Anda di halaman 1dari 31

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku. Semua perilaku merupakan cerminan jiwa. Jiwa tidak dapat dilihat., tetapi dapat dimanifestasikan dalam perilaku. Meski perilaku merupakan manifestasi atau wujud penampilan dari kondisi kejiwaan, namun tidak berarti bahwa kondisi kejiwaan yang sama akan menghasilkan perilaku yang sama. Sebagai sebuah ilmu, psikologi berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu pendekatan yang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan secara sistematits, berdasarkan atas data empiris dan dapat diuji kebenarannya. Metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian psikologi adalah: 1. Metode longitudinal Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data tentang subjek yang sama secara berulang-ulang dalam rentang waktu yang panjang. Penelitian yang menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang lama, kesabaran dan ketekunan. 2. Metode cross-sectional Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data pada satu titik waktu dan sampel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang dibandingkan variabelnya. Penelitian ini tidak membutuhkan waktu yang lama

Metode penelitian yang biasa digunakan dalam psikologi belajar adalah: 1. Penelitian historis Yaitu penelitian yang bertujuan mempelajari, memahami dan menjelaskan peristiwa-peristiwa masa lalu. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merumuskan kesimpulan tentang sebab-sebab, efek-efek atau kecenderungankecenderungan peristiwa masa lalu yang membantu untuk menjelaskan

kejadian saat ini atau untuk mengantisipasi peristiwa di masa yang akan datang. 2. Penelitan deskriptif Yaitu penelitian yang bertujuan menguji dan melaporkan segala sesuatu secara apa adanya dalam upaya memahami dan menjelaskannya. Penelitian ini mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi beberapa isu atau masalah. 3. Penelitian Korelasional Yaitu suatu pendekatan penelitian dimana peneliti berupaya untuk

menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabelvariabel tersebut adalah rentang karakteristik manusia, seperti tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya. Namun jika ditemukan adanya hubungan antara dua variabel tidak berarti bahwa satu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih itu biasanya ditunjukkan dengan koefiosien korelasi (r) antara 0,00 (tidak ada korelasi) hingga 1,00 (korelasi yang paling signifikan). 4. Penelitian Komparatif Yaitu pendekatan penelitian dimana peneliti bertujuan mencari hubungan langsung diantara variabel-variabel yang dibandingkan satu sama lain. Dalam pendekatan penelitian ini, pemeliti harus berupaya membandingkan

kelompok-kelompok yang berbeda. 5. Penelitian Eksperimental Yaitu suatu penelitian dimana peneliti secara aktif memanipulasi sebuah variable independent untuk mengamati perubahan-perubahan pada variable dependennya. Peneliti dengan sengaja mengenakan perlakuan atau treatment, yang ingin diketahui akibat dari treatment tersebut. Prinsip dalam eksperimen ialah ingin engetahui efek sesuatu perlakuan yang dikenakan oleh peneliti terhadap keadaan yang dikenainya.

Objek yang tertentu dapat diuji kebenarannya, karena objek itulah yang akan menunjukkan pokok penelitian dan pembahasan dalam bidang ilmu itu. Objek psikologi dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah objek yang dipandang secara keseluruhan . Objek material dari psikologi adalah manusia. Manusia, disamping menjadi objek psikologi juga menjadi objek bagi ilmu-ilmu yang lain. Sosiologi, antropologi, sejarah, biologi, ilmu kedokteran,ilmu hukum, ilmu mendidik semua objeknya adalah manusia. Objek formal adalah jika menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu. Objek formal dari psikologi adalah perilaku. Perilaku adalah segala

kegiatan/tindakan/perbuatan manusia yang keliahatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadarinya.

