Anda di halaman 1dari 19

Kelas K

MANAJEMEN DALAM BIDANG PENGAWASAN

MAKALAH
( Disusun guna memenuhi Tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan )

Oleh Kelompok 5 : Devi Nur A Defrin Yuniar K.S. Niko Oktarian Rizka Hartami P Widya Nur I (120210102015) (120210102027) (120210102044) (120210102107) (120210102121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

MANAJEMEN DALAM BIDANG PENGAWASAN

MAKALAH

( Disusun guna memenuhi Tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan )

Oleh Kelompok 5 : Devi Nur A Defrin Yuniar K.S. Niko Oktarian Rizka Hartami P Widya Nur I (120210102015) (120210102027) (120210102044) (120210102107) (120210102121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas limpahan karunia serta rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Manajemen dalam Bidang Pengawasan ini dengan lancar. Penyusunan makalah ini ditujukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan. Di samping itu, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa Universitas Jember. Tidak lupa kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Chumi Zahroul F, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan sekaligus pembimbing kami 2. Teman-teman yang telah memberikan dukungannya, saran serta kritik 3. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Namun demikian, kami menyadari keterbatasan dalam penyelesaian makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah ini.

Jember, September 2013 penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Halaman Judul.................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................... iii Bab 1. Pendahuluan........................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................... 1 Bab 2. Pembahasan ....................................................................................... 2 2.1 Definisi Gelombang ...................................................................... 2 2.2 Perambatan Gelombang ................................................................ 2 2.3 Tranmisi dan Refleksi Gelombang ............................................... 3 2.3.1 2.3.2 Transmisi dan refleksi Gelombang Mekanik .................... 5 Transmisi dan refleksi Gelombang Elektromagnetik ........ 9

Bab 3. Penutup .............................................................................................. 11 3.1 Kesimpulan .................................................................................. 11 3.2 Saran ........................................................................................... 11 Daftar Pustaka .................................................................................................. 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik. Demikian pula halnya dengan fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan manajemen akan berhasil baik apabila fungsi pengawasan telah di lakukan dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari baik kalangan masyarakat maupun di lingkungan perusahaan swasta maupun pemerintahan makna pengawasan ini agaknya tidak terlalu sulit untuk di pahami. Akan tetapi untuk memberi batasan tentang pengawasan ini masih sulit untuk di berikan. Oleh karenanya, bahasan mengenai manajemen dalam bidang pengawasan sendiri cukup luas cakupannya yang mana akan dibahas pada makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen ? 2. Apa Fungsi-fungsi Manajemen ? 3. Bagaimana Manajemen dalam Bidang Pengawasan ?

1.3. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui Definisi Manajemen 2. Mahasiswa dapat mengetahui Fungsi-fungsi Manajemen 3. Mahasiswa dapat memahami Manajemen dalam bidang Pengawasan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. Banyak pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian manajemen. Pendapat-pendapat tersebut berbeda satu sama lain. Perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan tinjauan tentang manajemen itu sendiri. Berikut ini akan dikemukakan pengertian manajemen yang ditinjau dari beberapa segi.
a)

Pengertian Manajemen Ditinjau dari Segi Seni (Art) Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni dikemukakan oleh Mary Parker Follet. Follet mengatakan bahwa manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

b)

Pengertian Manajemen Ditijnau dari Segi Ilmu Pengetahuan Gulick mengatakan bahwa manajemen adalah bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan

c)

Pengertian Manajemen Ditinjau dari Segi Proses Stoner menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan kegiatan anggota dan tujuan penggunaan organisasi yang sudah ditentukan. Dari berbagai pengertian manajemen diatas, dapat kita rumuskan

bahwa

manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Yosa, 2010)

