Anda di halaman 1dari 37

Pajak dan Depresiasi

EKONOMI TEKNIK WEEK 6

Depresiasi
Depresiasi

ialah penyusutan atau penurunan nilai aset bersamaan dengan berlalunya waktu.

Depresiasi bukan merupakan cash flow Asset terdiri dari fix asset dan current

asset

Hanya

fix asset yang terdepresiasi. Contoh: property, plant, equipment

Aset yang Dapat di Depresiasi


1. Harus digunakan dalam bisnis atau yang

digunakan pendapatan

untuk

menghasilkan

2.

Harus memiliki umur lebih dari satu tahun dapat yang umurnya dapat dihitung

3. Harus sesuatu yang menjadi obsolete atau

kehilangan nilai yang disebabkan secara natural

Tujuan Depresiasi Aset


Aset atau barang kekayaan menurun nilainya seiring waktu, harus diperkiran akibatnya pada proyek-proyek teknik atau kegiatan usaha Alasan perlunya mempertimbangkan depresiasi aset: 1. Untuk menyediakan dana pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam kekayaan fisik. Dana depresiasi yang telah diinvestasikan sebelumnya dapat digunakan untuk pembelian mesin baru. 2. Untuk memungkinkan adanya biaya penyusutan yang dibebankan pada biaya produksi atau jasa yang dihasilkan dari penggunaan aset-aset
3.

Depresiasi berpengaruh pada pajak penghasilan yang merupakan cash flows

Terminologi Depresiasi
cost basis: investasi pembayar pajak (harga beli ditambah perbaikan dan instalasi). disebut pula unadjusted basis depreciation allowance: pembebanan depresiasi atau pengurangan untuk tahun tertentu nilai buku: nilai aset saat ini setelah dikurangi nilai yang telah di depresiasi. Disebut juga unrecovered investment, adjusted cost basis, dan adjusted basis

Terminologi Depresiasi
periode recovery : cakupan jangka waktu aset yang di depresiasi, pada umumnya 3, 5, 7, 10, 15, 20 tahun, tergantung pada tipe asetnya. salvage value: estimasi nilai pasar pada akhir umur (useful life) kemanfaatan aset useful life: estimasi jangka waktu pemanfaatan aset menurut pembayar pajak.

Penyebab Depresiasi
Penyusutan Fisik (Deterioration)

Penyusutan Fungsional (Obsolensce)


Penyusutan Moneter (Monetary

Depreciation)

Penyusutan Fisik (Deterioration)


Penyusutan yang disebabkan oleh berkurangnya

kemampuan fisik (performances) dari suatu aset untuk menghasilkan produksi karena keausan dan kemerosotan akibat intensitas pemakaian.
Biaya perawatan akan meningkat dan kemampuan

produksi menurun

Penyusutan Fungsional (Obsolences)


Penyusutan dan penurunan karena keusangan. Bentuknya

sulit

ditentukan,

tapi

tidak

boleh

diabaikan
Penurunan

nilai disebabkan berkurangnya permintaan, tugas, atau fungsinya sebagaimana rencana semula (inadequancy)

Penyusutan Moneter (Monetary Depreciation)


Penyusutan yang disebabkan oleh adanya perubahan

tingkat suku bunga moneter


Perubahan moneter sendiri itu sulit diramalkan

sehingga jenis penyusutan ini mulai dijelaskan dalam studi-studi ekonomi

jarang

Metode Depresiasi
1. Metode Straight Line Depreciation (SLD) 2. 3.

4.
5.

atau Metode Garis Lurus Sum of Years Digits Depreciation (SOYD) Declining Balance Depreciation (DBD) Double Declining Balance Depreciation (DBD) Unit Production of Depreciation (UPD)

Straight Line Depreciation


Metode garis lurus ialah metode paling sederhana dan

paling sering digunakan dalam perhitungan depresiasi aset karena metode ini relatif sderhana. Rumusnya: SLD = (I S ) / n Jumlah aset yang terdepresiasi selama t tahun : Depresiasi t : t (I S ) n Nilai buku tiap t tahun depresiasi Book Value = I - Depresiasi t = I - t (I S ) n dimana I : nilai aset awal, S: nlai sisa aset, n: lamanya aset akan didepresiasi, t: tahun

Contoh- SLD
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2012 senilai Rp 16.000.00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000 besarnya penyusutan tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut: SLD = (I S ) / n = (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000 Cara lain: Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut: 1.Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur = 100% : 5 = 20%. 2.Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.

Contoh - SLD
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari

1991, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi menggunakan metode SLD : biaya depresiasi = ( I S )/ n = 13.000.000 1.000.000 / 5 = 2.400.000

Tabel Depresiasi - SLD


Tahun Jumlah Terdepresia si Tariff Biaya depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai buku

1991 1992 1993 1994 1995

12.000.000 20% 12.000.000 20% 12.000.000 20% 12.000.000 20% 12.000.000 20%

2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

2.400.000 4.800.000 7.200.000

10.600.000 8.200.000 5.800.000

9.600.000 3.400.000 12.000.000 1.000.000

Contoh SLD
A surface mount placement machine is being purchased for $500,000; it has an estimated useful life of 10 years and a salvage value of $50,000 at that time. Determine the depreciation allowance for the 5th year and the book value at the end of the 5th year using SLD. (Kerjakan di rumah)!!

Sum of Years Digits Depreciation (SOYD)


Pola pembayaran depresiasi tidak sama tiap tahunnya, berdasarkan bobot digit dari tahun pemakaian. Pada awal-awal tahun, biaya depresiasi yang dikeluarkan lebih besar dari tahun berikutnya dimana penurunannya merupakan fungsi dari berkurangnya umur aset tersebut
Digit = N (N+1)

2 SOYDt = n (I S) dimana n = N (t-1) sehingga Digit SOYDt = N- (t-1) ( I S ) Digit

Contoh SOYD
Suatu aset dengan nilai investasi Rp 120 juta, umur investasi 7 tahun, nilai sisa 20 juta Rupiah akan dihitung besarnya depresiasi tahunan dan nilai buku setiap tahunnya menggunakan metoda SOYD I : Investasi = 120 jt ; S : Nilai sisa = 20 jt ; n : umur asset = 7 tahun Digit = N (N+1) = 7(7+1) = 28 2 2

SOYDt = N- (t-1) ( I S ) hitung untuk t=1 s/d 7 Digit

Contoh Tabel SOYD


N 0 1 2 3 4 5 6 7 SOYD 25 21.43 17.86 14.29 10.71 7.14 3.57 Depresiasi 25 =25+21.43= 46.43 64.29 78.58 89.29 96.43 100 Book Value 120 =120-25 = 95 =95-21.43= 73.57 55.71 41.42 30.71 23.57 20

Contoh SOYD
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1

Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000, taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, dan taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasinya menggunakan metode SOYD.
(Kerjakan di rumah! )

Declining Balance Depreciation (DBD)


Asumsi nilai aset menurun lebih cepat pada tahun-tahun

permulaan daripada tahin-tahun akhir dari usia kegunaannya. Nilai jual (sisa) dari metode ini akan lebih besar daripada nol Rumusnya : DBDt = R . BVt-1 Dimana : DBDt : depresiasi pada tahun ke- t BVt-1 : nilai buku tahun ke t R : tingkat / laju depresiasi tahunan dimana R = 1 [ S / I ] 1/n
Jika BVt-0 = I atau harga aset awal maka DBD1 = R x 1

Contoh DBD
Suatu aset dengan nilai investasi Rp 120 juta, umur

investasi 7 tahun, nilai sisa 20 juta Rupiah akan dihitung besarnya depresiasi tahunan dan nilai buku setiap tahunnya menggunakan metoda DBD R = 1 [ S / I ] 1/n = 1- [20 / 120 ] 1/7 = 0.225= 22.5%

Tabel Tabel DBD


Periode 0 1 2 3 4 5 6 7
R = 1 [ S / I ] 1/n

DBDt

BVt

22.5% (120) 22.5% (929) 22.5% (71.92) 22.5% (56.67) 22.5% (44.10) 22.5% (34.14) 22.5% (26.43)

27.1 21 16.2 12.6 9.96 7.71 5.97

120 92.9 71.92 56.67 44.1 34.14 26.43 20.46

Contoh DBD
A surface mount placement machine is

being purchased for $500,000; it has an estimated useful life of 10 years and a salvage value of $50,000 at that time. Determine the depreciation allowance for the 5th year and the book value at the end of the 5th year using declining balance depreciation. (Kerjakan di rumah!)

Double Declining Balance Depreciation (DDBD)


Dalam menghitung depresiasi dengan metode ini tidak diakui adanya nilai sisa. Berdasar metode ini tariff depresiasi garis lurus tanpa nilai sisa dikalikan dua dan dipakai untuk menentukan depresiasi saldo menurun ganda dengan cara mengalikan tariff yang telah dikalikan dua tersebut dengan nilai buku aset pada tiap awal periode

tariff depresiasi =

100% x2 taksiran umur manfaat

Contoh DDBD
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari

19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi 100% x2 taksiran umur manfaat

tariff depresiasi = = (100%/5 ) x 2 = 40% Biaya depresiasi : = 40 % x 13.000.000 = 5.200.000

Contoh Tabel DDBD


Tahun Jumlah Terdepresi asi Tariff Biaya depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai buku

19x1 19x2 19x3 19x4 19x5

13.000.000 40% 7.800.000 4.680.000 2.808.000 1.685.000 40% 40% 40% 40%

5.200.000 3.120.000 1.872.000 1.123.000 685.000

5.200.000 8.320.000 10.192.000

7.800.000 4.680.000 2.808.000

11.315.000 1.685.000 12.000.000 1.000.000

Unit of Production Depreciation


Untuk

aset yang terpengaruhi oleh produktivitas kerjanya seperti pesawat terbang, mesin, dan aset dalam bentuk deposit alam. Contoh: pesawat, sudah berapa lama jam terbangnya? (bukan tahun berapa ia dibuat) Rumus : UPDt = Produksit x ( I S ) Produksi Dimana : Produksi : jumlah produksi pada tahun dimaksud Produksi : jumlah produksi keseluruhan (sesuai estimasi)

Contoh UPD
Mesin eskvator I : 700 juta , S: 150 jt. Jadwal kerja penambangan sebagai berikut :

Tahun 1 2 3 4 5 6 sigma

Kebutuhan Pasir (m3) 4000 6000 10000 10000 15000 5000 50000

Contoh UPD
Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari

19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat (100.000 km), tentukan depresiasinya missal tahun 19x1 truk dipakai 15.000 km, tahun 19x2 truk dipakai 30.000 km, tahun 19x3 truk dipakai 20.000 km, tahun 19x4 truk dipakai 25.000 km, dan tahun 19x5 truk dipakai 10.000 km Kerjakan di rumah !!!

Depresiasi, Pajak, dan Cash Flow Setelah Pajak


Depresiasi digunakan untuk tujuan perpajakan, sebagai -

suatu pengurangan pendapatan terkena pajak Jenis pajak: Pajak pendapatan: pajak yang dipungut sebagai fungsi dari pendapatan usaha atau perorangan, dihitung dari persentase dari pendapatan bersih perusahaan atau perorangan Pajak kekayaan: dibebankan kepada pemilik mesin, tanah, bangunan, dan barang inventaris lainnya Pajak penjualan: sebagai fungsi dari pembelian barang dan tidak ada kaitannya pendapatan bersih atau keuntungan bersih

Rumus Cash Flow After Tax


Pendapatan Kena Pajak = Pendapatan Bunga Depresiasi Pajak = Pendapatan Kena Pajak x Tarif Pajak (%) Maka, Cash Flow Setelah Pajak = Cash Flow Sebelum Pajak - Pajak

Contoh Cash Flow After Tax and Depreciation


Suatu rencana investasi dengan estimasi cash flow sebagai berikut : Investasi : Rp 700 juta Annual Benefit : Rp 150 juta Annual Cost : Rp 35 juta Overhoul tahun ke -6 : Rp 90 juta Nilai Sisa : Rp 200 juta Umur Investasi : 10 tahun Pajak Perusahaan : 20 % per tahun Susunlah cash flow setelah pajak jika menggunakan depresiasi Straight Line Depreciation (SLD) .

Cash Flow After Tax dengan Depresiasi SLD


a
Periode

c
Cash Flow

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sisa

Depresiasi Pendapatan Cash Flow Net Cash SLD Kena Pajak After Tax Cash Out Cash In Flow (d=c-b) [ ( I-S ) / n ] (f=d-e) (g= 20%.f) (h = d-g) 700 -700 -700 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35+90 150 25 50 -25 13 25 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 35 150 115 50 65 13 102 200 200 200

g Pajak 20 %

Contoh Cash Flow After Tax and Depreciation


Suatu rencana investasi dengan estimasi cash flow sebagai berikut : Investasi : Rp 700 juta Annual Benefit : Rp 150 juta Annual Cost : Rp 35 juta Overhoul tahun ke -6 : Rp 90 juta Nilai Sisa : Rp 200 juta Umur Investasi : 10 tahun Pajak Perusahaan : 20 % per tahun

Susunlah cash flow setelah pajak jika menggunakan depresiasi Double Declining Balance Depreciation (DDBD).
...Kerjakan di rumah....

Contoh Cash Flow After Tax and Depreciation


Suatu rencana investasi baru dengan cash flow sebagai berikut : Investasi : 700 juta Annual Benefit : 140 juta Annual Cost : 35 juta Benefit lump sum pada tahun ke-4 : 90 juta Nilai sisa : 100 juta Umur investasi : 10 tahun Suku bunga : 8% per tahun Pajak perusahaan : 20% per tahun
Susunlah cash flow setelah pajak menggunakan metode SLD dan DDBD. Evaluasi lah kelayakan rencana investasi baik sebelum pajak maupun sesudah pajak dan depresiasi.

THANK YOU !!

Anda mungkin juga menyukai