Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Kurikulum 2004 atau yang dikenal sebagai kurikulum berbasis kompetensi mengamanatkan bahwa pembelajaran kepada siswa harus mengacu pada siswa mencapai kompetensi yang digariskan. Kompetensi merupakan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang dapat ditunjukkan dalam berfikir dan bertindak oleh peserta didik di setiap saat. Materi bilangan sli, !acah, dan "ulat yang disajikan pada tulisan ini dirancang sesuai dengan tuntutan kurikulum agar siswa mampu mencapai kompetensi dari kenal masalah, paham masalah, dan trampil memecahkan soal. #ntuk maksud tersebut pendekatan pembelajaran yang dikembangkan khususnya penawaran konsep untuk topik-topik esensial dimulai dari mengenal masalah, memecahkan masalah secara informal menggunakan kompetensi yang sudah dicapai sebelumnya, pendekatan formal secara matematis, dan diakhiri dengan pembinaan ketrampilan. B. TUJUAN Modul ini ditulis untuk para peserta $iklat Matematika %ekolah $asar dengan tujuan setelah mengikuti diklat ini dapat& '. Memperoleh pengetahuan secara konkrit materi-materi esensial bilangan asli, cacah, dan bulat di %ekolah $asar. 2. Memperoleh alternatif pendekatan pembelajaran yang tepat termasuk alat peraga dan media pembelajaran yang diperlukan. (. Memperoleh wawasan keilmuan mengenai materi metode dan strategi pembelajaran bilangan asli, cacah, dan bulat di %ekolah $asar 4. Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki kepada siswa di sekolahnya. ). Mengimbaskan pengetahuan yang diperolehnya kepada rekan seprofesi. C. SASARAN %asaran pengguna modul ini adalah guru %$ peserta diklat pasca #ji Kompetensi *#K + D. RUANG LINGKUP ,okok-pokok materi yang dibahas melalui modul ini meliputi& '. ,enjumlahan, ,engurangan, ,erkalian, dan pembagian 2. K,K dan -," (. "ilangan kuadrat, kubik, dan penarikan akarnya 4. "ilangan "ulat dan operasinya. '

wal

BAB II KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN, DAN PEMBAGIAN

A. PENGANTAR Menurut ,sikologi "runer *"runer, './0& '24+ pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih cepat mencapai tujuan jika dimulai dari tahapan konkret * enactive+ yakni menggunakan obyek sesungguhnya, kemudian semi konkret *econic+ yakni obyeknya diganti gambar, dan terakhir abstrak *symbolic+ yakni sajiannya hanya dalam bentuk lambang1simbol yang hanya berupa huruf-huruf saja atau angka-angka saja. Menurut "runer jika siswa mengalami pembelajaran matematika untuk setiap topiknya dengan perlakuan seperti ketiga tahapan tersebut, maka siswa akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya. %ajian $iklat untuk materi "ilangan sli, !acah, dan "ulat * !"+ ini dirancang mulai dari tahapan kedua yakni semi konkret *econic+ dan kemudian abstraknya1bentuk symbolicnya yang hanya berupa huruf-huruf saja dan angka-angka saja. 2ahapan kongkritnya langsung diperagakan saat tatap muka. 3arapannya peserta $iklat dapat membayangkan tingkat kesuksesannya jika hal itu diterapkan di lapangan1sekolah masing-masing. B. TUJUAN PEMBELAJARAN ,eserta diklat dapat memperagakan konsep penjumlahan, pen u!an an, pe!"al#an, dan pem$a #an yang mampu dicerna peserta didik kelas rendah sebagai bekal untuk mengembangkan pengetahuan dan kompetensinya di kelas-kelas berikutnya hingga jenjang yang lebih tinggi. C. KOMPETENSI ,eserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran bilangan asli, cacah, bulat dan operasinya. D. STRATEGI BELAJAR -asilitator menunjukkan garis besar isi modul, pemecahan masalah yang dikemukakan pada modul, dan meminta tanggapan peserta diklat. ,eserta diklat menyimak, menyampaikan pendapat1gagasan, dan menanggapi pendapat pihak lain. E. MEDIA BELAJAR "ahan jar *Modul+, "ahan 2ayang, dan lat ,eraga *bila diperlukan+. %. KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN &. Penjumlahan #ntuk peserta didik kelas rendah *%$ Kelas 4, 44, 444+ pengertian1konsep yang dapat diterima dengan jelas adalah penjumlahan sama dengan penggabungan 2 kumpulan benda 2

menjadi ' kumpulan benda *Marsudi 5aharjo, 2000& 6aporan 3asil ,raktek Konsultansi di %$ 7gijon ', %eyegan %leman 2004 s.d 2000+. $ari peragaan melalui beberapa gambar siswa kelas rendah dapat melihat suatu pola1kecenderungan tertentu sehingga dapat menyimpulkan sendiri di alam pikirannya bahwa 8ditambah 9 digabung8 dan 8akibat dari ditambah adalah hasilnya akan menjadi lebih banyak8. 2ahap "'n "!e()enactive pada penjumlahan. !ontoh & ( : ) 9 ... Misalnya kita menggunakan tutup botol sebagai alat peraga. 6angkah-langkahnya sebagai berikut& '. 2unjukkan ada ' kelompok isinya ( tutup botol 2. 2unjukkan lagi ada ' kelompok lainnya yang berisi ) tutup botol (. 2anyakan ke siswa jika kedua kelompok itu digabung hasilnya ada berapa tutup botol; yo coba berapa hasilnya; 4. 2anyakan ke siswa siapa yang dapat menunjukkan bagaimana cara menggabungkan keduanya *kedua kelompok itu+ ). jak siswa lainya mengamati bentuk gabungannya. /. <uru& Mengucapkan sambil menuliskannya di papan tulis bahwa =( ditambah dengan ) hasilnya sama dengan >8 artinya bentuk yang kita tulis =( : ) 9 >8. 0. <uru& memberikan 2 atau ( soal sejenis lagi dengan kata kunci =digabung8 sehingga secara kongkret sebanyak ( hingga 4 contoh soal tersebut sudah cukup representatif dalam memberikan gambaran kepada siswa secara kongkret =arti penjumlahan8. 2ahap *em# "'n "!e()econic pada penjumlahan diawali dengan soal cerita yang kemudian disajikan dalam bentuk gambar. Contoh <ambar berikut berasal dari soal cerita yang berbunyi & '. ayam li 4 ekor 2. !ahya memetik jambu ... buah ayam "udi 2 ekor memetik lagi ... buah ayam li digabung dengan ayam "udi berapa jambu !ahya sekarang; berapa yam mereka sekarang;. %oal seperti di atas bagi siswa %$ kelas 4 jelas sulit untuk dipahami karena ada 4 kalimat. kan sangat lain keadaannya jika sajian soal cerita itu diujudkan dalam bentuk gambar yang sajian medianya dalam bentuk 6embar Kerja %iswa *6K%+. 6K% adalah media pembelajaran tertulis yang memuat ciri-ciri konsep, sementara 6embar 2ugas %iswa *62%+ adalah media pembelajaran tertulis yang sudah tidak memuat lagi ciri-ciri konsep. !iri-ciri konsep sudah diperoleh siswa saat kegiatan kongkret *enactive+ dan semi kongkret *econic+ *?lly ?stiningsih&'..4, '0+. %oal nomor 2 bahkan banyaknya jambu tidak diketahui, namun (

karena sajiannya dalam bentuk gambar siswa ternyata tetap dapat menyelesaikan soal yang dimaksud. "erikut adalah contoh bentuk 6K% yang dimaksud.

ayam li
'

ayam "udi digabung dengan berapa

ayam mereka sekarang;

!ahya memetik jambu


2 / 0

jambu !ahya sekarang

memetik lagi

berapa

@ika kedua nomor soal tersebut dilanjutkan hingga '0 nomor dengan aneka macam kata kunci *Modul "ermutu 200.& %oal !erita ,enjumlahan dan ,engurangan halaman '0 A '. dan lampiran halaman /0 A />+ hasilnya /> B siswa kelas 4 *yang baru masuk sekolah 2 bulan+ mendapat nilai maksimal '0C 20 B mendapat nilai .C dan hanya ) B saja yang mendapat nilai ) asal 6K% yang setiap nomor memuat gambar-gambar diberikan pada setiap siswa dan kelimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya. 2ahap terakhir a$*(!a")symbolic adalah tahapan pembelajaran yang bentuk soal-soalnya hanya berupa kalimat tanpa gambar. Kalimat-kalimatnya hanya ditulis dalam bentuk hurufhuruf dan angka-angka saja, dan 6embar 2ugas %iswa *62%+ nya diberikan ke setiap siswa dan kalimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya. 3asilnya cukup fantastis persentase siswa yang mendapat nilai '0 bertambah menjadi 00 B siswa mendapat nilai maksimal '0. %isanya . B siswa mendapat nilai >C dan 4,) B siswa masing-masing mendapat nilai ., 0, dan / dengan tak seorang siswapun mendapat nilai di bawah ). +. Pen u!an an #ntuk peserta didik kelas rendah *%$ Kelas 4, 44, 444+, pengertian dari pengurangan yang dapat mereka terima dengan baik secara "'n "!e()enactive melalui peragaan adalah 4

pengambilan sebagian dari sejumlah obyek *Marsudi 5aharjo, 200.& Modul "ermutu ,embelajaran Eperasi hitung ,erkalian dan ,embagian "ilangan !acah di %$+. $alam bentuk kegiatan bermain peran kata-kata kunci yang nyaman digunakan adalah & diminta, dipinjam, dan diberikan kepada. 3asil pengurangannya adalah sisa obyek yang tidak terambil. %ehingga dalam bentuk gambar **em# "'n "!e()enactive+ sisa yang diperagakan harus memperlihatkan bahwa bekas dari obyek terkena proses pengambilan adalah kosong. gar makna pengurangan ini cepat ditangkap siswa, sajian soal ceritanya seperti yang digambarkan pada 6K% berikut ini. '

di piring ada jambu

jambu yang masih ada di piring diambil

berapa
D 9 D

D 2

"udi punya kambing

kambing "udi sekarang

berapa dijual
D A D 9 D

@ika kedua nomor soal tersebut dilanjutkan hingga '0 nomor soal dengan aneka macam kata kunci *Marsudi 5aharjo, 200.& '0 A '. dan /0 A />+ hasilnya 4'B siswa kelas 4 *yang baru masuk sekolah 2 bulan+ mendapat nilai maksimal '0, sementara siswa lainnya 2. B siswa mendapat nilai .C / B siswa mendapat nilai >C '',> B siswa mendapat nilai 0C dan / B siswa mendapat nilai /. %yaratnya tentu saja asal lembar kerjanya diberikan pada setiap siswa dan kelimat-kalimatnya dibacakan oleh gurunya. 2ahap terakhir a$*(!a")symbolic adalah tahapan pembelajaran yang bentuk soal-soalnya hanya berupa kalimat tanpa gambar hanya ditulis dalam bentuk huruf-huruf dan angkaangka saja, asal 6embar 2ugas %iswa *62%+ nya diberikan ke setiap siswa dan kalimatkalimatnya dibacakan oleh gurunya. 3asilnya juga cukup fantastis ternyata '0 dari 22 siswa *4' B+ mendapat nilai maksimal '0C () B mendapat nilai .C / B mendapat nilai 0C dan '2B mendapat nilai / dengan tak satupun siswa memperoleh skor di bawah /.

