Anda di halaman 1dari 12

MINGGU KE 2

TEORI PENGETAHUAN

Pengetahuan (knowledge atau ilmu )adalah bagian yang esensial- aksiden manusia, karena pengetahuan adalah buah dari "berpikir ". Berpikir ( atau natiqiyyah) adalah sebagai differentia ( atau fashl) yang memisahkan manusia dari sesama genusnya,yaitu hewan. Dan sebenarnya kehebatan manusia dan " barangkali " keunggulannya dari spesies-spesies lainnya karena pengetahuannya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang dimilikinya. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh manusia ketahui itu benar Bagaimana manusia berpengetahuan !pa yang ia lakukan dan dengan apa agar memiliki pengetahuan Kemudian apakah yang ia

Dan apa yang mejadi tolak ukur kebenaran

"ertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana sekali karena pertanyaanpertanyaan ini sudah terjawab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam realita. #amun ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka tidak menjadi sederhana lagi. $asalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). %leh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. "erselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam &ara memandang dunia ( world view), sehingga pada gilirannya mun&ul perbedaan ideologi. Dan itulah realita dari kehidupan manusia yang memiliki aneka ragam sudut pandang dan ideologi. !tas dasar itu, manusia -paling tidak yang menganggap penting masalahmasalah diatas- perlu membahas ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini, ilmu tidak lagi menjadi satu akti'itas otak, yaitu menerima, merekam, dan mengolah apa yang ada dalam benak, tetapi ia menjadi objek.

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

"ara pemikir menyebut ilmu tentang il ! ini dengan epi"te #l#$i (teori pengetahuan atau nadzariyyah al ma'rifah). )pistemologi menjadi sebuah kajian, sebenarnya, belum terlalu lama, yaitu sejak tiga abad yang lalu dan berkembang di dunia barat. *ementara di dunia +slam kajian tentang ini sebagai sebuah ilmu tersendiri belum populer. Belakangan beberapa pemikir dan ,ilusu, +slam menuliskan buku tentang epistemologi se&ara khusus seperti, $utahhari dengan bukunya "Syi%akht"& $uhammad Ba-ir *hadr dengan "'al"afat!%a"(nya, .awad !muli dengan "Nad)ariyyah al Ma*rifah"-nya dan .a/,ar *ubhani dengan "Nad)ariyyah al Ma*rifah"(nya. *ebelumnya, pembahasan tentang epistemologi di bahas di sela-sela buku-buku ,ilsa,at klasik dan manti-. $ereka -barat- sangat menaruh perhatian yang besar terhadap kajian ini, karena situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Dunia barat (ba&a0 )ropa) mengalami ledakan kebebasan berekspresi dalam segala hal yang sangat besar dan hebat yang merubah &ara berpikir mereka. $ereka telah bebas dari trauma intelektual. !dalah 1enaissan&e yang paling berjasa bagi mereka dalam menutup abad kegelapan )ropa yang panjang dan membuka lembaran sejarah mereka yang baru. *upremasi dan dominasi gereja atas ilmu pengetahuan telah han&ur. *ebagai akibat dari runtuhnya gereja yang memandang dunia dangan pandangan yang apriori atas nama 2uhan dan agama, mereka men&oba men&ari alternati, lain dalam memandang dunia (ba&a0 realita). $aka dari itu, bemun&ulan berbagai aliran pemikiran yang bergantian dan tidak sedikit yang kontradikti,. #amun se&ara garis besar aliran-aliran yang sempat mun&ul adalah ada dua, yakni aliran rasionalis dan empiris. Dan sebagian darinya telah lenyap. Dari kaum rasionalis mun&ul Des&artes, +manuel Kant, 3egel dan lain-lain. Dan dari kaum empiris adalah !uguste 4omte dengan +#"iti,i" e%ya, 5iliam .ames dengan +ra$ ati" e%ya, 6ran&is Ba&on dengan Se%"!ali" e%ya. Berbeda dengan barat, di dunia +slam tidak terjadi ledakan seperti itu, karena dalam +slam agama dan ilmu pengetahuan berjalan seiring dan berdampingan, meskipun terdapat beberapa ,riksi antara agama dan ilmu, tetapi itu sangat sedikit dan terjadi karena interpretasi dari teks agama yang terlalu dini. #amun se&ara keseluruhan agama dan ilmu saling mendukung. $alah tidak sedikit dari ulama +slam, juga sebagai ilmuwan seperti 0 +bnu *ina, al 6arabi, .abir bin al 3ayyan, al Khawari7mi, *yekh al 2husi dan yang lainnya. %leh karena itu, ledakan intelektual dalam +slam tidak terjadi. "erkembangan ilmu di dunia +slam relati, stabil dan tenang. "usat "engembangan Bahan !jar - ($B Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

'I-SA'AT 6ilsa,at berasal dari bahasa 8unani yang telah di-!rabkan. Kata ini barasal dari dua kata "phil#"" dan ""h#pia" yang berarti pe&inta pengetahuan. Konon yang pertama kali menggunakan kata "phil#"h#p" adalah *o&rates. (dan masih konon juga) Dia menggunakan kata ini karena dua alasan, Pertama, kerendah-hatian dia. $eskipun ia seorang yang pandai dan luas pengetahuannya, dia tidak mau menyebut dirinya sebagai orang yang pandai. 2etapi dia memilih untuk disebut pe&inta pengetahuan. Kedua, pada waktu itu, di 8unani terdapat beberapa orang yang menganggap diri mereka orang yang pandai (shopis). $ereka pandai bersilat lidah, sehingga apa yang mereka anggap benar adalah benar. .adi kebenaran tergantung apa yang mereka katakan. Kebenaran yang riil tidak ada. !khirnya manusia waktu itu terjangkit skeptis, artinya mereka ragu-ragu terhadap segala sesuatu, karena apa yang mereka anggap benar belum tentu benar dan kebenaran tergantung orang-orang shopis. Dalam keadaan seperti ini, *o&rates merasa perlu membangun keper&ayaan kepada manusia bahwa kebenaran itu ada dan tidak harus tergantung kepada kaum shopis. Dia berhasil dalam upayanya itu dan mengalahkan kaum shopis. $eski dia berhasil, ia tidak ingin dikatakan pandai, tetapi ia memilih kata philoshop sebagai sindiran kepada mereka yang sok pandai. Kemudian perjuangannya dilanjutkan oleh "lato, yang dikembangkan lebih jauh oleh !ristoteles. !ristoteles menyusun kaidah-kaidah berpikir dan berdalil yang kemudian dikenal dengan logika (mantiq) !ristotelian. "ada mulanya kata ,ilsa,at berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. $ereka membagi ,ilsa,at kepada dua bagian yakni, ,ilsa,at teoritis dan ,ilsa,at praktis. 6ilsa,at teoritis men&akup0 (9) ilmu pengetahuan alam, seperti0 ,isika, biologi, ilmu pertambangan dan astronomi: (;) ilmu eksakta dan matematika: (<) ilmu tentang ketuhanan dan metha,isika. 6ilsa,at praktis men&akup0 (9) norma-norma (akhlak): (;) urusa rumah tangga: (<) sosial dan politik. 6ilusu, adalah orang yang mengetahui semua &abang-&abang ilmu pengetahuan tadi.

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

M!%$ki%kah Ma%!"ia it! Me p!%yai +e%$etah!a% . $asalah epistemologis yang sejak dahulu dan juga sekarang menjadi bahan kajian adalah, apakah berpengetahuan itu mungkin diketahui !pakah dunia (ba&a0 realita) bisa *ekilas masalah ini konyol dan menggelikan. 2etapi terdapat beberapa

orang yang mengingkari pengetahuan atau meragukan pengetahuan. $isalnya, bapak kaum sophis, =eorgias, pernah dikutip darinya sebuah ungkapan berikut, "*egala sesuatu tidak ada. .ika adapun, maka tidak dapat diketahui, atau jika dapat diketahui, maka tidak bisa diin,ormasikan." $ereka mempunyai beberapa alasan yang &ukup kuat ketika berpendapat bahwa pengetahuan sesuatu yang tidak ada atau tidak dapat diper&aya. "yrrho salah seorang dari mereka menyebutkan bahwa manusia ketika ingin mengetahui sesuatu menggunakan dua alat yakni, indra dan akal. +ndra yang merupakan alat pengetahuan yang paling dasar mempunyai banyak kesalahan, baik indra penglihat, pendengar, peraba, pen&ium dan perasa. $ereka mengatakan satu indra saja mempunyai kesalahan ratusan. .ika demikian adanya, maka bagaimana pengetahuan lewat indra dapat diper&aya Demikian pula halnya dengan akal. $anusia seringkali salah dalam berpikir. Bukti yang paling jelas bahwa di antara para ,ilusu, sendiri terdapat perbedaan yang jelas tidak mungkin semua benar pasti ada yang salah. $aka akalpun tidak dapat diper&aya. %leh karena alat pengetahuan hanya dua saja dan keduanya mungkin bersalah, maka pengetahuan tidak dapat diper&aya. "yrrho ketika berdalil bahwa pengetahuan tidak mungkin karena kasalahan-kesalahan yang indra dan akal, sebenarnya, ia telah mengetahui (ba&a0 meyakini) bahwa pengetahuan tidak mungkin. Dan itu merupakan pengetahuan. +tu pertama. Kedua, ketika ia mengatakan bahwa indra dan akal seringkali bersalah, atau katakan, selalu bersalah, berarti ia mengetahui bahwa indra dan akal itu salah. Dan itu adalah pengetahuan juga. !lasan yang dikemukakan oleh "yrrho tidak sampai pada kesimpulan bahwa pengetahuan sesuatu yang tidak mungkin. !lasan itu hanya dapat membuktikan bahwa ada kesalahan dalam akal dan indra tetapi tidak semua pengetahuan lewat keduanya salah. %leh karen itu mesti ada &ara agar akal dan indra tidak bersalah.

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

$enurut +bnu *ina, ada &ara lain yang lebih e,ekti, untuk menghadapi mereka, yaitu pukullah mereka. Kalau dia merasakan kesakitan berarti mereka mengetahui adanya sakit (akhir dawa' kay).

" Cogito, ergosum "(%ya De"carte". 1ene Des&artes termasuk pemikir yang beraliran rasionalis. +a &ukup berjasa dalam membangkitkan kembali rasionalisme di barat. $uhammad Ba-ir *hadr memasukkannya ke dalam kaum rasionalis. +a termasuk pemikir yang pernah mengalami skeptisme akan pengetahuan dan realita, namun ia selamat dan bangkit menjadi seorang yang meyakini realita. Bangunan rasionalnya beranjak dari keraguan atas realita dan pengetahuan. +a men&ari dasar keyakinannya terhadap 2uhan, alam, jiwa dan kota "aris. Dia mendapatkan bahwa yang menjadi dasar atau alat keyakinan dan pengetahuannya adalah indra dan akal. 2ernyata keduanya masih perlu didiskusikan, artinya keduanya tidak memberika hal yang pasti dan meyakinkan. Lantas dia berpikir bahwa segala sesuatu bisa diragukan, tetapi ia tidak bisa meragukan akan pikirannya. Dengan kata lain ia meyakini dan mengetahui bahwa dirinya ragu-ragu dan berpikir. (ngkapannya yang populer dan sekaligus ,ondasi keyakinan dan pengetahuannya adalah " *aya berpikir (ba&a 0 ragu-ragu), maka saya ada ". !rgumentasinya akan realita menggunakan silogisme kategoris bentuk pertama, namun tanpa menyebutkan premis mayor. Saya berpikir& "etiap ya%$ berpikir ada& "aya ada. aka

Kera$!a% al Gha))ali. Dari dunia +slam adalah +mam al =ha77ali yang pernah skeptis terhadap realita, namun iapun selamat dan menjadi pemikir besar dalam ,ilsa,at dan tashawwu,. "erkataannya yang populer adalah " Keraguan adalah kendaraan yang mengantarkan seseorang ke keyakinan ".

