Kelompok : 1. Adi Slamet Prastyo 2. Agung Rizky 3. Wawan 4. Alphabeth Novel 5. Satriyo 6. Iwan Sudirwan 7. M. Luzei 8. Yusuf Aji
30201303643T
Pendahuluan
Pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan ekonomi terkadang mengabaikan faktor lingkungan. Salah satu contoh adalah deforestasi yang terjadi telah menyebabkan banyak lahan kritis yang tidak dapat di olah dan akhirnya ditelantarkan.
Bentuk usaha perekonomian ini telah menyebabkan menurunnya kualitas tanah dan air, sehingga berdampak pada kekeringan dan banjir. Untuk mengatasi hal ini diperlukan upaya konservasi dengan penekanan pada pemulihan kualitas lingkungan.
1.
2.
Memperbaiki tanah yang rusak Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat digunakan secara lestari
3.
Pengukuran Agronomi
Persiapan tanah untuk memajukan pertumbuhan tanaman dan memperbaiki strukturnya sehingga tanah lebih resisten terhadap erosi
Metode fisik meliputi struktur bangunan, tergantung manipulasi topografi permukaan, misalnya pembuatan teras
agroforestry adalah suatu sistem penggunaan lahan yang bertujuan untuk mempertahankan/meningkatkan hasil total secara lestari, dengan cara mengkombinasikan tanaman pangan/pakan ternak dengan tanaman pohon pada sebidang lahan yang sama, baik secara bersamaan atau secara bergantian, dengan menggunakan praktek-praktek pengolahan yang sesuai dengan kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya setempat (Hairiah dkk, 2003)
Klasifikasi Agroforestry
1. Agrosilviculture 2. Silvopastoral 3. Agrosilvopastoral 4. Silvofishery
Agrosilviculture : sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu). Tanaman berkayu dimaksudkan yang berdaun panjang (tree crops) dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim (annual crops).
Silvopastoral : pengelolaan lahan hutan untuk memproduksi hasil kayu dan sekaligus memelihara ternak
Agrosilvopastura : pengkombinasian komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama.
Silvofishery: suatau kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya perikanan air payau (perikanan) dengan pengembangan mangrove (kehutanan) pada lokasi yang sama.
....METODE MEKANIK
1. Teras
Teras merupakan metode konservasi yang ditujukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Macam- macam teras : 1. Teras bangku atau teras tangga (bench terrace) 2. Teras gulud (contour ridges / ridges terrace) 3. Teras kredit (gradual terrace) 4. Teras individu
Gam
Gambar 6.
Penampang samping teras kredit dan strip rumput yang mulai membentuk teras kredit
Teras individu :
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman terutama tanaman tahunan (Gambar 7). Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal perkebunan atau tanaman buah-buahan.
Gambar 7.Sketsa teras individu pada pertanaman tanaman tahunan (Sketsa: S. Marwanto)
Gambar 8. Sketsa teras kebun pada perkebunan buah-buahan (Sumber: The Chinese Soil and Water Conservation Society, 1987)
....METODE MEKANIK
Gambar 10. Rorak dalam proses penggalian (kiri) (Foto: K. Subagyono); rorak pada sistem usaha tani berbasis tanaman kopi (kanan) (Foto: F. Agus)
....METODE MEKANIK
3. Mulsa Vertikal (Slot Mulch) Mulsa merupakan bahan organik dan anorganik yang dihamparkan pada permukaan tanah guna menutup tanah. Bahan mulsa tersebut dapat berupa: serbuk gergaji, jerami, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Gambar 11. Aplikasi mulsa vertikal pada alley cropping (kiri) dan teras gulud (kanan) (Sketsa: S. Marwanto)
....METODE MEKANIK
4. Barisan Batu Barisan batu dibuat mengikuti kontur dan berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mengurangai aliran permukaan serta erosi.
Gambar 12. Barisan batu dengan sayap pengaman (Sketsa: F. Agus dan Widianto), dan barisan batu yang telah membentuk teras (Foto: Sutono)
....METODE MEKANIK
5. Bedengan Pada awalnya bedengan dibuat untuk menciptakan media tumbuh yang lebih baik untuk tanaman. Bila bedengan tersebut dibuat dengan mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah, maka bedengan tersebut dapat pula berfungsi untuk menanggulangi aliran permukaan dan erosi.
Gambar 14. Bedengan pada pertanaman sayur di Samarang Garut (bedengan membuat sudut terhadap kontur) (Foto: F. Agus)
....METODE MEKANIK
6. Saluran Drainase Tujuan utama dari pembuatan saluran drainase adalah untuk mencegah genangan dan mengalirkan aliran permukaan, sehingga air mengalir dengan kekuatan tidak merusak tanah, tanaman dan/atau bangunan konservasi tanah lainnya.
Gambar 15. Letak saluran pengelak, saluran pembuangan air, dan saluran teras pada suatu bukit (Sketsa: F. Agus)
METODE KIMIA
Metode kimia dalam konservasi tanah maksudnya adalah pemanfaatan bahan pemantap tanah (soil conditioner) dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi.
1. 2.
3. 4. 5.
Polymer tak terionisasi: Poly Vinyl Alcohol (PVA) Polyanion: a. Poly Vinyl Acitate (PVA) b. Poly Acrylic Acid (PAA) c. Vinyl Acetate Malcic Acidcopolymer (VAMA) Polycation: Dimethyl Amino Ethyl Metacrylate (DAEMA) Dipole Polymer: Polyacrylamide (PAM) Emulsi bitumen
1.
2.
3.
Pemakaian setempat, artinya bahan kimia diberikan pada tempattempat tertentu yang akan ditanami tanaman saja. Hal ini sering digunakan untuk menanam tanaman tahunan.
Penutup
Masing-masing jenis teknik konservasi tanah mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga diperlukan strategi yang tepat dalam penerapannya agar dapat mengoptimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangannya.
Tidak semua teknik konservasi tanah dapat diterapkan untuk semua kondisi lahan, melainkan bersifat spesifik lokasi, dan penerapannya harus disesuaikan dengan agroekosistem setempat.