G. PERKALIAN DAN PEMBAGIAN &. Pe!"al#an #ntuk perkalian, pengalaman dengan anak sendiri yang sedang duduk di %$ kelas 44 tahun ajaran 20001200> anak lebih cepat menghapal perkalian dasar bila teknik yang kita gunakan bersifat kontekstual. !ontohnya antara lain adalah& ,erkalian dengan ' obyek kontekstualnya 8kepala8 ' orang 9 ' kepala ,erkalian dengan 2 obyek kontekstualnya 8sepeda8 ' sepeda motor 9 2 roda ,erkalian dengan ( obyek kontekstualnya 8becak8 ' becak 9 ( roda ,erkalian dengan 4 obyek kontekstualnya 8kambing8 ' kambing 9 4 kaki ,erkalian dengan ) obyek kontekstualnya 8tangan8 ' tangan 9 ) jari ,erkalian dengan / obyek kontekstualnya 8daun singkong8 ' daun singkong 9 ) jari ,erkalian dengan 0 obyek kontekstualnya 8minggu8 ' minggu 9 0 hari ,erkalian dengan > obyek kontekstualnya 8windu8 ' windu 9 > tahun. da penjelasan dari fasilitator *atau gambar+ bahwa, Kepala orang ada ' .... 5oda sepeda ada 2 .... 5oda becak ada ( .... Kaki Kambing ada 4 .... @ari tangan orang ada ) .... $aun singkong ada / .... %atu minggu ada 0 .... %atu windu ada > .... %etelah obyek kontekstualnya dikenalkan langsung ditindak lanjuti dengan bentuk perkalian yang bersesuaian. %ebagai contoh misalnya untuk perkalian dengan bilangan 4, anak kita beri pertanyaan& ' kambing kakinya berapa; dijawab 4 2 kambing kakinya berapa; dijawab > ( kambing kakinya berapa; dijawab '2 4 kambing kakinya berapa; dijawab '/ ) kambing kakinya berapa; dijawab 20, dan seterusnya hingga '0 kambing '0 kambing kakinya berapa; dijawab 40. Kita sebagai guru mengusahakan agar pertanyaan di atas diulang-ulang hingga ( kali. @ika ingin siswa lebih cepat hapal, guru menuliskan di papan tulis dan siswa diminta mencatatnya. ' kambing kakinya 9 4 ' F 4 9 4 2 kambing kakinya 9 > 2 F 4 9 > ( kambing kakinya 9 '2 ( F 4 9 '2 /

4 kambing kakinya 9 '/ 4 F 4 9 '/ ) kambing kakinya 9 20 ) F 4 9 20 / kambing kakinya 9 24 / F 4 9 24 0 kambing kakinya 9 2> 0 F 4 9 2> > kambing kakinya 9 (2 > F 4 9 (2 . kambing kakinya 9 (/ . F 4 9 (/ '0 kambing kakinya 9 40 '0 F 4 9 40. 2eknik seperti di atas berlaku untuk perkalian-perkalian dasar lainnya. @ika susah mencari obyek kontekstualnya misal perkalian dengan /, >, dan . langsung ditulis bentuk perkaliannya saja kemudian siswa diminta untuk menghapalkan. ,embagian panjang bersifat lanjut, jadi sudah bukan merupakan pembagian dasar lagi. ,embagian panjang adalah pembagian yang tak dapat diperoleh langsung dari hafalan perkalian dua bilangan ' angka. +. Pem$a #an +.& Pem$a #an Da*a! #ntuk pembagian dasar *pembagian yang terkait dengan perkalian 2 bilangan ' angka+, strategi pembelajaran pertama yang diberikan adalah seperti berikut. $isediakan / buah sedotan minuman. %iswa diminta membagi / buah sedotan itu rata1sama banyak kepada 2 orang teman sekelasnya. Mereka bebas membaginya dengan cara masing-masing. $ari pengalaman, siswa dapat melakukan pembagiannya dalam ( *tiga+ cara, yakni !ara '& 6angsung dibagikan kepada 2 orang temannya sama rata masing-masing sebanyak ( buah sedotan. <uru menanyakan ke semua siswa masing-masing teman menerima berapa;, dijawab ( *tiga+. <uru menegaskan sambil menuliskannya di papan tulis 8itu berarti bahwa 8/ dibagi rata pada 2 orang hasilnya sama dengan (8, ditulis / & 2 9 (. !ara 2& $iberikan satu demi satu sampai habis secara bergantian pada 2 orang temannya. 2ernyata masing-masing menerima sebanyak ( buah sedotan. <uru menegaskan sambil menuliskannya di papan tulis 8 itu berarti bahwa / dibagi rata pada 2 orang hasilnya sama dengan (8, ditulis / & 2 9 (. !ara (& $iberikan terlebih dahulu dua-dua pada 2 orang temannya. 2ernyata masih tersisa 2 buah sedotan. Maka langkah selanjutnya pasti 2 buah sedotan sisanya dibagi rata kepada kedua orang temannya itu. khirnya tampak bahwa masing-masing teman mendapat ( buah sedotan. <uru menegaskan sambil menuliskannya di papan tulis 8itu berarti bahwa / dibagi rata pada 2 orang hasilnya sama dengan (8, ditulis / & 2 9 (. 0

Ca(a(an #ntuk diketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari ketiga cara di atas semua benar, tetapi secara matematika ketiga cara di atas salah. %ecara matematika aturan pembagian yang benar untuk / & 2 9 ... adalah 8karena dibagi rata pada 2 orang, maka setiap kali mengambil sebanyak 2 sedotan. Kedua sedotan pada setiap kali mengambil itu kemudian dibagi rata *sama banyak+ kepada kedua orang penerima hingga pengambilannya habis. 3asil baginya adalah sejumlah sedotan yang diterima oleh kedua orang penerima. "erikut adalah contoh peragaannya jika / buah bolpoin dibagi rata *sama banyak+ kepada 2 orang yaitu li dan "udi.

%emula

,engambilan 4

,engambilan 44

,engambilan 444

li

"udi

li

"udi

li

"udi

li

"udi

3asil akhir 9 (. Maka / & 2 9 (. ,erhatikan bahwa semula *sebelum dibagi rata1sama banyak kepada li dan "udi+ terdapat kumpulan bolpoin sebanyak / buah. ,engambilan ke-' *pertama+ sebanyak 2 buah kemudian dibagi rata pada li dan "udi masing-masing akan menerima ' buah. ,engambilan ke-2 sebanyak 2 buah kemudian dibagi rata masing-masing akan menerima 2 buah dan pengambilan ke-( sebanyak 2 buah kemudian dibagi rata masing-masing akan menerima ( buah. 2ernyata hingga pengambilan terakhir *ke-(+ dan kemudian dibagi rata, masing-masing penerima * li dan "udi+ akan menerima bolpoin sebanyak (. 3al itu berarti bahwa , - + . /. Ca(a(an '. %ecara formal matematika pembagian , - + . ... yang didefinisikan adalah 8ada berapa kali pengambilan dua-dua *2 an+ sampai habis pada bilangan /; @awabanya adalah (. >

Karena ada ( kali pengambilan 2 an sampai habis pada bilangan /, maka berarti , - + . /. 2. $efinisi selengkapnya untuk pembagian 8a - b . c8 adalah a - b . c a . b c . %ehingga pengertian , - + . ... artinya adalah ada berapa kali pengambilan sebanyak + an pada bilangan , tanpa tampak adanya proses membagi sama sekali tidak dapat diterima oleh siswa %$ kelas 44 semester 2. (. %etelah aturan *definisi+ pembagian pada catatan nomor 2 di atas diganti dengan nomor ' ternyata dapat diterima1dipahami oleh mayoritas siswa di kelas 4412 %$ 7gijon ', %eyegan, %leman, $.4 Gogyakarta. 4tulah alasannya mengapa definisi pembagian yang seharusnya seperti nomor 2 diganti menjadi definisi pembagian seperti nomor ' dengan tanpa mengubah makna definisi pembagian yang seharusnya seperti nomor 2. +.& Pem$a #an Lanju( ,embagian lanjut *pembagian panjang dengan cara bersusun+ ialah pembagian yang tidak berhubungan langsung dengan pe!"al#an 0a*a! *perkalian 2 bilangan ' angka.+. #ntuk pembagian panjang lambang yang umum digunakan adalah = =. "ilangan yang dibagi diletakkan di dalam tanda itu, bilangan pembaginya diletakkan disebelah kirinya, dan bilangan hasil baginya diletakkan di bagian atasnya. %ebagai contoh misalnya kita akan mencari hasil bagi dari 02 & ( 9 D, kita tulis ( 0 2 . "erikut adalah langkah-langkah peragaan dan proses penulisannya *peragaan dan proses penulisan harus seiring+. ,embagian dimulai dari bagian yang terbesar. Misalnya kalau bilangan yang dibagi berupa bilangan ratusan, maka yang dibagi dimulai dari bagian ratusan, sesudah itu baru bagian puluhan dan terakhir bagian satuan. @ika yang dibagi bilangan puluhan, maka yang dibagi mulai dari bagian puluhan barulah bagian satuannya.

!ontoh& 2entukan hasil pembagian 02 & ( 9 D ,roses peragaan dan penulisannya adalah seperti berikut. 7o '. ,roses ,eragaan 02 & ( artinya ada satu kelompok isinya 02 dibagi rata pada ( kotak, masing-masing kotak mendapat berapa; Karena dibagi ( maka yang 0 puluhan kita ambil tiga-tiga dengan setiap kali pengam-bilan tigaan dibagi rata ke seluruh kelompok ,roses ,enulisan

... ( 0 2

2.

2erakhir sisanya ' puluhan dan 2 satuan. %isa ' puluhan itu dapat dibagi ( jika ikatan puluhannya dilepas sehingga menjadi satuan.
4katan puluhan ini harus dilepas sehingga menjadi satuan

2.. 0 2
yg terbagi

/ '

sisa

'0

7o (.

,roses ,eragaan %etelah yang puluhan dilepas ikatannya akan menjadi satuan. <abungkan dengan satuan sebelumnya sehingga semuanya menjadi '2, ambil tiga-tiga dan bagi rata ke masing-masing anggota kelompok sampai habis.

,roses ,enulisan

(
yg terbagi

2.. 0 2 / ' 2

sisa

''

7o 4.

,roses ,eragaan

,roses ,enulisan 2 4 0 2 / ' 2 ' 2


0

(
yg terbagi

sisa
yg terbagi sisa akhir rtinya &

02 & ( 9 24.

