Anda di halaman 1dari 18

MENGENAL MORFOLOGI DAUN DAN SIFAT-SIFAT PESTISIDA I.

Tujuan Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat morfologi daun dan sifat-sifat pestisida. II. Landasan teori Daun tanaman memiliki sifat morfologi yang beragam, diantaranya yaitu lapisan lilin, berambut (trichoma), dan permukaan (bergelombang/tidak). Rambut yang ada pada permukaan daun mengurangi kontak dan penyebaran pestisidasehingga menghambat penyerapan pestisida pada daun. apisan lilin menyebabkan mengurangi daya pelekatan dari pestisida. Demikian pula permukaan daun yang tidak rata mengurangi perataan sebaran pestisida. !ifat-sifat daun tersebut menurunkan efektifitas pestisida, terutama racun kontak dan perut. "estisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta #asad renik dan $irus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. %ang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (#amur), bakteria dan $irus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. &ntuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan "eraturan "emerintah 'o. ( )ahun *+(,. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa*. )iap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri "ertanian melalui .omisi "estisida untuk dimintakan i/in penggunaannya. 0. 1anya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau dii/inkan oleh Menteri "ertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan. ,. "estisida yang penggunaannya terdaftar dan atau dii/inkan oleh Menteri "ertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam i/in pestisida itu.

2. )iap pestisida harus diberi label dalam bahasa 3ndonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat .eputusan Menteri "ertanian 'o. 20+/ .pts/Mm/*/*+(, dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan i/in masing-masing pestisida. Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua /at kimia dan bahan lain serta #asad renik dan $irus yang dipergunakan untuk*. Memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian. 0. Memberantas gulma. ,. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. 2. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk. 4. Memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan. 5. Memberantas atau mencegah hama air. (. Memberantas atau mencegah binatang dan #asad renik dalam rumah tangga. 6. Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. !esuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas. 7enis-7enis "estisida 8erdasarkan 9ungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi men#adi 5 #enis yaitu Insektisida 3nsektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. 3nsektisida #uga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. :ontoh - basudin, basminon, tiodan, dikloro$inil dimetil fosfat, dia/inon,dll.

Fungisida 9ungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan #amur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. :ontoh - tembaga oksiklorida, tembaga (3) oksida, carbenda/im, organomerkuri, dan natrium dikromat. Bakterisida 8akterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau $irus. !alah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh $irus :;"D yang meyerang tanaman #eruk. &mumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. "emberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu. Rodentisida Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. a/imnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau #agung. 1anya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan #uga hewan ternak yang memakannya. :ontohnya - <arangan. Nematisida 'ematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). 1ama #enis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. 'ematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. 'ematisida bersifat dapat meracuni tanaman, #adi penggunaannya , minggu sebelum musim tanam. !elain memberantas nematoda, obat ini #uga dapat memberantas serangga dan #amur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, ;apam, dan Da/omet. Herbisida 1erbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. :ontoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. 1erbisida (dari bahasa 3nggris herbicide) adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil

(gulma).

ahan pertanian biasanya ditanami se#enis atau dua #enis tanaman

pertanian. 'amun demikian tumbuhan lain #uga dapat tumbuh di lahan tersebut. .arena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. III. Alat dan ba an 8ahan yang digunakan terdiri dari daun-daun tanaman (#agung, kacang pan#ang, ketela rambat, padi, talas, sawi), insektisida berfomulasi =!, >:, !, <" dan sticker. =dapun alat yang digunakan adalah mikroskop, beker glass, timbangan, pipet, pengaduk, 1and sprayer. I!. Prosedur "erja "e#e$atan dan %estabilan larutan $estisida *. 0. ,. *. )eteskan pestisida untuk masing-masing formulasi (=!, >:, !, <") kedalam *??ml air pada beker glass. =mati (bandingkan) kecepatan pelarutan formulasi masing-masing pestisida tersebut. )andai dan catat dalam table pengamatan. =mati bentuk morfologi permukaan daun (#agung, kacang pan#ang, ketela rambat, padi, talas)khususnya mengenai kepadatan trachoma,kandungan lilin, kerataan permukaan daun. 0. ,. 2. )etesi permukaan daun-daun tersebutdengan air biasa dengan menggunakan pipet. akukan dengan cara yang sama (seperti pada langkah ke dua) dengan menggunakan larutan pestisida. =mati (bandingkan antara 0 dan ,) sifat-sifat pelekatan, sebaran pestisidanya. Pen&a'atan 'or(olo&i $er'u%aan daun

