Anda di halaman 1dari 29

Telaah Kritis Jurnal

Epidemiologi

Kelompok 3

Tressia Febrianti 1906458716


Reisani H. Kamagi 1906458590
 

Mei, 2021
OUT LINE
Latar Belakang

Konsep teori Critical Appraisal dan Studi Cohort

Telaah Kritis Jurnal Epidemiologi Rancangan Studi


Cohort

Kesimpulan dan Saran


Latar Belakang
Penelitian sebagai cara untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan
logis. Dengan penelitian, seorang peneliti akan berusaha untuk mencari dan menegakkan
pengetahuan yang ada dan berdasarkan fakta-fakta empiris yang obyektif melalui tahapan yang
sistematis, sungguh-sungguh, sesuai dengan kaidah atau aturan tertentu serta logis

Sebuah penelitian yang telah dilakukan menjadi sangat penting untuk dievaluasi agar keabsahan
dan kesesuaian mulai dari judul, hasil hingga kesimpulannya tepat dan benar menggambarkan
tujuan yang ingin dicapai. Tinjauan kritis jurnal lebih dari sekadar ringkasan sederhana. Tinjauan
kritisi adalah analisis dan evaluasi suatu hasil penelitian, jurnal, buku, artikel, atau media lainnya
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari seluruh komponen yang ada dalam suatu
penelitian (Crombie, 1996).

Dalam penerapan ilmu epidemiologi sering dilakukan berbagai penelitian dibidang kesehatan.
Ada beberapa jenis rancangan penelitian yang bisa diterapkan dimana salah satunya adalah
desain kohort (cohort study). Berdasarkan uraian diatas, kami akan membahas mengenai
penelitian kohort dan melakukan penilaian kritis terhadap salah satu jurnal internasional
penelitian kohort yang telah dipublikasikan.
 
Definisi Criticals Appraisal
 Telaah kritis atau criticals appraisal adalah cara atau metode
untuk mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan
ilmiah.Criticals appraisal adalah proses sistematis untuk
menguji validitas, hasil, dan relevansi dari sebuah bukti ilmiah
(hasil penelitian) sebelum digunakan untuk mengambil
keputusan (Chamber, R. 1998).
Penelitian Epidemiologi Studi Kohort
 Studi kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor
risiko dan efek (penyakit/masalah kesehatan), caranya adalah dengan
memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Selanjutnya dilakukan studi mengikuti sepanjang suatu periode waktu
tertentu untuk melihat berapa banyak subyek dalam masing-masing
kelompok mengalami efek (penyakit/masalah kesehatan)

Jenis Studi Kohort


 Kohort Prospektif
 Kohort Retrospektif
Karakteristik penelitian Kohort :

 1.  Bersifat observasional
2.  Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3.  Terdapat kelompok kontrol
4.  Terdapat hipotesis spesifik
5.  Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
6.  Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan
data sekunder
Langkah-Langkah Penelitian Kohort :

 1. Merumuskan pertanyaan penelitian


2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
3. Menentukan sampel
4. Pengambilan data dan pencatatan
5. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian
Telaah Jurnal
Identitas Jurnal

Judul Cryptosporidium spp survailance and epidemiology in Ireland : a longitudinal cohort study employing

duplex real-time PCR based speciation of clinical cases

Penulis Jennifer K O’Leary, Liam Blake, Dan Corcoran, Kristin Elwin, Rachel Chalmers, Brigid

Lucey , Roy D Sleator

Tahun 2020

Jurnal Dr Brigid Lucey Department of Biological Sciences Cork Institute of Technology, Published

by BMC

Pendahuluan Cryptosporidium adalah penyebab utama gastroenteritis (cryptosporidiosis), dengan

morbilitas yang signifikan pada kematian diseluruh dunia. Insiden cryptosporidiosis

di irlandia secara konsisten merupakan yang tertinggi di Eropa. Sebuah studi klinis

kohort retrospektif dilakukan mulai tahun 2015 hingga 2018 di Cork, Irlandia

Selatan
The Essential Questions

a. Who exactly has been studied? (Siapa yang diteliti?)


 Studi kohort retrospektif adalah penelitian yang dilakukan untuk melihat factor resiko dan efek yang telah
terjadi pada masa lampau. Faktor resiko pada umumnya berasal dari lingkungan dan penelitian dihitung sejak
subjek terpajan dengan factor resiko tersebut (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Pada penelitian ini dilakukan
pada pasien yang mengalami gastroenteritis sebanyak 163 sampel Cryptosporidium sampel feses positif
dilakukan dengan PCR real-time multipleks menggunakan EntericBio GastroPanel II yang mampu mendeteksi
total enam target patogen enterik bakteri dan parasite termasuk C. parvum dan C. homini.
a. Was a control group used? Should one have been used? (Apakah menggunakan group control? Apakah harus
menggunakan control?)
 Tidak ada kelompok control pada penelitian ini. Sebanyak 163 sampel dikumpulkan kemudian diserahkan
untuk skrinning enteric molekuler rutin ke Rumah Sakit Universitas Cork (CUH) Irlandia dari area layanan
area regional pusat. Sedangkan secara teori prinsip desain penelitian kohort retrospektif digunakan untuk
melihat efek yang sudah terjadi, secara retrospektif sekelompok subjek yang terdata pada masa lampau
ditelusur seolah-olah prosepektif sebagian terpajan factor resiko sebagian tidak, yang artinya penelitian ini
sebaiknya menggunakan kelompok control (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
a. How adequate was follow up? (Seberapa adekuat follow up yang dilakukan?)
 Tidak dijelaskan dalam jurnal. Pada penelitian kohort retrospektif, follow up dilakukan untuk mengurangi
terjadinya bias, bentuk penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang faktor risiko
tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan efek yang ditemukan pada awal
pengamatan. Kedua kelompok pada studi kohort retrospektif berasal dari populasi penelitian yang sama
sehingga bias yang mungkin muncul akibat pemilihan sampel lebih dapat dihindarkan selama pencatatan yang
dilakukan akurat (Suwartono, 2013).
Design

1) Are the aim clearly stated? (Apakah tujuan secara jelas dinyatakan?)
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut infeksi C. parvum dan C. hominis di antara
pasien yang mengalami gastroenteritis di Irlandia dengan menggunakan metode PCR real-time berbasis
probe fluoresen yang dipublikasikan. Studi epidemiologi ini adalah yang pertama di Irlandia yang
menggunakan metode spesiasi berbasis PCR real-time. Dawson, B. & Trapp (2001) menjelaskan studi
kohort merupakan jenis penelitian epodemiologis non eksperimental yang bertujuan untuk mempelajari
hubungan antara factor resiko dengan efek atau penyakit.
2) Is the design appropriate to the stated aim? (Apakah design yang digunakan cocok dengan tujuan penelitian?)
 Design yang digunakan pada penelitian ini sudah cocok dengan penelitian yang dilakukan, yaitu dengan
menggunakan studi kohort retrospektif. Infeksi cryptosporidium secara epidemiologis telah dilaporkan
secara Nasional sejak tahun 2004 dengan Crude Incident Rate (CIR) 13.2 per 100.000 penduduk yang
dilaporkan tahun 2018 dan telah terdapat 210 wabah.
3) Was the sample justified? (Apakah jumlah sample dipaparkan?)

 Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 163 sampel, sampel kasus yang memenuhi kriteria akan dikirimkan
laboratorium Rumah Sakit Universitas Cork (CUH), kriteria penerimaan sampel ditetapkan berdasarkan
kebijakan laboratorium (kriteria sampel tidak disebutkan dalam jurnal). Menurut Sastroasmoro & Ismael
(2011) menjelaskan pertimbangan yang dipergunakan dalam penetapan populasi dan sampel pada studi
kohort adalah subyek/sampel dipilih dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria pemilihan (eligibility
criteria), dengan kriteria inklusi dan eklusi yang jelas.
4) Are the measurements likely to be valid and reliable? (Apakah ukuran sampel sudah divalidasi dan cenderung
reliabel?)
 Dalam jurnal tidak dituliskan mengenai uji validitas dan reliabilitas, karena pada penelitian ini uji yang
dilakukan adalah pada sampel feses pasien gastroenteritis. Uji validitas adalah adalah sebuah proses untuk
menguji ketepatan dan keakuratan instrumen atau alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data,
dan Uji reliabilitas merupakan uji coba terhadap instrumen penelitian untuk melihat seberapa keajekan,
konsistensi, kestabilan dalam mengukur data (Suwartono, 2013).
5) Was the exposure/intervention accurately measured? (Apakah intervensi yang dilakukan dapat diukur dengan
akurat?)
 Penelitian kohort merupakan jenis peneltian epidemiologis non eksperimental yang sering digunakan untuk
mempelajari hubungan antara factor resiko dengan efek atau penyakit sehingga pada penelitian ini tidak ada
intervensi yang dilakukan. Pada penelitian ini 163 hasil Cryptosporidium sampel positif yang mencakup
hampir semua kasus cryptosporidiosis dengan 17 sampel tidak tersedia untuk pengujian epidemiologi lebih
lanjut.
6) Were relevant outcome measures ignored? (Apakah ukuran hasil yang relevan diabaikan?)
 Secara keseluruhan 141 sampel (86,5%) mengandung C. parvum dan C. hominis sebanyak 22 kasus (13,5%
sampel yang diuji). Dari 163 sampel yang dianalisis 76 (46,6%) spesimen berasal dari pasien laki-laki dan 85
(52,1%) spesimen berasal dari pasien perempuan, Meskipun kejadian Cryptosporidium infeksi tidak bergantung
pada jenis kelamin pasien (x2= 0,503, df = 1, p = 0,478) tingkat infeksi tercatat lebih tinggi di antara pasien
wanita. Hubungan yang signifikan secara statistic ditemukan antara Cryptosporidium infeksi dan usia pasien (x2=
156.578, df = 9, p = 0.000) dengan 64% kasus terjadi pada pasien berusia 14 tahun atau lebih muda dan 53% dari
kasus tersebut terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Hubungan yang signifikan secara statistik juga ditemukan
antara Cryptosporidium infeksi dan bulan kejadian (x2= 138.031, df = 11, p = 0.000)
7) Are the stasistical methods described? (Apakah metode statistic dijelaskan?)
 Analisis statistik berdasarkan perbedaan waktu tertentu, usia tertentu dan jenis kelamin dalam kelompok
klinis Cryptosporidium yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS V.25.0. χ2 tes dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antara Cryptosporidium spp dan usia pasien, jenis kelamin dan bulan
kejadian infeksi. Tingkat kepercayaan 95% (α≤0.05) digunakan dalam semua analisis statistic. Pada
penelitian kohort besaran efek diperoleh menggambarkan insidens kejadian pada masing-masing
kelompok. Interval kepercayaan juga perlu disertakan agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan
(Sastroasmoro & Ismael, 2011).
Conduct

Did untoward event occur curing the study ? (Apakah ada keaadaan tidak menyenangkan selama penelitian?)
Pada jurnal tidak dijelaskan adanya kondisi yang tidak menyenangkan ataupun hambatan selama penelitian, akan
tetapi disebutkan pada penelitian ini 163 hasil Cryptosporidium sampel positif yang mencakup hampir semua kasus
cryptosporidiosis dengan 17 sampel tidak tersedia untuk pengujian epidemiologi lebih lanjut.
Analysis

