Anda di halaman 1dari 10

Persentasi Jurnal Devolopment of DNA-Based Identification Techniques for Forensic Entomology

Koass Forensik 126 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang Periode 13 Mei 2013 2 Juni 2013

Koass Forensik 126 RSUD Serang


Mustika Nur Jayasari Aldila Noorfitriana Fatihah Iswatun Sahara Heni Handayani Winda Novia Anggraini Ratna Dila Silvia Okta Roza Akhmad Rendy Firmansyah Muhammad Jaka Satria Fezza Uktolseja Sakinah

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk perkiraan waktu kematian atau yang disebut post morterm interval (PMI) yang berdasarkan dari usia belatung yang diambil dari mayat. Identifikasi dari penelitian ini menjadi sangat penting, karena beberapa spesies berkembang dalam waktu berbeda.
Misalnya, pada suhu 19 derajat celcius greenbottle fly Lucilia cuprina membutuhkan waktu sekitar 47 hari untuk berkembang dari telur baru menjadi dewasa

Database dari DNA mitokondria yang berfungsi untuk mengidentifikasi secara forensik berbagai macam spesies lalat

Para peneliti telah mengumpulkan data mengenai daftar berbagai macam spesies serta stadium kehidupan lalat dari kematian USA dan Kanada. Metode identifikasi yang digunakan oleh peneliti adalah dengan analisis filogeni (filogenesis) yang telah ada dalam bentuk peranti lunak (seperti bootstrap).

Hasil dari analisa tersebut digunakan sebagai referensi untuk mengetahui spesies yang memiliki hubungan terdekat dengan spesies yang tidak diketahui.

Sebagai contoh, filogeni dari genus Wohlfartia yang diwakili oleh genus W. Vigil memiliki larva yang hanya memakan jaringan tubuh.

Survey Populasi
Pada Survey populasi ini, peneliti menggunakan data dari spesimen-spesimen tambahan yang identitasnya sudah diketahui untuk meneliti kemampuan dari metode identifikasi-DNA mereka. Untuk mendapatkan beragam hapoltype yang berbeda-beda, peneliti mengambil spesimen dari segala lokasi. Berdasarkan tulisan milik Bryne et al (1995), para peneliti menggunakan ekstrak cuticular hydocarbons (CH) yang diduga dapat memprediksi adanya pemindahan posisi postmortem pada mayat

Survey Populasi (cont.)


Menurut Byrne et al, sampel serangga milik mereka dipelihara di laboratorium khusus sehingga tidak ada koneksi langsung ke lingkungan luar. Berdasarkan pengamatan jarak terbang dari lalat, peneliti mengasumsikan bahwa terdapat variasi jenis spesies lalat antar benua dan kemungkinan ada persamaan jenis spesies lalat pada negara dengan wilayah geografis yang sama

Usaha untuk Menemukan Tempat Variasi Bentuk Spesies


Peneliti ingin menemukan banyak lokasi untuk pengamatan macam lalat yang lebih banyak lagi dan agar dapat membedakan spesifikasi berbagai spesies lalat di berbagai macam lokasi

Rencana Alternatif PCR untuk Identifikasi Spesimen


Metode ini dirancang untuk pembatasan area diagnosis yang ditemukan pada rangkaian COI+II (sitokrom oksida) di beberapa individu dan untuk survei sebuah populasi untuk melihat apakah pembatasan area diagnosis tersebut menetap di populasi. Tekniknya melibatkan dengan pencampuran hasil dari PCR yang berasal dari sampel yang tidak diketahui dengan hasil dari spesies yang telah diketahui. Pencampuran dirubah oleh panas diikuti dengan penguatan, kemudian dilakukan pada pemisahan oleh polyacrylamide gel

Mengamati Usus (isi Perut) Belatung untuk Mengidentifikasi Genotip Manusia


Teknik ini dilakukan dengan cara membedah perut belatung, mengambil isi perutnya dan memeriksanya di laboratorium dengan mengamati haplotipenya untuk mengidentifikasi pemilik raga tersebut.
Untuk menghindari adanya kerancuan dalam pengamatan ini, peneliti menggunakan sterilisasi dengan memakai pemutih 20%. Selain itu, peneliti juga mengamati tentang kebiasaan makan belatung, waktu berhenti makan, interval hingga makan kembali dan pengosongan setelah makan

Anda mungkin juga menyukai