Anda di halaman 1dari 48

BAB I PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama pada beberapa populasi di dunia, pada berbagai ras dan kultur yang hidup dari daerah Arctic hingga di daerah garis equator. i negara ma!u,

se!ak perkembangan penggunaan agent antibiotika insidensi OMSK menurun, namun lain halnya di negara berkembang insidensi OMSK masih tinggi dan memerlukan perhartian yang lebih banyak. (") OMSK ialah infeksi kronik di telinga tengah lebih dari # bulan dengan adanya perforasi membran timpani, sekret yang keluar dari telinga tengah dapat terus menerus atau hilang timbul. Sekret bisa encer atau kental, bening atau berupa nanah.(#) i negara berkembang seperti $ndonesia sendiri OMSK dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga berair. Kebanyakan penderita OMSK menganggap penyakit ini merupakan penyakit yang biasa yang nantinya akan sembuh sendiri. Sehingga penyakit ini pada umumnya tidak memberikan rasa sakit kecuali apabila sudah ter!adi komplikasi. %iasanya komplikasi didapatkan pada penderita OMSK tipe maligna seperti labirinitis, meningitis, abses otak yang dapat menyebabkan kematian. Kadangkala suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang &irulen pada OMSK tipe bening pun dapat menyebabkan suatu komplikasi. (#)

OMSK ini dapat mempengaruhi fungsi pendengaran. 'enderita OMSK dapat memnderita tuli konduktif, tuli perseptif dan tuli campuran. (") %erikut akan dilaporkan laporan kasus atas nama ny. (arna )* tahun yang menderita OMSK dengan komplikasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telinga +elinga sebagai alat pendengaran adalah salah satu indera terpenting yang berperan dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia. ,angguan terhadap fungsi dengar dapat ter!adi baik pada sistem konduksi suara maupun sensorineural. (-) %agian telinga terdiri dari tiga bagian. (/) ". telinga luar #. telinga tengah -. telinga dalam. ". +elinga luar %agian luar merupakan bagian terluar dari telinga. +elinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. +elinga luar meliputi daun telinga atau pinna. %agian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menu!u gendang telinga. 0ancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan ra1an yang dilapisi kulit tipis. i dalam saluran terdapat banyak kelen!ar yang

menghasilkan 2at seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. (anya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki

rambut. 'ada u!ung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam. 'eradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis 3ksterna. (al ini biasanya ter!adi karena kebiasaan mengorek telinga 4 akan men!adi masalah bagi penderita diabetes mellitus ( M5sakit gula) 2. Telinga tengah (4,5) 'ada manusia dan he1an darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. +idak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. +elinga tengah terdiri dari . ". Membran timpani. #. Ka&um timpani. 1. e!"#an Ti!$ani Membran timpani dibentuk dari dinding lateral ka&um timpani dan memisahkan liang telinga luar dari ka&um timpani. Membrana ini pan!ang &ertikal rata6rata 76"8 mm dan diameter antero6posterior kira 6kira 967 mm, ketebalannya rata6rata 8," mm. :etak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut /)8 dari dataran sagital dan hori2ontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut menon!ol kearah ka&um timpani, puncak ini dinamakan umbo. ari umbo kemuka ba1ah tampak refleks cahaya ( none of ligth). -. 'rosesus mastoideus. /. +uba eustachius

Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu . ". Stratum kutaneum ( lapisan epitel) berasal dari liang telinga.

#. Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari ka&um timpani. -. Stratum fibrosum ( lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum dan mukosum. :amina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastis yaitu. (") %agian dalam sirkuler (#) %agian luar radier. Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam # bagian . ". 'ars tensa Merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu

permukaan yang tegang dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus bagian tulang dari tulang temporal. #. 'ars flaksida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flaksida dibatasi oleh # lipatan yaitu . ". 'lika maleolaris anterior ( lipatan muka). #. 'lika maleolaris posterior ( lipatan belakang). Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan sulkus timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini disebut insisura timpanika ( 0i&ini). 'ermukaan luar dari membrana timpani disarafi oleh cabang n.Aurikulo temporalis dari ner&us mandibula dan ner&us &agus. 'ermukaan dalam disarafi oleh n. timpani cabang dari ner&us glosofaringeal. Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam. 'embuluh6pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang

dari arteri maksilaris interna. 'ermukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh arteri timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula posterior. Ka%&! Ti!$ani Ka&um timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf, atau seperti kotak korek api. iameter anteroposterior atau &ertikal ") mm, sedangkan diameter trans&ersal #6; mm. Ka&um timpani mempunyai ; dinding yaitu . bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, d inding posterior. 1. Ata$ 'a%&! ti!$ani ibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. +egmen timpani memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. %agian ini !uga dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura petroskuama. inding ini hanya dibatasi oleh tulang yang tipis atau ada kalanya tidak ada tulang sama sekali ( dehisensi). 'ada anak6anak, penulangan dari sutura petroskuamosa belum terbentuk pada daerah tegmen timpani, sehingga memungkinkan ter!adinya penyebaran infeksi dari ka&um timpani ke meningen dari fosa kranial media. 'ada orang de1asa bahkan &ena6&ena dari telinga tengah menembus sutura ini dan berakhir pada sinus petroskuamosa dan sinus petrosal superior dimana hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi dari telinga tengah secara langsung ke sinus6sinus &enosus kranial.

2. Lantai 'a%&! ti!$ani ibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai ka&um timpani dari bulbus !ugularis, atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari ka&um timpani mudah merembet ke bulbus &ena !ugularis. (. Din)ing !e)ial. inding medial ini memisahkan ka&um timpani dari telinga dalam, ini !uga merupakan dinding lateral dari telinga dalam. inding ini pada

mesotimpanum menon!ol kearah ka&um timpani, yang disebut promontorium +on!olan ini oleh karena didalamnya terdapat koklea. idalam promontorium terdapat beberapa saluran6saluran yang berisi saraf6saraf yang membentuk pleksus timpanikus. ibelakang dan atas

promontorium terdapat fenestra &estibuli atau foramen o&ale (o&al 1indo1s), bentuknya seperti gin!al dan berhubungan pada ka&um timpani dengan &estibulum, dan ditutupi oleh telapak kaki stapes dan diperkuat oleh ligamentum anularis. <oramen o&ale berukuran -,#) mm = ",*) mm. i atas fenestra &estibuli, sebagai tempat !alannya ner&us

fasialis. Kanalis ini di dalam ka&um timpani tipis sekali atau tidak ada tulang sama sekali (dehisensi). <enestra koklea atau foramen rotundum (round 1indo1s), ditutupi oleh suatu membran yang tipis yaitu membran timpani sekunder, terletak di belakang ba1ah. <oramen rotundum ini berukuran ",) mm = ",- mm pada bagian anterior dan posterior ",; mm. Kedua lekukan dari foramen o&ale dan rotundum berhubungan satu sama lain pada batas posterior mesotimpanum

