Anda di halaman 1dari 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Definisi Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dengan sel epitel pigmen retina. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya tidak ada perlekatan struktural antara sel batang dan kerucut dengan epitel berpigmen, sehingga merupakan titik lemah yang mudah terlepas.1

Gambar 1. Ablasio Retina2

2.2 Klasifikasi Dikenal tiga bentuk ablasio retina: 1. Ablasio Retina Regmatogenosa Tipe ini merupakan ablasio retina yang paling sering. Pada tipe ini ablasio timbul akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel epitel berpigmen dengan sel batang dan sel kerucut. Ter adi pendorongan retina oleh badan kaca cair !fluid vitreous" yang masuk melalui robekan pada retina menu u rongga subretina. #iopia, a$akia, laticce degeneration, dan trauma okuli merupakan $aktor resiko ter adinya ablasio retina regmatogenosa.1,%

Gambar 2. Ablasio Retina Regmatogenosa&

2. Ablasio Retina Traksi Ablasio retina tipe tarikan atau traksi merupakan tipe ablasi yang tersering kedua. Tipe ini biasanya timbul akibat retinopati diabetika, proli$erasi 'itreoretinopati, retinopati akibat prematuritas, atau trauma okuli. Pada ablasi ini lepasnya aringan retina ter adi akibat tarikan aringan parut pada badan kaca yang akan melepaskan tautan retina. (erbeda dengan tipe regmatogenosa dengan kelainan berbentuk ko'eks, bentuk kelainan pada tipe traksi biasanya konka$ dan lebih terlokalisir. 1,%

Gambar 3. Ablasio Retina Traksi&

%. Ablasio Retina )ksudati$ Ablasio retina eksudati$ ter adi tanpa adanya robekan atau traksi 'itreoretina. Ablasi ter adi akibat penimbunan cairan pada ruang subretina akibat penyakit primer pada epitel berpigmen dan koroid. *elainan ini ter adi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulber, u'eitis, atau idiopatik.1,%

+ambar &. Ablasio Retina )ksudati$& 2.3 Patho enensis Dalam keadaan normal terdapat gaya yang men aga agar bagian sensoris tetap melekat pada epitel berpigmen. +aya ini dibentuk oleh tekanan negati$ pada ruang subretina sebagai hasil metabolic pump epitel berpigmen dan tekanan onkotik yang relati$ lebih tinggi pada koroid, serta adanya lem yang terbuat dari mukopolisakarida yang melekatkan epitel berpigmen dan sensori retina !sel batang dan kerucut". , Ablasi retina eksudati$ atau tipe serus timbul akibat akumulasi cairan serus atau hemoragik pada ruangan subretina akibat $aktor hidrostatik seperti contohnya akibat hipertensi akut yang berat. Dapat pula timbul akibat eksudasi cairan karena proses in$lamasi seperti pada u'eitis atau e$usi neoplastik. -airan eksudat maupun darah akibat perdarahan akan tertimbun pada ruangan subretina yang ika umlahnya terus bertambah akan mendorong retina dan menyebabkan retina terlepas.. Tipe kedua yaitu ablasi retina traksi ter adi akibat tenaga sentripetal pada retina akibat adanya aringan $ibrotik. Tenaga sentripetal ini kemudian akan menarik aringan retina sehingga terlepas dari lapisan epitel berpigmen tanpa adanya robekan.

/aringan $ibrotik ini timbul akibat perdarahan profuse, trauma, pembedahan, in$eksi, atau in$lamasi. Penyebab tersering adalah proliferatif diabetic retinopathy. ,,0 Pada tipe regmatogenosa yang memegang perananan kunci adalah perubahan pada badan kaca. (adan kaca merupakan gel dengan struktur yang terdiri dari matri1 kolagen dan mukopolisakarida. 2e alan dengan pertumbuhan umur maka struktur makromolekul ini akan mencair dan kolaps, badan kaca menyusut dan timbulah daya tarik atau traksi 'itreus. Akhirnya 'itreus sebagian akan terlepas dari permukaan retina yang dikenal sebagai posterior vitreus detachment !P3D". 2ekitar 4 orang mengalami P3D pada usia .1506 tahun dan 17% mengalami P3D pada usia diatas 06 tahun. Pada sekitar 1651,8 pasien P3D dapat ter adi robekan retina atau pembentukan lubang karena penarikan oleh 'itreus ini, terutama ter adi pada daerah peri$er dimana retina lebih tipis. Ablasi regmatogenosa ter adi ketika cairan 'itreus memasuki ruang subretina melalui robekan retina. 2e alan dengan 9aktu daerah yang terlepas bertambah luas karena semakin banyak cairan yang tertimbun..