Penin&%atan $ele%atan $estisida *. 0. ,. 2. 4. *. 0. Dua larutan pestisida yang telah tersedia disiapkan pada beker glas = dan 8 (pada beker glas = ditambahkan sticker, dan beker glas 8 tanpa sticker). Daun sawi dicelupkan pada larutan beker glas = atau beker glas 8, lalu dikering anginkan. =ir disemprotkan (sebagai simulasi pencucian air hu#an) sebanyak ?, *?, 0?, ,? kali semprot, lalu kering anginkan. !awi yang telah dikering anginkan dimasukkan kedalam petri, dan kemudian diberi serangga (#angkerik) sebanyak 4 ekor pada tiap cawan. =mati mortalitasnya selama 0@02 #am. =mati #enis-#enis pestisida yang tersedia (nama pastisida, formulasi, bahan, sasaran, dan konsentrasinya) pada label pestisida. :atat hasilnya pada lembar pengamatan. Pen&enalan $estisida

!. Data Pen&a'atan Tabel ). Pe'anta$an Larutan *enis Pestisida "e#e$atan Pelarutan "esetabilan larutan E+ ,De#isA AAA .P ,Mi$#indoAAA AA S ,Se/inAA A AS ,0os1ilan&AAAA AAAA "eteran&an2 a. Pelarutan b. "esetabilan larutan AAAAB !angat cepat AAAAB !angat stabil AAA B :epat AAA B !tabil AA B =gak cepat AA B =gak stabil A B ambat A B )idak larutan Tabel 3. Pen&a'atan Mor(olo&i Daun
*enis Daun *a&un& "a#an& $anjan& Padi Talas "etela ra'bat *u'la Tri%o'a 45 * 0* ( 4 La$isan Lilin AAA AA AA AAAAA AAAA 0entu% Per'u%aan Rata 0er&elo'ban& C C C C C -

"eteran&an2 AAAAA B !angat banyak AAAA B 8anyak AAA B =gak banyak AA B !edikit

Tabel 4. "e$e%atan dan Pen5ebaran

*enis Daun For'ulasi *a&un& "a#an& $anjan& Padi Talas "etela ra'bat

Air S AAA AAAAA AAAAA L AAA AAA S AAA AAA A -

AS L AAAA AAAA AAAA S AAA AAA AA -

S L AAAA AAAA AAA S A -

.P L AAA AAA AAAA AAAAA AAAAA S AAAA AAA A AAAA

E+ L AAA AAAAA -

"eteran&an2 AAAAA B !angat lekat AAAA B ekat AAA B =gak lekat A B )idak lekat Tabel 6. Penin&%atan Pele%atan Pe$tisida , 'ortalitas jan&%eri% Perla%uan 7ari %e8 Rata-rata ) 3 Pestisida9Sti#%er : , 2 ( ,.4 ):; se'$rot * 0 , *.4 3:; Se'$rot 0 0 2 0 4:; se'$rot , 2 ( ,.4 Pestisida : 2 2 6 2 ):; se'$rot 2 2 6 2 3:; Se'$rot 2 4 + 2.4 4:; Se'$rot , , 5 ,

Tabel <. Pen&enalan $estisida

No ) 3 4 6 < = >

Na'a Pestisida 8etador 3nsektisida !e$in 3nsektisida ;erticilum sp 8asmilang (1erbisida) Mipcindo =grimicin ;irtako

For'ulasi *? <" 64 ! ;erticillum sp 26? =! 4? <" *4.*,4 <" ,?? !:

0a an 3midak loprid *?D .arbaril 64D ;erticillum sp 3nsopropilanina glifosfat M3": 4?D -!treptomicin sulfat *4D -Eksifetra siklin .lorantaniliprol *??g/l )iamentoksam 0??g/l >tofenproks +2,0( g/l Metomil 2?D 8acillus thuringensis $ar =i/awa sefotipe (- (4?? l$/mg =likyl alcohol >tho@ylate .arbosulfan 0??g/l Deltametrin 04g/l :arbofuran ,D =sam fosfit 2??g/l Manko/eb 6?D !ipermetrin 4?g/l

Sasaran !erangga !erangga )anaman kopi .epinding tanah =lang-alang dan gulma !erangga 8akteri -"enggerek batang padi kuning -<ereng coklat !erangga

