Anda di halaman 1dari 3

Nama KOROSI PELAPISAN NIM

: :

Todo Annes Hutagalung 5133122028 Kamis / 13 Maret 2014

Hari / Tanggal : FAKULTAS TEKNIK Nilai :

A. Pendahuluan Di lingkungan sehari-hari banyak terdapat proses kimiawi yang terjadi. Salah satu proses kimiawi yang terjadi adalah proses korosi. Beberapa macam jenis korosi sangat mudah untuk dikenal dan ada juga sangat susah untuk dikenali.

Gambar 1. Contoh korosi di lingkungan sekitar

Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin corrodere yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan. Jenis korosi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah : Korosi Permukaan Korosi Merata Korosi Sumuran Korosi Galvanik Korosi Tegangan Korosi Antar Butir Korosi Celah Korosi Selektif

Klasifikasi diatas dapat mempermudah membedakan macam-macam korosi yang terjadi. Salah satu jenis korosi yang akan dibahas dalam laporan ini adalah Korosi Antar Butir (Intergranular Corossion).

Korosi Antar Butir | 1

B. Pembahasan 1. Pengertian Korosi Antar Butir (Intergranular Corossion) Korosi Antar Butir (Intergranular Corossion) adalah serangan korosi pada daerah sepanjang batas butir. Seperti kita ketahui, logam merupakan susunan butiran-butiran kristal seperti butiran pasir yang menyusun batu pasir. Butiran-butiran tersebut saling terikat yang kemudian membentuk mikrostuktur. Adanya serangan korosi antar butir menyebabkan butiran menjadi lemah terutama di batas butir sehingga logam kehilangan kekuatan. Intergranular corrosion merupakan jenis korosi yang sangat merugikan, karena bentuk dari jenis korosi tidak dapat dilihat secara langsung. Jenis korosi ini hanya dapat dilihat melalui uji laboratorium.

Gambar 2. Contoh gambar korosi antar butir

2. Penyebab Terjadinya Korosi Antar Butir Sebagian besar paduan logam rentan terserang korosi antar butir ketika dihadapkan pada lingkungan agresif. Seperti contoh gambar di bawah ini merupakan material yang terserang korosi antar butir.

Gambar 3. Material yang terserang korosi antar butir

Korosi Antar Butir | 2

Pada paduan nikel dan austenitic stainless steel, kromium sengaja ditambahkan untuk memberikan sifat ketahanan korosi. Sekitar minimal 12% kromium dibutuhkan untuk membentuk lapisan pasif yang tidak nampak pada permukaan stainless steel. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi logam dari lingkungan korosif. Apabila stainless steel mengalami pemanasan pada 550-850 C (misalnya selama produksi, fabrikasi, perlakuan panas, dan pengelasan), maka kromium karbida akan tumbuh dan mengendap pada batas butir saat terjadi pendinginan. Sebagai konsekuensinya, wilayah yang berdekatan dengan batas butir akan kekurangan kromium.

Gambar 4. Pertumbuhan Karbida

Daerah yang kekurangan kromium itu menjadi lebih rentan terserang korosi dalam lingkungan agresif dibandingkan daerah yang jauh dari batas butir. Pengendapan atas beberapa karbida sering disebut sebagai sensititasi. Sensitisasi merupakan penyebab terjadinya serangan korosi antar butir. Sensitisasi terjadi saat pendinginan perlahan dari suhu 550-850 C.

3. Pencengahan Korosi Antar Butir Korosi Antar butir dapat dicegah dengan cara : Pemanasan di atas 1000 C kemudian dilakukan pendinginan secara cepat di dalam air. Akibatnya kromium karbida akan larut ke dalam butiran dan tidak sempat terjadi presipitasi. Metode ini dikenal dengan solution treatment. Menambahkan titanium, niobium, dan tantalum. Ketika unsur tersebut akan membentuk titanium karbida, niobium karbida dan tantalum karbida yang lebih stabil daripada kromium karbida. Baja yang mengandung unsur-unsur penstabil ini disebut stabilized steel. Menurunkan kadar karbon di bawah 0,02%.
Korosi Antar Butir | 3

Anda mungkin juga menyukai