Anda di halaman 1dari 95

IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG

PADA JAS LABORATORIUM MAHASISWA


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PERGURUAN TINGGI X

IDENTIFICATION OF GRAM-NEGATIVE BACTERIA IN


LABORATORY COATS MEDICAL LABORATORY
TECHNOLOGIST STUDENTS
OF THE UNIVERSITY X

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
NOVRISKA ASTRELLA CINTANA AGNI
NIM. 1201056

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2023
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG
PADA JAS LABORATORIUM MAHASISWA
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PERGURUAN TINGGI X

IDENTIFICATION OF GRAM-NEGATIVE BACTERIA IN


LABORATORY COATS MEDICAL LABORATORY
TECHNOLOGIST STUDENTS
OF THE UNIVERSITY X

KARYA TULIS ILMIAH


DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN MENYELESAIKAN
JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

OLEH
NOVRISKA ASTRELLA CINTANA AGNI
NIM. 1201056

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2023

i
KARYA TULIS ILMIAH

IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG


PADA JAS LABORATORIUM MAHASISWA
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PERGURUAN TINGGI X

Disusun oleh :
Novriska Astrella Cintana Agni
NIM. 1201056

Telah disetujui untuk diajukan pada ujian proposal Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing Utama

Ardy Prian Nirwana, S.Pd.Bio., M.Si.

ii
KARYA TULIS ILMIAH

IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG


PADA JAS LABORATORIUM MAHASISWA
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PERGURUAN TINGGI X

Disusun Oleh:
NOVRISKA ASTRELLA CINTANA AGNI
NIM. 1201056

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


dan telah dinyatakan memenuhi syarat/sah

Pada tanggal 17 Mei 2023

Tim Penguji:

Dr. Didik Wahyudi, M.Si. (Ketua) ………………………

Vector Stephen D, M.Si. (Anggota I) ………………………

Ardy Prian Nirwana, S.Pd.Bio., M.Si. (Anggota II) ………………………

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Utama Ketua Program Studi
DIII Teknologi Laboratorium Medis

Ardy Prian Nirwana, S.Pd.Bio., M.Si. Purwati, S.Pd.Kim., M.Pd.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah, dengan judul :

IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF BATANG


PADA JAS LABORATORIUM MAHASISWA
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PERGURUAN TINGGI X

Yang dibuat untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan Jenjang Pendidikan


Diploma III Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Nasional Surakarta, sejauh saya ketahui bukan merupakan tiruan ataupun
duplikasi dari Karya Tulis Ilmiah yang sudah dipublikasikan dan atau pernah
dipakai untuk mendapatkan gelar di lingkungan Program Studi DIII Teknologi
Laboratorium Medis STIKES Nasional maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka.
Apabila terdapat bukti tiruan atau duplikasi pada KTI, maka penulis bersedia
untuk menerima pencabutan gelar akademik yang telah diperoleh.

Surakarta, 17 Mei 2023

Novriska Astrella Cintana Agni


NIM. 1201056

iv
MOTTO

“Mulai hari ini, ciptakan kebahagiaanmu sendiri. Jangan mau kalah dengan

keadaan dan terpuruk dalam kesedihan. Sudah cukup, berbahagialah.”

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

(QS. Ar-Ra’d: 28)

“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan

barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan

(keperluan)-Nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.

Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”

(QS. At-Talaq: 3)

“Perbanyak bersyukur, kurangi mengeluh. Buka mata, jembarkan telinga, perluas

hati. Sadari kamu ada pada sekarang, bukan kemarin atau besok, nikmati setiap

momen dalam hidup. Berpetualanglah.”

(Ayu Estiningtyas)

“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah

selesai (mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan, berharaplah.”

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

v
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu. Atas karunia

serta kemudahan yang Engkau berikan sehingga Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan

kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah

menuntun saya hingga saat ini.

2. Keluarga yang Saya sayangi, Mama Eny Rahayu, Adik saya

Vinzha dan Malika serta Kakung dan Mbahti saya yang berada di

rumah yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat serta

kasih sayang kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak Ardy Prian Nirwana, S.Pd.Bio., M.Si. selaku dosen

pembimbing Karya Tulis Ilmiah saya yang telah membimbing,

memberi saran dan motivasi dari awal hinggal akhir dengan sabar

sehingga Saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Didik Wahyudi, M.Si. dan Bapak Vektor Stephen

Dewangga, M.Si. selaku penguji saya yang telah memberikan saran

dan arahan untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah Saya.

vi
5. Ibu Widji Tri Yastuti, S.Pd., Ibu Alwina, A.Md., dan Mas Verry

Nur Arifin, A.Md. selaku instruktur laboratorium dan laboran saya

yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian Saya.

6. Bapak dan Ibu dosen serta asisten dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nasional yang telah memberikan wawasan, bimbingan,

dan ilmu pengetahuan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Mahasiswa Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis

Tingkat 2 yang telah mengizinkan dan membantu Saya dalam

penelitian sehingga Saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

8. Teman-teman yang sangat Saya sayangi Gregie Reisang Riadhi,

Monica Cindy Prameswari, Nadia Nurfadhilah, Melati Nur

Fatimah, dan Jasmine Audrey Rahmasari yang selalu memberikan

dukungan, semangat, bantuan, dan selalu ada untuk Saya

khususnya selama perkuliahan dari awal hingga Saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

9. Teman-teman kelas saya 3A2 dan teman-teman Angkatan 2020

yang sudah berjuang bersama-sama hingga Kita dapat

menyelesaikan perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Nasional.

vii
10. Semua teman-teman Saya yang tidak dapat Saya sebutkan satu

persatu yang telah memberikan dukungan, semangat, bantuan, dan

support system untuk Saya selama ini.

11. Almamater tercinta saya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional.

12. Dan diri Saya sendiri yang telah berjuang dan ada hingga saat ini.

Terimakasih selalu bertahan, bersabar, dan berjuang apapun

keadaannya.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Bakteri Gram Negatif

Batang Pada Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis

Perguruan Tinggi X”. Dimana penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program

Pendidikan Diploma III Teknologi Laboratorium Medis di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Nasional. Penulisan disusun berdasarkan tinjauan pustaka

dan hasil penelitian yang telah dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun berkat bantuan, dukungan, dan

bimbingan serta doa dari berbagai pihak yang telah membantu, maka dari

itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak apt. Hartono, S.Si., M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nasional yang telah dengan bijaksana memimpin dan

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat dan

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Purwati, S.Pd.Kim., M.Pd. selaku Ketua Program Studi DIII

Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Nasional yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

membuat dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ix
3. Bapak Ardy Prian Nirwana, S.Pd.Bio., M.Si. selaku dosen

pembimbing Karya Tulis Ilmiah penulis yang telah x meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah.

4. Bapak Didik Wahyudi, M.Si. dan Bapak Vektor Stephen

Dewangga, M.Si. selaku penguji penulis yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan saran dan arahan

kepada penulis untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini

menjadi lebih baik.

5. Ibu Widji Tri Yastuti, S.Pd. selaku instruktur laboratorium penulis

yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Orang tua penulis dan segenap keluarga serta teman-teman saya

yang telah memberikan semangat, cinta, kasih sayang serta tak

henti-hentinya dalam mendoakan saya dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah.

7. Mahasiswa Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medis

Tingkat 2 yang telah mengizinkan dan membantu Saya dalam

penelitian sehingga Saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

8. Bapak dan ibu dosen serta asisten dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Nasional yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

x
sehingga penulis mampu menyusun serta menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah.

Surakarta, 17 Mei 2023

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................


HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
INTISARI .......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ...................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Landasan Teori ............................................................................................ 8
B. Kerangka Pikir........................................................................................... 21
C. Hipotesis .................................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 23
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 23
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 23
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 24

xii
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 25
F. Teknik Sampling ....................................................................................... 26
G. Sumber Data Penelitian ............................................................................. 26
H. Instrumen Penelitian .................................................................................. 27
I. Alur Penelitian........................................................................................... 28
J. Teknis Analisis Data ................................................................................. 35
K. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 36
A. Hasil .......................................................................................................... 36
B. Pembahasan ............................................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 49
A. Kesimpulan................................................................................................ 49
B. Saran .......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Mikroskopis Bakteri Gram Negatif Batang 15
2.2 Kerangka Pikir Penelitian 21
3.1 Bagan Alur Penelitian 28
4.1 Diagram Hasil Identifikasi Bakteri 38

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Tabel Komparasi Uji Biokimia 34
3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 35
4.1 Hasil Identifikasi Sampel Jas Laboratorium Mahasiswa 37
Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Informed Consent 55
2 Kuisioner Penelitian 56
3 Hasil Observasi Kuesioner Responden 57
4 Flowchart Bergey 59
5 Lembar Validasi Hasil 61
6 Dokumentasi Penelitian 62
7 Hasil Pemeriksaan 63

xvi
INTISARI

NOVRISKA ASTRELLA CINTANA AGNI. NIM 1201056. Identifikasi


Bakteri Gram Negatif Batang Pada Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi
Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

Pada laboratorium salah satu syarat yang harus digunakan adalah


menggunakan Alat Pelindung Diri atau APD. Salah satu APD yang wajib
digunakan adalah jas laboratorium, jas laboratorium berfungsi untuk melindungi
tubuh dari kontak dengan bahan-bahan berbahaya, mikroorganisme, jamur yang
berada dalam laboratorium. Tingginya tingkat kontaminasi bakteri pada jas
laboratorium dikaitkan dengan faktor-faktor terpaparnya mikoorganisme menular
melalui kontak langsung dengan sampel dan media saat praktikum, jenis fasilitas
klinis pada laboratorium, dan kebersihan diri serta kebersihan fasilitas
laboratorium. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidak adanya
bakteri gram negatif batang maupun spesiesnya pada sampel swab jas
laboratorium mahasiswa Perguruan Tinggi X.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan
sampel menggunakan teknik Quota Sampling sebanyak 10 sampel swab jas
laboratorium mahasiswa tingkat 2 Perguruan Tinggi X. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dari 10 sampel swab jas laboratorium yang
dilakukan, telah diperoleh hasil pemeriksaan ditemukan adanya bakteri gram
negatif batang pada sampel swab jas laboratorium yang diperiksa dan ditemukan
spesies bakteri Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli,
Klebsiella oxytoca, Serratia marsescens, Shigella sonnei, Serratia fonticola, dan
Klebsiella ozaenae.

Kata kunci : Jas Laboratorium, Bakteri Gram Negatif Batang, Mahasiswa


Teknologi Laboratorium Medis

xvii
ABSTRACT

NOVRISKA ASTRELLA CINTANA AGNI. NIM 1201056. Identification of


Gram-Negatif Bacteria in Laboratory Coats Medical Laboratory Technologist
Students of The University X.

In the laboratory, one of the conditions that must be used is to use Personal
Protective Equipment or PPE. One of the PPE that must be used is a laboratory
coat, the laboratory coat functions to protect the body from contact with
hazardous materials, microorganisms, fungi in the laboratory. The high level of
bacterial contamination in laboratory coats is associated with exposure to
infectious micro-organisms through direct contact with samples and media during
practicum, type of clinical facility in the laboratory, and personal hygiene and
cleanliness of laboratory facilities. The purpose of this study was to determine the
presence or absence of gram-negative bacteria and their species in the swab
samples of the laboratory coats of X College students.
This research uses descriptive research method. Sampling used the Quota
Sampling technique as many as 10 swab samples of laboratory coats for level 2
students of X Higher Education. This research was conducted at the Microbiology
Laboratory, Surakarta National College of Health Sciences.
Based on the research results from 10 laboratory coat swab samples
conducted, the examination results found gram-negative rods in the laboratory
coat swab samples examined and found bacterial species of Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella oxytoca, Serratia
marsescens, Shigella sonnei , Serratia fonticola, and Klebsiella ozaenae.

Keywords : Laboratory Coat, Gram-Negative Rod Bacteria, Medical Laboratory


Technology Students

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, berkembang

biak secara aseksual dengan pembelahan sel, dan umunya tidak

berklorofil. Bakteri dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada

manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri yang bukan merupakan flora

normal tubuh dapat ditemukan dimana saja. Salah satu tempat yang

memungkinkan terjadinya penularan bakteri adalah laboratorium.

Penularannya dapat melalui udara, vektor (nyamuk), kontak langsung

dengan pasien yang terinfeksi, perantara peralatan medis dan APD

(Suharman, 2020).

Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang tidak

mempertahankan zat warna kristal violet saat pewarnaan Gram sehingga

berwarna merah apabila diamati dengan mikroskop. Contoh bakteri gram

negatif penyebab penyakit yaitu Salmonella sp. penyebab penyakit

salmonellosis, Escherichia sp. penyebab penyakit gastroenteritis, Shigella

sp. penyebab penyakit disentri, Neisseria sp.penyebab penyakit meningitis,

Pseudomonas sp. penyebab penyakit luka bakar, Vibrio sp. penyebab

1
2

penyakit kolera dan Treponema sp. penyebab penyakit sifilis (Rini, 2020).

Pada laboratorium salah satu syarat yang harus digunakan adalah

menggunakan Alat Pelindung Diri atau APD. APD merupakan alat yang

digunakan oleh tenaga medis ketika beraktivitas di laboratorium atau

Rumah Sakit. Fungsi APD yaitu untuk melindungi atau menimalisir

kontaminasi dengan substansi yang berbahaya baik biologis, kimia,

maupun fisika yang dapat membahayakan diri sendiri dan menimbulkan

efek luka, kecacatan, maupun kematian (Sholihah, 2015).

Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi tubuh dari kontak

dengan bahan-bahan berbahaya, mikroorganisme, jamur yang berada

dalam laboratorium. Penelitian yang dilakukan oleh Qaday (2015)

dijelaskan bahwa prevalensi tertinggi kontaminasi bakteri sebanyak

73,33% pada jas laboratorium dokter dan mahasiswa kedokteran. Hal

tersebut disebabkan karena kurangnya pengalaman mahasiswa

dibandingkan dengan dokter medis. Karena tidak ada pelatihan khusus

untuk mahasiswa medis tentang pencegahan infeksi nosokomial, kebiasaan

buruk mahasiswa dalam penggunaan jas laboratorium dapat meningkatkan

risiko infeksi nosokomial. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini yaitu

adanya prevalensi kontaminasi 132 (73,33%) dari 180 jas laboratorium

yang terkontaminasi dengan patogen yang berbeda. Yang paling dominan

adalah Staphylococcus aureus sebanyak 120 sampel (91,67%),

Pseudomonas aeruginosa sebanyak 9 sampel (6,82%), dan Escherichia

coli sebanyak 3 sampel (2,27%).


3

Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Direktorat Jendral

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag tentang pengujian

terhadap 25 contoh pakaian bekas, terdapat beberapa jenis mikroorganisme

yang dapat bertahan hidup pada pakaian, seperti Staphylococcus aureus,

Escherichia coli, dan jamur (kapang atau khamir). Berdasarkan hasil

penelitian Angka Lempeng Total (ALT) yang dilakukan, ditemukan

sejumlah koloni bakteri dan jamur pada pakaian memiliki nilai total

mikroba (ALT) sebesar 216.000 koloni/g dan kapang sebesar 36.000

koloni/g (Salahudin, 2015).

Restu Humairoh (2019) juga pernah melakukan penelitian

mengenai perbedaan jenis mikroorganisme pada baju pelindung dokter

gigi. Pada penelitian tersebut didapatkaan hasil adanya bakteri Bacillus sp.,

Streptococcus sp., dan Staphylococcus aureus pada baju pelindung dokter

gigi. Adanya bakteri ini berdampak pada morbiditas dan mortalitas di

rumah sakit atau laboratorium karena tenaga medis bertindak sebagai

transmisi penularan karena berpotensi terkena kontaminasi dengan

organisme patogen seperti bakteri, jamur, dan virus pada tubuh dan baju

pelindung.

Mencuci secara teratur jas laboratorium dengan deterjen dan

desinfektan dapat mengurangi jumlah mikroorganisme di jas laboratorium,

tetapi terkadang mahasiswa lupa atau malas untuk mencuci jas

laboratorium secara teratur di rumah. Penggunaan 2 atau lebih jas


4

laboratorium akan mengurangi kontaminasi bakteri sehingga tidak terjadi

penggunaan jas laboratorium berulang kali atau pertukaran dengan orang

lain. Melakukan hal tersebut merupakan salah satu untuk menciptakan

kesadaran tentang kebersihan kepada mahasiswa medis (Arun, 2020).

Jas laboratorium mahasiswa dapat terkontaminasi bakteri patogen

dan non patogen apabila tidak diperhatikan dalam penggunaanya.

Pemahaman mahasiswa yang terbatas dapat membuat mahasiswa tidak

tepat dalam upaya pencegahan kontaminasi bakteri (Yudiono, 2015). Hal

ini dapat terlihat saat mahasiswa menggunakan jas laboratorium selama

satu minggu tanpa dicuci setelah melakukan praktikum di laboratorium

STIKES Nasional, menggunakan jas laboratorium di luar laboratorium,

penyimpanan jas laboratorium yang tidak tepat setelah praktikum, dan

bertukar jas laboratorium dengan teman yang lain.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, hal ini tentunya

dapat menyebabkan kontaminasi bakteri patogen dan non patogen apabila

tidak segera disadari dan diatasi. Melihat permasalahan dan latar belakang

di atas dan karena masih sedikit peneliti yang melakukan penelitian ini,

maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai

Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas Laboratorium

Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.


5

B. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini mengenai

Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas Laboratorium

Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat bakteri gram negatif batang yang ditemukan pada jas

laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X?

2. Apa saja spesies bakteri gram negatif batang yang ditemukan pada jas

laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas

Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya bakteri batang gram

negatif yang terdapat pada jas laboratorium mahasiswa Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.


6

b. Untuk mengetahui spesies bakteri batang gram negatif yang

terdapat pada jas laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium

Medis Perguruan Tinggi X.

c. Untuk mengetahui tingkat kebersihan jas laboratorium setelah

digunakan untuk praktikum.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dalam bidang ilmu bakteriologi

mengenai Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas

Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan melalui

penelitian serta menambah sumber informasi.

b. Bagi Akademik

Menambah wawasan, literatur dan arsip Karya Tulis Ilmiah

untuk perpustakaan maupun peneliti selanjutnya mengenai

penelitian bakteriologi khususnya Identifikasi Bakteri Batang

Gram Negatif pada Jas Laboratorium Mahasiswa Perguruan Tinggi

X.
7

c. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan

mahasiswa mengenai bakteri batang gram negatif apa saja yang

terdapat pada jas laboratorium setelah digunakan untuk praktikum

supaya lebih meningkatkan kebersihan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Alat Pelindung Diri

a. Definisi

Alat Pelindung Diri (APD) atau personal protective

equipment adalah alat-alat yang wajib digunakan untuk melindungi

diri dari pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan resiko

kecelakaan kerja (Halajur, 2018).

Pada laboratorium mikrobiologi, alat pelindung diri

berfungsi untuk melindungi diri dari paparan kontaminasi

mikroorganisme dan bahan lain yang dapat membahayakan diri

sendiri dan menyebabkan penyakit. Penularan ini dapat melewati

sentuhan, udara, dan droplet. Oleh karena itu, penggunaan APD

dapat mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan (Qaday et

al., 2015).

Penggunaan alat pelindung diri dapat mengurangi resiko

kontaminasi, tetapi tidak dapat menghilangkan semua resiko

tertularnya penyakit akibat kontaminasi mikroorganisme. APD

sangat penting untuk digunakan dan dirawat dengan baik

8
9

mengingat tenaga medis dan khususnya mahasiswa yang harus

melakukan semua tindakan yang berhubungan langsung dengan

sampel pasien (Qaday et al., 2015).

b. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Solusi untuk mengatasi terjadinya infeksi akibat

kontaminasi mikroorganisme yang harus dilakukan oleh mahasiswa

dan tenaga medis yaitu kebersihan tangan, sanitasi, dan

penggunaan alat pelindung diri. Alat pelindung diri standart yang

harus digunakan di laboratorium mikrobiologi yaitu sarung tangan,

masker, jas laboratorium, dan pelindung kepala. Menurut Agus, et

al., (2019) jenis-jenis Alat Pelindung Diri yang harus digunakan

adalah :

1) Sarung tangan (handscoon)

Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari

paparan kontaminasi mikroorganisme yang dapat

menyebabkan kulit gatal dan melepuh. Macam-macam sarung

tangan yang digunakan di laboratorium biasanya terbuat dari

latex, nitrile, dan neoprena.

Sarung tangan digunakan sekali pakai atau disposable

setelah melakukan pemeriksaan atau praktikum. Setelah

menggunakan sarung tangan, dianjurkan untuk mencuci tangan

dengan sabun atau menggunakan cairan antiseptik.


10

2) Masker

Masker digunakan untuk melindungi mulut dan hidung dari

paparan sampel, mikroorganisme, dan bahan berbahaya

lainnya. Masker bedah di desain untuk menahan cairan hingga

berbagai tingkat tergantung dari desain bahan masker yang

digunakan. Masker juga digunakan sekali pakai atau

disposable, tidak diperbolehkan digunakan secara bergantian

dan buang masker sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3) Jas laboratorium

Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi badan dari

percikan paparan bahan berbahaya. Dianjurkan untuk

menggunakan jas laboratorium yang kedap atau tahan terhadap

cairan jika melakukan praktikum atau pemeriksaan yang

berpotensi terjadinya paparan mikroorganisme dari sampel

pasien.

Jas laboratorium harus secara rutin dicuci setelah

digunakan untuk melakukan praktikum, khususnya saat

praktikum di laboratorium mikrobiologi.

4) Pelindung kepala

Pelindung kepala digunakan untuk melindungi kepala dari

percikan paparan mikroorganisme maupun paparan api dari

pembakar spirtus. Pada laki-laki diwajibkan untuk

menggunakan pelindung kepala. Untuk perempuan yang tidak


11

berhijab, dianjurkan untuk mengikat rambut dengan rapi lalu

ditutup menggunakan pelindung kepala. Pelindung kepala juga

digunakan sekali pakai atau disposable.

2. Jas Laboratorium

a. Definisi

Jas laboratorium merupakan salah satu alat pelindung diri

yang dirancang untuk melindungi anggota badan tenaga medis

yang berkualitas baik untuk memenuhi persyaratan petugas

kesehatan yang berpegang pada standar dan pedoman Association

for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI). Jas

laboratorium berfungsi untuk melindungi diri dari kontak dengan

bahan-bahan berbahaya di laboratorium dan mencegah kontaminasi

dari mikroorganisme (Pandit, 2015).

b. Jenis-jenis Jas Laboratorium

Jas laboratorium memiliki beberapa jenis tergantung

pemeriksaan dan laboratorium yang akan digunakan. Jas

laboratorium sekali pakai atau disposable hanya digunakan sekali

pakai dan setelah digunakan kemudian dibuang. Bahan jas

laboratorium disposable seperti, plastik, serat sintetis

(polypropylene, polyester, polyethylene). Jas laboratorium yang

dapat digunakan kembali seperti yang digunakan oleh mayoritas

Ahli Teknologi Laboratorium Medis dan Mahasiswa ATLM


12

biasanya terbuat dari 100% katun, 100% polyester atau gabungan

dari polyester dan katun (Humairoh, 2019).

Jenis-jenis Jas Laboratorium yang lain, seperti :

1) Flame-resistant lab coat

Jas laboratorium ini bahannya dilapisi material tahan api. Jas

laboratorium jenis ini cocok digunakan untuk tenaga medis

bekerja dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas,

misalnya peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan

tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang mengeluarkan

panas.

2) 100% cotton lab coat

Jas laboratorium ini biasanya digunakan di laboratorium kimia

umum (misalnya laboratorium kimia pendidikan). Jas

laboratorium ini diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu

sampai dua tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini

rentan rusak karena pengaruh bahan kimia asam.

3) Synthetic/cotton blends

Jas laboratorium ini bisa terbuat dari 100% polyester atau

campuran polyester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas

laboratorium ini digunakan di laboratorium kimia umum

(Yudiono, 2015).
13

c. Syarat Jas Laboratorium

Syarat jas laboratorium yaitu baju pelindung yang memiliki

panjang selutut, berlengan panjang dengan ujung lengan berkaret,

menutupi pergelangan tangan dan menutupi daerah leher untuk

mencegah area ini tidak terekspos. Selain itu, jas laboratorium

harus tertutup kancing dari atas sampai bawah. Bagi yang

menggunakan hijab, maka hijab harus dimasukkan ke dalam jas

laboratorium untuk menghindari hijab terkena kontaminasi.

Apabila tidak menggunakan hijab, maka harus menggunakan

pelindung kepala agar tidak berisiko berbahaya jika rambut

terpapar api dan menimbulkan kebakaran (Humairoh, 2019).

Jas laboratorium juga memiliki persyaratan mampu

mencegah penetrasi cairan, nyaman digunakan, tidak mudah robek,

biocompability, flammability, odor, dan quality maintenance

(Agustiningtyas, 2020).

d. Cara Sterilisasi Jas Laboratorium

Manajemen penggunaan jas laboratorium juga perlu

diperhatikan. Mengingat mahasiswa dan ATLM mayoritas

menggunakan jas laboratorium reusable, maka terdapat beberapa

langkah untuk sterilisasi jas laboratorium :

1) Jas laboratorium dapat dicuci dengan deterjen atau

desinfektan pada suhu 57,2℃ - 71℃ selama minimal

25 menit.
14

2) Desinfektan yang digunakan adalah klorin dengan

konsentrasi 1 : 99 (Agustiningtyas,2020).

3. Bakteri

a. Definisi Bakteri

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel satu,

prokariotik, tidak memiliki klorofil, memiliki dinding sel, hidup

dengan bebas atau parasite, hidup di lingkungan yang ekstrim, dan

dapat bergerak menggunakan flagella maupun tanpa flagella (Rini

& Jamilatur, 2020).

Apabila dilihat sepintas, bakteri tampak seperti makhluk

hidup yang sederhana, namun bakteri merupakan makhluk yang

kompleks dan mudah beradaptasi. Bakteri memiliki kapasitas yang

luas untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan

pemilihan mutan spontan (Lumowa, 2016).

b. Bakteri Gram Negatif Batang

Bakteri gram negatif batang merupakan bakteri yang tidak

dapat mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses

pewarnaan Gram sehingga apabila diamati dengan mikroskop akan

berwarna merah (Rini & Jamilatur, 2020).


15

Gambar 2. 1 Mikroskopis Bakteri Gram Negatif Batang


(Zahrotu, 2016)

Ciri-ciri bakteri gram negatif batang adalah (Rini &

Jamilatur, 2020) :

1) Memiliki membran sitoplasma

2) Memiliki 2 lapisan yaitu lapisan dalam yang terdiri dari

peptidoglikan yang tipis dan lapisan luar yang terdiri

dari lipopolisakarida dan lipoprotein

3) Tidak ada asam teikoat

4) Memiliki dinding sel yang tipis berukuran 10-15 µm

5) Lebih tahan dan kuat terhadap antibiotik

6) Tidak dapat menyerap perwarna dasar kristal violet,

namun dapat menyerap pewarna safranin sehingga

bakteri berwarna merah

7) Menghasilkan toksin endotoksin

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Menurut Khaira (2019) terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain :


16

1) Nutrient

Nutrient atau zat makanan yang digunakan bakteri untuk

pertumbuhan harus mengandung sumber karbon, sumber

nitrogen, mineral, dan faktor-faktor pertumbuhan yang

meliputi asam amino, purin, piramidin, dan vitamin.

2) Suhu

Suhu yang optimal untuk pertumbuhan bakteri cukup

bervariasi tergantung jenis bakteri itu sendiri. pada suhu yang

optimal, bakteri dapat memperbanyak diri dengan sangat cepat.

Sedangkan pada suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi,

bakteri hanya dapat memperbanyak diri dengan jumlah yang

kecil dan tidak secepat dibandingkan pada suhu yang optimal.

Pada bakteri patogen biasanya tumbuh pada suhu optimal

37°C.

3) Kelembaban

Bakteri membutuhkan kelembaban tinggi di atas 85% untuk

pertumbuhannya karena udara yang kering dapat membunuh

bakteri.

4) Pencahayaan

Cahaya yang berasal dari sinar matahari dapat

mempengaruhi pertumbuhan bakteri, karena sinar matahari

langsung dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Maka dari

itu, bakteri lebih menyukai kondisi gelap.


17

5) Tekanan osmotik

Tekanan osmotik dapat mempengaruhi pertumbuhan

bakteri apabila tekanan osmotik lingkungan lebih besar

(hipertonis), sel akan mengalami plasmolysis. Sebaliknya

apabila tekanan osmotik lingkungan lebih rendah (hipotonis)

akan menyebabkan sel membengkak sehingga sel mengalami

kerusakan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan hidupnya,

bakteri harus berada di tekanan osmotik yang sesuai.

d. Bakteri Gram Negatif Batang yang Terdapat Pada Kain

Tingginya tingkat kontaminasi bakteri pada jas

laboratorium dikaitkan dengan faktor-faktor terpaparnya

mikoorganisme menular melalui kontak langsung dengan sampel

dan media saat praktikum, jenis fasilitas klinis pada laboratorium.

Kelangsungan hidup mikroorganisme yaitu 10-98 hari pada kain

(katun, polyester, dll) (Arun, 2020).

Sebagian besar mahasiswa yang bertukar jas laboratorium

dengan rekan lain selama praktikum memiliki kontaminasi lebih

tinggi (74,57%) menunjukkan bahwa penggunaan jas laboratorium

terus menerus yang bertukar dengan rekan lain dapat menampung

lebih banyak patogen potensial dan mentrasnfer infeksi silang ke

orang lain (Arun, 2020).

Terdapat beberapa bakteri yang dapat menginfeksi pada

pakaian atau kain :


18

Escherichia coli dapat ditemukan pada kolon manusia,

berkoloni pada intestinum, dan dapat ditemukan pada feses hewan

dan manusia. Bakteri ini dapat menyebar melalui debu yang

terkontaminasi feses. Proses infeksi bakteri ini dapat melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi. Bakteri ini dapat

menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih, diare, sepsis, dan

meningitis (Apriyanthi, 2022).

Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri batang gram

negatif non motil, tidak berkapsul, memfermentasi laktosa, bersifat

anaerob fakultatif, flora normal mulut, kulit, dan usus. Bakteri ini

dapat menyebabkan infeksi pada saluran urine, paru-paru, saluran

pernafasan, luka-luka, dan septikemia (Baharutan, 2015).

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang biasanya

hidup di tanah dan air. Bakteri ini memiliki resistensi yang tinggi

terhadap banyak obat antimikroba. Bakteri ini juga merupakan

salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial yang banyak

ditemukan pada rumah sakit dan laboratorium (Baharutan, 2015).

e. Cara Penularan Bakteri

Penularan atau transmisi mikroorganisme di laboratorium

dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu contact, droplet, airbone,

common vehicle, dan vectorborne (Dewi, 2013) :

1) Contact transmission

a) Direct contact (kontak langsung)


19

Transmisi mikroorganisme langsung dari

mikroorganisme ke permukaan tubuh manusia.

Contohnya adalah menyentuh koloni pada media

tanpa menggunakan sarung tangan, terkena sampel

bakteri saat pengambilan sampel.

b) Indirect contact (kontak tidak langsung)

Kontak melalui peralatan perantara lain yang

terkontaminasi bakteri. Contohnya adalah terkena

objek glass yang sudah diberi bakteri saat

pewarnaan gram, tidak mencuci tangan tanpa

handscoon saat menyentuh sampel, tidak mengganti

handscoon yang telah terkena sampel, tidak

mencuci jas laboratorium setelah melakukan

praktikum, dan dari peralatan di laboratorium yang

terkontaminasi bakteri.

2) Droplet transmission (percikan)

Kontaminasi ini dapat terjadi ketika batuk, bersin,

berbicara, dan melakukan Tindakan khusus seperti

pengambilan sampel flora normal manusia tanpa alat

pelindung diri. Transmisi ini terjadi ketika droplet berisi

mikrooganisme yang berasal dari orang yang terinfeksi

melalui udara menetap atau tinggal pada konjungtiva,

mukosa, hidung, dan mulut yang terkena.


20

3) Airbone transmission (melalui udara)

Transmisi melalui udara dapat terjadi ketika

menghirup udara yang terdapat mikroorganisme

patogen. Bakteri dapat tinggal di udara selama beberapa

waktu sehingga membutuhkan penanganan khusus

untuk udara, seperti ventilasi yang baik.

Mikroorganisme yang ditransmisi melalui udara adalah

Mycobacterium tuberculosis, rubeola, dan varicella

virus.

4) Common vehicle transmission

Transmisi mikroorganisme ini dapat melalui

makanan, minuman, peralatan kesehatan, dan peralatan

lain yang terkontaminasi mikroorganisme. Contohnya

adalah permukaan tubuh yang seringkali bersinggungan

dengan peralatan di laboratorium.

5) Vectorbone transmission

Transmisi mikroorganisme ini dapat melalui vektor,

seperti nyamuk, lalat, tikus, dan serangga lainnya.


21

B. Kerangka Pikir

Jas laboratorium Mahasiswa Tingkat 2 D-III


Teknologi Laboratorium Medis
Perguruan Tinggi X

Jas laboratorium yang Jas laboratorium yang Jas laboratorium yang tidak
jarang dicuci setelah digunakan untuk diletakkan pada wadah khusus
praktikum 5 hari praktikum bakteriologi sebelum dimasukkan ke dalam tas

Terkontaminasi bakteri

Menyebabkan penyakit dari Identifikasi Bakteri Gram Negatif


kontaminasi dan infeksi Batang
silang

Ditemukan adanya bakteri gram


negatif batang

Gambar 2. 2 Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
22

C. Hipotesis

1. Ditemukan adanya bakteri gram negatif batang pada sampel swab jas

laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X.

2. Ditemukan spesies bakteri gram negatif batang pada jas laboratorium,

contohnya Escherichia coli, Pseudomonas aeuruginosa, Klebsiella sp.

pada sampel swab jas laboratorium mahasiswa Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu mengidentifikasi Bakteri

Gram Negatif Batang pada Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pengambilan sampel dilakukan di Perguruan Tinggi X dan

pemeriksaan sampel di Laboratorium Bakteriologi STIKES Nasional.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dari penyusunan proposal sampai dengan

pengumpulan Karya Tulis Ilmiah yaitu September 2022 sampai dengan

April 2022.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

jas laboratorium mahasiswa tingkat 2 program studi D-III Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

23
24

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Identifikasi Bakteri Gram Negatif

Batang pada Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium

Medis Perguruan Tinggi X.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Sampel

Populasi sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

jas laboratorium mahasiswa tingkat 2 program studi D-III Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah swab jas

laboratorium mahasiswa tingkat 2 program studi D-III Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X. Jas laboratorium yang

digunakan terdapat beberapa kriteria, yaitu :

a. Tidak dicuci setelah praktikum selama 5 hari.

b. Jas laboratorium yang digunakan di luar laboratorium.

c. Penyimpanan jas laboratorium yang tidak sesuai setelah

praktikum, tidak menyimpan jas laboratorium pada wadah atau

tas khusus.
25

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Swab Jas Laboratorium

Swab jas laboratorium yang digunakan adalah sebagai sampel

untuk penelitian Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas

Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Perguruan Tinggi

X yang diambil dari jas laboratorium mahasiswa tingkat 2 program

studi D-III Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X yang

akan diteliti dan diidentifikasi ada atau tidak adanya Bakteri Gram

Negatif Batang. Jumlah sampel yang akan digunakan untuk penelitian

ini sebanyak 10 sampel.

Variabel : Terikat

2. Bakteri Gram Negatif Batang

Bakteri gram negatif batang adalah bakteri yang akan diidentifikasi

pada penelitian Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas

Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X. Sebagai tolak ukur tingkat patogen suatu bakteri pada jas

laboratorium.

Variabel : Bebas

3. Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis

Mahasiswa prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis tingkat 2

merupakan populasi sampel yang akan digunakan untuk penelitian

Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas Laboratorium

Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.


26

Variabel : Terikat

F. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Quota

Sampling dengan sampel yang diambil sebanyak 10 sampel dengan

kriteria:

1. Pengambilan sampel swab jas laboratorium dengan menggunakan

kapas lidi steril dan NaCl 0,9% dilakukan pada area mulut kantong kiri

dan kanan bawah, lengan baju, dan kerah.

2. Mahasiswa tingkat 2 program studi D-III Teknologi Laboratorium

Medis Perguruan Tinggi X.

3. Mengisi formulir kuesioner tingkat kebersihan jas laboratorium

mahasiswa di Perguruan Tinggi X.

G. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dari hasil

Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang pada Jas Laboratorium

Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis dan hasil kuesioner tingkat

kebersihan penggunaan jas laboratorium mahasiswa di Perguruan Tinggi

X.
27

H. Instrumen Penelitian

1. Alat :

APD lengkap, kapas lidi steril, tabung reaksi, rak tabung reaksi,

pembakar spirtus dan spirtus, korek api, kapas steril, ohse bulat dan

ohse lurus, mikroskop, rak pengecatan gram, inkubator, label, objek

glass, alat tulis, kertas, karet gelang.

2. Bahan :

Swab jas laboratorium, media BHI, larutan cat gram A, B, C, dan D,

NaCl 0,9%, media MC, media TSIA, media SIM, media UREA, media

CITRAT, media MR, media VP, media PAD, media Gula-gula

(Glukosa, Laktosa, Manitol, Maltosa, Sakarosa), reagen penguji

(Kovac, Methyl Red, Barried, KOH 40%, FeCl3 10%), alkohol 70%,

alkohol mikroskop, minyak emersi.


28

I. Alur Penelitian

1. Bagan Penelitian

Populasi sampel jas laboratorium yang digunakan oleh mahasiswa


tingkat 2 program studi D-III Teknologi Laboratorium Medis

Observasi dan Pengisian kuesioner Persiapan sampel swab


dokumentasi penelitian jas laboratorium

Pengambilan sampel swab jas laboratorium

Inokulasikan sampel ke media penyubur BHI. Inkubasi pada suhu


37°C selama 24 jam

Pengecatan gram dari media BHI

Inokulasikan ke media MC. Inkubasi


pada suhu 37°C selama 24 jam

Pengamatan morfologi koloni. Inokulasikan ke media uji


biokimia. Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam

Tes Uji Biokimia

Pengamatan Hasil

Analisa Data Secara Deskriptif

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 3. 1 Bagan Alur Penelitian


29

2. Cara Kerja

a. Pengambilan sampel swab jas laboratorium (Humairoh, 2019)

1) Menyiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas laboratorium,

masker, dan handscoon.

2) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk

pengambilan sampel swab jas laboratorium.

3) Menyiapkan sampel jas laboratorium mahasiswa.

4) Membuka kapas lidi steril, celupkan pada tabung yang berisi

NaCl 0,9% sampai seluruh bagian terendam oleh NaCl 0,9%.

5) Mengoleskan kapas lidi steril yang sudah dibasahi oleh NaCl

0,9% pada jas laboratorium secara aseptis pada bagian mulut

kantong kiri, kanan bawah, lengan baju, dan kerah.

6) Memasukkan ke dalam media penyubur BHI dan memberi

label identitas pada media BHI.

7) Menginkubasi media BHI selama 24 jam pada suhu 37°C di

inkubator.

b. Pengecatan Gram (Kumalasari, 2020)

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan dilakukan untuk

pengecatan gram.

2) Mengambil 1-2 ohse sampel bakteri dari media BHI dan

ratakan pada objek glass steril, bersih, dan bebas lemak.

3) Preparat dikeringkan hingga kering, kemudian fiksasi di atas

api pembakar spirtus


30

4) Meletakkan preparat di atas rak pengecatan gram. Genangi

preparat dengan Gram A selama 5 menit, buang sisa cat.

5) Kemudian genangi dengan Gram B selama 30 detik, buang sisa

cat dan cuci preparat dengan air mengalir.

6) Dekolorisasi preparat dengan Gram C sampai warna cat luntur

dan bilas dengan air mengalir.

7) Genangi preparat dengan Gram D selama 2-3 menit. Buang

sisa cat dan cuci dengan air mengalir. Kering dan anginkan

preparate.

8) Preparat yang sudah kering diamatii menggunakan mikroskop

objektif 100x dengan minyak emersi.

9) Preparat diamati secara mikroskopis (Rahayu, 2017):

Bentuk : Batang

Susunan : Tersebar

Sifat Cat : Gram (+)

Warna Sel : Merah atau Kecoklatan

Cat : Gram

Background : Merah muda

10) Sampel bakteri dari media BHI diinokulasikan pada media

selektif yaitu media MC (Mac Conkey).


31

c. Inokulasi ke Media MC (Kumalasari, 2020)

1) Mengambil 1-2 ohse bakteri dari media BHI dengan ohse bulat

yang sudah di fiksasi dan inokulasikan ke media MC secara

goresan dan aseptis.

2) Inkubasi media MC selama 24 jam dengan suhu 37°C.

d. Pengamatan Koloni pada Media MC (Putri, 2019)

Bentuk : Bulat

Ukuran : Sedang

Warna koloni : Merah muda atau Kecoklatan

Permukaan : Halus

Elevasi : Cembung

Warna media : Merah muda

Tepian : Rata

Inti : Tidak ada

e. Inokulasi Koloni Ke Media Uji Biokimia (Kumalasari, 2020)

1) Menginokulasi koloni bakteri yang terpisah dari media MC ke

media uji biokimia (TSIA, SIM, UREA, CITRAT, MR, VP,

PAD, dan Gula-Gula (Glukosa, Maltosa, Manitol, Laktosa, dan

Sukrosa)

2) Menginkubasi media uji biokimia selama 24 jam dengan suhu

37°C di inkubator.
32

f. Tes Uji Biokimia dan Interpretasi Hasil (Putri, 2019)

1) Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) : untuk mengamati

perubahan warna, gas, dan H2S.

Acid (+) : media berubah warna menjadi kuning

Alkali (+) : media tidak berubah warna, tetap warna merah

Gas (+) : media terangkat ke atas

H2S (+) : media berubah warna menjadi hitam

2) Media SIM (Sulfit Indol Motility) : untuk mengetahui adanya

H2S, indol, dan motil. Menggunakan reagen uji dengan cara

menambahkan 3 tetes reagen Kovac pada media SIM, reaksi

positif apabila media berubah warna menjadi merah.

H2S (+) : terbentuk warna hitam pada media SIM

Indol (+) : terbentuk warna merah setelah penambahan reagen

Kovac

Motil (+) : terbentuk kekeruhan menyebar di sekitar daerah

tusukan

3) Media Methyl Red (MR) dilakukan pengujian dengan cara

menambahkan 5 tetes reagen MR, reaksi positif apabila media

berubah warna menjadi merah.

4) Media Voges Proskauer (VP) dilakukan pengujian dengan cara

menambahkan 5 tetes reagen Barried dan 5 tetes KOH 40%

melalui dinding tabung, reaksi positif apabila terdapat cincin

berwarna merah pada permukaan media.


33

5) Media PAD dilakukan pengujian dengan cara menambahkan 3

tetes reagen FeCl3 10%, reaksi positif apabilaa pada permukaan

media terdapat warna kehijauan.

6) Media Gula-Gula untuk mengetahui adanya fermentasi

karbohidrat dan gas.

Fermentasi (+) : media berubah warna menjadi kuning

Gas (+) : terdapat bagian kosong pada tabung

durham
34

Tabel 3. 1 Tabel Komparasi Uji Biokimia

FERM.
TSIA SIM
KARBOHIDRAT

CITRAT
UREA

PAD
MR
VP
MOTIL
INDOL
NO. SPESIES BAKTERI

FERM

MAN

MAL
GLU

LAK
GAS

SUK
H2S

H2S
1. Pseudomonas - - - - -
AL/AL - - - + - - + - - -
aeruginosae
2. +
Escherichia coli AC/AC - + + + - - - + - - + + + +
G
3. Escherichia coli +
AC/AC - + + + - - - + - - + + + -
ETEC G
4. +
Edwardsiella tarda AC/AC + + + + + - - + - - + + + -
G
5. Klebsiella +
AC/AC - + + - - + + + - - + + + +
pneumoniae G
6. + + +
Klebsiella oxytoca AC/AC - + + + - + - - + + + +
L L G
7. + +
Citrobacter diversus AC/AC + + + + + - + - - + + + +
/- G
8. + +
Enterobacter + + + +
AC/AC - + - + - - + - -
aerogenes L G L

9. AL/AC +
Shigella dysenteriae - - - - - - - + - - + + - -
G
10. Salmonella AL/AC +
- + - + - - - + - - + + - -
paratyphosa A G
11. AL/AC +
Salmonella typhi + - - + + - - + - - + + - -
G
12. Salmonella AL/AC +
+ + - + + - + + - - + + - -
paratyphosa B G
13. AL/AC +
Citrobacter freundii + + - + + - + + - - + + - -
G
14. AL/AC + -
Serratia marcescens - - - + - - + + - - + + +
G /+
15. AL/AC + +
Proteus mirabilis + + - + + + + - + - - - -
L G
16. AL/AC + +
Providencia rettgeri - - + + - + + + - + - - -
G /-
17. Klebsiella ozaenae AL/AL
- - - - - - - - - - - - - - -

(Patricia et al., 2013)


35

J. Teknis Analisis Data

Data yang diperoleh, dianalisa secara deskriptif. Analisis data

deskriptif merupakan analisis yang dipakai untuk menganalisis data

dengan menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan (Kumalasari,

2020).

Teknis analisis data pada Karya Tulis Ilmiah ini ditentukan dari

hasil identifikasi spesies bakteri batang gram negatif pada hasil uji

biokimia, kemudian hasil ditabulasi dalam bentuk tabel.

K. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan susunan jadwal sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Bulan
No. Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2022 2022 2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023
Penyusunan
Proposal
1 (Judul, BAB
I, BAB II,
BAB III)

Ujian
2
Proposal
3 Penelitian
BAB IV,
4
BAB V
5 Ujian KTI
Pengumpulan
6
Berkas
Seminar
7
Terbuka
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2023 di Laboratorium

Bakteriologi STIKES Nasional. Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini yaitu quota sampling sebanyak 10 sampel yang didapatkan

dari swab jas laboratorium mahasiswa D-III Teknologi Laboratorium

Medis di Perguruan Tinggi X. Setelah didapatkan sampel melalui

observasi dan pengisian kuisioner dilakukan pengambilan sampel swab

jas laboratorium pada area mulut kantong kiri dan kanan bawah, lengan

baju, dan kerah lalu disuburkan ke media BHI (Brain Hearth Infusion)

dan kemudian dilakukan identifikasi.

Berdasarkan hasil dari identifikasi bakteri gram negatif batang

pada sampel swab jas laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium

Medis Perguruan Tinggi X sebanyak 10 sampel didapatkan hasil seperti

pada tabel 4.1.

36
37

Tabel 4. 1 Hasil Identifikasi Sampel Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi


Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X

Kode Sampel Kesimpulan

1 Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli

2 Klebsiella pneumoniae, Gram positif coccus, dan

Klebsiella oxytoca

3 Klebsiella pneumoniae dan Serratia marcescens

4 Pseudomonas aeruginosa

5 Gram positif coccus dan Klebsiella oxytoca

6 Gram positif coccus

7 Klebsiella pneumoniae dan Shigella sonnei

8 Serratia fonticola

9 Klebsiella pneumoniae dan Klebsiella ozaenae

10 Shigella sonnei dan Pseudomonas aeruginosa

Dari hasil identifikasi bakteri gram negatif batang pada 10 sampel

swab jas laboratorium mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis

Perguruan Tinggi X diperoleh diagram dan presentase sebagai berikut :


38

6%
6%
25% Klebsiella pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa
13%
Escherichia coli
Klebsiella oxytoca
13% Serratia marcescens
19% Shigella sonnei
Serratia fonticola
12%
6% Klebsiella ozaenae

Gambar 4. 1 Diagram Hasil Identifikasi Bakteri

Berdasarkan Gambar 4.1 dari 10 sampel swab jas laboratorium

mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X yang

diperiksa ditemukan bakteri Klebsiella pneumonia (25%), Pseudomonas

aeruginosa (19%), Escherichia coli (6%), Klebsiella oxytoca (12%),

Serratia marsescens (13%), Shigella sonnei (13%), Serratia fonticola

(6%), dan Klebsiella ozaenae (6%).

B. Pembahasan

Penelitian “Identifikasi Bakteri Gram Negatif Batang Pada Jas

Laboratorium Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan

Tinggi X” bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya serta spesies

bakteri gram negatif batang apa sajakah yang terdapat pada jas

laboratorium mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Bakteriologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional. Sampel yang


39

diambil merupakan sampel swab jas laboratorium mahasiswa Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X yang sebelumnya sudah

dilakukan observasi dan pengisian kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian

identifikasi bakteri yang dilakukan pada 10 sampel swab jas laboratorium

mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X yang

diperiksa ditemukan adanya bakteri Klebsiella pneumonia (25%),

Pseudomonas aeruginosa (19%), Escherichia coli (6%), Klebsiella

oxytoca (12%), Serratia marsescens (13%), Shigella sonnei (13%),

Serratia fonticola (6%), dan Klebsiella ozaenae (6%).

Teknik penyimpulan hasil yang digunakan pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan tampel komparasi uji biokimia yang tersaji

pada tabel 3.1 dan Flowcharts Bergey’s Manual of Determinative

Bacteriology yang tersaji pada Lampiran 4.

Teknik pengambilan sampel swab jas laboratorium mahasiswa

pada penelitian ini dari area mulut kantong kanan dan kiri, lengan jas

laboratorium, dan kerah. Hal ini sesuai dengan Fadila (2016), bahwa jas

laboratorium lengan panjang milik mahasiswa merupakan bagian yang

paling banyak terkontaminasi dikarenakan area ini sering bersentuhan

dengan sampel dan permukaan benda. Selain itu, faktor lain yang

menyebabkan kontaminasi yaitu mahasiswa lebih sering menggunakan

kantong untuk menyimpan dan mengeluarkan barang.

Pada laboratorium perguruan tinggi, beberapa mahasiswa

melakukan praktikum tanpa memperhatikan kebersihan jas laboratorium.


40

Perlakuan ini mengakibatkan jas laboratorium mahasiswa berpeluang

besar terkontaminasi oleh bakteri patogen maupun non patogen saat

praktikum. Berdasarkan Lampiran 3 frekuensi pencucian jas laboratorium

selama 1 minggu sebanyak 10 mahasiswa melakukan pencucian hanya 1x

dalam 1 minggu. Hal ini sesuai dengan Kumar (2020), bahwa kontaminasi

tertinggi ditemukan pada penggunaan jas laboratorium yang digunakan

terus menerus sehingga dapat menampung lebih banyak mikroorganisme

yang berpotensi patogen yang dapat menyebabkan kontaminasi. Jas

laboratorium yang dicuci dalam waktu kurang dari satu minggu dengan

penggunaan desinfektan dapat membantu mengurangi kontaminasi.

Berdasarkan Lampiran 3 sebanyak 10 mahasiswa menggunakan jas

laboratorium di luar laboratorium. Hal ini sejalan dengan penelitian Qaday

(2015) bahwa jas laboratorium dapat terkontaminasi apabila digunakan di

luar laboratorium, seperti kamar mandi, kantin, dan koridor. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Muhadi (2007) menunjukkan tingkat

kontaminasi lebih tinggi pada jas laboratorium yang digunakan di luar area

klinis atau laboratorium.

Faktor yang mempengaruhi kontaminasi pada jas laboratorium

mahasiswa adalah kebersihan diri sendiri maupun fasilitas laboratorium.

Tingginya tingkat kontaminasi bakteri pada jas laboratorium dapat

dikaitkan dengan penanganan sampel praktikum yang kurang berhati-hati

sehingga terdapat beberapa sampel maupun preparate yang terjatuh dan

mengenai meja praktikum atau jas laboratorium. Setelah peneliti


41

melakukan observasi kepada mahasiswa, terdapat mahasiswa yang keluar

laboratorium menggunakan jas laboratorium dan memasuki kamar mandi,

hal ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada jas laboratorium

melalui air yang terkontaminasi maupun kondisi kamar mandi yang tidak

bersih. Pada penelitian yang dilakukan oleh Asima (2012), telah

dibuktikan bahwa mikroorganisme dapat bertahan hidup antara 10-98 hari

pada kain yang digunakan untuk membuat jas laboratorium, yang berupa

katun, katun dan polyester, atau bahan polyester.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa

mikroorganisme yang mengkontaminasi jas laboratorium. Sebagian besar

bakteri yang ditemukan pada jas laboratorium mahasiswa ini adalah

Klebsiella pneumoniae (25%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Jurczak dkk (2007), menyatakan bahwa Klebsiella sp.

merupakan bakteri batang gram negatif yang paling banyak ditemukan.

Bakteri ini mampu hidup di kulit tangan manusia. Terlebih lagi, Klebsiella

pneumoniae berkembang biak dengan cepat dalam keadaan yang hangat.

Bakteri ini menyebar pada tangan staf medis dan kadang-kadang melalui

udara namun jarang terjadi.

Habitat bakteri ini pada manusia berada pada saluran pencernaan,

sedangkan pada alam terdapat pada limbah, air minum, tanah, air, dan

tumbuh-tumbuhan. Bakteri ini dapat menginfeksi ketika mahasiswa kontak

langsung dengan peralatan medis, alat praktikum, dan meja praktikum

yang terkontaminasi dengan Klebsiella pneumoniae. Pada penelitian yang


42

dilakukan oleh Auriti dkk (2010), Klebsiella pneumoniae dapat ditemukan

pada lantai dan meja. Klebsiella pneumoniae merupakan mikroorganisme

utama penyebab infeksi nosokomial di NICU.

Alasan ditemukan bakteri gram negatif dalam jumlah yang tidak

sedikit adalah sterilitas ruangan pada laboratorium. Bakteri ini sering

ditemukan hidup pada kulit tangan manusia dan memperbanyak koloninya

pada suhu yang tinggi. Bakteri gram negatif atau golongan

Enterobacteriaceae dapat menempel pada tangan tenaga kesehatan,

peralatan medis, dan udara (Jurczak, 2007).

Menurut WHO, perpindahan bakteri yang diperantarai oleh telapak

tangan terjadi melalui 5 proses, yaitu:

1. Mikroorganisme harus terdapat pada permukaan benda

2. Melalui kontak langsung, mikroorganisme dapat berpindah dari

permukaan benda ke telapak tangan atau sebaliknya.

3. Mikroorganisme tersebut mampu bertahan hidup pada permukaan

benda maupun telapak tangan.

4. Mencuci tangan yang kurang kuat sehingga masih menyisakan

mikroorganisme.

5. Kontaminasi silang dari tangan ke tangan atau benda lain melalui

sentuhan langsung.

Hal tersebut menjelaskan mengapa bakteri ditemukan pada permukaan

benda pada lingkungan Laboratorium Mikrobiologi (WHO, 2006).


43

Peneliti melakukan observasi kepada responden pada saat minggu

pengambilan sampel penelitian, mahasiswa tingkat 2 juga melakukan

perkuliahan praktikum dengan topik Identifikasi Bakteri Gram Negatif

Batang dimana salah satu sampel yang digunakan adalah Klebsiella

pneumoniae. Hal ini dapat menjelaskan terjadinya kontaminasi Klebsiella

pneumoniae pada peralatan praktikum maupun permukaan benda dapat

terjadi ketika mahasiswa melakukan praktikum mikrobiologi yang

mendapatkan sampel Klebsiella pneumoniae dan tidak disengaja mengenai

permukaan benda sehingga higenitas peralatan praktikum tidak maksimal

dan menyebabkan kontaminasi (Auriti et al., 2010).

Klebsiella sp. juga dapat mengkontaminasi jas laboratorium

dengan perantara air. Air dari wastafel pada fasilitas laboratorium,

kampus, maupun air yang digunakan untuk mencuci jas laboratorium juga

dapat menjadi salah satu faktor terjadinya kontaminasi oleh Klebsiella sp.

(CDC, 2015).

Upaya untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi bakteri

Klebsiella sp. yaitu selalu menjaga kebersihan diri sendiri, orang lain, dan

fasilitas laboratorium. Fasilitas laboratorium seperti meja praktikum, alat

praktikum, dan wastafel setidaknya harus bersih dan selalu di desinfektan.

Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan

handscoon dan jas laboratorium. Jas laboratorium disimpan dalam wadah

khusus setelah digunakan praktikum agar kontaminasi bakteri tidak

menyebar ke seluruh peralatan mahasiswa. Memastikan bahwa air yang


44

digunakan untuk mencuci jas laboratorium tidak tercemari oleh bakteri

Klebsiella sp. maupun bakteri coliform lainnya (CDC, 2015).

Selain Klebsiella sp., bakteri yang ditemukan pada penelitian ini

yang cukup tinggi persentasenya adalah Pseudomonas aeruginosa (19%).

Pseudomonas aeruginosa merupakan spesies bakteri gram negatif batang

yang dapat ditemukan di lingkungan yang lembab, seperti di tanah dan air.

Habitat Pseudomonas aeruginosa pada manusia berada pada kulit manusia

dan flora normal usus (Nurmala, 2015).

Pseudomonas aeruginosa dapat hidup di lingkungan dan dapat

mengkontaminasi manusia apabila terpapar air atau tanah yang

terkontaminasi bakteri ini. Pada laboratorium mikrobiologi, bakteri ini

dapat mengkontaminasi satu orang ke orang lain melalui perantara tangan,

peralatan praktikum, atau permukaan yang terkontaminasi dan terkena jas

laboratorium mahasiswa tanpa disadari. Penyebaran bakteri ini dapat

melalui air yang terkontaminasi, baik air yang terdapat pada pemukiman,

kamar mandi, maupun wastafel. Hal ini sesuai dengan penelitian Maryanti

(2018), ditemukan adanya bakteri Pseudomonas aeruginosa pada kran air

yang disebabkan karena adanya individu yang mentransmisikan bakteri

tersebut pada kran air. Transmisi bakteri ini dapat terjadi karena

kontaminasi tangan manusia yang tidak bersih setelah BAB ataupun

karena percikan dari air kloset.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengurangi kontaminasi

terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa antara lain kebiasaan mencuci


45

tangan dengan benar menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol

sebelum dan setelah praktikum harus selalu diterapkan baik di

Laboratorium Bakteriologi maupun Laboratorium yang lain. Selain itu,

fasilitas pengelolaan air pada Laboratorium maupun lingkungan rumah

mahasiswa dipastikan kualitas airnya untuk mengurangi risiko paparan

bakteri patogen seperti Pseudomonas aeruginosa (CDC, 2019).

Pada penelitian ini juga ditemukan bakteri Shigella sonnei (13%).

Shigella sonnei merupakan bakteri yang penyebarannya melalui makanan

yang terkontaminasi, kondisi sanitasi ruangan yang buruk dan kontak

langsung dengan orang yang terinfeksi. Jalur penularan bakteri ini

sebagian besar melalui jalur faecal oral, water-borne, dan food-borne.

Habitat Shigella sp. terdapat pada saluran pencenaan manusia

(McCrickard et al., 2018).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Leonard (1997), Shigella

sonnei yang terdapat pada Laboratorium Mikrobiologi dapat ditularkan

melalui kontaminasi gagang kran pada wastafel yang digunakan untuk

cuci tangan oleh mahasiswa dan meja praktikum yang tidak didesinfektan

dengan baik. Pada penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa untuk

menimalisir terjadinya kontaminasi oleh bakteri Shigella sonnei dengan

meletakkan kain atau handuk kering yang diletakkan di gagang kran

wastafel untuk mematikan dan membuka kran setelah mencuci tangan, hal

ini dapat mengurangi risiko penularan mikroorganisme di Laboratorium.


46

Selain itu, terdapat bakteri Serratia marcescens (13%) dan Serratia

fonticola (6%) pada penelitian ini. Serratia sp. merupakan bakteri batang

gram negatif yang termasuk keluarga Enterobacteriaceae. Bakteri ini

memiliki flagel peritrik yang memungkinkan bakteri ini dapat hidup di

tanah, air, dan udara. Ciri khas yang membedakan kedua bakteri ini adalah

pigmen yang dibentuk oleh Serratia marcescens yang tidak dimiliki oleh

Serratia fonticola yaitu pigmen merah hingga merah muda bernama

prodigiosin. (Mahlen, 2011).

Kontaminasi bakteri ini dapat terjadi melalui kontak tangan antar

mahasiswa di laboratorium. Hal ini dijelaskan dalam penelitian Hema dkk

(2013), bahwa ditemukan bakteri Serratia marcescens pada tangan tenaga

medis. Adanya bakteri ini menandakan bahwa tangan petugas medis

terkontaminasi oleh bakteri dari luar, dapat melalui makanan maupun

saluran wastafel. Sehingga pengaruh higenitas lingkungan dan penggunaan

handscoon dapat menyebabkan kontaminasi bakteri Serratia sp. pada

tangan tenaga medis.

Pada penelitian lain oleh Windy dkk (2016), menemukan bakteri

Serratia marcescens pada sampel udara. Hal ini dapat disebabkan oleh

sterilitas yang kurang maksimal pada rumah sakit. Bakteri ini dapat

menempel pada tangan tenaga medis, peralatan medis, dan udara dan

memperbanyak koloninya pada suhu yang tinggi.

Bakteri yang paling sedikit ditemukan pada penelitian ini yaitu

Escherichia coli (6%). Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif


47

batang yang penularannya melalui makanan dan air yang terkontaminasi.

Escherichia coli dapat tumbuh pada suhu 4°C untuk waktu yang lama

yaitu sekitar 3 bulan pada media padat. Habitat bakteri ini terdapat pada

saluran pencernaan manusia dan merupakan bakteri coliform. Escherichia

coli ditemukan paling sedikit pada penelitian ini dikarenakan lokasi

pengambilan swab sampel penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian

Audai dkk (2020), bahwa Escherichia coli pada jas laboratorium paling

banyak ditemukan pada area kerah yang memungkinkan terjadinya

penularan dari daerah perineum ke area kerah dan hal ini biasanya terdapat

pada mahasiswa laki-laki dan perempuan yang tidak menggunakan hijab.

Sedangkan pada penelitian ini sebanyak 9 responden dengan jenis kelamin

perempuan menggunakan hijab dan 1 responden dengan jenis kelamin

laki-laki.

Mayoritas tempat yang menjadi sumber kontaminasi bakteri pada

penelitian ini adalah meja praktikum, wastafel, air, dan sampel bakteri

koleksi laboratorium. Pengelolaan fasilitas laboratorium sebaiknya lebih

ditingkatkan lagi kebersihannya. Desinfeksi diri sebelum dan setelah

praktikum juga dapat mengurangi terjadinya kontaminasi bakteri pada jas

laboratorium. Desinfeksi tempat kerja dan wastafel sebelum dan setelah

praktikum merupakan hal yang sering dilupakan oleh mahasiswa,

mayoritas mahasiswa hanya melakukan desinfeksi setelah melakukan

praktikum saja (Mike et al., 2022).


48

Jas laboratorium yang rutin digunakan harus dicuci minimal 1 atau

2 kali dalam satu minggu. Jas laboratorium yang terkontaminasi direndam

dahulu menggunakan air panas dengan pemutih, kemudian dapat dicuci

seperti biasa lalu dikeringkan. Setelah pengeringan selesai, gantung jas

laboratorium di area yang bersih (PHHI, 2023).

Pengelolaan jas laboratorium yang tepat merupakan peran penting

yang harus dilakukan mengingat kemungkinan meningkatnya kontaminasi

bakteri yang dapat beresiko terjadinya penularan infeksi pada mahasiswa.

Secara rutin 2 kali dalam seminggu untuk mencuci jas laboratorium

dengan deterjen, tidak menggunakan jas laboratorium di luar laboratorium,

tidak bergantian jas laboratorium dengan teman yang lain, berhati-hati saat

praktikum dengan menggunakan sampel bakteri, meletakkan jas

laboratorium di wadah khusus sebelum dimasukkan ke dalam tas

merupakan cara untuk menimalisir terjadinya kontaminasi bakteri pada jas

laboratorium (Ojulong, 2015).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat bakteri

gram negatif batang yang ditemukan pada jas laboratorium mahasiswa

Teknologi Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa ditemukan spesies bakteri Klebsiella pneumonia,

Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella oxytoca,

Serratia marsescens, Shigella sonnei, Serratia fonticola, dan Klebsiella

ozaenae pada 10 sampel swab Jas Laboratorium Mahasiswa Teknologi

Laboratorium Medis Perguruan Tinggi X.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian identifikasi

bakteri coccus pada Alat Pelindung Diri yang digunakan mahasiswa

pada saat praktikum yang belum pernah diteliti.

2. Bagi mahasiswa diharapkan selalu menjaga kebersihan diri, dan Alat

Pelindung Diri yang digunakan pada saat praktikum, selalu mencuci

tangan sebelum dan sesudah praktikum, serta secara rutin mencuci jas

laboratorium setelah praktikum.

49
50

DAFTAR PUSTAKA

Agustiningtyas, I. 2020. Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective


Equipment. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.

Apriyanthi, D. P. R. V., Ayu, S. L. W., Ni Putu, W. 2022. Identifikasi Bakteri


Kontaminan Pada Gelang Tri Datu. Bali : Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bali Internasional. Bioma : Jurnal Biologi Makassar, Vol 7(2).

Arun, K., Roma A. Chougale., Indireddy, S. 2020. Kontaminasi Bakteri Pada Jas
Putih di Antara Tenaga Medis- Studi Cross Sectional di Kolhapur.
Departemen Mikrobiologi, DY Patil Medical College, Kolhapur - 416 005,
Maharashtra, India. J Pure Appl Microbiol. 14(2):1405-1411.

Asima, B., Mridu, A., Nagarjun, N. 2012. White Coats as a Vehicle for Bacterial
Dissemination. Journal of Clinical and Diagnostic Research, Vol. 6(8):
1381-1384.

Auriti, C., Ronchetti, M., Pezzotti, P. 2010. Determinants of nosokomial infection


in 6 Neonatal Intensive Care Units: An Italian Multicenter Prospective
Cohort Study. Chicago Journal.

Baharutan, A., Fredine E. S. Rares., Standy, S. 2015. Pola Bakteri Penyebab


Infeksi Nosokomial Pada Ruang Perawatan Intensif Anak Di Blu RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol. 3(1).

Bergey, D. H., Holt, J. G. 2000. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.


9th ed. Philadelphia Lippincott Williams and Wilkins.

Breijyeh, Z., Jubeh, B., Karaman, R. 2020. Resistance of Gram Negative Bacteria
to Current Antibacterial Agents and Approaches to Resolve It. National
Library of Medicine, Vol. 25(6): 1340.

Center of Disease Control and Prevention. 2015. Facility Guidance for Control of
Carbapenem-resistant Enterobacteriaceae (CRE). Pusat Nasional untuk
Penyakit Menular dan Zoonotik Nasional. Divisi Promosi Mutu Kesehatan.

Center of Disease Control and Prevention. 2019. Antibiotic Resistance


Laboratory Network Detects Highly Resistant Pseudomonas aeruginosa
Infections. Healthcare-Associated Infections (HAIs).
51

Dewi, F. D. 2013. Identifikasi Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada


Peralatan Logam Yang Dipakai Berulang Kali Sebelum dan Sesudah
Sterilisasi di Ruang IGD RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo. pp. 55–60.
Drh. I Gusti Ketut. S., MP Dr. drh. I Nengah K. B., MS Dr.drh. Hapsari. M., MP
Drh. Ketut. T. P. G, M.Kes. 2017. Modul Isolasi dan Identifikasi Bakteri.
Bali : Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana.

Gralton, J., Tovey, E., McLaws, M, L., Rawlinson, W, D. 2011. The Role of
Particle Size in Aerosolised Pathogen Transmission: A review. Journal of
Infection. 62(1):1-13.

Halajur, U. 2018. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Jakarta: Wineka Medika.

Hema, A., Ety, A., Prambudi, R. 2013. Identifikasi Mikroorganisme Pada Tangan
Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul
Moeloek Bandar Lampung. Medical Journal of Lampung University.
Universitas Lampung.

Humairoh, R., Eka. D., Valendriyani, N. 2019. Perbedaan Jenis Mikroorganisme


Pada Baju Pelindung Dokter Gigi Pada Tindakan Skeling Dan Oral
Screening Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Baiturrahmah. FKG
Universitas Baiturrahmah: Padang.

Jondle, C. N., Gupta, K., Mishra, B. B., Sharma, J. 2018. Klebsiella pneumoniae
Infection of Murine Neutrophils Impairs Their Efferocytic Clearance By
Modulating Cell Death Machinery. PLoS Pathog.

Jurczak, A., Kordek, A., Grochans, E. 2007. Clinical and Microbological


Characteristics of Hospital Infections In The Neonatal Intensive Care Unit.
Advance In Medical Sciences. 52:23-25.

Khaira, N. 2019. Gambaran Hasil Bakteri Pada Telapak Tangan Sebelum Dan
Sesudah Penggunaan Handsanitizer. Padang : Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis Padang.

Kumalasari. A. D. 2020. Identifikasi Bakteri Patogen Non Coliform pada Sumber


Air Minum di Sekitar Peternakan Ayam di Kecamatan Winong Kabupaten
Boyolali. KTI. STIKES Nasional.

Lumowa, S. V. T., 2016. Bakteriologi. Surabaya : R.A De. Rozarie, Hal. 211.

Maryanti, R., Netti, S., Arni, A. 2018. Gambaran Bakteri pada Kran Air dan
Tombol Flush Toilet Duduk di Toilet Umum Lingkungan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 8(2).
52

M. Salahuddin, S.H. 2015. Lementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor


48/M-Dag/Per/7/2015 Juncto Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
51/M-Dag/Per/7/2015 Dikaitkan Dengan Perdagangan Pakaian Bekas Dari
Luar Negeri.

Mahlen, S. D. 2011. Serratia Infections: From Military Experiments to Current


Practice. Clin. Microbiol. Rev. 24:755–791.

Mike, S., Ronald, K., Taylor. 2022. Growth and Maintenance of Escherichia coli
Laboratory Strains. National Library of Medicine. Curr Protoc, 1(1): e20.

Muhadi, S. A., Aznamshah, N. A., Jahanfar, S. 2007. A Cross Sectional Study on


The Microbial Contamination of The Medical Student’s White Coats.
Journal Mikrobiologi Malaysia. 3(1): 35-38.

Noor, F., Jayanti, R. S. 2016. The Study of Microbial Flora on Doctors White
Coats in Tertiary Care Hospital in Outskirts of Hyderabad, Telangana, India.
Int J of Research in Medical Sciences. 4(7): 2705-2712.

Nurmala, I., Virgiandhy., D. Liana. 2015. Resistensi dan Sensitivitas Bakteri


terhadap Antibiotik di RSU dr. Soedarso Pontianak Tahun 2011-2013.
Resistensi dan Sensitivitas Bakteri. Vol. 3, no. 1, pp. 21–28.

Ojulong, J., Kimera, C. L. 2015. Is Wearing of Uniforms in Public by Nurses


Safe. Merit Research Journal of Microbiology and Biological Sciences,
3(2), 28-30.

Pandit, A. P. Neha. B., Mallika. R. 2015. Personal Protective Equipment Used for
Infection Control in Dental Practices. International Journal of Reasearch
Foundation of Hospital & Healthcare Administration. Volume 3. Nomor
1. Hal 10- 12.

Patricia, M., Tauran., Irda, H., Nurhayana, S. 2013. Identifikasi Bakteri Aerob
Gram Negatif dan Gram Positif Menggunakan Metode Konvensional dan
Otomati. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory. Vol. 19 No. 2.

Plants for Human Health Institute. 2023. Guidelines for Washing Lab Coats. NC
State University.

Pujiati. 2019. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Madiun : IKIP PGRI Madiun.

Putri, A. P. 2019. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia (L) Merr) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Metode Difusi. KTI. STIKES Nasional.
53

Qaday, J., Sariko. M., Mwakyoma, A., Kifaro, E., Mosha, D., Tarimo, R.,
Nyombi, B., Shao, E. 2015. Bacterial Contamination of Medical Doctors
and Students White Coats at Kilimanjaro Christian Medical Centre, Moshi,
Tanzania. Int J Bacteriol.

Rahayu, S. A., Muhammad, H. G. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat


Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi Bakteri
Escherichia coli. Akademi Farmasi Bumi Siliwangi : Bandung. Volume 4,
Nomor 2.

Rahmantiyoko, A., Sri, S., Fataty, K. R., Sopet., dan Slamet. 2019. Keselamatan
dan Keamanan Kerja Laboratorium. Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

Rini, C. S., dan Jamilatur, R. 2020. Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar.
Sidoarjo: UMSIDA Press. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Romadhon, Z. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada
Siomay yang Dijual di Kantin SD Negeri di Kelurahan Pisangan,
Cirendeu, dan Cempaka Putih. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Jakarta.

Sekatwa, K., Byarugaba, D., Nakayuma, J., Kato, C. 2021. Prevalence of


Pathogenic Klebsiella pneumoniae Based on PCR Capsular Typing
Harbouring Carbapanemaases Encoding Genes in Uganda Tertiary
Hospitals. Antrimicrobial Resistance and Infecton Control.

Sholihah, Q., & Rahmi, F. 2015. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Sekolah. Malang: UB Press.

Suharman. 2020. Bahan Ajar Mata Kuliah Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:


Fakultas Pertanian. Universitas PGRI.

Tri, S., T. Zahrial, H., Darmawi., Maryulia, D., Hennivanda., Erina., Razali, D.
2018. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Ambing
Kambing Peranakan Etawa (Pe). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner.
Aceh : Universitas Syiah Kuala, 2(3):351-360.

Widodo, A., Edy Y. 2017. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang


Infeksi Nosokomial Terhadap Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Cleaning Service di RS Aisyiyah Bojonegoro. Jurnal Hospital
Sciene, Vol. 1(1).

Windy, L., Olivia, A., Standy, S. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Aerob
yang Berpotensi Menyebabkan Infeksi Nosokomial di Irina D RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik, Vol. 4 (2). Universitas Sam
Ratulangi Manado.
54

World Health Organization. 2006. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health


Care. Switzerland. WHO Press, 14-7.

Yudiono, 2015. Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jakarta: PT


Gunung Agun.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

55
56

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian


57

Lampiran 3. Hasil Observasi Kuesioner Responden


58

Keterangan :
√ : Memenuhi kriteria sampel
x : Tidak memenuhi kriteria sampel
Jas laboratorium yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 10 sampel.
59

Lampiran 4. Flowchart Bergey

(Bergey, 2000)
60

(Bergey, 2000)
61

Lampiran 5. Lembar Validasi Hasil


62

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian


63

Lampiran 7. Hasil Pemeriksaan

A. Penyuburan Pada Media BHI dari Sampel Swab Jas Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan : 10 Februari 2023

Kode Kode
Hasil Hasil
Sampel Sampel
1 Terjadi Kekeruhan 6 Terjadi Kekeruhan
2 Terjadi Kekeruhan 7 Terjadi Kekeruhan
3 Terjadi Kekeruhan 8 Terjadi Kekeruhan
4 Terjadi Kekeruhan 9 Terjadi Kekeruhan
5 Terjadi Kekeruhan 10 Terjadi Kekeruhan
64

B. Pengecatan Gram Dari Media BHI

Tanggal Pemeriksaan : 10 Februari 2023

Kode
Gambar Keterangan
Sampel
Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
1 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
Cat : Gram
2
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
3 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Berderet
Warna : Merah
4 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Berderet
Warna : Merah
5 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda
65

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
6 Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
7 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
8 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Tersebar
Warna : Merah
9 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda

Bentuk : Batang
Susunan : Berderet
Warna : Merah
10 Cat : Gram
Reaksi Cat : Gram (-)
Latar Belakang: Merah muda
66

C. Pengamatan Koloni Pada Media MC

Tanggal Pemeriksaan : 11 Februari 2023

Kode
Hasil Keterangan
Sampel
A
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna Koloni : Coklat transparan
Warna Media : Merah muda
Elevasi : Rata
Inti :-
B
Bentuk : Bulat
1
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Merah ungu
Warna Media : Merah muda
Elevasi : Cembung
Inti :-

A
Bentuk : Bulat
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Merah ungu
Warna Media : Merah muda
Elevasi : Cembung
Inti :-
B
2
Bentuk : Bulat
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Putih
Warna Media : Merah muda
Elevasi : Rata
Inti :-
67

A
3 Bentuk : Irreguler
Ukuran : 4 mm
Warna Koloni : Merah fanta
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Cembung
Inti : Ada
B
Bentuk : Bulat
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-
C
Bentuk : Bulat
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-

A
Bentuk : Bulat
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-
B
4 Bentuk : Bulat
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-
68

A
Bentuk : Bulat
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Merah fanta
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti : Ada
5 B
Bentuk : Bulat
Ukuran : 1 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti : Ada

Bentuk : Bulat
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Transparan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
6
Inti :-

A
Bentuk : Bulat
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Merah fanta
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-
B
Bentuk : Bulat
7
Ukuran : 2 mm
Warna Koloni : Putih kecoklatan
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Rata
Inti :-
69

Bentuk : Bulat
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Merah ungu
Warna Media : Merah muda
8
Elevasi : Cembung
Inti :-

A
Bentuk : Irreguler
Ukuran : 4 mm
Warna Koloni : Merah fanta
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Cembung
Inti : Ada
B
9 Bentuk : Irreguler
Ukuran : 3 mm
Warna Koloni : Merah fanta
Warna Media : Kecoklatan
Elevasi : Cembung
Inti : Ada

A
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna Koloni : Coklat transparan
Warna Media : Coklat pink
Elevasi : Rata
Inti :-
B
10 Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna Koloni : Coklat transparan
Warna Media : Coklat pink
Elevasi : Rata
Inti : Ada
70

D. Hasil Uji Biokimia

Tanggal Pemeriksaan : 14 Februari 2023

1. Sampel 1.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - - + - + - - -G - - - - -

Sampel 1.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - - - + + - - + - - + + + + +
71

2. Sampel 2.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AC - + - - - - + + - - +G + + + +

Sampel 2.C

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - + - - + + - - +G + + + +

3. Sampel 3.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - - - - + + - - +G + + + +
72

Sampel 3.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AC - + - - + - + + - - +G + + - +

Sampel 3.C

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - - - - + + - - +G + + + +

4. Sampel 4.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - - + - + - - -G - - - - -
73

Sampel 4.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - - + - + - - -G - - - - -

5. Sampel 5.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - + - - + + - - +G + + + +

6. Sampel 7.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - - - - + + - - +G + + + +
74

Sampel 7.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - - - - + + - - + - - - -

7. Sampel 8

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AC - + - + + - + + - - +G + + + +
8. Sampel 9.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AC/AC - + - - - - + + - - +/- + + + +
G
75

Sampel 9.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - + + - + + - - + - - + -

9. Sampel 10.A

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AC - - - - - - + + - - + - - - -

Sampel 10.B

TSIA SIM UR CIT MR VP PAD GL MAL MAN LAK SAK


Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
AL/AL - - - - + - + - - -G - - - - -
76

Anda mungkin juga menyukai