"onsentrasi ?,2gr/l 0g/l 4?? l/ha 26? g/l *-0g/l air -*??-*4?ml/ha -*4?-0??ml/ha -"adi, wereng coklat *l/ha. .edelai ulat gryak *-0 ml/l :abaiF ulat grayak *-0 g/l .ubis-*-0ml/l ;olume semprot ,??5??/ha "adaF wereng coklat ?,4*l/ha "adiF wereng hi#au *( kg/ha 4-6ml ,??-2??l/ha *ml/l

)rebon

+4 >:

@ ):

Metindo 9lorba

2? !" -

!erangga !erangga

)) )3 )4 )6 )< )= )>

ibsorb Marshal 0?? !: Decis 9uradan 9olirfos Dithane M24 !idametrin

0?? !: 04 >: 2?? =! 4? >:

!erangga !erangga !erangga

:endawan !erangga

!I. Pe'ba asan

"estisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta #asad renik dan $irus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. %ang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (#amur), bakteria dan $irus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. !ecara umum ada banyak sekali #enis formulasi pestisida telah dikembangkan untuk kepentingan pemakai dan telah tersedia di pasar. a) >mulsifiable :oncentrate (>:) >: merupakan formulasi insektisida yang paling umum dan banyak diproduksi. 9ormulasi ini terdiri dari aktif teknis, cairan pelarut untuk bahan aktif dan perantara emulsi (G>mulsifierH). !uatu emulsi minyak-dalam air- terbentuk bila formulasi ini dicampur dengan air sehingga terbentuk cairan seperti susu. >mulsifier memungkinkan melarutkan bahan kimia yang sukar larut dalam air. 7uga bahan ini mengurangi tekanan permukaan dari semprotan sehingga dapat lebih menyebar dan membasahi permukaan yang disemprot. Iat ini pula yang memungkinkan kontak yang lebih baik dengan kutikula serangga. "raktikum yang telah dilakukan pada pengu#ian pemantapan larutan, kecepatan pelarutan pestisida >: (Decis) ber#alan lambat (A), dan kestabilan larutannya dikatakan stabil (AAA). b) <ettable "owders (<") <" atau tepung basah merupakan formulasi yang umum digunakan setelah >:. <" merupakan formulasi pestisida kering yang agak pekat yang ditu#ukan agar dapat larut dan diencerkan dalam air untuk disemprotkan. !uatu partikel suspensi terbentuk apabila dicampurkan dengan air. 1al ini dapat diperoleh dengan menambahkan surfaktan sebagai bahan penyebar dan pembasah. Dibandingkan dengan >:, <" mempunyai toksisitas pada tanaman yang lebih rendah, tetapi sayangnya <" kurang baik untuk alat penyemprot sehingga alat men#adi kurang awet, sering macet pada no//le sehingga sewaktu disemprotkan harus sering dilakukan pengadukan. "raktikum yang telah dilakukan pada

pengu#ian pemantapan larutan, kecepatan pelarutan pestisida <" (Mipcindo) ber#alan cepat (AAA), dan kestabilan larutannya dikatakan agak stabil (AA). c) !olution 9ormulasi ! atau larutan dibuat dengan melarutkan insektisida pada /at pelarut organik untuk dapat digunakan secara langsung bagi pengendalian hama. 9ormulasi ini #arang digunakan pada tanaman karena dapat menyebabkan fitotoksisitas yang gawat. "enggunaannya sering untuk pengendalian seranggaserangga yang menyerang ternak dan pengendalian #entik-#entik nyamuk yang ada pada permukaan air. !uatu #enis khusus suatu formulasi larutan yang berkonsentrasi tinggi yang saat ini sering digunakan pada daerah-daerah yang sering kesulitan air adalah formulasi & ; (&ltra ow ;olume). 9ormulasi & ; disemprotkan langsung tanpa memerlukan air tetapi memerlukan alat penyemprot khusus seperti Gmikron airH yang dapat menghasilkan butiran semprot yang sangat lembut. =pabila kondisi cuaca memungkinkan (kecepatan angin rendah) dan cara penyemprotannya benar, maka penyemprotan dengan & ; sangat ekonomis karena selain menghemat air #uga #umlah insektisida yang digunakan lebih sedikit bila dibandingkan dengan formulasi >:. "raktikum yang telah dilakukan pada pengu#ian pemantapan larutan, kecepatan pelarutan pestisida ! (!e$in) ber#alan agak cepat (AA), dan kestabilan larutannya dikatakan tidak stabil (A). d) !oluble "owder 8erbeda dengan formulasi <", !" dapat larut dalam air membentuk suatu larutan yang sesungguhnya. 9ormulasi ini berupa bubuk kering yang dapat larut dan mengandung (4-+4D bahan aktif. 8ahan inert berupa ad#u$ant untuk menyebarkan dan melekatkan insektisida pada permukaan tanaman. "engadukan mula-mula diperlukan tetapi setelah ter#adi larutan pengadukan tidak diperlukan lagi. Relatif hanya sedikit macam insektisida yang dapat diformulasikan dengan cara ini. e) =erosol =erosol merupakan formulasi yang paling sering digunakan untuk insektisida yang digunakan dalam rumah tangga, di pekarangan, atau di dalam rumah kaca. Dalam pembuatan formulasi ini insektisida lebih dahulu dilarutkan

