Anda di halaman 1dari 13

Asal mula Bahasa Indonesia

Sumbangan Bahasa Melayu Riau Kepada Bahasa Indonesia Kantor Balai Pustaka Indonesia. Oleh : Prof. Dr. Khaidir n!ar" M . #ulisan ini men$elaskan sumbangan bahasa Melayu Riau terhadap bahasa Indonesia. Sumbangan itu dianggap luar biasa" bahkan seakan melimpah dan menyeluruh. Besarnya sumbangan bahasa Melayu itu bertolak dari beberapa %iri" antara lain fungsinya sebagai alat komunikasi dalam kehidupan tradisional dan modern" mudah menyesuaikan dengan dunia modern" mengandung unsur efisiensi bahasa yang %ukup besar" dan lain&lain. De!asa ini bahasa Indonesia telah mendapat sumbangan dari bahasa daerah" terutama 'a!a. Sumbangan bahasa Melayu sendiri terlihat berkurang. (. Pendahuluan Pada umumnya orang mengetahui bah!a bahasa lndonesia yang sekarang berasal dari bahasa Melayu. Istilah bahasa Melayu sendiri menga%u pada bahasa Melayu Riau" yaitu bahasa Melayu yang dia$arkan di sekolah&sekolah sebelum Perang Dunia II berke%amuk. Beberapa bahasa daerah $uga memberikan sumbangan kepada bahasa Indonesia" seperti bahasa 'a!a" Sunda" dan lain&lain. Bahkan" bahasa Indonesia $uga mendapat sumbangan dari bahasa Barat. Penerbitan buku di )eiden dengan $udul *uropean )oan +ords in Indonesian: ,he%klist of +ords of *uropean Origin in Bahasa Indonesia and #raditional Malay tahun (-./ mengingatkan tentang sumbangan bahasa&bahasa Barat kepada bahasa Indonesia.0 pa sumbangan bahasa Melayu Riau terhadap bahasa Indonesia1 kankah semua kata yang berada dalam kamus Melayu dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia1 Bagaimana dengan tata bahasanya12 Penulis memperkirakan hal ini sama dengan berbagai buku tentang gramatika bahasa Melayu yang $uga dapat dianggap membi%arakan bahasa Indonesia. Kalau demikian $alan pikiran kita" maka kita hanya mengganti nama sa$a" yaitu dari bahasa Melayu men$adi bahasa Indonesia. kan tetapi" %ara seperti ini tentunya bukan satu&satunya $alan untuk melihat persoalan 3 n!ar" (-.4: 567589. 5. Masalah :ama Selain diperingati sebagai bulan Sumpah Pemuda" bulan Oktober $uga diingat sebagai bulan pengukuhan bahasa persatuan" bahasa Indonesia.0 pakah sesudah peristi!a Sumpah Pemuda tahun (-5. kita sudah benar&benar mempunyai bahasa Indonesia" atau lebih tepat lagi menanamkan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia1 taukah pada !aktu itu orang Indonesia menganggap bah!a bahasa Melayu Riau sama dengan bahasa Indonesia12 Sepan$ang pengetahuan penulis" belum ada kesepakatan bulat di antara golongan nasionalis Indonesia pada !aktu itu tentang hal tersebut. Banyak orang yang menginginkan kemerdekaan Indonesia" namun tidak setu$u bahasa Melayu disebut bahasa Indonesia. Penulis sudah pernah membahas masalah ini di buku lain 3 n!ar" (-.4: 567 589.

Barangkali alasan yang paling kuat mengenai status bahasa Indonesia ialah se$ak didirikannya Republik Indonesia" sebab dalam ;ndang ;ndang Dasar (-6< disebutkan nama bahasa Indonesia. :amun" pernyataan ini tentu hanya dari sisi dasar hukumnya. Pembahasan ini sebaiknya $uga menyinggung sedikit tentang bahasa Melayu Riau.0 pakah penggunaan istilah bahasa Melayu Riau sudah benar12 Penulis berpendapat bah!a adanya istilah itu bukan karena berbagai dialek yang digunakan sehari&hari oleh penduduk yang terdapat di daerah Riau" namun karena telah berkembangnya suatu ragam bahasa baku di Kesultanan Riau masa lampau yang dipergunakan sebagai alat komunikasi resmi atau formal. Ragam bahasa formal ini tidak hanya terdapat di daerah Riau sa$a" tetapi $uga di daerah lain" seperti %eh" Palembang" beberapa daerah di Kalimantan dan =almahera. Dengan kata lain" ragam bahasa formal itu terdapat di seluruh dunia Melayu. ;ntuk membi%arakan perkembangan bahasa Melayu" analisis dunia Melayu sangat penting. Penulis teringat pada usaha Dr. Russell 'ones di )ondon untuk men%arikan suatu istilah dalam bahasa Inggris sebagai pengganti 0the Malay +orld2. pabila se%ara ketat kita hendak membatasi bahasa Melayu di Riau sa$a" penulis kira kurang tepat" !alaupun di masa lampau istilah bahasa Melayu Riau sering digunakan. Kalau penulis tidak salah tafsir" implikasi dari istilah bahasa Melayu Riau itu ialah bahasa Melayu tinggi" bahasa Melayu