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

S! ber Da%a Alat +e%$etah!a%. *etelah pengetahuan itu sesuatu yang mungkin dan realistis, masalah yang dibahas dalam lliteratur-literatur epistimologi +slam adalah masalah yang berkaitan dengan sumber dan alat pengetahuan. *esuai dengan hukum kausaliltas bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, maka pengetahuan adalah sesuatu yang si,atnya aksidental -baik menurut teori recolection-nya "lato, teori !ristoteles yang rasionalis-paripatetik, teori iluminasi-nya *uhrawardi, dan ,ilsa,at-materialisnya kaum empiris- dan pasti mempunyai sebab atau sumber. 2entu yang dianggap sebagai sumber pengetahuan itu beragam dan berbeda sebagaimana beragam dan berbedanya aliran pemikiran manusia. *elain pengetahuan itu mempunyai sumber, juga seseorang ketika hendak mengadakan kontak dengan sumber-sumber itu, maka dia menggunakan alat. "ara ,ilusu, +slam menyebutkan beberapa sumber dan sekaligus alat pengetahuan, yaitu /. Ala 2. Ala tabi*at ata! ala Akal fi"ik

0. A%al#$i 1 Tamtsil2 >. Hati da% Ilha /. Ala tabi*at ata! ala fi"ik

$anusia sebagai wujud yang materi, maka selama di alam materi ini ia tidak akan lepas dari hubungannya dengan materi se&ara interakti,, dan hubungannya dengan materi menuntutnya untuk menggunakan alat yang si,atnya materi pula, yakni indra ( al hiss), karena sesuatu yang materi tidak bisa dirubah menjadi yang tidak materi (inmateri). 4ontoh yang paling konkrit dari hubungan dengan materi dengan &ara yang si,atnya materi pula adalah akti'itas keseharian manusia di dunia ini, sepert makan, minum, hubungan suami istri dan lain sebagianya. Dengan demikian, alam tabi/at yang materi merupakan sumber pengetahuan yang "barangkali" paling awal dan indra merupakan alat untuk berpengetahuan yang sumbernya tabi/at. 2anpa indra manusia tidak dapat mengetahui alam tabi/at. Disebutkan bahwa, barang siapa tidak mempunyai satu indra maka ia tidak akan mengetahui sejumlah pengetahuan. Dalam ,ilsa,at !ristoteles klasik pengetahuan lewat indra termasuk dari enam pengetahuan yang aksioamatis (badihiyyat). $eski indra berperan sangat "usat "engembangan Bahan !jar - ($B Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

signi,ikan dalam berpengetahuan, namun indra hanya sebagai syarat yang lazim bukan syarat yang cukup. "eranan indra hanya memotret realita materi yang si,atnya parsial saja, dan untuk meng-generalisasi-kannya dibutuhkan akal. $alah dalam kajian ,ilsa,at +slam yang paling akhir, pengetahuan yang diperoleh melalui indra sebenarnya bukanlah lewat indra. $ereka mengatakan bahwa obyek pengetahuan ( al ma'lum) ada dua ma&am, yaitu, (9) obyek pengetahuan yang substansial dan (;) obyek pengetahuan yang aksidental. 8ang diketahui se&ara substansial oleh manusia adalah obyek yang ada dalam benak, sedang realita di luar diketahui olehnya hanya bersi,at aksidental. $enurut pandangan ini, indra hanya merespon saja dari realita luar ke relita dalam. +a%da%$a% Se%"!ali" e 1al-hissiyyin2. Kaum sensualisme, khususnya .ohn Lo&ke, menganggap bahwa pengetahuan yang sah dan benar hanya lewat indra saja. $ereka mengatakan bahwa otak manusia ketika lahir dalam keadaan kosong dari segala bentuk pengetahuan, kemudian melalui indra realitarealita di luar tertanam dalam benak. "eranan akal hanya dua saja yaitu, menyusun dan memilah, dan meng-generalisasi. .adi yang paling berperan adalah indra. "engetahuan yang murni lewat akal tanpa indra tidak ada. Konskuensi dari pandangan ini adalah bahwa realita yang bukan materi atau yang tidak dapat bersentuhan dengan indra, maka tidak dapat diketahui, sehingga pada gilirannya mereka mengingkari hal-hal yang meta,isik seperti 2uhan. 2. Ala Akal