melalui suatu fosa yang dalam yaitu sinus timpanikus. Suatu ruang secara klinis sangat penting ialah sinus posterior atau resesus fasial yang didapat disebelah lateral kanalis fasial dan prosesus piramidal. ibatasi sebelah lateral oleh anulus timpanikus posterosuperior, sebelah superior oleh prosesus bre&is inkus yang melekat kefosa inkudis. :ebar resesus fasialis /,8" mm dan tidak bertambah semen!ak lahir. 0esesus fasialis penting karena sebagai pembatas antara ka&um timpani dengan ka&um mastoid sehingga bila aditus as antrum tertutup karena suatu sebab maka resesus fasialis bisa dibuka untuk menghubungkan ka&um timpani dengan ka&um mastoid. 4. Din)ing $*+te#i*# inding posterior dekat ke atap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan ka&um timpani dengan atrum mastoid melalui epitimpanum. i ba1ah aditus terdapat lekukan kecil yang disebut fosa

inkudis yang merupakan suatu tempat prosesus bre&is dari inkus dan melekat pada serat6serat ligamen. i ba1ah fosa inkudis dan di medial

dari korda timpani adalah piramid, tempat terdapatnya tendon muskulus stapedius, tendon yang ber!alan keatas dan masuk kedalam stapes. iantara piramid dan anulus timpanikus adalah resesus fasialis. ibelakang dinding posterior ka&um timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus sigmoid. isebelah dalam dari piramid dan ner&us

fasialis merupakan perluasan kearah posterior dari mesotimpani adalah sinus timpani. 'erluasan sel6sel udara kearah dinding posterior dapat

meluas seperti yang dilaporkan Anson dan

onaldson ("79"), bah1a

apabila diukur dari u!ung piramid, sinus dapat meluas sepan!ang 7 mm kearah tulang mastoid. inding medial dari sinus timpani kemudian

berlan!ut ke bagian posterior dari dinding medial ka&um timpani dimana berhubungan dengan dua fenestra dan promontorium. 5. Din)ing ante#i*# inding anterior ka&um timpani agak sempit tempat bertemunya dinding medial dan dinding lateral ka&um timpani. inding anterior

ba1ah adalah lebih besar dari bagian atas dan terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior. inding ini ditembus oleh

saraf timpani karotis superior dan inferior yang memba1a serabut6 serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau lebih cabang timpani dari arteri karotis interna". terutama berperan sebagai muara tuba inding anterior ini eustachius. +uba ini

berhubungan dengan nasofaring dan mempunyai dua fungsi. 'ertama menyeimbangkan tekanan membran timpani pada sisi sebelah dalam, kedua sebagai drainase sekresi dari telinga tengah, termasuk sel6sel udara mastoid. tensor timpani. iatas tuba terdapat sebeuah saluran yang berisi otot iba1ah tuba, dinding anterior biasanya tipis dimana

ini merupakan dinding posterior dari saluran karotis. ,. Din)ing late#al

inding lateral ka&um timpani adalah bagian tulang dan membran. %agian tulang berada diatas dan ba1ah membran timpani. Ka&um timpani dibagi men!adi - bagian yaitu . a. E$iti!$an&!. %erada dibagian atas membran timpani. Merupakan bagian superior ka&um timpani, disebut !uga atik karena terletak diatas membran timpani. sebagian besar atik diisi oleh maleus inkus. ibagian superior inding

epitimpanum dibatasi oleh suatu penon!olan tipis os posterior.

medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang ditandai oleh penon!olan kanalis semisirkularis lateral. 'ada bagian anterior terdapat ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada ganglion genikulatum, yang merupakan tanda u!ung anterior ruang atik. inding anterior terpisah

dari maleus oleh suatu ruang yang sempit, disini dapat di!umpai muara sel6sel udara yang membuat pneumatisasi pangkal tulang pipi (2ygoma). inding lateral atik dibentuk oleh os skuama yang berlan!ut

kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar bagian tulang sebelah atas. iposterior, atik menyempit men!adi !alan masuk ke antrum

mastoid, yaitu aditus ad antrum. ". e+*ti!$an&! isebelah medial

+erletak kearah medial dari membran timpani.

dibatasi oleh kapsul otik, yang terletaknya lebih rendah dari pada ner&us fasialis pars timpani. inding anterior mesotimpani terdapat

orifisium timpani tuba eustachius pada bagian superior dan membentuk

bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian inferior. inding ini biasanya mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat di!umpai bagian6bagian tulang lemah. -. Hi$*ti!$an&! ata& #e+e+&+ hi$*ti!$ani'&+ +erletak diba1ah membrana timpani, berhubungan dengan bulbus !ugulare. Ka&um timpani terdiri dari . ". +ulang6tulang pendengaran ( maleus, inkus, stapes). #. ua otot. -. Saraf korda timpani. /. Saraf pleksus timpanikus. +ulang6tulang pendengaran terdiri dari . ". Malleus ( hammer 5 martil). #. $nkus ( an&il5landasan) -. Stapes ( stirrup 5 pelana) alle&+ Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulang6tulang pendengaran dan terletak paling lateral, leher, prosesus bre&is (lateral), prosesus anterior, lengan (manubrium). pan!angnya kira6kira *,) sampai 7,8 mm. Kepala terletak pada epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida membran timpani. Manubrium terdapat didalam membran timpani, bertindak sebagai tempat perlekatan serabut6serabut tunika propria. 0uang antara kepala dari maleus

dan membran Shrapnell dinamakan 0uang 'russak. Maleus ditahan oleh ligamentum maleus anterior yang melekat ke tegmen dan !uga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara basis prosesus bre&is dan pinggir lekuk 0i&inus. In'&+ $nkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan # kaki yaitu . prosesus bre&is dan prosesus longus. Sudut antara prosesus bre&is dan longus membentuk sudut lebih kurang "88 dera!at. $nkus berukuran /,9 mm = ),) mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus pan!angnya /,- mm6),) mm. $nkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus bre&is menu!u antrum, prosesus longus !alannya se!a!ar dengan manubrium dan menu!u ke ba1ah. >!ung prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu prosesus yaitu prosesus lentikularis. 'rosesus ini berhubungan dengan kepala dari stapes. Maleus dan inkus beker!a sebagai satu unit, memberikan respon rotasi terhadap gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada u!ung prosesus bre&is. ,erakan6gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh inkudomaleus. ,erakan rotasi tersebut diubah men!adi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi inkudostapedius. Sta$e+ Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti sanggurdi beratnya hanya #,) mg, tingginya /mm6/,) mm. Stapes terdiri

dari kepala, leher, krura anterior dan posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada foramen o&ale dengan perantara ligamentum anulare. +endon stapedius berinsersi pada suatu penon!olan kecil pada permukaan posterior dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher ba1ah yang lebar dan krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior. Kedua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior yang melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan u!ung posterior. pan!ang foot plat e - mm dan lebarnya ",/ mm, dan terletak pada fenestra &estibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum anulare +inggi stapes kira6kira -,#) mm .t*t/*t*t $a)a 'a%&! ti!$ani. +erdiri dari . otot tensor timpani (muskulus tensor timpani) dan otot stapedius (muskulus stapedius) Otot tensor timpani adalah otot kecil pan!ang yang berada "# mm diatas tuba eustachius. Otot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani. Kanal ini terletak diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang telinga sehingga disebut semikanal. Serabut 6serabut otot bergabung dan men!adi tendon pada u!ung timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus kohleoform. 'rosesus ini membuat tendon tersebut membelok kearah lateral kedalam telinga tengah. +endon berinsersi pada bagian atas leher maleus. Muskulus tensor timpani disarafi oleh cabang saraf kranial ke ). ker!a otot ini menyebabkan membran timpani tertarik kearah dalam sehingga men!adi lebih tegang dan

meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara serta melemahkan suara dengan freksuensi rendah. Otot stapedius adalah otot yang relatif pendek. %ermula dari dalam kanalnya didalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat ke perios kanal tersebut. Serabut6 serabutnya bergabung membentuk tendon stapedius yang berinsersi pada apek posterior leher stapes. M. Stapedius disarafi oleh salah satu cabang saraf kranial ke * yang timbul ketika saraf tersebut mele1ati m. stapedius tersebut pada perputarannya yang kedua. Ker!a m.stapedius menarik stapes ke posterior mengelilingi suatu pasak pada tepi posterior basis stapes. Keadaan ini stapes kaku, memperlemah transmisi suara dan meningkatkan frekuensi resonansi tulang6tulang pendengaran. Sa#a0 K*#)a ti!$ani Merupakan cabang dari ner&us fasialis masuk ke ka&um timpani dari kanalikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda timpani memasuki telinga tengah ba1ah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan ber!alan keatas depan lateral keprosesus longus dari inkus dan kemudian ke bagian ba1ah leher maleus tepatnya diperlekatan tendon tensor timpani. Setelah ber!alan kearah medial menu!u ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani. Korda timpani !uga mengandung !aringan sekresi parasimpatetik yang

berhubungan dengan kelen!ar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion submandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada #5- depan lidah bagian anterior.

Ple'+&+ ti!$ani'&+ Adalah berasal dari n. timpani cabang dari ner&us glosofaringeus dan dengan ner&us karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis interna. Saraf dari pleksus ini dan kemudian berlan!ut pada . #. ?abang6cabang pada membrana mukosa yamg melapisi ka&um timpani, tuba eustachius, antrum mastiod dan sel6sel mastoid. -. Sebuah cabang yang berhubungan dengan ner&us petrosus superfisial mayor. /. 'ada ner&us petrosus superfisial minor, yang mengandung serabut6 serabut parasimpatis dari @. $A. Saraf ini meninggalkan telinga tengah melalui suatu saluran yang kecil diba1ah m. tensor timpani kemudian menerima serabut saraf parasimpatik dari @. B$$ dengan melalui cabang dari ganglion genikulatum. Secara sempurna saraf ber!alan melalui tulang temporal, dilateral sampai ner&us petrosus superfisial mayor, diatas dasar fosa kranial media, diluar durameter. Kemudian ber!alan melalui foramen o&ale dengan ner&us mandibula dan arteri meningeal assesori sampai ganglion otik. Kadang6kadang saraf ini tidak ber!alan pada foramen o&ale tetapi melalui foramen yang kecil sampai foramen spinosum. Serabut post ganglion dari ganglion otik menyuplai serabut6serabut sekremotor pada kelen!ar parotis melalui ner&us aurikulotempor

Sa#a0 0a+ial Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui meatus akustikus internus bersamaan dengan @. B$$$. Saraf fasial terutama terdiri dari dua komponen yang berbeda, yaitu . ". Saraf motorik untuk otot6otot yang berasal dari lengkung brankial kedua (faringeal) yaitu otot ekspresi 1a!ah, stilohioid, posterior belly m. igastrik dan m. stapedius. #. Saraf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor parasimpatetis preganglionik yang menu!u ke semua glandula 1a!ah kecuali parotis. Saraf kranial B$$ mencapai dinding medial ka&um timpani melalui auditori meatus diatas &estibula labirin tulang. Kemudian membelok kearah posterior dalam tulang diatas feromen o&ale terus ke dinding posterior ka&um timpani. %elokan kedua ter!adi dinding posterior mengarah ke tulang petrosa mele1ati kanal fasial keluar dari dasar tengkorak mele1ati foramen stilomastoidea. 'ada belokan pertama di dinding medial dari ka&um timpani terdapat ganglion genikulatum, yang mengandung sel unipolar palsu. Sel ini adalah bagian dari !aringan perasa dari #5- lidah dan palatum. Saraf petrosa superfisial yang besar bercabang dari saraf kranial B$$ pada ganglion genikulatum, masuk ke dinding anterior ka&um timpani, terus ke fosa kranial tengah. Saraf ini mengandung !aringan perasa dari palatum dan !aringan sekremotor dari glandula atap rongga mulut, ka&um nasi dan orbita. %agian lain dari saraf kranial B$$ membentuk

percabangan motor ke otot stapedius dan korda timpani. Korda timpani keluar ke fosa intra temporal melalui handle malleus, bergerak secara &ertikal ke inkus dan terus ke fisura petrotimpanik. Korda timpani mengandung !aringan perasa dari #5- anterior lidah dan !aringan sekretorimotor dari ganglion submandibula. Sel !aringan perasanya terdapat di ganglion genikulatum. Pe#)a#ahan Ka%&! Ti!$ani 'embuluh6pembuluh darah yang memberikan &askularis asi ka&um timpani adalah arteri6arteri kecil yang mele1ati tulang yang tebal. Sebagian besar pembuluh darah yang menu!u ka&um timpani berasal dari cabang arteri karotis eksterna. 'ada daerah anterior mendapat &askularisasi dari a. timpanika anterior, yang merupakan cabang dari a. maksilaris interna yang masuk ke telinga tengah melalui fisura petrotimpanika. 'ada daerah posterior mendapat &askularisasi dari a. timpanika psoterior, yang merupakan cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. 'ada daerah superior mendapat perdarahan dari cabang a. meningea media !uga a. petrosa superior, a. timpanika superior dan ramus inkudomalei. 'embuluh &ena ka&um timpani ber!alan bersama6sama dengan pembuluh arteri menu!u pleksus &enosus pterigoid atau sinus petrosus superior. 'embuluh getah bening ka&um timpani masuk ke dalam pembuluh getah bening retrofaring atau ke nodulus limfatikus parotis.

