Anda di halaman 1dari 21

Peran Serangga

dalam Memperkirakan
Post Mortem Interval

dr. Yudha Nurhantari,Ph.D, Sp.F


• Perkiraan saat kematian (PMI) sangat penting untuk
membuat surat keterangan kematian serta untuk membantu
menyingkirkan alibi pada kasus homicide
• PMI dinilai berdasarkan perubahan-perubahan postmortem,
yaitu algor mortis, livor mortis, rigor mortis, serta
pembusukan
• Pembusukan terjadi 24 jam PM, semakin lama pembusukan,
semakin sulit memperkirakan PMI

Latar Belakang
• Bangkai/jenazah yang dibiarkan, akan mengundang
serangga : telur  larva  pupa  serangga dewasa
• Serangga mengalami metamorfosis/siklus hidup tertentu,
sehingga dengan mengetahui jenis dan umur larva serangga,
dapat memperkirakan PMI Forensic Entomology
• Jenis dan siklus hidup serangga berbeda-beda sesuai keadaan
geographis. Telah banyak laporan dari berbagai
daerah/negara, namun belum ada laporan dari
Indonesia/Yogyakarta Perlu dilakukan penelitian

Latar Belakang
• Beberapa zat/racun terpapar pada bangkai  dapat
mempengaruhi pertumbuhan larva
• Perlu dilakukan penelitian terhadap paparan zat/racun yang
sering dijumpai pada kasus yang ditangani di Instalasi
Kedokteran Forensik RSUP dr Sardjito Yogyakarta

Latar Belakang
Image: http://www.nlm.nih.gov/visibleproofs
• Jenis serangga apa saja ?
• Bagaimanakah urutan kedatangan serangga?
• Bagaimanakah pengaruh racun dan napza terhadap
pertumbuhan serangga ?
• Bagaimanakah hubungan pertumbuhan larva dengan
perkiraan PMI ?

Permasalahan
• Mengetahui jenis larva yang ada pada setiap bangkai
tikus
• Mengetahui urutan kedatangan serangga
• Mengetahui pengaruh racun [sianida, arsen,
organophosphat, oplosan (campuran methanol-ethanol-
soda), morphin dan amphetamin] pada pertumbuhan larva
• Mengetahui hubungan ukuran dan jenis larva dengan PMI

Tujuan
• Serangga yang sering muncul pada bangkai yang relatif
masih segar adalah ordo Diptera, biasanya terdiri dari
Calliphora , lalat hijau, dan lalat rumah
• Telur lalat Bluebottles tidak akan menetas pada suhu
dibawah 4 C, dan akan berkembang pada suhu 6-7 C 
menetas dalam 8-14 jam tergantung pada suhu
lingkungannya  larva instar-1 [8-14 jam]  menjadi
instar-2 [ 2-3 hari] Instar-3 [6 hari]

Tinjauan pustaka
• Penelitian di China (Wang, 2008) melaporkanm
pembusukan terjadi lebih cepat pada musim panas, semi
dan gugur yaitu 225 + 75 jam; 183 +44 jam, dan 247+ 70
jam.
• Sedangkan musim dingin membutuhkan waktu 1180+ 291
jam. Bangkai hewan coba tersebut telah menarik 47
spesies serangga yang didominasi jenis lalat.
• Larva yang banyak ditemukan adalah Chrysomya
megachepala, Chrysomya Rufifacies, dan Hydrotea
spinigera.

Tinjauan pustaka
• Tidak ada perbedaan bermakna tentang jenis sepanjang
tahun pada berbagai musim, kecuali Dermestes
masculatus yang tidak ada saat musim dingin.
• Blowflies hanya muncul satu kali generasi sebelum
bangkai terskeletonosasi, sehingga memudahkan dalam
estimasi PMI.

Tinjauan pustaka
• Sample larva diambil dari tubuh jenazah, yg mewakili
setiap bentuk/ukuran larva yg berbeda
• Dimasukkan ke dalam air panas 70%, kemudian
dimasukkan ke dalam alkohol 90%
• Setiap larva diukur panjang tubuhnya,
• identifikasi serangga dengan mengamati bentuk spirakel
posterior dibawah mikroskop

Metode
Spirakel instar-3
Paenia sp
• Larva ditemukan pada hari ke 2 -9 (tikus)
• Larva yang muncul pertama kali adalah sarcophaga sp, dan
calliphora sp
• Hujan tidak mempengaruhi kemunculan larva
• Terdapatnya luka/sayatan pada tubuh dapat mempercepat
pembusukan
• Racun dapat mempengaruhi pertumbuhan larva :
- Pestisida : tidak ditemukan larva pada bangkai, ditemukan lalat
dewasa mati disekitar bangkai
- Obat narkotika dapat meningkatkan ukuran larva
- Paracetamol dapat menghamabat pertumbuhan larva

