Anda di halaman 1dari 4

3/6/2014

Lainnya Blog Berikut

Budisan's Blog: Politik Kaum Herodian


Buat Blog Masuk

Budisan's Blog
Kontroversi Corby bermula ketika Pembela Corby menuntut Corby Bebas Murni karena konon, tanpa setahu Corby, Narkoba seberat 4,2 Kg tsb diselundupkan ke dlm tas bawaan Corby. Sementara Pengadilan RI menyatakan Corby Bersalah dan memutuskan Hukuman Penjara 20 Tahun utk Corby. Pembela Corby lalu membuat Buku dan Film Tragedi Corby dan menekan Aussie Govt. So far, hasilnya adalah Grasi dan BebasBersyarat utk Corby..yg karenanya SBY hrs rela menerima Kritik dan Makian dari Rakyatnya.

JUMAT, 27 DESEMBER 2013

Cari

Politik Kaum Herodian

MENGENAI SAYA

Politik Kaum Herodian


Peter Lewuk ; Peneliti Senior The Adam Malik Center
SINAR HARAPAN, 26 Desember 2013
CD OPINI

Budi Santoso
Ikuti

300

Lihat profil lengkapku

Anda Ingin Memilikinya?

Mengakhiri tahun politik 2013 dan memasuki tahun pemilu 2014, ada dua tokoh sejarah dengan dua model kepemimpinan saling bertolak belakang, yang patut dijadikan bahan refleksi kritis guna menarik pelajaran, baik oleh para politikus maupun calon anggota legislatif serta calon presiden, juga oleh rakyat yang akan menggunakan hak demokrasinya pada pemilu legislatif dan pemilu presiden. Refleksi kritis tentang politik nasional Indonesia menjadi amat penting guna memilih pemimpin nasional yang tepat dan mampu menentukan nasib Indonesia ke depan yang lebih berdaulat, berwibawa, berharkat dan bermartabat, sejahtera, adil dan makmur sesuai dengan cita-cita yang dirumuskan para founding fathers dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Politik Kekuasaan Kedua tokoh sejarah yang dimaksud itu adalah Raja Herodes dan Yesus atau Nabi Isa as. Sejarah mencatat bahwa kurang lebih tahun 37 sebelum Masehi, bangsa kolonial Roma memilih Herodes, seorang Yahudi dari daerah Idumea, untuk menduduki takhta Raja Daud dan memimpin bangsa Israel. Ini dilakukan Roma demi melanggengkan kekuasaannya atas Israel. Dari tokoh Herodes inilah, muncul terminologi pencitraan negatif kaum herodian bagi para tokoh politik, yang selalu berorientasi kekuasaan dan harta ketika mereka dipilih atau menang dan memerintah rakyat. Untuk bangsa Israel zaman itu, para tokoh herodian itu antara lain Pontius Pilatus, seorang prokurator atau gubernur yang ditunjuk pemerintah kolonial Roma. Herodes adalah pemimpin Israel pada zamannya yang bertindak selaku
http://budisansblog.blogspot.com/2013/12/politik-kaum-herodian.html
OPINI TERBARU

Pilihlah Aku, Kau Kutipu! (M Riza Damanik) Rakyat yang Terpinggirkan (Retor AW Kaligis) Pencak Silat (Parni Hadi) Masih Adakah Kegembiraan Memilih? (Tri Marhaeni Puji Astuti) Efek Positif Kultivasi (Gunawan Witjaksana) Sinergi Atasi Bahaya Narkotika (Sri Winarti) Mental Elite Makin Parah (M Bashori Muchsin) Tom and Jerry (Idrus F Shahab) Kisah tentang Pohon (Purnawan Andra) Membangun Kota Tanggap Bencana (Nirwono Joga) Kasus Panti Asuhan, Sebab dan Akibat (Sarsito N Sarwono) Mengatur Minimarket (Akh Muzakki) Di Antara Krisis Pangan dan Energi (Rostamaji Korniawan) Paradigma Iklan Kampanye (Augustinus Simanjuntak) Indonesias economy grows despite global turmoil (Reny Eka Putri) WTO and the raw mineral export ban (Ronald Eberhard) Politik Dromologi (Ali Rif'an) Trend Hijab Modern (Dodi Budiana) Konstruksi Bermasalah Desentralisasi Pertambangan (Robert Endi Jaweng)