Sejarah Psikologi Psikologi berkembang diawali dalam bidang filsafat yang dikenal sebagai induk dari berbagai ilmu. Dua Filsuf ynani kuno yang sudah mempelajari siskologi adalah Plato dan Aristoteles. Plato memandang aspek psikis manusia (Yang disebutnya

sebagai jiwa) bersifat immaterial, karena sebelum masuk kedalam tubuh manusia sudah ada terlebih dahulu dalam alam para sensoris. Menurut Aristoteles, jiwa adalah jumlah dari daya hidup dengan proses-prosesnya, yaitu keseluruhan prinsip vital dari suata organisme. Fungsi jiwa ini terbagi dua yaitu kemampuan untuk mengenal dankemampuan untuk berkehendak. Kemudian psikologi berkembang sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1874. Tokoh pendiri psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri adalah Wilhelm Wundt (1832-1920). Dalam dunia islam juga terjadi upaya pengembangan psiokolgi berdasarkan pendekatan islam, yang penting bagi pengembangan khazanah keilmuan dalam dunia islam. Tokoh-tokoh filsafat islam yang pernah mempelajari dan membahas tentang psikologi adalah Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Majah, Suhrawardi Al-Magful dan Nasir Al-Din Tusi.

Ruang Lingkup Psikologi Ditinjau dari ruang lingkupnya, psikologi digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari perilaku manusia pada umumnya yang dewasa, normal dan beradab. Psikologi khusus adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segisegi kekhususan dari perilaku manusia. Psikologi khusus ini bermacam-macam, antara lain psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi industri, psikopatologi. Dalam bidang pendidikan juga

berkembang psikologi belajar, psikologi mengajar, psikologi inteligensi, psikologi motivasi dan sebagainya.

PERKEMBANGAN
. Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif baik pada aspek fisik maupun psikis sebagai pengaruh dari proses pertumbuhan dan belajar. Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sjak masa pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan individu ini dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi bisa juga cepat. Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Beberapa kecendrungan yang merupakan prinsip

perkembangan, antara lain: a. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek. b. Setiapindividu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda. c. Perkembangan secara relative beraturan,mengikuti pola-pola tertentu. d. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. e. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh Fase, tetapi karena factor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat. f. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita.

Proses Perkembangan Menurut Santrock (2007) ada tiga proses yang dilibatkan dalamperkembangan, yaitu proses biologis, kognitif, dan sosial-emosi. Proses biologis adalah perubahan yang terjadi pada tubuh. Misalnya bayi belajar menggengam. Proses kognitif adalah perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa. Misalnya perkembangan cara

berbicara dan perkembangan kecerdasan seorang anak. Proses sosial-emosi adalah perubahan dalam hubungan dengan orang lain, perubahan emosi dan perubahan dalam kepribadian. Misalnya perkembangan seorang anak kecil dalam hubungan pertemanan.

Tahap-Tahap Perkembangan Dalam Life Span Perspective, kehidupan manusia terbagi dalam tiga masa yaitu: masa prenatal, masa perinatal dan masa post natal. Berdasarkan sifat perkembangan yang terjadi, masa post natal terbagi menjadi: masa progressif (0-25 th), masa statis (25-50 th) dan masa regressif (50 th keatas) Menurut Hurlock (1998), tahap-tahap perkembangan manusia dibagi menjadi: masa orok, masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa puber, masa remaja, masa dewasa, masa usia pertengahan dan masa usia lanjut. Menurut Santrock (2007), tahap-tahap perkembangan dibagi menjadi: periode kelahiran (mulai konsepsi hingga kelahiran) masa bayi (dari lahir hingga 18-24 bln), masa kanak-kanak awal (2-5/6 th), masa kanak-kanak akhir (6-11 th) dan masa remaja (10-12 th s.d 18-22 th). Aristoteles membagi masa perkembangan ini dibagi tiga tahap, yaitu: masa kanak-kanak (0-7 th), masa anak (7-14 th), masa remaja (14-21 th) setelah itu adalah masa dewasa. Donald B.Helms dan Jeffrey S.Turner memberikan urutan lengkap dari perkembangan individu, yaitu: masa pranatal (sebelumlahir dari masa konsepsi sampai lahir), masa bayi (0-2 th), masa kanak-kanak (2-3/4 th), masa anak kecil (3/4-5/6 th), masa anak (6-12 th), masa remaja (12-19 th), masa dewasa muda (19-30 th), masa dewasa (30-65 th) dan masa usia lanjut (65 th keatas).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Sampai awal abad 20, para ahli masih percaya bahwa lingkungan merupakan satu-satunya factor yang mempengaruhi perkembangan. Saat ini para ahli percaya bahwa perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Pada saat lahir seorang bayi telah membawa semua jenis keterampilan mental dan predisposisi sebagai potensi awal yang sangat dibutuhkan bagiperkembangan selanjutnya.

Hereditas Hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. temperamen dan bakat. Lingkungan Lingkungan adalah segala materiil dan stimuli dalam dan diluar diri individu. Lingkungan psiologis, lingkungan pesikologis dan lingkungan sosio-kultural. Faktor hereditas meliputi: sifat-sifat kejasmanian,

Lingkungan psiologis adalah segala kondisi dan materiil didalam dan diluar tubuh. Lingkungan pesikologis adalah stimulasi yang diterima individu sejak masa dalam kandungan hingga meninggal. Lingkungan sosio-kultural adalah segala stimulasi

interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat dalam lingkungan prenatal adalah gizi, obat-obatan, usia ibu, radiasi, infeksi dan gangguan fungsi plasenta. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat berada di lingkungan post natal adalah gizi, kesehatan/penyakit, keadaan social ekonomi, suhu/musim, pendidikan dan lain-lain. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan. Hereditas dan lingkungan bekarja bersama-sama atau berkolaborasi untuk menghasilkan perkembangan individu. Seberapa besar pengaruh hereditas dan

lingkungan pada setiap aspek perkembangan berbeda-beda. Para ahli berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat emosional seperti perasaan takut, kemauan dan tempramen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas. Jalan perkembangan manusia sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan (hereditas) yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan atau penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas dibawa pengaruh factor-faktor lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat. Seorang anak dapat berkata-kata karena ia mempunyai pembawaan (hereditas) untuk berkata kata, kemudian dilatih/diajar berkata- kata (faktor lingkungan). Jika

salah satu factor itu tidak ada tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat berkembang. Disamping pembawaan (hereditas) untuk berkata-kata, kita dapat

mengatakan pula tentang pembawaan (hereditas) ilmu pasti, pembawaan untuk bahasa, untuk mengambar dan lain-lain. Tiap-tiap sifat dan ciri-ciri manusia dalam perkembangannya dan yang lebih ditentukan oleh lingkungannya dan ada pula yang lebih ditentukan oleh pembawaannya (hereditas).

BELAJAR
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dimana perubahan itu harus relative mantap. Pengetahuan, kemampuan dan kompetensi didapat dari proses belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Secara garis besar, Suryabrata (1989) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pemelajar, yang meliputi faktorfaktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis. 2. faktor-faktor yang berasal dari luar diri pemelajar, yang meliputi faktor-faktor sosial dan faktor-faktor non sosial. Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu: 1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif dalam belajarnya, sebaliknya orang yang keadaan jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas belajar. 2. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis

tertentu, terutama kesehatan panca indera akan mempengaruhi belajar. Faktor-faktor pesikologis yang mempengaruhi belajar antara lain mencakup: 1. Minat, adanya minat terhadap objek yang di pelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal. 2. Motivasi, motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajar yang dicapainya.

3.

Inteligensi, merupakan modal utama dalam melakukan aktivitas belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal.

4.

Memori, kemapuan merekam, menyimpan dan mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

5.

Emosi, emosi yang positif akan sangat membantu kerja saraf otak untuk merekatkan apa yang dipelajari kedalam memori.

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi belajar meliputi orang tua, guru dan teman-teman atau orang-orang disekitar lingkungan belajar. Faktor non sosial yang mempengaruhi belajar merupakan faktor-faktor luar yang bukan faktor manusia yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya keadaan udara, suhu dan cuaca, waktu, tempat dan alat-alat atau perlengkapan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, juga dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: 1. Faktor-Faktor Stimulus Belajar Yang dimaksud dengan stimulus belajar disini yaitu segala hal diluar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh pelajar. Berikut ini hal yang berhubungan dengan factor stimulus belajar : panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan eksternal. 2. Faktor-Faktor Metode Belajar Metode mengajar yang dipakai oleh pengajar samgat mempengaruhi metode yang dipakai oleh pelajar. Dengan perkataan lain metode yang dipakai pengajar menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor faktor metode belajar menyangkut hal berikut : kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan

10

keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar dan kondisi-kondisi insentif. 3. Faktor-Faktor Individual Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Faktor-faktor tesrsebut antara lain: kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi

kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi.

