Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI UJI KETON BODIES

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia Gizi Yang Dibimbing Oleh Ibu Dr. Ir. Juliana Christyaningsih, M.Kes

Oleh: KELOMPOK 2

1. 2. 3. 4.

Bunga Risky Amalia Githa Ayu Prameswari Pravita Arvyn Dirgantari Puput Sulviasari

(P27835111007) (P27835111010) (P27835111021) (P27835111022)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA JURUSAN D III GIZI 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN Mahasiswa mampu mengidentifikasi keberadaan keton dalam urin 1.2 TINJAUAN PUSTAKA Benda keton terdiri dari 3 senyawa yaitu aseton, asam eseto asetat dan asm hidroksibutirat yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Benda keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk maenghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohirat (misalnya Diabetes Mellitus), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan , diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat, gangguan mobilisasi glukoma, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar. Peningkatn kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (misal bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50 mg/dL. Keton memiliki struktur kecil dan dapat diekskresikan kedalam urin. Namun kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atau serum, kemudian baru urin. Ketonuria terjadi akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai di urin terutama adalah aseton dan asam aseto asetat. Faktor yang mempengaruhi hasil laborat : a. Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif palsu. b. Urin disimpan pada temperature ruangan dalm waktu yang lama dapatmenyebabkan hasil uji negative palsu. c. Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam aseto asetat. d. Anak penderita Diabetes cenderung mengalami ketonuria daari pada dewasa.

1.3 PRINSIP PERCOBAAN Keton bodies (asam -hidroksibutirat, asam asetoasetat & aseton) tidak ditemukan pada urin normal, tetapi didapatkan pada urine penderita DM, alkoholisme dan kelaparan

panjang sehingga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat disertai dengan peningkatan metabolisme lipid. Keton bodies diuji dengan metode Rothera akan memberikan warna ungu. 1.4 ALAT DAN BAHAN Alat 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet ukur 4. Bola hisap 5. Pot urine

Bahan 1. Urine patologis 2. Urine normal 3. Pereaksi Rothera

1.5 PROSEDUR KERJA 1. Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering 2. Pipet sample urine patologis dan urine normal sebanyak 5ml ke dalam tabung reaksi 3. Tambahkan pereaksi rothera 4. Amati perubahan yang terjadi

BAB II HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL PENGAMATAN Tabel Hasil Pengamatan Uji Urine Dengan Pereaksi Rothera NO. 1. 2. 3. BAHAN/PEREAKSI Urine normal (ml) Urine patologis (ml) Pereaksi Rothera URINE NORMAL 5 Tetap URINE PATOLOGIS 5 Ada endapan berwarna ungu

Hasil pengamatan

Kesimpulan

(negatif)

+ (positif)

MENJAWAB PERTANYAAN 1. Dimanakah tempat sintesis keton bodies? Sintesis keton bodies terjadi di dalam hati. Secara normal pembentukan benda keton terjadi di dalam hepar (ketogenesis). Benda keton ikut peredaran darah menuju jaringan ekstra hepatal (mengalami ketolisis) menjadi H2O+CO2+energy yang dibutuhkan tubuh. Jadi ketogenesis seimbang dengan ketolisis. 2. Ceritakan bagaimana bisa keton bodies ditemukan dalam urine! Dalam keadaan paska absorpsi, khususnya selama puasa atau kondisi lapar, alkoholisme atau menderita dibetes melitus (DM), ada pergeseran dalam metabolisme lipid. Pada penderita DM, jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah,

akibatnya hati lebih banyak menguraikan asam lemak yang diperolehnya dari jaringan adiposa sebagai bahan bakar. Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi membentuk acetoacetylCoA.

(Gambar reaksi 1) Penambahan satu gugus acetyl selanjutnya menghasilkan 3-hydroxy--

methylglutyryl-CoA (HMG-CoA)

dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan acetoacetate.

Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3, yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-methylglutyryl-CoA, dan acetoacetate disebut sebagai keton bodies.

Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone. Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar, keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam lemak digunakan sebagai sumber energy untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak. Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru. Akibatnya jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis) sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis.