1/373

3/6/2014

Budisan's Blog: Politik Kaum Herodian


KPU, Golput, dan Perilaku Parpol (Eko Harry Susanto) Indonesia (Timur) Raksasa Tidur Perikanan (Ivan A Hadar) Transparansi Dana Kampanye (Titi Anggraini) Soliditas (Semu) PDIP (Iding R Hasan) Akil dan Nasib Sengketa Pilkada (Jamal Wiwoho) Kantor Tanpa Bos (Alberto D Hanani) Ekonomi Syariah dan Jebakan Elitis (Mukhaer Pakkanna) Politisi Perempuan (Diana Susanti) Menimbang Para Kepala Daerah Berprestasi (Agung Baskoro) Terkikisnya Kesadaran (Dianing Widya) Politik Selfie (Musyafak)
PALING SERING DIKUNJUNGI

komprador bangsa kolonial Roma. Dengan menyandang gelar Herodes Agung, dia adalah raja yang hebat dalam hal melakukan pembangunan Israel, tetapi itu didasarkan pada penggabungan antara kelicikan politik dan teror yang menakutkan rakyat. Raja Herodes Agung juga kemudian para putranya mengumpulkan kekuasaan dan kekayaan melalui praktik KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dengan penguasa kolonial Roma. KKN para herodian itu, di satu sisi jelas-jelas lebih memperkaya keluarga kerajaan dan para kroninya, serta menguntungkan kolonial Roma, terutama dalam pengumpulan pajak. Tetapi, di sisi lain praktik KKN menimbulkan ketidakadilan sosial-ekonomi dalam masyarakat Yahudi dan bangsa Israel. Sebagai penguasa yang haus kekuasaan, Herodes tidak segan-segan mencabut nyawa siapa pun yang bakal menjadi pesaingnya. Itulah sebabnya ketika Yesus lahir (antara 37 sebelum Masehi hingga 4 Masehi), Herodes merencanakan pembunuhan atas diri Yesus. Secara licik Herodes mengajak kerja sama dengan orang-orang majus dari Timur, agar setelah mengunjungi Yesus, sang raja Yahudi yang baru lahir di Betlehem, mereka memberi kabar kepada Herodes agar dia juga dapat mengunjungi Yesus. Beruntunglah Tuhan mengetahui rencana jahat Herodes, dan atas petunjuk Tuhan, orang-orang majus itu pulang ke negeri asalnya melalui jalan lain. Merasa diperdaya para majus dari Timur, Herodes melampiaskan kemarahannya dengan menyuruh membunuh semua anak laki-laki Betlehem yang berusia di bawah dua tahun dengan harapan Yesus ikut terbunuh. Beruntunglah, Tuhan menyuruh orang tua Yesus, Maria dan Yusuf, mengungsikan Yesus ke Mesir, Afrika, hingga waktunya Herodes Agung meninggal dunia (sekitar 4 Masehi), barulah Yesus dibawa pulang dari Mesir ke Galilea dan tinggal di kampung-Nya, Nazaret. Sebagai raja yang haus kekuasaan, harta dan wanita, Herodes Antipas putra Herodes Agung dikritik habis oleh Yohanes Pembaptis, karena sang raja selingkuh dan menikahi istri saudaranya sendiri. Kritik tersebut terpaksa dibayar dengan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis. Bahkan, Yesus hendak dibunuh oleh Herodes Antipas. Politik Pelayanan Bertolak belakang dengan politik kekuasaan yang dipraktikkan kaum herodian, Yesus justru memperlihatkan politik pelayanan. Dengan kritis Yesus menjawab permintaan ibunda dari kedua murid Yesus, Yohanes dan Yakobus, agar Yesus mengikutsertakan kedua murid tersebut dalam kabinet-Nya bila kelak Ia berkuasa sebagai raja Yahudi. Akan tetapi, Yesus mengatakan, Pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
http://budisansblog.blogspot.com/2013/12/politik-kaum-herodian.html

Gagasan Asuransi Bencana (12535) Anggito Abimanyu Miss World (3751) - Rhenald Kasali BIN dan Intelijen yang Terbuka (3188) - Ridlwan Rektor-rektor Administratif (1819) Rhenald Kasali Pendulum Penguasaan Migas (1744) Gde Pradnyana Pesona Bali Democracy Forum (1637) - Dinna Wisnu Keislaman Indonesia (1588) Komaruddin Hidayat Sekali Lagi, Syiah dan Kerukunan Umat (1459) - Haidar Bagir Melacak Siluman Cebongan (1356) Ridlwan Dewoningrat Mencermati EYD alias Ejaan Yudhoyono (940) - Charmelya Maretha

ARTIKEL PRIBADI

Kisruh Tata Kelola UI: Haruskah Rektor UI Diganti? Survei Membuktikan Hasil Survei Bisa Menyesatkan Mengapa Membela Khadafy? Anas Membantah dan Sekaligus Mengakui Kisah Perjalanan Briptu Norman Camaru KAMU Ketika Para Tokoh dan Pemimpin Kita "Berbohong" Andaikan Semua Bulan Ramadhan Mencari Sosok Ibu di Hari Ibu Merintis Tradisi Baru Merayakan Idul

2/373

3/6/2014

Budisan's Blog: Politik Kaum Herodian


Kurban Pelangi Dalam Bencana Dari Komunikasi Hingga ke Dewan Revolusi

menjalankan kekuasaannya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa yang ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani Berbicara tentang politik dan kekuasaan berarti berbicara antara lain tentang konstituen, yaitu rakyat pendukung dan pemilih. Zaman itu, sekiranya digelar pemilu untuk memilih pemimpin Israel, sudah pasti Yesus akan menang telak, karena citra dan kinerja-Nya selalu memperlihatkan komitmen kerakyatan melalui politik pelayanan. Meski tanpa pemilu, rakyat Israel mendesak Dia menjadi Mesias Politik untuk membebaskan mereka dari kungkungan bangsa kolonial Romawi. Desakan ini rasional justru karena citra dan kinerja positif yang diperlihatkan Yesus.

Kemana Arah Pembangunan Kita? [Bukan] KPPN No.1 Jafung "Bendahara", Kemandirian, dan Profesionalitas JFPP dan Pengelola Perbendaharaan yang Profesional Sosialisasi SPAN ala Budisan Menyiasati Rekonsiliasi Antara Data SAU dan Data SAI

QUOTES

Falsafah Hidup dan Pencerahan Motivasi Kepemimpinan Kicauan


PUISI KITA

Cita-cita politik pelayanan Yesus adalah terciptanya suatu kondisi bonum commune, yaitu kemaslahatan publik sebagai tanda yang menghadirkan kerajaan Allah, yaitu kerajaan kasih, damai, sejahtera, dan persaudaraan di antara sesama manusia, yang harus sudah mulai dirasakan secara konkret selama masih hidup di dunia ini menuju kepenuhan dalam kerajaan Allah yang sesungguhnya di akhir zaman. Komitmen kerakyatan melalui politik pelayanan dibuktikan melalui option to the poor, yaitu keberpihakan yang memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dalam masyarakat Yahudi, yang saat itu sangat didominasi kekuasaan para elite agama Yahudi dan kekuasaan para herodian komprador kolonial Roma. Komitmen kerakyatan dan politik pelayanan, yang dipraktikkan secara konsisten dan konsekuen itu, menyebabkan Yesus sering berkonflik dengan para elite agama dan elite politik. Yesus menentang kesalehan religius para elite agama Yahudi yang bersifat hipokrit. Ia mengkritik praktik agama yang hanya menjadi beban bagi umat. Yesus juga mengkritik para penguasa yang hanya ingin dilayani dan tidak mau melayani rakyat, serta memerintah rakyatnya dengan keras dan tangan besi. Dengan tegas Yesus meminta para murid-Nya untuk memperhatikan kehidupan sosial-ekonomi rakyat, juga meminta kaum kaya untuk berbagi dengan sesama anggota masyarakat yang kurang beruntung nasibnya. Masih banyak lagi nilai moral sosial-politik-keagamaan yang diajarkan Yesus yang dapat ditarik signifikansi dan relevansinya. Harapan Mengakhiri refleksi singkat dan sederhana menyambut Natal 2013 dan Tahun Baru 2014, kita sangat berharap Pemilu 2014 dapat menghasilkan para pemimpin di legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang menghayati dan melaksanakan nilai-nilai politik pelayanan dan komitmen politik kerakyatan, serta
http://budisansblog.blogspot.com/2013/12/politik-kaum-herodian.html

Chairil Anwar W.S. Rendra Taufiq Ismail Paidjo

GALERI FOTO

Klasik Manusia dan Peradabannya Panorama Aneh Tata Surya

TOTAL TAYANGAN LAMAN

1 7 9 9 7 3 5
PENGIKUT Join this site
w ith Google Friend Connect

Members (213) More

Already a member? Sign in

ARSIP BLOG

2014 (1422) 2013 (6861) Desember (613) Ekonomi Memasuki Masa Transisi 2014 UU Desa dan Kemiskinan

3/373

3/6/2014

Budisan's Blog: Politik Kaum Herodian


Anomali Harga Gas Elpiji Ketegasan (tidak) Melantik Tersangka Korupsi Rahasia Kesuksesan dalam Pendidikan Gus Dur dan Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Modernisasi dan Kapitalisasi Desa, Siap Enggak? Kemunduran Peradaban Antisipasi Dini Bencana Alam Korupsi dan Efektivitas Pemerintahan LPG : Antara Bisnis dan Subsidi

membuang jauh-jauh perilaku politik herodian-koruptif yang hanya mementingkan kuasa, harta, dan wanita. Last but not least, untuk pemimpin puncak di Republik ini, saya masih berharap akan lahir seorang tokoh Mesias Politik Indonesia pilihan rakyat atas rida dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Pemilu 2014 adalah momentum krusial dan kritis bagi bangsa dan negara ini. Karena itu, jangan salah memilih presiden dan jangan salah pula memilih para wakil rakyat. Selamat Natal dan Tahun Baru.
Diposkan oleh Budi Santoso di 19.16
+1 Rekomendasikan ini di Google

Label: Peter Lewuk, Politik Kaum Herodian Reaksi:


lucu (0) menarik (0) keren (0)

Kekuasaan demi Kekuasaan Lega Tidak Impor dan Lega Tidak Godean

1 komentar

Nalar Semu Pemilih Efisien Gus Dur, PKB, dan Raja Dangdut Tugas Rezim Baru

Tambahkan komentar

Peta Politik 2014 Catatan Sains 2013 Pendidikan dan Paradigma Filosofis Soal Panggilan Timwas Century kepada Wapres Politik Pangan Global RI dalam Sistem Hukum Internasional Menata Sistem Perdagangan Kembali ke Jati Diri Destruktif Kreatif demi Masa Depan Presidensialisme Masih Tetap Setengah Hati Indonesia dan Globalisasi Lebur atau Bersiasat dalam Liberalisasi Momen Penting Menuju Negara Matang Berdemokrasi Bergantung pada Transformasi Ideologi Berani Berubah untuk Melaju Lebih Cepat Peluang Menuai Buah Demokrasi

Komentar teratas

Budi Santoso 2 bulan yang lalu - Dibagikan kepada publik Politik Kaum Herodian Politik Kaum Herodian Peter Lewuk ; Peneliti Senior The Adam Malik Center SINAR HARAPAN, 26 Desember 2013 Mengakhiri tahun politik 2013 dan memasuki tahun pemilu 2014, ada dua tokoh sejarah dengan dua model kepemimpinan saling bertolak ...
1 Balas

Posting Lebih Baru


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Beranda

Posting Lama

Merawat Benih Pendorong Perubahan Ketika Agenda Pembangunan Dibajak BPJS Kesehatan : Menghitung Hari Ekonomi Biru di Pusaran Wacana Konektivitas Ekonomi Dalam Negeri : Dapatkah Mendo... Infrastruktur - Eksekusi yang Sangat Terlambat UMKM Butuh Penanganan Tepat dan Kompak BUMN Lumayan, tetapi Tak

http://budisansblog.blogspot.com/2013/12/politik-kaum-herodian.html

4/373

Anda mungkin juga menyukai