami
mengenai pentingnya self care dalam
lingkungan kerja kami. Kami memiliki
sistem dan program yang dilakukan
untuk mempromosikan wellness,
wholeness, dan mengingatkan
seseorang untuk menyadari ketika
dirinya merasa seperti kuda menarik
pedati. Ini merupakan program yang
paling banyak digunakan oleh pekerja
kami dan memiliki dampak yang luar
biasa pada mereka.
Soren Gordhamer: dan kalian
banyak bertanya pada stafmu?
Stuart Grabb: Tentu saja. Kami selalu
mengingatkan pada karyawan kami
bahwa di sini kami mengedepankan
akuntabilitas, di mana bekerja tanpa
mengenal batasan waktu, kelelahan,
bekerja seperti pelari marathon,
itu terdengar aneh di tempat kami.
Di Facebook, mereka selalu bekerja
seperti pelari sprint sehingga
muncul pertanyaan kapan kamu
akan mengambil jeda, bagaimana
kamu akan melakukannya, karena
24 / SINAR DHARMA
tidak ada yang bisa mengatakan padamu bagaimana
kamu dapat melakukan jeda itu. Kami punya kebiasaan
untuk membiarkan karyawan kami mengambil jeda, kami
tidak membatasi jam kerja, mereka bisa datang dan pergi
kapanpun mereka mau, selama iu tidak merusak tujuan
yang harua kamu capai. Ada pesan akuntabilitas yang kuat
di situ, itulah yang kami tekankan pada semua orang.
Cherie Gardiner: menurutnya ini pemikiran yang
harusnya dilakukan oleh banyak pemimpin organisasi.
Ini yang banyak yang dilupakan oleh para pemimpin.
Seperti biasa mereka bergurau, kamu bisa memakai
sebanyak mungkin waktu untuk mengerjakannya, tapi
harus selesai ya! Secara impilisit, itu adalah budaya dalam
mempekerjakan orang baru (starter culture) di mana
seseorang bekerja dalam waktu yang lama.
Yang menjadi pertimbangan ia adalah bagaimana
cara kita bisa mengelola kaum muda yang bersemangat
dan penuh motivasi, tipikalnya mereka bertipe A (Tipe
kepribadian yang pencemas dan suka bersaing, tr.); mereka
ingin maju, ingin berkembang, ingin dipromosikan.
Dalam pengetian dimotivasi secara sehat. Bagaimana kita
memberikan layanan yang mudah diakses. Hal ini yang
mulai dimulai oleh mereka, mereka memiliki program
wellness, mereka memiliki yoga, akupuntur, tempat pijat,
refeksiogi di tempat kerja. Orang bisa mengikuti pemijatan
selama 15 menit, sesi akupuntur selama 15 menit. Ada yang
mungkin menertawakan kalau 15 menit itu tidak lama. Tapi
bagi orang yang tidak pernah mengalami semua ini, ini
merupakan masukan baru bagi hidup mereka. Ia pernah
berdiskusi dengan beberapa orang tukang pijat dan petugas
akupunturnya, apa asaja yang terjadi dalam ruangan, karena
sebenarnya itu di antara mereka sebenarnya terjadi dialog-
dialog selama masa pemijatan. Karena sebenarnya yang
orang-orang itu butuhkan juga adalah berbicara dengan
tukang pijat itu. Mereka mendorong para karyawan untuk
berhenti dan memperhatikan nafas. Hal ini memberikan
dampak pembelajaran yang besar pada karyawan
mereka. Mereka juga memiliki komunitas akupuntur
yang berkumpul bersama untuk melakukan akupuntur
secara berkelompok. Hal ini diyakininya akan memberikan
penyembuhan kolektif. Jadi intinya adalah akses pelayanan,
sehingga mereka tidak perlu meninggalkan tempat kerja.
Michelle Gale: mereka juga melakukan hal ini dengan baik
juga. Kadangkala mereka harus menekankan isu ini. Pada
waktu natal, pada waktu mereka barusan memperkenalkan
versi Twitter yang baru, mereka melihat ke sekeliling kantor
dan menyaksikan para karyana yang menderita. Dan di
antara hari natal dan tahun baru mereka ambil kesempatan
berlibur bersama, keputusan itu diambil secara mendadak
tanpa rencana, sebenarnya lebih bagus kalau dengan
rencana karena beberapa orang sudah punya rencana
lain, tapi mereka membutuhkan semua orang terlibat
dalam acara ini. Karena ingin mengatakan pada semua
karyawan bahwa kita perlu menjadi rileks, mengambil jeda,
dan mengambil. Mereka memiliki kebijakan soal berlibur.
Mereka mendorong orang untuk beristirahat dan waktu
itu memang diberikan. Dan mereka juga tahu bahwa
orang bisa benar-benar bekerja dengan cepat dan keras,
dan mereka ingin bekerja dengan keras, dan kadang-
kadang hanya perlu mendorongnya.
Karen May: Selain menyediakan akses layanan dan
sebagainya, dalam perusahaannya para pendirinya hadir
bersama dengan karyawannya dalam aktivitas santai
bersama sebagai model, hal ini tidak berarti mereka
tidak bekerja keras. Mengenali bahwa jalan setiap orang
menuju wellness berbeda, dan terus berubah menurut
waktu, jadi hadir di setiap saat ketika dibutuhkan sangat
penting.
Stuart Grabb: Ini penting. Top manager tidak bisa
mengarahkan perilaku karyawan begitu saja atau
menentang budaya yang ada, kalau ini yang terjadi
perusahaan akan kalah.
Karen May: Mereka mengelola tim yang terdiri dari
orang-orang muda bergairah, menarik, dan cerdas yang
kita latih untuk menolong orang lain, ini adalah bagian
yang menarik dari pekerjaannya. Dan ia sangat mencintai
timnya yang terdiri dari orang-orang yang luar biasa.
Model apa yang cocok agar tim bisa saling membantu
dan mencegah dirinya mengalami burnout akibat
banyaknya pekerjaan?
Michelle Gale: dalam perusahaan mereka tidak
punya kelompok besar. Tapi kalau terjadi sesuatu mereka
berbicara tatap muka secara privat lalu mencari jalan
keluar bersama.
Cherie Gardiner: ia belum lama bekerja di
perusahaannya sekarang, ia dalam posisi sitting in. Ia
lebih banyak posisi mendengarkan kelompoknya. Masih
banyak yang belum kenal dirinya, jadi ia lebih banyak
mendengarkan dan belajar dari karyawan-karyawannya.
Kalau dulu ia bekerja di Microsoft sebuah perusahaan
yang besar, karyawannya banyak, ia juga mengalami hal
yang sama, namun sekarang ia bekerja di perusahaan
yang kecil sehingga ia berdiskusi dengan karyawannya.
Stuart Gabb: ia juga demikian, ia akan berbicara
tatap muka secara privat. Tapi hal ini dilakukan apabila
ada yang melakukan tindakan yang tidak produktif atau
melakukan hal tidak menyenangkan timnya. Di luar itu
ia memiliki senjata rahasia yang ia sebut dynamo atau
social secretary, ia menunjuk seseorang dalam tim
untuk merawat emosi teman-teman satu tim, menjaga
kesehatan mental teman-temannya, ia yang kemudian
berfungsi mengenali dan membantu kalau ada yang
bermasalah.
Michelle Gale: Ia melihat di Facebook-nya Stuart,
seorang audiens bernama Pambino dari 360 yang
mengangkat sebuah alat yang berkaitan dengan
SINAR DHARMA / 25
26 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 26
26 / SINAR DHARMA
pembahasan ini. Ketika memperkenalkan sebuah alat pada
organisasi tentu kita mengharapkannya berpengaruh pada
organisasi, bagaimana bisa minfulness untuk memengaruhi
dalam tim?
Karen May: Kita akan membahas lebih luas dari 360
Tools. Kita akan menawarkan suatu alat, ide, dan konsep
baru, harus dipastikan tim sudah sangat kenal dengan alat
ini. Harus disejajarkan dengan kebutuhan karyawan agar
bisa membentuk mereka bekerja dengan lebih baik. Kalau
membantu bekerja dengan lebih baik diterima, bukan
sekadar memperkenalkan alat baru. Ini yang kadang-kadang
kurang disadari orang, menggunakan alat baru karena keren
tapi tidak berfungsi secara optimal di dalam timnya.
Cherie Gardiner: Semua pelaku bisnis yang cerdas
dapat dengan cepat mengetahui apakah karyawannya itu
seseorang yang mampu memiliki pemikiran yang pragmatis
dan sekaligus jujur pada dirinya sendiri. Ketika seseorang
menginformasikan pemahamannya kepada tim, kepada
ketua kelompoknya, maka ia telah memenuhi kaidah itu.
Ini adalah kemampuan yang dibutuhkan dalam kerja tim.
Sebagai pebisnis ia adalah orang yang dapat mengenali
orang dengan kapasitas itu.
Stuart Crabb: Ia melihat alat, framework, model, dan hal-
hal lain demikian adalah bullshit bingo yang menggunakan
kata-kata yang tidak digunakan dalam keseharian. Di
Facebook mereka berusaha menggunakan bahasa yang
sesederhana mungkin dalam percakapan dan mudah
dipahami. Dalam facebook mereka berusaha menggunakan
alat diagnostik yang sesederhana mungkin. Alasan mereka
menggunakan 360 adalah ini terkait pentingnya kecerdasan
emosional dalam memahami Diri (self ), dan memahami
bagaimana diri berelasi dengan dunia di sekitarnya. Karena
hal tersebut adalah tidak mengenal waktu, universal dan
penting. Jadi yang penting adalah bahasa yang sederhana,
tidak berlebihan, dana apa yang dilakukan harus lebih
unggl dari yang lainnya.
Audiens: Apa ukuran kesuksesan kalian? Kebahagiaan
ada dalam budaya karyawanmu, bagaimana kalian
tahu bahwa itu sudah ada, bagaimana kamu dapat
mengetesnya?
Stuart Crabb: di Facebook alat ukur kita adalah
awesomeness. Setiap akhir tahun kami memiliki kegiatan
bersama dengan karyawan kami yang disebut dengan
indeks awesomeness. Dalam kegiatan itu berbagai dimensi
individu disampaikan, bagaimana perasaanmu, terhadap
budaya, kawan kerja, manajer,kepemimpinan, komunikasi
dan bagaimana organisasi ini berjalan. Dari banyak
pertanyaan ada dua yang menurut saya penting: seberapa
bangga kamu terhadap apa yang kamu kerjakan dan itu
termasuk tinggi yaitu 97% pada 2011. Dan yang kedua
adalah apakah aku akan membawa kawan saya masuk
dalam jaringan ini, dan sebanyak 95% menjawab iya.
Michelle Gale: Kami memiliki survey kebahagiaan
(happiness survey). Dan kami lakukan 2 kali setahun.
Pertanyaan di buat secara generik, disesuaikan dengan
kejadian maupun keadaan yang muncul. Dari hasil survey
ini biasanya hasilnya tinggi, jika tidak akan kami cari tahu
kenapa dengan membaginya dalam kelompok kerja dan
tim yang melakukan sehingga kami tahu apa yang sedang
terjadi dan dapat masuk dalam permasalahan untuk
mencari solusi.
26 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 27 SINAR DHARMA / 27 27 / SINAR DHARMA
Ia ingin berbagi tentang rahasianya menuju kebahagiaan,
berharap hal ini bisa ditransferkan dan dipraktikkan dalam
kehidupan para audiens.
Ia memulai dengan menceritakan tentang Ananda.
Ananda adalah orang yang benar-benar baik dan disukai
oleh semua orang. Ananda disukai bukan karena tampan,
namun karena ia sangat baik pada semua orang. Ananda
adalah orang yang welas asih. Hal kedua tentang Ananda
adalah ia memiliki daya ingat yang kuat. Ia dapat mengingat
setiap kata per kata dari dua atau tiga dekade yang lalu. Jadi
kalian para gadis jangan menikah dengan pria seperti ini,
setiap kata-kata kalian di masa lalu akan diingat kata per
kata (bercanda). Yang ketiga adalah Ananda memainkan
peran yang sangat penting dalam sejarah dunia.
Ananda adalah salah satu dari dua atau tiga orang yang
bertanggungjawab dalam melestarikan ajaran Buddha.
Tugas sehari-hari Ananda adalah melayani Buddha, atau
menjadi asisten eksekutif Buddha. Memorinya sangat bagus
sehingga Buddha mengijinkannya memberikan ceramah
untuk menggantikan-Nya. Dalam cara pandang Wisdom
2.0, Ananda adalah webcast Buddha. Ananda menghadiri
setiap khotbah Buddha selama dua puluh tahun terakhir
hidup Buddha.
Ketika Buddha wafat, sekelompok bhiksu senior
berkumpul dan memutuskan, mengklarifkasi, dan
melestarikan ajaran-Nya sebelum terlalu terlambat. Ananda
menjadi fgur sentral, karena ia mendengarkan setiap
khotbah Buddha dan mengingat setiap katanya. Hanya satu
masalah, Ananda belum tercerahkan. Itu adalah pertemuan
500 bhiksu paling senior di dunia pada saat itu, semua dari
mereka sudah tercerahkan, kecuali Ananda. Itu adalah
Konsili Buddhis yang pertama. Ananda merasa malu bahwa
dirinya belum tercerahkan, sehingga ia mulai berlatih
dengan keras setiap hari agar bisa mencapai pencerahan
sebelum pertemuan tersebut. Namun setiap hari mencoba
ia tidak juga berhasil. Pada malam terakhir, sebelum pagi
saat Konsili I dimulai, ia memutuskan tidak akan mungkin
berhasil, jadi ia akan berhenti mencobanya lagi, baru setelah
pertemuan berakhir ia akan giat bermeditasi lagi. Ananda
belum tercerahkan karena menghabiskan waktunya untuk
melayani orang lain, sehingga tidak memiliki waktu untuk
bermeditasi selama 20 tahun terakhir. Saat itu Ananda
sudah menyerah dan memutuskan untuk tidur saja.
Menurut kisah pada saat ketika Ananda menyentuhkan
kepalanya ke atas bantal, ia tercerahkan.
Apa moral dari kisah ini? Moral dari kisah ini adalah jika
kita semata berfokus pada usaha dan melupakan hasilnya,
maka keberhasilan akan datang. Hal ini berlaku juga dalam
kehidupan secara umum, khususnya dalam meditasi.
Alasan mengapa ia menceritakan kisah ini adalah
pada dua puluh tahun yang lalu ia pernah mengalami
pengalaman mini yang serupa dengan Ananda. Saat itu
ia masih muda dan baru belajar meditasi. Sejak muda ia
sudah berlatih meditasi. Ia bergelut dengan masalah yang
paling sederhana dan bodoh: ia tidak tahu bagaimana
cara bernafas. Untungnya ia masih tahu cara menghirup
udara sehingga masih hidup sampai sekarang. Ia mencoba
membawa kesadarannya dengan sadar ke nafasnya,
akibatnya ia jadi tidak bisa bernafas. Hal ini dikarenakan
ia berusaha terlalu keras dalam bermeditasi. Semakin
Rahasiaku menuju Kebahagiaan
My Secret to Jolliness
Oleh Meng Tan - Google
28 / SINAR DHARMA
keras ia berusaha semakin parah keadaannya. Pada satu
hari ia memutuskan bahwa ia tidak bisa bermeditasi. Ia
mulai berhenti memikirkan tujuan dari meditasi. Semua
yang dilakukannya hanya semata-mata duduk, membawa
kesadaran ke tubuhnya. Hanya itu. Sesederhana itu
sehingga ia bisa melakukannya. Jadi ia melakukan hal ini.
Beberapa menit setelah ia melakukan hal ini, ia menyadari
bahwa pikirannya menjadi kalem dan jernih. Ia berada
dalam keadaan rileks dan waspada secara bersamaan. Pada
saat itu ia dapat mengenali nafasnya. Kemudian ia mulai
meletakkan perhatiannya pada nafas dan itulah pertama
kali ia dapat membawa perhatiannya ke nafas dan tetap
bernafas. Jadi dengan tidak berusaha untuk berhasil,
sebenarnya ia menjadi berhasil.
Anehnya, meditasi sama dengan jatuh tertidur. Artinya
adalah semakin rileks diri kita, semakin kita tidak terpatok
Hal ini menyampaikan kepada kita untuk meningkatkan
kebahagiaan. Ia menyarankan bahwa cara yang paling baik
untuk mempraktikkan mindfulness adalah menggunakan
rasa sukacita sebagai objek meditasi. Praktiknya sangat
sederhana, setiap saat kita memiliki pengalaman yang
dipenuhi oleh rasa sukacita, semata-mata taruhlah
perhatian kita padanya. Ketika kalian makan sushi yang
mahal, khususnya yang harganya 15 dollar per potong,
curahkan perhatian sepenuhnya. Tidak terbatas pada saat
makan sushi yang mahal saja, namun juga pada setiap
kejadian ketika kita dipenuhi rasa sukacita: memegang
tangan orang yang kita cintai atau ketika menjaga bayi
yang sedang tidur. Hal-hal kecil demikian yang membawa
rasa sukacita. Praktiknya adalah dengan mencurahkan
perhatian sepenuhnya pada hal tersebut. Bila perhatianmu
berkelana, kembalikan ke objeknya.
pada tujuan kita, semakin mudah kita melakukannya dan
semakin mudah mecapai hasil. Antara jatuh tertidur dan
meditasi ada satu hal yang sama yaitu kedua-keduanya
adalah tentang melepaskan (letting go). Ini adalah
wawasan yang sangat penting. Wawasan ini mengarah
pada wawasan penting lainnya, yaitu bahwa memiliki batin
yang rileks sangat bermanfaat untuk meditasi, khususnya
meditasi mindfulness. Mengapa demikian? Ia menemukan
bahwa rasa ringan rileks sangat kondusif untuk mindfulness.
Rasa ringan menimbulkan ketentraman dalam batin.
Ketentraman menimbulkan pikiran yang terbuka dan
reseptif, serta tidak tidak bias (non-judgmental); semua
ini merupakan kualitas dari mindfulness. Semua ini
memperkuat mindfulness, dan mindfulness menghasilkan
relaksasi, ketentraman batin yang kembali menghasilkan
mindfulness, dan seterusnya seperti lingkaran. Tahapan ini
mengalir.
Ini mungkin meditasi paling gampang di dunia. Kalau
begitu gampang, lantas apa kegunaanya? Efek pertama
dari meditasi ini adalah dengan mencurahkan perhatian
pada rasa sukacita seseorang sehingga meningkatkan
rasa sukacita itu. Mengapa demikian? Karena kita
mencurahkan perhatian kita sepenuhnya. Dengan
demikian kita meningkatkan efek positif dari apa yang
sudah merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Hal ini memberikan rasa sukacita ekstra, tanpa biaya
tambahan apapun.
Tapi di luar itu, ada yang lebih penting lagi.
Mindfulness pada rasa sukacita ini sangat penting
apabila dikombinasikan dengan praktik meditasi duduk
formal. Apabila kamu banyak melakukan meditasi
duduk formal memperhatikan nafas, menenangkan
SINAR DHARMA / 29
30 / SINAR DHARMA
pikiran, dan seterusnya tidak lama kemudian kamu
menciptakan kualitas batin yang penting, yang dalam
Bahasa Sanskerta disebut sebagai sukkha. Terjemahan
yang paling umum untuk sukkha adalah kegirangan,
kedamaian, kebahagiaan, dan sebagainya. Namun
defnisi-defnisi ini tidak begitu berguna. Ia sendiri
menemukan defnisi teknis untuk sukkha, yaitu sukacita
yang tidak aktif (non-energetic joy). Artinya adalah ia
adalah jenis rasa sukacita yang tidak membutuhkan
energi. Ada dua aspek dari sukkha. Pertama sukkha
tidak membutuhkan energi, dikarenakan tidak
membutuhkan energi, ia sangat halus. Kamu tidak
dapat mengaksesnya hingga pikiranmu sangat hening,
begitu batinmu hening, kamu dapat mengaksesnya.
Aspek kedua adalah dikarenakan ia tidak membutuhkan
banyak energi, maka ia dapat bertahan sangat lama.
Jadi begitu batin menjadi hening, maka kamu bisa
mengakses sukkha dan apabila batinmu cukup terlatih,
kamu bisa mengakses sukkha ketika menginginkannya.
Dengan demikian kamu akan memiliki kebahagiaan
yang bertahan lama, yang tidak bergantung pada
apapun yang sedang kamu lakukan. Ini merupakan
wawasan yang dapat mengubah hidup begitu kamu
mencapainya.
Menurut pengalamannya, apabila kita banyak melakukan
meditasi mindful terhadap rasa sukacita, mencurahkan
perhatian sepenuhnya pada pengalaman yang penuh sukacita,
dan banyak melakukan meditasi duduk, menggabungkan
keduanya, maka akses ke sukkha akan terakselerasi. Menurut
teorinya, apabila kita sering menaruh perhatian kita pada
pengalaman yang menyenangkan akan membuat pikiran
kita lebih reseptif dengan pengalaman penuh rasa sukacita,
karena lebih reseptif maka ia lebih mudah menemukannya
dalam meditasi, yang berarti lebih mudah menemukan
sukkha. Begitu seseorang mampu mengakses sukkha
apabila menginginkannya, hal ini akan mengubah segalanya
dalam hidupnya. Kita tidak lagi mengejar kebahagiaan,
kebahagiaan adalah proses yang sedang kamu alami. Apa
yang perlu kamu lakukan adalah menerima kebahagiaan
dan melakukan segala sesuatu untuk kebaikan orang lain.
Pengalaman positif menjadi lebih positif. Pengalaman netral,
yang berlangsung begitu saja, menjadi positif. Pengalaman
negatif menjadi berkurang negatifnya, karena kini kamu
memiliki akses ke sumber stabilitas mental bahagia yang
bertahan lama. Dengan demikian yang terjadi adalah
meningkatnya landasan kebahagiaan yang permanen dan
memberi dampak, kemudian kamu akan menyatu dengan
kebahagiaan. Inilah cara rahasia menuju kebahagiaan.
30 / SINAR DHARMA
Soren Gordhamer: Ia memperkenal Joan dan Eric. Ia
mengatakan bahwa panel ini terbentuk karena pertemanan.
Mereka pernah bertemu sebelumnya dan membahas
mengenai berbagai hal, karenanya mereka berupaya
membentuk panel ini. Tujuan dari panel ini adalah untuk
mencar titik temu antara zen dan Zynga. Game seringkali
dianggap mengagumkan sekaligus juga dianggap
banyak membuang waktu, meningkatkan agresivitas,
dan segalanya yang negatif. Sementara di sisi lain, game
dapat sangat membangun kreativitas. Sementara Eric
membuat perusahaan ini dari dana $ 200 yang dalam
empat tahun berkembang menjadi $700 juta, menurut
saya itu membutuhkan kreativitas dan kemauan yang kuat
untuk mencapai semua ini. Zen juga sering dianggap
sebagai tindakan membuang waktu, namun juga bisa
sangat berguna. Jadi apa yang menghubungkan zen
dan Zynga?
Eric Schiermeyer: Tentu saja ada hubungan. Ketika
mereka merintis bisnis atau proyek, kapasitas kejernihan
dan produksi yang dapat diandalkan, dan keterlibatan
semua yang terkait merupakan penyebab yang paling
penting dari hasil yang diperoleh itu. Zynga memang
diuntungkan karena ketika awal mendirikan memiliki
banyak orang yang bekerja denga cara demikian. Pada
Zynga Bersua Zen:
Eksplorasi Perhatian, Teknologi, dan Konektivitas Sejati
Eric Schiermeyer (Zynga), Joan Halifax (Upaya Zen Center),
Soren Gordhamer (wisdom 2.0)
SINAR DHARMA / 31
32 / SINAR DHARMA
awalnya ia tidak memulai dengan sistem nilai demikian.
Sebagaimana umumnya lulusan dari lapangan pendidikan
tradisional, khususnya jurusan Bisnis (MBA), banyak yang
meyakini bahwa pendekatan yang dipakai untuk mencapai
sukses adalah dengan tindakan yang mengandalkan
agresi dan manipulasi yang didasarkan murni pada taktik
manajemen. Apabila ia membandingkannya dengan
praktik lainnya seperti yang dibicarakan dalam konferensi
ini yang terkait dengan komponen religius keduanya
sangat berbeda, yaitu bahwa apabila kita mendapatkan
wacana teknologi ini, kesadaran akan teknologi ini, dan
menerapkannya dalam perusahaan rintisanmu, maka kamu
akan semakin mungkin mencapai sukses.
Soren Gordhamer: Dengan kejernihan di dalam batin
untuk mencapai sukses...
Eric Schiermeyer: Dengan reliabilitas hal ini, akan
semakin sering mencapai kesuksesan bagi dirimu, orang
lain, dan kelompok.
Soren Gordhamer: Bisakan menceritakan dengan singkat
bagaimana wawasan ini muncul?
Eric Schiermeyer: Hal ini berawal dari penyakitnya. Ia
menyadari dari dirinya, hal juga terjadi pada orang lain. Pada
awalnya ia mendesak dirinya hingga ke titik kondisi yang
menurut dokternya ia sudah dekat dengan kematian karena
terlalu banyak bekerja dan mengalami tukak lambung yang
ia abaikan dan menjadi parah. Akhirnya ia kolaps dan harus
mengatur ulang jadwal hidup saya. Ia menjadi sensitif ketika
mengetahui orang lain juga menghadapi keadaan yang
serupa, sehingga ia ingin menciptakan sebuah lingkungan
kerja di mana orang-orang tidak perlu mengalami hal
seperti itu.
Soren Gordhamer: Hal ini berkaitan dengan budaya
perusahaan kan.
Joan Halifax: Ia senang ketika orang menggunakan
kata founder (pendiri), karena ketika seseorang yang
memiliki kualitas pada hati dan pikirannya untuk
melakukan perjalanan waktu; untuk menyadari kekinian
dan membawanya ke masa depan, tanpa bertujuan
untuk mengeksploitasi. Itulah sebabnya ia mengatakan
soal hati dan pikiran. Seorang pendiri mengatakan ini,
seperti yang dikatakan oleh Robert Greenleaf mengenai
kepemimpinan yang melayani (servant leadership) bahwa
hal yang kita lakukan pada saat ini dapat mengkondisikan
beberapa hal dan memengaruhi masa depan. Jadi ia tidak
sekadar membahas mengenai dampak ke masa depan,
namun bagaimana karma itu akan bekerja mulai saat
ini. Sekumpulan sebab yang berpotensi menyebabkan
dampak sangat besar, sebagaimana yang Eric alami.
Kondisi awal semacam ini dapat dirasakan mulai dari
saat ini. Jadi ia merasa senang dapat berjumpa dengan
Eric lagi. Soren mempertemukan mereka di sini dan
saat ini. Soren mempertemukan mereka di sini, di mana
mempertemukan Zen dan Zynga. Ia sempat mengutak-
atik sedikit pemikiran dan konsep mengenali hal ini,
namun tidak akan sempat dipresentasikan di sini.
Setidaknya ia dan Eric terkait oleh rasa tanggungjawab
moral. Ia bertanya kepada Eric apakah memang
demikian.
Eric Schiermeyer: Iya.
Joan Halifax: Hal inilah yang berkesan untuknya.
Mereka pertama kali dipertemukan oleh Soren di atas
panggung untuk even serupa beberapa tahun lalu.
I saw many of my Buddhist
friends engaged in subsistence
based living.
~ Eric Schiermeyer, Zynga
You mean simple living?
~ Joan Halifax Roshi, Buddhist
Teacher
32 / SINAR DHARMA
33 / SINAR DHARMA
Mereka dipertemukan pada momen ini, di mana ia dan
Eric saling menyadari satu dengan yang lain, ia mengingat
Eric mengatakan sesuatu yang menggerakkan pikiannya. Ia
bertanya apakah Eric masih ingat kata-katanya itu.
Eric Schiermeyer: Ia tidak ingat.
Joan Halifax: [tertawa]Ia senang Eric mengakui bahwa
ia lupa. Apa yang ia sadari ketika itu adalah Eric berusaha
mengubah karmanya, mengubah dampaknya, dengan
mengambil keputusan untuk bertanggungjawab atas
dampak dari perusahaannya, serta menciptakan gerakan
berlawanan dengan cara yang bermasalah yang potensial
dilakukan oleh perusahaan. Ia mengetakan mungkin Eric
mulai mengingat apa yang pernah dikatakan olehnya.
Eric Schiermeyer: Ia mulai ingat. Ia mengingat bahwa ia
ceritakan ketika itu, yaitu bahwa ia memiliki rasa tanggung
jawab melatih karyawan di Zynga soal cara berhadapan
dengan sekelompok besar manusia dan bagaimana
meyakinkan orang-orang untuk membeli atau mengetuk
mereka untuk melakukan hal tertentu, dan bagaimana
mensistematisasisi proses berpikir dari tindakan itu ke cara
berbisnis.
Joan Halifax: Ia ingat dulu Eric pernah mengatakan,
Saya ketagihan dengan, bukan sekadar ratusan namun,
jutaan orang mengikutinya. Pemahamannya adalah fungsi
neurotransmiter yang ada dalam otak kita berasosiasi dengan
sirkuit hadiah (reward circuit) yang membuat kita setiap hari
beranjak dari tempat tidur dan melakukan sesuatu. Ia sempat
bertanya pada seorang temannya, seorang ahli neurologi,
Apakah kita bisa ketagihan dengan kesenangan demikian
dalam kimia syaraf kita? dan temannya bilang, sangat
bisa. Ia menanyakan hal itu setelah berdiskusi dengan
Eric. Namun ia mengatakan bahwa semua pembicaraan
ini bukan membahas kepemimpinan, namun ini adalah
perbincangan yang sangat panjang terkait soal sistem
yang berbeda-beda yang berlaku di seluruh pengalaman
bermain game ini.
Namun kembali ke pembahasan mengenai
kepemimpinan, yang membuat ia sangat tertarik adalah
menemukan bahwa Eric seorang pemimpin dengan
cara yang unik dalam mengambil peran tanggung
jawab sebaik mungkin sebagai pemimpin, pendiri, rekan
pendiri, kolaborator yang menyadari bahwa posisinya dan
tanggung jawab memiliki peran terbentuknya budaya
dalam perusahaannya dan berdampak pada budaya
global dengan cara yang sangat menarik. Ia mengatakan
bahwa Eric ingin membuatnya memelihatnya dengan lebih
berkesadaran, dan mungkin juga orang lain.
Eric Schiermeyer: Supaya pembahasannya lebih relevan,
ia mengatakan bahwa ia tidak lagi berada di posisi itu.
Joan Halifax: Kamu berada di mana?
Soren Gordhamer: Apakah ini keberadaan secara fsik di
perusahaan?
Eric Schiermeyer: Ini keberadaan secara fsik di
perusahaan.
Soren Gordhamer: Ia tidak yakin ada perusahaan yang
benar-benar murni atau yang benar-benar tidak murni,
namun setidaknya ada transformasi yang ingin dituju
SINAR DHARMA / 33
34 / SINAR DHARMA
34 / SINAR DHARMA
seseorang dengan kesadaran ini, menjadikan kesadaran ini
sebagai latar depan.
Eric Schiermeyer: Ia merasa hal itu sangat penting
baginya. Alasan kenapa ia merasa hal itu penting adalah
ketika melihat dampak dari apa yang ia lakukan meluas
baik di luar maupun di dalam perusahaan.Ia melihat banyak
dampak positif, maupun negatif, namun penting adalah
selalu berusaha mengubah keseimbangan keduanya.
Namun yang penting adalah ia juga melihat bagaimana hal
ini adalah kesempatan untuk berperan dalam mengubah
cara mereka menjalankan bisnis. Ia mengatakan bahwa hal
ini yang suka ia perdebatkan dengan Joan nanti.
Ia merasa banyak diskusi seputar soal cara menjadi
welas asih dan sebagainya, soal menggunakan perspektif
Buddhisme, yang menurutnya ada banyak yang kurang di
dalamnya. Ia melihat banyak Buddhis yang terlibat dalam
kegiatan non-komersial, lebih banyak menjalani mata
pencaharian demikian.
Joan Halifax: Maksudmu hidup sederhana?
Eric Schiermeyer: Iya, ini adalah kata yang tepat. Saya
tahu banyak orang yang butuh berjuang untuk bertahan
hidup, mencari makan serta tempat untuk bernaung,
sedangkan beberapa kelompok tidak butuh demikian.
Untuk itu harus menghabiskan banyak energi. Apabila
kita lihat sekitar kita, kita lihat setiap orang harus berjuang
untuk makan, harus mendapatkan ruang aman untuk tidur.
Apabila kita bisa melekatkan ajaran ini pada perburuan
ini, hal ini akan menjadikan terang soal bagaimana cara
terbaik bagi kita mendapatkan makan dan tempat tinggal
yang kita butuhkan. Ini adalah praktik dari praktik, yang
memungkinkan kita meraih energi yang lebih kuat daripada
semata-mata mencari kebahagiaan dan menghindari
penderitaan.
Soren Gordhamer: Jadi ini soal bagaimana menggunakan
kebutuhan untuk mencapai tujuan, apakah seperti itu?
Eric Schiermeyer: Di mana hal ini dilakukan oleh Zynga,
yaitu mencari tahu apa yang diinginkan orang lain. Inilah
yang ia harapkan.
Joan Halifax: Jadi pertanyaannya adalah soal hal
yang seseorang inginkan dan hal yang sebenarnya ia cari.
Lantas apa sebenarnya yang dicari? Karena ia tidak yakin
bahwa apa yang seseorang inginkan adalah apa yang ia
cari-cari.
Soren Gordhamer: Yang menarik dari dunia teknologi
adalah kita semua menjadi kreatif, membawa semuanya
masuk, bahkan tradisi kuno, yang tadinya dianggap tidak
menarik bisa jadi memang tidak menarik bagi mereka.
Eric Schiermeyer: Menurutnya hal ini tidak relevan,
kecuali jika bisa menghubungkan bagaimana meditasi
dapat menyediakan makanan. Ia tidak melihat bahwa
meditasi bisa memenuhi keinginan itu.
Joan Halifax: Bagaimana dengan Farm Bill (Game
buatan Zynga, tr.)? Bagaiamana menghubungkannya
dengan kebutuhan akan makanan?
Eric Schiermeyer: Ia tidak mengatakan bisa demikian.
Maksudnya adalah soal penciptaan sesuatu yang bisa
memanfaatkan teknologi mindfullness.
Joan Halifax: Menurutnya, pada saat ini kita berada
pada tahap perubahan yang menarik. Kita sejak
dulu mempertahankan tradisi selama ribuan tahun
menggunakan intervensi yang sama, pendekatan yang
seragam, untuk berhenti dan mengenali diri sendiri
daripada hanyut terus di luar, namun mengenali batin,
seperti otak dan pikiran yang merupakan hasil kerja dari
otak kita. Sehingga pertanyaannya adalah bagaimana
kita menggunakan kekuatan teknologi untuk melatih
otak dan membuka pikiran kita.
Eric Schiermeyer: Pemikirannya tentang teknologi
sangat berbeda. Ia menggunakan teknologi sebagai
insentif, dan sebagai keinginan manusia yang alamiah
akan sistem manusia yang mendorong praktik ini.
Ketimbang berusaha meyakinkan orang lain untuk
34 / SINAR DHARMA
memilih mengadopsi praktik dengan alasan karena hal itu
bagus untuk mereka atau bagus untuk bumi, menurutnya
seharusnya orang mengadopsi praktik ini, karena mereka
membutuhkan praktik ini.
Joan Halifax: dan itu sudah pernah saya dengar pada
pembicaraan sebelumnya. Tahap yang harus dilalui adalah
penderitaan. Hal ini bisa memfasilitasi keputusan yang kita
pilih dengan nalar, bahwa penderitaan dapat menciptakan
konteks yang mengubah prioritas hidup kita entah
bagaimanapun caranya.
Eric Schiermeyer: Ia tidak sepakat dengan Joan. Tidak
semua orang mendapat keuntungan memahami bahwa
paktek itu dapat dimulai dari penderitaan. Tapi sebelum
kamu menderita kamu memiliki kebutuhan dan kamu akan
melekakan praktik itu pada kebutuhan, bahkan kebutuhan itu
menjadi tidak relevan pada akhirnya. Misalnya keserakahan,
keserakah itu tetaplah sebuah energi yang bisa dilekatkan
dengan praktik ini dan yakinlah bahwa mereka mengadopsi
ini untuk mencapai tujuan yang sepele. Dengan demikian
akan semakin kuat alasannya. Jika orang-orang ingin jadi
miliuner, sebagaimana biasanya, bila kamu bisa meyakinkan
mereka bahwa cara terbaik menjadi miliuner adalah dengan
melakukan praktik dengan kesadaran terarah. Dengan
demikian kamu akan mendapatkan seorang miliuner yang
berkesadaran.
Joan Halifax: Oke, Soren, ke pertanyaaan berikutnya!
[tertawa] Pertanyaannya adalah berapa banyak milliuner
berkesadaran di ruangan ini? [tertawa]
Soren Gordhamer: Saya melihat perbedaanya terletak
pada adanya upaya mempertahankan keotentikan dan
kemurnian tradisi dalam cara mempraktikkan, setidaknya
itu yang dilakukan Joan, dengan pendapat lainnya yang
mengatakan tidak demikian yaitu setiap generasi itu
berbeda jadi mari disesuaikan dengan apa yang menarik
bagi mereka, bagaimana kita secara kreatif dan kooperatif
menyesuaikannya dengan konteks. Keduanya menurutnya
memiliki porsinya masing-masing. Apabila kita dengan
kreatif mendesain sistem analisi tapi tidak sadar akannya,
hal ini akan seperti berpura-pura kalau kita tidak berusaha
senada dengan praktik yang mendakam. Jadi menurutnya ini
perbedaan perspektif dalam kerangka berpikir keduanya.
Joan Halifax: Apa yang keren dari sejarah Buddhisme
adalah bahwa setiap budaya dari tiap negara melalui
sebuah proses besar adaptasi. Maju dan dipengaruhi oleh
India, Cina, Jepang, Asia Tenggara dan sekarang Barat.
Seperti Richie Davidson mengungkapkan bahwa intervensi
kecil yang kita lakukan, bahkan dalam dunia virtual
sekalipun, dapat menghasilkan dampak yang welas asih.
Kita melihat bagaimana teknologi memengaruhi politik
dan ekonomi global, namun juga memengaruhi tradisi
spiritualitas. Seperti contohnya adalah neurosains, yang
juga disinggung oleh banyak pembicara lain di dalam
konferensi ini, yang memperlihatkan hasil riset sekarang
banyak mengembangkan pertanyaan yang menarik.
Ia banyak berkecipung dalam dunia kesehatan, ia baru
menjadi pembicara di Palace Hotel berbicara tentang ilmu
psikologi sosial dan neurosains. Apa yang mendorong
tindakan kita adalah, kalau dalam istilah Eric adalah
kebutuhan, sedakang istilahnya adalah penderitaan.
Namun penderitaan tidak selalu disadari orang. Berbeda
dengan yang center-center di Amerika, di biara India ada
sebuah upaya pengakuan bersama-sama untuk mengatasi
penderitaan. Menyadari bahwa semua orang menderita:
meskipun mereka secara umum baik-baik saja, namun
mereka menderita. Mengungkapkan penderitaan menjadi
semacam semangatnya. Jadi menjadi menarik bagi saya
adalah bagaimana mempertahankan tradisi ini dalam
dunia pos-modern ini, yang memungkinkan penggunaan
teknologi demi kemajuan tujuan yang prososial.
Soren Gordhamer: Ia melihat visi yang sejalan dalam
hal budaya yang berbasis kebijaksanaan. Ia berkata
kepada Eric, bukankah itu yang ia dedikasikan sekarang
ini: bagaimana memasukkan dalam bisnis, memulai
organisasi, yang memasukkan akupuntur, pusat kesehatan
dan pusat wellness dalam perusahaan di Amerika. Menurut
kalian bagaimana memunculkan budaya berbasiskan
kebijaksanaan? Apa saja bahan utama terbentuknya hal
itu?
Eric Schiermeyer: Ketika ia kuliah dulu, ia cenderung
melakukan dekonstruksi terhadap pemikir besar. Ketika
ia mengenal tradisi praktik berbasis kebijaksanaan ini,
maka reaksi pertamanya adalah melakukan dekonstruksi.
Ia melihat ada banyak kegunaan dari praktek ini yang
dirasakan oleh masyarakat. Praktik ini disebarkan dengan
cara menganjurkan orang-orang untuk tidak keuntungan
dari dunia ini dan menyebaran dengan cara ini. Jadi
ketika praktik ini tampak jelas lebih berguna bahkan
dibandingkan dengan yang ada saat ini, seperti akupuntur,
namun menurutnya dipasarkan dengan cara yang buruk.
Siapa yang mau bergabung dalam klub penderitaan? Siapa
yang mau diakupuntur? Namun kita membutuhkannya.
Soren Gordhamer: Karena waktu telah habis, ia berkata
bahwa mereka boleh melanjutkannya sambil makan
siang.
Joan Halifax: Ia berkata bahwa ia masih ingin berkata
sesuatu: saya sungguh-sungguh menyukai caramu
memasarkan Kebijaksanaan (Wisdom).
SINAR DHARMA / 35
36 / SINAR DHARMA
Soren Gordhamer: Ia memperkenalkan Justin dan
Dustin yang menurutnya telah melakukan eksperimen soal
kebijaksanaan dan teknologi. Keduanya akan membahas
soal spirit yoga dalam layanan online. Ia bertanya bagaimana
mereka bisa bertemu, karena Justin berasal dari Google
sedangkan Dustin berasal dari Facebook. Ia bertanya
bagaimana keduanya yang tertarik dengan teknologi juga
terkoneksi dengan yoga dan bagaimana mereka berdua bisa
bertemu.
Dustin Moskovitz: Ia mengenal adik Justin, Perry, dan
sering keluar bersama. Lalu oleh adik Justin, ia diperkenalkan
dengan kakaknya yang katanya kerja sebagai ahli teknik di
Google, sejak itu mereka berteman, kemudian bekerjasama
di Facebook.
Justin Rosenstein: Mereka awalnya di Facebook mencoba
memecahkan masalah bagaimana mengembangkan
perusahaan dengan mengembangkan karyawannya.
Mereka berdua tertarik melihat sebuah perusahaan
dengan orang-orang yang brillian dan rencana yang
paling ambisius di dunia, namun masih bermasalah
dalam mengkoordinasi dan menyatukan orang-orangnya.
Meskipun masih kurang pengalaman, mereka mulai
memikirkan soal bagaimana cara meningkatkan praktik
batin dan beberapa alat yang dapat digunakan untuk
membantu setiap orang dapat bekerja dengan lebih
efektif dan selaras sehingga dapat mencapai sasaran
dengan lebih efektif. Ini adalah eksperimen awal mereka,
kemudian menemukan bahwa hal ini ternyata tidak hanya
dialami oleh Facebook, namun banyak orang di seluruh
dunia menghadapi masalah yang sama. Jadi mereka ingin
membantu menyelesaikannya. Inilah awalnya.
