Anda di halaman 1dari 32

I.

PENDAHULUAN

Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis, kematian merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ internal tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis, mati seluler, mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardio askuler dan sistem pernapasan, yang menetap. Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya penggunaan oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan. !roses ini kemudian diikuti oleh proses autolisis dan pembusukan. Setiap sel tubuh memiliki perbedaan "aktu untuk mengalami kematian sel disebabkan oleh perbedaan metabolisme seluler didalamnya. #euron korteks memerlukan "aktu paling cepat yaitu $-% menit setelah sel kehabisan oksigen. !ada tubuh terjadi kematian sel demi sel dan kematian secara keseluruhan akan terjadi dalam beberapa jam. Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ire ersibel kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu respirasi dan kardio askuler masih berfungsi dengan bantuan alat. Mati batang otak adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang ire ersibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati batang otak, maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dikatakan hidup lagi.
&

Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenali secara klinis pada seseorang melalui tanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. 'al ini merupakan hal yang sangat penting dalam in estigasi suatu kasus kematian, dimana perubahan postmortem banyak memberikan informasi baik mengenai "aktu kematian, penyebab, maupun mekanisme kematian. &,( Memperkirakan saat kematian yang mendekati ketepatan mempunyai arti penting khususnya bila dikaitkan dengan proses penyidikan, dengan demikian penyidik dapat lebih terarah dan selektif di dalam melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka pelaku tindak pidana. Seorang ahli forensik harus mampu
1

mendeskripsikan penyebab dan mekanisme kematian seseorang. Mekanisme kematian timbul akibat abnormalitas dari aspek biokimia dan fisiologi tubuh yang berujung pada kematian.& Dalam mempelajari kematian, dikenal istilah )hanatologi. )hanatologi berasal dari kata thanatos yang berarti berhubungan dengan kematian dan logos yang berarti ilmu. )hanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.& !erubahan pada tubuh tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian. )anda-tanda kematian dibagi atas tanda kematian pasti dan tidak pasti. )anda kematian tidak pasti adalah penafasan berhenti, sirkulasi terhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi, pembuluh darah retina mengalami segmentasi dan pengeringan kornea. Sedangkan tanda pasti kematian adalah lebam mayat (li or mortis), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan, mumifikasi, dan adiposera. &

II. A. KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS) *igor mortis adalah kekakuan pada tubuh setelah kematian yang disebabkan karena tidak terdapat adenosine trifosfat (+)!) dalam otot. !ada saat a"al kematian, tubuh menjadi flaccid. #amun dalam & hingga $ jam setelah itu, kekakuan otot mulai meningkat dan terjadi imobilisasi pada sendi.&,$ Kelenturan otot setelah kematian masih dapat dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. ,nergi ini digunakan untuk mengubah +D! menjadi +)!. Selama masih terdapat +)! maka serabut aktin dan myosin tetap lentur. -ila cadangan glikogen dalam otot habis maka energi tidak tebentuk lagi, aktin dan myosin akan menggumpal dan otot menjadi kaku. &,.,/

0ambar &1 Sumber energi untuk kontraksi otot. Dikutip dari kepustakaan (.

2tot membutuhkan pasokan energi dari +)! untuk berkontraksi karena jumlah yang tersedia di otot hanya mampu untuk mempertahankan fungsi kontraksi otot selama beberapa detik. )erdapat tiga jalur metabolisme yang mempertahankan agar pasokan +)! dalam otot tetap tersedia yaitu sistem fosfagen, sistem glikogen-asam laktat dan sistem aerobik. Ketika otot menjadi anoksia maka suplai oksigen berkurang sehingga +)! tidak diproduksi sehingga terjadi proses glikolisis aerobik sehingga meningkatkan kadar asam laktat dan

asam piru at. Kadar glikogen dalam otot berkurang, p' seluler menjadi 3 dan kadar +)! mulai berkurang. #ormalnya, +)! berfungsi untuk menghambat akti itas pelekatan antara aktin dan myosin..,3 !ada keadaan optimal, sistem fosfagen dapat menyediakan energi untuk digunakan oleh otot untuk berkontraksi selama &4-&/ detik, sistem glikogen asam laktat menyediakan energi selama $4 hingga .4 detik dan sistem aerobik untuk "aktu yang tidak terbatas..

0ambar (1 0ambaran akti itas aktin dan myosin pada saat kontraksi dan relaksasi otot. Dikutip dari kepustakaan ..

Kaku mayat akan terjadi pada seluruh otot baik otot lurik maupun otot polos dan bila terjadi pada otot anggota gerak, maka akan didapatkan suatu kekakuan yang mirip atau menyerupai papan sehingga dibutuhkan tenaga untuk mela"an kekuatan tersebut.& Kadar glikogen yang terdapat pada setiap otot berbeda-beda, sehingga se"aktu terjadinya pemecahan glikogen menjadi asam laktat dan energi pada saat terjadinya kematian somatik, akan menyebabkan adanya perbedaan kadar +)! dalam setiap otot. Keadaan ini dapat menerangkan alasan kaku mayat mulai tampak pada jaringan otot yang jumlah serabut ototnya sedikit. Kaku mayat biasanya tampak pertama kali pada rahang dilanjutkan siku dan kemudian pada lutut. !ada laki-laki, kaku mayat lebih hebat dibandingkan pada perempuan oleh karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar dibandingkan "anita.&,(

!ada rata-rata orang pada suhu ruangan yang biasa, rigor mortis biasanya terlihat (-. jam setelah kematian. Dan biasanya terjadi rigor mortis sempurna setelah meninggal.)ubuh mengalami rigor mortis sempurna ketika rahang, siku, dan lutut sudah tidak dapat digerakkan lagi. 'al ini berlangsung &4-&( jam setelah kematian pada suhu ruangan %4-%/4 5. Keadaan ini akan menetap (.-$3 jam dan setelah itu, kaku mayat akan mulai menghilang. &,3 *igor Mortis pada 2tot 6n olunter % Kontraksi muskulus erektor pilli (otot polos folikel rambut) bermanifestasi sebagai goose bumps (cutis anserina). 'al ini menunjukkan mayat terpapar suhu dingin setelah mati.

0ambar $1 Cutis anserine. Dikutip dari kepustakaan 7.

Kontraksi esikel seminalis (otot polos) setelah kematian menyebabkan keluarnya cairan seminalis (semen). Dapat pula menunjukkan terjadinya akti itas seksual setelah kematian.

Muskulus cilliaris pada iris mengubah ukuran pupil. Diameter pupil berkisar antara 4,(-4,8 cm. Sisi luar pupil tidak selamanya berbentuk sirkuler. Kedua pupil dapat berubah secara tersendiri dan memiliki ukuran yang tidak sama. #amun demikian, ukuran pupil tidak dapat digunakan untuk menentukan sebab kematian. 9kuran kedua pupil yang tidak sama tidak menunjukkan terjadinya trauma kepala. Kontraksi miokard entrikel kiri menyebabkan dindingnya bertambah

tebal dan berisi sejumlah kecil darah.

*igor Mortis pada 2tot :olunter (2tot Skelet)%; *igor mortis pada otot skelet menyebabkan terjadinya kekakuan pada sendi. +dapun beberapa proses yang terjadi selanjutnya yaitu 1 Initial flaccidity (kecuali instantaneous rigor) )erdapat sejumlah +)! yang cukup pada a"al fase postmortem yang mengakibatkan otot-otot mengalami relaksasi dan sendi menjadi lemas. 5ase ini berkisar antara 4,/-% jam (rata-rata sekitar $ < ( jam). Onset *igor terjadi secara bersamaan di semua otot, tetapi terjadi lebih cepat pada kelompok otot yang lebih kecil. !erubahan rigor mortis tidak terjadi secara konstan dan simetris. *igor dimulai dari rahang, selanjutnya ke ekstremitas superior dan akhirnya ke ekstremitas inferior. =aktu yang dibutuhkan untuk terjadinya rigor secara keseluruhan di semua sendi ber ariasi mulai dari ( hingga (4 jam. Seseorang yang mati dalam keadaan supine menunjukkan sedikit fleksi pada siku dan lutut. *igor bertahan selama (.-83 jam.

Res lusi (secondary flaccidity) *igor mulai berkurang dan bahkan menghilang saat terjadi denaturasi hubungan aktin-myosin dan dimulainya dekomposisi. =aktu yang dibutuhkan sekitar (.-&8( jam.

9mumnya rigor mortis a"alnya terlihat di otot "ajah dan menyebar ke dada, ekstremitas lalu ke seluruh tubuh. !ola menghilangnya rigor mortis juga mengikuti urutan munculnya. +"alnya menghilang di "ajah lalu kemudian menyebar ke dada dan ekstremitas.(

0ambar . 1*igor Mortis yang ditemukan pada mayat ( hari setelah kematian. Dikutip dari kepustakaan $.

II.!. LE!AM MAYAT (LI"OR MORTIS) >i or mortis (post-mortem hypostasis, kebiruan) adalah perubahan "arna pada tubuh setelah kematian akibat pengendapan darah sesuai gaya gra itasi yang tidak lagi dipompa melalui tubuh oleh jantung. >ebam mayat terbentuk bila terjadi kegagalan sirkulasi darah dalam mempertahankan tekanan hidrostatik yang menggerakan darah mencapai capillary bed di mana pembuluh-pembuluh darah kecil afferen dan efferen saling berhubungan.$

Maka secara bertahap darah yang mengalami stagnasi di dalam pembuluh ena besar dan cabang-cabangnya akan dipengaruhi gra itasi dan mengalir ke ba"ah, ke tempat-tempat yang terendah yang dapat dicapai. Dikatakan bah"a gra itasi lebih banyak mempengaruhi sel darah merah tetapi plasma akhirnnya juga mengalir ke bagian terendah yang memberikan konstribusi pada pembentukan gelembung-gelembung di kulit pada a"al proses pembusukan.$,8 +danya eritrosit di daerah yang lebih rendah akan terlihat di kulit sebagai perubahan "arna biru kemerahan. 2leh karena pengumpalan darah terjadi secara pasif maka tempat-tempat di mana mendapat tekanan local akan menyebabkan tertekannya pembuluh darah di daerah tersebut sehingga meniadakan terjadinya lebam mayat yang mengakibatkan kulit di daerah tersebut ber"arna lebih pucat.$ >i or mortis biasanya terlihat sekitar & jam setelah kematian dan sering terlihat, dalam "aktu (4-$4 menit setelah kematian. !erubahan "arna meningkat dan biasanya menjadi tetap sekitar 7-&4 jam pada "aktu ini dapat dikatakan lebam mayat terjadi secara menetap. Menetapnya lebam mayat ini disebabkan oleh karena terjadinya perembesan darah ke dalam jaringan sekitar akibat rusaknya pembuluh darah akibat tertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah yang banyak, adanya proses hemolisa sel-sel darah dan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah. Dengan demikian penekanan pada daerah lebam yang dilakukan setelah 7&( jam tidak akan menghilang. 'ilangnya lebam pada penekanan dengan ibu jari dapat member indikasi bah"a suatu lebam belum terfiksasi secara sempurna. Setelah empat jam, kapiler-kapiler akan mengalami kerusakan dan butir-butir darah merah juga akan rusak. !igmen-pigmen dari pecahan darah merah akan keluar dari kapiler yang rusak akan me"arnai jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan "arna lebam mayat akan menetap serta tidak hilang jika ditekan dengan ujung jari atau jika posisi mayat dibalik. ?ika pembalikan posisi dilakukan setelah &( jam dari kematiannya. Maka lebam mayat baru tidak akan timbul pada posisi terendah, karena darah sudah mengalami koagulasi.$ 5enomena lebam mayat yang menetap ini sifatnya lebih bersifat relati e. !erubahan lebam ini lebih mudah terjadi pada 3 jam pertama sesudah kematian, bila telah terbentuk lebam primer kemudian dilkukan perubahan posisi maka akan

terjadi lebam sekunder pada posisi berla"anan. Distribusi dari lebam mayat yang ganda ini adalah penting untuk menunjukan telah terjadi manipulasi posisi pada tubuh. +kan tetapi "aktu yang pasti untuk terjadinya pergeseran lebam ini adalah tidak pasti, !oslon mengatakan @untuk menunjukan tubuh sudah diubah dalam "aktu 7 sampai &( jamA, sedangkan Bamps memberikan patokan kurang lebih &4 jam.$ +kumulasi darah pada daerah yang tidak tertekan akan menyebabkan pengendapan darah pada daerah yang tidak tertekan akan menyebabkan pengendapan darah pada pembuluh darah kecil yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah kecil tersebut dan berkembang menjadi petechie (tardieuCs spot) dan purpura yang kadang-kadang ber"arna gelap yang mempunyai diameter dari satu sampai beberapa milimeter, biasanya memerlukan "aktu &7 sampai (. jam untuk terbentuknya dan sering diartikan bah"a pembusukan sudah mulai terjadi. 5enomena ini sering terjadi pada asphyDia atau kematian yang terjadinya lambat.$

0ambar / 1 >ebam Mayat. Dikutip dari kepusakaan $.

!atomekanisme li or mortis 1 2rang meninggal ######$ ?antung berhenti bekerja ######$ Sirkulasi darah terhenti ######$ !engendapan butir darah dalam kapiler dalam letak rendah ######$ butir darah terkoagulasi ######$ 'emolisis

II.%.PENURUNAN SUHU TU!UH (ALGOR MORTIS) !ada saat sel masih hidup ia akan selalu menghasilkan kalor dan energi. Kalor dan energi ini terbentuk melalui proses pembakaran sumber energi seperti glukosa, lemak, dan protein. Sumber energi utama yang digunakan adalah glukosa. Satu molekul glukosa dapat menghasilkan energi sebanyak $3 +)! yang nantinya digunakan sebagai sumber energi dalam berbagai hal seperti transpor ion, kontraksi otot dan lain-lain. ,nergi sebanyak $3 +)! hanya menyusun sekitar $7E dari total energi yang dihasilkan dari satu molekul glukosa. Sisanya sebesar 3(E energi yang dihasilkan inilah yang dilepaskan sebagai kalor atau panas.&4

0ambar 31 0lukogenesis. Dikutip dari kepustakaan &4.

Sesudah mati, metabolisme yang menghasilkan panas akan terhenti sehingga suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium di sekitarnya. !enurunan ini disebabkan oleh adanya proses radiasi konduksi, dan pancaran panas. !roses penurunan suhu pada mayat ini biasa disebut algor mortis. +lgor

10

mortis merupakan salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada mayat yang sudah berada pada fase lanjut post mortem.&4 !ada beberapa jam pertama, penurunan suhu terjadi sangat lambat dengan bentuk sigmoid. 'al ini disebabkan ada ( faktor, yaitu 1&4 &. Masih adanya sisa metabolisme dalam tubuh mayat, yakni karena masih adanya proses glikogenolisis dari cadangan glikogen yang disimpan di otot dan hepar. (. !erbedaan koefisien hantar sehingga butuh "aktu yang mencapai tangga suhu. !ada jam-jam pertama penurunannya sangat lambat tetapi sesudah itu penurunan menjadi lebih cepat dan pada akhirnya menjadi lebih lambat kembali. ?ika dirata-rata maka penurunan suhu tersbut antara 4,8 sampai & derajat celcius atau sekita &,/ derajat 5arenheit setiap jam, dengan catatan penurunan suhu dimulai dari $% derajt celcius atau 87,. derajat 5arenheit sehingga dengan dapat dirumuskan cara untuk memperkirakan berapa jam mayat telah mati dengan rumus (87,.o5- suhu rektal o5) 1 &,/o5. !engukuran dilakukan per rektal dengan menggunakan termometer kimia (long chemical termometer). )erdapat dua hal yang mempengaruhi cepatnya penurunan suhu mayat ini yakni18 &.faktor internal a. Suhu tubuh saat mati Sebab kematiam, misalmya perdarahan otak dan septikemia, mesti dengan suhu tubuh tinggi. Suhu tubuh yang tinggi pada saat mati ini akan mengakibatkan penurunan suhu tubuh menjadi lebih cepat. Sedangkan, pada hipotermia tingkat penurunannya menjadi sebaliknya. b. Keadaan tubuh mayat Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. !ada mayat yang tubuhnya kurus, tingkat penurunannya menjadi lebih cepat.

11

(.5aktor ,ksternal a. Suhu medium Semakin besar selisih suhu antara medium dengan mayat maka semakin cepat terjadinya penurunan suhu. 'al ini dikarenakan kalor yang ada di tubuh mayat dilepaskan lebih cepat ke medium yang lebih dingin. b. Keadaan udara di sekitanya !ada udara yang lembab, tingkat penurunan suhu menjadi lebih besar. 'al ini disebabkan karena udara yang lembab merupakan konduktor yang baik. Selain itu, aliran udara juga makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. c. ?enis medium !ada medium air, tingkat penurunan suhu menjadi lebih cepat sebab air merupakan konduktor panas yang baik sehingga mampu menyerap banyak panas dari tubuh mayat.

d. !akaian mayat Semakin tipis pakaian yang dipakai maka penurunan suhu mayat semakin cepat. 'al ini dikarenakan kontak antara tubuh mayat dengan suhu medium atau lingkungan lebih mudah.8 II.D.PEM!USUKAN Dalam pembusukan terjadi dua proses yaitu autolysis dan putrefaction. !embusukan adalah proses penghancuran dari jaringan tubuh yang terjadi setelah kematian akibat akti itas bakteri dan enFim.& Autolisis !enghancuran jaringan adalah hasil dari proses enFim endogenous yang dikenal sebagai proses autolysis. Autolysis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. +utolisis timbul akibat kerja digestif oleh enFim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan. &,(
12