Teori-teori tentang belajar Dalam perkembangannya, peristiwa belajar dapat ditinjau dari perspektif yang berbeda-beda. Peristiwa belajar tersebut dibedakan menurut teori belajar, diantaranya teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif dan teori belajar humanistic. 1. Teori behavioristik Teori behavioristik mengemukakan bahwa manusia akan belajar dan

mengalami proses belajar apabila proses pembelajaran tersebut dikondisikan. Teori belajar behavioristik di kemukakan oleh E.L. Thordike, Ivan Pavlov dan B.F.Skinner 2. Teori belajar kognitif Ahli-ahli teori belajar kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari usaha untuk dapat mengerti dunia. Caranya kita berfikir tentang situasi, sama baiknya kita berfikir tentang kepercayaan, harapan,m dan perasaan yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Teori belajar kognitif di kemukakan oleh Jerome Bruner, David Ausubel dan Robert Gagne. 3. Teori belajar humanistic Ahli-ahli teori belajar humanistic berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh bagaimana para peserta didik berfikir dan bertindak, teori tersebut juga dipengaruhi dan diarahkan oleh arti pribadi dan perasaan-perasaan mereka ambil dari pengalaman belajar mereka. Teori belajar humanistic di kemukakan oleh Maslow dan Rogers.

11

INTELEGENSI
Definisi Intelegensi Menurut William stern (dalam crow and crow, 1984) mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru atau kondisi baru dengan menggunakan alat alat berfikir ssesuai dengan tujuannya. Sternberg (dalam eggen dan kauchak 1997), mendefinikasikan intelegansi sebagai tiga dimensi, yaitu;(a) kapasitas untuk memperoleh pengetahuan, (b) kemampuan untuk berfikir dan logika dalam bentuk abstrak, dan (C) kappabilitas untuk memecahkan masalah. David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi a. Pengaruh faktor bawaan pembawaan ditentukan oleh sifat sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.batas kesanggupan kita, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu permasalahan, pertama tama ditentukan oleh pembawaan kita. meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan perbeadaan masih tetap ada. d. Pengaruh faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya. Kematangan berhubungan erat dengan umur.

12

e. Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. f. Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. g. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang. Teori-teori Intelegensi 1. Teori General Intelegence dari Spearman Menurut Spearman, intelegensi adalah kemampuan umum yang terutama berkaitan dengan induksi hubungan atau saling hubungan. Teori dari Spearman ini dinamai teori dua faktor (two factor theory). 2. Teori Intelegensi dari Cattel Raymond b. Cattell menyarankan teori yang banyak mempengaruhi teori struktur intelegensi. Ada dua macam unsure kecerdasan umum, yaitu Intelegensi yang fluid dan intelegensi yang Kristal.

13

3. Teori Structure of Intellect dari Guilford Guilford menyarankan bangunan perpaduan berbagai unsur kecerdasan dalam bentuk kubus matriks yang dinamakan Structure of Intellect (SOI). Model SOI ini mengklasifikasikan kemampuan intelektual menjadi tiga dimensi, yaitu: a. Dimensi Operasi b. Dimensi Isi c. Dimensi Produk

4. Teori Multiple Intelegence dari Gardner Menurut Gardner, intelegensi manusia memiliki delapan dimensi, yaitu : a. Kecerdasan Linguistik, yaitu sesitivitas terhadapmakna dan susunan kata-kata dan penggunaan bahasa yang bervariasi. b. Kecerdasan Matematika-Logis, yaitu kemampuan untuk mengerjakan rangkaian logika yang panjang dan mengenali pola dan susunan realitas. c. Kecerdasan Spasial, yaitu kemampuan untuk merasakan dunia visual secara akurat dan menciptakan kembali, mentransformasi atau memodifikasi aspekaspek realita atasdasar persepsi. d. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, yaitu kemampuan mengunakan tubuh dengan baik dan menghandle objek. e. Kecerdasan Musikal, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami dunia musik. f. Kecerdasan Interpersonal, yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain. g. Kecerdasan Intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengakses kehidupan internal sendiri. Kecerdasan Naturalis, yaitu kemampuan untuk memahami, menikmati, memanfaatkan alam dan menyatu dengan alam.
14

5. Triarchic Theory of Intelegence dari Sternberg Sternberg memandang intelegensi manusia dapat dipisahkan kedalam prosesproses komponen yang mempengaruhi cara individu berpikir dan memecahkan masalah.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Peserta didik Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Belajar Peserta didik belajar seseorang bisa dibagi 2 yaitu : a. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang kita sebut faktor individual. b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor itu antara lain : 1) Kematangan/pertumbuhan Mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya ; potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu. 2) Intelegensi Di samping pematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan /dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. 3) Latihan dan Pengulangan Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi meningkat dan mendalam. 4) Motivasi Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.

15

5) Sifat-sifat pribadi seseorang Sifat-sifat keperibadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai (termasuk hal ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan). 6) Keadaan keluarga Termasuk dalam keluarga ini ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan yang penting . 7) Guru dan cara mengajar Terutama dalam belajar di lembaga formal, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang menentukan bagaimana hasil belajar yang akan dicapai anak didiknya. 8) Alat-alat pelajaran Alat-alat pengajaran yang tersedia lengkap ditambah cara mengajar yang baik dan guru-gurunya akan mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran bagi anak didik. 9) Lingkungan dan kesempatan Pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih lagi berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa. Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapainya. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada tinggi rendahnya intelegensi

16

yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. Salah satu cara untuk mengukur intelegensi seseorang yaitu dengan mengunakan tes IQ.

17

MOTIVASI
Motivasi adalah suatu tenaga (dorongan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh

sesuatu kekuatan dari dalam dirinya sendiri, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.

Teori-teori Motivasi Menurut Elliot, dkk ada empat teori motivasi yang saat ini banyak dianut, yaitu: 1) Teori Hirarki Kebutuhan Maslow Menurut teori ini, orang termotivasi terhadap suatu prilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima kebutuhan dalam teori Maslow, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri (self actualization). 2) Teori Kognitif Bruner Kunci untuk membangkitkan motivasi Bruner adalah discovery learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan, dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri. 3) Teori Kebutuhan Berprestasi (need Achievementtheory) Mc. Clelland menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan, tugas-tugas yang cukup sulit, dan ia bisa melakukan dengan baik. 4) Teori Atribusi Teori ini bersandar pada tiga asumsi dasar (petri, dalam elliot, dkk, 1996), yaitu :Orang ingin tahu penyebab prilakunya dan prilaku orang lain, terutama prilaku yang penting bagi mereka; (1) Mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random;

18

(2) Penyebab perilaku yang di tetapkan individu mempengaruhi perilaku berikutnya. 5) Teori Operant Conditioning Skinner Menurut Skinner, perilaku dibentuk dan dipertahankan oleh konsikuensi dari perilaku sebelumnya mempengaruhi perilaku yang sama. Konsikuensi yang dimaksudkan ada 2 macam, yaitu : (1) Konsikuensi Positif (Reward) (2) Konsikuensi Negatif (Punishment) 6) Teori Social Kognitif Learning Menurut Bandura, orang belajar berperilaku dengan cara mencontoh. Perilaku orang lain yang dianggap berkompeten disebut model. Observasi terhadap model dapat menghasilkan sebagian perubahan yang signifikan pada perilaku seseorang.

Prinsip-prinsip Motivasi Beberapa prinsip motivasi menurut Kennet H. Hover yaitu: prinsip kompetisi, prinsip pemacu, prinsip ganjaran dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan, pemahaman hasil, pengembangan minat, lingkungan yang kondusif, keteladanan

Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. Motivasi ini timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu atau untuk melakukan tindakan yang terarah kepada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana.

Jenis-jenis Motivasi Belajar Menurut Winkel berdasarkan sumbernya motivasi belajar dapat dibedakan blom menjadi dua jenis yaitu :

19

1) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena ada rangsangan atau bantuan dari orang lain. Ada peristiwa diluar individu yang mempengaruhi

individu. Sehubungan dengan motivasi eksterinsik ini ada motivasi sosial, yang timbul dalam interaksi dengan lingkungan. 2) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain. Dalam hal ini ada thubungan tindakan dan tujuan, bersifat fungsional dan organik.

