BOILER FEED WATER Permasalahan
BOILER FEED WATER Permasalahan
PENDAHULUAN Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Alat ini terdiri atas tiga sistem, yaitu sistem air umpan, bahan bakar, dan sistem steam. Sistem air umpan digunakan untuk menyediakan air boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem bahan bakar merupakan semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan steam. Sementara sistem steam merupakan sistem untuk mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler diperoleh dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan asal air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah mengalami pencemaran oleh aktivitas penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu dilakukan pemurnian. Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian boiler. Air tersebut harus bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja dari boiler. Persyaratan air boiler tergantung pada tekanan operasi boiler tersebut. Semakin tinggi tekanan operasi boiler semakin tinggi tingkat kemurnian air umpan dan air boiler yang disyaratkan. Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :
Page 1
Range Total Dissolved Solids 2,4 Steam PPM (max expected value)
700 - 3500 600 - 3000 500 - 2500 200 - 1000 150 - 750 125 - 625
15 10 8 3 2 1
0.2 - 1.0 0.2 - 1.0 0.2 - 1.0 0.1 - 0.5 0.1 - 0.5
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PADA BOILER FEED WATER Air yang digunakan sebagai feed water pada boiler dapat berasal dari berbagai sumber dan biasanya mengandung beberapa komponen seperti padatan terlarut, padatan tersuspensi, dan gas. Penggunaan raw water tanpa pretreatment dapat mengakibatkan beberapa permasalahan seperti kerak, korosi, dan carryover pada boiler. 1. KERAK Kerak disebabkan oleh adanya mineral-mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh gas penguapan. Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya efisiensi boiler. KALSIUM: Pengendapan kalsium karbonat membentuk kerak berjalan cepat bila air umpan boiler mengandung kalsium bikarbonat Hadirnya garam kalsium sulfat (lebih mudah larut dibanding kalsium karbonat) menandakan perlakuan (treatment) air boiler kurang memadai Semua tata cara internal treatment bertumpu pada pengendapan garam kalsium dalam bentuk selain kalsium sulfat MAGNESIUM: Pembentukan kerak oleh garam magnesium biasanya lebih mudah dicegah dari pada garam kalsium Secara normal magnesium mengendap dalam bentuk magnesium hidroksida
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 2
1.1 Kerak pada Boiler Tekanan Rendah Karena kebanyakan boiler tekanan rendah menggunakan fresh water atau softened water sebagai air umpan, maka zat yang menyebabkan kerak di boiler terutama komponen kesadahan dan silika. Ketika air yang mengandung komponen kesadahan dan silika dimasukkan ke boiler, akan dihasilkan zat-zat tidak larut dan zat ini mengendap dalam pipa internal air umpan dan di sekitarnya. Konsentrasi padatan terlarut dalam boiler menjadi lebih tinggi pada permukaan pemanasan daripada bagian lain. Zat dengan kelarutan rendah mengendap dan membentuk kerak pada permukaan pemanas ketika konsentrasinya melebihi kelarutannya. Ketika bagian yang tertutupi kerak mengalami pemanasan, kekuatan mekanis tube material berkurang dan dapat terjadi ledakan. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan: ( ) (1.1) Di mana: t2= suhu permukaan dalam tube (0C) t4 = suhu air boiler (0C) = koefisien perpindahan panas pada permukaan yang mendidih (kcal/m2.h.0C) D = ketebalan kerak (m) k2 = konduktivitas panas pada kerak (kcal/m.h.0C) Q = fluks panas ((kcal/m2.h) Gambar 1 menunjukkan model pada permukaan pemanasan yang dilingkupi dengan kerak.