dalam /at pelarut berupa minyak yang menguap.

arutan ini kemudian diberi

tekanan udara dalam kaleng dengan gas propelan seperti karbondioksida atau fluorokarbon. =pabila disemprotkan larutan akan men#adi partikel-partikel yang sangat kecil dan secara cepat menguap meninggalkan droplet-droplet mikroskopik di udara. f) 9lowable "owder "ada beberapa keadaan senyawa insektisida hanya dapat dibuat dalam bentuk padat atau semi padat. &ntuk menambahkan keuntungan sifat pencampuran formulasi >: dan larutan senyawa yang padat tersebut kemudian digiling secara basah dengan diluen lempung dan air, sehingga diperoleh bahan teknis yang tergiling halus dan basah sehingga bentuknya seperti puding. 9ormulasi ini kemudian dapat dicampur dengan air sehingga dapat disemprotkan. .arena keadaannya yang demikian formulasi 9 dalam penggunaannya harus selalu diaduk agar insektisida tidak keluar dari suspensi dan mengendap pada dasar tangki penyemprot. g) Dust (D) 9ormulasi dust atau debu merupakan formulasi insektisida yang paling tua dan sederhana. 9ormulasi tersebut diperoleh dengan menggiling toksikan atau insektisida men#adi serbuk yang halus kemudian dicampur dengan bahan organik seperti tepung tempurung tanaman wallnut, bubukan mineral profilit, bentonik dan talk. "ersentase bahan aktif insektisida biasanya berkisar antara *-*?D. 9ormulasi dust mungkin aplikasinya yang paling mudah, cukup dengan alat GdusterH yang sederhana hingga insektisida dapat dikenakan pada tanaman. )etapi formulasi ini merupakan formulasi yang paling tidak efektif dan tidak ekonomis terutama bila digunakan di luar karena banyak yang terhembus oleh angin (GdriftH) sehingga sangat sedikit yang mengenai sasaran. .elemahan yang lain bahwa formulasi ini berbahaya bagi lebah madu dan imago parasitoid yang termasuk hymenoptera sehingga prospek penggunaannya untuk "1) kurang baik. h) Jranules (J) 9ormulasi granule atau butiran ini dibuat dengan memberikan insektisida cair pada partikel-partikel kasar dari bahan yang mudah menyerap. "artikel-

partikel ini dapat dibentuk dari tongkol #agung, tempurung tanaman wallnut, lempung atau bahan lainnya. 3nsektisida diserap kedalam butiran dan kemudian di sebelah luar ditutup oleh suatu lapisan. .andungan bahan aktif antara 0D sampai 2?D. .arena ukuran butiran lebih besar daripada dust maka formulasi J lebih aman bagi pemakai dibanding formulasi D atau >: karena mengurangi kemungkinan dihirup. "enggunaannya di lapangan adalah dengan menyebarkan di sekitar tanaman atau membenamkan ke dalam tanah di sekitar pangkal tanaman. Eleh karena itu formulasi J paling banyak digunakan untuk mengendalikan hama-hama di tanah atau untuk aplikasi insektisida sistemik seperti .arbofuran ,J untuk pengendalian hama penggerek batang padi. i) "oisonous 8aits (8) 9ormulasi 8 atau umpan beracun menggabungkan bahan yang dapat dimakan hama atau yang menarik hama dengan insektisida agar meningkatkan efekti$itas perlakuan. 7enis umpan sangat ber$ariasi tergantung pada renspos hama terhadap umpan. #) !low Release 9ormulations (!R) Dalam pemakaian berbagai formulasi insektisida umumnya efekti$itasnya ber#angka pendek sehingga agar diperoleh hasil pengendalian yang optimal perlu diadakan perlakuan insektisida beberapa kali dalam satu musim tanam yang dapat meningkatkan biaya pengendalian. Muncullah keinginan untuk memperoleh formulasi yang memungkinkan pengaruh insektisida dapat diperpan#ang dan tidak sering diadakan pengulangan perlakuan agar dapat lebih menghemat biaya. !aat ini telah dapat diproduksikan berbagai bentuk formulasi !R seperti G.epingan alatH atau 9ly !trip, .erah .utu =n#ing, atau 9lea :ollars. 8entuk !R lain adalah mikroencapsulasi insektisida. :ontohnya mikroencapsulasi methyl paration. Disini insektisida diselimuti oleh kapsul yang mempunyai lubang-lubang mikroskopis sehingga insektisida keluar dari kapsul secara berlahan-lahan. Dengan menggunakan formulasi tersebut diharapkan petani dapat mengurangi #umlah aplikasi, tidak harus tepat dalam menetapkan waktu pengendalian, dan mengurangi bahaya bagi peker#a. )etapi #enis formulasi ini sebaliknya akan

