Anda di halaman 1dari 2

ASPARTAME

Berdasarkan penelitian, aspartam sebenarnya mengandung dua komponen natural yang sering terdapat di makanan pada umumnya, yaitu asam aspartik dan fenilalanin. Dua komponen ini sering terdapat pada produk alami yang beredar di masyarakat. Aspartam diproduksi dengan mencampur dua asam amino, fenilalanin dan asam aspartat. Asam amino ini, seperti 18 atau lebih asam amino lainnya, ditemukan didalam protein yang kita makan dan menjadi bagian dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Di dalam aspartam, fenilalanin dimodifikasi dengan penambahan kelompok kimia metil. Tugas perut adalah mempersiapkan makanan agar dapat memasuki aliran darah. Karena molekul aspartam terlalu besar untuk memasuki aliran darah, perut memecahnya menjadi tiga bagian yang lebih kecil yaitu fenilalanin, asam aspartat dan metanol. Dalam makanan yang mengandung protein, contohnya daging, gandum, dan produk yang berasal dari susu. Selain itu, komponen ini juga sering terdapat pada beberapa jenis buah dan sayuran. Rumus kimia aspartam adalah C14H18N2O5 sedangkan massa molekulnya 294.301 g/mol. Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, yaitu penderita fenilketonuria. Fenilalanin sebenarnya beracun bagi orang yang mengidap fenilketonuria, penyakit yang sangat jarang, yang menyerang satu dari 15.000 orang. Orang-orang ini biasanya didiagnosis segera setelah lahir dengan tes tusuk tumit Guthrie. Pada mereka, fenilalanin tidak diolah dan bisa menyebabkan keracunan yang mengakibatkan kerusakan otak. Penderita feniketonuria harus melakukan diet ketat guna meminimalkan asupan fenilalanin sehingga dapat hidup normal. Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi tirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanina.

Bahaya-bahaya yang disebutkan di atas memang benar dampak dari penggunaan aspartam. Namun hanya terjadi pada penderita fenilketonurea. Sedangkan bukan penderita fenilketonurea yang mengkonsumsi aspartam akan aman, asalkan tidak melewati kadar yang ditentukan. Menurut American Dietetic Association (ADA), pemanis aspartam aman dalam jumlah tertentu seperti yang direkomendasikan Food and Drug Administration (FDA). Hasil riset yang dilakukan FDA menyebutkan, aspartam masih dalam batas aman untuk manusia jika konsumsi per harinya sebanyak 50 mg/kg berat badan. http://wwwrahada.blogspot.com/2011/03/analisa-aspartamdengan-pendekatan.html

Aspartame adalah peptide yang mengandung asam amino fenilanin dan asam aspartat dengan gugus metal ester pada fenilalanin. Aspartam masuk secara normal dalam proses metabolisme. Secara fisik aspartame sebagaian besar berbentuk serbeuk putih. Larut kedalam air dan lebih larut dalam asam dibandingkan dalam larutan minyak dan lemak . Lebih larut dalam suhu panas dari pada suhu dingin. Intensitas kemanisan 180 200 kali sukrosa. Mudah terhidrolisis pada suhu tinggi, sehingga rasa manisnya akan berkurang. Batas konsumsi perhari yang aman atau (ADI) adalah 2,5mg/kg bb. http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/08/10/mengenal-pemanis-buatan-386938.html

Anda mungkin juga menyukai