Anda di halaman 1dari 2

Fenilalanina (bahasa Inggris: Phenylalanine, Phe, F) adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada makanan,

yang bersama-sama dengan asam amino tirosina dan triptofan merupakan kelompok asam amino aromatik yang memiliki cincin benzena. Fenilalanina bersama-sama dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem sarafotak. Dalam keadaan normal, tubuh akan mengubah fenilalanina menjadi tirosina,[1] sebuah asam amino yang dibutuhkan dalam proses sintesisprotein, zat kimiawi otak termasuk L-DOPA, adrenalin, noradrenalin dan hormon tiroid. Karena hormon noradrenalin memberikan efek psikologis, beberapa bentuk fenilalanina telah tersedia guna mengatasi kemungkinan depresi. Gejala kekurangan asam amino ini antara lain, sering terlihat bingung, kurang bergairah, depresi, kurang waspada, kesulitan mengingat dan kurangnya nafsu makan. Disamping itu, terdapat sebuah kelainan metabolik yang sangat langka yang terjadi akibat kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mengubah fenilalanina menjadi tirosina, yang disebut fenilketonuria. Hal ini mengakibatkan tertimbunnya fenilalanina di dalam darah dan bersifat toksin terhadap otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika tidak segera ditangani pada 3 minggu pertama setelah kelahiran. Di Amerika, bayi yang baru lahir menjalani uji laborat pada 48 - 72 jam mereka yang pertama. Orang-orang yang menderita PKU diharuskan untuk menghindari makanan[2] yang kaya kadar fenilalanina dan menggantikannya dengan suplemen tirosina agar otak dapat berkembang dengan optimal. Aspartam, yaitu pemanis buatan non kalori yang kini populer sebagai pemanis untuk minuman diet, puding diet, sereal dan minuman serbuk instan termasuk dipeptida turunan fenilalanina dengan tingkat kemanisan 220 kali gula tebu.

Fenilalanin merupakan asam amino esensial, yang berarti bahwa tubuh tidak dapat memproduksi sendiri asam amino tersebut dan diperlukan konsumsi dari makanan. Felinalanin dapat diperoleh dari makanan seperti daging, unggas, ikan, susu, yogurt, telur, keju, dan kacang kedelai. Efek samping yang dapat ditimbulkan dari konsumsi berlebih dapat menyebabkan kerusakan saraf, mual, sakit kepala, rasa panas di dada, rasa cemas, perasaan tegang, dll. Fenilalanin juga dapat mempengaruhi / berinteraksi dengan obat-obat tertentu. Saran kami, konsumsilah fenilananin suplemen hanya dengan saran dari dari dokter.

Efek Fenilalanin bagi Kesehatan


1 13

TENTU Anda semua tahu dan pernah makan atau sekadar mencicipi makanan ringan (snack) yang sering muncul di iklan televisi. Anak-anak sangat menyukai makanan ringan tersebut. Saat Anda membeli makanan ringan tersebut, entah untuk Anda konsumsi sendiri atau untuk dikonsumsi oleh anak-anak Anda, pernahkah Anda membaca tulisan-tulisan yang ada pada

bungkusnya? Tidak jarang, Anda akan menjumpai tulisan yang kurang lebih isinya seperti berikut: ''Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonuria / fenilketonurik.'' Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan istilah-istilah dalam ilmu kimia, tentu Anda tidak mengizinkan anak-anak Anda dan orang-orang yang Anda sayangi untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Namun bagi Anda yang tidak mengetahui istilah-istilah tersebut, pernahkah Anda bertanya-tanya sebenarnya apa yang dimaksud dengan fenilalanin, fenilketonuria, dan fenilketonurik? Apakah benar fenilalanin hanya membawa kerugian bagi kesehatan tubuh? Apa akibatnya bagi tubuh bila mengkonsumsi fenilalanin secara berlebihan? Apa jadinya bila tubuh kekurangan fenilalanin? Fenilalanin merupakan suatu asam amino penting yang banyak terdapat pada makanan. Dengan rumus kimia C9H11NO2, fenilalanin termasuk dalam asam amino aromatik yang memiliki cincin benzena. Fenilalanin memiliki nama kimia asam 2 - amino - 3 - fenil - propanoat. Fenilalanin merupakan asam amino yang penting karena fenilalanin bersama dengan taurin dan triptofan, merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak (neurotransmitter). Fenilalanin tidak selalu merugikan kesehatan tubuh. Dalam keadaan normal, fenilalanin akan diubah menjadi tirosin oleh tubuh. Tirosin juga merupakan suatu asam amino penting bagi tubuh. Tirosin dibutuhkan oleh tubuh terutama dalam proses sintesis protein dan beberapa zat kimiawi dalam otak, seperti L-Dopa, adrenalin, noradrenalin, dan hormon tiroid. Oleh karena hormon noradrenalin dapat membawa efek psikologis seperti depresi, maka fenilalanin telah tersedia dan dapat digunakan untuk mengatasi kemungkinan depresi tersebut. Apabila tubuh kekurangan fenilalanin, maka tubuh akan bereaksi dengan gejala-gejala antara lain kurang bersemangat, tingkat kewaspadaan menurun, sering terlihat bingung, nafsu makan menurun, sulit dalam mengingat, dan depresi. Meskipun terlihat sangat bermanfaat dan penting bagi tubuh, namun asupan fenilalanin yang berlebihan juga tidak dianjurkan, terutama bagi para penderita fenilketonuria (PKU). Fenilketonuria atau fenilketonurik adalah kelainan metabolisme yang terjadi akibat tubuh kekurangan enzim Fenilalanin Hidroksilase. Enzim Fenilalanin Hidroksilase berguna untuk mengubah fenilalanin menjadi tirosin. Penderita fenilketonuria sangat jarang dijumpai. Penyakit ini tidak pernah dijumpai di Indonesia, tetapi dijumpai pada orang kulit putih, itu pun kejadiannya hanya satu penderita tiap 15.000 orang. Meskipun demikian, kelainan tersebut sangat berbahaya karena apabila fenilalanin tidak dapat diubah menjadi tirosin, maka fenilalanin akan tertimbun dan berkumpul dalam darah. Timbunan tersebut akan berubah menjadi fenilketon yang dapat dideteksi melalui urin. Timbunan fenilalanin dalam darah bersifat racun bagi tubuh manusia. Jika dibiarkan, timbunan tersebut akan mencapai otak dan dapat mengakibatkan fungsi mental menurun secara drastis. Meskipun demikian, PKU merupakan salah satu dari beberapa penyakit genetis yang dapat dikendalikan melalui diet. Para penderita PKU dilarang mengkonsumsi makanan dan / atau minuman yang memiliki kadar fenilalanin tinggi dan menggantinya dengan suplemen tirosin dengan tujuan agar otak dapat berkembang secara optimal. Karena penyakit PKU dapat diwariskan secara genetis, maka bayi baru lahir yang diduga dan / atau terbukti menderita PKU harus segera ditangani dalam tiga minggu pertama setelah kelahiran. Apabila terlambat, maka besar kemungkinan bayi tersebut akan menderita keterbelakangan mental.

Anda mungkin juga menyukai