memperpan#ang acanaman dan bahaya bagi serangga yang bermanfaat seperti lebah madu dan imago parasitoid dan predator. Daun memiliki beberapa sifat morfologi, diantaranya yaitu trachoma (bulu daun), lapisan lilin, bentuk permukaan. Dalam praktikum ini pengamatan dilakukuan dengan mengamati #umlah trachoma, lapisan lilin, dan bentuk permukaan daun (#agung, kacang pan#ang, ketela rambat, padi, talas). "ada daun #agung memiliki #umlah trikoma 45 buah, lapisan lilin agak banyak (AAA), dan bentuk permukaannya bergelombang. "ada daun kacang pan#ang memiliki #umlah trikoma * buah, lapisan lilin sedikit (AA), dan bentuk permukaannya bergelombang. "ada daun ketela rambat memiliki #umlah trikoma 4 buah, lapisan banyak (AAAA), dan bentuk permukaannya rata. "ada daun padi memiliki #umlah trikoma 0* buah, lapisan lilin sedikit (AA), dan bentuk permukaannya bergelombang. "ada daun talas memiliki #umlah trikoma ( buah, lapisan sangat banyak (AAAAA), dan bentuk permukaannya rata. Rambut yang ada pada permukaan daun mengurangi kontak dan penyebaran pestisidasehingga menghambat penyerapan pestisida pada daun. apisan lilin menyebabkan

mengurangi daya pelekatan dari pestisida. Demikian pula permukaan daun yang tidak rata mengurangi perataan sebaran pestisida. !ifat-sifat daun tersebut menurunkan efektifitas pestisida, terutama racun kontak dan perut. "engu#ian pestisida racun perut yang dilakukan pada praktikum ini menggunakan bahan daun sawi yang dicelupkan pada pestisidaAstricker, dan tanpa sticker. Diperoleh hasil mortalitas #angkerik selama 0@02 #am yaitu*. "ada perlakuan pestisidaAsticker #umlah rata-rata mortalitas #angkerik yaitu *?,4, dan mortalitas yang paling banyak pada perlakuan ini yaitu pada daun tanpa disemprot dengan air, hal ini dapat dilihat pada hasil table 2. 0. "ada perlakuan pestisidaAsticker #umlah rata-rata mortalitas #angkerik yaitu *4,4, dan mortalitas yang paling banyak pada perlakuan ini yaitu pada daun tanpa disemprot dengan air, hal ini dapat dilihat pada hasil table 2. Dengan demikian antara perlakuan pestisidaAstricker dengan tanpa stricker yang lebih efektif untuk mempercepat mortalitas yaitu pada perlakuan pestisada tanpa stricker dengan ditun#ukan #umlah rata-rata mortalitasnya sebanyak *4,4.