T&"a E&+ta-hi&+ +uba eustachius disebut !uga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya seperti huruf S. +uba ini merupakan saluran yang

menghubungkan ka&um timpani dengan nasofaring. 'ada orang de1asa pan!ang tuba sekitar -; mm ber!alan ke ba1ah, depan dan medial dari telinga tengah "- dan pada anak diba1ah 7 bulan adalah "*,) mm. +uba terdiri dari # bagian yaitu . ". %agian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek ("5- bagian). #. %agian tulang ra1an terdapat pada bagian depan dan pan!ang (#5bagian). <ungsi tuba eustachius sebagai &entilasi telinga yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan udara didalam ka&um timpani dengan tekanan udara luar, drenase sekret dari ka&um timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke ka&um timpani. P#*+e+&+ a+t*i)e&+

0ongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. inding medial adalah

dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak diba1ah duramater pada daerah ini. 'ada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Aditus antrum mastoid adalah suatu pintu yang besar iregular berasal dari epitispanum posterior menu!u rongga antrum yang berisi udara, sering disebut sebagai aditus ad antrum. inding medial merupakan penon!olan dari kanalis semisirkularis lateral. iba1ah dan sedikit ke

medial dari promontorium terdapat kanalis bagian tulang dari n. fasialis. 'rosesus bre&is inkus sangat berdekatan dengan kedua struktur ini dan !arak rata6rata diantara organ . n. B$$ ke kanalis semisirkularis ",** mmC n.B$$ ke prosesus bre&is inkus #,-; mm . dan prosesus bre&is inkus ke kanalis semisirkularis ",#) mm. Antrum mastoid adalah sinus yang berisi udara didalam pars petrosa tulang temporal. %erhubungan dengan telinga tengah melalui aditus dan mempunyai sel6sel udara mastoid yang berasal dari dinding6dindingnya. Antrum sudah berkembang baik pada saat lahir dan pada de1asa mempunyai &olume " ml, pan!ang dari depan kebelakang sekitar "/ mm, daria atas keba1ah 7mm dan dari sisi lateral ke medial * mm. inding medial dari antrum berhubungan dengan kanalis

semisirkularis posterior dan lebih ke dalam dan inferiornya terletak sakus endolimfatikus dan dura dari fosa kranii posterior. Atapnya membentuk bagian dati lantai fosa kranii media dan memisahkan antrum dengan otak lobus temporalis. menutupi sinus. inding posterior terutama dibentuk oleh tulang yang inding lateral merupakan bagian dari pars skumosa

tulang temporal dan meningkat ketebalannya selama hidup dari sekitar # mm pada saat lahir hingga "#6") mm pada de1asa. inding lateral pada

orang de1asa berhubungan dengan trigonum suprameatal ( Mace1enDs) pada permukaan luar tengkorak. :antai antrum mastoid berhubungan dengan otot digastrik dilateral dan sinus sigmoid di medial, meskipun pada aerasi tulang mastoid yang !elek, struktur ini bisa ber!arak " cm dari dinding antrum inferior. inding anterior antrum memiliki aditus pada

bagian atas, sedangkan bagian ba1ah dilalui n.fasialis dalam per!alanan menu!u ke foramen stilomastoid. 'rosesus mastoid sangat penting untuk sistem pneumatisasi telinga. 'neumatisasi didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan atau perkembangan rongga6rongga udara didalam tulang temporal, dan sel6sel udara yang terdapat didalam mastoid adalah sebagian dari sistem pneumatisasi yang meliputi banyak bagian dari tulang temporal. Sel6sel prosesus mastoid yang mengandung udara berhubungan dengan udara didalam telinga tengah. %ila prosesus mastoid tetap berisi tulang6tulang kompakta dikatakan sebagai pneumatisasi !elek dan sel6sel yang berpneumatisasi terbatas pada daerah sekitar antrum. 'rosesus mastoid berkembang setelah lahir sebagai tuberositas kecil yang berpneumatisasi secara sinkron dengan pertumbuhan antrum mastoid. 'ada tahun pertama kehidupan prosesus ini terdiri dari tulang6tulang seperti spon sehingga mastoiditis murni tidak dapat ter!adi. iantara usia # dan ) tahun pada saat ter!ad i pneumatisasi prosesus terdiri atas campuran tulang6tulang spon dan pneumatik. 'neumatisasi sempurna ter!adi antara usia ; E "# tahun. :uasnya pneumatisasi tergantung faktor herediter konstitusional dan faktor peradangan pada 1aktu umur muda. %ila ada sifat biologis mukosa tidak baik maka daya pneumatisasi hilang atau kurang. $ni !uga ter!adi bila ada radang pada telinga yang tidak menyembuh. Maka nanti dapat dilihat pneumatisasi yang terhenti (pneumatisationshemung arrested pneumatisation) atau pneumatisasi yang

tidak ada sama sekali (teori dari Fittmack). Menurut dera!atnya, pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas . ". 'roesesus Mastoideus Kompakta ( sklerotik), diomana tidak ditemui sel6sel. #. 'rosesus Mastoideus Spongiosa, dimana terdapat sel6sel kecil sa!a. -. 'rosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana sel6sel disini besar. Sellulae mastoideus seluruhnya berhubungan dengan ka&um timpani. ekat antrum sel6selnya kecil tambah keperifer sel6selnya

bertambah besar. Oleh karena itu bila ada radang pada sel6sel mastoid, drainase tidak begitu baik hingga mudah ter!adi radang pada mastoid (mastoiditis). Menurut tempatnya sel6sel ini dapat dibedakan . ". +erminal #. 'erisinus -. Sudut petrosal /. Sub dural -. +elinga dalam +elinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe 4 labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe. i depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. ). Gygomatic ;. <acial *. 'eriantral 9. 'erilabirinter

'enampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala &estibuli, skala media, dan skala timpani. %agian dasar dari skala &estibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui !endela berselaput yang

disebut tingkap o&al, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. %agian atas skala media dibatasi oleh membran &estibularis atau membran 0eissner dan sebelah ba1ah dibatasi oleh membran basilaris. i atas membran basilaris terdapat organo corti

yang berfungsi mengubah getaran suara men!adi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. i atas sel rambut terdapat

membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf

&estibulokoklearis.

2.2 De0ini+i 0adang telinga tengah menahun atau otitis media supuratif kronik (OMSK) atau yang biasa disebut HcongekI adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani) dan ri1ayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari # bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous atau purulen. OMSK merupakan lan!utan dari episode initial otitis media akut (OMA) yang ditandai dengan adanya sekret persisten dari telinga tengah melalui perforasi membran timpani. (),;)

2.( P#e%alen+i $nsiden OMSK ini ber&ariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih

sering di!umpai pada orang 3skimo dan $ndian Amerika, anak6anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.(-) Falaupun demikian, lebih dari 78J beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara6negara di Asia +enggara, daerah 'asifik %arat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di 'asifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gi2i yang !elek merupakan faktor yang men!adi dasar untuk meningkatnya pre&alensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. Sur&ei pre&alensi di seluruh dunia, yang 1alaupun masih ber&ariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menun!ukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan ;)E--8 !uta orang dengan telinga berair, ;8J di antaranya (-7E#88 !uta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum, pre&alensi OMSK di $ndonesia adalah -,9J dan pasien OMSK merupakan #)J dari pasien6pasien yang berobat di poliklinik +(+ rumah sakit di $ndonesia.(-) ari sur&ei pada * propinsi di $ndonesia pada tahun "77; ditemukan insiden OMSK sebesar -J dari penduduk $ndonesia. engan kata lain dari ##8

!uta penduduk $ndonesia diperkirakan terdapat ;,; !uta penderita OMSK. Kumlah penderita ini kecil kemungkinan untuk berkurang bahkan mungkin bertambah setiap tahunnya mengingat kondisi ekonomi masih buruk, kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih rendah dan sering tidak tuntasnya pengobatan yang dilakukan. (*)

2.4 Eti*l*gi 'enyebab OMSK antara lain . (9,7) ". :ingkungan #. ,enetik -. Otitis media sebelumnya. /. $nfeksi ). $nfeksi saluran nafas atas ;. Autoimun *. Alergi 9. ,angguan fungsi tuba eustachius. %eberapa faktor6faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK (9,7) . $nfeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlan!ut. %erlan!utnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. %eberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel. 'ada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami

pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. 'roses ini !uga mencegah penutupan spontan dari perforasi. <aktor6faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif men!adi kronis ma!emuk, antara lain . ("8)

". ,angguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang . a. $nfeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba 3ustachius parsial atau total #. 'erforasi membran timpani yang menetap. -. +er!adinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah. /. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. ). +erdapat daerah6daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid. ;. <aktor6faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan OMSK ialah

Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Aspergillus spp dan Candida spp. Sehingga diperlukan terapi antibiotika untuk meeradikasi mikroorganisme penyebab OMSK tersebut. @amun harus dipikirkan adanya resistensi bakteri terhadap antibiotika yang seiring 1aktu meningkat teruatama di negara berkembang. %erdasarkan hasil penelitian oleh Mansoor dkk yag mengidentifikasi bakteri yang terdapat di discharge dari liang telinga penderita OMSK didapatkan hasil sebagai berikut . ("8) +abel ". %akteri pada penderita OMSK

2.5 Pat*genen+i+ %anyak penelitian pada he1an percobaan dan preparat tulang temporal menemukan bah1a adanya disfungsi tuba 3ustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan rongga di belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah (ka&um timpani), merupakan penyebab utama ter!adinya radang telinga tengah ini (otitis media, OM).()) 'ada keadaan normal, muara tuba 3ustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan membuka bila kita menelan. +uba 3ustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). <ungsi tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan posisi tuba yang datar men!elaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih mudah men!alar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada de1asa.()) 'ada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui tuba 3ustachius ke telinga tengah yang menyebabkan ter!adinya infeksi dari telinga tengah. 'ada saat ini ter!adi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel6sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel lokal seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah

permeabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena stimulasi bakteri menyebabkan ter!adinya akumulasi sel6sel peradangan pada telinga tengah.()) Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu lapisan, epitel skuamosa sederhana, men!adi pseudostratified respiratory epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. 3pitel respirasi ini mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. 'enyembuhan OM ditandai dengan hilangnya sel6 sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana.()) +er!adinya OMSK disebabkan oleh keadaan mukosa telinga tengah yang tidak normal atau tidak kembali normal setelah proses peradangan akut telinga tengah, keadaan tuba 3ustachius yang tertutup dan adanya penyakit telinga pada 1aktu bayi.())

2., Kla+i0i'a+i OMSK ini dibagi atas # tipe, yaitu. ". +ipe tubotimpanal. +ipe tubotimpanal disebut !uga sebagai tipe !inak (benigna) dengan perforasi yang letaknya sentral. %iasanya tipe ini didahului dengan gangguan fungsi tuba yang menyebabkan kelainan di ka&um timpani. +ipe ini disebut !uga dengan tipe mukosa karena proses peradangannya

biasanya hanya pada mukosa telinga tengah, dan disebut !uga tipe aman karena tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya. #. +ipe atikoantral %eberapa nama lain digunakan untuk tipe ini OMSK tipe tulang karena penyakit menyebabkan erosi tulang, tipe bahaya ataupun sering disebut sebagai chronic supurative otitis media with cholesteatoma. 'erforasi membran timpani yang ter!adi pada tipe ini biasanya perforasi yang marginal yang dihasilkan dari suatu kantong retraksi dan muncul di pars plasida, merupakan perforasi yang menyebabkan tidak ada sisa pinggir membran timpani (anulus timpanikus). Oleh sebab itu dinding bagian tulang dari liang telinga luar, atik, antrum, dan sel6sel mastoid dapat terlibat dalam proses inflamasi sehingga tipe ini disebut Lpenyakit atikoantralD.()) Kolesteatoma pada OMSK tipe atikoantral adalah suatu kantong retraksi yang dibatasi oleh epitel sel skuamosa yang diisi dengan debris keratin yang muncul dalam ruang yang berpneumatisasi dari tulang temporal. Kolesteatoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh, mendestruksi tulang, dan menyebabkan infeksi kronik sehingga suatu otitis media kronik dengan kolesteatoma sering dikatakan sebagai Lpenyakit yang tidak amanD dan secara umum memerlukan penatalaksanaan bedah.())

2., Diagn*+i+ iagnosis OMSK ditegakan dengan cara. (),"")

". Anamnesis (history-taking)

'enyakit telinga kronis ini biasanya ter!adi perlahan6lahan dan penderita seringkali datang dengan ge!ala6ge!ala penyakit yang sudah lengkap. ,e!ala yang paling sering di!umpai adalah telinga berair, adanya sekret di liang telinga yang pada tipe tubotimpanal sekretnya lebih banyak dan seperti berbenang (mukous), tidak berbau busuk dan intermiten, sedangkan pada tipe atikoantral, sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan !aringan granulasi atau polip, maka sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga keluar darah. OMSK lebih sering ter!adi pada infants dan anak6anak (;8J). ari penelitian Alabbasi !uga didapatkan ge!ala klinik yang ditemukan yaitu .

#. 'emeriksaan otoskopi

'emeriksaan otoskopi akan menun!ukan adanya dan letak perforasi. perforasi dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah.
-. 'emeriksaan audiologi

ari

3&aluasi audiometri, pembuatan audiogram nada murni untuk menilai hantaran tulang dan udara, penting untuk menge&aluasi tingkat penurunan pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang. Audiometri tutur berguna untuk menilai Lspeech reception thresholdD pada kasus dengan tu!uan untuk memperbaiki pendengaran.
/. 'emeriksaan radiologi

0adiologi kon&ensional, foto polos radiologi, posisi SchMller berguna untuk menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan ?+ scan dapat lebih efektif menun!ukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.

2.1 K*!$li'a+i Komplikasi OMSK dapat dibagi atas. ()) ". Komplikasi intratemporal (komplikasi ekstrakranial) terdiri dari parese n. <asial dan labirinitis. #. Komplikasi ekstratemporal (komplikasi intrakranial) terdiri dari abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses otak, hidrosefalus otitis. 'ada OMSK ini 1alaupun telinga berair sudah bertahun6tahun lamanya telinga tidak merasa sakit, apabila didapati telinga terasa sakit disertai demam, sakit kepala hebat dan ke!ang menandakan telah ter!adi komplikasi ke intrakranial.

2.2 Penatala'+anaan 'enatalaksanaan OMSK tidak !arang memerlukan 1aktu lama, serta harus berulang6ulang. 'ada dasarnya penatalaksanaan pada OMSK tergantung dari tipenya. 'ada tipe aman atau benign pada prinsipnya adalah terpai konser&atif atau medikamentosa. Sedangkan pada tipe ganas atau malignan prinsipnya ialah pembedahan. %ila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum pembedahan. 2.2.1 Penatala'+anaan e)i+

'rinsip mendasar penatalaksanaan medis pada OMSK adalah. ())


". Aural toilet, yaitu pembersihan telinga dari sekret. #. +erapi antimikroba topikal, yaitu pemberian tetes telinga antibiotik

topikal.

2.2.2 Penatala'+anaan Be)ah 'enatalaksanaan bedah dari OMSK adalah secara operasi

mastoidektomi,yang terdiri dari. ()) ". Mastoidektomi sederhana %ertu!uan untuk menge&akuasi penyakit yang hanya terbatas pada rongga mastoid. #. Mastoidektomi radikal %ertu!uan untuk mengeradikasi seluruh penyakit di mastoid dan telinga tengah, di mana rongga mastoid, telinga tengah, dan liang telinga luar digabungkan men!adi satu ruangan sehingga drainase mudah.

-. >ntuk kasus6kasus yang akan dilakukan perbaikan fungsi pendengaran dilakukan timpanoplasti.

2.3 Ke'&#angan $en)enga#an Kekurangan 'endengaran sering menyertai OMSK. Kekurangan yang ter!adi biasanya bersifat tuli konduksi (conductive hearing loss) dera!at ringan hingga menengah (sekitar -8E;8 d%). Kekurangan pendengaran ini merupakan akibat dari perforasi membrana timpani dan putusnya rantai tulang pendengaran pada telinga tengah karena proses osteomielitis sehingga suara yang masuk ke telinga tengah langsung menu!u tingkap o&al (foramen ovale). Kekurangan pendengaran dera!at yang lebih tinggi lagi dapat ter!adi bila proses infeksi melibatkan koklea atau saraf pendengaran. 'enelitian di beberapa negara oleh F(O, #88/, menun!ukkan kekurangan pendengaran ter!adi pada N )8J penderita OMSK dan secara keseluruhan tidak kurang dari ";/ !uta kasus dengan kekurangan pendengaran merupakan akibat dari OMSK dan sekitar 78J ke!adian ini ter!adi pada negara yang sedang berkembang. ())

BAB III LAP.4AN KASUS I. IDENTITAS @ama >mur . @y. ( . )" tahun

Kenis kelamin . 'erempuan Suku 'eker!aan Alamat @o 0MK M0S . %an!ar . $bu 0umah +angga . esa :uk %ayar 0+. 8", +abalong . 7"-;)* . #; esember #8"8

II. ANA NESIS Alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal #; esember #8"8. Kel&han Uta!a . keluar cairan dari telinga kiri 4i5a6at Pen6a'it Se'a#ang 7 Se!ak kurang lebih - bulan yang lalu os mengeluh keluar cairan a1alnya ber1arna putih, encer dan tidak berbau, kemudian ber1arna kekuningan kental tersebut keluar terus menerus dan berbau dari telinga kiri. Sekitar satu bulan setelah itu timbul ben!olan di belakang telinga kiri, ben!olan tersebut sangat nyeri dan terasa panas ketika diraba, dan dua minggu sebelum masuk 0umah Sakit ben!olan tersebut pecah dan !uga mengeluarkan cairan kuning kental berbau. Sebelumnya os mengaku sering memi!it6mi!it ben!olan tersebut.

%ersamaan dengan adanya keluhan tersebut pendengaran os mulai berkurang. Os !uga mengaku bah1a selama " bulan terakhir bibir dan senyum os tidak normal yaitu miring seperti orang stroke, os !uga mengaku sulit sekali menelan. Os mengaku tidak ada gangguan pada penciuman ataupun hidung buntu. Satu tahun yang lalu os pernah kemasukan kapas di dalam telinga kirinya, kemudian os memeriksakannya ke mantri, oleh mantri kapas tersebut tidak bisa terambil dan hanya diberikan obat tetes telinga serta obat minum. Menurut os sampai sekarang kapas tersebut masih ada ditelinga kirinya. 4i5a6at Pen6a'it Dah&l& 'asien se!ak # tahun yang lalu menderita batuk lama, berdahak, sering disertai demam, namun tidak ada memeriksakan diri ke dokter. 'asien mengalami penurunan nafsu makan dan terlihat !elas adanya penurunan berat badan. 4i5a6at Pen6a'it Kel&a#ga Keluarga dan tetangga sekitar tidak ada yang menderita batuk lama. hipertensi (6) III. PE E4IKSAAN 8ISIK Keadaan >mum . +ampak sakit sedang (lemah) Kesadaran +anda &ital . Apatis . + O "885*8 mm(g @adi O 99 =5menit 00 O ## =5menit M (6),

Suhu O -*,#o?

Ke$ala )an lehe# Kepala . +ampak deformitas pada telinga bagian belakang mengeluarkan cairan kental 1arna putih Mata Mulut :eher . Kon!ungti&a anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor . Sulit di e&aluasi . 'embesaran K,% tidak di!umpai, nyeri tidak ada, KB' tidak meningkat. Kaku kuduk (6) konfirmasi dengan dr Sp. Saraf THT 7 Lihat +tat&+ l*'ali+ Th*#a9 Kantung 'aru Abdomen . S"6S# tunggal, murmur tidak ada, batas !antung normal . Simetris, sonor, suara nafas menurun . atar, hepar5lien tidak teraba, timpani, bising usus normal 3kstremitas Stat&+ L*'ali+ Telinga A&#i'&la %entuk (ematom +ragus pain 3dema tragu dbn 6 6 6 dbn 6 P P Kanan Ki#i . alam batas normal, edema tidak ada

:anali+ a&)it*#i&+ e'+te#n&+ Serumen Othorrea 3dema (iperemi 'olip5masa e!"#an ti!$ani 0etraksi %ombans ?onus of light 'erforasi Te+ Pen)enga#an 0inne Feber S1abach 4in*+'*$i Ante#i*# Bestibulum nasi asar ka&um nasi Meatus nasi inferior Konka nasi inferior Meatus nasi medius Konka nasi medius dbn dbn dbn dbn P lateralisasi sama dengan pemeriksa Kanan dbn pucat sekret (6) dbn sde sde sde Ki#i dbn pucat sekret (6) dbn sde sde sde sde sde sde sde sde P 6 6 6 6 P P sde karena tertutup cairan sde masa (P) Karingan granulasi

Septum nasi

tidak ada de&iasi

tidak ada de&iasi

4in*+'*$i P*+te#i*# @asofaring @yeri tekan sinus maksillaris +ransiluminasi Tengg*#*' %ibir Mulut :idah Arkus anterior Arkus posterior T*n+il >kuran Farna Kripta etritus Membran 8a#ing . miring ke arah kanan . mukosa bibir kering . tidak hiperemis

Kanan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

Ki#i tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

. sulit di e&aluasi karena sulit membuka mulut . sulit di e&aluasi karena sulit membuka mulut Kanan sde sde sde sde sde Ki#i sde sde sde sde sde

Sulit die&aluasi karena sakit membuka mulut Kelen;a# getah "ening . tidak ada pembesaran Stat&+ Ne&#*l*gi+ 4e0le'+/#e0le'+

efleks !endon"Periosteum #Kanan"Kiri$%


0efleks %iceps 0efleks +riceps 0efleks 'atella 0efleks Achiles

. P5P meningkat . P5P meningkat . P5P meningkat . P5P meningkat

efleks Patologis . !ungkai % Rangsangan Selaput Otak Kaku kuduk Kernig :aseque %ru2inski $ %ru2inski $$ . (P) . (P)5(P) . (P)5(P) . (P) . (P)5(P) %abinski . P5P ?haddock . P5P

@er&us ?ranialis $6A$$ . alam batas @ormal

I<. PE E4IKSAAN PENUNJAN= 4a)i*l*gi+ <oto thora= A' . Kronik +% tidak aktif (#* esember #8"8) Mastoid . Air cell mastoid menghilang Kesimpulan . Mastoiditis kronis bilateral

La"*#at*#i&! 'emeriksaan (#;5"#5#8"8) (b :eukosit 3ritrosit (ematokrit +rombosit 0 F6?B M?B M?( M?(? %asofilJ 3osinofil J @eutrofil J :imfosit J Monosit J %asofil Q 3osinofi Q @eutrofil Q :imfosit Q Monosit Q %SS S,O+ S,'+ >reum ?reatinin 'emeriksaan (#95"#5#8"8) '+ $@0 A'++ ?ontrol @ormal A'++ 'emeriksaan (-85"#5#8"8) (b :eukosit 3ritrosit (ematokrit +rombosit 0 F6?B M?B M?( M?(? (asil "",; gr5dl 7,- ribu5ul /,"7 !uta5ul -/ &olJ //7 ribu5ul "/,*J 98,* fl #*,; pg -/,# J 8,- J #,# J 98," J 7,7 J ),* J 8,8- ribu5ul 8,#8 ribu5ul *,// ribu5ul 8,7# ribu5ul 8,;# ribu5ul "8- mg5d: "9 >5$ 9 >5$ "8 mg5dl 8,/ mg5dl (asil "-,* detik 8,77 -#,- detik -#.#8 detik (asil ""," gr5dl 9,8 ribu5ul -,79 !uta5ul -" &olJ /-8 ribu5ul "),"J *9,7 fl #*,9 pg -),- J

%asofilJ 3osinofil J @eutrofil J :imfosit J Monosit J %asofil Q 3osinofi Q @eutrofil Q :imfosit Q Monosit Q S,O+ S,'+ >reum ?reatinin '+ A'++ <. DIA=N.SA

8,- J 8,/ J 9/,/ J 9,) J ),7 J 8,8# ribu5ul 8,8- ribu5ul ;,*# ribu5ul 8,;9 ribu5ul 8,/* ribu5ul "# >5$ * >5$ /# mg5dl 8,* mg5dl "-,* detik -#,#8 detik

Otitis Media Supuratif Kronis dengan !aringan granulasi MA3 P abses retroaurikuler (S) P mastoiditis P +% paru aktif <I. PENATALAKSANAAN $B< 0: . )J O "." O #8 tpm $n!. ?efota=im #= " gr Antrain -=" amp ( k5p)

FOLLOW UP

Tgl #;5"#5#8"8

S Othorhea(P)kiri ma5mi (R5P) sulit membuka mulut (P)

. + O ""85*8mm(g @O 99 =5mnt 00O## =5mnt + O -*,# o?

A &'SK Sinistra ( Abses etroaurikula r sinistra

P $B< 0: #8 tpm $n! ?efota=im #=" gr Antrain - = " amp 0o thorak 0o Skull A' lateral

#*5"#5#8"8

#95"#5#8"8

Othorhea(P) kiri ma5mi (R5 P) Sakit kepala (P) sakit membuka mulut (P), nyeri telinga (P)kiri, nyeri menelan (P) Othorhea(P) Sakit kepala (P) nyeri telinga S (P), nyeri menelan (P)

+ O "#85*8mm(g @O 98 =5mnt 00O#8 =5mnt + O -;,7 o?

&'SK Sinistra ( Abses etroaurikula r sinistra

$B< 0: #8 tpm $n! ?efota=im #=" gr Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i&

#75"#5#8"8

Othorhea(P) Sakit kepala (P) nyeri telinga S (P), nyeri menelan (P)

+ O "885*8 mm(g @ O*; =5mnt 00O"9 =5mnt + O -;,; o? Abses (P) <istel (P) Massa (P) !aringan granulasi + O "885*8 mm(g @ O*9 =5mnt 00O#8 =5mnt + O -;,; o?

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses retroaurikuler #S$

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses retroaurikuler #S$( !* paru aktif

-85"#5#8"8

@yeri (65P), tinnitus (65P), 'us (65P), sesak (P), nyeri menelan (P)

+ O )85/8 mm(g @ O99 =5mnt 00O-8 =5mnt + O -;,* o?

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses retroaurikuler #S$( !* paru aktif

$B< 0: #8 tpm $n! ?efota=im #=" gr Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i& 'O. ?orsaneuron # = " tab +oilet telinga P , B setiap hari Konsul paru $B< 0: #8 tpm $n! ?efota=im #=" gr Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i& 'O.?orsaneuron # = " tab ,anti Berban tiap hari, toilet telinga 0a1at bersama dengan 'aru +erapi (505G53 (#885-885*885*88) P raber paru $B< 0: #8 tpm $n! ?efota=im #=" gr Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i& 'O.?orsaneuron # = " tab ,anti Berban tiap hari, toilet telinga

-"5"#5#8"8

@yeri (65P), tinnitus (65P), 'us (65P),nyeri menelan (P)

+ O 785*8 mm(g @ O*; =5mnt 00O#8 =5mnt + O -;,; o?

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses retroaurikuler #S$( !* paru aktif

"5"5#8""

@yeri (65P), tinnitus (65P), 'us (65P)

+ O "885*8 mm(g @ O*9 =5mnt 00O"9 =5mnt + O -;,; o?

