Anda di halaman 1dari 3

REVITALISASI KAWASAN GANESHA

Hasil Diskusi Urban Talkshow oleh Keprofesian HMP-PL ITB @ radio KLCBS
Sabtu, 7 Juli 2012 pukul 10.30-11.45 Narasumber: - Dodit Ardian P, Ka. Subid. Perencanaan Sarana dan Prasarana Bappeda Bandung - Ibu Nina selaku ketua perencanaan revitalisasi sekaligus alumni ITB (PL71) Pemateri: - Ridzki Januar (PL08) - Rasmita Yulia (PL10)

Kawasan fungsional merupakan bentuk keanekaragaman suatu kawasan. Beberapa diantaranya yang termasuk kawasan fungsional yaitu tempat rekreasi, pendidikan, dan peribadatan. Beberapa tempat tersebut akan menjadi sebuah pusat kegiatan yang berpotensi mendatangkan orang-orang ke dalam kawasan tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah pusat kegiatan ekonomi. Dengan adanya sebuah pusat kegiatan tersebut maka muncul eksternalitas. Eksternalitas merupakan dampak yang muncul, bisa positif maupun negatif. Konteks eksternalitas yang dibahas kali ini berhubungan dengan pusat kegiatan yang ada di sekitar kampus ITB, yaitu taman ganesha, kebun binatang Bandung, kampus ITB, masjid salman, dan sekitarnya. Dampak positif yang muncul yaitu berkembangnya kegiatan ekonomi yang secara langsung maupun tidak menyediakan lapangan pekerjaan dan menggeliatkan perekonomian di sekitar kampus ITB. Selain itu, mahasiswa ITB yang merupakan target pasar juga terpenuhi kebutuhan sehari-hari dengan adanya pedagang kakli lima, tempat fotokopi, dan lain-lain. Dari situ, muncul lah dampak-dampak negatif seperti kemacetan lalu lintas, menjamurnya pedagang kaki lima, tumpukan sampah, dan parkir liar. Dengan adanya eksternalitas itu, baik positif maupun negatif, maka kawasan tersebut dinilai membutuhan penataan yang lebih holistik dengan perencanaan yang lebih melibatkan banyak pihak. Menurut Dodit Ardian P, Ka. Subid. Perencanaan Sarana dan Prasarana Bappeda, pembangunan kota, konteksnya penataan suatu kawasan, tidak melulu hanya perkara pemerintah saja, tapi secara menyeluruh melibatkan banyak pihak. Kota saat ini sudah menjadi suatu komunitas , yang terdiri dari pemerintah, masyarakat, akademisi, mahasiswa, yang sudah seharusnya ikut dalam pembangunan kota dengan menggunakan perannya masing-masing sebagai warga kota. Masalah utama yang muncul, terutama di sekitar kampus ITB, tidak lain merupakan cabang dari masalah klasik kota, urbanisasi. Orang-orang yang datang ke kota Bandung membutuhkan suatu pemerataan kesejahteraan, yang menyebabkan munculnya berbagai jenis kegiatan

ekonomi yang beragam, di sekitar kawasan kampus. Hal ini sebenarnya juga terjadi di beberapa kawasan fungsional lain di Kota Bandung. Penataan dan penertiban kawasan sekitar kampus ITB yang dikabarkan akan dimulai tahun 2013 ini, sebenarnya sudah pernah dilakukan. Sekitar tahun 2002, ada gagasan dari Dinas Cipta Karya Bandung yang bekerja sama dengan ITB tentang penataan sekitar jalan Ganesha. Karena tidak ada tindak lanjutnya, maka penertiban saat itu dinilai gagal, karena banyak PKL yang kembali berjualan di jalan Ganesha, setelah sebelumnya dipindahkan di jalan Gelap Nyawang. Karena saat ini dinilai momentumnya tepat serta dilandasi kerja sama pemkot dan alumni ITB 71, rencana penataan dan penertiban sekitar kampus ganesha, kembali dilakukan. Kerja sama perencanaan tersebut sudah ada dalam MoU yang ditandatangani empat bulan yang lalu dan saat ini sedang dalam tahap perencanaan dan penetapan. Revitalisasi atau penataan dan penertiban kembali ini, awalnya merupakan sebuah inisiasi alumni ITB 71 untuk menata taman ganesha, karena melihat keterbatasan pemerintah Kota Bandung dalam mengelola taman tersebut (dalam hal pendanaan). Kemudian ada penilaian bahwa ITB itu besar dan sebuah perencanaan kawasan itu tidak boleh parsial, munculah kerjasama antara alumni dan pemkot untuk mengadakan penertiban dan penataan kawasan sekitar kampus ITB. Untuk penataan taman ganesha dan sekitarnya ini akan tetap mempertahankan nilai sejarah yangg sudah ada sejak dulu, tetapi dengan desain dan fungsi yang baru. Beberapa diantaranya akan ada amphi, bangunan, dan sarana kreatif kreatif di taman ganesha. Bangunan yang ada dalam perencanaan bukan bangunan komersial, tetapi fungsinya untuk publik. Penataan kawasan ini rencananya akan dimulai tahun 2013 mendatang. Sedangkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar kampus ganesha akan dipindahkan ke Jalan Gelap Nyawang seperti rencana sebelumnya, dengan merobohkan bangunan lama dan membangunnya dengan gedung baru dua lantai. PKL yang akan dipindahkan ini merupakan PKL yang terletak di sekitar gerbang depan dan gerbang belakang ITB. Beberapa PKL juga aka nada yang dipindahkan di dalam kampus iTB atau pun dilarang berjualan di tempat-tempat yang sudah ditentukan, dengan sistem yang masih dalam proses penggodokan. Menurut IBU Ninan, selaku ketua perencanaan kawasan ini, Kebutuhan ITB akan PKL tidak sebanyak yang saat ini ada. Fokus berikutnya yaitu mengenai penertiban parkir di sekitar kampus ITB. Karena kampus sendiri dinilai sudah tidak mampu menampung mobil lebih banyak lagi, maka akan ada gedung parkir baru khusus untuk pakir. Rencananya, Pemkot akan bekerjasama dengan kebun binatang Bandung memanfaatkan lahan parkir kebun binatang yang ada di jalan Tamansari. Di lahan tersebut akan dibangun gedung tiga lantai dengan dua basement untuk parkir, dan satu lantai

untuk pujasera. Dari situ akan ada akses ke dalam kampus ITB. Sistem parkirnya sendiri akan menggunakan sistem terpadu, yaitu senin hingga jumat untuk mahasiswa ITB dan sabtuminggu (weekend) untuk kebun binatang Bandung. Dalam rencananya, proyek ini akan dimulai tahun 2014. Penataan (revitalisasi) kali ini dinilai lebih holistic, karena melibatkan banyak pihak sesuai perannya masing-masing, mulai dari pemkot, alumni, ITB, masyarakat, dan mahasiswa ITB, serta obyek perencanaan sendiri seperti PKL dan tukang parkir. Dalam pendekatannya, yang paling penting adalah pembinaan, sosialisasi, dan pengawasan yang menyeluruh. Perencanaan ini dinilai untuk membuat ITB menjadi sebuah kampung teknologi yang bisa dinikmati oleh banyak pihak, termasuk masyarakat. Oleh: Rasmita Yulia M / 15410025

Anda mungkin juga menyukai