2.2 PEMBAHASAN A. Definisi Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak yang tidak sempurna. Ketidakseimbangan hormonal terutama produksi insulin yang tidak cukup untuk mengimbangi aktivitas glukagon di dalam tubuh memungkinkan kondisi metabolisme yang cenderung mengarah ke produksi yang relatif banyak ketone bodies yang disebut ketosis. Pengertian lain Ketogenesis adalah pembentukan keton dari proses glukoneogenesis yang berlangsung dalam hepar. Keton merupakan senyawaan asam bilamana diproduksi berlebihan menyebabkan KETOASIDOSIS atau KETOSIS.

Beberapa penyebab gejala ketonemia atau ketosis: (1) Keadaan Kelaparan atau STARVATION, (2) Penderita Diabetes mellitus, dan

(3) Diet Abnormal. Karena tubuh kekurangan glukosa maka asam lemak akan digunakan secara besarbesaran sehingga produksi aseton tinggi terjadilah Ketosis tersebut. Oleh karenanya diet pada penderita DM harus dikendalikan ketat. Ciri ketosis adalah bau mulut seperti aseton, terutama penderita DM tipe II (berat). Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam asetoasetat, dan asam hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : Gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus yang tidak terkontrol) Kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat) Gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal) Gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar Pengaruh obat : asam askorbat, senyawa levodopa, insulin, isopropil alkohol, paraldehida, piridium, zat warna yang digunakan untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan fenosulfonftalein). Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis) sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50 mg/dl. Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun, kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum, kemudian baru urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat. Aceton merupakan zat keton yang terpenting diantara benda-benda keton tersebut, dan bersifat mudah menguap. Karena sifat itulah pada pemeriksaan ini, urin yang digunakan harus segar. Kalau urin dibiarkan, maka asam aceto acetat akan berubah

menjadi aceton. Begitu pula asam beta-hidroksibutirat akan menjadi asam aceto acetat, yang akhirnya menjadi aceton. menguapnya aceton karena urin yang dibiarkan dapat mengurangi kemungkinan hasil yang positif menjadi negative. Pada test Rothera sangat peka untuk mendeteksi adanya asam aceto acetat, sedangkan asam beta-hidroksibutirat tidak dapat terdeteksi.

B. Sintesis keton bodies Sintesis keton bodies terjadi di dalam hati.

Tujuan sintesis keton bodies adalah: (1) Untuk mengalihkan sebagian acetyl-coa yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya (2) Untuk mengangkut acetyl-coa menuju jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam tubuh).

C. Ketosis pada keadaan lapar atau masa puasa

Jika seseorang dalam keadaan puasa, ketersediaan karbohidrat sangat rendah sehingga produksi insulin juga sedikit. Karena rendahnya kadar insulin akan menyebabkan asam lemak banyak terdapat di dalam darah dan akhirnya membentuk ketone bodies. Jantung, otot, dan bagian tertentu dari buah pinggang menggunakan ketone bodies sebagai bahan bakar. Sesudah beberapa hari dalam keadaan ketosis, otak juga mulai memetaboliser ketone bodies untuk energi. Ini adalah suatu respon penyesuaian (adaptive response) yang penting terhadap puasa. Karena semakin banyak sel-sel tubuh mulai menggunakan ketone bodies untuk sumber energi, kebutuhan akan glukosa sebagai sumber energi makin berkurang. Hal ini kemudian mengurangi kebutuhan bagi buah pinggang dan hati untuk menghasilkan glukosa dari asam amino, akan menghemat protein yang dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Penghematan jumlah protein dengan cara seperti ini merupakan kunci utama kemampuan utntuk melewati masa puasa atau keadaan lapar. Kematian dapat terjadi bila kira-kira separoh dari protein tubuh berkurang, biasanya sesudah kira-kira 50-70 hari puasa total.

D. Proses Ketogenesis. Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di mana proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak terkontrol.

Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat.

Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D3hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton. Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 - hidroksi- 3 metilglutaril KoA ( HMG - KoA ) dan KoA. Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak

menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester. 3 - Hidroksi - 3 metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah:

2Asetil

KoA

H20

Asetoasetat

+2

KoA

H+

3Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria. Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto - , asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi.

Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar yang utama dalam jaringan. Situs utama produksi asetasetat dan 3 - hidroksibutirat adalah hati. Senyawa-seyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer.

Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi .

Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi dibanding glukosa. glukosa merupakan bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat.

Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini.

Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa.

Asetoasetat atau keton bodies

yang diproduksi secara terus menerus akan di-

DEKARBOKSILASI sehingga terbentuk ASETON dan b-HIDROKSIBUTIRAT. Kedua senyawaan inilah yang dikenal sebagai KETON BODIES. Produksi yang meningkat dari asetoasetat atau keton bodies dalam darah menyebabkan penyakit KETONEMIA, sedangkan proses pembentukan keton (KETOGENESIS) yang cepat sehingga jumlahnya berlebihan akan dibuang bersama urin. Kadar senyawa keton yang tinggi dalam urin dikenal sebagai KETONURIA, sedangkan penderitanya dikenal mengalami gejala KETOSIS. Gejala ketosis sering disertai dengan gejala ASIDOSIS, karena bersama oksibutirat juga terbentuk H+ yang menyebabkan pH darah sangat asam. Karena tubuh kekurangan glukosa maka asam lemak akan digunakan secara besarbesaran sehingga produksi aseton tinggi terjadilah Ketosis tersebut. Oleh karenanya

diet pada penderita DM harus dikendalikan ketat. Ciri ketosis adalah bau mulut seperti aseton, terutama penderita DM tipe II (berat).

Prinsip Diet Prinsip diet yang harus diberikan adalah diet tinggi kalori rendah protein, dengan jumlah kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Jumlah kalori ideal 60-100 cal/kgBB/hari diberikan terutama dalam bentuk glukosa dan lemak. Protein dibatasi antara 0,85-1,0 gram/kg/hari dalam bentuk protein hewani yang bernilai biologik tinggi. Sebaiknya pula disertakan vitamin.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pada praktikum kali ini kami melakukan uji keton bodies dalam urin dengan pereaksi rothera, pada sample urine normal tidak menunjukkan perubahan warna sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat keton bodies dalam sample, sedangkan pada sample urine patologis terdapat perubahan menjadi warna ungu sehingga dapat disimpulkan sample tersebut positif mengandung keton bodies. Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak yang tidak sempurna. Sintesis keton bodies terjadi di dalam hati. Secara normal pembentukan benda keton terjadi di dalam hepar (ketogenesis). Benda keton ikut peredaran darah menuju jaringan ekstra hepatal (mengalami ketolisis) menjadi H2O+CO2+energy yang dibutuhkan tubuh. Jadi ketogenesis seimbang dengan ketolisis Ketosis pada keadaan lapar atau masa puasa > Jika seseorang dalam keadaan puasa, ketersediaan karbohidrat sangat rendah sehingga produksi insulin juga sedikit. Karena rendahnya kadar insulin akan menyebabkan asam lemak banyak terdapat di dalam darah dan akhirnya membentuk ketone bodies. Beberapa penyebab gejala ketonemia atau ketosis: (1) Keadaan Kelaparan atau STARVATION, (2) Penderita Diabetes mellitus, dan (3) Diet Abnormal Ketogenensis dalam proses oksidasi asam lemak terjadi karena badan keton, sebagai hasil oksidasi asam lemak yang tidak sempurna, mengalami penumpukan dalam hati berpengaruh pada ketidakseimbangan hormonal terutama pada produksi insulin yang tidak cukup untuk mengimbangi aktifitas glukagon dalam tubuh yang memungkinkan kondisi metabolisme yang cenderung mengarah ke produksi badan keton berlebih yang disebut dengan ketoasidosis. Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di mana proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA
dessyrositasari.files.wordpress.com/.../metabolisme-lipid-for-tarbiyah.... http://www.biology.arizona.edu\biochemistry http://chaterinaryan.blogspot.com/2011/04/pemeriksaan-benda-keton-metode-rothera.html http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/makalah-biokimia-ketogenesis.html http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/makalah-biokimiaketogenesis.html#ixzz2D9eWcDx6 http://saninovia.blogspot.com/2012/09/pemeriksaan-benda-keton.html

Anda mungkin juga menyukai