$engan peragaan tersebut, kerangka berpikir dalam pengoperasionalnya adalah sebagai berikut. ,ul 2 ,embagi ,ul 2 ( yg terbagi %isa ' ,ul 2 ( yg terbagi %isa 0 / ' 2
#rusan dg pul

%at 3asil bagi 2 "il yg dibagi

( %at

Langkah 1 02 dibagi (, kita mulai dari kumpulan yang besar yaitu puluhan. ,uluhannya ada 0 dibagi pada ( orang, maka hasil baginya 2 ikat puluhan dan sisanya ' ikat puluhan Kita tulis hasil baginya 2 ikat di tempat hasil bagi puluhan, dan sisanya ' ikat puluhan diletakkan lurus dengan puluhan.

%at

Langkah 2 Karena puluhan yang dibagi sebanyak 0 dan sisa pembagiannya ', berapa ikat puluhan yang terbagi; @awabannya tentu yang terbagi 9 / ikat puluhan, dan kita tulis / di tempatnya yang lurus dengan tempat puluhan. 3ingga langkah ini berarti urusan dengan puluhan selesai.

'2

,ul 2 ( yg terbagi %isa 0 / ' ' ,ul 2 ( yg terbagi %isa 0 / ' ' ,ul 2 ( yg terbagi %isa yg terbagi %isa 0 / ' ' '

%at

Langkah 3 #rusan kita berikutnya adalah dengan satuan. ,uluhan yang tersisa ' ikat itu kita jadikan satuan, bagaimana caranya; !aranya tentu kita lepas ' ikat puluhan sisa itu, setelah dilepas menjadi berapa satuan; @awabannya tentu menjadi '0 satuan : satuan yang sudah ada sebelumnya hingga satuan seluruhnya ada '2. %elanjutnya kita tulis '2 itu pada baris berikutnya. Langkah 4 2ernyata satuan '2 itu sama dengan kalau kita menurunkan bilangan 2 dari atas.

2 %at

7ah selanjutnya satuan sebanyak '2 ini kita bagi pada ( orang. Masing-masing orang mendapat berapa dan sisanya berapa; Langkah 5 @awabannya pertanyaan tadi tentu masing-masing orang mendapat 4 satuan *letakkan di kolom satuan pada hasil bagi+ dan sisanya nol.

%at 4 2
#rusan dg pul

2 #rusan 2 dg sat 0

Karena sisanya 0 *nol+, berarti yang terbagi adalah semuanya, yaitu semua dari '2 satuan. @adi 02 & ( 9 24.

!ontoh 2 $iskripsikan penggunaan alat peraga pada pembagian bilangan )04 dibagi kepada '2 orang. "erapakah hasil baginya;

'(

Jawab 5at ,ul %at Langkah 1 #rusan pembagian kita urut dari yang terbesar yaitu pertama dari ratusan, kedua baru puluhan, dan terakhir satuan.

'2 yg terbagi %isa

5atusannya ) dibagi pada '2 orang, maka hasil baginya 0, ) 0 4 #rusan sisanya ), sehingga yang terbagi sebanyak 0 ikat ratusan. Kita tulis 0 di hasil bagi ratusan, dg rat ) di sisa ratusan, dan 0 0 di tempat yang terbagi. ) *ikat ratusan+ $engan demikian hingga langkah ini urusan pembagian kita dengan ratusan selesai. Langkah 2 #rusan pembagian kita selanjutnya adalah dengan ikatan puluhan. #ntuk itu sisa ikatan ratusan seba-nyak ) kita jadikan puluhan dengan cara melepas ikatannya. da berapa ikat puluhan setelah ikatan ratusannya dilepas; @awabnya tentu menjadi )0 ikat puluhan. @ika ikatan puluhan sebanyak )0 itu kita tambah dengan puluhan yang sudah ada sebelumnya *yakni nol puluhan+ maka semuanya tetap )0 puluhan. %ama dengan kalau 0 nya diturunkan. Langkah 3 #rusan kita sekarang pada ikatan puluhan.

5at 0 '2 yg terbagi %isa ) 0 )

,ul

%at

0 *ikat pul+

5at

,ul 4 0

%at

0 '2 yg terbagi %isa yg terbagi %isa ) 0 ) 4

0 *ikat pul+ > 2 *ikat pul+

4katan puluhan sebanyak )0 itu jika kita bagi rata pada '2 orang, maka masing-masing orang akan mendapat 4 ikat, sisanya 2 ikat sehingga yang terbagi ada 4> ikat *puluhan+. 3ingga langkah ini urusan pembagian kita pada puluhan selesai.

'4

5at

,ul 4 0

%at

Langkah 4 #rusan pembagian kita yang terakhir adalah dengan satuan.

0 '2 yg terbagi %isa yg terbagi %isa ) 0

0 *ikat pul+ #ntuk itu sisa ikatan puluhan sebanyak 2 ikat tadi kita lepas ikatannya sehingga menjadi satuan. Menjadi berapa 4 > satuan;. @awabnya tentu 20 satuan. $an bagaimana setelah dijadikan satuan kemudian 4 2 ditambah dengan satuan yang sudah ada sebelmnya, yaitu *ikat sat+ 4; @awabnya tentu 9 20 sat : 4 sat 9 24 satuan, sama dengan kalau 4 nya diturunkan. ) 5at %at 2 4
#rusan dg rat #rusan dg pul

Langkah 5

,ul 4 0

0 '2 yg terbagi %isa ) 0 ) 4 yg terbagi %isa

0 > 2 2

4 #rusan 4 dg sat 0

%atuan sebanyak 24 ini kemudian kita bagi rata pada '2 orang. 2ernyata hasil banginya 2, dan sisanya 0. "erarti yang terbagi semuanya yakni 24. Kita tulis 2 di tempat hasil bagi *atas+ 0 sisanya *di sisa tempat terbawah+ 24 di tempat yang terbagi. 3asil baginya tertulis 042 9 42. @adi )04 & '2 9 42.

La(#han & '. 2entukan bilangan pada titik-titik isian di bawah ini '+ (2 & 4 9 D )+ D & > 9 ( 2+ (/ & . 9 D /+ D & ) 9 / (+ 4) & ) 9 D 0+ D & 0 9 4 4+ 40 & > 9 D >+ D & . 9 (

.+ '0+ ''+ '2+

() & D 9 0 (0 & D 9 ) 20 & D 9 . 24 & D 9 /.

')

2.

3itunglah hasil bagi pada masingmasing pembagian berikut dengan teknik susun ke bawah '+ )2> & 4 9 D 2+ >(2 & 4 9 D (+ ).>(> & 0 9 D 4+ '.>4> & '2 9 D )+ 2..'2 & '4 9 D

H. OPERASI HITUNG CAMPURAN Eperasi hitung campuran adalah operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu macam operasi dalam suatu perhitungan *Hirasto, '..(& )4+. $alam suatu soal hitungan yang menjadi prioritas untuk dihitung terlebih dahulu adalah bilangan-bilangan yang ada di dalam tanda kurung. 7ah yang menjadi masalah adalah jika dalam soal operasi hitung campuran itu tidak ada tanda kurung, bagaimana aturan perhitungannya;. #ntuk meng-hindari kesimpang siuran dalam penafsiran khususnya kalau dalam soal itu tidak ada tanda kurungnya, secara internasional *dibuktikan menggunakan kalkulator bertanda =%cientific8+ diberikan definisi *kesepakatan+ sebagai berikut. '. 2ambah dan kurang sama kuat *mana yang lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu+. 2. Kali dan bagi sama kuat *mana yang lebih kiri dikerjakan terlebih dahulu+. (. Kali dan bagi lebih kuat dari tambah dan kurang. !ontoh 3itunglah 4> & ( F 2 : 24 F 4 & 2 A ) 9 D @awab "erdasarkan aturan operasi hitung campuran di atas dan teknik penulisan yang nyaman untuk difahami siswa, teknik penulisan dan pengerjaannya adalah seperti berikut. 5uas kiri 9 4> & ( F 2 : 24 F 4 & 2 A ) 9 '/ F 2 : ./ & 2 A ) 9 (2 : 4> A ) 9 >0 A) 9 0). La(#han + 3itunglahI '. ) F 4 & 2 : '2 & 2 F ( 9 D 2. 0 F 4 & 2 : '> & ( F 2 9 D (. 24 & 2 F ( A 2 F ( & 2 9 D 4. 4) & ) F ( A / F ( & 2 : '0 9 D ). 0 F 4 & 2 : '> & 2 F ( A / 9 D '/

BAB III PEMBELAJARAN KPK DAN %PB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN ,eserta diklat dapat memberikan contoh pembelajaran Kelipatan ,ersekutuan 2erkecil *K,K+ dan -aktor ,ersekutuan 2erbesar *-,"+ dimulai dari pendekatan kontekstual, formal, pembinaan ketrampilan, dan mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah B. KOMPETENSI ,eserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran Kelipatan ,ersekutuan 2erkecil *K,K+ dan -aktor ,ersekutuan 2erbesar *-,"+ dari 2 *dua+ atau (*tiga+ bilangan. C. STRATEGI BELAJAR -asilitator menunjukkan garis besar isi modul, pemecahan masalah yang dikemukakan pada modul, dan meminta tanggapan peserta diklat. ,eserta diklat menyimak, menyampaikan pendapat1gagasan, dan menanggapi pendapat pihak lain. D. MEDIA BELAJAR "ahan jar *Modul+, "ahan 2ayang, dan lat ,eraga *bila diperlukan+. E. PEMBELAJARAN KPK 1Kel#pa(an Pe!*e"u(uan Te!"e2#l3 1. Pendekatan kontekstual untuk KPK. a. S'al (en(an lampu "e0#p Misalkan terdapat sebuah lampu berwarna merah dan sebuah lampu lagi berwarna kuning. 6ampu merah berkedip setiap 2 detik sedangkan lampu kuning berkedip setiap ( detik. @ika kedua lampu dinyalakan bersama-sama '+ pada detik ke berapa saja kedua lampu berkedip secara bersamaan. 2+ pada detik ke berapa kedua lampu untuk pertama kalinya berkedip bersama. $. %a*#l#(a* 4an pe!lu 0#*#ap"an u!u -asilitas yang perlu disiapkan berupa lembar kerja *6K+ dalam bentuk tabel seperti berikut 6ampu "erkedip pada detik ke D
' Merah Kuning 2 ( 4 ) / 0 > . ' 0 ' ' ' 2 ' ( ' 4 ' ) ' / ' 0 ' > ' . 20

2. A"(#5#(a* *#*6a. "ekerja kelompok mengisi 6K tersebut dengan tanda-tanda centang * + pada kolomkolom yang disediakan. '0

3asil kerja kelompok yang diharapkan adalah& 6ampu "erkedip pada detik ke D
' Merah Kuning 2 ( 4 ) / 0 > . ' 0 ' ' ' 2 ' ( ' 4 ' ) ' / ' 0 ' > ' . 20