1. Did the analysis allow for the passage of time?(Apakah analisis dilakukan memungkinkan dengan berlalunya
waktu?)

Penelitian dilakukan dari 2015 hingga 2018. Pengolahan data dengan memasukkan unsur waktu dapat diterapkan
bilamana observasi suatu subjek dengan subjek lainnya tidak sama (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

2. Do the number add up?(Apakah ada penambahan jumlah?)

Tidak ada penambahan jumlah selama penelitian berlangsung. Pada rancangan penelitian kohort pemelihan subjek
umumnya tidak memerlukan tehnik matching dengan kelompok terpajan, terutama apabila jumlah subjek yang
diteliti cukup besar atau bila proporsi subjek dengan factor resiko lebih besar dari pada kelompok control
(Suwartono, 2013).
Analysis

3. Were the basic data adequaty described? (Apakah data utama sudah dijelaskan?)

Data utama pada penelitian sudah dijelaskan secara jelas oleh penulis, dimana secara keselurahan 141 sampel (86,5%)
mengandung C. parvum dan C.homonis sebanyak 22 kasus (13,5%). Dimana penyakit cryptosporidiosis penyebab
utama morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan gastrointestinal pada anak-anak dibawah umur 5 tahun.

4. Was statistical significance essed? (Apakah signifikan statistic dinilai?)

Analisis statistik berdasarkan perbedaan waktu tertentu, usia tertentu dan jenis kelamin dalam kelompok klinis
Cryptosporidium yang dikumpulkan dilakukan dengan menggunakan software SPSS V.25.0. χ 2 tes dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antara Cryptosporidium spp dan usia pasien, jenis kelamin dan bulan kejadian
infeksi. Dengan hasil Hubungan yang signifikan secara statistik ditemukan antara Cryptosporidium infeksi dan usia
pasien serta hubungan yang signifikan secara statistik juga ditemukan antara Cryptosporidium infeksi dan bulan
kejadian.
Interpretation

1) What do the main Finding mean? (Apakah yang di dapat dari temuan utama?)
 Penyebab utama crystosporiodiosis adalah cryptosporidium yaitu parasite protozoa jenis C.parvum dan
C.Hominis dari 6 jenis bakteri, serta factor yang mempengaruhi crystosporiodiosis ditinjau dari usia, jenis
kelamin dan waktu kejadian. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian dimana tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui lebih lanjut infeksi C. parvum dan C. hominis di antara pasien yang mengalami gastroenteritis
di Irlandia dengan menggunakan metode PCR real-time, dari hasil penelitian yang memiliki hubungan yang
signifikan adalah pada factor usia dan waktu kejadian.
2) What else might influence the observed outcome? (Apakah ada hal lain yang mempengaruhi hasil interpretasi?)
 Pada jurnal tidak dijelaskan adanya hal lain yang mempengaruhi hasil, Tingkat kejadian yang diamati dalam
penelitian ini berkorelasi dengan yang dilaporkan sebelumnya di Irlandia, dengan CIR nasional sporidiosis
kripto meningkat setiap tahun sejak 2014.General Cryptosporidium kejadian dalam penelitian ini juga sesuai
dengan tingkat insiden regional.Angka-angka ini juga selaras, pada tingkat yang lebih luas, dengan data
yang diterbitkan sebelumnya terkait dengan epidemiologi di negara-negara Eropa seperti Swedia, Denmark
dan Prancis
3) How are null findings interpreted? (Bagaimana hipotesa nol di interpretasikan?)
 Pada study cohort hal utama yang harus dilakukan peneliti adalah merumuskan masalah atau pertanyaan
penelitian serta hipotesis yang sesuai. Pada penelitian ini tidak dijelaskan hipotesa penelitian. Akan tetapi
pada hasil analisis statistic dan diskusi didapatkan hubungan yang signifikan secara statistic antara
Cryptosporidium infeksi dan usia pasien (x2= 156.578, df = 9, p = 0.000) dengan 64% kasus terjadi pada
pasien berusia 14 tahun atau lebih muda dan 53% dari kasus tersebut terjadi pada anak di bawah 5 tahun
serta Hubungan yang signifikan secara statistik juga ditemukan antara Cryptosporidium infeksi dan bulan
kejadian (x2= 138.031, df = 11, p = 0.000).
4) Are important effect overlooeded? (Apakah ada efek penting terkait terkait hasil penelitian yang mungkin
terabaikan?)
 Tidak ada efek yang timbul dari penelitian ini.

5) How do ther result compare with previous reports?( Bagaimana hasil yang di dapat di bandingkan dengan laporan
sebelumnya?)
 Tingkat kejadian yang diamati dalam penelitian ini berkorelasi dengan yang dilaporkan sebelumnya di
Irlandia, dengan CIR nasional sporidiosis kripto meningkat setiap tahun sejak 2014.General
Cryptosporidium kejadian dalam penelitian ini juga sesuai dengan tingkat insiden regional.Angka-angka ini
juga selaras, pada tingkat yang lebih luas, dengan data yang diterbitkan sebelumnya terkait dengan
epidemiologi di negara-negara Eropa seperti Swedia, Denmark dan Prancis

6) What implication does the study have for your practice?( Apa implikasi hasil penelitian, bagi praktik study anda?)
 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar perawat komunitas melakukan intevensi keperawatan
dengan memperhatikan penyebab dari cryptosporidiosis
Kesimpulan :
Criticals appraisal adalah proses sistematis untuk menguji validitas, hasil, dan relevansi dari sebuah
bukti ilmiah (hasil penelitian) sebelum digunakan untuk mengambil keputusan. Telaah kritis
merupakan bagian penting dari evidence-based medicine karena dapat menjembatani jurang antara
hasil riset dengan aplikasi praktis. Telaah kritis dapat dilakukan pada penelitian dengan desain
kohort yaitu kohort prospektif dan kohort retrospektif. Pada pelaksanaan study cohort terdiri dari
menentukan kelompok yang diteliti, penetapan sampel, pengambilan data dan pencatatan,
pengolahan dan analisis data hasil penelitian. Telaah kritis jurnal memberikan pembuktian suatu
studi dengan menilai validitas data, kelengkapan pelaporan, metode dan prosedur, kesimpulan dan
kesesuaiannya terhadap standar etik dan lain-lain dengan melibatkan pendekatan terstruktur untuk
menilai bukti dan relevansi klinis suatu jurnal.
Saran :
Sebagai tenaga kesehatan perawat di era 4.0 dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat ini, maka perawat dituntut harus mampu mengembangan ilmu
dan peningkatan kemampuan diri dengan melakukan telaah kritis pada jurnal ilmiah sehingga
dapat memberikan pengetahuan baru dan mengembangkan cara berpikir kritis.
Daftar Pustaka

 Basu, P. (2013). pengaruh pemberian bubur tempe terhadap tingkat kesembuhan diare pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Kedung Mundu. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12939
 Chambers, R. 1996. Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif. Oxam – Kanisius.
Yogyakarta.
 Indonesia, U., Wibowo, H., Masyarakat, F. K., Studi, P., & Masyarakat, K. (2012). Gambaran Epidemiologi
Penyakit Diare Di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Tahun 2011 Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare Di
Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Tahun 2011 .
 Iswandi. (2009). Penelitian Kohort. https://ml.scribd.com/doc/23021321/ Penelitian - Kohort. Diakses
Tgl. 13 Mei 2021
 Nugrahaeni,D.K (2012). Konsep Dasar Epidemiologi. EGC: Jakarta
 Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian. In Pusdik SDM Kesehatan.
 Timmreck, T. (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. EGC: Jakarta
 Wijayanti, T., Litbang, B., Penyakit, P., & Binatang, B. (2017). Kriptosporidiosis di Indonesia
Cryptosporidiosis in Indonesia. Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara ,
13(1), 73–82. http://doi.org/10.22435/blb.V13i1.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai