Anda di halaman 1dari 89

PERENCANAAN BIAYA

DAN ANALISIS
EKONOMIS;
Depresiasi, Analisa Titik Impas ,
Analisa Kelayakan

MODUL 6 MANAJEMEN INDUSTRI


DR. SALLY CAHYATI

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM PROYEK
ENGINEERING
Aspek Teknis

Fungsi

operasional ( kinerja)
/Engineering (hardware)
Aspek

Ekonomis
pemilikan atau keusangan
dari capital goods suatu
industri

EFISIENSI
TEKNIS

EKONOMIS

Efisiensi

Efisiensi

=Output

(Fisik)
(teknis)
(Fisik)
Maks

(ekonomis)

Output (Rp)
input (Rp)

Input

100% atau 1

>

100%
tambah

nilai

KLASIFIKASI DAN STRUKTUR


BIAYA

Biaya

awal dan operasional

1.

Biaya korelasi dengan tujuan


biaya Biaya langsung dan tidak
langsung

2.

Biaya korelasi dengan


perubahan volume Biaya
tetap (FC)dan tidak tetap (VC)

3.

Biaya korelasi dengan


keputusan manajemen Biaya
marginal, biaya inkremental,
Biaya Kesempatan, Biaya
terbenam (sunk cost)

Biaya produksi per unit =


Total biaya Produksi
Jumlah/Volume Produksi

DEPRESIASI
Depresiasi

adalah sejumlah ongkos yang harus


disediakan (dicadangkan)perusahaan pada setiap
periode waktu tertentu untuk melakukan pergantian
mesin , peralatanatau fasilitas lainnya yang termasuk
harta tetap(kecuali tanah) setelah umur ekonomis dari
mesin ,peralatan atau failitas tersebut terlampaui.

Klasifikasi

Depresiasi /Penyusutan:

1.

Penyusutan fisik (Physical Depreciation)

2.

Penyusutan fungsi kerja(Functional Depreciation)

3.

Penyusutan nilai ekonomis/akuntansi (Accounting


Depreciation)

DEPRESIASI
Depresiasi/Penyusutan

fisik :

Berkurangnya nilai (value) dari suatu asset fisik (mesin,


peralatan produksi, bangunan pabrik,dll ) dengan bertambahnya
unsur pemakaian asset tersebut.
Depresiasi/Penyusutan

fungsi kerja:

Berkurangnya fungsi kerja dan kegunaan dari suatu asset,


karenanya adanya permintaan/kebutuhan (demand), sehingga
secara teknis maupun ekonomis asset tersebut tidak layak lagi
diaplikasikan. Contoh: penurunan teknologi.
Depresiasi/Penyusutan

nilai ekonomis/accounting:

Berkurangnya nilai (value) dari suatu asset menurut ukuran nilai


uang (Rp).

PENGERTIAN DEPRESIASI DALAM


AKUTANSI
Nilai Pasar

Nilai berdasarkan kesepakatan antara penjual


dan pembeli
Nilai Pakai
pemilikan atas suatu barang sebagai sebuah unit
pelaksana kegiatan
Nilai layak
Nilai hasil tawar menawar penjual dan pembeli
untuk terjadi transaksi jual beli

PENGERTIAN DEPRESIASI DALAM


AKUTANSI
Nilai Buku

Nilai atas pemilikan ( book value)


yang dihitung pada saat pembelian
dan pada saat saat tertentu setelah
dipakai sebelum umur ekonomisnya
Nilai Sisa
Nilai atas suatu kepemilikan pada
saat umur ekonomis tercapai

DEPRESIASI/PENYUSUTAN

Tujuan perhitungan Depresiasi Aset :


1. Menyediakan dana pengembalian modal /investiasi
2. Menyediakan biaya penyusutan yg dibebankan pada
biaya produksi
3. Sbg dasar pengurangan biaya pajak

Tiga faktor utama penentu depresiasi :


Harga Beli, Nilai Sisa dan Umur Ekonomis
Cara Penyusutan :
(berdasarkan besar penyusutan
tiap periode)

- Linier
- Cekung
- Cembung

METODE DEPRESIASI (SLD)


1. GARIS LURUS (LINIER)/STRAIGHT LINE
DEPRECIATION (SLD)
I
dn
BN
n-1

DN
DN
L
N

I-L
dn d
N
I-L
Dn n . d n

N
n
Bn I - Dn I (I - L)
N

dn = d = besarnya depresiasi per tahun


I
= Biaya awal (Rp)
L = nilai sisa dari aset yng bersangkutan (Salvage value , Rp)
N = masa pakai (umur) dari aset, dinyatakan dalam tahun
Dn = besarnya depresiasi sampai tahun ke-n
Bn = Nilai buku (Book Value) pada tahun ke-n

METODE DEPRESIASI (SLD)


Contoh : Sebuah perusahaan membeli alat transportasi dengan
harga Rp. 100 juta. Masa pakai ekonomis dr alat ini adalah 5
tahun dg. Perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 20 juta. Gunakan
metode SLD utk menghitung.
Diketahui : I = 100 jt
L = 20 jt
N = 5 Th
-

100 jt - 20 jt
dn d
Rp 16 jt
5

- Depresiasi s/d tahun ke-3 = D3 = 3 d = 3 x Rp 16 jt = Rp 48 jt


- Nilai buku tahun ke-3 B3 = I D3
= 100 jt 48 jt
= 52 jt

METODE DEPRESIASI
2. JUMLAH
DIGIT TAHUN / SUM OF THE YEARS DIGIT (SOYD)
(SOYD)

Pembayaran tidak sama tiap tahunnya

Didasarkan bobot digit tahun pemakaian

membebankan depresiasi lebih besar pada tahun-tahun awal

Dalam metode ini kita menghitung jumlah digit


(Misal S).
N

S =

n 1

N = 5, maka

N (N 1)
2

N (N 1)
5 1
5
15
2
2

R
p

SOY
Dn

D
N

B
n

Atau dpt diperoleh juga dari


S = 1+2+3+4+5 = 15

1 2 3 4 5 6

.....

METODE DEPRESIASI
N -1
(SOYD)
N
I - L
d2
I - L
d1
s
s

2 (N - n 1)
N - n - 1
I - L
dn
(I - L)
s
N N 1
2 N - n 1
I - L
Bn I - Dn I N N 1

Berdasarkan soal sebelumnya, depresiasi tahun ke-3 :

2 N - n 1
I - L
dn
N N 1

2 5 - 3 1
6
100 jt - 20 jt 80 jt 16 jt
d3
5 5 1
30

METODE DEPRESIASI
(SOYD)

Untuk mendapatkan nilai buku dan jumlah depresiasi


yang telah dibayarkan tiap periode diperlihatkan pada
tabel berikut :

Tabel Depresiasi dg metode SOYD

N
0
1
2
3
4
5

dn

26,67
21,33
16
10,67
5,33

depr.

26,67
48,00
64,00
74,67
80,00

Book Value (Bn)


100
73,33
52,00
36,00
25,33
20,00

METODE DEPRESIASI (DBD)


3. KESETIMBANGAN MENURUN / DECLINING BALANCE DEPRECIATION (DBD)

Depresiasi dihitung berdasarkan laju/tingkat penyusutan tetap


(f) yang dikalikan dengan nilai aset (nilai buku) tahun
sebelumnya

f adalah faktor prosentase penyusutan yang


I
dikehendaki,nilainya < 1
DBD

R
p

DN

B
n
S
1

.....

METODE DEPRESIASI (DBD)


f 1-

dn I 1 - f

L
I

Bn I 1 - f

Dn I - Bn I - I n - f

n = 1 d1 = f . I
B1 = I f . I = I (1-f)
n = 2 d2
B2

n -1

= f . I (1-f)
= I (1-f) f . I (1-f)
= I (1-f) f . I f2 . I
= I (1-f) (1-f)
= I (1-f)2

I 1 - 1 - f

METODE DEPRESIASI (DBD)


Contoh soal sebelumnya :

f 1- 5

20 jt
100 jt

1 - 5 0,2
1 - 0,72477 0,725
f 0,27522

n = n dn = I (1-f)n-1 f
d3= I (1-f)2 f
= 100 jt (0,725)2 (0,275)
= Rp 14.457.459,65
n = 3 d3
B3

= f . I (1-f)2
= I (1-f)2 f . I (1-f)2
= I (1-f)2 (1-f)
B3 = I (1-f)3

B3 = I (1-f)3
= 100 jt (0,725)3
= Rp 38.073.078,-

METODE DEPRESIASI (DBD)


d1 = f . I
d2 =
d3 =

Atau

= Rp 27.522.033,63
= 19.947.385,90
=
14.457.459,65
D3 = 61.926.878,18

D3 = 100 jt 38.073.078,78
= Rp 61.926.921,22

METODE DEPRESIASI
4. DOUBLE
DECLINING BALANCE DEPRECIATION (DDBD)
(DDBD)

pada penyusutan untuk tujuan perhitungan pajak,


tingkat penyusutan maksimum DBD yang diijinkan
adalah 2x tingkat penyusutan metode garis lurus (200%
x SLD)

Bisa dimungkinkan tingkat penyusutan sebesar 1.5 atau


1.25 kali

SLD:
Formula

= (1/N) , maka
DDBD = 2/N
jika DDBD = 150% SLD, maka DDBD =
1,5/N
dst.

METODE DEPRESIASI
(DDBD)
Dari
contoh sebelumnya :
Dg. Menggunakan DDBD maka tingkat depresiasi yg
dipakai adalah 200% dr tingkat SLD.
Dimana :

d SLD

maka :

Depresiasi pada tahun pertama :

d DDBD
D1

2/5 x Rp. 100 juta

Rp. 40juta

Nilai Buku pada tahun pertama :

B1

5
dDDBD x I

I D1

= Rp. 100 juta Rp. 40 juta

METODE DEPRESIASI
(DDBD)
Tabel Depresiasi dg metode DDBD
N

dn

Book Value (Bn)

100.000.000

40.000.000

60.000.000

24.000.000

36.000.000

14.400.000

21.600.000

8.640.000

12.960.000

5.184.000

7.776.000

METODE DEPRESIASI SF
5. SINKING FUND

Depresiasi dianggap dibungakan


d = (I-L) (A/F; i; N)
Dn = (I-L) (A/F; i; N) (F/A; i; n)
Bn = I {(I-L) (A/F; i; N) (F/A; i; n)}

A=d

Dn = F F = Dn

i = 20 %/th
d = (I-L) (A/F; 20 %; 5)
= 80 jt x 0,13438
= Rp 10.750.400,..(setiap th harus
didepositokan sebesar Rp.)

D3 = d (F/A; 20 %; 3)
= Rp 10.750.400 x 3,64
= Rp 39.131.456
B3 = I D3
= Rp 100 jt Rp 39.131.456 = Rp 60.969.544

METODE DEPRESIASI (SF)


Tabel Depresiasi dg metode SF
N
0

dn

Book Value
(Bn)

100.000.00
0

10.750.400 89.249.600

23.650.880 76.349.120

39.131.456 60.868.544

57.729.648 42.270.352

79.982.976 20.017.024

METODE DEPRESIASI (UPD)


6. UNIT OF PRODUCTION DEPRECIATION (UPD)

Penyusutan aset tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, tetapi


ditentukan oleh intensitas pemakaiannya ( produktivitas kerja)

Ex. : pesawat terbang, mesin-mesin

Didasarkan atas unit produksi atau unit output, yang bisa dinyatakan
dr ukuran-ukuran berikut :
a. Output produksi, ex. Volume atau berat material yg ditangani
oleh alat/mesin
b.Hari operasi , menunjukkan jmlh hari operasi selama tahun ttt
dibanding selama masa pakai
c.Proyeksi pendapatan, menunjukkan estimasi pendapatan selama
tahun ttt dibanding selama masa pakai

METODE DEPRESIASI (UPD)

Un
I L
dn
UN
dn =
L =
N =
Un
UN =

besarnya depresiasi pada periode tahun ke-n


nilai sisa dari aset yng bersangkutan
masa pakai (umur) dari aset, dinyatakan dalam tahun
= Jumlah produksi pada tahun ke-n
Jumlah produksi keseluruhan selama masa pakai N tahun

METODE DEPRESIASI
Contoh : Suatu mesin ekskavator di beli dg harga Rp. 700 juta,
digunakan
utk
menambang
pasir/kerikil.
Berdasarkan
spesifikasinya ekskavator tersebut mampu menambang pasir
sebanyak 50.000M3 dan setelah itu masih bernilai sisa Rp.
150 juta. Jika jadwal kerja penambangan seperti tabel
berikut, hitung depresiasi tahunannya.
Tahun
Kebutuhan Pasir/Kerikil (M3)
4.000
1
2
6.000
3
10.000
4
10.000
5
15.000
6
5.000

50.000

METODE DEPRESIASI (UPD)


4.000
Rp 700 150 juta Rp 44 juta
d1
50.000

6.000
Rp 700 150 juta Rp 66 juta
d2
50.000
10.000
Rp 700 150 juta Rp110 juta
d3
50.000
.............................dst

PEMILIHAN ALTERNATIF MESIN


CASH FLOW (ALIRAN KAS)

Konsep
Time Value of Money uang akan berbunga
dengan sesuai dengan nilai uang terhadap waktu tersebut

Bunga

1.

Bunga tunggal

2.

Bunga Majemuk

Dimana: F ( Future worth) = nilai uang akhir periode (akhir tahun)


P (Present worth) = Nilai uang saat ini ( awal tahun, titik ke 0)
i (interest)
n( number)
A(annual

= Tingkat suku bunga pertahun


= jumlah periode (tahun)

worth) = menyatakan pembayaran atau penerimaan


yang tetap tiap periode (tahun)

CASH FLOW
DIAGRAM

CASH FLOW (ALIRAN KAS)


3.

Suku bunga nominal dan suku bunga efektif


((1+i)1=(1+r/t)t
dimana: i = suku bunga efektif
r = suku bunga normal
t= jumlah periode pembungaan
dipertimbangkan apabila periode
pembungaan lebih kecil dari satu tahun

mis: suku bunga 18% per tahun, jika dibayarkan


setiap bulan jadi 1,5 % per bulan suku bunga
nominal
suku bunga yang diterima sebenarnya akan lebih
besar dari 18% pertahun. Suku bunga ini disebut

RUMUS RUMUS CASH FLOW

RUMUS RUMUS CASH


FLOW

ANALISIS TITIK
IMPAS(BEP)
Tujuan perusahaan: profit optimal

Analisis terhadap saling hubungan antara


unsur-unsur yang membentuk laba yaitu
Analisis break Even Point

Masalah BEP muncul karena perusahaan


menggunakan biaya tetap dan biaya
variabel

Definisi BEP
Suatu

analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan


biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan
bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan.

Analisis

ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk


menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan
harga jual produk.

BEP

sebagai bahan keputusan untuk menentukan:

1.

Berapa kapasitas mesin yang harus dibeli

2.

Berapa jumlah tenaga kerja yang harus disiapkan

3.

Bagaimana perubahan-perubahan struktur biaya terhadap


kuantitas produksi yang paling menguntungkan

Asumsi
Semua

biaya diklasifikasikan sebagai biaya


variabel dan tetap
Harga jal per unit tidak berubah selama
periode analisis
Perusahaan hanya memproduksi satu macam
barang, bila menghasilkan lebih dari satu
macam barang, perimbangan harus tetap

Perhitungan BEP
PERHITUNGAN BEP DAPAT DILAKUKAN DENGAN DUA
CARA :

Atas Dasar Unit

Atas Dasar Penjualan Dlm Rupiah


Rumus BEP :

TC
TR
p
X
VC
FC

= Total Biaya
= Total Pendapatan
= Harga Jual Perunit
= Volume/Jumlah produk (unit)
= Biaya Variabel Perunit
= Biaya Tetap

Tujuan Mencari Titik Impas :


Mencari

tingkat aktivitas dimana pendapatan

= biaya
Menunjukkan

suatu sasaran volume penjualan


menimal yang harus diraih oleh perusahaan

Mengawasi

kebijakan penentuan harga

Memungkinkan

perusahaan mengetahui
apakah mereka beroperasi dekat / jauh dari
titik impas ?

Komputasi Titik Impas

Titik Impas dapat dinyatakan secara


matematis dengan persamaan :
Penjualan = Biaya

Dari

contoh diatas dapat dicari BEP


(dalam unit)
250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000
+0
100.000 Q = 70.000.000
Q = 700 unit Smartphone

Dinyatakan

dalam penjualan :

Komputasi Titik Impas (lanjutan..)

BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit


= Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000
= 700 unit Smartphone

BEP

= Biaya Tetap : Rasio margin contribusi


= Rp. 70.000.000 : 40%
= Rp. 175.000.000

Grafik BEP
Sales

Garis Pendapatan Total

DAERAH
RUGI

TITIK IMPAS
DAERAH LABA
Garis Biaya Total
Garis Biaya Tetap
Kuantitas

Manfaat analisis BEP


1.

Perencanaan Penjualan atau produksi


Penjualan minimal dalam unit
PM unit=(FC+laba)/(P-Vc)
penjualan minimal dalam rupiah:
PM (Rp)= (FC+Laba)/(1-(VC/P))

2. Perencanaan harga jual normal


3. Perencanaan metode produksi
4. Titik tutup Pabrik
SDP= Biaya Tetap Tunai / rasio kontribusi margin

ANALISA
KELAYAKAN USAHA

ANALISIS KELAYAKAN
USAHA/PROYEK

USAHA/PROYEK
NPV>
0

IRR>
MARR

B/C>1

LAYAK
EKONOMIS

NET PRESENT VALUE (NPV)


NPV

= Nilai bersih sekarang,

NPV=

Selisih nilai Sekarang (Present Value, PV)


pendapatan dengan pengeluaran suatu alternatif
dengan tingkat faktor diskon tertentu.

Discount

Factor : angka dari faktor konversi (dr


tabel) Nilai kemudian (Future Value,FV) menjadi nilai
sekarang

NPV>
0

PRESENT VALUE (PV)

Dimana:
= nilai sekarang alternatif j pada tingkat suku
bunga i
= cash flow alternatif j pada tahun ke t
I

= suku bunga

= periode pembungaan

PRESENT VALUE (PV)

Kriteria

yang digunakan adalah pilihan alternatif


dengan nilai sekarang terbesar
Jika PV1 = 1000 dan PV2 =1200,
pilih yang mana?
Jika PV1 = -634,36 dan PV2 = -686,46
pilih yang mana?
(negatif menandakan biaya)

Tiga kemungkinan situasi


pada Periode Penelaahan
1.

Masing-masing rencana investasi yang akan


diperbandingkan memiliki periode yang sama

2.

Masing-masing rencana investasi yang akan


diperbandingkan memiliki periode analisis
yang berbeda

3.

Rencana investasi memiliki periode analisis


yang tak terbatas

Contoh Alternatif Memiliki Periode Analisis


Yang Sama

Sebuah perusahaan harus memutuskan untuk memilih satu


diantara dua alternatif mesin, yaitu X atau Y. Kedua alternatif
mesin tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut (dalam
ribuan rupiah)
Alternat
if

Harg
a

Penghematan per
tahun

Umur pakai
(tahun)

Nilai Sisa

Mesin X

2000

450

100

Mesin Y

3000

600

700

Jika tingkat suku bunga adalah 8% per tahun, maka alternatif


mana yang harus dipilih?

Contoh Alternatif Memiliki


Periode Analisis Yang Sama

Contoh Alternatif Memiliki


Periode Analisis Yang Tidak
Sama
Apabila umur pakai mesin X adalah 8 tahun dan
mesin Y adalah 6 tahun.

Contoh Alternatif Memiliki


Periode Analisis Yang Tidak Sama

Konsep Terminal

Contoh Alternatif Memiliki


Periode Tak Hingga

==

Langkah Langkah untuk


Menghitung CE
1.

Gambar cash flow yang mengeluarkan kondisi


sesaat dan kondisi periodik (berulang) minimal
dua siklus

2.

Cari nilai sekarang untuk kondisi sesaat

3.

Cari nilai annual yang ekivalen dengan kondisi


periodik untuk satu siklus saja

4.

Gunakan rumus CE(i) dengan masukan dari no 3

5.

Tambahkan hasil no 2 ke hasil no 4

Contoh soal
Hitung

nilai Capitalized Cost/Capitalized Equivalent


untuk sebuah proyek yang menghabiskan biaya
investasi sebesar Rp. 150.000 dan tambahan biaya
investasi sebesar Rp. 50.000 setelah 10 tahun. Biaya
operasi tahunan adalah Rp.50.000 setelah 10 tahun .
Biaya operasi tahunan adalah Rp.5.000 untuk 4 tahun
pertama dan Rp 8000 untuk tahun-tahun berikutnya.
Diperkirakan akan ada biaya perbaikan periodik
sebesar Rp.15.000 setiap 13 tahun. Tingkat suku bunga
=15%.