formal" dan bahasa Melayu baku. Penulis memperkirakan hal ini ada hubungannya dengan pendidikan di Sekolah Ra$a di Bukittinggi. Bahasa Minangkabau $uga merupakan bahasa Melayu" namun berbeda dengan bahasa Melayu Riau" karena posisi bahasa Melayu Riau> sebagai bahasa Melayu tinggi tadi. ?uru&guru di Minangkabau di masa lampau sering menggunakan istilah bahasa Melayu Riau> sebuah istilah yang mereka peroleh dari guru&guru berbangsa Belanda. Bila kita mengikuti pemikiran beberapa sar$ana Belanda" terlihat bah!a yang dianggap bahasa Melayu baku ialah bahasa yang banyak dikembangkan oleh guru&guru Melayu" terutama yang bertugas di Balai Pustaka. Profesor . #eeu! pernah menulis: One %an go further and say that it !as this @ery group of Minangkabau s%hool tea%hers at Balai Pustaka !ho made a signifi%ant %ontribution to the standardiAation of Malay !hi%h is often %alled Balai Pustaka Malay> it is the basis from !hi%h present&day Bahasa Indonesia is de@eloped 3#eeu!" t.t.: ((-9. +alaupun Profesor #eeu! tidak menggunakan istilah bahasa Melayu Riau" namun yang dimaksud dengan istilah bahasa Melayu Balai Pustaka itu pada dasarnya adalah bahasa Melayu Riau dalam pengertian kita di atas. Sar$ana Belanda lain" Profesor ?. +. '. Dre!es" yang pernah bertugas di Balai Pustaka $uga menekankan pentingnya Balai Pustaka dalam hubungannya dengan pembakuan bahasa. Menurut Dre!es" bahasa manuskrip yang dikirimkan oleh Balai Pustaka sering diperbaiki oleh *ngku&engku Balai Pustaka dan para pengarang. Pengirim hendaknya tidak merasa tersinggung" bahkan harus berterima kasih atas perbaikan&perbaikan itu 3Dre!es" (-.(: (457(4/9. Bila kita sepakat bah!a bahasa Melayu Balai Pustaka kemudian berubah nama men$adi bahasa Indonesia" maka sumbangan bahasa Melayu Riau terhadap perkembangan bahasa Indonesia adalah luar biasa besarnya. Bahkan" barangkali tidak tepat kalau kita sebut

hanya dengan istilah sumbangan. Bagi bahasa Indonesia" bahasa Melayu lebih dari sekadar sumbangan. Ia merupakan pelimpahan yang ber!u$ud bahasa Indonesia modern. Penulis berpendapat bah!a bahasa Indonesia tidak harus dilihat hanya sebagai kelan$utan dari bahasa Melayu Balai Pustaka atau bahasa Melayu Riau. Dengan pendapat sema%am ini" orang akan dapat mengemukakan argumentasi" bah!a ragam bahasa Melayu lain $uga merupakan unsur penting dalam menun$ang terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa modern. Bisa sa$a kemudian dikatakan" bah!a bahasa Melayu Riau bukan merupakan pendorong" melainkan malah men$adi penghambat tumbuhnya bahasa Indonesia. Pada kasus tersebut" penulis teringat pada perdebatan antara Profesor Dre!es dengan Dr. ,. +. +atson 3+atson" (-8(: 6(876//9. Perdebatan itu tidak langsung berkait dengan bahasa Indonesia" melainkan tentang sastra Indonesia. :amun" implikasinya $uga menyangkut bidang bahasa. Profesor Dre!es menganggap Dr. +atson kurang menekankan pentingnya peran Balai Pustaka" dan mengingatkan $asa&$asa penulis pada masa pra&Balai Pustaka" di antaranya penulis&penulis #ionghoa. Memang tidak dapat disangkal bah!a tulisan&tulisan yang terdapat di berbagai surat kabar menggunakan bahasa Melayu rendah. Dengan demikian" bahasa Melayu Riau dianggap tidak memainkan peran dalam mendorong terbentuknya bahasa Indonesia modern. Bahasa Melayu Riau pada a!alnya tentu lebih banyak digunakan sebagai alat komunikasi dalam membi%arakan hal&hal yang lebih bersifat tradisional" sedangkan bahasa Melayu rendah di surat&surat kabar sering membahas hal&hal yang berkaitan dengan kehidupan modern" seperti ekonomi" politik" pendidikan" dan lain&lain. Dengan sendirinya" bahasa Melayu rendah merupakan alat modernisasi. kan tetapi" bagaimana dengan bahasa Melayu Riau yang dipakai di sekolah&sekolah1 Bahasa ini tentu sedikit banyak dipakai pula untuk membi%arakan hal&hal yang ada hubungannya dengan Aaman modern. Spekulasi yang %ukup menarik ialah bagaimanakah bentuknya andaikan bahasa Melayu 3Riau9 tidak ada atau tidak di$adikan basis pembentukan bahasa Indonesia1 pakah bahasa Melayu rendah akan men$adi bahasa Indonesia1 pakah bangsa Indonesia mau menerima 0bahasa rendahan2 itu men$adi bahasa nasional1 Seperti diketahui" dunia mengenal lahirnya bahasa nasional yang berasal