Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN Asfiksia adalah kumpulan dari pelbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang

normal. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan gangguan yang diakibatkan karena terhentinya sirkulasi. Gangguan ini akan menimbulkan suatu keadaan dimana oksigen dalam darah berkurang yang disertai dengan peningkatan kadar karbondioksida. Keadaan ini jika terus dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya kematian. Asfiksia merupakan mekanisme kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus kedokteran forensik. Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan. Dalam penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban yang diduga karena peristiwa tindak pidana, seorang penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Seorang dokter sebagaimana pasal 1 ! K"#A$ wajib memberikan keterangan yang sebaik%baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. "ntuk itu, sudah selayaknya seorang dokter perlu mengetahui dengan seksama perihal ilmu forensik, salah satunya asfiksia.

ASFIKSIA

Terminologi Asfiksia berasal dari bahasa&unani, yaitu terdiri dari 'a( yang berarti 'tidak(, dan 'sphin)( yang artinya 'nadi(. *adi se+ara harfiah, asfiksia diartikan sebagai 'tidak ada nadi( atau 'tidak berdenyut(. $engertian ini sering salah dalam penggunaannya. Akibatnya sering menimbulkan kebingungan untuk membedakan dengan status anoksia lainnya. Definisi Asfiksia Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen ,-./ dan berlebihnya kadar karbon dioksida ,0- ./ se+ara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen ,udara/ dalam al1eoli paru%paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru%paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia. Dalam kenyataan sehari%hari, hipoksia ternyata merupakan gabungan dari empat kelompok, dimana masing%masing kelompok tersebut memang mempunyai +iri tersendiri. 2alaupun +iri atau mekanisme yang terjadi pada masing%masing kelompok akan menghasilkan akibat yang sama bagi tubuh. Kelompok tersebut adalah3 4 4 #ipoksik%hipoksia Dalam keadaan ini oksigen gagal untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Anemik%hipoksia Keadaan dimana darah yang tersedia tidak dapat membawa oksigen yang +ukup untuk metabolisme dalam jaringan. 4 Stagnan%hipoksia Keadaan dimana oleh karena suatu sebab terjadi kegagalan sirkulasi.

#istotoksik%hipoksia Suatu keadaan dimana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena suatu hal, oksigen tersebut tidak dapat dipergunakan oleh jaringan.

Etiologi Asfiksia Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut3 $enyebab Alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti laryngitis difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru, pneumonia, 0-$D. 5rauma mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan emboli, pneumotoraks bilateral, sumbatan atau halangan pada saluran napas dan sebagainya. 6mboli terbagi atas . ma+am, yaitu emboli lemak dan emboli udara. 6mboli lemak disebabkan oleh fraktur tulang panjang. 6mboli udara disebabkan oleh terbukanya 1ena jugularis akibat luka. Kera+unan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan, misalnya barbiturate, narkotika. Gejala Asfiksia Ada 7 stadium gejala 8 tanda dari asfiksia, yaitu3 1. 9ase dispneu 8 sianosis .. 9ase kon1ulsi :. 9ase apneu 7. 9ase akhir 8 terminal 8 final $ada fase dispneu 8 sianosis asfiksia berlangsung kira%kira 7 menit. 9ase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. 5ingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. $ernapasan terlihat +epat, berat, dan sukar. ;adi teraba +epat. 5ekanan darah terukur meningkat.

9ase kon1ulsi asfiksia terjadi kira%kira . menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun. 9ase apneu asfiksia berlangsung kira%kira 1 menit. 9ase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan ,napas lemah/, kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter. 9ase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati. Gambaran Postmortem pa a Asfiksia Karena asfiksia merupakan mekanisme kematian, maka se+ara menyeluruh untuk semua kasus akan ditemukan tanda%tanda umum yang hampir sama, yaitu3 $ada pemeriksaan luar3 Muka dan ujung%ujung ekstremitas sianotik ,warna biru keunguan/ yang disebabkan tubuh mayat lebih membutuhkan #b0-. daripada #b-.. 5ardieu<s spot pada konjungti1a bulbi dan palpebra. 5ardieu<s spot merupakan bintik%bintik perdarahan ,petekie/ akibat pelebaran kapiler darah setempat. =ebam mayat +epat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya pembekuan darah dan meningkatnya fragilitas8permeabilitas kapiler. #al ini akibat meningkatnya kadar 0-. sehingga darah dalam keadaan lebih +air. =ebam mayat lebih gelap karena meningkatnya kadar #b0-... >usa halus keluar dari hidung dan mulut. >usa halus ini disebabkan adanya fenomena ko+okan pada pernapasan kuat. $ada pemeriksaan dalam3 -rgan dalam tubuh lebih gelap ? lebih berat akibat kongesti 8 bendungan alat tubuh dan sianotik. Darah termasuk dalam jantung berwarna gelap dan lebih +air.

5ardieu<s spot pada pielum ginjal, pleura, perikard, galea apponeurotika, laring, kelenjar timus dan kelenjar tiroid. >usa halus di saluran pernapasan. 6dema paru. Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan seperti fraktur laring, fraktur tulang lidah dan resapan darah pada luka. Gambar 1. "jung%ujung jari yang sianotik pada kasus asfiksia

Gambar .. 5ardieu@s spot pada konjungti1a palpebrae

Gambar :. =ebam mayat pada kasus asfiksia

Asfiksia !ekanik Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan ,yang bersifat mekanik/, misalnya 3 $enutupan lubang saluran pernafasan bagian atas3 $embekapan ,smothering/ $enyumbatan ,gagging dan +hoking/

$enekanan dinding saluran pernafasan3 $enjeratan ,strangulation/ $en+ekikan ,manual strangulation/ Gantung ,hanging/

External pressure of the chest yaitu penekanan dinding dada dari luar.

Drawning ,tenggelam/ yaitu saluran napas terisi air. Inhalation of suffocating gases. Karena mekanisme kematian pada kasus tenggelam bukan murni disebabkan oleh asfiksia, maka ada sementara ahli yang tidak lagi memasukkan tenggelam ke dalam kelompok asfiksia mekanik, tetapi dibi+arakan sendiri. beberapa kasus asfiksia mekanik. >erikut akan dibahas

"# PENGGANTUNGAN $HANGING% "#" Definisi $enggantungan ,hanging/ merupakan suatu strangulasi berupa tekanan pada leher akibat adanya jeratan yang menjadi erat oleh berat badan korban. "#& Etiologi Kematian pa a Penggant'ngan Ada 7 penyebab kematian pada penggantungan, yaitu3 1. .. :. 7. Asfiksia Cskemia otak akibat gangguan sirkulasi Dagal refle) Kerusakan medulla oblongata atau medulla spinalis

"#( )ara Kematian pa a Penggant'ngan Ada : +ara kematian pada penggantungan, yaitu3 1. >unuh diri ,paling sering/ . .. $embunuhan, termasuk hukuman mati . :. Ke+elakaan, misalnya bermain dengan tali lasso, tali parasut pada terjun payung, dan penggunaan tali untuk mendapat kepuasan seks. "ntuk mengetahui lebih jelas +ara kematian ini, hal yang perlu diperhatikan, yaitu3 Ada tidaknya alat penumpu korban, misalnya bangku dan sebagainya.