!ada autolisis terjadi pelepasan enFim yang berasal dari pankreas dan asam lambung yang berasal dari lambung. !ankreas menghasilkan banyak enFim pencernaan diantaranya adalah amylase, lipase, dan tripsinogen. !ada kematian, enFim ini dilepaskan oleh sel eksokrin dari pancreas dan enFim ini mencernakan dirinya sendiri (terjadi autodigesti). >ambung terdiri dari banyak sel yang menghasilkan enFim dan asam hidroklorida yang berperan penting dalam pencernaan. Ketika meninggal, pepsinogen dan asam hidroklorida dilepaskan dari sel lambung dan memberikan autodigesti dari mukosa lambung itu sendiri (gastromalasia). ?ika hal ini berlangsung terus menerus, maka akan menyebabkan perforasi dari lambung. !roses yang sama juga terjadi pada esophagus akibat dari relaksasi sphincter esophagus sehingga cairan dari lambung masuk ke esophagus (esofagomalasia). +kibat gastromalasia dan esofagomalasia, akan menyebabkan perembesan isi cairan lambung ke ca um abdomen sehingga menyebabkan penghancuran struktur organ sekitar.% Ketika sel tubuh mencapai fase akhir dari proses autolisis, suasana lingkungan sekitar menjadi anaerobik. !ada saat ini, bakteri normal pada tubuh akan mulai berkembang dan mengancurkan jaringan tubuh dengan memproduksi asam, gas dan bahan-bahan organic (fase putrefaction).% Putrefaction Sedangkan putrefaction adalah pembusukan yang disebabkan oleh akti itas bakteri. Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan traktus respiratorius. -akteri ini merupakan bakteri anaerobik yang memproduksi spora, bakteri yang berbentuk coliform, mikrokokus, dan golongan proteus. !eningkatan kadar organism anaerobik disebabkan karena peningkatan kadar ion hidrogen dalam jaringan yang terjadi bersamaan dengan penurunan kadar oksigen. &,% )anda a"al dari proses pembusukan (putrefaction) yang terjadi adalah munculnya "arna kehijauan pada kulit yang sering ditemukan pada kuadran ba"ah abdomen, dan biasanya tampak juga pada periumbilikus dan bagian abdomen kiri ba"ah. 'al ini dapat terlihat $3 hingga %( jam setelah kematian
13

pada suhu sekitar %4o5. =arna kehijauan disebabkan karena penyebaran bakteri dari caecum yang kemudian menyebar ke kuadran abdomen lainnya, dada, anggota gerak, lalu "ajah. !ada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, '(S dan 'B#, serta asam amino dan asam lemak.'asil dari putrefaction adalah udara, cairan, dan garam. =arna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulfmet-hemoglobin dimana '(S yang berasal dari pemecahan protein akan bereaksi dengan 'b, membentuk 'b-S dan 5e-S. Secara bertahap "arna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk pun mulai tercium. !embuluh darah ba"ah kulit akan tampak seperti melebar dan ber"arna hijau kehitaman. &,7

0ambar %1 )erjadi perubahan "arna kulit menjadi lebih kehijauan terutama pada daerah perut. Dikutip dari kepustakaan $.

!ada keadaan ini, kulit tampak lebih licin dan tampak esikel dan bulla yang multipel. Kulit ari kemudian akan dengan mudah terlepas bila tergeser atau tertekan. Dalam minggu kedua akan terbentuk gelembung-gelembung pembusukan yang merupakan kelanjutan dari perubahan kulit ari diatas. 0elembung-gelembung tersebut berisi cairan ber"arna merah kehitaman yang disertai dengan bau pembusukan, yang bila dipecahkan akan tampak kulit pada dasar gelembung tersebut licin dan ber"arna merah jambu. Kulit tampak lebih mudah terkelupas bagian epidermisnya. Selain itu, rambut pada daerah kulit ini juga akan lebih mudah mengalami kerontokan. &,7

14

0ambar 71 )ampak kulit yang licin disertai dengan esikel dan bulla yang telah pecah. Dikutip dari kepustakaan $.

0ambar 8 1 !atomekanisme pembusukan. Dikutip dari kepustakaan %.

)erdapat dua proses yang mempengaruhi terjadinya pembusukan yaitu adiposera dan mumifikasi 1 +diposera +diposera adalah terbentuknya bahan ber"arna keputihan, lunak, atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh paskamati. &

15

+diposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk dari hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi, dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial. & +diposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih dapat dimungkinkan. 5aktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembapan dan lemak tubuh yang cukup.& !embusukan akan terhambat oleh adanya adiposera karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah. &

0ambar &4 1 Kulit tampak sebagai soap like apperance (saponifikasi). Dikutip dari kepustakaan $.

Mumifikasi Mumifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. ?aringan berubah menjadi keras dan kering, ber"arna gelap, berkeriput, dan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering. Mumifikasi terjadi bila suhu

16

hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan "aktu yang lama.&

0ambar &&1 Mumifikasi tubuh bagian atas. Dikutip dari kepustakaan $.

0rafik di ba"ah ini menunjukkan perubahan post mortal yang dikaitkan dengan saat kematian1(

17

III. PENENTUAN &AKTU KEMATIAN YANG TERKINI

' (ensik Ent ) l *i +kti itas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian yaitu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenaFah. >alat pemakan bangkai (Goosaprofag) biasanya digunakan dalam entomologi forensik, untuk penentuan umur suatu mayat karena serangga tersebut sering ditemukan pada mayat, contoh Famili Calliphoridae, Sarcopagidae, Staphilinidae, Histeridae dan Silphidae Serangga yang tertarik pada mayat, secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok1 pertama, spesies nekrofagusH yang memakan jaringan tubuh mayat, kedua

18

kelompok predator dan parasitH yang memakan serangga nekrofagus dan kelompok terakhir adalah kelompok spesies omni ore yang memakan baik jaringan tubuh mayat dan juga memakan serangga lain. Dari tiga kelompok ini, kelompok spesies nekrofagus adalah kelompok spesies yang paling penting dalam membantu membuat perkiraan saat kematian. Sejalan dengan proses pembusukan, beberapa generasi serangga dapat menetap pada tubuh mayat. -erbagai faktor seperti derajat pembusukan, penguburan, terendam dalam air, proses mumifikasi dan kondisi geografi dapat menentukan kecepatan kerusakan tubuh mayat, dan berapa tipe serangga dan berapa generasi serangga yang dapat ditemukan.&& >alat adalah serangga yang paling umum diasosiasikan dengan pembusukan. >alat cenderung menempatkan telurnya dalam orificium tubuh atau pada luka terbuka. Kecenderungan ini kemudian akan mengakibatkan berubahnya bentuk luka dan bahkan hancurnya daerah sekitar luka. )elur lalat umumnya terdeposit pada mayat segera setelah kematian pada siang hari. -ila mayat tidak dipindahkan dan hanya telur yang ditemukan dari mayat, maka dapat diasumsikan bah"a "aktu kematian berkisar antara & sampai ( hari. +ngka ini sedikit ariatif, tergantung pada temperature, kelembapan dan spesies lalat. Setelah menetas, lar a berkembang lebih besar hingga akhirnya mencapai tahap pulpa. )ahap ini dapat memakan "aktu 3 sampai &4 hari pada kondisi tropis biasa. >alat de"asa keluar dari pulpa pada &( sampai &7 hari. 'arus diingat bah"a banyak ariable yang mempengaruhi perkembangan serangga, karenanya dari opini para penulis, suatu usaha memperkirakan saat kematian dengan menggunakan metode dari entomologi, harus dibantu oleh seorang ahli entomologi medik.&& Dalam perkembangannya dari telur menjadi de"asa, serangga ada yang menjalani metarmorphosis lengkap dan ada yang menjalani metarorphosis tidak lengkap. !ada metarmorphosis tidak lengkap, ersi kecil Dari serangga de"asa menetas dari telur. Serangga bertahap ini secara bertahap matang menjadi bentuk de"asa. !ada metarmorphosis lengkap, serangga menetas dari

19

telur sebagai lar a. >ar a ini memiliki bentuk yang amat berbeda dengan bentuk de"asanya. Setelah beberapa "aktu lar a memasuki fase istirahat, yang disebut pupa. Dari pupa serangga keluar sebagai serangga telah terbentuk sesuai anatomi dan histology serangga de"asa. &&

0ambar &$ 1 Metarmorphosis lengkap lalat. Dikutip dari kepustakaan &(.

0ambar &(1 =ajah yang ditutupi dengan lar a. Dikutip dari kepustakaan &&.

HUMOR "ITREUS

20

Memperkirakan saat mati secara kimia dalam humor itreus sudah pernah dicoba selama $4 tahun belakangan ini, "alaupun tidak pernah diterima sebagai pemeriksaan rutin. Dasar pemikiran dari digunakannya humor itreus dalam penentuan saat mati ialah karena cairan ini bebas terkontaminasi dari darah, bakteri dan produk-produk autolisa postmortem bila dibandingkan dengan >BS. Sebenarnya banyak yang dapat dinilai untuk penentuan saat mati melalui humor itreus, seperti mengukur kadar asam askorbat, konsentrasi asam piru at, hypoDanthine,glukosa dan potassium, tetapi yang paling banyak dipakai sebagai penentuan saat mati adalah kadar potassium dalam humor itreus.!engikut pengikut ?affe adalah yang pertama kali memperkenalkan peningkatan kadar potassium dan menghubungkannya dengan saat kematian, dan ?ohn Boe adalah forensik patologis yang berpengalaman dalam hal ini. Sesudah kematian, potassium interseluler menembus masuk kedalam retina melalui membran sel yang setelah kematian menjadi membran yang permeable, dan kemudian masuk kedalam corpus itreus. Disini terdapat peningkatan yang nyata dan progressif dari konsentrasi potassium sesudah mati, tetapi masih menjadi perdebatan apakah peningkatan ini secara linear atau bifasik. Bara pengambilan humor itreus ini tidaklah sulit, hanya dibutuhkan ( ml dari tiap mata dengan jarum lunak syringe no (4. Sering didapati perbedaan kadar potassium mata kiri dan mata kanan dalam satu indi idu. Selain itu bila aspirasinya dilakukan secara paksa atau terlalu dekat dengan retina dapat mengubah nilai dari hasil pemeriksaan oleh karena potassium mencapai itreus dengan jalan menembus retina. !engaruh suhu juga masih menjadi perdebatan yang penting.&$ ,lektrolit lain yang dapat diperiksa dari humor itreus adalah konsentrasi sodium dan chlorida, dimana konsentrasi elektolit - elektrolit ini megalami penurunan sesudah kematian, dan ini dapat digunakan untuk memeriksa reabilitasnya satu sama lain, misalnya kadar potassium adalah I &/ mmolJl maka kadar sodium dan chlorida dapat diperkirakan, dimana penurunan chlorida kurang dari & mmolJlJjam dan sodium adalah 4.8 mmolJlJjam, sehingga penurunan sodium disini tidak signifikan pada beberapa jam pertama, berbeda dengan

21

potassium yang peningkatannya terjadi secara bermakna. Sturner menemukan cara pengukuran yang paling populer dalam penentuan potassium penentuan saat mati dengan menggunakan rumus :13 itreus untuk

+,- . k nsent(asi / tassiu) ()E01L)# 2,34

)eknik analisa yang digunakan untuk menentukan potassium sering memberi hasil yang berbeda pula, sebagai contoh Boe pada tahun &87/ mengatakan bah"a penggunaan metode flame fotometrik memberikan nilai / mmolJl kurang untuk sodium , % mmolJl kurang untuk potassium dan &4 mmolJl kurang untuk chloride bila dibandingkan dengan pemeriksaan dengan menggunakan methode specifik electrode yang modern. !ada orang yang mengalami saat mati yang lama seperti pada penyakit-penyakit kronis dengan retensi nitrogen memberi hasil yang berbeda bila dibandingkan dengan sudden death, agaknya gangguan elekrolit premotral pada pasien juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. 'asil dari pemeriksaan dengan mengunakan flame fotometri dalam mmolJl bila sodium K&// ,chloride K &$/, dan urea K .4 ini dipercaya sebagai indiksasi dari dehidrasi antemortem. -ila sodium dan choride adalah normal tetapi kelebihan urea adalah &/4, diagnosis uremia dapat diterima. +ngka ini berbeda dengan dekomposisi postmortem dimana konsentrasi sodium adalah I &$4, chloride I &4/ dan potassium K(4 mellitus. !roblem umum yang sering ditemukan dalam autopsi adalah mendiagnosa diabetes yang tidak terkontrol dan hypoglikemia, glukosa pada cairan itreus biasanya turun setelah kematian dan akan mencapai angka nol dalam beberapa jam. Boe pada tahun &8%$ melakukan 3444 analisa , dan dia mendapatkan glukosa itreus yang lebih dari &&.& mmolJl adalah indikator yang tidak ariable dari diabetes gula darah rendah antemortem. Sturner pada tahun &8%( menghubungkan adanya kadar glukosa itreus yang kurang dari &.. mmolJl marupakan petunjuk adanya gula darah yang rendah antemortem, tetapi berapapun konsentrasinya interprestasi ini tidak reliable untuk