Ciri-ciri Motivasi Belajar Beberapa ciri motivasi yaitu : 1) Tekun menghadapi tugas, artinya dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai; 2) Ulet menghadapi kesulitan, artinya tidak lekas putus asa; 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 4) Lebih senang bekerja sendiri; 5) Cepat bosan terhadap tugas rutin; 6) Dapat mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin akan sesuatu; 7) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang sudah diyakini; 8) Suka mencari dan menyelesaikan masalah.

Fungsi Motivasi Belajar Fungsi motivasi belajar menurut Mosely adalah sebagai berikut : 1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan (tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar); 2) Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan; 3) Motivasi sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

20

Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut : 1) Faktor fisiologis, antara lain yaitu kelelahan baik kelelahan mental maupun fisik; 2) Emosi atau yang disebut dengan kondisi yang termotivasi. Emosi meningkatkan keinginan seseorang melakukan sesuatu; 3) Kebiasaan yang bisa menjadi motivator; 4) Mental sets, nilai dan sikap individu; 5) Faktor lingkungan dan insensif.

Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar harus dijalankan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar; 2) Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar; 3) Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman; 4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar; 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar; 6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Memperkuat Motif untuk Mencapai Belajar Motif sangat penting dalam belajar, oleh karena itu sangat perlu diusahakan agar motif itu semakin kuat, antara lain: 1. Memperpadukian motif-motif kuat yang sudah ada. 2. Memperjelas tujuan yang hendak dicapai. 3. Merumuskan tujuan sementara. 4. Merangsang pencapaian kegiatan. 5. Membuat situasi persaingan. 6. Persaingan dengan diri sendiri. 7. Beritahukan hasil yang dicapai. 8. Beri contoh hal yang positif.

21

MEMORI
Memori adalah kemampuan jiwa untukmemasukan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampumenyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya. Memori mempunyai tiga fungsi/proses, yaitu: memberi kode/sandi,

menyimpan dan menimbulkan kembali. Pada proses penyimpanan, informasi yang telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur memori. Pada proses penimbulan kembali informasi yang tersimpan berusaha diakses kembali pada saat dibutuhkan. Proses memunculkan kembali memori (record) yang tersimpan dalam memori permanent meliputi tiga cara, yaitu: recall, recognition dan rekonstruksi inferensial. Sistem memori manusia tersusun dari tiga komponen storage (penyimpanan). Informasi (yaitu stimulus dari lingkungan) terlebih dahulu melalui sensory storage, lalu melawati short-term memory dan pada akhirnya berakhir dalam long term memory. Stimuli beragam yang akan mengaktifkan seorang pembelajar dalam memproses suatu memori dapat berupa data atau elemen psikologi, persepsi, fisiologi, lingkungan, emosi dan sosial. Dengan bimbingan seorang guru maka seorang pembelajar atau pelajar akan mampu menyimpan memori yang di-encoded dengan baik. Memori yang disimpan dalam encoding yang baik akan lebih mudah diakses kembali dan lebih mudah digunakan untuk membuat suatu konsep atau memecahkan suatu masalah. Peningkatan memori dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya: Mempelajari sesuatu berulang-ulang, menyediakan waktu lebih banyak untuk rehearsing atau mengulang encoding data tertentu, membuat bahan/materi yang memiliki arti atau kesan spesifik/tertentu, menggunakan mnemonic devices seperti cerita, akronim, mengaktifkan retrieval cues- rekreasi mental, me-recall peristiwa