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses retroaurikuler #S$( !* paru aktif

#5"5#8""

@yeri (65P), tinnitus (65P), 'us (65P)

+ O 785*8 mm(g @ O*9 =5mnt 00O"9 =5mnt + O -;,; o?

&'SK maligna dengan )aringan granulasi 'AE ( abses

0a1at bersama dengan 'aru +erapi (505G53 (#885-885*885*88) P raber paru O# (P) Kultur pus $B< 0: #8 tpm $nf metronida2ole " = " <ls Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i& 'O.?orsaneuron # = " tab ,anti Berban tiap hari, toilet telinga 0a1at bersama dengan 'aru +erapi (505G53 (#885-885*885*88) P raber paru O# - lpm(P) Kultur pus $B< 0: #8 tpm $nf metronida2ole " = " <ls Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i& 'O.?orsaneuron # = " tab ,anti Berban tiap hari, toilet telinga 0a1at bersama dengan 'aru +erapi (505G53 (#885-885*885*88) P raber paru (asil kultur (6) $B< 0: #8 tpm $nf metronida2ole " = " <ls Antrain - = " amp $n!. :amesan " amp59 !am5i&

retroaurikuler #S$( !* paru aktif

'O.?orsaneuron # = " tab ,anti Berban tiap hari, toilet telinga 0a1at bersama dengan 'aru +erapi (505G53 (#885-885*885*88) P raber paru (asil kultur (6)

BAB I< PE BAHASAN Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan keradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam ka&um timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus6 menerus atau hilang timbul. %erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita OMSK tipe malignansi. ari anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya

cairan dari telinga kanan terus menerus, dimana sekret a1alnya ber1arna putih, encer dan tidak berbau, kemudian berubah men!adi agak kental, kekuningan, dan berbau selama kurang lebih tiga bulan. Sehingga pada pasien ini dapat didiagnosis OMSK. 'ada pasien ini dari hasil pemeriksaan tidak dapat dilakukan penilaian membran timpani karena adanya !angan granulasi. Satu bulan yang lalu mulai muncul ben!olan di belakang telinga, ben!olan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan kental ber1arna kekuningan dan berbau. Kemudian dari pemeriksaan ben!olan tersebut merupakan komplikasi dari OMSK yang disebut dengan abses retroaurikuler. 'embentukan Abses dia1ali dengan terbentuknya kolesteatoma. Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman (infeksi). Massa kolesteatoma ini akan menekan dan mendesak organ disekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang diperhebat oleh karena pembentukan asam oleh bakteri. 'roses nekrosis tulang ini mempermudah timbulnya komplikasi seperti labirintis, meningitis dan abses otak. Sekret yang ber1arna kekuningan dan berbau merupakan tanda terbentuknya

kolesteatoma. 'embentukan kolesteatom ini akan menekan tulang6tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan ter!adinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekret yang kental dan berbau. (al ini dipertegas dengan dilakukannya pemeriksaan foto roentgen mastoid ditandai dengan air cell mastoid yang menghilang yang menun!ukkan adanya destruksi tulang. Komplikasi OMSK ter!adi bila sa1ar (barrier) pertahanan telinga tengah yang normal dile1ati, sehingga memungkinkan infeksi men!alar ke struktur di sekitarnya. 'ertahanan pertama ini ialah mukosa ka&um timpani yang !uga seperti mukosa saluran napas, mampu melokalisasi infeksi. %ila sa1ar ini runtuh, masih ada sa1ar kedua yaitu dinding ka&um timpani dan sel mastoid. %ila sa1ar ini runtuh maka struktur lunak di sekitarnya akan tertekan. 0untuhnya periosteum akan menyebabkan ter!adinya abses subperiosteal, suatu komplikasi yang tidak berbahaya. Apabila infeksi ini mengarah ke dalam, ke tulag temporal, maka akan menyebabkan paresis n. <asialis atau labirintis. %ila ke arah kranial, akan menyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses otak. Sehingga disimpulkan pada pasien ini ter!adi komplikasi berupa abses retroaurikuler dan adanya parese n. <asialis yang ditandai dengan bibir miring ke arah kanan. 'ada pasien OMSK dapat ter!adi gangguan pendengaran. 'asien ini kurang kooperatif maka pemeriksaan pelana (garpu tala) sulit die&aluasi hasilnya. 'enurunan pendengaran tergantung dari dera!at kerusakan tulang6tulang pendengaran yang ter!adi. %iasanya di!umpai tuli konduktif, namun dapat pula ter!adi tuli persepsi yaitu bila telah ter!adi in&asi ke labirin, atau tuli campuran.

,angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra o&alis. %eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. 'rinsip pengobatan pasien OMSK maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. 'embedahan bertu!uan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah ter!adinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat serta memperbaiki pendengaran. @amun tu!uan utama dari terapi ini adalah mencegah ter!adinya kematian akibat komplikasi yang berat. +erapi konser&atif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara seblum dilakukan pembedahan. 'ada pasien ini diberikan terapi medikamentosa yaitu antibiotika dan roborantia. Karena pada foto thorak didapatkan gambaran infeksi tuberkulosis (+%) kronik aktif maka pada pasien ini diberikan terapi +%. $nfeksi +% ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan ter!adinya OMSK.

BAB < KESI PULAN

Akhirnya dapat disimpulkan bah1a OMSK atau yang biasa disebut di masyarakat dengan congek adalah suatu infeksi telinga tengah OMSK merupakan penyakit yang sering di!umpai pada negara yang sedang berkembang. Secara umum, ras dan faktor sosioekonomi mempengaruhi ke!adian OMSK, kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gi2i yang !elek merupakan faktor yang men!adi dasar untuk meningkatnya pre&alensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. $ndonesia merupakan negara dengan pre&alensi tinggi untuk kasus OMSK di mana pre&alensi OMSK -,9J dan pasien OMSK merupakan #)J pasien yang berobat di poliklinik +(+ rumah sakit di $ndonesia. 'enyakit ini ditandai dengan adanya perforasi membran timpani disertai dengan keluarnya cairan dari telinga yang lamanya lebih dari # bulan. %erdasarkan tipe klinisnya, OMSK dibagi atas tipe !inak (tipe tubotimpanal) di mana proses peradangannya hanya terbatas pada mukosa telinga tengah, serta tipe ganas (tipe atikoantral) disertai kolesteatoma yang proses peradangannya sudah melibatkan tulang dan dapat mengakibatkan komplikasi di tulang temporal (ekstrakranial) atau ke dalam otak (intrakranial). 'enatalaksanaannya meliputi pembersihan sekret telinga, medikamen dan tindakan operasi. Kekurangan pendengaran didapati pada N )8J kasus OMSK dan kematian ter!adi akibat komplikasi ke intrakranial pada "9,;J kasus. Sebagian besar kasus

komplikasi OMSK ter!adi karena penderita cenderung mengabaikan keluhan telinga berair.menahun yang dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal.

Anda mungkin juga menyukai