1. PERSIAPAN ALAT
a. Persiapan Alat Dasar : Baki, kaca mulut, sonde, pinset & ekskavator
b. Persiapan Alat tambahan :
c. Alat dan Bahan untuk preparasi kavitas dan pemolesan komposit kelas IV
- 1 set mikromotor / connector
- Highspeed
- Bor Bundar
- Bor fissure silinder ujung membulat/ long pearl ujung bulat
- Bor fine atau superfine
- Polishing rubber/ cup/ polishing brush
d. Alat dan bahan untuk aplikasi restorasi komposit kelas IV
- Etsa
- Bonding +tempat & mikrobrush
- Komposit
- Light cure
- Plastic instrument / composit filling instrument
- Matriks Mylar (Mylar Strip) dan wedge
2. Prosedur Preparasi Kelas IV
a) Gigi dibersihkan dengan pasta profilaksis tanpa fluor
b) Isolasi gigi yang akan dilakukan preparasi dengan cotton roll, tapi tidak menghalangi frenulum
labialis
c) Lakukan pencocokan warna restorasi dengan shade guide
- Dilakukan dibawah sumber cahaya sinar matahari (±jam 10 pagi atau lampu daylight)
- Jarak antara mulut pasien dan mata operator ±50-70 cm, untuk mendapatkan persepsi visual
yang optimal
- Pencahayaan disorotkan ke mulut pasien ±45o
- Shade Guide dibasahi dengan air dan cocokkan dengan wana gigi yang telah dibersihkan.
(dilakukan sebelum anestesi, jika preparasi perlu anestesi)
d) Preparasi kavitas kls IV
- Minimal invasive
- Rapikan seluruh tepi gigi yang tajam dengan menggunakan bor highspeed silindris.
- Permukaan email yang tidak didukung dentin yang sehat harus dibuang
- Sudut-sudut preparasi dibulatkan
- Sudut-sudut preparasi dibulatkan
- Cavosurface line angle dibuat bevel menggunakan bor fissure tapered dengan membuat long
bevel.
- Seluruh dinding kavitas dihaluskan, lalu cek dengan sonde
*Preparasi kavitas kls V komposit
- Minimal invasive
- Semua pit, fisur dan developmental groove harus dibuang
- Tepi-tepi dari kavitas diletakkan pada daerah yang imun karies
- Preparasi awal menggunakan bor bundar
- Perluasan margin cavosurface dengan menggunakan bur fisure tapered sampai kedalaman 1,25
mm
- Bur dipertahankan untuk membuat dinding preparasi tegak lurus dengan permukaan luar gigi
dan sejjar dengan enamel rods serta mempertahankan kecembuangan gigi
- Perluas preparasi ke arah insisal, gingival, mesial dan distal sampai dengan margin cavosurface
terletak pada struktur gigi yang sehat untuk mendapatkan kedalaman awal pada bagian aksial
0,5 mm diddalam DEJ
RESISTENSI
- Melingkari semua cusp/ bonjol
- Alas rata dan uniform pada dentin
- Dinding tegak lurus alas
- Permukaan email yang tidak didukung dentin sehat harus dibuang
- Sudut-sudut preparasi dibulatkan
- Cavosurface line angle di bevel
RETENSI
- Retensi dibuat dengan bur ¼ untuk membentuk 2 retensi groove. Disepanjang incisoaxial line
angle dan pada gingivoaxial line angle, kedalamn 0,25 mm
- Kedalaman kavitas cukup dan merata
Penyelesaian preparasi
- Seluruh dinding kavitas dihaluskan, lalu cek dengan sonde lalu kavitas dibersihkan dari debris*
1. PERSIAPAN ALAT
a. Persiapan Alat Dasar : Baki, kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator
b. Persiapan Alat tambahan :
PULP CAPING
Terdapat 2 tahap:
a. Coronal preparation
1. Amati anatomi saluran akar gigi dengan melihat foto radiograf.
2. Preparasi akses hingga jarum atau file masuk ke saluran akar dengan tegak lurus
3. Kamar pulpa yang berkaitan dengan akses masuk file ke saluran akar harus dihilangkan dan
hilangkan “step”.
4. Kamar pulpa diirigasi dengan sodium hypochlorite (NaOCl).
5. Preparasi pada daerah kamar pulpa dilakukan dengan bor Gates Glidden ke arah apical dan lateral.
Biasanya preparasi dimulai dengan bor Gates Glidden no.4 kemudian diikuti dengan bor ukuran
lebih keci, no. 3 dan 2.
Masing-masing bor penetrasi sedalam 2-3 mm, Bor Gates Glidden hanya dapat digunakan pada
saluran akar di mana masih dalam keadaan lurus (tidak bengkok).
6. Alternatif lain yaitu menggunakan K-flex type file ukuran besar. Pasta EDTA dapat digunakan
sebagai lubricant.
7. Preparasi koronal dianggap selesai apabila telah mampu menyediakan akses yang baik dan mudah
untuk dilakukan preparasi apical.
B. Fase II (preparasi saluran akar dengan ukuran yang bertambah secara bertahap)
1. Preparasi dilanjutkan dengan file dengan satu ukuran yang lebih besar dari Master Apical File
dengan tekanan yang seimbang (balanced force) dan dengan ukuran 1 mm lebih pendek
dibandingkan ukuran panjang kerja
2. Irigasi dan lubrikasi tetap dilakukan setiap pergantian file.
3. Lakukan rekapitulasi kembali
4. Prosedur tersebut terus diulang hingga 3 nomor file diatas MAF dan terasa longgar dan tidak
ada sangkutan.
5. Preparasi dapat dilakukan hingga penggunaan file yang dianggap sudah cukup besar untuk
memperoleh dentin yang bersih, mengkilap, dan halus, serta memudahkan proses obturasi.
1. Teknik Crown Down
1. Pemilihan kasus yang tepat (berhati-hati terhadap kurvatur apikal yang tajam)
2. Bentuk akses masuk yang lurus
3. Periksa patensi kanal
4. Instrumentasi dilakukan setelah irigasi dan lubrikasi kanal
5. Lakukan instrumentasi dengan gerakan yang direkomendasikan
6. Protaper merupakan jarum yang progresif sehingga penggunaannya harus hati-hati, tidak boleh
menggunakan tenaga; dengan gerakan seperti menyerut pensil.