22

ketika masih segar (fresh) kemudian menuliskan sebelum terjadi gangguan (interference), meminimalisir interference dan melakukan ujian (test) terhadap diri sendiri tentang apa yang mungkin membuat kita lupa. Pembentukan memori secara biologi, merupakan hal yang sangat kompleks yang terutama diperankan oleh sistem saraf yang berpusat di otak. Pusat dari proses mengingat di otak terletak pada area hippocampus. Secara sederhana, proses pembentukan memori atau proses terbentuknya ingatan dimulai dari adanya stimuli berupa audio, visual dan taktil (sentuhan) yang akan ditangkap oleh indra kita. Sebagian dari stimuli tersebut akan di-encoded dan sebagian tidak. Stimuli atau data yang di-encoded akan disimpan dalam bentuk short term memory atau immediate memory atau serupa pada RAM komputer. Selanjuitnya data akan di-encoded untuk kedua kalinya dan kemungkinan diperkaya dengan pengalaman atau memori yang telah ada sebelumnya atau nilai/kepercayaan yang telah ada untuk disimpan dalam bentuk long term memory atau setara disimpan dalam hard disc komputer. Proses pengayaan dengan nilai tertentu tersebut setara dengan penamaan atau notasi file pada komputer. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Memori Faktor-faktor yang mempengaruhi memori antara lain kondisi fisik dan usia. Kondisi yang sangat berpengaruh dalam mengingat adalah kelelahan, kurang tidur dan sakit. Seseorang yang dalam kondisi lelah, kurang tidur dan sakit akan mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu. Hal ini disebabkan karena pada kondisi seperti itu individu mengalami kemunduran kemampuan metal yang disebabkan oleh gangguan fisik tadi. Ingatan yang paling kuat terjadi pada masa anak-anak, yaitu pada usia 10-14 tahun. Orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan jika diminta untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari ataupun dialaminya, karenanya gejala yang paling umum ditemui pada masa ini adalah pikun.

23

Lupa Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau memunculkan kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Tidak berarti apa yang sudah kita pelajari akan hilang, hanya saja informasi tersebut terlalu lemah untuk ditimbulkan kembali. Perkembangan Memori Kemampuan memori manusia berkembang sejalan dengan pertambahan usia. Pada bayi yang baru lahir baru dimiliki kemampuan rekognisi, sedangkan kemampuan recall baru dicapai pada usia satu tahun. Anak-anak yang masih kecil dan bayi memiliki kapasitas memori, tetapi masih diragukan bahwa memori yang dibentuk dapat dipercaya atau dapat diakses kembali sebelum berusia dua tahun. Orang dewasa lebih bersandar pada representasi semantik, sementara anak-anak lebih bersandar pada representasi berbasis persepsi (yaitu imagery). Dalam hal menggunakan strategi

memori seiring bertambah usia maka strategi memori seseorang semakin meningkat. Anak-anak yang sudah cukup besar dan orang dewasa lebih cepat mengingat informasi dibandingkan dengan anak-anak yang masih kecil. Hubungan Memori dan Belajar Terdapat hubungan yang berat antara memori dan belajar. Dalam proses belajar akan melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi. Hasil belajar bisa diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui siswa. Jadi, dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa guna menyerap informasi yang diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali pada saat menjawab soal ulangan atau ujian.

24

EMOSI

Emosi adalah suatu kondisi biologi, psikologi dan fisiologi dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi seringkali disamakan dengan perasaan, namun keduanya dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibanding dengan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan perasaan. Perasaan menunjukan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri- ciri sebagai berikut: Pengalaman emosional bersifat pribadi, adanya perubahan aspek jasmaniah, emosi diekspresikan prilaku dan emosi sebagai motif. Fungsi Emosi. Emosi tidak hanya berfungsi untuk survival, atau sekedar untuk

mempertahankan hidup, Akan tetapi emosi juga berfungsi sebagai energizer atau pembangkit energy yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa pesan. Jenis dan Pengelompokan Emosi Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian yaitu, emosi yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau emosi negative. Emosi yang menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, gembira, kagum dan sebagainya. Sedang emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah,benci, takut dan sebagainya. Manusia mempunyai empat jenis emosi dasar yang telah dibawa sejak lahir dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan yaitu emosi takut, marah, sedih dan senang. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin bertambah jumlah/jenis emosi. Ekspresi emosi akan

25

ditampakan dalamperilaku. Misalnya: Emosi sedih akan diekspresikan dalam bentuk menangis. Perkembangan emosi ditandai dengan perkembangan ekspresi. Jika

ekspresi emosi berkembang maka akan semakin baik. Teori-teori Emosi Walgito mengemukakan tga teori emosi yaitu: Teori sentral, teori periferal dan teori kepribadian. 1. Teori sentral , Menurut teori ini, gajala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan- perubahan dalam kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh Cannon. 2. Teori Periferal Menurut teori ini, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh William James(18421910) dari amerika Serikat, yang bersamaan waktunya juga dikemukan oleh Carl Lange yang barasal dari Denmark. 3. Teori Kepribadian Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah. Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian masalnya apa yang dikemukakan oleh J.Linchoten.

