Pemba Has An

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

Hardina Septiani 240210110110 IV.

PEMBAHASAN

Pada praktikum mikrobiologi pangan kali ini, mahasiswa sebagai praktikan mempelajari dan mengamati bagaimana melakukan pembuatan beberapa media untuk pertumbuhan mikroorganisme, mengamati beberapa media untuk pertumbuhan mikroorganisme, serta mempelajari cara mensterilisasi peralatan-peralatan

laboratorium setelah digunakan dalam praktikum kali ini. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008). Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Kehidupan mikroorganisme tergantung kepada nutrisi dalam substrat/medium dan faktor lingkungan yang baik (Sumanti, 2008). Jenis medium ada tiga, yang pertama medium berdasarkan sifat fisik. Medium berdasarkan sifat fisik: 1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Contoh: NA (Nutrient Agar), PDA (Potato Dextrose Agar), MRS (deMann, Rogosa and Sharpe Agar), dan EMB (Eosin Mthylene Blue Agar). 2. Medium setengah padat (semi solid) yaitu media yang mengandung agar 0,30,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NFB (Nitrogen Free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi

Hardina Septiani 240210110110 oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media. 3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Medium berdasarkan komposisi : 1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar, Sabouroud Agar, dan Czapeks Dox Agar, dan lain-lain. 2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. 3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract, nasi, buah, air, dan lain-lain. Medium berdasarkan fungsi : 1. Medium umum yaitu media yang dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme, misalnya NA (Nutrient Agar) umum untuk bakteri, PDA (Potato Dextrose Agar) dan toge umum untuk jamur. 2. Medium selektif yaitu medium yang hanya ditumbuhi oleh jenis mikroba tertentu, misalnya medium SSA (Shigella Salmonella Agar) untuk bakteri Salmonella dan Shigella. 3. Medium diferensial yaitu medium yang ditumbuhi berbagai jenis mikroba, salah satu jenis memberikan ciri yang khas sehingga dapat diketahui berbeda dengan yang lain, misalnya Blood Agar, EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar), dan lain-lain.

Hardina Septiani 240210110110 4. Medium pengaya yaitu medium yang kaya akan nutrien tertentu sehingga dapat menumbuhkan dan memperbanyak sel dengan cepat, misalnya medium TTB (Tetrathionat Broth), dan lain-lain. Media yang dibuat pada praktikum kali ini, ada empat macam yaitu Medium NaCl fisiologis 0,85%, Medium NA (Nutrient Agar), Medium PDA (Potato Dextrose Agar) dan yang terakhir adalah Medium Plate Count Agar (PCA). Selain melakukan praktikum pembuatan media, praktikan pun mengamati beberapa jenis media tumbuh mikroorganisme, diantaranya adalah Medium MRS Agar (deMan, Rogosa, and Sharpe Agar), Medium deMan, Rogosa, and Sharpe Broth (MRS Broth), dan dan Medium EMB (Eosin Methylene Blue). Sebelum melakukan pembuatan medium, praktikan harus menggunakan jas lab, sarung tangan serta masker sebelum memasuki laboratorium Mirobiologi Pangan dengan tujuan untuk meminimalisir kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak inginkan terhadap medium yang praktikan buat. Sebelum praktikan membuat medium, praktikan harus melakukan penimbangan bahan medium dengan neraca analitik untuk menentuka berapa banyak massa yang dibutuhkan untuk membuat satu medium dengan volume yang sudah ditentukan oleh asisten laboratorium Mikrobiologi Pangan. Komposisi pemakaian media dapat dihitung dengan menggunakan rumus, dimana adalah massa yang terdapat di kemasan, adalah massa medium yang akan dibuat,

adalah volume yang ada di kemasan, dan

adalah volume medium yang akan dibuat. Medium NaCl fisiologis 0,85% yang dibuat dalam praktikum kali ini,

merupakan contoh dari larutan pengencer atau larutan fisiologis. Larutan fisiologis merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan contoh atau sampel pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan untuk memperoloeh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung, yaitu antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Bentuk dari medium NaCl fisiologis 0,85% instan ini adalah serbuk berwarna putih. Dalam aturan pemakaian NaCl fisiologis 0,85% instan, digunakan sebanyak 0,85 gram untuk 100 ml akuades. Pada praktikum kali ini, NaCl fisiologis 0,85%

Hardina Septiani 240210110110 instan yang digunakan sebanyak 0,85 gram yang dilarutkan dalam 100 ml akuades, hal itu didapatkan dari perhitungan:

jadi NaCl fisiologis 0,85% yang digunakan untuk 100 ml aquades dalam praktikum kali ini adalah 0,85 gram. Kondisi medium NaCl fisiologis 0,85% sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna bening dan sedikit keruh. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium NaCl fisiologis 0,85% lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. Selanjutnya, masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil. Penggunaan kertas dimaksudkan apabila Erlenmeyer terkena air atau uap air di dalam autoklaf, tidak langsung membasahi sumbat dan air tidak langsung mengenai medium. Setelah itu, masukkan medium ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium NaCl fisiologis 0,85% adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan setelah pemanasan dan tidak keruh. Medium NA (Nutrient Agar) adalah medium serbaguna untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu, medium NA merupakan medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini, merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Dalam aturan pemakaian medium NA instan, digunakan NA sebanyak 39 gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, NA instan yang digunakan sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades. Medium NA instan berbentuk kristal berwana kekuningan. Kondisi medium NA sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna kuning. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium NA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan.

Hardina Septiani 240210110110 Selanjutnya, masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil. Setelah itu, masukkan medium ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium NA adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan setelah pemanasan dan tidak keruh. Medium PDA (Potato Dextrose Agar) berfungsi sebagai media untuk menumbuhkan khamir dan kapang. Selain itu, PDA dapat juga digunakan untuk enumerasi (perhitungan jumlah) kapang dan khamir dalam suatu sampel atau makanan. Komposisinya berupa kentang, dektrose dan agar. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Dalam aturan pemakaian PDA instan, digunakan PDA sebanyak 39 gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, PDA instan yang digunakan sebanyak 1,95 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades, hal itu didapatkan dari perhitungan:

gram jadi PDA yang digunakan untuk 50 ml aquades dalam praktikum kali ini adalah 1,95 gram. Medium PDA instan berbentuk serbuk dan berwarna putih tulang. Kondisi medium PDA sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna kuning dan sangat keruh. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium PDA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. Selanjutnya, medium tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil.
0

Setelah itu, masukkan medium ke dalam

autoklaf dengan suhu 121 C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium PDA adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan

Hardina Septiani 240210110110 setelah pemanasan dan tingkat kekeruhannya berkurang bila dibandingkan dengan sebelum dan sesudah pemanasan. Medium PCA (Plate Count Agar) digunakan sebagai medium untuk menumbuhkan berbagai macam mikroorganisme baik bakteri maupun jamur. Media PCA ini pun, baik untuk pertumbuhan bakteri khamir dan kapang, karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast yang mensuplai vitamin B kompleks. Dalam aturan pemakaian medium PCA instan, digunakan PCA sebanyak 17,5 gram untuk 1 L akuades. Pada praktikum kali ini, PCA instan yang digunakan sebanyak 0,875 gram yang dilarutkan dalam 50 ml akuades. Medium PCA instan berbentuk kristal berwana kekuningan. Kondisi medium PCA sebelum pemanasan adalah berbentuk larutan berwarna kuning. Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari medium PCA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. Selanjutnya, masukkan medium tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian, sumbat tabung dengan kapas dan tutup dengan kertas aluminium foil. Setelah itu, masukkan medium ke dalam autoklaf dengan suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian didapatkan hasil akhir dari medium PCA adalah warnanya yang lebih bening dibandingkan setelah dan sesudah pemanasan dan tidak keruh. Hasil yang didapatkan dari keseluruhan pengamatan adalah sebelum dilakukan pemanasan, rata-rata tingkat kekeruhan dari medium-medium tersebut cukup tinggi. Sedangkan, sesudah pemanasan dan dimasukkan ke dalam autoklaf, tingkat kekeruhan dari medium-medium tersebut berkurang dan lebih jernih. Hal ini, disebabkan karena autoklaf dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzimenzim didalam sel Selain membuat medium-medium seperti medium NaCl fisiologis 0,85%, medium NA, medium PCA, dan medium PDA, dilakukan pengamatan terhadap medium MRS Broth dan MRS Agar serta medium EMB. Hasilnya didapatkan bahwa untuk aturan pemakaian medium MRS Broth adalah penggunaan MRS Broth

Hardina Septiani 240210110110 sebanyak 52 gram dalam 1 L akuades. Bentuk MRS Broth instan adalah cair, berwarna coklat tua dan sedikit bau. Untuk MRS Agar didapatkan bahwa untuk aturan pemakaiannya adalah penggunaan MRS Agar sebanyak 78 gram dalam 1 L akuades. Bentuk MRS Agar instan adalah bubuk atau serbuk, berwarna coklat muda bila dibandingkan dengan MRS Broth instan. Baik medium MRS Broth maupun MRS Agar, keduanya berfungsi sebagai medium pertumbuhan untuk bakteri asam laktat. Dalam pengolahan makanan, bakteri asam laktat dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia. Yang terakhir, untuk medium EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar), didapatkan bahwa untuk aturan pemakaiannya adalah penggunaan EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar) sebanyak 37,5 gram dalam 1 L akuades. Bentuk EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar) instan adalah bubuk atau serbuk, berwarna ungu muda. Medium EMB Agar merupakan contoh dari jenis medium diferensial. Medium Eosin Methylene Blue ini, mempunyai keistimewaan yaitu mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin blue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemampuan bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli umumnya

Hardina Septiani 240210110110 digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sterilisasi dibagi menjadi 2 yakni, sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah umumnya menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit dalam tekanan 1 atm (15 lbs). Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan alat-alat dari kuman ataupun bakteri dengan cara memberikan udara panas dengan tekanan tertentu. Prinsip penggunaan autoklaf didasarkan pada mikroorganisme, termasuk spora yang tahan panas, mudah terbunuh dengan panas lembab pada temperatur sedikit di atas titik didih air. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoclave mencapai 121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses sterilisasi. Sterilisasi kering digunakan untuk peralatan gelas tahan panas dan logam dengan menggunakan oven bersuhu 70-80 oC selama 2 jam. Tetapi alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan oven harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kertas coklat. Waterbath merupakan alat untuk menyimpan kultur mikroba. Waterbath menpunyai kelebihan dibandingkan dengan inkubator, yakni dapat menyalurkan panas lebih cepat dan merata ke kultur dan terjadi proses aerasi selama pengocokan

Hardina Septiani 240210110110 sehingga dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme (terutama yang bersifat aerobik). Kekurangan waterbath yaitu hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan organisme pada medium cair. Inkubator berfungsi sebagai mempertahankan temperatur dan tempat menyimpan kultur. Lemari es digunakan untuk menyimpan stock kultur selama masa subkultur, menyimpan medium steril untuk mencegahnya dari kekeringan, dan untuk menyimpan larutan yang bersifat termolabil, antibiotik, serum, dan reagen biokimia.

Hardina Septiani 240210110110 V. KESIMPULAN

Medium terbagi dalam tiga jenis yaitu medium berdasarkan sifat fisik, medium berdasarkan komposisi dan medium berdasarkan fungsinya. Medium NaCl fisiologis 0,85% merupakan salah satu contoh larutan fisiologis. Medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Medium Plate Count Agar (PCA) digunakan untuk menumbuhkan bakteri, khamir dan kapang. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan khamir dan juga kapang. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.

Sterilisasi terbagi menjadi dua yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah dengan cara perebusan pada suhu 100oC selama 15 menit dan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit dengan tekanan 15 atm.

Sterilisasi medium menggunakan autoklaf karena autoklaf dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.

Sterilisasi kering menggunakan oven dengan suhu 170oC sampai 180oC selama 2 jam.

Hardina Septiani 240210110110 DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia: Jakarta. Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta Anonim. 2008.PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Available online at : http://www.freewebs.com/mikrodas/PETUNJUK%20PRAKTIKUM.pdf. (Diakses pada tanggal 11 Maret 2012, pukul 21.52 WIB) firebiology07. 2009. Medium dan Cara Pembuatan Medium. Available online at: http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/medium-dan-cara-

pembuatan-medium/. (Diakses pada tanggal 10 Maret 2012, pukul 09.16 WIB) Ozell C, aulia. 2008. STERILISASI ALAT DAN BAHAN. Available online at : http://azellyaxs.blogspot.com/2008/08/sterilisasi-alat-dan-bahan.html. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2012, pukul 04.20 WIB )

Anda mungkin juga menyukai