Amalia Sari K7411014 First Nanda REV K7411066 Maulida Niswatul K7411094 Retno Wulansari K7411125 Roychan Ahda K7411143
Menurut Peter dan Olson, khusus dalam hal pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu pada konsumen, pola perilaku tersebut terbagi ke dalam tujuh kategori, di mana masing masing kategori bisa berubah urutannya, pada dasarnya setiap manusia berbeda, perilakunya pun berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama. Pola perilaku tersebut digambarkan sebagai berikut.
Funds Access
ATM
Menggunakan credit card Menggunakan pinjaman dari bank ataupun kartu keanggotaan belanja Funds Access Mengambil uang dari bank atau ATM Menggunakan credit card Menggunakan pinjaman dari bank ataupun kartu keanggotaan belanja
Example of behavior Mencari lokasi belanja Pergi menuju lokasi Masuk ke lokasi belana Mencari produk di dalam toko
Product Contact
Transaction
Consumption
Communication
Memberi informasi kepada orang lain mengenai produk Mengisi kartu garansi Memberikan informasi lainnya kepada retailer
Pada tahap sebelum pembelian, ada dua tahapan perilaku konsumen yaitu (a) Konsumen mencari informasi sebanyak banyaknya dengan membaca koran, majalah, bulletin, dll; mendengarkan siaran radio melihat TV, mencari informasi dari teman, orangtua, pramuniaga, dll. (b) perilaku pada tahap kedua, konsumen berusaha mendapatkan uang.
Ada lima tahap perilaku konsumen, yaitu: 1. Store contact 2. Product contact 3. Transaction 4. Consumption 5. Communication
2. Kelemahan Bisnis Ritel a) Kurangnya keahlian b) Administrasi dalam pembukuan kurang diperhatikan sehingga uang yang ada tidak terlacak. c) Pedagang kecil tidak mampu mengadakan promosi dengan baik sehingga keberadaannya tidak diketahui oleh konsumen.
2.
3.
Pengambil Risiko Pengambil Keputusan Dengan Cepat Tidak Suka Rutinitas To The Point Orang yang Berfokus Pada Pencapian Hasil Akhir Gigih Sulit Ditebak
Banyak Tantangan Kritikan To The Point Diberitahu Apa yang Dikehendaki Dihargai Mempelajari Hal Baru Perasaan Kompeten
Tipe SANGUINIS
Banyak Ide Diplomatis, Demokrasi Antusiasme Tinggi Suka Bergaul Dinamis Senang Membantu Banyak Ngomong
SANGUINE tumbuh dan berkembang dalam: Situasi yang Demokratis Berbagai Variasi Hidup Kesenangan Pengakuan Publik Banyak Teman
Bekerja Secara Mantap Sabar, Konsisten, Protektor, dan Hati-hati Karyawan yang Loyal Mengikuti Instruksi Berorientasi Pada Tugas Pendiam, Konvensional, dan Kooperatif
PHLEGMATIS menyenangi:
Lingkungan yang Stabil Perlu Penjelasan Bagaimana Melakukan Sesuatu Perlu Pemberitahuan Sebelum Perubahan Terjadi Perlu Waktu Untuk Menganalisis Memerlukan Rasa Aman
Memiliki Keterampilan Khusus Orang yang Suka Memperhatikan Detail Memiliki Standar yang Tinggi Dalam Hidup Mengambil Keputusan Secara Hati-hati dan Seksama Bekerja Secara Akurat Suportif dan Sensitif
PERILAKU KONSUMEN (SCHIFFMAN DAN KANUK: 2000) ADALAH PROSES YANG DILALUI SESEORANG DALAM MENCARI, MEMBELI, MENGGUNAKAN, MENGEVALUASI DAN BERTINDAK PASCA KONSUMSI PRODUK, JASA, MAUPUN IDE YANG DIHARAPKAN BISA MEMENUHI KEBUTUHANNYA.
Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis
3. Analisis konsumen memainkan peran penting dalam pengembangan kebijakan publik 4. Pengetahuan mengenai perilaku konsumen bisa meningkatkan kemampuan pribadi seseorang untuk menjadi konsumen yang lebih efektif 5. Analisis konsumen memberikan pemahaman tentang perilaku manusia
Titik tolak pandangan ini adalah fakta-fakta biologis yang dianggap penting dalam menentukan siapa itu seorang individu dan apa yang dia lakukan. Segala sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan yang kemudian akan ditunjukkan dalam bentuk perilaku tertentu, dikendalikan oleh kegiatan elektrik dan kimiawi yang ada didalam otak dan bagian lain dalam tubuh manusia. Jadi, tubuhlah yang mengendalikan pikiran dan perasaan manusia.
PANDANGAN INTRAPSIKIS
Pandangan ini lebih berminat terhadap proses mental daripada proses biologis sehingga bisa
dikatakan bahwa pikiranlah yang mendominasi apa yang dilakukan tubuh manusia.
PANDANGAN SOCIO-BEHAVIORAL
Inti dari pandangan ini adalah bahwa tindakan atau emosi seseorang dipahami melalui pengetahuan tentang apa yang telah dipelajari dari lingkungan sosialnya.
PEMBELAJARAN KONSUMEN
Pembelajaran merupakan aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu manusia masih berada dalam kandungan. Lefton (1982) mendefinisikan pembelajaran sebagai
perubahan perilaku yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman.
Classical Conditioning
Mazhab ini mengacu pada pembelajran dimana stimulus yang mengakibatkan renspon tertentu dipasangkan dengan stimulus lain yang pada mulanya tidak memberikan renspon bila berdiri sendiri lama kelamaan stimulus yang kedua akan memberikan renspon yang sama dengan stimulus yang pertama. Contoh : percobaan ivan pavlov ~ anjing dan lonceng
Instrumental Conditioning
Mazhab ini mengutamakan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsi produk. Stimulus yang menghasilkan renspon paling memuaskanlah yang akan disimpan. Contoh : Ketika konsumen telah menggunakan suatu jasa (salon) dan mendapatkan suatu kepuasan ~ maka ia akan cenderung akan menjadi loyal (pelanggan) terhadap produk jasa tersebut.
COGNITIVE DISSONANCE
Cognitive dissonance bisa terjadi bila informasi atau stimulus yang diterima konsumen berbeda dengan apa yang sudah disimpan dalam memorinya sehingga tidak terjadi asosiatif yang positif.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Pertanyaan
Rida Istiqomah K7411129 Seberapa penting suasana toko dalam bisnis ritel dan dan apakah pencitraan harus sesuai dengan segmentasi pasar? Rosiana Rahmawati K7411141 pertimbangan kogitif dan evaluatif dalam pengambilan keputusan konsumen? Rizka Putri N K7411135 faktor apakah yang akan diambil jika menjadi seorang yang berbisnis ritel tapi tidak mengeyampingkan profit?