dari bahasa rendahan atau %reole. /. Respektabilitas Pengalaman di beberapa negara berkembang" terutama negara&negara baru yang mempunyai masyarakat yang sudah tua" pemilihan bahasa resmi atau bahasa nasional sering terkait dengan soal tradisi besar. Banyak orang berpendapat bah!a bahasa yang mempunyai martabat adalah bahasa yang mempunyai tradisi besar" yaitu bahasa yang di masa lampau sudah dipakai sebagai kendaraan budaya tinggi" baik dalam bentuk sastra maupun dalam bentuk pemikiran atau keilmuan pada umumnya. Sebaliknya" dalam alam modern yang amat diperlukan adalah efisiensi" kepersisan" dan perbendaharaan kata yang %ukup untuk mengungkapkan peradaban modern. ntara tradisi besar dan tuntutan dunia modern tidak selalu terdapat kaitan yang erat. da

bahasa modern yang efisien dan dapat memenuhi tuntutan kehidupan modern" tetapi ada pula yang tidak. Bila yang ter$adi adalah keadaan yang terakhir" maka ter$adilah hal&hal yang menarik dalam pembinaan bahasa. dakalanya pengaruh tradisi besar itu sangat dominan pada suatu budaya sehingga orang rela mengorbankan efisiensi demi untuk melestarikan tradisi besar itu. :amun" ada pula budaya yang tidak segan&segan mengorbankan kebanggaan akan tradisi besar demi untuk men%apai suatu efisiensi di bidang bahasa. ,ontoh yang terbaik dari pengorbanan kebanggaan akan tradisi besar adalah bahasa 'epang" sedangkan %ontoh yang berla!anan dapat ditemukan di beberapa negara" seperti India dan beberapa negara rab. ;ntuk kasus Indonesia" bahasa 'a!a mungkin %enderung dapat digolongkan pada %ontoh terakhir. Bagaimana dengan bahasa Melayu1 pakah bahasa Melayu dapat dikatakan mempunyai tradisi besar1 Se%ara relatif" penulis berpendapat bah!a bahasa Melayu dapat dikatakan memiliki tradisi besar dalam konteks :usantara. Se%ara garis besar dapat dikatakan bah!a di :usantara ini terdapat dua tradisi besar" yaitu bahasa 'a!a dan bahasa Melayu. Dari segi umur dan ukuran" martabat tradisi 'a!a terlihat lebih besar daripada martabat tradisi Melayu. :amun" dalam memenuhi tuntutan adaptasi terhadap dunia modern" bahasa Melayu rasanya lebih unggul. Dalam hubungan ini" Profesor Mar%el Bonneff mengemukakan sebuah tulisan yang sangat menarik tentang persoalan yang dihadapi oleh bahasa 'a!a pada masa&masa sebelum diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia 3Bonneff" (-.(: /<7</9. Menurut Bonnef" bahasa Melayu ternyata dapat memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia untuk mempunyai sebuah bahasa yang mempunyai latar belakang yang %ukup bermartabat. Dengan Selat Malaka sebagai pusat" bahasa Melayu pernah $aya di Aaman ke$ayaan orang Melayu" terutama di Aaman Malaka. Di samping itu" ke$ayaan Kera$aan %eh" Kera$aan Palembang" dan lain&lain telah meninggalkan sekumpulan manuskrip Melayu yang menyebabkan bahasa ini men$adi bahasa tertulis yang relatif mempunyai sema%am kebakuan. #anpa peninggalan manuskrip itu" bahasa Melayu 3Riau9 tidak akan banyak artinya. Bahasa Melayu memperoleh sema%am respektabilitas berkat dipakainya bahasa tersebut untuk keperluan perdagangan" pemerintahan" dan keilmuan di masa lampau. Inilah sumbangan yang %ukup besar dari bahasa Melayu 3Riau9 kepada perkembangan bahasa Indonesia di kemudian hari. Bahasa Melayu dengan tradisi besar dapat memberikan kebanggaan kepada para pemakainya" bah!a bahasa itu adalah suatu bahasa peradaban dan kebudayaan" bukan hanya dialek&dialek yang berserakan yang digunakan oleh kelompok&kelompok penduduk yang terbelakang. Bahasa Melayu tidak berkembang dari suatu pidgin dan %reole akibat kedatangan bangsa Barat ke :usantara. Bahasa Melayu yang telah men$elma men$adi bahasa Indonesia telah menempatkan dirinya dalam suatu posisi khusus di tanah air ter%inta ini. Kebesarannya memang tidak akan dapat diukur se%ara kuantitatif dan sisi kepuasan" namun umumnya orang Indonesia dapat merasakannya. Penulis berpendapat bah!a orang yang dapat merasakan semua itu tentulah orang yang menganggap bahasa Melayu adalah miliknya. Berbahagialah semua orang Melayu yang men%intai bahasa nenek moyangnya dan berbahagialah seluruh bangsa Indonesia yang sudah mempunyai bahasa Indonesia yang merupakan sumbangan bahasa Melayu" terutama bahasa Melayu Riau.

6. Manfaat Praktis +alaupun sumbangan bahasa Melayu dalam bentuk tuah dan martabat terhadap perkembangan bahasa Indonesia %ukup penting" namun bagi masyarakat Indonesia se%ara keseluruhan hal tersebut tidak akan banyak artinya sekiranya bahasa persatuan kita itu tidak memadai untuk dipakai sebagai alat komunikasi modern. Sebenarnya" di sinilah letak kekuatan bahasa Melayu yang dikembangkan itu" yaitu ia dapat memenuhi kebutuhan kita akan bahasa modern itu. Bahasa Melayu amat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan dan kema$uan Aaman. Bahasa Melayu tidak merasa $anggal menerima pengaruh" baik dalam kosakata maupun pada gramatikalnya" bahkan dalam sistem bunyinya sekalipun. Sebab utama adanya karakter ini tentu ada hubungannya dengan se$arah bahasa Melayu dan se$arah orang Melayu. Pada masa lampau" kesultanan yang berkembang di daerah Riau dan Selat Malaka pernah men$adi pusat pertemuan bangsa. Dalam suasana internasional inilah bahasa Melayu berkembang dan menempuh proses pembakuan. Pengaruh bahasa rab yang merupakan kendaraan pikiran&pikiran baru diserap dengan %epat oleh bahasa Melayu" sebagaimana sebelumnya bahasa Melayu $uga sudah menyerap unsur&unsur bahasa Sanskerta. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bah!a bahasa Melayu merupakan alat penerimaan dan pengembangan pikiran&pikiran baru. Bahasa Melayu adalah alat modernisasi di Aamannya. Kedatangan bangsa Barat ke :usantara ini antara lain $uga telah memba!a pikiran& pikiran baru. Se%ara bertahap" pemikiran baru ini telah diserap oleh bahasa Melayu. Setelah pendidikan modern diperkenalkan pada pertengahan abad ke&(-" bahasa Melayu dengan sifatnya yang sangat terbuka itu dengan %epat dapat memainkan peran. Kata&kata dari bahasa Barat dan beberapa bunyi serta sistem penyampaian buah pikiran Barat pun mulai memasuki bahasa Melayu. Pada umumnya" bahasa&bahasa daerah lain tidak dapat menyerap pengaruh asing itu semudah bahasa Melayu. +alaupun pada masa lampau kaum terpela$ar Indonesia memperoleh ilmu pengetahuan melalui bahasa Belanda" pada sebagian besar rakyat kita pengenalan ide&ide baru tidak ditangkap melalui bahasa Belanda" melainkan melalui bahasa Melayu. Di masa transisi dan kehidupan tradisional yang akan memasuki kehidupan dunia modern" bahasa Melayu sering diasosiasikan orang dengan kehidupan yang non&tradisional. Bagi orang Minangkabau misalnya" pemakaian bahasa Melayu Riau $elas dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak tradisional. Bahasa Melayu Riau dianggap sebagai bahasa tinggi" bahasa kantor" bahasa sekolah" dan bahasa pemerintahan modern. Oleh karena karakteristik yang mudah menyesuaikan diri itu" bahasa Melayu %epat menun$ukkan keunggulannya dalam menghadapi tuntutan modern dibandingkan dengan bahasa&bahasa daerah lain. Dalam hubungan ini tak dapat dilupakan pula peran yang dimainkan oleh bahasa Melayu rendah atau bahasa koran. Kegunaan praktis bahasa Melayu segera terbukti bah!a bahasa Melayu amat mudah dipela$ari" baik oleh orang

Indonesia maupun oleh orang asing. Dengan kata lain" mudah dipela$ari untuk diambil manfaat akan kegunaannya yang praktis. Bila kita mempela$ari bahasa se%ara ilmiah" semua bahasa tentu mempunyai kesulitan& kesulitan tertentu. Di Aaman transisi" masyarakat Indonesia %enderung melihat %ara hidup baru seperti yang ditiru dari orang *ropa sebagai sesuatu yang hebat. Ini memba!a akibat bah!a penggunaan bahasa Melayu yang sudah mulai men$adi bahasa modern dapat meninggikan gengsi para pemakainya" di samping memberi alat komunikasi yang relatif lebih efisien. 'adi" sumbangan bahasa Melayu Riau di bidang efisiensi bahasa $uga %ukup besar. Dalam hal ini" yang ber$asa tentu adalah gaya bahasa Melayu baru" bukan bahasa Melayu klasik. Bahasa Melayu baru inilah yang besar sumbangannya terhadap pembentukan dan perkembangan bahasa Indonesia. Sebenarnya" kita dapat menun$ukkan kapan bahasa Melayu modern itu identik dengan bahasa Indonesia. ndaikan tanggal 5. Oktober (-5. kita ambil sebagai hari lahirnya bahasa Indonesia" maka pada tanggal itulah bahasa Melayu identik dengan bahasa Indonesia. Pada hari itu" kita tentu tidak tepat untuk menganggap bah!a bahasa Melayu memberi sumbangan terhadap bahasa Indonesia" sebab antara yang menyumbang dengan yang menerima sumbangan adalah sama. Pada hari itu" tidak timbul persoalan apakah bahasa Indonesia itu berasal atau berkembang dari bahasa Melayu" karena alasan yang telah disebutkan sebelumnya. Sumbangan dari bahasa daerah lain kepada bahasa Indonesia sebelum tanggal tersebut tidak ada sama sekali. Kondisi yang ada hanyalah kata&kata dari bahasa daerah lain yang sudah masuk ke dalam bahasa Melayu" yang sudah dianggap bagian bahasa Melayu. Sumbangan bahasa&bahasa daerah lain ke dalam bahasa Indonesia baru ter$adi setelah bahasa Indonesia lahir se%ara resmi. Kita sudah menganalisis bah!a se!aktu lahir" bahasa Indonesia sudah merupakan bahasa yang bermartabat dan mempunyai sifat&sifat sebuah bahasa yang tidak tradisional lagi. Pada !aktu itu" bahasa Melayu Riau sudah merupakan bahasa yang mempunyai syarat& syarat yang diperlukan bagi suatu bahasa yang akan digunakan oleh suatu bangsa terhormat. Bahasa Melayu 3Riau9 yang sudah siap untuk menukar nama men$adi bahasa Indonesia tidak lahir dalam satu hari. Pertumbuhan dan pembinaan telah berlangsung se$ak beberapa !aktu dan untuk semua itu telah banyak orang yang ikut menyumbang. Mereka ini tidak terbatas pada orang Melayu sa$a. Penulis&penulis dari 'a!a" Sunda" Bali" Sula!esi" dan lain&lain ikut se%ara aktif menyumbangkan hasil karya mereka dalam pembinaan bahasa Melayu modern tersebut. Kenyataan ini penulis lihat sebagai satu faktor penting yang telah mempermudah perubahan nama dari bahasa Melayu men$adi bahasa Indonesia. <. Ragam Melayu Modern Orang Melayu yang %ukup banyak berpartisipasi dalam pembentukan bahasa Melayu baku modern adalah orang Melayu Minangkabau 3 n!ar" (-8B: -(7-/9. Dari sisi pembentukan bahasa" hal ini %ukup menarik" karena bahasa Melayu Minangkabau berbeda dengan bahasa Melayu Riau. Di samping adanya perbedaan" persamaan yang

dimiliki keduanya $uga banyak. Dalam membi%arakan bahasa komunikasi" kita mengenal antara lain masalah interferensi. Bila kita pela$ari karya tulis orang Minangkabau yang terbit sebelum Perang Dunia II" maka interferensi bahasa ibunya kentara sekali. =al ini sangat berbeda dengan karya tulis dari suku lain. Para penulis yang berasal dari 'a!a yang menulis dalam bahasa Melayu Riau misalnya" tidak memperlihatkan interferensi yang men%olok dari bahasa ibunya. Interferensi itu $elas terlihat apabila mereka tidak menulis dalam bahasa Melayu Riau baku" melainkan dalam bahasa Melayu koran. Misalnya dalam surat kabar =india Dipa yang terbit di Surabaya atau beberapa penerbitan lainnya di Pulau 'a!a. Ragam bahasa Melayu 3Riau9 yang di$adikan bahasa baku sebenarnya lebih banyak merupakan sebuah ragam baru bahasa Minangkabau. Dalam hal ini" bahasa Melayu Riau telah mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap bahasa Minangkabau. Orang& orang Minang yang menulis dalam bahasa Melayu Riau telah melahirkan suatu ragam bahasa Melayu yang pada masa itu dianggap sesuatu yang baku. Oleh karena *ngku& engku ini mempunyai kedudukan penting di Balai Pustaka atau sebagai guru di sekolah" maka ragam bahasa yang mereka hasilkan dianggap %ukup penting. Kita tidak dapat melupakan bah!a banyak $uga dari mereka yang mempunyai keahlian yang tinggi dalam penggunaan bahasa. =al ini tentu antara lain karena mereka mendapat pendidikan modern yang baik. kan tetapi" sebabnya tentu bukan hanya itu sa$a. Para penulis Belanda yang melahirkan karya tulis yang baik dalam bahasa Melayu ternyata tidak terlalu banyak" !alaupun mereka sangat ahli di bidang studi bahasa Melayu. =al ini tidak mengherankan sedikit pun" sebab hasil ka$ian mereka biasanya dituliskan dalam bahasa Belanda yang baik" bukan dalam bahasa Melayu. Sebaliknya" seorang penulis Minang yang menguasai bahasa Belanda $uga %enderung memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan bahasa Melayu. :amun" tidak sedikit pula penulis itu yang mungkin kurang menguasai bahasa Belanda" !alau penguasaan bahasa Melayunya %ukup bagus. Bagaimanapun $uga" para penulis dan guru&guru yang berasal dari daerah Minangkabau telah melahirkan suatu ragam bahasa Melayu Riau yang di$adikan bahasa baku bagi bahasa Melayu di masa& masa sebelum Perang Dunia II. Orang Belanda menamakan ragam bahasa Melayu itu sebagai bahasa Melayu Balai Pustaka. Dalam bidang pendidikan" ragam bahasa Melayu Balai Pustaka ini memainkan peran penting. Oleh karena penggunaan bahasa sema%am ini sangat koser@atif" maka untuk keperluan pembahasan soal&soal budaya" ekonomi" politik" dan lain&lain" bahasa Melayu $uga %epat berkembang dalam ragam yang agak berbeda. Pelopor tulisan&tulisan seperti ini adalah kaum terpela$ar Indonesia yang kebanyakan berasal dari dunia Melayu. Mereka tetap berorientasi pada bahasa Melayu Riau" !alaupun untuk keperluan gaya bahasa dan efekti@itas isi" mereka $uga mengadopsi bahasa&bahasa Barat" terutama bahasa Belanda. Sangat $arang terlihat penggunaan kata&kata atau %ara berbahasa yang kurang %o%ok dengan $i!a dan semangat bahasa Melayu atau bahasa Minangkabau di dalam bahasa yang mereka gunakan.

Dalam hal ini" pengertian bahasa Melayu Riau sebaiknya $angan dipahami terlalu ketat dan $uga $angan terlalu menyempitkan konsep Melayu" terutama bila membi%arakan persoalan bahasa. Kenyataan bah!a bahasa Melayu yang telah men$adi bahasa Indonesia itu sebenarnya tidak langsung men$adi bahasa Indonesia adalah salah satu alasannya. rtinya" bahasa Melayu tradisional tidak langsung berubah men$adi bahasa Indonesia modern. Perubahan itu melalui satu bentuk transisi" yaitu satu bentuk ragam bahasa Melayu yang dihasilkan oleh para penulis yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia" tetapi model bahasanya didominasi oleh pengaruh bahasa Minangkabau. Pengaruh ini boleh sa$a dianggap menguntungkan atau tidak menguntungkan" tetapi itulah kenyataannya. Menurut pengamatan penulis" pengaruh itu ada yang positif" ada pula yang negatif. Pengaruh positif antara lain ter%ermin dari sumber pikiran $ernih yang diperlihatkan oleh ragam bahasa itu. Sementara pengaruh negatif mun%ul dari alur dan kepatutan pikiran yang ka%au" tidak tahan dengan analisis yang ta$am" dan yang tidak pantas dinyatakan dengan gaya dan ragam bahasa. Perbedaan pendapat tentang hal ini tentu !a$ar. Ke$ernihan pikiran" %lear thinking" itulah tampaknya merupakan faktor yang sangat dipentingkan oleh para penulis masa itu. Menurut penulis" faktor ke$ernihan pikiran ini merupakan sumbangan bahasa Melayu yang besar terhadap pembentukan bahasa Indonesia di kemudian hari. pabila kemudian faktor ini terlihat kurang mendominasi kehidupan bahasa Indonesia" maka dapat dikatakan bah!a sumbangan bahasa Melayu terhadap perkembangan bahasa kita sudah merosot. Orang Melayu pada umumnya suka berdebat dan bertanding dalam penggunaan bahasa. Budaya Melayu se%ara keseluruhan menekankan pentingnya kepandaian penggunaan bahasa dalam per%aturan hidup bermasyarakat. =al inilah yang menyebabkan tumbuhnya ke$ernihan berpikir" sebab orang tidak mau men$adi bahan terta!aan orang lain karena mengemukakan hal&hal yang tidak didukung oleh argumentasi yang kuat. rgumentasi yang kuat berasal dari kekuasaan yang diandalkan. Kekuasaan itu terletak dalam penggunaan bahasa" bukan pada faktor eksternal" seperti pangkal lengan 3kekuatan9. Bahasa Melayu tidak suka pada obskurantstyle. Ragam Melayu modern yang dihasilkan agak berbeda dengan ragam tradisional yang berorientasi pada istana serta penghormatan kepada istana dan kerabat ra$a. Peran terakhir ini memang %o%ok bagi orang yang berbahasa Minangkabau dengan latar belakang budaya yang tidak berorientasi pada istana. Seandainya bahasa Melayu tidak diubah men$adi suatu bahasa yang merakyat" maka pergerakan nasional akan sulit menerimanya sebagai bahasa persatuan. =al ini %ukup menarik karena bahasa yang pada mulanya agak berorientasi feodal itu dapat berubah men$adi bahasa rakyat yang bersifat demokratis. Semua pergerakan nasional utama Indonesia mempunyai orientasi yang demokratis. ?olongan nasionalis kita dari segala aliran ber%ita&%ita untuk me!u$udkan masyarakat Indonesia yang merdeka dan demokratis. Oleh karena itu" mereka enggan menggunakan bahasa yang dianggapnya kurang menun$ukkan %iri&%iri demokrasi dalam kata&kata dan tata&%ara penggunaannya. Bahasa Melayu Riau modern dianggap memenuhi syarat untuk

dipakai sebagai alat komunikasi suatu masyarakat merdeka yang demokratis. Kaum nasionalis Indonesia mempraktikkan %ara berdemokrasi dengan memupuk kemerdekaan untuk menyatakan pendapat dan beradu argumentasi. Sebenarnya" pada lingkungan yang sangat terbatas" penggunaan bahasa Belanda lebih memuaskan buat kebanyakan mereka. kan tetapi" untuk men%akup lingkungan yang lebih luas" mereka memerlukan bahasa Melayu. Dengan demikian" sumbangan bahasa Melayu dalam bidang per$uangan bangsa ini sangat besar nilainya. B. Sumbangan Bahasa Melayu De!asa Ini De!asa ini" bahasa Indonesia mendapat sumbangan yang terus&menerus dari berbagai bahasa daerah di Indonesia. Sumbangan yang agak menon$ol terlihat datang dari Pulau 'a!a. Kata&kata Sanskerta akhir&akhir ini %ukup banyak masuk ke dalam bahasa Indonesia. dapun sumbangan yang berasal dari bahasa Melayu pada umumnya terlihat semakin berkurang. Bahasa Melayu seolah&olah seperti kehabisan darah untuk ikut memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Dalam bidang ketatabahasaan dan berbagai ungkapan pun terlihat semakin menurunnya pengaruh bahasa Melayu dalam bahasa Indonesia. Sebab dari ge$ala tersebut tentu banyak. Caktor per%akapan keseharian misalnya. Dalam per%akapan sehari&hari orang Melayu sering menggunakan kata $ering untuk menyatakan buah yang mempunyai bau khusus yang disukai banyak orang Indonesia. Penulis memperoleh sema%am kesan bah!a bila berbi%ara dalam bahasa Indonesia" orang Melayu terpela$ar %enderung menggunakan kata $engkol dan merasa lebih afdol 3sesuai9 dengan kata $engkol dibandingkan dengan kata $ering. Bila hal ini memang dapat dibuktikan" maka dapat diartikan bah!a masalah $ering @ersus $engkol ini adalah suatu sebab menurunnya sumbangan bahasa Melayu ke dalam bahasa Indonesia. Orang Melayu tampaknya merasa lebih afdol bila menggunakan kata yang berasal dari Pulau 'a!a. Barangkali salah satu sebab pendorong ke arah ini ialah kenyataan bah!a $umlah orang Melayu yang %erdas dan bela$ar di perguruan tinggi di 'a!a %ukup besar. #ak dapat dipungkiri kalau lingkungan sosialnya sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa. Di sisi lain" pengaruh kaum elit dalam pembentukan bahasa peradaban sangat besar. Caktor penting lain yang menyebabkan berkurangnya sumbangan bahasa Melayu ke dalam bahasa Indonesia adalah faktor demografi dan faktor politik. Orang Melayu bukan bagian terbesar dari penduduk Indonesia. Mereka $uga tidak dapat dikatakan sebagai pusat kekuasaan. Bahasa Melayu sekarang mungkin sema%am tahu diri" sehingga lebih suka mengikuti daripada diikuti. Kalau dalam hal $ering sa$a orang Melayu lebih menyukai $engkol" maka dapat diduga betapa sikap bahasa Melayu sekarang tentang kata yang $auh lebih penting daripada sekadar nama buah tersebut. Kata penge$a!antahan" ambeg paramarta" sandang pangan" dan banyak lagi yang lain mulai terbiasa di telinga Melayu. Pada masa lampau" bahasa Melayu sangat keras mempertahankan kaidah dan ungkapan Melayu. Bahasa Melayu me!a$ibkan para pemakainya untuk mematuhi aturan&aturan

yang ketat itu. Disiplin penggunaan bahasa amat dipentingkan. =al ini merupakan sumbangan dari bahasa Melayu terhadap perkembangan bahasa Indonesia" yaitu suatu sikap berbahasa yang sangat hati&hati. Kita mengetahui bah!a apa yang dinamakan bahasa Melayu koran atau rendahan tidak atau kurang mementingkan aspek ini. Masalah yang sangat berat dirasakan saat ini ialah kaburnya ru$ukan. +alaupun peran bahasa Melayu dalam perkembangan bahasa Indonesia sekarang sudah menurun" masih banyak para ahli bahasa yang tidak berkeinginan untuk membuang pola Melayu begitu sa$a. Dalam usaha perluasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar" kita masih melihat orang memperhatikan tuntutan&tuntutan kepatutan bahasa Melayu yang sudah dimodernisasi. Sumbangan yang diberikan oleh bahasa Melayu ter%ermin dalam penggunaan bahasa yang menghendaki ke$ernihan pikiran itu tadi. Bahasa Melayu lebih menekankan kepada ke$ernihan $alan pikiran daripada gramatikal yang benar dalam arti teknis yang ketat. ,obalah lihat ungkapanungkapan dan peribahasa MelayuD ;ngkapan dan peribahasa Melayu tidak selalu seragam. Penggunaan bahasanya dari sudut teknis gramatikal agak ber@ariasi. kan tetapi" pikiran yang dikandungnya sangat $elas. Salah satu unsur keindahannya terletak pada keta$aman ungkapan katanya" bukan terletak pada kekaburan dan kegaibannya. khirnya patut disebutkan di sini bah!a kita semua mengetahui betapa eratnya hubungan antara bahasa dan budaya. Sumbangan bahasa Melayu terhadap perkembangan bahasa Indonesia $uga merupakan sumbangan budaya" sumbangan alam" dan sumbangan %ara berpikir. Bahasa dan kebudayaan Indonesia akan terasa miskin sekiranya sumbangan itu hanya datang dari bahasa dan budaya Melayu. Sebaliknya" $ika bahasa dan budaya Melayu tak mau menyumbang lagi" maka bahasa dan budaya Indonesia akan kurang kaya. 8. Budaya Dan Bahasa Dalam pembahasan tentang sumbangan bahasa Melayu terhadap bahasa Indonesia perlu $uga disinggung kaitan antara budaya dan bahasa Melayu serta budaya dan bahasa Indonesia. Kita mengetahui banyak orang yang menganggap bah!a antara budaya dan bahasa terdapat hubungan yang sangat erat. Kita mengenal slogan yang berbunyi 0bahasa menun$ukkan bangsa2. Di kalangan para ahli bahasa dikenal hipotesis Sapir dan +horf yang menyatakan bah!a budaya ditentukan oleh bahasa. Pendapat Sapir dan +horf ini sangat banyak kelemahannya sehingga $arang diterima orang se%ara utuh. Pendapat orang a!am atau slogan yang berbunyi 0bahasa menun$ukkan bangsa2 $uga sulit dibuktikan se%ara menyakinkan. #erlalu banyak bahasa di dunia ini yang boleh dikatakan terlepas dari induk kebudayaannya. Bahasa Inggris di merika tidak dapat kita katakan menun$ukkan kebudayaan Inggris se%ara keseluruhan. Bahasa rab" terutama di masa& masa ke$ayaan Islam dulu" lebih merupakan hasil kebudayaan Islam daripada kebudayaan rab. Bahasa rab banyak dikembangkan oleh orang&orang yang bukan berasal dari bangsa rab. Bahkan" orang Eahudi dan Kristen pun mempunyai andil dalam perkembangan bahasa rab. Bila kita menengok bahasa Melayu" maka hal yang hampir serupa $uga terlihat. Bahasa Melayu dikembangkan bukan hanya oleh orang Melayu. Kita dapat menun$uk nama :uruddin rraniri yang tidak dibesarkan dalam budaya Melayu dan bukan berasal dari

orang Melayu. Setelah beberapa !aktu tiba di %eh" :uruddin rraniri telah menulis karya besarnya dalam bahasa Melayu. bdullah Munsyi $uga demikian. Demikian $uga tokoh&tokoh lainnya. Begitulah hakekat bahasa atau beberapa bahasa yang akhirnya men$adi bahasa umum yang besar. Bahasa Inggris dikembangkan oleh berbagai bangsa" seperti orang S%ot" orang +ales" orang Irlandia" dan lain&lain. Bahasa yang terlalu erat hubungannya dengan budaya tertentu dan sulit untuk melepaskan diri dari budaya asalnya $arang yang diterima orang sebagai bahasa umum. Caktor yang melonggarkan kaitan antara bahasa dan budaya dalam pengertian di atas sebenarnya $uga merupakan sumbangan bahasa Melayu terhadap bahasa Indonesia. Bahasa yang terlalu erat kaitannya dengan budayanya sendiri kadang&kadang dapat merupakan sesuatu yang mengungkung. Sebaliknya" bahasa yang tidak terlalu erat hubungannya dengan budaya dapat men$adi alat untuk menu$u perluasan daerah pembebasan. Bahasa Melayu yang a!alnya sangat erat kaitannya dengan budaya Melayu se%ara berangsur&angsur berubah men$adi bahasa yang agak netral budaya dan akhirnya men$elma men$adi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia kemudian men$adi bahasa masyarakat Indonesia yang mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam.FGB<<//>

Daftar Pustaka n!ar" K. (-.4. Indonesia" #he De@elopment and ;se of a :ational )anguage. Eogyakarta: ?ad$ah Mada ;ni@ersity Press. 7777777777 (-8B.0Minangkabau Ba%k Rof: #he Pioneers of Modern Standard Malay2. n%hipel (5. Bonneff" M. (-.(.0;n per%u De )HInfluen%e Des spirations Demo%ratiIues Sun )a ,onseption *t" ). ;sage Des H:i@eauJ De )angueH *n 'a@anais: )e Mou@ement D$o$o& Dipo *t Ses Prolongements2 dalam Papers on Indonesian )anguages and )iteratures" :. Philips and K. n!ar 3*d.9 )ondon F Paris. Dre!es" ?. +. '. (-.(.0Balai Pustaka and Its nte%edents2 dalam Papers on Indonesian )anguages and )iteratures" :. Philips and K. n!ar 3*d.9 )ondon F Paris. #eeu!" . (-.4.0#he Impa%t of Balai Pustaka on Modern Indonesian )iterature2. Bulletin SO S" KKKL: ((-. +atson" ,. +. (-8( 0Some Preliminary Remarks on the nte%edents of Modern Indonesian )iterature2. Bi$dragen tot de #aal" )and&en Lolkenkunde" ,KKLII 369" 6(8& 6//. oooOooo MMMMMMMMMM Prof. Dr. Khaidir n!ar M ." adalah dosen Cakultas Sastra" ;ni@ersitas ndalas" Padang. )ahir di )intau" Sumatera Barat" pada tanggal (( :opember (-/5. #ahun (-<. menamatkan pendidikan Sar$ana Muda di CKIP ;ni@ersitas Pad$a$aran" Bandung. #ahun (-B4 meraih Master of rts dari ,olumbia ;ni@ersity" :e! Eork" ;S . #ahun (-B6 meraih Dipl. in pp. )inguisti%s dari *dinburgh ;ni@ersity dan berhasil meraih Ph.D. tahun (-8B dari #he ;ni@ersity of )ondon. ktif menulis berbagai karya ilmiah" baik berupa buku maupun makalah seminar dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. MMMMMMMMMM Makalah ini disampaikan pada Seminar 0Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya2" yang diselenggarakan di #an$ung Pinang" Riau" Indonesia" pada tanggal (8 7 5( 'uli (-.<.3Dengan penambahan hyperlink dari MelayuOnline.%om 9 Mengingat pentingnya makalah ini" Redaksi MelayuOnline.%om memuat ulang dengan penyuntingan seperlunya. Kumpulan makalah 3prosiding9 seminar ini telah dibukukan dengan $udul 0Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan2" dengan editor Prof. Dr. =eddy Shri hmisa&Putra" setelah dilakukan penyuntingan ulang pada klasifikasi dan urutan pada daftar isi" bahasa" maupun perubahan $udul. *ditor $uga memberikan +a%ana Pembuka dan +a%ana Penutup serta Kata Pengantar pada setiap bagian. Diterbitkan oleh Balai Ka$ian dan Pengembangan Budaya Melayu 3BKPBM9" *disi *ksklusif 3=ard ,o@er9" -B< halaman. Seluruh makalah pada buku tersebut akan dimuat berdasarkan urutan bagian se%ara bergantian. Buku tersebut terdiri atas /B 3tiga puluh enam9 makalah pilihan yang terbagi dalam . 3delapan9 bagian yakni" (9 Se$arah dan Keragaman Kesulatanan Melayu> 59 Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia> /9 Sastra Melayu dan Sastra!an Melayu> 69 :askah Melayu dan Penelitiannya> <9 Seni Pertun$ukan Melayu> B9 Kepribadian" dat Istiadat dan Organisasi Sosial Melayu> 89 #eknologi Melayu> dan .9 Melayu dan :on& Melayu.

Anda mungkin juga menyukai