Memelihara Emosi yang Konstruktif Beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosi yang konstruktif adalah: 1. Bangkitkan rasa humor 2. Periharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negative. 3. Berorientasi kepada kenyataan.

26

4. Kurangi dan hilangkan emosi yang negative. Beberapa cara menekan emosi negatif dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru memberikan perhatian kepada siswa. Jangan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, mengalihkan emosi negatif siswa menjadi emosi positif. Emosi marah (emosi negative) sebaiknya dikeluarkan jangan ditahan dengan jalan marah yang sehat. Beberapa cara marah yang sehat yaitu: marah pada orang yang tepat, marah pada waktu yang tepat, marah dengan kadar yang tepat (disesuaikan) dan dengan kesalahan yang tepat.

Pengaruh Emosi pada Belajar Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai

dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik mencakup penataan ruang kelas dan penggunaan alat bantu belajar, sedangkan lingkungan psikologis mencakup penggunaan music untuk meningkatkan hasil belajar.

Kecerdasan Emosi kecerdasan emosi (emotional intelligence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik, pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.

27

Meskipun IQ tinggi, tetapi bila kecerdasan emosi rendah tidak banyak membantu. Banyak orang cerdas dalam arti terpelajar tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi, ternyata bekerja menjadi bawahan orang yang IQ nya blebih rendah, tetapi unggul dalam kecerdasan emosi. Kecerdasan umum semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup sesorang sebanyak 20 % saja, sedangkan 80 % lainnya adalah apa yang disebut Emotional Intelligence. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat, kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya dimasa yang akan datang . Kecerdasan emosi jelas mempengaruhi kesuksesan hidup tetapi dalam konteks belajar disekolah kecerdasan intelektual (intelegensi) adalah modal utama dalam keberhasilan belajar. Kecerdasan emosi perlu ditumbuhkan semenjak anak masih kecil melalui naskah emosi yang sehat.

28

BERFIKIR
Menurut Khodijah ( 2006:117 ) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah satu keatipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman / pengertian yang kita kehendaki. Beberapa pendapat aliran psikologi tentang berfikir, yaitu : a. Psikologi asosiasi, mengemukakan bahwa berfikir merupakan jalannya atau bekerjanya tenggapan tanggapan. b. Aliran Behaviorisme, berpendapat berfikir bahwa berfikir adalah gerakan gerakan reaksi yang dilakukakan oleh urat syaraf dan otot otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan buah pikiran. c. Psikologi Gestalt, berfikir merupakan keaktifan psikis yang absrak, yang

prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indera kita.

Jenis Berpikir Menurut Floyd L. Ruch, berpikir ada tiga macam yaitu: 1. Berpikir deduktif adalah berpikir dari yang umum menuju yang umum. 2. Berpikir induktif adalah berpikir menarik kesimpulan dari berbagai kejadian dengan observasi. 3. Berpikir Evaluatif adalah berpikir kritis. Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Sedang manusia hanya memanfaatkan 12% kekuatan pikiranya, sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar, yg semacam "perasaan". Diantara

29

pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System (RAS) atau filter, yang untuk membuka, pintu otak kita mesti berada pada gelombang Alfa. Pikiran bawah sadar (yang 88% tadi) menyimpan: Memori, Self-image, Personality & Habits (kebiasaan).

Proses Berpikir Menurut Suryabrata (2004), proses atau jalannya berpikir itu pada pokonya ada tiga langkah yaitu : a. Pembentukan pengertian pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut : 1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. 2. Membandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada. 3. Mengabstrasikan. b. Pembentukan pendapat Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu 1. Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu. 2. Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal. 3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang

menerangkan keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal. c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan

30

Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan adalah sebagai berikut : 1. Keputusan induktif Adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju kesatu pendapat yang umum. 2. Keputusan deduktif Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif. 3. Keputusan analogis Adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.

31

Anda mungkin juga menyukai