$ari tabel dapat dilihat bahwa '+ kedua lampu akan berkedip bersama-sama pada detik ke /, '2, '>, D dan seterusnya. 2+ kedua bola lampu berkedip bersama pertama kalinya pada detik ke-/. Maka K,K dari 2 dan ( hasilnya 9 /. $itulis K,K*2,(+ 9 /. 0. Pe!an u!u *e$a a# 5a*#l#(a('!. Menyiapkan soal, menyiapkan 6K, mengawasi kerja kelompok, klarifikasi1kejelasan tentang jawaban mana yang benar1paling benar. 2. KPK secara matematis (oleh guru). S'al"erapakah kelipatan persekutuan dari bilangan 2 dan (; "erapakah kelipatan persekutuan yang terkecil *K,K+ dari bilangan 2 dan (; Ja6a$Kelipatan 2 2, 4, / , >, '0, '2 , '4, '/, '> , 20, 22, 24 , D Kelipatan ( (, / , ., '2 , '), '> , 2', 24 , 20, D Kelipatan persekutuan dari 2 dan ( adalah /, '2, '>, 24, D terkecil Maka K,K *2, (+ 9 /. 3. Pemberian soal-soal lain untuk KPK (oleh guru). S'al2entukan kelipatan persekutuan terkecil *K,K+ dari bilangan-bilangan berikut a. 4 dan / b. '0 dan ') c. ') dan 20 d. ) dan '0 e. 2) dan )0 @awaban yang diharapkan adalah& '>

memberikan

a. kelipatan persekutuan dari 4 dan / adalah '2, 24, (/, 4>, D sehingga K,K *4, /+ 9 '2. b. kelipatan persekutuan dari '0 dan ') adalah (0, /0, .0, D sehingga K,K *'0, ')+ 9 (0. c. kelipatan persekutuan dari ') dan 20 adalah /0, '20, '>0,D sehingga K,K *'), 20+ 9 /0. d. kelipatan persekutuan dari ) dan '0 adalah '0, 20, (0, D sehingga K,K *), '0+ 9 '0. e. kelipatan persekutuan dari 2) dan )0 adalah )0, '00, ')0, D sehingga K,K *2), )0+ 9 )0. 4. Cara ce at mem eroleh KPK (oleh guru). <uru mengajak siswa mengamati uraian jawaban dari ) soal tentang K,K pada langkah (. 2ernyata K,K 9 Kelipatan persekutuan yang pertama kali muncul $engan ciri tersebut maka uraian singkat untuk mencari K,K dari 2 bilangan adalah seperti berikut. a. K,K *4, /+ 9 D Kelipatan 4 4, >, '2, D K,K *4, /+ 9 '2 Kelipatan / /, '2, D '2 adalah kelipatan persekutuan yang pertama kali muncul. b. K,K *'0, ')+ 9 D Kelipatan '0 '0, 20, (0, D K,K *'0, ')+ 9 (0 Kelipatan ') '), (0, D d. K,K *), '0+ 9 D Kelipatan ) ), '0, '), D K,K *), '0+ 9 '0 Kelipatan '0 '0, 20, D !. Pembinaan keteram ilan"mencongak untuk KPK (oleh guru). <uru mempersiapkan soal-soal K,K dari 2 bilangan atau ( bilangan yang bisa dicongak. Kerangka berpikir untuk mencongaknya seperti pada langkah 0 di atas. %oal-soal yang dimaksud misalnya tentukan K,K dari bilangan-bilangan. a. 20 dan 2) e. (, 4 dan / b. )0 dan 0) f. /, . dan '2 c. '00 dan ')0 g. ), > dan '0 d. ')0 dan 200 h. '), 20 dan (0 '.

%. Pem$elaja!an %PB 1. Pendekatan kontekstual untuk #P$. a. S'al (en(an mem$a # *ama $an4a" "epa0a $e$e!apa '!an Misalkan ada '2 jambu dan '> rambutan. @ambu dan rambutan sebanyak itu akan dibagi rata *sama banyak+ kepada beberapa orang. Pe!(an4aan'+ Gang memungkinkan jambu dan rambutan itu dapat dibagi sama banyak kepada berapa orang; *' orang, 2 orang, ( orang, 4 orang, ) orang, / orang, dan lain-lain+. 2+ $ari hasil-hasil penyelidikan tersebut, paling banyak kepada berapa orang jambu dan rambutan itu dapat dibagi secara merata *sama banyak+. (+ dakah cara yang paling singkat untuk memperoleh jawaban yang ditanyakan pada pertanyaan b; $. %a*#l#(a* 4an pel!u 0#*#ap"an. #ntuk siswa setiap kelompok harus menyediakan kerikil-kerikil sesuai dengan warna dan jumlah yang dimaksud, sedangkan guru mempersiapkan 6K berupa isian tentang kemungkinan-kemungkinan tentang kedua kelompok kerikil itu dapat dibagi sama banyak kepada 2 orang, ( orang, 4 orang, / orang dan > orang seperi berikut. 2 orang dan " jambu ramb " da sisa1tidak / orang jambu rambutan " ! $ ? da sisa1tidak ( orang , ", dan ! @ambu ramb " ! da sisa1tidak > orang @ambu rambutan " ! $ ? < 3 da sisa1tidak 4 orang jambu ramb " ! $ da sisa1tidak

20

2. Ben(u" "e #a(an %iswa secara berkelompok mengerjakan lembar kerja, guru mengawasi kegiatan siswa dan terakhir memberikan klarifikasi tentang jawaban yang benar. @awaban yang diharapkan. 2 orang dan " @ambu 5amb '2 '> / . " / . 2anpa 2anpa sisa sisa 5ambutan sisa 2 jadi tak habis dibagi rata jadi habis dibagi rata jadi habis dibagi pada ( orang pada rata 2 orang pada 4 orang / orang jamb ramb '2 '> 2 ( 2 ( 2 ( 2 ( 2 ( 2 ( > orang jamb ramb '2 '> ' 2 " ' 2 ! ' 2 $ ' 2 ? ' 2 ' 2 < ' 2 3 ' 2 sisa sisa 4 sisa 2 da sisa, jadi tidak mungkin dibagi > orang. dibagi > orang ( orang , ", dan ! @amb 5amb '2 '> 4 / " 4 / ! 4 / 4 orang @amb 5amb '2 '> ( 4 ( 4 ( 4 ( 4

" ! $

" ! $ ? -

2anpa sisa jadi habis dibagi rata pada / orang

Ke*#mpulanMaksimal '2 jambu dan '> rambutan dapat dibagi rata *sama banyak+ pada / orang. Maka -,"*'2,'>+ 9 /. <uru kemudian menanyakan, adakah cara yang lebih cepat untuk memperoleh jawaban tersebut, yakni jambu dan rambutan itu dapat dibagi rata *sama banyak+ kepada maksimal / orang; @awabannya& da 1'leh u!u3 Gaitu -," *'2, '>+ 9 /, barulah membahas -," secara matematika. 2. Pembahasan #P$ secara matematika. -," *'2, '>+ 9 D; 2'

Ja6a$'2 $ari data akan '> dipeorleh ' '2 ' '2 '> -aktor dari ' , 2 , ( , 4, / , '2 2/ 2. ( 4-aktor dari('> / ' , 2 , ( , / , ., '> -aktor persekutuan dari '2 dan '> ialah ' , 2 , ( , / terbesar Maka -," *'2, '>+ 9 / %ehingga '2 jambu dan '> rambutan itu dapat dibagi sama banyak maksimal pada / orang.

%esudah itu guru dapat memberikan soal-soal lainnya untuk dapat dikerjakan dengan cara yang sama. %iswa boleh bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut. C'n('h,aling banyak *maksimal+ dapat dibagi sama banyak kepada berapa orang sekumpulan benda-benda berikut. a. (0 kelereng merah dan 20 kelereng putih. b. 40 bola merah dan /0 bola putih. c. jeruk '2 buah, duku '/ buah dan rambutan 20 buah. d. telur puyuh 40 buah, telur ayam (0 buah, telur bebek 20 buah. @awaban akhir yang diharapkan adalah a. -," *(0, 20+ 9 '0, maka maksimal kelereng-kelereng itu dapat dibagikan sama banyak kepada '0 orang. b. -," *40, /0+ 9 20, maka maksimal bola-bola itu dapat dibagikan sama banyak kepada 20 orang. c. -," *'2, '/, 20+ 9 40, maka maksimal jeruk, duku, dan rambutan itu dapat dibagikan sama banyak kepada 4 orang. d. -," *40, (0, 20+ 9 '0, maka maksimal telur-telur itu dapat dibagikan sama banyak kepada '0 orang. 3. Cara ce at menentukan #P$ (oleh guru). $ari contoh-contoh yang telah dipelajari, siswa diajak mengamati hasilnya, ternyata nilai -," yang dimaksud adalah -," 9 bilangan terbesar yang dapat membagi habis 22

bilangan-bilangan itu. C'n('h2entukan -," *'2, '>+ 9 D

%PB Se2a!a Men2'n a" Ja6a$D#2'$a ( membagi habis *tanpa sisa+ bilangan '2 -," *'2, '>+ 9 D ' *sukses membagi '2 dan sukses membagi '>, tapi ( membagi habis *tanpa sisa+ bilangan '>. kurang besar+ 2etapi -," *'2, '>+ ( sebab masih ada 2 *sukses tapi kurang besar+ bilangan lain yang lebih dari ( yang ( *sukses tapi kurang besar+ dapat membagi habis '2 dan '>. 4 *salah, ada yang tak sukses+ ) *salah, keduanya tak sukses+ "ilangan itu adalah /. Maka / *sukses dan yang terbesar+ -," *'2, '>+ 9 /. Maka *'2, '>+ 9 /. Ca(a(an !ara mencongak hanya tepat dilakukan untuk bilangan-bilangan yang mudah dibayangkan.

