POKOK PEMBAHASAN
PENDAHULUAN SISTIM TELEMETRI INVENTARISASI PERALATAN TELEMETRI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN TELEMETRI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN DATA KESIMPULAN DAN SARAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Sasaran Lingkup Kegiatan Keluaran Lokasi Kegiatan, Data dan Fisilitas Penunjang Jangka Waktu Pelaksanaan
SISTIM TELEMETRI
Umum Stasiun Induk (Base Station) Alat Ukur Tinggi Muka Air Otomatis (AWLR) Alat Ukur Curah Hujan Otomatis (ARR) Kondisi Sumber Tenaga dan Kelistrikan Menara dan Antena
Alat Ukur Tinggi Muka Air Otomatis (AWLR) Alat ukur muka air secara otomatis atau AWLR merupakan pencatat dan perekam ketinggian muka air sungai-sungai pada stasiun-stasiun tertentu yang telah dipasang alat tersebut. Peralatan AWLR antara lain :
Shaft Encoder (Pengkode Tuas Putar) Gas Purge (Gas Tekanan Hampa) RTU (Remote Terminal Unit)
DATA TINGGI MUKA AIR Pada penampilan grafik tinggi muka air pada semua sungai, maka dengan mudah kita dapat memantau kenaikan atau penurunan muka air (Gambar 5.2 dan 5.3). Tetapi pada penampilan data numerik akan membutuhkan pemahaman yang cukup untuk mengetahui data-data yang dibuthkan karena data AWLR dan ARR menjadi satu fromat dan muncul dalam kode stasiun, semua data dari semua sungai akan muncul dalam satu data dengan interval waktu 15 menit (Gambar 5.4.).
Data Telemetri
Data-data teletemetri yang telah dikelola saat ini, merupakan data-data hasil rekaman lapangan yang berbentuk data logger per 15 menit dan disimpan dalam data storage berbentuk data text (*.txt), dengan penyusunan data sesuai kode (station id). Penyimpanan data tersebut seperti berikut:
DATA CURAH HUJAN Data curah hujan juga dikembangkan dan diperbanyak dengan dasara data dengan interval waktu 15 menit menjadi data dengan interval waktu 1 jam seperti pada Gambar 5.8 dibawah ini.
PENGATURAN DATA
Dalam rangka memudahkan pengelolaan dan pemanfatan data-data tersebut, maka disusunlah data dalam sistim data base yang mudah untuk mengakses serta melacak keberadaan data tersebut. Skematik pengaturan data-data Gambar 5.9. Skematik Data AWLR Sungai Ciliwung tersebut dapat dilhat pada Gambar 5.9 sampai dengan Gambar 5.13.
lanjutan
SISTIM OPERASI DATA TELEMETRI Sistim operasi data telemetri merupakan cara mengakses, menyimpan, mengedit dan mengcopy data-data yang berasal dari pengumpulan data telemetri secara on-line. Data-data tersebut secara terus-menerus harus disimpan dari sistim RTMC kedalam data base yang telah disediakan. Sedangkan untuk memudahkan operasi membuka file-file yang telah disimpan, maka dibuat suatu tampilan komputer (web) untuk memudahkan pengoperasiannya.
lanjutan DATA SUNGAI Sistim operasi data telemetri merupakan cara mengakses, menyimpan, mengedit dan mengcopy data-data yang berasal dari pengumpulan data telemetri secara on-line. Data-data tersebut secara terus-menerus harus disimpan dari sistim RTMC kedalam data base yang telah disediakan. Sedangkan untuk memudahkan operasi membuka file-file yang telah disimpan, maka dibuat suatu tampilan komputer (web) untuk memudahkan pengoperasiannya. DATA STASIUN AWLR DAN ARR Pemilihan data-data dari stasiun AWLR dan ARR disediakan untuk mengaskes data-data dari stasiun yang diinginkan. Setelah kita mengklik nama sungai yang kita pilih, maka akan keluar pilihan stasiun-stasiun AWLR atau ARR.
.. lanjutan
DATA INTERVAL WAKTU TERTENTU Pemilihan data-data dari stasiun ARR atau AWLR dari RTMC pada sistim telemetri tersedia dalam interval waktu pencatatan setiap 15 menit, datadata tersebut kemudian dikembangkan menjadi data per 1 jam (jam-jaman) dan data per hari (harian). Data-data dengan interval waktu pencatatan per 15 menit, per 1 jam dan per 1 hari tersebut dapat diakses melalui tampilan menu pada Gambar 5.16. DATA TAHUN TERTENTU Data-data dengan interval waktu pencatatan per 15 menit, per 1 jam dan per 1 hari seperti yang dijelaskan diatas tersedia sejak tahun 2003 pada sistim telemetri dilaksanakan di BBWS Ciliwung Cisadane, sehingga data-data tersebut tersedia mulai dari tahun 2003 sampai dengan saat ini. Selain itu juga disediakan data-data yang berasal dari tahun sebelumnya yang tersedia dari data di BBWS Ciliwung Cisadane.
KESIMPULAN
Berdasarkan survey inventarisasi, pemeriksanaan dan perbaikan peralatan telemetri yang telah dilaksanakan menunjukkan kondisi peralatan telemetri serta informasi tentang kendala, hambatan dan gangguan yang bersifat teknis dan non teknis telah terjadi pada peralatan telemetri terutama yang berada di lapangan. Pada beberapa lokasi stasiun AWLR terdapat kondisi yang memerlukan peninjauan ulang terhadap lokasi dan elevasi peralatan yang telah dipasang. Hal ini disebabkan pada lokasi tersebut peralatan telemetri mengalami rusak ringan sampai dengan rusak berat akibat genangan atau berada dibawah elevasi banjir yang terjadi, stasiunstasiun tersebut antara lain stasiun AWLR MT. Haryono (rusak berat) pada sungai Ciliwung, stasiun AWLR Cileungsi (rusak berat) dan Bekasi /PML (tidak berfungsi) pada sungai Bekasi, stasiun AWLR Tanah Kusir ((tidak berfungsi) pada sungai Pesanggrahan, serta stasiun AWLR Babakan (tidak berfungsi) pada sungai Cisadane. Sedangkan gangguan teknis teknis yang paling sering muncul adalah matinya RTU pada stasiun-stasiun di lapangan sebagai akibat antara lain teputusnya listrik, kerusakan pada sistim baterai, gangguan transmisi radio dan gangguan lainnya yang bersifat teknis.
Lokasi-lokasi stasiun ARR dan AWLR dilapangan juga menentukan tingkat keamanan dari stasiun-stasiun tersebut dari bahaya pengrusakan (vandalism) sampai dengan pencurian (criminalism). Sebagai contoh adalah stasiun ARR Ranca Bungur dan AWLR Genteng sering kali mengalami pencurian kabel pentanahan (grounding) untuk penangkal petir, sehingga peralatan telemetri pada lokasi tersebut yang sering mengalami kerusakan akibat tersambar petir akibat hilangnya pentanahan (grounding). Permasalahan lainnnya berupa gangguan keamanan lebih sering karena ulah-ulah tidak bertanggungjawab yang menyebabkan kerusakan-kerusakan kecil dilapangan, seperti pelemparan dan pengrusakan bangunan telemetri. Sedangkan pada stasiun induk permasalahan yang sering timbul adalah gangguan energi listrik, baterai, serta adanya gangguan virus pada perangkat lunak (software) sistim RTMC. Data telemetri yang ada saat ini berupa data-data tinggi muka air dan curah hujan yang terkini (real time), menerus (continous) dan runut (series) yang berasal dari stasiun ARR atau AWLR yang ada dilapangan. Data-data tersebut secara otomatis disimpan pada tampungan data (data storage) yang ada di stasiun induk Cawang. Pengolah data telemetri yang telah dilaksanakan akan mempermudah pengelompokan data berdasarkan wilayah sungai, lokasi stasiun AWLR atau ARR, interval waktu pencatatan serta tahun kejadian pencatatan . Selain itu telah dilakukan pengembangan terhadap data telemetri yang semula hanya tersedia dalam interval pencatatan 15 menit, kemudian dikembangkan (inseminasi) menjadi datadata jam-jaman dan data-data harian .
SARAN Pada akhirnya keterbatasan kegitan operasi dan pemeliharaan menjadi kendala utama dari kelangsungan kinerja dan fungsi stasiun-stasiun ARR dan AWLR yang telah terpasang. Keterbatasan operasi dan pemeliharaan tersebut meliputi keterbatasan anggaran dan dana, sarana dan prasarana untuk operasi, serta keterbatasan tenaga kerja pemeliharan di lapangan. Selain itu minimnya sarana dan prasarana keamanan yang terpasang pada stasiun-stasiun ARR dan AWLR menyebabkan seringnya kejadian pencurian, perusakan dan perbuatan yang tidak bertangggung jawab pada stasiunstasiun di lapangan. Disarankan dilakukan perhitungan kebutuhan anggaran dan biaya yang ideal untuk pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan (OP) setiap unit ARR maupun AWLR yang telah terpasang di lapangan, sehingga biaya investasi yang sudah dilakukan tidak sia-sia dan untuk menjaga fungsi dan umur teknis sistim tersebut. Data-data telemetri yang ada saat ini sebaiknya disosialisasikan kepada masyarakat serta pihak-pihak terkait, hal ini ditujukan untuk mendapatkan masukan yang berupa ide-ide baru untuk memperkaya dan mengoptimalkan manfaat sistim telemetri yang telah terpasang.