Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH Individualisme vs konservatisme

Disusun oleh:

BOBY SETIAWAN SAPUTRA 12.1301.00

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA 2013

Definisi Individualisme
Pengertian umum yang ditangkap dari kata individualisme adalah bahwa orang yang termasuk golongan ini mempunyai sifat yang egois, tidak suka saling menolong atau gotong royong dan tidak bersifat kekeluargaan. Kata individualisme ini seiring dengan pengertian umum tentang kapitalisme. Dikatakan kapitalisme jika seseorang hanya mengutamakan keuntungan semata dalam hubungannya dengan mahluk sesama atau mahluk lain. Karena sifat yang selalu mencari untung ini, mereka cenderung menjadi oportunis dan melupakan sisi kemanusiaan. Individualisme suatu paham yang menyatakan bahwa dalam kehidupan seorang individu kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan corak masyarakat yang dinginkan. Masyarakat harus melayani kepentingan individu. Individu mempunyai hak yang mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum. Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme berpendapat bahwa hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom yang membentuk molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah. Bukan kesatuan yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam masyarakat. Rizal Mallarangeng (1996) dalam Kompas mengatakan bahwa individualisme adalah salah satu paham yang paling sering dibahas sebagai karikatur dalam banyak perdebatan di kalangan intelektual kita. Setiap kali berbicara tentang paham ini, biasanya kita langsung berpikir tentang egoisme, keserakahan, kompetisi yang amburadul dan semacamnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, didapat tiga pengertian tentang Individualisme. Pertama, paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebutuhannya tidak boleh disamaratakan). Kedua, paham yangg menghendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang lebih mementingkan hak perseorangan di

samping kepentingan masyarakat atau negara. Ketiga, paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain. Nursidik (2009) mengemukakan bahwa sesuai dengan asal katanya, in = tidak dan devided = terbagi, dan dalam bahasa latin kata individium = tidak terbagi, individu adalah suatu kesatuan yang paling kecil dan tidak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Individualisme memegang nilai bahwa seorang individu adalah unit pusat dalam sebuah realitas dan sekaligus sebagai nilai standar tertinggi. Pandangan ini melihat bahwa masyarakat adalah koleksi (kumpulan) dari individu-individu, tidak lebih dan tidak kurang. Individualisme juga berpandangan bahwa individu adalah unit prestasinya sendiri. Kolektivisme, disisi lain, berpendapat bahwa prestasi ini adalah produk masyarakat. Dalam pandangan ini, seorang individu adalah juru bicara sementara untuk inti pokoknya, yaitu untuk proses kemajuan bersama (kolektif). Individualisme meyakini bahwa setiap orang merupakan akhir dalam dirinya sendiri, dan tidak perlu ada orang yang dikorbankan untuk kepentingan orang lainnya. Hal ini bertentangan dengan paham Kolektivisme (Collectivism) yang berpendapat bahwa kebutuhan & tujuan dari seorang individu adalah menjadi bawahan untuk mereka dalam jumlah yang lebih besar (kelompok). Individu yang menjadi bawahan itu harus dikorbankan ketika kelompok (kolektif) itu membutuhkannya.

2.1.1 Pengertian Individualisme Menurut Para Ahli Individualisme adalah moral yang sikap, filsafat politik , ideologi, atau pandangan sosial yang menekankan "nilai moral dari individu ". individualis mempromosikan pelaksanaan tujuan seseorang dan keinginan dan sehingga nilai independensi dan kemandirian sedangkan lawan gangguan paling eksternal pada kepentingan sendiri, apakah dengan masyarakat , keluarga atau kelompok lain atau lembaga .

Individualisme membuat fokus individu yang dan begitu dimulai "dengan premis mendasar bahwa individu manusia adalah kepentingan utama dalam perjuangan untuk pembebasan." liberalisme klasik (termasuk libertarianisme ), eksistensialisme dan anarkisme (terutama individualis anarkisme) adalah contoh gerakan yang mengambil individu manusia sebagai unit pusat analisis. Ini juga telah digunakan sebagai istilah yang menunjukkan "Kualitas menjadi seorang individu; individualitas" yang terkait dengan memiliki "Sebuah karakteristik individu, sebuah permainan kata-kata." Individualisme dengan demikian juga berkaitan dengan seni dan bohemian kepentingan dan gaya hidup di mana ada kecenderungan terhadap penciptaan diri dan eksperimentasi sebagai lawan pendapat massa tradisi atau populer dan perilaku sebagai begitu juga dengan humanis posisi filosofis dan etika.

2.1.2 Paham yang Berkaitan dengan Individualisme A. Egoisme Egoisme (Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau "Saya", dan -isme, yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan demikian, istilah ini etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme) merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Lawan dari egoisme adalah altruisme. Hal ini berkaitan erat dengan narsisme, atau "mencintai diri sendiri," dan kecenderungan mungkin untuk berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong dan panjang lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat yang menggambarkan karakter seseorang yang bertindak untuk memperoleh nilai dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ia memberikan kepada orang lain. Egoisme

sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan untuk menipu. Egoisme berbeda dari altruisme, atau bertindak untuk mendapatkan nilai kurang dari yang diberikan, dan egoisme, keyakinan bahwa nilai-nilai lebih didapatkan dari yang boleh diberikan. Berbagai bentuk "egoisme empiris" bisa sama dengan egoisme, selama nilai manfaat individu diri sendirinya masih dianggap sempurna B. Altruisme Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas etika. Beberapa aliran filsafat, seperti Objektivisme berpendapat bahwa altruisme adalah suatu keburukan. Altruisme adalah lawan dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri. Lawan dari altruisme adalah egoisme. Altruisme dapat dibedakan dengan perasaan loyalitas dan kewajiban. Altruisme memusatkan perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk melakukan kebaikan tanpa memperhatikan ganjaran, sementara kewajiban memusatkan perhatian pada tuntutan moral dari individu tertentu (seperti Tuhan, raja), organisasi khusus (seperti pemerintah), atau konsep abstrak (seperti patriotisme, dsb). Beberapa orang dapat merasakan altruisme sekaligus kewajiban, sementara yang lainnya tidak. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran atau keuntungan. Konsep ini telah ada sejak lama dalam sejarah pemikiran filsafat dan etika, dan akhirakhir ini menjadi topik dalam psikologi (terutama psikologi evolusioner), sosiologi, biologi, dan etologi. Gagasan altruisme dari satu bidang dapat memberikan dampak bagi bidang lain, tapi metoda dan pusat perhatian dari bidang-bidang ini menghasilkan perspektif-perspektif berbeda terhadap altruisme. Berbagai penelitian terhadap altruisme tercetus terutama saat pembunuhan Kitty Genovese tahun 1964, yang ditikam selama setengah jam, dengan beberapa saksi pasif yang menahan diri tidak menolongnya.

Istilah "altruisme" juga dapat merujuk pada suatu doktrin etis yang mengklaim bahwa individu-individu secara moral berkewajiban untuk dimanfaatkan bagi orang lain. C. Holisme Holisme (dari Holos, sebuah kata Yunani yang berarti semua, utuh, seluruh, total) adalah gagasan bahwa semua sifat-sifat dari sistem tertentu (fisik, biologi, bahasa kimia, sosial, ekonomi, mental, dll) tidak dapat ditentukan atau dijelaskan oleh bagian-bagian komponennya saja. Sebaliknya, sistem sebagai keseluruhan menentukan dalam suatu cara yang penting bagaimana bagian-bagian berperilaku. Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Smuts Januari Reduksionisme kadang-kadang terlihat sebagai lawan dari holisme. Reduksionisme dalam ilmu mengatakan bahwa sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan pengurangan bagianbagian fundamental. Sebagai contoh, proses biologi yang direduksi menjadi kimia dan hukum-hukum kimia dijelaskan oleh fisika. Ilmuwan sosial dan dokter Nicholas A. Christakis menjelaskan bahwa "untuk beberapa abad terakhir, proyek Cartesian dalam ilmu telah memecah materi ke dalam bit yang lebih kecil, dalam mengejar pemahaman. Dan ini bekerja, sampai batas tertentu ... tapi menempatkan sesuatu kembali bersama dalam rangka untuk memahami mereka lebih sulit, dan biasanya datang kemudian dalam pengembangan ilmuwan atau dalam pengembangan ilmu pengetahuan D. Narsisme Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. Kelainan kepribadian atau bisa disebut juga penyimpangan kepribadian merupakan istilah umum untuk jenis penyakit mental seseorang, dimana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa dan berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya untuk dapat berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis biasanya memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, namun apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain. E. Liberalisme Liberalisme (dari bahasa Latin liberalis, "kebebasan; layak manusia bebas, sopan, sopan, murah hati") adalah kepercayaan pada pentingnya kebebasan individu. Kepercayaan ini diterima secara luas di Amerika Serikat, Eropa, Australia dan lainnya Barat negara, dan diakui sebagai nilai penting oleh filsuf Barat yang sepanjang sejarah, khususnya sejak Pencerahan . Hal ini sering ditolak oleh kolektivis, Islam, atau Konghucu masyarakat di Asia atau Timur Tengah. Kaisar Romawi Marcus Aurelius menulis memuji "ide sebuah pemerintahan diberikan berkaitan dengan persamaan hak dan kebebasan yang sama berbicara, dan ide pemerintahan raja yang banyak hal dari semua kebebasan yang diperintah". Liberalisme modern yang berakar pada Abad Pencerahan dan menolak banyak dasar asumsi yang mendominasi teori yang paling awal pemerintah, seperti Hak Suci Raja-raja , status keturunan, dan agama yang mapan . John Locke sering dikreditkan dengan dasar

filosofis liberalisme klasik . Dia menulis "tidak ada yang harus mencederai, kesehatan hidupnya, kebebasan, atau harta." Pada abad ke-17, ide-ide liberal mulai mempengaruhi pemerintah di Eropa, di negaranegara seperti Belanda, Swiss, Inggris dan Polandia, tapi mereka sangat ditentang, seringkali dengan bersenjata mungkin, oleh mereka yang menyukai monarki absolut dan agama mapan. Pada abad ke-18, di Amerika, negara liberal modern pertama didirikan, tanpa raja atau aristokrasi turun-temurun. Deklarasi Kemerdekaan Amerika termasuk kata-kata (yang gema Locke) "semua orang diciptakan setara, bahwa mereka diberkati oleh Pencipta mereka dengan hak-hak asasi tertentu; bahwa di antara ini adalah kehidupan, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan , bahwa untuk menjamin hak-hak ini, pemerintah adalah lembaga di antara manusia, menurunkan kekuatan hanya mereka dari persetujuan dari yang diperintah ". Liberalisme muncul dalam berbagai bentuk. Menurut John N. Gray , esensi dari liberalisme adalah toleransi terhadap keyakinan yang berbeda dan ide-ide yang berbeda untuk apa yang merupakan kehidupan yang baik. F. Anarkisme Anarkisme adalah sebuah filsafat politik yang menganggap negara tidak diinginkan, tidak perlu dan berbahaya, dan bukan mempromosikan sebuah masyarakat tanpa negara, atau anarki . Ini berusaha untuk mengurangi atau bahkan menghapuskan otoritas dalam melakukan hubungan manusia. Untuk berpengaruh anarkis italia Errico Malatesta "Semua anarkis, apa pun kecenderungan mereka milik, adalah individualis dalam beberapa cara atau lainnya Tapi sebaliknya adalah tidak benar, tidak dengan cara apapun yang individualis demikian dibagi menjadi dua kategori yang berbeda: satu yang mengklaim hak untuk pengembangan penuh untuk semua individualitas manusia, mereka sendiri dan orang lain, yang lain yang hanya berpikir tentang individualitas sendiri dan sama sekali tidak raguragu mengorbankan individualitas orang lain yang Tsar seluruh Rusia termasuk kategori kedua individualis. Kami milik. ke mantan. "

Anarkisme individualis mengacu pada beberapa tradisi pemikiran dalam anarkis gerakan yang menekankan individu dan / nya akan lebih dari apapun jenis determinan eksternal seperti kelompok, masyarakat, tradisi, dan sistem ideologi. Individualist anarkisme bukanlah filsafat tunggal tetapi mengacu pada sekelompok filsafat individualistis yang terkadang berada dalam konflik. Penting anarkis individualis termasuk William Godwin , Max Stirner , Pierre Joseph Proudhon , Henry David Thoreau , Josiah Warren , Benjamin Tucker , Emile Armand dan Han Ryner . Ini diperluas melalui Eropa dan Amerika Serikat . Benjamin R. Tucker , seorang anarkis individualis yang terkenal abad ke-19, berpendapat bahwa "jika individu memiliki hak untuk memerintah dirinya sendiri, semua pemerintah eksternal adalah tirani."

2.2 Individualisme dalam Perkotaan Perkotaan adalah lingkungan yang memiliki alur hidup serba cepat dan dihuni oleh masyarakat yang heterogen. Definisi lain tentang kota adalah suatu permukiman, permanen yang relatif besar, padat, dengan struktur ruang tertentu dimana aktivitas manusia dan karakteristik sosial dan budaya bersifat heterogen. Masyarakat perkotaan yang heterogen, berasal dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda, membuat sedikit sulit untuk membina komunikasi yang bersahabat. Ditambah dengan alur hidup masyarakat yang serba cepat sehingga menyulitkan sosialisasi secara berkelanjutan. Masyarakat kota mengutamakan aspek prestise dalam memandang kebutuhan hidup. Terjadinya dinamika peruahan sosial yang cukup tinggi membuat masyarakat perkotaan cenderung menganut norma bersosialisasi yang minim dan proses interaksi hanya didasarkan karena adanya suatu kepentingan. Selain itu, budaya mempengaruhi sikap sosialisasi seseorang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dari norma berkomunikasi dan bersosialisasi masyarakat perkotaan yang minim akan menimbulkan sikap individualisme. Sikap Individualisme memang telah mewabah dalam kehidupan perkotaan. Dimana kesenjangan sosial sangat jelas terlihat dan terdapat dikotomi-dikotomi yang semakin membuat jarak dalam masyarakat perkotaan. Dampak yang sangat terasa dari sikap individualisme adalah tergerusnya nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat. Masyarakat perkotaan jauh dari sikap tolong-

menolong dan tenggang rasa, yang terlihat adalah masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya karena hanya mementingkan diri sendiri.

2.2.1 Perbedaan Masyarakat Pedesaan dengan Masyarakat Perkotaan Dalam lingkungan bermasyarakat terdapat beberapa hal yang berbeda diantara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Dari segi positifnya masyarakat di pedesaan lebih bersosialisasi dengan lingkungan yang sederhana. Karena masyarakat di desa lebih erat hubungan tali persaudaraannya dan lebih saling tolong menolong dilingkungannya. Hal lain yang membedakan masyarakat pedesaan dengan perkotaan adalah pola interaksi masyarakat pedesaan lebih kepada kerukunan dan kebersamaan. Biasanya masyarakat pedesaan mempunyai rasa kebersamaannya yang kuat karena semangat kekeluargaannya masih sangat tinggi. Di daerah pedesaan masih ada budaya-budaya yang dimana perbedaan itu terlihat indah, seperti budaya gotong-royong yang berasaskan kekeluargaan, wujud kekeluargaan itu terlihat dari desa-desa yang saling menutupi kekurangan bahan-bahan makanan untuk dikonsumsi rakyat desanya. Contohnya, jika melakukan kerja bakti untuk membersihkan desanya, warga desa selalu bergotong-royong, dan juga ketika ada suatu permasalahan mereka bermusyawarah di balai desa untuk mencapai sebuah kata mufakat, yaitu sebuah mufakat yang berazaskan kekeluargaan yang harmonis, disinilah adanya keharmonisan bahwa ikatan sesama manusia adalah ikatan tali silaturahmi yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lainnya dimana keseimbangan dan keadilan itu adalah wujud laku dari pola hidup dari masyarakat sosial di desa. Sehingga keadilan sosial masyarakat bisa tercipta. Berbeda dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaaan lebih condong kepada keegoisan dan individualisme. Jiwa kebersamaan masyarakat perkotaan sangat minim. Selain itu, kurang dapat bersosialisasi karena masing-masing individu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sudah tidak aneh jika melihat masyarakat kota tidak saling bertegur sapa apabila bertemu dengan tetangganya. Hal ini dikarenakan antar tetangga tidak terjalin komunikasi sehingga tidak saling mengenal. Bahkan sampai tidak mengenal tetangga yang hanya berjarak satu rumah. Sehingga, nilai-nilai kebersamaan seperti saling menolong antar warga dan tenggang rasa mulai memudar. Kegiatan gotong royong dan kerja bakti akan sangat sulit ditemui di kehidupan masyarakat kota.

Pola interaksi yang di miliki oleh masyarakat perkotaan lebih kepada individual dan condong kepada ekonomi, politik dan pendidikan. Biasanya masyarakat perkotaan mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Karena masyarakat perkotaan biasanya bekerja di perkantoran yang cukup untuk kebutuhan sehari-seharinya. Gaya hidup masyarakat perkotaan lebih kepada kemewahan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. 2.2.3 Nilai Positif Sifat Individualisme Tidak selamanya individualisme itu bersifat negatif, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam individualisme, yaitu A. Elemen utama dari Individualisme adalah tanggung jawab pribadi. Menjadi orang yang bertanggung jawab berarti menjadi Pro-Aktif. Disini setiap individu membuat keputusan dengan kesadaran dan kehati-hatian pribadi. Hal ini berbeda dengan paham kolektivisme yang mengatakan bahwa kerusakan masyarakat (contoh:menjadi pecandu rokok ataupun narkoba) adalah Problem Sosial yang harus dihadapi masyarakat. Dan yang perlu ditekankan, Individualisme tidak menolak efek positif dari bermasyarakat. Disini setiap orang menjadi pusat kesadaran pribadi sehingga pada akhirnya justru menguntungkan (berakibat positif) pada individual-individual lainnya. B. Setiap individu memiliki kebebasan karena dia adalah pusat dirinya sendiri. Tetapi karena alasannya ini juga, individualisme bukan berarti kebesasan melakukan sesuatu tanpa tanggung jawab. Kebebasan seorang individu akan dibatasi oleh kebebasan individu yang lainnya. C. Individualisme mengajarkan agar kita mencintai diri kita sendiri. Terkadang banyak orang melupakan bahwa diri mereka adalah sebuah individu yang utuh dan pantas dihargai juga. Dan kalau kita menengok zaman kita sekarang, maka kita akan menemukan hal yang sama, terkait individualisme, dalam dunia bisnis kreatif. Sebuah industri yang mengharuskan setiap individu untuk menjadi pengikut individualism, menjadi individu mandiri dalam berpikir. Dengan ini, para individu bisa menciptakan ide-ide kreatif, unik, dan baru. Dengan ide-ide ini, industri kreatif tumbuh, berkembang, dan maju yang pada akhirnya menjadikan individu mandiri secara ekonomi.

2.3 Cara Menghindari Sikap Individualisme A. Ingatlah bahwa hidup itu selalu berubah dan bisa berakhir kapanpun. B. Jangan sinis terhadap orang-orang disekitar kita. C. Jangan menilai diri sendiri terlalu serius. D. Perhatikan, bahwa arti sebenarnya dalam kehidupan adalah memberikan pelayanan. E. Selalu positive thinking pada orang lain, jangan biarkan pikiran negatif masuk kepikiranmu. F. Jangan suka membanding-bandingkan diri kamu dengan orang lain. G. Kembangkan empati kamu terhadap orang lain. H. Kembangkan sikap melayani dan mendahulukan kepentingan orang lain.

Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, conservre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.[1] Roger Scruton menyebutnya sebagai pelestarian ekologi sosial dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.[2] Perkembangan pemikiran

Konservatisme belum pernah, dan tidak pernah bermaksud menerbitkan risalat-risalat sistematis seperti Leviathan karya Thomas Hobbes atau Dua Risalat tentang Pemerintahan karya Locke. Akibatnya, apa artinya menjadi seorang konservatif di masa sekarang seringkali menjadi pokok perdebatan dan topik yang dikaburkan oleh asosiasi dengan bermacam-macam ideologi atau partai politik (dan yang seringkali berlawanan). R.J. White pernah mengatakannya demikian: "Menempatkan konservatisme di dalam botol dengan sebuah label adalah seperti berusaha mengubah atmosfer menjadi cair Kesulitannya muncul dari sifat konservatisme sendiri. Karena konservatisme lebih merupakan suatu kebiasaan pikiran, cara merasa, cara hidup, daripada sebuah doktrin politik."[3] Meskipun konservatisme adalah suatu pemikiran politik, sejak awal, ia mengandung banyak alur yang kemudian dapat diberi label konservatif, baru pada Masa Penalaran, dan khususnya reaksi terhadap peristiwa-peristiwa di sekitar Revolusi Perancis pada 1789, konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi, khususnya dalam karya-karya teolog Anglikan yang berpengaruh, Richard Hooker yang menekankan pengurangan dalam politik demi menciptakan keseimbangan kepentingankepentingan menuju keharmonisan sosial dan kebaikan bersama. Namun baru ketika polemic Edmund Burke muncul - Reflections on the Revolution in France - konservatisme memperoleh penyaluran pandangan-pandangannya yang paling berpengaruh.

Edmund Burke (1729-1797)

Negarawan Inggris-Irlandia Edmund Burke, yang dengan gigih mengajukan argumen menentang Revolusi Perancis, juga bersimpati dengan sebagian dari tujuan-tujuan Revolusi Amerika. Tradisi konservatif klasik ini seringkali menekankan bahwa konservatisme tidak mempunyai ideologi, dalam pengertian program utopis, dengan suatu bentuk rancangan umum. Burke mengembangkan gagasan-gagasan ini sebagai reaksi terhadap gagasan 'tercerahkan' tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak. Meskipun ia tidak menggunakan istilah ini, ia mengantisipasi kritik terhadap modernisme, sebuah istilah yang pertama-tama digunakan pada akhir abad ke-19 oleh tokoh konservatif keagamaan Belanda Abraham Kuyper. Burke merasa terganggu oleh Pencerahan, dan sebaliknya menganjurkan nilai tradisi. Sebagian orang, kata Burke, tidak cukup mempunyai nalar dibandingkan orang lain, dan karena itu sebagian dari mereka akan menciptakan pemerintahan yang lebih buruk daripada yang lainnya bila mereka benar-benar mengandalkan nalar. Bagi Burke, rumusan yang semestinya tentang pemerintahan tidak diperoleh dari abstraksi seperti "Nalar," melainkan dari perkembangan negara sesuai dengan apa yang dihargai zaman dan lembaga-lembaga penting masyarakat lainnya seperti keluarga dan Gereja.

Meskipun secara nominal Konservatif, Disraeli bersimpati dengan beberapa tuntutan dari kaum Chartis dan membela aliansi antara kaum bangsawan yang bertanah dengan kelas pekerjaan dalam menghadapi kekuatan kelas menengah yang meningkat. Ia membantu pembentukan kelompok Inggris Muda pada 1842 untuk mempromosikan pandangan bahwa yang kaya harus menggunakan kekuasaan mereka untuk melindungi yang miskin dari eksploitasi oleh kelas menengah. Perubahan Partai Konservatif menjadi suatu organisasi massa modern dipercepat oleh konsep tentang "Demokrasi Tory " yang dihubungkan dengan Lord Randolph Churchill. Sebuah koalisi Liberal-Konservatif pada masa Perang Dunia I berbarengan dengan bangkitnya Partai Buruh, mempercepat runtuhnya kaum Liberal pada 1920-an. Setelah Perang Dunia II, Partai Konservatif membuat konsesi-konsesi bagi kebijakan-kebijakan sosialis kaum Kiri. Kompromi ini adalah suatu langkah pragmatis untuk memperoleh kembali kekuasaan, tetapi juga sebagai akibat dari sukses-sukses awal dari perencanaan sentral dan kepemilikan negara yang

menciptakan suatu consensus lintas-partai. Hal ini dikenal sebagai 'Butskellisme', setelah kebijakan-kebijakan Keynesian yang hampir identik dari Rab Butler atas nama kaum Konservatif, dan Hugh Gaitskell untuk Partai Buruh. Namun demikian, pada 1980-an, di bawah pimpinan Margaret Thatcher, dan pengaruh Sir Keith Joseph, Partai ini kembali ke gagasan-gagasan ekonomi liberal klasik, dan swastanisasi dari banyak perusahaan negara pun diberlakukan. Untuk pembahasan lebih terinci, lihat Sejarah Partai Konservatif. Warisan Thatcher bersifat campuran. Sebagian komentator menyatakan bahwa ia

menghancurkan konsensus tradisional dan filosofi Partai, dan, dengan melakukan hal itu, menicptakan suatu situasi di mana public tidak benar-benar tahu nilai-nilai apa yang dipegang oleh Partai. Kini Partai Konservatif sibuk mencoba mencari jati dirinya kembali. Eropa Di bagian-bagian lain dari Eropa, konservatisme arus utama seringkali diwakili oleh partai-partai Kristen Demokrat. Mereka membentuk faksi besar Partai Rakyat Eropa di Parlemen Eropa. Asalusul partai-partai ini umumnya adalah partai-partai Katolik dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan ajaran sosial Katolik seringkali menjadi inspirasi awal mereka. Setelah bertahuntahun, konservatisme pelan-pelan menjadi inspirasi ideologis utama mereka, dan mereka umumnya menjadi kurang Katolik. CDU, partai saudaranya di Bavaria Uni Sosial Kristen (CSU), dan Imbauan Kristen Demokrat (CDA) di Belanda adalah partai-partai Protestan-Katolik. Di negara-negara Nordik, konservatisme diwakili dalam partai-partai konservatif liberal seperti Partai Moderat di Swedia dan Partai Rakyat Konservatif di Denmark. Secara domestik, partaipartai ini umumnya mendukung kebijakan-kebijakan yang berorientasi pasar, dan biasanya memperoleh dukungan dari komunitas bisnis serta kaum profesional kerah putih. Secara internasional, mereka umumnya mendukung Uni Eropa dan pertahanan yang kuat. Pandanganpandangan mereka tentang masalah-masalah sosial cenderung lebih liberal daripada, misalnya, Partai Republik Amerika Serikat. Konservatisme sosial di negara-negara Nordik seringkali ditemukan dalam partai-partai Kristen Demokrat mereka. Di beberapa negara Nordik, partaipartai populis sayap kanan telah memperoleh dukungan sejak 1970-an. Politik mereka telah

dipusatkan pada pemotongan pajak, pengurangan imigrasi, dan undang-undang yang lebih keras dan kebijakan-kebijakan ketertiban. Pada umumnya, orang dapat mengkclaim bahwa kaum konservatif Eropa cenderung untuk lebih moderat dalam berbagai isu sosial dan ekonomi, daripada konservatif Amerika. Mereka cenderung cukup bersahabat dengan tujuan-tujuan negara kesejahteraan, meskipun mereka juga prihatin dengan lingkungan bisnis yang sehat. Namun demikian, beberapa kelompok cenderung lebih mendukung agenda-agenda libertarian atau laissez-faire yang lebih konservaitf, khususnya di bawah pengaruh Thatcherisme. Kelompok-kelompok konservatif Eropa sering memandang diri mereka sebagai pengawal-pengawal prudence, moderasi, pengalaman-pengalaman histories yang sudah teruji, dibandingkan dengan radikalisme dan eksperimen-eksperimen sosial. Persetujuan dari budaya tinggi dan lembaga-lembaga politik yang mapan seperti monarki ditemukan dalam konservatisme Eropa. Kelompok-kelompok konservatif arus utama seringkali adalah pendukung-pendukung gigih Uni Eropa. Namun demikian, orang juga dapat menemukan pula unsur-unsur nasionalisme di banyak negara.

Konservatisme Bangsa Lama Thatcherisme Gaullisme

Tiongkok Di Tiongkok konservatisme didasarkan pada ajaran-ajaran Kong Hu Cu. Kong Hu Cu yang hidup pada masa kekacauan dan peperangan antara berbagai kerajaan, banyak menulis tentang pentingnya keluarga, kestabilan sosial, dan ketaatan terhadap kekuasaan yang adil. Gagasangagasannya terus menyebar di masyarakat Tiongkok. Konservatisme Tiongkok yang tradisional yang diwarnai oleh pemikiran Kong Hu Cu telah muncul kembali pada tahun-tahun belakangan ini, meskipun selama lebih dari setengah abad ditekan oleh pemerintahan Marxis-Leninis yang otoriter. Setelah kematian Mao pada 1976, tiga faksi berebutan untuk menggantikannya: kaum Maois garis keras, yang ingin melanjutkan mobilisasi revolusioner; kaum restorasionis, yang menginginkan Tiongkok kembali ke model komunisme Soviet; dan para pembaharu, yang

dipimpin oleh Deng Xiaoping, yang berharap untuk mengurangi peranan ideology dalam pemerintahan dan merombak ekonomi Tiongkok. Nilai-nilai Tiongkok yang tradisional telah muncul dengan cukup kuat, meskipun lama ditekan oleh rezim komunis yang revolusioner. Saat ini, Partai Komunis Tiongkok dikelola oleh para teknokrat, yang mengusahakan stabilitas dan kemajuan ekonomi, sementara menindas kebebasan berbicara dan agama. Partai dilihat oleh sebagian orang sebagai penerima Mandat Surgawi, sebuah gagasan Tiongkok tradisional. Partai Komunis menjinakkan dirinya sendiri dan tidak lagi secara konsisten menganjurkan teori Marxis yang revolusioner, dan sebaliknya berpegang pada fleksibilitas ideologist teologi yang konsisten dengan ucapan Deng Xiaoping, yakni mencari kebenaran di antara fakta. Cinta tanah air dan kebanggaan nasional telah muncul kembali seperti halnya pula tradisionalisme. Nasionalisme Tiongkok cenderung mengagung-agungkan negara Tiongkok yang sangat tersentralisasi dan kuat. Pemerintah berusaha untuk memenangkan dan mempertahankan kesetiaan warga negaranya serta orang-orang Tiongkok yang baru-baru ini pindah ke luar negeri. Sebuah buku laris baru-baru ini China Can Say No mengungkapkan sebuah sentiment yang mendukung sebuah cara Tiongkok yang unik yang, dengan terus terang, tidak perlu melibatkan norma-norma Amerika, seperti individualisme dan liberalisme Barat. Selain itu, nasionalisme Tiongkok masih mungkin akan berkembang, karena generasi para pemimpin Tiongkok akan bertumbuh dalam lingkungan yang dipenuh dengan semangat nasionalisme. Sejak 1990-an, telah muncul gerakan neo-konservatif di Tiongkok (tidak ada kaitannya dengan gerakan neo-konservatif di AS). Biasanya ideologi ini, hanya diterapkan sebagai dasar golongan tertentu, tidak sebagai dasar negara. Politik konservatif dinilai cenderung "kolot" oleh para liberalis, karena konservatif selalu menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional tanpa satupun dilewatkan, akibatnya banyak ketidakseragamnya dengan hukum di zaman sekarang, bagi kaum konservatif, konservatisme merupakan bentuk skeptis dari kritik atas pemerintahan1.

http://www.kaskus.us/showpost.php?p=285107646&postcount=69

Ciri-ciri ajaran ideologi konservatisme2: 1. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja 2. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat. 3. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan negara semuanya dianggap suci. 4. Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisme

Tokoh konservatisme : Edmund Burke (1790) di Inggris dan Rod Preece (di Amerika Utara) Dalam konsep konservatisme tdk ada sistem politik universal yg dapat diterapkan utk sejalan dg segala bangsa. Konservatisme lahir sbg reaksi dr liberalisme yg menggunakan struktur feodal. Menurutnya, liberalisme terlalu individualistik3. Gejala-gejala konservatisme4 : a. Masyarakat terbaik adalah masyarakat yg tertata. b. Agar tertata, maka diperlukan pemerintah & memiliki kekuasaan yang mengikat tapi bertanggung jawab c. Penguasa hrs bertanggung jawab membantu yang lemah Sejarah Konservatisme5 : Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang koheren, merupakan respon dari revolusi perancis, revolusi yang melawan tradisi, ancien rejime, kekuasaan yang telah lama mapan. konservatisme berkembang di berbagai negara yaitu negara yang mengalami revolusi dan yang terancam oleh revolusi terutama di negeri seperti jerman, perancis dan inggris. Dalam, konservatisme terdapat istilah sayap kanan atau kelompok kanan adalah istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang berhubungan dengan konservatisme, liberalisme, kelompok kanan agama, atau sekedar lawan dari politik sayap kiri.
2

http://eaznotalone.blogspot.com/2009/05/pendahuluan-ideologi-adalah-kumpulan.html blog.sunan-ampel.ac.id/alimuhdi/files/2010/10/Bab-2.doc Ibid http://echovajrien.blogspot.com/2011/06/konservatisme-dan-sayap-kanan.html

4 5

Pada abad ke- 20 selain dari di amerika serikat, dimana kapitalisme selalu di dukung oleh politikus dan intelektual, ciri menonjol yang membedakan kiri dan kanan adalah kebijakan ekonomi. pihak kanan menganjurkan kapitalisme, sementara kiri menganjurkan sosialisme (seringkali sosialisme demokrat) atau komunisme. dan ciri dominan dari sayap kanan adalah melestarikan nilai-nilai tradisional (sering berkaitan dengan agama). Datangnya konservatisme ini adalah suatu bentuk doktrin bagi masyarakat yang telah megnalami revolusi dan yang terancam akan terkena revolusi seperti jerman, inggris dan perancis. nilai-nilai sentral konservatisme seperti, tradisi, otoritas mapan, kebiasaan dan hirarki abadi sepanjang masa, telah lama di sucikan oleh agama dan di terima.

konservatisme reaksioner perancis

pada revolusi perancis masyarakatnya laebih carut marut, akibatnya politik perancis abad ke-19 dan 20 lebih terpolarisasikan, jauh lebih sangat dan tak kenal kompromi dibandingkan inggris

konservatisme romantik jerman

sebuah gerakan revolusi intelektual yang berlangsung di berbagai tempat di eropa, yang mempengaruhi karya pemikir dan terutama seniman dari semua aliran, yang memiliki pengaruh terhadap politik di inggris, dan smpai ke tingkat yang lebih kecil di perancis. pengaruh dari romantisme ini yaitu adalah cara berpiki yang liberal dan sosialis

konservatisme radikal

apapun bentuknya konservatisme ini adalah nostalgic yang berpandangan ke belakang kerinduan kuat akan masa lalu. itu hannya pada abad 19 awal, akan tetapi pada paro keduanya datanglah sebuah konservatisme baru dimana tradisionalisme kanan tertambahi dengan ide-ide baru Jika dilihat dari aspek pensejarahan6, aliran konservatisme didukung oleh para intelektual seperti Edmund Burke di eropah barat dan Kungfu Tze di asia. Mereka menekankan betapa
6

Ibid

masyarakat mempertahankan amalan yang diwarisi kerana pembaharuan pada anggapan mereka tidak semestinya membawa kepada kebaikan. Ini ditafsirkan oleh Burke melalui bukunya Reflections on the Revolution in France yang ditulis pada tahun 1790. Selain itu, Kungfu Tze juga menekankan agar masyarakat kembali megamalkan konsep-konsep yang diilhamkan nya melalui manifestasi zaman silam iaitu Xiao(Hormati orang tua), Yi(sopan santun) , Jen(kasih sayang) dan Li(adat resam) yang dikatakan boleh membawa kembali kegemilangan tamadun China.

Neokonservatisme

Neokonservatisme sering kali diidentifikasi sebagai paham politik yang menunjukkan kecenderungan untuk menerapkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang hawkish dan keras, yang menggambarkan tanggung jawab pemerintah federal Amerika Serikat untuk menyebar visi tentang kebebasan individual dan melindungi rakyatnya dari ancaman eksternal (Zachary Selden, 2004)7. Para neokonservatif ini amat mendukung ide-ide mengubah rezim (regime change) untuk membuat negara-negara yang dipandang otoriter menjadi demokratis. Gagasan regime change inilah yang terlihat digunakan sebagai justifikasi terhadap tindakannya di Irak8. Kelompok neokonservatif meyakini, ancaman terorisme kontemporer lahir karena minimnya demokrasi di dunia Islam (the lack of democracy in the muslim world) sehingga cara menghilangkan ancaman terorisme adalah dengan membuatnya lebih demokratis, walaupun untuk itu Amerika Serikat harus menggunakan kekuatan militer9. Irving Kristol yang dijuluki god father neokonservatisme sendiri menolak menyebut neokonservatisme sebagai sebuah gerakan, melainkan keyakinan10. Menurut Kristol, kelompok progresif yang berani menatap realitas tak bisa tidak kecuali harus memilih neokonservatisme ini. Para penganut neokonservatisme tersebut semuanya begitu yakin dengan keunggulan ideologi ini11.
7 8

http://alwaysthink.multiply.com/journal/item/15/Retorika_Baru_Neokonservatisme_ Ibid 9 Ibid 10 http://www.detiknews.com/read/2009/09/19/232010/1207113/10/godfather-neokonservatisme-meninggaldunia?991102605 11 Ibid

Bagi Kristol, neokonservatisme adalah campuran pemikiran kekuasaan klasik dan idealisme. AS adalah luarbiasa superior secara militer dibandingkan dengan negara-negara lain (Kristol, The Neoconservative Persuasion, esai, 2003). Oleh sebab itu AS wajib 'mempertahankan demokrasi' di mana pun di dunia12. Dalam pandangan Kristol, kekuasaan melahirkan tanggung jawab, dalam masalahmasalah internasional, dalam negeri maupun pribadi (Kristol, New York Times Magazine, 12/5/1968)13. Kristol juga mengakui bahwa dalam neokonservatisme, yang haus pasar bebas, oportunisme bukanlah hal haram. Demokrasi tidak menjamin kesamaan kondisi, dia hanya menjamin kesamaan peluang14. Namun gagasan-gagasan neokonservatisme yang dipraktikan dengan taat oleh George W. Bush ini berakhir dengan katastrofal di periode kedua kekuasaannya15.

12 13

Ibid Ibid 14 Ibid 15 Ibid

Anda mungkin juga menyukai