4. Pembinaan keteram ilan menentukan #P$. Kaidah yang digunakan untuk membina keterampilan, yakni menentukan -," dari 2 bilangan atau lebih secara mencongak adalah seperti pada langkah (. <uru kemudian memilih dan mempersiapkan bilangan-bilangan yang mudah dicongak dalam mencari -,". "ilangan-bilangan itu misalnya& 2entukan -," dari a. 20 dan (0 b. 20 dan 40 c. 2) dan )0 d. )0 dan 0) e. '00 dan ')0 dan lain-lain. @awaban yang diharapkan secara cepat *mencongak+ adalah a. -," *20, (0+ 9 '0 b. -," *20, 40+ 9 20 c. -," *2), )0+ 9 2) d. -," *)0, 0)+ 9 2) e. -," *'00, ')0+ 9 )0 !. %enentukan KPK dan #P$ dengan &aktorisasi rima -aktorisasi prima digunakan untuk menyelesaikan permasalahan mencari K,K dan -," dari bilangan-bilangan yang sulit dibayangkan1diangankan. 2eknik menentukan K,K dan -," dengan faktorisasi prima dilakukan dengan 2 *dua+ cara, yaitu K,K 9 hasil kali faktor prima yang ada maupun tak ada pasangannya -," 9 hasil kali faktor prima yang ada pasangannya K,K 9 hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar -," 9 hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil 2(

C'n('h 2entukan K,K dan -," dari bilangan-bilangan (00 dan ()0. Ja6a$ 1. er!asarkan "akta yang a!a #konsep$, maka Kelipatan ' 2 ( 4 ) / 0 (00 /00 .00 '200 ')00 '>00 2'00 ()0 000 '0)0 '400 '0)0 2'00 K,K 9 2'00

-,"*(00,()0+ 9 ... %ecara mencongak,


D#2'$a

-,"*(00,()0+

'0 *kurang besar+ 20 *salah+ sebab 20 sukses membagi (00 tetapi tidak sukses membagi ()0 2) *kurang besar+ )0 *tepat+

Maka -,"*(00,()0+ 9 )0. 2. %engan pem"aktoran prima yang dimaksud adalah ()0 (00 yang a!a pasangannya 2 '0) 2 ')0 () (00 9 2 F 2 F ( F ) F ) 9 22F(F)2 ) 0) 2 ()0 9 2 F ) F ) F 0 9 2F)2F0 ) 0 ( 2) yang a!a !an tak a!a pasangannya ) ) $engan demikian maka dari faktorisasi prima teknik ', diperoleh K,K *(00,()0+ 9 hasil kali faktor prima yang ada pasangannya dan yang tidak ada pasangannya 9 2F2F(F)F)F0 9 2.'00 -," *(00,()0+ 9 2F)F) 9 )0. (. %engan "aktorisasi prima teknik 2 K,K dan -," dua atau beberapa bilangan diperoleh dengan cara seperti berikut. #ntuk K,K hasilnya sama dengan hasil kali faktor-faktor prima gabungannya pangkat yang terbesar. %ementara -," hasilnya sama dengan hasil kali faktorfaktor prima sekutunya pangkat yang terkecil. (00 9 22 F ( F )2 ()0 9 2' F )2 F 0 K,K 9 22 ( )2 0 (00 9 22 F ( F )2 ()0 9 2' F )2 F 0 -," 9 2'

)2

24

K,K *(00, ()0+ 9 hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar. 9 22 ( )2 0 9 4 ( 2) 0 9 *4 2)+ *( 0+ 9 2'00. -," *(00, ()0+ 9 hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil. 9 2' )2 9 2 2) 9 )0. 2eknik lain untuk menentukan K,K dan -," dari dua bilangan atau lebih juga dapat dilakukan dalam berbagai cara *?di ,rayitno, '..0+ antara lain& '. "agilah semua bilangan itu dengan faktor1faktor prima persekutuannya 2. %etelah semua bilangan menjadi prima relatif satu sama lain *nilai -,"nya 9 '+, bagilah hasil-hasilnya dengan faktor-faktor prima yang mungkin *untuk bilangan yang terbagi tentukan hasil baginya, sedang yang tak terbagi tetaplah ditulis apa adanya+, hingga hasil bagi terakhirnya 9 '. C'n('h 2entukan K,K dan -," dari bilangan-bilangan (00, ()0, dan 400. Ja6a$ -," K,K '0 ) 2 2 2 ( 0 (00 (0 / ( ( ( ' ' ()0 () 0 0 0 0 0 ' 400 40 > 4 2 ' ' '

$ari gambaran itu dapat disimpulkan bahwa& -," *(00, ()0, 400+ 9 '0 ) 9 )0 K,K *(00, ()0, 400+ 9 '0 ) 2( ( 0 9 >.400 '. (era an KPK dan #P$ dalam kehidu an dan ermasalahan lain yang relevan %eperti yang telah dikemukakan sebelumnya dalam pendekatan kontekstual *di awal pembelajaran+ lampu kedip merupakan salah satu terapan untuk K,K sedangkan pembagian rata yang dapat dilakukan secara maksimal pada sejumlah orang merupakan salah satu terapan dari -,". 2erapan lain yang sudah dikenal umum untuk K,K adalah dalam hal menyamakan penyebut pada operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan. %ementara terapan -," yang umum adalah dalam menyederhanakan pecahan ke bentuk yang paling sederhana. C'n('h & a. 3itunglah
2 ' ' + = ... ( 4 /

2)

b. 7yatakan dalam bentuk yang paling sederhana untuk pecahan Ja6a$ a.


2 ' ' + = ... ( 4 /

02 . ./

K,K penyebut 9 K,K *(, 4, /+ 9 '2. Maka &


2 ' ' ... ... ... > ( 2 0 + = + = + = . ( 4 / '2 '2 '2 '2 '2 '2 '2

b. $engan faktorisasi prima 02 2 2 2 ( (/ '> . ( 2 2 2 2 2 %ehingga


02 2 2 2 (( ( ( = = = . ./ 2 2 2 2 2 ( 2 2 4

./ 4> 24 '2 / (

,erhatikan bahwa bagian yang dicoret adalah -," dari 02 dan ./ yakni -," *02, ./+ 9 2 2 2 ( 9 24 $engan begitu bila kita sudah mengetahui bahwa -," *02, ./+ 9 24 maka untuk menyederhanakan pecahannya dilakukan dengan cara
02 02 & 24 ( = = . ./ ./ & 24 4

da contoh terapan lainnya yang cukup menarik untuk pelajaran matematika %$ adalah terapan K,K dalam perhitungan jarak, waktu, dan kecepatan. C'n('h + li bersepeda dari kota , ke kota J dengan kecepatan rata-rata 20 km1jam berangkat pukul 00.00. %atu setengah jam kemudian "udi menyusul li menggunakan sepeda motor dengan kecepatan (0 km1jam. ,ada km berapa dan pada pukul berapa "udi menyusul li; Ja6a$ %elisih waktu perjalanan antara li dan "udi 9 '
' jam. %elisih waktu itulah yang 2

nantinya akan dipakai sebagai dasar perhitungan K,K. ,erhatikan bahwa& li ' jam menempuh jarak 20 km '
' ' jam 9 ' 20 km 9 (0 km. 2 2

2/

"udi ' jam menempuh jarak (0 km '

' ' jam 9 ' (0 km 9 4) km. 2 2

"erdasarkan uraian diatas apabila dibuat diagram, pengerjaannya sebagai berikut & jam 00.00 li K 0 0>.(0 "udi K '0 K 20 jam K (0 K 40 K )0 K /0 K 00 K >0 K .0 K '00 km jam jam

jam

$iagram jarak, waktu, dan kecepatan yang digambarkan di atas ternyata 2u"up dapat memberikan kejelasan bahwa & a+ "udi menyusul li tepatnya pada km .0 9 K,K *(0, 4)+ b+ Haktu "udi menyusul li adalah #ntuk li waktu dihitung dari pukul 00.00, yakni pukul 00.00 : ( '
' ' jam 9 00.00 : 4 jam 9 ''.(0 2 2 ' jam 9 0>.(0 : ( jam 9 ''.(0 2

#ntuk "udi waktu dihitung dari pukul 0>.(0, yakni pukul 0>.(0 : 2 '

C'n('h / li bersepeda motor berangkat dari kota , pukul 00.00 menuju kota J yang berjarak 2)0 km dengan kecepatan rata-rata 40 km1jam. ,ada saat yang bersamaan "udi berangkat dari kota J menuju kota , dengan kecepatan rata-rata /0 km1jam. ,ertanyaan a. ,ada km berapa dan pada pukul berapa li dan "udi berpapasan di jalan; b. @ika waktu berangkatnya tidak bersamaan, yaitu li berangkat pukul 00.00 sementara "udi berangkatnya pukul 0>.(0. ,ada km berapa dan pukul berapa li dan "udi berpapasan di jalan; Ja6a$ '00 km , 00.00 li jm 40 km1jam 2)0 km ')0 km jm J 00.00 "udi 20

/0 km1jam

a.

li ' jam menempuh jarak 40 km *dari kiri+ "udi ' jam menempuh jarak /0 km *dari kanan+ li dan "udi ' jam menempuh jarak '00 km. Karena jarak yang harus mereka tempuh berdua 9 2)0 km maka waktu tempuhnya 9
2)0 ' jam 9 2 jam. 4tu berarti '00 2

li dan "udi berpapasan di jalan setelah keduanya

melakukan perjalanan selama 2 pukul 00.00 : 2


km

' jam yakni 2

' jam 9 0..(0. 2 '

2empat keduanya berpapasan adalah li 9 40 jam 2 jam 9 '00 km *dari kiri1dari kota ,+ 2 "udi 9 /0 jam 2 2 jam
km

'

9 ')0 km *dari kanan1dari kota J+

2otal 9 2)0 km :
b.

, 00.00 li

/0 km 40 km1j

'.0 km 40 km1j /0 km1j

J 0>.(0 "udi

0>.(0

Karena waktu berangkatnya tidak sama maka perhitungannya dimulai dari saat keduanya mulai berjalan, berarti pukul 0>.(0 yaitu ' barulah "udi mulai bergerak. $ari pukul 0>.(0 li telah menempuh jarak 40 jam ' jam 9 /0 km *tiba di 5+. Kini jarak yang 2 harus ditempuh keduanya 9 2)0 km A /0 km 9 '.0 km. Karena ' jam li dan "udi menempuh total jarak '00 km maka waktu pertemuannya dicapai saat keduanya menempuh perjalanan selama menit. Haktu keduanya berpapasan adalah li 9 pukul 00.00 : '
' jam : ' jam )4 menit 2 '.0 jam 9 ',. jam 9 ' jam )4 '00
km

' jam dari 2

li mulai bergerak

'

9 00.00 : ' jam (0 menit : ' jam )4 menit 9 '0.24 "udi 9 0>.(0 : ' jam )4 menit 2>

9 '0.24 @arak keduanya berpapasan adalah li "udi 9 /0 km : 40 jam ' jam '0 9 /0 jam ' jam '0
km km

9 */0 : 0/+ km 9 '(/ km 9 */0 : )4+ km 9 ''4 km 2otal 9 2)0 km :

La(#han / '. 2entukan -," dan K,K dari bilangan-bilangan berikut . dan '2 > dan 20 > dan '/ '2 dan '/ 20 dan 24 2. '0 dan (0 20 dan 2) 40 dan /0 )0 dan /0 >0 dan '20 4, /, dan . >,'0, dan '2 40,)0, dan /0 200,400, dan /00 2)0,(00, dan 400.

li berkunjung ke bank sekali dalam '0 hari, "udi sekali dalam ') hari. @ika sekarang ia bertemu di bank itu, dalam berapa hari lagi mereka akan saling bertemu kembali pada bank tersebut;

(. Misalkan tersedia cat-cat dalam kemasan kaleng-kaleng kecil. !at merah ')0 kaleng, cat putih '20 kaleng dan cat kuning .0 kaleng. @ika cat-cat itu akan dibagi rata *sama banyak+ pada para tukang cat, maksimal kepada berapa orang cat-cat itu dapat dibagi rata; 4. li bersepeda dari kota ke kota " dengan kecepatan 20 km1jam, berangkat pukul 00.00. satu setengah jam kemudian "udi menyusul berangkat dari tempat yang sama *kota + dengan kecepatan (0 km1jam. ,ada km berapa dan pukul berapa "udi menyusul li;

). $odi bersepeda motor dari kota ke kota " yang berjarak '2) km dengan kecepatan 20 km1jam berangkat pukul 00.00. ,ada saat yang bersamaan ?ka berangkat dari kota " ke kota denagn kecepatan (0 km1jam. ,ada km berapa dari kota dan pada pukul berapa keduanya berpapasan di jalan; /. @ika untuk soal nomor 2 *jarak kota ke kota " adalah '2) km+ ?ka berangkat dari kota " menuju kota pukul 00.00 dengan kecepatan rata-rata (0 km1jam. %ementara $odi berangkatnya dari kota menuju kota " pada pukul 0>.(0. ,ada km berapa dari kota dan pada pukul berapa $odi dan ?ka berpapasan di jalan;

BAB I7 BILANGAN PERSEGI, BILANGAN KUBIK, DAN PENARIKAN AKAR 2.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ,eserta diklat dapat menguadratkan suatu bilanagan asli, memangkatkan tiga, menarik akar kuadrat suatu bilangan persegi, dan menarik akar pangkat tiga suatu bilangan kubik hingga bilangan '.000.000. B. KOMPETENSI ,eserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran menguadratkan suatu bilanagan asli, memangkatkan tiga, menarik akar kuadrat suatu bilangan persegi, dan menarik akar pangkat tiga suatu bilangan kubik hingga bilangan '.000.000. C. BILANGAN KUADRAT)PERSEGI 1S8UARE NUMBER3 %ebagai pendekatan kontekstual, pertama perhatikan pola pada 4 persegi berikut

A . . . k 444 4L 44 h 4 i r Pe!ha(#"an $ah6a panjan *#*# 0an lua* 0a!# ma*#n 9ma*#n pe!*e # #(u a0alahj <ambar 4 & ,anjang sisi 9 ', 6uas persegi 4 9 ' a <ambar 44 & ,anjang sisi 9 2, 6uas persegi 44 9 4 m

<ambar 444 & ,anjang sisi 9 (, 6uas persegi 444 9 . <ambar 4L & ,anjang sisi 9 4, 6uas persegi 4L 9 '/.

k e

2 %elanjutnya bilangan-bilangan ', 4, ., '/, . . . dan seterusnya masing-masing disebut bilangan , persegi. mati bahwa hubungan antara pola persegi dengan luas persegi itu *banyaknya persegi satuan penyusunnya+ adalah seperti berikut.

,ola , , , , . . . "ila bilangan-bilangan persegi tersebut dilanjutkan, akan didapatkan pola seperti , , . . . 6uas '/ 4 '00,,. . . . ', 4, ., '/, 2), (/,' 4., ,/4, >', ,ola itu dikenal sebagai pola bilangan persegi, dan bilangan yang tertulis disebut 1& bilangan persegi yang pertama. (0

7ah sekarang bagaimana kita dapat menentukan bilangan persegi berikutnya atau bagaimana kita dapat menentukan bilangan-bilangan persegi yang lain; @awabannya adalah pola dari ', 4 , . , '/, 2), (/, 4., /4, >', '00, . . . sama dengan '2, 22, (2, 42 , )2, /2, 02 , >2, .2 , '02 , . . . %ehingga bilangan persegi #s'uare number$ juga disebut sebagai bilangan kua!rat yakni bilangan yang diperoleh dengan menguadratkan suatu bilangan asli. D. BILANGAN KUBIK 1C)$* +)%$*,3 %ebagai ilustrasi, perhatikan pola dari 4 kubus dengan 4 macam ukuran seperti berikut .

, 4 , 44

, , 444

, , 4L

, . . . , . . .

@ika disediakan sejumlah kubus satuan, maka untuk membentuk kubus yang panjang rusuknnya ' satuan, 2 satuan, ( satuan, 4 satuan, dan seterusnya masing-masing akan diperlukan sebanyak ', >, 20, dan /4 kubus satuan. %ehingga hubungan antara panjang rusuk dan Molum dari masingmasing kubus itu adalah& <ambar 4 & ,anjang rusuk 9 ' satuan, Lolum kubus <ambar 44 & ,anjang rusuk 9 2 satuan, Lolum kubus <ambar 444 & ,anjang rusuk 9 ( satuan, Lolum kubus <ambar 4L & ,anjang rusuk 9 4 satuan, Lolum kubus 4 9 ' satuan 44 9 > satuan 444 9 20 satuan 4L 9 /4 satuan.

%elanjutnya ', >, 20, /4, . . . dan seterusnya masing-masing disebut bilangan kubik. $engan begitu
Bilangan kubik bersesuaian dengan volume kubus yang ukuran panjang rusuknya bulat.

3ubungan antara pola kubus dan Molum kubus yang ditunjukkannya adalah sebagai berikut&

Pola

, ' , >

, , 20 ,

, /4

, . . . , . . . ('

Volum

"ila bilangan-bilangan kubik tersebut dilanjutkan, akan didapatkan pola seperti ', >, 20, /4, '2), 2'/, (4(, )'2, 02., '000, . . . Kesepuluh bilangan yang tertulis di atas disebut 1& bilangan kubik yang pertama. 7ah sekarang bagaimana kita dapat menentukan bilangan kubik berikutnya atau bagaimana kita dapat menentukan bilangan-bilangan kubik lainnya; @awabannya adalah pola dari ' , > , 20, /4, '2), 2'/, (4(, )'2, 02., '000, . . . '(, 2(, ((, 4( , )( , /( , 0( , >( , .( , '0( , . . . sama dengan

sehingga bilangan kubik #cube number$ juga disebut sebagai bilangan berpangkat tiga yaitu bilangan yang diperoleh dengan memangkatkan tiga suatu bilangan asli.

B.

TEKNIK MENGUADRATKAN DAN MENARIK AKAR

1. (eknik %enguadratkan -ilan.utkan %enarik /kar Kuadrat pisahkan angka-angka dari bilangan yang ditarik akarnya dua angka-dua angka 2eknik menguadratkan telah dibahas di bagian depan, teknik menarik akar *akar kuadrat+ dari satuan *bagian pengelompokan paling kanan+ pertama kali ditemukan oleh Calan!ra *seorang matematikawan 4ndia+ pada tahun '4.'. kerjakan mulai dari angka+paling kiri *setelah ada pemisahan+ #ntuk menarik akar *akar kua!rat digunakan teknik seperti berikut. nyatakan angka paling kiri itu sebagai perkalian dua bilangan yang sama besar, hasil kali 2 bilangan yang sama itu tidak boleh melebihi bilangan yang dimaksud, *ama a0alah 4an pal#n 0#ha!ap"an. cari sisa dari bilangan pertama dikurangi dengan hasil kali dua bilangan sama yang dikalikan itu, kemudian turunkan sekaligus dua angka yang ada di bagian angka paling kanan angka pertama yang diproses untuk dijadikan sebagai angka kedua yang akan diproses jumlahkan dua bilangan sama besar itu untuk disambungkan dengan suatu bilangan ' angka yang bila dikalikan dengan bilangan ' angka yang dimaksud itu, hasilnya tidak melebihi bilangan pada angka kedua yang diproses cari sisa dari bilangan pada kelompok angka kedua yang diproses dikurangi dengan hasil kali yang dimaksud di atas. (2

Te"n#" mena!#" a"a!

Contoh 1 +:, 0 1
20/2 200 / 20/ / 20/2 9 200 2'2 : /2 9 *22'2+ '00 : (/ 9 42400 : (/ 9 424(/ 2'2
+

Teknik menarik akar

2
:

4.24.(/
9 4 0 24 9 0 N

4 0

0
:

24 (/ Teknik menarik akar / 40 / 24 (/.2) 9'> .0/ N

Sisa 4 9 4 terahir 9 '/ 0

Maka&2

>

2
: 9 20/

22 0/ 0 9 ' /4 42 2) 9 42 2) 0 4 2

N / N

>4

Contoh 2
42)2 9 D

Sisa terakhir 9

) ((

Maka& 9 42)

42)2

400 2)

42) 2)

4)0

42)2 9 400 4)0 : 2)2 9 *44)'000 : /2) 9 '>0.000 : /2) 9 '>0./2)

gar anda lebih tertantang cobalah untuk membuat soal sendiri misal 4') 2 9 D, carilah hasilnya dengan teknik seperti yang telah dicontohkan di atas kemudian gunakan teknik penarikan akar yang dimaksud.
/.+. Te"n#" Mena!#" A"a! Pan "a( T# a B#lan an Ku$#"

"erbeda dengan penarikan akar kuadrat, penarikan akar pangkat tiga tidak memiliki teknik yang bersifat umum seperti halnya penarikan akar pangkat dua *akar kuadrat+. %udah banyak matematikawan yang berusaha ke arah itu diantaranya adalah matematikawan 4talia <erolamo !ardano *')0' A ')0/+ di tahun ')(). 7amun hingga kini belum ditemukan teknik yang berlaku secara umum. da suatu teknik menarik akar pangkat tiga dan teknik itu hanya berlaku e"ekti" untuk penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik hingga 1.&&&.&&&. 2eknik yang dilakukan menggunakan daftar seperti berikut.

(4

"ilangan Kubik $asar '( ' ( 2 > (( 20 4( /4 '0(.>2( )( '2) /( 2'/ 0( (4( ( > )'2 .( 02. ( '0 '000

'0( 20( (0( 40( )0( /0( 00( >0( .0( '00(

"ilangan Kubik 5ibuan '.000 >.000 20.000 /4.000 '2).000 2'/.000 (4(.000 )'2.000 02..000 '.000.000

Contoh penggunaan tabel 2entukan akar pangkat tiga dari bilangan kubik '0(.>2(, yakni tentukan

'0(.>2( 9 D

@awab 6etak bilangan kubik '0(.>2( adalah /4.000 O '0(.>2( O '2).000, maka 40 O
(

'0(.>2( O )0

atau

'0(.>2( 9 empat puluh sekian

9 4 6angkah-langkah penyelidikan lebih lanjut adalah Lihat angka terakhir !ari bilangan kubik itu ngka terakhir dari '0(.>2( adalah ( Lihat bilangan kubik !asar yang angka terakhirnya sama !engan itu "ilangan kubik dasar yang angka terakhirnya ( adalah (4( Lihat akar pangkat tiga !ari bilangan kubik !asar yang !imaksu! "erdasar tabel, diperoleh ( (4( 9 0. Maka satuannya 9 0, sehingga disimpulkan bahwa ()

'0(.>2( 9

,uluhannya %atuannya

4 0

9 40.

La(#han ; '. 3itunglah penguadratan berikut secara mencongak dengan cara seperti di atas. %etelah hasil penguadratan diperoleh tarik akarnya dan periksa hasilnya. a. '42 9 ... b. 2(2 9 D c. 4/2 9 D d. 2002 9 D e. 42)2 9 D

2. 2entukan luas masing-masing persegi yang panjang sisinya diketahui seperti berikut a.
14 cm 25 cm 55 m 94 m

b.

c.

d.