Gambar !. Patogenesis Ablasio Retina Tipe Regmatogenosa.

Darimana sumber cairan subretina tersebut masih kontro'ersial. *onsentrasi asam askorbat yang relati$ tinggi pada badan kaca, dan lebih tinggi pada subretina dibanding dalam plasma menimbulkan dugaan bah9a cairan subretina tersebut berasal dari cairan badan kaca. 2eiring ber alannya 9aktu, konsentrasi asam askorbat pada cairan subretinal semakin menurun. Hal ini menimbulkan dugaan bah9a cairan serum berpindah dari koriokapiler mengisi ruang subretina. *onsep ini diperkuat dengan kenyataan bah9a umlah protein pada cairan subretinal mulanya rendah kemudian meningkat se alan 9aktu. *ini gabungan kedua teori ini lebih diakui yang menyatakan bah9a cairan subretina sebagian besar berasal dari cairan 'itreus kemudian perlahan5lahan diperbanyak oleh cairan serum yang berasal dari koriokapiler., 2." #$i%emiolo i 1. :mur ;nsiden ablasio retina meningkat antara usia &65<6 tahun, dengan insiden tertinggi pada usia .6506 tahun. 2. /enis kelamin *urang lebih .68 ablasi retina ditemukan pada laki5laki. ;nsiden tetap lebih tinggi pada laki5laki meskipun telah dikoreksi untuk trauma okuli karena trauma okuli umumnya ter adi pada laki5laki. *ecuali pada miopia berat !lebih dari . dioptri" insiden ablasi retina tetap lebih tinggi pada pria dibanding 9anita. %. 2uku ;nsiden ablasio retina lebih tinggi pada orang =ahudi dan relati$ rendah pada A$rika5 Amerika &. Herediter *arena miopi dan lattice degeneration memiliki kecenderungan menurun secara herediter, maka ablasi retina uga memiliki kecenderungan menurun. >amun kebanyakan kasus ter adi secara sporadik. ,. )tiologi *elainan yang paling sering dihubungkan dengan ablasi retina adalah miopi, a$akia termasuk pseudo$akia, lattice degeneration, dan trauma. *urang lebih &65,,8 pasien 2

ablasi memiliki miopia, 265%68 memiliki lattice degeneration, dan 165268 memiliki ri9ayat trauma okuli langsung. *urang lebih %65&68 ablasi berhubungan dengan a$akia pembedahan, pseudo$akia, dan insidennya meningkat ketika ter adi ruptur kapsul posterior, kehilangan 'itreus, atau setelah =A+ laser capsulotomy. Ablasi akibat trauma paling sering pada anak5anak, ablasi miopi paling sering diantara orang5orang berumur 2,5&, tahun dan ablasi karena a$akia meningkat sesuai dengan bertambahnya umur., 2.! Ge&ala Klinis +e ala klinis dari ablasi retina adalah : 1. ?otopsia dan $loaters. Pada a9al penyakit biasanya penderita mengeluh melihat kilatan cahaya !fotopsia) maupun melihat adanya bercak bercak yang bergerak pada lapangan penglihatanya !floaters). 2etelah itu timbul bayangan pada lapangan pandang peri$er yang ika diabaikan akan menyebar dan melibatkan seluruh lapangan penglihatan. . Dalam keadaan normal stimulasi terhadap retina ter adi ika terdapat cahaya. >amun retina uga dapat terstimulasi ika terdapat kerusakan mekanik. 2aat ter adi kerusakan mekanik akibat separasi badan kaca posterior, akan ter adi pelepasan $os$en lalu retina akan terstimulasi dan ter adilah sensasi cahaya yang dirasakan oleh penderita sebagai kilatan cahaya !fotopsia".0 Floaters !melihat bercak bergerak" merupakan ge ala yang umum di populasi namun etiologinya harus dibedakan karena banyak penyakit dapat menimbulkan ge ala ini. Floaters yang timbul mendadak dan terlihat sebagai bercak5bercak besar pada tengah lapangan penglihatan biasanya mengindikasikan posterior vitreous detachment !P3D". Pasien akan mengeluh timbulnya $loaters seperti cincin ika 'itreous terlepas dari insersinya yang anular pada papil ner'us optikus. Floaters berupa garis5garis kur'a timbul pada degenerasi badan kaca. *adang5kadang timbul ratusan bintik5bintik hitam dibelakang mata. Hal ini patognomonik untuk perdarahan 'itreus sebagai akibat pecahnya pembuluh darah retina akibat robekan atau lepasnya perlekatan badan kaca pada retina. (eberapa saat setelah itu dapat timbul aring laba5laba yang mengindikasikan pembentukan klot !bekuan darah".

2ebagai catatan lokasi dari kilatan cahaya maupun floaters dalam lapangan pandang ini tidak menun ukkan lokasi de$ek pada retina. %. Penurunan 'isus +e ala ini dapat ter adi ika ablasi melibatkan makula dan kadang kadang benda terlihat seperti bergetar atau disebut pula metamorphopsia. &. De$ek lapangan pandang +e ala ini adalah merupakan ge ala lan ut dari ablasio retina. (erbeda dengan lokasi $otopsia dan $loaters yang tidak menun ukkan lokasi kerusakan, de$ek lapangan pandang sangat spesi$ik untuk menentukan lokasi dari robekan atau ablasi retina. Ablasi di depan ekuator tidak dapat dinilai melalui pemeriksaan lapangan pandang. 2edangkan lesi di belakang ekuator dapat ditentukan dengan pemeriksaan lapangan pandang namun biasanya tidak elas dirasakan sebelum melibatkan makula. De$ek lapangan pandang di superior menun ukan ablasio retina di in$erior, sedangkan de$ek lapangan pandang di superior menun ukkan ablasio retina in$erior.& 2.' Dia nosis

Pemeriksaan pada kasus yang dicurigai ablasio retina meliputi pemeriksaan dengan slit lamp biomicroscopy dimana biasanya kamera okuli anterior ditemukan dalam batas normal. Pada pemeriksaan badan kaca kadang5kadang ditemukan adanya pigmen yang terlihat sebagai tobacco dust. Hal ini merupakan tanda patognomonik untuk robekan retina pada 06 8 kasus tanpa ri9ayat penyakit mata atau pembedahan sebelumnya. . Diagnosis pasti ditegakkan dengan o$talmoskopi. Direct oftalmoscopy dapat mendeteksi perdarahan 'itreus dan ablasi retina yang luas. Daerah ablasi ditandai dengan daerah abu5abu dengan 9arna pembuluh darah lebih gelap yang terletak pada daerah yang melipat. Daerah ablasi akan terlihat berundulasi atau bergelombang ketika mata digerakkan, namun ika ablasi masih dangkal akan sangat sulit untuk die'aluasi. Dengan daya pandang pemeriksaan yang sempit sering diagnosis ablasio retina terle9atkan, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan secara indirek yang secara signi$ikan meningkatkan 'isualisasi $undus bagian peri$er.
.,<

2.(.

Dia nosis Ban%in Penyakit utama yang merupakan diagnosis banding ablasio retina khususnya

tipe regmatogenosa adalah retinoschisis. Retinoschisis menyebabkan skotoma absolut sedangkan ablasio retina menyebabkan skotoma relati$. Tobaco dust dan atau perdarahan arang ditemukan pada 'itreus dengan retinoschisis sedangkan hal tersebut sering ditemukan pada ablasio retina . Retinoschisis memiliki permukaan yang halus dan biasanya muncul berbentuk kubah. *ebalikannya ablasio retina dengan permukaan yang tidak rata. Pada kasus ablasio retina yang lama, retina dapat muncul halus dan tipis hampir sama dengan retinoschisis. Pada ablasio retina yang lama biasanya epitel pigmen retina di ba9ah garis demarkasi dan makrosit mengalami atro$i sedangkan pada retinoschisis normal.@ Tem)an klinik Permukaan Perdarahan7pigmen 2kotoma Reaksi $otokoagulasi -airan yang berpindah Ablasio *etina (ergelombang7berkerut !tidak rata" A relati$ 5 ber'ariasi S+hisis *ubah dan halus 5 absolut (iasanya ada 5

Tabel 1. Perbedaan Retinoschisis dengan Ablasio Retina@ 2., Penan anan Ablasio *etina

Retina mendapatkan oksigen dan nutrien dari koroid yang mendasarinya !lapisan 'askuler". 2aat ablasio retina muncul, retina yang lepas mulai mengalami dis$ungsi dan akhirnya nekrosis !mati" yang merupakan akibat apabila retina tidak dikembalikan pada tempatnya semula pada koroid. Bleh karena itu ablasio retina merupakan tindakan darurat yang mana retina yang terlepas harus dikenali dan diberikan penanganan yang tepat.16 Apabila robekan retina ditemukan sebelum ablasio ter adi, hal tersebut dapat ditangani dan dicegah agar retina tidak lebih lan ut terlepas. (iasanya laser dapat digunakan untuk menangani robekan retina. Caser tersebut dapat membuat Dluka bakarE baru disekitar robekan yang pada akhirnya nanti membentuk aringan parut dan

menahan retina pada aringan di ba9ahnya. Hal ini mencegah cairan !cairan 'itreus" agar tidak masuk melalui robekan dan melepaskan retina. &

Gambar '. Penggunaan Caser pada Ablasio Retina2,. Pada kasus5kasus yang lebih arang, laser tidak bisa dipergunakan dan sebagai gantinya dipakai cryoprobe retina untuk menangani robekan tersebut. Cryoprobe tersebut dapat membuat suatu reaksi pembekuan yang dapat membentuk aringan parut di sekitar robekan.

Gambar (. Penggunaan -ryoprobe pada Ablasio Retina2

Hal inilah yang menyebabkan pentingnya suatu pemeriksaan a9al apabila terdapat ge ala P3D !flashes, floaters, shower of spots ". Pemeriksaan menggunakan o$talmoskopi indirek, pemeriksaan lensa kontak, dan depresi sklera diperlukan untuk menemukan robekan retina secara dini dan daerah di sekitarnya yang beresiko terlepas. /ika tidak ditemukan robekan pada pemeriksaan a9al, sangat penting untuk mengadakan pemeriksaan lagi dalam 9aktu 1 sampai 2 minggu atau lebih a9al lagi apabila terdapat ge ala baru. Falaupun robekan ditemukan dan telah ditangani, pemeriksaan lan utan sangat diperlukan untuk memastikan reaksi laser beker a dan tidak berkembang robekan baru.& Tidak semua robekan retina memerlukan penanganan. (anyak orang memiliki lubang bundar atau atro$i pada retina mereka yang ditemukan pada pemeriksaan rutin dan biasanya hal ini tidak perlu ditangani. Tetapi secara umum ika suatu robekan retina ditemukan yang berhubungan dengan temuan ge ala P3D atau terdapat $aktor resiko tinggi untuk mengalami ablasio retina diperlukan suatu penanganan yang tepat.& Penanganan robekan retina dengan laser atau cryoprobe tersebut memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi dan biasanya ablasio retina dapat dihindari. 2ayangnya pada kasus5kasus tertentu, terkadang robekan retina secara cepat mengarah kepada ablasio retina tanpa ada ge ala P3D. :ntuk ini dan alasan lainnya banyak orang didiagnosis dengan ablasio retina pada a9al pemeriksaan dan hampir selalu memerlukan perbaikan melalui tindakan pembedahan. & Tindakan pembedahan untuk menangani ablasio retina meliputi berbagai macam prosedur tergantung pada keadaan penyakit. Prosedur pembedahan yang dimaksud meliputi scleral buckle procedure, vitrectomy dan pneumatic retinopexy. 1. 2cleral (uckling Posedur pembedahan ini telah dipergunakan lebih dari %6 tahun dan biasanya dipergunakan untuk menangani ablasio retina tipe regmatogenosa. Bperasi pemasangan scleral buckle itu adalah merupakan prosedur yang paling umum untuk memperbaiki ablasio retina. Prosedur ini meliputi melokalisir posisi keseluruhan robekan retina, menangani semua robekan retina dengan cryoprobe dan mempertahankan dengan menggunakan gesper sclera !scleral buckle". +esper yang digunakan biasanya adalah sebuah busa silicon atau silicon padat. Tipe dan bentuk gesper ber'ariasi tergantung lokasi dan umlah robekan retina. +esper tersebut dipasang pada dinding luar bola mata

!sclera" untuk menciptakan sebuah indentasi atau e$ek gesper di dalam mata. +esper diposisikan di ba9ah muskulus rektus sehingga dapat menekan robekan retina dan secara e$ekti$ menutup robekan dan dipertahankan pada tempatnya dengan ahitan yang minimalis pada sklera mata. 2etelah robekan tertutup, cairan di ba9ah retina biasanya secara spontan akan kembali pada posisinya semula dalam 1 sampai 2 hari !menghilangkan traksi 'itreus". Pada banyak kasus dilakukan dreinase terhadap cairan yang berada di ba9ah retina pada bagian retina yang terlepas dan kemudian menutup lubang yang ter adi dengan laser atau cryoterapy.
&,16

Gambar ,. Prosedur 2cleral (uckling2,& 2. 3itrectomy Prosedur ini dikenal uga dengan sebutan Trans Pars Plana 3itrectomy !TPP3", dan telah digunakan se ak 26 tahun yang lalu untuk menangani ablasio retina tipe traksi pada pasien diabetes tapi dapat uga dipergunakan untuk ablasio retina tipe regmatogenosa khususnya kasus5kasus yang berhubungan dengan traksi 'itreus atau pendarahan pada 'itreus. Prosedur tersebut meliputi membuat insisi kecil pada dinding bola mata agar dapat memasukkan alat yang disebut 'itrector ke dalam ka'itas 'itreus !bagian tengah bola mata". Cangkah yang pertama dilakukan adalah menghilangkan 'itreus humor menggunakan vitreus cutter. *emudian tergantung pada tipe dan penyebab ablasio retina, berbagai macam instrumen !gunting, $orcep, laser, dll" dan

teknik !eksisi lingkaran yang mengalami traksi, pertukaran gas5cairan, pemberian minyak silikon, dll" dipergunakan untuk mengembalikan retina pada lapisan di ba9ahnya. &,16

+ambar @. 3itrektomi& %. Peumatic Retinope1y Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki ablasio retina tipe regmatogenosa khususnya yang memiliki robekan tunggal terletak di bagian superior retina straight! forward rhegmatogenous retinal detachment). Prosedur ini meliputi mengin eksikan gelembung gas ke dalam bagian tengah bola mata !ka'itas 'itreus" baik sebelum atau sesudah lubang pada retina dira9at dengan laser atau cryoterapy untuk menutup lubang secara permanen. +elembung gas tersebut harus diposisiskan di atas lubang agar dapat mencegah cairan masuk ke lubang sementara retina menyembuh. *euntungan utama dari prosedur ini adalah dapat dilakukan di praktek dokter tanpa harus lama menginap di rumah sakit dan uga dapat dihindari komplikasi dari prosedur sclera buckling 9alaupun tentunya memiliki komplikasi tersendiri. 2edangkan keburukannya adalah prosedur ini memerlukan posisi kepala yang tetap selama 0 G 16 hari mendatang dan memiliki angka kesuksesan yang lebih rendah dibandingkan prosedur sclera buckling. &,16

+ambar 16. Pneumatic Retinope1y& 2.-. Pro nosis /ika makula sentralis belum terlibat saat perbaikan dilakukan, biasanya ta am penglihatan diharapkan kembali normal seperti sebelum ter adi ablasio retina. Akan tetapi ika makula sentralis telah terlepas saat perbaikan dilakukan dan penglihatan bagian sentral telah terganggu, mungkin akan terdapat kehilangan penglihatan secara permanen 9alaupun retina telah dikembalikan pada posisi anatomisnya. 2emakin lama makula terlepas, kemungkinan kehilangan penglihatan secara total semakin besar berhubung ter adi kerusakan yang irreversible pada $otoreseptor !tergantung pada durasi dan dera at ele'asi lepasnya makula dan umur pasien". &,16