Soren Gordhamer: Soren menyinggung bahwa dalam
dunia kerja banyak sekali surel yang harus diteruskan, jadi
Eksperimen Asana:
Pelajaran dari Perusahaan Rintisan Berbasis Mindfulness
Dustin Moskovitz
(Asana, Facebook),
Justin Rosenstein
(Asana),
Soren Gordhamer
(Pendiri Wisdom 2.0).
36 / SINAR DHARMA
29 / SINAR DHARMA
karena itu keduanya berusaha membuat sebuah sistem
komunikasi yang peka dengan waktu dan efektif. Pandangan
apa yang melandasi hal yang mereka lakukan?
Justin Rosenstein: Sebelumnya ia akan membahas
permasalahannya, karena permasalahan ini berkesan tidak
tampak. Saat ini banyak orang yang banyak menghabiskan
waktu mereka bukan untuk bekerja, melainkan melakukan
pekerjaan soal pekerjaan (doing work about work). Mereka
merasa seharusnya tidak demikian. Dulu, mereka juga
sering mengalami keadaan mandeg, tidak tahu apa yang
penting, tidak tahu apa yang kawan lain lakukan padahal
penting untuk mereka, tidak paham akan makna kerja
mereka. Sebenarnya ada suatu kondisi yang tetap bertahan
dalam keadaan sinkro, yang konsep spriritualnya seperti
spirit dalam menari. Seseorang yang menari sendirian
dapat beralih menjadi menari secara berkelompok sebagai
satu kesatuan, sehingga bisa merasakan keindahan
bekerjasama. Model yang dipakai oleh perusahaan
sekarang ini kebanyakan membuat orang merasa seperti
roda gerigi yang saling menekan satu dengan yang lain
daripada model yang mengalir dan mengalun seperti
tarian. Jadi ketimbang demikian, kita dapat menciptakan
dunia yang setiap orang mendapatkan informasi sesuai
dengan apa yang mereka inginkan, pada waktu yang
tepat, secara transparan, sehingga sekelompok orang
bisa berkumpul bersama dan terlibat dalam suasana
yang santai dan menyenangkan untuk masuk ke dalam
tarian itu. Ia berharap suatu saat dunia juga berada dalam
tarian kosmik, semua kemanusiaan bekerja sama dengan
sinkronisasi yang sempurna. Ini cita-cita tingginya.
Soren Gordhamer: Tidak seperti lari maraton, yang
harus berlari terus menerus, dalam Facebook sering
menggunakan metode pelari sprint dan mengurung diri
dalam pekerjaan dalam satu periode waktu tertentu.
Dustin Moskovitz: Mereka memiliki sistem yang
mengurung kawan-kawan dalam satu jangka waktu tertentu
dan selama itu mereka berfokus pada kerja secara intensif,
kemudian setelah itu mereka akan mengambil waktu jeda
dan melowongkan diri.
Soren Gordhamer: Hal ini bermanfaat, namun bagaimana
pengalaman itu bergerak di antara kedua keadaan ini dan
bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan pribadi mereka
menjadi lebih efektif.
Dustin Moskovitz: Ada beberapa penelitian yang
mendukung bahwa bekerja keras dengan pengaturan
pada periode sprint tertentu dan kemudian mengendurkan
ketegangan adalah hal yang efektif untuk dilakukan.
Sebagaimana yang selalu dikatakan bahwa mereka
mementingkan sprint daripada sistem maraton sehingga
kawan-kawan dapat mengambil waktu untuk jeda
sebelum menyibukkan diri kembali. Mereka membaginya
menjadi 5 episode sprint, setiap sprint berlangsung 2
minggu berfokus pada proyek tertentu. Setelah itu selama
1 minggu mereka mengambil jeda, ketegangan dikurangi,
mereka merefeksikan pengalaman yang mereka lakukan
untuk merencanakan sprint berikutnya. Bahkan di antara
waktu jeda itu mereka juga memadatkan seluruh kegiatan
perencanaan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan
agar fokus pada pekerjaan.
Soren Gordhamer: Kadang-kadang terdengar gila dari
segi kualitas being (mengada) dan doing (berbuat)
bahwa hal ini mengubah manusia dari human being
menjadi human doing, yang hanya semata-mata berbuat,
berbuat, dan terus berbuat hanya untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Bagaimana mereka membawa yoga ke
Tiba-tiba kita sadar bahwa
kita mampu mendesain masa
depan kita; kita membangun
masa depan kita sesuai dengan
yang kita inginkan. Bukan dunia
yang tercipta dengan acak,
namun dunia yang penuh dengan
kesukacitaan dan bisa menjelajahi
pengalaman sadar, lalu kita akan
mengakhiri penderitaan. Ini seperti
tujuan tertinggi Bodhisattva.
- Justin Rosenstein
SINAR DHARMA / 37
30 / SINAR DHARMA
Al-Biruni
tempat mereka yang dipacu demikian,
sehingga mungkin saja mereka merasa
tidak ada waktu untuk melakukannya?
Justin Rosenstein: Mereka banyak
memikirkan penyebab tim menjadi
kurang efektif. Menurutnya salah
satunya adalah tujuan dari perusahaan
yang memungkinkan sekelompok
orang mencapai sasaran ambisius
dengan cara yang tidak terlalu
efektif. Dalam rangka mencapainya,
seseorang diharapkan bekerja
secara ideal sepanjang waktu dan
mengerahkan daya sebesar mungkin
untuk mencapainya. Ada banyak
penelitian, seperti yang dilakukan
oleh Tony Schwartz dalam bukunya
secara optimal, tidak semata ia senang melakukan pekerjaanya, namun juga
mampu memenuhi target, produktif dan mencapai tujuan dengan baik. Ia
mencontohkannya dengan tukang masak mereka yang tidak sekadar memasak
saja, namun juga mempertimbangkan soal gizi, kesehatan dan kualitas makanan,
sehingga dapat dikatakan bukankah hal ini adalah cara agar seseorang bekerja
secara efektif dan tepat dalam waktu lama. Mereka menemukan baik dari praktik
maupun riset lainnya, bahwa cara demikian akan lebih efektif dalam membuat
orang terus menerus mengalir untuk mencapai sasaran.
Soren Gordhamer: Ia membacakan sebuah pertanyaan dari para audines.
Kamu mengatakan bahwa perusahaan yang tidak mindful, tidak memerhatikan
apa yang sedang terjadi, akan kehilangan jalan ke apa yang ingin dicapainya
dan menyebabkan orang terbaiknya berhenti berinovasi. Lantas bagaimana
menciptakan perusahaan yang berusaha untuk terus menerus mencurahkan
perhatian, menjaga keadaan mindfulness? Ia tahu bahwa ini adalah pertanyaan
yang berat, namun ia berharap ada petunjuk yang pernah ditemukan oleh
mereka.
Justin Rosenstein: Ia berkata bahwa hal ini bukan sesuatu yang bisa diserahkan
pada pihak tertentu yang dibayar untuk melakukannya saja, namun adalah
sesuatu yang seharusnya mengakar dalam dalam bahasa yang kita pakai sehari-
hari, nilai, dan perbuatan dalam keseharian di perusahaan. Ada sebuah lelucon
di antara mereka yang mengatakan bahwa mindfulness dan keseimbangan
adalah kata yang dipakai hampir dalam setiap rapat. Karena, pada dasarnya,
apabila kamu tidak mampu mencurahkan perhatian pada hal yang sedang
kamu lakukan dan bagaimana kamu melakukannya, akan sulit melakukanya
dengan baik. Ada cara taktis yang sering mereka pakai di sebuah perusahaan,
pada hari tertentu mereka berkumpul dan setiap orang masuk dalam lingkaran,
kemudian bercerita apa yang menarik bagi mereka, itu adalah salah satu cara
untuk membuat orang-orang fokus pada satu hal yang menurut mereka penting.
Kita akan mendengar mereka bercerita mengenai permasalahan yang sudah
banyak orang tahu sebenarnya, namun tidak pernah diangkat dan tidak pernah
diartikulasikan, hal-hal yang jika diabaikan dalam beberapa tahun ke depan bisa
Power of Full Engagement, yang
mengatakan bahwa hal ini tidak benar:
manusia bukan robot. Semakin banyak
kita menghargai energi individu,
terutama kerja kreatif, serta menanam
modal pada pemahaman, pola-pola
energi itu akan semakin baik. Misalnya
memperkenalkan yoga dalam jadwal
kegiatan karyawan tampak seakan-
akan mengumbar. Namun apabila
kita pikirkan kembali, apabila kita
ingin membuat orang melakukan
yang terbaik dalam pekerjaannya,
kita juga perlu memastikan bahwa
orang itu dapat melakukan pekerjaan
Betul sekali. Dalam
perusahaan seseorang
tidak harus membaurkan
kepribadiannya agar sama
seperti mereka. Setiap
orang menjadi terbuka
soal kepribadiannya apa
adanya.
(Dustin Moskovitz,
Co-Founder Facebook)
38 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 39
merusak kinerja perusahaan. Di sini kita membahasnya dan
mencoba mencari jalan keluar bersama-sama.
Dustin Moskovitz: Ia mengatakan bahwa mereka tidak
sedang mempromosikan perusahaan mereka dan berusaha
membuat semua orang menerima istilah mindfulness
seperti halnya mereka. Bukan berarti semua orang harus
memiliki komitmen yang sama tentang mindfulness
seperti halnya mereka, namun setidaknya orang-orang itu
memiliki menyediakan ruang yang sangat peduli dengan
peningkatan diri dan berusaha mencari solusi sebaik
mungkin. Tidak dibutuhkan waktu yang lama.
Soren Gordhamer: Kalau mindfulness berfungsi untuk
individu, kenapa tidak bisa berfungsi untuk perusahaan.
Seharusnya juga efektif untuk sekelompok orang yang
bekerjasama dalam mencapai tujuan. Bagaimana membawa
pemikiran ini masuk dalam produk-produk yang mereka
hasilkan? Ia meminta mereka menceritakan bagaimana cara
kerja aktual produknya.
Justin Rosenstein: Tujuannya adalah memungkinkan
orang berada di dalam lahan yang sama dan mengerjakan
semua hal. Pada saat ini untuk mendapatkan banyak
informasi mengenai apa yang terjadi dalam tim, kita harus
melalui banyak proses yang menyengsarakan dan panjang,
melalui banyak sekali kompleksitas yang bisa mengalihkan
dari masalah. Karena itu, daripada sekadar prosesor tunggal
bersama, ia menjadi memori kolektif dari seluruh organisasi
yang merupakan sumber untuk mendapatkan informasi
dan memasukkan informasi ke dalamnya bagi semua
orang, sehingga mereka dapat terorganisir dengan baik,
sementara terus berkomunikasi dan komunikasi tersebut
diketahui oleh semua orang. Tentu mindfullness menjadi
penting di sini, yaitu kita harus selalu mawas atas apa yang
sedang kita lakukan. Sekarang ini masalah yang sering
muncul dalam perusahaan adalah akibat tidak terjalinnya
komunikasi yang baik antara apa yang dilakukan oleh sisi
kanan dan yang dilakukan oleh sisi kiri perusahaan, ini perlu
disinkronisasikan.
Soren Gordhamer: Bagaimana memilah informasi agar
tidak salah kaprah?
Justin Rosenstein: Surel adalah salah satu contoh
bagus, karena setiap hari kita dihujani oleh banyak surel. Di
tengah pekerjaan yang kita lakukan tiba-tiba masuk surel
dari orang lain yang memecah perhatian kita dari kegiatan
yang sedang kita lakukan dan hal ini terjadi berulang-
ulang. Padahal itu menyebabkan kita menjadi tidak dapat
mencurahkan perhatian sepenuhnya pada kegiatan kita dan
kita hanya memberikan setengah dari kesadaran kita pada
kegiatan kita. Visi mereka adalah setiap orang mengerjakan
dengan tepat pada hal yang paling penting, mencurahkan
energinya sejalan dengannya, pada momen yang tepat
juga, dikarenakan mereka mendapatkan informasi yang
tepat juga. Ini adalah proyek yang sulit, namun setidaknya
orang bisa melihat bahwa hal ini penting.
Soren Gordhamer: Ia bertanya pada Dustin, apa
motivasinya terlibat dalam proyeknya Justin. Orang yang
baru memulai biasanya menginginkan kesuksesan yang
telah dicapai oleh Dustin, seperti menjadi salah satu
pendiri dari perusahaan teknologi. Mengapa Dustin tidak
sekadar rileks dan bersenang-senang saja, ketimbang ikut
mencurahkan waktu dan tenaganya untuk membangun
teknologi ini. Motivasi apa yang melandasinya?
Dustin Moskovitz: Motivasi utamanya adalah ingin
membantu dunia. Seperti yang diceritakan sebelumnya,
mereka bertemu dan mendiskusikan soal masalah di
Fecebook dan kemudian membuat prototype alat yang
ternyata sangat sukses di Facebook. Dari situ mereka
berpikir untuk mengembangkan apa yang mereka
temukan untuk memberikan manfaat kepada semua orang
yang membutuhkannya. Ini sebenarnya juga kesempatan
baginya untuk menggunakan dan mengelaborasi alat yang
dapat digunakan orang lain meningkatkan kinerjanya.
Soren Gordhamer: Bagaimana pandangan mereka
tentang kesuksesan dalam kerangka pikiran ini, apakah
mereka tidak menggambarkannya dengan hanya semata
berfokus secara total dari satu momen ke momen
berikutnya, ataukan kesuksesan sebagai satu momen
hebat yang akan dicapai kelak seperti soal nilai IPO, dan
sebagainya?

Justin Rosenstein: Ia ingin berbagi ke para audiens
mengenai apa yang pernah ia pikirkan mengenai hal ini.
Ada peralihan besar yang sedang berlangsung di dunia
pada saat ini, yaitu peralihan dari evolusi makhluk hidup
muncul karena fungsi primer kekuatan evolusioner dan
seleksi. Transisi dari evolusi menuju ke ko-kreasi sadar. Tiba-
tiba kita sadar bahwa kita mampu mendesain masa depan
kita; kita membangun masa depan kita sesuai dengan yang
kita inginkan. Bukan dunia yang tercipta dengan acak,
namun dunia yang penuh dengan kesukacitaan dan bisa
menjelajahi pengalaman sadar, lalu kita akan mengakhiri
penderitaan. Ini seperti tujuan tertinggi Bodhisattva.
Soren Gordhamer: Soren bertanya apakah Justin
sedang merujuk pada tujuan pribadi, perusahaan, atau
tujuan yang lebih besar lagi?
Justin Rosenstein: Ini tujuan yang lebih besar. Hal ini
sangat penting. Pada saat ini ada sebuah gerakan masif
perubahan kesadaran yang bergerak yaitu perubahan
untuk tidak melihat diri sebagai ndividu yang terisolasi
yang berupaya menghisap sumber daya sebanyak
mungkin untuk kepentingan dirinya. Namun kita semua
adalah satu kesatuan yang saling bahu membahu untuk
mengerjakan sesuatu bersama-sama sebagai satu tim
dalam proyek tunggal. Transisi dari aku ke kita. Orang
umumnya merasa menjadi egois atau melakukan untuk
SINAR DHARMA / 39
SINAR DHARMA / 40
orang lain adalah dua pilihan yang
bertentangan. Hal ini tidak demikian,
mempertentangkannya adalah
kekeliruan. Karena pada dasarnya
untuk mencapai kebahagiaan diri
bukan menyenangkan diri dengan
berbagai hal, namun menyerahkan
diri untuk melayani orang lain. Semua
permasalahan besar yang muncul di
dunia, sebenarnya bisa diselesaikan
jika kita bekerjasama dan bertindak
secara kolektif. Apabila semua orang
bisa berhenti dari kecemasan akan
kesejahteraan pribadi masing-masing
dan bekerjasama sebagai kelompok,
maka kita dapat mengatasi semua
masalah besar terkait dengan
kemanusiaan, misalkan dalam masalah
institusi dan ekonomi.
Dalam hal ini ada dua rencana
yang harus kita lakukan, ini hal
besar yang dapat kita capai dalam
masa hidup kita, yaitu perubahan
besar dalam kesadaran dari aku
ke kita dan mengubah cara
berpikir proft dalam bisnis menjadi
sekumpulan orang yang berusaha
untuk mengkontribusikan diri dan
kemampuannya untuk disumbangkan
kembali kepada masyarakat. Hal
ini tidak berarti kita menolak uang,
karena pada dasarnya adalah uang
itu berguna untuk mengumpulkan
sumber daya, menggunakannya
untuk meningkatkan kesejahteraan
yang lain dan mengubah dunia
secara positif. Mereka tidak membuat
layanan untuk membuat uang, namun
mereka menggunakan uang untuk
membangun layanan yang lebih baik.
Jadi apabila kita memiliki peralihan
kesadaran di mana kita semuanya
bekerjasama dan berusaha mencapai
tujuan bersama yaitu hidup dalam
sukacita dan mengakhiri penderitaan,
dan bagian yang kedua adalah kita
terus berusaha melaksanakan tujuan
itu, dengan tetap terkoordinasi
bersama dengan tujuan mewujudkan
tujuan itu. Pada saat ini masih banyak
perusahaan yang memperlakukan
pekerjanya sebagai manusia, dan
melupakan kita semua adalah manusia
yang bekerjasama untuk mencapai
sesuatu. Karena itu penting untuk
beralih dari budaya dan praktik yang
memandang pekerja sebagai sumber
daya manusia yang dihisap untuk
mendapatkan keuntungan menuju
ke ko-kreator kolektif yang kerjasama
untuk berkarya dan menghasilkan
sesuatu. Sedangkan dalam mencapai
hal ini, masih ada masalah informasi,
meski kita berada di ruang yang sama
namun tidak tahu apa yang terjadi pada
bagian lainnya, mereka melihat hal ini
sebagai soal kurangnya alat teknologi.
Itulah sebabnya ia dan Dustin sangat
bersemangat dalam menangani hal
ini. Inilah falsafah mereka.
Soal seperti IPO, atau menjadi
perusahaan bernilai jutaan dollar,
seperti halnya Facebook, hal demikian
terkait dengan soal memperkerjakan
orang yang tepat dan mewujudkan
tujuan ambisius. Hal ini penting,
namun yang paling penting adalah
menciptakan kesukacitaan.
Soren Gordhamer: Soren bertanya
apakah mereka merasa didukung oleh
komunitas techie yang lainnya atau
justru dicemooh sebagai orang aneh
yang menganut spiritual dan tidak
praktis. Ia bertanya apakah tujuan
yang lebih besar ini akan diterima oleh
komunitas techie lainnya berdasarkan
pengalaman mereka di perusahaan
sebelumnya?
Dustin Moskovitz: Beberapa orang
mengatakan ini pemikiran yang gila,
namun ia menolaknya, karena ia
merasa bahwa misi Facebook dan
Google sama dengan misi mereka. Jadi
sebenarnya ini lebih umum daripada
yang orang kira. Untuk praktik internal
memang tidak terlalu umum, namun
sebenarnya pemahaman itu sudah
cukup umum sehingga mayoritas
tidak berpikir bahwa ini tidak masuk
akal. Sebenarnya mereka juga
memperkenalkan praktik yang sama
ke perusahaan lainnya.
Soren Gordhamer: Ia menyinggung
soal penampilan di perusahaan
mereka yang cenderung santai, hal
ini menurutnya mereka cenderung
transparan dan dapat menerima
seseorang menjadi dirinya sendiri.
40 / SINAR DHARMA
41 / SINAR DHARMA
Dustin Moskovitz: Betul sekali. Dalam perusahaan
mereka seseorang tidak harus membaurkan kepribadiannya
agar sama seperti mereka. Setiap orang menjadi terbuka
soal kepribadiannya apa adanya.
Soren Gordhamer: Ia mengulang kembali pertanyaan
Stuart Grabb (di sesi lain) soal bagaimana memperkerjakan
orang-orang yang mindful. Ketika ia menyinggung
mindfulness, maksudnya bukan orang yang bermeditasi
atau berlatih yoga, tapi orang yang mencurahkan perhatian
pada apa pun yang sedang mereka lakukan, karena ini
budaya yang ingin kalian ciptakan. Bagaimana mereka
menemukan orang yang sesuai untuk itu?
Justin Rosenstein: Menurutnya hal ini bukan sekadar
mindfulness, tapi soal ketidak-egoisan.
Soren Gordhamer: Keduanya terkait.
Justin Rosenstein: Iya, memang terkait. Yang penting
adalah memberikan ruang bagi orang-orang yang brillian,
bukan untuk meraih keuntungan pribadi, tapi berfokus
pada soal bagaimana menciptakan sesuatu yang hebat
bersama-sama, bagaimana membangun perusahaan
yang hebat bersama-sama. Tipikalnya begitu semua
orang berfokus pada tujuan yang sama, secara alamiah
apa yang akan mereka lakukan secara bersama-sama.
Bukan hanya dalam memerhatikan account pengguna
mereka, tapi juga operasional internal mereka.
Dustin Moskovitz: Tidak penting mengetahui
apakah orang yang digaji adalah orang yang mengenal
mindfulness atau tidak, setidaknya menyeleksi seseorang
memperlihatkan keterbukaan padanya. Sepanjang
seseorang terbuka, mereka selalu menyediakan ruang
agar orang menjadi mindful dan melatihnya. Jadi lebih
ke arah mencari orang yang memiliki rasa ingin tahu dan
terbuka dengan budaya organisasi mereka.
SINAR DHARMA / 42 42 / SINAR DHARMA
Setiap tanggal 23 bulan 3 penanggalan
Imlek, bagi masyarakat Tionghoa,
khususnya umat Tridharmabentuk
asimilasi dari agama Buddha, Tao, dan
Konghucu, merupakan hari yang istimewa.
Kelenteng-kelenteng di berbagai daerah
akan menjadi pusat keramaian. Ya, hari
itu bertepatan dengan perayaan tanggal
lahir Ma ZuSang Dewi Laut yang juga
dipuja sebagai Bunda Suci Surgawi. Di
Taiwan, sebagai contoh, setiap menjelang
hari kelahiran Ma Zu, kelenteng yang
paling ramai dikunjungi adalah Chao
Tian Gong di wilayah Bei Gang. Salah satu
pusat perhatian dari perayaan ini adalah
acara kirab rupang Ma Zu dengan jumlah
pengunjung mencapai 1 juta orang lebih.
Perayaan seperti ini tidak hanya terlihat di
Taiwan, bahkan tersebar sampai ke Jepang
dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
- MA ZU -
Protector Bodhisattva
of the Seafarers
42 / SINAR DHARMA
43 / SINAR DHARMA
Tanda-Tanda Kelahiran Istimewa
Ma Zu lahir pada tanggal 23 bulan 3 tahun 960 M di
era Dinasti Song Utara. Ia berasal dari keluarga marga Lin
yang menetap di Pulau Meizhou, Kab. Putian, Provinsi
Fujian, Tiongkok. Ayahnya, Lin Weiyi, adalah pejabat
pengawas daerah. Sebelum kelahiran Ma Zu, keluarga
Lin Weiyi telah memiliki satu anak lelaki dan lima anak
perempuan. Sehubungan dengan kondisi fsik anak
lelaki yang sulung sangat lemah, keluarga Lin berharap
dapat memiliki momongan anak lelaki lagi. Maka, setiap
hari pasangan keluarga Lin ini memohon di depan
altar Bodhisatva Avalokitesvara. Tidak lama kemudian,
istri Lin Weiyi yang bermarga Wang, bermimpi tentang
penampakan Bodhisattva Avalokitesvara. Dalam mimpi
tersebut, Bodhisattva memberikannya sebutir obat dan
berkata, Keluarga kalian banyak berbuat kebajikan, maka
para dewa selalu ingin melindungi kalian. Makanlah obat
ini, engkau akan mengandung seorang anak perempuan.
Di masa mendatang, anak ini akan menyelamatkan orang-
orang di dunia ini dan punya pencapaian yang luar biasa.
Setelah menelan obat tersebut, benar saja istri Lin mulai
memperlihatkan tanda-tanda kehamilan.
Versi lain menceritakan Bodhisattva Avalokitesvara
memberikan bunga utpala (teratai biru yang biasa
dibawa Bodhisattva Tara) kepada istri Lin. Saat menjelang
persalinan, muncul cahaya merah yang menyorot ke
kamarnya dan aroma harum menyerbak di sekelilingnya
yang disertai suara gemuruh yang tidak biasa. Begitu Ma Zu
dilahirkan, meski sang ibu dan ayah sedikit kecewa karena
bukan anak lelaki, namun dengan tanda-tanda istimewa
di saat kelahirannya, mereka pun sangat menyayanginya.
Selama satu bulan setelah kelahirannya, Ma Zu tidak pernah
menangis. Maka dari itu, sang ayah memberinya nama Mo
(diam). Nama kecilnya adalah Mo Niang, sebab itu Ma Zu
juga dikenal sebagai Lin Moniang.
Masa Pembelajaran
Pada usia 8 tahun, Ma Zu mengecap pendidikan yang
sama seperti anak-anak umumnya di Tiongkok, yaitu
mempelajari kitab-kitab Konfusianisme. Akan tetapi, ia
juga sangat tertarik dengan ajaran Buddha dan Taoisme.
Tanda-tanda ini telah terlihat sejak ia masih dalam
gendongan. Saat melihat rupang Buddha, ia akan memberi
hormat dengan bersikap anjali. Pada usia 5 tahun, ia telah
sanggup melafalkan kitab Guanyin Jing (Sutra tentang
Bodhisattva Avalokitesvara, Bab Samanthamukha-varga
Saddharmapundarika Sutra). Pada usia 13 tahun, seorang
pendeta Taois bernama Xuan Tong kerap mengunjunginya
dan pernah berkata kepadanya, Engkau memiliki benih
Buddhata (fo xing ), seharusnya dapat mencapai buah
kebenaran. Ma Zu kemudian berguru kepadanya. Di bawah
asuhan pendeta Xuan Tong, Ma Zu belajar tentang Xuanwei
Bifa yang tidak lain adalah cabang okultisme dan mistisisme
dalam Taoisme.
Saat usia 16 tahun, ketika bersama sekelompok anak
gadis sedang bermain di luar, mereka mendekati
sebuah sumur dengan maksud ingin mengambil
air untuk membersihkan muka. Tiba-tiba muncul
sesosok makhluk dewa bersama pengiringnya. Para
gadis yang dikejutkan oleh penampakan ini menjadi
ketakutan dan lari berhamburan. Akan tetapi, Ma Zu
tetap bergeming dengan sikap yang tenang. Dewa
tersebut lalu memberikan sebuah plakat tembaga. Hal
ini mungkin juga berhubungan dengan okultisme yang
dipelajarinya.
Setelah kejadian itu, ia memiliki berbagai kemampuan
spiritual, seperti menguasai ilmu falak, kemampuan
mengeluarkan kesadaran dari tubuh untuk menolong
orang di tempat jauh, kemampuan mengetahui
keuntungan dan petaka yang akan dialami seseorang,
menyembuhkan penyakit, melenyapkan bencana, dan
sebagainya. Karena itulah, pada saat itu orang-orang
menyebutnya sebagai Shen GuWanita Sakti dan Long
NuPutri Naga.
Kisah Kesaktian Ma Zu
Tak terpungkiri, Ma Zu menjadi sosok yang fenomenal
tak terlepas dari kekuatan batin yang dimilikinya.
Berbagai kisah kesaktian beliau tercatat dalam dua kitab,
yaitu Tian Hou Zhi dan Tian Fei Xian Sheng Lu. Beberapa
kisah menarik di antaranya adalah:
Menolong ayah dari mara bahaya. Suatu ketika ayah
dan kakak Ma Zu sedang melakukan perjalanan dengan
kapal laut. Saat itu, Ma Zu yang sedang menenun kain
di rumah tiba-tiba berubah raut wajahnya. Dengan
mata tertutup ia naik ke atas mesin tenun, tangannya
SINAR DHARMA / 43
SINAR DHARMA / 44 44 / SINAR DHARMA
mencengkram jarum tenun dan kakinya masih berpijak pada pedal
penenun. Sikapnya seolah-olah sedang berupaya menahan sesuatu
agar tidak terlepas. Ekspresi yang ditunjukkan Ma Zu sungguh
membuat takut ibundanya. Sang ibu segera mendekati Ma Zu dan
berusaha menyadarkannya. Setelah terdengar suara teriakan, jarum
tenun tiba-tiba terlepas dari tangan Ma Zu dan ia pun tersadar kembali.
Sesaat itu juga, ia langsung menangis sedih seraya berkata, Ayah
selamat, tetapi kakak telah mati tenggelam! Apa yang dikatakan Ma
Zu membuat ibunya merasa sangat terkejut. Mereka segera mencari
kebenaran akan kabar yang diucapkan Ma Zu.
Tidak lama kemudian, benar saja ada orang yang mengabarkan
bahwa kapal yang ditumpangi ayah Ma Zu diserang badai dan beberapa
kali dihantam ombak dahsyat yang hampir menenggelamkan mereka.
Akan tetapi, ada sesuatu yang seolah-olah menahan kapal tersebut
agar tetap dalam kondisi stabil, bahkan kapal tersebut bergerak
mendekati kapal yang ditumpangi kakak Ma Zu yang terlihat dalam
kondisi terbalik dan sebagian badan kapal telah tenggelam. Ternyata,
saat Ma Zu berusaha mencengkeram jarum tenun, itu sebagai
pertanda upaya untuk menahan kapal yang ditumpangi sang kakak,
namun suara teriakan dari sang ibu yang membuat ia tersadar kembali
telah membuat kapal tersebut tergerus ombak dahsyat.
Sang ayah yang selamat dari mara bahaya, bersama-sama Ma Zu
dan para warga, berlayar kembali ke tengah laut untuk mencari jasad
sang kakak. Saat tiba di tengah lautan, di atas permukaan laut muncul
sekelompok makhluk halus dari dunia kelautan. Penampakan ini
membuat para warga menjadi takut. Ma Zu lalu menenangkan para
warga dan berkata kepada makhluk halus, Tidak perlu menyambut
saya. Sesaat kemudian, perairan di sana berubah menjadi jernih dan
jasad sang kakak muncul ke atas permukaan air. Ternyata makhluk halus
di sana bermaksud mengantarkan jasad kakak Ma Zu. Demikianlah
para warga lalu membawa jasad itu kembali ke daratan.
Kisah lainnya adalah mengenai penyelamatan sebuah kapal
pedagang. Di bagian utara Meizhou, ada sebuah daerah bernama
Jiawen. Di bawah perairan daerah tersebut banyak bertebaran
terumbu karang. Bagi nahkoda kapal yang tidak mengenal baik
kondisi perairan tersebut tentu membuat perjalanan menjadi sangat
berbahaya. Pada satu ketika, ada sebuah kapal dagang yang melewati
perairan ini diserang badai besar sehingga terhempas dan menabrak
batu karang. Kapal menjadi bocor, dalam sekejap saja air menyembur
masuk. Situasi menjadi sangat darurat, para penumpang kapal
dengan panik berteriak minta pertolongan. Mengetahui kondisi ini,
Ma Zu merasa sangat khawatir. Ia segera menghubungi para warga
dan berkata, Kapal dagang itu akan segera tenggelam, cepat kirim
bantuan! Melihat kondisi cuaca buruk dan ombak dahsyat, para
warga tidak berani berlayar. Dalam situasi darurat ini, Ma Zu mencabut
beberapa helai rumput dari tanah, lalu melemparnya ke laut. Rumput
tersebut berubah menjadi batang cemara besar dan satu per satu
mengalir ke arah di mana kapal tersebut berada. Setelah para
penumpang berhasil meraih batang-batang cemara, kapal itu baru
tenggelam ke dasar laut. Tidak lama kemudian badai mulai reda, para
warga segera berlayar untuk menyelamatkan para penumpang kapal.
Saat tiba dengan selamat di daratan, mereka meluapkan kegembiraan
dengan rasa syukur. Tetapi ketika melihat batang-batang cemara yang
telah menyelamatkan mereka hilang secara misterius, mereka pun
44 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 45 45 / SINAR DHARMA
merasa sangat aneh. Setelah bertanya kepada para warga,
mereka baru tahu bahwa cemara tersebut merupakan hasil
penjelmaan yang dilakukan Ma Zu. Dalam novel Tianfei
Niangma Chuan () yang ditulis pada tahun
16021611 M, Ma Zu menolong para pelaut atas arahan
dan bimbingan dari Bodhisattva Avalokitesvara.
Dalam hikayat lain dikisahkan tentang Ma Zu
menaklukkan Yan Gong, siluman laut yang sering
mengganggu para pelaut. Setelah ditaklukkan Ma Zu, Yang
Gong masih belum menyerah total. Ia kemudian menjelma
menjadi seekor naga dan kembali menyerang Ma Zu.
Dengan kesaktian yang dimiliki Ma Zu, sang naga berhasil
diikat dengan tali gaib. Yang Gong akhirnya menyerah total
dan dinasihati Ma Zu untuk mengawasi makhluk halus di
perairan laut. Sejak itu, ia pun menjadi salah satu pengikut
Ma Zu.
Siluman lain yang ditaklukkan Ma Zu adalah penguasa
gunung Tao Hua, Qian Li YanSiluman Air yang memiliki
kesaktian mata seribu Li dan Shun Feng ErSiluman Emas
yang memiliki telinga sakti yang mampu mendengar suara
jarak jauh. Kedua siluman ini kemudian menjadi pengawal
khusus Ma Zu.
Ketika Ma Zu berusia 20 tahun, wilayah Putian
mengalami musim kering. Hujan tidak turun selama
beberapa bulan, tanaman menjadi layu, sumur kehabisan
air, bahkan banyak hewan dan manusia yang mati karena
kekeringan ini. Pejabat daerah Putian tahu akan kesaktian
Ma Zu, maka mereka memohon pertolongan dari beliau
untuk mendatangkan hujan. Ma Zu mengabulkan
permohonan ini dan setelah mengadakan upacara doa,
benar saja hujan turun dengan lebat. Dengan rasa suka cita,
penduduk wilayah Putian mengucap syukur dan terima
kasih atas jasa Ma Zu.
Pada usia 26 tahun di musim semi, terjadi hujan yang
turun selama berhari-hari. Akibatnya, bencana banjir
memporakporandakan bangunan rumah. Rakyat menjadi
hidup telantar dan menderita. Pejabat daerah pun
memohon pertolongan dari Ma Zu, namun Ma Zu berkata,
Kejadian ini diakibatkan oleh ulah manusia yang banyak
berbuat jahat, sehingga langit menjatuhkan hukumannya.
Saya akan mewakili jutaan rakyat untuk memohon
pengampunan dari langit. Ma Zu lalu mengadakan
upacara doa dan tidak lama kemudian awan pekat hitam
di langit secara berangsur-angsur berubah menjadi cerah.
Pada saat itu, ada seekor naga yang muncul dari dasar
laut dan terbang kembali ke langit. Mungkin langit telah
mendengar doa Ma Zu dan menarik kembali sang naga
yang menurunkan hujan.
Hari Kenaikan Ma Zu
Pada era kekaisaran Song Taizong (987 M), Ma Zu
menginjak usia 28 tahun. Bertepatan dengan perayaan
hari Chongyang yang jatuh pada tanggal 9 bulan ke-9
penanggalan Imlek, Ma Zu berkata kepada keluarganya,
Berhubung besok adalah hari Chongyang, saya
ingin mendaki gunung. Untuk itu, saya berpamitan
dulu dengan kalian. Salah satu kegiatan tradisi hari
Chongyang adalah menaiki daratan/tempat tinggi,
maka orang-orang menganggap keinginan Ma Zu
untuk mendaki gunung adalah kegiatan yang biasa,
tanpa merasa curiga terhadap maksud beliau. Keesokan
harinya, Ma Zu melakukan puja bakti dan melantunkan
kitab suci, setelah itu ia berkata kepada kakaknya, Hari
ini saya akan pergi ke atas gunung untuk mewujudkan
tekad, namun perjalanannya akan terasa jauh dan berat.
Saya hanya bisa pergi sendiri. Sang kakak lalu tertawa
sembari berkata, Pergilah sesuai kehendakmu, tidak
perlu banyak pertimbangan. Ma Zu lalu berpamitan
dengan keluarganya dan berangkat menuju ke arah
puncak gunung di Meizhou.
Setelah berada di atas puncak, tiba-tiba awan putih
turun menyambut, hanya dalam sekejap, Ma Zu yang
bertumpang pada awan putih melesat ke atas angkasa
dan terdengar alunan musik surgawi yang berangsur-
SINAR DHARMA / 45
46 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 46
angsur sirna di balik cahaya suci.
Seantero warga di Pulau Meizhou yang
menyaksikan kejadian ini merasa takjub
hingga tak terperikan. Sejak itu, Ma Zu
masih sering menampakkan diriNya,
seperti di atas gunung, di sekitar goa,
atau sedang duduk di atas awan, atau
di dalam mimpi seseorang. Ada juga
yang melihatnya mengenakan gaun
merah terbang di atas permukaan laut.
Ia sangat mencintai rakyat, memberi
pertolongan saat melihat ada orang
yang menderita. Karena itu, para warga
di Meizhou mendirikan kuil untuknya
dan memberi persembahan dengan
tulus. Dari generasi ke generasi, orang
yang datang untuk berdoa kepadanya
tidak pernah terputus. Ma Zu sering
menolong orang yang mengalami
bencana di tengah laut.
Setelah hari kenaikannya,
fenomena pertolongan yang beliau
berikan kepada para nelayan dan
pelaut masih cukup berpengaruh.
Berikut adalah beberapa kisah yang
tercatat dalam sejarah.
- Pada era Kekaisaran Kangxi tahun
ke-21, Dinasti Qing, Komandan Pasukan
Maritim Dinasti Qing, Jenderal Shi
Lang, mendapat titah untuk membawa
30.000 prajurit mendirikan pangkalan
di Ping Hai. Sambil menunggu cuaca
stabil, pasukan ini akan berlayar ke
Pulau Taiwan. Pada saat itu bertepatan
dengan musim kering, sehingga barak
tentara kekurangan air. Tidak jauh dari
Kelenteng Ma Zu di Ping Hai terdapat
sebuah sumur tua yang sudah
tidak kering dan tertimbun tanah.
Jenderal Shi Lang menyuruh orang
untuk menggali sumur tersebut. Saat
penggalian, dalam hati ia terus berdoa
kepada Ma Zu. Setelah penggalian
selesai, benar saja sumur tersebut
mengeluarkan air yang menyegarkan.
Sumur ini pun memberi kemudahan
yang bukan saja diperuntukkan
pasukannya, bahkan juga kepada
penduduk Ping Hai.
- Pada masa Dinasti Song, tahun
1155, terjadi wabah penyakit di
wilayah Xing Hua, tidak ada obat
penyembuhnya. Saat itu, warga dusun
Bai Hu diberi mimpi oleh Ma Zu. Ma Zu
berkata kepada mereka bahwa tidak
jauh dari laut, ada sebuah mata air di
bawah tanah. Dengan meminum air
tersebut, penyakit para warga akan
dapat sembuh. Keesokan harinya, para
warga berbondong-bondong menuju
ke lokasi yang ditunjuk, dan berupaya
menggali tanah untuk menemukan
mata air. Setelah mendapatkan air
tersebut, ternyata sungguh berkhasiat.
Kabar ini lalu menyebar, dan para
46 / SINAR DHARMA
warga berdatangan untuk mengambil
air, akhirnya wabah penyakit pun
berhasil diatasi. Mata air ini lalu diberi
nama Mata Air Suci.
- Pada masa Dinasti Song,
seseorang bernama Hong Botong
yang berasal dari Putian sedang
berlayar di laut. Tiba-tiba terjadi badai
angin yang nyaris menenggelamkan
kapalnya. Hong Botong langsung
berteriak minta pertolongan dari Sang
Dewi Laut. Dalam sekejap saja, badai
langsung reda. Hong Botong pun
selamat dari bencana.
- Pada masa Kekaisaran Daoguang,
Dinasti Qing (1826), ribuan kapal
pengangkut logistik di wilayah
Jiangnan diserang badai. Berkat
pertolongan dari Ma Zu, kapal yang
ditumpangi sekitar 20 hingga 30 ribu
penumpang semua terselamatkan.
Berbagai kisah pertolongan
Ma Zu masih terus mengiang di
telinga hingga zaman sekarang.
Semasa hidupnya, Ma Zu menolak
untuk menikah dan sepenuh hati
menjalankan misi kebajikan. Dengan
hati yang penuh welas asih, beliau
sangat dicintai warganya.
Pemujaan Ma Zu di Berbagai
Pelosok Dunia
Ma Zu yang secara harfah berarti
Bunda Leluhur memiliki beberapa
nama gelar kehormatan, seperti Tian
FeiPermaisuri Surgawi, Tian Hou
Ratu Surgawi, Tian Shang Sheng
MuBunda Suci Surgawi, dan Niang
MaSang Ibunda. Selama hampir
seribu tahun, Ma Zu menjadi objek
pemujaan dari kalangan nelayan,
pelaut, pedagang, hingga pelancong.
Sejak dahulu kala, pelayaran kapal
di tengah laut sering menghadapi
bahaya ombak dan badai dahsyat. Para
nelayan atau awak kapal tentu sangat
memerhatikan masalah keamanan.
Salah satu hal yang menjadi pegangan
mereka adalah pengharapan akan
perlindungan dari para dewa/dewi.
Sebelum keberangkatan kapal, akan
upacara persembahan dilakukan
untuk menghormat pada Sang Ratu
Surgawi sebagai doa keselamatan
dan kelancaran selama pelayaran. Di
dalam kapal juga dibuatkan altar Dewi
Ma Zu.
Pelaut terkenal pada masa Dinasti
Ming, Zheng He (Ceng Ho), yang
dikenal dengan sebutan Sanbao
Daren (Sam Po Tai Jin), tidak terlepas
dari kebiasaan ini. Tujuh kali Zheng
SINAR DHARMA / 47
48 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 48
SINAR DHARMA / 48 SINAR DHARMA / 48 48 / SINAR DHARMA
He memimpin armada besar yang terdiri dari puluhan
kapal, mengunjungi berbagai negeri Asia & Afrika. Setiap
akan memulai pelayarannya, Zheng He selalu memimpin
upacara sembahyang besar kepada Ma Zu untuk memohon
perlindungan akan keselamatan perjalanannya. Pada
pelayaran Zheng He yang ke-3 kali, yaitu pada tahun 1409
M (tahun ke-7 pemerintahan Kaisar Yong Le dari Dinasti
Ming), atas perintah Kaisar, Zheng He menyempatkan diri
bersembahyang di kelenteng Ma Zu di pulau Mei Zhou.
Sebuah prasasti peninggalan Zheng He yang terdapat
di Zhang Le, propinsi Fujian, secara teliti menyebutkan
bahwa keselamatan perjalanan Zheng He sampai berhasil
menyelesaikan tugas melakukan kunjungan muhibah ke
manca negara sampai tujuh kali, adalah berkat kemukjizatan
& perlindungan Tian Shang Sheng Mu. Gelar Tian Fei
dianugerahkan kepada Ma Zu pada masa pemerintahan
Kaisar Kubilai Khan yang beragama Buddha (murid Chogyal
Phagpa sesepuh aliran Sakyapa) zaman Dinasti Yuan.
Gelar Tianshang Shengmu diberikan oleh Kaisar
Kangxi semasa Dinasti Qing yang juga beragama Buddha
(murid tradisi Gelugpa) pada tahun 1680 M. Dan terakhir
gelar Tian Hou lagi-lagi diberikan oleh raja Buddhis
Qianlong (murid tradisi Gelugpa) semasa Dinasti Qing pada
tahun 1737.
Terkecuali wilayah Tibet, Xinjiang, dan Qinghai, pemujaan
Ma Zu tersebar di sepanjang garis pantai Tiongkok. Kitab
Ma Zu Gong Ji Cheng mengumpulkan data tentang kuil Ma
Zu di 30 propinsi yang meliputi 500 kabupaten (termasuk
Macau dan Hongkong). Di Taiwan saja, menurut data sensus,
hingga kini Kelenteng Ma Zu yang bertebaran di atas Pulau
Formosa ini sudah melampaui 900 unit. Kelenteng Ma
Zu tertua di Taiwan terdapat di kota Magong, Kepulauan
Penghu. Sedangkan yang paling ramai dikunjungi adalah
yang berlokasi di Beigang.
Dengan semakin pesatnya perkembangan transportasi
laut dari masa Dinasti Yuan, Ming, hingga Qing, dan semakin
meningkatnya ketertarikan orang Tiongkok mengarungi
lautan luas untuk merambah berbagai pelosok dunia,
maka di bawah perlindungan Ma Zu, di mana pun negeri
baru yang mereka pijak, kuil Ma Zu pun akan turut menjadi
tonggak sejarah dan objek penghormatan mereka, yang
tentu juga sebagai wujud syukur.
Di Kepulauan Ryukyu Lama, Jepang, kuil Ma Zu didirikan
pada masa Dinasti Ming (abad-14 M). Ada 3 kuil Ma Zu yang
tersebar di Kep. Ryukyu Lama, yaitu di Kamemura, Pulau
Kumejima, dan kota Nara.Di salah satu kota kecil di Jepang,
yaitu Sui Hu, Ma Zu telah dimasukkan ke dalam jajaran
Dewata Jepang, & dihormati di kuil utama kota itu. Di
Jepang terdapat tak kurang dari 100 buah kuil Ma Zu.
Nguyen Ngoc Tho dalam karyanya Goddess Beliefs in
the Chinese Lingnan Artea mencatat, Di Buddhisme, kasus
hubungan Mazu dan Buddhis Avalokitesvara yang terkenal
sangatlah lengkap dan popular namun orang-orang gagal
mengenalinya. Maka dari itu kelenteng Mazu juga adalah
48 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 49 49 / SINAR DHARMA
vihara Avalokitesvara, karena kedua rupangnya dapat
ditemukan (di satu tempat ibadah). Di Indonesia sendiri
adalah contoh nyatanya. Jika kita melihat kelenteng
kelenteng Ma Zu di tanah air seperti Hok An Kiong, Hwie
Ing Kiong, Tjoe Tik Kiong, dan lain sebagainya, ditemukan
aula Ma Zu dan aula Avalokitesvara dalam posisi depan-
belakang. Di kelenteng utama Mazu di Meizhou juga
terdapat aula Avalokitesvara. Suatu hal yang umum pada
periode dinasti Ming dan Qing untuk membuat aula
Avalokitesvara sebagai aula pendukung utama kelenteng
Mazu.
Di Indonesia, setiap tahun beberapa kelenteng di
berbagai wilayah di Nusantara mengadakan upacara
kirab rupang Sang Bunda Leluhur. Di Gorontalo, Sulawesi,
misalnya, kirab dilakukan di sekitar pantai Gorontalo
yang diadakan oleh Kelenteng Hong San Bio (Yayasan
Tanjung Naga). Hal serupa juga diadakan oleh Kelenteng
Hok An Kiong, Surabaya. Kemudian di Desa Dasun
Lasem, Rembang, pernah juga diadakan kirab akbar
oleh Kelenteng Tjoe Hwie Kiong (Yayasan Dwi Kumala
Rembang), dan dihadiri 44 kelenteng tamu dari luar
Rembang, bahkan termasuk dari Tay Seng Bio, Menado.
Pada tahun 2012 giliran Hwie Ing Kiong Madiun yang
mengadakan kirab perdana.
Bodhisattva Ma Zu dan Buddhisme
Mazu herself is, strictly speaking, neither a Daoist deity,
nor a Buddhist bodhisattva. Her origins are folklore-derived
although she is linked to Buddhism in many ways.
(The Cult and Festival of the Goddess of the Sea, Szan
Tan)
Ma Zu tidak ditemukan dalam teks kanonik
Buddhisme. Dalam sejarah perkembangan Mahayana
di Tiongkok, ada beberapa kitab yang secara khusus
mencatat sejarah tokoh-tokoh Buddhis, baik bhiksu,
bhiksuni, maupun upasaka dan upasika. Kitab-kitab
tersebut telah dimasukkan ke dalam koleksi Mahapitaka,
namun tidak ada satu pun di antaranya yang pernah
memasukkan Ma Zu sebagai bagian dari fgur Buddhis.
Dalam buku Quan Xiang Zhong Guo San Bai Shen (300
Tokoh Dewata Tiongkok) karya Ma Shutian, Ma Zu
digolongkan sebagai dewata kepercayaan masyarakat.
Sesungguhnya pada awalnya Ma Zu bukan bagian dari
golongan keagamaan mana pun. Kisah pertolongannya
hanyalah wujud kepeduliannya terhadap keselamatan
warga lokal. Sesuai dengan budaya Tionghoa yang
selalu mendirikan kuil untuk mengenang tokoh pujaan
mereka, maka Ma Zu menjadi salah satu objek pemujaan
masyarakat. Namun bentuk pemujaan masyarakat
Tiongkok pada umumnya menyatu dengan agama
lokal seperti Taoisme dan Konfusianisme, maka secara
berangsur-angsur Ma Zu menjadi bagian tak terpisahkan
dengan Taoisme. Terlebih lagi jika dilihat dari berbagai
kelenteng Ma Zu yang berciri khas Taoismeyang bisa
SINAR DHARMA / 49
dilihat bentuk persembahan dan ritual kirab yang diadakan
setiap tahun, maka tak pelak lagi, Ma Zu lebih banyak
dianggap berkiblat ke Taoisme, apalagi dalam salah satu
kisah kehidupannya, Ma Zu berguru dengan pendeta Taois.
Dalam penyusunan kanon Taoisme pada masa Dinasti Ming,
dengan adanya kitab Taishang Laojun Shuo Tianfei Jiuku
Lingyan Jing (Dewa Taishang Laojun Membabarkan tentang
Keajaiban Pertolongan Sang Permaisuri Surgawi -
), secara jelas telah memasukkan Ma Zu
sebagai bagian dari dewata Taoisme.
Meskipun demikian, Ma Zu juga memiliki peran yang tak
terpisahkan dengan Buddhisme. Menurut Chai Xiang Hui,
hubungan Ma Zu dengan agama Buddha dapat dilihat dari
poin-poin berikut ini : Kitab Tian Fei Xian Sheng Lu (
) disusun pada masa Dinasti Ming oleh Lin Yaoyu (1589)
dan Lin Linchang (1670 M) keturunan keluarga Lin (marga
keluarga Mazu / Moniang). Hingga pada masa Kekaisaran
Kangxi tahun ke-16 hingga 19, kitab ini selesai disusun dan
dicetak. Ini merupakan kitab referensi utama tentang sejarah
Ma Zu. Dalam daftar isi kitab tersebut tertulis, Kepala Bhiksu
Zhao Cheng bertekad mencetak dan menyebarluaskannya,
muridnya, Bhiksu Pu Ri, dan cucu muridnya, Tong Jun,
merevisi ulang. Menurut kitab sejarah Putianxian Zhi
(Catatan tentang Kabupaten Putian), pada era Kangxi
tahun ke-20 (1681 M), Bhiksu Zhao Cheng merenovasi
Vihara Jiufeng di Putian. Padahal Bhiksu Zhao Cheng juga
merupakan kepala Kelenteng Tian Hou Gong. Dari sini
mencerminkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
pemujaan Ma Zu dengan praktisi Buddhis. Vihara Jiufeng
adalah sebuah vihara yang dibangun oleh Bhiksu Ben Ji
(840-901) dari tradisi Chan sub-aliran Chaodong. Namun
berhubung Zhao Cheng dan murid beserta cucu muridnya
memiliki nama tahbis yang setingkat dengan nama tahbis
dari silsilah yang diteruskan melalui Bhiksu Zhi Guan dari
tradisi Chan aliran Linji, maka Kelenteng Ma Zu Tian Hou
Gong di Meizhou merupakan kelenteng yang dilindungi
oleh bhiksu-bhiksu dari aliran Linji. Namun, sehubungan
dengan Ma Zu hidup pada masa-masa ketika Kaisar Zhou
Shizong yang anti agama Buddha hingga pada masa-
masa ketika Kaisar Song yang berusaha meng-Taoisasi
agama Buddha, maka sedikit banyak kekuasaan kerajaan
memberi pengaruh pada kuil-kuil Ma Zu.
Jika dilihat dari sisi kaitannya dengan Bodhisatva
Avalokitesvara, kitab Tian Hou Xian Sheng Lu secara jelas
menyatakan bahwa Ma Zu adalah emanasi dari Guanyin
PusaBodhisattva Avalokitesvara. Hubungan emanasi
Avalokitesvara Ma Zu ini sudah dikenali dan terasimilasi
sejak zaman Dinasti Yuan (1271 1368 M) yaitu masa-masa
awal pemujaan Sang Dewi. Kitab yang berasal dari dinasti
Yuan yaitu Shengdun Shunji Zumiao Xinjian Fanli Dianji (
) tahun 1321 M adalah referensi
paling awal tentang Mazu dan Guanyin di mana Mazu
disebut sebagai yaitu Mazu
adalah tubuh transformasi (nirmanakaya) dari Mahasattva
Potalaka (Avalokitesvara). Kisah ibu Ma Zu bermimpi
tentang pertemuannya dengan Guanyin lalu mengandung
sang calon bayiMa Zu, sudah menjadi bagian dari kisah
50 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 51
SINAR DHARMA / 51
riwayat hidupnya. Di samping itu, keluarga Ma Zu sendiri
adalah pemuja Guanyin. Sejak kecil, Ma Zu telah diajari
tentang kitab suci agama Buddha, terutama kitab Guanyin
Jing yang merupakan bagian dari Saddharmapundarika
Sutra. Hubungan ini juga diceritakan dalam kitab (
) Sanjiao Yuanliu Soushen Daquan (1864-1927
M) yang mengatakan bahwa kelahiran Mazu adalah berkah
dari Nanhai Guanyin. Uniknya, Mazu juga mendapat gelar
Nanhai Nushen atau Dewi Laut Selatan.
Di kelenteng Mazu terbesar di Taiwan yaitu Dajia
Zhenlan, doa-doa yang dibacakan mengadaptasi
Mahakarunacitta Dharani Sutra dan Ma Zu diberi gelar
Bodhisattva dalam doa-doa mereka. Di seluruh dunia telah
tersebar luas mantra-mantra siddham Sansekerta dari Mazu
yang berjudul Tian Shang Sheng Mu Cheng Dao Zhen Ya (
), seperti contohnya Om ksana-ryara hum
tajjanma svaha.
Di Jepang, Ma Zu secara umum juga dikenali sebagai
Bodhisattva. Sebutan beliau di Jepang adalah Maso Bosatsu
yang berarti Bodhisattva Ma Zu. Misionaris Perancis Pierre
Leturdu pada tahun 1846 mencatat kisah Ma Zu yang
didengarnya dari bhiksu-bhiksu di Vihara Seigen-ji. Dalam
kisah tersebut, Lin Mo Niang diganti namanya menjadi Busa
yang berarti Bodhisattva. Bhiksu Jepang bernama Taichu
dari sekte Jodo (Sukhavati) mencatat pada awal abad 17
M, sebutan Bodhisattva busatsu sangat umum di warga
Kumemura. Aula Ma Zu di Jepang juga disebut sebagai Bosa-
do (aula Bodhisattva). Beberapa contohnya adalah aula
Bosa-do di Kumejima tahun 1756 yang didirikan oleh raja
Shoboku dan para perantau Tionghoa untuk menyatakan
terima kasih pada Ma Zu, lalu juga aula Bosa-do di vihara-
vihara aliran Obaku Zen , salah satunya Vihara Shofuku-ji.
Dalam dokumen periode Edo yang disimpan di vihara Kozo,
Maso atau Tenpi-gami (Tianfei Shen) dipuja dengan nama
nijusanya-shotai (wujud sejati dari malam ke-23) yang tak
lain adalah emanasi Mahasthamaprapta Bodhisattva.
Ada beberapa pendapat yang menyimpulkan bahwa
Guanyin yang dikaitkan dengan Ma Zu sudah berbeda
dengan Guanyin dalam Buddhisme. Proses asimilasi dan
akulturasi budaya telah membuat beberapa fgur pemujaan
Buddhisme menjadi bagian dari objek pemujaan Taoisme,
yang pada akhirnya membuat posisi fgur tersebut bergeser
karena perbedaan defnisi akan tingkat pencapaian mereka.
Pada sisi lain, ada beberapa Kelenteng Ma Zu yang dikepalai
oleh Bhiksu Sangha. Tetapi fenomena yang memperlihatkan
percampuran Taoisme dan Buddhisme ini tentu tidak
diakui secara resmi oleh Sangha Buddhis. Namun, dalam
perbedaan tersebut bukan berarti terjadi pertentangan.
Pada aspek tertentu, sebenarnya jika ditelusuri dari konsep
Mahayana, penjelmaan para Buddha dan Bodhisatva
dalam wujud golongan lain yang walaupun sebagai fgur
pemujaan non-Buddhis, hal ini memang merupakan salah
satu bagian flosofnya. Jadi ketika terjadi asimilasi antara
objek pemujaan agama Buddha dengan agama lainnya
seperti kasus di atas, bukan karena sesuatu yang dipaksakan,
SINAR DHARMA / 51
52 / SINAR DHARMA
atau disengaja agar terjalin toleransi. Justru sikap
persamaan ini mengalir secara alami dari dasar pandangan
agama Buddha itu sendiri. Ini dapat kita lihat dalam kitab
Shurangama Sutra dan Saddharmapundarika Sutra, yang
mana menyebutkan, Avalokitesvara akan menjelma dalam
wujud apa saja demi membimbing makhluk tersebut. Bila
makhluk tersebut dapat dibimbing melalui wujud seorang
Buddha, maka Avalokitesvara akan menjelma dalam wujud
Buddha untuk membimbingnya. Bila makhluk tersebut
dapat dibimbing melalui wujud seorang Bodhisatva,
Arahat, Bhiksu, Bhiksuni, Raja, Menteri,Dewa Brahma,
Dewa Sakra, Dewa Isvara, Naga, Yaksa, Asura, Mahoraga,
Garuda, Kinnara, dll, maka Avalokitesvara akan muncul
dalam wujud-wujud tersebut untuk mengajarkan Dharma
kepadanya. Dalam kepercayaan masyarakat pun muncul
satu sutra yang berjudul Mahasattva Avalokitesvara
membabarkan Sutra Tianfei Niangniang / Guanyin Dashi
Shuo Tianfei Niangniang Jing ().
Melalui prinsip ini, maka Ma Zu sebagai jelmaan/emanasi
dari Guanyin baik Guanyin dalam konteks Taoisme
maupun Buddhisme, dalam pandangan Buddhisme,
ini merupakan suatu cara praktis seorang Bodhisattva
menjalin jodoh karma baik dengan para makhluk, dan juga
merupakan ekspresi dari welas asih yang menembus batas
suku, ras, dan label agama.
Referensi:
Penulis : Wakil Profesor Chai
Xiang Hui, National Open University, Taiwan.
On the links between Busa (Maso) and onari-gami, An
examination of some Chinese infuences on Rykyan
culture oleh Patrick Beillevaire
The Cult and Festival of the Goddess of the Sea A
Maiden Encounter with Mazu oleh Szan Tan
The Encyclopedia of Taoism, Volume 1 Oleh Fabrizio
Pregadio
Goddess Beliefs in the Chinese Lingnan Area oleh
Nguyen Ngoc Tho, Harvard Yenching Institute
Religion at the Corner of Bliss and Nirvana: Politics,
Identity, and Faith Oleh Lois Ann Lorentzen
Macau: A Cultural Janus Oleh Christina Miu Bing Cheng
The belief in Sea Goddess and the minglement among
Confucianism oleh Xie Chongguang (Scientifc Research
Institute, Shantou University)
,
http://www.mz-mazu.org.cn
http://baike.baidu.com/view/111651.htm
http://zhidao.baidu.com/question/89093986.html
http://tieba.baidu.com/p/1328870383
http://bacasayasaja.blogspot.com/2011/03/arak-
arakan-dewi-laut.html
http://www.houlong-Ma Zu.tw/01_Ma Zu-A.html
http: //j i ndeyuan. org/ma- co- dewi - pel i ndung-
pelayaran-5/index.htm
Sun Simiao adalah tokoh besar dalam ilmu pengobatan tradisional Tiongkok yang
hidup dalam era dua dinasti Sui dan Tang. Dikenal sebagai seorang ahli medis yang
reputasinya telah menyebar sampai ke dunia kedokteran luar negeri. Begitu besarnya
reputasi beliau dalam ilmu pengobatan, hingga dijuluki sebagai Raja Obat, bahkan ada yang
menjuluki sebagai Dewa Pengobatan. Beliau juga dianggap sebagai pendeta Taois, meski
demikian, tabib yang hidup dalam zaman kejayaan Agama Buddha di Tiongkok ini memiliki
pemikiran yang tidak terlepas dari pengaruh ajaran Buddha, dikenal sebagai Penggemar
Kitab Suci Agama Buddha, dengan salah satu kitab yang sangat disukai adalah
Avatamsaka Sutra.
Sun Simiao (541 ~ 682 M)
SINAR DHARMA / 53
54 / SINAR DHARMA
Sun Simiao lahir di Jingzhao, Huayuan (kini wilayah
Kabupaten Yao, Propinsi Shaanxi). Mengenai tahun
kelahirannya, kitab Xin Tang Shu sebuah kitab sejarah
tentang Dinasti Tang karya Ouyang Xiu mencatat angka
tahun 541 M dan wafat pada tahun 682 M. Informasi ini juga
bersumber dari kitab sejarah, Jiu Tang Shu. Dari angka tahun
tersebut, terlihat usia Sun Simiao mencapai 141 tahun. Usia
yang cukup mencengangkan tentunya. Namun catatan ini
bukan tanpa alasan. Salah satu muridnya, Lu Zhaolin yang
juga terkenal sebagai salah satu dari 4 tokoh pujangga besar
Dinasti Tang Awal pernah suatu ketika bertanya tentang
berapa usia Sun Simiao. Saat itu Sun Simiao mengatakan
usianya 93 tahun. Lu Zhaolin tidak percaya, lalu pergi
menyelidikinya. Dari informasi yang dihimpunnya, bahkan
ditemukan banyak orang mengatakan bahwa Sun Simiao
telah berusia di atas 100 tahun. Bahkan Perdana Menteri
Weizhen saat bertugas mengumpulkan data sejarah Dinasti
Sui sering meminta informasi sejarah dari Sun Simiao yang
menceritakan peristiwa-peristiwa sejarah yang beliau amati
secara langsung hingga dari masa Dinasti Zhou Utara,
sebuah zaman sebelum Dinasti Tang dan Sui.
Mengenai masa kecil Sun Simiao, sejak masa kecil
sudah menampakkan kecerdasannya. Pada usia 7 tahun,
sudah mampu mengingat sekaligus menulis 1.000 aksara
Tionghoa. Selain itu, Sun Simiao muda juga menguasai
berbagai aliran flsafat pada masa itu, terutama ajaran
Laozi, Zhuangzi, dan agama Buddha.
Akan tetapi, masa mudanya dilalui dengan penuh
rintangan, terutama faktor fsik lemah dan sakit-sakitan.
Berobat ke mana-mana namun tidak ada satu pun yang
mampu menyembuhkannya. Sementara itu, kekayaan
keluarganya hampir terkuras habis hanya untuk
membayar biaya obat yang tak membawa hasil sama
sekali. Dia mulai mempelajari sendiri kitab pengobatan,
seperti Kitab Herbal Shen Nong, Huang Di Shu Wen, Kitab
Penyakit Panas Dalam dari Zhang Zhongjin, dan lain-
lain. Selain itu, dia juga belajar mengdiagnosa penyakit
melalui detak urat nadi dan meracik obat. Intinya, dia
belajar ilmu pengobatan ini untuk mengobati dirinya
sendiri. Apakah Sun Simiao berhasil menyembuhkan
dirinya sendiri, tidak diketahui secara jelas. Namun ada
sebuah kisah lain tentang bagaimana kesembuhannya
dari kelemahan fsik yang dideritanya. Dikatakan, hingga
pada suatu ketika, sakit Sun Simiao semakin berat dan
terbaring lemah di atas ranjang. Ibunya sendiri juga telah
putus harapan dan berpikir bahwa seandainya anaknya
mati, dia akan segera bunuh diri untuk menemani sang
anak. Di tengah-tengah rasa kecewa, ternyata muncul
seberkas cahaya harapan. Saat itu, tiba-tiba ada seorang
kakek tua yang entah dari mana mendatangi rumahnya
dan berkata kepada Ibu Sun, Hanya tersisa satu bungkus
obat, segeralah digodok untuk diminum anak Anda.
Melihat kebaikan sang kakek, Sum Simiao sekejap muncul
semangat hidup dan beranjak dari tempat tidurnya
untuk memberi hormat. Setelah sang kakek pergi, Ibu
Sun segera menggodok obatnya. Ketika obat itu siap
diminum, tiba-tiba seorang tetangga menerobos masuk
ke rumahnya sambil menangis dan berkata, Tolong Ibu
Sun, anak saya tidak sadarkan diri! Melihat kepanikan
ibu itu, Sun Simiao berusaha menenangkannya dengan
berkata, Jangan panik Bu, kebetulan kami ada satu
mangkok obat, bawalah untuk diminumkan kepada anak
Anda. Ibu Sun Sumiao mendengar anaknya terlanjur
berbicara demikian, dia pun menjadi sedikit malu untuk
menolaknya mengingat obat itu hanya tinggal satu-
satunya saja. Akan tetapi, sang tetangga juga sedikit
merasa segan, maka dia pun membagi obat tersebut
menjadi dua porsi. Satu resep obat tersebut akhirnya
berhasil menyelamatkan dua orang anak.
Kembali pada pembelajarannya secara otodidak,
seperti pepatah mengatakan, Sakit dalam waktu
panjang menjadikan diri sendiri sebagai dokter. Dari
sini, Sun Simiao mulai dikenal hingga ke kota Chang
An. Sebagai seorang yang pernah menderita sakit yang
berkepanjangan, Sun Simiao dapat merasakan juga
54 / SINAR DHARMA
55 / SINAR DHARMA
bagaimana menderitanya orang lain yang jatuh sakit. Hal
inilah yang mendorongnya untuk memiliki tekad yang kuat
agar bisa menguasai ilmu pengobatan mewujudkan cita-
cita menolong orang yang menderita.
Sun Simiao belajar ilmu pengobatan di Gunung Taipai.
Gunung ini terkenal dengan hutan gunung yang banyak
tumbuh tanaman herbal. Di gunung tersebut, selain belajar
ilmu pengobatan, dia juga bertapa dan mendalami flsafat.
Mengenai siapa guru Sun Simiao, hingga sekarang tidak
diketahui secara pasti. Mungkin saja karena reputasi Sun
Simiao yang begitu kesohor telah menenggelamkan
nama sang guru.
Sun Simiao dikenal sebagai orang yang tidak silau
dengan harta dan popularitas. Hal ini dapat dilihat dari
seringnya ditawari sebagai pejabat kerajaan namun selalu
ditolaknya. Salah satu tokoh yang tertarik dengan Sun
Simiao adalah Yangjian yang kemudian naik takhta
sebagai Kaisar Sui Wendi. Yangjian mengenal nama Sun
Simiao dari mertuanya, Dugu Xin. Sejak Sun Simiao masih
belia, Dugu Xin telah mengenalnya, bahkan tahu bahwa dia
adalah anak yang cerdas. Dugu Xin pernah menyebut Sun
Simiao sebagai anak suci. Namun, Dugu Xin tahu bahwa
Sun Simiao adalah orang yang tidak mudah direkrut.
Meski demikian, dia tetap berharap Yangjian dapat
mengangkatnya sebagai guru besar sekolah kerajaan. Sun
Simiao menolak dengan alasan kesehatan, namun secara
diam-diam berkata kepada sepupunya, Lima puluh tahun
lagi akan muncul seorang pemimpin besar. Tunggu sampai
saat itu, aku akan berdedikasi bagi masyarakat.
Sebagaimana telah diprediksi Sun Simiao, sekitar
50 tahun kemudian, muncul seorang pemimpin besar,
yaitu Li Shiming. Setelah naik takhta sebagai Kaisar Tang
Taizong, Li Shiming juga menaruh perhatian yang besar
pada kebijakan di bidang kesehatan. Sebab itu, kerajaan
memiliki pusat penelitian obat. Saat itu, Sun Simiao yang
telah berusia 70 tahun sudah menjadi tabib sepuh yang
sangat dihormati. Hanya saja, dia tidak tertarik dengan
institusi formal. Sun Simiao mengkritisi tabib-tabib
masa itu yang hanya tahu mengdiagnosa penyakit dan
membuka resep, tetapi tidak memerhatikan pentingnya
memahami masa-masa pemetikan tanaman obat dan
lokasi pertumbuhan obat, serta jangka waktu obat yang
disimpan, sedang semua ini sangat memengaruhi kualitas
obat. Menurutnya, kebanyakan penyakit yang tidak
sembuh disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi
pada obatnya. Meski Sun Simiao sudah cukup dikenal,
tetapi Tang Taizong tidak begitu saja mempercayai
reputasinya tanpa melihatnya langsung. Hingga pada
suatu ketika, permaisuri Tang Taizong mengalami masalah
pada kandungannya. Sang permaisuri telah hamil 10
bulan, tetapi belum ada tanda-tanda ingin melahirkan.
Tabib kerajaan juga tidak mampu memecahkan masalah
ini. Karena tidak ada cara lain, maka Kaisar mengundang
Sun Simiao untuk memeriksa kondisi permaisuri. Ketika
bertemu dengan Sun Simiao, kaisar tercengang dan
berkata, Usia Anda sudah begitu tua, tetapi masih tampak
sangat muda. Saya sering mendengar bahwa Sun Simiao
SINAR DHARMA / 55
56 / SINAR DHARMA
adalah praktisi ulung, ini sungguh bukan
kabar angin belaka.
Jika Sun Simiao berhasil membuat
permaisuri melahirkan, tentu hal ini akan
menjatuhkan reputasi para tabib kerajaan.
Maka, para tabib kerajaan sengaja membuat
peraturan bahwa tabib luar tidak boleh
bersentuhan langsung dengan permaisuri.
Jadi, permaisuri hanya boleh diperiksa di
balik tirai. Lantas, bagaimana memeriksa
urat nadi jika tidak boleh disentuh? Bagi
Sun Simiao, itu bukan masalah. Sun Simiao
menyuruh pelayan untuk mengikatkan
benang sutra ke tangan permaisuri lalu
memeriksanya dengan memegang ujung
lain dari benang tersebut. Konon, para
tabib kerajaan masih tidak mau menyerah.
Mereka menyuruh pelayan secara diam-
diam mengikatkan benang ke benda
lain. Ketika memeriksanya, Sun Simiao
tahu bahwa benang tersebut pasti telah
dipindahkan dari tangan permaisuri.
Kepiawaian tersebut membuat para tabib
kerajaan tak bisa berbuat apa-apa. Jadi, Sun
Simiao dapat melanjutkan pemeriksaannya.
Setelah mengetahui kondisi permaisuri, dia
langsung mengambil tindakan pengobatan,
hanya dalam sekejap permaisuri melahirkan
bayi yang sehat. Kaisar sangat kagum
dengan keahlian Sun Simiao, maka segera
menitahkan untuk memberi jabatan
kepada Sun Simiao. Akan tetapi, Sun Simiao
menolaknya. Sun Simiao merasa lebih
nyaman menjadi tabib bagi masyarakat.
Setelah Kaisar Tang Taizong wafat,
pada tahun 659, Kaisar Tang Gaozong
mengundang Sun Simiao dan ingin
memberi jabatan kepada beliau, tetapi
lagi-lagi Sun Simiao menolaknya.
Sun Simiao memiliki kitab pengobatan
yang disusunnya sendiri, yaitu Qian Jin Yao
Fang dan Qian Jin Yi Fang masing-masing
30 bab. Kitab ini memuat 5.300 resep
obat yang telah diuji secara klinis dan
dibagi ke dalam 232 kategori penyakit.
Metode pembagian kategorinya sangat
mendekati ilmu medis modern. Dalam
pembagiannya, Sun Simiao menempatkan
kategori kesehatan wanita dan anak
di atas kategori lainnya. Sun Simiao
menjajagi cara pengobatan serta berbagai
penyakit wanita secara mandiri, termasuk
kesehatan di masa hamil, perawatan
setelah bersalin, cara merawat bayi yang
baru lahir serta bagaimana agar tidak
terhalang waktu melahirkan (protracted
labor) dan sulit melahirkan (dystocia), ini
56 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 57 57 / SINAR DHARMA
adalah metode yang langka sekali dalam kondisi masyarakat
saat itu. Kitab ini juga menyinggung resep untuk mengobati
penyakit-penyakit seperti: kusta, disentri, diabetes, koreng,
bisul (radang jaringan sel di bawah kulit), TBC, kelenjar limpa,
guiter (gondok), penyakit kulit, anuria (kencing tersumbat)
serta buta ayam dan sebagainya.
Menghidupkan Orang Mati
Suatu ketika, Sun Simiao berkelana ke kota Chang An
untuk menjalankan profesinya. Dalam perjalanan, tiba-tiba
dia melihat iring-iringan orang yang sedang menggotong
sebuah peti mati menuju ke tempat pemakaman. Dari peti
mati tersebut terlihat ada darah segar yang menetes keluar.
Saat menyaksikan pemandangan ini, Sun Simiao merasa ada
yang tidak beres, maka segera bertanya kepada seorang
nenek yang tampak sedih dalam iring-iringan tersebut.
Nenek tersebut lalu berkata, Ini adalah anak perempuan saya
yang meninggal hampir satu hari saat mengalami kesulitan
melahirkan. Setelah mendengar penjelasan itu, Sun Simiao
lalu berpikir bahwa korban mati karena sulit melahirkan, jika
benar telah meninggal hampir satu hari, tidak seharusnya
masih mengeluarkan darah segar lagi. Dia lalu menyimpulkan
bahwa korban belum benar-benar meninggal dan segera
meminta untuk membuka peti mati.

Wajah korban memang sudah tampak pucat pasi
tak berbeda dengan orang yang telah mati. Sun Simiao
memeriksa detak nadi, dan mendapati masih ada nadi yang
berdetak sangat halus. Dia segera menentukan titik akupuntur
dan menancapkan satu jarum ke tubuh korban. Lalu ia
mengeluarkan obat yang telah dibawanya dan diminumkan
ke korban. Dalam sekejap, korban yang meninggal segera
sadar kembali, bahkan melahirkan anak bayi dengan selamat.
Seorang ibu yang hampir akan masuk ke liang lahat tiba-tiba
dihidupkan kembali oleh Sun Simiao, bahkan dikatakan
bahwa satu jarum Sun Simiao telah menghidupkan dua
nyawa, maka orang-orang menyanjungnya sebagai tabib
sakti yang telah menghidupkan orang mati.
Bertemu Raja Naga
Sebagai tokoh yang dipuja, berbagai kisah legenda
tentang Sun Simiao bermunculan di masyarakat. Di antaranya
adalah pertemuannya dengan Raja Naga. Alkisah sebelum
Sun Simiao mencapai tingkat kedewaan karena sering
melatih diri di Gunung Taipai dia melihat penduduk desa
sedang memukul seekor ular. Dengan segera, Sun Simiao
menolong ular tersebut dan melepaskannya ke sungai.
Tidak berapa lama kemudian, ketika sedang bermeditasi,
muncul seseorang berpakaian warna hijau mengundangnya
ke suatu tempat. Sun Simiao mengikuti orang tersebut dan
tiba di suatu tempat yang sering diceritakan orang-orang,
yaitu Istana Kristal. Pemilik istana yang ternyata adalah Raja
Naga keluar menyambut Sun Simiao dan menjamunya
dengan baik. Raja Naga berkata, Anak saya kemarin bermain
di luar, jika bukan Anda yang menolongnya, mungkin
nyawanya dalam bahaya.
SINAR DHARMA / 57
58 / SINAR DHARMA
Setelah selesai menjamu Sun Simiao, Raja Naga lalu
menghadiahkan berbagai permata kepadanya sebagai tanda
terima kasih. Sun Simiao menolaknya dan berkata, Saya dengar
bahwa Istana Naga banyak menyimpan resep obat. Jika saya
diberikan resep tersebut untuk menolong orang, nilainya jauh
lebih berharga daripada permata. Raja lalu menyodorkan kitab
36 Resep Yuji kepada Sun Simiao. Setelah mendapatkan resep
tersebut, ilmu pengobatan Sun Simiao mengalami tingkat
kemajuan yang pesat. Resep obat tersebut pun disisipkan dalam
kitab Qian Jin Yao Fang.
Raja Obat
Saat menjelang wafat, Sun Simiao berpesan kepada keluarganya
untuk menguburnya dengan upacara yang sederhana, tidak
memasukkan pernik-pernik upacara kematian, dan tidak boleh
melakukan upacara mengorbankan makhluk hidup. Sebagai
penghormatan, tempat tinggal terakhir Sun Simiao di Gunung
Wutai, kini wilayah Kabupaten Yao, Propinsi Shaanxi diganti nama
menjadi Gunung Yaowang (Raja Obat). Setiap tanggal 2 bulan ke-
2 penanggalan imlek, Gunung Yaowang selalu ramai dikunjungi
untuk memuja Sun Simiao di Klenteng Yaowang.
Di Taiwan, juga terdapat Kelenteng Yaowang dan menjuluki
Sun Simiao sebagai Dewa Tabib Sun. Setiap tanggal 4 bulan
pertama penanggalan imlek selalu diadakan upacara peringatan
kelahiran Sun Simiao.
Pengaruh Agama Buddha terhadap Sun Simiao
Sun Simiao hidup antara masa Dinasti Sui dan Tang masa
agama Buddha berkembang sangat pesat. Tentu, pemikirannya
tidak luput dari pengaruh ajaran Buddha. Apalagi Sun Simiao
menjalin hubungan akrab dengan Bhiksu Daoxuan, pendiri
mazhab Vinaya di Tiongkok. Berikut adalah beberapa poin tentang
pengaruh ajaran Buddha terhadap Sun Simiao:
1. Sun Simiao memiliki pemahaman yang dalam tentang
ajaran Buddha.
Sun Simiao menguasai prinsip ajaran Buddha dengan
cukup baik. Pengaruh ini tidak hanya menjadikannya sebagai
Penggemar Sutra Buddha sebagaimana yang terkutip dalam
kitab Tang Shu Riwayat Sun Simiao. Sun Simiao menjalin
hubungan akrab dengan beberapa bhiksu agung, bahkan juga
terkenal memraktikkan ajaran welas asih. Kitab Riwayat Bhiksu
Agung mengatakan, Sun Simiao menyepi ke Gunung Zhongnan
dan menjalin hubungan dekat dengan Bhiksu Daoxuan, sesepuh
mazhab Vinaya. Mereka sering berdiskusi bersama, setiap diskusi
berlangsung cukup lama.
Banyak kitab komentar dan sejarah agama Buddha Tiongkok
mencatat kisah bahwa Sun Simiao pernah menyalin Avatamsaka
Sutra sebanyak 750 eksemplar. Kaisar Tang Taizong juga pernah
meminta pendapat kepada Sun Simiao tentang kitab besar apa
yang patut dipelajari, Sun Simiao mengatakan, Avatamsaka
Sutra adalah kitab besar. Kaisar lalu berkata, Bukankah Maha
Prajnaparamita Sutra yang diterjemahkan Master Xuanzhuang
terdiri dari 600 bab, tidakkah itu lebih besar dari 80 bab Avatamsaka
Sutra? Sun Simiao lalu menjelaskan, Avatamsaka membahas
58 / SINAR DHARMA
59 / SINAR DHARMA
tentang Dharmadhatu yang meliputi
segala sesuatu. Dari satu pintu ini dapat
menerangkan jumlah kitab di seantero
chiliokosmos. Prajnaparamita Sutra
hanyalah salah satu bagian dari pintu
tersebut. Kaisar menerima penjelasan
ini dan mempelajari Sutra tersebut.
Dalam Mahapitaka, ditemukan
lebih dari 20 kitab komentar dan
sejarah agama Buddha Tiongkok
menyinggung nama Sun Simiao. Di
antaranya adalah kitab Hua Yan Jing
Chi Yan Lu, Hua Yan Jing Zhuan Ji, Gao
Sheng Zhuan, dan Fo Zu Tong Ji.
2. Pemikiran agama Buddha
yang diserap Sun Simiao menjadi
faktor yang mendorongnya sehingga
sangat menjunjung tinggi nilai etika
ilmu pengobatan.
Ketika masih belia, kondisi
kesehatan Sun Simiao sangat lemah
dan sering jatuh sakit. Mengunjungi
tabib sudah menjadi hal yang lumrah
baginya. Siksaan penyakit ini pula yang
mendorongnya untuk belajar ilmu
pengobatan. Akan tetapi, semangat
yang terkandung dari ilmu pengobatan
yang dikuasainya tidak terlepas dari
penyerapannya terhadap pemikiran
ajaran Buddha, khususnya Avatamsaka
Sutra yang sangat dijunjungnya.
Sebab itulah, dalam misi menjalankan
profesi pengobatan, Sun Simiao sangat
menekankan slogan, Nyawa manusia
sangat berharga, ia lebih mahal
dari ribuan tail emas. Jika tertolong
oleh sebuah resep, maka pahalanya
melebihi nilai emas itu.
Dia juga menekankan bahwa
seorang tabib dalam menjalani
pengobatan seharusnya bersikap
tanpa pamrih, harus membangkitkan
cinta kasih dan welas asih untuk
menolong mereka yang menderita.
Prinsip Sun Simiao, siapapun
pasiennya, harus diterima tanpa
membeda-bedakan apakah tua, muda,
kaya, miskin, pintar, bodoh, sahabat,
ataupun musuh. Semua orang harus
diperlakukan seperti saudara sendiri.
Sun Simiao mengatakan, Orang
yang menderita sakit karena terluka,
diare, hingga menyebarkan bau tidak
sedap dari tubuhnya yang membuat
orang lain takut melihatnya, namun
membangkitkan rasa kasihan dan
simpati demi menolong penderita
adalah tujuan saya.
Sun Simiao tidak hanya berhenti
di ucapan saja, tetapi benar-benar
menerapkannya. Dia menangani
sendiri 600 pasien penyakit kusta.
Saya merawat sendiri pasien satu
per satu, sehingga dapat memahami
kondisi mereka dengan detail,
ujar Sun Simiao. Satu dari sepuluh
pasien menjadi sembuh, imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, penyakit
kusta adalah penyakit yang tidak dapat
disembuhkan pada zaman itu. Dapat
menyembuhkan satu di antara sepuluh
orang sudah merupakan prestasi yang
luar biasa. Cara menangani pasien
yang dilakukan Sun Simiao itu sangat
mencerminkan semangat welas asih
dan rela menderita demi makhluk
hidup, ini berasal dari penghayatannya
terhadap ajaran Buddha.

SINAR DHARMA / 59
60 / SINAR DHARMA
3. Penyeleksian obat yang dilakukan Sun Simiao sangat
dipengaruhi oleh semangat ajaran Buddha.
Menurut Sun Simiao, makhluk hewan sama seperti
manusia, mereka juga ingin hidup dan sangat takut akan
kematian. Ini adalah pemikiran yang berlandaskan pada
pandangan bahwa semua makhluk hidup bersifat setara, yang
jelas-jelas sangat dipengaruhi oleh flosof ajaran Buddha.
Oleh karena itu, dalam menjalankan profesinya, Sun Simiao
mengutamakan penggunaan obat herbal dan material alam.
Saya tidak menggunakan bahan obat dari makhluk hidup
(hewan), ungkapnya. Karena menurutnya, Membunuh
makhluk hidup demi menolong makhluk hidup berlawanan
dengan prinsip kehidupan. Bahkan dalam pandangannya
terhadap sebutir telur, Sun Simiao mengatakan, Mengenai
telur, karena masih dalam kondisi yang belum terbentuk,
pasti ketika dalam keadaan yang sangat mendesak, dengan
sangat berat hati terpaksa mengonsumsinya. Bagi orang
yang tidak mengonsumsi makhluk hidup (sebagai obat), ini
baru orang yang memiliki pemikiran luar biasa, saya tidak
sebanding dengan orang tersebut.
Kemudian, dalam ilmu pengobatannya, Sun Simiao kerap
memanfaatkan resep obat yang bersumber dari agama
Buddha. Misalnya, dalam kitab resep obat karya beliau, Qian
Jin Yao Fang dan Qian Jin Yi Fang, terdapat Pil Berbagai
Penyakit Tabib Jivaka, Risalah Pengobatan Penyakit Keras
dari Tabib Jivaka, Sebelas Resep Pengobatan, Resep Agada
untuk Berbagai Penyakit, dan lain sebagainya. Sebagaimana
diketahui, Jivaka adalah tabib terkenal di zaman Buddha.
Dalam Qian Jin Yao Fang juga terdapat metode pijat
kesehatan dari India.
Sun Simiao juga menyerap konsep hubungan
keseimbangan 4 unsur tubuh tanah, air, api, dan udara
dengan kesehatan. Jika ada salah satu unsur yang
tidak seimbang, maka akan muncul 101 jenis penyakit.
Empat unsur (Catur Mahabhuta) jelas merupakan
terminologi umum dalam ajaran Buddha. Tentu saja,
beliau mengombinasikannya dengan konsep 5 unsur versi
Tiongkok. Kemudian, 101 jenis penyakit merupakan kata
serapan dari Vimalakirti Sutra. Dalam Qian Jin Yao Fang bab
I Bagian Pertama Da Yi Xi Ye, Sun Simiao berkata, Tidak
membaca buku Huang Di Nei Jing tidak akan memahami
nilai kebajikan dari maitri, karuna, mudita, dan upekha.
Sikap low profle dan tidak tamak terhadap berbagai
tawaran karir yang menggiurkan serta gaya hidup
sederhana Sun Simiao merupakan cerminan dari
terapannya terhadap pemikiran-pemikiran Buddhis. Hal
ini mungkin dapat menjadi teladan bagi dunia kedokteran
masa kini dan khususnya pada kedokteran di Indonesia
untuk menjalani pengobatan dengan sikap sahaja dan
menjunjung tinggi nilai kehidupan.