Page 3
Dari persamaan (1.1) dapat diketahui bahwa apabila ketebalan kerak (D) semakin besar maka suhu pada permukaan dalam tube boiler (t2) juga semakin tinggi dan inilah yang dapat menyebabkan ledakan. Oleh karena itu, suhu dinding tube harus dijaga di bawah 4500C untuk pengoperasian boiler yang aman dan ketabalan kerak pada tube harus dikontrol agar lebih rendah dari 1-2 mm. Langkah-langkah berikut ini diterapkan untuk mencegah masalah kerak yang disebabkan oleh komponen kesadahaan, silika dan lain-lain dalam boiler tekanan rendah; 1 Penghilangan kesadahan dengan menggunakan softener, 2 Penggunaan senyawa boiler dan sludge dispersant 3 Pengendalian konsentrasi air boiler. 1.2 Kerak pada Boiler Tekanan Sedang/Tinggi Secara umum, boiler tekanan tinggi memiliki kapasitas yang lebih besar dan fluks panas yang lebih tinggi. Pengaruh yang buruk dari kotoran dalam air umpan pada operasi boiler meningkat seiring tingginya tekanan. Demineralized water digunakan sebagai air umpan boiler tekanan sedang atau tinggi. Dalam kasus itu, zat yang menyebabkan masalah kerak terutama produk korosi yang terbentuk dalam boiler atau datang ke boiler dari air umpan dan condensate line. Komponen kerak biasanya ada;ah besi oksida. Dalam kasus di mana tembaga dan campuran tembaga digunakan untuk peralatan tambahan di air umpan dan condensate line, kerak mengandung tembaga, nikel, seng dan lain sebagainya sebagai korosi produk dari campuran tembaga dan tembaga. Selama periode operasi boiler tahunan sekitar 8.000 jam, kerak 8 sampai 10 mg/cm 2 umumnya melekat pada tabung penguapan, bahkan pada boiler yang telah menerapkan
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 4
Gambar 2. Permukaan pemanas yang dilingkupi kerak yang membentuk 2 lapisan. Ketika lapisan kerak karbon dan kerak besi oksida secara terpisah menempel pada permukaan pemanas, suhu permukaan tube di bawah kerak dapat dihitung dengan persamaan berikut : ( ) (2.2)
Page 5
Gambar 3. Pembentukan sel yang mengandung oksigen karena pengendapan produk korosi (ii) Korosi karena pengendapan produk korosi Ketika produk korosi, seperti oksida besi dan oksida tembaga, masuk ke boiler dari air umpan dan condensate line, bahan tersebut mengendap di tempat dengan sirkulasi air rendah, seperti bagian bawah drum, atau pada permukaan tabung penguapan dengan fluks panas yang lebih tinggi. Kemudian sel yang mengandung
Page 7
Page 8
Page 9
Vaporous Carry-Over (Volatility) Penguapan kotoran volatile (mudah menguap) dari air boiler Derajad vaporous carry-over ditentukan oleh ratio distribusi zat yang volatile. Ratio konsentrasi zat volatile dalam steam terhadap konsentrasinya dalam air boiler
Jumlah vaporous carry-over tergantung pada macam zat kimia yang ada dalam air boiler serta tekanan operasi boiler (lihat chart). Foaming Busa disebabkan oleh surface active agent ( misalnya sabun) juga ada hubungannya dengan salt content. Yang menyebabkan busa adalah: Solid matter Suspended matter Suatu kebasaan yang tinggi sekali
Salt Content 1. Ditambah Na2CO3 (pelunakan sebagian). Dengan penguapan sampai separuh volume air tersebut dilihat apakah timbul busa atau tidak. 2. Dihilangkan suspended solid Dengan penguapan sampai 1/6 nya apakah timbul busa atau tidak. 3. Menghilangkan hardness sampai 0,56 oD. Dengan penguapan sampai 1/6 apakah timbul busa atau tidak. 4. Semua dihilangkan kecuali salt content. Dengan penguapan sampai 1/20 volume bisa dilihat timbul busa atau tidak. Pencegahan terjadinya buih
Foaming terjadi karena tingginya caustic soda, garam-garam sodium lainnya. Selain
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 11
Priming Priming adalah keluarnya air bersama-sama dengan uap secara tiba-tiba dan keras dari boiler. Priming terjadi akibat ketinggian air di dalam boiler melewati level yang seharusnya. Adanya priming dapat menyebabkan kerusakan mesin dan turbin. Penyebab priming dapat terjadi karena persoalan mekanis dan sebagian lagi persoalan kimia, seperti: Ketinggian air di dalam boiler terlalu tinggi. Konsentrasi tinggi dari bahan kimia dalam air. Kotoran-kotoran yang menyebabkan naiknya tegangan permukaan. Pembukaan katup uap terlalu cepat.
Pencegahannya: Kalau penyebabnya adalah persoalan mekanik maka pencegahannya meliputi: 1. Desain boiler harus tepat. 2. Dijaga ketinggian air. 3. Metode penyalaan. 4. Over loading 5. Perubahan yang sangat mencolok 6. Steam storage diatas water level harus tepat. 7. Ukuran steam header 8. Kecepatan uap meninggalkan boiler Caustic Embrittlement Salah satu penyebab terjadinya kerapuhan pada logam adalah karena adanya NaOH bebas di dalam air boiler yang terkonsentrasi pada suatu titik kebocoran dan secara kimia akan menyerang metal tersebut. Akibat dari serangan kimia tersebut, akan timbul retakan yang tidak beraturan apalagi pada metal yang terkena tekanan.
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 12
Karena berbagai komponen yang hadir pada raw water, penggunaan raw water untuk boiler menyebabkan permasalahan pada boiler dan peralatan tambahan lainnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Unutk mencegah hal ini, treatment air yang sesuai harus diterapkan untuk setiap system boiler. Pengolahan air boiler dibagi menjadi 2, yaitu pengolah kimia (internal) dan pengolahan mekanis (eksternal). 1. External Boiler Water Treatment Untuk mengolah raw dan feed water, koagulasi, sedimentasi, filtrasi, ion exchange, dan deaerasi diterapkan masing-masing atau dikombinasi tergantung kualitas raw water dan tujuan pengolahan. 1.1 Ion Exchange Treatment Dalam treatment ini, ion terlarut dipisahkan dengan menggunakan resin pemukar ion untuk menghasilkan kualitas air yang sesuai. Penghilangan semua ion terlarut disebut demineralisasi. Penukaran ion kalsium dan magnesium dengan ion natrium disebut softening. A. Softening Komponen kesadahan (Ca2+ dan Mg2+) yang menyebabkan korosi pada boiler tekanan rendah ditukar dengan ion Na+ dengan resin penukar kation. Ketika raw water dilewatkan pada bed yang mengandung resin ini, komponen kesadahan dalam raw water ditukar dengan ion Na+ pada resin penukar ion. Reaksi yang terjadi: R(-SO3Na)2 +Ca2+ R(-SO3)2Ca + 2Na+ R(-SO3Na)2 + Mg2+ R(-SO3)2Mg + 2Na+ *R=gugus alkil dengan karbon berjumlah 10 hingga 22 Masalah kerak dicegah dengan memasukkan softened water pada boiler. Namun sebenarnyakerak masih dapat terjadi karena kebocoran kesadahan dari softener sering terjadi akibat kendali operasi yang tidak sesuai.
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 13
Gambar 4. Demineralization treatment Demineralizer yang paling popular adalah two-beds and one-degasifiers. Tipe ini terdiri dari kolom kation yang berisi asam kuat resin penukar kation (H-bed), degasifier, dan kolom anion berisi basa kuat resin penukar anion (OH-bed). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, kation pada raw water ditukar dengan ion hydrogen dalam H-bed dan karbon dioksida yang dihasilkan dari pengurangan pH dipindahkan ke dekarbonator. Anion ditukar dengan ion OH- dalam OH-bed. Reaksi yang terjadi: H-bed: R(-SO3H)2 + Ca2+ R(-SO3)2Ca + 2H+ R(-SO3H)2 + Mg2+ R(-SO3)2Mg + 2H+ R-SO3H + Na2+ R-SO3Na + H+ OH-bed: RNOH +HCO3- RNHCO3 + OHR(NOH)2 +SO42- R(N)2SO4 + 2OHRNOH + Cl- RNCl + OHRNOH +HSiO3- RNSiCO3 + OH-
Page 14
2.
Internal Boiler Water Treatment Treatment pada eksternal boiler saja tidaklah cukup untuk mencegah kontaminasi air boiler dari komponen yang menyebabkan korosi dan kerak. Treatment air boiler dengan bahan kimia digunakan untuk melindungi seluruh sistem boiler termasuk feedwater dan kondensat uap dari permasalahan tersebut. 2.1 Bahan Kimia Untuk Pengendapan Garam Pembentuk Kerak A. DISPERSANT Bahan kimia yang lazim dipakai untuk mengendapkan garam kalsium: sodium phosphates, NaH2PO4 trisodium phosphate, Na3PO4 disodium phosphate, Na2HPO4 Didalam air boiler bahan tersebut akan bereaksi dengan kalsium membentuk trikalsium fosfat dalam bentuk flok endapan. Untuk memastikan reaksi terjadi, alkalinitas air boiler harus dijaga tetap tinggi. Pada pH 9.5 atau kurang, kalsium tidak dapat mengendap sempurna. Dispersant merupakan bahan untuk menjaga agar lumpur garam kalsium dan magnesium tetap fluid dan dapat dibuang lewat blowdown. Cara kerja dispersant yaitu ketika
Boiler Feed Water: Permasalahan dan Pengendalian Page 15
B. CHELAT
Page 16
Page 17
Congruent Phosphate Treatment (CPT): Kondisi air boiler dikendalikan dibawah garis ratio Na/PO4 = 2.6 namun tetap menjaga alkalinitas cukup tinggi untuk menekan korosi carbon steel. Equilibrium Phosphate Treatment (EPT) : Suatu pendekatan yang lebih rational terhadap kimia fosfat karena pada kenyataannya hanya sedikit boiler tekanan tinggi yang berhasil mempertahankan kualitas air boilernya dalam batas CPT 2-5 mg/L (PO4) dengan aman. Penambahan sodium phosphates dengan ratio Na/PO4 lebih tinggi (seperti dalam CPT), melebihi konsentrasi setimbangnya menghasilkan padatan fosfat dan caustic bebas berlebihan 2.2 Bahan Kimia untuk Mengurangi Korosi A. Condensate System Filming Amine Bahan aktif: Morpholine dan Cyclohexylamine. Fungsi dan sifat: a. Pembentuk film penolak air ( water repellent) b. Mampu bekerja sampai tekanan 400 bar g c. Menetralkan CO2 dalam kondensat d. Lapisan film menghalangi permukaan metal dari jangkauan oksigen
Page 18
Ancaman terbesar boiler yaitu korosi yang datang dari oksigen terlarut. Sebagian besar oksigen dalam feedwater dibuang dalam deaerator dengan pemanasan karena kelarutan oksigen dan gas lainnya sangat berkurang pada suhu tinggi. Konsentrasi oksigen biasanya menjadi <20 ppb, namun masih tetap berbahaya. Oleh karena itu perlu Ditambahkan bahan kimia untuk menghilangkan oksigen (Oxygen scavenger) , yang dapat berupa sulfite (Na2SO3 ), Lazim dikemas dalam bentuk larutan (air). Biasanya ditambah katalis senyawa cobalt untuk mempercepat reaksi. Reaksi : Na2SO3 + O2 Na2SO4 Hasil terbaik diperoleh dengan pemberian kontinyu sebanding dengan rate air umpan.. Dapat digunakan untuk menghilangkan khlor bebas. Hydrazine (H2NNH2 ), organic scavengers: hydroxylamines (NH2OH), ascorbic acid (C6H8O6), hydroquinone [C6H4(OH)2], dan oximes dengan dan tanpa katalis, Tannin, DEHA, Carbohydrazide DEHA Merupakan larutan amin berwarna kuning muda, basa volatile. Zat ini tidak menambah dissolved solids atau ammonia kedalam sistem boiler. Memiliki fungsi ganda sebagai pemberi perlindungan yang bagus terhadap korosi oksigen, mempassivasi metal boiler, dan dapat dipakai sebagai pengganti hydrazine dalam boiler sampai 125 bar dan lebih aman Dosis berdasar pada jumlah dari: Level oksigen terlarut plus kadar residu 5 - 10 ppm dalam air boiler Kecepatan reaksinya oxygen scavenger tergantung pada konsentrasi awal oksigen, suhu reaksi, pH, katalis, jenis dan konsentrasi scavenger.
Page 19