Anda di halaman 1dari 28

1

BAB 1 ASSESSMENT A. Tujuan Pasien Assessment

Pemeriksaan (assessment) bertujuan untuk pengkajian data, data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembuatan Knee Disarticulation Prosthetic Patient assessment adalah pengukuran atau penilaian terhadap pasien dimana yang kita nilai adalah kondisi pasien , meliputi : Kesehatan Pasien,pekerjaan pasien,Kondisi stump,Kondisi sendi,Kekuatan otot . Pada pemeriksaan kali ini dicantumkan dalam pemeriksaan subjective dan obyective .

1. Subjectif assessment: Nama Pasien Umur Alamat Sebab Amputasi Occupation : Wildan : 19 tahun : Boyolali : Congenital : Photografer

2. Objectif assessment:

Posisi Duduk Hip

Assessment Sound leg: : a. Eksternal hip rotation (45o) b. internal hip totation (35o)

LGS 40o 35o

MMT

5 5

Knee : c. M-L knee stability Valgus Test Varus Test Normal Normal

d. A-P knee stability Anterior Draw Posterior Draw Normal normal

Ankle : e. Dorsi fleksi (30o) f. plantar fleksi (45 ) Terlentang Pada stump: a. Fleksi hip (120o) b. Adduction hip (45o) c. Abduction hip (45o) Pada sound leg: a. Thomas test b. Fleksi hip (130o) c. Adduksi hip (30o) d. Abduksi hip (45-50 ) e. Ekstensi knee (0-10 ) Tengkurap Pada stump: a. Ekstensi hip (30o) Pada sound leg: a. Ekstensi hip (30o) b. Fleksi hip (130o)
o o o

20o 25
o

5 3

95o 20o 45o

5 5 5

Normal 110o 25o 65 0


o o

5 5 5

30o 30o 120o

5 5

BAB 2 MEASUREMENT Berikut hasil measurement yang telah kami lakukan kepada pasien : 1. stump Lingkar :

5cm di bawah perenium = 37 Interval 1 Interval 2 Interval 3 Supra condyler Condylus = 35,5 = 31 = 25 = 23,5 = 25
Interval 5cm

Panjang/jarak : 5cm di bawah perenium ujung stump Supra condyler ujung stump Condylus ujung stump Ujung stump floor = 29 =6 = 2,5 = 40

Diameter : Supra condyler Condylus = 5,5 = 7,5

2. Sound leg: Lingkar : Gastroc terbesar Gastroc terkecil = 27 = 15,5

Panjang/jarak : MTP floor Gastroc terbesar floor Gastroc terkecil floor Foot = 38 = 27,5 = 10 = 20

3. Ukuran sepatu = 38

30,5

36
5

31 26 6
23
25,5 15,5
24,5

36
29 11

19 40

BAB 3 CASTING A. Alat dan bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. POP Air Selang / plastik strip Casting stand Plumb line Alas casting Gunting gips Cutter Kain bersih Stockinet Pensil air Tali

B. Langkah langkah : 1. Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. 2. Memasangkan stockinet pada stump pasien. 3. Menandai pada daerah : patela.trochantor,daerah sensitif 4. Masukkan plastik strips ke dalam stockinet. 5. Masukkan POP ke dalam ember yang sudah terisi air hingga gelembungnya tidak ada. 6. Balutkan POP dari proksimal sampai distal kemudian masage. 7. Pasien berdiri pada casting stand dengan posisi menumpu 8. Tekan pada daerah supracondyle untuk memberikan suspensi. 9. Setelah sedikit mengeras plumb line pada bagian anterior dan lateral. 10. Beri tanda persambungan untuk pemotongan. 11. Membuka hasil castingan memakai gunting gips ataupun menggunakan cutter. 12. Perjelas lagi tanda dalam castingan dan alignment . 13. Tutup belahan dari castingan dan tambah tinggi proksimal hasil casting menggunakan POP.

BAB 4 PENGECORAN A. Alat dan bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Powder gips Tangkai besi Air sabun Air Ember Pasir Penjepit tangkai besi

B. Langkah langkah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Beri air sabun pada negative cast sampai semua permukaan dalam rata. Membuat adonan powder gips dan air secukupnya. Tempatkan posisi negative cast pada bak pasir sesuaidengan alignmentnya. Tuang adonan powder gips ke dalam negative cast. Tempatkan tangkai besi pada posisi alignment. Jepit tangkai besi agar tidak ada perubahan pada tangkai besi. Biarkan mengeras. Setelah mengeras lalu buka pengecoran.

BAB 5 RECTIFIKASI

A. Alat dan Bahan 1. Alat: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) Spatula Gelas aqua Kawat kasa Kain Surform Mid line Pensil air Alat tulis Pengaduk Caliper/jangka sorong Palu Alas Sikat kawat
2. Bahan: a) b) c) d) Powder gips Air Pewarna Paku

B. Tahap-tahap: 1. 2. Pembukaan negatif cast Penandaan ulang a. Alignment = Abduksi/adduksi ( di anterior wall) Ekstensi/fleksi (di lateral wall) b. Penandaan pada patella, supra condyler, trochantor mayor,condylus dan area sensitif. 3. Pengurangan a. Medial proximal dibuat flat, tingginya 5cm di bawah perenium. b. Lateral proximal dibuat flat, M-L diameter harus sesuai ukuran, tinggi lateral socket mencakup/selevel dengan greater trochantor. c. Anterior proximal dibentuk segitiga scarpa, bisa juga agak melingkar. d. Posterior proximal dibuat flat.

e. Pengurangan supra condyler dibuat suspensi, diameter sesuai dengan pungukuran. 4. Penambahan a. Trimlines untuk soket tanpa quadrilateral brim Trimline setinggi mungkin untuk long lever arm (lateral) Sisi medial 5cm di bawah perenium Anterior-lateral lebih tinggi dari pada medial-posterior Flare di anterior-posterior-medial tidak di lateral b. Medial dan lateral epycondyle Bony prominences ditambah 5mm Sedikit persegi di distal dan proximal tapi jangan merubah bentuk (5mm) Perhatian khusus di adductor tubercle untuk menghindari tekanan. Dari lateral dan medial ada kurva bentukan epicondyle. c. Penambahan posterior flare dari condylus Ditambah sedikit Jika hamstring tendon menonjol penambahan dibuat untuk memberi ruang pergerakan otot. Jika ada sensitif di intercondyler ditambah 1cm d. Penambahan pada patella 5mm, jika mobile ditambah di proximal dan distal untuk memberi ruang. 5. Cetakan dihaluskan, cek ukuran

BAB 6 PEMBUATAN SOFT SOCKET

A. Alat dan Bahan 1. a) b) c) d) 2. a) b) c) d) Alat : Oven Routher Vacum Heatgun Bahan : Spons Lem Bedak Bandage

B. Langkah-langkah : 1. Memtong mal mengambil ukuran circumference terbesar dan circumference

condylenya.tepinya ditambah 2 cm.

+10

Panjang dr terbesarcondyle =
+15

Circum terbesar =

Circum condyle

2. Memotong spons sesuai dengan mal yang sudah kita buat. 3. Membuat tutup untuk distal dengan mentracing distal positive cast lalu sekelilingnya ditambah 3 cm.

Ditambah 3 cm

10

4. Membuat tepi kanan & kiri spons( untuk body) dengan arah berlawanan ditipiskan supaya lebih tepis saat disatukan. 5. Menyatukan t epi kanan & kiri spons menggunakan lem sehingga membentuk seperti cone. 6. Menyiapkan proses pengovenan. Oven dinyalakan dengan suhu sesuai yang diinginkan. 7. Menyiapkan positive cast pada ragum dengan diberi permukaan positive cast. 8. Ketika suhu sudah tersetting taburi bedak pada permukaan dalam oven agar nanti spons tidak menempel & kemudiaan masukkan sponsnya. 9. Setelah mulai lunak dan elastis ambil dan masukkan ke positive cast lalu bandage sehingga terbentuk sesuai dengan positive cast. 10. Bagian yang terlipat yaitu di supracondyle sobek dan rekatkan kembali sehinggan tidak ada ruang antara soft socket dengan positive cast. 11. Rapikan perlakatan tersebut. 12. Setelah selesai membuat untuk body softnya, kemudian buat tutup nya dengan proses hampir sama pembuatan body soft socket,perbedaannya tidak taburan bedak pada

menggunakan oven tetapi menggunakan heat gun. 13. Setelah semuanya terbentuk rapikan.

11

BAB 7 LAMINASI A. Alat dan Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Resin Catalyst Pigmen Plastik PVC Serat Fiberr Stockinet Kain untuk meratakan resin Suction (vakum pembentuk) Setrika Tinner bedak bayi gelas aqua corong aqua Benang nylon Pengaduk Lakban Tali rafia (coklat muda)

B. Langkah Langkah Pembuatan Hard socket 1. Mengukur positif gips untuk pembuatan plastik PVC . Yang diukur antara lain : Circumference 1=c ircumference terbesar = 43 cm Circumference 2 = circumference suprancondyle + condyle= 27,5 cm 2

12

Panjang positif =dari circum terbesar pertengahan circum supra & condyle=

Plastik I

15cm
43cm

20cm

27,5 cm

Plastik II
15cm
43cm

30cm

27,5 cm

2. Kemudian plastik dilekatkan dengan cara menyetrika sehingga plastik tersebut berbentuk kerucut. 3. Masukkan stockinet ke dalamm positif cast agar permukaan rata. 4. Memberi thiner pada plastik pertama agar plastik lebih lentur dan masukkan ke positif cast 5. Plaster pada bagian proksimal dan distal sehingga terlihat rapi.

13

6. Setelah memasukkan plastik lalu memasang stockinet sebanyak 2 lapis 7. Kemudian memotong serat fiber .Setelah dipotong serat fiber dilingkarkan pada positive gif dan ditali dengan benang nylon. 8. Selanjutnya memasang stockinet lagi 1 lapis. 9. Memotong fiber untuk tutup. Dan memasang stockinet lagi sebanyak 2 lapis. 10. Kemudian memasukkan plastik PVC lagi yang dibuat sepperti yang perama (seperti pada gambar)telah sudah diberi tinner. 11. Lalu membuat larutan resin dengan takaran 240 ml resin ,catalis 2-3%. 12. Kemudian adonan resin dituang ke positive gif yang akan diresin melalui corong . 13. Setelah resin semuanya dituangkan lalu ratakan sampai ke bawah sehingga resin tersebut rata pada positive gif. 14. Kemudiaan massage. 15. Tunggu 1 malam atau sampai benar-benar resin tersebut keras 16. Setelah resin keras, positive gifnya dipecahkan sehingga soft socketnya dan hard socketnya dapat diambil 17. Hard socketnya sudah siap dilanjutkan untuk proses selanjutnya.

14

BAB 8 PEMBONGKARAN CETAKAN

Setelah hard socket mengeras maka cetakan siap dibongkar atau dilepaskan dari positif gipsnya . A. Alat dan bahan : 1. Palu besi 2. Palu karet 3. Castcutter 4. Lempengan besi

B. Langkah-langkah : 1. Siapkan hasil laminasi 2. Karena desain yang digunakan adalah open panel maka kita menggunakan teknik dengan cara pembukaan open panel dilakukan terlebih dahulu untuk menjaga agar positif gips tetap untuh , dimana nantinya positif gips ini akan berfungsi untuk memudahkan pengepasan jendela dengan body prostesisnya , untuk memudahkan pengeboran saat memasang keling , dan untuk mengantisipasi jika nanti ada kesalahan. 3. Buka open panel menggunakan castcutter sampai batas tali canalnya , jaga soft socket tetap utuh . Soft socket tidak ikut dibuka bersama jendelanya karena spons bersifat fleksibel jadi masih bisa dimasukkan ke dalam stump tanpa membuka jendelanya . 4. Setelah itu lepaskan hard socket dari positif gips menggunakan palu dengan cara dipukul dari sisi atas cetakan , jaga positif gips tetap utuh. 5. Setelah hard socket lepas, potong trim line atasnya sesuai dengan trim line yang telah dibuat sebelumnya (mengikuti alur pada cetakan). 6. Setelah trim line dibuat haluskan bagian trim line dan open panelnya. Perhatian khusus pada open panel jangan terlalu banyak penghalusannya karena bisa menghilangkan bentuk nantinya. 7. Potong trim line soft socketnya pula , yaitu kurang lebih 1 cm lebih tinggi dari hard socketnya. 8. Haluskan

15

BAB 9 INITIAL BENCH ALIGNMENT

Sebelum dilakukan proses perangkaian komponen sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap hard socket . Pada pembuatan knee disarticulation pada kasus ini ternyata ditemukan satu kekurangan yaitu pada saat soft socket masuk kedalam hard socket bagian supracondylenya pada aspek medial lateralnya terdesak dan jika dibiarkan akan menyebabkan bagian medial lateral condyle stump ketika masuk melewati supracondyle hard socket akan tertekan dan sakit. Oleh karena itu solusinya adalah dilakukan pelebaran pada pembukaan jendelanya dengan menggunakan adonan resin . Penambahan dilakukan pada bagian anterior jendela , karena nantinya pada bagian posterior akan digunakan untuk penempatan komponen. A. Alat dan bahan : 1. Gunting 2. Spons 3. Fiber 4. Kain 5. Resin 6. Katalis 7. Plaster (lakban) B. Langkah-langkah : 1. Memberi plaster pada area supracondyle di soft socketnya , dengan tujuan agar ketika nanti diberi resin tidak merusak soft socketnya. 2. Memasukkan soft socket ke dalam hard socket 3. Memberi plaster pada hard socket di bagian dalamnya mengelilingi bukaan jendela 4. Memasangkan jendelanya dengan body prostesis 5. Memberi plaster pula pada bagian bukaan posterior 6. Memberi spons dengan lebar kecil mengelilingi bagian yang akan ditambal dengan resin 7. Mengasari pada bagian yang akan diberi resin 8. Setelah siap buat adonan resin yaitu dengan mencampur resin,katalis,kain,dan fiber 9. Setelah adonan siap tuangkan ke bagian yang akan ditambal 10. Tunggu sampai mengeras

16

11. Setelah keras lakukan pemotongan atau pembukaan pada jendela baru 12. Open panel (jendela yang baru ) telah dibuat. 13. Haluskan , tetapi jangan terlalu mengurangi bentuk. Hasilnya : Jendela baru lebih lebar sehingga memudahkan stump untuk masuk tanpa merasa sakit dan tanpa ada kesulitan.

17

BAB 10 PEMBUATAN STRAP A. Alat dan bahan : 1. Velcrro 2. Bisband 3. Gesper 4. Lem 5. Alat jahit

B. Langkah-langkah : 1. Buat strap sebanyak 2 yang ditempatkan pada bagian proksimal jendela dan distal jendela. 2. Ukur panjang strap sesuai kebutuhan (mengcover jendela) dan lebar 3,5 cm. 3. Jahit velcro dan bisban 4. Buat gesper sebanyak 2 buah untuk pemasangan strap nantinya.

18

BAB 11 PEMASANGAN KOMPONEN SOCKET A. Alat dan bahan : 1. Socket 2. Adaptor socket 3. Mur 4. Baut 5. Kunci L 6. Iron banding 7. Mesin bor B. Langkah-langkah : 1. Alignment socket terlebih dahulu , bagi garis tengah bagian anterior dan lateral socket. 2. Pasang adaptor socket dengan di alignment terlebih dahulu dengan komponen shank dan foot 3. Tandai lubang socket yang akan di bor untuk penyatuan socket dengan adaptor socket 4. Jika sudah pas lubangi bagian yang ditandai dengan menggunakan bor untuk pemasangan socket dengan adaptor 5. Setelah itu pasang adaptor socket

19

BAB 12 PEMASANGAN STRAP A. Alat dan Bahan: 1. Strap 2. Gesper 3. Engsel berupa kulit dengan tebal 1mm,panjang 5cm lebar 3,5 cm (2buah) 4. Rivet 5. Palu 6. Ragum B. Langkah-langkah : 1. Pasang engsel dengan di lem pada bagian posterior pertemuan jendela dan socket. Untuk yang pertama pasang pada bagian proksimal terlebih dahulu karena untuk bagian distal nantinya perlu dipertimbangkan dengan pemasangan komponen. 2. Engsel kedua dipasang dengan di paskan dengan posisi lubang adaptor socket. 3. Setelah posisi kedua engsel pas , rivet engsel dengan socketnya. 4. Setelah pemasangan engsel selesai lakukan pemasangan strap yaitu pasang sejajar dengan engsel yang telah dipasang sebelumnya. 5. Rivet strapnya di tepi dan di tengah strap 6. Pasang gespernya sejajar pula dengan strapnya di bagian body prostesis.

20

BAB 13 BENCH ALIGNMENT

A. Alat dan bahan : 1. Socket plus adaptor socket 2. Tube clamp 3. Tube 4. Adaptor foot 5. Foot 6. Knee joint 7. Kunci L

B. Langkah-langkah : 1. Pasang foot dengan shank 2. Pasang knee joint pada shank 3. Pasang socket dengan komponen shank dan foot 4. Untuk alignmentnnya: a. Bagian lateral Garis alignment (TKA Line) pada socket harus jatuh di 5mm depan axis knee dan 1/3 foot. b. Bagian anterior Tube vertikal Garis alignment jatuh di tengan socket dan pusat knee c. Sisi medial socket harus sejajar dengan line of progression

5. Tinggi prostesis harus sesuai dengan pengukuran tinggi pada pasien yaitu dari distal end stump ke floor = 40 cm 6. Dan ternyata pada penyesuaian tinggi untuk kelompok kita masih terlalu tinggi shanknya , oleh karena itu perlu dilakukan pemotongan tube sesuai tinggi yang dibutuhakan . Tinggi yang dibutuhkan = 40cm-1cm (socket dan komponen atas) = 39cm Sedangkan panjang kita keseluruhan masih 50 cm sehingga tube perlu dipotong 50cm-39cm = 11cm

21

7. Setelah dilakukan pemotongan dan tinggi sudah sesuai maka prostesis di assembling ulang. 8. Setelah assembling selesai prostesis siap di fittingkan.

22

BAB 14 FITTING A. Fitting I 1. Bench alignment sudah benar 2. Socket longgar dibagian distal (disekeliling bulbousnya) 3. Foot sudah menempel dilantai semua 4. Dilakukan tes keseimbangan (kestabilan ) berdiri untuk persiapan berjalan dengan tujuan mencari kenyamanan sebelum pertama kali mulai berjalan 5. Pada fitting pertama kali memakai stockinet tipis ternyata masih terlalu longgar sehingga dipakaikan stockinet yang lebih tebal tetapi untuk lapisan luar soft socketnya, stockinet tidak dicoverkan keatas semua karena yang longgar hanya bagian condylous sampai supracondyou. Sedangkan bagian atas SC sampai proksimal sudah pas 6. Socket masih terlalu eksternal 7. Socket terlalu ekstensi / kurang fleksi 8. Terjadi uneven heel rise rendah

Solusi : 1. Untuk kelonggaran socket dibagian distal bisa diperbaiki dengan menambah spons dibagian ini, 2. Untuk socket yang terlalu ke eksternal dilakukan koreksi dengan menginternalkan socket yaitu dengan sisi medial sejajar line of progression, 3. Socket terlalu ekstensi / kurang fleksi dilakukan pemfleksian socket sesuai yang dibutuhkan.

1.

Fitting II 2. Anterior bulbous longgar, tapi sudah terfiksasi karena bagian atas SC sudah pas 3. Base melebar jadi lebih stabil (karena terlalu eksternal rotasi ) 4. Knee terlalu eksternal rotasi

23

5. Heel rise terlalu rendah ( ekstension aid terlalu tegang )tatapi sudah sedikit berkurang

Solusi : 1. Untuk knee yang terlalu eksternal rotasi maka diinternal rotasikan.

24

Berikut check list fitting knee disarticulation :

A. STATIC ALIGNMENT

No.
1. 2. 3. Bench alignment benar

Point

Check List
V V V -

Panjang prosthesis (pelvic level, width base 10 cm) Ke fit-an socket a. Proksimal Problem brim terlalu lebar brim terlalu sempit socket terlalu sempit di proksimal medial wall (ketinggian atau tidak) adductor rolls posterior wall (sc tidak contact) seat is too wide anterior wall (tidak terlalu tinggi) anterior medial corner (nyaman atau tidak) lateral wall (ada celah karena diameter M-L terlalu lebar) ada tekanan di trokantor (menusuk Trokantor) pain (tekanan berlebih, bone spur, bursa) skin bright down (kulit terluka) b. Distal end bisa menumpu atau tidak c. Supra Condiler Area suspensi fit atau kurang d. Volume changes (ada perubahan volumer atau tidak) e. Skin Problem (ada masalah dengan kulitnya atau tidak) f. Rotational problem (socket rotasi atau tidak)

25

B. DINAMIK ALIGNMENT

No.
1

Gait Deviation
Instability knee joint

Penyebab
Kemungkinan knee joint yang terlalu jauh Socket telah di alignment sedikit fleksi Plantar fleksi yang berlebih, disebabkan oleh knee mengalami fleksi pada saat heel strike Dorsi fleksi yang berlebih, akan menyebabkan kontrol pada knee berkurang Hip ekstensor lemah Pasien mempunyai kontraktur fleksi, sehingga menyebakan ketidak stabilan Medial whip disebabkan oleh knee axis mengalami terlalu BANYAK EXTERNAL ROTASI, untuk lateral whip kebalikannya Socket terlalu sesak, jadi tidak ada ruang untuk mengakomodasi otot TOE BREAK tidak diatur pada sudut yang benar pada line of progression Stump lemah, loose musculature, jadi beberapa jaringan otot lemah dan dapat membuatnyabergerak bebas dari femur Socket terlalu kecil, ischial tuberosity di atas ischial seat Suspensi tidak memadai untuk memungkinkanterjadinya slip off stump prosthesis Setting foot plantar fleksi Pasien hanya sedikit bahkan tidak knee fleksi karena tidak aman atau bahaya Prosthesis terlalu panjang Socket terlalu kecil, ischial tuberosity di atas ischial seat Setting foot plantar fleksi Pasien hanya sedikit bahkan tidak knee fleksi karena tidak aman atau takut Prosthesis terlalu panjang Prosthesis terlalu panjang Alignment shank pada posisi valgus Adanya ketidak nyamanan dari crotch area, biasanya karena kulit infeksi, adductor roll atau tekanan dari dinding medial socket Hip abductor mungkin kontraktur Pasien merasa tidak aman atau mungkin untuk mengimbangi pola jalan yang melebar Fleksi kontraktur hip Alignment dari socket terlalu sedikit fleksi

Check List
-

Swing phase whips

Circumduction

Vaulting

Abducted gait

Lumbar lordosis

26 Hip ektensor posisi terlalu lemah Tidak cukup support dari brim pada sisi anterior socket Tidak ada cukup gesekan pada prostetik knee Terlalu banyak tegangan pada ekstension aid Ketakutan pasien pada saat knee fleksion, mengakibatkan pasien mengekstensikan stump terlalu kuat sehingga knee mendekati full ekstensi Tidak ada pembatasan pada prosthetik foot Keel pada sach foot terlalu pendek atau posisi toe pada conventional foot terlalu jauh ke posterior Socket ditempatkan terlalu jauh ke anterior dalm hubungannya dengan foot > Terlalu Tinggi Heel Rise : Kurangnya gesekan pada prostetik knee Tanpa ekstensor, tidak cukup ketegangan pada ekstensor Pasien memfleksikan stump dengan tekanan penuh untuk memastikan bahwa shank akan full ekstensi ketika heel strike > Terlalu Rendah Heel Rise : Banyak gesekan pada prostetik knee Ekstensor terlalu ketat Ketakutan pasien Manual knee lock Socket tidak pas untuk menghindari rasa sakit, pasien biasanya memperpendek gerakan stance phase pada prosthetik side Ekstensor lemah (lama pada prostetik side) Salah posisi alignment Stump pasien lemah Pasien kurang memiliki keseimbangan yang baik Rasa takut dan ketidak nyamanan Terjadi fleksi kontraktur pada hip atau socket diseluruskan dengan fleksi yang terbatas Nyeri atau takut pada pasien Kurang gesekan pada prosthetik knee Socket tidak benar-benar pas sehingga menyebabkan ketidaknyamanan Pasien tidak mempunyai keseimbangan yang baik Rasa takut dan ketidaknyamanan Kebiasaan pasien saat berjalan Prosthesis terlalu pendek atau panjang Heel prostesis terlalu keras untuk dibuat tumpuan V

Terminal Swing Impact

Drop Off

Uneven Heel Rise

V -

10

Uneven Timing

11

Uneven Length of Step

12

Uneven Arm Swing

13 14

Lateral Bending Rotation of the Foot on Heel Strike

27

Assessment

Rektifikasi

Hasil Akhir

28

PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari laporan praktik ini adalah kita harus mampu mengetahui cara membuat knee disarticulation prosthesis dengan baik dan benar beserta proses fittingnya.

B. Saran Kami sebagai penulis berharap laporan praktik ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan kami menyarankan agar pembaca mengikuti procedure pembuatan knee disarticulation dengan urut dan benar, kami juga menyarankan untuk mencari resensi-resensi lain diluar laporan praktik ini.

Anda mungkin juga menyukai