Sumber:
1.
http://zt.tongchuan.gov.cn/structure/ysj/bxctxl_70670_1.htm
2. http://zh.wikipedia.org/
3. ; http://210.60.224.4/ct/
4. Para Tokoh Kedokteran Ahli Ilmu Pengobatan Tradisional China
Kuno, http://www.ubb.ac.id
5. http://www.hudong.com/wiki
6. , http://www.oushe.cn/intro/22514
7. http://story.zgf.cn/
8. Program TV CCTV 10 - Lecture Room (Baijia Jiangtan)
: Qian Gu Zhong Yi Gu Shi - Sun Simiao
(Kisah Tabib Klasik- Sun Simiao). Pembicara: Mr. Ji Lian Hai (Senior
Teacher from The second high school attached to Beijing Normal
University).
60 / SINAR DHARMA
61 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 61
62 / SINAR DHARMA 62 / SINAR DHARMA
Another superhero actor goes to Dharma. Para pemeran
superhero Marvel seperti Chris Evans (Captain America) dan
Chris Hemsworth (Thor) telah menunjukkan ketertarikan mereka
pada Buddha Dharma. Kali ini giliran Andrew Garfeld, pemeran
Peter Parker si Spidey dalam flm paling dinanti pada musim
panas 2012 ini yaitu The Amazing Spider Man.
Dalam wawancara terhadap Andrew Garfeld pada bulan Juli
2012 ini, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Wall Street
Journal (WSJ) adalah apa sih yang dilakukan Andrew ketika selesai
syuting Spiderman? Andrew menjawab, Sebuah masa istirahat.
Aku sangat beruntung dan mengapresiasi keberuntungan itu,
karena aku tidak ingin menghabiskan keberuntunganku. Aku
sedang membaca dua buah buku hebat. Aku sedang membaca
buku yang ditulis Richard Ford berjudul The Sportswriter dan
sebuah buku psikoterapi Buddhis berjudul Thoughts Without A
Thinker: Psychotherapy from a Buddhist Perspective yang benar-
benar kusarankan untuk kalian baca. Aku bukanlah pembaca
yang sangat baik, inilah diriku yang berada dalam kondisi emosi
paling tidak stabil.
Buku Thoughts Without A Thinker: Psychotherapy from
a Buddhist Perspective ditulis oleh Mark Epstein, seorang
psikiatris Amerika yang berkonsentrasi di bidang psikoterapi
dan Buddhisme. Dalai Lama merekomendasikan buku ini kepada
para terapis dan meditator lewat kata sambutannya dalam buku
ini. Sedangkan buku The Sportswriter ditulis oleh Richard Ford,
sosok yang juga mengagumi Buddhisme. Tokoh utama novel
The Sportswriter yaitu Frank Bascombe diungkapkan sebagai
seorang Buddhis dalam seri novel The Lay of The Land. Tentu
ini adalah pengaruh dari Richard Ford sendiri yang mengakui:
Keseluruhan pandangan hidupku adalah sejenis pemikiran
Buddhisme. Tapi aku bukanlah Buddhis. Kamu tidak harus
menjadi Buddhis untuk mendapatkan pemikiran tersebut. Aku
tidak merasa pernah membaca buku apa pun, itu semua datang
kepada diriku secara alamiah.
Sumber: Look Out Eduardo Saverin, Spider-Man May Be
Swinging By, http://blogs.wsj.com/speakeasy/2012/07/03/
andr ew- gar f i el d- on- mak i ng- s pi der - man- a- s k at er /
?mod=google_news_blog,
http://www.identitytheory.com/richard-ford-the-lay-land/
SINAR DHARMA / 63
64 / SINAR DHARMA
Wajah Chris Evans menjadi familiar belakangan ini
sejak mulai membintangi flm-flm besar. Aktor bernama
lengkap Christopher Robert Evans ini lahir pada 13 Juni
1981 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat ini semakin
memiliki banyak penggemar ketika bermain dalam flm Not
Another Teen Movie, Cellular, Fantastic Four, Scott Pilgrim
vs. The Worlds, dan yang terakhir adalah Captain America:
The First Avenger. Evans sudah mengenal dunia peran sejak
masih kecil, ketika bersama kakak perempuannya, Carly,
berpartisipasi dalam teater. Sesudah dewasa, Evans yang
memiliki bakat dalam dunia peran ini banyak mendapat
tawaran. Pada tahun 2009, Evan menduduki peringkat 474
dalam Forbes Star Currency yang penilaiannya berdasarkan
flm box ofce yang telah lewat.

Evans adalah seorang vegetarian. Dia lulus dari
SMA Lincoln-Sudbury Regional pada tahun 1999 dan
melanjutkan kuliah di New York. Setelah menyelesaikan
sekolah tinggi, Evans mengikuti casting flm musim panas.
Peran kecil didapat oleh Evans, tak puas dengan itu, dia
mendapat giliran untuk berperan sebagai pemeran utama
dalam flm Not Another Teen Movie yang disutradarai oleh
Jake Wyler. Sejak itu tawaran untuk menjadi pemeran utama
pun kian membanjir, penggemar flm mulai melirik Evans,
aktor tampan berdarah Irlandia itu. Selain karena tubuhnya
yang terbentuk, Evans juga memiliki wajah yang keren.
Setelah memerankan Human Torch dalam flm Fantastic
Four, Evans semakin banyak digandrungi fans cewek. Sejak
itulah sosok superhero serasa melekat pada diri Evans. Ia
juga bermain dalam flm action Scott Pilgrim vs. The World
yang juga bergenre superhero kocak. Hingga akhirnya
ia memerankan tokoh utama sebagai Captain America
dalam flm Captain America: The First Avenger, yang dalam
komiknya dikisahkan memiliki badan besar dan kekar.
Berkat perannya dalam flm-flm superhero, Chris
Evans masuk dalam nominasi-nominasi penghargaan
bergengsi. Untuk perannya
sebagai Human Torch dalam
Fantastic Four: Rise of the
Silver Surfer ia mendapatkan
nominasi Teen Choice Award,
sedangkan untuk perannya
sebagai Captain America,
Evans mendapatkan
nominasi Teen Choice Award
dan Peoples Choice Award.
Ia memenangkan kategori
Best Superhero lewat Scream
Award.
Ketertarikan pada Agama Buddha
Aku menghabiskan waktu 3 minggu di Rishikesh
(India) pada tahun 2005 atau 2006 dalam suatu retret
Buddhis. Aku menghadiri kelas Buddhisme di Los
Angeles sini, guru wanita yang mengajar pernah berlatih
di Rishikesh. Jadi, kami semua pergi dan menginap di
desa kecil ini sekitar tiga minggu lamanya, mendaki
pegunungan Himalaya, berkemah di pinggir sungai
Gangga itu adalah pengalaman yang luar biasa, jelas
Evans yang selalu mengenang perjalanan tahunan
bersama kelompoknya itu, belakangan ini ia berhalangan
karena kesibukan syuting yang harus dijalaninya.
Pada umur 17 tahun, Evans mulai membaca
buku Buddhisme pertamanya, Siddharta karangan
Hermann Hesse. Buku itu menjadi titik tolak perjalanan
spiritualnya. Evans bercerita, Aku suka berakting dan
itulah taman bermainku. Akting membuatku menjadi
bisa bereksplorasi. Namun kebahagiaanku di dunia ini,
seberapa banyak kedamaian yang dapat kurasakan tidak
akan pernah ditentukan oleh akting. Tujuan hidupku
64 / SINAR DHARMA
65 / SINAR DHARMA
adalah untuk lepas dari pikiran yang penuh ego. Filosof
Timur berbicara tentang pikiran ego, bagian dari dirimu
yang sadar, sang penglihat, orang yang kamu pikir menyetir
mesin ini. Perpisahan dari diri dan pikiran adalah akar dari
penderitaan. Ada banyak macam cara untuk melatih ulang
cara berpikirmu. Pemikiran ini tidak benar-benar didukung
oleh masyarakat Barat yang hanya berfokus pada Pergi
dapatkan, capailah, menanglah, nikahilah.
Sejak muda Evans telah membicarakan Buddhisme:
Ada satu agama utuh yang merasakan seperti yang
kurasakan. Pada saat itulah aku berpikir, Wow, kurasa aku
adalah seorang Buddhis. Bahkan di India engkau akan
menyadari bahwa Buddhisme, Taoisme dan Hinduisme,
semuanya sangat mirip. Hanyalah dogma-dogma yang
memisahkan agama-agama ini. Aku tidak akan terjebak
dalam dogma-dogma itu. Aku hanyalah seorang laki-laki
yang menggandrungi dan menjalankan flosof Timur.
Evans menambahkan, Otak adalah tempat yang ribut,
yang harus dilakukan hanyalah menenangkannya. Ajaran
Buddhisme sangat membantuku ketika aku berada di
lokasi syuting.
Masa-masa pembelajaran di kelas Buddhisme sangat
berkesan dalam dirinya: Anak-anak (siswa) di kelas
agama Buddha tempatku di Los Angeles sangat sangat
pandai, aku senang berada di antara mereka, namun
mereka tidak berbicara tentang Celtic (penduduk pribumi
Irlandia). Itu adalah bagian dari diriku. Ini adalah dikotomi
(pemisahan) yang aneh. Aku tidak keberatan untuk secara
khusus bersama-sama dengan sekelompok orang dan
mendapatkan bagian lain dari diriku ini hanya untuk diriku
sendiri.
Evans juga sangat bersemangat tatkala membicarakan
ajaran Buddha tentang shunyata. Tidak disangka ketertarikan
ini muncul dari selebriti seperti dirinya. Ia menjelaskan,
Sebagian besar dari dunia ini adalah kekosongan (ruang
kosong). Kekosongan! Selalu kekosongan, kekosongan.
Semua yang kita lihat di dunia ini, kehidupan, hewan,
tumbuhan, orang semuanya adalah ruang kosong.
Kenyataan ini sangat menakjubkan!
Sumber: Details Magazine www.details.com, www.
hindustantimes.com
http: //www. hindustantimes. com/Entertainment/
Hollywood/I-m-just-an-Eastern-philosophy-kind-of-guy-
Chris-Evans/Article1-840430.aspx
http://www.details.com/celebrities-entertainment/
cover-stars/201205/chris-evans-avengers#ixzz1sLWeDgxJ
There was a whole religion
that felt the way I was feeling.
Thats when I thought, Wow,
I think Im a Buddhist.
(Chris Evans,
Hindustan Times)
66 / SINAR DHARMA
67. PERUMPAMAAN SUAMI ISTRI BERBAGI KUE
Dahulu kala ada suami istri yang mempunyai tiga potong
kue. Suami istri itu saling berbagi, masing-masing memakan
satu potong. Masih tersisa satu potong, mereka bersepakat,
Jika ada yang berbicara, sepotong kue ini bukan untuknya.
Setelah tercapai kesepakatan, demi sepotong kue, masing-
masing tidak berani berbicara.
Tak berapa lama seorang pencuri memasuki rumah
mereka dan mengambil harta benda. Semua yang mereka
miliki diambil oleh pencuri itu. Dua orang suami istri itu,
karena sebelumnya telah ada kesepakatan, meski melihat
pencuri, tetap tidak bersuara. Pencuri melihat mereka
tidak bersuara, maka di hadapan sang suami, dia menodai
sang istri. Sang suami melihat semua itu, tetapi tetap tidak
bersuara. Istrinya kemudian berteriak mengatakan ada
pencuri, lalu berkata kepada suaminya, Ada orang yang
begitu bodohnya, demi sepotong kue, melihat pencuri
tetapi tidak berteriak?
Suaminya bertepuk tangan, tertawa gembira, Haha!
Wanita bodoh, sudah pasti sayalah yang mendapatkan
sepotong kue ini, tidak akan saya bagi lagi denganmu.
Orang-orang yang mendengar kisah ini, tidak ada yang
tidak menertawakan suami itu.
Demikian juga orang-orang awam di dunia ini. Demi
reputasi dan keuntungan yang kecil, berpura-pura diam
tenang, namun sebenarnya terusik oleh berbagai macam
pencuri yang berbentuk kekotoran batin ilusi, mereka
kehilangan ajaran-ajaran bajik sehingga terperosok ke
tiga alam rendah, tanpa sedikitpun rasa takut. Berharap
menemukan jalan pembebasan dari penderitaan samsara,
namun terhanyut dalam kenikmatan lima nafsu indera,
meski mengalami penderitaan yang begitu berat, tetapi
tidak menganggapnya sebagai penderitaan. Sama seperti
orang dungu itu, tidak berbeda sama sekali.
68. PERUMPAMAAN SALING MENCELAKAKAN
Dahulu kala ada seseorang yang mempunyai rasa
dendam kepada orang lain, dia murung dan tidak gembira
karenanya. Ada orang yang bertanya kepadanya, Kenapa
kamu sekarang begitu murung seperti ini? Orang itu
menjawab, Ada orang yang mencelakakan saya, saya tidak
punya kemampuan membalasnya. Tidak tahu dengan cara
apa bisa membalasnya, sebab itulah saya murung. Ada
orang yang memberitahunya, Hanya mantra Vetala yang
bisa mencelakainya. Namun ada satu hal yang menjadi
masalah, sebelum bisa mencelakainya, justru diri sendiri
yang celaka lebih dulu. Mendengar ini, orang itu menjadi
sangat gembira. Mohon segera ajarkan kepada saya.
Meski mencelakakan diri sendiri, namun saya berharap
bisa mencelakakannya.
Demikian juga orang-orang awam di dunia ini. Demi
membalaskan dendam lalu ingin belajar mantra Ventala
untuk mencelakakan orang lain, namun apa daya belum
sempat mencelakakan orang lain, justru diri sendiri yang
lebih dulu celaka dibelit kebencian, lalu terperosok ke
alam neraka, hewan dan hantu kelaparan. Sama seperti
orang dungu itu, tidak berbeda sama sekali.
69. PERUMPAMAAN MENIRU LELUHUR MAKAN
DENGAN CEPAT
Dahulu kala ada seseorang dari India Utara berpindah
ke India Selatan. Setelah menetap lama di tempat itu,
dia menikahi seorang gadis setempat. Setiap kali sang
istri menyiapkan makanan untuk sang suami, suaminya
langsung melahapnya dengan cepat, tidak mempedulikan
panasnya makanan itu. Istrinya merasa aneh, lalu bertanya
kepada suaminya, Di sini tidak ada pencuri atau perampok
yang merampas makanan ini, memangnya ada urusan
yang keburu dikerjakan, makan cepat-cepat begini,
kenapa tidak pelan-pelan mengunyahnya? Suaminya
menjawab, Ini rahasia, tidak bisa memberitahumu.
Mendengar ucapan ini, istrinya mengira itu adalah ilmu
gaib yang tidak biasa, karena itu terus mengejar ingin
tahu jawabannya. Berselang cukup lama, suaminya baru
menjawab, Sedari kakek saya, sering makan dengan cepat
sekali, saya sekarang meniru mereka, makan dengan cepat
sekali.
Demikian juga orang-orang awam di dunia ini, tidak
memahami ajaran yang benar, tidak mengerti antara bajik
dan jahat, melakukan bermacam karma buruk, namun
tidak merasa itu sebagai hal yang memalukan, malah
mengatakan sedari kakek saya sudah melakukan hal-hal
seperti ini. Hingga akhir hayat terus melakukannya, tidak
pernah meninggalkan hal-hal tidak benar ini. Sama seperti
orang dungu itu, meniru makan dengan cepat, mengira
itu adalah hal yang baik.
66 / SINAR DHARMA
67 / SINAR DHARMA
ilm-flm layar lebar tentang superhero keluaran Marvel
mulai marak, salah satunya adalah Thor dari Asgard. Tokoh ini
diadaptasi dari mitologi Norse dari dewa yang bernama sama.
Lantas apa kaitannya dewa Norse dengan pangeran Siddharta?
Chris Hemsworth, pemeran Thor menyatakan bahwa Pangeran
Siddharta adalah fgur yang berpengaruh bagi dirinya dalam
memerankan sang superhero. Berkat perannya dalam flm Thor,
Chris memenangkan penghargaan MTV Movie Awards dan
Peoples Choice Award untuk Best Hero dan Favourite Superhero.
Filmnya The Avengers menjadi flm ketiga terlaris sepanjang
masa.
Kenneth Branagh (sutradara Thor / pemeran Gilderoy
Lockhart dalam flm Harry Potter) memberiku Siddharta, sebuah
buku karangan Herman Hesse tentang seorang manusia yang
berusaha menemukan jati dirinya dalam kehidupan ini dan
berhasil melewati berbagai cobaan. Thor memang berbeda
dengan Siddharta, namun sebagai seorang manusia yang
berusaha untuk menemukan tujuan hidupnya dan bagaimana
seharusnya menjalani hidupnya, keduanya adalah sama. Kenneth
Branagh memberitahuku: Lihat, ini adalah buku luar biasa yang
kusukai. Buku ini akan memberimu sesuatu yang bermanfaat
bagi flm Thor atau mungkin bagi dirimu sendiri. Sudah tentu, itu
adalah salah satu buku favoritku, jelas Chris.
Sumber:
http://movies.about.com/od/thor/a/chris-hemsworth-thor-
interview.htm,
h t t p : / / w w w . c o m i c b o o k r e s o u r c e s . c o m /
?page=article&id=27541
SINAR DHARMA / 67
60 / SINAR DHARMA 68 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 69 69 / SINAR DHARMA
Malam Waisak yang bertemakan Tekad Pertapa
Sumedha ini dikemas dengan kreatif dan inovatif, berupa
tarian, pertunjukan drama musikal oleh Sunday School
dan Remaja & Pemuda Vihara Theravada Buddha Sasana
(VTBS), pertunjukan band dari BR PAD (Buddhist Reborn
Performance Art Divison) dan Deasy Juwita, live music
performance oleh Bapak Irvyn Wongso, serta penyampaian
Dhamma oleh dua pembicara luar biasa, Bapak Andrie
Wongso dan Bapak Roby Oktober.
Dipandu oleh Suryadi Tirowadi sebagai Master
of Ceremony pada malam itu, acara dimulai dengan
pemutaran video teaser Tribute to Buddhas Legacy dan
pemutaran video profl Buddhist Reborn, yang kemudian
dilanjutkan dengan sambutan oleh Michael Surya selaku
Ketua Panitia dan Ketua Buddhist Reborn, sambutan oleh
Ibu Wenny Lo selaku Ketua Yayasan VTBS, serta sambutan
oleh Bapak Sutarso sebagai Pembimbing Masyarakat
Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta.
Setelah pemutaran video dan sambutan pembuka,
tibalah saatnya untuk masuk ke dalam isi acara. Acara
dimulai dengan Tarian Seribu Tangan yang dibawakan
oleh 12 penari Mercu Dance Group yang memakai kostum
emas berkilauan dan mendapatkan applause yang sangat
meriah dari para penonton. Berikutnya, ditampilkan
pemutaran video profl dan live music performance oleh
Bapak Irvyn Wongso yang sangat menawan dan membuat
penonton berdecak kagum. Lalu dilanjutkan dengan
acara yang tidak kalah menarik, yaitu Drama Musikal
Pertapa Sumedha yang sangat menghibur penonton
karena kreativitas yang ditampilkan, baik dalam bentuk
script maupun visualisasinya, sehingga tepuk tangan dan
gelak tawa penonton terus mengiringi drama musikal ini.
Berbagai penampilan seperti Capoeira, violist dan pianist,
tarian balet kontemporer dan tarian dari Mercu Dance
Group menjadi bagian dari drama musikal ini.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian makna drama
musikal oleh Bapak Roby Oktober dan Dhamma Talk oleh
Bapak Andrie Wongso, yang keduanya memperdalam
pengetahuan kita tentang Dhamma. At last but not least,
pertunjukan band oleh BR PAD dan Deasy Juwita yang
membawakan lagu Di Malam Suci menambah suasana
malam Waisak semakin terasa di hati penonton.
Tidak hanya itu, setelah isi tentu ada penutupnya.
Penyerahan piagam kepada Bapak Sutarso, penyerahan
plakat kepada Bapak Andrie Wongso, Bapak Irvyn Wongso
dan Bapak Roby Oktober, pengundian doorprize dari
Franc & Co. dan pengenalan cast drama musikal menjadi
penutup acara Tribute to Buddhas Legacy.
Sejarah Singkat Terbentuknya Buddhist
Reborn
Buddhist Reborn (BR) sesungguhnya adalah dhayaka
pemuda dari Vihara Theravada Buddha Sasana. Perubahan
terjadi di tahun 2005, seorang pemuda bernama Arya
Vandana berinisiatif mengumpulkan dan membuat
gebrakan baru bagi pemuda-pemudi Buddhis di Kelapa
Gading, Jakarta. Mengapa? Karena Arya merasa kami
para pemuda/i Buddhis perlu melakukan sesuatu untuk
melestarikan ajaran Buddha, khususnya di lingkungan
kami sendiri di Kelapa Gading.
Arya yang inovatif dan suka akan hal-hal baru ini,
mencetuskan Buddhist Reborn sebagai nama organisasi,
nama yang kami percaya dapat mewakili semangat dan
menarik bagi pemuda/i Buddhis untuk bersama-sama
melestarikan Dhamma.
Kegiatan-Kegiatan BR
Kegiatan kami bagi menjadi beberapa event: event
tengah tahun, event akhir tahun, event hari besar, serta
event-event kecil.
Untuk event tengah tahun, kami mengisi liburan
tengah tahun dengan kegiatan antara lain: live-in di Desa
Tekelan, acara menginap bersama (semacam retret),
snorkeling ke Pulau Tidung, camping. Tentunya semua
acara ini dibalut dengan Dhamma Session.
Untuk event hari besar, kami isi dengan Vesakh
Night, Imlek Bersama, bakti sosial, dan lain sebagainya.
Vesakh Night yang telah kami selenggarakan antara lain:
Vesakh Night Buddha Gotama @Hanamasa, Vesakh
Night Superstitious @Icera KGP, Vesakh Night Tribute
to Buddhas Legacy @Upper Room. Acara perayaan hari
besar lainnya biasa kami adakan di vihara kami sendiri,
seperti hari Imlek, 17 Agustus, dsb. Sedangkan bakti sosial
kami lakukan di panti jompo.
SINAR DHARMA / 69
SINAR DHARMA / 70 70 / SINAR DHARMA
Event kecil, kami rutin mengadakan event kecil hampir
setiap minggu, bahkan kami mengadakan futsal rutin
bersama bagi para pria, sepeda santai bersama setiap
minggu ketiga. Kami memiliki program yang bernama
Fellowship of Buddhist Reborn, berkumpul bersama
dengan acara yang dibuat oleh para pengurus (Dhamma
Crew) untuk para BR Family dengan format acara biasanya
adalah makan malam, chanting paritta, games, serta diskusi
Dhamma (diskusi Dhamma lebih fun dan santai, bukan
format ceramah konvensional).
Band Cittena adalah band awal yang terbentuk untuk
Buddhist Reborn, namun kini karena keterbatasan waktu
dari para personilnya membuat Cittena kurang eksis, lalu
digantikan oleh BR PAD (Buddhist Reborn Performance and
Art Division). Pada dasarnya ini adalah salah satu inovasi
kami, karena seni juga salah satu media yang bisa digunakan
untuk menyebarkan Dhamma, serta dapat menarik simpati
dari para umat.
Kesan Pesan Anggota terhadap VTBS dan
Kegiatannya
Angelia Komaladi
Saya merasa bangga dan beruntung bisa menjadi
bagian dari keluarga besar VTBS dan Buddhist Reborn. Saya
bisa mengembangkan kreativitas bersama teman-teman
se-Dhamma, sekaligus menyebarkan ajaran Sang Buddha
lewat kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan di VTBS seru-seru
dan asik, bisa nambah temen, didukung pula sama orang
tua. Pokoknya fun!!
Ericknes
VTBS-nya sendiri itu tempatnya pewe abis, either buat
kebaktian, atau buat aktivitas lain yang berkaitan dengan
keagamaan. Kegiatannya cukup lengkap, apalagi dengan
adanya perkumpulan BR yang buat VTBS makin produktif
dengan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti sepeda
bersama, basket, futsal. Ditambah dengan adanya
kegiatan besar seperti meditation camp, TBL 2012, dll.
Daripada weekend jalan-jalan ga jelas buang-buang
duit, saya lebih pilih kumpul-kumpul di VTBS, perluas
network di lingkungan yang positif dan sekaligus
memperbanyak kamma baik.
Tatap Muka dengan Ketua Michael Surya
1. Bagaimana kisah munculnya ide pembuatan
acara Tributes to Buddha Legacy?
Karena adanya keinginan yang besar dari kami
untuk memperkenalkan Buddha Dhamma yang cocok
dan dapat diterima oleh para pemuda di era modern
seperti ini. Sehingga bagi beberapa pemuda yang masih
menganggap Buddhis itu kuno atau sebagainya, dapat
terbuka pandangannya bahwa sebenarnya ajaran agama
Buddha itu sangat mengikuti zaman dan sangat berguna
jika dipraktikkan di kehidupan saat ini. Serta juga adanya
keinginan dari kami agar ratusan pemuda/i Buddhis
dapat berkumpul untuk bersama-sama merayakan acara
Waisak yang indah ini.
2. Apakah ada pemikiran bahwa TBL bisa
berdampak bagi perkembangan kegiatan anak muda
Buddhis di Jakarta dan Indonesia?
Iya, kami sangat berharap dengan adanya acara yang
kami buat ini dapat memberikan inspirasi kepada para
pemuda/i Buddhis untuk selalu berkarya dan berinovasi,
sehingga acara-acara kegiatan Buddhis juga selalu
mengikuti perkembangan zaman dan menarik.
3. Bagaimana kesan-kesan Michael setelah menjadi
Ketua BR?
Sangat tidak mudah, menguras tenaga dan pikiran
untuk menjalankan organisasi ini. Tetapi ketika saya
menjabat sebagai ketua melihat banyaknya umat Buddha
yang telah menerima banyak manfaat dari kehadiran
70 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 71 71 / SINAR DHARMA
organisasi kami, rasanya perasaan cape, lelah, dll, hilang
dengan seketika. Sebab itu, saya merasa sangat luar biasa
karena kami bisa terus berbagi kebahagiaan, khususnya
kebahagiaan dalam mengenalkan Dhamma kepada para
pemuda/i Buddhis.
4. Menurut Anda, mengamati Buddhist Reborn dan
organisasi-organisasi muda mudi Buddhis di Indonesia,
apakah yang masih perlu dikembangkan?
Harus terus berkreasi dan berinovasi. Kita sebagai
organisasi pemuda Buddhist jangan terlalu kaku. Selain
itu, pesan saya juga, saat ini sudah tidak ada waktu lagi
bagi kita para organisasi pemuda Buddhis untuk membuat
acara atau kegiatan yang setengah-setengah dan tidak
maksimal
5. Untuk ke depannya, apakah BR ada rencana untuk
kembali mengadakan kegiatan anak muda yang besar
seperti TBL kemarin?
Tentu. Kami tidak akan berhenti sampai di sini saja,
kami akan terus berkarya dan memperkenalkan Buddha
Dhamma di kalangan pemuda. Dengan kekuatan karma
baik, mudah-mudahan untuk tahun-tahun ke depan kami
dapat membuat acara yang lebih besar dibanding TBL.
Tatap Muka dengan Suryadi Tirowadi
Bagaimana kesan-kesan Suryadi menerima jabatan
sebagai Ketua BR?
a. Kalau boleh menjawab jujur, awalnya saya tidak
langsung menerima jabatan ini ketika ditawari oleh Arya
untuk menjadi ketua BR. Arya harus melakukan berbagai
persuasi untuk bisa menjadikan saya sebagai ketua BR. Saya
ingat betul, akhirnya saya bersedia menjadi pemegang
tongkat estafet dari Arya itu ketika kami sedang makan
di warung tenda dekat rumah. Arya meyakinkan saya
dan akhirnya saya menerima, sebuah momen (romantis?)
hehe. Saya pikir menjadi ketua adalah kesempatan untuk
menempa diri dan juga kesempatan menjadi berguna bagi
lingkungan sekitar. Sebuah ladang kamma baik yang luar
biasa. Kesan mendalam yang tertanam adalah aktualisasi
diri yang luar biasa, serta bagaimana menjadi manusia yang
inisiatif tidak hanya berkicau tanpa solusi.
2. Bagaimana bisa lahir konsep unik Vesakh Night
yang diperuntukkan bagi anak muda Buddhis?
a. Vesakh Night juga hasil buah pikir dan diskusi
dengan para pembina. Waisak adalah hari raya agama
Buddha yang paling besar, lantas mengapa kita sebagai
umat Buddha, khususnya kita sebagai pemuda, tidak
memiliki euforia dalam menyambut datangnya Waisak? Atas
dasar pemikiran itulah kami mencoba menciptakan konsep
Vesakh Night dengan harapan ini bisa menjadi sesuatu yang
ditunggu-tunggu oleh para pemuda Buddhis.
3. Apa harapan Suryadi bagi BR dan anak muda
Buddhis ke depannya?
a. Harapan saya tentu semoga organisasi ini bisa
menjadi magnet bagi para pemuda Buddhis, khususnya di
lingkungan kami, untuk bersama-sama berkarya. Semoga
BR juga bisa menjadi teman bertukar pikiran bagi organisasi
lainnya untuk bersama-sama memajukan perkembangan
agama Buddha dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.
SINAR DHARMA / 71
Tatap Muka dengan Arya Vandana
1. Bisa diceritakan bagaimana Arya menerima
jabatan menjadi Ketua BR yang pertama?
Ya, sebenarnya saya tidak menerima jabatan Ketua BR,
tapi saya mengajukan diri untuk menjadi Ketua Pemuda
Vihara. Setelah itu, saya merombak dan melakukan banyak
perubahan dalam pengelolaan kegiatan vihara, antara
lain: membangun brand Buddhist Reborn, meningkatkan
kompetensi Dhamma Crew lewat pelatihan-pelatihan,
menciptakan budaya organisasi, design organisasi,
menyampaikan nilai-nilai kepada semua Dhamma Crew
(pengurus BR), mengadakan kegiatan-kegiatan yang
inovatif, dll.
2. Dari sejak awal pembentukan, acara FOBR sangat
menonjol sebagai kegiatan anak muda BR, bagaimanakah
konsep acara ini?
Sebenarnya FOBR merupakan kegiatan bulanan yang
mengumpulkan anak muda (biasanya malam minggu)
untuk mendengarkan atau belajar Dhamma dengan cara-
cara anak muda, seperti games, kuis, nyanyi bersama, dan
makan-makan. Supaya anak muda memiliki kegiatan di luar
kebaktian mingguan.
3. Bagaimana konsep terbentuknya band Cittena?
Cittena terbentuk karena kami manyadari bahwa musik
tak bisa lepas dari kehidupan anak muda. Pun kalau kita
lihat teman-teman yang beragama lain, musik merupakan
bagian yang menjadi daya tarik tersendiri. Oleh karena
itu, kami mengumpulkan teman-teman yang suka main
musik, mencari sponsor, buat proposal untuk membeli
seperangkat alat band. Setelah alat band terbeli, kami
kumpulkan teman-teman yang suka musik dan akhirnya
terbentuklah Cittena.
4. Apa harapan Arya bagi BR ke depannya?
Harapan saya, hendaknya Buddhist Reborn:
a. bisa menjadi tempat bagi pemuda Buddhis untuk
belajar Dhamma dan berkarya.
b. inovator kegiatan-kegiatan Buddhis bagi para
kawula muda.
c. benchmark bagi pengembangan Dhamma di
kalangan anak muda atau organisasi pemuda Buddhis
lainnya. Kami sangat terbuka dan senang hati bisa
berbagi pengalaman dengan semua organisasi Buddhis
yang ingin meniru sistem yang kami gunakan, karena
harapan kami adalah agar semua pemuda Buddhis bisa
mengembangkan seluruh potensi diri mereka demi
perkembangan Dhamma.
d. kami harapkan BR bisa berperan secara signifkan
dalam kemajuan agama Buddha di tahun-tahun
mendatang, khususnya untuk kalangan pemuda.
72 / SINAR DHARMA
Ribuan umat Buddha bersama 100 bhikkhu dan
samanera melakukan Puja Bakti Agung perayaan Hari
Raya Asadha 2556 di Candi Mendut, Magelang, pada hari
Sabtu tanggal 28 Juli 2012. Hari Raya Asadha 2556 tahun
ini mempunyai makna khusus karena bertepatan dengan
genap 2600 tahun Buddha Gotama mengajarkan Dharma
untuk pertama kali kepada 5 siswa pertama di Taman Rusa
Isipatana, dekat Benares, India. Rangkaian acara dimulai
dengan puja (penghormatan) relik jasad Sang Budha yang
dilakukan di Candi Pawon, Desa Brojonalan, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang. Kemudian umat bersama
para bhikkhu melakukan Perjalanan Bakti (Bhakti Yatra) yang
lazim dikenal sebagai prosesi keagamaan (devotional walk).
Prosesi upacara dimulai pukul 15.30 WIB dari Candi Pawon
menuju Candi Mendut, dibarisan utama para relawan panji-
panji Buddhis kemudian para Bhante, Samanera, Silacarini,
Magabudhi, Wandani, Patria dan para umat dari seluruh
Indonesia.
Perjalanan Bakti akan memasuki Candi Mendut pada
pukul 18.00. Para bhikkhu akan melakukan pembacaan
Paritta di ruang Candi Mendut.
Tari Puja membuka Puja Bakti Agung Asadha 2556
mengawali turunnya para bhikkhu dari ruang candi menuju
tempat upacara di halaman candi. Dalam Puja Bakti Agung
ini Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Kepala Sangha
Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera
kemudian memberikan khotbah Dharma yang diajarkan
Sang Buddha pertama kali. Empat Kebenaran Mulia atau
Cattari Ariya Saccani menjadi tema wejangan Dharma karena
Empat Kebenaran Mulia itu merupakan inti khotbah Buddha
Gotama 2600 tahun Ialu dan juga denyut seluruh ajaran.
Untuk pertama kali pada 26 abad Silam Buddha Gautama
menyatakan bahwa dalam kehidupan ini segala fenomena.
penderitaan yang membelit umat manusia dan sering juga
menghancurkan peradaban bersumber dari hawa nafsu
keinginan yang berkobar-kobar. Penderitaan sama sekali
bukan beban kehidupan yang datang dari luar kehidupan kita
masing-masing.Buddha Gotama kemudian menunjukkan
Jalan untuk mengendalikan dan mengatasi kobaran api
nafsu keinginan itu sebagai cara melenyapkan penderitaan.
Hanya keinginan yang berdasarkan kesadaran dan kearifan
yang akan menjadi sumber kebahagiaan dan kedarnaian
bagi semua kehidupan. Kini pesan dan jalan Dharma itu
menjadi relevan, setelah 26 abad berlalu dikumandangkan
oleh Buddha Gotama, seiring makin mengganasnya api nafsu
keinginan, keserakahan, kebencian, dendam, berbagai tindak
aniaya serta kejahatan yang menghancurkan kedamaian.
(agung)
SINAR DHARMA / 73
SINAR DHARMA / 74 74 / SINAR DHARMA
74 / SINAR DHARMA
75 / SINAR DHARMA
Forum Buddhis internasional terbesar yang
diselenggarakan bersama oleh Asosiasi Buddhis Tiongkok
(Buddhist Association of China), Asosiasi Buddhis Hong
Kong (Hong Kong Buddhist Association), dan Asosiasi
Komunikasi Agama Budaya Tionghoa (China Religious
Culture Communication Association) ini, dihadiri lebih dari
1.000 orang anggota Sangha, cendekiawan, pengusaha,
artis, dan pejabat negara yang berasal dari lebih 50 negara
dan wilayah di seluruh dunia. Tidak berbeda jauh dengan
misi dua forum sebelumnya, kali ini tetap membicarakan
peranan Buddhisme dalam pembentukan masyarakat yang
harmonis dan dunia yang damai.
Upacara pembukaan dipimpin oleh empat orang
Sesepuh dari lintas-tradisi, yakni Ketua Asosiasi Buddhis
Hong Kong Kok Kwong (Mahayana), Ketua Asosiasi Buddhis
Tiongkok Chuan Yin (Mahayana), Wakil Ketua Asosiasi
Buddhis Tiongkok Panchen Lama ke-11 Bainqen Erdini
Qoigyijabu (Tibetan), dan Wakil Ketua Asosiasi Buddhis
Tiongkok Guba Longzhuangmeng (Theravada Tiongkok).
Sekitar pukul 08:27, MC (Sally Wu dari Phoenix TV dan Yang
Dawei) mempersilakan para hadirin untuk berdiri. Empat
orang Sesepuh mengawali upacara dengan pembakaran
dupa, lalu memimpin para hadirin membungkukkan
badan sebanyak tiga kali menghormat pada relik tulang
tempurung kepala Buddha Sakyamuni. Kemudian bersama-
sama melantunkan Sutra Hati, salah satu Sutra yang popular
di kalangan tradisi Mahayana.
Dalam kesempatan itu dibacakan surat ucapan selamat
dari Jia Qinglin, Ketua Dewan Harian Majelis Permusyawaratan
Politik Rakyat Tiongkok. Dalam suratnya, Jia berpesan agar
forum FBD ini dapat memberikan kontribusi yang signifkan
bagi pembentukan manusia yang bajik, masyarakat yang
harmonis, dan dunia yang damai.
Dibacakan pula surat ucapan dari Sekretaris Jenderal
PBB, Ban Ki-moon, yang mengatakan bahwa imbauan enam
aksi yang diajukan oleh forum kali ini sangat mendukung
pelaksanaan tiga pilar kerja yang diemban PBB, yaitu
bidang perdamaian, perkembangan, dan hak asasi manusia.
Yang dimaksud dengan enam aksi adalah: rasa terima
kasih, dedikasi, menghargai hubungan yang telah terjalin,
toleransi, menghormati, dan berbagi.
Ban juga menyatakan bahwa ajaran agama Buddha yang
sangat mendalam memberikan ilham dan petunjuk yang
tiada henti bagi PBB. Ban menuliskan: Buddha Sakyamuni
mengajarkan: Bila ingin mengubah dunia, harus mengubah
batin manusia. Ini merupakan pelajaran berharga bagi kami
(PBB, red) dalam memperbaiki kondisi lingkungan dan
kesejahteraan umat manusia. Dalam kalimat penutupnya,
Ban Ki-moon mengucapkan, ... saya berharap dunia bisa
menyimak suara kalian (FBD, red).
Kepala Eksekutif Hong Kong Donald Tsang Yam-kuen
dalam sambutannya menyebutkan bahwa penyelenggaraan
SINAR DHARMA / 75
76 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 76
76 / SINAR DHARMA
FBD kali ini tepat bersamaan dengan pemujaan relik Buddha
di Hong Kong, pun bertepatan dengan 15 tahun kembalinya
Hong Kong ke pangkuan Tiongkok, menunjukkan betapa
besarnya makna penyelenggaraan forum ini.
Ketua Asosiasi Buddhis Hong Kong Kok Kwong, yang
berusia 93 tahun, menyampaikan bahwa terwujudnya
masyarakat yang harmonis adalah tanggung jawab setiap
umat manusia. Merealisasikan tanggung jawab sosial yang
diemban oleh agama, berkontribusi bagi pembentukan
masyarakat yang harmonis dan tenang, serta perwujudan
dunia yang damai dan makmur, ini adalah misi mulia yang
dilimpahkan oleh zaman ini kepada agama Buddha. Dalam
kondisi masyarakat dunia saat ini yang kompleks, saat
umat manusia menghadapi banyak permasalahan, tujuan
diselenggarakannya FBD adalah bagaimana menggunakan
kebijaksanaan Buddha Dharma untuk menetralisir konfik
dan permasalahan umat manusia. Tema FBD kali ini adalah
untuk menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa umat
Buddha sangat mencintai perdamaian, menyuarakan
aspirasi tulus bagi tercapainya perkembangan, perdamaian,
dan keharmonisan. Dengan satu ideologi, satu konsensus,
kita sepenuh hati mengabdikan diri bagi pembentukan
dunia yang adil, harmonis, makmur, dan bahagia.
Chuan Yin, Ketua Asosiasi Buddhis Tiongkok,
mengatakan bahwa keharmonisan adalah harapan semua
umat manusia, dunia ini adalah buah karma bersama dari
seluruh makhluk hidup. Semua orang bersama-sama beraksi
menerapkan rasa terima kasih, setiap orang membersihkan
pikiran masing-masing, dengan demikian hati manusia
menjadi bajik; sekeluarga bersama-sama beraksi untuk
berdedikasi, jujur dan melaksanakan kewajiban masing-
masing, dengan demikian rumah tangga menjadi harmonis;
kita semua bersama-sama menghargai hubungan yang
telah terjalin, segala hal dilakukan demi manfaat bersama,
dengan demikian hubungan antar-individu menjadi lancar;
kita semua bersama-sama menerapkan toleransi, yakin
akan hukum karma, dengan demikian masyarakat akan
harmonis; saling menghormati, hidup bersama dalam
keanekaragaman, dengan demikian semua akan menjadi
beradab dan harmonis; saling berbagi keuntungan,
mengembangkan cinta kasih, welas asih, suka cita,
dan berbagi, dengan demikian dunia menjadi damai.
Singkatnya, semua umat manusia di dunia ini bersama-
sama beraspirasi membersihkan pikiran dan mencapai
keharmonisan, bersama-sama melakukan segala bentuk
kebajikan demi kebahagiaan makhluk lain, maka akan
terbentuk dunia yang harmonis dan bumi ini menjadi
Tanah Murni.
Kata sambutan terakhir disampaikan oleh Tung Chee-
hwa, mantan Kepala Eksekutif Hong Kong ke-1, sekarang
menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan
Politik Rakyat Tiongkok. Tung menjelaskan bahwa dirinya
sangat berjodoh dengan FBD. Beberapa tahun lalu Tung
juga hadir dalam penyelenggaraan FBD ke-1 di Hangzhou.
Tung sangat mendukung panel-panel diskusi seputar
tema Dunia Harmonis yang digelar oleh FBD selama
ini. Menurut Tung, harmonis adalah intisari budaya
Buddhisme, juga intisari budaya tradisional Tiongkok.
Dari tema Dunia Harmonis FBD ke-1 Dimulai dari Hati,
FBD ke-2 Perpaduan Kondisi yang Sinergi dan FBD ke-3
Aspirasi dan Aksi Bersama, kesemua tema ini berasal dari
sudut pandang agama Buddha.
Tung menambahkan, bahwa penyelenggaraan FBD ke-
3 kali ini bertepatan dengan 15 tahun kembalinya Hong
Kong ke pangkuan Tiongkok, kedatangan relik Buddha
di Hong Kong, dan perayaan Waisak, sebuah kesempatan
bagi masyarakat Hong Kong agar bisa lebih memahami
dan mempelajari budaya tradisional Tiongkok, pun berbagi
dengan para kawan bajik dari berbagai penjuru dunia.
Setelah berakhirnya kata sambutan dari Tung, MC
mengumumkan akan segera dimulainya acara pembukaan
forum yang dilakukan bersama oleh sembilan tokoh
Buddhis dan pejabat negara, antara lain: Chuan Yin, Kok
Kwong, Donald Tsang Yam-kuen, dan Tung Chee-hwa
dan para tokoh lainnya. Sembilan tokoh ini bersama-
sama menempatkan bola kristal keberuntungan di atas
bunga teratai. Bola kristal melambangkan batin yang
tenang dan damai, sedangkan bunga teratai adalah
simbol kebijaksanaan. Menempatkan bola kristal di dalam
76 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 77
SINAR DHARMA / 77
77 / SINAR DHARMA
dekapan bunga teratai menyiratkan makna bahwa semua
siswa Buddha di seluruh dunia beraspirasi mewujudkan
dunia yang harmonis, dimulai dari hati kita masing-masing,
membersihkan pikiran, membentuk kondisi-kondisi
pendukung yang sinergi, melalui aspirasi dan aksi bersama
merealisasikan dunia yang harmonis.
Seusai upacara dan acara pembukaan, ratu penyanyi
Tiongkok sekaligus umat Buddha Tibetan, Wang Fei,
dengan mengenakan gaun putih panjang, melantunkan
suara emasnya membawakan lagu Sutra Hati. Kemudian 15
orang artis Hong Kong menyanyikan lagu Aspirasi dan Aksi
Bersama yang merupakan lagu tema FBD kali ini: Aspirasi
dan Aksi Bersama Menuju Dunia Harmonis -
. Selama tiga kali penyelenggaraan, ini adalah lagu
pertama yang diciptakan khusus bagi FBD. Lagu ini digubah
dan ditulis oleh para umat Buddha di Hong Kong.
Andy Lau yang sebelumnya dijadwalkan membawakan
lagu tema FBD ini ternyata berhalangan hadir. Absennya
Andy Lau ini konon karena waktu itu ia telah menghentikan
semua kegiatannya untuk mendampingi istri tercinta
yang sedang menanti saat-saat kelahiran bayi (putri)
pertama mereka. Meski demikian, para hadirin tetap dapat
menikmati suara nyanyian Andy Lau dari pemutaran hasil
rekaman yang telah dibuat sebelumnya.
Lagu indah dan menenangkan hati yang dinyanyikan
duet oleh Andy Lau dan Shirley Kwan ini mengumandangkan
ajaran mulia Buddha tentang: semua makhluk adalah satu,
hidup bersama saling berketergantungan, benih batiniah
Buddha dan semua makhluk tiada berbeda, hendaknya
kita menanam benih kebajikan, melakukan hal-hal yang
bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain,
benar salah untung rugi itu semua layaknya impian,
hendaknya membersihkan pikiran agar memperoleh
kedamaian, semoga semua makhluk mengembangkan
ikrar bodhicitta, Buddha Dharma tidak musnah dan tidak
terlahir, jadilah perahu penyelamat dan pelita dalam
samudra penderitaan, jangan permasalahkan perbedaan
di antara kita, semoga dunia menjadi damai, masyarakat
harmonis, keluarga bahagia, semua makhluk bersama-
sama menanam dalam ladang kebahagiaan dan
kebijaksanaan, menggulirkan aspirasi dan aksi bersama.
Kemudian acara berlanjut dengan mempersilakan
beberapa tokoh Buddhis mancanegara untuk berbicara
di depan forum, antara lain dari Taiwan, Thailand, Korea
Selatan, Jepang, dan Srilanka.
Berikutnya adalah pelaksanaan upacara puja bakti
terhadap relik tulang tempurung kepala Buddha
Sakyamuni, yang juga menandai berakhirnya upacara
pembukaan di pagi hari itu. Relik suci ini didatangkan
langsung dari Nanjing, Tiongkok, dan tiba di Hong Kong
pada 25 April. Selama 2530 April ditempatkan di Hong
Kong Coliseum untuk memberi kesempatan kepada para
umat agar dapat menyaksikan dan melangsungkan puja
bakti terhadap relik suci ini. Selepas dari Hong Kong,
relik Buddha ini akan dibawa ke Macau selama 30 April
hingga 4 Mei. Ini adalah pertama kalinya relik tempurung
kepala Buddha dibawa keluar dari Tiongkok semenjak
diketemukan dan digali dari dalam tanah di Vihara
Dabaoen di Nanjing pada tahun 2008 dan dipertunjukkan
kepada khalayak ramai di Vihara Qixia, juga berada di
Nanjing, pada tahun 2010.
Selama 2 hari, para peserta yang datang dari Korea
Selatan, Jepang, India, Thailand, Srilanka, Kamboja,
Australia, Amerika, Eropa, dan lain sebagainya, saling
bertukar pandangan bersama-sama mencari solusi
terbaik tentang penyebarluasan Buddha Dharma,
pelestarian Kitab Suci Buddhis, pendidikan Buddhis, dan
kegiatan kemanusiaan Buddhis. Forum berlangsung
dalam bentuk pidato, 7 sub-forum, diskusi panel televisi
dan diskusi panel internet.
SINAR DHARMA / 77
Dalam forum kali ini, Panchen Lama ke-11 yang
berusia 22 tahun, salah satu dari pemimpin spiritual
di samping Dalai Lama, mengatakan bahwa dunia
saat ini menekankan pentingnya teknologi eskternal
diri, mengabaikan pengetahuan internal diri. Ajaran
Buddha adalah intisari dari pengetahuan internal
diri yang dapat meningkatkan kondisi spiritual
umat manusia, memperbaiki moralitas manusia,
menetralisir konfik antar umat manusia, embun sejuk
yang dapat melenyapkan penderitaan dalam hati
manusia, juga obat mujarab bagi perdamaian dunia
dan perkembangan berkesinambungan. Bagi dunia
kita saat ini, pengembangan Buddha Dharma adalah
sangatlah penting.
Dalam pidato berbahasa Mandarinnya, Panchen
Lama menekankan bahwa kita seharusnya memadukan
perkembangan teknologi eskternal diri dan
pengetahuan internal diri, berdedikasi sepenuhnya
bagi terciptanya kedamaian dunia, keharmonisan
masyarakat, kemajuan zaman, dan perkembangan
peradaban.
Forum Buddhis Dunia Ke-3 ini ditutup pada
sore hari tanggal 27 April 2012. Y.M. Bhiksu Sik Kok
Kwong memberikan pernyataan singkat dalam acara
penutupan forum tersebut. Beliau mengatakan bahwa
selama forum, para peserta melakukan diskusi yang
mendalam dan hangat mengenai pemberdayaan
Buddhis, penyebaran Dharma, pendidikan, amal, dan
budaya. Forum juga mengumumkan bahwa Lingshan
(Giant Buddha), Wuxi, Provinsi Jiangsu, Tiongkok,
adalah alamat tetap dari Forum Buddhis Dunia.
Wang Zuo-an, Kepala Biro Urusan Agama Tiongkok,
mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok tetap
berkomitmen kuat menerapkan kebijakan kebebasan
kepercayaan beragama, menghargai peran positif yang
diperankan oleh semua agama, termasuk Buddhisme,
pun terus mendorong Buddhisme Tiongkok untuk
berpartisipasi dalam dialog lintas-budaya dan lintas-
agama di dunia, bersama-sama dengan para tokoh atau
organisasi agama yang cinta perdamaian dan keadilan
untuk mengemban tugas menjaga perdamaian dunia.
FBD diakhiri dengan sebuah deklarasi yang
menyerukan: Dunia yang harmonis dimulai dari
dalam hati; kondisi-kondisi berpadu secara sinergi
berdasarkan pada aspirasi dan aksi bersama.
Alam semesta ada batasnya, (namun) penerapan
aspirasi tiada batasnya; (berupaya) mewujudkan apa
yang diaspirasikan, (karena) aksi dan aspirasi itu adalah
satu adanya. Tidak mencari kebahagiaan bagi diri
sendiri, melainkan beraspirasi agar semua makhluk
terbebas dari penderitaan. Sebab itulah, bersama-sama
dengan para muliawan peserta forum mendeklarasikan
enam aspirasi dan menggulirkan enam aksi:
Semoga setiap orang berhati damai dan bajik,
menghargai hubungan yang telah terjalin dan melindungi
kehidupan setiap makhluk, bersama-sama beraksi
menerapkan rasa terima kasih.
Semoga setiap keluarga harmonis dan bahagia,
perasaan kasih sayang sesama anggota keluarga kukuh
adanya, bersama-sama beraksi untuk berdedikasi.
Semoga hubungan antar-individu lancar adanya,
saling berkomunikasi, bersama-sama beraksi menjalin
hubungan yang baik.
Semoga masyarakat menjadi harmonis, setiap orang
mendapatkan apa yang menjadi haknya, bersama-sama
beraksi menerapkan rasa toleransi.
Semoga peradaban kita ini menjadi harmonis,
semua pihak saling menghargai, bersama-sama beraksi
menerapkan rasa saling menghormati.
Semoga dunia ini damai, rasa permusuhan berganti
menjadi rasa persahabatan, bersama-sama beraksi
78 / SINAR DHARMA
71 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 79
ukan hanya umat Buddha saja yang merayakan Waisak,
umat Katolik dengan semangat toleransi yang tinggi
juga merayakan hari kelahiran Buddha itu. Seperti yang
berlangsung selama ini, Vatikan juga mengirim Pesan
Waisak / Hanamatsuri untuk tahun 2012 ini.
Jean-Louis Tauran, Ketua Dialog Antar-Agama Vatikan
(President of the Pontifcal Council for Interreligious Dialogue
Cardinal Protodeacon) menuliskan antara lain, Atas nama
Dewan Pimpinan Dialog Antar-Agama Vatikan, saya merasa
gembira untuk sekali lagi, pada tahun ini, setulus hati
mengucapkan Selamat Hari Waisak. Adalah harapan saya
bahwa perayaan tahunan ini semoga membawa suka cita
dan ketenangan hati bagi Anda semua diseluruh dunia.
Saat ini, semakin banyak ruang-ruang kelas di seluruh
dunia, para siswa yang berasal dari berbagai agama dan
kepercayaan duduk berdampingan, belajar bersama satu
sama lain. Keanekaragaman ini membangkitkan tantangan
dan memicu perenungan yang mendalam tentang perlunya
mendidik kaum muda untuk menghormati dan memahami
keyakinan dan pengamalan agama orang lain, tumbuh
dewasa dengan pengetahuan agama masing-masing,
maju bersama menjadi manusia yang bertanggung jawab
dan bergandengan tangan dengan orang-orang yang
memiliki agama berbeda bersama-sama menyelesaikan
konfik serta meningkatkan persahabatan, keadilan,
perdamaian dan perkembangan kehidupan manusia
yang sesungguhnya..
Sebagai umat Buddha anda mewariskan
kebijaksanaan kepada kaum muda untuk tidak
menyakiti orang lain dan menerapkan kehidupan
yang murah hati dan berbelas kasih, sebuah praktik
yang dihargai dan diakui sebagai sebuah hadiah yang
berharga bagi masyarakat. Ini adalah satu cara nyata
yang dikontribusikan oleh agama untuk mendidik
generasi muda agar dapat berbagi tanggung jawab dan
bekerja sama dengan orang lain.
Di Seoul, Korea, Kardinal Nicholas Cheong Jin Suk,
Kepala Uskup Katolik Roma Seoul di Korea, pada tanggal
21 Mei 2012 juga mengirim ucapan selamat kepada
para umat Buddha yang merayakan hari kelahiran
Buddha. Dalam pesannya kepada Ordo Jogye dari
Buddhisme Korea, Cheong berkata bahwa welas asih
Buddha akan tersebar di seluruh dunia, khususnya di
antara kaum papa dan yang terbuang. Kardinal Cheong
juga mengatakan bahwa para umat Buddha dan Katolik
yang mencari jalan keselamatan spiritual haruslah
bekerja bersama-sama untuk menggapai kebajikan dan
kebaikan, menyelesaikan konfik sosial dan memperoleh
keadilan, kedamaian dan kebenaran. Keuskupan Katolik
Roma Seoul memasang spanduk perayaan Waisak
Merayakan Hari Lahir Buddha Bersama-sama di Katedral
Myeongdong di Seoul pada tangal 25 Mei 2012.
Selain itu, pada tanggal 27 Mei 2012 (sehari
sebelum hari Waisak), sebelum misa Paroki di Katedral
Myeongdong, Bhiksuni Jungyul Sunim menyanyikan
lagu Ave Maria dan lagu Buddhis Hyang-sim di aula
Katedral yang disambut tepuk tangan meriah dari
para umat Katolik. Jungyul Sunim adalah penyanyi
terkenal di kalangan komunitas Buddhis Korea, telah
menyanyi sejak masih sebagai sramaneri di tahun 1988.
Telah naik panggung lebih dari 1.000 kali dan turut
mendirikan grup penyanyi religius wanita Samso Music
Society yang anggotanya terdiri dari penganut Katolik,
Buddha dan Buddha Won. Kehadirannya di Katedral
Myeongdong adalah atas permintaan suster Katolik
yang juga anggota Samso.
Jungyul Sunim berkata. Agama lain haruslah
dirangkul seperti kita merangkul orang tua kita sendiri.
Jungyul Sunim menambahkan bahwa Kardinal Jung Jin
Suk membacakan Pesan Waisak di Vihara Jogye, sebab
itu beliau juga berusaha memberikan kontribusi yang
bermakna bagi kegiatan lintas-agama dengan bernyanyi
di Katedral Myeongdong. Gereja Katolik Seongbuk-dong
yang menjalin hubungan baik dengan Vihara Gilsang
juga mengirimkan ucapan selamat dan bunga anggrek
dalam perayaan Waisak tahun ini.
SINAR DHARMA / 81
Pada tanggal 28 Mei 2012, di bagian dunia yang lain,
Dalai Lama mengunjungi Katedral St. Stephen di Vienna,
Austria, turut berpartisipasi dalam kegiatan Misa Pentekosta.
Pada awal Misa di hari Minggu tersebut, Kardinal Schonborn
dari Keuskupan Vienna menjelaskan bahwa Dalai Lama
memohon untuk dapat datang ke St. Stephen sebagai
peziarah seperti ketika Dalai Lama melakukan ziarah
ke tempat suci Maria di Lourdes dan Fatima, juga Roma.
Seseorang yang memiliki akar keyakinan yang kuat pada
agamanya, akan sangat menghormati agama orang lain,
jelas Kardinal Schonborn. Sebelumnya Schonborn juga
mengajak Dalai Lama untuk berkeliling Katedral dan Dalai
Lama menaruh katha (syal) berwarna putih yang dikenakan
bhiksu Tibetan di kapel St. Barbara yang sejak tahun 1983
merupakan tempat peringatan para korban Nazi.
Sebelumnya pada tanggal 14 Mei 2012, Dalai Lama juga
mengunjungi Katedral Ortodoks St. Paul di London untuk
menerima Penghargaan Templeton dari John M. Templeton,
Jr. atas usahanya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan,
perdamaian dan toleransi. Dalai Lama diterima di Katedral
oleh Canon Pastor Katedral St. Paul, Michael Colcough
dan Bishop London Richard Chartres. Dalai Lama teringat
akan istana Potala ketika melihat pilar-pilar gereja ini. Para
bhiksu Tibetan melakukan chanting di aula gereja pada
saat even ini berlangsung. Bendahara St. Paul, Canon Mark
Oakley mengatakan. Kami sangat mengagumi usaha
tanpa lelah Dalai Lama, selama lebih dari setengah abad,
telah mengajarkan kepada kita bahwa semua pencarian
spiritual manusia itu berada pada hati kita sendiri dan
semakin memperdalam potensi yang kita miliki. Dalai
Lama mewujudkan sebuah kebenaran yang ada dalam
dasar keyakinan Kristianitas kita - bahwa perwujudan
kehidupan spiritual yang paling baik adalah dengan
hidup dalam cinta kasih, kita berusaha memahami orang
lain yang berbeda dengan kita, secara damai berjuang
untuk menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran di atas
segala hal... Sebagai seorang pemimpin spiritual, beliau
telah menyebarluaskan nilai-nilai kemanusiaan tentang
cinta kasih, jiwa memaafkan, toleransi dan dispilin diri.
Di samping berkomitmen pada keyakinan beliau sendiri,
beliau juga menyebarluaskan keharmonisan dan saling
pengertian di antara tradisi-tradisi agama di dunia dengan
meminta kita semua untuk menghormati satu sama
lain dan mengenali nilai-nilai tradisi pihak lain. Sebagai
katedral dan komunitas Kristiani di kota yang penuh
dengan perbedaan, kami berterima aksih kepada Dalai
Lama atas komitmen beliau bagi perdamaian di antara
umat beragama dan terima kasih atas kehadirannya
bersama dengan kami, untuk perbincangan dan waktu
yang kita lewati bersama, kami memperbaharui lagi
komitmen kami untuk melakukan hal yang sama. Kami
dengan penuh kehangatan memberikan ucapan selamat
kepada Yang Mulia (Dalai Lama) atas penghargaan
Templeton Prize yang didapatkan dan kami berikan doa
dan cinta kami.
Sumber Pustaka: http://www.hancinema.net/cardinal-cheong-
sends-congratulations-ahead-of-buddha-s-birthday--43046.html,
http://www.koreabang.com/2012/stories/buddhist-performs-
interfaith-hymn-for-buddhas-birthday.html,
www.dalailama.com, http://
www.koreatimes.co.kr, http://
www.stpauls.co.uk, http://
www.vatican.va/roman_curia/
pontifical_councils/interelg/
documents/rc_pc_i nterel g_
doc_20120403_vesakh-2012_
en.html
SINAR DHARMA / 81
SINAR DHARMA / 82
82 / SINAR DHARMA
Di Manchester, Inggris, pada tanggal 16 Juni 2012
pagi hari, HH. Dalai Lama bertemu dengan berbagai
pemimpin organisasi pemuda pemudi. Dalai Lama
berkata kepada mereka, Saya adalah milik abad ke-
20, sebuah era yang telah berlalu. Abad lalu adalah
sebuah era ketika banyak orang merasa bahwa
kekerasan adalah cara untuk menyelesaikan masalah
kita. Meskipun motivasi untuk menyelesaikan
masalah seringkali baik dan positif, namun metode
dengan menggunakan kekerasan adalah salah,
karena kekerasan akan menciptakan lebih banyak
masalah daripada menyelesaikannya. Apa yang
telah kita pelajari? Kita harus menerapkan tanpa-
kekerasan dan dialog untuk menyelesaikan masalah
kita. Dalai Lama merasa bahwa aspirasi yang realistik
untuk abad ke-21 adalah sebuah dunia yang damai
yang didasarkan pada dialog.
Salah seorang pemimpin bertanya meminta
nasihat Dalai lama bagaimana cara mendorong kaum
muda mengembangkan nila-nilai positif dalam diri
mereka. Dalai Lama mengaitkan hal ini dengan rantai
biologis kita. Kita semua terlahir dari ibu-ibu kita,
kita semua dapat terus hidup karena perhatian ibu
kita, bahkan beberapa ilmuwan mengatakan bahwa
sentuhan ibu di minggu-minggu pertama adalah
jaminan untuk pertumbuhan yang sehat bagi balita.
Inilah pengalaman kasih sayang pertama kali yang
harus kita kembangkan. Dalai Lama mengatakan,
82 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 83
83 / SINAR DHARMA
orang-orang kaya di dunia tampaknya memiliki semua
yang mereka inginkan, namun kerapkali kesepian dan
tidak bahagia karena kurang kasih sayang. Uang dan
kekuasaan menghasilkan kecurigaan dan ketakutan. Hal
ini sangat menyedihkan karena para ilmuwan menemukan
bahwa emosi takut dan kecurigaan itu akan menggerogoti
daya tahan tubuh kita. Sedangkan bagi mereka yeng
mengembangkan pikiran tenang dan mempraktikkan
welas asih, akan mendapatkan banyak manfaat, seperti
menurunkan tekanan darah tinggi, memacu pencernaan
dan kesadaran sosial yang lebih tinggi.
Siang harinya, Dalai Lama berada di arena Manchester
bersama dengan komedian Russell Brand sebagai moderator
dan pembawa acara (MC). Sebanyak 10.000 orang muda
mudi Inggris, kebanyakan di bawah 25 tahun, datang untuk
mendengarkan ceramah Dalai Lama. Acara diawali dengan
menonton pesan video oleh teman-teman Dalai lama
seperti Peraih Nobel Guatamalan Mayan Rigoberta Menchi
dan Bishop Desmond Tutu.
Saya tidak menyukai formalitas, jadi Russell Brand,
yang sangat tidak formal, adalah orang yang cocok untuk
memperkenalkan saya, terima kasih. Kelahiran muncul tanpa
formalitas, seperti juga kematian. Jika saya menganggap diri
saya adalah seorang bhiksu Buddhis atau orang Tibet, hal
itu akan menciptakan tembok penghalang di antara saya
dan orang lain. Pada kenyataannya, saya adalah manusia,
sama seperti kalian, yang menginginkan kebahagiaan, tidak
menginginkan penderitaan dan masalah. Saya berbicara
kepada kalian semua hanya sebagai satu di antara tujuh
miliar manusia di dunia hari ini. Secara fsik, mental dan
emosi kita semua sama. Kita semua memiliki potensi yang
sama untuk berbuat kebaikan atau keburukan.
Dalai Lama lebih lanjut menjelaskan, salah satu yang
membedakan antar-manusia adalah intelegensi yang
kuat. Jika kita tidak mengontrol emosi destruktif kita maka
intelegensi akan menjadi ancaman. Untuk menghilangkan
resiko tersebut, kita semua harus realistik dan berhati
hangat. Kita harus punya visi, determinasi dan keinginan
untuk sukses. Kualitas-kualitas ini bergantung pada rasa
percaya diri kita. Semuanya bergantung pada kejujuran dan
kebenaran.
Dalai Lama memiliki harapan yang besar bahwa dunia
akan menjadi lebih baik, lebih damai dan lebih layak di
abad ke-21. Dalai Lama melihat bahwa generasi yang akan
datang, yang sekarang berada di bawah 30 tahun, akan
menggapainya. Alasan kenapa beliau memiliki harapan
demikian, adalah karena orang tua melekat pada pola-pola
pemikiran mereka, sedangkan anak muda lebih terbuka dan
feksibel. Perubahan eksternal yang kita alami adalah bahwa
dunia dan kehidupan kita telah menjadi semakin saling
berketergantungan, jadi ketika tetangga kita terancam
maka akan berdampak pada kita juga. Jadi kita harus
meninggalkan pandangan yang sudah ketinggalan zaman
tentang mereka dan kami, kita harus memandang dunia
ini dalam istilah yang lebih luas yaitu KITA, satu keluarga
besar manusia.
Faktor penting lainnya adalah mengembangkan rasa
percaya diri yang dapat membantu kita melepas harapan.
Berpuluh-puluh tahun Dalai Lama menghadapi berbagai
macam masalah tetapi beliau tidak pernah melepas
harapan. Beliau menjelaskan tentang sebuah ucapan bijak
Tibet: Sembilan kali terjatuh, sembilan kali pula engkau
bangkit kembali.
Kemudian di penghujung acara ada dua video pendek
lagi yang ditampilkan. Yang pertama berfokus pada
berkah dari memaafkan. Video ini menampilkan seorang
gadis Irlandia yang setelah terinspirasi kata-kata Dalai
SINAR DHARMA / 83
SINAR DHARMA / 84
84 / SINAR DHARMA
Lama memutuskan untuk memaafkan anak laki-laki yang
membunuh ayah kandungnya.
Video kedua adalah tentang beberapa selebritis yang
bergabung dengan Dalai Lama yang mendorong para kawula
muda untuk menjadi katalisator dalam program Bangkit
dan Berubahlah (Stand Up and Be The Change). Selebritis
yang turut bergabung dalam video ini di antaranya adalah
Tilda Swinton (pemeran White Witch dalam Chronicles of
Narnia), Willem Dafoe (pemeran Norman Osborn/Green
Goblin dalam trilogi Spider-Man), Stella McCartney, Jarvis
Cocker (Pulp) dan Michael Stipe (R.E.M). Terakhir Dalai
Lama memberikan penghargaan pada Sophia, gadis lokal
yang masih bersekolah namun sangat banyak melakukan
aktivitas yang altruistik.
Russell Brand, mantan suami Katy Perry, mengatakan
bahwa Dalai Lama adalah seorang yang menakjubkan.
Ia ditunjuk sebagai pembawa acara yang bisa melucu.
Dalai Lama pun bercanda dengannya dengan memainkan
jenggot Brand ketika di atas panggung. Russell langsung
melucu, Tidak banyak yang bisa kulakukan dalam situasi
seperti ini. Aku hanya harus menjalaninya saja.
Seseorang berlaku tidak sopan pada saya. Saya
marah. Saya bisa memaafkan manusia, tapi tidak dengan
perbuatannya. Pidato Anda benar-benar baik untuk saya,
ujar Brand kepada Dalai Lama. Brand juga mengatakan
bahwa Dalai Lama adalah seorang yang bersemangat dan
lembut, inilah yang anda harapkan dari seseorang yang
bermeditasi lima kali sehari.
Berangkat dari pecandu sampai Shagger of The Year...
tiga kali dan sekarang bisa mengenalkan Dalai Lama.
Suatu perjalanan yang menarik, tukas Brand. Sebelumnya,
Russell Brand adalah pecandu sampai akhirnya meditasi
membuatnya meninggalkan kebiasaan buruknya itu.
Dalai Lama dan Brand kemudian berbincang tentang
waktu tidur mereka yang kontras. Dalai Lama selalu bangun
di waktu subuh, ini bukan ciri khas gaya hidup Brand.
Siang adalah untuk bekerja, malam adalah untuk tidur,
tetapi kamu dapat melakukan apa yang bisa membuatmu
bahagia, timpal Dalai Lama. Brand pun berterima kasih
karena Dalai Lama masih menyetujui gaya hidupnya yang
seperti itu. Sebagai penutup Brand mengatakan, Aku
merasakan bahwa (ceramah Dalai Lama hari ini) sangatlah
menginspirasi dan membantu. Kita harus melihat ke dalam
diri kita sendiri.
Sumber. www.dalailama.com, http://www.bbc.co.uk/
news/uk-18473790
84 / SINAR DHARMA
85 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 85
86 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 87
87 / SINAR DHARMA SINAR DHARMA / 87
SINAR DHARMA / 88
SINAR DHARMA / 88
88 / SINAR DHARMA
88 / SINAR DHARMA
Langit itu adil karena ia menaungi semua yang ada
di atas bumi tanpa membeda-bedakan, bumi itu tanpa
pamrih karena ia menghidupi semua makhluk yang
bertopang padanya tanpa mengharapkan balas jasa.
Layaknya seorang pahlawan tanpa tanda jasa, alam
ini memberikan apa pun yang seharusnya diberikan
kepada kita tanpa mengharapkan sedikit pun balas
jasa. Ibaratnya seorang ibu, alam ini memelihara semua
makhluk yang ada di bumi ini tanpa mengeluh. Ibu
pertiwi yang mulia ini senantiasa mendekap dan berbisik
lembut di telinga kita, Anakku sayang.
Di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa
alam ini sangat kejam. Mereka mengibarkan bendera
survival of the fttest, mengatakan bahwa yang lemah
akan terlibas, hanya yang kuat yang akan bertahan hidup.
Dapat dipastikan ibu pertiwi atau mother nature akan
bersedih hati mendengar penjelasan seperti itu. Tidaklah
benar kalau mengatakan yang kuat yang akan bertahan
hidup, karena secara harafah kata fttest sendiri bukan
merujuk pada pengertian kuat, akan lebih tepat kalau
dikatakan yang bisa menyesuaikan diri yang akan
bertahan hidup. Lalu, apa yang dimaksud dengan yang
bisa menyesuaikan diri itu? Menurut pemahaman
penulis, yang disebut dengan bisa menyesuaikan diri
itu tak lain tak bukan adalah makhluk hidup yang
berperilaku benar. Alam lingkungan itu tidak kejam, ia
hanya bertindak berdasarkan hukum sebab akibat, apa
yang diterimanya, itulah yang dikembalikannya. Jika kita
berperilaku tidak benar dengan melakukan perusakan
terhadap alam lingkungan, maka bencanalah yang akan
kita tuai. Sebaliknya, jika berperilaku benar dengan
memelihara keseimbangan ekosistem dan menjaga
pelestarian lingkungan, maka alam akan melimpahkan
berkahnya kepada kita.
Zaman kita sekarang adalah zaman modern, sebuah
zaman yang memiliki pertumbuhan pesat dalam segala
bidang, sehingga boleh dibilang pertumbuhan adalah
satu hal yang tidak bisa kita tolak. Hanya dengan
berkembanglah maka kita akan maju. Salah satu faktor
penting yang kita butuhkan dalam perkembangan
zaman adalah teknologi. Namun sayangnya, teknologi
yang sebenarnya bertujuan agar hidup kita lebih praktis
dan nyaman itu ternyata juga bisa berdampak buruk bagi
lingkungan hidup. Teknologi yang merupakan media
penyejahteraan justru berbalik menjadi bumerang
bagi masyarakat. Sampah menumpuk di mana-mana,
limbah industri membanjiri kali-kali, asap-asap industri
bertengger menjadi awan-awan baru, langit yang biru
hanya tinggal kenangan bagi masyarakat pekotaan,
hutan-hutan gundul dalam sekejab, udara sejuk entah
menguap ke mana, udara bersih enggan bergaul dengan
kita, air bersih semakin langka, tiada lagi kicauan burung
di kota-kota metropolis, dan lain sebagainya. Bila hal-hal
negatif ini terus berlangsung, mungkin tak berselang
lama lagi manusia panjang umur cuma dapat ditemui
dalam kisah dongeng dan legenda, layaknya para tokoh
super hero.
Dalam ajaran Buddha dikatakan bahwa kehidupan
makhluk hidup tak terlepas dari empat kondisi: lahir, tua,
sakit, dan mati. Demikian pula dengan bumi kita ini yang
juga mengalami siklus empat tahap: terbentuk, dihuni,
rusak, dan kosong. Inilah hakikat ketidakkekalan dunia
fana. Buddha mengajarkan tentang ketidakkekalan untuk
menyadarkan kita semua agar menjalani kehidupan
ini dengan sebaik-baiknya. Kita semua tahu, mampu
mewujudkan kebahagiaan diri, baik lahiriah maupun
batiniah, itulah yang dinamakan menjalani kehidupan
ini dengan sebaik-baiknya. Namun ada dua hal yang
sering kita lupakan dan abaikan dalam mewujudkan
kebahagiaan diri itu. Pertama, pentingnya menjaga
keseimbangan antara kebahagiaan lahiriah dan batiniah.
Kedua, tanpa adanya lingkungan yang asri dan sehat,
mungkinkah kita mewujudkan kebahagiaan lahir dan
batin itu?
88 / SINAR DHARMA
Sebelum menginjak pada pembahasan dua hal yang
sering kita lupakan dan abaikan tersebut, mari kita tengok
proses penciptaan bumi dan manusia dari sudut pandang
Buddhisme, yang tertulis dalam beberapa Kitab Suci
Buddhis yaitu Digha Nikaya, Agganna Sutta, dan Brahmajala
Sutta. Ternyata manusia pertama yang muncul di bumi
kita ini bukanlah hanya satu atau dua orang, melainkan
sekelompok.
Disebutkan bahwa leluhur umat manusia di bumi ini
berasal dari Abhassara (Abhasvara Sanskerta, Alam Surga
Cahaya Suara), alam ke-3 (tertinggi) dari Alam Surga Jhana
ke-2. Karena para makhluk di alam surga ini memiliki cahaya
yang sangat gemerlap, menggunakan cahaya tubuh mereka
sebagai media komunikasi, sebab itulah disebut sebagai
Alam Surga Cahaya Suara. Setelah suatu masa yang lama
sekali, ketika dunia ini hancur, banyak di antara para makhluk
bumi yang terlahir secara spontan di alam Abhassara. Mereka
hidup dalam kenikmatan surgawi, makanan mereka berasal
dari kekuatan ciptaan pikiran mereka sendiri, memiliki tubuh
yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam
kemegahan dan menikmati umur yang panjang sekali.
Dalam suatu masa yang lama sekali, ketika bumi kita
ini dalam proses terbentuk, semuanya terdiri dari air dan
kegelapan total. Tidak ada matahari, bulan, dan bintang-
bintang. Belum ada siang maupun malam. Waktu itulah
alam Brahma (Alam Surga Jhana ke-1) mulai muncul, tetapi
masih kosong. Ada makhluk dari alam Abhassara, setelah
masa hidupnya habis lalu terlahir kembali secara spontan di
alam Maha Brahma (alam ke-3 atau tertinggi dari Alam Surga
Jhana ke-1). Di alam ini, ia hidup diliputi kemegahan dalam
masa yang lama sekali. Karena terlalu lama hidup sendirian,
muncul suatu keinginan agar ada makhluk lain yang
datang dan hidup bersamanya. Pada saat itu ada makhluk-
makhluk lain di alam Abhassara yang meninggal dan terlahir
kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya. Karena
itulah maka makhluk pertama yang terlahir di alam Brahma
berpandangan: Aku adalah Brahma, Maha Brahma, Maha
Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, Tuan dari semua,
Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi
semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah
ada dan yang akan ada. Semua mahluk ini adalah ciptaanKu.
Makhluk-makhluk yang terlahir sebagai pengikutnya juga
beranggapan bahwa makhluk pertama di alam Brahma itu
adalah asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan
yang akan ada, yang tetap kekal selamanya, mereka semua
adalah ciptaannya.
Selanjutnya, makhluk-makhluk lain yang berakhir
kehidupannya dari alam Abhassara mulai terlahir di bumi ini.
Mereka terlahir spontan, tidak melalui kandungan. Tubuh
mereka indah, makanan masih berasal dari ciptaan pikiran,
melayang-layang di angkasa dan memiliki tubuh yang
bercahaya, mereka hidup demikian dalam masa yang lama
sekali. Para makhluk itu masih belum ada perbedaan lelaki
dan wanita, juga tidak ada hina dan mulia. Mereka hanya
dikenal sebagai makhluk hidup.
Setelah suatu masa yang lama sekali, mulai
terbentuk tanah. Tanah dengan sarinya muncul keluar
dari dalam air, berbentuk seperti bentuk-bentuk buih
di permukaan susu yang sedang dimasak. Tanah itu
memiliki warna, bau, dan rasa. Sama seperti dadi susu
atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu;
sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis
tanah itu. Kemudian di antara makhluk-makhluk yang
memiliki sifat serakah mulai mencicipi sari tanah itu.
Makhluk-makhluk lainnya mengikuti perbuatan itu,
sehingga akhirnya semua makhluk itu mulai makan
sari tanah.
Dengan memakan sari tanah itu, tubuh para
makhluk itu menjadi buruk, kehilangan tubuh dewa
yang menawan, berkulit kasar, cahaya tubuh lenyap,
tidak bisa terbang melayang lagi, hanya bisa berjalan di
atas tanah. Langit dan bumi kembali dalam kegelapan
pekat. Demikianlah hukum alam itu bekerja, di tengah
kegelapan alam semesta, benda-benda penerang
seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang mulai
muncul. Terjadilah siang dan malam. Mulailah dikenal
dimensi waktu.
Makhluk-makhluk itu terus memakan sari tanah
dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas
takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka
menjadi padat dan terwujudlah berbagai macam
bentuk tubuh. Mereka yang memakan banyak, bentuk
dan paras wajahnya menjadi buruk, sedangkan yang
memakan sedikit, memiliki bentuk tubuh dan paras
yang indah. Mereka yang memiliki bentuk tubuh
indah memandang rendah mereka yang memiliki
bentuk tubuh yang buruk. Demikianlah mulai muncul
perbedaan hina dan mulia. Setelah sari tanah lenyap,
muncullah tumbuhan seperti cendawan dari dalam
tanah. Para makhluk menggantungkan hidup dari
tumbuhan tersebut, hal ini berlangsung dalam masa
yang lama sekali. Demikianlah kemudian tumbuhan
itu pun lenyap, lalu muncul tumbuhan menjalar. Para
makhluk memakan tumbuhan menjalar itu. Setelah
tumbuhan menjalar lenyap, muncullah tumbuhan
padi yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan
sekam, harum dengan bulir-bulir yang bersih. Setelah
hidup dengan memakan tumbuhan padi tersebut
dalam masa yang lama sekali, tubuh mereka tumbuh
lebih padat dan muncullah perbedaan jenis kelamin.
Timbullah hawa nafsu sehingga terjadilah hubungan
kelamin yang dilakukan oleh mereka yang kurang bisa
mengendalikan diri.
Makhluk-makhluk lain yang tidak melakukan
hubungan kelamin kemudian mengusir mereka yang
melakukan hubungan kelamin. Karena tidak bisa
kembali ke dalam kelompok mereka, maka mereka
yang diusir itu kemudian membentuk kelompok-
kelompok kecil. Sejak itulah di bumi ini mulai terbentuk
sistem keluarga.
SINAR DHARMA / 89
90 / SINAR DHARMA
Saat itu, makhluk-makhluk alam Surga Abhassara
yang kemudian terlahir di bumi tidak lagi memiliki
kemampuan dan keindahan surgawi, serta lahir melalui
kandungan ibu. Dengan semakin banyaknya jumlah
keluarga yang terbentuk dan manusia yang terlahir di
bumi, sifat serakah juga semakin meningkat. Tumbuhan
padi yang sebelumnya tumbuh sendiri dan langsung
bisa dimakan, akhirnya lenyap. Karena padi yang gratis
dan siap saji telah lenyap, maka manusia harus mulai
membanting tulang dan mengucurkan keringat untuk
menjaga kelangsungan hidupnya.
Dari kisah penciptaan bumi beserta manusia
sebagai penghuninya ini, dapat diketahui bahwa
air adalah sumber kehidupan, suatu hal yang telah
diketahui dan dibabarkan oleh Yang Tercerahkan
Buddha Gautama pada 2.500 tahun yang lalu. Selain
itu, sifat serakahlah yang membawa manusia sebagai
makhluk sosial (kelompok) yang semula hidup dalam
nuansa surgawi jatuh ke dalam penderitaan. Tepatnya,
sifat serakah dan ketidaktahuanlah yang mengubah
lingkungan, pun merusak keseimbangan kebahagiaan
lahiriah dan batiniah. Keserakahan dan ketidaktahuan
sudah sedemikian merusak lingkungan hidup, jika masih
ditambah lagi dengan kebencian (peperangan atau
kerusakan lingkungan yang didasarkan pada kemarahan
dan kebencian), maka akan semakin cepatlah bumi
kita menuju pada kehancurannya. Jadi, untuk menjaga
agar lingkungan tetap asri dan nyaman untuk dihuni,
pun mewujudkan keseimbangan kebahagiaan lahiriah
dan batiniah, maka kita harus mengendalikan tiga akar
kejahatan dalam diri kita, yaitu: keserakahan, kebencian,
dan ketidaktahuan (kebodohan batin).
Zaman kini adalah zaman ledakan pengetahuan
dan informasi, umat manusia semakin mengerti, mengapa
dan bagaimana seharusnya menanggulangi kerusakan
lingkungan itu. Dengan kata lain, faktor ketidaktahuan
sebenarnya sudah bukan lagi sebuah problema besar dalam
aksi pelestarian lingkungan. Lalu, mengapa kerusakan
lingkungan masih terus saja berlangsung, bahkan dalam
skala yang semakin bergulir semakin besar? Bila kita simak
lebih mendalam, ternyata unsur pokok ketidaktahuan itu
bukan hanya terletak pada ketidaktahuan tentang kondisi
lingkungan, namun yang terutama adalah ketidaktahuan
bahwa kurangnya kesadaran dan pembenaran sifat malas
juga sangat berdampak buruk pada upaya pelestarian
lingkungan hidup.
Bila kita sadar dan tidak malas melakukan hal-
hal berikut di bawah ini, niscaya penyelamatan bumi
bukan lagi sekadar angan-angan. Hendaknya mulai detik
ini juga kita membiasakan diri: tidak membuang sampah
sembarangan, Reduce (mengurangi penggunaan benda-
benda yang bisa merusak lingkungan, seperti kantong
plastik), Reuse (menggunakan kembali barang-barang
bekas pakai, seperti kertas), Recycle (mendaur ulang
sampah industri), tidak menyetel temperatur pendingin
ruangan lebih rendah dari 25, rutin membersihkan flter
udara pendingin ruangan sedikitnya sekali dalam sebulan,
pakai lampu hemat energi, matikan dan cabut stop kontak
peralatan listrik yang tidak sedang digunakan, hemat air
(ketika menggosok gigi, kran air jangan terus dibuka;
mandi dengan shower lebih menghemat air daripada
dengan gayung), kurangi konsumsi daging, kurangi
sampah makanan, hindari menggunakan mobil pribadi
jika bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau bersepeda,
galakkan penghijauan dengan berkebun dan menanam
SINAR DHARMA / 91 SINAR DHARMA / 91 91 / SINAR DHARMA
pohon, dan lain sebagainya. Ternyata pelestarian lingkungan
itu bukan hal yang sulit dilakukan, semua diawali dari hal-
hal kecil dalam kehidupan sehari-hari kita, modalnya pun
juga sederhana, cukup meningkatkan kesadaran dan jangan
bersembunyi di balik alasan kemalasan.
Seperti yang kita sebutkan sebelumnya, bahwa kerusakan
lingkungan itu bersumber dari keserakahan, kebencian, dan
ketidaktahuan, yang berasal dari internal diri kita. Sebab
itulah, dalam menggalakkan program pelestarian lingkungan,
para tokoh Buddhis sangat menekankan pentingnya
pelestarian batin agar pikiran, ucapan, dan perbuatan kita
menjadi bersih terbebas dari tiga akar kejahatan. Dengan
kata lain, kebersihan batin adalah awal dari pelestarian
lingkungan. Inilah konsep dasar dari pelestarian lingkungan
yang dikumandangkan oleh beberapa organisasi Buddhis
kontemporer di dalam dan di luar negeri. Inilah nama lain
dari berperilaku benar yang kita sebutkan di atas.
Kita tahu bahwa perekonomian yang sehat adalah
dasar kekayaan sebuah negara, sedangkan industri yang maju
adalah landasan dari kekuatan sebuah negara. Sebab itulah,
pertumbuhan ekonomi dan industri adalah suatu hal yang
tidak bisa kita tolak. Namun bukankah kemajuan ekonomi
dan industri adalah penyumbang terbesar dalam kerusakan
lingkungan? Memang benar, kerusakan yang ditimbulkan
oleh bidang ekonomi atau industri adalah jauh lebih besar
daripada kerusakan yang disebabkan oleh perorangan.
Namun, bukan ekonomi atau industri yang menjadi biang
kerok kerusakan lingkungan, melainkan apakah para pelaku
dalam bidang ekonomi dan industri itu telah melakukan hal-
hal yang benar? Sudahkah mereka mengamalkan program
pelestarian batin? Sebenarnya keserakahanlah yang menjadi
dalang tersembunyi dalam proses perusakan lingkungan,
yang menyebabkan para pelaku dunia ekonomi dan
industri melakukan perbuatan-perbuatan yang amoral dan
melanggar hukum.
Buddha mengajarkan bahwa dalam ajaran suci
mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan,
maka di sana akan terdapat orang suci yang sejati. Mengapa
dikatakan demikian? Karena di dalam Jalan Mulia Berunsur
Delapan terkandung unsur moralitas (mengendalikan ucapan
dan perilaku), konsentrasi (mengendalikan pikiran), dan
kebijaksanaan (memahami hakikat sejati segala hal). Secara
lengkapnya adalah sebagai berikut: unsur kebijaksanaan
terdiri dari: (1) Pengertian Benar, (2) Pikiran Benar; unsur
moralitas terdiri dari: (3) Ucapan Benar, (4) Perbuatan Benar,
(5) Mata Pencaharian Benar; unsur konsentrasi terdiri dari:
(6) Daya Upaya Benar, (7) Perhatian Benar, (8) Konsentrasi
Benar.
Dapat diketahui bahwa perusakan lingkungan
yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dan industri
adalah bertentangan dengan beberapa unsur dalam
Delapan Jalan Mulia, khususnya mengenai Mata Pencaharian
Benar, yaitu menghindarkan diri dari bermata pencaharian
yang menyebabkan kerugian atau penderitaan
makhluk lain. Dalam Kitab Anguttara Nikaya, III,
153, disebutkan terdapat lima objek perdagangan
yang seharusnya dihindari karena menyebabkan
kerugian atau penderitaan makhluk lain, yaitu:
makhluk hidup, senjata, daging atau segala sesuatu
yang berasal dari penganiayaan makhluk-makhluk
hidup, minuman yang memabukkan atau yang dapat
menimbulkan ketagihan, dan racun. Selain itu, Kitab
Majjima Nikaya, 117, juga menyebutkan adanya lima
mata pencaharian salah yang harus dihindari, yaitu:
penipuan, ketidaksetiaan, penujuman, kecurangan,
dan memungut bunga pinjaman yang tinggi. Jelaslah
sudah, perusakan lingkungan merupakan pelanggaran
terhadap unsur Mata Pencaharian Benar, karena
menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk
lain, pun merupakan kecurangan.
Banyak di antara kita karena ingin mengejar
kekayaan duniawi lalu mengabaikan moralitas, salah
satunya adalah melakukan perusakan lingkungan.
Harus diketahui bahwa moralitas adalah kekayaan
yang paling abadi. Seperti yang diucapkan oleh Solos,
seorang tokoh arif dari Yunani kuno, bahwa moralitas
adalah abadi, sedangkan kekayaan berganti pemilik
setiap harinya. Kekayaan yang didapatkan melalui
jalan ketidakbenaran tidak akan berlangsung lama,
pun para pelaku itu sebenarnya tidak bahagia karena
meski bisa menipu khalayak ramai, tetapi tidak bisa
menipu hati nurani mereka sendiri.
SINAR DHARMA / 91
92 / SINAR DHARMA
Kita tahu, sebagai manusia biasa kita tidak
bisa menentukan untuk terlahir di lingkungan yang
menyenangkan, tetapi kita bisa memutuskan untuk
membuat tempat kita tinggal menjadi lingkungan
yang menyenangkan. Dengan kata lain, kita tidak
mempunyai hak untuk memilih tempat kelahiran kita,
tetapi kita memiliki kewajiban untuk melestarikan dan
menjadikan tempat tinggal kita menjadi lingkungan
yang asri dan menyenangkan.
Lingkungan ini bukan hak milik kita sehingga
tidak seharusnya seenaknya memanipulasi dan
mengeksplorasinya. Setiap umat manusia di atas bumi
ini tidak mempunyai hak milik atas bumi dan isinya,
melainkan hanya memiliki hak mendayagunakan.
Pandangan salah mengenai hak milik akan mengantar
pada penghancuran lingkungan, sedangkan
pandangan benar hak daya guna akan mengoptimalkan
manfaat lingkungan guna peningkatan kualitas
kehidupan serta melestarikannya bagi anak cucu.
Lingkungan ini juga bukan titipan anak cucu, sebab
itu jangan berpandangan: asal lingkungan ini nantinya
bisa kita kembalikan kepada anak cucu, entah dalam
kondisi utuh atau tidak, itu sudah lebih daripada cukup,
buat apa harus menghabiskan waktu merawat dengan
sebaik-baiknya? Bumi dan segenap isinya ini bukan
titipan anak cucu, melainkan hadiah atau kado bagi
anak cucu. Karena hadiah, maka kita akan memberikan
yang terbaik bagi anak cucu. Karena kado, tegakah kita
memberikan kado yang morat-marit kepada anak cucu
yang kita sayangi?
Bung Karno pernah mengatakan,
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,
tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan
bangsamu sendiri. Memang benar, zaman dahulu kita
melawan penjajah, yang terlihat secara nyata. Namun
sekarang ini, yang kita lawan adalah bangsa sendiri
yang melakukan perusakan lingkungan, baik secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Para
perusak lingkungan itu ibaratnya menebar debu ke
langit, akan mengotori semua orang di sekitarnya.
Sebagai contoh, pencemaran air sungai oleh industri
atau masyarakat yang tidak bertanggung jawab
menyebabkan buruknya kualitas air minum yang
harus ditanggung oleh para pemakai air minum.
Perbuatan beberapa gelintir orang yang pada akhirnya
membebani seluruh masyarakat dan mengakibatkan
tingginya biaya sosial.
Yang lebih tidak bertanggung jawab lagi, bila
setelah menebar debu ke langit lalu segera berlalu,
orang-orang di sekitarnyalah yang harus menanggung
akibatnya. Penebangan hutan liar menyisakan
kerusakan lingkungan yang akan mendatangkan
tangisan pilu para penduduk sekitar yang harus
menanggung bencana tanah longsor maupun banjir
bandang.
Janganlah berkedok di balik alasan bahwa
eksploitasi yang tidak bertanggung jawab terhadap
sumber alam adalah hal yang baik karena juga merupakan
salah satu unsur penghasil devisa bagi negara. Haruslah
kita ketahui: Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang
baik selama buah perbuatan jahatnya belum masak,
tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia
akan melihat akibat-akibatnya yang buruk. Demikianlah
yang diucapkan oleh Buddha dalam Dhammapada syair
119.
Janganlah pula beranggapan bahwa setelah
menebar debu ke langit lalu segera berlalu itu tidak
akan berdampak bagi diri sendiri. Dhammapada syair
127 mengatakan: Tidak di langit, di tengah lautan,
di celah-celah gunung atau di manapun juga dapat
ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat
menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnya.
Kita tahu bahwa bumi ini merupakan satu kesatuan sistem
yang besar. Kerusakan yang parah di salah satu tempat di
bumi akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
ekosistem. Lalu, apa yang akan terjadi? Entah apa pun
yang terjadi, bumi tidak pernah menghukum kita, bumi
hanya bereaksi secara alamiah berupaya mengembalikan
atau membentuk keseimbangan ekosistem yang baru.
Reaksi yang diberikan bumi ini umumnya muncul dalam
bentuk bencana alam. Bila kerusakan itu demikian parah
dan reaksi yang diberikan bumi begitu besar, masih
adakah tempat yang aman bagi kita di bumi ini?
Seperti yang disebutkan dalam Efek Kupu-Kupu
(Butterfy Efect), sebuah kepakan sayap seekor kupu-
kupu di Brasil mampu memicu timbulnya angin tornado
di Texas, Amerika Serikat. Sebuah kesalahan kecil pada
salah satu sub-sistem ternyata bisa berakibat fatal bagi
keseluruhan sistem. Selama kita masih berdiam di bumi
ini, selama kita masih melakukan perusakan terhadap
alam, tidak ada tempat yang aman bagi kita. Ke mana
pun kita pergi, debu yang kita tebarkan ke langit itu tetap
akan jatuh menimpa kita.
Salah satu cara efektif agar kita tidak terseret dalam
pemuasan nafsu keinginan rendah yang diintimidasi oleh
tiga akar kejahatan adalah dengan memiliki rasa syukur
dan tahu membalas budi. Selain kepada Tuhan, Buddha,
Brahma, ataupun Pujaan Tertinggi dalam setiap agama,
kita juga harus bersyukur dan berterima kasih kepada
orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita, kepada
guru yang membimbing dan mendidik kita, kepada
negara yang melindungi dan mengatur kita, dan kepada
semua makhluk yang bahu membahu memberikan kita
banyak kemudahan dalam hidup ini. Setiap perusakan
lingkungan yang kita lakukan akan berdampak buruk
bagi orang tua, guru, negara, dan semua makhluk. Sebab
92 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 93 93 / SINAR DHARMA
itulah, bagi mereka yang memiliki rasa syukur dan tahu
membalas budi, tidak akan mungkin melakukan perusakan
lingkungan. Hanya mereka yang memiliki jiwa syukur
dan tahu membalas budilah yang berpeluang untuk bisa
mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin.
Saat bencana alam melanda tanah kita, kita buru-buru
mengucapkan, Sabar adalah sebagian dari iman. Memang
sabar itu penting dan dibutuhkan dalam menghadapi
bencana atau hal-hal yang tidak kita inginkan, namun
sayangnya, itu semua sudah terlambat karena akibat itu
sudah terjadi. Akan lebih baik bila kita juga menempatkan
jiwa sabar itu di depan, bukan cuma di belakang. Jelasnya,
bersabar dan menahan diri untuk tidak menanam benih
penderitaan maka kita akan terbebas dari buah/akibat
yang buruk. Jika kita bersabar dan mengendalikan diri
tidak melakukan perusakan lingkungan maka kuantitas
dan kualitas bencana alam yang mendera kita dengan
sendirinya akan jauh berkurang. Hanya mereka yang
memiliki rasa syukur dan tahu membalas budilah yang bisa
menempatkan kata sabar itu pada porsi yang sebenarnya.
Selain itu, salah satu persyaratan penting yang harus
dimiliki dalam perwujudan kebahagiaan adalah adanya
kesehatan jasmani dan rohani. Bila diibaratkan kesehatan
adalah angka 1, maka kekayaan, cinta, pekerjaan, keluarga,
kedudukan, dan lain sebagainya, adalah angka 0 yang
mengikuti angka 1. Selama angka 1 itu eksis, maka angka-
angka 0 itu barulah memiliki arti. Namun jika angka 1 itu
tidak eksis, maka semua yang tersisa hanyalah angka-angka
0 yang tidak memiliki arti sedikit pun, semua adalah kosong.
Demikianlah makna penting kesehatan bagi kehidupan
individu. Demikian pulalah makna penting lingkungan bagi
kehidupan semua makhluk. Tanpa adanya lingkungan yang
mendukung, semua yang tersisa hanyalah angka-angka 0
yang tidak memiliki arti sedikit pun, semua adalah kosong.
Sebagai umat manusia yang hidup di zaman modern,
ada satu hal yang tidak bisa kita tolak, yaitu pertumbuhan
ekonomi dan industri; ada satu hal yang tidak boleh kita
abaikan, yakni rasa syukur dan tahu membalas budi.
Hanya dengan berperilaku benar dalam mendayagunakan
lingkungan kita, maka pertumbuhan ekonomi akan
berjalan seiring dengan pelestarian alam. Jangan biarkan
tangan-tangan kita terus mengotori dan merusak
lingkungan. Jangan membuat ibu pertiwi menangis sedih,
Anakku sayang, anakku malang. Jangan biarkan kerusakan
lingkungan merenggut senyum kita dan menggantikannya
dengan air mata. Tegakah kita berpesan kepada anak cucu:
Bersihkan air kali dengan air matamu! Tangkallah banjir
bandang dengan air matamu! Saringlah udara dengan air
matamu! ... dengan air matamu!
90 / SINAR DHARMA
Nama asli Lama Rangbar adalah Adam Friedensohn.
Beliau meninggalkan Amerika pada tahun 1990 dan
berkeliling Asia untuk berlatih Dharma. Beliau menetap di
Nepal selama 20 tahun, mendirikan beberapa perusahaan
dan organisasi sosial dalam bidang penggunaan energi
solar untuk listrik, kendaraan elektrik, pengembangan
desa, meditasi dan penyembuhan. Beliau tidak hanya
berlatih Dharma mengembangkan batin saja, tetapi juga
bersumbangsih mempersembahkan manfaat-manfaat
nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
Guru-guru dari Lama Rangbar adalah para guru besar
Nyingma antara lain H.H. Dudjom Rinpoche, H.H. Shenpen
Dawa Rinpoche, H.H. Kyabje Chatral Sangye Dorje Rinpoche,
Kyabje Dilgo Khyentse Rinpoche, Kyabje Trulshig Rinpoche,
H.E. Terton Namkha Drimed Rinpoche, Lama Dawa Chodrak
Rinpoche dan terakhir adalah seorang Indonesia-Tionghoa
pendiri beladiri PGB (Perguruan Bangau Putih), Pak Subur
Rahardja.
Dari H.H Dudjom Rinpoche, Lama Rangbar menerima
inisiasi dan instruksi Tersar dan Dzogchen (mahasandhi).
Beliau menyelesaikan satu tahun retret pada tahun 1983
di bawah bimbingan Dudjom Rinpoche. Dari tahun
1982 sampai sekarang, Lama Rangbar banyak menerima
instruksi lisan dari Shenpen Dawa Rinpoche dalam topik
tiga akar: Guru, Ishtadevata dan Dakini/Dharmapala. Lama
juga mempelajari ritual-ritual dan praktik Yoga seperti
Candali Yoga (Tummo) dan sebagainya. Dari Sangye
Chatral Rinpoche, Lama menerima bimbingan meditasi
personal dan instruksi-instruksi retret. Dari Dilogo Khyente
Rinpoche, Lama menerima seluruh transmisi Dam Ngak
Dzod dan inisiasi Manjushri. Dari Kyabje Trulshig Rinpoche,
mendapat seluruh transmisi Dudjom Tersar, Nyingthig Sa
Bo, Nyingthig Yashi, Kama dan pentahbisan Ngakpa. Dari
Katok Moksha Rinpoche, menerima transmisi Rinchen
Terdzod. Dari Namkha Drimed Rinpoche, memperoleh
transmisi Terma Gesar dan Hayagriva (Tamdrin).
Lama Rangbar merupakan pendiri Himalayan Light
Foundation, organisasi sosial non-proft yang memberikan
bantuan pada penduduk Himalaya dan Asia Selatan dengan
menggunakan sistem energi solar untuk edukasi, pompa
dan purifkasi air, serta komputer-komputer sekolah. Lama
menggalakkan program Solar Sisters yang mengajak
para sukarelawan dari negara-negara maju untuk pergi
ke Bhutan, Nepal dan India, secara sukarela membantu
memasang sistem pencahayaan solar di sekolah-sekolah,
pusat kesehatan dan vihara di desa yang terpilih. Selain itu
beliau juga menjadi pendiri Lotus Energy (pvt. Ltd.) di Nepal
sebagai pembuat sistem energi alternatif solar. Lama juga
mendirikan Eco Visions Nepal yang memproduksi mobil
elektrik/mobil hijau bermerk REVA. Kunjungi websitenya
di: www.lotusenergy.com, www.eco-visions.com.np, www.
hlf.org.np
1. Bagaimana tanggapan Rinpoche tentang
Near Death Experience (NDE)?
Terkadang apa yang kita pertanyakan dalam pikiran,
lebih baik kita tidak tahu jawabannya. Jika kita ingin
memahami kematian, maka tentu kita harus mengalami
kematian itu sendiri. Para Lama mengetahui proses
kematian dari praktik yang mereka lakukan. Orang-orang
yang mengalami NDE tidak sepenuhnya mengalami Bardo
Kematian (Dissolution Chikai Bardo, mumrsntarbhava).
LAMA RANGBAR INTERVIEW
by: Hendrick
94 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 95
Dikatakan mereka melihat cahaya terang dan sebagainya.
Tetapi yang paling penting dari kasus NDE ini adalah
setelah mengalami kejadian demikian, mereka benar-
benar bahagia untuk hidup dan menjalani hidup! Poin
inilah yang terpenting.
2. Di dalam British Medical Journal, terekam
sesuatu keluar dari atas kepala mereka, apakah ini
tubuh antarabhava?
Saya belum melakukan penelitian. Tetapi di dalam
praktik phowa (pemindahan kesadaran), bahwa ketika
praktik itu dilakukan maka bisa saja ada substansi yang
keluar dari ubun-ibun kepala. Namun tidak hanya dari sana,
substansi tersebut dapat keluar dari mata, mulut maupun
bagian bawah tubuh.
3. Apakah mungkin 1 makhluk bertumimbal lahir
menjadi 3 makhluk? 1 manusia menjadi 3 manusia?
Yang dapat melakukan itu hanyalah para Bodhisattva.
Bodhisattva dapat memiliki banyak emanasi. Sedangkan
manusia biasa memiliki kemelekatan akan keakuan,
pandangan monoton dan kita terperangkap oleh persepsi-
persepsi kita sendiri. Maka tumimbal lahir menjadi banyak
makhluk yang berbeda tidak dapat terjadi dalam kasus
manusia biasa. Namun kita juga tidak dapat berkata
dengan persis, karena di dalam diri kita sendiri terdapat
banyak makhluk. Engkau tahu, seperti bakteri ataupun
berbagai macam kepribadian dalam diri kita sendiri.
4. Apakah pada saat kematian, orang-orang
atau kerabatnya tidak boleh menangis karena akan
berdampak kurang baik pada mendiang?
Ya, benar. Karena tangisan kesedihan akan menimbulkan
gangguan pada gerakan pikiran pada tahap antarabhava.
Sang mendiang akan kesulitan untuk merealisasi ketiga
Kaya dan sebagainya karena mereka terganggu. Jadi
daripada sedih, kita harus membimbing mendiang dengan
penuh cinta kasih. Jika kita ingin menangis, jauhilah
tubuh mendiang. Namun kalau kita menangis bahagia
karena sang mendiang telah melewati kehidupan yang
begitu indah, maka saya pikir tidak apa-apa. Sayapun juga
demikian ketika orang tua saya tiada.
5. Bisakah Lama menceritakan sedikit tentang
salah satu guru Lama yang merupakan orang
Indonesia?
Nama beliau adalah Subur Rahardja. Beliau adalah
pendiri perguruan Bangau Putih. Dahulu ketika masih muda
saya belajar beladiri, flosof, fengshui dan 5 elemen dari
beliau. Beliau juga memiliki silsilah dari Padmasambhava
dan Shaolin Utara. Pak Subur pernah berkeliling ke Nepal,
Sikkim dan India. Silsilah Padmasambhava beliau didapat
dari seorang Tibet bernama Liu Tai Chi dan juga dari I Gusti
Weda Jelantik, Raja Lombok.
6. Bisakah lama menceritakan sedikit tentang
projek bisnis lingkungan yang dilakukan Lama seperti
yang tertera dalam biograf Lama?
Pada waktu itu saya berpraktik di Nepal, sehingga saya
butuh untuk mendirikan bisnis di sana. Bisnis yang saya
jalankan membantu penduduk desa, mengurangi polusi.
Namun setelah dikenali sebagai Tulku, saya bermeditasi
dan tidak lagi menjalankan bisnis ini, saya berfokus pada
praktik Dharma saya. Projek bisnis saya, saya serahkan
pada orang lain untuk ditangani. Salah satu projek yang
bagus untuk diterapkan di Indonesia dari perusahaan saya
dulu adalah penggunaan sistem energi alternatif solar,
jadi kita berinteraksi dengan warga desa di Indonesia,
mensosialisasikan penggunaannya. Ini sangat bagus.
7. Apakah Buddhis harus melakukan gerakan
lingkungan?
Tentu! Banyak Buddhis di Amerika senang untuk
melakukan berbagai aktivitas lingkungan. Semua orang
haruslah bertanggungjawab atas bumi ini. Jika manusia
dan umat Buddhis tidak melindunginya, siapa lagi?
8. Lama Rangbar adalah seorang Ngakpa. Bisakah
Lama jelaskan sedikit mengenai Ngakpa? Kenapa
mereka berjubah putih dan tidak mencukur rambutnya?
Apakah mereka bhiksu?
Dalam tradisi Tibetan, ada 2 tradisi besar: Sutrayana
dan Mantrayana. Wujud luar Sutrayana adalah para bhiksu
yang mengenakan jubah merah dan memegang Vinaya.
Sedangkan wujud luar Mantrayana adalah para yogi yang
memiliki rambut panjang. Para yogi (Ngakpa) ini memakai
jubah putih, terkadang gabungan jubah putih dan merah.
9. Bagaimanakah Buddhis memandang praktik
meramal? Bertentangankah dengan ajaran Buddha?
Meramal (divination) diperlukan jika engkau benar-
benar merasa bingung dan tidak jelas. Ketika ini terjadi
engkau harus menemui orang yang memiliki kemampuan
supranatural untuk melihat (abhijna). Namun orang-orang
tidak seharusnya melekat pada praktik ramal meramal,
umat Buddhis seharusnya tidak boleh terlalu melekat pada
ramalan. Ramalanpun bisa saja salah, 5 menit pertama
benar, 5 menit kemudian bisa saja salah. Jadi, ramalan
hanya digunakan untuk mengklarifkasi keraguan kita dan
memberikan kita keyakinan. Seperti jika kita ingin pergi ke
Kalimantan, kita melakukan ramalan untuk meyakinkan
kita, jika jawabannya ya, oke, kita pergi.
10. Bagaimana pandangan Buddhis mengenai ilmu
Fengshui / Vastu?
Fengshui adalah ilmu duniawi, sebuah sistem duniawi,
namun tidak berarti bahwa fengshui itu tidak berguna atau
patut dikesampingkan. Setiap hari kita menggosok gigi,
itu adalah kegiatan duniawi, tetapi bukankah hal itu tetap
perlu dilakukan oleh kita. Demikian juga dengan fengshui
/ Vastu.
SINAR DHARMA / 95
96 / SINAR DHARMA
AJAHN
BRAHM
INTERVIEW
by: Hendrick
SINAR DHARMA / 97 SINAR DHARMA / 97
Tanggal 25 Maret 2012, pagi, Ajahn Brahm harus
meninggalkan Surabaya. Tim pengurus Buddhist Education
Centre Surabaya mengantar keberangkatan tim Ehipassiko
Foundation dan Ajahn Brahm di bandara Juanda. Pada
kesempatan itu Sinar Dharma mewawancarai Ajahn Brahm
pada saat dana makan pagi.
1. Bagaimana kita bisa berkata All Is Well
ketita bencana alam yang memilukan dan mengerikan
terjadi?
350 tahun yang lalu, terjadi kebakaran hebat di kota
London yang menghancurkan kota tersebut, namun
London dibangun kembali menjadi kota yang lebih indah
dan lebih baik. Dari bencana ini justru muncul ide-ide baru
untuk dunia yang lebih baik.
2. Banyak orang mendengar banyak ajaran
(Dharma), namun mereka masih memiliki banyak
kemarahan. Apakah mereka harus bermeditasi?
Ya, tentu. Meditasi sangatlah perlu. Orang yang banyak
mendengar Dhamma tetapi tidak bermeditasi dan malah
memiliki banyak amarah, menunjukkan bahwa Dhamma
hanya ada di dalam kepalanya saja, bukan di hatinya.
Dhamma harus ada dalam hati kita.
3. Di Indonesia dan mungkin berbagai belahan
dunia lainnya, organisasi-organsisasi Buddhis, antar
wihara dan sebagainya saling bersaing. Bagaimana
menyelesaikan persoalan ini?
Jika ada organisasi atau wihara yang saling bersaing /
bertengkar, mereka bukan Buddhis. Umat Buddha haruslah
bekerjasama, bukan bersaing. Tidak ada wihara yang lebih
baik daripada wihara lainnya. Apapun tipe Buddhisnya,
apapun alirannya, apapun gender orangnya, apapun
sukunya, semua umat Buddha adalah keluarga Buddha.
Jika mereka bersaing atau bertengkar, berarti mereka tidak
menghormati ayah mereka, Buddha.
4. Di dalam masyarakat ada kebudayaan,
bagaimana kita harus merespon apabila kebudayaan
tersebut jelek, seperti ada unsur pembunuhan?
Kemudian juga suatu kebudayaan yang ketat yang tidak
sesuai dengan zaman modern?
Kebudayaan selalu berubah. Jawa dulu dan sekarang
pastilah berbeda. Sebatang pohon tentu harus tumbuh. Jika
ada parasit (kebudayaan yang jelek) maka kebudayaan itu
pasti akan hilang. Kebudayaan harus melepaskan parasit-
parasit yang ada. Jantung dari kebudayaan adalah kebaikan
hati, rasa hormat, kedermawanan dan perhatian pada orang
lain. Unsur-unsur ini selalu berubah, namun kebaikan hati
tetap bertahan, hanya saja termanifestasikan dalam wujud
yang berbeda.
5. Buddhis mengajarkan Anatta (Tidak Ada Diri),
kenapa para bhikkhu beberapa mengajarkan untuk Be
Yourself atau menjadi diri anda sendiri?
Karena tidak ada diri, maka jadilah apapun yang kamu
suka! Seorang anak bisa juga seorang ayah, seorang ayah
bisa juga seorang anak. Jadi engkau dapat beradaptasi,
jadilah dirimu seperti yang engkau inginkan.
6. Jika kita pergi ke peramal, apakah kita harus
menuruti nasihatnya?
Sebagai umat Buddha, maka ikutlah Buddha, beliau
adalah peramal yang paling hebat! Beliau mengajarkan
bagaimana menjadi baik, dengan karma baik engkau akan
menjadi makmur.
7. Bagaimana berhenti untuk marah pada saat
menyetir? Seperti ketika ada mobil yang menyetir
serampangan di jalan dan kita marah?
Yang pertama harus diingat adalah kita tidak dapat
mengendalikan orang lain, sehingga kontrollah diri kita. Jika
ada tindakan yang tidak benar, janganlah sedih dan marah,
karena itu akan mencuri kebahagiaanmu, engkau tidak
butuh untuk marah, jadilah orang yang baik dan bahagia.
Kita harus berpikir bahwa menjadi bahagia adalah urusan
kita.
8. Bagaimana pandangan Ajahn mengenai
poligami yang marak di beberapa kalangan masyarakat
di Indonesia?
Dalam hubungan satu orang suami dan satu orang
istri saja sudah banyak penderitaan. Satu orang saja sudah
cukup. Berusaha memiliki pasangan hidup lebih dari satu
adalah bodoh.
9. Bagaimana untuk berhenti marah pada hal yang
salah? Misalnya dalam suatu kegiatan kita menyalahkan
satu pihak yang kita anggap berbuat salah.
Izinkanlah orang untuk berbuat salah. Tidak ada satupun
yang sempurna. Engkau mengakuinya, belajarlah dari sana,
dan jadilah orang yang lebih baik. Tidak apa-apa untuk
melakukan kesalahan.
10. Bolehkah umat Buddha menyebarkan Dharma
lewat tari-tarian dan musik?
Tentu! Sekarang saya berumur 60 tahun, jadinya saya
tidak bisa dansa (bercanda). Sangat baik jika umat Buddha
menyebarkan Dhamma lewat tari-tarian dan musik.
SINAR DHARMA / 97
Bagian Menjalani Kehidupan
Bab Kehidupan
Orang yang benar-benar rendah hati, tidak hanya
rendah hati terhadap orang lain, tetapi, bahkan terhadap
seekor serangga dan sekuntum bunga pun, ia juga bersikap
rendah hati dan menghormat.
Kita hidup bukan untuk beradu mencari kemenangan,
melainkan beradu mewujudkan kehormatan; beradu
semangat, bukan beradu emosi.
Satu tetes madu bisa digunakan untuk menangkap
banyak lalat, tetapi satu galon air beracun tidak bisa dipakai
untuk menangkap seekor lalat.
Beratkah sebuah batu besar itu? Jika kita berjalan
di atasnya sudah tentu tidak berat, tetapi jika kita ingin
mengangkatnya, itu akan berbeda masalahnya.
Sebatang pohon jika bukan karena berbuah lebat,
mana mungkin orang akan melemparkan batu kepadanya?
Dalam Teori Sifat Sejati adalah Buruk ada sebuah
ucapan yang patut direnungkan: Melihat seseorang yang
mempunyai banyak keburukan, Anda hanya akan membenci
keburukannya; tetapi melihat seseorang yang sangat berbudi
luhur, Anda akan membenci keseluruhan orang itu karena
Anda tidak bisa belajar menjadi orang berbudi luhur.
Hati-hati jangan terlalu yakin pada hasil akhir
perbuatan kita, setiap saat mawas diri jangan tersandung
dalam kesombongan.
Peruntungan baik adalah buah dari karma baik, tetapi
jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik, ia mungkin
bisa sirna dalam sekejab; sedangkan peruntungan buruk
adalah buah dari karma buruk, tetapi ia juga memberikan
kesempatan berharga kepada kita untuk memurnikan
diri.
Manusia takut kepada lima jiwa: jiwa yang sesat, jiwa
yang sombong, jiwa yang emosional, jiwa yang ceroboh
dan jiwa yang malas. Manusia butuh lima hati: hati yang
lurus, hati yang jujur, hati yang lapang, hati yang cermat
dan hati yang teguh.
Rasa takut bisa mengambil kekuatan hidupmu,
sebab itu, buatlah keberanianmu lebih besar daripada
ketakutanmu.
Kebijaksanaan manusia bukan berasal dari teori
C a t a t a n
Pelatihan Diri
Disusun oleh
Master Hai Tao
98 / SINAR DHARMA
yang menyelidiki hal-hal yang besar, melainkan berasal dari
pengamatan terhadap hal-hal yang umum.
Waktu akan mengubah saat ini menjadi masa
lalu, mengubah masa depan menjadi saat ini. Sebab
itu, hendaknya sebaik-baiknya memanfaatkan saat ini,
tentukan cara hidup diri kita dan berusaha sekuatnya untuk
mencapainya. -- Thomas
Waktu layaknya sebuah sungai, sebuah sungai yang
mengalir deras, di dalamnya terkandung perubahan yang
tidak terhingga banyaknya. Baru saja menyadari keberadaan
suatu benda, ia seketika itu juga hilang lenyap.
Hal-hal di dunia ini, umumnya semakin banyak yang
ingin Anda peroleh semakin sedikit yang Anda dapatkan.
Sebaliknya, hanya berpikir bagaimana menanam, tidak
mengharapkan pamrih, justru bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Selama kita bisa memahami kebenaran ini,
kesuksesan akan berubah menjadi lebih mudah.
Berucap buruk, berbuat buruk, berpikir buruk,
kesemuanya serba buruk, sulit menghindarkan diri dari
datangnya bencana. Merencanakan intrik jahat, menimbun
perbuatan jahat yang tak ingin diketahui orang lain,
merusak pahala kebajikan, kesemuanya serba jahat, dengan
sendirinya bencana akan menurun pada generasi penerus.
Pahala, reputasi, kekayaan dan kedudukan, jika dilihat
dari akibat akhir yang akan hilang lenyap total, maka
kecintaan padanya akan berkurang; Bencana, peruntungan
buruk, kesulitan dan kemiskinan, jika dicermati dari sebab
musababnya, maka keluhan kita akan padam dengan
sendirinya.
Dengan adanya tekad nyata untuk menundukkan
kesalahan diri sendiri, maka pasti akan muncul kegembiraan
yang luar biasa.
Orang yang memiliki kebijaksanaan mengerti
bagaimana memperoleh kegembiraan dari hal-hal di
sekelilingnya, orang yang tidak mempunyai kebijaksanaan
berharap orang lain memberinya kegembiraan.
Yang dimaksud dengan penciptaan dari diri sendiri
adalah: di dunia ini tidak ada hal yang bisa didapatkan tanpa
sedikitpun jerih payah, harus sepenuhnya mengandalkan
usaha keras dari diri sendiri, masa depan juga sepenuhnya
bergantung pada diri sendiri.
Orang bodoh yang tahu bahwa dirinya bodoh
sebenarnya tidak bodoh; orang bodoh yang mengira dirinya
pandai barulah orang yang paling bodoh.
Bersambung ke edisi berikutnya
SINAR DHARMA / 99
100 / SINAR DHARMA
ALL IS
WELL
ZHANG
PALACE
March 24th,
2012
All Is Well, untuk kedua kalinya Ajahn Brahmavamso
datang ke Kota Pahlawan ini. Lebih dari 1.000 lembar tiket
habis terjual hanya dalam waktu sebulan. Luar Biasa! Bisa
dikatakan acara yang mengusung pembicara yang terkenal
lewat buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangan-nya ini
telah menyedot perhatian banyak umat Buddha dan
simpatisan. Ehipassiko Foundation dan Buddhist Education
Centre Surabaya menghelat acara yang dihadiri 1.800 umat
ini pada tanggal 24 Maret 2012 bertempat di Zhang Palace
Surabaya.
Acara diawali dengan pemberian sambutan oleh Ketua
Panitia All Is Well yaitu Hutomo Wang dan dilanjutkan
dengan performance dari anak-anak sekolah Metta
School. Ketika Ajahn Brahm berjalan memasuki ruangan,
seluruh hadirin sangat antusias menyambut beliau.
Handaka Vijjananda membuka sesi Dharma Talk dengan
memperkenalkan secara singkat profl Ajahn, Ehipassiko
dan tiga buku yang diluncurkan bersamaan dengan
acara ini, yaitu Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya! 3,
Kangarooguru, beserta Cergam Si Cacing dan Komplotan
Kesayangannya.
Ajahn Brahm membuka Dharma Talk dengan cerita
nyata yang lucu. Suatu kali beliau menerima surat dari
seorang wanita berumur 20-an tahun dari Jakarta. Wanita
itu bercerita dalam suratnya bahwa ia pernah memberikan
buku Si Cacing kepada sahabatnya, namun sahabatnya
tersebut tidak suka buku itu karena bercover cacing, bahkan
mengatakan bahwa Ajahn Brahm itu mungkin bhiksu palsu!
Tetapi suatu saat sahabat wanita itu mengikuti kompetisi
Kick Andy dan ia menang, tak disangka bahwa hadiah
kompetisi itu adalah buku Ajahn Brahm. Begitu melihat buku
itu, ia ingin membuangnya, namun setelah melihat tanda
tangan asli dari Kick Andy, ia pun tak tega membuangnya.
Akhirnya buku itu dibacanya juga. Akhirnya iapun menjadi
fans Kick Andy dan Ajahn Brahm. Alasannya, karena semua
cerita di dalam buku itu dapat memberikan kebahagiaan
bagi banyak orang. Ajahn mengatakan tidak perlu menjadi
Buddhis untuk membaca buku tersebut, sebab itu tak heran
kalau banyak sekali umat agama non-Buddhis yang datang
menghadiri acara Dharma Talk beliau.
Ajahn Brahm melemparkan cerita segar bahwa ke mana
pun beliau pergi, banyak umat yang meminta untuk dapat
berfoto bersama. Mulai dari cerita di Malaysia, para pemuda
malah ingin berfoto dengan Ajahn Brahm, bukan dengan
supermodel cantik, hingga kemudian di Hongkong, cerita
tentang seseorang yang minta foto di toilet, ketika Ajahn
Brahm sudah kebelet buang air. Walau kehidupan beliau
sulit dijalani, namun Ajahn Brahm selalu yakin bahwa All Is
Well.
SINAR DHARMA / 101
Setiap dari kita pasti menghadapi kesulitan demikian juga Ajahn,
namun sebagai bhikkhu, beliau tahu bagaimana cara mengatasinya.
Ajahn memberikan contoh cerita bahwa kita dapat menggunakan
kotoran anjing yang menempel di sepatu kita untuk diberikan pada
pohon di halaman kita sebagai pupuk agar pohon itu bisa berbuah
lebih ranum. Sebagaimana kisah tersebut, kita taruh kotoran itu dalam
hati kita sehingga menumbuhkan kebijaksanaan dan cinta kasih.
Apapun yang terjadi dalam hidup ini, kita dapat memanfaatkannya.
Hidup ini memang tidaklah sempurna. Hidup ini tidak perlu terus
bernilai 10, namun dengan nilai 7 pun kita sudah bisa menjadi baik.
Dengan ketidaksempurnaan, kita dapat belajar banyak dari hidup ini.
Ajahn lalu bercerita tentang seorang anak yang sangat sedih karena
mendapat ranking terbawah. Ajahn memberinya semangat dengan
mengatakan ia adalah Bodhisattva yang mengorbankan kebahagiaan
sendiri bagi orang lain. Anak itu adalah Bodhisattva karena ia berada
di peringkat terbawah, dengan demikian menghindarkan teman-
temannya dari peringkat terbawah yang dianggap sangat tidak
menyenangkan itu. Anak itu terheran-heran mendengar ucapan Ajahn,
namun kemudian tertawa. Ajahn mengatakan bahwa setidaknya ia
sudah bahagia dan tentu saja anak itu hanya boleh mendapatkan
penghargaan Bodhisattva sekali saja! Haha.. Bahkan jika anak anda
berada di peringkat 5 terbawah atau 5 teratas dalam kelas, anda
bukanlah orang tua yang baik, karena Buddhisme mengajarkan Jalan
Tengah! Maka dari itu, kita mesti berada di urutan terbawah, All Is
Well!
Pada lain waktu Ajahn ditanya bagaimana bisa semua itu All Is Well
karena banyak sekali orang sakit parah di dunia ini, seperti penderita
kanker dan sebagainya. Ajahn menjawab bahwa tidak ada satupun
manusia yang tidak pernah sakit, sakit adalah wajar sebagai seorang
manusia. Malahan kalau tidak pernah sakit kita bisa menjadi dianggap
aneh. Justru ketika kita sakit, mungkin kawan-kawan akan datang
menjenguk, kita bisa tidur seharian tidak perlu bekerja (bercanda),
atau bahkan ketika sakit kita dapat memberikan kesempatan bagi
orang lain untuk berbuat kebajikan dengan memberi perhatian
kepada kita yang sakit. Walau kita mungkin merasa kesakitan yang
amat sangat, kita pun dapat belajar dari rasa sakit itu. Dari rasa sakit
kita tahu bagaimana cara untuk mengatasinya yaitu relaks dan
berdamailah! Apabila kita damai, penyakit pun hilang. Rasa sakit dan
penyakit mengajar kita untuk memperlambat ritme kehidupan kita
yaitu dengan beristirahat.
Ajahn Chah suatu kali bertanya apakah ada retakan pada gelas
yang dipegangnya. Ajahn Brahm tidak melihatnya namun Ajahn Chah
tahu karena beliau biasa menggunakannya. Di gelas itu ada retakan
kecil, apabila kita menendangnya maka retakan itu akan menjadi
besar dan gelas itupun akan pecah, maka dari itu kita harus menjaga
dan memerhatikan gelas itu baik-baik. Perumpamaan itu sama apabila
kita kehilangan kebahagiaan, kita dapat belajar bagaimana menaruh
perhatian pada orang-orang dan hal-hal di dalam diri dan sekeliling
kita. Ini menyadarkan kita untuk saling berbelas kasih. Mengapa kita
harus memaafkan? Karena kita tidak tahu berapa hari lagi kita masih
bisa hidup.
Apabila menghadapi tragedi kematian salah satu kerabat
kita, tetap saja All Is Well. Ketika Ajahn kehilangan ayah tercinta,
102 / SINAR DHARMA
beliau tidak menangis karena paham bahwa kehidupan
itu berakhir bagaikan usainya satu konser pertunjukan
musik yang indah. Apakah kita menangis setelah melihat
pertunjukan musik yang indah? Demikianlah ayah beliau
telah menjalani satu konser kehidupan yang indah! Ibu
Ajahn meninggal 3 minggu sebelum acara All Is Well di
Indonesia. Beliau tidak merasa sedih karena kehidupan ibu
beliau juga adalah pertunjukan konser yang bagus dan
berlangsung lebih lama daripada ayah beliau. Semuanya
bergantung pada cara pandang kita. Apapun yang terjadi
pada diri kita, semuanya bergantung pada bagaimana cara
kita memandang, All Is Well!
Prestasi acara All Is Well tidak hanya di kota Surabaya,
melainkan juga di berbagai kota lainnya di tanah air. Di Jakarta
acara ini sukses menyedot 4.500 orang umat. Demikian juga
ribuan orang juga menghadiri Dharma Talk All Is Well di
Medan, Balikpapan, Solo, dan kota-kota lainnya.
SINAR DHARMA / 103
SPREAD
The Seeds of Love
Photo by Candra Venus
104 / SINAR DHARMA
SURABAYA (19/7) Rombongan 27 anak Afrika yang
menjadi anak asuh Amitofo Care Centre (ACC) tiba di
Bandara Juanda disambut pengurus BEC, umat Buddha
Surabaya beserta para simpatisan.
Graha Pena Jawa Pos, Surabaya
Kunjungan ini merupakan bagian dari road show ACC
ke Jawa Timur, khususnya Kota Pahlawan. Di Surabaya, 27
anak-anak asuhan ACC ini diajak berkeliling kota untuk
melihat langsung keindahan kota yang terkenal dengan
lagu legendaris Rek Ayo Rek. Dalam kesempatan yang
sangat langka ini, para kungfu kids Afrika tersebut ingin
menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa belajar
banyak hal, pun memberitahukan kepada dunia bahwa
anak-anak Afrika juga memiliki tekad dan kemauan keras.
Di bawah naungan Amitofo Care Center, mereka belajar
kungfu Shaolin dan bahasa Mandarin, kemudian berkeliling
mancanegara memperagakan apa yang telah berhasil
mereka pelajari. Ini menunjukkan bahwa apapun bisa
dipelajari, asal ada kemauan dan bersungguh-sungguh
mempelajarinya.
Master Hui Li, pendiri ACC, mengungkapkan bahwa
mereka merasa sangat senang bisa menginjakkan
kaki di Pulau Jawa, sudah lama mereka memimpikan
bisa berkunjung ke Indonesia. Kami tahu Jawa karena
keberadaan Candi Borobudur, ucap Master Hui Li, dalam
bahasa Mandarin. ACC mengasuh banyak anak dari Malawi,
mereka memiliki orang tua asuh di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Di Afrika, masih banyak anak telantar yang
membutuhkan orang tua asuh.
Harus kita ketahui bahwa di Afrika terjadi kekeringan
berkepanjangan yang menyebabkan satu anak meninggal
setiap enam detik. Karena itu, ACC membawa anak-anak
Afrika road show ke berbagai negara untuk mengabarkan
kepada dunia bahwa masih ada jutaan anak di Afrika
yang telantar dan membutuhkan orang tua asuh. Anak-
anak itu juga ingin menunjukkan bahwa mereka mampu
mempelajari banyak hal, seperti anak-anak di berbagai
penjuru dunia pada umumnya. Di ruang redaksi Jawa Pos,
mereka memperagakan kungfu, di antaranya adalah jurus
katak dan jurus mabuk. Mereka juga membawakan lagu
Kemesraan dengan sangat baik.
Metta School & BEC (20/7)
Jumat pagi 08:30, rombongan berkunjung ke Metta
School dan mendapat sambutan hangat dari para anak
siswa Metta School. Mereka berkeliling melihat sistem
pembelajaran dan ruang-ruang kelas, tempat bermain,
ruang makan dan fasilitas-fasilitas lainnya. Permainan-
permainan kecil mengawali keakraban di antara African
kungfu kids dan siswa didik Metta School, permainan bola
estafet makin memeriahkan suasana. Suara canda tawa
memenuhi ruang serba guna lantai 3. Puncak kunjungan
ditutup dengan pertunjukan bersama antara anak-anak
SINAR DHARMA / 105
Metta dan African kids. Pada hari yang sama dilanjutkan kunjungan
ke Buddhist Education Centre Surabaya. Mereka secara cermat
mengamati berbagai koleksi free distribution buku-buku, CD, VCD dan
DVD, sebagian dari mereka membawa beberapa koleksi yang ada.
Shangrila (21/7)
Sabtu petang 18:00, dimulailah pertunjukan seni budaya di Hotel
Shangrila Surabaya. Para undangan yang hadir adalah tokoh-tokoh
dari berbagai kalangan yang mendukung acara pagelaran seni budaya
yang dibawakan oleh anak-anak yatim piatu Malawi-Afrika yang
pertama kalinya hadir di Surabaya. Dalam Pagelaran Seni Budaya Afrika
dan Chinese Kungfu ini, mereka menampilkan tarian khas Malawi dan
berbagai jurus kungfu Shaolin, seperti jurus Kera, Macan, Elang, dan
lain sebagainya, serta drama Sun Go Kong. Selain itu, tidak hanya lagu
Kemesraan, mereka juga menyanyikan lagu Rek Ayo Rek dengan baik.
Pada kesempatan itu, Master Hui Li mengucapkan terima kasih dan
memberikan apresiasi yang tak terhingga bagi para dermawan yang
telah memberikan sumbangan materi sebesar Rp. 300 juta pada malam
hari itu. Terima kasih atas segala perhatian bagi anak-anak Malawi,
baik dalam hal materi maupun dukungan moril, terang Beliau.
Diharapkan pagelaran ini mampu melestarikan budaya bangsa
Malawi, di tengah tantangan globalisasi dan kemiskinan yang melanda
Malawi.
Vihara Buddhayana Surabaya (22/7)
Minggu pagi 09:00, rombongan berkunjung ke panti asuhan
Buddhayana yang menampung 12 anak dari dalam dan luar kota. Di
Jawa Timur bisa didirikan ACC dengan ketentuan minimal harus ada 250
anak, tempat yang akan didirikan jauh dari perkotaan atau di daerah
pegunungan yang bebas dari keramaian dengan luas area minimal 4
ha, terdapat jalan, bangunan, sarana dan prasarana yang lengkap untuk
menunjang pendidikan. Anak-anak yang bisa mengikuti pendidikan
mulai dari usia 8 tahun dan harus vegetarian, terbiasa bangun jam
4 pagi dan melakukan doa pagi, tiga bulan pertama belajar bahasa
Mandarin, kemudian bulan berikutnya sudah bisa membaca dan
menghafal Di Zi Gui, demikian terang Master Hui Li, yang merupakan
gelombang keempat dari para bhiksu yang membawa agama Buddha
ke tanah Afrika.
Kunjungan kemudian berlanjut ke sekolah minggu Buddhayana,
yang diikuti oleh hampir 100 anak yang terbagi dalam beberapa
kelompok bedasarkan usia.
SSCC Pakuwon Trade Center (22/7)
Sabtu petang, puncak roadshow African kungfu kids di Surabaya
berlangsung di Pakuwon Trade Center. Sebuah pertunjukan yang
spektakuler dengan berbagai tarian dan lagu-lagu khas Malawi,
peragaan kungfu Shaolin dan drama kolosal Sun Go Kong. Decak
kagum dan tepuk tangan diberikan oleh kurang lebih 3500 orang
pengunjung yang memadati ruang pertunjukan. Berbagai atraksi
kungfu mereka tampilan dengan memukau, antara lain ilmu pedang,
golok, toya, jurus mabuk, elang, harimau, ular, dan lain sebagainya.
Di akhir pertunjukan mereka mengumandangkan lagu Kemesraan.
Rangkaian roadshow di Jawa Timur ini diakhiri di kota dingin Malang,
tepatnya di Aula Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (24/7)
dan Pendopo Kabupaten Malang (25/7).
106 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 107
Dimensi spiritual memang tidak pernah dipisahkan
dari kehidupan sehari-hari, karena kehidupan itu sendiri
adalah spiritual, demikianlah yang ingin Buddha sampaikan
kepada kita tentang meditasi, melalui dimensi spiritual
untuk memperindah kehidupan.
Ketika awal berlatih meditasi, saya sering memisahkan
antara meditasi dan kehidupan. Ketika pertama kali datang
ke Plum Village untuk retret, saya merasa retret adalah
keluar atau mundur dari kehidupan, retret merupakan
suatu aktivitas spesial yang tidak ada kaitannya dengan
kehidupan, seolah-olah kita mencabut diri dari kehidupan.
Setelah merenung berulang-ulang saya menemukan sifat
diskriminasi yang sangat kental dalam cara pemikiran saya
secara umum.
Sekarang, saya tidak melihat ada perbedaan terlalu
signifkan antara retret dan non-retret. Ketika awal ikut retret,
maka retret adalah retret, kemudian setelah sekian lama
di Plum Village saya merasa retret di Plum Village tidaklah
sesuai dengan defnisi retret yang pernah ada dalam benak
saya, oleh karena itu saya mengadopsi defnisi baru lagi.
Syukurnya, sekarang saya sudah bisa merasakan retret di
dalam non-retret dan begitu juga merasakan non-retret di
dalam retret, seolah-olah seperti permainan kalimat atau
sekedar permainan buah pikiran, namun sungguh menarik
untuk diteliti lebih dalam, asal jangan sampai mengusutkan
pikiran.
Bersatu dalam Samudra
Bayangkan dua buah sungai yang mengalir ke samudra,
air sungai ini berasal dari tempat berbeda, ketika mereka
tiba di samudra maka kita sudah tidak bisa membedakan
lagi air mana yang berasal dari sungai ini dan air mana
yang berasal dari sungai itu. Mempersatukan retret dan
non retret juga demikian, jadi secara sederhana kita boleh
bilang bahwa di samudra ada air dari sungai ini dan juga
dari sungai itu, demikian juga retret mengandung non-
retret dan dalam non-retret mengandung retret. Sehingga
tidak ada perbedaan terlalu signifkan. Ini bukan berarti
membuat kita menjadi bingung, namun kita bisa melihat
dua elemen pembentuk kehidupan yaitu retret dan non-
retret, sama persis dengan ketika Buddha mengatakan
manusia terbentuk dari lima aggregat atau lima kumpulan,
di samping masih membutuhkan elemen lain sebagai
pembentuk.
Kehidupan merupakan sebuah misteri yang selalu
ingin kita mengerti. Menyelami kehidupan seperti pergi ke
hutan untuk melakukan sebuah eksplorasi. Saya memilih
untuk mengeksplorasi kehidupan lewat memfokuskan
diri pada dimensi spiritual. Oleh karena itu kehidupan
monastik menjadi pilihan yang cocok dan sekaligus asyik
untuk ditempuh bagi saya.
Lupakan Dirimu
Zen Master Dogen () pernah bilang, Belajar
Dharma adalah belajar tentang diri sendiri. Belajar tentang
diri sendiri adalah untuk melupakan diri sendiri. Melupakan
diri sendiri berarti dicerahkan oleh seluruh alam semesta.
Dharma merupakan suatu cara untuk memahami
lebih dalam tentang apa yang terjadi dalam diri sendiri,
manifestasi apa yang sedang muncul dalam hati, emosi
apa yang sedang berkecamuk. Semakin kita mengerti
tentang diri sendiri yang kerap disebut ego dan unsur
pembentuknya, maka kita bisa mulai mengerti bahwa ego
juga terbentuk dari lingkungan, sifat dan karakter orang
tua, budaya dan pendidikan, dengan demikian membantu
kita tidak mengagungkan ego yang hanyalah terbentuk
dari berbagai elemen, dari sinilah mungkin terjadinya
transformasi dan mengurangi ego, yang Master Dogen
sebut melupakan diri sendiri, lupakan egomu. Kalau
sudah tidak ada ego lagi maka apa pun yang terjadi di
alam semesta ini akan menjadi elemen bagi kemunculan
pengertian dan pencerahan.
Esensi Meditasi
Meneropong kembali ajaran Buddha dari zaman India
No Work,
No Eating

Oleh: BHIKSU NYANABHADRA


*Biku Nyanabhadra, tinggal di Upper Hamlet Plum Village, Prancis
108 / SINAR DHARMA
kuno yang kemudian menyebar ke berbagai negara dan
mengalami berbagai perubahan, ketika melihat kembali ke
esensinya, maka kita menemukan kembali pilar-pilar utama
ajaran Buddha, seperti Empat Kebenaran Mulia dan Jalan
Mulia Beruas Delapan, Sila, Samadhi, dan Prajna, serta praktik
samatha dan vipasyana yang menjadikan sati (hidup sadar)
sebagai landasan utamanya. Buddha mengajarkan untuk
melakukan semua aktivitas dengan penuh kesadaran. Dari
bangun tidur, mengenakan jubah, mengambil mangkuk,
meditasi jalan menuju rumah di desa untuk meminta
sedekah makanan, dan makan, dengan penuh kesadaran.
Zaman India kuno tentu saja tidak sekompleks zaman
sekarang ini. Zaman dahulu para biku dan bikuni barangkali
perlu ke sungai untuk mandi dan mencuci jubahnya, zaman
sekarang kita punya mesin cuci. Zaman dahulu alat sapu
barangkali sangat sederhana, zaman sekarang kita punya
sapu yang lebih canggih dan juga vacuum cleaner. Belum
lagi alat-alat elektronik yang terlihat sangat kontras jika
dibandingkan dengan zaman dahulu. Zaman sekarang biksu
yang menenteng telepon genggam atau laptop tampak
sebagai suatu hal yang lumrah, 20 tahun lalu barangkali
agak janggal.
Di Indonesia barangkali masih ada perasaan aneh jika
melihat biku yang memasak di dapur, namun ada beberapa
tempat yang para bikuni juga ikut turun tangan di dapur,
atau biku dan bikuni yang menyetir dari satu tempat ke
tempat lain, atau yang mencangkul di kebun. Barangkali
pemandangan ini masih agak asing bagi mata kita, tapi lain
cerita ketika berada di Plum Village dan wihara di luar negeri
seperti di Vietnam, Taiwan, maupun Tiongkok.
Meditasi di Dapur
Di Plum Village setiap monastik wajib ikut dalam
rotasi masak di dapur, pada umumnya kami di bagi dalam
kelompok untuk memasak di dapur. Barangkali ada yang
merasa janggal karena dari tradisi Theravada bahkan tidak
boleh menyimpan makanan, apalagi memasak. Ketika
menyimak kisah-kisah India kuno, yang tercatat memang
demikian karena para biku dan bikuni pergi pindapatta,
kemudian agar bisa mendukung latihan maka para biku dan
bikuni tidak diperbolehkan menyimpan makanan maupun
memasak. Zaman sekarang tentu saja sudah hampir tidak
memungkinkan kecuali di negara yang masih berpraktik
pindapatta. Beberapa penyesuaian juga dilakukan, di sini
kami mendapat tugas masak di dapur. Kami kerja di dapur
dari subuh menyiapkan sarapan pagi, kemudian menyiapkan
makan siang dan setelah itu istirahat sebentar, lalu sore hari
mengolah kembali sisa makanan tadi siang atau memasak
lagi sesuai dengan kebutuhan makan malam.
Bhante Thich Nhat Hanh, yang akrab di sapa Thay, juga
menasihatkan kami untuk berlatih hidup sadar ketika bekerja
di dalam dapur. Biasanya sebelum mulai masak, tim masak
akan berkumpul bersama di dapur untuk mendiskusikan
akan memasak sayur apa, kemudian kita memberikan
persembahan dupa kepada Bodhisattva Food Inspector,
baru kemudian memulai masak. Teman-teman lain yang
tidak bertugas masak akan latihan sesuai dengan jadwal,
apakah berlatih di aula meditasi atau di ruang kelas belajar,
sedangkan kami yang memasak di dapur juga menjadikan
dapur sebagai aula meditasi sebagai sarana berlatih.
Saya termasuk yang tidak bisa memasak. Saya sempat
menolak untuk masuk rotasi masak di dapur, tapi ada
satu biku yang bilang, Tenang saja, kita bermain kok di
dapur. Setelah berpikir-pikir dan juga memang tidak ada
pilihan lagi, akhirnya saya ikut bergabung dalam tim rotasi,
walaupun cuman kebagian masak satu minggu sekali.
Setiap kali masuk dapur ada rasa canggung dan malu,
SINAR DHARMA / 109
karena memang tidak pernah memasak. Lihat panci saja sudah gugup, belum
lagi masak.
Awal bertugas saya hanya bantu memotong dan mencuci sayur, kemudian
kupas kentang dan wortel, beserta sayur-sayur lain, juga mencuci kuali-kuali
besar. Setelah beberapa kali masak, saya mulai belajar melihat bagaimana
mereka masak. Sekali-kali mencoba mengaduk sayur dan bertanya kepada
kepala grup tentang bumbu apa saja yang dipakai dan bagaimana cara masak.
Semakin hari semakin mengerti, rasanya seperti on job training di restoran,
namun training ini terasa sedikit beda dengan restoran, perbedaannya
terletak pada nuansa latihan hidup sadar. Ketika mencuci sayur maka saya
lakukan dengan pelan-pelan dan penuh kewaspadaan. Ketika memotong
sayur maka saya lakukan dengan penuh kesadaran dan suka cita. Tidak
merasa ada orang yang memaksa saya bekerja di dapur, juga tidak khawatir
ada bos yang marah kalau kita berbuat sesuatu yang kurang tepat. Saya juga
ingat Thay pernah bilang, masaklah dengan hati riang dan gembira sehingga
makanan yang kita masak juga mengandung energi riang gembira, ketika
orang memakan masakan itu maka mereka juga bisa merasakan energi riang
gembira.
Selama bekerja di dapur sungguh banyak kebijaksanaan yang lahir.
Suatu kali saya diminta menggotong sayur dari cooler (lemari es besar) ke
dapur, setelah menggotong sebagian besar sayur ke dapur, saya melihat ada
beberapa sayur yang sudah mulai layu. Tiba-tiba lahir sebuah pengertian
baru. Saya membayangkan kalau setiap hari kita beli sayur namun tidak
memasaknya, maka sayur mayur itu hanya menumpuk di dalam cooler, tentu
saja akan pelan-pelan membusuk dan tidak bisa dimakan lagi. Saya langsung
mempertalikan hal ini dengan belajar teori dharma dan praktik langsung.
Kalau saya hanya belajar dharma terus menerus namun tidak pernah praktik,
maka teori-teori dharma itu juga akan membusuk dan bahkan bisa berubah
menjadi racun.
Lahir dari Dapur
Saya membayangkan Sesepuh Zen, Hui Neng (), teringat beliau
juga memulai karir dari dapur. Beliau tidak berpendidikan karena lahir dalam
keluarga miskin. Ayah beliau sudah meninggal sejak Hui Neng masih usia
muda. Beliau juga bertugas di dapur, entah tugas seperti apa yang beliau
lakukan, barangkali tidak jauh berbeda dengan apa yang kami lakukan di
Plum Village. Ketika mengingat kembali kisah Sesepuh Hui Neng, semangat
bekerja saya di dapur menjadi lebih besar. Jadi, seharusnya para ibu yang
bekerja di dapur juga bisa menghadirkan banyak kebijaksanaan dari bekerja
di dapur, sehingga bekerja di dapur bukanlah sebuah pekerjaan lagi namun
sudah berubah menjadi sebuah latihan yang menyenangkan. Seharusnya
semangat ini juga bisa diterapkan di kantor!
Teringat suatu ketika di musim panas, banyak sekali peserta retret,
umumnya bisa mencapai 400-an orang. Untuk memasak buat 400 orang tentu
saja tidak mudah. Suatu kali saya harus mencuci kuali dan panci besar, banyak
yang sudah berkerak, harus dikerok dan digosok dengan sekuat tenaga.
Setelah menggosok dan menggosok, ternyata panci yang hitam tetap saja
tidak bisa bersih seperti sedia kala, ada saja bercak hitam di sana-sini. Ketika
menerapkan latihan hidup sadar di saat mencuci panci, saya jadi teringat
bahwa batin saya juga demikian, seberapa banyak kali dibersihkan tetap saja
tidak bisa bersih sepenuhnya, ada saja bercak hitam yang tertinggal. Hal ini
membuat saya menjadi lebih semangat lagi karena saya yakin Siddharta bisa
memurnikan diriNya, lantas saya juga punya potensi yang sama, walaupun
masih ada bercak hitam di sana-sini tapi sudah ada tanda-tanda lebih bersih.
110 / SINAR DHARMA
No Work No Eeating
Jadi cukup relevan dengan apa yang disebutkan di
awal, satu hari tidak bekerja maka satu hari tidak makan.
Hanya saja yang dimaksud dengan bekerja itu tentu saja
bisa dalam berbagai bentuk, seperti saya bekerja di dapur,
memotong sayur, mengupas kentang, dan sebagainya. Ada
juga kerja dalam bentuk lain seperti yang dikutip dalam
kisah singkat ini:
Ada sebuah kisah yang mencatat percakapan
seorang petani bernama Kasibharadvaja dengan Buddha.
Kasibharadvaja bilang, Oh petapa Gotama, saya membajak
dan menyemai, kemudian panen dan barulah bisa
mendapatkan makanan, Engkau hendaknya juga melakukan
demikian. Buddha menjawab, Wahai petani, saya juga
membajak dan menyemai, kemudian panen dan barulah
mendapatkan makanan. Petani itu lantas membalas, Saya
tidak melihat Engkau punya bajak dan kerbau.
Buddha menjawab, Keyakinan adalah benih yang kami
semai, rajin berlatih adalah hujan kami, kebijaksanaan
adalah kuk dan bajak kami, pikiran adalah tali pengikat
kami, energi kesadaran adalah mata bajak kami. Menjaga
ucapan dan perbuatan, sederhana dalam makanan, dengan
kebenaran kami memotong rumput liar, welas asih adalah
pembebasan kami, pengerahan tenaga bagaikan kerbau
yang menarik bajak membawa kami menuju Nirvana. Di
akhir percakapan itu Kasibharadvaja berlutut sujud puas.
Kisah lengkapnya bisa dilihat dalam Kasibharadvaja Sutta
dalam Sutta Nipata 1.4.
Membaca kisah zaman dahulu juga banyak memberikan
pengertian dan refeksi atas kehidupan monastik zaman
sekarang ini, walaupun bentuknya berbeda tapi ketika kita
bersedia menyediakan waktu untuk melihat lebih dalam,
tentu saja kita bisa menemukan esensi ajaran yang sama.
Bersatu dalam Dimensi
Dalam tradisi Zen kami berlatih konsentrasi tanpa wujud
(S. Animitta; C.). Berlatih sedemikian rupa untuk tidak
terjebak pada bentuk luar. Tentu saja seorang monastik tetap
butuh bentuk luar ketika berbicara dalam dimensi historis
(S. samvrti-satya, C. ), sebagai contoh, kami perlu
menjaga penampilan tampak luar dengan mengenakan
jubah secara rapi sebagai suatu bentuk latihan hidup
sadar. Lain lagi ketika dalam konteks dimensi tertinggi (S.
paramrtha-satya, C. ), sebagai contoh, para monastik
hendaknya tidak memperdebatkan lagi tentang model atau
warna jubah apa yang paling tepat, karena memang tidak
ada jubah yang paling tepat, yang ada hanyalah jubah yang
sesuai.
Ketika pertama kali menjadi sramanera, saya berencana
untuk menyediakan seluruh waktu untuk belajar
Buddhadharma dan meditasi. Sampai sekarang juga
punya ide yang sama, namun penerapannya sudah sangat
berbeda. Saya banyak belajar Buddhadharma di luar aula
meditasi, seperti di dapur, ketika sedang membersihkan
toilet, ketika menyapu di perpustakaan, ketika sedang
mencuci piring dan gelas, ketika sedang berjalan di atas
rumput, dan ketika sedang mengangkat telepon. Semua
ini adalah cara saya berlatih untuk mengerti lebih dalam
tentang Buddhadharma melalui aktivitas kehidupan sehari-
hari. Metode yang dilakukan adalah dengan meditasi, lewat
napas dan energi kesadaran penuh yang bersentuhan
dengan semua aktivitas yang sedang dikerjakan saat ini.
Ketika perhatian tertuju pada aktivitas yang sedang ada di
depan mata maka kita tidak lagi diseret oleh masa lalu dan
masa depan. Dalam kondisi batin yang tenang, saya juga
bisa merencanakan masa depan dengan baik dan memetik
buah kebijaksanaan dari apa yang sudah pergi menjadi
masa lalu, karena saya tahu dengan jelas bahwa masa lalu
akan datang kembali lagi dan menjelma sebagai masa
depan saya. Ketika penjelmaan itu hadir, maka ia berubah
SINAR DHARMA / 111
Perubahan adalah sebuah kondisi yang kita alami setiap
hari, bahkan setiap saat. Tidak akan pernah ada seseorang
yang tidak mengalami perubahan setiap harinya. Pada
beberapa kasus memang terlihat ada beberapa orang yang
sepertinya kehidupannya mengalami perubahan yang
sangat lambat, seakan-akan tidak berubah sama sekali.
Misalnya saja seorang pengemis jalanan, kita melihatnya
seakan-akan mereka selalu menjadi pengemis. Tapi cobalah
kita amati sebentar, apakah pengemis pada 10 tahun yang
lalu masih ada di tempatnya mengemis sekarang? Mungkin
orang tersebut sudah pindah atau bahkan sudah ganti
profesi jadi raja pengemis.
Dalam kehidupan modern ini bila kita amati dengan
teliti, dahulu untuk membeli perangkat elektronik yang
canggih seperti VCD, TV, Radio, dll, adalah hal yang
sangatlah sulit dilakukan oleh mereka yang cuma seorang
pegawai dengan gaji kecil. Tapi kondisi sekarang telah
berubah, harga barang elektronik jadi semakin murah dan
mudah didapat, baik secara kredit maupun tunai. Sehingga
di rombong penjual rokok pun kita bisa temui adanya TV,
bahkan terkadang ada VCD juga.
Jadi kita ketahui bersama bahwa semua hal di
dunia ini selalu berubah, tidak tetap dan berbeda dengan
sebelumnya. Terkadang perubahan itu menyenangkan diri
kita, tetapi terkadang juga menyulitkan. Karena perubahan
yang tidak menyenangkan inilah kemudian timbul
penyakit lama kita yaitu benci pada kondisi perubahan
yang tidak menyenangkan. Di sisi lainnya, ketika menyukai
perubahan yang menyenangkan, kita kemudian merasa
sayang untuk melepaskan hasil dari perubahan itu. Kedua
kondisi inilah yang kemudian membuat seseorang menjadi
bodoh dengan mempertahankan hasil perubahan yang
sebenarnya juga selalu berubah. Kebodohan kita yang
tidak mengetahui ketika kita berpikir bahwa kondisi
menyenangkan yang terjadi ini masih dapat kita rasakan,
kondisi yang menyenangkan itu sudah berproses berubah
lebih jauh lagi .
Contoh ekstrem yang biasa kita temui adalah pada
saat anggota keluarga meninggal dunia. Semua anggota
keluarga yang ditinggalkan seakan tidak bisa menerima
kenyataan bahwa kondisi dan situasi sudah berubah. Mereka
masih melekat pada kenyataan bahwa keberadaan almarhum
pada saat masih hidup terasa sangatlah menyenangkan. Kesan
menyenangkan yang mendalam ini masih melekat dalam diri
mereka sehingga tidak mampu menerima perubahan atau
kehilangan ini. Mereka meratap dan menangisi kepergian
almarhum. Sebenarnya mereka meratap dan menangis bukan
untuk yang meninggal, melainkan demi keserakahan dan
kebencian dalam diri mereka sendiri. Itu adalah keserakahan
akan kesenangan yang dialami ketika masih bersama
almarhum, serta kebencian kepada kondisi atau penyebab
yang mengakibatkan mereka ditinggalkan oleh almarhum, ini
juga berarti hilangnya kondisi menyenangkan yang diberikan
almarhum kepada mereka. Kemelekatan kepada keserakahan
dan kebencian ini adalah hal yang telah ada dalam diri kita
sendiri, namun terkadang kita tidak menyadarinya.
Nah, kondisi takut pada perubahan ini sebenarnya
banyak menghantui setiap sendi kehidupan kita. Sebagian
besar dari kita seringkali tidak merasa bahwa sikap dan sifat
takut pada perubahan yang kita lakukan ini adalah tidak
benar. Sebagian besar dari kita tetap mempertahankan setiap
kebenaran yang kita anggap sebagai kebenaran. Setiap dari
kita sangat takut untuk berubah menjadi manusia yang
berbeda dengan sebelumnya.
Berikut ada cerita tentang dua bersaudara yang
memiliki sifat keras tidak mau mengalah satu sama lainnya.
Saudara tua mempunyai suara yang keras, tidak sabaran dan
emosi yang mudah sekali meledak, apalagi bila berurusan
dengan orang yang bersikeras tidak mau mengalah
terhadapnya. Sedangkan sang adik mempunyai kelemahan
pendengaran yang membuat orang lain menjadi tidak
sabaran berbicara dengannya, ini membuatnya mudah
tersinggung. Sifat-sifat inilah yang membuat mereka setiap
harinya selalu bertengkar, meski hanya karena masalah yang
sepele.
TAKUT AKAN PERUBAHAN
( Mempertahankan Eksistensi Ego )
Oleh: Sang atta
112 / SINAR DHARMA
Misalnya saja, ketika sang adik bertanya kepada kakaknya
mengenai suatu masalah yang sebelumnya sudah dua kali
diberitahukan kepadanya. Kak, barangnya ini milik siapa
dan ditaruh di mana? Uangnya bagaimana? Sang kakak
yang sedang sibuk kemudian meledak emosinya, dengan
suara keras membentak, Sudah diberitahu berkali-kali masih
tanya terus! Itu ditaruh di gudang belakang, uangnya besok
saja dibayar! Orang lagi repot kok malah tanya-tanya terus.
Mendapat bentakan kakaknya, sang adik membela diri
bersikeras merasa tidak bersalah. Kapan kamu ngomong
itu? Ini orangnya juga nagih, katanya harus dibayar sekarang!
Tadi disuruh terima sendiri tidak mau, sekarang ditanya malah
marah-marah! Lantas adiknya pergi dengan mengomel.
Sang kakak jadi semakin marah, tetapi karena mereka adalah
kakak beradik maka kejadian itu tidak berkembang lebih jauh.
Kejadian ini seringkali berulang. Mereka tidak pernah ingin
berubah. Mereka merasa terbiasa dengan kondisi perselisihan
tersebut. Mereka sepertinya tidak peduli terhadap kondisi
yang tidak menyenangkan ini.
Demikianlah kita pada umumnya memiliki catatan
sendiri tentang ketidakcocokan di dalam keluarga. Namun
kalau kita secara bijaksana mampu memahami dan mau
menerima perubahan sebagai sebuah proses alami, maka
kita tidak akan menolak perubahan, justru bisa menjadikan
perubahan itu sebagai media untuk memperbaiki kondisi
tidak menyenangkan saat ini.
Perselisihan yang terjadi di antara kedua saudara
itu disebabkan oleh sebuah proses yang sudah pasti, namun
tidak disadari. Proses itu adalah sebagai berikut. Ketika kakak
berbicara, sang adik yang merasa pendengarannya kurang
jelas akan bertanya ulang. Ketika adik bertanya ulang, sang
kakak menjadi tidak sabaran dan meledak emosinya. Karena
kakak meledak emosinya dan bersuara keras maka sang adik
jadi tidak senang dan bersikeras tidak mau mengalah. Semakin
sang adik bersikeras, semakin sang kakak menjadi marah.
Bila kejadian ini diteruskan sampai pada puncaknya, dapat
dipastikan kedua belah pihak jadi sakit hati dan menderita.
Demikianlah proses yang berlangsung, namun tidak
disadari oleh mereka berdua. Sebuah proses yang tidak
disadari yang membentuk kondisi dukkha. Bila bisa
menyadari kondisi ini, maka sebenarnya sangatlah mudah
untuk mengantisipasi perselisihan itu, yaitu dengan
mengubah salah satu unsur dalam proses itu. Misalnya,
sang adik tidak bersikeras dan berusaha mendengar lebih
baik, maka tidak akan ada pertanyaan ulang yang dianggap
bodoh oleh sang kakak. Demikian pula bila sang kakak
bisa mengendalikan emosinya memahami kondisi adiknya
yang berpendengaran kurang jelas, maka tidak akan ada
rasa sakit hati dari sang adik yang kemudian bersikeras
menganggap dirinyalah yang benar. Atau bila keduanya
tidak berkumpul bersama maka kejadian ini tidak akan
terjadi. Tetapi terkadang kondisi tidak memungkinkan
untuk tidak berkumpul, seperti hubungan saudara, suami
istri, dll.
Meskipun tahu kalau salah satu dari mereka
mau berubah, maka kondisi dan situasi perselisihan yang
terjadi di antara mereka juga akan ikut berubah, tepatnya
tidak akan terjadi, tetapi toh mereka merasa yang harus
berubah itu orang lain, bukan diri sendiri. Inilah yang
jadi masalahnya. Diri sendiri merasa tidak perlu berubah,
diri sendiri merasa tidak bersalah, mereka beranggapan
bahwa yang salah dan harus diubah bukan sifat mereka.
Inilah sebuah kondisi yang sebenarnya dilandasi oleh
ketakutan atau keengganan untuk berubah. Setiap hari
mereka selalu mengalami perselisihan, ini berarti bahwa
kondisi dan situasi diri mereka sudah tidak selaras dengan
proses menuju kehidupan bahagia. Ketidakselarasan
ini terlihat dari sifat mereka yang membuat satu sama
lain tidak akur, pun kondisi yang tidak mendukung yang
memaksa mereka berdiam dalam satu rumah. Mereka
harus bisa mengubah diri masing-masing sesuai dengan
situasi agar mendapatkan kondisi yang selaras dengan
proses kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mereka
akan menjalani sebuah proses perubahan yang menuju
kepada kehidupan dan hubungan yang lebih baik. Dengan
perubahan yang mereka lakukan itu, akan tercipta sebuah
SINAR DHARMA / 113
kehidupan yang bebas dari sakit hati setiap harinya.
Beginilah perilaku batin kita selama ini. Kita
sangat sulit untuk diajak berubah, terutama untuk berubah
menjadi lebih baik, atau berubah menjadi lebih meningkat
kematangan batinnya. Kita selalu bertahan bahwa apa yang
kita pegang saat ini adalah sebuah kebenaran, pun sifat-sifat
jelek yang telah lama mendampingi kita bukanlah masalah.
Kita seakan-akan takut sifat-sifat jelek itu nantinya menjadi
hilang. Celakanya terkadang kita malah menganggap sifat
jelek kita sebagai sebuah berkah yang harus dipertahankan.
Misalnya, bersifat mudah marah, kita merasa bahwa dengan
kemarahan itu semua masalah bisa terselesaikan. Ironisnya,
kita tidak pernah mengetahui bahwa apabila masalah bisa
diselesaikan tanpa kemarahan, itu akan lebih baik hasilnya.
Kita takut berubah karena merasa yang kita lakukan saat ini
sudah benar.
Mengetahui kenyataan ini, kita seharusnya mulai
belajar memahami kondisi dukkha dalam kehidupan kita.
Jadikan itu sebagai sebuah perhatian, jadikan itu sebagai
permasalahan hidup yang harus diselesaikan dan diperbaiki.
Kemudian cobalah memahami prosesnya, baru kemudian
pahami diri sendiri apakah apa yang dilakukan sudah
sesuai dengan kondisi dan lingkungan. Bila tidak, maka
cobalah untuk berubah mengikuti keselarasan kondisi dan
situasi. Dengan demikian, ketika kita telah memahami
lingkungan dan diri kita sendiri, serta tidak ingin dukkha
membuat kita sakit hati, sudah dan menderita, maka
segeralah berubah dan perbaiki diri. Janganlah takut
akan perubahan. Sebaliknya, bila kita berubah ke arah
yang salah, segeralah sadari dan arahkan kembali ke arah
yang lebih bermanfaat bagi semua orang dalam kondisi
apapun.
Sekarang, masihkah kita tetap mempertahankan
eksistensi ego dan sifat-sifat kita yang tidak baik yang hanya
akan membuat hidup kita diwarnai oleh lebih banyak
penderitaan? Apakah memang sifat-sifat yang tidak sejalan
dengan proses Dhamma ini begitu pentingnya sehingga
kita ingin terus mempertahankannya? Tidak inginkah kita
untuk mulai mencoba melakukan perubahan? Masihkah
kita takut untuk berubah?
Semoga mereka yang sadar tentang dukkha
dalam kehidupan ini bertekad memperbaiki diri dan
membebaskan diri dari pembenaran-pembenaran
yang tidak bermanfaat. Semoga pencerahan yang kita
peroleh ini membuat kita tidak takut lagi untuk berubah,
khususnya berubah untuk menjadi lebih baik. Semoga
kita berbahagia dengan perubahan yang lebih baik itu.
114 / SINAR DHARMA
Tanya:
Di negara kita ada Vihara Shaolin, yang dipuja di dalam
vihara dengan sendirinya adalah para Buddha dan Bodhisattva
yang maha cinta kasih dan maha welas asih, tetapi mengapa
di dalam vihara didirikan tempat berlatih bela diri yang
mengajarkan tinju tangan kosong dan pedang yang sangat
terkenal di seluruh dunia? Jika berbicara tentang Buddha dan
Bodhisattva, di samping mengajarkan cinta kasih dan welas
asih, namun juga mengajar memukul orang, apakah ini ada
di dalam Sutra Buddhis? Benar-benar membuat orang sulit
memahami.
Jawab:
Di dalam Sutra Buddhis tidak ada ucapan yang mengajarkan
tentang bela diri. Meski memperoleh kekuatan batin dan bisa
bela diri, itupun juga tidak ada kegunaannya. Meski tidak
ada pernyataan tentang itu, namun baik ajaran maupun
seni bela diri Buddhisme sangatlah luar biasa, Buddhisme
tidak pernah mengabaikan satu pun metode Dharma yang
ada, juga tidak perlu menyalahkannya. Orang yang berlatih
bela diri perlu memiliki tubuh yang kuat dan sehat, sedang
tenaga dalam yang mereka gunakan, ada dua macam ilmu
yaitu Mengubah Urat dan Mencuci Sumsum. Nama kitabnya
TANYA JAWAB SEPUTAR BUDDHISME
Diterjemahkan dan dipilih dari buku Fo Hsueh Wen Ta Lei
Pien (Kumpulan Tanya Jawab Buddhisme) asuhan Alm. Master
Upasaka Li Ping Nan
adalah Kitab Mengubah Urat (Yi Jin Jing) dan
Kitab Mencuci Sumsum (Xi Sui Jing), konon
merupakan hasil karya Sesepuh Bodhidharma.
Bodhidharma pernah bermeditasi menghadap
tembok selama 9 tahun di Shaolin. Bhiksu
Vihara Shaolin atau mereka yang baru mulai
belajar ilmu ini, bertujuan mencegah dan
menyembuhkan penyakit, bukan memukul
orang. Selain itu, dalam menyelamatkan
makhluk hidup, Bodhisattva melakukan
perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan makhluk lain, pun melakukan pendekatan
kepada makhluk lain sesuai kondisi yang
dibutuhkan. Memakai banyak metode praktis,
sebab itu, tempat perjudian dan tempat
hiburan, tempat pelacuran dan tempat minum
arak, semua tempat ini boleh didatangi sebagai
metode praktis untuk menyadarkan makhluk
hidup. Demikian pula bagi orang yang berlatih
bela diri, banyak di antara mereka yang berjiwa
pendekar, dengan memakai bela diri sebagai
salah satu cara praktis melakukan pendekatan
dan bimbingan terhadap orang lain, ini adalah
metode kesederajatan, cinta kasih dan welas
asih.
SINAR DHARMA / 115
Tanya:
Empat unsur besar (tanah, air, api, angin) adalah
ular beracun, lima kelompok kehidupan (jasmani,
perasaan, pencerapan, pikiran, kesadaran) adalah pencuri
menyebalkan, enam indera (mata, telinga, hidung, lidah,
jasmani, pikiran) adalah berkumpulnya kekosongan. Empat
unsur besar dan lima kelompok kehidupan adalah bersifat
internal, bukan eksternal, tetapi mengapa disebut sebagai
ular beracun dan pencuri menyebalkan? Enam indera adalah
kekosongan, tetapi mengapa kekosongan itu dikatakan
berkumpul?
Jawab:
Perubahan yang terjadi dalam tubuh kita bukan bersifat
internal, empat unsur besar saling bertengkar, satu sama
lain tidak harmonis, bagaikan ular berbisa. Lima kelompok
kehidupan yang berkobar-kobar, merampas semua jasa
kebajikan, itu sama seperti pencuri yang menyebalkan.
Empat ular saling bertengkar maka tubuh kita menjadi sakit.
Lima pencuri merajalela maka pikiran kita menjadi kacau,
sebab itu, baik semasa hidup maupun setelah meninggal,
semuanya adalah penderitaan yang disebabkan oleh ular
dan pencuri ini. Tubuh ini pada mulanya tidak ada, sebab itu
dinamakan tubuh yang bersifat kekosongan. Demikian juga
enam landasan indera bukan realitas sejati, disebut sebagai
indera yang bersifat kekosongan. Namun landasan indera
ini memiliki kesan-kesan atau kontak-kontak indera yang
berubah-ubah, sebab itulah dikatakan sebagai berkumpul.
Tanya:
bermasyarakat. Selain memberikan sedikit hadiah sebagai
pernyataan ketulusan hati setiap kali datang menengok
bibi, saya tidak tahu bagaimana harus membalas budi jasa
beliau, khususnya kalau terjadi hal yang tidak terduga.
Saya khawatir mungkin saja saya bisa meninggal dalam
usia muda, jadi saya telah berada di dasar kubur sebelum
sempat membalas budi kebaikan yang mulia itu. Saya
memikirkan hal ini siang dan malam, saya berharap dapat
membalas budi dengan setulus hati. Mohon bimbingan
dari Maha Guru.
Jawab:
Mempunyai pikiran tulus ingin membalas budi, ini
adalah kebajikan yang sangat besar. Membalas budi
itu bisa direalisasikan dalam skala besar maupun kecil.
Memberikan hadiah secara tidak berkala, ini adalah
pembalasan berskala kecil yang bertujuan menyenangkan
hati beliau. Bibi Anda sudah berusia lanjut, kelak bila
meninggal ke alam mana beliau terlahir, ini baru masalah
yang besar! Mereka yang ingin membalas budi hendaknya
membalasnya dengan skala yang besar, yaitu dengan
mengajarkan Buddha Dharma agar yang bersangkutan
dapat mempersiapkan diri terlahir di Tanah Murni,
mencapai KeBuddhaan yang tidak lahir dan tidak musnah,
inilah balas budi yang paling sempurna. Selain itu,
mengajarkan orang lain untuk melafal nama Buddha, ini
juga meningkatkan jasa kebajikan diri sendiri, inilah yang
disebut sebagai bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
Bibi saya telah berusia lanjut,
selama hidupnya beliau menekankan
pentingnya berbakti dalam mengatur
keluarga, tidak ada tetangga yang
tidak memuji beliau. Terutama beliau
sangat menyayangi saya, menganggap
saya sebagai anak sendiri, bagi saya
orang lain. Sedangkan mengenai kekhawatiran
meninggal di usia muda, apa dasar ucapan ini?
Jangan terlalu memikirkan hal ini, asalkan bisa
berusaha untuk terus berbuat bajik, hal yang
buruk pun bisa berubah menjadi baik.

Tanya:
Apakah dalam Buddha Dharma ada
peraturan tertulis yang menyatakan bahwa
umat perumah tangga hanya diperkenankan
menerima Trisarana dari seorang bhiksu?
Jawab:
Menerima Trisarana dari seorang atau
budi jasa beliau
bagaikan cahaya
matahari dan
bulan, saya juga
menganggap bibi
sebagai ibu saya
sendiri. Sebab
itu sehari pun
saya tidak pernah
berani melupakan
budi jasa ini. Saya
masih sangat
muda, baru saja
lulus dari sekolah
menengah, masih
harus banyak
belajar mengenai
k e h i d u p a n
beberapa bhiksu, ini tidak ada
peraturan tertulisnya. Berdasarkan
maknanya, menerima perlindungan
Triratna adalah merujuk pada
seluruh Buddha di sepuluh penjuru
alam semesta (dimensi ruang,
red) dan tiga kehidupan (dimensi
waktu, red), seluruh Dharma yang
terdapat di Tripitaka, serta seluruh
anggota Sangha yang tidak dibatasi
oleh dimensi ruang dan waktu.
Menerima Trisarana dari seorang
bhiksu, itu juga berarti menerima
Trisarana dari banyak bhiksu,
116 / SINAR DHARMA
bukan menjadi anggota keluarga dari seseorang. Namun
kebiasaan di zaman ini, ada umat yang kagum terhadap
anggota Sangha yang bermoral dan berpengetahuan tinggi,
lalu bermaksud mendekati dan belajar dari beliau. Ada
yang menerima Trisarana demi menjalin jodoh karma baik,
ada juga yang tidak menerima Trisarana, melainkan hanya
berguru untuk belajar pengetahuan atau keterampilan.
Contoh yang disebutkan lebih dulu di bagian depan
adalah sesuai dengan prinsip berlindung kepada Triratna,
namun contoh yang disebutkan terakhir bersifat mengikuti
perubahan situasi dan kondisi.
Tanya:
Buddha di usia 80 tahun naik ke Surga Trayastrimsha
untuk membabarkan Sutra Ksitigarbha, kesemuanya
mengucapkan bahwa memuja Bodhisattva Ksitigarbha dan
membaca Sutra Ksitigarbha akan membebaskan makhluk
hidup dari penderitaan tiga alam buruk dan terlahir di alam
manusia dan alam dewa (surga). Alam manusia dan alam
dewa bukankah hanyalah buah karma yang kecil saja, sebab
masih harus terlahir kembali? Buddha mengapa di alam surga
waktu itu tidak langsung saja membabarkan pintu Dharma
Tanah Murni sebagai ajaran yang paling menyeluruh?
Jawab:
Salah satu faktor terpenting dalam pembabaran Dharma
adalah harus sesuai dengan waktu dan kondisi. Pintu Dharma
Tanah Murni adalah metode yang menuntun makhluk hidup
agar terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan.
Coba lihat, orang-orang kaya dan berkedudukan di dunia
ini masih tidak percaya pada metode ini, karena mereka
merasa tidak ada penderitaan. Apalagi makhluk alam
surga yang menikmati kehidupan surgawi yang sangat
menyenangkan, bersediakah mereka meyakini ajaran ini?
Sutra mengucapkan, Tubuh manusia sulit didapatkan,
cobalah renungkan ucapan ini secara mendalam.
Tanya:
Rupang Buddha dan Bodhisattva adalah yang paling
dimuliakan. Karena telah rusak maka diganti dengan rupang
Buddha yang baru. Tetapi bagaimana harus menangani
rupang lama yang telah rusak itu agar terhindar dari karma
buruk? Mohon petunjuk dari Guru Mulia.
Jawab:
Untuk hal ini, para guru di zaman kuno berpandangan:
1, perbaiki lagi; 2, jika tidak bisa diperbaiki, hendaknya
ditanam di dalam lahan yang bersih, harus memilih tempat
yang bukan merupakan lokasi pembuangan sampah atau
kotoran. Jika itu adalah rupang kayu yang telah sangat
keropos, hendaknya dibakar di tempat yang bersih, lalu
abu pembakaran ditanam di dalam lahan yang bersih, atau
dialirkan di sungai yang bersih. Semua itu lakukan dengan
hati yang penuh penghormatan, dengan demikian hati kita
akan tenang jadinya.
Bersambung ke edisi berikutnya ...
Buddhist Education Center Surabaya bersama Vihara
Amitabha dan Yayasan Tionghoa mengadakan seminar
tentang pendidikan moral dan budi pekerti tradisi
kebudayaan Tionghoa (Di Zi Gui) dengan pembicara Guru
Cai Li Xu di Gramedia Expo, Surabaya, pada
Minggu 18 Maret 2012.
Pepatah mengatakan buah semangka jatuh tak
jauh dari pohon. Ini adalah ungkapan yang cocok
untuk menggambarkan anak yang memiliki etika moral
merupakan cermin keberhasilan orang tua maupun guru
dalam mendidik anak secara utuh. Di masa ini, banyak orang
tua yang lebih mengutamakan nilai akademis daripada
pendidikan etika moral, ini adalah paradigma yang keliru.
Lingkungan keluarga merupakan tempat praktik
pendidikan etika moral yang paling tepat dan utama yang
harus dijalankan. Orang tua wajib mengajarkan kepada
anak agar memohon maaf apabila telah melakukan
kekeliruan dalam perkataan dan perbuatan, hal ini akan
mendatangkan apresiasi dari masyarakat terhadap sang
anak tersebut. Juga dalam meminta bantuan kepada orang
lain dengan perkataan yang baik dan perbuatan yang sopan
akan membuahkan respon positif dari masyarakat.
Sebagai orang tua maupun guru yang baik harus
memahami psikologis anak. Apabila anak melakukan
kekeliruan tak perlu menghukumnya, tapi berusaha
memahami kenapa ia melakukan perbuatan tersebut.
Dengan memberikan nasihat yang benar secara verbal
tanpa emosional akan lebih mujarab sebagai bentuk
komunikasi interpersonal.
Selain mengenang jasa kebajikan orang tua, sebagai
anak yang baik wajib meneruskan cita-cita tersebut dengan
cara memberikan kontribusi ide, tenaga dan pikiran sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat dan negara.
Seminar ini dihadiri beberapa pengajar dari pondok
pesantren, para guru dan orang tua. Salah satunya
rombongan guru dan murid ponpes Tebu Ireng hadir untuk
menambah wawasan etika moral.
Pendidikan Etika Moral
Untuk Anak Didik Tersayang
SINAR DHARMA / 117
Pada tanggal 7-8 April 2012, Buddhist Education Centre
Surabaya mendapat kehormatan dikunjungi oleh dua orang
Lama dari Amerika dan Bhutan, yaitu Lama Rangbar Nyimai
Ozer dan Druk Chohkyong Tsimar Rinpoche. Lama Rangbar
(Yugyal Tulku) adalah praktisi Ngakpa dari tradisi Nyingmapa,
sedangkan Druk Chohkyong Tsimar adalah oracle (medium)
resmi dari Dharmapala Tsiu Marpo. Keduanya bertandang
ke Indonesia atas undangan Vajrayana Nusantara dalam
rangka sosialisasi Projek Bodhivastu sembari memberikan
pembabaran Dharma. Di Surabaya, Lama Rangbar dan
Lama Chokyong memberikan ceramah Dharma di Vihara
Buddhayana dan melakukan pemberkatan rupang Tara dari
zaman Majapahit di Vihara Sanggar Agung, Kenjeran.
Sabtu, 7 April, Lama Rangbar dan Lama Chohkyong
memberikan pembabaran Dharma singkat tentang jenis-
jenis Bardo (Antarabhava) dan menjelaskan tentang proyek
Maha Bodhivastu. Stupa Bodhivastu atau Phuntsok Chorten
adalah projek stupa berukuran sama seperti Borobudur
yang akan direalisasikan di Amerika. Kenapa Amerika? Lama
menjelaskan bahwa ada 3 negara raksasa yeng memegang
peranan penting di dunia ini yaitu Amerika, Tiongkok dan
India. Membangun stupa di Amerika akan memberikan
dampak yang sangat bermanfaat bagi semua orang di
seluruh dunia. Manfaat dari mendirikan stupa dalam paham
Buddhisme antara lain adalah dapat mengurangi berbagai
macam bencana dan meningkatkan kebijaksanaan, welas
asih, serta pencerahan. Lama mengajak orang-orang di
berbagai belahan dunia turut membangun hubungan karma
dan mendukung proyek stupa yang direncanakan didirikan
di Amerika ini. Sejumlah praktisi Nyingma yang terkemuka
seperti Dudjom Yangsi Rinpoche, Chatral Rinpoche, Namkha
Drimed Rinpoche, dan Ayang Rinpoche juga menyatakan
dukungan bagi proyek stupa mandala ini.
Esok harinya, Lama memberikan penjelasan
mengenai meditasi Tonglen. Pelatihan meditasi ini akan
menghubungkan orang-orang di berbagai belahan dunia
pada mandala stupa yang akan dibangun nanti. Belajar
memahami Dharma berarti kita berusaha untuk menjadi
sahabat bagi diri kita sendiri karena tubuh adalah foto
dari karma kita. Sebagai manusia, kita memiliki berbagai
macam halangan seperti halangan karma, pun halangan
emosional yang membuat kita menjadikan hidup ini
begitu dramatis seperti flm-flm bioskop karena terlalu
terseret dalam pusaran emosi. Juga halangan kebiasaan
yaitu kebiasaan suka dan tidak suka yang membuat
kita berputar-putar saja. Selain itu, halangan intelektual
yang membutakan kita sehingga tidak menyadari
ketidaktahuan kita. Halangan-halangan tersebut akan
memberikan gangguan pada Dharmakaya, bagaikan
memberikan beraneka macam warna pada kacamata kita
sehingga kita tidak mampu melihat warna yang asli.
Kita semua mempunyai sifat Buddha dan tidak perlu
membeli apa-apa lagi, tapi yang menjadi masalah adalah
kita tidak dapat melihat wajah kita dengan jelas. Tubuh
kita adalah musuh kita, tetapi tubuh kita juga merupakan
wadah bagi 5 kebijaksanaan. Halangan membuat kita
merasa samsara itu benar dan abadi sedangkan Nirvana
atau Buddha itu bohong. Seringkali dalam praktik
kita kendor, untuk itu kita harus berusaha sepenuh
kemampuan untuk membersihkan kekotoran batin,
seperti kita membersihkan peralatan dapur sehari-hari.
Karma tercipta lewat perbuatan, ucapan dan pikiran.
Apabila marah maka akan berdampak pada energi (prana)
tubuh, seperti misalnya ketika marah kita cenderung
ingin memukul. Ini akan mengotori Nirmanakaya,
Sambhogakaya dan Dharmakaya kita. Sebab itu, kita
harus memutuskan program apa yang akan kita lakukan
118 / SINAR DHARMA
Kunjungan Lama Rangbar
Dan Bodhivastu Project
agar terbebas dari energi buruk itu. Prana akan bekerja
sesuai dengan program yang kita jalankan, sedangkan
program yang mampu membebaskan pikiran, nadi, prana,
bindhu kita adalah Bodhicitta. Dalam Vajarayana, latihan
mudar mewakili nadi, mantra mewakili prana dan samadhi
mewakili bindhu. Lalu, bagaimanakah cara membangkitkan
Bodhicitta? Lama Rangbar mengajarkan metode meditasi
Tonglen untuk mengembangkan Bodhicitta ini. Dalam
meditasi ini para peserta melafalkan mantra Om Ah Hum
dibarengi dengan pengaturan keluar masuk napas. Dalam
praktik meditasi ini kita memvisualisasikan mengambil
penderitaan semua makhluk, mentransformasikannya
menjadi kebahagiaan dan memberikan kebahagiaan itu
kembali kepada semua makhluk.
Terakhir, Lama kembali mengingatkan kita akan
berbagai manfaat stupa. Secara khusus untuk Buddhist
Education Centre Surabaya, Lama Rangbar memberikan
apresiasi: Kelompok ini memiliki sikap pasti bisa yang
spesial yang merupakan semangat yang cocok untuk
bergabung bersama kami di Mandala (Bodhivastu). Saya
berharap kelompok ini dapat bersama-sama berhubungan
secara mendalam dengan Mandala Bodhivastu.
Biograf Singkat: Lama Rangbar lahir dengan nama Adam
Friedensohn. Beliau berkelana di Asia, lalu selama 20 tahun
menetap di Nepal berlatih Dharma dan mendirikan projek-
projek yang positif bagi masyarakat. Lama mendirikan
berbagai perusahaan dan organsiasi sosial dalam bidang
listrik tenaga solar, kendaraan elektrik, pengembangan desa,
meditasi dan penyembuhan. Pada masa mudanya, beliau
juga pernah belajar di Indonesia di bawah bimbingan Subur
Rahardja, salah satu tokoh Tionghoa Buddhis Indonesia
yang mendirikan PGB Bangau Putih di Jawa Barat. Guru akar
Lama Rangbar adalah Dudjom Rinpoche dan guru-guru
lainnya yaitu Shenpen Dawa Rinpoche, Chatral Rinpoche,
Dilgo Khyentse Rinpoche, Lama Dawa Chodrak Rinpoche,
dan Kyabje Trulshig Rinpoche. Berikut adalah perusahaan
yang pernah didirikan Lama dahulu: http://www.hlf.org.
np/ (Himalayan Light Foundation), http://www.lotusenergy.
com/ (Lotus Energy), http://www.eco-visions.com.np/ (Eco
Visions yang memproduksi mobil elektrik REVA).
SINAR DHARMA / 119
Mengapa
Perdamaian
Diperlukan
Manusia?
Oleh: Choirul Mahfud
Peresensi adalah aktivis Jaringan Intelektual Muda
Muhammadiyah (JIMM) Jawa Timur
Judul Buku: Filsafat Perdamaian
Penulis: C.B.Mulyatno
Penerbit: Kanisius,Yogyakarta
Terbit: Pertama, 2012
Tebal: 114 Halaman
Perdamaian, PerdamaianBanyak Yang Cinta
Damai Tapi Perang Semakin Ramai Bingung Bingung
Ku Memikirnya. Wahai Kau Anak Manusia Ingin Aman
Dan Sentosa.Tapi Kau Buat Senjata Biaya Berjuta
JutaBanyak Gedung Kau Dirikan Kemudian Kau
HancurkanBingung Bingung Ku Memikirnya.
Lirik lagu campur santri berjudul Perdamaian
tersebut mungkin tidak asing, terutama bagi pecinta
musik religi di Indonesia. Latar belakang dibikinnya
lagu tersebut jelas bahwa perdamaian bukan barang
yang mudah didapat, juga bukan perkara gampang
dimiliki, tapi suatu hal yang sangat diperlukan.
Pertanyaannya, kenapa perdamaian diperlukan
umat manusia? C.B. Mulyatno memberikan jawaban
dalam bukunya berjudul Filsafat Perdamaian yang
diterbitkan Kanisius Yogyakarta, belum lama ini. Melalui
buku tersebut, Mulyatno mengajak kita belajar dari
tokoh pemikir perdamaian, yakni Eric Weil.
Menurut Mulyatno, Eric Weil adalah salah seorang
flosof yang berjuang agar flsafat dapat memberi
pencerahan dalam menghadapi dan memecahkan
persoalan hidup sehari-hari. Ia menjelaskan tautan
antara flsafat dan perjuangan untuk mewujudkan
perdamaian. Konfik, pertikaian dan perang yang
melanda dunia telah memorak-porandakan pilar-pilar
hidup damai. Adalah tugas setiap orang, dan khususnya
flosof, untuk membangun kembali kehidupan yang
damai. Kerinduan untuk hidup damai dan keprihatinan
terhadap berbagai peristiwa kekerasan, konfik
dan perang yang mengancam perdamaian bisa
menjadi tali pengikat persaudaraan yang mendorong
berkembangnya gerakan hidup damai.
Salah satu yang menarik dari buku Mulyatno ini,
ternyata Weil menolak metafsika. Metafsika dianggap
telah mewariskan sikap dogmatis yang melanggengkan
kekerasan. Metafsika berbicara soal kebenaran tertinggi.
Kebenaran tertinggi adalah kemustahilan bagi flsafat
karena subjek flsafat adalah manusia historis yang hidup
dalam ruang dan waktu tertentu yang terbatas (tidak
sempurna). Yang dihidupi dan diketahui oleh seorang
flosof bukanlah kebenaran melainkan absennya
120 / SINAR DHARMA
kebenaran atau penolakan terhadap kebenaran. Absennya
kebenaran dan penolakan terhadap kebenaran adalah
kekerasan. Metafsika bertentangan dengan hakikat flsafat
sebagai kegiatan manusia yang berciri temporal-dinamis
dalam mewujudkan potensi dan karakter rasionalnya.
Terbitnya buku Mulyatno ini sangat tepat waktu.
Mengingat salah satu problematika hidup di negeri ini yang
tidak ujung selesai adalah menyelesaikan kekerasan dengan
menerapkan jalan perdamaian. Hal ini seiring munculnya
fenomena menjalarnya kekerasan, konfik hingga terorisme
dari dan ke berbagai sektor kehidupan.
Karenanya, perlu dibahas dan diurai mulai dari akar
masalahnya hingga pencarian solusi bagaimana upaya
pencegahannya. Dalam pandangan Simon Philantropa,
pemikir Kristiani Jawa Timur, kekerasan di negeri ini
merupakan sesuatu yang diproduksi oleh penguasa dan
masyarakat. Modus kekerasan yang dilakukan cukup
beragam. Ada yang terbuka dan tertutup, bahkan juga
dilakukan secara diam-diam dalam bentuk pembiaran. Bagi
Simon, pembiaran terhadap kasus kekerasan merupakan
bentuk kekerasan yang juga harus diwaspadai.
Di sisi lain, Amin Hasan, ketua Comec Jawa Timur,
menyatakan bahwa kasus kekerasan akhir-akhir ini
nampaknya sudah menjadi budaya bangsa. Mulai di bangku
sekolah, hingga materi khutbah. Baginya, seolah semua
domain kehidupan masyarakat sudah akrab dengan budaya
kekerasan. Hal itu dapat disaksikan pula dari banyaknya
kasus yang berbau kekerasan melalui banyak media massa
di negeri ini. Seperti kasus saling serang antara warga desa
satu dengan warga desa lainnya, tawuran antar pelajar dan
mahasiswa, tawuran antar suporter sepak bola, hingga adu
jotos yang pernah terjadi di gedung dewan yang diperankan
anggota dewan yang katanya terhormat.
Beberapa kasus kekerasan di atas, lanjut Amin, tentu
bukanlah sekadar kecelakaan belaka. Namun lebih dari itu,
sudah menjadi budaya baru masyarakat di negeri yang
plural ini. Tentu saja, bila dibiarkan budaya baru berbau
kekerasan ini, maka tidak bisa dibayangkan apa yang akan
terjadi. Apalagi negeri ini konon dikenal sebagai negeri yang
ramah, santun dan sangat menjunjung adat ketimurannya
lainnya. Tentu menyisakan masalah apa kata dunia bila
ini terus dibiarkan. Hingga saat ini, kasus kekerasan telah
menimpa siapa saja, mulai anak kecil hingga orang dewasa,
tak sedikit pula yang menimpa kaum perempuan. Kasus
trafcking (perdagangan) yang kini menimpa anak dan
gadis di bawah umur adalah wajah kekerasan yang harus
disikapi bersama.
Secara bahasa, kekerasan adalah lawan dari kelembutan.
Bahasa kelembutan dalam interaksi sosial seolah dianggap
tak menyelesaikan masalah. Dari sinilah, istilah kekerasan
dikupas. Istilah kekerasan pada mulanya digunakan untuk
menggambarkan perilaku, baik yang bersifat menyerang
(ofensive) atau bertahan (defensive), secara terbuka
(overt) maupun tertutup (covert), langsung (direct) atau
tak langsung (indirect). Namun, dalam perkembangannya,
dapat dikatakan bahwa kekerasan merupakan perilaku
agresif satu pihak kepada pihak lain yang terjadi terus
menerus. Anak yang menjadi korban kekerasan yang
cukup serius, cenderung untuk mengembangkan perilaku
kekerasan ini juga dalam kehidupannya setelah dewasa.
Dalam konteks inilah, budaya kekerasan perlu diurai
sejak dini. Ada beberapa penjelasan mengenai proses
kekerasan melahirkan kekerasan. Pertama, anak meniru
perilaku agresif yang dilihatnya. Kedua, perilaku kekerasan
dianggap hal yang wajar bahkan perlu untuk dilakukan.
Ketiga, kekerasan yang dilihat atau dialami anak secara
terus-menerus akan membentuk pola pikir pada anak
bahwa lingkungan sekitarnya bukanlah tempat yang
aman baginya.
Karena itu, ada benarnya bahwa anak memang selalu
belajar dari lingkungannya. Hal ini biasa diungkap bahwa
jika anak hidup penuh dengan kritik, anak cenderung
akan belajar menyalahkan orang lain. Jika hidupnya
penuh dengan permusuhan, anak akan belajar berkelahi.
Sebaliknya, jika anak hidup dengan penuh kelapangan
dada, anak akan belajar menjadi sabar. Manakala
hidupnya penuh dengan pujian, anak cenderung akan
belajar menghargai orang lain.
Dalam konteks inilah, persoalan kekerasan di muka
bumi ini tentu saja tidak selamanya bisa diselesaikan
dengan kekerasan. Solusi kekerasan dilawan dengan
kekerasan justru disinyalir tidak akan pernah
menyelesaikan persoalan dan bahkan hanya akan
menambah persoalan baru. Karenanya, Mahatma Gandhi,
tokoh besar India, menyarankan kekerasan seharusnya
dilawan dengan tanpa kekerasan. Barangkali, solusinya
diupayakan dengan penuh kelembutan, kedamaian,
keikhlasan memaafkan, dan keteladanan yang baik untuk
kehidupan dan kemanusiaan.
Bagi kita bangsa Indonesia, praktik perdamaian
merupakan upaya jangka panjang agar mampu
mengelola konfik identitas dan kepentingan. Perdamaian
berarti kondisi sempurna suatu masyarakat yang ditandai
oleh absennya konfik kekerasan, kesalingpahaman, dan
penghormatan atas perbedaan serta keadilan sosial.
Jika saja praktik perdamaian yang mengutamakan
dialog nirkekerasan telah menjadi karakter negara dan
bangsa, kehidupan sosial dan politik secara dinamis akan
selalu menuju pada kebaikan umat manusia di muka
bumi ini.***
SINAR DHARMA / 121
Sekitar 300 umat Buddha dari dalam dan luar negeri
melakukan Kagyu Monlam atau doa bersama untuk
keselamatan dunia di Taman Lumbini Candi Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama 1820 Mei
2012. Ajang ini telah dilakukan sebanyak 4 kali di Indonesia.
Para umat berdatangan dari Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah,
Palembang, Medan, Batam, Malaysia, Singapura, Hong Kong,
Taiwan, dan Kanada. Kagyu Monlam ini berisikan rangkaian
kegiatan berupa puja bhakti, pelepasan burung, penyerahan
bantuan sembako, dan penanaman pohon Bodhi.
Upacara Kagyu Monlam yang diselenggarakan oleh
Yayasan Karmapa Triyana Dharmacakra ini dipimpin oleh
Y.M Zurmang Drukpa Rinpoche IV dari Zurmang Kagyud dari
Tibet. Kegiatan ini dihadiri 4 orang Rinpoche, 2 Khenpo, 45
Lama, 4 Bhiksuni Tibetan, 1 Bhiksuni Mahayana, 1 bhikkhu
Theravada dan sekitar 220 partisipan. yang berasal dari
Nepal, India, Tibet, dan Indonesia. Momen Monlam kali ini
cukupspesial karena sekaligus digabungkan dengan 1000
tahun kedatangan bhiksu Atisha ke Indonesia. Taklung
Rinpoche, Tengchok Rinpoche dan Tulku Ashak Rinpoche
juga turut menghadiri momen Dharma ini.
Panitia Kagyu Monlam, Linda Aryam Tiksna,
mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan
perdamaian dunia, khususnya Indonesia. Berdoa bagi
kedamaian dan kebahagiaan semua makhluk yang ada di
muka bumi ini. Kami juga memberi bantuan 100 kantong
sembako, pelepasan burung dan penanaman pohon bodi
sebagai simbol untuk kesejahteraan makhluk, jelasnya.
Ini merupakan yang keempat kalinya diselenggarakannya
Kagyu Monlam di Candi Borobudur. Penyelenggaraan
di tahun-tahun mendatang direncanakan tetap
dilaksanakan di tempat yang sama. Ia menjelaskan,
Monlam adalah jalan untuk melakukan aspirasi agung
sebagai suatu latihan darma yang berdasarkan bodhicitta.
Latihan ini bertekad untuk mencapai KeBuddhaan demi
pencerahan dan kebahagiaan semua makhluk. Umat
4th Kagyu Monlam
At Borobudur Mandala
122 / SINAR DHARMA
yang tidak berkesempatan hadir di Borobudur juga tetap
akan melakukan kegiatan ini di seluruh dunia. Selain di
Borobudur, Kagyu Monlam juga diselenggarakan di seluruh
dunia. Kegiatan ritual yang dilakukan selama Monlam adalah
melafalkan berbagai paritta suci seperti berlindung pada
Triratna, aspirasi agung Samantabhadra, Prajnaparamita
Sutra, doa aspirasi Sukhavati, dan pemberkahan suci untuk
meningkatkan keberuntungan.
Hari pertama Kagyu Monlam dimulai dengan prosesi
anggota Sangha membawa foto H.H. Karmapa ke-17 dengan
persembahan katha dan bunga. Puja dimulai dengan Riwo
Sangchod dan Ikrar Sojong (Astasila) dan melafalkan bait-
bait aspirasi dari Buku Doa Kagyu Monlam. Tahun ini Buku
Doa Kagyu Monlam selesai diterjemahkan dan diterbitkan
dalam bahasa Indonesia. Kemudian, acara dilanjutkan
dengan prosesi menandai 1000 tahun kedatangan Atisha
dan upacara pembukaan. Hari kedua para peserta kembali
mengambil ikrar Astasila, melakukan ritual pelimpahan jasa
dan ditutup dengan Aksobhya Sadhana serta pradaksina
mengitari Candi Borobudur.
Acara puncak kegiatan ini berlangsung di hari terakhir,
dengan dibukanya sesi pindapatra pada pagi harinya. Para
anggota Sangha berjajar melakukan prosesi tersebut, semua
peserta merasakan kebahagiaan selama melakukan dana
kebajikan ini. Rinpoche juga memberikan ajaran-ajaran
mengenai berbagai topik Buddhisme, mulai tentang proses
Yana-Yana sampai ke penjelasan tentang Antarabhava. DI
sesi terakhir, seluruh umat kembali melakukan pradaksina
dengan mengelilingi Candi Borobudur diiringi lantunan bait-
bait persembahan serta pelafalan Karmapa Kyenno. Candi
ini merupakan satu-satunya stupa berbentuk mandala
terbesar di dunia. Mandala merupakan bukti persembahan
tertinggi kepada para Buddha dan Bodhisattva, jelas
Linda. Para peserta yang semuanya berbahagia semuanya
menunjukkan aspirasi mereka untuk kembali menghadiri
Kagyu Monlam Indonesia ke-5 di tahun 2013.
SINAR DHARMA / 123
16. Apa kewajiban umat Buddha?
Jawab:
Ada empat kewajiban:
Harus menghentikan perbuatan buruk, dan hanya
melakukan perbuatan baik. Harus menghentikan
ucapan buruk, dan hanya memiliki ucapan baik. Harus
menghentikan pikiran buruk, dan hanya memiliki pikiran
baik. Harus menghentikan pandangan salah, dan hanya
memiliki pandangan benar. ( Anguttara Nikaya 4, 75 )
Pandangan benar adalah mengetahui atau memandang
segala sesuatu sebagaimana adanya. Kalau tidak tahu,
akuilah ketidaktahuan ini, dan jangan buat kesimpulan
sendiri, karena bisa jadi kesimpulannya salah. Dan kalau
orang meyakini kesimpulan yang salah ini sebagai suatu
kebenaran, maka orang itu disebut memiliki pandangan
salah.
Jika pandangan salah ini berkaitan dengan hal-hal yang
penting dan mendasar, maka akan membahayakan orang
itu sendiri. Saya (Buddha) menyatakan bahwa pandangan
salah mengarahkan pelakunya pada salah satu dari dua
alam setelah kematian, yaitu neraka atau alam binatang.(
Lohica Sutta 10, Digha Nikaya )
Secara khusus, pandangan benar yang disebutkan
dalam Saleyyaka Sutta, Majjima Nikaya, di antaranya adalah
sebagai berikut: menganggap / mempercayai / meyakini
adanya hukum karma, ada alam lain, ada mahluk halus, dan
ada orang suci.
17. Apakah Buddha adalah Juru Selamat?
Jawab:
Bukan. (Buddha adalah) Guru Agung bagi para Dewa
dan manusia. ( Buddhanusati )
18. Apakah keselamatan / kebahagiaan / kesucian
merupakan suatu anugerah dari pihak luar?
Jawab:
Oleh diri sendirilah kejahatan dilakukan. Oleh diri
sendirilah kejahatan tidak dilakukan. Suci atau tidak
suci sepenuhnya tergantung pada diri sendiri. Tidak ada
seorangpun yang bisa menyucikan orang lain. ( Attavagga
9 Dhammapada )
19. Jadi umat Buddha harus mengandalkan /
bergantung pada dirinya sendiri?
Jawab:
Ya.
Sebenarnya diri sendirilah yang dapat melindungi /
menyelamatkan diri sendiri. Buat apa mencari perlindungan
dari pihak luar? Dengan mengendalikan diri sendiri, berarti
telah melindungi diri sendiri.
( Atta Vagga 4 Dhammapada )
Buatlah pulau perlindungan bagi dirimu sendiri. Jangan
berlindung pada pihak luar (di luar diri). Jadikanlah Dhamma
(Kebenaran) sebagai pulau perlindunganmu.
( Mahaparinibbanna Sutta, Digha Nikaya )
Maksudnya pulau perlindungan adalah melindungi dari
lautan penderitaan.
20. Bagaimana doa menurut agama Buddha?
Jawab:
Menurut Buddha, perbuatan, ucapan dan pikiran baik
adalah lebih efektif daripada doa.
( Anguttara Nikaya V 43 )
21. Apakah Tripitaka benar-benar berisi ajaran
Buddha? Bagaimana kita tahu kitab-kitab ini belum
berubah sejak pertama kali ditulis?
Jawab:
Jika suatu ajaran mengarah pada pelenyapan nafsu
duniawi, mengarah pada ketenangan, mengarah pada
peningkatan kesadaran atau pencerahan, maka dapat
dipastikan ajaran itu benar. ( Anguttara Nikaya VII 79 )
Kata-kata dalam Tripitaka bisa berubah, tergantung
penerjemahnya. Tapi yang penting adalah maknanya tidak
boleh berubah, mengacu pada sabda di atas.
22. Mengapa ada banyak penderitaan di dunia ini?
Jawab:
Memang demikianlah sifat alami kehidupan, tidak
terlepas dari penderitaan, di alam ini maupun di alam lain,
di dalam segala bentuknya. ( Mahasatipatana Sutta 18,
Digha Nikaya )
( Anguttara Nikaya III, 134 )
Sewaktu petapa Gotama dalam proses menjadi
Buddha, Beliau melihat / menyadari / menemukan Empat
Kebenaran Mulia ( Catur Ariya Saccani ).
Secara langsung Saya (Buddha) mengetahui adanya
penderitaan (Dukkha), sebab penderitaan (Dukkha
Samudaya), lenyapnya penderitaan (Dukkha Nirodha),
dan cara menuju lenyapnya penderitaan (Dukkha Nirodha
Gamini Patipada). ( Bhayaberava Sutta 4 31, Majjhima
Nikaya )
Beruntung jika pertanyaan ini timbul dalam diri
anda, berarti anda punya potensi spiritual yang besar,
manfaatkanlah rasa ingin tahu itu untuk menyadari hakikat
kehidupan.
Renungkanlah hal ini: Aku bukanlah satu-satunya
yang mengalami penderitaan, tapi semua mahluk juga
mengalaminya. Jika seseorang sering merenungkan fakta
ini, maka terbukalah baginya jalan menuju pencerahan.
( Anguttara Nikaya V 57 )
23. Bagaimana pandangan Buddhisme tentang
minum alkohol?
Jawab:
Ada enam akibat buruk yang ditimbulkan karena
ketagihan minuman keras: Menghabiskan banyak uang.
Meningkatkan resiko perselisihan dengan orang lain.
Merusak kesehatan. Kehilangan nama baik. Bisa melakukan
hal-hal yang tidak pantas. Menurunkan kecerdasan.
( Sigalovada Sutta 8, Digha Nikaya )
Suka mabuk, inilah penyebab kehancuran seseorang.
( Parabhava Sutta 16, Sutta Nipata )
Menghindari minuman keras, itu adalah suatu berkah.
(Mahamanggala Sutta 7, Sutta Nipata )
124 / SINAR DHARMA
Lanjutan Tanya Jawab...
24. Hidup tanpa ketakutan, mungkinkah?
Jawab:
Ada orang yang perbuatannya masih belum cukup baik,
ucapannya masih belum cukup baik, pikirannya masih sangat kotor,
serakah, penuh nafsu, dan bisa berniat jahat. Maka orang ini masih
bisa merasa takut. (Bhayabherava Sutta 4 9 , Majjhima Nikaya)
Jika kita bisa menghilangkan hal-hal yang jelek ini, maka kita
akan hidup bahagia tanpa rasa takut.
25. Bagaimana cara menghormati Buddha?
Jawab:
Jika para siswa mempraktikkan kebenaran secara utuh.
Tidak melanggar kebenaran. Maka orang itu telah memberikan
penghormatan dan pemujaan tertinggi pada Buddha.
(Mahaparinibbana Sutta 5. 3, Digha Nikaya )
26. Siapakah yang menciptakan manusia?
Jawab:
Aku terlahir karena perbuatanku sendiri (diciptakan oleh karma
di masa lalu, di kehidupan sebelumnya). ( Anguttara Nikaya V, 57 )
27. Apakah ada Sang Pencipta? Siapa yang menciptakan
alam ini? Jika agama Buddha tidak bisa memberikan penjelasan
yang memuaskan, maka saya mau keluar dari agama Buddha.
Jawab:
Ada seseorang yang bernama Malunkyaputta, dia mengajukan
beberapa pertanyaan (yang lebih tepat disebut tuntutan), di
antaranya tentang alam semesta, yaitu apakah alam ini terbatas atau
tidak, berikut jawaban dari Buddha: Malunkyaputta, apakah pernah
Saya berkata pada anda seperti ini: Ayo, masuklah agama Buddha
dan Saya akan menjawab semua pertanyaan ini.?
Tidak pernah, Bhante (Guru yang dimuliakan, sebutan bagi
Buddha atau para Bhikkhu), jawab Malunkyaputta.
Lalu apakah anda pernah berkata pada saya seperti ini: Saya
akan menjadi pengikut Buddha, hanya jika Buddha menjawab semua
pertanyaan ini.?
Tidak pernah, Bhante, jawab Malunkyaputta.
Kalau tidak pernah, maka tuntutan anda sama sekali tidak relevan
diajukan pada Saya. Bila seseorang baru mau menjadi pengikut
Buddha setelah mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang spekulatif mengenai alam semesta, maka ia sudah keburu
meninggal sebelum pertanyaannya terjawab.
Hal ini bagaikan seseorang yang terkena panah beracun. Pada
saat mau diobati, ia berkata: Tunggu dulu. Saya tidak mau diobati
sebelum saya tahu data diri penembaknya dan jenis busur yang
digunakan.
Sebelum pertanyaannya terjawab, maka orang ini sudah keburu
meninggal. Kesucian tidak tergantung pada hal-hal yang baru saja
anda tanyakan. Dan jawaban atas pertanyaan anda tidak berhubungan
dengan penderitaan yang selalu ada dalam kehidupan.
Sedangkan ajaran Saya berguna untuk melenyapkan penderitaan.
Apakah yang Saya ajarkan? Yaitu Empat Kebenaran Mulia ( Catur
Ariya Saccani ).
( Culamalunkyaputta Sutta, Majjhima Nikaya )
SINAR DHARMA / 125
PLATINUM : Rp 500.000,-
V.VIP Seats, Special Bufet Lunch, Fly High T-Shirt & Cap,
Motivational Book, Goodie Bag, Entrepreneurship Class
(6x) & Free Webinar for 3 months
GOLD: Rp 250.000,-
VIP Seats, Luch Box, Fly High T-Shirt, Motivational Book,
Goodie Bag & Entrepreneurship Class (1x)
SILVER: Rp 100.000,-
Regular Seat. Lunch Box & Goodie Bag
FOR TICKETS & MORE INFORMATION ABOUT
THIS EVENT:
www.swat28.com
email: info@swat28.com
SMS ANDA
Kata Bijak, Ucapan, Renungan, SMS ke
081331789009
126 / SINAR DHARMA
Semua yang hidup dan berkondisi di dunia ini tidak ada yang
kekal. Selamat Hari Raya Trisuci Waisak! Semoga semua makhluk
hidup menyadari dan bisa hidup bahagia. (NN)
Selamat Hari Raya Trisuci Waisak 2556 BE / 2012. Kebijaksanaan
tonggak kejujuran, semoga berkah Waisak melimpah pada kita
semua makhluk hidup. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga
Makhluk Hidup Berbahagia. (Prasetia Sekeluarga)

- Qian xu - Rendah hati, - Qian
xu shi jie na zhen li de lai yuan - Rendah hati adalah sumber
dari kebenaran hakiki, - Qian xu shi
chuang zao jin qu de ben zhi - Rendah hati adalah dasar untuk
bisa mencapai kemajuan, - Qian xu shi
dai ren chu shi de li mao - Rendah hati adalah kesusilaan dalam
bermasyarakat, - Qian xu shi ming
cheng xing hua de gong fu - Semakin cakap seseorang, ia harus
semakin rendah hati. NN
Luas sempitnya dunia, lancar atau tidaknya sebuah jalan,
semuanya tergantung pada sebersit niat dalam pikiran kita.
The
dimension of our living space and the condition of our life path,
all lie within our thoughts. - Master Cheng Yen
Ingatlah bahwa Anda tidak bermeditasi untuk mendapatkan
sesuatu, tetapi untuk melepaskan sesuatu. Kita melakukan
meditasi, tanpa keinginan, tetapi dengan membiarkannya
hilang, bila Anda menginginkan sesuatu, Anda tidak akan
mendapatkannya. ~Ajahn Chah~
Kehidupan yang bijaksana pasti mempunyai sikap
yang tulus dan rendah hati. Dengan bijaksana kita baru bisa
membedakan hal yang baik dan buruk, benar dan salah. Sikap
rendah hati merupakan wujud kepribadian yang kuat menjalani
hidup. Dengan sikap rendah hati, kita akan dapat membangun
kehidupan yang bahagia. NN
Segala sesuatu yang menjadi milik tidak akan terlepas. Segala
sesuatu yang bukan milik tidak akan pernah diperoleh. Semua
makhluk hanya akan menerima segala yang memang sudah
menjadi miliknya. (Bhante Uttamo)
Jauh di dalam diri manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang
masih tertidur nyenyak, kekuatan yang akan membuat mereka
takjub dan yang tidak pernah mereka bayangkan selama ini,
kekuatan yang apabila digugah akan mengubah kehidupan
menjadi lebih baik. (Bhante Silagutto)
Kemelekatan merupakan salah satu sifat dari pengumbaran
nafsu keinginan. Semakin seseorang melekat pada sesuatu,
semakin sulit pula bagi dia untuk melepaskan diri dari
penderitaan dan melihat kebijaksanaan. ( Ajahn Chah)
Saat berkata kepada orang tua terkadang kita jengkel,
membentak, menghina tanpa menyadari itu menyakiti hati
mereka. Padahal di lain waktu melihat orang lain berlaku
sama seperti kita, kita bisa berpikir mengapa dia begitu?
Tak tahukah dia bahwa orang tuanya yang sudah tua tidak
mengerti, orang tua mereka lambat mengakses setiap kata
untuk dimengerti. Mengapa tidak sabar? Mengapa kita dapat
menilai orang lain tetapi kita tidak menyadarinya sendiri?
Sayangi dan hormatilah orang tua kita. (NN)
Senyumlah dan lakukan itu dengan tulus. Pada waktu
Anda tersenyum dan melimpahkan pikiran cinta dan kasih
sayang, keajaiban terjadi. Cahaya dan wajah kehadiran
Anda membawa gelombang mental positif yang mampu
meruntuhkan tembok dinding yang memisahkan Anda
semua. Hanya cinta yang mempengaruhi dan mengubah
pikiran negatif menjadi pikiran positif, kebencian hanya akan
mengeraskan pihak lawan. (YM. Sri Dhammananda Nayaka
Mahathera)
Aku adalah aku, tidak bisa menjadi dirimu, yang bisa
kulakukan hanyalah menebarkan cinta kasih dan welas asih
bagi dirimu. (NN)
Ketika dirundung kemalangan, kita berharap akan
datangnya kemukjizatan. Tetapi ketika memiliki kemampuan
membantu makhluk lain, bersediakah kita menjadi orang
yang memberikan mukijizat bagi makhluk lain? (NN)
Makna kesuksesan bukan terletak pada berapa banyak
orang yang telah kita ungguli, melainkan berapa banyak
orang yang telah kita bantu. Makna kehidupan bukan
terletak pada berapa banyak orang yang telah kita taklukkan,
melainkan berapa banyak orang yang telah kita bantu
agar mereka senantiasa berhasil menaklukkan diri mereka
sendiri. Kesuksesan itu umumnya dinilai berdasarkan hal-hal
eksternal, sedangkan prestasi adalah pernyataan dari cinta
kasih dan welas asih yang agung, sebab itulah, saat mengejar
kesuksesan janganlah lupa untuk menorehkan prestasi. Mari
kita camkan: jika kita melakukan sesuatu yang bermanfaat
bagi diri sendiri, itu adalah kesuksesan; jika kita melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, itu adalah prestasi.
(NN)
Hanya ada dua jalan dalam hidup ini. Kita selamanya
hanya menapaki satu jalan, namun selalu memikirkan jalan
yang satunya lagi. Itulah manusia, tidak pernah puas dan
tidak pernah hidup di kekinian. (NN)
SINAR DHARMA / 127
127 / SINAR DHARMA
SINAR DHARMA / 127
Penjelasan:
Menetapkan rencana atau target waktu untuk belajar
haruslah longgar. Misal, kita bisa menetapkan hari pertama
masuk sekolah hingga berakhirnya ujian semester sebagai
satu satuan target waktu pembelajaran. Dengan demikian,
jauh-jauh hari sebelum ujian kita setiap harinya telah belajar
secara rutin dan intensif, sehingga menjelang ujian kita
tidak tergopoh-gopoh baru akan mulai memersiapkan diri.
Dengan kata lain, jangan menetapkan target waktu untuk
belajar dengan sangat mepet, tepatnya hanya beberapa hari
menjelang ujian baru mulai belajar, sedang jauh-jauh hari
sebelumnya hanya bermalas-malasan. Dengan penetapan
target waktu yang logis dan cara belajar yang intensif, jika
waktunya tiba, hal-hal yang sebelumnya tidak dimengerti
dengan sendirinya akan menjadi paham.
Ketika ada hal yang tidak dimengerti, segera buat
catatan, kemudian bertanyalah pada mereka yang mengerti
untuk mendapatkan penjelasan yang benar.
Ruang belajar harus bersih, dinding bersih, meja
belajar rapi dan alat-alat tulis ditempatkan dengan benar.
Sebelumnya harus lebih dulu memersiapkan 4 peralatan
tulis, yaitu batu tinta, batang tinta, kuas dan kertas. Suasana
belajar yang baik sangat mendukung efektivitas proses
belajar. Kalau menurut bahasa managemen masa kini, ini
adalah penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
atau 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Dari cara menggosok batang tinta bisa diketahui kondisi
pikiran kita sedang terfokus atau tidak. Demikian pula jika
huruf atau tulisan kita kacau tidak karuan, itu menunjukkan
pikiran kita sedang dalam kondisi tidak tenang. Tak heran
jika bagi mereka yang hendak berlatih meningkatkan
kesabaran, kaligraf adalah salah satu alternatif yang sangat
baik, sedang bagi kaum hawa bisa mencoba berlatih seni
merajut atau ikebana (seni merangkai bunga ala Jepang).
Kitab-kitab atau buku-buku harus kita pilah dan susun
di tempat yang tetap sesuai dengan pengelompokannya,
dengan demikian akan terlihat rapi dan teratur. Setelah
membacanya, buku-buku itu harus kita kembalikan ke
tempatnya semula.
Meski ada urusan mendesak sehingga kita harus segera
meninggalkan ruangan belajar, buku yang kita baca tetap
harus dikembalikan ke tempatnya semula dengan rapi.
Kitab di zaman Tiongkok kuno berbentuk gulungan (bambu
atau kertas), sebab itu dikatakan harus menggulung dan
mengikat dengan rapi. Jika ada bagian dari buku yang
sobek atau rusak, segera perbaiki. Buku itu ibaratnya guru
atau teman bajik, sebab itu kita harus merawatnya dengan
baik.
Jika bukan buku para suciwan, berisi hal-hal yang tidak
mendidik dan bermanfaat, jangan dikoleksi dan dibaca.
Buku-buku itu membuat kekotoran batin yang menutupi
hati nurani kita menjadi semakin tebal, merusak pikiran,
moral dan aspirasi, bahkan dapat menghancurkan masa
depan kita.
Di Zi Gui adalah ajaran orang suci, memang bukan
hal yang mudah untuk mampu menghayati dan
mengamalkannya, namun jangan mudah menyerah dan
putus asa. Meski bukan hal yang mudah, namun dengan
keyakinan dan upaya yang gigih, secara berangsur kita
juga bisa menjadi suciwan dan orang berbudi luhur.
Untuk mencapai kesucian yang pertama-tama harus
kita lakukan adalah memiliki keyakinan bahwa kita
bisa mewujudkan tujuan mulia ini. Keyakinan ini harus
ditopang oleh ikrar, ibaratnya sebuah badan usaha yang
ingin langgeng harus memiliki visi dan misi. Selanjutnya
kita harus berjalan berkelompok, bergaul dengan orang
bajik berperi cinta kasih mewujudkan salah satu bait
dalam Bab Mengasihi Semua Orang Secara Universal:
Saling menasihati untuk berbuat bajik, moralitas semua
orang akan terbentuk. Tidak menegur orang yang
berbuat salah, moralitas kedua pihak menjadi cacat.
Jika kita semua dapat mewujudkan keseimbangan
pelatihan individual dan kehidupan komunitas, maka
perjalanan yang jauh itu akan bisa kita wujudkan, bukan
dengan langkah yang lambat, tetapi dengan langkah
yang cepat. Betapa jauh dan beratnya perjalanan itu,
kita tak akan takut lagi, tak ada lagi kosa kata menyerah
dalam benak pikiran kita.
Sebagai kata penutup penjelasan Di Zi Gui ini, marilah
kita gali, tempa dan kembangkan potensi yang kita miliki
untuk bersama-sama belajar, berlatih, mengamalkan dan
mencapai jalan kesucian.
~ Di Zi Gui Selesai ~
128 / SINAR DHARMA

Anda mungkin juga menyukai