(. 2entukan panjang sisi masing-masing persegi yang luasnya diketahui seperti berikut& a. b. c. d. 2 '/. cm 0>4 cm2 '>.22) cm2 ...22) cm2

4. 2entukan Molume kubus yang panjang rusuk-rusuknya adalah a. '4 cm b. 2) cm c. 4) dm d. 0) dm e. > satuan f. '> satuan g. )( satuan h. /) satuan. ). 3itunglah akar pangkat tiga dari bilangan-bilangan kubik a. /.>). b. '(.>24 c. (2.0/> d. .0.((/ e. '4>.>00 f. ).2.004 g. >04.()0 h. .4'.'.2. /. 2entukan panjang rusuk kubus yang Molumenya a. )0./)( cm( b. '40./0> cm( c. 40).224 cm(

d. )0'.0>0 cm(.

0. $engan menggunakan cara menguadratkan seperti yang telah dicontohkan sebelumnya, cobalah untuk menguadratkan bilangan-bilangan berikut kemudian tariklah akarnya (/

a. '. g. >)

b. 2/ h. >>

c. 4> i../

d. )0 j. '0>

e. /) k. 22)

f. 0) l. )'2

>. $engan menggunakan sifat a2 9 *a : b+*a A b+ : b2 , sifat a( 9 a2 a, dan perkalian menggunakan batang 7apier, tentukan *coba tanpa kalkulator+ pangkat tiga dari & a. '/ b. 2) c. (/ d. 4. e. /4 f. >'

%etelah hasil ditemukan cobalah tarik akar pangkat tiga dari bilangan-bilangan yang nda hasilkan itu. .. 2anpa menggunakan kalkulator hitunglah akar pangkat tiga dari masing-masing bilangan kubik berikut. a. b. c. d. 2'.0 e. 2044 f. 4.'( g. .2/' h. )0/)( )..('. 0..)00 .0.((/ i. 20).(0. j. /(/.0)/ k. 00>./>> l. .4'.'.2.

(0

BAB 7 BILANGAN BULAT DAN OPERASIN<A A. TUJUAN PEMBELAJARAN ,eserta diklat dapat menuliskan letak suatu bilangan bulat pada suatu garis bilangan jika titik pangkal 0 dari bilangan bulat itu diketahui dan mencari hasil operasi antara dua bilangan bulat. B. KOMPETENSI ,eserta diklat menguasai kompetensi pedagogik pembelajaran bilangan bulat dan operasinya. C. BILANGAN BULAT Pen e!(#an "ilangan bulat adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan berupa pecahan 1*um$e! "u(#pan3. $engan demikian bilangan bulat dapat berupa bilangan positip, nol, maupun bilangan negatip. "ilangan negatip dipandang sebagai lawan dari bilangan positip demikian pula sebaliknya. %ebagai contoh misalnya lawan dari ) adalah A) *baca =negatip lima8+ sedangkan lawan dari A'2 adalah '2, demikian pula untuk yang lainnya. $ipandang dari wawasan tentang himpunan, himpunan bilangan bulat merupakan perluasan dari himpunan bilangan cacah. ,erluasan yang dimaksud adalah keanggotaannya. %ehingga himpunan yang diperluas itu menjadi tertutup terhadap operasi pengurangan. $alam bentuk himpunan, himpunan bilangan bulat yang dimaksud adalah " 9 PD, -(, -2, -', 0, ', 2, (, DQ. pabila digambarkan dengan garis bilangan bentuknya akan seperti berikut& D -( -2 -' 0 ' 2 ( D

D. OPERASI PADA BILANGAN BULAT 1. Pen.umlahan dan Pengurangan Eperasi yang akan diterapkan pada bilangan bulat adalah *:, A, , &+ yakni penjumlahan, pengurangan, dan pembagian. Khusus untuk pembagian tidak diperlukan atas semua bilangan bulat tetapi hanya dikhususkan pada bilangan-bilangan tertentu sehingga hasil baginya juga bilangan bulat.

(>

Karena penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat bersesuaian dengan kaidah perhitungan Mektor berdimensi satu, maka cara yang mudah, cukup menarik, dan mudah ditangkap oleh siswa %$, cara penanaman konsepnya adalah sebagai berikut& "ermula dari titik pangkal nol dan menghadap ke kanan positip maju tambah terus "ilangan negatip mundur nol diam Eperasi kurang balik arah

C'n('h *a+ A 2 : ) 9 D

*b+ A( A *A0+ 9 D

Ja6a$ "erangkat dari titik asal *pangkal+ nol dan menghadap ke kanan *a+ A2 : ) 9 dari nol menghadap ke kanan , mundur 2, terus, maju ). 3asilnya (. mundur 2

terus;D maju )

%ehingga A2 : ) 9 ( *b+ A( A *A0+ 9 D ,dari nol menghadap ke kanan mundur (, balik arah, kemudian mundur 0. $ari nol menghadap ke kanan, kemudian mundur (

(.

terus;D dikurang 0 berarti balik arah, kemudian mundur 0

2ernyata hasil akhirnya 4. @adi A( A *A0+ 9 4. !ara lain untuk menemukan hasil-hasil operasi pada bilangan bulat secara umum adalah dengan menggunakan ola bilangan. lasannya karena dengan pola bilangan akan diperoleh konsistensi hukum1kaidah1aturan yang sesuai dengan sifat matematika yang deduktif dan konsisten. $engan pola bilangan bentuk langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut& S'al A2 : ) 9 D P'la 4an 0#2#p(a"an (:)9D 2:)9D ':)9D %top, amati polanya 0:)9D A' : ) 9 D A2 : ) 9 D $engan demikian maka S'al 2 A *A(+ 9 D A2 : ) 9 ( P'la 4an 0#2#p(a"an 2A(9D Pen ama(an p'la 2 A ( 9 A'
naik '

Pen ama(an p'la (:)9> 2:)90 ':)9/ 0:)9) A' : ) 9 4 A2 : ) 9 (


turun ' turun ' turun '

40

2A29D 2A'9D %top, amati polanya 2A09D 2 A *A'+ 9 D 2 A *A2+ 9 D 2 A *A(+ 9 D $engan demikian maka 2 A *A(+ 9 )

2A290 2A'9' 2A092 2 A *A'+ 9 ( 2 A *A2+ 9 4 2 A *A(+ 9 )

naik ' naik '

2. Perkalian dan Pembagian %ecara konsep, mengali adalah menghitung anggota seluruh kelompok benda bila masingmasing kelompoknya beranggota sama banyak. Karena secara konsep banyaknya kelompok juga harus berupa bilangan positip, maka secara konsep mengali juga harus berupa bilangan positip. %ebagai pemahaman makna dari konsep tersebut berikut diberikan peragaanperagaannya.

a. ,eragaan untuk ( 2 9 /

b. ,eragaan untuk ( *A2+ 9 A/

@ika ' kelompok berisi : 2 *positip 2+, berapakah isi dari ( kelompok; Ja6a$4si dari ( kelompok 9 ( *:2+ 9(2 92:2:29/

@ika ' kelompok berisi A2 *negatip 2+, berapakah isi dari ( kelompok; Ja6a$4si dari& ( kelompok 9 ( *A2+ 9 *A2+ : *A2+ : *A2+ 9 A/

#ntuk operasi pembagian demikian pula halnya. %ecara konsep membagi adalah menjadikan sekelompok benda menjadi beberapa kumpulan benda sama banyak. $engan demikian secara konsep bilangan pembagi juga harus berupa bilangan positip. <ambaran konsepnya adalah seperti berikut. a. ,eragaan untuk *:/+ & ( 9 :2 atau / & ( 9 2

+ + + + + +

4'

Cara membacanya da satu kelompok berisi positip /, dijadikan ( kelompok sama banyak. "erapakah isi masing-masing kelompok yang baru itu; Ja6a$$ari hasil peragaan berarti secara konsep& *:/+ & ( 9 :2 atau cukup ditulis / & ( 9 2. b. ,eragaan untuk *A/+ & ( 9 *A2+ atau A/ & ( 9 2.

Cara membacanya( da ' kelompok berisi negatip /, dijadikan ( kelompok sama banyak. "erapakah isi dari masing-masing kelompok yang baru itu; Ja6a$$ari hasil peragaan berarti secara konsep& *A/+ & ( 9 *A2+ atau cukup ditulis A/ & ( 9 A2. Mengingat matematika bukanlah ilmu yang bersifat diam, tetapi merupakan ilmu yang terus berkembang, para ahli kemudian mengembangkannya ke arah bentuk yang lebih umum walaupun tampaknya tidak sesuai dengan konsep yang semula. ,ertimbangan mereka adalah asal kaidahnya dapat bersifat konsisten. %ebab sifat dasar matematika adalah deduktif dan konsisten *<",, Matematika %$ '..4 & bagian pembukaan+. "entuk yang lebih umum yang dimaksud adalah pengali maupun pembagi yang seharusnya berupa bilangan positip diusahakan dapat berlaku pula untuk bilangan negatip. #ntuk maksud tersebut, ide pengembangannya didasarkan atas pola bilangan. $ari pola bilangan itu, jawaban-jawaban yang dihasilkan kemudian diamati pola kecenderungannya. 7ah dari pola kecenderungan yang diamati itulah kemudian pengembangan *yang sebenarnya berada di luar konsep+ dapat ditentukan1dicari jawabannya hingga sampai pada tujuan yang dimaksud. 2erakhir dari terjawabnya tujuan yang dimaksud itu kemudian diadakan generalisasi. $alam matematika, pola bilangan digunakan untuk menjelaskan pengembangan pemikiran karena kaidah yang diperoleh dari pola itu memiliki aRas konsisten sesuai dengan sifat matematika yang hakiki yakni bersifat deduktif dan konsisten. %eperti telah diketahui bahwa secara konsep dapat dikemukakan bahwa bilangan positip dikalikan dengan bilangan negatip hasilnya adalah bilangan negatip. %edangkan bilangan negatip dibagi dengan bilangan positip 42

hasilnya adalah bilangan negatip. Kini dengan pola bilangan akan dijelaskan mengapa bilangan negatip dikalikan bilangan positip hasilnya berupa bilangan negatip.