Arah serabut tali penggantung. Serabut tali penggantung yang arahnya menuju korban dapat memberi petunjuk bagi kita bahwa korban melakukan bunuh diri. Sebaliknya, bila arah serabut tali menjauhi korban menjadi bukti korban dibunuh lebih dahulu sebelum digantung. Distribusi lebam mayat. Distribusi lebam mayat harus kita perhatikan se+ara seksama, apakah sesuai dengan posisi mayat ataukah tidak. *enis simpul tali gantungan. #al ini penting diperhatikan karena dapat kita jadikan sebagai patokan apakah korban melakukan bunuh diri ataukah korban pembunuhan. Simpul tali, baik simpul hidup maupun simpul mati, bila melewati lingkar kepala korban dapat menunjukkan korban melakukan bunuh diri. Apabila simpul tali tidak melewati lingkar kepala korban, berarti korban dibunuh lebih dahulu sebelum digantung. Simpul hidup harus dilonggarkan se+ara maksimal untuk membuktikannya. "#* Gambaran Postmortem pa a Penggant'ngan "#*#" Pemeriksaan l'ar + Kepala. Muka korban penggantungan akan mengalami sianosis dan terlihat pu+at karena 1ena terjepit. Selain itu, pu+at pada muka korban juga disebabkan terjepitnya arteri. Mata korban dapat melotot akibat adanya bendungan pada kepala korban. #al ini disebabkan terhambatnya 1ena%1ena kepala tetapi arteri kepala tidak terhambat. >intik%bintik perdarahan pada konjungti1a korban terjadi akibat pe+ahnya 1ena dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah karena asfiksia. =idah korban penggantungan bisa terjulur, bisa juga tidak terjulur. =idah terjulur apabila letak jeratan gantungan tepat berada pada kartilago tiroidea. =idah tidak terjulur apabila letaknya berada diatas kartilago tiroidea.

=eher. Alur jeratan pada leher korban penggantungan berbentuk lingkaran ,D shape/. Alur jerat berupa luka le+et atau luka memar dengan +iri%+iri 3 % % % % Alur jeratan pu+at. 5epi alur jerat +oklat kemerahan. Kulit sekitar alur jerat terdapat bendungan. Alur jeratan yang simetris 8 tipikal pada leher korban penggantungan ,hanging/ menunjukkan letak simpul jeratan berada dibelakang leher korban. Alur jeratan yang asimetris menunjukkan letak simpul disamping leher. Anggota gerak ,lengan dan tungkai/. Anggota gerak korban penggantungan dapat kita temukan adanya lebam mayat pada ujung bawah lengan dan tungkai. $enting juga kita ketahui ada tidaknya luka le+et pada anggota gerak tersebut. Dubur dan Alat kelamin. Dubur korban penggantungan dapat mengeluarkan feses. Alat kelamin korban dapat mengeluarkan mani, urin, dan darah ,sisa haid/. $engeluaran urin disebabkan kontraksi otot polos pada stadium kon1ulsi atau pun+ak asfiksia. =ebam mayat dapat ditemukan pada genitalia eksterna korban. "#*#& Pemeriksaan Dalam + 1. Kepala. Kepala korban penggantungan dapat kita temukan tanda%tanda bendungan pembuluh darah otak, kerusakan medulla spinalis dan medulla oblongata. Kedua kerusakan tersebut biasanya terjadi pada hukuman gantung ,judi+ial hanging/. .. =eher.

=eher korban penggantungan dapat kita temukan adanya perdarahan dalam otot atau jaringan, fraktur ,os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea/, dan robekan ke+il pada intima pembuluh darah leher ,1ena jugularis/. :. Dada dan perut. $ada dada dan perut korban dapat ditemukan adanya perdarahan ,pleura, perikard, peritoneum, dan lain%lain/ dan bendungan8kongesti organ. 7. Darah. Darah dalam jantung korban penggantungan ,hanging/ warnanya lebih gelap dan konsistensinya lebih +air. 5abel 1. $erbedaan antara penggantungan antemortem dan postmortem
No 1 . : 7 Penggant'ngan antemortem 5anda%tanda penggantungan ante%mortem ber1ariasi. 5ergantung dari +ara kematian korban 5anda jejas jeratan miring, berupa lingkaran terputus ,non-continuous/ dan letaknya pada leher bagian atas Simpul tali biasanya tunggal, terdapat pada sisi leher 6kimosis tampak jelas pada salah satu sisi dari jejas penjeratan. =ebam mayat tampak di atas jejas jerat dan pada tungkai bawah $ada kulit di tempat jejas penjeratan teraba seperti perabaan kertas perkamen, yaitu tanda par+hmentisasi Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan lain% lain sangat jelas terlihat terutama jika kematian karena asfiksia 2ajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agak menonjol, disertai dengan gambaran pembuluh dara 1ena yang jelas pada bagian kening dan dahi =idah bisa terjulur atau tidak sama sekali $enis. 6reksi penis disertai dengan keluarnya +airan sperma sering terjadi pada korban pria. Demikian juga sering ditemukan keluarnya feses Penggant'ngan postmortem 5anda%tanda post%mortem menunjukkan kematian yang bukan disebabkan penggantungan 5anda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran utuh ,continuous/, agak sirkuler dan letaknya pada bagian leher tidak begitu tinggi Simpul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan dengan kuat dan diletakkan pada bagian depan leher 6kimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan tidak ada atau tidak jelas. =ebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang menggantung sesuai dengan posisi mayat setelah meninggal 5anda par+hmentisasi tidak ada atau tidak begitu jelas Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dan lain%lain tergantung dari penyebab kematian 5anda%tanda pada wajah dan mata tidak terdapat, ke+uali jika penyebab kematian adalah pen+ekikan ,strangulasi/ atau sufokasi =idah tidak terjulur ke+uali pada kasus kematian akibat pen+ekikan $enis. 6reksi penis dan +airan sperma tidak ada. $engeluaran feses juga tidak ada