22

dapat digunakan sebagai pegangan. !ada hipotermia terdapat juga peningkatan glukosa itreus tetapi tidak lebih besar dari &&.& mmolJl.&$

PENGOSONGAN ISI LAM!UNG -anyak para pathologis memperdebatkan penggunaan isi lambung sebagai pengukuran saat mati dan menghubungkannya dengan saat makan terakhir sebelum terjadi kematian. Dasar dari metode pengosongan lambung sebagai penentuan saat mati adalah bah"a makanan hampir mempunyai "aktu yang sama di lambung sebelum dilepaskan dan masuk kedalam duodenum yang secara fisik sudah diubah oleh asam lambung , yang diukur pada saat makanan itu ditelan. +delson mengatakan secara fisiologis biasanya makanan ringan meninggalkan lambung dalam &,/ jam sampai ( jam sesudah makan, makanan yang jumlahnya sedang membutuhkan "aktu $ sampai . jam untuk meninggalkan lambung, dan untuk makanan berat memerlukan "aktu . sampai 3 jam sebelum seluruhnya dikeluarkan kedalam duodenum. Makanan biasanya mencapai distal ileum antara 3 sampai 7 jam sesudah makan. Modi memberi batasan . sampai 3 jam untuk makan daging dan sayuran dan 3 sampai % jam untuk makanan biji-bijian dan kacang-kacangan. +kan tetapi semua nilai-nilai ini adalah sangat ber ariasi dari tiap indi idu. Metode terbaru dengan menggunakan teknik radioisotop dalam penelitian mengenai pengosongan lambung memperlihatkan hal-hal yang menarik. -ila makanan padat dimakan bersama dengan air maka air akan meninggalkan lambung lebih cepat terlepas dari sifat atau kandungan kalori dari bagian yang padat. +kan tetapi cairan yang mengandung kalori ternyata tinggal lebih lama dalam lambung.&$ !engalaman menunjukan bah"a "aktu pengosongan lambung ini tidaklah konstan, "aktu pengosongan lambung yang lama tidak hanya disebabkan oleh penyakit dalam saluran cerna saja tetapi juga oleh faktor-faktor psikologis atau trauma fisik terutama yang mengenai kepala.&$ PERTUM!UHAN RAM!UT

23

!engetahuan mengenai rata-rata tumbuh rambut mula memberi petunjuk dalam membuat perkiraan kapan saat cukur terakhir. Sejak rambut berhenti pertumbuhannya pada saat kematian maka panjang dari jenggot mayat mungkin dapat menjadi pemikiran tentang lamanya "aktu antara kematian dan cukur terakhir. 0onFales dkk, pada tahun &8/. mengatakan rata-rata pertumbuhan rambut adalah 4,. mmJhari, sedangkan -althaFard seperti yang dikutip oleh Derobert dan >e -reton tahun &8/& mengatakan rata-rata pertumbuhan rambut adalah 4,/ mmJhari, dan menurut 0laister pada tahun &8%$ adalah &-$ mmJminggu, akan tetapi pada tiap( indi idu mempunyai perbedaan dalam rata pertumbuhan dalam area yang sama, juga ariasi rata-rata dari satu tempat ke tempat lain di muka dan juga berbeda dari satu indi idu ke indi idu yang lain. Selain itu ariasi musim atau iklim mempengaruhi metabolisme dari tubuh itu sendiri. !ada pria rata-rata pertumbuhan rambut pipi adalah 4,(/ mmJhari dalam bulan agustus-oktober di antartica, akan tetapi pada temperatur iklim di >autan !asifik dalm bulan +pril adalah 4,$(/ mm.&$ !ertumbuhan panjang jenggot diukur dengan mencukur mayat, dan diletakkannya di atntara slide dan gelas objek yang kemudian diukur diba"ah mikroskop 74E dari rambut-rambut ini aka menunjukkan panjang yang sama.&$ 2bser asi terhadap bpertumbuhan rambut jenggot dalam menentukan saat mati harus dilakukan dalam (. jam pertama sesudah kematian karena sesuadah ini kulit akan mengkerut dan ini akan menyebabkan rambut akan lebih menonjol di atas permukaan dalam .7 jam setelah kematian, fenomena ini yang sering dikira bah"a rambut masih terus tumbuh setelah kematian.&$ TULANG Ga)5a(an 'isik )ulang-tulang yang baru mempunyai sisa jaringan lunak yang melekat pada tendon dan ligamen, khususnya di sekitar ujung sendi.!eriosteum kelihatan berserat, melekat erat pada permukaan batang tulang. )ulang ra"an mungkin masih ada dijumpai pada permukaan sendi. Melekatnya sisa jaringan lunak pada tulang adalah berbeda-beda tergantung kondisi lingkungan, dimana tulang

24

terletak. Mikroba mungkin dengan cepat merubah seluruh jaringan lunak dan tulang ra"an, kadang dalam beberapa hari atau pun beberapa minggu. ?ika mayat dikubur pada tempat atau bangunan yang tertutup, jaringan yang kering dapat bertahan sampai beberapa tahun. !ada iklim panas mayat yang terletak pada tempat yang terbuka biasanya menjadi tinggal rangka pada tahun-tahun pertama, "alaupun tendon dan periosteumnya mungkin masih bertahan sampai lima tahun atau lebih.&. Secara kasar perkiraan lamanya kematian dapat dilihat dari keadaan tulang seperti 1& &. Da(i !au Tulan* -ila masih dijumpai bau busuk diperkirakan lamanya kematian kurang dari / bulan. -ila tidak berbau busuk lagi kematian diperkirkan lebih dari / bulan. (. &a(na Tulan* -ila "arna tulang masih kekuning-kuningan dapat diperkirakan kematian kurang dari % bulan. -ila "arna tulang telah ber"arna agak keputihan diperkirakan kematian lebih dari % bulan.

$. Kek )/akan Ke/a6atan Tulan* Setelah semua jaringan lunak lenyap, tulang-tulang yang baru mungkin masih dapat dibedakan dari tulang yang lama dengan menentukan kepadatan dan keadaan permukaan tulang. -ila tulang telah tampak mulai berpori-pori, diperkirakan kematian kurang dari & tahun. -ila tulang telah mempunyai pori-pori yang merata dan rapuh diperkirakan kematian lebih dari $ tahun. Keadaan diatas berlaku bagi tulang yang tertanam di dalam tanah. Kondisi penyimpanan akan mempengaruhi keadaan tulang dalam jangka "aktu tertentu misalnya tulang pada jari-jari akan menipis dalam beberapa tahun bahkan sampai puluhan tahun jika disimpan dalam ruangan.&. )ulang baru akan terasa lebih berat dibanding dengan tulang yang lebih tua. )ulang-tulang yang baru akan lebih tebal dan keras, khususnya tulang- tulang

25

panjang seperti femur. !ada tulang yang tua, bintik kolagen yang hilang akan memudahkan tulang tersebut untuk dipotong. Korteks sebelah luar seperti pada daerah sekitar rongga sumsum tulang, pertama sekali akan kehilangan stroma, maka gambaran efek sand"ich akan kelihatan pada sentral lapisan kolagen pada daerah yang lebih rapuh. 'al ini tidak akan terjadi dalam "aktu lebih dari sepuluh tahun, bahkan dalam abad, kecuali jika tulang terpapar cahaya matahari dan elemen lain. Merapuhnya tulang-tulang yang tua, biasanya kelihatan pertama sekali pada ujung tulang-tulang panjang, tulang yang berdekatan dengan sendi, seperti tibia atau trochanter mayor dari tulang paha. 'al ini sering karena lapisan luar dari tulang pipih lebih tipis pada bagian ujung tulang dibandingkan dengan di bagian batang, sehingga lebih mudah mendapat paparan dari luar. Kejadian ini terjadi dalam beberapa puluh tahun jika tulang tidak terlindung, tetapi jika tulang tersebut terlindungi, kerapuhan tulang akan terjadi setelah satu abad. Korteks tulang yang sudah berumur, akan terasa kasar dan keropos, yang benar-benar sudah tua mudah diremukkan ataupun dapat dilobangi dengan kuku jari.&.

a.

Tes 'isika Seperti pemeriksaan gambaran fisik dari tulang, fluoresensi cahaya ultra

iolet dapat menjadi suatu metode pemeriksaan yang berguna. ?ika batang tulang dipotong melintang, kemudian diamati ditempat gelap, diba"ah cahaya ultra iolet, tulang-tulang yang masih baru akan memancarkan "arna perak kebiruan pada tempat pemotongan. Sementara yang sudah tua, lingkaran bagian luar tidak berfluorosensi sampai ke bagian tengah. Dengan pengamatan yang baik akan terlihat bah"a daerah tersebut akan membentuk jalan keluar dari rongga sumsum tulang. ?alan ini kemudian pecah dan bahkan lenyap, maka semua permukaan pemotongan menjadi tidak berfluoresensi. =aktu untuk terjadinya proses ini berubah-ubah, tetapi diperkirakan efek fluoresensi ultra iolet akan hilang dengan sempurna kira-kira &44 -&/4 tahun. )es fisika yang lain adalah pengukuran kepadatan dan berat tulang, pemanasan secara ultra sonik dan pengamatan

26

terhadap sifat-sifat yang timbul akibat pemanasan pada kondisi tertentu. Semua kriteria ini bergantung pada berkurangnya stroma organik dan pembentukan dari kalsifikasi tulang seperti pengeroposannya.&.

0arnbar 6 1 a. )ulang berumur $ -74 tahun. Kelihatan permukaan pemotongan tulang meman carkan "arna perak kebiruan pada seluruh pemotongan. b. Setelah satu abad atau lebih sisa fluoresensi mengerut ke pusat sumsum tulang. c. Sebelum fluoresensi menghilang dengan sempurna pada abad berikutnya.&.

5. Tes Se( l *i )es yang positif pada pemeriksaan hemoglobin yang dijumpai pada pemeriksaan permukaan tulang ataupun pada serbuk tulang, mungkin akan memberikan pernyataan yang berbeda tentang lamanya kematian tergantung pada kepekaan dari tehnik yang dilakukan. penggunaan metode cairan peroksida yang hasilnya positif, diperkirakan lamanya kematian sekitar &44 tahun. +ktifitas

27

serologi pada tulang akan berakhir dengan cepat pada tulang yang terdapat di daerah berha"a panas.&. !emeriksaan dengan memakai reaksi -enFidin dimana dipakai campuran -enFidin peroksida. ?ika reaksi negatif penilaian akan lebih berarti. ?ika reaksi positif menyingkirkan bah"a tulang masih baru. *eaksi positif, diperkirakan umur tulang saat kematian sampai &/4 tahun. *eaksi ini dapat dipakai pada tulang yang masih utuh ataupun pada tulang yang telah menjadi serbuk.&. +ktifitas 6mmunologik ditentukan dengan metode gel difusion techni;ue dengan anti human serum. Serbuk tulang yang diolesi dengan amoniak yang konsentrasinnya rendah, mungkin akan memberi reaksi yang positif dengan serum anti human seperti reagen coombs, lama kematian kira-kira /L&4 tahun, dan ini dipengaruhi kondisi lingkungan.&. c. Tes Ki)ia )es Kimia dilakukan dengan metode mikro-Kjeld-hal dengan cara mengukur pengurangan jumlah protein dan nitrogen tulang. )ulang-tulang yang baru mengandung kira-kira .,/ E nitrogen, yang akan berkurang dengan cepat. ?ika pada pemeriksaan tulang mengandung lebih dari . E nitrogen, diperkirakan bah"a lama kematian tidak lebih dari &44 tahun, tetapi jika tulang mengandung kurang dari (,. E, diperkirakan tidak lebih dari $/4 tahun. !enulis lain menyatakan jika nitrogen lebih besar dari $,/ gram percentimeter berarti umur tulang saat kematian kurang dari /4 tahun, jika #itrogen lebih besar dari (,/ per centimeter berarti umur tulang atau saat kematian kurang dari $/4 tahun.&. 6nti protein dapat dianalisa, dengan metode +utoanalisa ataupun dengan Bromatografi dua dimensi. )ulang segar mengandung kira-kira &/ asam amino, terutama jika yang diperiksa dari bagian kolagen tulang. 0lisin dan +lanin adalah yang terutama. )etapi 5ralin dan 'idroksiprolin merupakan tanda yang spesifik jika yang diperiksa kolagen tulang. ?ika pada pemeriksaan 5ralin dan 'idroksiprolin tidak dijumpai, diperkirakan lamanya kematian sekitar /4 tahun.