4(

&. B#lan an negati ositi 0 bilangan negati ,ola yang dikembangkan 429D (S29D 229D '29D 0S29D -' 2 9 D -2 2 9 D -( 2 9 D ,ola isian 4 baris yang pertama 4 2 9 > turun 2 (29/ 2294 '292 029D -' 2 9 D -2 2 9 D
turun 2 turun 2 %top amati pola hasil isiannya

4sian selengkapnya 429> (29/ 2294 '292 0290 -' 2 9 -2 -2 2 9 -4 9

-( 2 9 D -( 2 9 -/ Kesimpulan & "ilangan negatif bilangan positif bilangan negatif

+. B#lan an negati negati 0 bilangan ositi . $engan mengadopsi hasil sebelumnya yakni bilangan positip negatip 9 negatip. ,ola yang dikembangkan 4 *-2+ 9 D ( *-2+ 9 D 2 *-2+ 9 D ' *-2+ 9 D 0 S *-2+ 9 D -' 2 9 D -2 2 9 D -( 2 9 D ,ola isian 4 baris yang pertama 4 *-2+ 9 -> naik 2 ( *-2+ 9 -/ 2 *-2+ 9 -4 ' *-2+ 9 -2 0 *-2+ 9 D -' *-2+ 9 D -2 *-2+ 9 D
naik 2 naik 2 %top amati pola hasil isiannya

4sian selengkapnya 4 *-2+ 9 -> ( *-2+ 9 -/ 2 *-2+ 9 -4 ' *-2+ 9 -2 0 *-2+ 9 0 -' *-2+ 9 2 -2 *-2+ 9 4

-( *-2+ 9 D -( *-2+ 9 / Kesimpulan & "ilangan negatif bilangan negatif 9 bilangan positif.

Pem$a #an B#lan an Bula( %eperti yang pernah dikemukakan sebelumnya bahwa secara konsep bilangan pembagi adalah bilangan positip. "agaimana pengembangannya untuk pembagi yang berupa 44

bilangan negatip, apakah juga dapat dilakukan menggunakan pola seperti perkalian; @awabnya adalah tidak. %ebab untuk membuat pola akan berhadapan dengan bilangan nol. ,adahal pembagian dengan bilangan nol hasilnya tak ada *!oes not e)ist+. Eleh karena itu akan lebih baik bila ditanyakan ke siswa =apa hubungannya antara bilangan yang dibagi dengan pembagi dan hasil bagi8 seperti misalnya apa hubungan antara&

a. ') dengan ( dan ) pada pembagian ') & ( 9 ) b. '2 dengan 4 dan ( pada pembagian '2 & 4 9 ( c. A/ dengan ( dan A2 pada pembagian A/ & ( 9 -2 dan lain-lain. %etelah siswa menjawab =dikalikan8 atau lebih lengkapnya =bilangan yang dibagi 9 pembagi kali hasil bagi8 guru kemudian mengarahkan siswa pada bentuk umum& a - b 9 c bila dan hanya bila a 9 b c ,ernyataan itu dapat pula ditulis dengan notasi lainnya seperti& a-b9ca9bc atau
a =c a 9 b c b

$ari bentuk umum itu guru dapat menjelaskan kasus-kasus seperti bilangan *yang dimaksud adalah bilangan tidak nol+ dibagi nol, nol dibagi bilangan, dan nol dibagi nol. 3asil yang dimaksud masing-masing adalah& *'+
bilangan = tak ada *!oes not e)ist+ nol ) = n ) 9 0 n ternyata tak ada nilai n yang %ebab dari bentuk seperti 0

memenuhi. *2+
nol bilangan

9 nol
0 = n 0 9 ) n maka n yang memenuhi agar 0 9 ) )

%ebab dari bentuk seperti n adalah n 9 0. *(+

nol 9 tak tentu *semua bilangan memenuhi+ nol 0 = n 0 9 0 n maka berapapun nilai n yang %ebab dari bentuk seperti 0

dimasukkan akan selalu memenuhi bentuk 0 9 0 n. 4)

La(#han = '. #raikan jawabannya dengan kata-kata seperti maju sekian, mundur sekian, terus, balik arah, dan hasilnya berapa. a. A2 : 2 9 D, 2 disebut lawan dari A2 b. A( : ( 9 D, ( disebut lawan dari A( c. 4 : *A/+ 9 D d. ) : *A(+ 9 D e. 4 A *A(+ 9 D f. ( A *A)+ 9 D g. A2 A *A)+ 9 D h. A( F *A0+ 9 D

2. 3itunglah a. ) F *A 4+ 9 D b. A 4 F *A 20+ 9 D c. A 20 & *A 4+ 9 D d. '00 & *A 4+ 9 D (. 3itunglah a. '0 & *A 2+ F 4 : (0 A ( F*A 4+ 9 D b. '/ F* A 4+ & 2 A 40 & * A 4+ F 2 9 D

e. '0 A 4 F *A 2+ 9 D f. ') : 4 F*2 A )+ 9 D g. 2) A 2 F*'0 A )+ 9 D h. A ) F'0 : 0) 9D

4/

BAB 7I PENUTUP A. KESIMPULAN "ilangan asli, cacah, dan bulat yang kita kenal sebagai bilangan !" pada matematika %ekolah $asar meliputi konsep bilangan dihubungkan dengan banyaknya satuan *unit+ benda dalam suatu kumpulan. Eperasi *penjumlahan, pengu-rangan, perkalian, dan pembagian+ adalah operasi biner *operasi yang menghubungkan antara 2 unsur1bilangan sehingga menghasilkan unsur tunggal+ yang diterapkan pada bilangan. %ajian materi berikutnya adalah kelipatan persekutuan terkecil *K,K+, faktor persekutuan terbesr *-,"+, penguadratan, pemangkatan tiga, dan penarikan akar *pangkat dua dan tiga+, serta bilangan bulat *positip, nol, negatip+ dan operasinya. %uatu lingkup bahasan yang cukup luas untuk dibahas dalam diklat guru %ekolah $asar. 7amun semuanya ternyata dapat dilalui secara menarik dan menyenangkan. 5esep apa sebenarnya sehingga yang membuat matematika yang dibahas pada kegiatan diklat dapat menarik dan menyenangkan; @awabnya tidak lain adalah karena sajian materinya diawali secara kontekstual *berangkat dari konteks kehidupan siswa seharihari+ dan mengikuti teori "runer, yakni pembelajaran berangkat dari kongkrit, ditindaklanjuti dengan gambar-gambar *semi kongkrit+, dan diakhiri dengan lambang yang sifatnya abstrak. Menurut "runer, jika pembelajaran berjalan seperti itu, maka siswa akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh lebih luas dari apa yang pernah mereka terima dari gurunya. pabila itu semua dialami oleh peserta diklat *guru+, mengapa siswa tidak mengalaminya;. %emuanya tentu tergantung kepada komitmen *niat baik+ dan realisasi *pelaksanaan riil1 sesungguhnya+ saat kembali ke tempat tugas masing-masing. B. SARAN "agi para alumni diklat yang berkomitmen untuk merealisasikan komitmennya pada anak didik agar mereka menjadi senang dengan pelajaran matematika diberikan saran-saran sebagai berikut. '. 6aporkan kepada atasan langsung tentang pengalaman apa saja yang menarik selama menerima sajian akademik dalam kegiatan pelatihan 2. ,ikirkan perangkat kerja apa saja yang mendesak untuk dibuat dan segera diterapkan1diimplementasikan di lapangan, jika sebagai guru pertama adalah yang untuk diterapkan di kelas yang diampunya, selanjutnya kepada sesama guru di sekolahnya, kemudian pada kegiatan KK< (. %usunlah perangkat tersebut dengan niat baik, tulus, dan iklas demi anak bangsa di masa depan 4. $iskusikan rencana tindak lanjut nda pasca pelatihan kepada kepala sekolah dan kepada pengawas ). "ersemboyanlah = pa yang terbaik yang saya miliki dan dapat saya perbuat untuk kemajuan bangsa ini sebagai andil dalam rangka mencerdaskan bangsa8. 2uhan maha mengetahui dan pasti akan memberikan ganjaran yang patut disyukuri berupa sesuatu yang tak terduga di masa depan. 40

min. DA%TAR PUSTAKA "runer, @erome. './0. T'6a!0 a The'!4 '5 Lea!n#n . 7ew Gork& @ohn Hiley T %ons, 4nc. $epdiknas. *200(+. Kurikulum 2004 *%tandar Kompetensi Mata pelajaran Matematika %$1M4+. @akarta& $epartemen ,endidikan 7asional. -------------. *200/+. %tandar 4si Kurikulum 2ingkat %atuan ,endidikan *K2%,+. @akarta& $epartemen ,endidikan 7asional. ?stiningsih, ?lly. *'..4+. KBM Ma(ema(#"a 0# Se"'lah Da*a! 1Ma"alah Pena(a!an3. Gogyakarta& ,,,< Matematika. ?di ,rayitno. *'..0+. KPK 0an %PB 1Pa"e( Pem$#naan Pena(a!an3. Gogyakarta & ,,,< Matematika. 7iMen, 4ManAUuckerman, 3urbert %. *'.0>+. An In(!'0u2(#'n (' (he The'!4 '5 Num$e!* 1Th#!0 E0#(#'n3. 7ew Gork & @ohn Hiley T %ons, 4nc. Hirasto. *'..(+. Ma(ema(#"a Un(u" O!an Tua Mu!#0 Dan Gu!u 1J#l#0 I3. @akarta & ,2. 4ndira.

4>

KUNCI JA>ABAN SOAL9SOAL LATIHAN Kun2# La( & 1halaman &=3 7o. ' '+ > 2+ 4 (+ . 4+ ) )+ 24 /+ (0 0+ 2> >+ 20 .+ ) ''+ ( '2+ 4. 7o. 2 '+ '(2 2+ 20> (+ >(4 4+ ')4 )+ 20> La(#han + Halaman &, '. 2> 2. 2/ (. (( 4. 4/

'0+ /

). ().

La(#han / halaman +? '. a. ( b. 4 c. 4 d. 4 e. 4 f. '0 g. ) h. ) i. '0 j. 40 k. ' l. 2 m. '0 n. 200 o. )0 2. (0 (. (0 orang 4. km .0 pukul ''.(0 ). km )0 pukul 0..(0 /. km (2 pukul 0..0/ La(#han ; halaman /, '. a. './ b. )2. c. 2.''/ d. 42.>4. e. '>0./2) 2 2. a. './ cm b. /2) cm2 c. (.02) cm2 d. >. >(/ cm2 (. a. '( cm b. 2> cm c. '() cm d. (') cm ( ( 4. a. 2.044 cm b. ').2) cm c. .'.'2) dm( d. 42'.>0) dm( e. )'2 f. ).>(2 g. '4>.>00 h. 204.2) ). a. '. b. 24 c. (2 d. 4/ e. )( f. >4 g. .( h. .> /. a. (0 cm b. )2 cm c. 04 cm d. >( cm 0. a. (/' b. /0/ c. 2.(04 d. (.24. e. 4.22) g. 0.22) h. 0.044 i. ..2'/ j. ''.//4 k. )0./2) >. a. 4.0./ b. ')./2) c. 4./)/ d. ''0./4. e. 2/2.'44 .. a. '( b. '4 c. '0 d. 2' e. (0 g. 4( h. 4/ i. ). j. >/ k. .2 La(#han = halaman ;= '. a.0 b. 0 c. A 2 d. 2 2. a. A 20 b. >0 c. ) (. a. 22 b. .

f. )./2) l. 2/2.'44 f. )('.44' f. (. l. .>.

e. 0 f. > d. A 2)

g. ( e. '>

h. 2' f. (

g. ')

h. 2)

4.

Anda mungkin juga menyukai