2. Fungsi-Fungsi Manajemen Berdasarkan pengertian manajemen yang telah dikemukakan

sebelumnya, manajemen memiliki fungsi-fungsi berikut : a) Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi manajemen. Ibarat perjalanan kapal, maka perencanaan merupakan pedoman yang harus dipakai untuk mengarahkan tujuan berlayarnya kapal tersebut. Jadi, perencanaan diperlukan untuk membawa perusahaan ke sasaran atau tujuan yang ingin dicapainya dimasa yang akan datang. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi

manajemen lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan (Fuad, 2000 : 93)

b) Pengorganisasian (Organizing) Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan seseorang. Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.

c) Pengarahan (Directing) Pengarahan lebih dikenal dengan supervisi, yakni menyangkut motivasi dan bimbingan kepada bawahan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Maka seorang atasan harus mempunyai pengetahuan mengenai teknik-teknik supervisi yang lebih efektif dan

mempergunakannya agar dapat meningkatkan prestasi kerja bawahannya.

d) Pengawasan (Controlling)

Fungsi terakhir manajemen yang harus dilaksanakan adalah fungsi pengawasan. Pembahasan mengenai fungsi pengawasan akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab dibawah ini. (Ruky, 2007 : 165-166)

3. Manajemen Dalam Bidang Pengawasan Fungsi Pengawasan dalam Manajemen ini merupakan fungsi

pimpinan yang berhubungan dengan usaha untuk menyelamatkan jalannya perusahaan kearah pulau cita-cita yakni kepada tujuan yang telah direncanakan oleh seorang pimpinan. Fungsi Pengawasan

dalam Manajemen ini juga agar segala pekerjaan yang sudah ditetapkan oleh pimpinan dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (Ensikopedia, 2013)

3.1.Pengertian Pengawasan Kegiatan pengawasan dalam proses manajemen dapat didefinisikan (Stoner & Wankel) sebagai : Sebuah proses yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan (dalam proses manajemen) berjalan mengikuti rencana yang telah ditetapkan dan menuju sasaran yang harus dicapai (Zaharuddin, 2006 : 213) Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien. Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : the process by which manager determine whether actual operation are consistent with plans Proses dimana seorang manajer memastikan bahwa operasi yang sebenarnya konsisten dengan rencana.

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pulatindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu : a) Penetapan standar pelaksanaan b) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; d) Pembanding pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpanganpenyimpangan e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai

sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut. Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya. Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai : pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin

agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan. Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai : proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan. Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good

governance itu sendiri. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control). Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah: a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan; b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana. (Yosa, 2010)

3.2.Tujuan Pengawasan Beberapa tujuan pengawasan menurut Odgers (2005) adalah :

a. Meningkatkan

kinerja

organisasi

secara

kontinu,

karena

kondisi

persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya; b. Meningkatkan menghilangkan efisiensi dan keuntungan tidak bagi perlu organisasi atau dengan

pekerjaan

yang

mengurangi

penyalahgunaan atau bahan; c. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi pegawai; d. Mengoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan; e. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai f. Untuk mengurangi resiko kegagalan suatu rencana g. Untuk membuat perubahan-perubahan maupun perbaikan-perbaikan h. Untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan tujuan. (Munir, 2007 : 129) 3.3. Jenis Pengawasan Jenis pengawasan dapat ditinjau dari tiga segi. a) Pengawasan dari segi Waktu Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara refpresif. Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan

dilakukan akan terdeteksi lebih awal. Pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini

lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

b) Pengawasan dilihat dari segi obyek Pengawasan dari segi obyek ialah pengawasan terhadap produksi, keuangan, aktivitas karyawan, dan sebagainya.

Menurut Beishline, pengawasan berdasarkan obyeknya dapat dibedakan atas : Pengawasan administratif, yakni berurusan baik dengan tindakan maupun fikiran. Pengawasan operatif, yakni untuk bagian terbesar berurusan dengan tindakan. Contoh pengawasan administratif adalah pengawasan anggaran, inspeksi dan pengawasan order (standing orders) dan pengawasan kebijaksanaan.

c) Pengawasan dari segi subjek Pengawasan dari segi subjek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern. Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah. (Munir, 2007 : 131-132)

3.4. Sistem dan Proses Pengawasan Usaha yang sangat penting dilaksanakan/dilakukan dalam

melakanakan sistem yang lebih efektif,efisien adalah dengan kerja keras, kreatif, bertanggung jawab disertai dengan dedikasi penuh. Jadi agar tercipta apa yang diharapkan maka sistem pengawasan yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya perlu diadakan koordinasi dengan baik sesuai dengan tata aturan yang telah dikeluarkan oleh instansi tingkat atasnya, serta memperhatikan pula kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh instansi terkait. Kesemuanya harus

disesuaikan/diserasikan secara terpadu dan sikron agar pelaksanaan tersebut tidak terjadi tumpang tindih, duplikasi dan kemacetan-kemacetan. Dalam proses pengawasan secara umum menurut M.Manullang terdiri dari tiga fase, yaitu :
a) Menetapkan alat pengukur/standard b) Mengadakan penilaian c) Mengadakan perbaikan

Bila seorang hendak mengukur jarak/menilai suatu pekerjaan, hal ini baru dapat dilakukan bila terdapat alatpengukur atau penilainya. Alat

pengukur atau penilai tadi harus ditetapkan terlebih dahulu, demikian juga halnya dalam pengawasan. Dalam pelaksanaan pengawasan alat pengukur atau penilainya adalah merupakan standard, yaitu dapat berupa rencana, program kerja,atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini adalah merupakan fase pertama dari pengawasan. Pada fase kedua mengadakan proses penilaian. Penilaian ini berarti membandingkan hasil suatu pekerjaan atau kegiatan dengan alat pengukur tadi. Dalam fase inilah akan terlihat apakah suatu pekerjaan atau kegiatan sesuai dengan rencana, kebijakan atau peraturan perundang-undangan atau tidak. Pada fase ketiga adalah mengadakan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan ini merupakan konsekwensi dari tahap kedua. Maksudnya apabila pada fase kedua ditemukan ketidak-sesuaian antara rencana, kebijaksanaan atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dengan kenyataan dari suatu hasil pekerjaan atau kegiatan, atau dengan kata lain berdasarkan penilaian pada fasekedua ditemukan penyimpangan atau penyelewengan. (Zaharuddin, 2006 : 215)

3.5. Metode-metode Pengawasan Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif Pengawasan Non-kuantitatif Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara

keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah : a) Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan

ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.

b) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan mengamatikegiatan atau produk yang dapat diobservasi. c) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yangdibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat. d) Evaluasi pelaksanaan. e) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapatmenjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama. f) Management memperhatikan by Exception (MBE). Dilakukan antara dengan rencana

perbedaan

yangsignifikan

dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementaramanajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin Pengawasan Kuantitatif Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam

pengawasan kuantitatif adalah : a) Anggaran Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan,anggaran kas Anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-basebudgeting ( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA ) b) Audit Internal Audit, Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabmereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan

komentarmengenai kegiatan mereka.

Ekternal Audit, Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang bebas daripengaruh manajemen. Analisis break-even, Menganalisa dan menggambarkan

hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi. Analisis rasio, Menyangkut dua jenis perbandingan :

membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu, membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis

3.6. Syarat-syarat untuk menjalankan pengawasan yang baik a) Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan. b) Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera. c) Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan. d) Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard yang digunakan. e) Pengawasan harus luwes atau fleksibel. f) Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. g) Pengawasan harus ekonomis. h) Pengawasan harus mudah dimengerti. i) Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Christian, Fuad, dkk. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Ensiklopedia. 2013. Fungsi Pengawasan dalam Manajemen.

(http://www.ensiklopedia1.com/fungsi-pengawasan-dalammanajemen/ ) diakses pada 28 September 2013 Munir, Badri. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya : Erlangga Ruky, Achmad. 2007. Sukses Sebagai Manajer Profesional. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Yosa. 2010. Pengertian Pengawasan. (http://itjen-depdagri.go.id/article-25pengertian-pengawasan.html ) diakses pada 28 September 2013 Zaharuddin, Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi : CV Dian Anugrah Prakasa

Anda mungkin juga menyukai