"estisida memiliki bermacam-macam #enis diantaranya yaitu insektisida, fungisida, herbisida, nematisida, rodentisida, bakterisida, dan lain-lain. "ada praktikum pengenalan pestisida kebanyakan pestisida yang digunakan yaitu #enis insektisida pembasmi serangga, seperti 8etados, !e$in, Mipicindo, ;irtaco,Metindo, )rebon, 9lorba :, Marshal, Decis, 9uradan, dan !idamethrin. !edangkan yang berfungsi sebagai herbisida yaitu 8asmilang, pembasmi bakteri yaitu =grimicyn, pembasmi #amur 9olirfos, dan pembasmi cendawan yaitu Dithane M-24. !II. "esi'$ulan dan Saran A. "esi'$ulan a) Daun memiliki sifat-sifat morfologi diantaranya yaitu- trichoma (bulu pada permukaan daun), lapisan lilin, bentuk permukaan daun. !ifat-sifat morfologi tersebut dapat mempengaruhi efektifitas penyebaran pestisida, terutama racun kontak dan racun perut. b) "estisida merupakan substansi kimia dan bahan lain serta #asad renik dan $irus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. "estisida memiliki berbagai formulasi, dan formulasi tersendiri terdiri atas bahan aktif dan bahan ramuan (bahan pembawa, perekat, pewarna, aroma). =dapun formulasi pestisida diantaranya yaitu- >mulsifiable :oncentrate (>:), <ettable "owders (<")/tepung, !olution (!)/larutan, !oluble "owder (!")/serbuk kering, =erosol, 9lowable "owder, Dust (D)/debu, "oisonous 8aits (8), !low Release 9ormulations (!R), dan lain-lain. 0. Saran a) !etelah diketahui sifat-sifat pestisida, sebaiknya dalam penggunaannya lebih bi#ak, dengan tidak berlebihan dalam menggunakannya. b) :ara pemberian pestisida sebaiknya diperhatikan pula sifat morfologi daun (trichoma, lapisan lilin, bentuk permukaan) yang akan diberi pestisida, sebab hal ini menentukan efektifitas pestisida tersebut.

Da(tar Pusta%a =rfamil/am. 0?*?. Arti Kode Peptisida. (En-line) 1ttp-//www.kaskus.us, diakses 0? =pril 0?**. =rdiant.0??+. Penggolongan Pestisida. (En-line)http-//ardiant*6*.wordpress.com, diakses *+ =pril 0?*. D#afaruddin.0??6.Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman.8umi =ksara-7akarta. 'uraini, !iti. 0?**. Pestisida. (En-line) 1ttp-//www.blogspot.com, diakses 0? =pril 0?**. Iaif. 0?*?. Pestisida. (En-line) 1ttp-//www.bioweb.wku.edu, diakses 0? =pril 0?**.

LAPORAN PRA"TI"UM PESTISIDA DAN 0IOPESTISIDA PERTANIAN


A+ARA I MENGENAL MORFOLOGI DAUN DAN SIFAT-SIFAT PESTISIDA

Se'ester Gena$ 3:):A3:)) Ole 2 Ro'bon&an 7 M. "o'arudin Toni Antonia. 0 A(it Sidi% Deni "a'ila RiB%i Nu&ra a ,A)L::@)?=,A)L::@)?>,A)L::@)?@,A)L::@)@:,A)L::@)@)-

"EMENTERIAN PENDIDI"AN NASIONAL UNI!ERSITAS *ENDERAL SOEDIRMAN FA"ULTAS PERTANIAN LA0ORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN PUR.O"ERTO 3:))

LAPORAN PRA"TI"UM PESTISIDA DAN 0IOPESTISIDA PERTANIAN


A+ARA I!A PENGUJIAN RACUN PERUT

Se'ester Gena$ 3:):A3:)) Ole 2 Ro'bon&an 7 M. "o'arudin Toni Antonia. 0 A(it Sidi% Deni "a'ila RiB%i Nu&ra a ,A)L::@)?=,A)L::@)?>,A)L::@)?@,A)L::@)@:,A)L::@)@)-

"EMENTERIAN PENDIDI"AN NASIONAL UNI!ERSITAS *ENDERAL SOEDIRMAN FA"ULTAS PERTANIAN LA0ORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN PUR.O"ERTO 3:))

LAPORAN PRA"TI"UM PESTISIDA DAN 0IOPESTISIDA PERTANIAN


A+ARA I!0 PENGU*IAN INSE"TISIDA RA+UN "ONTA"

Se'ester Gena$ 3:):A3:)) Ole 2 Ro'bon&an 7 M. "o'arudin Toni Antonia. 0 A(it Sidi% Deni "a'ila RiB%i Nu&ra a ,A)L::@)?=,A)L::@)?>,A)L::@)?@,A)L::@)@:,A)L::@)@)-

"EMENTERIAN PENDIDI"AN NASIONAL UNI!ERSITAS *ENDERAL SOEDIRMAN FA"ULTAS PERTANIAN LA0ORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN PUR.O"ERTO 3:))

Anda mungkin juga menyukai