Penyelesaian
Langkah

1 menghitung cash flow untuk 2 siklus

Langkah

2 mencari nilai sekarang untuk kondisi sesaat yaitu


Rp.150.000 untuk sekarang dan Rp. 50.000 pada tahun ke 10
P1 =150.000+50.000(P/F,15%,10)=Rp.162.359

Penyelesaian

Langkah 3 Cari nilai equivalen dengan kondisi berulang


utk satu siklus
A1= 15.000(A/F,15%,13)=Rp.436.65

Langkah 4 Cari Capitalized Cost


P2 =3.000(P/F,15%,4)=Rp.11.435

P3 = (A1+A2)/i= (436,65+5.000)/0,15=Rp.36.244,33
CE(i)

Langkah ke 5 menghitung Total Capitalized Cost


=P1+P2+P3
Capitalized Cost (CE)= Rp.162.359+Rp.11.435

Tabel
1: Perhitungan
ANALISIS PROYEK
EKP1524

Net Present Value (NPV)


(dalam juta Rp)

Tahu Capit
Bene DF
Cost
n
al
fit 10%
1

K
6

65

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

25
10
0
0
0
0
0
0
0
0

2
5
7
8
10
11
12
15
20
25

4
15
22
28
40
46
50
50
45
40

Total 100

Discounted

C
7

1,000 65,00 0,00


0,909 22,73
0,826 8,26
0,751 0,00
0,683 0,00
0,621 0,00
0,564 0,00
0,513 0,00
0,467 0,00
0,424 0,00
0,385 0,00

B
8

1,82
4,13
5,26
5,46
6,21
6,20
6,16
7,01
8,48
9,63

NB
9

DF
15%

NB

10

11

0,00 65,001,000
3,64 20,910,870
12,39 0,00 0,756
16,5211,270,658
19,1213,660,572
24,8418,630,497
25,9419,740,432
25,6519,490,376
23,3516,350,327
19,0810,600,248
15,40 5,78 0,247

-65
-23
0
15
20
30
35
38
35
25
15

Disc DF
NB 16%
12

NB

Disc
NB

13

14

-23
0
15
20
30
35
38
35
25
15

65,00
19,83
0,00
9,62
11,04
14,28
14,35
13,45
10,68
6,58
3,41

65,001,000
20,010,862
0,00 0,743
9,87 0,641
11,440,552
14,910,476
15,120,410
14,290,354
11,450,305
6,20 0,263
3,71 0,227

Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini


berarti gagasan usaha (proyek)
185,9
layak diusahakan, besarnya NPV yang dimaksud adalah sebesar Rp 29.60
115 340
- 95,99 60,35 4 29,60 125 1,97

-65

125 -1,43

edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Latihan 1 :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri


pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu
tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-.
Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan
kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun
dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari
pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun
kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun
berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas,
apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian
tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan

edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Tabel 1: Perhitungan Net Present Value (NPV)

Thn

Investa Biaya
si
Operasi

Total
Cost

(dalam 000 Rp)


Benefit

D.F.
18%

20.000

20.000

1,0000

15.000

15.000

0,8475

5.000

5.000

10.000

0,7182

6.000

6.000

12.000

0,6086

6.000

6.000

14.000

0,5158

7.000

7.000

17.000

0,4371

7.000

7.000

21.000

0,3704

8.000

8.000

25.000

0,3139

9.000

9.000

30.000

0,2660

10.000

10.000

36.000

0,2255

10

11.000

11.000

43.000

0,1911

NB

edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Latihan 2:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan
mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik
secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin
baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan
salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun
kelima sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan pengalaman
pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp
20.000.000,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah
penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat
dari PV dan NPV?
edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

2. IRR> MARR
IRR

merupakan tingkat suku bunga yang akan


menjadikan nilai sekarang atau nilai tahunan dati
net cash flow berharga nol

MARR

: umumnya digunakan ketika memperkirakan


kemampuan memberikan keuntungkan dari suatu
usulan alternatif atau ketika mengevaluasi hasil
dari suatu proyek atau investasi yang sudah selesai

Minimum Attractive rate of Return


(MARR)

suatu cut-off rate yang menjelaskan suatu hasil


pada investasi yang dipertimbangkan dapat
diterima secara minimal

Hasil dari suatu investasi harus lebih besar atau


sama dengan MARR

MARR yang ditetapkan perusahaan


menggambarkan tujuan profit perusahaan tersebut
yang biasanya didasarkan pada kebijakan
top/senior management terhadap peluang yang
akan datang dengan situasi finansial perusahaan.

Minimum Attractive rate of Return


(MARR)
Jika

MARR terlalu tinggi maka investasi dengan


tingkat pengembalian yang bagus akan ditolak

Jika

MARR terlalu rendah dikuatirkan proposal yang


tidak menguntungkan akan diterima (biasanya MARR
ditetapkan sama dengan bunga bank)

MARR

harus:

Lebih tinggi dari cost of capital

Mencerminkan ongkos kesempatan (ongkos yang


terjadi akibat tidak terpilihnya suatu alternatif
investasi karena terpilihnya alternatif lain)

PENENTUAN MARR

Tambahkan suatu persentase tetap pada cost of capital

Rate of Return 5 tahun yang lalu dirata-rata digunakan sebagai MARR


tahun ini

Gunakan MARR yang berbeda untuk horizon perencanaan yang berbeda


dari investasi awal

Gunakan MARR yang berbeda untuk perkembangan yang berbeda dari


investasi awal

Gunakan MARR yang berbeda untuk investasi baru dan dan investasi
yang berupa proyek perbaikan (reduksi) ongkos

Gunakan alat manajemen untuk mendorong/menghambat iinvestasi,


tergantung kondisi ekonomi perusahaan

Gunakan rata-rata tingkat pengembalian modal dari pemilik saham


untuk semua perusahaan pada kelompok industri yang sama

RUMUS MARR

MARR = i + Cc +
Dimana,
i : suku bunga investasi
Cc : Biaya lain untuk mendapatkan investasi

: faktor resiko investasi

Faktor resiko dipengaruhi oleh :

Resiko usaha

Tingkat persaingan usaha

Tipe manajemen : optimistic, most likely, pesimistic

Hubungan MARR dan Inflasi


MARR =

(1 + i) (1 + f) - 1

Contoh :
Jika i = 10 % dan inflasi = 10 % maka tingkat suku bunga
MARR adalah
MARR = (1 + 0,1) (1 + 0,1) - 1
= 0,21
= 21 %

Catatan :

i yang dipakai merupakan hasil dari : i + Cc +

IRR

IRR

tingkat suku bunga yang akan menjadikan nilai sekarang


atau nilai tahunan dari net cash flow mempunyai harga nol.

Jadi

IRR adalah i yang membuat :

PVj =0
Atau
= (i)(A/P,i*,n)

Contoh Soal

-1000

i(%
PV=-1000 + 400
)
0
600

400

10

268

400

20

35

400

22

400

30

-133

40

-260

Tahu Cash Flow


n Ke

IRR=ROR=ROI
IRR terjadi
Grafik IRR
jika
PV

Benefit PV
Cost =0
PV Benefit = PV
Cost
NPV =0
EUAB-EUAC=0

NPV v.s IRR


Jenis
Proyek
Proyek A
Proyek B
n

Investasi
Awal
-10.000
-15.000

Penerimaan
Akhir Tahun
12.000
17.700

Ft
PW (i )

t 1 (1 i )t
12.000
10.000 iA* 20%( IRRA )
1 i *
17.700
15.000 iB* 18%( IRRB )
1 i *

NPV v.s IRR


Misal : MARR/i = 10 %
maka discounted factor-nya
(F P atau (P/F, i, n)) = 0,909
Penerimaa
n
Proyek A
12.000
Proyek B
17.700

Proyek A
Proyek B

Discounted
factor
0,909
0,909

IRR
20 %
18 %

NPV
908
1,089

Investasi
Awal
-10.000
-15.000

NPV
908
1,089

INGAT !
Alternatif yang dipilih :
- NPV-nya besar
- IRR-nya > MARR

NPV v.s IRR


NPV
2700

Proyek B

2000

1089
908

Proyek A
10%

Pilih Proyek B

iB-A 18%

20%

Pilih Proyek A

IRR

Kriteria NPv dalam analisa proyek:


0 : Suatu proyek tertentu bertanda go atau
dapat dilaksanakan.

NPv
NPv

= 0 : berarti proyek tersebut mengembalikan


persis sebesar social opportunity cost of capital

NPv

< 0 : Kita menolak proyek karena tidak


menguntungkan

Konsep IRR Dan MARR

PVA(i=MARR)>0, IRR>MARR
PVB (i=MARR)<0, IRR<MARR

Proyek diterima
Proyek B ditolak

Contoh penghitungan IRR

Contoh penghitungan IRR

Contoh penghitungan IRR

Contoh penghitungan IRR

Contoh penghitungan IRR

Kondisi Khusus IRR


Cash

Flow yang berisi pengeluaran atau


penerimaan saja tidak mempunyai IRR

Ada

kemungkinan dalam 1 cashflow


mempunyai lebih dari 1 IRR

IRR , 1,2,dan 3

Thn
ke

A6

-1000

-1000

-2000

-1000

500

-500

4700

400

-500

10000

-7200

300

-500

3600

200

1500

100

2000

-10000

Analisa Benefit - Cost Ratio


1.

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)


Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang
telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah
didiskon.
n
Rumus:

GrossB / C

B(1 i)
i 1
n

C (1 i)
i 1

Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak


dikerjakan
Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.

ANALISIS PROYEK EKP1524

Benefi DF
Tahun Capital Cost
t
10%
1

K
6

65

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

25
10
0
0
0
0
0
0
0
0

2
5
7
8
10
11
12
15
20
25

4
15
22
28
40
46
50
50
45
40

Total

100

115

Discounted
C
7

340

NB
9

1,000 65,00 0,00


0,909 22,73
0,826 8,26
0,751 0,00
0,683 0,00
0,621 0,00
0,564 0,00
0,513 0,00
0,467 0,00
0,424 0,00
0,385 0,00

B
8

1,82
4,13
5,26
5,46
6,21
6,20
6,16
7,01
8,48
9,63

DF
15%

NB

10

11

0,00 65,00 1,000


3,64 20,91 0,870
12,39 0,00 0,756
16,52 11,27 0,658
19,12 13,66 0,572
24,84 18,63 0,497
25,94 19,74 0,432
25,65 19,49 0,376
23,35 16,35 0,327
19,08 10,60 0,248
15,40 5,78 0,247

185,9
95,99 60,35 4 29,60

-65
-23
0
15
20
30
35
38
35
25
15

Disc DF
NB 16%
12

NB

Disc
NB

13

14

-23
0
15
20
30
35
38
35
25
15

65,00
19,83
0,00
9,62
11,04
14,28
14,35
13,45
10,68
6,58
3,41

65,00 1,000
20,01 0,862
0,00 0,743
9,87 0,641
11,44 0,552
14,91 0,476
15,12 0,410
14,29 0,354
11,45 0,305
6,20 0,263
3,71 0,227

125 1,97

-65

125 -1,43

edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Dari contoh 1 (tabel 1), Gross B/C dapat dihitung sbb:


n

GrossB / C

n
B
(
1

i
)

i 1
n

C (1 i)
i 1

185,93
GrossB / C
1,19
156,35
Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)


Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah
didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon
negatif.
n
Rumus:
N B ()

NetB / C

i 1
n

N B ( )
i 1

Jika:
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Dari tabel 1, kita lihat ..... NB(+) dan NB(-)

Tahu Capit
Bene DF
Cost
n
al
fit 10%
1

65

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

25
10
0
0
0
0
0
0
0
0

2
5
7
8
10
11
12
15
20
25

4
15
22
28
40
46
50
50
45
40

Discounted
K
6

C
7

B
8

NB
9

DF
15%

NB

10

11

Disc DF
NB 16%
12

13

NB

Disc
NB

14

1,000 65,00 0,00 0,00 65,00 1,000 -65 65,00 1,000 -65 65,00
0,909 22,73 1,82 3,64 20,91 0,870 -23 20,01 0,862 -23 19,83
0,826 8,26 4,13 12,39 0,00 0,756 0
0,00 0,743 0
0,00
0,751 0,00 5,26 16,52 11,27 0,658 15 9,87 0,641 15 9,62
0,683 0,00 5,46 19,12 13,66 0,572 20 11,44 0,552 20 11,04
0,621 0,00 6,21 24,84 18,63 0,497 30 14,91 0,476 30 14,28
0,564 0,00 6,20 25,94 19,74 0,432 35 15,12 0,410 35 14,35
0,513 0,00 6,16 25,65 19,49 0,376 38 14,29 0,354 38 13,45
0,467 0,00 7,01 23,35 16,35 0,327 35 11,45 0,305 35 10,68
0,424 0,00 8,48 19,08 10,60 0,248 25 6,20 0,263 25 6,58
0,385 0,00 9,63 15,40 5,78 0,247 15 3,71 0,227 15 3,41

edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

ANALISIS PROYEK EKP1524

Perhitungan Net B/C Ratio, sbb:


n

NetB / C

N B ( )
i 1
n

N B ( )
i 1

115,51
NetB / C
1,34
85,91
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1,
berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
edy santoso - ekonomi pembangunan universitas jember

Anda mungkin juga menyukai