A B

E !

1F

No 1F

Penggant'ngan antemortem Air liur. Ditemukan menetes dari sudut mulut, dengan arah yang 1ertikal menuju dada. #al ini merupakan pertanda pasti penggantungan ante%mortem

Penggant'ngan postmortem Air liur tidak ditemukan yang menetes pad kasus selain kasus penggantungan.

5abel .. $erbedaan penggantungan pada bunuh diri dan pada pembunuhan


No 1 Penggant'ngan pa a b'n', iri "sia. Gantung diri lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa. Anak%anak di bawah usia 1F tahun atau orang dewasa di atas usia AF tahun jarang melakukan gantung diri 5anda jejas jeratan, bentuknya miring, berupa lingkaran terputus ,non-continuous/ dan terletak pada bagian atas leher Simpul tali, biasanya hanya satu simpul yang letaknya pada bagian samping leher Giwayat korban. >iasanya korban mempunyai riwayat untuk men+oba bunuh diri dengan +ara lain 0edera. =uka%luka pada tubuh korban yang bisa menyebabkan kematian mendadak tidak ditemukan pada kasus bunuh diri Ga+un. Ditemukannya ra+un dalam lambung korban, misalnya arsen, sublimat korosif dan lain%lain tidak bertentangan dengan kasus gantung diri. Gasa nyeri yang disebabkan ra+un tersebut mungkin mendorong korban untuk melakukan gantung diri 5angan tidak dalam keadaan terikat, karena sulit untuk gantung diri dalam keadaan tangan terikat Kemudahan. $ada kasus bunuhdiri, mayat biasanya ditemukan tergantung pada tempat yang mudah di+apai oleh korban atau di sekitarnya ditemukan alat yang digunakan untuk men+apai tempat tersebut 5empat kejadian. *ika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkun+i dari dalam, maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri 5anda%tanda perlawanan, tidak ditemukan pada kasus gantung diri Penggant'ngan pa a pemb'n',an 5idak mengenal batas usia, karena tindakan pembunuhan dilakukan oleh musuh atau lawan dari korban dan tidak bergantung pada usia 5anda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengah leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher dan simpul tali tersebut terikat kuat Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri 0edera berupa luka%luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada pembunuhan 5erdapatnya ra+un berupa asam opium hidrosianat atau kalium sianida tidak sesuai pada kasus pembunuhan, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan tersebut adalah karena bunuh diri 5angan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus pembunuhan $ada kasus pembunuhan, mayat ditemukan tergantung pada tempat yang sulit di+apai oleh korban dan alat yang digunakan untuk men+apai tempat tersebut tidak ditemukan 5empat kejadian. >ila sebaliknya pada ruangan ditemukan terkun+i dari luar, maka penggantungan adalah kasus pembunuhan 5anda%tanda perlawanan hampir selalu ada ke+uali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau masih anak% anak.

. : 7 A B

1F

11

&# PEN-E.ATAN $STRANGULATION BY LIGATURE% &#" Definisi *erat ,strangulation by ligature/ adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban akibat suatu jeratan dan menjadi erat karena kekuatan lain bukan karena berat badan korban . &#& Etiologi Kematian pa a Penjeratan Ada : penyebab kematian pada jerat ,strangulation by ligature/, yaitu3 A. Asfiksia B. Cskemia . Dagal refleks &#( )ara Kematian pa a Penjeratan+ Ada : +ara kematian pada kasus jeratan ,strangulation by ligature/, yaitu3 $embunuhan ,paling sering/. $embunuhan pada kasus jeratan dapat kita jumpai pada kejadian infanti+ide dengan menggunakan tali pusat, psikopat yang saling menjerat, dan hukuman mati ,Haman dahulu/. Ke+elakaan. Ke+elakaan pada kasus jeratan dapat kita temukan pada bayi yang terjerat oleh tali pakaian, orang yang bersenda gurau dan pemabuk. Dagal refle) menjadi penyebab kematian pada orang yang bersenda gurau. >unuh diri.

1.

$ada kasus bunuh diri dengan jeratan, dilakukan dengan melilitkan tali se+ara berulang dimana satu ujung difiksasi dan ujung lainnya ditarik. Antara jeratan dan leher dimasukkan tongkat lalu mereka memutar tongkat tersebut.

#al%hal penting yang perlu kita perhatikan pada kasus jeratan, antara lain3 Arah jerat mendatar 8 horisontal. =okasi jeratan lebih rendah daripada kasus penggantungan. *enis simpul penjerat. >ahan penjerat misalnya tali, kaus kaki, dasi, serbet, serbet, dan lain%lain. $ada kasus pembunuhan biasanya kita tidak menemukan alat yang digunakan untuk menjerat. &#* Gambaran Postmortem $emeriksaan otopsi pada kasus jeratan ,strangulation by ligature/ mirip kasus penggantungan ,hanging/ ke+uali pada3 Distribusi lebam mayat yang berbeda. Alur jeratan mendatar 8 horisontal. =okasi jeratan lebih rendah.

Gambar 7. *ejas jerat pada leher

1:

Gambar A. >erbagai mekanisme penjeratan

17

(# PEN)EKIKAN $MANUAL STRANGULASI% (#" Definisi $en+ekikan ,manual strangulasi/ adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban yang dilakukan dengan menggunakan tangan atau lengan bawah. $en+ekikan dapat dilakukan dengan : +ara, yaitu3 Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.

1A

Menggunakan . tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban. Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka ini disebut mugging. (#& Etiologi Kematian pa a Pen/ekikan Ada : mekanisme kematian pada pen+ekikan, yaitu3 Asfiksia Cskemia Dagal refle) (#( )ara Kematian pa a Pen/ekikan Ada . +ara kematian pada kasus pen+ekikan, yaitu3 $embunuhan ,hampir selalu/. Ke+elakaan, biasanya mati karena 1agal refle). (#* Gambaran Postmortem Pen/ekikan (#*#" Pemeriksaan L'ar+ &ang perlu diperhatikan pada pemeriksaan luar kasus pen+ekikan, antara lain 3 5anda asfiksia. 5anda%tanda asfiksia pada pemeriksaan luar otopsi yang dapat kita temukan antara lain adanya sianotik, petekie, atau kongesti daerah kepala, leher atau otak. =ebam mayat akan terlihat gelap. 5anda kekerasan pada leher. 5anda kekerasan pada leher yang penting kita +ari, yaitu bekas kuku dan bantalan jari. >ekas kuku dapat kita kenali dari adanya +res+ent mark, yaitu luka le+et berbentuk semilunar8bulan sabit. 5erkadang kita dapat menemukan sidik

1B

jari pelaku. $erhatikan pula tangan yang digunakan pelaku, apakah tangan kanan ,right handed/ ataukah tangan kiri ,left handed/. Arah pen+ekikan dan jumlah bekas kuku juga tak luput dari perhatian kita. 5anda kekerasan pada tempat lain. 5anda kekerasan pada tempat lain dapat kita temukan di bibir, lidah, hidung, dan lain%lain. 5anda ini dapat menjadi petunjuk bagi kita bahwa korban melakukan perlawanan. (#*#& Pemeriksaan Dalam+ #al yang penting pada pemeriksaan dalam bagian leher kasus pen+ekikan, yaitu3 $erdarahan atau resapan darah. $erdarahan atau resapan darah dapat kita +ari pada otot, kelenjar tiroid, kelenjar ludah, dan mukosa ? submukosa pharing atau laring. 9raktur. 9raktur yang paling sering kita temukan pada os hyoid. 9raktur lain pada kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea. Memar atau robekan membran hipotiroidea. =uksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.

*# PE!0EKAPAN $SMOTHERING% *#" Definisi $embekapan ,smothering/ adalah suatu suffo+ation dimana lubang luar jalan napas yaitu hidung dan mulut tertutup se+ara mekanis oleh benda padat atau partikel% partikel ke+il.

*#& Etiologi Kematian pa a Pembekapan+ Ada : penyebab kematian pada pembekapan ,smothering/, yaitu3 Asfiksia 6dema paru #iperaerasi

6dema paru dan hiperaerasi terjadi pada kematian yang lambat dari pembekapan. *#( )ara Kematian pa a Pembekapan+ 0ara kematian pada kasus pembekapan, yaitu3 Ke+elakaan ,paling sering/, misalnya tertimbun tanah longsor atau salju, alkoholisme, bayi tertutup selimut atau mammae ibu $embunuhan, misalnya hidung dan mulut diplester, bantal ditekan ke wajah, serbet atau dasi dimasukkan ke dalam mulut. >unuh diri

*#* Gambaran Postmortem Pembekapan #al%hal penting pada pemeriksaan otopsi kasus pembekapan, yaitu3 Men+ari penyebab kematian. Menemukan tanda%tanda asfiksia. Menemukan edema paru, hiperaerasi dan sianosis pada kematian yang lambat.

1E

1# TE.SEDAK $CHOCKING% 1#" Definisi 5ersedak ,chocking/ adalah suatu suffocation dimana ada benda padat yang masuk dan menyumbat lumen jalan udara.

1#& )ara Kematian Pa a Kas's Terse ak Ada . +ara kematian pada kasus tersedak, yaitu3 Ke+elakaan ,paling sering/, seperti gangguan refleks batuk pada alkoholisme, pada bayi atau anak ke+il yang gemar memasukkan benda asing ke dalam mulutnya, tonsilektomi, aspirasi, dan kain kasa yang tertinggal pada anestesi eter. $embunuhan ,kasus infanti+ide/ 1#( Gambaran Postmortem #al%hal penting pada pemeriksaan otopsi kasus tersedak ,chocking/, yaitu3 Men+ari bahan penyebab dalam saluran pernapasan. *uga kadang%kadang ada tanda kekerasan di mulut korban. Menemukan tanda asfiksia. Men+ari tanda%tanda edema paru, hiperaerasi dan atelektasis pada kematian lambat. 5ersedak dapat terjadi sebagai komplikasi dari bronkopneumonia dan abses.

2# ASFIKSIA T.AU!ATIK $EXTERNAL PRESSURE OF THE CHEST% 2#" Definisi

1!

Asfiksia traumatik ,external pressure of the chest/ adalah terhalangnya udara untuk masuk dan keluar dari paru%paru akibat terhentinya gerak napas yang disebabkan adanya suatu tekanan dari luar pada dada korban. 2#& )ara Kematian Pa a Kas's Asfiksia Tra'matik 0ara kematian pada kasus asfiksia traumatik, antara lain ,1,7/3 Ke+elakaan ,paling sering/, misalnya terjepit antara lantai dengan ele1ator, antara . kendaraan, atau antara dinding dengan kendaraan yang mundur, tertimbun runtuhan benda atau bangunan, pasir, atau batubara atau berdesakan di pintu sempit akibat panik. $embunuhan ,misalnya burking/ 2#( Gambaran Postmortem Ada . hal yang penting kita lakukan pada pemeriksaan otopsi korban kasus asfiksia traumatik ,external pressure of the chest/, yaitu ,1,7/3 Men+ari tanda kekerasan di dada. Menemukan tanda asfiksia.

.F

3# INHALATION OF SUFFOCATING GASSES 3#" Definisi Inhalation of suffocating gasses adalah suatu keadaan dimana korban menghisap gas tertentu dalam jumlah berlebihan sehingga kebutuhan -. tidak terpenuhi ,1/. 3#& )ara kematian pa a kas's Inhalation of suffo atin! !ass"s+ Ada : +ara kematian pada korban kasus inhalation of suffocating gasses, yaitu menghisap gas ,1/3 0 0-. #.S Gas 0- banyak pada kebakaran hebat. Gas 0- . banyak pada sumur tua dan gudang bawah tanah. Gas #.S pada tempat penyamakan kulit.

.1

DAFTA. PUSTAKA 1. Abdul Mun@in Cdries. $edoman Clmu Kedokteran 9orensik 6disi $ertama. >inarupa Aksara. 1!! . #al 1 F%1 A .. Amy G. Sui+idal =igature Strangulation3 0ase Geport and Ge1iew of the =iterature. .FFF. A1ailable at http388www.forensikkasus.fkui.+om. :. Anonim. 5anatologi Dan Cdentifikasi Kematian Mendadak ,Khususnya $ada Kasus $enggantungan/. A1ailable at http388fkuii.org8tiki% downloadIwikiIatta+hment.phpJattCdK17. 7. >udiyanto A. Kematian Akibat Asfiksia Mekanik dalam Clmu Kedokteran 9orensik 6disi C. *akarta. >agian Kedokteran 9orensik 9akultas Kedokteran "ni1ersitas Cndonesia. 1!! . #al AA L F. A. Muhammad Al 9atih CC. Asfiksia dalam 9orensik Klinik. .FF . A1ailable at http388www.klinikindonesia.+om8forensik.php. B. Surya $utra. $enentuan Standar Asfiksia Sebagai $enyebab Kematian di Cnstalasi Kedokteran 9orensik GS"D DG.Sardjito. >adan =itbang Kesehatan, Departemen Kesehatan GC. A1ailable at http388digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal B Maret .FFE

..

Visum et Repertum Korban Hidup RSUD Ulin Banjarmasin


;o.Ge1isi Ditetapkan, Direktur #alaman

;o. Dokumen

Prose 'r Tetap

5anggal 5erbit

.:

Pengertian Tujuan

Kebijakan Prosedur

5ata +ara permintaan, pembuatan dan pelaporan Medical Record dan Disum et Gepertum korban hidup. 1. $eningkatan mutu pelayanan forensik klinik dan terlaksananya pelayanan se+ara +epat dan tepat sehingga memberikan rasa puas bagi penyidik dan keluarga korban. .. Sebagai a+uan dalam penerapan. Disum et repertum korban hidup dibuat berdasarkan surat permintaan tertulis dari penyidik. 1. $emeriksaan forensik klinik dilakukan terhadap korban ke+elakaan, kera+unan dan dugaan tindak kriminal. .. Disum et repertum korban hidup dibuat bila persyaratan administratif sudah lengkap. :. $ersyaratan administratif meliputi surat permohonan pemeriksaan oleh penyidik, jaminan pembiayaan dan persetujuan keluarga. 7. Dalam hal surat permintaan pemeriksaan forensik klinik dari penyidik belum ada, maka petugas GS"D "lin yang diserahi tanggung jawab berkewajiban menghubungi pihak penyidik. A. Dalam keadaan penyidik belum bisa dihubungi, dokter klinik8dokter muda dapat menghubungi dokter forensik8dokter muda forensik untuk bersama%sama melakukan pemeriksaan dan menuliskan hasil pemeriksaan dalam bentuk rekam medis. B. D et G korban hidup dapat dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter forensik atau berdasarkan rekam medis yang telah dibuat sebelumnya. . D et G korban hidup dapat bersifat sementara, lanjutan atau definiti1e SM9, CGD, Komite Medis.

Unit Terkait

.7

.A

Anda mungkin juga menyukai