Hasil
• Kadar obat/racun dalam larva blowflies
• Tikus diberi perlakuan otopsi keluarkan jaringan
• Tiap jaringan ditreat dengan lalat blowflies (dalam lab)
 larva diambil dan diperiksa kadar obat/racun dg
GCMS
• Kadar racun dalam larva dibandingkan kadar tikus 
dibuat hitungan prosentase

Tambahan
(2 mhs Fak Biologi UGM)
Pengaruh Racun Terhadap Larva Serangga pada Bangkai
Tikus dalam Peranannya untuk Memperkirakan Post
Mortem Interval

Peran Serangga Dalam Memperkirakan Post Mortem


Interval

Serangga dan Post Mortem Interval

dll
• Azwandi A, Katerina N, Owen H., Nurizzati, Omar B, Adult Carrion arthropod in a tropical
rainforest of Malysia : analysis on three common forensic entomology , Tropical Medicine
30 (3) (2013): 481-494 .
• Arnaldos, E Romera, JJ Presa, A Luna. Studies on seasonal arthropod succession on carrion
in the southeastern Ibereian Peninsula, int. J. Legal med 118 (2004) 197-205
• M.S. Archer, M.A. Elgar. Yearly activity patterns in southern Victoria (Australia of
seasonally active carrion insects. Forensic Sci Int 132 (2003) 173-176
• L.M.L carvalho, A.X. Linhares, Seasonality of insect succession and pig carcass
decomposition in a natural forest area in southern Brazil. J forensic Sci 46 (2001) 604-608
• Yan wei S, xiao-Shan L, hai-Yang W, Run-Jie Z. Effects of malathion on tghe insect
succession and teh development of Chrymomya megachepala (Diptera: calliphoridae) in the
yield and implications for estimating postmortem interval. Am.J. Forebnsic Med Pathol
31(1) (2010) 65-51.
• Bushby S.K, et al. Determination of methylphenidate in Calliphorid larvae by liquid-liquid
extraction and liquid chromatography mass spectrometry--forensic entomotoxicology using
an in vivo rat brain model. J Pharm Biomed Anal. 2012 Nov;70:456-61.
• Zou Y, et al. Effect of ketamine on the development of Lucilia sericata (Meigen) (Diptera:
Calliphoridae) and preliminary pathological observation of larvae. Forensic Sci Int. 2013
Mar 10;226(1-3):273-81

referensi
• Geoge KA, et al. Effect of morphine on the growth rate of Calliphora stygia (Fabricius) (Diptera: Calliphoridae)
and possible implications for forensic entomology. Forensic Sci Int. 2009 Dec 15;193(1-3):21-5
• Musvasva E, Williams KA, Muller WJ, Villet MH. Preliminary observations on the effects of hydrocortisone and
sodium methohexital on development of Sarcophaga (Curranea) tibialis Macquart (Diptera: Sarcophagidae), and
implications for estimating post mortem interval. Forensic Sci Int. 2001 Aug 15;120(1-2):37-41
• Knight Bernard. Forensic Pathology
• M. Bharti, D. Singh. Insect faunal succession on decaying rabbit carcasses in Punjab, India. J. Forensic Sci., 48
(September (5)) (2003), pp. 1133–1143
• H.B. Reed. A study of dog carcass communities in Tennessee with special reference to the insects. Am. Midl. Nat.,
59 (1958), p. 213
• L.M. Lopes de Carvalho, A.X. Linhares Seasonality of insect succession and pig carcass decomposition in a
natural forest area in southeastern Brazil J. Forensic Sci., 46 (May (3)) (2001), pp. 604–608
• W.C. Rodriguez, W.M. Bass. Insect activity and its relationship to decay rates of human cadavers in east
Tennessee. J. Forensic Sci., 28 (1983), p. 423
• S.L. Van Laerhoven, G.S. Anderson. Insect succession on buried carrion in two biogeoclimatic zones of British
Columbia J. Forensic Sci., 44 ((1) Jan) (1999), pp. 32–43
• F.W. Avila, M.L. Goff. Arthropod succession patterns onto burnt carrion in two contrasting habitats in the
Hawaiian Islands. J. Forensic Sci., 43 ((3) May) (1998), pp. 581–586
• G.S. Anderson, N.R. Hobischak. Decomposition of carrion in the marine environment in British Columbia,
Canada. Int. J. Legal Med., 118 (August (4)) (2004), pp. 206–209 Epub 2004 May 29
• Wang J., Li Z., ChenY., Yin X., The succession and development of insect on pig carcasses and their significance
in estimating PMI in South China, For Sci Int J 179 (2008) 11-18.
• Aldila W.R., Wening Prastowo. Pengaruh paparan morfin pada media bangkai rattus norvegicus strain Wistar
terhadap tumbuh kembang larva lalat Sarchophaga sp sebagai acuan penentuan post morttem interval (PMI) pada
kasus entomologi forensik. Tugas akhir, Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya. 2011 (dipresentasikan pada
PIT PDFI di Surakarta).

referensi
• DENGAN SEMANGAT, KITA MULAI KERJA

Anda mungkin juga menyukai