Anda di halaman 1dari 6

ATENUASI SUARA

AKUSTIK LAUT

DISUSUN OLEH Armyanda Tussadiah 230210110040 230210110068

Amarina Ananda Baskoro Amiroh Husna Utami

230210110071

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 2013

Atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal yang dinyatakan dalam dB dan disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absorpsi, hamburan (scattering) dan mikro-bending. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga amplitudo gelombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo yang dikirimkan oleh pemancar atau pengurangan intensitas berkas ultrasonik karena melalui suatu medium. Dalam arti lain atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Ketika perjalanan suara melalui medium, intensitas suara akan menurun dengan jarak. Bagaimanapun, semua bahan-bahan alami menghasilkan efek yang lebih lanjut melemahkan suara. Dalam kondisi ideal, tekanan udara hanya berkurang akibat penyebaran gelombang tetapi pada kenyataannya, penyerapan dan penghamburan energi oleh medium yang dilewati gelombang turut serta memperbesar atenuasi. Hamburan adalah refleksi dari suara di arah yang berbeda dari arah propagasi aslinya. Penyerapan adalah konversi energi suara ke bentuk energi lainnya. Efek gabungan dari hamburan dan penyerapan disebut atenuasi. Atenuasi umumnya sebanding dengan kuadrat frekuensi suara. Nilai atenuasi sering diberikan untuk satu frekuensi, atau mungkin nilai redaman frekuensi rata-rata lebih dari banyak. Juga, nilai riil dari koefisien atenuasi bahan tertentu sangat tergantung pada cara yang material diproduksi. Dengan demikian, nilai redaman hanya memberikan indikasi kasar atenuasi dan tidak dapat dipercaya secara otomatis. Secara umum, nilai yang dapat diandalkan redaman hanya dapat diperoleh dengan mengukur atenuasi eksperimen untuk bahan tertentu yang sedang digunakan. Adapun besar dari nilai atenuasi dapat ditulis dengan persamaan : Ix = Io . e- x dengan Ix adalah intensitas setelah menembus bahan (Watt/m), Io adalah intensitas mulamula (Watt/m), adalah koefisien absorbsi (dB/m), dan x adalah jarak kedalaman (m). Sedangkan Konstanta atenuasi dapat dimodelkan Atenuasi = [dB/(MHz cm)] . l[cm] . f[MHz] Keterangan: = nilai parameter atenuasi suatu medium l = panjang jarak tempuh gelombang f = adalah frekuensi pusat tranduser.

Atenuasi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu : a) Hamburan Bila suatu energi gelombang ultrasonik menabrak dimensi-dimensi permukaan yang lebih kecil dari panjang gelombang maka gelombang datang akan tersebar ke segala arah. Hamburan ini tergantung pada perubahan impedansi akustik pada sasaran atau partikel, ukuran partikel dari medium dan panjang gelombang energi datang. Intensitas gelombang yang terhambur meningkat dengan cepat bersama frekuensi dan sebanding dengan kuadrat frekuensi, oleh karena itu frekuensi tinggi terhambur dengan lebih mudah dari pada frekuensi rendah.

b) Penyerapan (Absorbsi) Absorbsi ultrasonik dalam cairan merupakan hasil dari gaya pergesekan yang berlawanan dengan gerakan partikel-partikel dalam media. Energi mekanik yang dipin dah dari suara ultra menjadi panas. Selama mengalami absorbsi gelombang ultrasonik, intensitas dengan amplitudonya berkurang secara eksponensial.

Atenuasi dilambangkan dengan Q, dimana 1/Q adalah fraksi dari energi gelombang yang hilang setiap cycle saat gelombang tersebut merambat. Sehingga Q rendah berarti lebih teratenuasi dan Q tinggi berarti sedikit teratenuasi. Umumnya, didalam aplikasi seismik eksplorasi, besaran Q diprediksi untuk memberikan kompensasi terhadap amplitudo gelombang seismik yang hilang dalam perambatannya. Didalam mendeterminasi besaran Q, terdapat beberapa macam metoda. Metoda yang cukup sering digunakan di dalam industri migas adalah metoda rasio spektral, yakni Q merupakan slope (kemiringan) rasio natural logaritmik (ln) spektral gelombang dalam dengan gelombang dangkal. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram di bawah ini:

Akhir-akhir ini analisis Q mulai dilirik sebagai metoda yang cukup jitu didalam karakterisasi reservoar. Hal ini dilakukan karena Q lebih sensitif.

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin Agus, Suryono, Endro S. Jatmiko. 2008. Rancang Bangun Generator Pulsa Gelombang Ultrasonik dan Implementasinya untuk Pengukuran Jarak Antara Dua Obyek. Jurusan Fisika FMIPA. UNDIP.

Hidayat Ahmad, Almaadin Yuni, dkk. Attenuation and Distortion. Fakultas Teknik Industri. ITS.

Haqqu Ramdhani. Pengaruh Frekuensi Akustik Terhadap Penetrasi Sub Bottom Profile Dengan Penerapan Acoustic Filtering. FPIK.ITB.

Rangga Saputra Luthfi, Awaluddin Moehamad, L.M Sabri. IDENTIFIKASI NILAI AMPLITUDO SEDIMEN DASAR LAUT PADA PERAIRAN DANGKAL

MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER. Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik. UNDIP.

Harahap, Albarra. 2013. Pengukuran Atenuasi. www.sharemyeyes.com

Anda mungkin juga menyukai