BAB I P#NDA.U/UAN Ablasio retina merupakan suatu penyakit yang tidak umum atau arang, ter adi hanya pada satu orang setiap 16.666 penduduk per tahunnya dan tidak disebabkan oleh hanya satu penyakit keadaan patologis spesi$ik tetapi merupakan hasil akhir dari berbagai proses penyakit yang mana melibatkan cairan subretina. Terdapat tiga tipe ablasio retina: eksudati$, traksi, dan regmatogenosa. Tipe yang paling umum adalah regmatogenosa yang disebabkan oleh robekan retina akibat traksi 'itreoretina. ?aktor resiko ablasio retina antara lain: umur tua, ri9ayat operasi katarak, myopia, dan trauma. Pasien biasanya mengalami ge ala $otopsia, floaters, kehilangan lapangann pandang bagian peri$er, dan pandangan kabur. Penyakit ini apabila tidak ditangani secara tepat akan mengakibatkan hal yang terburuk bagi mata yaitu kebutaan. Apabila dideteksi secara a9al, ternyata penyakit ini dengan penanganan yang sesuai akan menghasilkan suatu perbaikan dalam hal 'isus atau ta am penglihatan. Bleh karena itu tulisan ini akan membahas secara umum mengenai penyakit ablasio retina itu sendiri, sehingga nantinya dapat dipergunakan oleh tenaga kesehatan untuk mendiagnosis ablasio retina secara dini untuk segera bisa mere$eral kepada ahli bedah mata untuk penangannya atau bahkan yang lebih baik lagi dapat mendeteksi ge ala a9al robekan retina sehingga dengan penangannan yang a9al dan tepat, per alanan penyakit ke arah ablasio retina dapat dihentikan sehingga outcome yang dihasilkan akan lebih baik.

BAB III P#NUTUP Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dengan sel epitel pigmen retina. Dikenal tiga bentuk ablasio retina: ablasio retina regmatogenosa, ablasio retina traksi, dan ablasio retina eksudati$. Dari ketiga tipe ini yang paling sering di umpai adalah tipe regmatogenosa yang ter adi oleh karena disebabkan oleh robekan retina akibat traksi 'itreoretina. Penanganannya diutamakan saat ter adi baru pada tahap robekan retina yang tentunya dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dini secara rutin sehingga hasil yang didapatkan nanti lebih baik dalam artian ta am penglihatan diharapkan kembali normal seperti sebelum ter adi ablasio retina. Adapun teknik pembedahan yang bisa dilakukan untuk menangani ablasio retina diantaranya, sclera buckling, vitrectomy, dan pneumatic retinopaxy yang mana diantara teknik ini dapat dikombinasikan dalam pelaksanaannya sesuai dengan kasus yang ditemui.

DA0TA* PUSTAKA 1. ;lyas 2, ;lmu Penyakit #ata. )disi *edua. (alai penerbit ?* :; /akarta. 2662. 2. A.D.A.#. #edical ;llustration Team. Retinal Detachment Repair. http:77999.shands.org7health7surgeries71661%2.htmlH. AksesI 2, Agustus 266,. %. 3aughan D3, Asbury T, Riordan5)'a P, +eneral Bphthalmology. , th )dition. Prentice Hall, >e9 /ersey 266%. &. Angeles 3ision -linic. Retinal Deta+hment. http:77999.a'clinic.com7RetinalDetachment.htm. Akses : 2, Agustus 266,. ,. Hilton +?, #c.Cean )(, (rinton DA, Retinal Detachment Principles and Practice. 2nd )dition, American Academy o$ Bphthalmology, 2an ?rancisco, 1@<@. .. +ariano, -ang5Hee. )'aluation and #anagement o$ 2uspected Retinal Detachment. http:77999.aa$p.org7a$p7266&6&6171.@1.html. :pdate : 1 April 266&. Akses : 2, Agustus 266,. 0. +regory. Retinal Detachment. http:77999.emedicine.com7emerg7topic,6&.htm. Akses : 2, Agustus 266,. <. *hurana A*. Bphthalmology: Juick Te1t Re'ision K #-J, 1 st .)dition. -(2 publisher and Distributors, >e9 Delhi, 1@@0. @. C)B.Retina and 3itreous. 2ection 12. Hal: 2&,52,,. American Academy o$ Bphtalmology. :2A. 266%. 16. Anonim. Retinal Detachment Repair. http:77999.eyemdlink.com7)yeProcedure.aspL)yeProcedure;DM,2. )ye#DCink.com.266,. Akses : 2, Agustus 266,.

Anda mungkin juga menyukai