28

-ila hanya didapatkan 5ralin dan 'idroksiprolin maka perkiraan umur saat kematian kurang dari /44 tahun. +sam amino yang lain akan lenyap setelah beratus tahun, sehingga jika diamati tulang-tulang dari jaman purbakala akan hanya mengandung . atau / asam amino saja. Sementara itu ditemukan bah"a 0lisin akan tetap bertahan sampai masa &444 tahun. -ila umur saat kematian kurang dari %4 -&44 tahun, akan didapatkan % jenis asam amino atau lebih.&. ?adi banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan membusuknya tulang, disamping jenis tulang itu sendiri mempengaruhi. )ulang-tulang yang tebal dan padat seperti tulang paha dan lengan dapat bertahan sampai berabad-abad, sementara itu tulang-tulang yang kecil dan tipis akan hancur lebih cepat. >empengan tulang tengkorak, tulang-tulang kaki dan tulang-tulang tangan, jarijari dan tulang tipis dari "ajah akan membusuk lebih cepat, seperti juga yang dialami tulang-tulang kecil dari janin dan bayi.&.

I".KESIMPULAN

29

Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. Secara medis, kematian merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ-organ internal tubuh terhenti. Dikenal beberapa istilah kematian, yaitu mati somatis, mati seluler, mati serebral, dan mati batang otak. Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardio askuler dan sistem pernapasan, yang menetap. Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibat terhentinya penggunaan oksigen serta metabolisme normal sel dan jaringan.& -ila seseorang meninggal dunia maka siklus oksigen akan terhenti , tubuh akan mengalami berbagai perubahan jaringan yang disebut perubahan a"al kematian atau tanda kematian tidak pasti dimana susunan saraf pusat akan mengalami kemunduran dengan cepat ini akan menyebabkan perubahan pada tubuh menjadi insensibel, reflek cahaya dan reflek kornea hilang, aliran darah, gerakan nafas berhenti, kulit pucat dan otot mengalami relaksasi. Setelah beberapa "aktu akan timbul perubahan pasca mati yang memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti. )anda-tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa lebam mayat, kaku mayat, penurunan suhu tubuh pembusukan, mumifikasi dan adiposera, yang dapat membantu dalam penentuan "aktu kematian.&,$,% Selain itu, terdapat juga metode penentuan cara kematian terkini yaitu, berdasarkan entomologi forensik, humor itreus, pengosongan isi lambung, pertumbuhan rambut dan penelitian tulang.#amun, "alaupun dimanfaatkan semua saranan yang ada, penentuan saat kematian yang tepat adalah tidak mungkin hanya untuk memperkirakan saat kematian yang mendekati ketepatan.&$

30

DA'TAR PUSTAKA

&. 'o"ard B.,+delman.M.,stablishing )he )ime of Death in 1 5orensic Medicine. #e" Mork 16nfobase !ublishing 1 (44%. p.(4-(3. (. Morgan,B.,#okes, >DM, et al. !ostmortem Bhanges and Determination of )he )ime of Death. 5orensic Science 6nternational (&877) :ol. $8 #o. &, p. 78-8/. $. DiD, ?., 0raham, M. )ime of Death, Decomposition and 6dentification +n +tlas. #e" Mork1 B*B !ress >>B1 (444. p. &4-(% .. DiD, ?., Balaluce, *. *igor Mortis in 1 0uide to 5orensic !athology. #e" Mork1 B*B !ress1 (44&. p. &/-(/. /. Shepherd, *. )he Medical +spects of Death 6n 1 Shepherd *. SimpsonCs 5orensic Medicine &(th ,dition. >ondon 1 +rnold 1 (44$. p. (%-7 3. !ounder, D?. >ecture #otes !ostmortem Bhanges and )ime of Death. Department of 5orensic Medicine 9ni ersity of Dundee. &88/. %. BoD, =+. >ate !ostmortem BhangesJDecomposition. #e" Mork1 5orensic Science 6nternational1 (448. 7. Shkrum, M?., *amsay, D+. !ostmortem Bhanges )he 0reat !retenders in1 5orensic !athology of )rauma Bommon !roblems for )he !athologist. #e" ?ersey1 'umana !ress1 (44(. p. ($-.%. 8. 6ndriati ,tty. Mati1 tinjauan klinis dan antropologi forensik Nhomepage on the internetO #o date Ncited (4&& oktober 4(O + ailable from 9*> 1 http1JJ""".free"ebs.comJdekomposisiPposmortemJdekomposisi.htm &4. M. +lgoFi +gus, )anatologi Nhomepage on the internetO #o date Ncited (4&& oktober 4(O + ailable from 9*> 1 http://www. wordpress.com. &&. #ur"idayati.+, !enerapan ,ntomologi Dalam -idang Kedokteran 1 ?urnal :ektor !enyakit,:ol 666 #o.(. Sula"esi )engah 1(448. p//-/8. &(. 'alfian , )anatologi Nhomepage on the internetO #o date Ncited (4&& oktober 4(O + ailable from 9*>1 http1JJmedicinestuffs.comJ(4&4J43Jtanatologi.html &$. 5erryal basbet, !erkiraan saat mati Nhomepage on the internetO #o date Ncited (4&& 2ktober 4.O + ailable from 9*> 1 http1JJ""".free"ebs.comJforensicpathologyJ

31

&.. *itongga Mistar1 !enentuan >ama kematian Dilihat Dari Keadaan )ulangH 9S9 Digital >ibrary, 9ni ersitas Sumatera 9tara, Medan, (44..

32

Anda mungkin juga menyukai