Kaum 1asionalis, selain alam tabi/at atau alam ,isika, meyakini bahwa akal merupakan sumber pengetahuan yang kedua dan sekaligus juga sebagai alat pengetahuan. $ereka menganggap akal-lah yang sebenarnya menjadi alat pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu saja. +ndra hanya merekam atau memotret realita yanng berkaitan dengannya, namun yang menyimpan dan mengolah adalah akal. Karena kata mereka, indra saja tanpa akal tidak ada artinya. 2etapi tanpa indra pangetahuan akal hanya tidak sempurna, bukan tidak ada. Akti,ita"(akti,ira" Akal

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

9. $enarik kesimpulan. 8ang dimaksud dengan menarik kesimpulan adalah mengambil sebuah hukum atas sebuah kasus tertentu dari hukum yang general. !kti'itas ini dalam istilah logika disebut silogisme kategoris demonstrati,. ;. $engetahui konsep-konsep yang general. !da dua teori yang menjelaskan akti'itas akal ini, pertama, teori yang mengatakan bahwa akal terlebih dahulu menghilangkan &iri-&iri yang khas dari beberapa person dan membiarkan titik-titik kesamaan mereka. 2eori ini disebut dengan teori ta rid dan intiza'! Kedua, teori yang mangatakan bahwa pengetahuan akal tentang konsep yang general melalui tiga tahapan, yaitu persentuhan indra dengan materi, perekaman benak, dan generalisasi. <. "engelompokan 5ujud. !kal mempunyai kemampuan mengelompokkan segala yang ada di alam realita ke beberapa kelompok, misalnya realita-realita yang dikelompokkan ke dalam substansi, dan ke dalam aksdensi (yang sembilan ma&am). >. "emilahan dan "enguraian. ?. "enggabungan dan "enyusunan. @. Kreati'itas. 0. A%al#$i 1Tamtsil2 2ermasuk alat pengetahuan manusia adalah analogi yang dalam terminologi fiqih disebut -iyas. !nalogi ialah menetapkan hukum (ba&a: predikat) atas sesuatu dengan hukum yang telah ada pada sesuatu yang lain karena adanya kesamaan antara dua sesuatu itu. !nalogi tersusun dari beberapa unsur: (9) asal, yaitu kasus parsial yang telah diketahui hukumnya. (;) &abang, yaitu kasus parsial yang hendak diketahui hukumnya, (<) titik kesamaan antara asal dan &abang dan (>) hukum yang sudah ditetapkan atas asal. !nalogi dibagi dua: 9. A%al#$i i%terpretatif 0 Ketika sebuah kasus yang sudah jelas hukumnya, namun tidak diketahui illatnya atau sebab penetapannya. ;. A%al#$i 3a%$ Di4ela"ka% illat%ya 0 Kasus yang sudah jelas hukum dan illatnya. 5. Hati da% Ilha "usat "engembangan Bahan !jar - ($B Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

Kaum empiris yang memandang bahwa ada sama dengan materi sehingga sesuatu yang inmateri adalah tidak ada, maka pengetahuan tentang in materi tidak mungkin ada. *ebaliknya kaum +lahi ( theosopi) yang meyakini bahwa ada lebih luas dari sekedar materi, mereka mayakini keberadaan hal-hal yang inmateri. "engetahuan tentangnya tidak mungkin lewat indra tetapi lewat akal atau hati. 2entu yang dimaksud dengan pengetahuan lewat hati disini adalah penngetahuan tentang realita inmateri eksternal, kalau yang internal seperti rasa sakit, sedih, senang, lapar, haus dan hal-hal yang iintuiti, lainnya diyakini keberadaannya oleh semua orang tanpa ke&uali. Bagaimana mengetahui lewat hati ? 6ilusu, +lahi $ulla *hadra ra. berkata, "*esungguhnya ruh manusia jika lepas dari badan dan berhijrah menuju 2uhannya untuk menyaksikan tanda-tanda-#ya yang sangat besar, dan juga ruh itu bersih dari kamaksiatan-kemaksiatan, syahwat dan ketarkaitan, maka akan tampak padanya &ahaya makri,at dan keimanan kepada !llah dan malakut#ya yang sangat tinggi. 4ahaya itu jika menguat dan mensubstansi, maka ia menjadi substansi yang qudsi, yang dalam istilah hikmah teoritis oleh para ahli hikmat disebut dengan akal e,ekti, dan dalam istilah syariat kenabian disebut ruh yang su&i. Dengan &ahaya akal yang kuat, maka terpan&ar di dalamnya -yakni ruh manusia yang su&irahasia-rahasia yang ada di bumi dan di langit dan akan tampak darinya hakikat-hakikat segala sesuatu sebagimana tampak dengan &ahaya sensual mata (alhissi) gambarangambaran konsepsi dalam kekuatan mata jika tidak terhalang tabir. 2abir di sini -dalam pembahasan ini- adalah pengaruh-pengaruh alam tabiat dan kesibukan-kesibukan dunia, karena hati dan ruh -sesuai dengan bentuk &iptaannya- mempunyai kelayakan untuk menerima &ahaya hikmah dan iman jika tidak dihinggapi kegelapan yang merusaknya seperti keku,uran, atau tabir yang menghalanginya seperti kemaksiatan dan yang berkaitan dengannya " Kemudian beliau melanjutkan, ".ika jiwa berpaling dari ajakan-ajakan tabiat dan kegelapan-kegelapan hawa na,su, dan menghadapkan dirinya kepada !lha- dan alam malakut, maka jiwa itu akan berhubungan dengan kebahagiaan yang sangat tinggi dan akan tampak padanya rahasia alam malakut dan terpantul padanya kesu&ian ( qudsi) Lahut ." (al-!s,ar al-!rba/ah jilid A halaman ;>-;?). "usat "engembangan Bahan !jar - ($B Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

2entang kebenaran realita alam ruh dan hati ini, +bnu *ina berkata, "*esungguhnya para /ari,in mempunyai makam-makam dan derajat-derajat yang khusus untuk mereka. $ereka dalam kehidupan dunia di bawah yang lain. *eakan-akan mereka itu, padahal mereka berada dengan badan mereka, telah melepaskan dan meninggalkannya untuk alam qudsi. $ereka dapat menyaksikan hal-hal yang halus yang tidak dapat dibayangkan dan diterangkan dengan lisan. Kesenangan mereka dengan sesuatu yang tidak dapat dilihat mata dan didengar telinga. %rang yang tidak menyukainya akan mengingkarinya dan orang yang memahaminya akan membesarkannya." (al-+syarat jilid < bagian kesembilan tentang makam-makam para /ari, halaman <@<-<@>) Kemudia beliau melanjutkan, ".ika sampai kepadamu berita bahwa seorang /ari, berbi&ara -lebih dulu- tentang hal yang gaib (atau yang akan terjadi), dengan berita yang menyenangkan atau peringatan, maka per&ayailah. Dan sekali-sekali anda keberatan untuk memper&ayainya, karena apa yang dia beritakan mempunyai sebab-sebab yang jelas dalam pandangan-pandangan (aliran-aliran) tabi/at." "engetahuan tentang alam gaib yang di&apai manusia lewat hati jika berkenaan dengan pribadi seseorang saja disebut ilham atau isyraq, dan jika berkaitan dengan bimbingan umat manusia dan penyempurnaan jiwa mereka dengan syariat disebut wahyu! I"la da% S! ber("! ber +e%$etah!a%

Dalam teks-teks +slam -Bur/an dan *unnah- dijelaskan tentang sumber dan alat pengetahuan0 /. I%dra da% akal !llah swt. ber,irman, "#an $llah yang telah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian, sementara kalian tidak mengetahui sesuatu pun, dan (lalu% &a meciptakan untuk kalian pendengaran, penglihatan dan hati ( atau akal% agar kalian bersyukur "! (B*. al-#ahl0 AC). +slam tidak hanya menyebutkan pemberian !llah kepada manusia berupa indra, tetapi juga menganjurkan kita agar menggunakannya, misalnya dalam al-Bur/an !llah swt. ber,irman, "Katakanlah, lihatlah segala yang ada di langit-langit dan di bumi!" (B*. 8unus0 9D9 ). Dan ayat-ayat yang lainnya yang banyak sekali "usat "engembangan Bahan !jar - ($B Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

tentang anjuran untuk berta,akkur. Bur/an juga dalam membuktikan keberadaan !llah dengan pendekatan alam materi dan pendakatan akal yang murni seperti, "'eandainya di langit dan di bumi ada banyak tuhan selain $llah, niscaya keduanya akan hancur!" (B*. al-!nbiya/0 ;;). !yat ini menggunakan pendekatan rasional yang biasa disebut dalam logika !ristotelian dengan silogisme hipotesis. !tau ayat lain yang berbunyi, "$llah memberi perumpamaan, seorang yang yang diperebutkan oleh banyak tuan dengan seorang yang menyerahkan dirinya kepada seorang sa a, apakah keduanya sama (" (B*. al-Eumar0 ;F) ;. Hati !llah swt ber,irman, ")ahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada $llah, niscaya &a akan memberikan kepada kalian furqon!" (B*. al-!n,al0 ;F) $aksud ayat ini adalah bahwa !llah swt. akan memberikan &ahaya yang dengannya mereka dapat membedakan antara yang ha- dengan yang batil. !tau ayat yang berbunyi, "#an bertakwalah kepada $llah maka &a akan menga ari kalian! #an $llah *aha *engetahui segala sesuatu!" (B*. al-Ba-arah0 ;C;). Dan ayatayat yang lainnya. Syarat da% +e%$hala%$ +e%$etah!a%. $eskipun berpengetahuan tidak bisa dipisahkan dari manusia, namun seringkali ada hal-hal yang mestinya diketahui oleh manusia, ternyata tidak diketahui olehnya. %leh karena itu ada beberapa pra-syarat untuk memiliki pengetahuan, yaitu 0 /. K#%"e%tra"i %rang yang tidak mengkonsentasikan (mem,okuskan) indra dan akal pikirannya pada benda-benda di luar, maka dia tidak akan mengetahui apa yang ada di sekitarnya. 2. Akal ya%$ "ehat

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

%rang yang akalnya tidak sehat tidak dapat berpikir dengan baik. !kal yang tidak sehat ini mungkin karena penyakit, &a&at bawaan atau pendidikan yang tidak benar. <. I%dra ya%$ "ehat %rang yang salah satu atau semua indranya &a&at maka tidak mengetahui alam materi yang ada di sekitarnya. .ika syarat-syarat ini terpenuhi maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan lewat indra dan akal. Kemudian pengetahuan daat dimiliki lewat hati. "engetahuan ini akan diraih dengan syarat-syarat seperti, membersihkan hati dari kemaksiatan, mem,okuskan hati kepada alam yang lebih tinggi, mengosongkan hati dari ,anatisme dan mengikuti aturan-aturan sayr dan suluk. *eorang yang hatinya seperti itu akan terpantul di dalamnya &ahaya +lahi dan kesempurnaan#ya. Ketika syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka pengetahuan akan terhalang dari manusia. *e&ara spesi,ik ada beberapa si,at yang menjadi penghalang pengetahuan, seperti sombong, ,anatisme, ta-lid buta (tanpa dasar yang kuat), kepongahan karena ilmu, jiwa yang lemah (jiwa yang mudah dipengaruhi pribadi-pribadi besar) dan men&intai materi se&ara berlebihan.

"usat "engembangan Bahan !jar - ($B

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch SEMINAR ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai