Anda di halaman 1dari 13

Kasus

Fenilketonuria
Kelompok 4 :
1.Adienda Gracella Verena /1211004.
2.Adisti Prehapsari / 1211005
3.Amelia Wahyu Ekastyanti / 1211013
4.Ameylia Faustina Wibowo/1211014
5.Ashry Magfiratul Fauziah /1211017
6.Dimas Suryo Hananto / 1211027
7.Dinda Choirunisa / 1211028
8.Erika Anisa Putri / 1211030
Kasus
Seorang anak perempuan usia 1 tahun dibawa ke klinik dokter anak
sehubungan dengan perkembangannya. Dia lahir cukup bulan tanpa ada
kesulitan. Ibu tersebut menyatakan bahwa bayi tersebut tidak mencapai
ukuran normal untuk seorang bayi seumuranya. Dia juga menyatakan suatu
bau yang tidak biasa pada urinya dan beberapa bagian dari kulit dan
rambutnya ada hipopigmentasi. Pada pemeriksaan anak perempuan tersebut
didapatkan hipotonia otot dan mikrosefali. Urin yang dikumpulkan
mempunyai bau seperti “tikus”.
Kata kunci pembahasan paper:
Peningkatan fenilalanin dapat disebabkan oleh berbagai defisiensi enzim
yang berlaianan mengakibatkan gangguan konversi dari fenilalanin ke tirosin.
Sehingga terdapat peningkatan fenilpiruvat dalam urin pasien.
Pembahasan
Phenylketonuria adalah kondisi dimana kerusakan metabolik yang
mempengaruhi sistem tubuh dalam memecah protein.
Phenylketonuria disebabkan karena gen pada kromosom 12
mengalami mutasi. Gen pengkode protein yang disebut PAH atau
phenylalanin hydroxylase adalah sebuah enzim dalam liver. Enzim ini
bertugas memecah asam amino fenilalanin menjadi produk lain yang
dibutuhkan tubuh, yaitu tirosin. Pada saat gen ini termutasi, bentuk
dari enzim PAH berubah dan menjadi tidak mampu untuk memecah
fenilalanin dengan tepat. Fenilalanin yang tak dapat dipecah tubuh
akhirnya terakumulasi dalam aliran darah dan menjadi racun dalam
otak. Sebagai akibat tidak terurainya fenilalanin menjadi tirosin, maka
tertimbunlah fenilalanin dalam hati dan kelebihannya akan masuk
dalam peredaran darah serta diedarkan keseluruh tubuh
(Suryo,2003).
Pembahasan
terkait kasus
Fenilketonuria merupakan penyakit metabolik bawaan yang
disebabkan kurangnya enzim fenilalanin hidroksilase. Tidak
terbentuknya enzim fenilalaninhidroxilase disebabkan oleh kelainan
pada gen yang mengatur pembentukan enzimfenilalanin hidroxilase.
Dalam fungsinya sehari-hari, enzim fenilalanin hidroksilase akan
mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin. Bila enzim tersebut
tidak ada atau tidak berfungsi, tentu saja reaksi perubahan tersebut
tidak akan terjadi. Akibatnya, kadar fenilalanin dalam tubuh akan
meningkat jauh di atas normal dan kadar tirosin tentunya menjadi di
bawah normal
PKU merupakan gangguan resesif autosomal , yang berarti
bahwa Anda perlu mewarisi mutasi pada kedua salinan gen
untuk mengembangkan gejala gangguan tersebut . Pembawa A
tidak memiliki gejala penyakit , tetapi dapat menularkan gen
yang cacat untuknya atau anak - anaknya . Jika kedua orang tua
membawa satu salinan gen yang rusak , masing - masing anak -
anak mereka memiliki peluang sebesar 25 persen dari setiap
kelahiran .
Identifikasi kasus

Gejala – gejala yang dialami anak di dalam kasus merupakan gejala-gejala yang
dialami penderita fenilketonuria seperti mikrosefali (ukuran kepalalebih kecil
dari ukuran kepala bayi normal) karena penumpukan fenilalanin yang berlebih
yang akan menyebabkan kerusakan otak permanen. Bau apek juga
disebabkan oleh penumpukan fenillalanin karena fenillalanin hidroksilase
tidak bisa mengubah fenillalanin menjadi tirosin.
Diagnosis fenilketonuria

1. Skrining neonatus
metode ini memberikan hasil positif palsu lebih kecil dengan mengukur kadar
phenylalanine dan tyrosine serta memberikan hasil rasio phenylalanine/tyrosine.
2. Diagnosis diferensial
Defisiensi BH4 lebih berat daripada PKU jika ditinjau dari responsnya terhadap
terapi. Diet rendah phenylalanine tidak efektif; substitusi dini dengan prekursor
dopamin dan serotonin, termasuk dengan BH4 sintetik (sapropterin
dihydrochloride) sangat krusial untuk luaran yang lebih baik.
Diagnosis fenilketonuria

3. BH4 loading test


BH4 loading test digunakan untuk membedakan peningkatan phenylalanine
akibat defisiensi PAH atau akibat defisiensi BH4 (defek enzim pada biosintesis
atau regenerasi kofaktor BH4). Tes ini bermanfaat dalam deteksi awal defisiensi
BH4 dan deteksi penderita PKU yang responsif terhadap pemberian BH4
4. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal
Defisiensi BH4 mempengaruhi sintesis katekolamin, serotonin, dan nitrit oksida
di sistem saraf pusat dan pengukuran metabolit tersebut pada cairan
serebrospinal penting untuk mendiagnosis derajat defisiensi BH4.
Pengobatan

1. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan pada penderita PKU adalah
mempertahankan kadar phenylalanine darah dalam batas aman (120-
360 µmol/L, 120-240 µmol/L pada ibu hamil) untuk mencegah
retardasi mental, menyokong pertumbuhan normal hingga dewasa.
Hal ini dapat dicapai dengan pemberian diet rendah phenylalanine.
2. Phenylalanine berkompetisi dengan large neutral aminoacid lain
untuk transpor melewati barier darah-otak, sehingga suplementasi
dengan asam amino lainnya selain phenylalanine dapat menjadi
pendekatan terapi potensial.
Pengobatan

3. Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL) Phenylalanine ammonia lyase


adalah enzim berasal dari bakteri yang mengkatalisis konversi L-
phenylalanine menjadi transcinnamic acid dan amonia.
4. BH4 Sejumlah mutasi berkaitan dengan fenotip PKU sensitive
terhadap BH4, sehingga pemberian BH4 eksogen dapat meningkatkan
aktivitas PAH yang berguna menurunkan kadar phenylalanine dalam
sirkulasi.
5. Glycomacropeptide Protein ini dapat digunakan sebagai adjuvan
untuk diet rendah phenylalanine, khususnya yang dibuat dengan
proses pemurnian yang baik, sehingga menghasilkan produk bebas
phenylalanine dengan suplementasi asam amino aromatik selain
phenylalanine
Daftar Pustaka
o Blau N, van Spronsen FJ, Levy HL. Phenylketonuria. Lancet 2010; 376:
1417-27.
o Giovannini M, Verduci E, Salvatici E, Paci S, Riva E. Phenylketonuria:
Nutritional advances and challenges. Nutrition & Metabolism 2012; 9:
7.
o Folling I. The discovery of phenylketonuria. Acta Pediatr Suppl. 1994;
407: 4-10
o Suryo. 2003. Genetika Strata I. Yogyakarta: UGM Press
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai