Indonesia
Tema
1. Tema:
BSM meningkatkan kapabilitas secara dinamis melalui implementasi cara-cara baru yang diyakini akan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya.
2. Cover
a. Photo Utama: Menggambarkan 2 (dua) anak sekolah (laki-laki dan perempuan) di persawahan yang subur dengan pemandangan pegunungan nampak di kejauhan. Perhatian kedua anak tersebut fokus kepada awan di langit (cakrawala) yang membentuk siluet kepulauan Indonesia.
4. Keterangan Desain:
a. Template dan desain secara umum, halaman cover maupun content, serta penempatan logo, berpedoman pada kaidah-kaidah Brand Guidelines BSM untuk memperkuat corporate identity. b. Desain cover bertujuan untuk memperkuat citra BSM yang Green and Clean. c. Penempatan photo aktivitas perusahaan pada halaman content bertujuan untuk memperkuat uraian pada halaman terkait. d. Visualisasi tema Laporan Tahunan di dalam halaman content diimplementasikan melalui pemilihan photophoto tematik sebagai divider pada setiap awal Bab. e. Halaman photo pada awal Bab tersebut bertujuan pula untuk memperkuat tema Greater Ways; melalui contoh-contoh implementasi sarana operasional perbankan lama dan modern.
b. Photo Pendamping: Berbagai aktivitas BSM: suasana kerja, aksi sosial, dan penerimaan penghargaan.
3. Makna Photo:
a. Photo Utama: Impian anak bangsa tentang Indonesia yang sejahtera untuk semua kalangan adalah komitmen BSM; yang diimplementasikan melalui upaya-upaya dinamis dan berkesinambungan. b. Photo Pendamping: Beragam aktifitas BSM dalam upaya meraih prestasi dan kegiatan corporate social responsibilty (CSR).
Surat Pernyataan Tentang Tanggung Jawab Atas Kebenaran Isi Laporan Tahunan PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2012
Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Tata Kelola Perusahaan, Laporan Keuangan dan Informasi terkait lainnya merupakan tanggung jawab Manajemen BSM dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi melalui penandatangan masing-masing di bawah ini:
Dewan Komisaris
Tardi Komisaris
Direksi
Hanawijaya Direktur
Sugiharto Direktur
Tema
Alhamdulillah, BSM mencatatkan pertumbuhan aset sebesar Rp5,56 triliun atau 11,42%, semula sebesar Rp48,67 triliun di tahun 2011 menjadi Rp54,23 triliun di tahun 2012. Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar Rp4,79 triliun atau 11,24%, semula Rp42,62 triliun di tahun 2011 menjadi Rp47,41 triliun di tahun 2012. Penyaluran pembiayaan meningkat sebesar Rp8,03 triliun atau 21,86%, semula Rp36,73 triliun di tahun 2011 menjadi Rp44,75 triliun di tahun 2012.
Laba Neto meningkat sebesar Rp254,62 miliar atau 46,20%, semula Rp551,07 miliar di tahun 2011 menjadi Rp805,69 miliar di tahun 2012. Nilai komposit GCG dalam pelaksanaan selft assessment GCG Bank Indonesia mencapai sebesar 2,25 atau kategori Baik Penghargaan (Award) dalam berbagai bidang dari beragam institusi sebanyak 30 penghargaan dari dalam dan luar negeri. Prestasi ini mencerminkan tingkat kepercayaan dan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi kepada BSM.
11,24%
Dana Pihak Ketiga
11,42%
Aset
21,86%
46,20%
Pembiayaan
Laba Neto
Rp47,41 triliun
Rp54,23 triliun
Rp44,75 triliun
Rp805,69 miliar
Rp Triliun
Aset 54,23
Rp Triliun Pembiayaan
40 30
23,97
44,75 36,73
20 10 2012
16,6
2009
2010
2011
2012
50 40 30 20 10 2009 2010
805,69
29,00 19,34
2012
2009
2010
2011
2012
Kinerja BSM terus membaik dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari beragam penghargaan (Awards) dari berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri.
For Greater Indonesia merupakan perwujudan semangat nasionalisme seluruh insan BSM. BSM memandang bahwa seluruh prestasi dan kinerja merupakan bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tema
1
2010
Better Legacy sebagai bentuk komitmen BSM untuk memberikan warisan yang baik kepada generasi penerus di BSM. Komitmen ini kami implementasikan dalam prinsip-prinsip bekerja dengan kemampuan terbaik, prudent, dan taat azas dimanapun insan BSM bertugas.
2
2011
BSM mencanangkan banyak cara dan jalan yang akan dibangun lebih baik daripada yang selama ini sudah ditempuh. Ada cara atau jalan yang terkait dengan paradigma, filosofi, strategi bisnis, operasional bisnis, struktur organisasi, dan pengelolaan pegawai.
3
2012
Tema
Greater Ways
Ways adalah cara dan jalan. BSM mencanangkan banyak cara dan jalan yang akan dibangun lebih baik daripada yang selama ini sudah ditempuh. Ada cara atau jalan yang terkait dengan paradigma, filosofi, strategi bisnis, operasional bisnis, struktur organisasi dan pengelolaan pegawai. Inilah yang BSM maksud dengan greater ways.
G r e a t e r Wa y s
Corporate Plan
Re-engineering IT Environment
10
Greater Indonesia
Revolusi dari product centric ke customer centric oriented
Integrasi kapabilitas dengan Bank Mandiri: IT, Risk Management, Audit, and Micro Banking.
11
Tema
G r e a t e r Wa y s
Spirituality at Work
Human Capital
12
G r e a tGre er Indonesia
Central Operation
BSM Fellowship Program: beasiswa anak yatim pegawai BSM yang meninggal dunia.
13
Daftar Isi
Tema
Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Laporan Fakta BSM Tahun 2012 Greater Ways for Greater Indonesia
3 4 8 14 18 20 22 24 34 36 42 44 50 51 54 58 72 76 90 92 93 94 98 105 116
Informasi Keuangan Luar Biasa dan Jarang Terjadi Komponen Substansi dari Pendapatan dan Beban Lain-lain Materialitas Peningkatan Pendapatan Usaha Dampak Perubahan Harga Selama 2 Tahun Terakhir Informasi yang Terjadi setelah Tanggal Neraca Metode Perhitungan Bagi Hasil Prospek Usaha Perusahaan Aspek Pemasaran Kebijakan Dividen Realisasi Perolehan dan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Informasi Material Mengenai Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, dan Restrukturisasi Informasi Material yang Mengandung Benturan Kepentingan Perubahan Peraturan Perundang-undangan Perubahan Kebijakan Akuntansi
131 131 131 131 132 132 132 133 135 135
16 32
Kilas Kinerja
Daftar Isi Identitas Perusahaan Sejarah Singkat Struktur Organisasi Kepemilikan Saham Dalam Bank Kinerja Posisi Keuangan Kinerja Laba Rugi Corporate Event Daftar Penghargaan Visi dan Misi BSM Shared Values Sasaran dan Strategi Laporan Dewan Komisaris Laporan Dewan Pengawas Syariah Laporan Direksi Perekonomian Indonesia dan Prospek Usaha Perbankan Market Share Aset Market Share Dana Pihak Ketiga Market Share Pembiayaan Pendanaan Pembiayaan Jasa (Fee Based Income)
Nilai Perusahaan
48 56 89 96
135
Laporan Manajemen
135
138 139 142 144 144 147 149 150 164 169 179 188 191
140
Tata Kelola Perusahaan
Dasar dan Penerapan GCG Kelengkapan Kebijakan Dan Manual GCG Hasil Penilaian Implementasi GCG Tahun 2012 Mekanisme dan Struktur GCG Rapat Umum Pemegang Saham
118
Tinjauan Keuangan
Perkembangan Laporan Posisi Keuangan Laba Rugi Komprehensif Laporan Arus Kas Rasio Keuangan Utama Rasio Penyisihan Penghapusan Aset Produktif dan Kolektibilitas Struktur dan Manajemen Modal Tingkat Kesehatan Bank dan Solvabilitas Bank Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal
Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah Direksi Komite-komite Corporate Secretary Hubungan Keluarga Diantara Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Assessment Dewan Komisaris dan Direksi Remunerasi dan Fasilitas Lain
192 194
14
Akses Data dan Informasi Perseroan Penanganan Benturan Kepentingan Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris Buy Back Share and Buy Back Obligation Akuntan Perseroan Pendapatan Non-Halal Dan Penggunaannya Pengadaan Barang dan Jasa Sistem Prosedur dan Teknologi Informasi Pengembangan GCG Nilai-Nilai Perusahaan Etika Bisnis (Code of Conduct) Whistleblowing System Sistem Pengendalian Internal Bank Piagam Audit Internal Visi dan Misi Unit Kerja Audit Intern Tujuan Unit Kerja Audit Intern Fungsi Unit Kerja Audit Intern Tanggung Jawab Profesi Auditor Struktur Organisasi Unit Kerja Internal Audit & Anti Fraud Division 2012 Sertifikasi Profesi dan Pengembangan SDM Auditor Pelaksanaan Kegiatan Unit Kerja Audit Intern Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan Riwayat Singkat Kepala Satuan Kerja Audit Internal Kerangka Kerja Manajemen Risiko Penerapan Manajemen Risiko Profil Risiko Rencana Pengembangan Sistem Manajemen Risiko
236
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Kebijakan CSR CSR Terkait Sosial Kemasyarakatan dan Lingkungan CSR Terkait Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja CSR Terkait Tanggung Jawab Terhadap Konsumen Profil Karyawan Rekrutmen Organisasi dan Jabatan Sistem Remunerasi Penilaian Pegawai Kebijakan Reward dan Punishment Model Kompetensi BSM Pengembangan dan Pelatihan Pegawai E-Learning Implementasi Knowledge Management Penerapan Kepatuhan BSM Tahun 2012 Indeks Kepatuhan (Compliance Index) Pengawasan Kepatuhan (Compliance Supervision) Sistem Kepatuhan Monitoring dan Supporting Satuan Kerja Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Pejabat Eksekutif Jaringan Kantor
238 242
249
199 199 200 201 202 206 210 212 214 218 219 219 219 219 220 220
254 258 259 259 260 261 261 262 264 267 268 272 272 273 274 276 278
256
216
Sistem Pengendalian Internal
270
Laporan Kepatuhan
280
Data Perusahaan
282 286
300
226
Manajemen Risiko
15
BSM hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. BSM tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya dalam melandasi kegiatan operasional bisnisnya.
17
Identitas Perusahaan
Nama PT Bank Syariah Mandiri Alamat Wisma Mandiri I Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 Indonesia Telepon (62-21) 2300 509, 3983 9000 (hunting) Call Center BSM Call 14040 (021) 2953 4040 Faksimili (62-21) 3983 2989. Website www.syariahmandiri.co.id Email dkh@syariahmandiri.co.id Media Sosial Bank Syariah Mandiri @syariahmandiri Tanggal Berdiri 25 Oktober 1999 Mulai Beroperasi Sejak 1 November 1999 Modal Dasar Rp2.500.000.000.000 ,Modal Disetor Rp1.458.243.565.000,Ekuitas Rp4.180.690.176.525,-
18
Kantor Layanan 764 kantor layanan di seluruh Indonesia Jaringan ATM Total ATM sebanyak 109.686 jaringan meliputi: ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri, ATM BERSAMA, ATM Prima, dan Malaysia Electronic Payment System (MEPS). Jumlah Pegawai 15.999 orang Pemeringkatan AA+ (idn), Pefindo 2012
Untuk menjadi bank syariah terpercaya BSM terus meningkatkan kompetensi dan integritas seluruh jajarannya.
19
Sejarah Singkat
risis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan. Disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu bank yang kokoh dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
20
PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
Tonggak Sejarah PT Bank Syariah Mandiri 1955 Pendirian PT Bank Industri Nasional (PT BINA) 1967 PT BINA berubah nama menjadi PT Bank Maritim Indonesia 1973 PT Bank Maritim Indonesia berubah nama menjadi PT Bank Susila Bakti 1999 PT Bank Susila Bakti dikonversi dan berubah nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri
BSM memandang dukungan penuh dari shareholders dan stakeholders sebagai amanah dan tanggung-jawab untuk terus mengukir prestasi terbaik demi terwujudnya visi perusahaan.
21
Struktur Organisasi
Board of Sharia Supervisory
Komaruddin Hidayat M. Syafii Antonio Mohamad Hidayat
Operation (OPD) Agus Tri Widodo Hajj & Umrah (HUD) Helmi Huseno Network (NWD) Firman Jatnika Procurement & Services (PSD) Subki Matsyah
Region I-V
Branchs
22
President Director
Yuslam Fauzi
Board of Commissioners
Achmad Marzuki Abdillah Ramzi A. Zahdi Tardi Lilis Kurniasih
Romadhona Fitri
Eka Bramantya Danuwirana Sesuai SK Direksi No. 14/419-KEP/DIR tanggal 11 Juli 2012 perihal Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri; SK No.15/285-KEP/DIR tanggal 26 Februari 2013; dan SK No. 15/473-KEP/DIR tanggal 26 Maret 2013.
Asriel Hay
23
24
2. PT Mandiri Sekuritas Merupakan Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bergerak di bidang manajemen dan penasehat investasi. Didirikan pada tanggal 31 Juli 2000 yang merupakan penggabungan usaha PT Bumi Daya Sekuritas, PT Exim Sekuritas, dan PT Marincorp Securindo. BSM menjamin pemenuhan hak terhadap pemegang saham minoritas sesuai ketentuan Undang-undang yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG. Bank Syariah Mandiri belum menjadi public listed company, sehingga baik masyarakat, Direksi maupun Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri tidak mempunyai kepemilikan saham atas saham Bank Syariah Mandiri.
25
Notaris: Badarusyamsi, SH, MKn. Alamat: Komplek Ruko Mutiara Faza Blok RD/4 Jl. Raya Condet No. 27, Jakarta 13760 Notaris: Efran Yuniarto, SH, MKn. Alamat: Casablanca Mansion GF 10 Jl. Raya Casablanca Kav.9 Jakarta Selatan Notaris: Ati Mulyati, SH, MKn Alamat: Jl. Setia Budi Selatan Kav. 16-17, Jakarta Selatan.
b. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum: Hanafiah Ponggawa & Partners. Alamat: Wisma 46, Lt.41 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 Konsultan Hukum: Tasrif-Arfah-Panggabean Advokat & Penasehat Hukum. Alamat: Jl. Palbatu Raya No. 7, Jakarta 12870 Konsultan Hukum: Widiani-Sulistiono & Partners Alamat: Jl. Gandaria II No. 12 B. Kebayoran Baru Jakarta
Kantor Akuntan Publik: Purwantono, Suherman & Surja. Alamat: Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52- 53, Jakarta 12190.
26
PT Bank Syariah Mandiri tidak memilik perusahaan anak, tetapi memiliki sejumlah perusahaan afiliasi, yaitu perusahaan anak milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
27
Produk Pendanaan
l
BSM Giro Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. BSM Giro US Dollar Simpanan dalam mata uang dollar Amerika yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. BSM Giro Singapore Dollar Simpanan dalam mata uang dollar Singapore yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. BSM Giro Euro Simpanan dalam mata uang Euro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. BSM Obligasi Surat berharga jangka panjang berdasar prinsip syariah yang mewajibkan Emiten (Bank Syariah Mandiri) untuk membayar Pendapatan Bagi Hasil/Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo.
BSM Tabungan Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya sesuai syarat tertentu yang disepakati. BSM Tabungan Berencana Tabungan berjangka dengan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target waktu dan dengan perlindungan asuransi gratis. BSM Tabungan Simpatik Tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. BSM Tabungan Mabrur Tabungan untuk membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah. BSM Tabungan Dollar Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan dengan menggunakan slip penarikan. BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC) Tabungan berjangka yang diperuntukkan bagi masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya pendidikan bagi putra/putri. BSM Tabungan Perusahaan Tabungan yang hanya berfungsi untuk menampung kelebihan dana rekening giro yang dimiliki Institusi/ Perusahaan berbadan hukum dengan menggunakan fasilitas autosave. BSM Deposito Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. BSM Deposito Valas Produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing.
Produk Pembiayaan
BSM Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. BSM Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. BSM Pembiayaan Murabahah Pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.
28
BSM Pembiayaan Talangan Haji Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. BSM Pembiayaan Istishna Pembiayaan pengadaan barang dengan skema Istishna adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, dan panjang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan barang (obyek istishna), di mana masa angsuran melebihi periode pengadaan barang (goods in process financing) dan bank mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada periode angsuran, baik pada saat pengadaan berdasarkan persentase penyerahan barang, maupun setelah barang selesai dikerjakan.
BSM Pembiayaan Edukasi Pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah.
PKPA
Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggota (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. BSM Implan Pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan/anggota Kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif). Pembiayaan Dana Berputar Fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem murabahah. BSM Optima Pembiayaan Pemilikan Rumah Pembiayaan Griya BSM Optima adalah pembiayaan pemilikan rumah dengan tambahan benefit berupa adanya fasilitas pembiayaan tambahan yang dapat diambil nasabah pada waktu tertentu sepanjang coverage atas agunannya masih dapat meng-cover total pembiayaannya dan dengan memperhitungkan kecukupan debt to service ratio nasabah. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah Bersubsidi Pembiayaan untuk pemilikan/pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang dengan dukungan subsidi uang muka dari pemerintah, yang ditujukan kepada golongan berpendapatan tetap (pegawai/karyawan).
Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik) Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamliik adalah fasilitas pembiayaan dengan skema sewa atas suatu obyek sewa antara Bank dan Nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah. Mudharabah Muqayyadah off Balance
Pembiayaan
Sheet Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet adalah penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah di mana Bank bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak menanggung risiko.
BSM
Customer Network Financing BSM Customer Network Financing (BSM-CNF) adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah (agen, dealer, dan sebagainya) untuk pembelian persediaan/inventory barang dari Rekanan (ATPM, produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan Bank. BSM Pembiayaan Resi Gudang BSM Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/ produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen.
29
Pembiayaan Umrah Pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umroh, seperti untuk tiket, akomodasi, dan persiapan biaya umroh lainnya dengan akad ijarah. BSM Pembiayaan Griya DP 0% Pembiayaan Griya BSM tanpa dipersyaratkan adanya uang muka bagi nasabah, di mana nilai pembiayaan adalah sebesar 100% dari harga transaksi rumah. BSM Sistem Pembayaran Off Line Sistem pembayaran BSM secara off line yang dapat digunakan oleh institusi yang memiliki pelanggan yang banyak untuk melakukan pembayaran dari pelanggan institusi di seluruh konter BSM. Pembiayaan dengan Agunan Investasi Terikat Syariah Mandiri Pembiayaan dengan agunan berupa dana investasi (cash collateral) dimana pemilik dana (investor) memberikan batasan kepada Bank mengenai tempat, cara dan objek investasinya. Pembiayaan kepada Pensiunan Penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk pembiayaan multiguna) kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan langsung uang pensiun yang diterima Bank setiap bulan (pensiun bulanan). Pembiayaan Peralatan Kedokteran Pemberian fasilitas pembiayaan kepada para profesional di bidang kedokteran/kesehatan untuk pembelian peralatan baru penunjang kerja.
BSM Sentra Bayar Merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan pada pihak ketiga (PLN, Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar dapat dilakukan dengan setoran uang kas atau debet rekening melalui teller, ATM, SMS Banking, atau proses autodebet secara bulanan. BSM Mobile Banking Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi SMS telepon selular (ponsel) yang memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja. BSM Net Banking Merupakan fasilitas layanan bank bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankan (ditentukan bank) melalui jaringan internet dengan sarana komputer. BSM Mobile Banking GPRS Merupakan produk layanan perbankan yang berbasis teknologi GPRS telepon selular (ponsel) yang memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan di mana saja, kapan saja. PPBA (Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM) Merupakan layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM. BSM Pooling Fund Merupakan fasilitas yang disediakan oleh Bank yang memudahkan nasabah untuk mengatur atau mengelola dana di setiap rekening yang dimiliki nasabah secara otomatis sesuai keinginan nasabah. BSM Pertukaran Valas Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh BSM dengan nasabah. BSM Bank Garansi Janji tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga, dimana bank menyatakan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga dimaksud apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin (nasabah) tidak memenuhi kewajibannya.
Produk Layanan
BSM Card Merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama, maupun ATM Bank Card. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di merchant-merchant yang berlogokan Gunakan BSM Card Anda disini.
30
BSM Electronic Payroll Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini BSM secara mudah, aman dan fleksibel. BSM SKBDN Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM dengan BSM). BSM Letter of Credit Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen. BSM Transfer Western Union Jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik).
Transfer Dalam Kota (LLG) Jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal. Transfer D.U.I.T. (Dana Untuk Indonesia Tercinta) Jasa pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia. Saat ini BSM bekerjasama dengan Merchantrade Asia (MTA) Malaysia. BSM Pajak Online Memberikan kemudahan kepada wajib pajak untuk membayar kewajiban pajak (bukan dalam rangka pembayaran pajak impor) secara otomatis dengan mendebet rekening atau secara tunai. BSM Pajak Impor Memberikan kemudahan kepada importir untuk membayar pajak barang dalam rangka impor secara online sebagai syarat untuk mengeluarkan barangnya dari gudang kantor bea dan cukai. BSM Referensi Bank Surat Keterangan yang diterbitkan oleh BSM atas dasar permintaan dari nasabah untuk tujuan tertentu. BSM Standing Order Fasilitas kemudahan yang diberikan BSM kepada nasabah yang dalam transaksi finansialnya harus memindahkan dari suatu rekening ke rekening lainnya secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaannya nasabah memberikan instruksi ke bank hanya satu kali saja. BSM Autosave Produk layanan pemindahbukuan otomatis antar rekening giro dan rekening tabungan dengan memelihara saldo tertentu. BSM Transfer Valas Transfer valas terdiri dari: Transfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri ke nasabah BSM.
BSM Kliring Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring. BSM Inkaso Penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah. BSM Intercity Clearing Jasa penagihan warkat (cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar wilayah kliring dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.
BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time.
31
33
Uraian Laporan Posisi Keuangan Aset Aset Produktif PenempatanSBIS, FASBIS dan Reverse Repo SBSN PembiayaanyangDiberikan Liabilitas DanaSyirkahTemporer SuratBerhargayangDiterbitkan DanaPihakKetiga a.Giro b.Tabungan c.Deposito Ekuitas
1. Sampai dengan akhir tahun 2012, BSM belum melakukan aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak terdapat informasi yang memuat harga saham tertinggi, terendah dan tertutup serta volume saham yang diperdagangkan. 2. Sampai dengan akhir tahun 2012, BSM belum melakukan aktivitas penerbitan obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel. Sehingga tidak ada informasi yang memuat tentang jumlah obligasi/sukuk/ obligasi konversi yang beredar, tingkat bunga, tanggal jatuh tempo dan peringkat obligasi/ sukuk.
54,23
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
34
dalam Rp Miliar 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
3.422 3.155 795 2.171 575 2.398 200 2.629 298 753 1.578 450
6.870 6.404 325 5.296 1.420 4.901 200 5.725 981 1.536 3.208 549
8.273 7.971 1.373 5.848 1.700 5.940 200 7.037 1.261 1.958 3.818 633
9.555 8.913 780 7.415 2.658 6.200 200 8.220 2.054 2.668 3.498 697
12.885 12.269 670 10.326 2.647 9.427 400 11.106 1.846 3.872 5.388 811
17.066 16.399 1.305 13.278 2.343 13.315 200 14.898 1.812 5.284 7.802 1.208
22.037 21.319 2.381 16.063 3.273 16.963 200 19.338 2.591 7.163 9.584 1.600
32.482 30.744 3.412 23.968 5.010 25.251 200 28.998 4.015 9.873 15.110 2.021
48.672 44.918 4.850 36.727 7.041 37.858 700 42.618 4.669 14.424 23.525 3.073
54.229 50.640 3.125 44.755 9.169 40.380 500 47.409 6.434 19.148 21.827 4.181
50.00 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5.00 2003 2004 2,17 5,30
44,75
47,41
30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 2,63 5,72 7,04 8,22 11,11 14,90 19,34
29,00
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
35
Uraian Laporan Laba Rugi Komprehensif PendapatanPengelolaanDanaOlehBankSebagaiMudharib HakPihakKetigaAtasBagiHasilDanaSyirkahTemporer PendapatanPengelolaanDanaOlehBankSebagaiMudharib-Bersih FeeBasedIncome LabaUsaha LabaSebelumManfaat/(Beban)Pajak Penghasilan LabaNeto Laba Komprehensif LabaBersihPerSahamDasar
5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 2003 279
Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib ( (dalam Rp miliar) 3.771
4.685
2.768 2.071
584
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
36
dalam Rp Miliar 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1.119
806
600 500 400 300 200 100 16 2003 2004 2005 103 84 115 196 291 419
551
137
101
65
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
Laba Neto
806 miliar
46,20%
37
Uraian Rasio-RasioUtama PemenuhanModalMinimum(CAR) Imbal Hasil Rata-Rata Aset (ROA) - Sebelum Pajak Imbal Hasil Rata-Rata Ekuitas (ROE) - Setelah Pajak PembiayaanTerhadapDanaPihakKetiga(FDR) PembiayaanBermasalahTerhadapTotalPembiayaan(NPFNET) PembiayaanBermasalahTerhadapTotalPembiayaan(NPFGROS) PendapatanBagiHasilBersihTerhadapAktivaProduktif(NIM) AsetLancarTerhadapKewajibanLancar LiabilitasTerhadapEkuitas(DER) LiabilitasTerhadapAset(DAR)
11,88% 12,56%
14,57%
13,82%
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
CAR 13,82%
38
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
20,87% 1,04% 3,61% 82,57% 2,32% 2,89% 7,12% 427,24% 127,79% 16,79%
10,57% 2,86% 22,28% 92,50% 1,97% 2,42% 6,91% 162,26% 258,78% 20,67%
11,88% 1,83% 14,56% 83,09% 2,68% 3,50% 6,83% 207,16% 268,79% 20,55%
12,56% 1,10% 10,23% 90,21% 4,64% 6,94% 5,63% 118,60% 381,16% 27,81%
12,43% 1,53% 16,05% 92,96% 3,39% 5,64% 6,31% 171,09% 326,19% 20,54%
12,66% 1,83% 21,34% 89,12% 2,37% 5,66% 6,73% 225,37% 193,87% 13,73%
12,39% 2,23% 21,40% 83,07% 1,34% 4,84% 6,62% 209,34% 204,53% 14,85%
10,60% 2,21% 25,05% 82,54% 1,29% 3,52% 6,57% 202,90% 247,94% 15,42%
14,57% 1,95% 24,24% 86,03% 0,95% 2,42% 7,48% 262,62% 229,11% 14,47%
13,82% 2,25% 25,05% 94,40% 1,14% 2,82% 7,25% 155,26% 219,31% 16,91%
3,50% 3,00% 2,50% 2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 0,00% 2003 2004 1,04% 2,86%
22,28%
24,24%
25,05%
14,56%
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
ROA 2,25%
ROE 25,05%
39
Kinerja 2012
Non Keuangan
800 700 600 500 400 300 200 100 0 2003 2004 2005 88 134
Jaringan Kantor
669
764
16.000 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 1.377 1.913 2.127 2.032
Pegawai
11.788
15.999
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
Pegawai 15.999
40
110.000 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 2003 2004 2005 2.133 7.733
Jaringan ATM
109.686
4.000.000 3.500.000
Nasabah
3.873.043
2.864.087
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Nasabah 3.873.043
41
Corporate Event
Sepanjang tahun 2012, BSM melaksanakan beragam corporate events, diantaranya kegiatan perjanjian kerjasama, penyaluran KUR, promo corporate, serta kegiatan Corporate Social Responsibility.
28
Januari
BSM Leader Vision
22
Februari
Pembiayaan Mikro Pengadaan air bersih Masyarakat Kudus
22
Maret
BSM International Business Model Competition
April
Mandiri DPLK & BSM
42
Mei
Penandatanganan PKS Sinergi Rahn Emas antara BSM dengan Bank Mandiri
September
AsiaMoney Awards 2012
20
Juni
RUPS Tahunan
Oktober
Indonesia Human Capital Study 2012
23
Juli
Triple A Awards 2012 Islamic Finance
Nopember
Temenos, Anabatic & BSM Alliance in Building Islamic Model Bank for Indonesia.
Agustus
Investor Awards Best Syariah 2012
10
Desember
Indonesia Most Trusted Companies 2012
43
Daftar Penghargaan
Selama tahun 2012, BSM telah meraih 30 penghargaan dari berbagai lembaga, baik dalam maupun luar negeri.
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama Penghargaan
Good Corporate Governance Award 2012 Indonesia Best Corporate Transformation 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Indonesian Human Capital Study Award 2012 Indonesian Human Capital Study Award 2012 Indonesian Human Capital Study Award 2012 Infobank Sharia Finance Award Asiamoney Islamic Bank Award 2012 Best Brand Platinum Awards
Pemberi Penghargaan
Majalah SWA dan The Indonesian Institute for Corporate Governance Majalah SWA dan Win Solution Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Perbanas Institute dan Woman Review Dunamis Dunamis Dunamis Majalah Infobank Asiamoney Majalah Swa bekerjasama dengan lembaga survey Mars Bank Indonesia, Bapepam-LK, BEI, Kementerian BUMN, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Ikatan Akuntan Indonesia, dan Ditjen Pajak Majalah Investor Koran Tempo Majalah Kartini ABFI Institute Perbanas dan Group Majalah Tempo The Asset Asian Hongkong The Asset Asian Hongkong The Asset Asian Hongkong Majalah Infobank Majalah Swa bekerjasama dengan lembaga riset Onbee Marketing Carre Customer Satisfaction & Loyalty dan Majalah Service Excellence Islamic Finance News / Redmoney Markplus Insight dan Majalah Marketeers Markplus Insight dan Majalah Marketeers
17. 18. 19. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Annual Report Award (ARA) 2011 Investor Award Indonesia Banking Award Indonesian Women Survey Award ABFI Institute Award Best Islamic Bank Award Best Islamic Retail Bank Award Best Islamic Trade Finance Bank Award Infobank Award Word of Mouth Marketing Award Service Quality Award 2012 Category: Sharia Banking Best Islamic Bank in Indonesia The Best Brand Equity Champion of Islamic Banking The Most Popular Brand of Islamic Banking
30.
44
Nama Prestasi
Penghargaan untuk Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) Achievement in Successfully Implementing Corporate Transformation Penghargaan untuk The Best Bank 2012 kategori Bank Syariah Penghargaan untuk The Best CEO Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Compliance Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Corporate Communication Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Financial Aspects Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Human Capital Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Marketing Penghargaan untuk The Best Bank 2012 in Risk Management Penghargaan untuk The Best for Employee Net Promoter Score (financial industry) Penghargaan untuk The Best for All Criteria (across industries) The Best for CEO Commitment (across industries) Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 The Best Islamic Bank in Indonesia Penghargaan untuk Indonesia Best Brand Award 6 kali berturut-turut (Platinum)
Tanggal Penganugrahan
19 Desember 2012 18 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 13 Desember 2012 11 Oktober 2012 11 Oktober 2012 11 Oktober 2012 4 Oktober 2012 26 September 2012 20 September 2012
Juara I ARA 2011 untuk kategori Private Keuangan Non Listed Bank Syariah Terbaik 2012 Best Performance Banking 2012 Kategori Bank Syariah dengan Aset di atas Rp5 Trilliun. For achieving No. 1 Choice Brand based on Indonesian Women Survey 2012 Penghargaan Bank Syariah Terbaik dengan pengukuran kinerja keuangan Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 Penghargaan untuk Marketing dari nasabah ke nasabah For achieving excellent total service quality satisfaction based on customer perception survey ISSI 2012 Penghargaan kepada Bank Syariah Mandiri sebagai Bank syariah terbaik di Indonesia. Top of mind awareness paling tinggi diantara para pesaingnya Indeks brand equity paling tinggi yang diukur berdasarkan 3 (tiga) parameter yaitu brand awareness index, brand image index, dan brand loyalty index
18 September 2012 8 Agustus 2012 13 Juli 2012 13 Juni 2012 18 Juli 2012 17 Juli 2012 17 Juli 2012 17 Juli 2012 13 Juli 2012 31 Mei 2012 10 Mei 2012 15 Februari 2012 31 Januari 2012
31 Januari 2012
45
Award
Selama tahun 2012, BSM telah meraih beragam penghargaan dari berbagai lembaga, baik dalam maupun luar negeri. Penghargaanpenghargaan tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada PT Bank Syariah Mandiri.
30 29 16
2010 2011 2012
12 10
2008 2009
8 5
2006 2007
46
Rating
BSM senantiasa meningkatkan kualitas dalam berbagai bidang. Pada tahun 2012 Pefindo memberikan peringkat AA+(idn).
AA+(idn)
2012
AA+(idn)
2011
AA-(idn) AA-(idn)
2009 2010
FitchRating
A+(idn) A+(idn)
2007 2008
FitchRating FitchRating
A(idn)
2006
FitchRating FitchRating
id BBB+
2005
FitchRating
BSM senantiasa meningkatkan kualitas dalam berbagai bidang, sehingga pada tahun 2012 menerima pengakuan positif, baik dari dalam dan luar negeri maupun dari lembaga pemeringkat.
47
Nilai Perusahaan
Mesin hitung koin tahun 1970 - Koleksi Museum Mandiri 48
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
Bank terus mensosialisasikan Visi, Misi dan BSM Shared Values ETHIC kepada seluruh jajarannya.
49
Nilai Perusahaan
1) Kompetensi BSM mengimplementasikan dengan meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir. Hal ini sesuai dengan landasan normatif diantaranya sbb: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungawabannya. (Al Isra (17): 36) 2) Integritas BSM mengimplementasikan dengan menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. Hal ini sesuai dengan landasan normatif diantaranya sbb: Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan (Al Maidah (5): 64)
alam rangka mendukung penciptaan tujuan perusahaan, maka BSM memandang perlu untuk menetapkan Visi dan menguatkan Misi Perusahaan. Penguatan Misi perusahaan dilakukan dengan cara menyesuaikan rumusan Misi yang ada sebelumnya dengan kondisi saat ini. Direksi BSM telah menetapkan Visi, Misi dan BSM Shared Values ETHIC. Bank telah mensosialisasikan Visi, Misi dan BSM Shared Values kepada seluruh jajaran BSM. Lebih lanjut, diharapkan seluruh jajaran BSM mengetahui, memahami dan melaksanakan Visi, Misi dan BSM Shared Values. (Vide: Surat Edaran No. 10/001/UMM tanggal 30 Januari 2008)
Visi
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
2) Aspek Syariah Untuk menjadi pilihan mitra usaha dari aspek syariah, BSM mengimplementasikan dengan menjalankan fungsi Dewan Pengawas Syariah sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan landasan normatif diantaranya sbb: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanga-Nya. (An Nisaa (4): 125)
50
(Customer Focus)
(Teamwork)
(Integrity)
(Humanity)
Excellence (Imtiyaaz) : Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. Teamwork (Amal Jamaiy) : Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. Humanity (Insaaniyah) : Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang religius.
Integrity (Shidiq) : Memahami dan menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. Customer Focus (Tafdhiilu Al-Umalaa) : Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk menjadikan BSM sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
51
Nilai Perusahaan
Nilai-nilai Perusahaan
Integrity (Shidiq): Memahami dan menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus (Tafdhiilu Al-Umalaa): Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk menjadikan BSM sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
ntuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, BSM merumuskan nilai-nilai utama (Shared Values) perusahaan yang disebut BSM Shared Values melalui Surat Edaran Direksi No. 10/001/UMM tanggal 30 Januari 2008 tentang Visi, Misi dan BSM Shared Values ETHIC. Nilai-nilai perusahaan BSM terdiri atas Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus. Nilai-nilai ini lahir dari kesepakatan seluruh jajaran BSM secara bottom up. Agar nilai-nilai yang telah dirumuskan dan disepakati dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh insan BSM dalam kehidupan berorganisasi, maka hal tersebut diterjemahkan dalam perilaku-perilaku utama sebagai berikut:
52
Contra Behavior
Kurang kompetensi Minim pengalaman Kurangnya pelatihan Pendekatan top-down terlalu dominan Rendahnya akses ke informasi
Tidak peduli pada tujuan perusahaan Buruk sangka, negative thinking Bersikap subjektif (like and dislike) Menganggap tugas sebagai beban Rendahnya motivasi kerja Materialistis
Sederhana Ikhlas Berbagi pada sesama Peduli pada sesama Dapat menjaga amanah Jujur Sedikit bicara yang tidak berguna Amanah Dapat menerima kritik Bekerja sebaik mungkin untuk menghasilkan sesuatu yang positif Memisahkan kepentingan pribadi dan perusahaan. Responsive Cepat dan tanggap Mengerjakan secara tim Inovatif dan out of the box
Pembohong Banyak bicara kosong Munafik Mudah tersinggung Perilaku cari muka
Conflict of interest Tidak responsive Tidak ada atau lambat follow up Lempar tanggung jawab Mental ikut-ikutan
Nilai-nilai perusahaan BSM terdiri atas Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus.
53
Nilai Perusahaan
enentuan sasaran dan strategi BSM diselaraskan dengan bisnis yang dijalankan, sehingga membentuk suatu sinergi yang berkesinambungan. Sasaran dan strategi BSM tersebut tercermin dalam 5 (lima) program kerja utama.
54
dan pembukaan outlet: 6 KC, 75 KCP, 75 KCP khusus gadai (kerjasama dengan Bank Mandiri 20 outlet, PT Pos 50 outlet, BSHB 5 outlet), 25 KK, 79 PP, 250 sales outlet gadai di PT Pos, 285 sales outlet gadai di Bank Mandiri, dan 294 ATM; 8. Mengimplementasikan Core Banking System baru; 9. Mengimplementasikan proyek Corporate Plan 2012; 10. Memperkuat competency-based human resource melalui pengembangan kompetensi, kualitas dan produktifitas pegawai serta internalisasi budaya perusahaan (ETHIC).
Penentuan sasaran dan strategi BSM diselaraskan dengan bisnis yang dijalankan, sehingga membentuk suatu sinergi yang berkesinambungan.
55
Laporan Manajemen
Mesin PABX (Private Automatic Branch eXchange) tahun 1970 - Koleksi Museum Mandiri 56
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
57
Achmad Marzuki
58
Dewan Komisaris berpendapat bahwa Bank telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah berjalan efektif dan independen.
dalam mengelola Bank pada suatu periode tertentu dibawah kondisi perekonomian dan industri keuangan. Adapun penilaian self assesment Tingkat Kesehatan Bank pada tahun 2012 adalah 2 (dua) untuk penilaian peringkat faktor finansial dan peringkat faktor manajemen. Rasio kecukupan pemenuhan modal minimum (KPMM) Bank selama tahun 2012 berada pada Peringkat 1 (satu) atau Sangat Baik. Rasio KPMM per 31 Desember 2012 sebesar 13,84% atau di atas rasio minimum sebesar 8,00%. Bank telah mendapatkan tambahan modal disetor sebesar Rp300 miliar pada tanggal 28 Desember 2012. Di sisi lain, seluruh laba tahun lalu tidak dibagikan atau menjadi laba ditahan (Retained Earnings). Rasio Kualitas aset selama tahun 2012 berada pada Peringkat 2 (dua) atau Baik. Rasio rentabilitas selama tahun 2012 berada pada Peringkat 2 (dua) atau Baik. Rasio rentabilitas selama tahun 2012 berkisar antara 2,05% sampai dengan 2,41%, di mana rasio tertinggi yaitu 2,42% berada pada bulan Desember 2012. Rasio likuiditas selama tahun 2012 cenderung berfluktuatif antara peringkat 2 (dua) dan peringkat 3 (tiga). Rasio likuiditas per 31 Desember 2012 yaitu sebesar 18,52% atau
berada pada Peringkat 3 (tiga), hal ini mencerminkan kemampuan likuditas Bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas cukup baik. Selama tahun 2012, rasio sensitivitas terhadap risiko pasar sangat baik dengan Peringkat 1 (satu). Rasio tersebut menunjukkan risiko pasar Bank sangat rendah dan penerapan manajemen risiko pasar dilaksanakan secara efektif dan konsisten. Nilai komponen manajemen pada manajemen umum dan manajemen risiko selama tahun 2012 tidak mengalami perubahan (tetap), dimana rasio manajemen umum yaitu A dengan Peringkat 1 (satu) dan rasio manajemen risiko dan manajemen kepatuhan yaitu B dengan Peringkat 2 (dua). Rasio manajemen risiko selama periode tahun 2012 adalah B. Hal ini terutama diakibatkan oleh peningkatan jumlah sumber daya manusia dan jaringan kantor yang cukup signifikan. Namun peningkatan risiko-risiko tersebut dapat diiringi Bank dengan memperkuat infrastruktur manajemen risiko dan sistem pengendalian intern. Rasio manajemen kepatuhan pada peringkat B, dipengaruhi antara lain: 1. Proses core banking system yang masih dalam proses penyempurnaan dan pengembangan;
59
Laporan Manajemen
2. Pelaksanaan komitmen dalam mengimplementasikan Code of Conduct (CoC) yang perlu ditingkatkan sehingga dapat memitigasi timbulnya penyimpangan dan terjadinya fraud; 3. Penguatan sistem pengendalian internal yang terus dilakukan.
Predikat risiko hukum yaitu moderate. Predikat moderate pada risiko hukum disebabkan terdapat perkara di pengadilan yang dihadapi Bank. Predikat risiko reputasi yaitu low to moderate. Predikat low to moderate pada risiko reputasi disebabkan karena meningkatnya jumlah keluhan nasabah. Predikat risiko stratejik yaitu moderate to high. Hal ini disebabkan karena penerapan organisasi baru pembiayaan yang terus disempurnakan. Predikat risiko kepatuhan low. Hal ini menunjukkan Bank selalu berkomitmen untuk mematuhi ketentuan yang berlaku.
Selama tahun 2012, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan Bank memperoleh Peringkat Komposit 2 (dua).
Operational Risk
Infrastruktur Sistem Teknologi (Core Banking System). Dewan Komisaris memberi dukungan penuh terhadap pengembangan Core Banking Sytem (CBS) Pada tahun 2012, Bank telah mengimplementasikan CBS tahap I pada tanggal 06 Februari 2012. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris concern terhadap implementasi CBS tahap I tersebut dan melihat masih terdapat kendala-kendala yang masih harus diperbaiki diantara yaitu Performance dan saldo Deffered Account yang besar dan belum terselesaikan. Dalam menyelesaikan hal tersebut, Dewan Komisaris memberikan masukan kepada Direksi, antara lain: 1. Berkoordinasi dengan vendor untuk melakukan investigasi terhadap performance CBS; 2. Membentuk Tim Khusus Penyelesaian Deffered Account;
60
3. Merinci secara terpisah saldo per transaksi debet dan transaksi kredit; 4. Membuat langkah-langkah penyelesaian disertai dengan target waktu yang ditetapkan; 5. Melaporkan progress penyelesaian kepada Dewan Komisaris secara priodik setiap bulan.
concern terhadap rasio penyaluran pembiayaan terhadap debitur inti. Dewan Komisaris meminta Direksi agar memperkuat organisasi, meningkatkan monitoring terhadap nasabah pembiayaan dengan memperhatikan kecukupan sumber daya manusia, kompetensi pegawai, dan pelaksanaan analisa watch list secara berkesinambungan.
yaitu melakukan rapat koordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dengan tujuan mengoptimalisasi pengawasan terhadap kepatuhan pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha Bank. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah, Dewan Komisaris meminta kepada Direksi agar terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai Bank terhadap implementasi prinsip syariah khususnya di bidang pembiayaan serta melakukan sosialisasi kepada nasabah secara konsisten terhadap aspek syariah dan lainnya. Dewan Komisaris juga meminta kepada Direksi untuk memberikan kesempatan kepada Dewan Pengawas
Credit Risk
Penerapan Manajemen Risiko pada Proses Pembiayaan dengan Metode Four Eye Principles. Dewan Komisaris concern terhadap proses baru pembiayaan dengan metode Four Eye Principles. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan prinsip kehatihatian dan mitigasi risiko kredit dalam proses pembiayaan. Dewan Komisaris meminta Direksi agar dilakukan evaluasi berkala, sehingga terdapat sinergi yang kuat antara unit kerja bisnis dengan unit kerja risk assessment guna menghasilkan proses pembiayaan yang prudent dan cepat. Dalam penanganan pembiayaan bermasalah, Dewan Komisaris concern terhadap penanganan pembiayaan bermasalah yang termasuk di dalam nya struktur organisasi, sumber daya manusia, dan action plan penyelesaian. Dewan Komisaris meminta kepada Direksi diantaranya agar dapat memperkuat organisasi penanganan pembiayaan bermasalah, membuat action plan penyelesaian, melaporkan kepada Dewan Komisaris secara periodik progress action plan dan meningkatkan kompetensi pegawai khususnya dalam bidang pembiayaan. Terkait dengan 15 Nasabah Besar Pembiayaan, Dewan Komisaris
Prol risiko posisi 31 Desember 2012 menunjukkan predikat risiko komposit Bank secara keseluruhan adalah low to moderate dengan trend stabil.
audit internal diantaranya peningkatan kompetensi auditor sehingga hasil pemeriksaan dapat disampaikan secara optimal; meminta dilakukannya performance audit pada beberapa unit kerja; dan memastikan terdapat pemahaman dan persepsi mengenai risiko terkait pelaksanaan Risk-Based audit antara Audit Internal dengan Auditee ataupun Auditor Eksternal.
Syariah (DPS) pada setiap agenda Bank untuk melakukan sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan pada jajaran Bank terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha Bank. Dewan Komisaris juga mendorong Direksi untuk dapat mempertimbangkan variabel kepatuhan/comply prinsip syariah dalam key performance indicator pegawai dan/atau unit kerja. Dewan Komisaris melakukan monitoring terhadap fungsi kepatuhan Bank melalui laporan kinerja dan hasil pengawasan kepatuhan yang dilakukan
Kinerja Kepatuhan
Dewan Komisaris concern terhadap kepatuhan prinsip syariah. Salah satu cerminan concern Dewan Komisaris
61
Laporan Manajemen
unit kerja kepatuhan. Nilai atau rasio yang menjadi perhatian adalah index kepatuhan. Pada index kepatuhan yang menjadi perhatian Dewan Komisaris antara lain pencapaian beberapa parameter seperti Corporate Compliance Index (CCI), Compliance Risk Index (CRI), Compliance Certificate (CC), Compliance Self Assessment (CSA), Zero Defect Index (ZD), Regulation index (RI), Division Compliance Index (DCI), Branch Compliance Index (BCI), PKP Performance, APU & PPT Index, Compliance Procedure Index, Code of Conduct, dan GCG Index. Secara predikat tingkat kepatuhan pada Desember 2012 sebesar 90,38% atau predikat kepatuhan tinggi.
terhadap target yang ditetapkan dalam rencana bisnis Bank (RBB) tahun 2012. Namun dilihat dari pertumbuhan volume bisnis pembiayaan dan dana pihak ketiga lebih rendah dibandingkan target RBB tahun 2012. Di sisi lain, Dewan Komisaris berpendapat bahwa Bank telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah berjalan cukup baik. Berdasarkan hasil pengawasan atas realisasi kinerja, pelaksanaan program kerja Bank, dan dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan (suistainable growth), Dewan Komisaris menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian manajemen dalam upaya perbaikan dan peningkatan kinerja bank antara lain sebagai berikut: 1. Permodalan Bank harus mampu mendukung rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin dicapai, walaupun posisi permodalan (CAR) masih dalam kondisi aman, namun Bank perlu mengupayakan hal-hal sebagai berikut: a. merealiasikan rencana penambahan modal pemegang saham sesuai target waktunya. b. menyalurkan dana pada aktiva produktif dengan bobot ATMR yang rendah. 2. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan pembiayaan yang berkesinambungan (suistainable growth) dan meningkatkan kualitas aktiva produktif, Bank perlu melanjutkan langkahlangkah secara lebih konkrit dan berkesinambungan diantaranya: a. me-review kembali organisasi pembiayaan, termasuk mengimplementasikan proses
PT Bank Syariah Mandiri
Dewan Komisaris meminta Direksi agar dilakukan evaluasi berkala, sehingga terdapat sinergi yang kuat antara unit kerja bisnis dengan unit kerja risk assessment guna menghasilkan proses pembiayaan yang prudent dan cepat.
Dewan Komisaris melakukan monitoring secara rutin (harian) terhadap neraca harian dan Posisi Devisa Netto (PDN). Selama periode tahun 2012 tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan PDN. Selain itu Dewan Komisaris juga memonitor perkembangan asset dan liability melalui laporan keuangan harian.
62
b.
c. d.
e.
baru pembiayaan berdasarkan four eyes principle secara optimal; meningkatkan fungsi pengawasan dan kepatuhan prosedur, ketertiban administrasi pembiayaan, dan efektifitas pengendalian intern pada proses pemberian pembiayaan; memonitor kondisi nasabah pembiayaan secara periodik; membuat crash program untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah dengan membentuk organisasi remedial account/financing recovery; meminta adanya early warning signal per segmen dan sektor untuk mengantisipasi penurunan kolektibilitas nasabah lancar.
4. Dalam rangka menjaga tingkat risiko Bank tetap pada risiko rendah dengan tren stabil maka Bank perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Meningkatkan pengendalian intern; b. Melengkapi setiap ketentuan dengan flowchart yang menyebutkan tugas dan tanggung jawab setiap petugas bank; c. Menyalurkan pembiayaan secara prudent dan melaksanakan four eye principles dalam proses pembiayaan;
Dewan Komisaris senantiasa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen dengan berlandaskan pada tata kelola perusahaan yang baik. Dewan Komisaris berkomitmen untuk proaktif dalam melaksanakan fungsi pengawasan Bank, baik pada proses perumusan rencana strategis perusahaan, penyusunan dan implementasi rencana bisnis Bank, pemantauan kinerja, serta penerapan manajemen risiko dan penerapan Good Corporate Governance.
3. Bank agar mempertahankan sekaligus meningkatkan rentabilitas, melalui hal-hal sebagai berikut: a. Memberikan pembiayaan/ piutang secara prudent dan sehat; b. Memberikan pembiayaan kepada sektor ekonomi yang sangat menarik atau menarik; c. Menghindari memberikan pembiayaan yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki bank; d. Menyalurkan pembiayaan secara prudent dan sehat dengan stressing pembiayaan pada segmen retail dan mikro; e. Memastikan kelancaran pembayaran kewajiban dengan monitoring pembiayaan yang efektif; f. Meningkatkan pendapatan fee based income; g. Mengendalikan overhead dengan menjaga disiplin anggaran dan efisiensi pada seluruh aktivitas.
Dewan Komisaris melakukan monitoring terhadap fungsi kepatuhan Bank melalui laporan kinerja dan hasil pengawasan kepatuhan yang dilakukan unit kerja kepatuhan.
d. Meningkatkan kompetensi dan capability pegawai bank; f. Melakukan penyelesaian terhadap Core Banking System dan Project Saturn; g. Mengidentifikasi risiko inheren pada setiap risiko bank; h. Mengidentifikasi top ten risk pada setiap unit kerja guna memudahkan pelaksanaan mitigasi risiko oleh masingmasing unit kerja.
Penerapan tata kelola perusahaan telah dilaksanakan oleh Bank berlandaskan pada lima prinsip dasar (transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran). Pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan antara lain: 1. Transparansi Bank telah mengembangkan sistem akuntansi berdasarkan standar akuntansi syariah yang berlaku untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan telah melakukan sosialisasi laporan keuangan Bank, menginformasikan produkproduk Bank kepada nasabah, menerapkan prosedur pengadaan barang dan jasa pihak ketiga untuk kebutuhan operasional Bank melalui suatu proses dan mekanisme yang dilakukan secara
63
Laporan Manajemen
adil dan transparan, Bank juga telah menggunakan jasa auditor eksternal yang independen dan profesional. 2. Akuntabilitas Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masingmasing organ organisasi dan penyusunan struktur organisasi yang mengakomodasi kebutuhan organisasi. Bank telah mempunyai sistem rekruitmen pegawai yang fair, obyektif, dan kompetitif. Bank telah mempunyai sistem remunerasi manajemen dan pegawai yang berbasis kinerja kompetitif dan transparan. 3. Pertanggungjawaban Bank telah melaksanakan pelaporan kepada pihak ketiga (BI, Bank Mandiri, PPATK)
pegawai melalui pelatihan (internal dan eksternal), kompetensi. 4. Kewajaran Dewan Komisaris dan Direksi telah melaksanakan wewenang dan tanggung jawab sesuai batasan-batasan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan perundangundangan yang berlaku. Bank telah memberikan penghargaan (reward) untuk setiap prestasi dan menjatuhkan hukuman (punishment) yang obyektif dan bersifat mendidik bagi setiap pelanggaran. Dewan Komisaris telah memiliki dan menyempurnakan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BSM yang telah disahkan tanggal 11 Mei 2010. Pedoman dan Tata Terbit Kerja tersebut mengatur mengenai tugas pokok, struktur organisasi, etika kerja, waktu kerja, dan penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris.
Selama periode tahun 2012 tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan PDN. Selain itu Dewan Komisaris juga memonitor perkembangan asset dan liability melalui laporan keuangan harian.
Prospek Usaha
Terhadap prospek dan pengembangan Bank yang disusun oleh manajemen, Dewan Komisaris berpendapat bahwa prospek tersebut telah menyesuaikan dan memperhatikan kondisi perekonomian ke depan, kebijakan pemerintah, dukungan owner, peningkatan dan penguatan organisasi, jaringan, human capital, manajemen risiko, dan teknologi yang tersedia.
dan memenuhi ketentuan dari regulator, Bank telah melaksanakan corporate social responsibility dan mengelola zakat serta qardhul hasan. 4. Profesional Bank telah mempunyai aturan yang memisahkan antara kepentingan kedinasan dan pribadi serta mampu mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari tekanan pihak manapun. Bank telah memperkuat dan kompetensi dan capability
64
dan Lilis Kurniasih masing-masing sebagai Komisaris sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 28 juni 2011, sedangkan Ramzi A. Zuhdi telah diangkat sebagai Komisaris Independen pada RUPSLB tanggal 29 Juni 2010, sehingga jumlah Dewan Komisaris tetap berjumlah 5 (lima) orang.
dan masukan atau rekomendasi secara tertulis kepada Direksi, Direktur Bidang maupun unit kerja. Dewan Komisaris melaksanakan amanatnya dibantu oleh tiga komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Sejalan dengan tugasnya komite-komite tersebut juga melaksanakan interaksi secara rutin dengan manajemen dan unit kerja terkait. Semangat, pengabdian, serta kebulatan visi yang telah dituangkan oleh segenap jajaran pegawai dan Direksi dalam pencapaian kinerja 2012 menjadi kebanggaan khusus bagi Dewan Komisaris. Kami menyadari, pencapaian yang baik tahun 2012 merupakan hasil jerih payah dan
dedikasi dari setiap pegawai dan Direksi. Atas kinerja yang baik tersebut, akhir kata Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada segenap jajaran pegawai dan Direksi BSM, serta kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaan pada BSM selama ini. Demikian Laporan Dewan Komisaris atas pelaksanaan program pengawasan selama tahun 2012. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan memberikan kekuatan kepada kita semua. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tardi Komisaris
65
Laporan Manajemen
Komisaris Independen
Abdillah
Achmad Marzuki
66
Komisaris Independen
Ramzi A. Zuhdi
Lilis Kurniasih
Komisaris
Komisaris
Tardi
67
Laporan Manajemen
Achmad Marzuki Komisaris Utama & Komisaris Independen Warga Negara Indonesia. Umur 74 tahun, lahir di Palembang 25 Juli 1939. Lulusan Administrasi Negara, Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada Tahun 1964. Beliau juga Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Tahun 1980. Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen BSM, ybs pernah menjabat sebagai Senior Advisor Dewan Komisaris BSM, Komisaris Utama PT Bumi Daya Plaza, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) dan Direktur PT Bank Bumi Daya (Persero). Pendidikan dan Pelatihan Training yang pernah diikuti antara lain: l Business Workshop, Supervised Achievement Motivation Training & Consultant, Insurance and Development Banking, Course on Development and Promotion Small Enterprises oleh EDI/IBRD l Seminar Kejahatan Ekonomi di Bidang Perbankan, Top Management Program of Asian Institute, Risk Management in Retail Banking. Penugasan Khusus: Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi BSM Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
Abdillah Komisaris Independen Warga Negara Indonesia. Umur 66 tahun, lahir di Brebes, 21 Februari 1947. Lulusan Universitas Indonesia 1977. Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, beliau pernah menjabat sebagai anggota Komite Audit BSM, Ketua Pengawas Yayasan Kesejahteraan PT Bumi Daya, Komisaris PT Estika Sedaya Finance, Ketua Badan Pengawas Yayasan THT PT Bank Bumi Daya (Persero), dan Kepala Urusan Pengawasan Intern PT Bank Bumi Daya (Persero) . Pendidikan dan Pelatihan Training yang pernah diikuti antara lain: l Kursus Financial Accounting l Kursus Audit Inspection and Control l Seminar Management Accounting l Kursus Asset Liability Management l Top Management Program dan Sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA). BSMR: The 4th Jakarta Risk Management Convention Global Financing Crisis: What, Went, Wrong & What We Learned. l Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I l Sertifikasi manajemen Risiko Tingkat II l Seminar Kesiapan Perbankan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Mengantisipasi Program MP3EI. Annual Risk Consolidation Conference. Penugasan Khusus: Ketua Komite Audit PT BSM Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
68
Ramzi A. Zuhdi Komisaris Independen Warga Negara Indonesia. Umur 61 tahun, lahir di Jambi, 5 Mei 1952. Lulusan Universitas Gajah Mada tahun 1972 dan Meraih Master di IOWA State University tahun 1989. Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, beliau pernah menjabat sebagai Direktur DPbS Bank Indonesia dan Direktur Keuangan PT Mekar Prana Indah. Saat ini beliau juga masih menjadi dosen Program Kajian Studi Timur Tengah Islam (PKSTTI) (Magister) Universitas Indonesia. Pendidikan dan Pelatihan Training yang pernah diikuti antara lain: l Jakarta, 2003: Couching & Counselling Skill (Manajemen IMMI) l Washington DC, 2004: KRD-Credits for Reporting Purposes (Institute of Internal Auditors) l Jakarta, 2004: Manajemen Risiko (Bank Indonesia) l Bandung, 2008: Total Image (Lembaga Pendidikan Duta Bangsa) l London, 2008: MNJ-Advanced Leadership On Central Bank MGT & Poli (BSMR) l Jakarta, 2008: Strategi Penataan SDM (Daya Dimensi Indonesia) l Jakarta, 2011: Certificate of Competence (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) l Jakarta, 20011: Workshop Assesor Kompetensi (LSPP) l Frankfrut, 2012: Risk Management Certification Refreshment Program Level 3-level 5. Penugasan Khusus: Ketua Komite Pemantau Risiko Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 29 Juni 2010
Tardi Komisaris Warga Negara Indonesia. Umur 49 tahun, lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964. Lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret dan Pasca Sarjana di Universitas Padjajaran. Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan BSM, beliau pernah menjabat sebagai Group Head Credit Recovery II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Collection I PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Consumer Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operation & Control Loan Operations Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Group Head pada Credit Operation & Control Credit Administration PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pendidikan dan Pelatihan Training yang pernah diikuti antara lain: l Loan Syndication Workshop l Pendidikan Ketrampilan Manajerial l Training Debt Restructuring and Loan SYN, Credit Training for Lending, Marketing Analysis, Strategy& MPD l Sertifikasi Management Risiko-1 dan 2 l Risk Management in Banking dan Leaders Forum. Penugasan Khusus: Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 19 Juni 2008
Lilis Kurniasih Komisaris Warga Negara Indonesia. Umur 55 tahun, lahir di Bandung, 13 Januari 1958. Lulusan Institut Pertanian Bogor 1981. Berbagai kursus dan pelatihan yang pernah diikuti antara lain: Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris BSM, beliau pernah menjabat sebagai Commercial Banking Center Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Operations Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi PT Bank Syariah Mandiri, Wakil Kepala Cabang Kebayoran PT Bank Exim dan Kepala Bagian Kredit Menengah Bandung Lapangan Raya PT Bank Exim. Pendidikan dan Pelatihan Training yang pernah diikuti antara lain: l Analisa Kredit l Asset dan Liabilities, Investment Management l Advance Financial Analysis l Quality Service Delivery l Sertifikasi Management Risiko-1 l Assesment Perkreditan l Negotiation Skill l SOS Implementasi Basel II & ERM l Operation Risk Management dan Leaders Forum. Penugasan Khusus: Anggota Komite Pemantau Risiko Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 19 Juni 2008
69
Seluruh pedoman produk pendanaan, pembiayaan dan operasional BSM telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah.
70
Assalamualaikum Wr. Wb. Bismillaahirrahmaanirrahiim Operasional Bank telah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang independen yang anggota-anggotanya ditetapkan oleh RUPS. Anggota-anggota DPS telah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah MUI. Seluruh pedoman produk pendanaan, pembiayaan dan operasional Bank telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah. Kegiatan-kegiatan DPS selama tahun 2012 mencakup: 1. Memberikan masukan bahwa produk dan layanan Bank telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan DSN. Memberikan masukan dan opini pada seluruh pedoman kerja operasional dan manual produk. Menyerahkan laporan pengawasan syariah kepada Bank Indonesia, Direksi dan DSN MUI setiap semester pada tahun 2012, yang memuat antara lain: a. Hasil pengawasan terhadap proses pengembangan produk baru bank meliputi tujuan, karakteristik, akad dalam produk, kesesuaiannya dengan Fatwa DSN- MUI, review system dan prosedur produk baru. Hasil pengawasan terhadap kegiatan bank meliputi
penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa bank. Bentuk pengawasan berupa; analisis laporan hasil audit intern, penetapan dan pemeriksaan jumlah uji petik transaksi, review terhadap SOP terkait aspek syariah. c. Opini Umum DPS terhadap operasional bank per periode. Periode I yaitu 1 Januari 2012 s.d. 30 Juni 2011 dan periode II yaitu 1 Juli 2012 s.d. 31 Desember 2012. Opini DPS terhadap kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa bank. Dengan menyajikan data berupa: jumlah SE (Surat Edaran), data pembiayaan serta opini DPS atas produk baru bank. Pada tahun 2012 DPS telah mengeluarkan 4 opini syariah. Metodologi dan teknik pengambilan uji sampel pemeriksaan. Pada tahun 2012 DPS telah melakukan uji petik/ pengawasan langsung ke 4 Kantor Cabang yaitu ke 4 Kantor Cabang BSM yaitu KC Bandung Kopo, KC Jogjakarta, KC Solo dan KC Tasikmalaya. Uji Petik dilakukan terhadap dokumendokumen transaksi, baik aspek pendanaan (ketentuan tabungan, giro dan deposito), ketentuan SOP, klausul-klausul SP3 (Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan), termasuk klausul-
klausul yang cukup detil, misalnya bagaimana formula bagi hasil, bagaimana ketetapan tentang denda (tawidh), bagaimana proses litigasi dan non litigasi jika terjadi persengketaan. Kami mengharapkan seluruh jajaran Bank tetap membangun akhlak yang mulia sebagai inti dari organizational behavior. Selain itu, kerjasama dan koordinasi yang telah terbina melalui bentuk rapatrapat periodik gabungan dalam rangka pembahasan berbagai aspek operasional Bank dapat terus ditingkatkan agar selaras dengan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance). Kami mensyukuri dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Manajemen atas pencapaian kinerja Bank termasuk di dalamnya ekspansi jaringan yang makin luas dan pengembangan service maupun produk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami menganggap sangat penting manajemen tetap berkomitmen untuk benar-benar menjaga ketaatan pada prinsip- prinsip syariah serta kepatuhan atas peraturan perundang- undangan yang berlaku, agar pertumbuhan dan pengembangan Bank ke depan sesuai dengan harapan semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb.
d.
2.
e.
3.
b.
71
Laporan Manajemen
Mohamad Hidayat
Anggota
Komaruddin Hidayat
Ketua
M. Syafii Antonio
Anggota
72
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Ketua Warga Negara Indonesia. Umur 59 tahun, lahir di Magelang, 18 Oktober 1953. Pengalaman Pekerjaan Selain menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau juga sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dari tahun 2006-sekarang; dan pernah menjabat sebagai Ketua Panwaslu (2003-2004); Direktur SPS UIN Jakarta (2005); Anggota BNPT (2010-sekarang); serta aktif sebagai pengurus di beberapa LSM terutama bidang pendidikan dan dialog antar umat beragama, dll. Pendidikan dan Pelatihan Lulusan S1 Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1981. Gelar Magister dan PhD di bidang Philosophy diperolehnya dari Midle East Technical University (METU) Ankara, Turkey tahun 1995. Post-Doctorate Research Program di McGill University, Canada (satu semester, 1995) dan Post-Doctorate Research Program di Hartfort Seminary Connecticut, USA (satu semester, 1997) Dasar Pengangkatan Pertama kali: Akta No. 19, tgl 28 Juni 2011 dan SK Kom No. 13/001-KEP/KOM, tgl 22 Desember 2011 untuk periode 22 Desember 2011 Juni 2016.
Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec. Anggota Warga Negara Indonesia. Umur 46 tahun, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967. Pengalaman Kerja Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau pernah menjabat sebagai Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia, Anggota Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI dan Dosen Tazkia. Beliau juga pernah bertugas sebagai Global Shariah Advisor di Dubai, Komite Ahli Perbankan Syariah Kuala Lumpur dan Bank Indonesia. Sejak 2010 diangkat Presiden RI sebagai Anggota Komite Ekonomi Nasional. Pendidikan dan Pelatihan Meraih gelar PhD di bidang Micro Finance, dari University of Melbourne Australia tahun 2004. Gelar Master di bidang Ekonomi International Islamic University (IIU), Malaysia tahun 1992. Dasar Pengangkatan Pertama kali: Akta No. 10 tanggal 3 Juli 2001, Akta No. 10 tgl. 19 Juni 2008 dan Akta No. 19, tgl 28 Juni 2011.
Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH. Anggota Warga Negara Indonesia. Umur 46 tahun, lahir di Jakarta, 3 Mei 1967. Pengalaman Kerja Selain menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah BSM, beliau menjabat sebagai Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI, Dosen S-2 Program PSTTI Universitas Indonesia dan Dosen S-2 Program IEF Universitas Trisakti. Di samping itu aktif menjadi supervisor dan advisor di beberapa institusi keuangan/non keuangan Islam, juga Ketua Umum Al-Washiyyah Foundation. Pendidikan dan Pelatihan Lulus dari Fakultas Syariah IAIN Jakarta tahun 1991, S-2 MBA dari IPWI Jakarta dan S-2 dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM Jakarta tahun 2003. Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan S-3 di bidang Islamic Economic and Finance di Universitas Trisakti, Jakarta. Dasar Pengangkatan Pertama kali: Akta No. 24, tanggal 8 September 1999, Akta No. 10 tgl. 19 Juni 2008, Akta No. 19, tgl 28 Juni 2011.
73
Laporan Direksi
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
Marketing Champion Indonesia 2009 The Best CEO 2010 Lifetime Achievement 2010 The Best CEO for Human Capital Commitment 2012
Islamic Banker of the Year 2012 The Best CEO 2012 Indonesia Best Corporate Transformation 2012
74
Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang terhormat, Assalaamualaikum Wr Wb Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga Bank Syariah Mandiri dapat melalui tahun 2012 dengan mencapai target laba yang ditetapkan oleh Pemegang Saham. Dengan perkembangan yang ada, kami semakin yakin dengan masa depan perseroan yang gemilang. Kami atas nama Direksi beserta seluruh jajaran PT Bank Syariah Mandiri melaporkan kinerja Perseroan pada tahun 2012.
Aset perbankan syariah di tahun 2012 tumbuh Rp49,55 triliun atau tumbuh 34,06% dari Rp145,47 triliun di tahun 2011 ke Rp195,02 triliun di tahun 2012.
terkait dengan dinamika perekonomian dunia dan berdampak pada kinerja perekonomian domestik. Nilai tukar rupiah secara rata-rata melemah 6,3% dari Rp8.768 per dolar AS di tahun 2011 ke level Rp9.358 per dolar AS di tahun 2012. Sementara itu, secara point-to-point, rupiah mengalami depresiasi 5,9% dari level Rp9.068 per dolar AS di tahun 2011 ke level Rp9.638 per dolar AS di tahun 2012. BI Rate di akhir tahun 2011 berada di level 6,00%, kemudian BI Rate turun di Februari 2012 menjadi 5,75% sampai dengan Desember 2012. Kinerja ekonomi Indonesia yang relatif membaik dan stabil mendorong BI untuk menetapkan BI Rate di akhir tahun 2012 berada pada level 5,75%. Bank Indonesia memandang bahwa Rate 5,75% masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan dan mendorong intermediasi perbankan, sehingga sisi supply dapat merespon akselerasi di sisi permintaan secara memadai. Secara umum kinerja perbankan masih relatif baik. Indikator-indikator utama perbankan seperti rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) juga menunjukkan perkembangan yang positif. NPL Gross di tahun 2012 menurun dibandingkan dengan NPL Gross di tahun 2011 dari 2,17% ke 1,87%, sedangkan Return on Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM) relatif stabil pada kisaran 3,11% dan
5,49%. Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan nasional per Desember 2012 mencapai 17,43% lebih tinggi dibandingkan CAR Desember 2011 yang mencapai 16,05%.
75
Laporan Manajemen
periode yang sama yaitu 50,56%. Perkembangan pembiayaan perbankan syariah di tahun 2012 naik sebesar Rp44,85 triliun atau 43,69%, dari Rp102,66 triliun di tahun 2011 ke Rp147,51 triliun di tahun 2012. Sementara itu rasio Non Performing Financing (NPF) membaik semula 2,52% di tahun 2011 menjadi 2,22% di tahun 2012. Perbankan syariah juga telah menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah di perbankan konvensional dikenal dengan istilah Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 100,00% di akhir
Sampai dengan tahun 2012, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mencapai 193 bank, terdiri dari 11 BUS, 24 UUS dan 158 BPRS.
tahun 2012, lebih tinggi dibandingkan LDR perbankan secara umum di angka 83,58%.
Pangsa Pasar
Sampai dengan tahun 2012, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mencapai 193 bank, terdiri dari 11 BUS, 24 UUS dan 158 BPRS. Dengan pertumbuhan aset tersebut, pangsa pasar aset perbankan syariah terhadap aset perbankan nasional meningkat dari 3,98% di tahun 2011 ke 4,58% di tahun 2012. Pangsa pasar DPK perbankan syariah di tahun 2012 adalah 4,57%. Pangsa pasar pembiayaan perbankan syariah terhadap perbankan umum adalah 5,45% di tahun 2012.
76
10. Memperkuat competency based human resource melalui pengembangan kompetensi, kualitas dan produktivitas pegawai serta internalisasi budaya perusahaan (ETHIC). Sedangkan untuk menghadapi tantangan bisnis di tahun 2013, BSM telah menetapkan rencana bisnis Bank untuk tahun 2013 yang kami rumuskan menjadi 5 (lima) Fokus Utama Bank. 1. Peningkatan produktifitas laba per pegawai semula Rp66,40 juta menjadi Rp111,70 juta , melalui: a. Peningkatan laba bersih sekurang-kurangnya Rp1,00 triliun; b. Peningkatan low cost fund (porsi min. 50%); c. Peningkatan pembiayaan UMKM (porsi min. 74%); d. Peningkatan efisiensi usaha (CER maks. 55,04%); e. Peningkatan FBI sekurangkurangnya Rp1,23 triliun; 2. Pengendalian kualitas aset (APYD/ AP maks. 2,42% dan NPF gross maks. 2,30% dan NPF net maks. 1,40%); 3. Peningkatan kualitas layanan menjadi peringkat 1 di Perbankan Syariah; 4. Implementasi Proyek Saturn (sinergi dengan Bank Mandiri dan perusahaan anak Bank Mandiri lainnya), Corporate Plan 2013, aliansi bisnis dengan PT Pos Indonesia dan Core Banking System tahap II; 5. Peningkatan kompetensi pegawai dan penguatan implementasi shared values ETHIC.
pertumbuhan aset, dana pihak ketiga, pembiayaan, dan fee based income tidak tercapai.
Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan pembiayaan di industri perbankan syariah sebesar 43,69%. Pertumbuhan ini diiringi dengan meningkatnya penyaluran pembiayaan ke sektor non korporasi, yaitu dari 72,93% di akhir 2011 menjadi 73,27% di akhir 2012. Meningkatnya porsi pembiayaan non korporasi ini diharapkan dapat menurunkan risiko pembiayaan sehingga akan menyehatkan perusahaan dalam jangka panjang.
Pendanaan
Pada tahun 2012, dana pihak ketiga (DPK) BSM mencapai Rp47,41 triliun atau sebesar 87,62% terhadap target Rencana Bisnis Bank (RBB) sebesar Rp54,10 triliun. DPK tersebut tumbuh sebesar 11,24% atau Rp4,79 triliun terhadap posisi DPK tahun 2011 sebesar Rp42,62 triliun. Perseroan juga terus menjaga rasio dana konsumer dan dana murah. Total pendanaan
Pencapaian pembiayaan BSM tahun 2012 tercatat sebesar Rp44,75 triliun atau sebesar 88,47% terhadap target RBB sebesar Rp59,59 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 21,86% atau sebesar Rp8,03 triliun terhadap posisi pembiayaan tahun 2011 sebesar Rp36,73 triliun.
Perseroan sejak 6 tahun terakhir selalu didominasi oleh dana konsumer (dana yang berasal dari nasabah individual) dan dana murah (giro dan tabungan). Per akhir tahun 2012, dana konsumer yang dihimpun berkontribusi 59,25% terhadap total dana pihak ketiga sedangkan dana murah yang dihimpun berkontribusi 53,96% terhadap total dana pihak ketiga.
Perseroan menaruh perhatian yang tinggi dalam aspek kehati-hatian. Untuk itu, Perseroan berupaya untuk menurunkan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing). NPF netto perseroan sedikit lebih tinggi dari semula 0,95% di akhir 2011 menjadi 1,14% di akhir 2012.
Pembiayaan
Pencapaian pembiayaan BSM tahun 2012 tercatat sebesar Rp44,75 triliun atau sebesar 88,47% terhadap target RBB sebesar Rp50,59 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 21,86% atau sebesar Rp8,03 triliun terhadap posisi pembiayaan tahun 2011 sebesar Rp36,73 triliun.
77
Laporan Manajemen
Hasilnya, di tahun 2012, perolehan FBI Perseroan baik. FBI yang dicapai tahun 2012 mencapai Rp1,14 triliun atau sebesar 75,28% dari target RBB yang ditetapkan sebesar Rp1,51 triliun. Sedangkan dibandingkan kinerja tahun 2011 meningkat sebesar Rp57,00 miliar atau 5,27%. Pendapatan Usaha Lainnya tersebut dikontribusi dari berbagai sumber pendapatan, baik pendapatan berbasis aktiva produktif, berbasis produk pendanaan, maupun berbasis transaksi.
bergerak fluktuatif dengan posisi di bulan Desember 2012 sebesar 72,07%. Perseroan terus menjaga efisiensi ini dengan mengoptimalkan pendapatan operasional dan pengendalian biaya operasional.
Tingkat Kesehatan
Selama tahun 2012, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan Bank memperoleh peringkat 2. Peringkat tersebut mencerminkan Bank tergolong baik dan manajemen mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. Penilaian ini didasarkan pada PBI Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 21 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Perseroan melakukan penilaian Tingkat Kesehatan secara self assessment. Tingkat Kesehatan Bank digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola bank dalam suatu periode tertentu dibawah kondisi perekonomian dan industri keuangan.
Alhamdulillah, FBI tahun 2012 mencapai Rp1,14 triliun atau sebesar 75,28% dari target RBB yang ditetapkan sebesar Rp1,51 triliun.
Protabilitas
Sejak tahun 2007, Perseroan selalu dapat melampaui target Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (ROE). Khusus tahun 2012, Perseroan berhasil mencapai ROE sebesar 25,05%, lebih tinggi terhadap kinerja ROE tahun 2011 sebesar 24,24%, dan lebih tinggi terhadap rata-rata ROE Perbankan Syariah sebesar 24,06%. Imbal Hasil Rata-rata Aktiva (ROA) Perseroan meningkat dari 1,95% di tahun 2011 ke 2,25% di tahun 2012. Pencapaian ROA Perseroan masih lebih besar dibandingkan rata-rata ROA Perbankan Syariah sebesar 2,14%.
Manajemen Risiko
Pilihan segmen dan bisnis BSM telah membawa sebuah konsekuensi tersendiri. Untuk memberikan imbal bagi hasil deposan yang tinggi, BSM harus mendapatkan imbal hasil yang tinggi di sisi pembiayaan. Pada umumnya, hal ini harus diperoleh dari nasabah-nasabah yang tidak sensitif terhadap marjin dan bagi hasil yang pada umumnya sekaligus memiliki eksposur risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan nasabahnasabah yang sangat sensitif terhadap marjin dan bagi hasil. Konsekensi ini harus diimbangi dengan penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang kuat.
Esiensi Usaha
Dari sisi efisiensi, Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sejak tahun 2005 hingga 2012, BOPO Perseroan
78
Profil risiko memuat gambaran tentang tingkat risiko yang melekat pada seluruh aktivitas Bank dan kecukupan sistem pengendalian risiko. Profil risiko posisi 31 Desember 2012 menunjukkan predikat risiko komposit Bank secara keseluruhan adalah low to moderate dengan trend stabil. 1. Risiko Kredit Selama tahun 2012, predikat risiko kredit low to moderate kecuali pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 yang meningkat menjadi predikat Moderate. Predikat risiko kredit yang low to moderate mencerminkan pengelolaan yang baik terhadap risiko kredit Bank. 2. Risiko Pasar Selama tahun 2012, predikat risiko pasar low. Hal ini karena Bank tidak memiliki exposure tinggi yang mengandung risiko pasar. 3. Likuiditas Pada periode Mei dan Juli sampai dengan November 2012, predikat risiko likuiditas yaitu moderate. Sedangkan periode Januari s.d. April, Juni, dan Desember 2012 predikat risiko likuiditas yaitu low to moderate. Predikat risiko likuiditas yang low to moderate menunjukkan manajemen risiko likuiditas Bank baik. 4. Risiko Operasional Selama tahun 2012, predikat risiko operasional moderate kecuali bulan Februari 2012 yang meningkat menjadi predikat moderate to high. Predikat moderate pada risiko operasional disebabkan banyaknya pembukaan outlet-outlet baru yang dilakukan Bank. 5. Risiko Hukum Selama tahun 2012, Predikat risiko hukum yaitu moderate, kecuali pada periode Januari 2012 predikat risiko hukum low to moderate dan Oktober 2012 dengan predikat moderate to
high. Predikat moderate pada risiko hukum disebabkan terdapat perkara di pengadilan yang dihadapi Bank. 6. Risiko Reputasi Selama tahun 2012, predikat risiko reputasi low to moderate kecuali pada bulan Januari, Oktober, dan November 2012 yang menurun dengan predikat low. Predikat low to moderate pada risiko reputasi disebabkan karena meningkatnya jumlah keluhan nasabah. 7. Risiko Strategi Pada periode Januari, Maret, April, dan Juni s.d. Oktober 2012, predikat risiko strategi yaitu moderate. Pada periode Februari 2012 merupakan terendah yaitu low to moderate. Sedangkan periode Mei, November, dan Desember 2012 meningkat menjadi moderate to high. Peningkatan predikat risiko stratejik menjadi moderate to high disebabkan karena penerapan organisasi baru pembiayaan.
GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui proses internal yang melibatkan Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan seluruh pegawai. Sejalan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang pelaksanaan GCG Bank Umum Syariah (BUS) Nomor 11/33/PBI/2009, komitmen pelaksanaan GCG diwujudkan dalam: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi yang menjalankan pengendalian intern BSM; 3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah; 4. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern; 5. Batas maksimum penyaluran dana; dan 6. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BSM.
Pada periode Mei dan Juli sampai dengan November 2012, predikat risiko likuiditas yaitu moderate. Sedangkan periode Januari s.d. April, Juni, dan Desember 2012 predikat risiko likuiditas yaitu low to moderate.
8. Risiko Kepatuhan Selama tahun 2012, predikat risiko kepatuhan low. Hal ini menunjukkan Bank selalu komit untuk mematuhi ketentuan yang berlaku.
Penerapan GCG
Penerapan GCG merupakan proses jangka panjang yang memberikan hasil berupa sustainable values. Aktualisasi
Untuk meninjau seberapa jauh praktek GCG berjalan, tahun 2012, Bank telah melaksanakan self assessment. Self assessment ini meliputi Self Assessment Internal BSM maupun Self Assessment Eksternal Bank Indonesia (vide Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/200 tanggal 7 Desember 2009 Pasal 66 tentang self assessment pelaksanaan GCG dan Surat Edaran Bank Indonesia SE BI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010).
79
Laporan Manajemen
Self Assessment Internal BSM mengacu pada aspek penilaian antara lain Penerapan Governance Structure, Kebijakan Corporate Governance, Pengungkapan (Disclosure) Corporate Gorvernance dan Audit dan Sistem Pengendalian Intern. Berdasarkan hasil pengukuran Internal Self Assessment sepanjang tahun 2012 pelaksanaan GCG BSM pada unit kerja masuk dalam kategori Patuh. Untuk External Self Assessment oleh Bank Indonesia, Perseroan mendapatkan nilai 2,25 pada tahun 2012, membaik dibandingkan dengan nilai assessment yang sama pada tahun 2011, dimana Bank Indonesia memberikan nilai 2,35. Dengan demikian, Perseroan masuk dalam kategori Baik atas pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di tahun 2012 dan 2012. Selain itu, terdapat penghargaan yang dapat digunakan untuk menilai kualitas implementasi GCG Perseroan, yaitu Annual Report Award. Berdasarkan penliaian terhadap Laporan Tahunan 2011, Perseroan mendapatkan predikat Juara Pertama Annual Report Award untuk kategori Swasta Keuangan Non
Aktualisasi GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui proses internal yang melibatkan Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah dan seluruh pegawai.
Listed. Salah satu aspek penilaian yang memiliki porsi penilaian tertinggi adalah aspek Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Ajang penghargaan ini diselenggarakan atas kerjasama beberapa lembaga, yaitu BapepamLK dengan Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional
80
1. Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) (Good Corporate Governance Award 2012), dari Majalah SWA dan The Indonesian Institute for Corporate Governance. 2. Indonesia Best Corporate Transformation 2012, dari Majalah SWA dan Win Solution. 3. The Best Bank 2012 kategori Bank Syariah (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 4. The Best CEO (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 5. The Best Bank 2012 in Compliance (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 6. The Best Bank 2012 in Corporate Communication (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 7. The Best Bank 2012 in Financial Aspects (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 8. The Best Bank 2012 in Human Capital (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 9. The Best Bank 2012 in Marketing (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 10. The Best Bank 2012 in Risk Management (Anugerah Perbankan Indonesia 2012), dari Perbanas Institute dan Woman Review. 11. The Best for Employee Net Promoter Score (financial industry) (Indonesian Human Capital Study Award 2012), dari Dunamis. 12. The Best for All Criteria (across industries) (Indonesian Human
Capital Study Award 2012), dari Dunamis. 13. The Best for CEO Commitment (across industries) (Indonesian Human Capital Study Award 2012), dari Dunamis. 14. Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011 (Infobank Sharia Finance Award), dari Majalah Infobank.
ABFI Institute Perbanas dan Group Majalah Tempo. 22. Best Islamic Bank Award, dari The Asset Asian Hongkong. 23. Best Islamic Retail Bank Award, dari The Asset Asian Hongkong. 24. Best Islamic Trade Finance Bank Award, dari The Asset Asian Hongkong.
Perseroan berupaya agar kegiatan bisnis yang dilakukan memiliki dampak positif yang maksimal terhadap pihak eksternal (sosial, ekonomi, lingkungan).
15. The Best Islamic Bank in Indonesia (Asiamoney Islamic Bank Award 2012), dari Asiamoney. 16. Indonesia Best Brand Award 6 kali berturut-turut (Best Brand Platinum Awards), dari Majalah SWA bekerjasama dengan lembaga survey Mars. 17. Annual Report Award (ARA) 2011, dari Bank Indonesia, Bapepam-LK, BEI, Kementerian BUMN, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Ikatan Akuntan Indonesia, dan Ditjen Pajak. 18. Bank Syariah Terbaik 2012 (Investor Award), dari Majalah Investor. 19. Best Performance Banking 2012 Kategori Bank Syariah dengan Aset di atas Rp5 Trilliun (Indonesia Banking Award), dari Koran Tempo. 20. No. 1 Choice Brand Based on Indonesian Women Survey 2012 (Indonesian Women Survey Award), dari Majalah Kartini. 21. Bank Syariah Terbaik dengan pengukuran kinerja keuangan (ABFI Institute Award), dari
25. Infobank Award (Bank yang berpredikat Sangat Bagus atas kinerja keuangan tahun 2011), Majalah Infobank. 26. Word of Mouth Marketing Award, dari Majalah SWA bekerjasama dengan lembaga riset Onbee Marketing. 27. Service Quality Award 2012 (Sharia Banking), dari Carre Customer Satisfaction & Loyalty dan Majalah Service Excellence. 28. Best Islamic Bank in Indonesia, dari Islamic Finance News/Redmoney. 29. The Best Brand Equity Champion of Islamic Banking, dari Markplus Insight dan Majalah Marketeers. 30. The Most Popular Brand of Islamic Banking, dari Markplus Insight dan Majalah Marketeers.
81
Laporan Manajemen
diprakirakan akan lebih baik dibandingkan tahun 2012. Dari sisi lapangan usaha, pada tahun 2013, sektor-sektor utama yakni sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih akan mendominasi perkembangan perekonomian nasional. Permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik akan menjadi pendukung yang cukup kuat bagi kinerja sektor industri pengolahan pada tahun 2013. Pertumbuhan sektor industri pengolahan 2013 terutama didorong oleh sub-sektor makanan, minuman & tembakau. Sementara itu, besarnya potensi pasar domestik serta didukung daya beli yang tinggi menjadi faktor pendorong kinerja sektor perdagangan, hotel dan
ekspansi usaha perhotelan dan pembangunan ruang-ruang pamer (exhibition hall). Di sektor pengangkutan, peningkatan mobilitas pelaku bisnis dan arus barang menjanjikan optimisme di subsektor pengangkutan. Untuk merespons perkembangan ini berbagai maskapai penerbangan melakukan penambahan armada, frekuensi penerbangan dan perluasan rute-rute penerbangan. Peningkatan aktivitas pengangkutan tidak hanya terjadi pada angkutan udara, angkutan laut juga mengalami peningkatan, terutama terkait dengan arus peti kemas di berbagai pelabuhan di Indonesia, baik pelabuhan besar maupun kecil. Di sektor komunikasi, untuk mendukung aktivitas ekonomi yang cukup tinggi, tuntutan akan ketersediaan informasi yang cepat, mendorong peningkatan jaringan broadband dan layanan komunikasi lainnya oleh hampir semua operator komunikasi agar dapat memberikan layanan data yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Di tahun 2012, komposisi anggota Direksi BSM terdiri dari 6 (enam) orang yaitu seorang sebagai Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur, yang diangkat berdasarkan RUPS.
restoran (PHR). Potensi yang besar ini dimanfaatkan dengan baik terutama di sektor ritel. Hal tersebut terlihat dari perkembangan gerai-gerai mini market serta perkembangan usaha berdasarkan waralaba yang masih marak. Di sektor perhotelan, besarnya potensi kegiatan usaha di bidang meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) di Indonesia mendorong banyak pengusaha membangun fasilitas yang akan mendukung kegiatan tersebut atara lain melakukan
82
Banking Director, Zainal Fanani sebagai Compliance Director, Achmad Syamsudin sebagai Risk Management Director dan Amran P. Nasution sebagai Corporate Banking and Treasury Director. Akhir kata, Direksi ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah, regulator, alim ulama, masyarakat, pemegang saham, nasabah, mitra usaha serta seluruh pegawai dan keluarga besar BSM atas seluruh dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan. Semoga dengan dukungan yang tiada henti tersebut, BSM akan terus berperan dalam
menyejahterakan masyarakat dan mewujudkan diri sebagai bank syariah kebanggaan bangsa Indonesia. Selanjutnya, kami akan menguraikan laporan kinerja BSM tahun 2012, sebagaimana tertuang dalam buku Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Keuangan berupa Neraca dan laporan Laba Rugi BSM untuk tahun buku 2012. Laporan Keuangan Bank tahun 2012 tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Purwantono, Suherman & Surja (anggota dari firma Ernst & Young (E&Y)) dengan opini Wajar Dalam Semua Hal yang Material.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap upaya kita. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hanawijaya Direktur
Sugiharto Direktur
83
Laporan Manajemen
Prol Direksi
Zainal Fanani
Direktur
Hanawijaya
Direktur
Yuslam Fauzi
Direktur Utama
84
Sugiharto
Direktur
Amran Nasution
Direktur
Achmad Syamsudin
Direktur
85
Laporan Manajemen
Yuslam Fauzi Direktur Utama Warga Negara Indonesia. Umur 53 tahun, lahir di Jakarta, 28 Agustus 1959. Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia tahun 1986. Meraih gelar MBA tahun 1992 dari Arizona State University, USA. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Indonesia. Pengalaman Kerja l Regional Manager Wilayah IX Banjarmasin Bank Mandiri. l Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Syariah Mandiri. l Kepala Bagian Kredit Menengah Bank Bumi Daya. Pendidikan dan Pelatihan
l CEO Roundtable Meeting-Netherlands-
Hanawijaya Direktur Warga Negara Indonesia. Umur 49 tahun, lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. Lulus dari Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1986. Meraih gelar MM dari Institut Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya (Jakarta, 1999). Pengalaman Kerja l Direktur Pembiayaan Konsumer, Komersial Cabang dan Pengembangan Produk PT Bank Syariah Mandiri. l Direktur Kepatuhan, Manajemen Resiko Produk dan IT Bank Syariah Mandiri. l Hub Manager Jakarta Fatmawati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. l Departemen Head Front End Collection PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. l Group Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. l Assistant Relationship Manager Credit Corporate Bank Dagang Negara. l Analis kredit perusahaan berskala menengah Bank Dagang Negara. Pendidikan dan Pelatihan l Seminar Gadai Emas Diantara Bank Syariah antara Investasi dan Spekulasi. l Seminar Jakarta Muslim Executive Forum. l Konferensi APM-RCG &IIICE 2012 MP3EI. l Workshop Penerapan Transaksi Murabahah pada perbankan Syariah. l Training Competitive Strategy. l Seminar Inovasi Produk. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 22 Juni 2005
Sugiharto Direktur Warga Negara Indonesia. Umur 52 tahun, lahir di Kediri, 19 November 1960. Lulusan dari Universitas Negeri Jember 1985, dan menyelesaikan pasca sarjana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas 17 Agustus Surabaya. Pengalaman Kerja
l Kepala Divisi Pengembangan Jaringan
Indonesia Financial Sector Expertise Exchange Programme (NIFSEEP). l Assesment Center Bank Mandiri. Leadership Forum Bank Mandiri. l Training Service Strategy untuk Senior Management Bank Mandiri. l Interest Rate Paradox & Peluncuran Buku Indonesia Banking Watch 2012 2013. l Mandiri CFO Forum 2012. Tema: Creating Optimum Growth Through Efficiency Management. l USINDO Indonesia as a Global Swing State: What does it mean for US-Indonesia Relations?. l Great Leader Program Bank Mandiri. l Franchise Review Mid Year 2012. l Half Day Workshop Great Leader Program Bank Mandiri. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 22 Juni 2005
PT Bank Syariah Mandiri. l Regional Manager of East Java, Bali dan Mataram PT Bank Syariah Mandiri. l Regional Manager of Middle Java PT Bank Muamalat Indonesia. l Coordinator of Corporate Business Restructure Financing Unit PT Bank Muamalat Indonesia. l Branch Manager di Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia. l Head of Commercial Financing di Surabaya PT Bank Muamalat Indonesia. Pendidikan dan Pelatihan
l Seminar Financial Inclusion Peran
Perbankan untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan. l Half Day Workshop Great Leader Program Bank Mandiri. l Workshop Great Leader Program Bank Mandiri Day 2. l Institutional Investor Forum. l Training Service Excellent untuk Senior Management - PT Bank Mandiri. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
86
Amran Nasution Direktur Warga Negara Indonesia. Umur 47 tahun, lahir di Jakarta, 1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, Jakarta tahun 1989. Pengalaman Kerja l Kepala Divisi Korporasi PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Divisi Pembiayaan & Investment Banking PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Divisi Treasury dan Dana PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Divisi Pembiayaan Menengah dan Ritel PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Cabang Utama Bank Susila Bakti Bandung. l Account Officer Bank Susila Bakti Bandung Pendidikan dan Pelatihan l Indonesia Investment Forum. l Seminar Nasional IBI Economis Outlook 2013: Dalam Perspektif Ekonomi Global yang Penuh Ketidakpastian.l Seminar Nasional Perhajian. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2007
Achmad Syamsudin Direktur Warga Negara Indonesia. Umur 47 tahun, lahir di Jakarta, 27 Juli 1965. Alumnus Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor tahun 1989. Meraih gelar MBA tahun 1998 dari International University Of Japan, Nigata, Japan. Pengalaman Kerja l Regional Risk Management III & V, Bank Mandiri. l Dept. Head, Commercial Risk Mgt Group, Bank Mandiri. l Dept. Head, Retail Credit Risk Mgt. Group, Bank Mandiri. l Group Head CRM Retail, Bank Mandiri. lKetua Tim, KP. Urusan Pengawasan Kredit, BDN Pendidikan dan Pelatihan
l Indonesian International Banking
Zainal Fanani Direktur Warga Negara Indonesia. Umur 49 th, lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989. Pengalaman Kerja l Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Bagian Relation Manager Retail I, Divisi Pemasaran & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Cabang Surabaya PT Bank Syariah Mandiri. l Kepala Cabang Pembantu Kalimalang, Bank Susila Bakti. l Kepala Operasi KCP Rawamangun, Bank Susila Bakti. l Staf Badan Penelitian & Pengembangan Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI. Pendidikan dan Pelatihan l Seminar Perbankan Indonesia Menghadapi Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN & MP3EI. l Service Workshop For Group Head & Service Mindset. l Risk Management Cert. Refreshment PROG.LVL.3-5. l Improving Compliance Competency. l Kesiapan Perbankan Menghadapi Pembatasan Kepemilikan Saham Bank Umum. l ICA International Advance Certificate in Compliance & Financial Crime of the International Compliance association. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2007
Convention 2012. l Workshop Akad Pembiayaan untuk Financing Operation Center (FOC). l Kegiatan Kick Off Service Excellence 2012. l Temenos Community Forum (TCF) 2012. l Annual Risk consolidation Conference 2012. l Workshop Great Leader Program Bank Mandiri. l Workshop Great Leader Program Bank Mandiri. l Investment Forum- PT Bank Mandiri, Tbk. l Seminar on Banking Industry in An Extremely Dynamic World: Becoming prosperious & profer. l Program Assessmen Great Leader Bank Mandiri.lSeminar E-Payment & Security. Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 29 Juni 2010
87
BSM terus menunjukkan kinerja yang semakin membaik, sebagai bank syariah dengan market share terbesar di Indonesia.
89 89
ada tahun 2012, kinerja Bank Syariah Mandiri (BSM) menunjukkan performance yang semakin baik sebagai bank syariah dengan market share terbesar di Indonesia.
Aset BSM menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp5,56 triliun atau 11,42%, sedangkan laba bersih tumbuh sebesar Rp254,62 miliar atau 46,20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja BSM meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun.
impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali. Selain itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah. Inflasi kelompok volatile food dan administered prices tahun 2012 cukup terkendali. Inflasi volatile food terkendali pada level 5,7% (yoy), terutama dipengaruhi oleh peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. Inflasi administered prices cukup rendah yaitu 2,7% (yoy). Inflasi administered prices terutama disumbang oleh kenaikan harga rokok. Komoditas administered prices lainnya seperti bahan bakar rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi. BI memperkirakan selama tahun 2013 inflasi IHK berada pada kisaran 4,51%. Nilai tukar rupiah mengalami tekanan depresiasi sepanjang tahun 2012, terkait dengan dinamika perekonomian dunia dan berdampak pada kinerja perekonomian domestik. Nilai tukar rupiah secara ratarata melemah 6,3% (ytd) dari Rp8.768 per dolar AS di tahun 2011 ke level Rp9.358 per dolar AS di tahun 2012. Sementara itu, secara point-to-point, rupiah mengalami depresiasi 5,9% dari level Rp9.068 per dolar AS di tahun 2011 ke level Rp9.638 per dolar AS di tahun 2012.
BI Rate di akhir tahun 2011 berada di level 6,00%, kemudian BI Rate turun di Februari 2012 menjadi 5,75% sampai dengan Desember 2012. Kinerja ekonomi Indonesia yang relatif membaik dan stabil mendorong BI untuk menetapkan BI Rate di akhir tahun 2012 berada pada level 5,75%. Bank Indonesia memandang bahwa Rate 5,75% masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan dan mendorong intermediasi perbankan, sehingga sisi suplai dapat merespon akselerasi di sisi permintaan secara memadai.
1. Perbankan Nasional
Aset perbankan nasional tahun 2012 adalah Rp4.262,59 triliun, tumbuh sebesar Rp610 triliun atau 16,69% (yoy) terhadap posisi aset tahun 2011 sebesar Rp3.652,83 triliun. Pertumbuhan aset perbankan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan aset tahun 2011 yaitu 21,40% (yoy). Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh Rp440,29 triliun atau 15,81% (yoy) dari Rp2.784,91 triliun di 2011 ke Rp3.225,20 triliun di 2012. Pertumbuhan DPK sampai dengan Desember 2012 tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK tahun 2011 sebesar 19,07% (yoy).
PT Bank Syariah Mandiri
90
Sementara itu, kredit yang disalurkan sampai dengan tahun 2012 adalah Rp2.707,86 triliun, tumbuh sebesar Rp507,77 triliun atau 23,08% (yoy) dari posisi kredit di tahun 2011 sebesar Rp2.200,09 triliun. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja menjadi penopang utama pertumbuhan kredit tahun 2012. Pertumbuhan kredit modal kerja meningkat dari 21,41% (yoy) tahun 2011 ke 23,21% (yoy) tahun 2012. Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di tahun 2012 tercatat masing-masing sebesar 27,39% (yoy) dan 19,87% (yoy). Secara sektoral, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor perdagangan, restoran dan hotel tercatat sebesar 34,23% (yoy) naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2011 yaitu 19,37% (yoy). Dengan pangsa sebesar 20,10% dari total kredit, sektor tersebut masih menjadi penopang pertumbuhan total kredit yaitu memberikan kontribusi sebesar 27,33% dari pertumbuhan kredit yang sebesar Rp507,77 triliun. Secara umum kinerja perbankan masih relatif baik. Indikator-indikator utama perbankan seperti rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) juga menunjukkan perkembangan yang positif. NPL Gross di tahun 2012 menurun dibandingkan dengan NPL Gross di tahun 2011 dari 2,17% ke 1,87%, sedangkan Return On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM) relatif stabil pada kisaran 3,11% dan 5,49%. Rasio permodalan (CAR) perbankan nasional
per Desember 2012 mencapai 17,43% lebih tinggi dibandingkan CAR Desember 2011 yang mencapai 16,05%.
2. Perbankan Syariah
Sampai dengan tahun 2012, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mencapai 193 bank, terdiri dari 11 BUS, 24 UUS dan 158 BPRS. Sejalan dengan hal tersebut, jaringan kantor bank syariah telah mencapai 2.663 kantor dan 1.277 office channeling (OC). Aset perbankan syariah di tahun 2012 tumbuh Rp49,55 triliun atau tumbuh 34,06% (yoy) dari Rp145,47 triliun di tahun 2011 ke Rp195,02 triliun di tahun 2012. Dengan pertumbuhan aset tersebut, pangsa pasar aset perbankan syariah terhadap aset perbankan nasional meningkat dari 3,98% di tahun 2011 ke 4,58% di tahun 2012. DPK perbankan syariah tahun 2012 naik sebesar Rp32,10 triliun atau 27,81% (yoy), dari Rp115,41 triliun di akhir tahun 2011 ke Rp147,51 triliun di tahun 2012. Pertumbuhan DPK tahun 2012 adalah 27,81% (yoy) lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK dengan tahun 2011 yaitu 51,79% (yoy). Pangsa pasar DPK perbankan syariah di tahun 2012 adalah 4,57%. Dari sisi penyaluran dana, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di tahun 2012 sebesar 43,69% (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan pembiayaan di tahun 2011 pada periode yang sama yaitu 50,56%
Sampai dengan tahun 2012, jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mencapai 193 bank, terdiri dari 11 BUS, 24 UUS dan 158 BPRS.
91
(yoy). Perkembangan pembiayaan perbankan syariah di tahun 2012 naik sebesar Rp44,85 triliun atau 43,69%, dari Rp102,66 triliun di tahun 2011 ke Rp147,51 triliun di tahun 2012. Pangsa pasar pembiayaan perbankan syariah terhadap perbankan umum adalah 5,45% di tahun 2012. Sementara itu rasio Non Performing Financing (NPF) membaik semula 2,52% di tahun 2011 menjadi 2,22% di tahun 2012.
Selama tahun 2012 total aset BSM meningkat 11,42% atau Rp5,56 triliun dari Rp48,67 triliun tahun 2011 ke Rp54,23 triliun tahun 2012. Dengan demikian BSM memberikan kontribusi sebesar 11,22% terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah di tahun 2012.
2011
BSM 33,46%
2012
(dalam Rp miliar)
Market Share Aset 27,81% 72,19% 100,00%
92
(dalam Rp miliar)
Market Share DPK 32,14% 67,86% 100,00%
Kondisi tersebut menyebabkan pangsa pasar dana pihak ketiga BSM terhadap perbankan syariah menurun dari 36,93% pada tahun 2011 ke 32,14% pada tahun 2012. Pangsa pasar dana pihak ketiga BSM menurun akibat penurunan pangsa pasar deposito dan giro BSM. DPK BSM sampai dengan bulan Desember 2012 tumbuh sebesar Rp4,79 triliun berkontribusi sebesar 14,93% terhadap pertumbuhan DPK Perbankan Syariah sebesar Rp32,10 triliun.
2011
BSM 36,93%
2012
BSM 32,14%
93
Tabel Market Share Growth Tabungan BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Tabungan BSM Non BSM Perbankan Syariah 2011 4.551 5.143 9.694 2012 4.724 7.746 12.470 Share Growth 37,88% 62,12% 100,00%
Tabel Market Share Growth Giro BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Giro BSM Non BSM Perbankan Syariah 2011 654 2.296 2.950 2012 1.765 3.937 5.702 Share Growth 30,95% 69,05% 100,00%
Tabel Market Share Growth Deposito BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Deposito BSM Non BSM Perbankan Syariah 2011 8,415 18,319 26,734 2012 (1,698) 15,624 13,926 Share Growth -12.19% 112.19% 100.00%
94
(dalam Rp miliar)
Market Share Pembiayaan 30,34% 69,66% 100,00%
Pembiayaan BSM sampai dengan bulan Desember 2012 tumbuh sebesar Rp8,03 triliun berkontribusi sebesar 17,90% terhadap pertumbuhan Pembiayaan Perbankan Syariah sebesar Rp44,85 triliun.
2011
BSM 35,78%
2012
BSM 30,34%
95
Pertumbuhan Aset BSM mencapai 11,42% dan pertumbuhan laba bersih mencapai 46,20% . Total aset BSM tahun 2012 sebesar Rp54,23 triliun, menguasai 27,81% pangsa pasar perbankan syariah.
97
ank Syariah Mandiri (BSM) senantiasa berkomitmen untuk memenuhi harapan nasabah dalam bisnis perbankan syariah.
Tahun 2012, BSM menawarkan produk-produk inovatif yang terus berkembang. BSM memiliki beberapa kelompok produk yaitu: 1. Pendanaan dana pihak ketiga (tabungan, deposito, dan giro), dana konsumer dan dana murah (low cost fund). 2. Pembiayaan meliputi pembiayaan per skim, pembiayaan per sektor ekonomi dan pembiayaan per segmen. 3. Produk Jasa meliputi jasa produk, jasa operasional, dan jasa investasi. 4. Layanan meliputi syariah mandiri priority. Uraian produk BSM adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan DPK yang cukup signifikan ini diikuti dengan pertumbuhan jumlah rekening sebanyak 1.208.974 rekening atau naik 38,98% semula 3.101.255 rekening di tahun 2011 menjadi 4.310.229 rekening di akhir 2012.Rata-rata pertumbuhan DPK perbulan pada tahun 2012 sebesar 100.748 rekening.
A. Pendanaan
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)
Total penghimpunan dana pihak ketiga sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai Rp47,41 triliun, tumbuh sebesar Rp4,79 triliun atau 11,24% terhadap total DPK tahun 2011 sebesar Rp42,62 triliun. DPK berasal dari tabungan, giro dan deposito.
Komposisi Dana
Pada tahun 2012, porsi pendanaan untuk konsumer mengalami kenaikan menjadi 59,25% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 53,95%.Sedangkan pendanaan untuk institusi mengalami penurunan menjadi 40,75%, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 46,05%.
Deposito 46,04%
Deposito 55,20%
98
(dalam Rp Juta)
Growth % 22.19% -1.58% 11.24%
Institusi 46,05%
2011
Konsumer 53,95%
Institusi 40,75%
2012
Konsumer 59,25%
(dalam Rp Juta)
Deposito 55,20%
2011
Deposito 46,04%
2012
99
(dalam Rp Juta)
Pertumbuhan 2011-2012 % 17,58 25,47 56,25 88,30 48,54 28,75 32,75
Jumlah
Growth posisi tabungan pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar 32,75% apabila dibandingkan dengan posisi tahun 2011 yang sebesar Rp14,42 triliun. Kenaikan Growth tabungan pada tahun 2012 didukung oleh pertumbuhan BSM Tabungan Berencana 17,58%, BSM Tabungan Simpatik 88,30%, BSM Tabungan Mabrur 48,54%, Tabungan BSM (Mudharabah) 28,75%, BSM Tabungan Investa Cendikia 25,47% dan TabunganKu 56,25%. Tabungan BSM memberikan kontribusi sebesar 37,88% terhadap pertumbuhan Tabungan Perbankan syariah yang tumbuh sebesar Rp12,47 triliun.
BSM (Mudharabah) sebesar Rp3,39 triliun. Program BSM Gelegar Hadiah, Gathering, program Sahabat serta beberapa program lainnya merupakan faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya Tabungan BSM. Jumlah NoA Tabungan BSM (Mudharabah) sampai dengan akhir tahun 2012 adalah sebesar 2.268.876 rekening. Jumlah NoA Tabungan BSM (Mudharabah) meningkat sebesar 436.235 rekening atau 23,80% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.832.641 rekening.
2) BSM Tabungan Mabrur Selama 2012, kinerja BSM Tabungan Mabrur mencapai sebesar Rp2,67 triliun. Growth BSM Tabungan Mabrur pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp874 miliar atau sebesar 48,54% terhadap posisi tahun 2011 yang sebesar Rp1,80 triliun. Jumlah NoA BSM Tabungan Mabrur mencapai sebanyak 779.012 rekening, tumbuh sebesar 204.235 rekening atau 35,53% dibanding tahun 2011 sebesar 574.777 rekening.
100
3) BSM Tabungan Berencana Selama tahun 2012, kinerja BSM Tabungan Berencana mencapai sebesar Rp147,58 miliar. Growth BSM Tabungan Berencana pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp22,07 miliar atau 17,58%, dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp125.52 miliar. Jumlah NoA BSM Tabungan Berencana mencapai 60.473 rekening, tumbuh sebesar 12.415 rekening atau 25,83% dibandingkan tahun 2011 sebesar 48.058 rekening. 4) BSM Tabungan Investasi Cendikia BSM Tabungan Investasi Cendikia mengalami pertumbuhan yang baik selama tahun 2012 antara lain dikarenakan adanya program BSM Ceria yaitu program bundling produk antara BSM Tabungan Investasi Cendikia dengan tabungan BSM. Kinerja BSM Tabungan Investasi Cendikia pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp246,35 miliar, tumbuh sebesar Rp50,01 miliar atau 25,47% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp196,34 miliar. Jumlah NoA BSM Tabungan Investasi Cendikia mencapai sebanyak 49.957 rekening, tumbuh sebesar 11.188 rekening atau sebesar 28,86% terhadap posisi tahun 2011 yang sebesar 38.769 rekening.
759.559 rekening, tumbuh sebesar 438.789 rekening atau 136,79% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 320.770 rekening. 6) TabunganKu Kinerja Tabungan TabunganKu pada tahun 2012 mencapai Rp308,20 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011. Growth tabungan TabunganKu pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp110,95 miliar atau sebesar 56,25% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp197,25 miliar. Kerjasama dengan institusi-institusi pendidikan berperan dalam peningkatan TabunganKu. Jumlah NoA TabunganKu sampai akhir tahun2012 mencapai 237.755 rekening, meningkat sebesar 74.630 rekening atau 45,75% dibandingkan tahun 2011 sebesar 163.125 rekening.
2. Deposito
Sampai akhir tahun 2012 pencapaian penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk deposito adalah sebesar Rp21,83 triliun, tumbuh minus 7,22% atau minus Rp1,70 triliun dari sebesar Rp23,52 triliun di tahun 2011. BSM Deposito memiliki dua jenis mata uang yakni Rupiah dan Dollar.
(dalam Rp Juta)
Pertumbuhan 2011-2012 % (7,69) 1,32 (7,22)
Jumlah
5) BSM Tabungan Simpatik Kinerja BSM Tabungan Simpatik pada tahun 2012 mencapai Rp593,33 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011. Growth BSM Tabungan Simpatik pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp278,23 miliar atau sebesar 88,30% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp315,09 miliar. Kerjasama dengan institusi-institusi pendidikan berperan dalam peningkatan Tabungan Simpatik. Jumlah NoA BSM Tabungan Simpatik sampai akhir tahun 2012 mencapai
Jumlah NoA Deposito sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai 101.263 rekening. NoA deposito pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebanyak 19.940 rekening atau sebesar 24.52% terhadap posisi tahun 2011 sebanyak 81.323 rekening.
101
Deposito BSM berkontribusi sebesar minus 12,19% terhadap pertumbuhan deposito Perbankan Syariah yang tumbuh sebesar Rp13,93 triliun. Uraian mengenai produk Deposito BSM adalah sebagai berikut: 1) BSM Deposito Rupiah Selama 2012, kinerja BSM Deposito Rupiah mencapai Rp20,58 triliun. Growth BSM Deposito Rupiah pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar minus Rp1,71 triliun atau sebesar minus 7,69% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp22,29 triliun. Jumlah NoA BSM Deposito Rupiah sampai akhir tahun 2012 sebanyak 97.804 rekening, meningkat sebanyak 19.697 rekening atau 25,22% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 78.107 rekening.
2) BSM Deposito Valas Selama 2012, kinerja BSM Deposito Valas mencapai Rp1,25 triliun. Growth BSM Deposito Valas pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp16,27 miliar atau sebesar 1,32% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp1,23 triliun. Jumlah NoA BSM Deposito Valas sampai akhir tahun 2012 sebanyak 3.459 rekening, meningkat sebanyak 243 rekening atau 7,56% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 3.216 rekening.
3. Giro
Sampai akhir tahun 2012 pencapaian penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk giro adalah sebesar Rp6,43 triliun. Growth giro pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp1,76 triliun atau sebesar 37,80% terhadap posisi tahun 2011 yang sebesar Rp4,67 triliun. Produk Giro BSM terdiri dari BSM Giro Rupiah, BSM Giro Euro, BSM Giro Dollar dan BSM Giro Singapore Dollar.
Jumlah
102
Pertumbuhan giro BSM tersebut mencerminkan meningkatnya aktivitas bisnis nasabah BSM. Jumlah NoA Giro sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai 53.334 rekening, meningkat 11.542 rekening atau 27,62% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 41.792 rekening. Giro BSM berkontribusi sebesar 30,95% terhadap pertumbuhan giro Perbankan Syariah yang tumbuh sebesar Rp5,70 triliun. Uraian mengenai produk Giro BSM adalah sebagai berikut: 1) BSM Giro Rupiah (IDR) Selama 2012, kinerja BSM Giro Wadiah Yad Dhamanah (IDR) mencapai sebesar Rp5,25 triliun. Growth BSM Giro Rupiah pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan sebesar Rp1,42 triliun atau sebesar 37,10% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp3,83 triliun. Jumlah NoA BSM Giro Rupiah sampai akhir tahun 2012 sebanyak 45.170 rekening, meningkat sebanyak 11.127 rekening atau 32.69% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 34.043 rekening.
3) BSM Giro Dollar (USD) Selama 2012, Kinerja Giro BSM USD mencapai sebesar Rp1,18 triliun. Kinerja BSM Giro USD mengalami peningkatan sebesar 41,01% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp833,90 miliar. Jumlah NoA BSM Giro USD sampai akhir tahun 2012 sebanyak 8.068 rekening, lebih tinggi sebanyak 403 rekening atau 5,26% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 7.665 rekening.
4) BSM Giro Singapore Dollar Selama 2012, Kinerja BSM Giro Singapore Dollar mencapai sebesar Rp3,96 miliar. Kinerja BSM Giro Singapore Dollar meningkat sebesar Rp2,55 miliar atau 181,12% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,40 miliar. Sedangkan jumlah NoA BSM Giro Singapore Dollar sampai akhir tahun 2012 sebanyak 65 rekening, meningkat sebanyak 6 rekening atau 10,17% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 59 rekening.
2) BSM Giro Euro Selama 2012, Kinerja Giro BSM Euro mencapai Rp2,73 miliar. Growth BSM Giro Euro pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp572 juta atau sebesar -17,35% terhadap Posisi tahun 2011 yang sebesar Rp3,30 miliar. Jumlah NoA Giro BSM Euro sampai akhir tahun2012 sebanyak 31 rekening, meningkat sebanyak 6 rekening atau 24,00% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 25 rekening.
Selama tahun 2012, BSM melakukan beberapa program dalam rangka meningkatkan kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga mampu memenuhi harapan nasabah antara lain: 1. Cash Management Cash Management adalah program untuk memudahkan nasabah Institusi untuk mengelola dananya. Produk yang ditawarkan adalah Pooling Fund, Multi Level Acount, Batch Transfer
103
8. Program BSM You & Friends Program BSM You & Friends adalah program akuisisi nasabah baru BSM Priority dengan cara referral. Setiap nasabah BSM Priority yang memberikan referensi maupun nasabah baru BSM Priority hasil referral dengan penempatan dana minimal Rp250 juta akan mendapat hadiah berupa voucher.
2. BSM Mitra Kerja BSM Mitra Kerja merupakan program komunitas yang bekerjasama dengan BSM.
3. BSM Fantasi BSM Fantasi termasuk program pemberian direct gift. Program berlaku untuk produk tabungan (Tabungan BSM, BSM Tabungan Simpatik, BSM TabunganKu) dan BSM Giro.
9. Direct Sales Force Program Direct Sales Force adalah program akusisi nasabah ritel yang dilakukan dengan cara merekrut tenaga kerja yang berpotensi untuk mencari dana yang kita sebut dengan Sharia Funding Executive.
4. BSM Giro Prima BSM Giro Prima merupakan fasilitas keringanan biaya transaksi kepada nasabah BSM Giro dengan syarat saldo rata-rata tertentu. BSM Giro Prima terutama ditujukan kepada komunitas pedagang yang cukup sensitif terhadap biaya transaksi bank.
5. BSM Rejeki Sembako (BSM Direct Gift) BSM Rejeki Sembako termasuk program pemberian direct gift dengan hadiah spesifik, yaitu Sembako. Program hanya berlaku untuk pembukaan rekening baru Tabungan BSM.
6. Marketing Luar Negeri Marketing luar negeri merupakan upaya BSM dalam menarik pembukaan rekening TKI di luar negeri, khususnya di negara yang BSM memiliki mitra kerja (remiten ataupun SFE).
104
B. Pembiayaan
Selama tahun 2012, BSM telah menyalurkan pembiayaan untuk semua segmen usaha sebesar Rp44.75 triliun, meningkat sebesar Rp8.03 triliun atau tumbuh 21,86% dibanding total pembiayaan Rp36,73 triliun di tahun 2011.
(dalam Rp miliar)
Pertumbuhan 2011-2012 Nominal 8.028 % 21,86
Pertumbuhan pembiayaan BSM sedikit lebih rendah dari pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah. Hal ini, secara posisi pangsa pasar pembiayaan BSM terhadap pangsa pasar pembiayaan perbankan syariah mengalami penurunan dari 35,78% tahun 2011 ke 30,34% tahun 2012. Produk pembiayaan BSM dikelompokkan dalam beberapa bagian antara lain: 1. Pembiayaan per skim antara lain: pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah dan lainnya. 2. Pembiayaan per sektor ekonomi antara lain: pembiayaan pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas, air, konstruksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi, jasa dunia usaha, jasa sosial dan lain-lain. 3. Pembiayaan per segmen antara lain: pembiayaan korporasi, komersial, usaha mikro kecil dan konsumer.
Rp Miliar
50.000 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2008 2009 2010 2011
23.968 16.063
13.278
2012
105
(dalam Rp Juta)
(dalam Rp Juta)
Share 3,86% 1,02% 4,89% 1,69% 7,25% 10,80% 3,87% 20,77% 2,01% 43,85% 100,00%
106
(dalam Rp Juta)
% 7.50 24.28 43.43 22.35 21.86
a. Pembiayaan Korporasi
Bentuk dukungan BSM dalam meningkatkan pertumbuhan bank syariah nasional adalah dengan membantu nasabah korporasi melalui penyaluran pembiayaan untuk ekspansi bisnis maupun peningkatan modal kerja pada sektor-sektor industri penting dengan pertumbuhan positif dan menarik sesuai dengan risiko yang diterima. Tahun 2012, BSM menfokuskan pembiayaan terutama untuk sektor-sektor riil seperti: perkebunan dan pabrik kelapa sawit, pertambangan, batu bara, pembangkit listrik, gas, telekomunikasi. Penyaluran pembiyaan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Selain itu penyaluran pembiayaan korporasi juga bertujuan melayani nasabah korporasi dengan kebutuhan finansial yang terus berkembang. BSM secara proaktif melakukan komunikasi yang berkesinambungan dan kunjungan yang lebih intensif dengan nasabah korporasi dalam upaya-upaya BSM menjaga keberlangsungan pembiayaan korporasi yang telah berjalan, sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terdeteksi lebih awal dan mampu diselesaikan dengan baik.
107
108
banyak lokasi, sektor dan komunitas terkait dengan skala ekonomis pembiayaan. Kondisi demikian perlu disikapi secara positif dengan langkah pemberdayaan oleh perbankan. Dalam mengatasi keterbatasan tersebut, maka strategi yang dilakukan BSM untuk meningkatkan portofolio pembiayaan usaha mikro-kecil antara lain sebagai berikut: a) Melakukan kerjasama (linkage) dengan LKM/S, BPR/S, BMT, KJKS/UJKS dan Lembaga Keuangan Non Bank lainnya sebagai marketing arm BSM untuk menjangkau nasabah mikrokecil yang lokasi usahanya diluar jangkauan outlet BSM.
(Dalam Rp miliar)
BSM menyalurkan pembiayaan usaha mikro dan kecil selama tahun 2011 dengan pertumbuhan sebesar Rp2,23 triliun atau 43,43%, semula Rp5,13 triliun di akhir tahun 2011 menjadi Rp7,35 triliun di akhir tahun 2012. Upaya menjangkau nasabah segmen mikro kecil sering terkendala oleh keterbatasan pengusaha segmen tersebut, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal pengusaha. Faktor internal adalah lemahnya wawasan dan pengetahuan pelaku usaha mikro-kecil untuk mengakses pembiayaan bank, serta terbatasnya jaminan dan modal sendiri yang bisa disediakan oleh pengusaha mikrokecil. Faktor eksternal adalah masih banyaknya ketidaksesuaian skim pembiayaan dengan kebutuhan nasabah mikro-kecil. Di samping itu, infrastruktur bank yang ada juga tidak siap untuk menjangkau nasabah mikro-kecil yang tersebar di
b) Meningkatkan capacity building nasabah mikrokecil dan mitra linkage agar lebih mampu dan dapat berkembang dalam melayani nasabah mikro-kecil. Untuk meningkatkan capacity building mitra linkage khususnya LKMS, BSM bekerja sama dengan beberapa lembaga pendamping LKMS dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan supervisi. c) Melakukan kerjasama pembiayaan program dengan pemerintah untuk mendapatkan fasilitas penjaminan, likuiditas atau bantuan lainnya untuk meningkatkan pembiayaan ke segmen mikro-kecil. d) Melakukan kerjasama pola kemitraan, dimana BSM berfungsi sebagai fasilitator usaha mikrokecil dengan pengusaha besar dalam pola kemitraan Inti-Plasma, dimana perusahaan inti menjamin pasar dan pendampingan teknologi.
109
(2) Industri daur ulang yaitu seluruh peralatan yang dapat digunakan untuk menghemat sumber daya alam dan mengurangi limbah (daur ulang limbah, plastik, logam dan kayu); (3) End-of-pipe technologies: Instalasi pengolahan air limbah; Instalasi pengendalian pencemaran udara; Instalasi pengolahan sampah.
(4) Peralatan laboratorium: Peralatan untuk analisis emisi untuk perbaikan kendaraan bermotor;
110
(5) Pergantian bahan baku yang lebih ramah lingkungan dan sertifikasi industri yang ramah lingkungan. d) Pembiayaan khusus di sektor pertanian dengan memanfaatkan fasilitas SP-3 (Skema Pelayanan Pembiayaan Pertanian). Skema pembiayaan ini merupakan program kerjasama BSM dengan Departemen Pertanian untuk membantu petani/ kelompok tani yang feasible usahanya namun tidak bankable karena agunannya kurang dengan menyediakan pencadangan risiko dan pembayaran jasa penjaminan pembiayaan. Penggunaan pembiayaan SP-3 adalah untuk pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dengan target dan sasaran petani/peternak yang berada dalam skala usaha mikro dan kecil. Pembiayaan SP-3 diperuntukan bagi petani/ peternak sebagai nasabah yang mempunyai usaha tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan atau perkebunan diantaranya yang tergolong: (1) Perorangan/Individu; (2) Berkelompok/Kelompok usaha; (3) Gabungan kelompok yang berbadan hukum maupun bukan berbadan hukum. e) Pembiayaan dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program penjaminan Pemerintah RI sebagai realisasi Inpres No 6 Tahun 2007 untuk meningkatkan akses
pembiayaan dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. BSM adalah Bank Syariah satu-satunya yang ikut serta dalam program ini. Total Penyaluran Pembiayaan KUR BSM tahun 2012 sebesar Rp2,76 triliun, naik dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp1,49 triliun.
Sampai dengan akhir tahun 2012, Outlet Warung Mikro yang telah dibuka berjumlah 482 outlet tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
111
Jumlah outlet gadai juga mengalami peningkatan dengan tumbuh sebanyak 35 outlet, semula 318 outlet di akhir tahun 2011 menjadi 353 outlet di akhir tahun 2012.
b) Aliansi
Untuk meningkatkan jangkauan layanan gadai, BSM membuka channel distribusi dengan pihak
112
ketiga. Pada tahun 2012 BSM telah menjalin kerjasama dengan mitra untuk membuka konter layanan gadai. Hal ini ditandai dengan telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Pos Indonesia dan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). Selain itu, Bank Mandiri sebagai pemilik BSM juga men-support BSM dengan membuka konter layanan gadai di unit bisnis Bank Mandiri.
BSM menyalurkan pembiayaan konsumer selama tahun 2012 dengan pertumbuhan sebesar Rp3,58 triliun atau 22,35%, semula Rp16,04 triliun di akhir tahun 2011 menjadi Rp19,63 triliun di akhir tahun 2012. Pada tahun 2012 pembiayaan konsumer semakin nyata mendorong pertumbuhan Bank Syariah Mandiri. Porsi pembiayaan konsumer terhadap total pembiayaan BSM meningkat menjadi 43,85% dari semula 43,61% pada akhir tahun 2011. Pengembangan pembiayaan konsumer selama 2012 di antaranya: 1. Pengembangan produk pembiayaan untuk para pensiun, pembiayaan perumahan dll. Perluasan jaringan distribusi melalui kerja sama dengan dealer, developer, supplier alat kesehatan, ikatan dokter, dan Universitas/ Perguruan Tinggi. 2. Pengendalian kualitas pembiayaan yang sehat. 3. Pengelolaan pembiayaan konsumer secara tersentralisasi dengan dukungan teknologi informasi. 4. Pengelolaan CFBC (Consumer Financing Business Center).
c) Pelayanan Gadai
Guna meningkatkan awareness masyarakat terhadap layanan Gadai Emas BSM, BSM senantiasa meningkatkan efektifitas kegiatan promosi yang dilakukan. Menyadari kelebihannya dari sisi pricing, maka Gadai Emas BSM mengubah tagline dari Mitra untuk Dana Cepat dan Mudah menjadi Ringan Biayanya Nyaman Layanannya. Biaya yang dikenakan sangat kompetitif. Migrasi sistem IT dari AS-400 ke T24 dilaksanakan guna menjawab kebutuhan fitur layanan yang terus dikembangkan.
d. Pembiayaan Konsumer
Salah satu bisnis BSM yang dikembangkan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah Pembiayaan konsumer. Pembiayaan konsumer memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan pembiayaan pada bisnis BSM secara keseluruhan. Kinerja ini dibuktikan dengan tingkat NPF yang rendah serta return bagi hasil yang baik.
Pola penyaluran pembiayaan konsumer lebih menekankan pada pola penerapan bussines to bussines. Koperasi karyawan merupakan salah satu jalur distribusi BSM untuk menyalurkan pembiayaan konsumer ke seluruh pegawai di Indonesia. Sampai saat ini BSM telah menyalurkan pembiayaan
Porsi pembiayaan konsumer terhadap total pembiayaan BSM tahun 2012 meningkat menjadi 43,85% dari semula 43,61% pada akhir tahun 2011.
113
2012 Porsi 0,01% 27,75% 1,01% 3,60% 0,03% 13,32% 22,36% 26,27% 5,65% 100,00% Outstanding 4.950.038 4.866.371 4.208.306 3.658.314 860.060 766.326 258.568 43.399 13.850 19.625.232
(dalam Rp juta)
Porsi 25,22% 24,80% 21,44% 18,64% 4,38% 3,90% 1,32% 0,22% 0,07% 100,00%
114
3) Alat Kesehatan Memperluas jaringan dan supplier alat kesehatan dan ikatan dokter 4) Perumahan Dibukanya outlet-outlet CFBC yang fokus menangani perumahan Penurunan margin Di 2012 Penurunan Produk 1) Multifinance Adanya kebijakan pembentukan UUS bagi multifinance yang menerima dana dari Perbankan Syariah Kebijakan loan to value/finance to value Kebijakan pemasangan fidusia 2) Implan/Koperasi Run off yang lebih besar dari realisasi pencairan
yaitu di kota Palembang, Semarang, Tangerang, Solo, Denpasar, Malang, Bogor dan Cirebon. Portofolio sudah mencapai sebesar Rp1.205 miliar atau berkontribusi sebesar 7.71% terhadap total pembiayaan konsumer dari semula pada akhir tahun 2011 adalah Rp390 miliar dengan kontribusi terhadap total pembiayaan konsumer adalah 3,30% Portofolio terbesar pembiayaan CFBC adalah pembiayaan perumahan, yaitu sebesar Rp1.157 miliar dari total portofolio pembiayaan CFBC sebesar Rp1.205 miliar.
Sampai dengan akhir tahun 2012, Outlet CFBC sudah berdiri sebanyak 13 Outlet, 1 CFBC Jakarta dibangun pada tahun 2010, 4 CFBC dibangun pada tahun 2011 di kota Surabaya, Bandung, Makassar dan Medan, 8 CFBC dibangun pada tahun 2012
Portofolio terbesar pembiayaan CFBC adalah pembiayaan perumahan, yaitu sebesar Rp1.157 miliar dari total portofolio pembiayaan CFBC sebesar Rp1.205 miliar.
115
L/C Usance Payable At Sight (UPAS) merupakan salah satu produk untuk melaksanakan transaksi impor barang yang dibutuhkan nasabah. Berbagai barang yang diimpor selama tahun 2011 mencakup antara lain baja karbon, pipa baja, kompresor, peralatan telekomunikasi, bahan baku industri kimia, suku cadang, generator dan mesin cetak. Nasabah importir dapat menikmati fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan impor barang dengan biaya yang relatif
116
Uraian mengenai Produk Jasa (Fee Based Income Murni) adalah sebagai berikut:
1. Fee Haji
Komponen haji merealisasi fee sebesar Rp444,77 miliar pada tahun 2012, tumbuh sebesar Rp119,79 miliar atau 36,86% dibanding fee haji tahun 2011 sebesar Rp324,98 miliar. Komponen fee haji memberikan kontribusi terhadap total pendapatan FBI sebesar 50,36%. Perolehan FBI haji pada akhir 2012 didominasi oleh ujrah dana talangan haji.
Fee pembiayaan mikro didukung oleh adanya fee Mudharabah Muqayadah SUP 005 dimana banyak cabang yang mengalihkan pembiayaan baru dari yang semula menggunakan dana komersial biasa menjadi memakai dana SUP 005.
5. Fee Obligasi
Realisasi fee obligasi sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai sebesar Rp1,46 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp350 juta atau 31,38% dibanding fee obligasi akhir tahun 2011 sebesar Rp1,11 miliar. Komponen fee obligasi memberikan kontribusi terhadap total pendapatan FBI sebesar 0,17%.
2. Fee Operasional
Realisasi fee operasional sebesar Rp358,45 miliar pada tahun 2012, lebih rendah sebesar Rp106,92 miliar atau 22,98% dibanding fee operasional tahun 2011 sebesar Rp465,37 miliar. Pendapatan dari fee operasional menempati urutan kedua sebesar 40,59% terhadap kontribusi total penerimaan FBI.
6. Fee Sindikasi
Realisasi fee sindikasi mencapai Rp15,54 miliar pada tahun 2012, mengalami kenaikan sebesar Rp7,43 miliar atau 91,62% dibanding fee sindikasi tahun 2011 sebesar Rp8,11 miliar. Komponen fee sindikasi memberikan kontribusi terhadap total pendapatan FBI sebesar 1,76%.
7. Fee Remittance
Pendapatan fee Western Union mencapai sebesar Rp2,31 miliar pada tahun 2012, mengalami pertumbuhan sebesar Rp405 juta atau 21,23% dibanding fee Western Union tahun 2011 sebesar Rp1,91 miliar. Pendapatan fee Merchantrade mencapai Rp2,08 miliar pada tahun 2012, lebih rendah sebesar Rp623 juta atau 23,07% dibanding ee Merchantrade tahun 2011 sebesar Rp2,70 miliar. Pertumbuhan fee Remmittance cenderung mendatar. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah yang sama melakukan transaksi berulang di BSM.
8. Fee Gadai
Realisasi fee gadai mencapai Rp159,14 miliar pada tahun 2012, lebih rendah sebesar Rp143,46 miliar atau 47,41% dibanding fee gadai tahun 2011 sebesar Rp302,62 miliar.
117
Tinjauan Keuangan
Buku besar - Koleksi Museum Mandiri 118
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
Selama tahun 2012, BSM berhasil membukukan laba komprehensif sebesar Rp807,43 miliar, naik Rp254,78 miliar atau 46,10% dari laba komprehensif tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp552,65 miliar.
119
Tinjauan Keuangan
B
2012.
SM membukukan pertumbuhan Laba Komprehensif sebesar Rp254,78 miliar atau 46,10% semula Rp552,65 miliar di tahun 2011 menjadi Rp807,43 miliar di tahun
seluruh liabilitas tepat waktu, menjaga likuiditas dan memperoleh pendapatan yang memadai pada level risiko yang dapat diterima.
Keberhasilan peningkatan laba komprehensif tersebut, terutama didukung oleh meningkatnya porsi pembiayaan yang diberikan dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp8,03 triliun atau 21,86%. Jumlah pembiayaan semula sebesar Rp36,73 triliun di akhir tahun 2011 menjadi Rp44,75 triliun di akhir tahun 2012. Berikut adalah pembahasan umum dan analisis manajemen mengenai perkembangan usaha BSM periode tahun 2012. Pembahasan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan untuk tahun buku 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
a.
Aset
Aset BSM terdiri dari aset produktif dan aset non produktif. Aset produktif BSM diantaranya: pembiayaan yang diberikan dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), FASBIS dan Reverse Repo SBSN. Sedangkan aset non produktif meliputi agunan yang diambil alih dan suspense account. Selama kurun waktu tahun 2011-2012, total aset BSM meningkat semula Rp48,67 triliun di tahun 2011 menjadi Rp54,23 triliun tahun 2012 atau meningkat rata-rata 11,42%. 1). Aset Tetap Nilai Aset tetap BSM per 31 Desember 2012 sebesar Rp744 miliar, tumbuh sebesar Rp233 miliar atau 45,50% dari akhir tahun 2011 sebesar Rp511 miliar. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan investasi tetap sejalan dengan pembukaan jaringan. Hal tersebut terutama sejalan dengan perkembangan jaringan BSM untuk terus dapat menjangkau daerah-daerah sentra ekonomi di seluruh Indonesia.
(dalam Rp Miliar)
2012 54.229 50.640 3.125 44.755 9.169 40.380 500 47.409 6.434 19.148 21.827 4.181
120
(dalam Rp Miliar)
2012 44.755 1.896 3.183 441 365 50.640
2). Aset Produktif Peningkatan total aset BSM mayoritas disumbang oleh aset produktif. Hal ini terlihat dari komposisi aset produktif terhadap total aset 93,38%. Nilai aset produktif meningkat sebesar Rp5,72 triliun atau 12,74%, semula Rp44,92 triliun di tahun 2011 menjadi Rp50,64 triliun di tahun 2012.
dibandingkan posisi GWM akhir tahun 2011 sebesar 5,08%. Persentase GWM valuta asing pada tahun 2012 sebesar 1,22%, naik dibandingkan posisi akhir tahun 2011 sebesar 1,21%. Posisi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) per 31 Desember 2012 tidak ada (0) dibandingkan posisi SBIS akhir tahun 2011 Rp100 miliar. Penurunan ini disebabkan BSM menginvestasikan dana pada aset produktif yang lebih memberikan imbal balik yang tinggi. Posisi Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS) dan Reverse Repo SBSN per 31 Desember 2012 sebesar Rp3,18 triliun atau turun 35,76% dibandingkan posisi FASBIS akhir tahun 2011 sebesar Rp4,95 triliun.
Pencapaian Kualitas Aset Produktif, Cash Penyisihan Penghapusan Pembiayaan, dan Cash Penyisihan Penghapusan Aset Produktif selama tahun 2012: a) NPF Gross dari 2,42% ke 2,82% b) NPF Nett dari 0,95% ke 1,14% c) Rasio PPAP tersedia/PPAP wajib dibentuk dari 107,66% ke 110,08% d) Cash PP Aset Produktif dari 103,42% ke 101,19% e) Cash PP Pembiayaan dari 109,81% ke 100,06%
5). Giro dan Penempatan pada Bank Lain Posisi Giro pada Bank lain per 31 Desember 2012 adalah adalah Rp271 miliar, lebih rendah sebesar Rp315 miliar atau -53,75% dibandingkan dengan posisi Giro pada Bank lain posisi tahun 2011 sebesar Rp586 miliar. Penempatan pada bank lain lebih rendah sebesar Rp12 miliar atau -6,59%, semula Rp182 miliar di tahun 2011 menjadi Rp170 miliar di tahun 2012. Penempatan pada Bank lain dilakukan antara lain dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikasi investasi mudharabah antar bank (SIMA).
3). Kas Posisi kas per 31 Desember 2012 adalah Rp1,11 triliun atau naik sebesar 5,71% dibanding posisi kas akhir tahun 2011 sebesar Rp1,05 triliun.
4). Penempatan pada Bank Indonesia Posisi Giro pada Bank Indonesia, per 31 Desember 2012 adalah Rp2,24 triliun naik 9,27% dibandingkan dengan giro posisi akhir tahun 2011 sebesar Rp2,05 triliun. Persentase Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah pada tahun 2012 sebesar 5,06%, turun
121
Tinjauan Keuangan
6). Investasi pada Surat Berharga Posisi investasi pada surat berharga per 31 Desember 2012 adalah Rp1,90 triliun, turun sebesar Rp294 miliar atau -13,42% dibandingkan posisi investasi pada surat berharga tahun 2011 sebesar Rp2,19 triliun.
7). Pembiayaan yang Diberikan Pembiayaan per 31 Desember 2012 mencapai Rp44,76 triliun atau tumbuh 21,86% atau Rp8,03 triliun dari posisi akhir tahun 2011 sebesar Rp36,73 triliun. Pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti peningkatan porsi portofolio pembiayaan UMKM. Pencapaian ini merupakan komitmen BSM untuk mengembangkan sektor industri kecil dan menengah dengan terus meningkatkan porsi pembiayaan pada segmen UMKM.
8). Pembiayaan yang Dihapusbukukan Selama tahun 2012, BSM melakukan penghapusbukuan pembiayaan sebesar Rp171 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah dari tahun 2011 sebesar Rp277 miliar. Pembiayaan yang telah dihapusbukukan sebelum tahun 2011 dan telah diterima kembali selama tahun 2011 adalah Rp106 miliar.
9). Kualitas Pembiayaan Aset Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aset Produktif (APYD/AP) per 31 Desember 2012 mencapai 3,00% dari rasio semula 2,44% di akhir tahun 2011. Rasio NPF gross semula 2,42% di akhir tahun 2011 menjadi 2,82% di tahun 2012. Demikian juga rasio NPF netto semula 0,95% di akhir tahun 2011 menjadi 1,14% di akhir tahun 2012. BSM secara terus menerus berupaya menjaga kualitas pembiayaan dengan memantau perkembangan usaha debitur secara berkesinambungan. Selanjutnya BSM terus melakukan program perbaikan dan penyelesaian atas debitur bermasalah.
122
b. Liabilitas
Jumlah liabilitas mengalami kenaikan di tahun 2011 sebesar Rp2,13 triliun atau 30,22% yaitu dari Rp7,04 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp9,17 triliun pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan kenaikan simpanan Wadiah dan liabilitas segera. Simpanan Wadiah meningkat Rp2,24miliar atau 44,01%, semula sebesar Rp5,09 triliun di tahun 2011 menjadi sebesar Rp7,33 triliun di tahun 2012. Sedangkan Liabilitas Segera meningkat sebesar Rp109 miliar atau 17,02%, semula sebesar Rp637,79 miliar di tahun 2011 menjadi sebesar Rp746,36 miliar di tahun 2012. Liabilitas Segera mengalami kenaikan disebabkan oleh kenaikan zakat Bank sebesar Rp14 miliar dan Titipan Dana Nasabah sebesar Rp89 miliar.
tumbuh sebesar Rp4,79 triliun atau 11,24% dari semula Rp42,62 triliun pada tahun 2011. Dana Pihak Ketiga (DPK) dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito dengan menggunakan akad wadiah dan mudharabah. Giro meningkat sebesar Rp1,76 triliun atau tumbuh 37,80%, semula sebesar Rp4,67 triliun di tahun 2011 menjadi Rp6,43 triliun di tahun 2012. Tabungan meningkat sebesar Rp4,72 triliun atau tumbuh 32,75%, semula sebesar Rp14,42 triliun di tahun 2011 menjadi Rp19,15 triliun di tahun 2012. Deposito turun sebesar Rp1,70 triliun atau -7,22%, semula sebesar Rp23,52 triliun di tahun 2011 menjadi Rp21,83 triliun di tahun 2012. Pertumbuhan DPK yang cukup signifikan ini diikuti dengan pertumbuhan jumlah rekening sebanyak 1,208,974 rekening atau naik 38.98% semula 3,101,255 rekening di tahun 2011 menjadi 4,310,229 rekening di akhir 2012.
Simpanan Wadiah mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya jumlah cabang dan juga penyimpan dana yang dihasilkan dari customer get customer. Kenaikan ini sesuai dengan strategi Bank untuk meningkatkan proporsi low cost fund khususnya tabungan.
Simpanan Wadiah mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya jumlah cabang dan juga penyimpan dana yang dihasilkan dari customer get customer.
123
Tinjauan Keuangan
f. Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2012 mencapai Rp4,18 triliun, tumbuh sebesar Rp1,11 triliun atau 36,16% terhadap posisi ekuitas di akhir tahun 2011 sebesar Rp3,07 triliun. Kenaikan tersebut terutama diperoleh dari laba tahun 2012 dan penambahan modal saham.
g. Modal Disetor
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sebesar Rp1.458.243.565.000 untuk jumlah saham sebanyak 291.648.713 lembar pada 31 Desember 2012 dan 231.648.713 saham pada 31 Desember 2011. Sedangkan Modal Dasar sebanyak 500.000.000 lembar saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dengan nilai nominal modal saham sebesar Rp5.000 per saham.
(Dalam Rp miliar)
2011 3.771 1.781 1.990 1.082 761 748 551 553 3.376
2012 4.685 1.914 2.771 1.139 1.119 1.097 806 807 3.382
124
2012 tersebut terutama disebabkan BSM melakukan ekspansi pembiayaan yang tinggi sebesar 21,86% dengan NPF gross yang terjaga pada level 2,82% dan NPF netto sebesar 1,14%. 2). Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Sejalan dengan kenaikan pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib, liabilitas bank untuk memenuhi hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer juga meningkat semula dari Rp1,78 triliun di tahun 2011 menjadi Rp1,91 triliun di tahun 2012, naik Rp133 miliar atau 7,47%. 3). Pendapatan Usaha Lainnya Realisasi Pendapatan Usaha Lainnya (fee based income), sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai Rp1,14 triliun, tumbuh sebesar 5,56% atau Rp57 miliar dibandingkan pencapaian Pendapatan Usaha Lainnya tahun 2011 sebesar Rp1,08 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh fee Haji yang meningkat sebesar Rp119,79 miliar dan fee International Banking yang tumbuh sebesar Rp10,37 miliar.
membuka 95 outlet dengan penambahan pegawai sebanyak 2.475 orang (termasuk outsource) sehingga jumlah pegawai per 31 Desember 2012 adalah sebanyak 15.999 orang.
d. Laba Usaha
Pada tahun 2012, realisasi laba usaha mencapai Rp1,12 triliun tumbuh sebesar Rp358 miliar atau 47,04% dibandingkan realisasi laba usaha selama tahun 2011 sebesar Rp760,82 miliar.
125
Tinjauan Keuangan
(Dalam Rp juta)
4.555.558,49 (1.970.851,17) 1.138.747,54 31.914,37 (998.792,50) (24.798,16) (1.305.989,16) (278.465,83) (36.595,65) (1.561,23) 2.371,01 (7.684.604,03) 2.356.844,10 2.522.526,41 (1.693.695,81)
126
127
Tinjauan Keuangan
Sedangkan ROA BSM meningkat dari 1,95% pada tahun 2011 ke 2,25% pada tahun 2012. ROA BSM tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata ROA Perbankan Syariah lainnya yang mencapai 2,14%.
Rasio PPAP
Rasio PPAP pembiayaan terhadap NPF (Cash Ratio) mengalami penurunan dari 109,81% pada tahun 2011 ke 100,06% pada tahun 2012. Kondisi ini menunjukkan bank terus melakukan peningkatan terhadap rasio cash PPAP dalam rangka untuk mengantisipasi nasabah pembiayaan bermasalah dan penurunan kolektibilitas.
128
dan perhitungan penyisihan atas kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya kredit/pembiayaan. Penambahan penyisihan ini diakui sebagai bagian dari biaya operasional selama periode berjalan. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro dan penempatan pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi pada surat berharga, piutang, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Pada tahun 2012, BSM berhasil mencapai tingkat kolektibilitas piutang dalam kategori lancar sebesar 93,49% total piutang, menurun dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 95,14%.
Pada sisi yang lain, BSM juga berperan dalam pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat. Pengumpulan dana masyarakat dan dana pihak ketiga untuk kebutuhan proses bisnis perbankan syariah dicatat sebagai kewajiban dan selanjutnya BSM melakukan penyaluran dana kepada masyarakat dalam berbagai produk pembiayaan yang merupakan aset BSM. Sesuai dengan strategi dan kebijakan bank dalam mengurangi perbedaan selisih periode antara aset dan sumber pendanaan, BSM menerapkan kebijakan bahwa sebagian besar aset dibiayai dalam bentuk dana syirkah temporer yang dicatat oleh Bank.
Struktur Modal
Pada tahun 2012, struktur modal BSM dibiayai oleh 82,96% dari dana syirkah temporer, 18,84% dari liabilitas dan 8,59% dari ekuitas dan 1,03% dari surat berharga subordinasi yang diterbitkan. Sejalan dengan perkembangan industri perbankan syariah yang semakin cerah dalam perbankan nasional, BSM senantiasa berupaya untuk menyediakan dan mengembangkan produk-produk perbankan syariah yang berdaya saing untuk memenuhi harapan masyarakat.
Struktur Modal
Uraian Liabilitas Surat berharga subordinasi Dana Syirkah Temporer Ekuitas Total 2011 Nominal 7.041 700 37.858 3.073 48.672 Prosentase 14,47% 1,44% 77,78% 6,31% 100,00% Nominal 9.168 500 40.380 4.181 54.229 2012
(Dalam Rp miliar)
129
Tinjauan Keuangan
Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Uraian I. Komponen Modal A. Modal inti Modal Disetor Cadangan umum Laba ditahan awal tahun setelah pajak Laba tahun berjalan setelah pajak (50%) B. Modal Pelengkap Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif (maksimum 1,25% dari ATMR) Investasi subordinasi (maksimum 50% dari jumlah modal inti) C. Modal Pelengkap Tambahan II. Jumlah Modal Inti, Pelengkap dan Modal Pelengkap Tambahan III. Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit IV. Aset Tertimbang Menurut Risiko Pasar V. Jumlah Risiko - Aset Tertimbang VI. Rasio Kecukupan Modal Minimum 2.701.419 1.158.244 206.993 1.060.647 275.535 1.019.255 319.255 700.000 3.720.674 25.314.942 225.424 25.540.366 14,57% 2011
(Dalam Rp Juta) 2012 3.655.579 1.458.244 231.649 1.562.841 402.845 911.731 411.731 500.000 4.567.310 32.916.532 122.534 33.039.066 13,82%
Likuiditas
Tingkat Likuiditas Bank melalui rasio lancar (Current Ratio) pada tahun 2012 mencapai 155,26% atau lebih rendah daripada tahun 2011 yang mencapai 262,62%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan likuiditas bank
130
untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas lebih baik dibandingkan dengan tahun 2011.
Rentabilitas
Tingkat rentabilitas bank pada tahun 2012 mencapai 2,42% atau lebih tinggi daripada tahun 2011 yang mencapai 2,02%. Hal ini mengindikasikan bahwa bank memiliki kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.
Solvabilitas
Pada tahun 2012, kemampuan BSM dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank ditunjukkan dengan tingkat Kecukupan Modal (CAR) pada level 13,82%. Tingkat kemampuan bank untuk menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio) sebesar 219,31% dan dengan asset (Debt to Asset Ratio) sebesar 16,91%
131
Tinjauan Keuangan
Jenis Penghimpunan
Saldo Rata-Rata
A
1. Simpanan Wadiah a. Bank b. Non Bank 2. Tabungan Mudharabah a. Bank b. Non Bank 3. Deposito Mudharabah a. Bank - 1 bulan - 3 bulan - 6 bulan - 12 bulan b. Non Bank - 1 bulan - 3 bulan - 6 bulan - 12 bulan TOTAL 6.744.995.677 35.045.582 6.709.950.095 17.207.389.043 190.644.975 17.016.744.068 22.245.633.789 118.152.211 97.593.059 5.198.125 5.019.311 10.341.716 22.307.481.579 13.271.965.125 2.329.427.500 2.972.531.789 3.733.557.164 46.378.018.509
132
5. Perbankan syariah tumbuh antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya market share aset, DPK & pembiayaan dan bertambahnya jaringan outlet bank syariah. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 akan lebih baik dibandingkan tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh 6,3% - 6,8% di tahun 2013. Konsumsi dan investasi domestik menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, sementara ekspor akan membaik seiring dengan pemulihan perekonomian dunia dan kenaikan harga komoditas di pasar dunia. Namun demikian, prospek perekonomian tahun 2013 dipengaruhi oleh berbagai faktor ketidakpastian yaitu lambatnya pertumbuhan perekonomian dunia dan kebijakan terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan barang/jasa yang bersifat strategis dapat mendorong peningkatan inflasi. Kondisi ekonomi nasional yang kondusif tersebut diharapkan memberikan pengaruh yang positif pada kinerja indutri perbankan nasional. Bank Indonesia memproyeksikan kinerja industri perbankan nasional tahun 2013, aset, dana pihak ketiga dan kredit, akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012. Optimisme kecenderungan positif yang diproyeksikan pada perekonomian nasional dan industri perbankan nasional tersebut, menurut perkiraan Bank Indonesia akan berpengaruh juga terhadap industri perbankan syariah. Industri perbankan syariah diharapkan akan dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2013. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan perbankan syariah di tahun 2013 mencapai 36% (pesimis) - 58% (optimis). Proyeksi optimis perkembangan perbankan syariah diharapkan didukung oleh berbagai faktor antara lain meliputi: 1. Potensi pasar yang besar Potensi Indonesia di tengah optimisme Asia sebagai mesin utama penggerak perekonomian dunia dan bonus demografi Indonesia telah memberikan peluang yang besar tetap tumbuhnya perekonomian Indonesia. Arah pengembangan yang sesuai untuk memberikan multiflier effect yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dengan turut menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Dukungan pembiayaan kepada sektor produktif tidak hanya akan meningkatkan market share perbankan syariah namun juga akan mendukung perekonomian nasional yang lebih berdikari.
2. Bertambahnya pemain baru Bertambahnya pemain baru akan mendorong tingkat kompetisi di industri perbankan akan semakin tinggi. Kondisi ini akan memacu para pemain lama untuk tetap mempertahankan market share-nya dengan upaya yang lebih tinggi lagi. 3. Kondisi makro yang semakin kondusif Kondisi makro ekonomi pada tahun 2013 yang semakin kondusif diperkirakan akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri perbankan syariah. 4. Program pengembangan pasar yang semakin terstruktur Program sosialisasi industri perbankan syariah yang semakin baik akan mendorong tingkat penerimaan masyarakat terhadap layanan perbankan syariah semakin meningkat dengan skala demografi yang semakin luas. 5. Peningkatan kualitas SDM Pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas baik dengan kuantitas yang cukup akan berpengaruh signifikan pada pertumbuhan aset perbankan syariah pada tahun 2013. 6. Dukungan otoritas yang semakin kuat Pemerintah mengaksep pengembangan keuangan dan perbankan syariah menjadi bagian dari program pemerintah secara terpadu. Untuk menghadapi persaingan dan memanfaatkan peluang secara optimal di tahun 2013, BSM telah meningkatkan kapabilitas usahanya dengan memperluas jaringan bisnis, merekrut pegawai baru, menambah modal dan meng-upgrade infrastruktur IT dengan mengganti Core Banking System. Dengan pengembangan kapabilitas tersebut BSM mengharapkan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pangsa pasarnya di industri perbankan syariah.
P. Aspek Pemasaran
Dalam rangka mengokohkan eksistensi Bank dalam dunia perbankan di Indonesia, BSM menerapkan strategi perluasan jaringan dan strategi pemasaran produk dan korporasi untuk mengenalkan berbagai produk perbankan kepada masyarakat secara lebih luas. Pelaksanaan strategi tersebut diharapkan mampu menambah perluasan pasar BSM dengan adanya penambahan jumlah nasabah. Pada aspek pelayanan, BSM terus meningkatkan kualitas layanan terbaik bagi nasabah, didukung dengan peningkatan kapabilitas teknologi dan pengembangan inovasi produk perbankan syariah.
Laporan Tahunan 2012
133
Tinjauan Keuangan
110.000 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 2008
Koran Nasional (Seputar Indonesia, Media Indonesia, Koran Tempo, Harian Kontan dsb). Koran Lokal (Analisa, Waspada, Pikiran Rakyat, Radar Garut, Kaltim Pos, Kedaulatan Rakyat, Jawa Pos, Fajar dsb). Koran berbahasa Mandarin (Harian Indonesia). Majalah (Majalah TEMPO, Majalah TRUST, Readers Digest, iDEA, Kicau Bintaro, Suara Muhammadiyah. Tabloid (Tabloid Nova, Tabloid Rumah dsb). Radio Nasional (Gen FM). Radio Lokal (Radio Sonora Bangka, Radio Palupi). Iklan internet (di situs Okezone.com, Vivanews.com). SMS Blast (pesan promosi yang dikirim ke nomor ponsel nasabah). Email blast (pesan promosi yang dikirim ke alamat email nasabah). Promosi pada struk ATM BSM. Sponsorship event. Business Gathering Tionghoa Program promosi terkait produk perbankan yang bersifat Below The Line (BTL) melalui media promosi sebagai berikut: 1. BSM Direct Gift Pemberian hadiah langsung kepada nasabah atas pembukaan rekening baru (tabungan BSM). 2. BSM Fantasi Pemberian hadiah langsung kepada nasabah yang menempatkan dana (fresh fund). 3. BSM Giro Prima Pemberian fasilitas keringanan biaya dan lounge priority kepada nasabah dengan syarat saldo rata-rata tertentu. 4. BSM Sahabat Pemberian insentif kepada individu/institusi yang mereferensikan nasabah kepada BSM. Insentif berbasis jumlah dana yang ditempatkan. 5. BSM Mitra Kerja Pemberian insentif kepada individu/institusi yang mereferensikan nasabah kepada BSM. Insentif berbasis jumlah rekening yang dibuka.
2009
2010
2011
2012
Sedangkan jaringan kantor BSM hingga akhir tahun 2012 telah mencapai 764 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jaringan Kantor
669
800 700 600 500 400 300 200 100 0 2008 313
764
507 390
2009
2010
2011
2012
134
terhadap produk perbankan syariah, yaitu dengan strategi peluncuran produk di tahun 2012 untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga serta fee based income. Berikut ini adalah produk-produk yang telah diluncurkan BSM pada tahun 2012: 1. Sukuk Negara Ritel Seri-004 Produk Sukuk Negara Ritel Seri-004 merupakan layanan jasa untuk penjualan instrumen sukuk ritel Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2. Bancassurance (pengembangan) Merupakan aktivitas penambahan produk bancassurance dimana dalam pelaksanaannya bank berkerjasama dengan perusahaan asuransi. 3. Revitalisasi Tabungan BSM Simpatik. Merupakan produk revitalisasi produk tabungan simpatik existing dengan tambahan fitur berupa asuransi jiwa bagi penabung. 4. Tabungan Siswa Merupakan program revitalisasi produk tabungan simpatik existing dengan tambahan fitur berupa asuransi jiwa bagi penabung. 5. Investasi Emas Merupakan layanan jasa untuk penjualan emas logam mulia sertifikat PT Antam. 6. Pembiayaan Tagihan Supplier Produk pembiayaan yang ditujukan untuk mengalihkan piutang atau tagihan supplier secara syariah.
Q. Kebijakan Dividen
Dalam pembayaran dividen, BSM menerapkan kebijakan dividen sebagai berikut: 1. Membayarkan dividen tunai dari laba bersih setiap tahunnya, yang besarnya diputuskan melalui RUPS berdasarkan rekomendasi Direksi. 2. Keputusan untuk membayar dividen tergantung pada laba, kondisi keuangan dan likuiditas, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan faktorfaktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi BSM setelah memperoleh persetujuan RUPS. Penggunaan Laba Bersih BSM Tahun Buku 2009, 2010, dan 2011, sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham bahwa BSM tidak mendistribusikan dividen kepada para pemegang saham. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan struktur permodalan bank. Sedangkan penggunaan Laba Bersih BSM Tahun Buku 2012 akan diputuskan dalam RUPS pada pertengahan tahun 2013.
135
Tinjauan Keuangan
136
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
PT Amarta Karya (Persero) PT Balai Pustaka (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. PT Indah Karya (Persero) PT Indofarma (Persero) PT Indra Karya (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) SBU Non-Industri PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Barata Indonesia (Persero) PT Surveyor Indonesia (Persero) PT Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) PT Pertani (Persero) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Kliring Berjangka (Persero) Karyawan Kunci
Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Karyawan Kunci
Saldo aset, liabilitas, investasi tidak terikat, pendapatan usaha lainnya, beban administrasi, beban usaha lain, dan beban kepegawaian dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
(Dalam Rp) Uraian Aset Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Investasi pada surat berharga Piutang murabahah Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Jumlah Persentase terhadap jumlah aset Liabilitas Liabilitas segera (Kewajiban Lain-lain) Simpanan wadiah Simpanan dari bank lain Pembiayaan diterima Surat berharga subordinasi yang diterbitkan Jumlah Persentase terhadap jumlah liabilitas 99.074.290.311 1.270.429.356.269 2.161.483.231 450.000.000.000 172.000.000.000 1.993.665.129.811 28.31% 112.812.995.821 43.585.618.633 6.391.071.948 600.000.000.000 75.000.000.000 837.789.686.402 9.14% 148.376.481.266 50.000.000.000 1.620.344.108.655 137.849.986.050 197.358.726.136 660.072.398.675 2.814.001.700.782 5.78% 106.092.735.229 105.000.000.000 1.437.876.713.473 207.032.014.855 208.542.959.936 203.803.014.000 2.268.347.437.493 4.18% 2011 2012
137
Tinjauan Keuangan
Investasi Tidak Terikat Tabungan mudharabah Deposito mudharabah Jumlah Persentase terhadap jumlah dana syirkah temporer Pendapatan Usaha Lainnya Pendapatan imbalan jasa perbankan Pendapatan komisi bancassurance Jumlah Persentase terhadap jumlah pendapatan usaha lainnya Beban kepegawaian (Gaji, bonus, tantiem, dan tunjangan lainnya) Tantiem Gaji Bonus Tunjangan lainnya Jumlah Persentase terhadap jumlah beban kepegawaian 17.912.648.208 15.689.801.500 8.920.232.638 6.573.214.000 49.095.896.346 5.09% 24.798.161.143 18.323.069.020 5.228.709.076 12.351.427.473 60.701.366.712 6.24% 6.218.488.000 3.625.188.567 9.843.676.567 0.91% 8.214.360.320 5.606.414.816 13.820.775.136 1.21% 86.870.115.112 5.915.186.653.403 6.002.056.768.515 15.85% 29.929.009.897 1.948.411.728.983 1.978.340.738.880 4.90%
138
Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank: 1. PSAK No. 24 (Revisi 2010) Imbalan Kerja. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa tersebut. 2. PSAK No. 16 (Revisi 2011) Aset Tetap. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya. 3. PSAK No. 46 (Revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. 4. PSAK No. 56 (Revisi 2011) Laba per Saham. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. 5. ISAK No. 15 PSAK No. 24 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja.
139
Penerapan GCG secara konsisten dan menyeluruh memberikan kekuatan bagi BSM dalam memperoleh kepercayaan dan dukungan Stakeholders menuju pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
141
elaksanaan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) di Bank Syariah Mandiri (BSM) diterapkan secara menyeluruh di berbagai lapisan organisasi. Manajemen Bank memberikan semangat dalam menginternalisasikan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), dengan berbagai upaya meningkatkan awareness jajaran Bank terhadap prinsip-prinsip GCG. Penerapan GCG secara konsisten dan menyeluruh memberikan kekuatan bagi Bank dalam memperoleh kepercayaan dan dukungan Stakeholders dalam upaya operasional berkelanjutan. Perbaikan dan pembenahan dalam rangka implementasi penerapan GCG terus menerus dilakukan. Bank telah melakukan pemisahan fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung pada level Direksi guna menghindari adanya benturan kepentingan dalam kegiatan bank. Direksi Bank menekankan kedisiplinan pegawai dalam menegakkan nilai-nilai utama ETHIC (Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, Customer Focus) dalam mencapai tujuan perusahaan. Menginternalisasikan ETHIC ke dalam dada setiap insan BSM. Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya menghindar kan kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan terjadinya benturan kepentingan antara lain dengan pemberlakuan formulir hubungan keluarga antara sesama pegawai dan/atau calon pegawai BSM.
dengan proses bisnis Bank, namun selain itu juga Bank berpedoman pada ketentuan internal dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku lainnya seperti : 1. Undang-undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 2. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah; 3. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah; 4. PBI No.11/25/PBI/2009 tentang perubahan PBI No.5/8/PBI/2003 mengenai Implementasi Manajamen Risiko pada Bank Umum 5. PBI No. 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) & Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT); 6. PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SEBI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). 7. PBI No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. 8. Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri; 9. Board Manual PT Bank Syariah Mandiri; 10. Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan Bank Syariah Mandiri; 11. Kebijakan Kepatuhan PT Bank Syariah Mandiri 12. Pedoman Pelaksanaan Penerapan APU & PPT Bank Syariah Mandiri. 13. Surat Keputusan Bersama (SKB) No.12/002-SKB/ Kom.Dir tanggal 27 Desember 2010 tentang Piagam GCG (Good Corporate Governance Charter). 14. Surat Edaran (SE) Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (SA GCG). 15. SE Kewajiban Melaksanakan Prinsip-prinsip GCG TARProF.
142
Konsistensi penerapan GCG yang baik di BSM dibuktikan pula pada penghargaan yang diperoleh Bank dari lembaga pemeringkat The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang menyelenggarakan program Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode 2011 sebagai The Most Trusted Company yaitu penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance perusahaan di Indonesia melalui perbaikan berkesinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan patok banding (benchmarking). Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sebagai landasan operasional yang menjadi acuan untuk memastikan seluruh proses dan mekanisme yang terjadi guna mencapai tujuan Bank dan mencegah Bank dari penyimpangan dan risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan perusahaan. Bank memiliki Piagam GCG (GCG Charter) dan ketentuan internal sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah), sehingga prinsip-prinsip GCG dapat diterapkan pada seluruh jajaran Bank. Keberhasilan penerapan GCG di Bank tentu tidak terlepas dari peranan manajemen Bank dalam mendukung implementasi di seluruh unit-unit kerja Bank. Dorongan Direksi untuk menerapkan GCG di berbagai lini organisasi sangat kuat, hal ini, terbukti dari pengarahan Direksi kepada jajaran Bank melalui sharing saat doa pagi bersama hari Senin memberikan masukan-masukan mengenai kedisiplinan jajaran Bank dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab jajaran Bank guna mencapai target perusahaan. Kedisiplinan jajaran Bank dalam menjalankan ETHIC yang telah dijadikan core atau nilai-nilai utama perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, Direksi mengharapkan semangat ETHIC sudah terinternalisasi dalam dada setiap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Komitmen Direksi terhadap implementasi GCG dibuktikan dengan penghargaan yang diperoleh Bank meliputi antara lain: a. Direktur Utama Bank Bpk Yuslam Fauzi memperoleh predikat The Best CEO untuk ketiga kalinya yang diselenggarakan oleh Perbanas Institute dan Woman Review.
b. Penghargaan Islamic Banker of The Year 2012 dari Asian Institute of Finance, Malaysia bekerja sama dengan Edbiz Consulting London. Penghargaan kepada CEO terbaik di industri keuangan syariah yang dinilai berdasarkan kriteria antara lain innovative thinking, ethical approach, impactful solution dan performa. c. The Best Bank 2012 oleh Perbanas Institute dan Woman Review. d. Penghargaan Human Capital dari Dunamis tahun 2012 berupa The Best for employee Net Promoter Score, The Best for All Criteria dan The Best for CEO Commitment. Hal ini, memacu semangat jajaran Bank untuk lebih fokus dalam menerapkan GCG demi kelangsungan usaha Bank secara berkesinambungan.
143
GCG dalam Perspektif Risiko merupakan tema CGPI yang pertama kali diikuti Bank. Program CGPI melalui 4 (empat) tahap penilaian yaitu: a. Self Assessment, sebuah proses penilaian obyektif dari Bank atas diri sendiri yang berkaitan dengan penegakan GCG dalam perspektif risiko melalui pengisian kuesioner oleh responden stakeholders (internal dan eksternal). b. Kelengkapan dokumen; Bank disyaratkan melengkapi dokumen-dokumen terkait penerapan GCG dan pengelolaan risiko perusahaan. c. Pembuatan makalah; Bank disyaratkan membuat makalah yang memaparkan refleksi upaya Bank dalam menegakkan GCG dalam perspektif risiko. d. Observasi; kunjungan formal tim penilai CGPI ke Bank untuk mengklarifikasi dan memastikan temuan data dan informasi yang didapat pada 3 tahap penilaian sebelumnya.
Penghargaan ini diperoleh Bank untuk ketiga kalinya. Salah satu aspek penilaian yang memiliki porsi penilaian tertinggi adalah aspek Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Ajang penghargaan ini diselenggarakan atas kerjasama Bapepam-LK dengan Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Pemeringkatan oleh CGPI ini dapat mendorong dan menjaga komitmen Bank dalam menegakkan praktik GCG serta meningkatkan kualitas pelaksanaan secara berkesinambungan. Pada kesempatan pertama kali keikutsertaan BSM dalam program CGPI, BSM memperoleh predikat: Sangat Terpercaya (The Most Trusted Companies)
Penghargaan yang diperoleh Bank memberikan semangat untuk terus menerapkan dan mengembangkan GCG dengan lebih baik dan menyeluruh di berbagai lapisan organisasi. Kepercayaan dan dukungan dari Stakeholders menjadi cambuk bagi Bank untuk terus memperbaiki diri.
144
82.33
81.61
81.3
II
III
IV
Ket: Index GCG < 60 : Tidak Patuh 61 Index GCG 70 : Kurang Patuh 71 Index GCG 80 : Cukup Patuh
Tabel Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2012 berdasarkan Penilaian BI
No. 1. Faktor Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris (Dekom) Nilai Komposit dan Kriteria Predikat 0,375 Cukup Sesuai Peringkat 3 Kekuatan Pelaksanaan GCG Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah berjalan cukup sesuai dengan kriteria. Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan telah mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG TARProF. Dewan Komisaris telah mengoptimalkan peran Komite dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap Bank sehingga dapat memberikan masukan positif dalam mendukung perkembangan Bank yang sehat. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah cukup sesuai dengan kriteria dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG. Direksi telah melakukan pemisahan fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung dan fungsi kepatuhan dengan jaringan dalam struktur organisasi untuk menciptakan indepensi dan prudensialitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengelolaan Bank. Struktur organisasi Komite yang dibentuk telah sesuai memenuhi persyaratan yang berlaku. Komite yang dibentuk telah beranggotakan sesuai dengan persyaratan dan kompetensi yang diperlukan untuk menjalakan tugas dan tanggung jawab sebagai Komite dalam mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) telah berjalan sesuai dengan ketentuan. DPS telah memastikan Bank menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS melakukan uji petik ke beberapa cabang untuk memastikan pelaksanaan proses penghimpunan dan penyaluran dana telah sesuai dengan prinsip syariah.
0,200 Sesuai
0,200 Sesuai
145
No. 5
Faktor Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
Peringkat 2
Kekuatan Pelaksanaan GCG Seluruh produk pernghimpunan dana, penyaluran dana maupun jasa yang diluncurkan oleh Bank telah melalui opini DPS atas kesesuaian produk dengan prinsip syariah. DPS melakukan uji petik dengan baik ke beberapa cabang atas pelaksanaan prinsip syariah. Temuan dilapangan berdasarkan hasil uji petik secara umum bukan mengarah kepada produk yang diluncurkan melainkan lebih kepada dispute pendapat atau pemahaman atas sebuah transaksi, atas temuan tersebut Bank segera menyelesaikan sesuai arahan DPS. BSM telah memiliki kebijakan dan aturan internal dalam mengatur penanganan benturan kepentingan yang sesuai dengan ketentuan berlaku. Tindakan tegas diterapkan dengan baik oleh manajemen Bank atas setiap pelanggaran benturan kepentingan untuk memberikan efek jera kepada pihak yang melanggar. BSM telah memiliki Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan yang concern dalam melaksanakan fungsi kepatuhan Bank. Bank juga telah didukung oleh satuan kerja kepatuhan yang menjalankan fungsi kepatuhan secara independen terhadap satuan kerja operasional. Bank terus meningkatkan pemenuhan personil Satuan Kerja Kepatuhan guna mendukung penerapan fungsi kepatuhan. BSM telah melaksanakan fungsi audit intern yang independen terhadap satuan kerja operasional dan didukung oleh personil yang memiliki kompetensi dibidangnya. Kompetensi dari setiap personil Satuan Kerja Audit Intern terus ditingkatkan untuk mendukung perkembangan usaha Bank. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk adalah KAP Purwantono, Suherman & Surja afiliasi KAP Ernst & Young yang telah melalui proses seleksi antara Accounting Division, Komite Audit, Direksi dan Komisaris sebelum diajukan dalam RUPS. KAP yang ditunjuk memiliki kompetensi yang sangat baik dibidangnya dan telah menyampaikan management letter tepat waktu serta mampu bekerja secara professional. BSM telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik dalam memberikan penyaluran dana kepada pihak terkait (related party) dengan sangat baik. BSM telah memiliki kebijakan dan prosedur tentang penyediaan dana kepada pihak terkait yang pelaksanaannya telah dijalankan dengan baik. BSM telah menyampaikan laporan kondisi keuangan dan non-keuangan kepada stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku. Laporan internal BSM telah di dukung oleh pengembangan aplikasi MIS & Datawarehouse oleh tenaga-tenaga professional IT Operation Division (IOD) dan IT Strategy Assurance Division (ISD).
0,200 Sesuai
0,100 Sesuai
0,100 Sesuai
10
11
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal Nilai Komposit
0,300 - Sesuai
2,250 - Sesuai
BAIK
146
2. Struktur GCG
Keberhasilan penerapan GCG di BSM secara berkelanjutan didukung oleh berfungsinya perangkat atau organ GCG Perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi. Organ-organ ini merupakan perangkat utama GCG, dimana dalam pelaksanaannya didukung oleh organ dan perangkat lainnya seperti pedoman Tata Kelola Perusahaan (code of corporate governance). Pedoman ini merupakan himpunan pokok-pokok pengelolaan perseroan yang kemudian akan dijabarkan lebih lanjut dalam piagam, kebijakan dan Standard Operating Procedures (SOP) yang akan menjadi acuan implementasi GCG BSM.
Keberhasilan penerapan GCG di BSM secara berkelanjutan didukung oleh berfungsinya perangkat atau organ GCG Perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi.
147
Komite
Struktur/Organ Pendukung
Hubungan Investor CSR
Corporate Values Corporate Secretary
Communication
148
BSM untuk tahun 2012 kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang saham Mayoritas. g. Persetujuan pembayaran zakat perseroan tahun buku 2011 sebesar Rp19.177.801.129,-
2. Keputusan Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri Diluar Rapat Umum Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Notaris nomor 38 Efran Yuniarto, S.H., M.Kn tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri Diluar Rapat Umum Pemegang Saham hari Jumat, tanggal 28 Desember 2012. Memutuskan: a. Persetujuan pelaksanaan tambahan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan secara tunai sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus milyar Rupiah). b. Penambahan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan secara tunai sebesar Rp300.000.000.000 (tiga ratus milyar Rupiah) akan dikeluarkan dari saham dalam portepel. Bahwa saham-saham yang akan dikeluarkan tersebut akan diambil bagian seluruhnya oleh: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., berkedudukan di Jakarta, sebanyak 60.000.000 (enam puluh juta) saham. Bahwa PT Mandiri Sekuritas selaku Pemegang Saham Perseroan dengan ini mengesampingkan haknya untuk mengambil bagian atas sahamsaham baru yang dikeluarkan oleh Perseroan, dan dengan ini menyetujui PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk untuk mengambil semua sahamsaham baru yang dikeluarkan oleh Perseroan. c. Terkait dengan keputusan butir a dan b di atas selanjutnya Pemegang Saham menyetujui mengubah Anggaran dasar Perseroan Pasal 4 ayat 2 dan mengubah komposisi jumlah kepemilikan saham Perseroan yang tercantum dalam Susunan Pemegang Saham Perseroan yang ada pada Pasal 28 ayat 3.
149
F. Dewan Komisaris
Sesuai Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Dewan Komisaris telah senantiasa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional dan independen dengan berpedoman pada tata kelola perusahaan yang baik. Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan PT Bank Syariah Mandiri (Bank) melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
d) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BUS; e) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern. f) Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. g) Melaksanakan pengawasan atas risiko usaha Bank dan upaya manajemen melakukan pengendalian intern. h) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan. i) Melakukan pengawasan aktif terhadap Fungsi Kepatuhan. j) Menyampaikan saran-saran dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan. k) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank. l) Menyampaikan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Bank. m) Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BUS, kecuali pengambilan keputusan untuk pemberian pembiayaan kepada Direksi sepanjang kewenangan Dewan Komisaris tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUS atau dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
150
Dewan Komisaris telah senantiasa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional dan independen dengan berpedoman pada tata kelola perusahaan yang baik. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris tidak memiliki saham baik di BSM maupun di Perusahaan lain. Jumlah anggota Dewan Komisaris BSM saat ini adalah 5 (lima) orang. Tiga orang diantaranya atau sama dengan 60% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi.
Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 16, RUPS tanggal 29 Juni 2010 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011
151
e) Memastikan kompetensi staf dan pejabat yang terkait pembiayaan telah memenuhi kompetensi minimal yang dibutuhkan, sehingga setiap proses pembiayaan dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan prudent. f) Meningkatkan fungsi pengawasan dan kepatuhan prosedur, ketertiban administrasi pembiayaan, dan efektifitas pengendalian intern pada proses pemberian pembiayaan; g) Menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor yang menarik dan netral; h) Memonitor kondisi nasabah pembiayaan secara periodik; i) Mengimplementasikan manajemen risiko dalam proses pembiayaan dengan penerapan metode four eye principles secara optimal; j) Meminta adanya early warning signal per segmen dan sektor untuk mengantisipasi penurunan kolektibilitas nasabah lancar; k) Memberikan pembiayaan/piutang secara prudent dan sehat; l) Memberikan pembiayaan kepada sektor ekonomi yang sangat menarik atau menarik; m) Menghindari memberikan pembiayaan yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki bank; n) Menyalurkan pembiayaan secara prudent dan sehat dengan fokus pembiayaan pada segmen retail dan mikro; o) Memastikan kelancaran pembayaran kewajiban dengan monitoring pembiayaan yang efektif; p) Meningkatkan pendapatan fee based income; q) Mengendalikan biaya overhead dengan menjaga disiplin anggaran dan efisiensi pada seluruh aktivitas; r) Mengidentifikasi risiko inheren pada setiap risiko bank dan mengidentifikasi top ten risk pada setiap unit kerja guna memudahkan pelaksanaan mitigasi risiko oleh masing-masing unit kerja;
s) Melakukan penagihan door to door kepada nasabah retail, baik yang masih lancar maupun yang sudah menunggak; t) Memonitor nasabah pembiayaan bukan saja dari rekening pembiayaannya, tetapi rekening giro dan tabungan nasabah sebagai sumber pelunasan sekaligus memonitor aktifitas rekening nasabah. u) Memperkuat pengendalian intern, dengan melengkapi kebijakan dan/atau standar prosedur dengan flow chart yang juga mencantumkan tugas dan tanggung jawab setiap petugas sehingga dapat memudahkan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai; v) Ketegasan dan/atau kecepatan dalam mengambil keputusan atas pegawai yang berbuat fraud sehingga dapat menimbulkan efek jera; w) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai bank terhadap implementasi prinsip syariah.
152
Jenis-jenis rapat yang diikuti oleh Dewan Komisaris antara lain yaitu Rapat Dewan Komisaris (Rakom), Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi (berupa Rakomdir atau Radirkom), dan Rapat Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah. a. Rapat Dewan Komisaris (Rakom) Rapat yang dilakukan Dewan Komisaris untuk membahas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan nasihat untuk manajemen. b. Rapat Dewan Komisaris dan Direksi (Rakomdir) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi atau Direktur Bidang, dimana inisiatif rapat berasal dari Dewan Komisaris dengan agenda pelaksanaan pengelolaan bisnis Bank. c. Rapat Direksi dan Dewan Komisaris (Radirkom) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi atau Direktur Bidang, dimana inisiatif rapat berasal dari Direksi dengan agenda laporan kinerja Bank, tingkat kesehatan Bank, profil risiko Bank, inisiatif strategis Bank, dan lainnya. d. Rapat Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah Rapat Dewan Komisaris dengan Dewan Pengawas Syariah dengan agenda kepatuhan pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha Bank.
dengan Dewan Pengawas Syariah. Jumlah Rapat tersebut sebanyak 35 rapat dengan tingkat kehadiran minimum Komisaris adalah 74,29%. Khususnya, untuk pelaksanaan rapat Dewan Komisaris (Rakom) pada tahun 2012 dilakukan sebanyak 13 kali rapat. Setiap pelaksanaan rapat dipimpin oleh Komisaris Utama dan dihadiri minimum 3 (tiga) orang dari 5 (lima) komisaris. Tingkat kehadiran minimum anggota Komisaris pada Rakom tahun 2012 yaitu sebesar 69,23%.
Selama tahun 2012, Dewan Komisaris telah melakukan melakukan berbagai rapat diantaranya Rapat Komisaris (Rakom), Rapat Komisaris dan Direksi (Rakomdir dan Radirkom) dan Rapat Komisaris
153
Hasil kajian tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kemudian disahkan oleh RUPS. a. Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dalam setahun Jumlah remunerasi yang diterima anggota Dewan Komisaris dalam satu tahun dikelompokkan dalam Kisaran tingkat penghasilan, sebagaimana tabel di bawah ini:
b. Rasio Gaji Tertinggi dan terendah Sedangkan rasio gaji tertinggi dan terendah dengan skala perbandingan sebagai berikut:
Uraian Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah Rasio 1.2 : 1 1.1 : 1 2.7 : 1 25.4 : 1
Pemberian remunerasi dan fasilitas lain untuk Dewan Komisaris mengacu kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.
154
memberikan nasihat dan masukan untuk pelaksanaan masa kerja berikutnya. (1) Laporan kinerja bank antara lain membahas pencapaian realisasi dibandingkan target serta faktor-faktor yang menentukan pencapaian atau tidak tercapainya target. Kinerja financial yang dibahas antara lain asset, kualitas aktiva produktif, pembiayaan, surat berharga, dana pihak ketiga, pendapatan dan biaya bagi hasil, biaya overhead, laba, fee based income, CAR dan rasio keuangan lainnya. (2) Pencapaian target dan realisasi non financial serta faktor-faktor yang menentukan pencapaian atau tidak tercapainya target. Kinerja non financial yang dibahas antara lain perkembangan jaringan kantor, jaringan ATM, dan jumlah SDM. Sampai dengan akhir tahun 2012, Dewan Komisaris menilai bahwa Bank telah berhasil mencapai laba, rasio-rasio keuangan yang baik, dan CASA (Current Account and Saving Account) terhadap target yang ditetapkan dalam rencana bisnis Bank (RBB) tahun 2012. Namun dilihat dari pertumbuhan volume bisnis pembiayaan dan dana pihak ketiga lebih rendah dibandingkan target RBB tahun 2012. Tidak tercapainya pertumbuhan volume bisnis pembiayaan dan dana pihak ketiga, disebabkan antara lain: (a) Terdapat kebijakan Bank Indonesia terkait produk qardh beragun emas diberlakukan setelah persetujuan RBB tahun 2012. Pada RBB tahun 2012, salah satu tumpuan pertumbuhan pembiayaan yaitu pada pembiayaan gadai.
(b) Pembukaan jaringan/outlet yang tertunda, karena menunggu ijin Bank Indonesia. Bank menerima ijin pembukaan outlet dari Bank Indonesia pada tanggal 29 September 2012, sehingga hanya punya sisa waktu 3 (tiga) bulan untuk melakukan ekspansi; (c) Kebijakan Pemerintah (Departemen Agama) yang menggunakan dana haji untuk pembelian Sukuk, di mana banyak dana haji Depag yang ditempatkan pada Bank ditarik untuk pembelian Sukuk; (d) Bank fokus kepada penghimpunan CASA dan membatasi penghimpunan dana deposito dengan special nisbah; (e) Implementasi Core Banking System yang belum sempurna; dan (f) Bank baru mengimplementasikan manajemen risiko dalam proses pembiayaan dengan penerapan metode Four Eye Principles. b) Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan PBI Nomor 9/1/PBI/2007 tanggal 21 Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Bank melakukan penilaian Tingkat Kesehatan secara self assessment. Tingkat kesehatan Bank digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola Bank dalam suatu periode tertentu dibawah kondisi perekonomian dan industri keuangan. Adapun penilaian self assesment Tingkat Kesehatan Bank pada tahun 2012 sebagai berikut:
Laporan kinerja bank antara lain membahas pencapaian realisasi dibandingkan target serta faktor-faktor yang menentukan pencapaian atau tidak tercapainya target.
155
(1) Permodalan Rasio kecukupan pemenuhan modal minimum (KPMM) Bank selama tahun 2012 berada pada peringkat 1 (satu) atau sangat baik. Rasio KPMM per 31 Desember 2012 sebesar 13,84% atau di atas rasio minimum sebesar 8,00%. Bank telah mendapatkan tambahan modal disetor sebesar Rp300 miliar pada tanggal 28 Desember 2012. Di sisi lain, seluruh laba tahun lalu tidak dibagikan atau menjadi laba ditahan (Retained Earnings). (2) Kualitas Aset Rasio Kualitas aset selama tahun 2012 berada pada peringkat 2 (dua) atau baik. Rasio kualitas aset selama tahun 2012 tetap yaitu sebesar 0,97%. (3) Rentabilitas Rasio rentabilitas selama tahun 2012 berada pada peringkat 2 (dua) atau baik. Rasio rentabilitas selama tahun 2012 berkisar antara 2,05% sampai dengan 2,42%, di mana rasio tertinggi yaitu 2,42% berada pada bulan Desember 2012. (4) Likuiditas Rasio likuiditas selama tahun 2012 cenderung berfluktuatif antara peringkat 2 (dua) dan peringkat 3 (tiga). Rasio likuiditas per 31 Desember 2012 yaitu sebesar 18,52% atau berada pada peringkat 3 (tiga), hal ini mencerminkan kemampuan likuditas Bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas cukup baik. (5) Sensivitas terhadap risiko pasar Selama tahun 2012, rasio sensitivitas terhadap risiko pasar sangat baik dengan peringkat 1 (satu). Rasio tersebut menunjukkan risiko pasar Bank sangat rendah dan penerapan manajemen risiko pasar dilaksanakan secara efektif dan konsisten. (6) Manajemen Nilai komponen manajemen pada manajemen umum dan manajemen risiko selama tahun 2012 tidak mengalami perubahan (tetap), dimana rasio manajemen umum yaitu A dengan peringkat 1 (satu) dan rasio manajemen risiko yaitu B dengan peringkat 2 (dua). Sedangkan untuk rasio
manajemen kepatuhan selama periode tahun 2012 mengalami penurunan pada bulan November dan Desember 2012 yang semula rasio A pada Januari s.d. Oktober 2012, namun pada bulan November dan Desember 2012 menurun menjadi rasio B dengan peringkat 2 (dua). Rasio manajemen risiko selama periode tahun 2012 adalah B. Hal ini terutama diakibatkan oleh peningkatan jumlah sumber daya insani dan jaringan kantor yang cukup signifikan. Namun peningkatan risiko-risiko tersebut dapat diiringi Bank dengan memperkuat infrastruktur manajemen risiko dan sistem pengendalian intern. Rasio manajemen kepatuhan pada peringkat B, dipengaruhi antara lain: (a) Proses core banking system yang masih dalam proses penyempurnaan dan pengembangan; (b) Pelaksanaan komitmen dalam mengimplementasikan Code of Conduct (CoC) yang perlu ditingkatkan sehingga dapat memitigasi timbulnya penyimpangan dan terjadinya fraud; (c) Penguatan sistem pengendalian internal yang terus dilakukan. Selama tahun 2012, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan Bank memperoleh peringkat Komposit 2 (dua). Hal ini mencerminkan kondisi Bank tergolong baik dan manajemen mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan.
c) Perkembangan Profil Risiko Bank Profil risiko memuat gambaran tentang tingkat risiko yang melekat pada seluruh aktivitas Bank dan kecukupan sistem pengendalian risiko. Profil risiko posisi 31 Desember 2012 menunjukkan predikat risiko komposit Bank secara keseluruhan adalah low to moderate dengan trend stabil.
156
1) Risiko Kredit Selama tahun 2012, predikat risiko kredit low to moderate kecuali pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 yang meningkat menjadi predikat moderate. Predikat risiko kredit yang low to moderate mencerminkan pengelolaan yang baik terhadap risiko kredit Bank. 2) Risiko Pasar Selama tahun 2012, predikat risiko pasar low. Hal ini karena Bank tidak memiliki exposure tinggi yang mengandung risiko pasar. 3) Likuiditas Pada periode Mei dan Juli sampai dengan November 2012, predikat risiko likuiditas yaitu moderate. Sedangkan periode Januari s.d. April, Juni, dan Desember 2012 predikat risiko likuiditas yaitu low to moderate. Predikat risiko likuiditas yang low to moderate menunjukkan manajemen risiko likuiditas Bank baik. 4) Risiko Operasional Selama tahun 2012, predikat risiko operasional moderate kecuali bulan Februari 2012 yang meningkat menjadi predikat moderate to high. Predikat moderate pada risiko operasional disebabkan banyaknya pembukaan outlet-outlet baru yang dilakukan Bank. 5) Risiko Hukum Selama tahun 2012, predikat risiko hukum yaitu moderate, kecuali pada periode Januari 2012 predikat risiko hukum low to moderate dan
Oktober 2012 dengan predikat moderate to high. Predikat moderate pada risiko hukum disebabkan terdapat perkara di pengadilan yang dihadapi Bank. 6) Risiko Reputasi Selama tahun 2012, predikat risiko reputasi low to moderate kecuali pada bulan Januari, Oktober, dan November 2012 yang menurun dengan predikat low. Predikat low to moderate pada risiko reputasi disebabkan karena meningkatnya jumlah keluhan nasabah. 7) Risiko Stratejik Pada periode Januari, Maret, April, dan Juni s.d. Oktober 2012, predikat risiko stratejik yaitu moderate. Pada periode Februari 2012 merupakan terendah yaitu low to moderate. Sedangkan periode Mei, November, dan Desember 2012 meningkat menjadi moderate to high. Peningkatan predikat risiko stratejik menjadi moderate to high disebabkan karena penerapan organisasi baru pembiayaan. 8) Risiko Kepatuhan Selama tahun 2012, predikat risiko kepatuhan low. Hal ini menunjukkan Bank selalu berkomitmen untuk mematuhi ketentuan yang berlaku. d) Laporan Pelaksanaan Audit Intern Pelaksanaan audit intern dilakukan secara rutin oleh unit kerja audit intern.
Selama tahun 2012, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan Bank memperoleh peringkat Komposit 2 (dua).
157
2) Rapat Dewan Komisaris dan Direksi (Rakomdir) Dalam tahun 2012 agenda khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi atau Direktur Bidang adalah: a) Operational Risk Terkait dengan Infrastruktur Sistem Teknologi (Core Banking System), Dewan Komisaris memberi dukungan penuh terhadap pengembangan Core Banking Sytem (CBS). Pada tahun 2012, Bank telah mengimplementasikan CBS tahap I pada tanggal 06 Februari 2012. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris concern terhadap implementasi CBS tahap I tersebut dan melihat masih terdapat kendalakendala yang masih harus diperbaiki diantara yaitu Performance dan saldo Deffered Account yang besar dan belum terselesaikan. Dalam menyelesaikan hal tersebut, Dewan Komisaris memberikan masukan kepada Direksi, antara lain dengan berkoordinasi dengan vendor untuk melakukan investigasi terhadap performance CBS, membentuk Tim Khusus Penyelesaian Deffered Account, merinci secara terpisah saldo per transaksi debet dan transaksi kredit, membuat langkahlangkah penyelesaian disertai dengan target waktu yang ditetapkan, melaporkan progress penyelesaian kepada Dewan Komisaris secara priodik setiap bulan. b) Credit Risk (1) Penerapan Manajemen Risiko pada Proses Pembiayaan dengan Metode Four Eye Principles. Dewan Komisaris concern terhadap proses baru pembiayaan dengan metode Four Eye Principles. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan prinsip kehati-hatian dan mitigasi risiko kredit dalam proses pembiayaan. Dewan Komisaris meminta Direksi agar dilakukan evaluasi berkala, sehingga terdapat sinergi yang kuat antara unit kerja bisnis dengan unit kerja risk assessment guna menghasilkan proses pembiayaan yang prudent dan cepat. (2) Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dewan Komisaris concern terhadap penanganan pembiayaan bermasalah yang termasuk di dalamnya struktur organisasi,
sumber daya manusia, dan action plan penyelesaian. Dewan Komisaris meminta kepada Direksi diantaranya agar dapat memperkuat organisasi penanganan pembiayaan bermasalah, membuat action plan penyelesaian, melaporkan kepada Dewan Komisaris secara periodik tentang progress action plan dan meningkatkan kompetensi pegawai khususnya dalam bidang pembiayaan. (3) 15 Nasabah Besar Pembiayaan Dewan Komisaris concern terhadap rasio penyaluran pembiayaan terhadap debitur inti. Dewan Komisaris meminta Direksi agar memperkuat organisasi, meningkatkan monitoring terhadap nasabah pembiayaan dengan memperhatikan kecukupan sumber daya manusia, kompetensi pegawai, dan pelaksanaan analisa watch list secara berkesinambungan. c) Kinerja Divisi Audit Internal Dewan Komisaris meminta kepada Direksi untuk memperkuat fungsi audit internal diantaranya peningkatan kompetensi auditor sehingga hasil pemeriksaan dapat disampaikan secara optimal, meminta dilakukannya performance audit pada beberapa unit kerja, dan memastikan terdapat pemahaman dan persepsi mengenai risiko terkait pelaksanaan Risk-Based audit antara Audit Internal dengan Auditee ataupun Auditor Eksternal. 3) Rapat Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah Dewan Komisaris concern terhadap kepatuhan prinsip syariah. Salah satu cerminan concern Dewan Komisaris yaitu melakukan rapat koordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah dengan tujuan mengoptimalisasi pengawasan terhadap kepatuhan pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha bank. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah, Dewan Komisaris meminta kepada Direksi agar terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai bank terhadap implementasi prinsip syariah khususnya di bidang
158
pembiayaan serta melakukan sosialisasi kepada nasabah secara konsisten terhadap aspek syariah dan lainnya. Dewan Komisaris juga meminta kepada Direksi untuk memberikan kesempatan kepada Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada setiap agenda bank untuk melakukan sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan pada jajaran bank terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank. Dewan Komisaris juga mendorong Direksi untuk dapat mempertimbangkan variabel kepatuhan/comply prinsip syariah dalam key performance indicator pegawai dan/atau unit kerja. 4) Laporan Kinerja Kepatuhan Dewan Komisaris melakukan monitoring terhadap kepatuhan Bank melalui laporan kinerja dan hasil pengawasan kepatuhan yang dilakukan unit kerja kepatuhan. Nilai atau rasio yang menjadi perhatian adalah index kepatuhan. Pada index kepatuhan yang menjadi perhatian Dewan Komisaris antara lain pencapaian beberapa parameter seperti Corporate Compliance Index (CCI), Compliance Risk Index (CRI), Compliance Self Assessment (CSA), Zero Defect Index (ZD), Regulation index (RI), Division Compliance Index (DCI), Branch Compliance Index (BCI) Performance, APU & PPT Index, Compliance Procedure Index, Code of Conduct dan GCG Index. Secara umum tingkat kepatuhan relatif menurun dari 92,79% pada Desember 2011 menjadi 90,38% pada Desember 2012.
5) Implementasi Tata Kelola Perusahaan Penerapan tata kelola perusahaan telah dilaksanakan oleh Bank berlandaskan pada lima prinsip dasar (transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran). Pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan antara lain: a) Transparansi: Bank telah mengembangkan sistem akuntansi berdasarkan standar akuntansi syariah yang berlaku untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan telah melakukan sosialisasi laporan keuangan Bank, menginformasi produk-produk Bank kepada nasabah, menerapkan prosedur pengadaan barang dan jasa pihak ketiga untuk kebutuhan operasional Bank melalui suatu proses dan mekanisme yang dilakukan secara adil dan transparan, Bank telah menggunakan jasa eksternal auditor yang independen dan profesional. b) Akuntabilitas: Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing struktur organisasi dan penyusunan struktur organisasi yang mengakomodasi kebutuhan organisasi, Bank telah mempunyai sistem rekruitmen pegawai yang fair, obyektif, dan kompetitif, Bank telah mempunyai sistem remunerasi manajemen dan pegawai yang berbasis kinerja kompetitif dan transparan. c) Pertanggungjawaban: Bank telah melaksanakan pelaporan kepada pihak ketiga (BI, Bank Mandiri, PPATK) dan memenuhi ketentuan dari regulator, Bank telah melaksanakan corporate social responsibility dan mengelola zakat serta qardhul hasan.
BSM telah menerapknan tata kelola perusahaan berlandaskan pada lima prinsip dasar: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Profesional, dan Kewajaran.
159
d) Profesional: Bank telah mempunyai aturan yang memisahkan antara kepentingan kedinasan dan pribadi serta mampu mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari tekanan pihak manapun, Bank telah memperkuat dan kompetensi dan capability pegawai melalui pelatihan (internal dan eksternal), kompetensi. e) Kewajaran: Dewan Komisaris dan Direksi telah melaksanakan wewenang dan tangung jawab sesuai batasan-batasan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Bank telah memberikan penghargaan (reward) untuk setiap prestasi dan menjatuhkan hukuman (punishment) yang obyektif dan bersifat mendidik bagi setiap pelanggaran.
upaya perbaikan dan peningkatan kinerja bank antara lain sebagai berikut: 1) Permodalan Bank harus mampu mendukung rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin dicapai. Walaupun posisi permodalan (CAR) masih dalam kondisi aman, namun Bank perlu mengupayakan hal-hal sebagai berikut: a) Merealiasikan rencana penambahan modal pemegang saham sesuai target waktunya. b) Menyalurkan dana pada aktiva produktif dengan bobot ATMR yang rendah. 2) Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan pembiayaan yang berkesinambungan (suistainable growth) dan meningkatkan kualitas aktiva produktif, Bank perlu melanjutkan langkah-langkah secara lebih konkrit dan berkesinambungan dalam hal: a) Me-review kembali organisasi pembiayaan, termasuk penguatan four eyes principle dalam memutus pembiayaan, segregation of duty, proses supervisi, dan pemberian wewenang. b) Meningkatkan fungsi pengawasan dan kepatuhan prosedur, ketertiban administrasi pembiayaan, dan efektifitas pengendalian intern pada proses pemberian pembiayaan. c) Memonitor kondisi nasabah pembiayaan secara periodik d) Membuat crash program untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah dengan membentuk organisasi remedial account/financing recovery. e) Meminta adanya early warning signal/system (watch list) per segmen dan sektor untuk mengantisipasi penurunan kolektibilitas nasabah lancar. 3) Bank agar mempertahankan dan meningkatkan rentabilitas, melalui hal-hal sebagai berikut: a) Memberikan pembiayaan/piutang secara prudent dan sehat b) Memberikan pembiayaan kepada sektor ekonomi yang sangat menarik atau menarik. c) Menghidari memberikan pembiayaan yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki bank. d) Memastikan kelancaran pembayaran kewajiban dengan monitoring pembiayaan yang efektf. e) Meningkatkan pendapatan fee based income.
c. Kesimpulan
Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama tahun 2012, Bank telah berhasil mencapai laba, rasio-rasio keuangan yang baik, dan CASA terhadap target yang ditetapkan dalam rencana bisnis Bank (RBB) tahun 2012. Namun dilihat dari pertumbuhan volume bisnis pembiayaan dan dana pihak ketiga lebih rendah dibandingkan target RBB tahun 2012. Di sisi lain, Dewan Komisaris berpendapat bahwa Bank telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan Satuan Kerja Audit Intern yang telah berjalan cukup baik. Berdasarkan pengawasan atas realisasi kinerja, pelaksanaan program kerja Bank, dan dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan (suistainable growth), Dewan Komisaris menyampaikan beberapa hal yang perlu terusmenerus mendapat perhatian manajemen dalam
160
f) Mengendalikanbiaya overhead dengan menjaga disiplin anggaran dan efisiensi pada seluruh aktivitas. 4) Dalam rangka menjaga tingkat risiko bank tetap pada risiko rendah dengan trend stabil maka Bank perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Meningkatkan pengendalian intern; b) Melengkapi setiap ketentuan dengan flowchart yang menyebutkan tugas dan tanggung jawab setiap petugas bank;
c) Menyalurkan pembiayaan secara prudent dan melaksanakan four eye principles dalam proses pembiayaan; d) Meningkatkan kompetensi dan capability pegawai bank; e) Melakukan penyelesaian terhadap Core Banking System dan Project Saturn; f) Mengidentifikasi risiko inheren pada setiap risiko bank; g) Mengidentifikasi top ten risk pada setiap unit kerja guna memudahkan pelaksanaan mitigasi risiko oleh masing-masing unit kerja.
Achmad Marzuki
Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen
Abdillah
Komisaris Independen
Training yang pernah diikuti antara lain l Kursus Financial Accounting l Kursus Audit Inspection and Control l Seminar Management Accounting l Kursus Asset Liability Management l Top Management Program dan Sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA). BSMR: The 4th Jakarta Risk Management Convention Global Financing Crisis: What, Went, Wrong & What We Learned. Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I l Sertifikasi manajemen Risiko Tingkat II l Seminar Kesiapan Perbankan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Mengantisipasi Program MP3EI. Annual Risk Consolidation Conference. Penugasan Khusus: Ketua Komite Audit PT BSM Dasar Pengangkatan Pertama kali: RUPS tanggal 19 Juni 2008
161
Biografi Singkat
Warga Negara Indonesia. Umur 61 tahun, lahir di Jambi, 5 Mei 1952. Lulusan Universitas Gajah Mada tahun 1972 dan Meraih Master di IOWA State University tahun 1989. Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen BSM, beliau pernah menjabat sebagai Direktur DPbS Bank Indonesia dan Direktur Keuangan PT Mekar Prana Indah. Saat ini beliau juga masih menjadi dosen Program Kajian Studi Timur Tengah Islam (PKSTTI) (Magister) Universitas Indonesia.
Ramzi A. Zuhdi
Komisaris Independen
Training yang pernah diikuti antara lain l Jakarta, 2003: Couching & Counselling Skill (Manajemen IMMI) l Washington DC, 2004: KRD-Credits for Reporting Purposes (Institute of Internal Auditors) l Jakarta, 2004: Manajemen Risiko (Bank Indonesia) l Bandung, 2008: Total Image (Lembaga Pendidikan Duta Bangsa) l London, 2008: MNJ-Advanced Leadership On Central Bank MGT & Poli (BSMR) l Jakarta, 2008: Strategi Penataan SDM (Daya Dimensi Indonesia) l Jakarta, 2011: Certificate of Competence (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) l Jakarta, 20011: Workshop Assesor Kompetensi (LSPP) l Frankfrut, 2012: Risk Management Certification Refreshment Program Level 3-level 5 (BARA). Penugasan Khusus: Ketua Komite Pemantau Risiko Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 29 Juni 2010 Warga Negara Indonesia. Umur 49 tahun, lahir di Sukoharjo, 12 Mei 1964. Lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret dan Pasca Sarjana di Universitas Padjajaran. Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan BSM, beliau pernah menjabat sebagai Group Head Credit Recovery II PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Collection I PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dept. Head Consumer Loan Disbursement PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Credit Operation & Control Loan Operations Development PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Group Head pada Credit Operation & Control Credit Administration PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Training yang pernah diikuti antara lain l Loan Syndication Workshop l Pendidikan Ketrampilan Manajerial l Training Debt Restructuring and Loan SYN l Credit Training for Lending l Marketing Analysis l Strategy & MPD l Sertifikasi Management Risiko-1 dan 2 l Risk Management in Banking l Leaders Forum. Penugasan Khusus: Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 19 Juni 2008 Warga Negara Indonesia. Umur 55 tahun, lahir di Bandung, 13 Januari 1958. Lulusan Institut Pertanian Bogor 1981. Berbagai kursus dan pelatihan yang pernah diikuti antara lain: Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris BSM, beliau pernah menjabat sebagai Commercial Banking Center Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Operations Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi PT Bank Syariah Mandiri, Wakil Kepala Cabang Kebayoran PT Bank Exim, Kepala Bagian Kredit Menengah Bandung Lapangan Raya PT Bank Exim. Training yang pernah diikuti antara lain l Analisa Kredit l Asset dan Liabilities l Investment Management l Advance Financial Analysis l Quality Service Delivery l Sertifikasi Management Risiko-1 l Assesment Perkreditan l Negotiation Skill l SOS Implementasi Basel II & ERM l Operation Risk Management l Leaders Forum. Penugasan Khusus: Anggota Komite Pemantau Risiko Dasar Pengangkatan Pertama kali : RUPS tanggal 19 Juni 2008
Tardi
Komisaris
Lilis Kurniasih
Komisaris
162
Warga Negara Indonesia. Lahir pada tanggal 26 Agustus 1969. Alumnus Fakultas Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Institut Pertanian Bogor tahun 1992. Meraih gelar Magister Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 2004. Teddy Hidayat Sekretaris Dewan Komisaris
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Dewan Komisaris: 1. Memastikan diikutinya Rakom, Rakomdir, Radirkom. 2. Memastikan terdistribusinya keputusan Rakom ke seluruh Komisaris. 3. Memastikan terpantaunya hasil Rakom dan Rakomdir oleh seluruh Komisaris. 4. Membuat laporan kepada pihak internal maupun eksternal Bank sebagaimana tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
5. Mendorong pelaksanaan GCG Dewan Komisaris dan Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Memberikan masukan terhadap permasalahanpermasalahan yang terjadi berkaitan dengan temuan Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas, wewenang, dan tanggung jawab supervisi Dewan Komisaris terhadap Direksi dan Bank.
163
masukan dari unit kerja terkait, berupa: 1) Meminta penjelasan dari pejabat Bank yang berwenang mengenai tujuan, karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang akan dikeluarkan; 2) Memeriksa apakah terhadap akad yang digunakan dalam produk baru telah terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Apabila sudah ada fatwa, maka DPS melakukan analisa atas kesesuaian akad produk baru dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Tetapi jika belum ada fatwa, maka DPS mengusulkan kepada Direksi untuk melengkapi akad produk baru dengan fatwa dari Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia. 3) Mengkaji sistem dan prosedur produk baru yang akan dikeluarkan terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah dengan unit kerja terkait. 4) Memberikan pendapat syariah atas produk baru yang akan dikeluarkan. b. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan BSM berdasarkan masukan dari unit kerja terkait, berupa: 1) Menganalisis laporan yang disampaikan oleh dan/atau yang diminta dari Direksi, pelaksana fungsi audit intern dan/atau fungsi kepatuhan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank. 2) Menetapkan jumlah uji petik (sampel) transaksi yang akan diperiksa dengan memperhatikan kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah dari masingmasing kegiatan. 3) Memeriksa dokumen transaksi yang diuji petik (sampel) untuk mengetahui pemenuhan Prinsip Syariah sebagaimana dipersyaratkan dalam SOP. 4) Melakukan review terhadap SOP terkait aspek syariah apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan dimaksud. 5) Memberikan pendapat syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank.
2. Pengawasan DPS
DPS melakukan pengawasan terhadap pemenuhan prinsip syariah BSM setelah sebelumnya mendapat masukan dari unit kerja terkait meliputi: a. Melakukan pengawasan terhadap proses pengembangan produk baru BSM berdasarkan
164
Selama tahun 2012 DPS telah melakukan uji petik langsung ke 4 Kantor Cabang BSM yaitu: 1) KC Bandung Kopo 2) KC Solo 3) KC Yogyakarta 4) KC Tasikmalaya Uji Petik dilakukan terhadap dokumen-dokumen transaksi, baik aspek pendanaan (ketentuan tabungan, giro dan deposito), ketentuan SOP, klausul-klausul SP3 (Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan), termasuk klausul-klausul yang cukup detil, misalnya bagaimana formula bagi hasil, bagaimana ketetapan tentang denda (tawidh), bagaimana proses litigasi dan non litigasi jika terjadi persengketaan, termasuk permasalah seputar gadai emas. Dari hasil Uji Petik ini DPS memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan Unit Kerja terkait.
No. 1. 2. 3.
Nama Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH
Nama Pejabat
3. Pelaporan
a. Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bank Indonesia paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester berakhir. b. Semester dimaksud adalah periode 6 (enam) bulanan yang berakhir pada bulan Juni dan Desember. c. Laporan hasil pengawasan DPS meliputi antara lain: 1) Kertas kerja pengawasan terhadap proses pengembangan produk baru Bank dan 2) Kertas kerja pengawasan terhadap kegiatan Bank.
165
a) Keseluruhan Operasional Bank Syariah Mandiri. b) Model dan Skema Restrukturisasi PT Arpeni Pratama Ocean Line (APOL) Sebagai Hasil Putusan Pengadilan Negeri. c) Produk Tabungan Mabrur Junior. d) Produk Kepemilikan Emas (PKE). 4) Metodologi dan teknik pengambilan uji sampel pemeriksaan. d. Kendala-kendala di Lapangan: Dalam melaksanakan Uji Petik/pengawasan DPS belum memiliki standarisasi format pelaporan hasil uji petik, mengingat secara internal terdapat pula unit kerja-unit kerja yang melakukan tugas pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan support yang baik dari Direksi yang membawahi unit kerja yang berfungsi melakukan pengawasan (Divisi Audit Internal, Divisi Kepatuhan), sehingga rekomendasi DPS berupa hasil uji petik tersebut dapat langsung digunakan dalam berkoordinasi dengan satuan kerja teknis di Bisnis Unit maupun non Bisnis unit dalam mengimplementasikan perbaikan-perbaikan. e. Hal-hal baru yang dilakukan selama tahun 2012 dalam upaya meningkatan pengawasan praktek syariah di BSM. Melakukan Uji Petik langsung ke Kantor Cabang BSM yaitu KC Bandung Kopo, KC Yogyakarta, KC Solo dan KC Tasikmalaya. Penekanan Uji Petik adalah kepada dokumen transaksi pendanaan dan pembiayaan.
166
Hasil kajian tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kemudian disahkan oleh RUPS. Remunerasi Anggota Dewan Pengawas Syariah dalam setahun
Jumlah remunerasi yang diterima anggota Dewan Pengawas Syariah dalam satu tahun dikelompokkan dalam Kisaran tingkat penghasilan, sebagaimana tabel di bawah ini:
167
Profil Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Nama dan Jabatan Biografi Singkat
Rahmat Hidayat
Sekretaris Dewan Pengawas Syariah
Alumnus Fakultas Syariah Jurusan Perdata Pidana Islam Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999. Saat ini sedang menempuh S-2 Jurusan SDM di Program Magister Manajemen STIE Kusuma Negara Jakarta Timur. Karirnya sebagai Executive Secretary Officer dimulai pada Juli 2010. Seminar yang pernah diikuti Legal Aspects of Islamic Asset Securitisation & Insolvency Regims, 5th IFSB.
168
H. Direksi
Direksi adalah organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan sesuai anggaran dasar. Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan pengololaan BSM sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan kehati-hatian. Kewenangan dan tanggung jawab Direksi telah diatur dan sesuai dengan Anggaran Dasar BSM. Seluruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dipertanggung jawabkan kepada Pemegang Saham melalui mekanisme RUPS. Sebagai wujud dalam pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan BSM, Direksi telah menjalankan fungsi audit intern yang efektif sesuai standar sebagaimana diatur dalam ketentuan BI, fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko dan fungsi kepatuhan secara independen. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tidak ada satupun anggota Direksi yang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Tabel Susunan dan Periode Pengangkatan Direksi
No 1. Nama Yuslam Fauzi Jabatan Direktur Utama Dasar Hukum Akta No. 83, RUPS tanggal 22 Juni 2005 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 83, RUPS tanggal 22 Juni 2005 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 10, RUPS tanggal 19 Juni 2008 Akta No. 19, RUPS tanggal 28 Juni 2011 Akta No. 119, RUPS tanggal 19 Juni 2007 Akta No. 16, RUPS tanggal 29 Juni 2010 Akta No. 16, RUPS tanggal 29 Juni 2010 Akta No. 119, RUPS tanggal 19 Juni 2007 Akta No. 16, RUPS tanggal 29 Juni 2010
Dalam hal kebijakan BSM yang bersifat strategis Direksi telah mengungkapkan kepada pegawai melalui berbagai media sosialisasi, baik dilakukan secara langsung oleh Direksi sendiri maupun melalui surat edaran internal, folder publik internal, majalah internal dan media komunikasi lainnya yang ada di BSM.
Periode Pengangkatan Periode I Juni 2005 s.d. Juni 2008 Periode II Juni 2008 s.d. Juni 2011 Periode III Juni 2011 s.d. Juni 2016
2.
Hanawijaya
Direktur
3.
Sugiharto
Direktur
4.
Zainal Fanani
Direktur
5. 6.
Direktur Direktur
Juni 2010 s.d. Juni 2015 Juni 2007 s.d. Juni 2010 Juni 2010 s.d. Juni 2015
169
2. Kepemilikan Saham
Selama tahun 2012, Direksi tidak memiliki saham di PT Bank Syariah Mandiri, di Bank Lain dan di Perusahaan lain. Anggota berasal dari Direksi pihak yang tidak memiliki hubungan dengan perusahaan afiliasi BSM dan atau Pemegang Saham Pengendali.
Nama Yuslam Fauzi Hanawijaya Sugiharto Zainal Fanani Achmad Syamsudin Amran P. Nasution Jabatan Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Saham di BSM Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Saham di Bank lain Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Saham di Perusahaan Lain Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
h) Membina hubungan dengan seluruh mitra kerja BSM agar dapat terwujud hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
170
& Transfer dan Pengembangan Bisnis dan Produk dalam melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsipprinsip syariah dan kehati-hatian.
b) Memimpin dan mengkoordinir penetapan langkah-langkah yang diperlukan di bidang Kepatuhan, Jaringan, Human Capital, Training dan Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja untuk memastikan BSM telah memenuhi kepatuhan terhadap seluruh ketentuan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dan kehati-hatian.
5) Direktur Kepatuhan
a) Menetapkan strategi dan kebijakan yang sesuai dengan visi perusahaan dengan menjalankan strategi dan kebijakan BSM di bidang Kepatuhan, Jaringan, Human Capital, Training dan Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja.
b. Rangkaian event penting berdasarkan tugas dan tanggung jawab Direksi dalam mengelola BSM.
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal
8 Januari 2012 9 - 26 Januari 2012 2 Februari 2012 6 Februari 2012 22 Februari 2012 29 Februari 2012 28 Maret 2012 31 Maret 2012 18 April 2012
Keterangan
Dihadiri Direksi, Komisaris dan seluruh Karyawan BSM Dihadiri Direksi dan Kacab Kanwil Dihadiri Direktur Bpk. Sugiharto Dihadiri Komut Bpk. Achmad Marzuki Dihadiri Direktur Utama, Bupati Kudus dan Dubes AS Dihadiri Direksi dan Peg. KP BSM Dihadiri Kadiv CSD Dihadiri Komisaris Utama dan Direksi Dihadiri Direksi
171
No.
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Tanggal
27 April 2012 28 April 2012 2 Mei 2012 9 Mei 2012 8 Juni 2012 20 Juni 2012 23 Juni 2012 27 Juni 2012 5 Juli 2012 10 Agustus 2012 13 Agustus 2012 31 Agustus 2012 7 September 2012 10 September 2012 6 Oktober 2012 24 Oktober 2012 29 Oktober 2012 2 November 2012 7 November 2012 11-12 November 2012 30 November 2012 3 Desember 2012 6 Desember 2012 21 Desember 2012
Keterangan
Dihadiri Direktur Utama dan Rektor Dihadiri Direktur Utama dan Rektor Dihadiri Dirut dan Direktur Bank Mandiri Dihadiri Direksi, Ka Kanwil dan Perwakilan masingmasing Divisi Direksi, Komisaris, Deputi Gubernur BI dan Member of ASBISINDO Dihadiri Direksi dan Komisaris Dihadiri Direksi, Kadiv, Kanwil, dan Laznas Dihadiri Direktur Utama Dihadiri Direksi, Komisaris dan Pegawai KP BSM Dihadiri Direksi Dihadiri Direksi dan Komisaris Dihadiri Direktur Bpk. Hanawijaya dan Presdir Pillar Dihadiri Direksi dan Menteri Keuangan RI Dihadiri Direksi dan Panitia Dihadiri Direktur Utama Dihadiri Komisaris dan Direksi Dihadiri Direktur Bpk. Hanawijaya Dihadiri Direksi, Peg. KP BSM dan Kanwil Dihadiri Direksi dan CEO Dihadiri Direktur Bpk. Zaenal Fanani, Wagub Riau dan Bupati Selat Panjang Dihadiri Direktur Utama dan Yusuf Kalla Dihadiri Direktur Bpk. Hanawijaya Dihadiri Direksi, Pegawai dan Keluarga Dihadiri Direksi, Kadiv dan Ka Kanwil.
172
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Yuslam Fauzi (Direktur Utama) Hanawija (Direktur) Zainal Fanani (Direktur) Amran Nasution (Direktur) Sugiharto (Direktur) Achmad Syamsudin (Direktur)
56 56 58 55 55 55
173
Direksi telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Direksi BSM yang disahkan tanggal 22 Juli 2010, merupakan penyempurnaan dari Pedoman dan Tata Tertib Direksi sebelumnya. Pedoman tersebut mengatur Etika Kerja Direksi, Pengaturan Rapat, Penggantian Direksi dan Ketentuan lain yang telah memenuhi prinsip-prinsip GCG.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
26-27 Juli 2012 15 Agustus 2012 18 Agustus 2012 18 Agustus 2012 11 April 2012 28 Mei 2012 30 Agustus 2012 31 Okt 2012 21-25 Okt 2012 13 Des 2012 17-18 Sept 2012
174
No. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Pelatihan/Program Seminar Nasional IBI Economis Outlook 2013: Dalam Perspektif Ekonomi Global yang Penuh Ketidakpastian Seminar Nasional Perhajian Seminar Financial Inclusion Peran Perbankan untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan, Penyelenggara IBI Half Day Workshop Great Leader Program Bank Mandiri-PT Bank Mandiri, Tbk Workshop Great Leader Program Bank Mandiri Day 2-PT Bank Mandiri, Tbk Undangan Institutional Investor Forum Training Service Excellent untuk Senior Management - PT Bank Mandiri Seminar Perbankan Indonesia Menghadapi Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN & MP3EI Service Workshop For Group Head & Service Mindset Risk Management Cert.Refreshment Prog.LVL.3-5LSPP Improving Compliance Competency, Penyelenggara FKDKP Kesiapan Perbankan Menghadapi Pembatasan Kepemilikan Saham Bank Umum, Penyelenggara FKDKP ICA International Advance Certificate In Compliance & Financial Crime of the International Compliance association Indonesian International Banking Convention 2012 Workshop Akad Pembiayaan untuk Financing Operation Center (FOC) Kegiatan Kick Off Service Excellence 2012, 19 April 2012 Temenos Community Forum (TCF) 2012 Annual Risk consolidation Conference 2012 Workshop Great Leader Investment Forum Seminar on Banking Industry in An Extremely Dynamic World: Becoming prosperious & profer Program Assessment Great Leader dari Bank Mandiri Seminar E-Payment & Security hr pertama
Waktu Pelaksanaan 12 Des 2012 22 Des 2012 23 Mei 2012 27 Juli 2012 28 Juli 2012 17-18 Sept 2012 22 Nov 2012 26 April 2012. 24 Mei 2012. 9-10 Juli 2012. 3 - 5 Okt 2012 13 Sept. 2012 8 Okt. 2012. 16 Feb. 2012 14 April 2012 19 April 2012 20-28 Mei 2012 5-6 Juli 2012. 27 & 28 Juli 2012 17-18 Sept 2012 26 Sept 2012 5 Okt 2012 24-25 Okt 2012
175
Training yang diikuti: NIFSEEP CEO Roundtable Meeting-Netherlands-Indonesia Financial Sector Expertise Exchange Programme (NIFSEEP), IBI, Perbanas and Indonesia-Netherlands Association (INA), 12 Februari 2012, Adonara Room of The Financial Club, Graha CIMB Niaga 27th Fl, Jakarta. Mengikuti Assesment Center Bank Mandiri, 3 April 2012, PT Daya Dimensi Indonesia, Kantor Taman E3.3, Unit B3-3A, Kawasan Mega Kuningan Jakarta. Leadership Forum Bank Mandiri, 11-12 Mei 2012, Hotel Shangri-La Surabaya. Bisnis Indonesia Banking Efficiency Award 2012, Interest Rate Paradox & Peluncuran Buku Indonesia Banking Watch 2012 2013-Bisnis Indonesia, 31 Mei 2012, Mandarin Hotel Jakarta. Mandiri CFO (Chief Financial Officer) Forum 2012. Tema: Creating Optimum Growth Through Efficiency Management - PT Bank Mandiri, Tbk, 14 Juni 2012, Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. USINDO Jakarta Open Forum Indonesia as a Global Swing State: What does it mean for US Indonesia Relations? with Dr Daniel M. Kliman (Transatlantic Fellow for Asia, The German Marshall Fund of the United States) & Mr. Richard Fontaine (President, The Center for a New American Security-USINDO, 23 Juli 2012, Financial Club, Graha CIMB Niaga Lt. 27, Jakarta. Workshop Great Leader Program Bank Mandiri Day 1 & 2 - PT Bank Mandiri, Tbk, 26-27 Juli 2012, JW Marriot Hotel, Jakarta. Franchise Review Mid Year 2012 - PT Bank Mandiri, Tbk, 15 Agustus 2012, Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Hotel, Jakarta. Half Day Workshop Great Leader Program Bank Mandiri-PT Bank Mandiri, Tbk, 18 Agustus 2012, RR Belitung lt. 2, Bank Mandiri, Jakarta. Warga Negara Indonesia Lahir di Jakarta, 3 Desember 1963. Lulus dari Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Meraih gelar MM dari Institut Pendidikan Manajemen Prasetya Mulya (Jakarta, 1999). Perjalanan karir: Hanawijaya Direktur Hub Manager Jakarta Fatmawati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Departement Head Front End Collection PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Group Head Credit Recovery di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Analis kredit perusahaan berskala menengah Bank Dagang Negara.
Training yang diikuti: Seminar Gadai Emas Di antara Bank Syariah antara Investasi dan Spekulasi Training Kredit Analisis Bidang Agribisnis, IPB, 11 April 2012, Kampus Bumi LPPI Kemang. Seminar Jakarta Muslim Executive Forum, 28 Mei 2012, Auditorium Paramadina Graduate Schools. Konferensi APM-RCG & IIICE 2012 MP3EI, 30 Agustus 2012, JCC. Workshop Penerapan Transaksi Murabahah pada perbankan Syariah, 31 Oktober 2012, Bank Indonesia. Training Competitive Strategy, 21-25 Oktober 2012, Kellog School of Management, Chicago. Seminar Inovasi Produk, 13 Desember 2012, Bidakara.
176
Biografi Singkat Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta,1 Desember 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, UniversitasTrisakti, Jakarta tahun 1989. Perjalanan karir: Kepala Divisi Korporasi PT Bank Syariah Mandiri Kepala Divisi Pembiayaan & Investment Banking PT Bank Syariah Mandiri Kepala Divisi Treasury dan Dana PT Bank Syariah Mandiri Kepala Divisi Pembiayaan Menengah dan Ritel PT Bank Syariah Mandiri Kepala Cabang Utama Bank Susila Bakti Bandung Account Officer Bank Susila Bakti Bandung
Training yang diikuti: Indonesia Investment Forum, 17-18 September 2012, Four Seasons Hotel. Seminar Nasional IBI Economis Outlook 2013: Dalam Perspektif Ekonomi Global yang Penuh Ketidakpastian, 12 Desember 2012, Grand Ballroom lantai 11, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Seminar Nasional Perhajian, 22 Desember 2012, Convention Hall Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Warga Negara Indonesia. Lahir di Kediri, 19 November 1960. Lulusan dari Universitas Negeri Jember 1985, dan menyelesaikan pascasarjana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2003. Saat ini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas 17 Agustus Surabaya. Perjalanan karir: Kepala Divisi Pengembangan Jaringan PT Bank Syariah Mandiri Regional Manager of East Java, Bali dan Mataram PT Bank Syariah Mandiri Regional Manager of Middle Java PT Bank Muamalat Indonesia Coordinator of Corporate Business Restructure Financing Unit PT Bank Muamalat Indonesia Branch Manager di Fatmawati - Jakarta PT Bank Muamalat Indonesia Head of Commercial Financing di Surabaya PT Bank Muamalat Indonesia.
Sugiharto Direktur
Training yang diikuti: Seminar Financial Inclusion Peran Perbankan untuk memperluas akses masyarakat terhadap jasa keuangan, Penyelenggara IBI, 23 Mei 2012, Hotel The Ritz Carlton Ballroom 2 lt. 2, Mega Kuningan, Jakarta. Warga Negara Indonesia. Lahir di Ngawi, 24 Oktober 1964. Lulus dari Fakultas Teknik Sipil Jurusan Transportasi, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) tahun 1989. Perjalanan karir: Kepala Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Kinerja PT Bank Syariah Mandiri Kepala Bagian Relation Manager Retail I, Divisi Pemasaran & Pembinaan Cabang PT Bank Syariah Mandiri Kepala Cabang Surabaya PT Bank Syariah Mandiri Kepala Cabang Pembantu Kalimalang, Bank Susila Bakti Kepala Operasi KCP Rawamangun, Bank Susila Bakti Staff Badan Penelitian & Pengembangan Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan RI. Training yang diikuti: Seminar Perbankan Indonesia Menghadapi Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN & MP3EI, 26 April 2012. Service Workshop For Group Head & Service Mindset,24 Mei 2012. Risk Management Cert. Refreshment Program LVL. 3-5 LSPP, 9-10 Juli 2012. Improving Compliance Competency, Penyelenggara FKDKP, 3 - 5 Oktober 2012 di Hotel Sultan Jakarta. Kesiapan Perbankan Menghadapi Pembatasan Kepemilikan Saham Bank Umum, Penyelenggara FKDKP, 13 September 2012 di Hotel Intercontinental Jakarta. ICA International Advance Certificate In Compliance & Financial Crime of the International Compliance Association, tanggal 8 Oktober 2012.
177
Biografi Singkat Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 27 Juli 1965. Alumnus Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor tahun 1989. Meraih gelar MBA tahun 1998 dari International University Of Japan, Nigata, Japan. Perjalanan karir: Regional Risk Management III & V, Bank Mandiri Dept. Head, Commercial Risk Mgt Group, Bank Mandiri Dept. Head, Retail Credit Risk Mgt. Group, Bank Mandiri Group Head CRM Retail, Bank Mandiri Ketua Tim, KP. Urusan Pengawasan Kredit, BDN
Training yang diikuti: Achmad Syamsudin Direktur Indonesian International Banking Convention 2012, 16 Februari 2012, Hotel JW Marriot, Kuningan. Workshop Akad Pembiayaan untuk Financing Operation Center (FOC), 14 April 2012, Kampus Universitas Al-Azhar Indonesia Lt. 7, Jakarta Selatan. Kegiatan Kick Off Service Excellence 2012, 19 April 2012, Hotel Milenium, Jakarta. Temenos Community Forum (TCF) 2012, 20-28 Mei 2012, Barcelona Spanyol. Annual Risk consolidation Conference 2012, 5-6 Juli 2012, Holiday Inn Batam. Workshop Great Leader, 27 & 28 Juli 2012, Jakarta. Investment Forum, 17-18 September 2012, Ballroom 3 the Ritz Carlton Pacific Place , Sudirman Central Business District. Seminar on Banking Industry in An Extremely Dynamic World: Becoming prosperious & profer, 26 September 2012, Ballroom 3 the Ritz Carlton Pacific Place, Sudirman Central Business District. Program Assessmen Great Leader dari Bank Mandiri, 5 Oktober 2012, PT Daya Dimensi Indonesia, Kantor Taman E3.3, Unit B3.3, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Seminar E-Payment & Security day 1, 24-25 Oktober 2012, Ballroom Financial Club, Graha Niaga Lt. 2 Jl. Jend Sudirman Kav 58, Jakarta.
178
I. Komite-komite
Susunan anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan diubah terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/ PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Komite Audit bertugas: 1) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, yaitu: a) Pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi Audit Intern, b) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas Syariah, dan/atau auditor ekstern, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 2) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.
1. Komite Audit
Dalam rangka mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No.11/33/ PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, BSM telah membentuk Komite Audit. Pembentukan Komite Audit di PT Bank Syariah Mandiri dilengkapi dengan pengesahan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) PT Bank Syariah Mandiri pada tanggal 08 Februari 2011 yang menjadi pedoman utama dan acuan pelaksanaan kerja bagi para anggota Komite Audit. Sebagai salah satu pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit selama periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011, dengan ini disampaikan Laporan Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2011.
179
2012, Juni 2012, Agustus 2012, September 2012, Oktober 2012, 30 November 2012. g) Menyusun telaah Atas Laporan Auditor Independen Atas Kepatuhan PT Bank Syariah Mandiri Terhadap Pengendalian Intern Per Tanggal 31 Desember 2011. h) Menyusun telaah Pelaksanaan Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern dan Anti Fraud Pada Kanwil II Jakarta Oleh Internal Audit Division. i) Menyusun telaah Penyelesaian DMTL Hasil Pemeriksaan Khusus Teknologi Informasi Oleh Bank Indonesia Posisi 31 Mei 2012. j) Rapat Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri tentang Hasil Audit Divisi Audit Intern (DAI) Tahun 2011. k) Rapat Komite Audit dengan Divisi Akuntansi Tentang Proses Penyusunan Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri. l) Rapat Komite Audit dengan Divisi Audit Intern PT Bank Syariah Mandiri Tentang Hasil Audit Divisi Audit Intern (DAI) Tahun 2011.
180
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Desember 1957. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1985 dan S2 Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1994. Berpengalaman dalam bidang Akuntansi Perbankan (Konvensional dan Syariah), Teknologi Informasi, Jasa Konsultasi Sarbanes Oxley Act 404 - Readiness, Jasa Konsultasi Internal Audit dan Komite Audit. Mengikuti berbagai training/seminar dalam bidang Perbankan (Konvensional dan Syariah), Akuntansi (PSAK, IFRS), Teknologi Informasi, Komite Audit dan Manajemen Risiko. Memulai karir di Bank Bumi Daya 1986 hingga 2000 dalam bidang Teknologi Informasi dan Akuntansi, kemudian di Prasetio Strategic Consulting - Andersen, Ernst & Young Advisory Services, Center for Investment and Business Advisory, anggota Komite Audit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) dan saat ini sebagai anggota Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri.
Lahir di Jakarta 29 April 1955 lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Akuntansi Jakarta tahun 1983. Pernah mengikuti pelatihan di luar negeri antara lain di National Institute of Bank Management, Pune India, Merrill Lynch New Jersey Amerika dan berbagai training / seminar di dalam negeri antara lain dibidang yang berkaitan dengan tugas Komite Audit, Strategy for Excellent Customer Service, Market Analysis /Strategy Marketing and Product Development, Workshop Treasury, Prime Bank Instrument Frauds. Memulai karier di PT 3M Indonesia sebagai Senior Cost Accountant, Kepala Tim Kredit Bapindo Samarinda, Kabag Keuangan Bapindo Surabaya dan Bapindo S. Parman Jakarta, Kepala Cabang Bapindo Tarakan, Senior Manager Marketing & Regional Internal Control Bank Mandiri (Persero) Tbk, saat ini sebagai anggota Komite Audit BSM.
181
Independen, 1 orang anggota Komisaris dan 2 orang anggota yang berasal dari pihak independen di luar pengurus bank, sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 Abdillah Lilis Kurniasih Edyanto Rachman Tjeppy Kustiwa Nama Ramzi A. Zuhdi Jabatan Ketua (Komisaris Independen) Anggota (Komisaris Independen) Anggota (Komisaris) Anggota (Pihak Independen) Anggota (Pihak Independen)
Susunan Anggota Komite Pemantau Risiko sejak tanggal 1 April 2012 mengalami perubahan menjadi:
Nama Jabatan Ketua (Komisaris Independen) Anggota (Komisaris Independen) Anggota (Komisaris) Anggota (Pihak Independen), Ahli Bidang Manajemen Risiko Anggota (Pihak Independen), Ahli Bidang Perbankan Syariah
No 1 2 3 4 5
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Komite Pemantau Risiko bertangggung jawab kepada Dewan Komisaris.
2.
182
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
10.
11. 12.
13.
Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan UUS. Menyusun telaah Permasalahan Pelaporan Data pembiayaan dalam LBUS dan penyampaian koreksi LBUS. Menyusun telaah Standar Prosedur Operasional (SPO) Qardh beragun Emas. Menyusun telaah Kajian Profil Risiko PT BSM Triwulan I 2012. Menyusun telaah Peningkatan Prinsip Kehati-hatian dalam Investasi Surat Berharga. Menyusun telaah Review atas LHP Bank Indonesia terhadap BSM tahun 2011 mengenai Risiko Kredit, Operasional dan Kepatuhan. Menyusun telaah Implementasi New Core Banking System iBSM. Menyusun telaah Laporan Pelaksanaan dan Hasil Penilaian GCG PT BSM tahun 2011 oleh Bank Indonesia. Menyusun telaah Perkembangan Portofolio Pembiayaan BSM periode Desember 2011 s/d Mei 2012 serta Upaya Peningkatan Kualitas Monitoring Pembiayaan melalui implementasi WatchList Tools. Menyusun telaah Review Kebijakan Manajemen Risiko PT BSM. Menyusun telaah Review Questionair Self Assessment GCG Dewan Komisaris. Menyusun telaah Review atas Risiko Stratejik terkait Kinerja Keuangan PT BSM per 30 Juni 2012.
14. Menyusun telaah Exit Meeting Hasil Pemeriksaan Bank Indonesia Khusus Teknologi Informasi Tahun 2012. 15. Menyusun telaah Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Triwulan II Tahun 2012 16. Menyusun telaah Progress Report Implementasi Proses Baru Pembiayaan dan Pengembangan Parameter Profil Risiko Operasional versi internal. 17. Menyusun telaah Risiko Stratejik terkait pencapaian target (earning performance), Key Financial Ratios dan Market Share BSM per 30 September 2012. 18. Menyusun checklist Pemantauan Bulanan atas Risiko Stratejik terkait Pencapaian Sasaran/Rencana Bisnis Bank (RBB) per 31 Oktober 2012. 2) Rapat Direksi Komisaris (RADIRKOM) 1. Mengevaluasi kinerja, profil risiko dan tingkat kesehatan bank bulan Desember 2011. Mengevaluasi kinerja, profil risiko dan tingkat kesehatan bank bulan Januari sampai dengan Oktober 2012 secara berkala setiap bulan. Membahas Rencana Bisnis Bank PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2013. Mengevaluasi kinerja, profil risiko dan tingkat kesehatan bank bulan Nopember 2012.
2.
4. 5.
Komite Pemantau Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi tentang kebijakan manajemen risiko dan kesesuaian dalam pelaksanaannya.
183
c. Rapat Komisaris - Direksi (RAKOMDIR) 1. Membahas Proses Baru Pembiayaan . 2. Membahas progress implementasi New Core Banking System (NCBS). 3. Membahas Kebijakan Pembiayaan. 4. Membahas 15 (lima belas) Debitur terbesar Pembiayaan. 5. Membahas Hasil Audit Pemeriksaan DAI. 6. Membahas Penanganan Pembiayaan Bermasalah. 7. Membahas Proses Bisnis Pembiayaan Konsumer, Kecil dan Mikro. 8. Membahas Penanganan Non Performing Financing. 9. Membahas Penanganan Pembiayaan Bermasalah. d. Rapat Komite Pemantau Risiko Rapat Komite Pemantau Risiko dilaksanakan melalui pertemuan dalam rangka mengikuti RADIRKOM, RAKOMDIR dan RAKOM dengan fokus pemantauan pelaksanaan manajemen risiko serta dengan melibatkan Pimpinan Satuan Kerja Terkait.
e. Rapat Dengan Pimpinan Satuan Kerja Komite Pemantau Risiko dalam tahun laporan melakukan pertemuan secara khusus dengan pimpinan satuan kerja antara lain membahas Strategi Divisi Human Capital terkait Pertumbuhan Jaringan Cabang.
184
Lahir di Cirebon tanggal 27 Maret 1954. Menyelesaikan pendidikan S1 Fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978 dan Magister Manajemen Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1991. Memulai karir sebagai Supervisor pada Parts Department PT Astra Motor Sales tahun 1978. Bergabung dengan Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) pada tahun 1984 sebagai staff Urusan Sistem Informasi, selanjutnya sebagai Kepala Tim ALCO Support, Wakil Kepala Cabang Bapindo Pontianak dan terakhir sebagai Kepala Cabang Bapindo Tasikmalaya. Dalam perjalanan karirnya di PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. pernah menjabat sebagai Team Leader Branch Roll-Out, Group Head MIS - Strategy & Performance Group, Regional Risk Manager Bandung dan Regional Risk Manager Jakarta Sudirman. Komisaris PT Wahana Optima Permai perusahaan anak Dana Pensiun Bank Mandiri Empat Kursus dan pelatihan yang pernah diikuti antara lain Bank Management Course di Stockholm, Boulder Colorado, Cayman Islands, INSEAD Singapore, SESPIBANK, Sertifikasi Manajemen Risiko dan Assesor Kompetensi Manajemen Risiko LSPP/BNSP. Sejak 1 Oktober 2010 menjabat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Syariah Mandiri. Lahir di Cirebon tanggal 14 Juni 1954. Lulus Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung 1983 dan lulus Magister Manajemen Keuangan STIE IPWI Jakarta tahun 1998. Memulai karir di Bank Dagang Negara (BDN) tahun 1983 hingga tahun 1998. Tahun 1998 -1999 bergabung dengan Tim Merger Bank Mandiri sebagai Ketua Tim/ Koordintor Akuntansi Eks BDN. Tahun 1999, sebagai Anggota Working Committee Konversi Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri. Tahun 2000 - 2001 bergabung dengan Divisi Accounting PT Bank Mandiri (Persero) sebagai Group Head Accounting and Operation Control. Tahun 2001 2003 bergabung dengan Divisi Financial Control Project PT Bank Mandiri (Persero) sebagai Department Head Legacy System & Accounting Support. Tahun 2003 - 2010 bergabung dengan PT Bank Syariah Mandiri, sebagai Kepala Divisi Operasi dan Akuntansi. Tahun 2010 - 2011 menjabat sebagai Kepala Divisi Operasi PT Bank Syariah Mandiri. Tahun 2012 sampai dengan sekarang, Dosen Manajemen Keuangan Syariah dan Analisis Laporan Keuangan Syariah di Unversitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta. Kursus dan pelatihan yang pernah diikuti antara lain Branch Management Course, Akuntansi Perbankan, Perpajakan, Workshop Letter of Credit, Overview Implementasi Perbankan Syariah dan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 4. Sejak April 2012 sampai dengan sekarang, sebagai Anggota Komite Pemantau Risiko PT Bank Syariah Mandiri.
185
c. Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi Selama tahun 2012, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan telaah dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi dan nominasi Bank, diantaranya: a. Membahas tentang susunan Komite-Komite; b. Membahas materi RUPS, antara lain: remunerasi Pengurus dan Pegawai Bank, asuransi kesehatan purna tugas Dewan Komisaris, Remunerasi Dewan Pengawas Syariah (DPS); c. Membahas Tindak lanjut RUPS; d. Membahas Remunerasi Pegawai Organik BSM dan Pegawai Outsourcing. d. Rapat-rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Selama tahun 2012, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan 8 (delapan) kali rapat, dengan tingkat kehadiran Komite sebagai berikut:
Nama Achmad Marzuki (Ketua, Komisaris Independen) Abdillah (anggota, Komisaris Independen) Tardi (anggota, Komisaris) Eka B. Danuwirana (anggota, Pejabat Eksekutif Bank) Achmad Fauzi (anggota, Pejabat Eksekutif Bank)
Jumlah Rapat 8 8 8 8 8
Tingkat Kehadiran 8 8 8 8 8
No. 1 2 3 4 5
186
e. Riwayat hidup singkat anggota Komite Remunerasi & Nominasi Nama Riwayat singkat
Menjabat sebagai Head of Human Capital Division (HCD) sejak 19 Desember 2012. Sebelum di HCD menjabat sebagai Head of Corporate Secretary Division (CSD). Lahir di Kuningan Jawa Barat tanggal 4 November 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi Unkris tahun 1989 dan Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2002. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005. Achmad Fauzi Anggota Komite Remunerasi & Nominasi
Menjabat sebagai Head of Planning, Development, and Performance Management Division (PMD) sejak 19 Desember 2012. Sebelum di PMD menjabat sebagai Head of Human Capital Division (HCD). Lahir di Tegal tanggal 11 April 1969. Lulus dari Fakultas Teknik, University of Missouri USA tahun 1993, meraih Master dari Fakultas Teknik Purdue University USA tahun 1995. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2007. Eka Bramantya Danuwirana Anggota Komite Remunerasi & Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap Perseroan khususnya.
187
J. Corporate Secretary
Corporate Secretary Division (CSD) mengemban misi untuk mendukung terciptanya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan. Berdasarkan Surat Keputusan No.14/747-KEP/DIR tanggal 13 Desember 2012, perihal Penempatan dan Penetapan Pegawai PT Bank Syariah Mandiri, Direksi menetapkan Sdr. Taufik Machrus sebagai Corporate Secretary PT Bank Syariah Mandiri sejak tanggal 17 Desember 2012. Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Corporate Secretary dibantu oleh unit pendukung Executive Assistant, Corporate Communication, Corporate Branding, Secretarial & Document Management, Office of the Board, Corporate Event & CSR dalam berhubungan dengan pihak eksternal maupun internal Bank.
CSD
Secretarial
Corporate Branding
Brand Development Brand Implementation Brand Management Clerk
Corporate Communication
Board Protocol Clerk Board Support Clerk Corporate Documentation Clerk Board Secretary
Corporate Event
188
e. Mengingatkan Direksi Bank tentang tanggung jawabnya untuk melaksanakan GCG yang optimal sesuai tujuan perusahaan agar tercipta image perusahaan yang lebih baik dan meningkatkan laba perusahaan secara berkesinambungan. f. MemastikanberjalannyafungsiDewanKomisaris, Direksi,Komite-Komite dan DPS. g. Mengkoordinir Self Assessment dan Pelaporan Pelaksanaan GCG Bank sesuai PBI. h. Menyiapkan daftar Pemegang Saham, daftar khusus dari anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan keluarganya dalam kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peran lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. i. MenghadiridanmembuatrisalahrapatDireksidan DewanKomisaris. j. MelaksanakanpenyelenggaraanRapatUmum Pemegang Saham. Hubungan dengan Stakeholders dilakukan antara lain melalui kegiatan temu analis, paparan publik, penerbitan brosur kinerja keuangan bulanan, penerbitan laporan keuangan triwulanan, tengah tahunan dan tahunan. Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lainnya juga dapat mengakses informasi mengenai Bank dan kegiatannya di situs web: www.syariahmandiri.co.id. Selain itu, mengingat pegawai merupakan salah satu elemen penting dalam penciptaan citra perusahaan, Corporate Secretary Bank juga memiliki tugas menyebarluaskan informasi mengenai BSM kepada segenap pegawai, termasuk menyampaikan program dan kebijakan manajemen. Informasi tersebut disampaikan melalui media internal antara lain: Milis,
BSM Media, Forum Doa Pagi Senin, Pengajian Rabu Sore, dzikir Jumat pagi, intranet, temu pegawai, serta sosialisasi ke Kantor Wilayah dan Cabang.
Nama
Menjabat sebagai Head of Corporate Secretary Division (CSD) sejak 19 Desember 2012. Sebelum di CSD menjabat sebagai Head of Procurement and Services Division (PSD). Lahir di Pasuruan tanggal 3 April 1968. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tahun 1994. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2001. Taufik Machrus Head of Corporate Secretary Division
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
189
190
Kriteria/Indikator Kinerja
Kriteria untuk menilai kinerja Dewan Komisaris adalah pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan jalannya Perusahaan, dan memberi nasihat kepada Direksi untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta pelaksanaan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut anggaran dasar dan/atau berdasarkan keputusan RUPS dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara indikator kinerja untuk mengukur kinerja Direksi mencakup: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi sesuai Anggaran Dasar Perusahaan 2. Pelaksanaan hasil keputusan RUPS Tahunan 2012 3. Pencapaian realisasi dari RKAP
K. Hubungan Keluarga Diantara Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham
Berdasarkan Data BMPD pihak terkait tidak ada hubungan keluarga antara sesama Dewan Komisaris, Direksi, dan atau Pemegang Saham.
Pihak yang melakukan assessment terhadap kinerja Dewan Komisaris adalah RUPS, sedangkan penilaian terhadap kinerja Direksi adalah Dewan Komisaris dan RUPS. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi, Dewan Komisaris mengacu kepada indikator KPI Direksi sebagaimana uraian di atas. Dewan Komisaris dan Direksi mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan tangung jawab masingmasing kepada Pemegang Saham melalui RUPS.
Dewan Komisaris dan Direksi mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan tangung jawab masing-masing kepada Pemegang Saham melalui RUPS.
191
b.
c.
d.
g.
melalui penilaian terhadap laporan-laporan yang diberikan oleh Direksi, kajian/telaah oleh komite-komite di bawah Dekom serta rapatrapat yang dilakukan bersama Direksi dan unit kerja. Dekom telah melakukan pengawasan dan nasihat terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Kedua hal tersebut dilakukan baik secara lisan dalam forum rapat (Radirkom, Rakomdir) maupun tetulis. Dekom telah mengidentifikasi, mengevaluasi, memantau dan mengarahkan pelaksanaan serta persetujuan atas kebijakan strategis Bank baik secara tertulis maupun secara langsung melalui rapat. Dekom telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan memantau pelaksanaan tindak lanjut audit intern Bank melalui rapat bersama Direksi tentang hasil telaah Komite Audit dan laporan Direksi atas monitoring tindak lanjut dari hasil audit intern dan ekstern. Dekom telah melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan prinsip GCG. Dekom telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi. Dekom telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah dijalankan dengan efektif dan secara berkala me-review serta me-monitor pelaksanaan tugas Komite.
3. Efektifitas Rapat Dewan Komisaris a. Dekom telah menyelenggarakan rapat 1 (satu) kali dalam sebulan sehingga melebihi syarat paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan. Selama tahun 2012 rapat yang dilakukan Komisaris sebanyak 37 Rapat (RaKom, RaDirKom, RaKomDir, RaKomDPS). b. Keputusan Dekom telah dituangkan dalam risalah termasuk dissenting opinions apabila ada. Selama ini pengambilan keputusan selalu dilakukan dengan mengedepankan musyawarah mufakat. c. Dekom telah menyampaikan hasil rapat baik sebagai rekomendasi dan/atau nasehat kepada Direksi secara tertulis maupun dalam forum rapat.
192
4. Transparansi Dewan Komisaris a. Dekom tidak ada yang memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/ atau pihak lain yang mengurangi asset atau mengurangi keuntungan Bank. b. Dekom tidak ada yang mengambil atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya sesuai yang ditetapkan RUPS.
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Direksi telah berupaya untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam melaksanakan kegiatan operasional BUS pada setiap tingkatan atau jenjang organisasi. d. Direksi telah mematuhi komitmen bahwa atas setiap hasil temuan audit intern maupun ekstern selalu ditindaklanjuti. e. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS tahunan. f. Direksi menyampaikan kebijakan-kebijakan Bank kepada pegawai melalui SE Bank yang mudah diakses oleh setiap pegawai Bank. Juga disampaikan pula dalam kegiatan Forum Doa Pagi, Raker, RakerWil, Family Gathering, e-Learning, dll. g. Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. h. Sesuai dengan arahan Bank Indonesia, BSM telah berupaya menyesuaikan pemisahan fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung pada level Direksi yang terealisasi pada akhir 2012. i. Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan Good Corporate Goverance (GCG), Direksi telah menerbitkan Pedoman dan Tata Tertib Direksi yang mencantumkan pengaturan waktu kerja dan rapat. 3. Efektivitas rapat Direksi a. Direksi menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui mekanisme Rapat Direksi. Rapat Direksi minimal diadakan sekali dalam seminggu. b. Risalah rapat yang merupakan keputusan bersama seluruh anggota Direksi telah didokumentasikan dengan baik dan disimpan dengan rapi. c. Keputusan rapat Direksi yang memerlukan tindak lanjut telah ditindaklanjuti, baik oleh Direksi yang bersangkutan maupun oleh Divisi Terkait.
Hasil pelaksanaan self assessment GCG terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut: 1. Komposisi, kriteria dan Independensi Direksi. a. Komposisi Direksi telah memenuhi ketentuan yang berlaku dan semua direksi berdomisili di Indonesia b. Direktur utama tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali. c. Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. d. Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Direksi telah dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi. e. Seluruh anggota Direksi baik secara sendirisendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. f. Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi , dan/ atau dengan anggota Dewan Komisaris 2. Tugas dan tanggung jawab Direksi a. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan BUS. Direksi telah berupaya semaksimal mungkin memenuhi target bisnis yang dibebankan oleh pihak management. Direksi dalam mencapai target bisnis telah mengedepankan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah yang berlaku. b. Direksi dalam mengelola Bank sudah sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
193
Hal-hal yang telah dilakukan Dewan Komisaris dan Direksi BSM tahun 2012 Hasil penilaian penerapan GCG yang menjadi tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah berjalan baik dengan praktik sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris telah memiliki tata tertib kerja 2. Dewan Komisaris telah memiliki Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dengan keahlian di bidang masing-masing. 3. Dewan Komisaris telah melakukn pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, pengawasan atas kebijaksanaan Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi. 4. Dewan Komisaris telah memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank. 5. Dewan Komisari telah menindaklanjuti hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan persetujuan Dewan Komisaris atas kegiatan bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misal Dewan Komisaris memberikan persetujuan pembiayaan kepada Pihak Terkait. 6. Dewan Komisaris telah menjalankan komunikasi yang efektif dengan Direksi dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) melalui pelaksanaan rapat Dewan Komisaris dan Direksi (Rakomdir), rapat Direksi dan Dewan Komisaris (Radirkom) serta rapat Dewan Komisaris dan DPS dengan agenda kepatuhan, pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan usaha bank. 7. Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB). 8. Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan aktif terhadap fungsi kepatuhan.
3. Direksi telah menyampaikan pesan spirit kepada insan BSM melalui buku Memaknai Kerja yang merupakan pesan Direktur Utama BSM agar dapat membangun BSM longness dan sustainable untuk menjadi soko guru dan pengusung peradaban spiritual di masa yang akan datang. Membangun dengan nilai-nilai perusahaan yang kuat dan seragam dan terinternalisasi kepada insan BSM. 4. Direksi telah memegang amanah sebagai ketua pada beberapa lembaga maupun asosiasi antara lain penetapan Direktur Utama BSM sebagai Ketua Umum ASBISINDO. Hal tersebut, merupakan wujud tanggung jawab sosial Direksi khususnya Direktur Utama BSM terhadap kemajuan, keberhasilan sistem keuangan syariah di Indonesia. 5. Direksi telah melaksanakan program pengembangan diri dan kompetensi melalui pelatihan, workshop maupun seminar yang relevan dengan fungsi dan tugas Direksi. 6. Direksi telah menyusun dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dan strategi pencapaian bisnis dengan baik. 7. Direksi telah memberikan pengarahan dan nasihat langsung kepada jajaran BSM melalui forum doa pagi setiap hari senin dan media lain (intranet, bbm). 8. Direksi telah memberikan kesempatan kepada jajaran BSM untuk mengembangkan diri dan kompetensi dalam menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab melalui kehadiran Direksi saat pembukaan pelatihan kepegawaian, workshop dan lain-lain.
Hasil penilaian penerapan GCG yang menjadi tugas dan tanggung jawab Direksi telah berjalan baik dengan praktik sebagai berikut: 1. Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai bidang 2. Direksi telah memisahkan pembidangan fungsi antara operasional/bisnis dengan fungsi pengawasan/manajemen risiko/pendukung dalam struktur organisasi bank guna menghindari adanya benturan kepentingan (Conflict of Interest).
194
b. Fasilitas lain yaitu fasilitas yang diterima tidak dalam bentuk keuangan (natura), antara lain fasilitas perumahan, fasilitas transportasi, fasilitas asuransi kesehatan, fasilitas telekomunikasi, dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki. Hasil kajian tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kemudian disahkan oleh RUPS. Pengungkapan mengenai kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya sebagaimana tabel di bawah ini:
Pemberian remunerasi dan fasilitas lain untuk Direksi mengacu kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi.
27.566.463.971
34.964.384.243
Jumlah Direksi 6 -
195
menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Jajaran Bank wajib untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan yang dapat timbul dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan yang mengatur kondisi benturan kentingan diatur dalam Surat Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris No.4/002/DIR.KOM, tentang Code of Conduct PT Bank Syariah Mandiri, tanggal 26 November 2002. Dalam rangka mengoptimalkan penerapan Code of Conduct (CoC), Direksi telah mencanangkan gerakan La Risywah, No Kick Back, dan No Special Payment. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran seluruh jajaran Bank agar senantiasa bekerja secara profesional. Seluruh jajaran dan pihak terafiliasi Bank dilarang menerima hadiah/ imbalan dan bingkisan dalam bentuk apapun dari pihak nasabah/rekanan atau pihak ketiga lainnya. Penerapan komitmen La Risywah, No Kick Back, dan No Special Payment tersebut berlaku untuk setiap aspek kegiatan Bank termasuk di bidang pembiayaan. Pada proses pembiayaan, Bank wajib menyampaikan surat pernyataan La Risywah kepada nasabah mengenai penegasan bahwa jajaran BSM tidak boleh menerima bingkisan dalam bentuk apapun baik berupa uang atau barang terkait proses pembiayaan nasabah. Surat pernyataan tersebut ditanda-tangani kepala unit kerja dan nasabah guna mendukung gerakan La Risywah, No Kick Back, dan No Special Payment. Gerakan tersebut diatur dalam Surat Edaran Internal BSM yang menjadi komitmen bagi jajaran BSM untuk tidak menerima segala macam bentuk pemberian dari nasabah, konsultan, vendor ataupun rekanan untuk menjaga profesionalitas kerja. Peraturan yang mengatur gerakan La Risywah, No Kick Back, dan No Special Payment ini disosialisaikan kepada seluruh nasabah, konsultan, vendor, ataupun rekanan BSM baik melalui surat resmi dan pemasangan poster La Risywah di setiap unit kerja. BSM juga telah membuat aturan untuk menghindarkan diri dari benturan kepentingan untuk lingkungan internal, diantaranya: 1. Tata tertib dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab nggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan anggota DPS. 2. Keharusan melengkapi formulir tambahan persetujuan Dewan Komisaris atas penyediaan dana kepada pihak terkait.
Laporan Tahunan 2012
3. Larangan kepada pejabat eksekutif menjadi pemutus proses penyediaan dana kepada anggota keluarga (dua derajat). 4. Komitmen jajaran BSM untuk menjalankan Kode Etik Bankir, Code of Conduct BSM, sumpah jabatan dan seluruh peraturan yang berlaku. 5. Pengisian pernyataan tahunan (Annual Disclosure) oleh jajaran BSM setiap tahunnya pada aplikasi GIS (GCG Information System) 6. Pemberlakuan formulir hubungan keluarga khususnya bagi pegawai baru untuk menghindari benturan kepentingan dari penempatan di satu wilayah unit kerja.
P. Perkara Penting yang sedang Dihadapi oleh Perusahaan, Entitas Anak, Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris
Perkara hukum adalah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi BSM selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum. Perkara hukum yang dihadapi Bank tahun 2012
PermasalahanWW Hukum Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam proses penyelesaian Total Jumlah Perdata 13 13 Pidana 1 1
196
kepada PT AS dana sebesar Rp878.791.366 dan menghukum untuk mengembalikan kepada PT AS biayabiaya lainnya sepanjang biaya-biaya tersebut didukung oleh bukti-bukti pengeluaran yang telah diverifikasi oleh Kantor Akuntan Publik mengenai kebenarannya, baik mengenai keaslian bukti-bukti tersebut maupun mengenai besarnya biaya dengan perkiraan sebesar Rp11.647.310.116. Atas keputusan Majelis Arbitrase tersebut, Bank telah menempuh upaya hukum mulai dari Permohonan Pembatalan melalui Pengadilan Agama Jakarta Pusat hingga upaya Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung. Mahkamah Agung telah menerbitkan surat No. 22/SPMAG/C-I/V/2012 tertanggal 21 Mei 2012 yang menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Bank. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah membentuk penyisihan atas estimasi kerugian atas perkara hukum ini sebesar Rp12.000.000.000.
dalam melaksanakan fungsi intermediasi-nya telah menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan murabahah. Rincian SKPKB dan STP tersebut adalah sebagai berikut: kantor pusat di Jakarta sebesar Rp25.542.431.822, kantor cabang di Jambi sebesar Rp1.588.713.232, kantor cabang di Solo sebesar Rp5.830.767.262, kantor cabang di Bandar Lampung sebesar Rp2.377.922.133 dan kantor cabang di Pekalongan sebesar Rp2.309.495.259. Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, Bank tidak bersedia melaksanakan pembayaran dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan murabahah, yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha bank syariah khususnya pembiayaan murabahah sehingga diperlukan proses penafsiran. Bank berpendapat bahwa pembiayaan murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas barang mewah. Dirjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi murabahah yang dilakukan oleh Bank terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan kegiatan transaksi murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang perbankan.
Bank wajib menyampaikan surat pernyataan La Risywah kepada nasabah pada proses pembiayaan dalam rangka mendukung gerakan La Risywah, No Kick Back dan No Special Payment.
197
Selanjutnya pada tahun 2010, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No. 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25 Mei 2010. Pada pasal 3 ayat 2 poin b dari undang-undang tersebut dan paragraf penjelasannya disebutkan bahwa pengenaan PPN atas transaksi murabahah terhadap beberapa bank syariah tertentu ditanggung oleh pemerintah. Berdasarkan paragraf penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut jumlah PPN Bank yang ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar Rp25.542.431.822 dari jumlah SKPKB dan STP yang diterima Bank sebesar Rp37.649.329.708 sebagaimana dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Manajemen berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan jumlah SKPKB dan STP yang diterima oleh Bank tidak akan ditagihkan kepada Bank sesuai maksud dan tujuan dari UndangUndang tersebut. Pada tanggal 15 Oktober 2009, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang RI No.42 tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang RI No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku mulai tanggal 1 April 2010. Undang-Undang RI tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN. Penghentian Sementara Penerimaan Nasabah Baru untuk Bisnis Rahn Pada tanggal 30 November 2011, Bank Indonesia (BI) telah menghentikan sementara kegiatan Bank dalam penerimaan nasabah rahn baru dan penambahan pembiayaan nasabah rahn yang sudah ada pada tanggal tersebut. Menurut BI, penghentian ini karena kebijakan dari operasional rahn Bank mengandung risiko yang cukup tinggi dan telah dimanfaatkan untuk tujuan spekulasi. Bank telah mengambil tindakan korektif dengan penurunan saldo portofolio pembiayaan rahn, memperbaiki dan merubah kebijakan operasional rahn, sehingga Bank Indonesia memperbolehkan penyaluran kembali pembiayaan Rahn sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 14/410/DPbS tanggal 14 Maret 2012.
Pada tahun 2012, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran (SE) BI No.14/7/DPbS mengenai Produk Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku sejak 29 Pebruari 2012 yang mengatur bahwa untuk menjalankan bisnis Qardh beragun emas, Bank harus menurunkan secara bertahap pembiayaan nasabah yang memiliki saldo diatas Rp250 juta, membatasi rasio financing to value (FTV) maksimum sebesar 80% dari rata-rata harga jual 100 gram emas PT ANTAM (Persero) Tbk dan membatasi jumlah portofolio rahn maksimal sebesar jumlah terkecil antara 20% dari jumlah seluruh pembiayaan atau 150% dari modal bank (KPMM). Bank Indonesia juga menerbitkan SE BI No.14/16/DPbS yang berlaku sejak 31 Mei 2012 mengenai Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE) Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk menjalankan produk PKE tersebut Bank dilarang mengenakan biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas yang dijadikan agunan. Jumlah PKE maksimum Rp150 juta per nasabah. Nasabah dimungkinkan memperoleh PKE dan Rahn secara bersamaan dengan jumlah saldo secara keseluruhan Rp250 juta dan jumlah saldo PKE maksimum sebesar Rp150 juta. Manajemen yakin bahwa efek dari SE BI ini tidak akan mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan per 31 Desember 2012. Penerapan Metode Anuitas dalam Murabahah Pada tanggal 21 Desember 2012 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) mengeluarkan fatwa No.84/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan Tamwil Bi Al-Murabahah (pembiayaan murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah. Fatwa tersebut mengatur bahwa pengakuan keuntungan murabahah dalam bisnis yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah boleh dilakukan secara proporsional atau secara anuitas selama sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di kalangan lembaga keuangan syariah. Atas dasar fatwa tersebut, pada tanggal 16 Januari 2013, Dewan Standar Akuntansi Syariah - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS-IAI) menerbitkan Buletin Teknis No. 9 untuk mengatur dan menyeragamkan penerapan metode anuitas dalam transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No.9, transaksi murabahah yang dilakukan oleh sebagian lembaga keuangan syariah secara substansi
198
adalah transaksi pembiayaan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi untuk transaksi pembiayaan murabahah seharusnya mengacu kepada PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan PSAK lain yang relevan. Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.9 tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan. Pendapatan dan Biaya terkait Murabahah Dalam akad Murabahah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menerima pendapatan diluar marjin keuntungan seperti biaya administrasi dan biaya lain terkait pembiayaan. LKS juga dapat menanggung beban yang terkait langsung dengan pembiayaan seperti biaya komisi, biaya survei dan biaya lain. Perlakuan pendapatan dan beban langsung ini belum seragam dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah, apakah diakui sekaligus dimuka sebagai pendapatan/biaya atau diakui sebagai pendapatan/biaya selama masa akad. Kondisi ini menjadi pertimbangan bagi DSAS-IAI dalam menerbitkan Buletin Teknis No.5 untuk mengatur perlakuan pendapatan dan biaya yang terkait langsung dengan transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No.5, seluruh pendapatan dan biaya tersebut diakui selaras dengan pengakuan keuntungan murabahah sebagaimana diatur dalam PSAK 102. Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.5 tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
R. Akuntan Perseroan
Pemilihan KAP didasarkan pada daftar KAP di Bank Indonesia. KAP baru terpilih selama 4 (empat) tahun. Proses pemilihan KAP telah dibakukan dengan menerbitkan SE No.10/012/UMM, tanggal 24 Desember 2008 perihal Pedoman Pelaksanaan Seleksi Kantor Akuntan Publik. Pelaksanaan pemilihan KAP di Bank telah melalui proses seleksi oleh Tim Pengadaan Jasa Audit dibantu Unit Kerja Accounting Division, Komite Audit, Direksi dan Komisaris sebelum diajukan dalam RUPS. BSM telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman & Surja (afiliasi auditor internasional Ernst & Young (E&Y)) dengan Akuntan Publik: Benyanto Suherman (Izin Akuntan Publik No. 05.1.0973), yang beralamatkan Gedung Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, Lt.7 Jl. Jend. Sudirman Kav.
Pelaksanaan pemilihan KAP di Bank telah melalui proses seleksi antara Accounting Division, Komite Audit, Direksi dan Komisaris sebelum diajukan dalam RUPS.
199
52-53, Jakarta 12190 untuk melakukan audit kinerja keuangan tahun buku 2012 dengan jasa audit dan jasa atestasi lainnya sebesar Rp745.000.000,-. Penunjukan AP dan KAP berdasarkan keputusan RUPST PT Bank Syariah Mandiri tanggal 20 Juni 2012. Dalam laporan Akuntan publik telah terdapat pendapat dari DPS bahwa BUS mentaati terhadap pelaksanaan prinsip syariah. KAP telah menyampaikan management letter tepat waktu dan mampu bekerja secara professional memenuhi kepentingan BSM sesuai standar profesi dan ketentuan BI. Dalam imbalan jasa tersebut tidak termasuk biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penugasan audit (out of pocket expenses). Adapun ruang lingkup pekerjaan audit meliputi Audit Laporan Keuangan, Audit Kepatuhan Terhadap pengendalian Intern, Audit terhadap Peraturan Perundang undangan dan Audit Kinerja Keuangan.
2011
Rp 750,000,000
2012
Rp 745,000,000
200
BSM menyalurkan dana sosial melalui Lembaga Mitra yang memiliki track record baik. Pada tahun 2012 BSM menyalurkan dana sosialnya melalui Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM) yang berada di bawah Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat. Sebagai bentuk pelaksanaan GCG dan untuk menghindari benturan kepentingan (conflict of interest), maka pemberian atau penyaluran Dana Sosial tidak diperkenankan kepada: a. Lembaga dimana Pengurus Bank (Dekom, Direksi), Dewan Pengawas Syariah, maupun Pejabat Eksekutif Bank menjadi pengurus lembaga tersebut. b. Perorangan atau lembaga yang pengurusnya memiliki hubungan keluarga dengan Pengurus Bank, Dewan pengurus Syariah maupun Pejabat Eksekutif Bank.
2. Pendapatan non halal Pendapatan non halalmenjadi sumber dana sosial Bank yang terdiri dari: a. Dana Sosial Ex Penalty, yakni dana yang berasal dari denda keterlambatan (penalty) pembayaran angsuran atau denda lain yang berhubungan dengan transaksi antar pihak Bank dengan pihak ketiga. b. Dana Sosial Ex Jasa Giro, yakni dana sosial yang berasal dari giro yang diterima oleh Bank dari penempatan pada bank konvensional. c. Dana Sosial Lainnya, yakni dana sosial yang berasal dari komisi, fee, atau dalam pendapatan dalam bentuk lainnya dari rekanan Bank selain pendapatan yang berhak diterima sebagai ketentuan manajemen. Berikut laporan peggunaan pendapatan dan penggunaan dana sosial/kebajikan PT Bank Syariah Mandiri tahun 2012.
201
4) Melaksanakan proses tender secara terbuka, antara user, peserta tender dan panitia tender. b. Bersih 1) Mengedukasi rekanan mengenai penerapan GCG di BSM (terutama La-Risywah) dalam setiap kesempatan aanwijzing, tender dan gathering rekanan. 2) Penegasan secara legal juga tertuang pada setiap Surat Perintah Kerja, dengan klausula: ..........................., bahwa seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri tidak akan menerima imbalan jasa berupa apapun sehubungan dengan penunjukkan perusahaan Saudara sebagai pelaksana pengadaan tersebut di atas. 3) Rekanan juga telah berkomitmen dengan menandatangani dokumen Pakta Integritas, dengan pernyataan: Kami berkomitmen untuk mewujudkan sistem pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dengan tidak memberi dan/atau menerima hadiah dalam bentuk apapun, langsung atau tidak langsung berkenaan dengan hubungan kerja sama yang dijalani. c. Pengawalan Prosedur pengadaan barang dan jasa memperhatikan aspek-aspek compliance untuk menjaga GCG, antara lain dengan mekanisme penerbitan Compliance Self Assesment (CSA) untuk setiap pengadaan senilai s.d. Rp500 juta dan Compliance Certificate (CC) untuk setiap pengadaan di atas Rp500 juta yang diterbitkan oleh unit kerja kepatuhan.
b. Vendor Gathering Prinsip-prinsip procurement di Bank Syariah Mandiri antara lain: a. Qualitas b. Delivery c. Good Corporate Governance (GCG) - Transparan yakni disampaikannya ketentuan dan informasi tentang pengadaan Barang dan Jasa - La Risywah - Sesuai kepada ketentuan serta prosedur yang berlaku, pengawasan yang memadai dan selalu menerapkan dan mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang berlaku di PT Bank Syariah Mandiri c. Pembukaan tender dibuka dengan terbuka di depan peserta dan panitia tender yakni Tim Pengendalian Barang dan Jasa, dengan anggota tim terdiri dari: - Corporate Banking & Treasury Director sebagai ketua - Procurement & Services Division sebagai Sekretaris - Accounting Division sebagai anggota - Planning Development & Performance Management Division sebagai anggota - Legal Division sebagai anggota - Divisi yang menggunakan Barang dan Jasa/ Project Officer sebagai anggota. d. Setiap proses tender dilaksanakan selalu ditegaskan kepada rekanan-rekanan tentang GCG e. Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan selalu ada pernyataan sebagai berikut: Perlu kami tegaskan kepada Saudara, bahwa seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri tidak akan menerima imbalan jasa berupa apapun sehubungan dengan penunjukkan perusahaan Saudara sebagai pelaksanaan pengadaan tersebut di atas.
202
akan menambah customer base sekaligus meningkatkan corporate image sebagai bank syariah yang modern.
Dalam upaya menuju BSM Greater Ways for Greater Indonesia, BSM meningkatkan service excellent kepada nasabah dengan dukungan teknologi perbankan.
203
e. Melanjutkan transformasi pelayanan IT-Helpdesk. Seiring dengan semakin tumbuhnya bisnis BSM dan perubahan CBS, maka pelayanan ITHelpdesk juga ditingkatkan dengan baik, antara lain dengan memperbaiki SLA pelayanan dari 30 menit menjadi hanya 3 menit, mengubah prosedur kerja dari CBS lama ke CBS baru dan mempersiapkan environment Helpdesk dari manual menjadi otomasi. f. Menerapkan roll-out sistem jaringan komunikasi dan aplikasi. g. Meningkatkan performance outlet BSM dengan melakukan backup link jaringan komunikasi untuk semua KC (Kantor Cabang) BSM sehingga dapat memberikan pelayanan dan service yang maksimal kepada nasabah.
204
d. Melakukan uji coba atas Disaster Recovery Plan (DRP) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengharuskan Bank untuk melakukan uji coba DRP paling kurang sekali dalam satu tahun dengan melibatkan end user. e. Melaksanakan sistem pengendalian intern atas penggunaan TI. f. Pengembangan organisasi TI untuk meningkatkan layanan serta menerapkan manajemen risiko tata kelola perusahaan yang baik. g. Membangun dan mengembangkan aplikasi pendukung manajemen risiko. h. Mengembangkan Sistem Informasi Kepatuhan (SIK) sebagai sarana kerja bagi unit Compliance dan penerapan budaya kepatuhan. i. Mengembangkan GCG InformationSystem (GIS) sebagai sarana sosialisasi, implementasi serta monitoring pelaksanaan GCG di BSM j. Mengembangkan aplikasi laporan ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) dan tingkat kesehatan Bank.
e. Melanjutkan tahapan pengembangan dan standarisasi fitur pada e-channel untuk menunjang kemudahan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi. f. Melanjutkan tahapan pengembangan aplikasi E-Procurement. Seiring dengan semakin berkembangannya BSM, maka semakin banyak pula aset yang harus di-monitoring dari proses pengadaannya sampai disposal. Oleh karena itu, BSM melakukan pengembangan dan penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan (E-Procurement) untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. g. Melanjutkan penguatan IT Security dalam penerapan LanDesk, Fire-wall, dan standarisasi desktop secara bertahap. h. Melanjutkan implementasi Backup Link jaringan di outlet BSM secara bertahap. i. Melakukan implementasi BSM Net Banking T24 dan token dalam rangka perubahan platform BSM Net Banking dan peningkatan security transaksi BSM Net Banking. j. Mengembangkan aplikasi ATM Monitoring untuk mengetahui informasi status mesin ATM secara online sebagai peningkatan service kepada nasabah agar lebih optimal. k. Mengembangkan sistem kartu debit menggunakan chip nasional sesuai dengan arahan Bank Indonesia serta join jaringan Visa agar menambah jaringan ATM yang bisa diakses oleh nasabah BSM. Dengan terimplementasinya transformasi CBS di 2013 dan Corporate Plan 2011 2015, diharapkan dapat menerapkan Non-stop banking operation yang baik kepada nasabah.
205
V. Pengembangan GCG
Penerapan GCG di BSM pada tahun 2012 terus membaik terbukti dengan penghargaan yang diperoleh Bank untuk ketiga-kalinya pada Annual Report Award (ARA) yakni pada periode 2009, 2010 dan 2011 atas Laporan keuangan Tahunan Perusahaan Terbaik Kategori Swasta Keuangan Non Listed yang diselenggarakan oleh BI, Bapepam-LK, Kementerian BUMN, Kementrian Keuangan, KNKG dan IAI. Konsistensi penerapan GCG yang baik di BSM dibuktikan pula pada penghargaan yang diperoleh Bank dari lembaga pemeringkat The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang menyelenggarakan program Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode 2011 yaitu penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance
d. Melakukan konsolidasi pelaporan GCG ke Bank Mandiri sebagai perusahaan anak yang turut mengembangkan GCG bersama Mandiri Group. e. Mengimplementasi Prinsip-prinsip GCG TARProF (Transparency, Accountability, Responsibility, Professional dan Fairness) dilakukan secara konsisten guna meningkatkan corporate image dan daya tarik investor, meningkatkan hasil scoring GCG, meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, efektifitas biaya (BO/ PO), pertumbuhan bisnis jangka panjang dan penghargaan asing serta domestik yang diperoleh Bank. f. Bank terus melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan komitmen kepatuhan terhadap penerapan Peraturan Bank Indonesia terkait pelaksanaan GCG di perbankan syariah. Komitmen tersebut diwujudkan dengan kewajiban menerapkan prinsip-prinsip GCG TARproF di dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sehari-hari bagi jajaran Bank.
g. Meningkatkan semangat belajar pegawai untuk mewujudkan Bank sebagai perusahaan yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan (knowledge based company) melalui refreshment test bagi seluruh pegawai. Refreshment test ini merupakan salah satu feedback bagi manajemen untuk mengetahui kemampuan pegawai Bank terkait pekerjaannya. Pemahaman pegawai menjadi penting bagi manajemen untuk memastikan jajaran pegawai melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan sistem dan prosedur yang berlaku, bukan berdasarkan kebiasaan. h. Penguatan budaya Whistle Blowing System Fraud (kecurangan) yang terjadi di Bank dapat berasal dari pihak internal Bank sendiri dan itu akan mempengaruhi citra (image) Bank. Untuk itu, Jajaran Bank harus berperan aktif mencegah dan memberantas fraud bersama-sama melalui mekanisme sistem pelaporan secara langsung dan rahasia (i-Blow system). Pelaporan melalui i-Blow dibangun untuk menjadi budaya yang dilakukan jajaran Bank.
206
i. Penguatan Skill dan Kompetensi bagi Manajemen dan Jajaran Pegawai, 1) Manajemen memberikan kesempatan kepada jajaran pegawai BSM untuk mengembangkan diri dan potensi melalui pelatihan yang diadakan secara internal Bank maupun eksternal terkait dengan tugas dan tanggung jawab jajaran pegawai. Bank juga membiayai pendidikan lanjutan (S2 atau S3) kepada jajaran pegawai yang memenuhi kualifikasi. 2) Peningkatan kompetensi awareness GCG pegawai via e-learning. BSM terus meng-upgrade kompetensi jajaran pegawai melalui sistem belajar mandiri yaitu program e-learning, dimana jajaran pegawai wajib membaca materi yang kemudian dilakukan tes secara online. 3) Peningkatan skill management (antara lain sustainability report) dari pihak internasional yang memiliki kapabilitas terbaik dan sudah diakui dunia. j. Sosialisasi kepada pihak internal dan eksternal yang memiliki hubungan terhadap kelangsungan usaha Bank untuk mewujudkan BSM Clean. 1) Tahun 2012 Bank telah melakukan sosialisasi kepada pihak vendor dan rekanan yang telah melakukan kerja sama dengan Bank dengan mengundang pihak-pihak tersebut dalam acara Business Gathering. Dalam kesempatan tersebut, Bank memberikan informasi dan masukan bagi pihak vendor dan rekanan untuk membudayakan La Risywah
yang diterapkan Bank yaitu tidak memberikan hadiah/imbalan/bingkisan dalam bentuk apapun kepada jajaran pegawai Bank. 2) Sosialisasi juga diberikan kepada nasabah untuk melakukan edukasi bagi pegawai dan nasabah a.l. dalam memahami produk Bank menuju profesionalisme yang berkelanjutan. 3) Manajemen Bank akan memberikan edukasi berupa workshop dalam rangka meningkatkan profesionalisme nasabah terhadap corporate value. Artinya, Bank mengharapkan agar nasabah menolak dan melaporkan kepada Bank apabila terdapat pegawai Bank yang meminta dan melakukan tindakan tidak terpuji yang akan merugikan nasabah maupun Bank. k. GCG mendorong penguatan kepatuhan Bank. Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/2/ PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, GCG mendorong Bank untuk mewujudkan budaya kepatuhan Bank dengan memberikan pembinaan kepatuhan atas perilaku patuh pegawai cabang. Dengan perilaku patuh dari jajaran Bank tentunya akan terwujud penerapan prinsip-prinsip GCG yang terimplementasi dengan baik. l. Pelaksanaan CSR menuju BSM Clean dan Go Green. Program-progam Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk kepedulian Bank terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar terus menerus
Untuk menjadi bank syariah terpercaya, BSM terus menjaga kompetensi dan integritas.
207
dilakukan dan dikembangkan guna kesejahteraan bersama. Penguatan CSR secara berkesinambungan dan berkelanjutan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Bank. Kedepannya, Bank akan membentuk bagian tersendiri guna mengoptimalkan peranan CSR menuju BSM Clean dan Go Green mendukung negeri tercinta ini untuk mewujudkan Green Banking dalam wujud nyata.
Bank untuk terus menguatkan pelaksanaan GCG di Jajaran Bank dan memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage) dengan memberikan sumber daya terbaik, ide terbaik, strategi terbaik, model bisnis terbaik, kolaborasi terbaik dan sebagainya.
b.
c.
d.
Program CGPI 2012 merupakan program penilaian eksternal pertama kali yang BSM ikuti. Pada kesempatan pertama kalinya keikutsertaan BSM dalamprogram CGPI BSM langsung memperoleh predikat The Most Trusted Company atau predikat Sangat Terpercaya. Hasil ini memacu semangat
208
6) Performance Contract dan Performance Appraisal untuk seluruh pegawai; 7) Pembinaan unit kerja BSM sesuai kinerjanya setiap hari Senin pagi c. Responsibility; 1) Pengkinian/revisi Kebijakan/Pedoman/SE internal; 2) Kepatuhan terhadap berbagai ketentuan regulator (UU, PBI & SEBI, PSAK, PPATK, Fatwa DSN, dsb); 3) Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang sebagian besar bersinergi dengan LAZNAS BSM UMAT a.l. Zakat, Infaq, Sodaqoh, Qardhul Hassan, kegiatan donor darah pegawai BSM setiap triwulanan, santunan anak yatim sekali dalam sebulan, beasiswa, khitanan massal untuk kalangan tidak mampu dan pemberian buku ke sekolahsekolah melalui program Smart Parenting, santunan untuk korban bencana alam; 4) Penyelenggaraan SISKOHAT; 5) Penyaluran pembiayaan UKM & Mikro; 6) Pengiriman ketentuan internal ke BI 7) Pelayanan dan perhatian terbaik kepada nasabah. d. Professional; 1) Penerbitan Risk Opinion, Compliance Certificate, Compliance Review, Compliance Opinion/Note; 2) Keputusan Komite Sisdur (KKS) untuk penerbitan ketentuan internal dan Komite Manajemen Risiko (KMR); 3) Penggunaan jasa Appraisal Eksternal, Auditor Eksternal untuk pemeriksaan/audit Laporan Keuangan; 4) Pemeriksaan dari Bank Mandiri, SKAI-BSM; 5) Penguatan Satuan Kerja Kepatuhan dan Manajemen Risiko; 6) Penyelenggaraan tender melalui Tim Pengadaan & Pengendalian Barang dan Jasa (TPPBJ); 7) Pemutakhiran daftar rekanan, Appraisal, Notaris, Auditor Eksternal; 8) Penunjukan Komisaris dan Pihak Independen dalam Komite-Komite; 9) Peningkatan kualitas (skill) pegawai Bank; 10) Kompetensi pegawai sesuai Job Description masing-masing.
e. Fairness; 1) Implementasi Human Capital Strategy; 2) Pemberian reward pegawai a.l. Tunjangan Prestasi Unit Kerja (TPUK) triwulanan, insentif dan bonus; 3) Penerapan sanksi bagi pegawai yang melanggar disiplin berupa pembinaan, peringatan (SP1, SP2, SP3) dan PHK bagi karyawan bermasalah (fraud); 4) Mutasi, promosi/rotasi/demosi pegawai dan pejabat unit kerja; 5) Pemberian apresiasi berupa penghargaan hadiah/bagi pegawai/Cabang yang berprestasi; 6) Pelaksanaan program screening pegawai baru, terutama terkait hubungan keluarga; 7) Penyelenggaraan tender a.l. Program Assessment Center Pegawai. 8) Equal treatment kepada Stakeholders.
W. Nilai-Nilai Perusahaan
BSM dalam rangka milad ke-13 mencanangkan motto Greater Ways for Greater Indonesia sebagai tanda bahwa BSM terus maju dan berkembang dalam membangun Indonesia. Dengan motto ini, insan BSM dipacu untuk terus berinovasi dan terus meningkatkan kualitas diri untuk menyongsong masa depan dan membangun the Great BSM untuk Indonesia yang lebih baik. BSM shared value ETHIC selalu menjadi landasan dalam berperilaku sehari-hari. ETHIC menjadi warna bagi seluruh insan BSM dalam membangun Budaya Perusahaan. Di BSM, nilai-nilai ETHIC dibungkus oleh pondasi Memaknai Kerja yang ditamankan oleh seluruh pegawai BSM. Seluruh pegawai BSM Memaknai Kerja sebagai ladang Jihad dan dakwah. Selama tahun 2012 BSM telah melakukan internalisasi nilai-nilai perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan antara lain: 1. Spirit of the Week. Merupakan pembahasan perilaku utama (core behavior) dari ETHIC yang dilaksanakan dalam Forum Doa Pagi setiap Senin yang dihadiri oleh jajaran Direksi serta pegawai Kantor pusat,
209
diperdengarkan pula oleh seluruh pegawai Kanwil, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. 2. Pesan-pesan manajemen dalam setiap pertemuan. 3. Tema-tema dalam Rapat Kerja dan Kegiatan besar BSM. 4. Modul-modul training pegawai. 5. BSM Front Liners Competition. Merupakan kompetisi untuk front liner di seluruh Indonesia dari mulai Teller, Customer Service sampai Security. BSM Front Liners Competition memberi penghargaan bagi para front liners BSM yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah maupun pihak ke tiga lainnya.
6. BSM Bussiness Model Competition. Merupakan kompetisi ide inovasi di bidang business model yang ditujukan kepada stakehlolders BSM untuk mendapatkan ide terbaik yang dapat membangun pencapaian citacita Greater Indonesia for Greater Civilization. Dengan diadakannya BSM Bussiness Model Competition maka didapatkan ide inovasi business model yang genuine, kreatif, dan terbaik yang mampu menciptakan disruptive market structure dan menguatkan BSM bisnis strategi sehingga mendukung pencapaian aspirasi BSM menjadi Top 10 Bank di 2015.
darah, dan sebagainya yang dilaksanakan oleh Kantor Pusat dan Cabang di berbagai daerah. c. BSM Lets Read. Secara rutin BSM kantor pusat melalui Readers Club mengadakan acara bedah buku dengan beraneka ragam topik atau tema. Bedah buku juga diadakan secara berkala di kantor-kantor cabang dan cabang pembantu. Salah satu kegiatan BSM Lets Read yang bersejarah adalah menyelenggarakan Bedah Buku secara serentak di Kantor Pusat dan 123 Kantor Cabang. Kegiatan ini memperoleh predikat Rekor Dunia MURI sebagai Bedah Buku Serentak di Tempat Terbanyak e. BSM Edu Award. Memberikan penghargaan kepada para pendidik yang memiliki kontribusi dan manfaat bagi pendidikan masyarakat, baik pendidik formal maupun informal. BSM Edu Award diadakan secara rutin setiap tahun bersamaan dengan Milad BSM. f. UMKM Award. Memberikan apresiasi pada nasabah UMKM atas loyalitas dan prestasinya selama menjadi debitur di BSM. BSM UMKM Award diadakan secara rutin setiap tahun bersamaan dengan Milad BSM. 8. BSM Club Bank Syariah Mandiri memenuhi kebutuhan pegawainya untuk mengekspresikan diri. Melalui wadah BSM Club pegawai dapat mengembangkan minat/hobi serta bakat dalam berbagai kegiatan seperti Readers Club, Smiling Club, Photography Club, Adventure Club, BSM Sports Club dengan berbagai macam cabang olahraga serta Ikatan Istri Karyawan Syariah Mandiri (KARISSMA). BSM Club ini telah mengadakan berbagai macam kegiatan dengan nilai perusahaan ETHIC sebagai landasannya. Diantaranya adalah Bedah buku setiap satu bulan sekali, Public Speaking Competition, pelestarian lingkungan, santunan ke berbagai lembaga sosial dan lain-lain.
7. BSM Corporate Social Responsibility. Sebagai perwujudan kepedulian BSM kepada stakeholdersnya secara luas baik terhadap kemanusiaan maupun lingkungan, BSM melakukan berbagai aktifitas sosial (CSR) antara lain: a. Program Kemitraan. Menciptakan kemandirian masyarakat dalam mencapai peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang berupa pemberian bantuan permodalan dan sarana kerja. b. Program Bina Lingkungan. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemberian beasiswa bagi keluarga tidak mampu, bantuan pembangunan/ renovasi masjid, madrasah, dan sarana umum lainnya, santunan kepada para dhuafa, bantuan kesehatan, khitanan masal, donor
9. Internalisasi buku Memaknai Kerja Turning Values into Action Sebagai internalisasi Memaknai Kerja, dilaksanakan rangkaian program Turning Values
210
Into Action. Rangkaian program ini adalah bedah buku bagi seluruh unit kerja, refreshment test buku memaknai kerja serta kompetisi resensi buku memaknai kerja. Diharapkan dengan rangkaian program ini seluruh pegawai BSM dapat menginternalisasi dan mengimplementasi makna kerja dan ETHIC menjadi Budaya Perusahaan yang menjadi identitas bagi seluruh insan BSM tanpa terkecuali. 10. Culture & One Mandiri (Sinergi perusahaanperusahaan anak dengan Bank Mandiri). BSM secara aktif melakukan penyelarasan nilainilai dengan Bank Mandiri serta mengikuti kegiatan Bank Mandiri yang melibatkan perusahaan anak. Hal ini untuk memperkuat sinergi dan aliansi antara Bank Mandiri dengan anak-anak perusahaan. Tujuan dibuatnya konsep Culture & One Mandiri adalah agar setiap perusahaan anak Bank Mandiri mempunyai budaya yang selaras (inline) dengan Bank Mandiri. Di samping itu, Culture & One Mandiri juga bertujuan untuk menghilangkan shallow mentality di antara Mandirians (seluruh insan Mandiri beserta anak perusahaan) dan mengaktifkan one stop service untuk semua produk bank dan keuangan dalam One Mandiri Financial Institution. Adapun prestasi yang diraih oleh BSM adalah: a. Menjuarai acara Change Agent Sharing Forum (CASF) kategori The Best Role Model. CASF merupakan forum bagi Change Agent Bank Mandiri di masing-masing unit kerja untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mengimplementasikan program Budaya di unit kerja. Acara ini merupakan ajang bagi masing-masing unit kerja menyampaikan progress report pelaksanaan budaya yang telah direncanakan pada awal tahun. BSM secara aktif mengikuti kegiatan CASF di 7 kota dan menjuarai kategori The Best Role Model yakni peran pimpinan perusahaan dalam mendukung serta menjadi contoh dalam penerapan budaya perusahaan. b. Menjuarai Mandiri Excellence Awards (MEA) kategori Culture Execution Award. Mandiri Excellece Award (MEA) adalah ajang
pemberian penghargaan kepada para pegawai Mandiri terbaik dalam hal implementasi budaya, Service Excellence, Best Employee, Aliansi, Monitoring, Data Quality, Community Development dan inovasi, merupakan program tahunan dari lima Group dan satu Direktorat. Dalam MEA 2012 yang melibatkan perusahaan anak, BSM menjuarai The Best Culture Execution Award diantara perusahaan anak lainnya. Kegiatan-kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa BSM terus mengembangkan budaya perusahaan yang berkelanjutan untuk mendukung cita-cita BSM menjadi Bank Syariah yang dominan dan top 10 teratas diantara bank komersil di Indonesia. Nilai-nilai perusahaan (ETHIC) saat ini berkembang dan mengarah menjadi Budaya Perusahaan yang menjadi identitas bagi seluruh insan BSM tanpa terkecuali.
211
Dengan kesadaran dalam diri masing-masing jajaran Bank bahwa mereka adalah kader-kader utama dan bisa diandalkan dalam mengusung peradaban di Indonesia, tentunya tujuan perusahaan akan tercapai jika jajaran Bank memiliki komitmen untuk membangun perusahaan dan menjadikan yang terbaik dari setiap langkah-langkah jajaran Bank.
lainnya. Ketentuan larangan dalam bentuk surat pernyataan pada proses pembiayaan nasabah maupun poster Code of Conduct yang harus ditempatkan pada lokasi strategis.
212
No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Piagam Kepatuhan Bank telah terbit melalui SE internal pada tahun 2011, dimana Piagam Kepatuhan merupakan dokumen kepatuhan Bank yang dibuat untuk menjadi acuan bagi Unit Kerja dalam penerapan Budaya Kepatuhan dan Fungsi Kepatuhan. Penerapan Fungsi Kepatuhan bertujuan untuk memitigasi risiko kepatuhan akibat perkembangan kompleksitas kegiatan dan usaha Bank.
2.
Penyalahgunaan Jabatan
5) Benturan Kepentingan
Benturan Kepentingan adalah kondisi dimana jajaran Bank memiliki kepentingan lain selain kepentingan perusahaan yaitu kepentingan untuk diri sendiri, keluarga maupun pihak-pihak tertentu. Jajaran Bank wajib mengetahui dan menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Bank telah membuat aturan mengenai kewajiban jajaran Bank untuk menghindarkan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 1) Setiap tahun jajaran Bank wajib mengisi pernyataan tahunan (Annual Disclosure) pada aplikasi GIS (GCG Information System).
2) Anggota Direksi, Dewan Komisaris, Pemegang Saham dan anggota DPS memiliki tata tertib dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab 3) Anggota DPS wajib mengungkapkan rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan syariah lainnya (apabila ada) dalam laporan pelaksanaan GCG. 4) Apabila terdapat kegiatan yang mengakibatkan benturan kepentingan dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris, pihak yang terlibat dilarang mengambil keputusan dan harus mendapat persetujuan RUPS.
213
Penanganan kasus benturan kepentingan yang pernah terjadi di Bank dan telah dilakukan upaya penanganan sbb.:
No. 1. Benturan yang Terjadi Kasus yang terkait dengan Pengajuan permohonan pembiayaan kepada Bank dari pihak terkait. Penempatan pegawai yang memiliki hubungan keluarga dalam satu unit kerja. Upaya Penanganan Peraturan mengenai kewajiban mengungkapkan dan mengisi formulir persetujuan permohonan pembiayaan yang ditandatangani Dewan Komisaris. Pemberlakuan formulir hubungan keluarga khususnya bagi pegawai baru untuk menghindari benturan kepentingan. Keterangan Berupa Surat Edaran yang berlaku bagi jajaran Bank.
2.
Dalam proses penyelesaian, yaitu sejak 2011 diperkirakan selesai pada semester pertama 2012
Wujud keseriusan BSM memberantas fraud adalah adanya sarana pelaporan Whistle Blowing System (iBLOW) yang dipergunakan jajaran BSM untuk melaporkan setiap menemukan dan melihat perbuatan fraud yang dilakukan oleh jajaran BSM. Whistle Blowing System (iBLOW) dirancang sebagai sarana pelaporan berbasis IT yang bersifat confidential untuk memudahkan jajaran BSM melaporkan setiap kejadian internal fraud tanpa harus merasa takut karena kerahasiaannya terjaga. Whistle Blowing System (iBLOW menjadi sarana pelaporan penting bagi jajaran BSM untuk membasmi fraud yang dilakukan internal BSM, sehingga kejadian/kasus dapat ditekan menjadi ke arah Zero Fraud.
Implementasi laporan yang masuk melalui Whistle Blowing System (iBLOW) dari jajaran BSM selama tahun 2012 sbb.:
No. 1. 2. Laporan Masuk Tindak Lanjut laporan: a. Internal Audit Division b. Pendalaman PKP c. Tidak ditindaklanjuti d. Proses di HCD Jenis kasus yang masuk: a. Internal fraud b. Eksternal fraud c. Kegagalan sistem d. Kegagalan transaksi dan manajemen operasional e. Kegagalan hubungan ketenagakerjaan & keamanan kerja f. Kegagalan praktek bisnis, produk dan hubungan dengan klien 4 41 1 2 25 5 2 3 8 5 Uraian Jumlah Laporan 48
3.
214
Contoh pelaporan yang disampaikan pegawai melalui Whistle Blowing System (iBLOW) antara lain:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Internal Fraud Eksternal fraud Kegagalan sistem. Kegagalan transaksi dan manajemen operasional Kegagalan hubungan ketenagakerjaan & keamanan kerja Kegagalan praktek bisnis, produk dan hubungan dengan klien Uraian Kasus Meminta uang untuk proses pembiyaan kepada nasabah secara terangterangan kepada nasabah Nasabah memberikan uang kepada pegawai yang memroses pembiayaan. Data anggota keluarga yang sudah tercatat di HRIS tidak ada, sehingga klaim pengobatan kesehatan anak pegawai tertolak. User Operation Manager (OM) dipakai oleh bawahan saat OM sedang cuti Pejabat otorisasi sering terlambat masuk kerja sehingga menghambat pelayanan kepada nasabah saat operasional transaksi berjalan. Pencairan pembiayaan tidak dipergunakan sesuai tujuan (side streaming)
215
Pengendalian Intern yang efektif dapat meningkatkan ketelitian dan tanggung jawab pegawai dan pejabat BSM, mendorong budaya risiko (risk culture) yang memadai serta mempercepat proses identifikasi terhadap praktek perbankan yang tidak sehat melalui early warning system yang tepat.
217
istem pengendalian intern merupakan komponen penting dalam tata kelola dan menjadi dasar kegiatan operasional Bank yang sehat, prudent dan aman. Untuk memastikan bahwa proses pengendalian intern, pengelolaan risiko dan tata kelola perusahaan telah berjalan dengan memadai dan berfungsi secara efektif, BSM membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), yang saat ini bernama Internal Audit & Anti Fraud Division (IAD). Unit Kerja Audit Intern berperan sebagai strategic business partner dengan menjalankan fungsi assurance dan consulting bagi semua tingkatan manajemen guna mendorong pencapaian tujuan dan sasaran bank. Dalam menjalankan peran tersebut, Unit Kerja Audit Intern mengacu pada Standar Pelaksanaan Audit Intern Bank (SPFAIB) dan menggunakan pendekatan metodologi risk-based audit.
Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis) guna: 1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan. 2. Menjamin tersedianya laporan yang akurat. 3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. 4. Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian. 5. Meningkatkan efektifitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
Unit Kerja Audit Intern bertanggung jawab terhadap terselenggaranya sistem pengendalian intern bank dengan: 1. Mengevaluasi efektifitas sistem pengendalian intern secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional bank. 2. Berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas penerapan sistem pengendalian intern sesuai sasaran yang telah ditetapkan bank. 3. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk-based audit) secara independen dan obyektif.
Dalam melakukan evaluasi terhadap efektifitas sistem pengendalian intern, Unit Kerja Audit Intern telah menggunakan pendekatan 8 komponen COSO-ERM
Framework yaitu: Internal Environment, Objective Setting, Event Identification, Risk Assessment, Risk Response, Control Activities, Information and Communication System dan Monitoring Activities. Pengendalian Intern yang efektif dapat meningkatkan ketelitian dan tanggung jawab pegawai dan pejabat BSM, mendorong budaya risiko (risk culture) yang memadai serta mempercepat proses identifikasi terhadap praktek perbankan yang tidak sehat melalui early warning system yang tepat.
b) Melaksanakan aktivitas audit dengan sistem yang terstandarisasi sesuai ISO 9001:2008 Quality Management System. c) Melakukan peningkatan profesionalisme secara kesinambungan (continuous improvement) agar setiap penyimpangan dapat terdeteksi.
2. Misi:
a) Mendorong pelaksanaan sistem pengendalian intern di seluruh unit kerja untuk mendukung terciptanya Good Corporate Governance (GCG).
Unit Kerja Audit Intern bertugas untuk membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengendalian terhadap kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan operasional Bank.
Unit Kerja Audit Intern secara berkala sekurangkurangnya sekali dalam 3 tahun di-review oleh pihak ekstern, untuk menjamin bahwa pelaksanaan fungsi internal audit telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum.
sampai derajat kedua dengan auditor intern yang bersangkutan dan kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh auditor intern yang bersangkutan. 6. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan teknisnya melalui pendidikan berkelanjutan minimal 180 jam per 3 tahun.
G. Struktur Organisasi Unit Kerja Internal Audit & Anti Fraud Division 2012
Unit Kerja Internal Audit dipimpin oleh seorang Division Head, yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan tugasnya, Division Head dibantu oleh Deputy Division Head dan lima orang Department Head sebagaimana digambarkan pada struktur organisasi berikut:
RBA Team
Special Audit
Audit I
Audit II
IT Audit
Team Leader External Liaison Officer MIS & Audit Support Administration & Secretary
1. General Audit
a. Melaksanakan audit umum (rutin) terhadap unit kerja Cabang dan Kantor Pusat yang dinilai memiliki tingkat eksposure risiko yang cukup tinggi, sesuai dengan target yang Unit Kerja Audit Intern tetapkan dalam Rencana Audit Tahunan. b. Menerapkan mekanisme penilaian dan pengukuran terhadap pengendalian intern (Intern Control Score/ICS), mengacu pada pengukuran dampak (impact) dan frekuensi penyimpangan yang terjadi (likelihood). Penilaian ICS ini menjadi salah satu komponen nilai Key Performance Indicator (KPI) unit-unit kerja. Untuk kedepannya Unit Kerja Audit Intern akan menggunakan Audit Rating System (ARS) sebagai audit score (dalam angka dan predikat) yang menunjukkan kesimpulan kualitas internal kontrol suatu unit kerja, maupun digunakan untuk menilai kualitas internal control produk/
Pada tahun 2012, Terdapat 4 Auditor yang telah memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA), 76 Auditor yang telah memperoleh Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) dan 9 Auditor untuk sertifikasi Akuntan (AK).
aktivitas dan aplikasi yang di dalamnya termasuk penilaian unsur-unsur manajemen risiko dan governance process pada suatu periode tertentu dengan pendekatan 8 komponen COSO-ERM Framework. c. Mengimplementasikan penerapan metodologi Risk-Based Audit. d. Melakukan sosialisasi dan pembinaan tentang efektifitas pengendalian intern pada setiap pelaksanaan audit. Berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2012, realisasi penugasan General Audit periode Januari s.d. Desember 2012 sebanyak 136 penugasan (109,68% dari target 124 penugasan audit).
Perusahaan dan prinsip Good Corporate Governance di seluruh lingkungan Bank. Tindak lanjut yang dilakukan Bank atas hasil audit investigasi adalah: a Memberikan tindakan tegas terhadap pegawai yang telah melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan atau peraturan kedisiplinan pegawai BSM. b Mengambil langkah-langkah recovery atas setiap kerugian yang timbul akibat kejadian fraud. c Melakukan perbaikan sistem, prosedur dan sarana yang menjadi pemicu fraud serta mengambil langlah-langkah antisipatif atas fraud eksternal.
3. Special Audit
Melaksanakan audit investigasi terhadap setiap kejadian fraud yang berhasil di deteksi. Pelaksanaan audit khusus/investigatif dilakukan apabila terdapat permasalahan yang dapat mengganggu jalannya operasional Bank, pelanggaran terhadap Kode Etik
a. Pencegahan
1) Anti Fraud Awareness a) Penyusunan dan sosialisasi anti fraud statement: (1) BSM sudah menetapkan anti fraud statement (budaya anti fraud) dan tercantum dalam Kebijakan Anti Fraud Bank Syariah Mandiri (KAFBSM) yang meliputi langkahlangkah Avoid, Detect, Investigate dan Evaluate. (2) BSM sudah mensosialisasikan anti fraud statement kepada pegawai melalui program sosialisasi Penerapan Sense of Internal Control & Fraud Control System. Sosialisasi anti fraud statement akan berlanjut melalui sarana lain seperti intranet, pamflet, dan lainlain. b) Program Employee Awareness. BSM sudah melaksanakan program employee awareness dengan memberikan pengetahuan kepada pegawai melalui program sosialisasi dan pelatihan dengan materi antara lain: (1) Pengenalan struktur organisasi atau unit kerja yang menangani strategi anti fraud. (2) Penerapan strategi anti fraud di BSM melalui penerapan 4 (empat) pilar sistem pengendalian fraud. (3) Anti Fraud Statement (4) Sarana Whistleblowing (5) Indikator pegawai yang melakukan fraud. (6) Bedah kasus dengan memaparkan pemicu terjadinya fraud terutama karena faktor kelemahan internal control. BSM sudah menjalankan program sosialisasi KAFBSM kepada: (1) Pegawai yang mengikuti pelatihan Manajemen Trainee.
(2) Pegawai Cabang setelah Audit Intern melakukan audit rutin di beberapa Cabang melalui program sosialisasi Penerapan Sense of Internal Control & Fraud Control System. (3) Satuan kerja Pengawas Kepatuhan (PKP) melalui program sosialisasi strategi anti fraud. BSM akan menguji pengetahuan dan awareness pegawai mengenai KAFBSM melalui test refreshment dengan menggunakan sarana e-learning BSM. Program Customer Awareness BSM sudah mengkomunikasikan melalui program sosialisasi kepada nasabah mengenai gerakan la risywah, no kick back, no special payment.
c)
d) Identifikasi kerawanan BSM sudah membuat sistem pengendalian intern untuk mengidentifikasi kerawanan terjadinya risiko (termasuk fraud) melalui penyusunan ketentuan untuk masingmasing produk maupun aktivitas penunjang. Audit Intern sudah menguji efektifitas pengidentifikasian kerawanan di masing-masing unit kerja dengan menerapkan metodologi pendekatan risk-based audit, mendokumentasikan dan menyampaikan hasil identifikasi kerawanan ini kepada pihak-pihak terkait. Know Your Employee BSM sudah membuat sistem pencegahan fraud melalui know your employee mulai saat awal penerimaan pegawai (recruitment). BSM, juga sudah memperbaharui pedoman pemberian sanksi kepada para pelaku secara lebih tepat dan efektif sesuai dengan jenis penyimpangan/ pelanggaran dan dampak fraud.
e)
d. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut 1) Pemantauan BSM sudah melakukan pemantuan terhadap tindakan fraud, meliputi: a) Rekomendasi hasil investigasi yang telah mendapat disposisi dari Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan pada executive summary. Rekomendasi terhadap kejadian fraud berupa: (1) Pengenaan sanksi bagi pelaku fraud dan/atau pihak-pihak terkait. (2) Perbaikan/pelurusan terhadap sistem & prosedur. (3) Perbaikan atau pemenuhan terhadap sarana penunjang atau infra struktur untuk menunjang pengendalian atau pengungkapan fraud. (4) Recovery kerugian dari kejadian fraud. (5) Penanganan melalui jalur hukum. 2) Evaluasi a) BSM sudah membuat daftar inventarisasi kejadian fraud yang terdiri dari: (1) Kejadian fraud mencakup jenis, tanggal terjadi, divisi/bagian, pihak yang terlibat, jabatan, kerugian, tindakan bank. (2) Tindak lanjut mencakup kelemahan/penyebab terjadinya fraud, serta tindak lanjut/perbaikan. BSM sudah melakukan evaluasi terhadap daftar inventarisasi kejadian fraud dan mengidentifikasi kelemahan dan penyebab terjadinya fraud serta menetapkan langkah-langkah perbaikan dan tindakan yang diperlukan.
mencegah terulangnya kembali fraud karena kelemahan yang serupa, seperti: a) Melakukan kajian untuk mitigasi resiko terhadap aktivitas penggantian teller ketika jam istirahat. Melakukan kajian terhadap kriteria jenis penyimpangan untuk proses pemutakhiran kebijakan pengenaan sanksi SE SDI No.10/026/DSI tanggal 12 November 2008 Perihal Pembinaan Kedisiplinan Pegawai.
b)
b)
b)
3) Tindak lanjut BSM sudah menindaklanjuti hasil evaluasi atas kejadian fraud untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan memperkuat sistem pengendalian intern agar dapat
Jumlah Kasus Internal Fraud Direksi dan Dewan Komisaris 2011 Total fraud Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di internal BSM Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum 0 0 0 0 0 2012 0 0 0 0 0 Pegawai Tetap 2011 0 0 0 0 0 2012 12 2 10 0 0 Pegawai Tidak Tetap 2011 2 2 0 0 0 2012 0 0 0 0 0
Manajemen Risiko
Sempoa atau sipoa digunakan sejak tahun 2400 SM - Koleksi Museum Mandiri 226
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
Pada tahun 2012 Bank telah melakukan pengembangan organisasi yaitu pembentukan Commercial and Corporate Risk Assessment Division (CAD) dan Retail Micro and Small Risk Assessment Division (RAD).
227
Manajemen Risiko
engaruh globalisasi industri, perkembangan ekonomi nasional dan perkembangan industri perbankan yang pesat mengakibatkan persaingan usaha yang semakin ketat. Di sisi lain pertumbuhan dan perkembangan Bank yang sangat pesat meningkatkan eksposur risiko. Kondisi tersebut mendorong Bank untuk memperkuat dan mengembangkan manajemen risiko, dalam mendukung pencapaian tujuan Bank. Penguatan dan pengembangan manajemen risiko ini memberikan manfaat berupa: 1. Penyediaan informasi yang cepat dan tepat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis yang mengandung risiko signifikan bagi bank; 2. Penyeimbangan tingkat risiko yang dihadapi dengan tingkat pengembalian hasil yang diterima dari berbagai kegiatan bisnis bank; 3. Pengukuran kinerja bisnis yang berbasis risiko, baik secara transaksional, portofolio maupun bank-wide; 4. Peningkatan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholder.
manajemen risiko penempatan dana, dan manajemen risiko penggunaan tenaga alih daya.
228
dan implementasi manajemen risiko secara keseluruhan. Audit internal menggunakan pendekatan Risk-Based Audit dalam menjalankan fungsi audit pada seluruh lini organisasi perusahaan.
Dalam mengimplementasikan Tata Kelola Risiko yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan, Bank menerapkan Enterprise Risk Management.
229
Manajemen Risiko
4. Penetapan Limit
Dalam mengelola risiko agar kegiatan usaha bank tetap terkendali pada batas yang dapat diterima serta menguntungkan dengan permodalan yang dimiliki, Bank menetapkan limit risiko yang mencakup antara lain:
Limit
Risiko Kredit
Inhouse BMPK Pemutusan Pembiayaan CreditLine Sektoral dan Produk Transaksi Tresuri Valuta Pembiayaan
Survey (RAWS), Forum Enterprise Risk Management (FERMA), Annual Risk Consolidation Forum (ARCC), serta konsultasi/magang penerapan pengelolaan risiko sesuai dengan kebutuhan Bank.
Limit
Risiko Operasional
Transaksi Cabang Transaksi Kantor Pusat Transaksi Net Banking/ATM
Risiko Pasar
Risiko Likuiditas
230
Dari waktu ke waktu Bank terus memperbarui kebijakan, prosedur, dan credit risk tools untuk mengantisipasi keadaan lingkungan baik eksternal dan internal. Pada tahun 2012 bank mengimplementasikan proses baru pembiayaan. Dalam hal ini bank menerapkan prinsip four eye dalam pemutusan pembiayaan dan prinsip segregation of duty dalam pencairan pembiayaan melalui sentralisasi fungsi financing operation. Implementasi proses baru tersebut diikuti dengan pemutakhiran/pengembangan: 1) Kebijakan Pembiayaan untuk mengakomodasi prinsip four eye dan segregation of duty serta penguatan fungsi manajemen risiko; 2) Standar Prosedur Operasional Bisnis (SPOB) Pembiayaan sesuai dengan masing-masing segmen. 3) Kriteria segmentasi pembiayaan. 4) Wewenang memutus pembiayaan menjadi secara personal. 5) Nota Analisa Pembiayaan sesuai dengan karakteristik segmen dan produk pembiayaan. 6) Scoring tools pemutusan pembiayaan segmen mikro, consumer, dan kecil. 7) Aplikasi Financing Origination System pembiayaan konsumer dan mikro.
c. Portofolio Guideline
Bank menetapkan portofolio guideline yang terdiri atas rating sektor ekonomi/industri, risk acceptance criteria (RAC), dan limit portofolio pembiayaaan. Portofolio guideline menjadi salah satu pertimbangan dalam awal/inisiasi pembiayaan. Bank menetapkan rating sektor ekonomi/industri dengan tujuan agar Bank dapat menyalurkan pembiayaan pada sektor usaha yang prospektif dan terhindar dari penyaluran pembiayaan ke sektor yang prospeknya kurang baik. Bank menetapkan sektor usaha yang layak dibiayai berdasarkan sub sektor ekonomi/bidang usaha ke dalam 5 (lima) kelompok yaitu sangat menarik, menarik, netral, kurang menarik, dan tidak menarik. Penyaluran pembiayaan diutamakan untuk sektor bidang usaha dengan rating sangat menarik, menarik dan netral. Di samping itu Bank menetapkan negative list yaitu daftar nasabah yang telah di-black list dan nasabah yang sebelumnya telah ditolak oleh bank. Bank menetapkan alat (tools) berupa RAC untuk berbagai sektor industri. RAC merupakan alat yang terdapat di depan (front-end) dalam proses pembiayaan. Tujuan penggunaan RAC adalah menetapkan kriteria dasar dari nasabah yang layak diproses lebih lanjut sebagai calon debitur. Pada awal setiap proses pembiayaan, Bank terlebih dahulu memastikan kesesuaian antara kondisi calon nasabah dengan RAC sektor industri yang bersangkutan. RAC sektor industri yang ditetapkan bank antara lain: 1) Jasa kesehatan; 2) Industri gas; 3) Multifinance; 4) Perdagangan eceran; 5) Perkebunan kelapa sawit; 6) Industri telekomunikasi; 7) Pertambangan batu bara; 8) Industri angkutan kapal laut; 9) Industri makanan dan minuman; 10) Koperasi karyawan.
b. Organisasi
Penguatan fungsi manajemen risiko dalam proses pembiayaan perlu diikuti penyesuaian organisasi pembiayaan. Dalam hal ini, pada tahun 2012 bank melakukan penyesuaian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses pemutusan pembiayaan. 1) Pembentukan unit risk assessment sebagai mitra unit bisnis dalam pemrosesan pembiayaan sebagai implementasi prinsip four eye. 2) Perubahan organisasi komite pembiayaan/ komite restrukturisasi dan komite penyelesaian pembiayaan. 3) Pengembangan organisasi pembiayaan segmen komersial dan korporasi berdasarkan industry focused. 4) Reposisi fungsi cabang dalam pengelolaan pembiayaan korporasi. 5) Pembentukan unit monitoring di unit bisnis pembiayaan. 6) Pembentukan sentralisasi fungsi administasi pembiayaan.
231
Manajemen Risiko
Bank menetapkan limit untuk portofolio pembiayaan tertentu: 1) 25 debitur terbesar; 2) Valuta asing; 3) Mudharabah muqayyadah 4) perumahan; 5) Telekomunikasi; 6) Gas; 7) Multifinance; 8) Perkebunan kelapa sawit; 9) Pertambangan; 10) Distribusi BBM; 11) Jasa kesehatan; 12) Angkutan umum laut; 13) Perdagangan ritel; 14) Pertanian tanaman pangan.
e. Monitoring
Bank menjaga kualitas portofolio pembiayaan dengan melakukan: 1) Monitoring kualitas pembiayaan individual nasabah baik secara on site maupun on desk, serta melalui analisa watch list. 2) Kualitas portofolio pembiayaan berdasarkan segmen bisnis, sektor industri, dan skema pembiayaan; 3) Stress test terhadap portofolio pembiayaan meliputi: (a) Stress test terhadap situasi/kondisi ekonomi makro dan industri yaitu dengan melakukan simulasi terhadap krisis keuangan global tahun 2012. Untuk mengetahui dampak pada kualitas pembiayaan, Bank menggunakan skenario stress test berupa penurunan nilai mata uang Rupiah terhadap USD. Hasil stress test menunjukkan skenario tersebut tidak berdampak signifikan terhadap penurunan kualitas pembiayaan Bank. (b) Stress test terhadap situasi/kondisi ekonomi makro dan industri yaitu dengan melakukan simulasi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2012. Bank menggunakan skenario stress test berupa SBI stabil, Kurs stabil, dan harga BBM naik sesuai skenario yang telah ditetapkan. Hasil stress test menunjukkan skenario tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kualitas portofolio pembiayaan Bank.
d. Pemutusan Pembiayaan
Four eye merupakan prinsip utama dalam pengambilan keputusan pembiayaan dimana setiap keputusan pembiayaan minimal dilakukan oleh 2 (dua) pihak, yang masing-masing mewakili Business unit/Restructuring Unit/Recovery Unit dan Financing Risk Assessment Unit (FRA) , yaitu: 1) Segmen komersial dan korporasi Penerapan prinsip four eye dalam proses pemutusan pembiayaan komersial dan korporasi dilakukan oleh unit bisnis dan FRA. Proses identifikasi dan pengukuran risiko antara lain menggunakan tools Financing Risk Rating. Keputusan pembiayaan dilakukan secara full consensus antara unit bisnis dan FRA. 2) Segmen konsumer, mikro, dan kecil Penerapan prinsip four eye dalam proses pemutusan pembiayaan konsumer, mikro, dan kecil dilakukan dilakukan oleh unit bisnis dengan menggunakan credit scoring pembiayaan konsumer dan mikro. Khusus utnuk pembiayaan segmen kecil, saat ini fungsi FRA diwakili oleh Risk Acceptance Criteria (RAC) sampai dengan credit scoring untuk pembiayaan kecil diimplementasikan. Credit scoring dan RAC dikembangkan oleh Risk Management unit.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar,antara lain risiko perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Bank menghadapi risiko pasar atas portofolio surat berharga trading dan valuta asing. Bank mengelola risiko pasar dengan: a. Menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko Pasar, Kebijakan Investasi Surat Berharga, Standar Prosedur Operasional Investasi Surat Berharga dan ketentuan terkait lainnya; b. Menetapkan limit risiko pasar berupa Posisi
232
Devisa Netto, bank notes, dealer, counterparty, dan pertukaran valuta; c. Memantau kepatuhan Bank terhadap limit yang ditetapkan a.l. limit Posisi Devisa Neto (PDN). Per 31 Desember 2012, posisi PDN Bank sebesar 3,28% atau tidak melampaui limit yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank mengkaji ulang limit-limit tersebut secara berkala atau apabila terjadi perubahan kondisi yang signifikan; a. Melaksanakan stress test pembiayaan gadai emas dengan menggunakan pendekatan historical dalam memperkirakan potensi harga emas terendah. Berdasarkan hasil stress test, potensi pembiayaan bermasalah gadai emas relatif kecil. b. Melaksanakan stress test risiko pasar atas portofolio valuta asing secara berkala. Stress test menggunakan skenario perubahan imbal hasil pasar dan nilai tukar.
4. Risiko Operasional
Proses internal, sistem, manusia, dan kejadian eksternal adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian (event) risiko operasional. Kejadian tersebut berpontensi memberikan dampak berupa kerugian secara finansial maupun non finansial. Bank memiliki kebijakan Manajemen Risiko Operasional dan standar prosedur operasional yang menjadi acuan bagi pengelolaan risiko operasional. Selain itu Bank telah menetapkan limit untuk mengendalikan risiko operasional ,antara lain limit transaksi operasional baik di kantor pusat maupun cabang. Selain itu proses manajemen risiko operasional dilakukan melalui:
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan. Likuiditas bank dipengaruhi oleh struktur dana, likuiditas aset, dan komitmen pembiayaan kepada debitur. Bank mengelola risiko likuiditas dengan: a. Menetapkan pada Kebijakan Manajemen Risiko, Pedoman Pengelolaan Dana dan ketentuan terkait lainnya; b. Menetapkan limit risiko likuiditas berupa limit secondary reserve, deposan terbesar dan saldo kas; c. Mengukur kecukupan likuiditas melalui penyusunan proyeksi cashflow dan liquidity gap secara rutin. Dengan demikian bank dapat memanfaatkan likuiditas secara tepat dan efisien sesuai kebutuhan; d. Memantau rasio likuiditas antara lain melalui monitoring rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga, rasio kewajiban antar bank, dan rasio kas terhadap dana pihak ketiga; e. Menempatkan dana pada instrumen keuangan Bank Indonesia dan instrumen keuangan jangka pendek lain sebagai cadangan likuiditas Bank; f. Memelihara akses Bank ke pasar uang antar bank syariah melalui perolehan dan pemberian credit line dari dan untuk bank lain; g. Melaksanakan stress test risiko likuiditas secara berkala.
Bank melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko operasional dengan memanfaatkan peranti lunak berbasis web yaitu Operational Risk Management Information System (ORMIS). ORMIS digunakan sebagai: 1) Alat identifikasi dan monitoring kejadian risiko operasional; 2) Early warning system potensi risiko operasional; 3) Database kerugian risiko operasional. Risk Reporter pada ORMIS terdiri atas 3 layer terdiri atas pejabat cabang, petugas unit kepatuhan dan auditor intern bank. Saat ini Bank sedang mengembangkan tools untuk mengelola risiko operasional yaitu RCSA (Risk and Control Self Assessment), dan KRI (Key Risk Indicator). Sepanjang tahun 2012 Bank terus melakukan pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas operational risk tools.
233
Manajemen Risiko
System (CBS), dan Standar Manual Operasional-Core Banking System. Bank melakukan pengendalian risiko system dan teknologi informasi antara lain dengan: 1) Menetapkan dan menerapkan prosedur, metodologi dan pengadaan teknologi Informasi; 2) Menerapkan manajemen proyek dalam pengembangan sistem; 3) Melakukan testing yang memadai, termasuk uji coba bersama satuan kerja pengguna, untuk memastikan keakuratan dan berfungsinya sistem sesuai kebutuhan pengguna serta kesesuaian satu sistem dengan sistem yang lain; 4) Melakukan dokumentasi sistem yang memadai. Dengan demikian Bank dapat mengidentifikasi dan melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ditemukan.
C. Prol Risiko
Penilaian profil risiko bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi risiko usaha yang dihadapi bank. Profil risiko meliputi penilaian terhadap risiko inheren dan efektifitas kualitas penerapan manajemen risiko. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, melalui analisa kuantitatif atas parameter tertentu.. Bank melakukan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko yang mencerminkan penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko. Penilaian tersebut dilakukan secara self assesment melalui analisa kualitatif terhadap empat aspek penilaian yang meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko, serta sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Hasil penilaian masing-masing jenis risiko pada akhir tahun 2012 adalah:
234
Penilaian Posisi Desember 2011 No. Jenis Risiko Tingkat Risiko Inheren Low to Moderate Low Low to Moderate Moderate Low to Moderate Low Low to Moderate Low Low to Moderate Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Fair Satisfactory Satisfactory Fair Fair Fair Strong Strong Satisfactory
Penilaian Posisi Desember 2012 Tingkat Risiko Inheren Low to Moderate Low Low to Moderate Moderate Moderate Low to Moderate Moderate to High Low Low to Moderate Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Fair Satisfactory Satisfactory Fair Fair Fair Strong Strong Satisfactory
1. Kebijakan
Pada tahun 2013, Bank akan melakukan kaji ulang Kebijakan Manajamen Risiko khususnya Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas dan Risiko Operasional. Di samping itu Bank akan mengembangkan risk culture pada seluruh lini organisasi untuk menguatkan budaya risiko Bank. Program budaya risiko difokuskan pada upaya pengelolaan 5 (lima) risiko utama masing-masing unit kerja.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2. Organisasi
Bank akan mengembangkan fungsi Operational Risk Management (ORM) koordinator di unit kerja tertentu. Selain itu Bank akan membentuk unit collection dan tim khusus penagihan di segmen mikro dan kantor wilayah.
3. Tools
Dalam rangka memperoleh pengukuran risiko yang lebih sensitif, Bank akan terus mengembangkan tools pengukuran risiko berupa credit scoring, credit rating, mengembangkan manajemen informasi risiko pasar dan likuiditas, mengimplementasikan operational risk profile pada setiap unit kerja baik kantor pusat maupun cabang, dan mengimplementasikan Risk and Control Self Assessment.
Berdasarkan profil risiko per Desember 2012, predikat risiko komposit secara keseluruhan adalah Low to Moderate dengan kualitas penerapan manajemen risiko berpredikat Satisfactory.
4. System
Bank bersama perusahaan induk akan mengimplementasikan sistem Integrated Central Liability System (ICLS). ICLS merupakan limit management yang mampu melakukan konsolidasi limit dan eksposur pembiayaan secara terintegrasi, mencakup limit set-up, maintenance, serta monitoring.
Bank melakukan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko yang mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko.
235
Selama tahun 2012, BSM bekerjasama dengan LAZNAS BSM dalam menyelenggarakan kegiatan CSR, melalui program Mitra Umat, Didik Umat dan Simpati Umat.
237
elalui pendekatan triple bottom lines yang meliputi kinerja ekonomi (economic indicators), kinerja lingkungan (environmental indicators), dan kinerja sosial (social indicators), diharapkan keberadaan BSM tidak hanya bermanfaat bagi para pemegang saham (shareholders), tetapi juga kepada pemangku kepentingan (stakeholders) yang lebih luas yaitu nasabah/konsumen, masyarakat dan lingkungan. Dengan kata lain, BSM berusaha untuk memaksimalkan laba perusahaan (profit) selaras dengan tujuan untuk memberikan kemanfaatan yang sebesarbesarnya bagi masyarakat (people), dan lingkungan (planet). BSM meyakini bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh ini akan mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), yaitu kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang. Dalam menjalankan roda bisnis perbankan syariah, Bank juga telah menjalankan berbagai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) sebagai timbal balik dari proses bisnis yang dijalankan. Bentuk tanggung jawab tersebut, salah satunya adalah tanggung jawab sosial kepada pegawai (ketenagakerjaan), konsumen/nasabah, masyarakat (stakeholders di luar nasabah) dan lingkungan sekitar.
BSM konsisten melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian perusahaan sekaligus apresiasi kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan atas proses bisnis perbankan syariah.
A. Kebijakan CSR
Misi BSM keempat adalah mengembangkan nilai-nilai syariah universal. BSM juga memiliki shared values ETHIC sebagai Value-Driven Company yang secara terus menerus diimplementasikan dalam lingkungan kerja. Humanity sebagai bagian dari shared values memiliki salah satu core behavior yaitu Social Responsibility: memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
238
Dalam impelentasi pelaksanaan CSR, BSM menjalin kerjasama dengan LAZNAS BSM/Lembaga Mitra dalam penyaluran dana zakat perusahaan dan pelaksanaan program-program yang bersifat Humanity. Acuan kerja pelaksanaan program CSR melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) BSM dan LAZNAZ BSM No. 12/410-PKS/DIR; No. 09/001/LAZBSM/DIR tanggal 12 November 2010 tentang Penyaluran Zakat dan Dana Program. BSM menyadari bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan hal penting dalam mendukung tumbuh kembangnya Bank. Bank menempatkan CSR sebagai bagian program jangka panjang perusahaan. Bank dalam upaya mencapai sustainable business senantiasa berusaha memberikan kinerja yang optimal untuk para pemegang saham namun juga memikirkan bagaimana memberikan kontribusi secara maksimal dalam aspek sosial dan lingkungan Dalam pelaksanaan kegiatan CSR Bank menggunakan pendekatan keseimbangan profit, people dan planet yang lebih dikenal dengan triple bottom lines.Bank tidak hanya semata-mata mengejar kepentingan ekonomi (profit) namun juga aspek sosial (people) dan lingkungan (planet). Bank berusaha mencapai keseimbangan triple bottom lines dalam pencapaian tujuaannya sehingga mampu memberikan nilai lebih kepada Stakeholders-nya. Pencapaian profit yang terus meningkat dan berkelanjutan sulit tercapai dalam kondisi sosial masyarakat (people) yang rendah dan lingkungan yang rusak (planet). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa bisnis tidak akan berjalan dalam sebuah kondisi sosial (ekonomi masyarakat) yang rendah dan lingkungan yang rusak. Untuk itu Bank menyadari pentingnya CSR sebagai upaya dalam mencapai keseimbangan triple bottom lines untuk mendukung sustainable business sehingga tujuan akhir dalam memenuhi kepentingan Stakeholders dapat tercapai. Bank secara konsisten melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian perusahaan sekaligus apresiasi kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan atas proses bisnis perbankan syariah. Keberlangsungan bisnis Bank tidak lepas dari partisipasi masyarakat dalam menyambut berbagai produk perbankan syariah dan layanan yang ditawarkan oleh Bank.
a. Mitra Umat
1) Usaha Mikro Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat melalui bantuan modal, pelatihan dan pendampingan usaha secara perorangan. 2) Masyarakat Mikro Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat melalui bantuan modal, pelatihan dan pendampingan usaha yang ditujukan untuk LKMS.
b. Didik Umat
Memberikan bantuan pendidikan (beasiswa) kepada mereka yang membutuhkan dan mengupayakan tetap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Bantuan juga termasuk sarana dan prasarana belajar. 1) Kesehatan Berupa bantuan kepada pihak yang membutuhkan di bidang kesehatan termasuk sarana dan prasarananya. 2) Kebencanaan dan lingkungan hidup Bantuan untuk mengantisipasi kondisi darurat serta aktif mengurangi dampak akibat terjadinya bencana sosial. Aktif ikut memperbaiki atau me ning katkan kualitas lingkungan hidup secara luas. Agar pelaksanaan program-program CSR Bank dapat tepat sasaran, seluruh program CSR Bank terlebih dahulu diuji melalui survey dan pemetaan dalam lingkungan dan masyarakat sekitar. Program CSR disusun berdasarkan perencanaan serta konsep yang matang yang pelaksanaanya bersinergi dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) BSM. Agar program dapat terlaksana dengan maksimal, program-program CSR disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat yang melibatkan pihak-pihak terkait pemerintah dan masyarakat setempat.
c. Simpati Umat
239
a. Dana Kebajikan
Sumber dana kebajikan berasal dari pendapatan non-halal, denda dan dana sosial lainnya. Saldo akhir tahun 2012 dana CSR yang bersumber dari dana kebajikan mencapai Rp1.774.379.852,- atau 72,99% dari saldo tahun 2011 sebesar Rp2.431.072.583,-.
2 3
b. Dana Zakat
Dana Zakat bersumber dari zakat perusahaan (BSM) disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra (LAZNAS BSM).
No 1 2 3 4
Program Mitra Umat Didik Umat Simpati Umat Dana Program Total
240
241
3. Surat Edaran (SE) No. 9/029-PEM tgl 26 juli 2007 berjudul Revisi Pedomaan Kebijakan Bab VI. Tentang Kualitas Aktiva Produktif. Sub Bab A.3.b.3). Penilaian prospek usaha nasabah pembiayaan khususnya untuk komponen yang terkait dengan upaya nasabah dalam pemeliharaan lingkungan hidup.
a. Program kemitraan
Pelaksanaan CSR bidang pengembangan ekonomi umat bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat dalam mencapai peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang. Program CSR bidang ini diwujudkan dalam pemberian bantuan permodalan, sarana kerja dan sebagainya.
242
243
3) Sarana Umum
Program CSR untuk sarana umum diwujudkan dalam bentuk bantuan pembangunan dan renovasi masjid dan madarasah, bantuan sarana umum dan program-program lainnya.
2) Keagamaan
Program CSR untuk bidang sosial/budaya/ keagamaan diwujudkan dalam bentuk santunan dhuafa, santunan Ramadhan, dan programprogram lainnya.
Program Keagamaan
No 1 2 Kegiatan Bantuan kegiatan Ramadhan Bantuan Qurban menjangkau pelosok Total Wilayah Indonesia Indonesia Jumlah Penerima 19.041 Orang 50 Lembaga Nominal (Rp) 2.336.514.650 607.581.085 2.944.095.735
244
245
Kegiatan bidang kesehatan masyarakat dilakukan dalam bentuk bantuan kesehatan, donor darah, khitanan masal dan lain sebagainya. Sedangkan bidang pelestarian lingkungan dilaksanakan antara lain bantuan sarana bersih dan pembuatan MCK. Kegiatan dilaksanakan baik oleh Kantor Pusat Bank di Jakarta maupun Kantor Cabang yang tersebar di berbagai daerah.
Program Lingkungan
No 1 Kegiatan Bantuan sarana air bersih dan MCK Wilayah Indonesia Jumlah Penerima 41 Lembaga Nominal (Rp) 1.199.894.000
BSM Education (Edu) Award adalah event yang sejalan dengan salah satu value dalam Shared values BSM yakni Humanity. BSM Edu Award adalah perwujudan sikap BSM yang peduli pendidikan. Karena pendidikan adalah jembatan untuk melahirkan SDM unggul.
246
Pelaksanaan kegiatan BSM Edu Award dilakukan dengan menggabungkan proses seleksi dengan online voting. Kandidat BSM Edu Award diajukan oleh masyarakat termasuk insan BSM di seluruh Indonesia.
Dari hasil seleksi internal yang kemudian di-vote terbuka oleh masyarakat Indonesia terpilihlah pemenang BSM Edu Award. Mereka adalah Tasmin/ Guru SDN Temuireng, Blora, Jawa Tengah, Azizah/ SMA Terbuka Sawangan Depok, Wijaya Kusumah/ SMP Labschool Jakarta, Yuliah/SD Al Azhar Syifa Budi Bekasi, Jabarudddin/SMPN 2 Maros, Sulawesi Selatan, dan Tuti Haryanti/Guru SD Dinamika TPA Bantar Gebang, Bekasi.
Tahun 2012 merupakan yang ke-5 BSM menggelar BSM UMKM Award. Oleh karena itu tahun ini panitia memperkenalkan kategori pemenang baru yakni Lifetime Achievement yang diberikan kepada Koperasi UGT Sidogiri dan Young Entrepreneur Award yang berhasil diraih oleh Doni Tirtana. Kategori Lifetime Achievement Award diberikan kepada nasabah BSM yang selama 3 (tiga) tahun berturut-turut memenangkan Award BSM UMKM Award. Adapun kategori Young Entrepreneur Award diberikan kepada nasabah BSM yang berusia muda.
3. BSM UMKM Award: Young Entrepreneur Award dan Lifetime Achievement Award.
Jika sebagian besar acara Milad BSM adalah terkait internal, ada dua acara yang pesertanya dari pihak eksternal. Kedua acara itu adalah BSM UMKM Award dan BSM Education Award. BSM UMKM Award seolah melekat dengan penyelenggaraan Milad BSM.
BSM menunjuk tim juri eksternal untuk menilai performa finalis BSM UMKM Award. Mereka adalah Dr. Ir. Nining I. Soesilo, MA (UMKM Center FEUI), Hilda Fachriza, SE, MM, Tamim Saefudin, Syakir Sula (MES), Johanes Hendry Indraguna (pengusaha).
Sebagaimana tahun lalu, penjurian peserta BSM UMKM Award dilakukan dengan sistem online. Sarananya menggunakan social media (facebook, twitter dan website BSM) sebagai sarananya. Satu suara hanya boleh mem-vote satu kali.
Bank menyelenggarakan BSM Edu Award untuk memberikan penghargaan kepada para pendidik yang memiliki kontribusi dan manfaat bagi pendidikan masyarakat sekitar, baik pendidik formal maupun informal.
247
248
Kebijakan tentang Contingency Plan tertuang ke dalam SE No. 13/009/OPS, tanggal 28 April 2011, tentang Contingency Plan Core Banking System, dengan pokok pikiran antara lain: a. Organisasi crisis management pusat dan cabang b. Pelaksanaan operasional pada saat disaster Kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa operasional bank tetap berjalan pada saat disaster.
(dalam Rp)
2012 816.771.116.339 49.210.515.570 50.717.535.457 26.128.541.678 14.390.101.286 3.583.397.180 12.358.450.607 973.159.658.117
Kebijakan tentang Contingency Plan bertujuan untuk memastikan bahwa operasional bank tetap berjalan pada saat disaster.
249
2. Keselamatan Kerja
Pedoman tentang keselamatan kerja, tertuang dalam Pedoman Pengelolaan Kepegawaian (Prosedur Manual) Bab II, Sub Bab B. Pemeliharaan lingkungan kerja No. MP/SI/PK/2/02, dengan pokok-pokok ketentuan antara lain: Melakukan evaluasi terhadap lingkungan kerja secara berkala, khususnya mengenai: a. Kelengkapan dan kelayakan sarana dan lingkungan kerja. b. Kebersihan lingkungan kerja. c. Keserasian lay out ruangan kerja. d. Ketepatan peletakan sarana kerja. e. Kelengkapan dan kelayakan sarana pengamanan Manajer membuat memo/mengisi formulir menggunakan check list (Form: MP.DHC.II.2.1), mencatat sarana lingkungan kerja/kantor yang sudah tidak layak/perlu dilengkapi. Apabila ada ketidaklayakan/kekuranglengkapan sarana, maka dilakukan evaluasi dan untuk diusulkan kepada Division Head.
250
FDP diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan presentasi kinerja perusahaan mingguan (Weekly Review), dan dilanjutkan dengan presentasi dari unit kerja yang ingin menginformasikan program kerja yang tengah dijalankan. FDP ditutup dengan presentasi Spirit of the Week, mengambil core values dari Shared Values ETHIC (Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, Customer Focus). Core values merupakan penjabaran dari nilai-nilai ETHIC yang diturunkan dari ayat Al Quran dan Hadits. FDP merupakan ajang pembelajaran (Transfer Knowledge Forum) dan keterbukaan informasi (Transparency Forum) bagi seluruh pegawai BSM, karena:
transliterasi arahan Direksi yang di-upload oleh Corporate Secretary pada intranet. Sebagaimana FDP yang dilaksanakan setiap hari Senin, kegiatan doa pagi juga dilakukan pada hari Selasa Jumat untuk mengawali kegiatan kerja. Kegiatan tersebut diisi dengan doa bersama, sharing informasi dari masing-masing bagian dan pengarahan dari Division Head.
BSM memiliki motto lebih adil dan menentramkan. Perlakuan adil tercermin dalam pemberian kompensasi kepada pegawai yaitu sesuai dengan prinsip 3P (Performance, Position, Person).
251
Perusahaan dan komunitas pegawai adalah bagian yang tidak terpisahkan dan bersinergi menghasilkan output positif bagi perusahaan maupun bagi pegawai. Di BSM, komunitas pegawai mendapatkan dukungan penuh dari manajemen. Dukungan dapat berupa fasilitas, dana kegiatan, dan keikutsertaan langsung jajaran manajemen dalam kegiatan komunitas pegawai.
252
7. KARISSMA
Karissma singkatan dari Ikatan Isteri Karyawan Syariah Mandiri. Organisasi para istri pegawai BSM ini didirikan bertepatan dengan Milad Bank Syariah Mandiri ke-6, tanggal 1 Nopember 2005. Karissma merupakan suatu organisasi non formal dibawah BSM Club. Karissma merupakan wadah kegiatan bagi seluruh isteri karyawan Bank BSM. Karissma juga ditujukan sebagai wadah saling bersilaturahmi mengenal satu dengan yang lain, sehingga terbentuk suatu kekeluargaan yang baik dan harmonis. Kepengurusan Karissma ada di tingkat kantor pusat dan kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia. Keberadaan Karissma di dalam aktifitasnya diharapkan dapat menjadi inspirasi dan penyemangat dalam mendukung karir suami. Karissma memiliki bidang-bidang kegiatan, antara lain: Bidang Kerohanian, Bidang Kesejahteraan Sosial, Bidang Pengembangan Sumberdaya Insani, dan Bidang Seni & Olah Raga. Beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan, yakni: pengajian rutin bulanan, kunjungan ke panti asuhan/panti wreda, pelatihan dan ketrampilan untuk mengembangkan bakat, group paduan suara, dan senam kesehatan bagi para anggota Karissma.
BSM memberikan perhatian yang besar kepada dunia pendidikan bagi anak-anak yatim, sebagai bagian dari bentuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
253
c. Adapun tingkat penyelesaian pengaduan nasabah selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Triwulan (2012) TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Jumlah Jumlah Pengaduan Penerimaan Penyelesaian 502 357 395 450 1704 502 357 395 425 1679 % Tingkat Penyelesaian 100 100 100 94.44
254
11) Perbaikan panduan dan service tools, antara lain: panduan layanan frontliners (CS, Teller, Security), panduan aspek fisik Cabang, Frequently Asked Question (FAQ) perbankan syariah, dan usulan pengadaan call center single number kepada Alternate Channel Division; 12) Perbaikan metode pemantauan penanganan dan penyelesaian keluhan, antara lain melalui memo, e-mail dan telepon; 13) Perbaikan metode pencatatan database keluhan nasabah yang tercatat di Complaint Management System; 14) Melibatkan Call BSM sebagai channel penerimaan keluhan nasabah melalui telepon dan e-mail; 15) Pengembangan sistem pencatatan keluhan nasabah yang lebih lengkap yang dapat digunakan oleh seluruh unit kerja di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
255
Sejalan dengan bisnis yang terus berkembang, BSM terus memastikan setiap pegawainya memiliki kompetensi yang memadai dengan tuntutan tugas.
257
umber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan. Untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja usaha secara berkelanjutan, Bank telah mencanangkan program pengembangan kualitas sumber daya manusia profesional secara konsisten melalui sistem pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu.
A. Profil Pegawai
Sampai akhir tahun 2012, jumlah pegawai Bank (organik dan non organik) mencapai 15.999 orang, meningkat 18.76% dari 13.524 orang pada akhir tahun 2011. Kenaikan/pertambahan jumlah pegawai tersebut berbanding lurus dengan ekspansi Bank melalui jumlah Kantor Cabang dan outlet di bawah koordinasinya di berbagai daerah.
9.331
7.802 6.668 5.580 5.722
9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 1.377 1.913 2.127 379 2.032 594 2.228 775 2.547 946 3.109 2.322 1.435
959 549 722 264 98 119 41 11 11 6 1999 2000 2001 2002 2003 2004
2005 2006
2007
2008 2009
2010
2011 2012
Pegawai BSM
Outsource
Services
Development
HC
Retention
Culture
258
Program rekrutmen reguler ini dimulai dengan tahapan seleksi administrasi, tes pengetahuan umum, tes psikologi, proses cross reference (melakukan klarifikasi data ke perusahaan sebelumnya) tes wawancara user dan tes kesehatan.
Seleksi Administrasi
Tes Psikologi
B. Rekrutmen
Tes Kesehatan
Pertumbuhan yang pesat dan dinamis membuat BSM membutuhkan sumber daya manusia yang berintegritas, inovatif dan berwawasan keilmuan agar dapat menjalankan operasional perbankan yang sehat dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut BSM melakukan proses rekrutmen secara regular maupun program rekrutmen khusus.
259
Peningkatan efektifitas organisasi juga dilakukan dengan adanya focus jabatan didasarkan pada kompetensi sehingga dalam proses pengembangan organisasinya pun lebih dinamis dan potensial. Untuk menghadapi hal tersebut BSM telah melakukan perencanaan dan persiapan struktur organisasi sbb: 1. Mendetailkan perubahan struktur organisasi hingga level terendah dengan menyesuaikan model bisnis BSM yang segment centric. 2. Melakukan sentralisasi operasional Bank yang mendukung perubahan model bisnis yang berpengaruh pada perubahan struktur organisasi. 3. Penempatan pegawai dengan mempertimbangkan gap kompetensi terhadap jabatan baru tersebut. 4. Melakukan manajemen perubahan untuk memastikan seluruh jabatan terintegrasi dengan baik. 5. Design Struktur Organisasi dan roadmap implementasi struktur organisasi mulai transisi hingga end state BSM pada tahun 2015.
D. Sistem Remunerasi
BSM senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan pegawai berdasarkan pencapaian kinerja untuk diberikan kepada pegawai berupa gaji dan tunjangan serta fasilitas kepegawaian lainnya. Berbagai program reward telah dilaksanakan BSM kepada pegawai. Selain program promosi dan pemberian beasiswa, terdapat sejumlah reward lain yang diberikan ke pegawai. Pada tahun 2012 Manajemen menyetujui kenaikan gaji pokok pegawai sebesar rata-rata 9,15 %.
260
Skema remunerasi
Base Salary
Gaji Pokok THR T. T. T. T. T. T. Grade Jabatan Keahlian BBM & HP Cola Kemahalan
Compensation
Allowance
Remunerasi
Variable
TPUK Bonus Cuti & Uang Cuti Jamsostek DPLK Mobil Dinas Perumahan Dinas Pakaian Seragam Kegiatan Olah Raga & Rohani Karir Kesehatan Pegawai Pinjaman Pegawai Perjalanan Dinas Perjalanan Pindah
Benefit
E. Penilaian Pegawai
Penilaian kinerja adalah proses di dalam organisasi untuk menilai kinerja pegawainya melalui satu set ukuran standar dan mengkomunikasikannya dengan pegawai. Salah satu cara untuk melihat kinerja perusahaan adalah dengan melihat kinerja pegawainya. Periode penilaian berlangsung terhitung 1 Januari s.d. 31 Desember tahun berjalan. Masa review penilaian berlangsung setiap triwulan periode penilaian serta 1 tahun periode berjalan. Sistem Perencanaan Kinerja bersifat integratif antara Korporat, Direktorat, Unit Kerja dan Individu dengan tahaptahap sebagai berikut:
Tahap ketiga:
Unit Kerja menyusun sasaran kerja untuk masing-masing pegawai berdasarkan sasaran Unit Kerja masing-masing. Sasaran tersebut dikalibrasi oleh Kepala Unit Kerja kepada masing-masing pegawai yang mengacu kepada sasaran strategis berdasarkan BSC (KPI) dan sasaran rutinitas berdasarkan uraian jabatan (job description). Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian pencapaian hasil kerja dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi pencapaian sasaran strategis BSC (KPI) dan sasaran rutinitas berdasarkan uraian jabatan (job description). Evaluasi kinerja berpegang pada prinsip utama yaitu berorientasi pada pencapaian sasaran serta mendorong pegawai untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam bekerja. Kepala Unit Kerja dan atasan bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan langsung dan motivasi berupa coaching, counseling maupun feed back kepada bawahan agar dapat bekerja lebih baik serta menghindari kegagalan pencapaian sasaran di akhir tahun. Evaluasi kinerja terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu: a. Target: Menunjukkan aspek kuantitatif dari sasaran kerja (berorientasi pada hasil) b. Proses: Merepresentasikan aspek kualitatif dari kinerja (berorientasi pada cara mencapai hasil)
Tahap pertama:
Bank menyusun sasaran kerja secara keseluruhan yang tertuang di dalam RBB (Rencana Bisnis Bank) yang telah disetujui oleh Direksi/pemegang saham.
Tahap kedua:
Unit Kerja menetapkan sasaran Unit Kerja berdasarkan RBB tersebut dalam bentuk BSC. Sasaran Unit Kerja tersebut secara langsung menjadi sasaran Kepala Unit Kerja dalam bentuk BSC Divisi, Kantor Wilayah dan KPI Kantor Cabang.
261
262
494
ODP1
ODP2
ODP2
STOP
STOP
Kenaikan Grade D1
Tidak Lulus
Seleksi Admin
Tidak Lulus
Seleksi Kompetensi
Pendidikan
Penempatan
Assesment Center
Strength Based
SMDP selalu dilakukan sebagai salah satu perbaikan pelaksanaan program. Competency-Based Human Resources Management (CBHRM) merupakan pola pendekatan dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang unggul dengan kompetensi sebagai titik sentralnya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan konsistensi dalam menerapkan sistem rekrutmen, promosi, rotasi/mutasi, kompensasi, pendidikan dan pelatihan, perencanaan karir, manajemen kinerja, maupun perencanaan strategis di bidang sumber daya manusia ke titik optimal.
263
2. Banking Academy
Program pelatihan banking academy bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku pegawai yang dilaksanakan secara terstruktur melalui rangkaian aktivitas yang terprogram.
3. Enhancement Program
Enhancement Program bertujuan memelihara pengetahuan, keterampilan dan perilaku pegawai selalu terkini sesuai dengan tuntutan bisnis bank, dinamika industri dan global best practice berupa workshop, public training, program sertifikasi, dan program beasiswa S2.
264
Program Diklat
Banking Academy
Commercial & Corporate Banking Academy Operation & Support Academy Sales & Services Academy Leadership & Strategic Skills Enhancement
Enhancement Program
Business & Operation Banking Competencies Improvement Public Training, Scholarship & Certification
Sepanjang tahun 2012 Bank berhasil meningkatkan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan pegawai dengan jumlah kelas sebanyak 323 kelas in house training yang melibatkan 7.393 peserta. Bank juga mengikutsertakan sebanyak 247 peserta dalam berbagai public training pada tahun 2012. Peningkatan dari sisi kualitas program dengan menyediakan program pendidikan pegawai baru (Banking Staff Program) dan pendidikan promosi berupa Officer Development Program (ODP)yang spesifik sesuai dengan rumpun jabatan. Pendidikan Banking Staff Program menyediakan 7 program turunan untuk 7 rumpun jabatan sedangkan pada ODP menyediakan 5 rumpun jabatan. Pada tahun 2012 Bank juga melaksanakan program Middle Manager Development Program (MMDP) yang diikuti oleh 139 peserta untuk pegawai yang promosi ke level Manager. Pihak Bank juga menyelenggarakan Manager Development Program (MDP) yang melibatkan 89 peserta untuk mempersiapkan pemimpin masa depan. Pembelajaran melalui e-Learning terus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Setiap pegawai saat ini dapat mengakses berbagai modul pelatihan melalui e-Learning. Kegiatan membaca modul dan tes online juga menjadi bagian pelatihan pra kelas yang terintegrasi dengan pelatihan di dalam ruang kelas. Sebagai bagian dari pengembangan knowledge management Bank juga mengoptimalkan e-Learning sebagai media pembelajarannya agar setiap pegawai dapat saling berbagi pengetahuan (sharing knowledge) dengan mudah.
265
2. Banking Academy
Program pelatihan banking academy bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku pegawai yang dilaksanakan secara terstruktur melalui rangkaian aktivitas yang terprogram berupa: a. b. c. d. Micro, retail & consumer banking academy Commercial & corporate banking academy Operation & support banking academy Sales & service banking academy
c.
Public Training
Public training merupakan diklat yang penyelenggaraannya direncanakan dan dikelola oleh pihak eksternal (baik di dalam maupun luar negeri), sedangkan Bank hanya mengirimkan peserta untuk mengikuti diklat. BSM telah mengirimkan 247 pegawai untuk mengikuti 152 program public training pada tahun 2012.
Bank telah melaksanakan program pelatihan in-class dalam rumpun banking academy 188 jenis program pelatihan, 403 kelas dan 9.603 peserta.
3. Enhancement Program
Enhancement Program bertujuan memelihara pengetahuan, keterampilan dan perilaku pegawai selalu terkini sesuai dengan tuntutan bisnis bank, dinamika industri dan global best practice berupa:
d.
Program Beasiswa S2
Progam beasiswa S2 adalah program pendidikan S2 yang dibiayai oleh perusahaan untuk pegawai yang memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank. Bank telah mengirim 19 orang pegawai untuk mengikuti program beasiswa S2 pada tahun 2011 dan sedang mengikuti program beasiswa pada tahun 2012 sebanyak 12 orang pegawai.
a.
Workshop
Workshop merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh Bank dengan tujuan menghasilkan rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketentuan lainnya untuk kemajuan Bank yang dilaksanakan secara terstruktur melalui rangkaian kegiatan yang ditentukan. Bank telah melaksanakan 10 jenis workshop, 10 kelas dan 410 orang peserta pada tahun 2012.
b.
Program Sertifikasi
Program sertifikasi adalah program pengembangan, peningkatan dan pengukuran pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam bidang pekerjaan tertentu. Bank telah melaksanakan berbagai program sertifikasi seperti sertifikasi manajemen risiko, agen
266
K. E-Learning
Pembelajaran melaui e-Learning terus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Setiap pegawai saat ini dapat mengakses berbagai modul pelatihan melalui e-Learning. BSM mendukung proses pembelajaran melalui e-Learning dengan menambah modul berbasis macromedia flash sebanyak 23 modul pada tahun 2012. Pegawai BSM bisa mengakses 168 materi dalam bentuk powerpoint melalui e-Learning. Proses pembelajaran melalui e-Learning ditingkatkan dengan memproduksi sendiri video learning sebanyak 6 materi pada tahun 2012. Metode pembelajaran dan pelatihan melalui e-Learning menggunakan beberapa metode, antara lain:
1. Blended Learning
Blended Learning adalah metode pembelajaran yang memadukan metode on-line di e-Learning dengan metode tatap muka di kelas. Kegiatan membaca modul dan tes on-line juga menjadi bagian pelatihan pra kelas yang terintegrasi dengan pelatihan di dalam ruang kelas. Peserta pelatihan blended learning pada tahun 2012 sebanyak 5.506 peserta atau meningkat 87% dibandingkan 2011 sebanyak 2.941.
Seluruh pelatihan, pendidikan dan pengembangan kepemimpinan dikelola sepenuhnya oleh bank dengan narasumber baik dari internal atau eksternal. Seluruh kegiatan tersebut didukung oleh biaya sebesar Rp47,224 miliar. Dengan biaya yang dikeluarkan berhasil meningkatkan budaya belajar pegawai baik melalui in-class, coaching & mentoring maupun self learning melalui proses belajar interaktif di e-learning.
BSM menyelenggarakan Banking Staff Program untuk mempertajam spesifikasi keahlian pegawai yang baru bergabung.
267
In Class Training
l l
E-Learning Training
l l
Forum Discussion
based Learning
2. Distance Learning
Pelatihan dengan metode distance learning merupakan pelatihan yang diperuntukkan pegawai tanpa terintegrasi dengan pelatihan di dalam kelas. Peserta diberi kesempatan untuk belajar melalui e-Learning dan diukur tingkat pemahamannya. Selama tahun 2012 BSM menyelenggarakan pelatihan melalui e-Learning berupa kompetisi pengetahuan teknis perbankan syariah sebanyak 1.445 peserta, refreshment dan tes online. Jumlah pegawai yang mengikuti test refreshment SE mulai dari jabatan pelaksana sampai kepala cabang/ kepala divisi sebanyak 8.523 orang pegawai. Proses pembelajaran melalui e-learning dari tahun ke tahun semakin tinggi. Utilitas e-Learning tahun 2012 meningkatkan jumlah modul yang digunakan untuk tes on-line sebesar 72% dari 75 modul di tahun 2011 menjadi 266 modul di tahun 2012. Kunjungan (hits) pegawai ke e-Learning meingkat 37%, yaitu dari 266.180 hits pada 2011 menjadi 365.581 hits pada tahun 2012. Jam kunjungan pegawai BSM ke e-Learning juga meningkat dari 182.737 jam tahun 2011 menjadi 296.304 jam tahun 2012 (meningkat 62%).
Data Pelaksanaan
Keterangan 1. Pelaksanaan test 2. Program pelatihan 3. Modul tes on-line 4. Kunjungan (hits) 5. Jam kunjungan 6. Peserta test 2011 474 41 75 266.180 182.737 104.884 2012 538 45 266 365.581 296.304 91.236 Growth 13% 10% 72% 37% 62% -13%
268
3. Knowledge Sharing
Knowledge sharing ini menjadi budaya bagi pegawai hingga Direksi BSM. Pegawai yang mengikuti pelatihan internal maupun public training wajib melakukan knowledge sharing kepada rekan kerjanya masingmasing. Kegiatan ini dapat dilakukan di unit kerjanya masing-masing maupun melalui e-Learning.
Setiap pegawai dapat mengakses berbagai modul pelatihan melalui e-Learning. BSM mendukung proses pembelajaran melalui e-Learning dengan menambah modul berbasis macromedia sebanyak 23 modul pada tahun 2012.
269
Laporan Kepatuhan
Alat Cetak Kartu ATM - Koleksi Museum Mandiri 270
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
Kepatuhan operasional Bank terus membaik dengan implementasi Prosedur Kepatuhan (Compliance Procedure) dalam rangka memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan perundangundangan yang berlaku.
271
Laporan Kepatuhan
Division dengan organ-organ Bagian Pengawasan Kepatuhan, Bagian Pengujian Kepatuhan, Bagian Sistem Kepatuhan, Bagian Pengembangan GCG, Bagian Monitoring dan Supporting, serta Satuan Kerja Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT).
93,03 91,86
92,38 91,79
92,22 90,37
92,97
90,38
Peningkatan index kepatuhan Trw. IV 2012 tersebut karena adanya peningkatan pada nilai komponen-komponen index kepatuhan, antara lain: index ZD, RI dan PKP Perfomance.
Periode Triwulan
272
1. Cegah
Pencegahan ketidakpatuhan jajaran Bank terhadap regulasi/tidak prudent, dilakukan PKP melalui Compliance Certificate (CC), Komite
Kepatuhan operasional Bank terus membaik dengan budaya menjalankan Prosedur Kepatuhan (Compliance Procedure) dalam rangka memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan perundang-undangan yang berlaku.
273
Laporan Kepatuhan
Keputusan Sisdur (KKS), Compliance Note (CN), Compliance Opinion (CO), Regulation Index (RI), GCG dan APU & PPT.
3. Gambaran PKP performance selama menjalankan tugas pada tahun 2012, sebagai berikut:
76,29 77,55
2. Pantau
Pemantauan kegiatan unit kerja oleh PKP agar tidak menyimpang dari regulasi, melalui review, Daftar Monitoring Tindak Lanjut (DMTL), Laporan, Sistem Informasi Kepatuhan (SIK), Project Core Plan BSM 2010-2015, Project Core Banking System Transformation (CBST).
80 75 70 65 60 Triw. II 2012 Triw. III 2012 Triw. IV 2012
Index Trend Index
76,11
3. Jaga
Penjagaan agar kebijakan/keputusan Direksi tetap compliant, melalui sosialisasi, Pendidikan & Latihan, Reading & Discussion (RD), Compliance On Site Supervision (COSS), Catatan Tindakan Koreksi & Pencegahan (CTKP), internal Whistle Blower System (iBlow). PKP dalam menjalankan tugas independennya merupakan mitra strategis dari kepala unit kerja beserta seluruh jajaran di bawahnya. Implementasi suksesnya pengawalan dan pengawasan kepatuhan Bank terukur pada indeks kepatuhan (compliance index) sebagai upaya strategis untuk melihat tingkat kepatuhan unit kerja Bank secara keseluruhan. Hasil pengukuran indeks tersebut digunakan oleh manajemen maupun jajaran unit kerja untuk melakukan langkah perbaikan dan peningkatan kepatuhan.
Untuk nilai PKP Performance triwulan IV 2012 sebesar 77.55 meningkat 1.26 point dibandingkan index triwulan III 2012 yaitu sebesar 76.29. Peningkatan ini karena adanya pelatihan Banking Staff Program (BSP), Forum PKP Korwil dan Forum PKP Nasional yang diikuti oleh PKP baru dan Jajaran PKP lainnya, sehingga meningkatkan pemahaman dan kompetensi dari PKP tersebut
D. Sistem Kepatuhan
Sistem Kepatuhan Bank dilaksanakan melalui serangkaian proses dan tahapan untuk menjamin kepatuhan Bank terhadap regulasi yang berlaku, meliputi:
274
a. Pengukuran kinerja PKP Cabang dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) yang disesuaikan dengan objek pemeriksaan di Cabang. Dengan demikian, kinerja PKP Cabang dapat terukur dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan. b. Folder regulasi yang memungkinkan seluruh pegawai Bank dapat mencari ketentuan eksternal dengan status terakhir regulasi (dicabut, direvisi atau masih berlaku). Fasilitas ini juga dilengkapi dengan search engine per kata, sehingga pegawai dapat mencari ketentuan sampai ke dalam isi regulasi. c. Discrepancy report akan memberitahu kepada pegawai melalui push email yang dikirim oleh SIK, jika terdapat saldo neraca yang tidak normal di Cabang (termasuk Cabang Pembantu dan Kantor Kas). d. Kemampuan SIK dalam melakukan push email juga telah diterapkan dalam mengidentifikasi setiap regulasi eksternal yang telah diterbitkan, terutama yang terkait dengan peraturan dari Bank Indonesia. Jika terdapat peraturan baru yang dipublikasikan melalui website, maka SIK akan segera mengirimkan email kepada pejabat terkait atas terbitnya peraturan eksternal terbaru. e. Reminder Laporan Kepada Pihak Ketiga telah dikembangkan SIK, sehingga apabila terdapat kewajiban pelaporan kepada Pihak Ketiga yang akan jatuh tempo maka SIK akan mengirimkan push email kepada petugas yang menangani pelaporan. f. Sarana Pelaporan yang bersifat paperless, antara lain Laporan Compliance Procedure, Laporan Zero Defect, Laporan Compliance Certificate dan Laporan PKP Cabang.
Sistem Informasi Kepatuhan (SIK) telah mengalami peningkatan fungsi dari yang semula berupa sarana kerja telah meningkat menjadi Compliance Knowledge Base.
275
Laporan Kepatuhan
c. Laporan Semesteran 1) Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan ke Bank Indonesia. 2) Tembusan kepada Komisaris Utama Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan ke Bank Indonesia.
1. Pelaporan Rutin
a. Laporan Bulanan 1) Laporan Rekapitulasi Penerbitan Sertifikat Kepatuhan ke Direktur Kepatuhan. 2) Laporan Pengawasan Kepatuhan ke Direktur Kepatuhan. 3) Laporan Realisasi Rencana Kerja ke Planning Development & Performance Management Division (PMD). 4) Laporan CTKP Divisi ke PMD. 5) Laporan BSC ke PMD. 6) Laporan Zero Deffect dan Division Compliance Index ke PMD b. Laporan Triwulanan 1) Branch Compliance Index Triwulanan ke Network Division NWD 2) Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan kepada Direktur Utama. 3) Tembusan kepada Komisaris Utama Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan selama triwulanan.
F. Pengujian Kepatuhan
1. Melakukan pengujian kepatuhan (compliance review) keputusan management Bank terhadap putusan rencana pemberian pembiayaan, pengadaan barang dan jasa serta penempatan dana (investasi). Cakupan pengujian bidang pembiayaan termasuk untuk pembiayaan baru, penambahan, perpanjangan dan restrukturisasi. Pengujian dilakukan untuk memastikan management telah mengambil keputusan tidak menyimpang (comply) terhadap ketentuan internal (SE, SOP dan Surat yang diterbitkan Bank) dan eksternal (UU, PBI, Fatwa DSN, dll.) secara keseluruhan (populasi). Volume objek pengujian yang tinggi (merata) di seluruh unit kerja dilaksanakan dengan beberapa mekanisme sebagai berikut: a. Sertifikat Kepatuhan (Compliance Certificate) yang diproses oleh Satuan Kerja Kepatuhan (SKK), dan
276
b. Pengujian Kepatuhan Mandiri (Compliance Self Assessment/CSA) yang diproses oleh unit bisnis. Hasil CSA secara berkala di-review kembali oleh SKK secara sampling untuk memastikan kesesuaian dan optimalisasi pengujian yang dilakukan unit bisnis. 2. Guna mengoptimalkan proses kepatuhan dalam pemutusan, manajemen menetapkan beberapa langkah strategis yang bertujuan agar keputusan manajemen tetap comply, sebagai berikut: a. Meningkatkan kehati-hatian dengan memproses pembiayaan dengan limit di atas sama dengan Rp15 miliar yang diputus oleh Komite Pembiayaan wajib terbit Compliance Certificate; b. Melaksanakan Gerakan Maksimalisasi Penerapan Sertifikat Kepatuhan (C-Max), yang bertujuan meningkatkan target coverage pemeriksaan dan penerbitan Sertifikat Kepatuhan (Compliance Certificate) yang ditetapkan manajemen. Pelaksanaan gerakan dilakukan melalui beberapa pilar diantaranya pilar Awareness, pilar Coverage, pilar Control, pilar Councelling. Pemastian bahwa Bank telah melaksanakan ketentuan dengan baik selama periode 2012, tercermin melalui tercapainya target Sertifikat Kepatuhan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2012.
Kepatuhan memberikan Catatan Kepatuhan (Compliance Note) atas pembiayaan yang akan diusulkan Unit Bisnis dan Risk Assessment kepada Komite Pembiayaan. Catatan Kepatuhan yang diterbitkan tetap memperhatikan independensi SKK dalam proses pemutusan pembiayaan. Catatan Kepatuhan yang diterbitkan SKK terbatas pada pembiayaan limit wewenang Komite Pembiayaan tingkat Direksi yang lingkupnya merupakan aspek yang diuji dan menjadi lingkup pengujian kepatuhan melalui mekanisme Compliance Certificate (Sertifikat Kepatuhan).
4. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan pemahaman Penguji (Reviewer) mengenai ketentuan internal dan eksternal, SKK telah mengadakan sertifikasi kompetensi untuk seluruh Penguji (Reviewer) yang ada di Kantor Pusat maupun Cabang yang dilaksanakan secara internal oleh SKK. Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan program Compliance License for Officer (CLO) yang akan berlaku bagi seluruh jajaran Officer bank yang bertujuan untuk mempersiapkan Compliance Agent pada seluruh unit kerja bank. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi tahun 2012 telah menghasilkan 60 peserta yang berhak mendapatkan sertifikat kompetensi, meningkat sebanyak 30 peserta dari pelaksanaan tahun sebelumnya. 5. Memberikan masukan terhadap materi rencana penerbitan ketentuan internal Bank berupa draft Kebijakan, SE, SOP telah sesuai
3. Memperluas cakupan pengawalan kepatuhan pembiayaan bersamaan dengan implementasi Proses Baru pembiayaan BSM. Satuan Kerja
Bank telah melaksanakan ketentuan dengan baik selama periode 2012, tercermin melalui tercapainya target Sertifikat Kepatuhan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).
277
Laporan Kepatuhan
dengan Peraturan Perundang-undangan dan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Memberikan masukan terhadap ketentuan yang dilakukan saat berjalannya Keputusan Komite Sisdur (KKS) mencermati berbagai hal aspek kepatuhan dan penerapan prinsip kehatianhatian yang terkandung di dalam draft Kebijakan, SE, SOP, termasuk feedback perbaikan.
h. Hubungan korespondensi dengan bank asing telah didukung dengan pertukaran informasi tentang implementasi APU dan PPT di masingmasing bank melalui AML Questionnaire.
2. Efektifitas Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
a. Implementasi APU dan PPT di BSM telah sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PPTPPU). b. Pemastian implementasi APU dan PPT sampai dengan tingkat unit kerja dilakukan melalui fungsi Petugas SKAP di tiap Divisi, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas sebagai perpanjangan tangan dari SKAP Kantor Pusat. c. Pemenuhan kewajiban pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah dilaksanakan sesuai ketentuan melalui sistem Gathering Reports and Information Processing System (GRIPS). d. Pemenuhan permintaan data nasabah oleh pihak berwenang telah dipenuhi sesuai ketentuan yang terkait dengan tata cara pembukaan data rahasia perbankan. e. Peningkatan sistem monitoring data nasabah berisiko tinggi dan indikasi transaksi mencurigakan melalui pembangunan program Sistem Informasi APU dan PPT (SIAP) yang dapat digunakan secara khusus oleh seluruh Petugas SKAP untuk mendeteksi profil dan transaksi nasabah berisiko tinggi serta melakukan pelaporan kepada SKAP Kantor pusat. SIAP juga dapat digunakan secara umum oleh seluruh pegawai Bank untuk memperoleh informasi seputar APU dan PPT seperti blacklist nasabah, ketentuan eksternal dan internal, modul pelatihan/sosialisasi, contoh kasus dan informasi lainnya. f. PPATK telah melakukan audit kepatuhan impelementasi APU dan PPT terhadap BSM dan menilai bahwa Bank telah baik dan kooperatif dalam ikut serta menegakkan rezim Anti Money Laundering di Indonesia.
G. Satuan Kerja Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) (SKAP)
1. Efektifitas Penerapan Customer Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due Dilligence (EDD)
a. Penerapan CDD dan EDD telah dilaksanakan dengan berpedoman pada PBI No. 11/28/ PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, UU No. 8 tahun 2010 tentang UU PP TPPU, UU No. 3 tahun 2011 tentang Transfer Dana dan SE BI No.11/31/ DPNP tanggal 30 November 2009. b. Pemantauan penerapan CDD dan EDD oleh seluruh unit kerja dilakukan dengan cara melakukan scoring atas checklist penerapan CDD dan EDD yang dilengkapi oleh Petugas SKAP masing-masing unit kerja, termasuk terpenuhinya penerapan single CIF, kelengkapan dan validitas data nasabah dan cleansing data. c. Pemantauan profil nasabah pembiayaan melalui kelengkapan Checklist Pembiayaan. d. Pelaksanaan dan pemantauan program pengkinian data nasabah untuk laporan kepada Bank Indonesia setiap tahun dengan koordinasi dari unit kerja terkait. e. Risk-Based Approach mapping data-data nasabah priority banking dan Profil Nasabah Berisiko Tinggi pada Wilayah I s.d. V berdasarkan jenis pekerjaan. f. Risk-Based Approach mapping data-data nasabah yang berstatus WNA (high-risk country) g. Risk-Based Approach mapping data-data nasabah Politically-Exposed Person (PEP).
278
g. Upload nama-nama terkait kasus terorisme dari PBB yang dipublikasikan oleh BI dan data Newsletter PPTK pada aplikasi Sistem Informasi Kepatuhan/Sistem Informasi APU dan PPT. Daftar nama tersebut digunakan untuk memeriksa nama-nama nasabah yang terindikasi terlibat aktifitas terorisme.
e. Telah dilaksanakan forum sosialisasi penerapan APU dan PPT dengan jajaran Kanwil sebagai program penguatan Petugas SKAP di jajaran Kanwil. f. Telah dilaksanakan forum net meeting Petugas SKAP wilayah III, IV dan V dan forum Petugas SKAP Divisi yang dihadiri oleh seluruh Petugas SKAP dari masing- masing divisi/desk sebagai bentuk penguatan Petugas SKAP dan implementasi pada jajaran unit kerja. g. Telah berkoordinasi dengan divisi terkait untuk pelaksanaan Pelatihan APU dan PPT bagi Sharia Funding Executive (SFE). h. Telah berkoordinasi dengan divisi terkait untuk menyiapkan pelatihan untuk pengajar yang disebut Training For Trainer (TFT) untuk APU dan PPT di luar Jabodetabekcil.
Program pelatihan APU dan PPT untuk pegawai Bank seluruh level pegawai telah dijalankan secara internal (inclass dan e-learning) maupun eksternal (program BI, PPATK, FKDKP, dll) dengan mengadakan in-class training, workshop, seminar dan pelatihan.
279
Data Perusahaan
Alat cetak materai dan perangko - Koleksi Museum Mandiri 280
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
281
Profil Perusahaan
Rustanti Rachmi
Head of Consumer Banking Division (CND). Lahir di Gombong tanggal 20 Januari 1967.Lulus dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia tahun 1990. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Jefry Prayana
Head of Pawning Division (PWD). Lahir di Medan tanggal 20 Januari 1972. Lulus dari Fakultas Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1999 dan Pasca Sarjana (S2) dari Fakultas Ekonomi, Jurusan kajian Timur Tengah Islam, Universitas Indonesia tahun 2007. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2000.
Sulistyo Budi
Head of Financing Restructuring Division (RSD). Lahir di Jember tanggal 14 Januari 1963.Lulus pendidikan S-1 dan S-2 dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985 dan 2001. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2007.
Zul Ikbal
Head of Alternate Channel Division (ALD). Lahir di Bukittinggi tanggal 9 Desember 1964. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1988. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2009.
Dadang Hernawan
Head of Financing Recovery Division (FCD) Lahir di Bandung tanggal 27 Oktober 1957. Lulus dari Fakultas Hukum, Universitas Parahyangan Bandung tahun 1983. Bergabung dengan BSM sejak 9 Januari 2001.
282
Firman Jatnika
Head of Network Division (NWD). Lahir di Jakarta tanggal 26 Februari 1970. Lulus Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran tahun 1995 dan Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 2005.Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Indra Falatehan
Head of Special Financing Syndication Division (FSD). Lahir di Jakarta tanggal 3 Maret 1978. Lulus dari Fakultas Tehnik Gas & Petrokimia, Universitas Indonesia tahun 2002. Bergabung dengan BSM sejak tahun 3 September 2002.
Tutuy Guntara
Head of Treasury & International Banking Division (TID). Lahir di Ciamis tanggal 27 Februari 1957. Lulus dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor tahun 1980. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Roosita Abdullah
Head of IT Strategic & Assurance Division (ISD). Lahir di Jakarta tanggal 7 April 1961.Lulus dari Fakultas MIPA Universitas Indonesia tahun 1987 dan pendidikan profesi dari Institut Bankir Indonesia tahun 2000. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2002.
Subki Matsyah
Head of Procurement & Services Division (PSD). Lahir di Aceh tanggal 1 September 1964.Lulus dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1986. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2003.
Helmi Huseno
Head of Hajj & Umrah Division (HUD). Lahir di Tiku, Padang tanggal 19 Oktober 1962. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1996 dan lulus sebagai Psikolog di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 1989. Lulus pendidikan S2 dari Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Manajemen tahun 2004. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.
Taufik Machrus
Head of Corporate Secretary Division (CSD). Lahir di Pasuruan tanggal 3 April 1968. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tahun 1994. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2001.
Seluruh jajaran BSM senantiasa berkomitmen untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan seluruh potensi yang dimiliki.
283
Profil Perusahaan
Musdar Ayub
Head of Accounting Division (ACD). Lahir di Jakarta, 23 Oktober 1962. Lulus dari UPN Veteran, Jakarta tahun 1985. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Achmad Fauzi
Head of Human Capital Division (HCD). Lahir di Kuningan Jawa Barat tanggal 4 November 1965. Lulus dari Fakultas Ekonomi Unkris tahun 1989 dan Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2002. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2005.
Ramadhona Fitri
Head of Retail Micro and Small Risk Assessment Division (RAD). Lahir di Deli Serdang tanggal 3 Maret 1961. Lulus dari Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor tahun 1984. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1 Juni 2012.
Priyono
Head of Learning Center Division (LCD). Lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 17 Juli 1957. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tahun 1984. Bergabung dengan BSM sejak 1999.
Asriel Hay
Head of Commercial and Corporate Risk Assessment Division (CAD). Lahir di Jakarta tanggal 15 Juli 1966. Lulus dari Fakultas Marketing Management, Univ. Krisnadwipayana tahun 1991 dan Pasca Sarjana (S2) dari Fakultas Corporate Finance & Banking, Univ. Sriwijaya tahun 2001. Bergabung dengan BSM sejak 1 Juni 2012.
Compliance Directorate:
Priyo Prakoso
Head of Compliance Division (CPD). Lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 20 Maret 1959. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1987, meraih Master of Business Administration dari Case Western Reserve University Ohio tahun 1997. Bergabung dengan BSM sejak tahun 1999.
Tri Widiyono
Head of Legal Division (LGD). Lahir di Ponorogo tanggal 22 Juli 1959. Lulus Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta (S1) dan Pasca Sarjana (S2) Universitas Indonesia Bidang Kenotariatan; Hukum Bisnis Universitas Krisna Dwipayana, Kandidat Notaris dan PPAT. Saat ini, sedang menyelesaikan pendidikan S3/Doktor Bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Bergabung dengan BSM terhitung sejak tanggal 1 Maret 2013 (berdasarkan SK No.15/285-KEP/DIR tanggal 26 Februari 2013)
Muslihan
Head of Policy & Procedure Division (PPD). Lahir di Pati tanggal 18 Oktober 1959.Lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta Jurusan Akuntansi tahun 1999. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2001.
284
President Directorate:
Mardiana
Head of Internal Audit Division (IAD). Lahir di Yogyakarta, 31 Mei 1971. Lulus dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, STIE YKPN Yogyakarta pada tahun 1994. Bergabung dengan BSM terhitung sejak tanggal 1 April 2013 (berdasarkan SK No. 15/473KEP/DIR tanggal 26 Maret 2013)
Putu Rahwidhiyasa
Head of Transformation Program Management Office (TMO). Lahir di Jakarta tanggal 13 September 1964. Lulus dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1986, meraih Master Finance & Strategy dari University of Illinois USA tahun 1995. Bergabung dengan BSM sejak tahun 2008.
Spirit iGO (Integrity, Gratefulness, dan Ownership) menjadi spirit dalam bekerja dan menjalankan roda bisnis Bank.
285
Profil Perusahaan
jaringan kantor
WILAYAH I MEDAN Gedung BSM Lt. 4 Jl. A.Yani No. 100, Medan, Sumatera Utara Telp. (061) 4534466 Fax. (061) 4534456
KCP SUBULUSSALAM Jl. Teuku Umar No. 10-11, Subulussalam, Aceh. Telp. (0627) 31500 Fax. (0627) 31502 KCP RIMO Jl. T. R. Angkasah No. 77 A/B, Lae Butar-Rimo, Kab. Aceh Singkil, Aceh. Telp. (0658) 21588, 21556, 21557 Fax. (0658) 21580 KK TAPAK TUAN Jl. Merdeka No. 92 B Gampong Pasar, Kec. Tapak Tuan, Kab. Aceh Selatan, Aceh. Telp. (0656) 323700, 323702 Fax. (0656) 323701 KC LANGSA Jl. Ahmad Yani No. 20-22, Kel. Gampong Jawa, Kec. Langsa Kota, Langsa, Aceh. Telp. (0641) 426135, 21357, 426451 Fax. (0641) 426051 KCP BIREUEUN Jl. Iskandar Muda No.8, Bireueun, Aceh. Telp. (0644) 323002 Fax. (0644) 323004 KCP PASAR LANGSA Jl. Teuku Umar No. 61, Kota Langsa, Aceh. Telp. (0641) 22035, 23804 Fax. (0641) 23913 KCP KUALA SIMPANG Jl. Cut Nyak Dien No.3-4, Kampung Kota Lintang, Kec. Kota Kuala Simpang, Kab. Aceh Tamiang. Telp. (0641) 31322, 31959 Fax. (0641) 31433 PP LANGSA MADRASAH ULUMUL QURAN Madrasah Ulumul Quran Jl. Banda Aceh-Medan Km. 447, Kota Langsa, NAD. Telp. (0641) 7014766 KC LHOKSEUMAWE Jl. Merdeka No. 24-25, Desa Simpang Empat, Kec. Banda Sakti, Kotif Lhokseumawe, Aceh. Telp. 0645) 631146, 631147, 631148 Fax. (0645) 41555
ACEH KC ACEH Jl. Diponegoro No. 6, Banda Aceh, Aceh. Telp. (0651) 22010 Fax. (0651) 33945 KCP MEULABOH Jl. Nasional No. 107, Gampong Ujong Baroh, Kec. Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat, Aceh. Telp. (0655) 7551109, 7551558 Fax. (0655) 7551184 KCP SIGLI Jl. Prof. A. Majid Ibrahim blok C No. 5-6, Kp. Asan, Kec. Kota Sigli, Kab. Pidie, Aceh. Telp. (0653) 7829601, 7829602 Fax. (0653) 7829603 KCP ACEH DARUSSALAM Jl. T. Nyak Arief No. 376, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Telp. (0651) 7551743, 7551744 Fax. (0651) 7551745 KCP JANTHO Jl. Jend. Sudirman, Jantho, Aceh Besar, Aceh. Telp. (0651) 92684, 92689 Fax. (0651) 92683 KCP CALANG Jl. Calang Meulaboh (Jl. Teuku Umar) No.5, Desa Dayah Kec. Krueng Sabe, Kab. Aceh Barat, Aceh. Baro, Telp. (0654) 2210114, 2210115 Fax. (0654) 2210117 KCP MEUREUDU Jl. Iskandar Muda No. 32-33, Desa Kota Meureudu, Kec. Meureudu, Kab. Pidie Jaya, Aceh. Telp. (0653) 51393, 51394 Fax. (0653) 51199 KCP LAMBARO Jl. Banda Aceh-Medan KM 8,5, Desa Lambaro, Kec. Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, Aceh. Telp. (0651) 8070130, 8070131 Fax. (0651) 8070133 PP ACEH UNMUHA Gedung Univ. Muhammadiyah Aceh, Jl. Muhammadiyah No. 91, Banda Aceh, Aceh. Telp. (0651) 28303 (0651) 28303 KC SIMEULUE Pertokoan Suak Tungkul Kavling 1 No. 5/6, Jl. Tgk. Diujung Sinabang, Simeulue, Aceh. Telp. (0650) 21557 Fax. (0650) 21570 KCP BLANGPIDIE Jl. Kesehatan No. 84-86, Gampong Kuta Tuha, Blangpidie, Aceh. Telp. (0659) 93387 Fax. (0659) 93386
KC: Kantor Cabang KCP: Kantor Cabang Pembantu UPS: Unit Pelayanan Syariah KK: Kantor Kas KLS: Konter Layanan Syariah PP: Payment Point
SUMATERA BARAT KC PADANG Jl. Imam Bonjol No. 17, Padang, Sumatera Barat. Telp. (0751) 21113, 20765 Fax. (0751) 24768 KCP SOLOK Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 375, Pandan, Solok, Sumatera Barat. Telp. (0755) 22594 Fax. (0755) 22960 KCP PADANG ULAK KARANG Jl. S.Parman No. 145 A, Kel. Ulak Karang Selatan, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Telp. (0751) 444908 Fax. (0751) 444218 KCP PADANG BANDAR BUAT Jl. Rimbo Datar No. 16D RT 02 RW 02, Kel. Bandar Buat, Kec. Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Telp. (0751) 93950, 93951 Fax. (0751) 72500 KCP PADANG PARIAMAN Jl. Sudirman No. 38, Pariaman, Sumatera Barat. Telp. (0751) 93950, 93951 Fax. (0751) 93952
286
KCP PULAU PUNJUNG Jl. Lintas Sumatra Km. 2, Nagari IV Koyo, Kec. Pulau Punjung, Kab. Dharmasraya, Sumatera Barat. Telp. (0754) 40770, 40771 Fax. (0754) 40772 PP PADANG UNIV. ANDALAS Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas, Jl. Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Telp. (0751) 778600 Fax. (0751) 778601 KC BUKITTINGGI Jl. Jenderal Sudirman No. 73, Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Telp. (0752) 627633, 627635 Fax. (0752) 627637 KCP PADANG PANJANG Jl. Soekarno-Hatta No. 3 Padang Panjang, Sumatera Barat. Telp. (0752) 84591, 82992 Fax. (0752) 82993 KCP PASAMAN BARAT Jl. Sudirman, Simpang Empat, Kab. Pasaman Barat, Sumatera Barat. Telp. (0753) 466778, 466779, Fax. (0753) 466777, 466780 KCP LUBUK BASUNG Jl. Gajah Mada, Cubadak, Kel. Balai Ahad, Kec. Lubuk Basung, Kab. Agam, Sumatera Barat. Telp. (0752) 66466 Fax. (0752) 66464 KK BATU SANGKAR Jl. Soekarno-Hatta No. 13, Pasar Batusangkar, Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. Telp. (0752) 72500 Fax. (0752) 72501 KC PAYAKUMBUH Jl. Ade Irma Suryani No. 3 D-E, Payakumbuh, Sumatera Barat. Telp. (0752) 796640, 796641 Fax. (0752) 93167 SUMATERA UTARA KC MEDAN Jl. Jenderal Achmad Yani No. 100, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 4151466, 4153866 Fax. (061) 4511867 KCP TEBING TINGGI Jl. A Yani No. 141, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Telp. (0621) 328125, 328126 Fax. (0621) 328127 KCP MEDAN AKSARA Jl. Letda Sujono No. 110, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 7325939, 7325957 Fax. (061) 7332936 KCP MEDAN SETIA BUDI Kompl. Perumahan Nice Commercial Blok B No. 4 Jl. Setia Budi, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 8220384 Fax. (061) 8221267 KCP MEDAN PETISAH Jl. Rotan No. 6-7, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 4521002 Fax. (061) 4145787
KCP MEDAN SIMPANG LIMUN Jl. Sisingamangaraja No. 51-B, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 7866464, 7864455, Fax. (061) 7873555, 7868555, 7866611 KCP MEDAN KRAKATAU Jl. Krakatau No. 136 Pulau Brayan, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 6691005 Fax. (061) 6616121 KCP MEDAN BELAWAN Jl. Sumatera No. 33, Kec. Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 6945820 Fax. (061) 6941744 KCP MEDAN TOMANG ELOK Jl. Gatot Subroto Komplek Tomang Elok Blok A No. 81, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 8472668 Fax. (061) 8440518 KCP MEDAN ISKANDAR MUDA Jl. Iskandar Muda No. 58, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 4151156 Fax. (061) 4521396 KCP MEDAN PULO BRAYAN Jl. Yos Sudarso Komplek Mega Glugur Mas No. 3-4, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 6632917 Fax. (061) 6644784 KK MEDAN POLONIA Bandara Udara Internasional Terminal Kedatangan Jl. Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 4567127 Fax. (061) 4567127 KLS MEDAN PULO BRAYAN Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Yos Sudarso Blok A No. 1A, Pulo Brayan Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 6632944 Fax. (061) 6632861 KLS TEBING TINGGI Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Dr. Sutomo No. 17, Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Telp. (0621) 24440 Fax. (0621) 24440 PP MEDAN UMSU Kampus III UMSU Jl. Kapten Mukhtar Basri No. 3, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 6623323 PP MEDAN UISU Kampus Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Sisingamaraja-Teladan, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 7883683 Fax. (061) 7883683 KC MEDAN KAMPUNG BARU Jl. Brigjen Katamso No. 717 B, Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 7869518 Fax. (061) 7869739 KC RANTAU PRAPAT Jl. Imam Bonjol No. 22, Rantau Prapat, Sumatera Utara. Telp. (0624) 24880, 24205, 25278 Fax. (0624) 25278 KCP KOTA PINANG Jl. Jenderal Sudirman No. 26 B, Kota Pinang, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Telp. (0624) 496922, 496918 Fax. (0624) 496919
KLS RANTAU PRAPAT AHMAD YANI Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Rantau Prapat A. Yani, Jl. Jend. Ahmad Yani No.2 Rantau Prapat, Sumatera Utara. Telp. (0624) 22573 Fax. (0624) 22723 KC PADANG SIDEMPUAN Jl. Merdeka No. 81-81A, Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Telp. (0634) 28200 Fax. (0634) 28103 KCP PANYABUNGAN Jl. Willem Iskandar No. 115 B Panyabungan, Madina, Sumatera Utara. Telp. (0636) 20232, 321500 Fax. (0636) 321617, 321616 KCP SIBUHUAN Jl. Ki Hajar Dewantara, Lingkungan VI, Sibuhuan, Padang Lawas, Sumatera Utara. Telp. (0636) 421335, 421336, Fax. (0636) 421786, 421337 KCP GUNUNG TUA Jl. Sisingamangaraja No. 234, Kel. Pasar Baru Gunung Tua, Kec. Padang Bolak, Kab. Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Telp. (0635) 510919 Fax. (0635) 515920 KCP SIPIROK Jl. Merdeka No.95, Kel. Sipirok Godang, Kec. Sipirok, Kab. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Telp. (0634) 41520 Fax. (0634) 41560 KLS PADANG SIDEMPUAN SUDIRMAN Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Padang Sidempuan, Jl. Sudirman No. 30-32 Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Telp. (0634) 28300 Fax. (0634) 24300 KC BINJAI Jl. Sukarno Hatta No. 22-23, Kel. Tanah Tinggi, Kec. Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara. Telp. (061) 8826396 Fax. (061) 8826138 KCP STABAT Jl. KH. Zainul Arifin No. 17-A, Stabat, Kab. Langkat, Sumatera Utara. Telp. (061) 8912631, 8912632 Fax. (061) 8912630 KCP PANGKALAN BRANDAN Jl. Thamrin No. 57, Pangkalan Brandan, Kab. Langkat, Sumatra Utara. Telp. (0620) 322222 Fax. (0620) 322767 KLS STABAT PANGKALAN BRANDAN Kantor Cabang Bank Mandiri Hub Pangkalan Brandan, Komplek Pertamina Sumbagut Pangkalan Brandan, Jl. Wahidin No. 1, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Telp. (0620) 21925 Fax. (0620) 21844 PP STABAT PANCA BUDI Perguruan Panca Budi , d.a. Toserba PADI, Gedung G, Jl. Gatot Subroto Km. 4,5 Sei Sikambing, Medan, Sumatera Utara.
287
Profil Perusahaan
KC PEMATANG SIANTAR Jl. Kapt. M. H. Sitorus No. 15-A, Pematangsiantar, Sumatera Utara. Telp. (0622) 435858, 435857, Fax. (0622) 435848, 435861 KCP PERDAGANGAN Jl. Sisingamaraja, Perdagangan Kab. Simalungun, Sumatera Utara. Telp. (0622) 697777 Fax. (0622) 697177 KCP KISARAN Jl. Imam Bonjol No. 195 Kisaran, Medan, Sumatera Utara. Telp. (0623) 348500, 348501 Fax. (0623) 348502 KCP TANJUNG BALAI Jl. HOS Cokroaminoto No.35 DE, Tanjung Balai, Sumatera Utara. Telp. (0623) 597373 Fax. (0623) 596933 PP SIMALUNGUN BRIDGESTONE Komplek PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Dolok Merangir, Pos Serbalawan, Kab. Simalungun, Sumatera Utara. Telp. (0622) 64118 Fax. (0622) 64227 KC MEDAN GAJAH MADA Jl. Gajah Mada No. 7, Kel. Petisah Hulu, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Telp. (061) 4550755 Fax. (061) 4550766, 4537627 KC SIBOLGA Jl. Sutoyo Siswomiharjo No. 22, Sibolga Utara, Sibolga, Sumatera Utara. Telp. (0631) 24555 Fax. (0631) 26722 KC LUBUK PAKAM Jl. Diponegoro No. 45-46, Kel. Lubuk Pakam, Kec. Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Telp. (061) 7952555 Fax. (061) 7951444
KCP UJUNG BATU Jl. Jend. Sudirman, Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau. Telp. (0762) 7363901, 7363902 Fax. (0762) 7363900, 7363903 KCP PEKANBARU NANGKA Jl. Tuanku Tambusai No. 320 E-F, Labuh Baru Timur, Tampan, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 7891526 Fax. (0761) 572064 KK PEKANBARU RUMBAI Jl. Sekolah, Rumbai No. 10 A, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 51959 Fax. (0761) 51876 KLS PEKANBARU AHMAD YANI Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Jend. Ahmad Yani No. 85, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 7051266 Fax. (0761) 839544 PP PEKANBARU PENGADILAN AGAMA Jl. Rawa Indah No. 1, Arifin Ahmad, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 7063358 Fax. (0761) 7063358 PP PEKANBARU PMC Pekanbaru Medical Center, Jl. Lembaga Pemasyarakatan No.25, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 34325 Fax. (0761) 34325 PP PEKANBARU UIR Fakultas Ekonomi - Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution No. 113, Pekanbaru, Riau. KC PEKANBARU HARAPAN RAYA Jl. Imam Munandar No. 155, Kel. Tangkerang Utara, Kec. Bukit Raya, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 862222 Fax. (0761) 849799 KC DUMAI Jl. Jenderal Sudirman No. 162 Dumai, Riau. Telp. (0765) 33555 Fax. (0765) 32379 KCP BAGAN BATU Jl. Jend. Sudirman No. 649, Bagan Batu, Kab. Rokan Hilir, Riau. Telp. (0765) 51890, 51891 Fax. (0765) 51893 KCP BENGKALIS Jl. Hangtuah No 35, Kab. Bengkalis, Riau. Telp. (0766) 24787 Fax. (0766) 24788 KLS DUMAI SYARIEF KASIM Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Sultan Syarif Kasim No. 99, Dumai, Riau. Telp. (0765) 33150 Fax. (0765) 31150 PP DUMAI CPI Area Camp PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Riau. Telp. (0765) 826303 Fax. (0765) 999038 PP DUMAI PERTAMINA UP II Kompl. Perumahan Pertamina UP II, Jl. Cilacap, Bukit Datuk, Riau. Telp. (0765) 7011589 PP DUMAI RSUD Rumah Sakit Umum Daerah, Jl. Sultan Syarif Kasim, Dumai Telp. (0765) 443369 Fax. (0765) 443370
KC DURI Jl. Hang Tuah Duri Kab. Bengkalis, Riau. Telp. (0765) 598990 Fax. (0765) 598993
KEPULAUAN RIAU KC BATAM Gedung Graha Sulaeman Blok B No. 2 Jl. Sultan Abdul Rahman, Lubuk Baja, Batam, Kep. Riau. Telp. (0778) 431331 Fax. (0778) 432727 KCP TANJUNG BALAI KARIMUN Jl. Ahmad Yani No. 3-4, Karimun, Kep. Riau. Telp. (0777) 327601, 327605 Fax. (0777) 327600 KCP BATAMINDO Shophouse Blok F#01-29&30, Kawasan Industri Batamindo, Batam, Kep. Riau. Telp. (0770) 612044 Fax. (0770) 612303 KCP BATAM BATU AJI Komplek Ruko Perumnas Fanindo Blok F No. 6, Tanjung Uncang, Batu Aji, Batam, Kep. Riau. Telp. (0778) 3581312, 3581314 Fax. (0778) 3581313, 3581315 KCP BATAM CENTER Komplek Mahkota Raya Blok C No. 12, Batam, Kep. Riau. Telp. (0778) 7483291, 7483292 Fax. (0778) 7483236 KLS BATAM RAJA ALI HAJI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Raja Ali Haji No.39, Batam, Kep. Riau. Telp. (0778) 425925 Fax. (0778) 430240 KLS BATAM SEKUPANG Gedung Terminal Ferry Internasional Sekupang lantai dasar T10, Kota Batam, Kepulauan Riau. Telp. (0778) 326012, 326013 KC TANJUNG PINANG Jl. Diponegoro No. 1 C Tanjung Pinang, Kep. Riau Telp. (0771) 313788 Fax. (0771) 313995 KCP TANJUNG UBAN Jl. Permaisuri Rt 001/007, Tanjung Uban, Bintan Utara, Bintan, Kep. Riau. Telp. (0771) 482624 Fax. (0771) 482929 KCP NATUNA Jl. Soekarno Hatta, Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau. Telp. (0773) 31299 Fax. (0773) 31469
RIAU KC PEKANBARU Jl. Jend. Sudirman No. 169, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 8499191, 8499192 Fax. (0761) 849190, 31668 KCP PEKANBARU PANAM Jl. H.R. Subrantas Km. 9,5 (Depan Ponpes Babussalam), Kel. Sidomulyo, Kec. Tampan, Panam, Pekanbaru, Riau. (0761) 62263, 62385 Fax. (0761) 62270 KCP PANGKALAN KERINCI Jl. Lintas Timur No. 115, Pangkalan Kerinci, Pekanbaru, Riau. Telp. (0761) 493335 Fax. (0761) 493337 KCP TEMBILAHAN Jl. M. Boya No.4, Tembilahan, Indragiri Hilir, Pekanbaru, Riau. Telp. (0768) 21935, 21936, 21937 Fax. (0768) 21938, 21939
WILAYAH II JAKARTA I Plaza Bumi Daya Lantai 22, Jl. Imam Bonjol No.61, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3903969 Fax. (021) 3904395
288
BANTEN KC TANGERANG Ruko Business Park Tangerang City, Blok A No. 12, Jl. Jend. Sudirman, Tangerang, Banten. Telp. (021) 55781230, 55781231, Fax. (021) 55781233, 55781232 KCP TANGERANG CILEDUG Jl. HOS Cokroaminoto No. 69 Ciledug, Tangerang, Banten. Telp. (021) 73458147, 73458148 Fax. (021) 73458150, 73458149 KCP TANGERANG BSD Ruko Golden Madrid Blok B/6, Jl. Letjen Soetopo, Sektor XIV BSD, Tangerang, Banten. Telp. (021) 53163209, 53163210, 53163211 Fax. (021) 53160411 KCP TANGERANG MALABAR Jl. Borobudur Raya M 16-17, Bencongan, Kelapa Dua, Tangerang, Banten. (021) 55655016, 55655017, 55655012 Fax. (021) 5910544 KCP TANGERANG CIKUPA Jl. Raya Serang Km. 14,8, Blok B No. 7, Cikupa, Tangerang, Banten. Telp. (021) 5963633, 5963634 Fax. (021) 5963635 KCP TANGERANG CIMONE Jl. Merdeka No. 308 Cimone, Tangerang, Banten. Telp. (021) 5580754, 5580711 Fax. (021) 5580807 KCP TANGERANG BALARAJA Komplek Ruko Indah Mas No. 1, Jl. Raya Serang KM. 24, Balaraja, Tangerang, Banten. Telp. (021) 5950124 Fax. (021) 5950123 KLS TANGERANG RS. GLOBAL MEDIKA RS. Global Medika Jl. MH. Thamrin No. 3 Tangerang, Banten. Telp. (021) 55781523, 55780888 Fax. (021) 55781523 KC CILEGON Jl. Sultan Ageng Tirtayasa No. 115 A, Cilegon, Banten. Telp. (0254) 399444, 375648 Fax. (0254) 375645 KCP LEBAK BANTEN Jl. Alun-Alun Barat No. 1 Lebak, Banten. Telp. (0252) 5285411, 5285412 Fax. (0252) 5285413 KCP SERANG CIKANDE Komplek Rumah Toko Modern Blok C No. 7-8, Nambo Ilir, Cikande, Serang, Banten. Telp. (0254) 402525 Fax. (0254) 402522 KCP LABUAN Jl. Jend. Sudirman No. 41, Labuan, Pandeglang, Banten. Telp. (0253) 802768, 802769 Fax. (0253) 802767, 802770, 802771 KK PANDEGLANG Jl. A. Yani No. 41 E Pandeglang, Banten. Telp. (0253) 206035 Fax. (0253) 206034
KLS SERANG DIPONEGORO Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Diponegoro No. 8, Serang, Banten. Telp. (0254) 202567 Fax. (0254) 200678 PP CILEGON PT. KBS Gedung Utama PT. Krakatau Bandar Samudera, Jl. S.Parman Km. 13 Cigading, Cilegon, Banten. Telp. (0254) 8317043 Fax. (0254) 8317042 PP CILEGON AL AZHAR Komplek Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel, Jl. Tongkol No. 17, Cilegon, Banten KC TANGERANG BINTARO Bintaro Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Blok A1 No. 7 - 8, Bintaro Sektor 7, Pondok Aren, Tangerang. Telp. (021) 7450120, 7453301 Fax. (021) 7450116, 7450296, 7450297 KC SERANG Jl. Ahmad Yani No. 175 C-D, Kel. Sumur Pecung, Kec. Serang, Kab. Serang, Banten. Telp. (0254) 222984, 217776 Fax. (0254) 222985, 210191 KC TANGERANG BSD Ruko BSD Blok RQ No. 101, Serpong, Tangerang, Banten. Telp. (021) 5386900 Fax. (021) 5386898
KC JAKARTA MAYESTIK Jl. Kyai Madja Blok D/1 Persil No. 2, RT 004 RW 01 No. 7, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7202451, 7202728 Fax. (021) 7220822, 7202509, 7394952 KCP JAKARTA PALMERAH Jl. Palmerah Barat No. 32 B, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Telp. (021) 5356423, 5356601 Fax. (021) 5356757 KCP JAKARTA BENDUNGAN HILIR Jl. Bendungan Hilir Raya No. 37, Jakarta Pusat. Telp. (021) 5725779, 5703644 Fax. (021) 57900825 KCP JAKARTA KEBAYORAN LAMA Jl. Kebayoran Lama Raya No. 182, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7210627, 7210634 Fax. (021) 7237913, 7210679 KK JAKARTA RS. DHARMAIS Gedung RSK Dharmais Jl. Letjen S Parman Kav. 84-86, Slipi, Jakarta Barat. Telp. (021) 56943409, 56943407 Fax. (021) 56943408 KLS JAKARTA S. PARMAN Kantor Cabang Bank Mandiri Wisma Barito Pacific, Jl. S. Parman Kav. 62-63 Slipi, Jakarta Barat. Telp. (021) 53660560 Fax. (021) 53660560 KLS JAKARTA GD. PUSAT KEHUTANAN Kantor Cabang Bank Mandiri Wisma Manggala Wanabhakti, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Telp. (021) 5731933 Fax. (021) 5731933 KC JAKARTA WARUNG BUNCIT Gedung Fortune Lt. Dasar Jl. Mampang Prapatan No. 96, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7989007, 7989009 Fax. (021) 7989006 KCP JAKARTA CILILITAN Jl. Raya Bogor No. 1 Kramat Jati, Jakarta Timur. Telp. (021) 80878616, 70982824 Fax. (021) 80878617 KCP JAKARTA PASAR MINGGU Jl. Raya Lenteng Agung No. 26, Jakarta Selatan. Telp. (021) 78833626, 7892545 Fax. (021) 7806973 KCP JAKARTA KEMANG Jl. Kemang Raya No. 82, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Telp. 021) 7193437, 7193439 Fax. (021) 7197443, 7193452, 7197050 KCP JAKARTA CIRACAS Jl. Lapangan Tembak No. 1 Rt. 005/02, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur. Telp. (021) 8704204, 8704164 Fax. (021) 87709405 KK JAKARTA PLAZA MANDIRI Plaza Mandiri - L 1 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38, Jakarta Selatan. Telp. (021) 5263466, 5263688 Fax. (021) 5263566
JAKARTA KC JAKARTA HASANUDIN Jl. S. Hasanudin No. 57 Jakarta Selatan. Telp. (021) 2701515, 2701505 Fax. (021) 7220362 KCP JAKARTA FATMAWATI Jl. RS Fatmawati No. 27 B , Jakarta Selatan. Telp. (021) 75903336 Fax. (021) 75903362 KCP JAKARTA WALTERMONGINSIDI Jl. Waltermonginsidi No. 67 A, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7226063, 7226067 Fax. (021) 7223044, 7226068 KCP JAKARTA PANGLIMA POLIM Jl. RS Fatmawati No. 127 Blok A-8, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp. (021) 2701515 Fax. (021) 2701505 KK JAKARTA AL AZHAR KEBAYORAN Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamaraja Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telp. (021) 72790244 Fax. (021) 72790381 KLS JAKARTA SUMMITMAS Kantor Cabang Bank Mandiri Gedung Summitmas I Lt.1, Jl. Jendral Sudirman Kav. 61-62 Jakarta Selatan. Telp. (021) 2521728 Fax. (021) 2522281 PP JAKARTA PENGADILAN AGAMA Jl. K.H. Mas Mansyur/Jl. H. Awaluddin II/2, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp. (021) 327910
289
Profil Perusahaan
KLS JAKARTA PASAR REBO Kantor Cabang Bank Mandiri Plaza PP, Jl. Letjen TB Simatupang No.57, Jakarta Timur. Telp. (021) 87780053 Fax. (021) 87790475 KLS JAKARTA CILEUNGSI RS.MH. Thamrin Jl. Raya Narogong Km. 15, Limusnunggal, Cileungsi, Bogor. Telp. (021) 82491527, 82491433 Fax. (021) 82494270 KLS JAKARTA DEPTAN Kantor Pusat Departemen Pertanian, Gedung B, Lantai Dasar, Jl. Harsono RM. No. 3, Ragunan, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7801892 Fax. (021) 7801863 KC JAKARTA PONDOK INDAH Komp. Ruko Pondok Indah Kav. II No.11 Blok UA, Jl.Taman Duta I Sektor II Jakarta Selatan. Telp. (021) 7662029, 7662030 Fax. (021) 7662028, 7665391 KCP TANGERANG CIPUTAT Jl. Ir. H. Juanda No. 111, Ciputat, Tangerang. Telp. (021) 7425267 Fax. (021) 7423018 KCP DEPOK CINERE Jl. Cinere Raya Blok A No. 38, Limo, Depok. Telp. (021) 7548031 Fax. (021) 7548032 KCP TANGERANG PAMULANG Jl. Siliwangi Blok SN 21/9 Pamulang, Tangerang. Telp. (021) 74701759 Fax. (021) 7498348 KCP JAKARTA CILANDAK Komplek Ruko Haji Madali Jl. Cilandak KKO No. 5E, Cilandak, Ragunan, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7829780 Fax. (021) 78832136 KCP TANGERANG CIRENDEU Jl. Cirendeu Raya No. 29 E, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Telp. (021) 74713525, 74714033, Fax. (021) 7490208, 74713537 KCP JAKARTA PONDOK LABU Graha Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati Blok A No. 1D RT 005/09, Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7694434, 75903246 Fax. (021) 7502981, 75910378 KCP TANGERANG BINTARO SEKTOR III Bintaro Jaya Sektor IIIA, Blok DD 10/1, Jl. Mandar XX, Tangerang, Banten. Telp. (021) 7343970, 7343969, Fax. (021) 73883936, 7343913, 7343920 KLS JAKARTA PONDOK INDAH MALL 2 Kantor Cabang Bank Mandiri Pondok Indah Mall 2 G/33C, Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan. Telp. (021) 75920600 Fax. (021) 75920600 PP JAKARTA MADRASAH PEMBANGUNAN UIN Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang, Banten. Telp. (021) 7444472
KC JAKARTA THAMRIN Jl. M. H. Thamrin No. 5, Jakarta Pusat. Telp. (021) 2300509, 39839000 Fax. (021) 39832939 KCP JAKARTA TANAH ABANG Komplek Tanah Abang Bukit, Blok F/4, Jl. KH. Fachruddin, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3917747, 3923030 Fax. (021) 3918004 KCP JAKARTA CEMPAKA PUTIH Komplek Perkantoran Cempaka Putih Permai Blok A No. 24, Jl. Letjend.R. Soeprapto Kav.10, Jakarta Pusat. Telp. (021) 4229015, 4263402 Fax. (021) 4202258 KCP JAKARTA PASAR BARU Jl. Pintu Air No. 7 Blok A1, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3442371 Fax. (021) 3442370 KCP JAKARTA CIKINI Jl. Cikini Raya No. 69-71, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Telp. (021) 31901900 Fax. (021) 31902900 KCP JAKARTA GAJAH MADA Jl. Gajah Mada No. 16, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat. Telp. (021) 6322208 Fax. (021) 6322206, 6322207 KK JAKARTA INDOSAT Gedung Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3519140, 3869969 Fax. (021) 3519141 KK JAKARTA DEPAG Gedung Depag, Jl. Lapangan Banteng No.3-4, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3441235 Fax. (021) 3441231 KLS JAKARTA IMAM BONJOL Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Imam Bonjol No.6,1 Jakarta Pusat. Telp. (021) 3902394 Fax. (021) 3902394 KLS JAKARTA FAKHRUDIN Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Fakhrudin No.15 Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3910788 Fax. (021) 3910788 PP. JAKARTA BANK INDONESIA Komplek Bank Indonesia, Gedung Kebon Sirih Lantai 3, Jakarta Pusat. KC JAKARTA TANJUNG PRIOK Jl. Enggano No. 42B - 42 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Telp. (021) 43906060,43906055 Fax. (021) 43906058, 43906059 KCP JAKARTA KRAMAT JAYA Jl. Kramat Jaya No. 42 B, Cilincing, Jakarta Utara. Telp. (021) 4410348 Fax. (021) 4410348
KCP JAKARTA SUNTER Jl. Danau Sunter Blok F.21, Kaveling No. 5, Kel. Sunter Agung, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara. Telp. (021) 6411078, 65837827 Fax. (021) 65837826 KCP JAKARTA MUARA KARANG Jl. Muara Karang Blok A.7 No. 173, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara. Telp. (021) 66693079, 6616980 Fax. (021) 66693108 KK JAKARTA PELABUHAN TJ. PRIOK Gd. Mega Enggano, Jl. Enggano Blok A No.5T, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Telp. (021) 43907746, 43907732 Fax. (021) 43907733 KK JAKARTA RSIJ CEMPAKA PUTIH Komplek. RSIJ. Cempaka Putih, Jl. Cempaka Putih Tengah I/1, Jakarta Pusat. Telp. (021) 4251779 Fax. (021) 4251785 KLS JAKARTA KOTA Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Lapangan Stasiun No.2, Jakarta Barat. Telp. (021) 2600500 ext. 342/ 314 Fax. (021) 2600513 KC JAKARTA SAHARJO Jl. Minangkabau No. 39, Pasar Manggis Setiabudi, Jakarta Selatan. Telp. (021) 8308768, 8292824 Fax. (021) 8308769, 8357309, 8357310 KCP JAKARTA JATINEGARA Perkantoran Mitra Matraman Blok A1 No. 9, Jl. Matraman Raya No. 148, Jakarta Timur. Telp. (021) 85904866 Fax. (021) 85905634 KCP JAKARTA RASUNA SAID Ario Bimo Central Building, Jl. H.R. Rasuna Said X-2 Kavling 5 Jakarta Selatan. Telp. (021) 5225961, 5225963 Fax. (021) 5225954 KCP JAKARTA TEBET Jl. Tebet Barat IX No. 31, Tebet, Jakarta Selatan. Telp. (021) 83796551,83796549 Fax. (021) 83796551, 83792030 KCP JAKARTA MEGA KUNINGAN Jl. Mega Kuningan Barat Blok A9/B9 No. C5-6-7, Lantai B-D-2-3-4-5-DRM, Jakarta Selatan. Telp. (021) 57852892, 57852893 Fax. (021) 57852737, 57652822 KLS JAKARTA JATINEGARA TIMUR Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Jatinegara Timur No. 58, Jakarta Timur. Telp. (021) 2800033 ext 104/105 Fax. (021) 2300637 KC JAKARTA RAWAMANGUN Jl. Paus Raya No. 86, Rawamangun, Jakarta Timur. Telp. (021) 4711987 Fax. (021) 4711963
290
KCP JAKARTA CAKUNG Kompl. Pusat Perdagangan Ujung Menteng, Jl. Hamengkubuwono IX KM. 25 Blok B No. 15, Cakung, Jakarta Timur. Telp. (021) 46802224, 46802225 Fax. (021) 46802228 KCP JAKARTA PONDOK BAMBU Jl. Pahlawan Revolusi No. 17C, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Telp. (021) 70332098, 86613848 Fax. (021) 8611927 KCP JAKARTA KLENDER Jl. Teratai Putih Raya No. 26 Blok 28, Kel. Malaka Jaya, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur. Telp. (021) 86608551, 86608567 Fax. (021) 8627154 KCP JAKARTA UTAN KAYU Jl. Utan Kayu No. 49 A, Jakarta Timur. Telp. (021) 85913922, 85913925 Fax. (021) 85913209 KCP JAKARTA DEWI SARTIKA Jl. Dewi Sartika Raya No. 139 B, Cawang, Jakarta Timur Telp. (021) 80872793, 80872794 Fax. (021) 8017404 KCP JAKARTA PULO GADUNG Jl. Bekasi Raya Blok 8-I Kaveling No. 7, Cakung, Jakarta Timur. Telp. (021) 46800746, 46800198 Fax. (021) 46801198 PP JAKARTA PERGURUAN MUHAMMADIYAH TEBET Jl. Tebet Timur Raya No. 565, Tebet, Jakarta Selatan. Telp. (021) 83704332 Fax. (021) 83704332 KC JAKARTA MERUYA Jl. Meruya Ilir No. 36A, Srengseng, Jakarta Barat. Telp. (021) 58900468, 58900470 Fax. (021) 58900471, 58900469 KCP JAKARTA KEDOYA Rukan Golden Green No. 9, Jl. Panjang Kedoya Utara, Jakarta Barat. Telp. (021) 58302309, 58351053 Fax. (021) 56943609, 58351054 KCP JAKARTA TANJUNG DUREN Jl. Tanjung Duren Raya No. 129 C, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat. Telp. (021) 5632891, 5632995 Fax. (021) 56964233, 56980963, 56980964 KCP JAKARTA DURI KOSAMBI Perumahan Taman Semanan Indah Blok G No. 7, Jl. Darma Kencana, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Telp. (021) 5450811, 54396002, Fax. (021) 56984701, 54390485 KCP JAKARTA KALIDERES Ruko Perum Citra II Niaga Blok A No. 26, Kalideres, Jakarta Barat. Telp. (021) 54392124, 54392132 Fax. (021) 54372327, 54392191, 54374588
KK JAKARTA TRISAKTI Universitas Trisakti Kampus A Gedung I, Jl. Kyai Tapa No.1, Jakarta Barat. Telp. (021) 56943139, 56943094 Fax. (021) 56943140 KLS JAKARTA DAAN MOGOT Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat. Telp. (021) 56952867 Fax. (021) 56952907 PP. JAKARTA PURI RS. Puri Mandiri Kedoya, Jl. Raya Kedoya No. 2, Jakarta Barat. Telp. (021) 58303052 Fax. (021) 58303052 KC JAKARTA KELAPA GADING Jl. Boulevard Raya No.1-I dan 1-J, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Telp. (021) 45874646 Fax. (021) 45874747 KCP JAKARTA RAWASARI Jl. Rawasari Selatan No. 18 Blok C1, Jakarta Pusat. Telp. (021) 42800166 Fax. (021) 42800114 KCP JAKARTA GADING ORCHARD Jl. Kelapa Hibrida Raya Blok PF No. 18, Jakarta Utara. Telp. (021) 4534496, 4534497 Fax. (021) 4519899 KC JAKARTA CIPULIR Jl. Ciledug Raya Cipulir No. 123E, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7244664, 72786414 Fax. (021) 72786360, 72786361 KC JAKARTA CIBUBUR Ruko Citra Grand Blok R-2 No.8-9, Jl. Raya Alternatif, Cibubur, Jakarta Timur. Telp. (021) 84300107, 84300108 Fax. (021) 84300108, 8449778 KC JAKARTA PONDOK KELAPA Ruko Komplek Billy & Moon Blok E No. 5A-5B, Jl. Raya Kalimalang, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Telp. (021) 86903501 Fax. (021) 86903502 KCP BEKASI KALIMALANG Komplek Plaza Duta Permai Blok B2/23, Jl. K.H. Noer Ali (d/h Jl. Raya Kalimalang), Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 8842886, 88853101 Fax. (021) 8842355 KC JAKARTA KRAMAT Jl. Kramat Raya No. 23 C, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3900349, 3900350 Fax. (021) 3244660, 3901265, 3904715 KC JAKARTA MANGGA DUA Jl. Mangga Dua Raya Blok E 4 Kav No. 3, Jakarta Utara. Telp. (021) 6128715, 6128716 Fax. (021) 6128615 KC JAKARTA ROXY Pusat Niaga Roxy Mas Blok B1 No. 8, Jl. K.H. Hasyim Ashari 125, Jakarta Pusat. Telp. (021) 6330939 Fax. (021) 6337116, 6337113
KC JAKARTA CENGKARENG Ruko Mutiara Taman Palem Blok A2 No. 9-10, Jl. Kamal Raya Outering Ring Road, Cengkareng, Jakarta Barat. Telp. (021) 54353515, 54353540 Fax. (021) 54353155 KC JAKARTA KALIBATA Jl. Raya Pasar Minggu No. 75, Kel. Kalibata, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan. Telp. (021) 7940323, 7940341 Fax. (021) 7940420, 7940353 KC JAKARTA GATOT SUBROTO Gedung Menara Jamsostek, Menara Utara Lt. 1, Jl. Jendral Gatot Subroto No.38, Jakarta Selatan. Telp. (021) 2523980 Fax. (021) 2523981 KC JAKARTA HAYAM WURUK Jl. Hayam Wuruk No. 101, Kec. Tamansari, Jakarta Barat. Telp. (021) 6259000 Fax. (021) 6297427 KC JAKARTA SUNTER AGUNG Perumahan Griya Inti Sentosa Blok A1 Kav. 23-24, Kel. Sunter Agung, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara. Telp. (021) 65302005, 65301550 Fax. (021) 65301982 KC JAKARTA SUDIRMAN Sequis Plaza Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 25, Jakarta Selatan. Telp. (021) 5204792, 5204793 Fax. (021) 5204802, 5204804 JAWA BARAT KC BEKASI Komplek Pertokoan Kalimalang Comm Center, Jl. A Yani A5 No. 6-7, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 8853990, 8856368 Fax. (021) 8856406, 8840355, 8853991 KCP BEKASI CIKARANG Ruko Sentra Cikarang Jl. Cikarang Cibarusan BI. B No. 2, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 89902076, 89902077 Fax. (021) 89906765 KCP KARAWANG Jl. Tuparev No. 266, Kel. Nagasari, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang, Jawa Barat. Telp. (0267) 418451, 418452 Fax. (0267) 402070, 402720 KCP CIKAMPEK Jl. A Yani No. 5, Cikampek Kota, Karawang, Jawa Barat. Telp. (0264) 8385152, 8385154 Fax. (0264) 8385227, 8385153 KCP BEKASI TIMUR Ruko Kalimas Blok C-5, Jl. Chairil Anwar, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 70214078, 88353689 Fax. (021) 8804147, 8803805
291
Profil Perusahaan
KCP BEKASI TAMBUN Jl. Sultan Hasanuddin No. 1, Depan Koramil Tambun Selatan, Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 88377632, 88377633 Fax. (021) 88327079, 88373097 KCP BEKASI KEMANG PRATAMA Jl. Raya Kemang Pratama Blok AN No. 1B, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 82405246, 82432974 Fax. (021) 8202884 KCP CIKARANG JABABEKA Ruko Metro Boulevard Blok A 1-2, Jl. Niaga Raya Jababeka II, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 89842324, 89842325 Fax. (021) 89840499, 89842326 KLS JAKARTA PONDOK KELAPA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Tarum Barat Km. 4,5, Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 86900456 Fax. (021) 86900456 KCP BEKASI KALIMALANG Komplek Plaza Duta Permai Blok B2/23, Jl. K.H. Noer Ali (d/h Jl. Raya Kalimalang), Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 8842886, 88853101 Fax. (021) 8842355 KC BOGOR Jl. Pajajaran No. 35, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8350562, 8350563 Fax. (0251) 8350565 KCP BOGOR TAJUR Jl. Raya Tajur No. 77A, Tajur, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8312169, 8393260 Fax. (0251) 8320472, 8323932 KCP BOGOR DRAMAGA Jl. Perwira No. 151 Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8423026, 8628322 Fax. (0251) 8423027 KCP BOGOR MERDEKA Jl. Merdeka No. 63, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8386570, 8386571 Fax. (0251) 8362312 KCP BOGOR JALAN BARU Jl. KH. Sholeh Iskandar No. 77 A-B, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8377218 Fax. (0251) 8377321 KCP BOGOR CITEUREUP Jl. Mayor Oking No. 5 D, Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Telp. (021) 87941450, 87943823 Fax. (021) 87941446 KCP BOGOR POMAD Jl. Raya Bogor No. 323, Simpang Pomad, Ciparigi, Bogor Utara, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8660655, 8660677 Fax. (0251) 8660776 KLS BOGOR KAPTEN MUSLIHAT Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Kapten Muslihat No.17, Bogor, Jawa Barat. Telp. (0251) 8348065 Fax. (0251) 8348139
KC DEPOK Ruko Depok Mas Blok A1-2, Jl. Margonda Raya No. 42, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 7765231, 7765251 Fax. (021) 77202905 KCP DEPOK MARGONDA Jl. Margonda Raya No. 349 A-B, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 7865162, 7874604 Fax. (021) 78882141, 77218314 KCP DEPOK CIMANGGIS Jl. Raya Bogor KM 31, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 87718007, 87712625 Fax. (021) 87720017, 87710661 KCP DEPOK SAWANGAN Ruko Bukit Sawangan Indah Blok F2 No. 3, Jl. Raya Parung, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Telp. (0251) 601771, 70628284 Fax. (0251) 619609 KCP DEPOK DUA Jl. Raya Tole Iskandar No. 29E, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 77835544, 77824466 Fax. (021) 77835599, 77825588 KCP DEPOK KELAPA DUA Komplek Ruko Depok, Jl. Raya Akses UI No. 9B & 9C, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 87720737, 87707799 Fax. (021) 87720741, 87706916 KCP DEPOK NUSANTARA Jl. Nusantara Raya No. 110, Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 77218797, 77218870 Fax. (021) 77218799, 7776682 KK DEPOK FMIPA UI Komplek Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 78849007, 77211981 Fax. (021) 78849614 KLS DEPOK CIMANGGIS Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Raya Bogor KM 28, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 87713957, 8710013 ext 14-15 Fax. (021) 87713957, 8710775 PP DEPOK YAYASAN PENDIDIKAN NURUL FIKRI Yayasan Pendidikan Nurul Fikri Jl. Situ Indah No. 116, Tugu Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 8724729 Fax. (021) 8724729 KC BEKASI PONDOK GEDE Jl. Jatiwaringin Raya No. 110 D-E, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat. Telp. (021) 84970255, 84900806 Fax. (021) 84970265, 84900810 KC CIBINONG Ruko Graha Cibinong Blok D No. 2, Jl. Raya Bogor KM 43 Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Telp. (021) 87915703, 87915704 Fax. (021) 87919008
WILAYAH III JAKARTA II Plaza Bumi Daya Lantai 22, Jl. Imam Bonjol No.61, Jakarta Pusat. Telp. (021) 3903969 Fax. (021) 3904492
SUMATERA SELATAN KC PALEMBANG Jl. Jend. Sudirman No. 80 Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 367868, 366733 Fax. (0711) 354184 KCP PALEMBANG PASAR 16 ILIR Pasar 16 Ilir, Jl. Masjid Lama No. 30, Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 377244, 377322 Fax. (0711) 353594 KCP PALEMBANG SIMPANG PATAL Jl. R. Sukamto No. 92A , Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 360789, 370901 Fax. (0711) 361311, 361700 KCP LUBUK LINGGAU Jl. Yos Sudarso No. 97, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Telp. (0733) 322224 Fax. (0733) 325668 KCP PALEMBANG RADIAL Jl. Brigjend. H.M. Dhanie Effendi No. 2886-2887 (Radial), Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 350160, 350245 Fax. (0711) 351444, 373883 KCP PALEMBANG KM 5 Jl. H. Kol Burlian No. 7 C, Km. 5, Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 417045, 417478 Fax. (0711) 417068 KCP LAHAT Jl. May. Ruslan III No. 27, Pasar Lama, Lahat, Kab. Lahat, Sumatera Selatan. Telp. (0731) 323153, 325924 Fax. (0731) 324701 KCP KAYU AGUNG Jl. Letnan Muchtar Saleh No. 98, Kel. Mangun Jaya, Kec. Kayu Agung, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Telp. (0712) 323584 Fax. (0712) 323586 KCP SUNGAI LILIN Jl. Raya Palembang-Jambi Km. 110 No. 001, Kec. Sungai Lilin, Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Telp. (0714) 7343026 Fax. (0714) 7343099 KLS PALEMBANG RIVAI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Kapt. A. Rivai No. 1008, Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 320555 Fax. (0711) 356567 PP PALEMBANG RADIAL Jl. Brigjend. H.M. Dhanie Effendi (Radial) No.1429 C, Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 350160, 350245 Fax. (0711) 351444
292
KC PRABUMULIH JL. Jend. Sudirman No. 7-8 Rt 01/10, Kel. Muara Dua, Kec. Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Telp. (0713) 322888 Fax. (0713) 322565 KC BATURAJA Jl. Pahlawan Kemarung Baturaja Timur, Kab. Ogan Komering Ulu, Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0735) 321755, 321075 Fax. (0735) 324555
KCP BANDARLAMPUNG METRO Jl. Ryacudu A. 8 Metro, Lampung Tengah, Bandarlampung, Lampung. Telp. (0725) 7851606 Fax. (0725) 7851605 KCP PRINGSEWU Jl. Ahmad yani No. 130, Pringsewu, Kab. Tanggamus, Lampung. Telp. (0729) 22233 Fax. (0729) 23574 KCP BANDARLAMPUNG KEDATON Jl. Teuku Umar No. 34 B, Kedaton, Bandarlampung, Lampung. Telp. (0271) 789600 Fax. (0271) 783207 KCP UNIT 2 TULANG BAWANG Jl. Raya Lintas Timur No. 24-25 Unit 2, Kampung Dwi Warga, Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung, Kab. Tulang Bawang, Lampung. Telp. (0726) 750169 Fax. (0726) 750279 KLS BANDARLAMPUNG TELUK BETUNG MALAHAYATI Teluk Betung, Bandarlampung, Lampung. KC Bank Mandiri Jl. Laksamana Malahayati No.3 Telp. (0721) 482646 Fax. (0721) 482668 PP BANDARLAMPUNG GREAT GIANT Kompleks PT. Great Giant Pineaple, Jl. Raya Arah Menggala KM 77, PINEAPLE COMPANY Lampung Tengah, Bandarlampung, Lampung. Telp. (0725) 7573001 Fax. (0725) 7573001 PP BANDARLAMPUNG GUNUNG MADU Kompl. Gunung Madu Plantations Km 90 Gunung Batin, Lampung Tengah, Bandarlampung, Lampung. Telp. (0725) 561700 Fax. (0725) 561800 KC BANDAR JAYA Komp. Pertokoan Central Niaga Bandar Jaya No. 1-3, Jl. Proklamator Raya, Yukum Jaya, Lampung Tengah, Lampung. Telp. (0725) 529825, 529826 Fax. (0725) 529831
KCP SUMEDANG Jl. Pang. Geusan Ulun No. 115, Sumedang, Jawa Barat. Telp. (0261) 205557, 205559 Fax. (0261) 201993, 205544 KCP BANDUNG METRO MARGAHAYU Komplek Metro Indah Mall Kav. C-1, Jl. Soekarno Hatta No. 590 A, Sekejati, Margacinta, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7535657 Fax. (022) 7536332 KCP BANDUNG UJUNG BERUNG Pertokoan Cyber Plaza Ruko Blok A No. 12-15, Jl. AH. Nasution No. 46A, Ujung Berung, Pakemitan, Cinambo, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 87880001, 87880002 Fax. (022) 87880004 KCP BANDUNG RANCAEKEK Jl. Rancaekek Raya No. 57, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7790022, 7790024 Fax. (022) 7792632 KCP CIPANAS Komplek Ruko No. 11 , Jl. Raya Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Telp. (0263) 520299 Fax. (0263) 520399 KCP BANDUNG PAJAJARAN Jl. Pajajaran No. 89, Kel. Arjuna, Kec. Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 6125999, 6011741 Fax. (022) 6125998, 6011457 KK BANDUNG JAPATI Gd. Kantor Pusat PT. Telkom Indonesia, Jl. Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7278394 Fax. (022) 7278508 KLS BANDUNG BRAGA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Braga No. 133, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 4224907 Fax. (022) 4224906 KLS BANDUNG SOEKARNO HATTA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Soekarno-Hatta No. 486, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7538771 Fax. (022) 7538771 KLS BANDUNG ASIA AFRIKA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Asia Afrika No. 118-120, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 4267224 Fax. (022) 4267224 PP GARUT DARUL ARQOM Lembaga Pendidikan Mahad Darul Arqam Muhammadiyah, Jl. Ciledug No. 264/36, Garut, Jawa Barat. Telp. (0262) 236109 Fax. (0262) 236109 KC CIREBON Jl. Siliwangi No. 102, Cirebon, Jawa Barat. Telp. (0231) 202760, 202093 Fax. (0231) 202067 KCP KUNINGAN Jl. Siliwangi No. 64, Kuningan, Jawa Barat. Telp. (0232) 875205, 875206 Fax. (0232) 875502 KCP JATIBARANG Jl. Raya Siliwangi No. 16, Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. Telp. (0234) 356527, 356529 Fax. (0234) 351061
JAMBI KC JAMBI Jl. Dr. Sutomo No. 11, Jambi. Telp. (0741) 27788, 27730 Fax. (0741) 27733 KCP MUARA BUNGO Jl. Prof. Muhammad Yamin, SH No. 21, Kab. Muara Bungo, Jambi. Telp. (0747) 323077 Fax. (0747) 322996 KCP JAMBI SIPIN Jl. Kapt. Bakaruddin No. 72, Jambi. Telp. (0741) 669910, 670220 Fax. (0741) 667533 KCP SAROLANGUN Jl. Lintas Sumatera No. 34, Simpang III Kantor Bupati Sarolangun, Kel. Sarolangun Kembang, Kec. Sarolangun, Kab. Sarolangun, Jambi. Telp. (0745) 92666 Fax. (0745) 92229 KLS JAMBI SIPIN Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Kol. Abujani No.54, Jambi. Telp. (0741) 66522 Fax. (0741) 668220 PP JAMBI IAIN STS Komplek IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jl. Arif Rahman Hakim, Telanaipura, Jambi. Telp. (0741) 668069 Fax. (0741) 668069
BENGKULU KC BENGKULU Jl. Semangka No. 49, Lingkar Timur, Bengkulu. Telp. (0736) 342007, 346498 Fax. (0736) 346707 KCP CURUP Jl. Merdeka No. 289, Curup, Kab. Rejang Lebong, Bengkulu. Telp. (0732) 325480, 23848, 24458 Fax. (0732) 325447 KLS BENGKULU S.PARMAN Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Letjen. S.Parman No.183, Bengkulu. Telp. (0736) 24313 Fax. (0736) 24313 PP BENGKULU UNIV. MUHAMMADIYAH Kompl. Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jl. Bali P.O. Box 113, Bengkulu. JAWA BARAT KC BANDUNG Jl. Ir. H. Juanda No. 24, Kel. Citarum, Kec. Cibeunying, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 84469446 Fax. (022) 84469446 KCP CIANJUR Jl. Siliwangi No. 6 Pamoyanan, Cianjur, Jawa Barat. Telp. (0263) 284648 Fax. (0263) 284677 KCP GARUT Jl. Cikuray No. 6, Kota Garut, Jawa Barat. Telp. (0262) 243689, 243692 Fax. (0262) 233137 KCP BANDUNG BUAH BATU Jl. Buah Batu Raya No. 151 A-B, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7302114 Fax. (022) 7322301 KCP BANDUNG SETIA BUDI Jl. Setiabudi No. 169 D, Gegerkalong, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 2000495, 2000544 Fax. (022) 2000588
LAMPUNG KC BANDARLAMPUNG Jl. R.A Kartini No. 99C - 99D, Bandarlampung, Lampung. Telp. (0721) 264088, 264188 Fax. (0721) 263588
293
Profil Perusahaan
KCP KADIPATEN Jl. Raya Timur II, Dawuan, Kadipaten, Kab. Majalengka, Jawa Barat. Telp. (0233) 661322, 661400 Fax. (0233) 661414 KCP CIREBON PLERED Jl. Ir. H. Juanda No. 29, Plered, Cirebon, Jawa Barat. Telp. (0231) 322898 Fax. (0231) 322897 KCP INDRAMAYU Jl. Jend. Sudirman No. 176, Indramayu, Kab. Indramayu, Jawa Barat. Telp. (0234) 275052, 275134 Fax. (0234) 273435 KCP CIREBON CILEDUG Jl. Letjen S. Parman No. 13, Blok Wage Rt/Rw 06/04, Desa Jati Seeng, Kab. Cirebon, Jawa Barat. Telp. (0231) 663562, 663564 Fax. (0231) 663563 KLS CIREBON YOS SUDARSO Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Yos Sudarso No. 11, Cirebon, Jawa Barat. Telp. (0231) 3360005 Fax. (0231) 3360005 PP AL AZHAR CIREBON Perguruan Islam Al-Azhar, Jl. Kampung Melati No. 7, Kesambi, Cirebon , Jawa Barat. Telp. (0231) 231035 PP CIREBON KEMENTRIAN AGAMA Jl. Sunan Derajat No. 5, Komplek Perkantoran Pemda, Kab. Cirebon, SUMBER, Jawa Barat. KC TASIKMALAYA Jl. Otto Iskandardinata No. 5, Tasikmalaya, Jawa Barat. Telp. (0265) 312995, 312999 Fax. (0265) 311199 KCP CIAMIS Komplek Pasar Manis, l. Letjend. Samuji No. 17, Jawa Barat. Telp. (0265) 761000 Fax. (0265) 777144 KCP BANJAR Jl. Letjen Soewarto No. 37, Kota Banjar, Jawa Barat. Telp. (0265) 741392, 743434 Fax. (0265) 743444, 745500 KCP CIAWI Jl. Raya Timur Ciawi No.178, Kec. Ciawi, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat. Telp. (0265) 450001 Fax. (0265) 450002 KLS TASIKMALAYA RSUD Jl. Rumah Sakit No. 33, Tasikmalaya, Jawa Barat. Telp. (0265) 328613 KC PURWAKARTA Jl. Raden Edi Martadinata, RT 25 RW 05 Kel. Nagri Tengah, Kec. Purwakarta, Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Telp. (0264) 231760 Fax. (0264) 231761 KCP SUBANG Jl. Otto Iskandardinata No. 27, Subang, Jawa Barat. Telp. (0260) 418075, 418076 Fax. (0260) 418077
KCP SUBANG PAMANUKAN Jl. Ion Martasasmita No. 32, Pamanukan, Subang, Jawa Barat. Telp. (0260) 550900 Fax. (0260) 551500 KC CIMAHI Jl. Jend. Amir Machmud No. 118, Cibabat, Cimahi, Jawa Barat. Telp. (022) 6632228 Fax. (022) 6632212 KC SUKABUMI Jl. RE. Martadinata No. 38, Gunung Parang, Cikole, Sukabumi, Jawa Barat. Telp. (0266) 243888 Fax. (0266) 243898 KCP CICURUG Jl. Siliwangi, Lebak Sari RT 02/08, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Telp. (0266) 732852 Fax. (0266) 732855 KC BANDUNG KOPO Jl. Kopo No. 36, Panjunan, Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 6044881, 6044882 Fax. (022) 6070100, 6073199 KC BANDUNG AHMAD YANI Jl. Jendral Ahmad Yani No. 252, Kel. Kacapiring, Kec. Batununggal, Bandung, Jawa Barat. Telp. (022) 7202688 Fax. (022) 7271334
KCP KLATEN Jl. Pemuda Tengah No. 43, Klaten, Jawa Tengah. Telp. (0272) 327979 Fax. (0272) 328986 KCP SUKOHARJO Jl. Raya Solo Permai Blok CA-61, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 625255 Fax. (0271) 621003 KCP SRAGEN Jl. Sukowati No. 111, Sragen, Jawa Tengah. Telp. (0271) 893096 Fax. (0271) 893098 KCP BOYOLALI Jl. Pandanaran No. 157, Boyolali, Jawa Tengah. Telp. (0276) 324763 Fax. (0276) 325354 KCP SUKOHARJO PALUR Jl. Raya Palur No. 307, Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 821943, 821944 Fax. (0271) 826899 KCP SOLO PASAR KLIWON Jl. Kapten Mulyadi No. 228 D-E, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 656300, 652190 Fax. (0271) 656300#111 KCP SUKOHARJO KARTASURA Ruko Kartasura A No. 1, Jl. Raya Kartasura, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 784855, 784866 Fax. (0271) 780514 KCP WONOGIRI Jl. Jend. Sudirman No. 138, Wonogiri, Jawa Tengah. Telp. (0273) 321574 Fax. (0273) 324058 KCP SOLO URIP SUMOHARJO Jl. Urip Sumoharjo No. 71, Kepatihan Wetan, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 647866 Fax. (0271) 647976 KK SURAKARTA PASAR KLEWER Jl. Pasar Klewer Blok F No. 8, Surakarta, Jawa Tengah. Telp. (0271) 642336 Fax. (0271) 642336 KK SOLO ASSALAAM Jl. Garuda Mas No. 4, Pabelan Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 719943 Fax. (0271) 719682 KLS SOLO SLAMET RIYADI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 16, Solo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 647999 Fax. (0271) 647999 PP SURAKARTA ASSALAM Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Kartasura, Sukoharjo, Kotak Pos 286 Surakarta, Jawa Tengah. Telp. (0271) 737432 Fax. (0271) 737432 PP SUKOHARJO SMK MUHAMMADIYAH I Jl. Anggrek No. 2, Sukoharjo, Jawa Tengah. Telp. (0271) 592171 Fax. (0271) 592171 KC SEMARANG Jl. Pemuda 583-585, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 3568891, 3568894 Fax. (024) 3568890
JAWA TENGAH KC PEKALONGAN Jl. Merdeka No. 5, Pekalongan, Jawa Tengah. Telp. (0285) 434911, 434912 Fax. (0285) 434894 KCP PEMALANG Jl. Jend. Sudirman No. 129, Pemalang, Jawa Tengah. Telp. (0284) 326048, 326049 Fax. (0284) 321291 KCP BATANG Jl. Jend. Sudirman No. 601, Batang, Jawa Tengah. Telp. (0285) 4495227 Fax. (0285) 4495233 KLS PEKALONGAN PEKAJANGAN STIKES Muhammadiyah, Jl. Raya Ambokembang No.8, Pekalongan, Jawa Tengah. Telp. (0285) 785375 Fax. (0285) 785375 PP PEKALONGAN RSI. SITI KHODIJAH RS. Islam Siti Khodijah, Jl. Bandung No. 39-47, Pekalongan, Jawa Tengah. Telp. (0285) 421988 PP RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Jl. Raya Ambokembang No. 42-43, Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah. KC SOLO Jl. Pemuda No. 57, Ds. Bareng, Kec. Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Telp. (0272) 327979 Fax. (0272) 328986
294
KCP UNGARAN Ungaran Square, Jl. Diponegoro No.745, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 6925868, 6925865 Fax. (024) 6925869 KCP MAGELANG Ruko TOP Square Blok A-5, Jl. Tentara Pelajar No. 1-5, Magelang, Jawa Tengah. Telp. (0293) 310260 Fax. (0293) 310283 KCP SEMARANG KARANGAYU Ruko Siliwangi Plaza Blok A-5, Jl. Jend. Sudirman No. 187-189, Karangayu, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 70773184 Fax. (024) 7603139 KCP SEMARANG TIMUR Jl. Majapahit No. 339 Kav. A, Gemah, Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 76747824 Fax. (024) 76747825 KCP PURWODADI Jl. R. Suprapto No.90, Kel. Purwodadi, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan, Jawa Tengah. Telp. (0292) 424019 Fax. (0292) 421619 KCP TEMANGGUNG Jl. S. Parman No. 10, Temanggung, Jawa Tengah. Telp. (0293) 4900006 Fax. (0293) 4900007 KLS SEMARANG PANDANARAN Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Pandanaran No. 104, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 8455043 Fax. (024) 8455043 PP SEMARANG RS. ROEMANI Komplek RS. Roemani, Jl. Wonodri No. 22, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (024) 8444623 Fax. (024) 8444623 KC PURWOKERTO Jl. Jend. Sudirman No. 443, Purwokerto, Jawa Tengah. Telp. (0281) 641108, 641685 Fax. (0281) 625955 KCP PURBALINGGA Jl. Jend. Sudirman No. 2, Purbalingga, Jawa Tengah. Telp. (0281) 891414, 895353 Fax. (0281) 895567 KCP BANJARNEGARA Jl. Letnan Jend. Suwondo Parman No. 31, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Telp. (0286) 5985994, 5985995 Fax. (0286) 5985998 PP CILACAP AL AZHAR Perguruan Islam Al Azhar, Jl. Galunggung No. 8 RT 04/11, Kel. Sidanegara, Kec. Cilacap Tengah, Cilacap, Jawa Tengah. Telp. (0282) 536362 KC TEGAL Jl. Gajah Mada No. 90, Tegal, Jawa Tengah. Telp. (0283) 325300, 325301 Fax. (0283) 351460 KCP BREBES Jl. Ahmad Yani No. 21, Brebes, Jawa Tengah. Telp. (0283) 6177837 Fax. (0283) 6177577
KLS TEGAL ARIF RAHMAN Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Arif Rahman Hakim No. 19, Tegal, Jawa Tengah. Telp. (0283) 324100 Fax. (0283) 324100 KC KUDUS Ruko Ahmad Yani No. 9, Jl. Ahmad Yani Kab Kudus, Semarang, Jawa Tengah. Telp. (0291) 439272 Fax. (0291) 439274 KC CILACAP Jl. Ahmad Yani No. 97, Cilacap, Jawa Tengah. Telp. (0282) 531015, 531038 Fax. (0282) 535870 KC PATI Jl. P. Sudirman No. 207, Plaza Pati Blok A1-A2, Kel. Pati Lor, Kab. Pati, Jawa Tengah. Telp. (0295) 386699 Fax. (0295) 387799
PP YOGYAKARTA JIH Jogja International Hospital (JIH), Jl. Ring Road Utara No.160, Depok, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274) 4463052 Fax. (0274) 4463025 PP YOGYAKARTA UIN SUNAN KALIJAGA Komp. UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adi Sucipto. Gd. Kampus Service Center UIN, Yogyakarta. Telp. (0274) 519742 Fax. (0274) 519742 PP YOGYAKARTA UAD Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Kapas No. 9, Semaki, Yogyakarta. Telp. (0274) 560310 Fax. (0274) 511829 PP YOGYAKARTA UAD II Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Pramuka No. 42 Sidikan, Yogyakarta.
KALIMANTAN BARAT DI. YOGYAKARTA KC YOGYAKARTA Gedung UII, Jl. Cik Dik Tiro No. 1 Yogyakarta. Telp. (0274) 555022, 555024 Fax. (0274) 555021 KCP YOGYAKARTA KALIURANG Jl. Kaliurang Km. 6,4 No. B 6-A, Yogyakarta. Telp. (0274) 887041, 887053 Fax. (0274) 887047 KCP WONOSARI Jl. Sumarwi No. 30, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Telp. (0274) 391854 Fax. (0274) 391181 KCP YOGYAKARTA KATAMSO Jl. Brigjen Katamso No. 160, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta. Telp. (0274) 412424, 418084 Fax. (0274) 377290 KCP YOGYAKARTA AMBARUKMO Jl. Laksda Adi Sucipto No. 167, Kp. Ambarukmo Blok I, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274) 484202, 4533873 Fax. (0274) 484859 KCP GODEAN Ruko Gading Mas, Jl. Godean Km. 4,4 No. 8 A, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274) 626027, 617798 Fax. (0274) 617798 KCP YOGYAKARTA KOTAGEDE Jl. Gedong Kuning Selatan No. 5, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Telp. (0274) 4438989, 4439102 Fax. (0274) 4439200 KK YOGYAKARTA UMY Kampus Terpadu UMY Yogyakarta, Gd AR Fachruddin Rektorat B, Jl. Lingkar Barat, Tamantirto Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Telp. (0274) 450215 Fax. (0274) 387655 KK YOGYAKARTA UII Universiatas Islam Indonesia, Ruang PPKF Lt. I, Fakultas Teknik Sipil, Yogyakarta. Telp. (0274) 898412, 898549 Fax. (0274) 898564 KK BANTUL Jl. Jend. Sudirman No. B1-2, Bantul, Yogyakarta. Telp. (0274) 367861, 367871 Fax. (0274) 367857 KC PONTIANAK Jl. Diponegoro No. 95 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 745004 Fax. (0561) 744774 KCP SINTANG Jl. M.T. Haryono No. 55, Sintang, Kalimantan Barat. Telp. (0565) 23322 Fax. (0565) 23232 KCP NANGAH PINOH Jl. Juang Blok C No. 03, Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat. Telp. (0568) 22133 Fax. (0568) 22757 KCP PONTIANAK KOTA Jl. Diponegoro No. 95, Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 737133 Fax. (0561) 737376 KK PONTIANAK POLITEKNIK Kampus Politeknik Negeri, Jl. A. Yani No. 52, Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 583850 Fax. (056) 583844 KLS PONTIANAK SIDAS Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Sidas No. 2, Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 7069797 Fax. (0561) 763082 KC KETAPANG Jl. MT. Haryono No. 111-112 Ketapang, Kalimantan Barat. Telp. (0534) 34600 Fax. (0534) 34395 KC SAMBAS Jl. Gusti Hamzah No.41, Dusun Kubu, Desa Durian, Kec. Sambas, Kab. Sambas, Kalimantan Barat. Telp. (0562) 392200 Fax. (0562) 391900
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KC PANGKAL PINANG Jl. Masjid Jamik No. 123, Pangkal Pinang, Kep. Bangka Belitung. Telp. (0717) 432229, 433177 Fax. (0717) 431445
295
Profil Perusahaan
WILAYAH IV SURABAYA Komplek Darmo Galeria Blok C-1, Jl. Mayjend Sungkono No.75, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5610554 Fax. (031) 5610556
KCP KRIAN Jl. Imam Bonjol No. 108, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 8981741, 8981742 Fax. (031) 8981740, 8981743 KCP SURABAYA TANJUNG PERAK Jl. Perak Timur No. 564 Blok A2, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 3286372, 3285301 Fax. (031) 3286917 KCP SURABAYA BARATA Jl. Ngagel Jaya Selatan RMI B-4, Kel. Baratajaya, Kec. Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5024986, 5025150 Fax. (031) 5025121, 5025082 KLS SURABAYA DIPONEGORO Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Raya Diponegoro No. 155, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5676748 Fax. (031) 5676748 KLS SURABAYA KUSUMA BANGSA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Kusuma bangsa No. 106, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5350157 (031) 5350157 KLS SURABAYA JEMBATAN MERAH Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Jembatan Merah No. 25 - 27, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 3544928 Fax. (031) 3544928 PP SIDOARJO UMSIDA Universitas Muhammadiyah, Jl. Majapahit No. 666 B, Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 8959961 Fax. (031) 8959961 PP SIDOARJO AL MUSLIM Yayasan Al Muslim, Jl. Raya Wadung Asri 39-F, Waru Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 60112416 Fax. (031) 8674386 PP SURABAYA ITATS Kampus ITATS, Jl. Arif Rachman Hakim No. 100, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5912381 Fax. (031) 5912381 PP PONPES QOMARUDIN Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin (YPPQ), Jl. Raya Bungah 01, Bungah, Gresik, Jawa Timur. PP RS. SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH Jl. Pahlawan No.260, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 7876065 Fax. (031) 7876065 PP JOMBANG UNIPDU Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Desa Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur. Telp. (0321) 873655, 861097 Fax. (0321) 866631 PP SURABAYA AL FITHRAH Jl. Kedinding Lor No. 99, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 3761376 KC PAMEKASAN Jl. KH. Agus Salim No. 3A, Pamekasan, Jawa Timur Telp. (0324) 331223, 331224 Fax. (0324) 331218, 331225 KCP BANGKALAN Jl. KH. Moh. Sholeh No. 52, Bangkalan, Jawa Timur Telp. (031) 3093380 Fax. (031) 3093379
KCP SUMENEP Jl. Trunojoyo No. 49, Kelurahan Pajagalan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jawa Timur. Telp. (0328) 673431 Fax. (0328) 669300 KCP SAMPANG Jl. KH. Wahid Hasyim No. 24, Sampang, Jawa Timur. Telp. (0323) 324123 Fax. (0323) 324111 KC MALANG Jl. Basuki Rachmad No. 8, Kayutangan, Malang, Jawa Timur. Telp. (0341) 362122 Fax. (0341) 347933 KCP PASURUAN Jl. Panglima Sudirman No. 14C, Pasuruan, Jawa Timur. Telp. (0343) 431588, 431589 Fax. (0343) 431618 KCP PROBOLINGGO Ruko Manunggal No. 7, Jl. Soekarno-Hatta, Probolinggo, Jawa Timur. Telp. (0335) 428899 Fax. (0335) 420530 KCP MALANG BATU Jl. Diponegoro 48, Kota Batu, Jawa Timur. Telp. (0341) 5025550, 5025551 Fax. (0341) 594273 KCP KEPANJEN Jl. Ahmad Yani No. 103 B, Kepanjen, Kab. Malang, Jawa Timur. Telp. (0341) 396093 Fax. (0341) 391358 KCP PANDAAN Pertokoan Central Niaga Blok A1, Jl. Ahmad Yani No. 321, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Telp. (0343) 639262, 639263 Fax. (0343) 639266 KCP LUMAJANG Jl. Panglima Besar Sudirman No.45, Kel. Tompokersan, Kec. Lumajang, Kab. Lumajang, Jawa Timur. Telp. (0334) 882795, 889635 Fax. (0334) 881335 KCP LAWANG Perumahan Lawang View, Ruko 3-4 Kavling III, Jl. Raya Lawang View, Kel. Lawang, Kec. Lawang, Kab. Lawang, Jawa Timur. Telp. (0341) 423200 Fax. (0341) 423419 PP MALANG KUCECWARA Kampus STIE Malang Kucecwara, Jl. Candi Kalasan, Malang, Jawa Timur. Telp. (0341) 7788979 PP MALANG MTS Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang 1, Jl. Bandung No. 7, Malang, Jawa Timur. Telp. (0341) 5464532 KC KEDIRI Jl. Brawijaya No. 10, Kediri, Jawa Timur. Telp. (0354) 672000 Fax. (0354) 672105 KCP TULUNGAGUNG Ruko Kepatihan 7-8, Jl. Panglima Sudirman No. 51, Tulungagung, Jawa Timur. Telp. (0355) 334455 Fax. (0355) 333130 KCP KEDIRI PARE Jl. W. R. Supratman No. 11 A, Pare, Kediri, Jawa Timur. Telp. (0354) 397111 Fax. (0354) 397804
JAWA TIMUR KC SURABAYA Jl. Raya Darmo No. 17, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5674848, 5679842 Fax. (031) 5679841, 5677062 KCP MOJOKERTO Komplek Ruko Royal Regency, Jl. Pahlawan No. 7 Blok R-16, Mojokerto, Jawa Timur. Telp. (0321) 333030 Fax. (0321) 333028 KCP SURABAYA AMPEL Jl. KH. Mas Mansyur No. 77, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 3574850, 3574851 Fax. (031) 3537102, 3574940 KCP TUBAN Jl. Basuki Rakhmat No. 278, Tuban, Jawa Timur. Telp. (0356) 333654, 333765 Fax. (0356) 322059 KCP JOMBANG Ruko Cempaka Mas Blok A/9, Jl. Soekarno-Hatta No. 1, Jombang, Jawa Timur. Telp. (0321) 855527, 855528 Fax. (0321) 855526 KCP SURABAYA SUNGKONO Komplek Ruko Darmo Galeria, Jl. Mayjen Sungkono No. 75, Blok B-3, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5632255, 5630380 Fax. (031) 5623496 KCP SURABAYA JEMUR HANDAYANI Jl. Jemur Handayani No. 3, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 8411230, 8411250 Fax. (031) 8411260 KCP SURABAYA MULYOSARI Jl. Raya Mulyosari No. 24 C, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5911284, 5911286 Fax. (031) 5949222 KCP SURABAYA WIYUNG Ruko Taman Pondok Indah, Jl. Raya Wiyung No. A-24, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 7665621, 7673005 Fax. (031) 7661364 KCP SURABAYA DHARMAHUSADA Jl. Dharmahusada No. 147, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5962361, 5966285 Fax. (031) 5966281, 5967744 KCP SURABAYA KAPAS KRAMPUNG Jl. Kapas Krampung No. 108, Surabaya, Jawa Timur. Telp. (031) 5012277 Fax. (031) 5014627
296
KCP NGANJUK Jl. Ahmad Yani No. 199, Kel. Payaman, Kec. Nganjuk, Kab. Nganjuk, Jawa Timur. Telp. (0358) 324700 Fax. (0358) 324798 KC JEMBER Jl. Panglima Besar Sudirman No. 41-43, Jember, Jawa Timur. Telp. (0331) 411522 Fax. (0331) 411525 KCP BONDOWOSO Jl. Panglima Besar Sudirman No. 1, Bondowoso, Jawa Timur. Telp. (0332) 427999 Fax. (0332) 432844 KCP SITUBONDO Jl. Pemuda No.187, Situbondo, Jawa Timur. Telp. (0338) 671700 Fax. (0338) 674121 KK JEMBER BALUNG Jl. Rambipuji No. 78, Kab. Jember, Jawa Timur. Telp. (0336) 621717 (0336) 621711 KK JEMBER PASAR TANJUNG Jl. Trunojoyo No. 165 A, Jember, Jawa Timur. Telp. (0331) 411744 Fax. (0331) 410833 PP JEMBER UNMUH Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No. 49, Jember, Jawa Timur. Telp. (0331) 335806 Fax. (0331) 335806 PP JEMBER STAIN Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember, Jl. Jumat No. 94, Mangil, Jember, Jawa Timur. Telp. (0331) 411500 Fax. (0331) 411500 KC BANYUWANGI Jl. Basuki Rakhmat No. 30, Kel. Singotrunan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur. Telp. (0333) 418624, 418625 Fax. (0333) 418628, 418626, 418627 KCP GENTENG Jl. Gajah Mada no.159 (d.h. Jl. D.P.U), Kel. Genteng Kulon, Kec. Genteng, Kab Banyuwangi, Jawa Timur. Telp. (0333) 842891, 842892 Fax. (0333) 842893 KC GRESIK JL. RA. Kartini No. 180, Gresik, Jawa Timur. Telp. (031) 3972053 Fax. (031) 3972065, 3979791 KCP LAMONGAN Jl. Panglima Sudirman Ruko L1 Blok A10-A11, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan, Jawa Timur. Telp. (0322) 324996, 324997 Fax. (0322) 322338, 324998 KC SIDOARJO Komplek Ruko Central B1 A/3, Jl. Jenggolo No. 9, Sidoarjo, Jawa Timur. Telp. (031) 8946449, 8947231 Fax. (031) 8957429, 8921033, 8922129 KC BOJONEGORO Jl. Panglima Sudirman No. 99A, Kab. Bojonegoro, Jawa Timur. Telp. (0353) 892124, 892125 Fax. (0353) 892123 KC MADIUN Jl. Cokroaminoto No. 41, Madiun, Jawa Timur. Telp. (0351) 454000 Fax. (0351) 458300
KC SURABAYA BOULEVARD Jl. Bukit Darmo Golf Blok B1-20, Desa Pradah Kalikendal, Kec. Dukuh Pakis, Surabaya. Telp. (031) 7345599 Fax. (031) 7346788 KC BLITAR Jl. Tanjung No.A4-A5, Kel. Sukorejo, Kec. Sukorejo, Kotamadya Blitar, Jawa Timur. Telp. (0342) 816999 Fax. (0342) 816777
WILAYAH V MAKASSAR Jl. Dr. Ratulangi No. 88 B-C-D, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 833070 Fax. (0411) 833069
KALIMANTAN SELATAN KC BANJARMASIN Jl. Lambung Mangkurat No. 16, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3366408, 3366409 Fax. (0511) 3366426 KCP BANJARMASIN A. YANI Jl. Ahmad Yani Km. 4 No. 27, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3250033,3250022 Fax. (0511) 3252974 KCP BATULICIN Jl. Raya Batulicin RT. 24 No. 193, Kel Kampung Baru, Kec Batulicin, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Telp. (0518) 70222, 75497 Fax. (0518) 75496 KCP BARABAI Jl. Ir. PM. Noor, Barabai, Kalimantan Selatan. Telp. (0517) 44121, 44141 Fax. (0517) 41909 KCP BANJARMASIN PS. CEMPAKA Jl. Niaga No. 7, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3366008, 366009 Fax. (0511) 3361101 KCP BANJARMASIN SENTRA ANTASARI Jl. P. Antasari No. 75, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3269969, 3268188 Fax. (0511) 3254445 KCP PELAIHARI Jl. Haji Boejasin RT. 21 RK. VI, Kel. Angsau, Kec. Pelaihari, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Telp. (0512) 22223 Fax. (0512) 22600 KCP KOTABARU Jl. Veteran No. 8 RT. 02 RW. 1, Desa Dirgahayu, Kec. Pulau Laut Utara, Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan. Telp. (0518) 21777 Fax. (0518) 22444 KK BANJARMASIN S. PARMAN RS. Islam Banjarmasin (Eks-Siolatama), Jl. Suwondo Parman No. 88, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3366033, 3366034 Fax. (0511) 33560254 KK BANJARBARU Jl. Ahmad Yani Km. 33,300, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 4789947, 4789948 Fax. (0511) 4789949 KLS BANJARMASIN AHMAD YANI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Ahmad Yani KM. 2 No. 4-5, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3255829 Fax. (0511) 3255829
BALI KC DENPASAR Teuku Umar Square. Jl. Teuku Umar No. 177, Denpasar, Bali. Telp. (0361) 231999 Fax. (0361) 237100 KCP BULELENG Jl. Erlangga No.14, Buleleng, Bali. Telp. (0362) 32666, 25968 Fax. (0362) 27747, 25969 KCP DENPASAR GATOT SUBROTO Jl. Gatot Subroto No. 45, Desa Putri Kaja, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali. Telp. (0361) 432595 Fax. (0361) 434045 KK KUTA Jl. Raya Legian No. 448, Kuta, Badung, Bali. Telp. (0361) 754222 (0361) 763415 NUSA TENGGARA BARAT KC MATARAM Jl. Hasanudin No. 40, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0370) 644888, 622300 Fax. (0370) 634999, 622700 KCP SUMBAWA Jl. Diponegoro No. 40, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0371) 22255 Fax. (0371) 625300 KCP MATARAM PANCOR Jl. TG KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid No.1, Pancor, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0376) 23772, 23774 Fax. (0376) 23773 KCP PRAYA Jl. Jenderal Sudirman No. 1, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0370) 653159 Fax. (0370) 654394 KCP BIMA Jl. Sultan Kaharudin, Kompleks Sultan Square A4-A5, Kec. Saranae Barat, Bima, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0374) 44222 Fax. (0374) 44448 PP MATARAM IAIN Komplek Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Nusa Tenggara Barat. Telp. (0370) 648666 Fax. (0370) 648666
297
Profil Perusahaan
KLS BANJARMASIN SAMUDERA Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Lambung Mangkurat No. 4, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3364647 Fax. (0511) 3364647 PP BANJARMASIN POLIBAN Komplek Politeknik Negeri, Jl. Brigjend H. Hasan Basry, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3304371 Fax. (0511) 3304372 PP BANJARMASIN SD MUHAMMADIYAH SD Muhammadiyah VIII & X, Jl. Cempaka I RT. 3 Kel Kertak Baru Ulu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 3361808 Fax. (0511) 3361808 KC MARTAPURA Jl. A. Yani KM 40 No. 5, Martapura, Kalimantan Selatan. Telp. (0511) 4722713, 4722755 Fax. (0511) 4722714 KC TANJUNG Jl. Ir. Pangeran Haji Muhammad Noor No. 58, Desa Pembataan, Kec. Murung Pudak, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan. Telp. (0526) 2024484 Fax. (0526) 2024494
KCP PAHLAWAN Jl. Pahlawan Blok F No. 5 B, Kel. Dadimulya, Kec. Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur. Telp. (0541) 731200 Fax. (0541) 731299 KK SAMARINDA LAMBUNG MANGKURAT Jl. Lambung Mangkurat No. 18 B, Samarinda, Kalimantan Timur. Telp. (0541) 735444 Fax. (0541) 767459 KLS SAMARINDA KESUMA BANGSA Kantor Cabang Bank Mandiri Jl. Kesuma Bangsa No. 76 Samarinda, Kalimantan Timur. Telp. (0541) 732732 Fax. (0541) 732732 KC KUTAI Jl. KH. Akhmad Muksin No. 29, Tenggarong, Kab. Kutai, Kalimantan Timur. Telp. (0541) 665362, 665365 Fax. (0541) 665361
KLS MAKASSAR KARTINI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. R.A Kartini No. 12-14, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 325789 Fax. (0411) 325789 PP WATAMPONE STAIN Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, Jl. HOS. Cokroaminoto, Watampone, Sulawesi Selatan. Telp. (0481) 22050 Fax. (0481) 22050 PP MAKASSAR RS. IBNU SINA Rumah Sakit Ibnu Sina, Jl. Urip Sumoharjo No. 264 Km. 4, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 420700 Fax. (0411) 420095 PP MAKASSAR UNISMUH Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl. St. Alauddin No. 259, Makassar, Sulawesi Selatan.
SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN KC MAKASSAR Jl. Dr. Ratulangi No. 88 B-C-D, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 833070 Fax. (0411) 833069 KCP BONE Jl. Jend. Ahmad Yani No. 48, Watampone, Kab. Bone, Sulawesi Selatan. Telp. (0481) 28774 Fax. (0481) 28775 KCP MAKASSAR PANAKUKKANG Jl. Boulevard, Ruko Jasper II No. 11 Panakukkang, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 455151 Fax. (0411) 455152 KCP BULUKUMBA Jl. Lanto Dg. Passewang No. 33, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Telp. (0413) 83088 Fax. (0413) 82099 KCP PARE PARE Jl. Bau Massepe No. 419 D, Pare-pare, Sulawesi Selatan. Telp. (0421) 26699 Fax. (0421) 26566 KCP PALOPO Jl. Andi Djemma No. 4, Palopo, Sulawesi Selatan. Telp. (0421) 325936 Fax. (0421) 325929 KCP SENGKANG Jl. RA Kartini No.86, Kel. Pattirosompe, Kec. Tempe, Kab. Wajo, Sulawesi Selatan. Telp. (0485) 324080 Fax. (0485) 323898 KK MAKASSAR DAYA Jl. Kapasa Raya No. 29A, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 4722422 Fax. (0411) 4722280 KLS MAKASSAR SULAWESI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Sulawesi No. 81 Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 335545 Fax. (0411) 331971 KLS MAKASSAR COKROAMINOTO Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl.H.O.S Cokroaminoto No.3, Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. (0411) 334464 Fax. (0411) 334464 KC PALU Jl. Gajahmada No. 77 Palu, Sulawesi Tengah. Telp. (0451) 426222 Fax. (0451) 452108 KCP LUWUK Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 112, Luwuk, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah. Telp. (0461) 21214, 22779 Fax. (0461) 325456 KCP PARIGI MOUTONG Jl. Trans Sulawesi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Telp. (0450) 21345, 21402 Fax. (0450) 21411, 21403, 21409 KCP PALU PLAZA Komplek Palu Plaza Blok IV, Jl. Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah. Telp. (0451) 427769, 426093 Fax. (0451) 426182, 426721 KCP MOROWALI Jl. Trans Sulawesi, Ds. Matansala, Kec. Bungku Tengah, Kab. Morowali, Sulawesi Tengah. Telp. (0451) 452108 KLS PALU SAM RATULANGI Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 60 Palu, Sulawesi Tengah. Telp. (0451) 454999 Fax. (0451) 452666
KALIMANTAN TIMUR KC BALIKPAPAN Jl. Jend. Sudirman No. 330, Balikpapan, Kalimantan Timur. Telp. (0542) 413382, 414630 Fax. (0542) 412109 KCP BALIKPAPAN SEPINGGAN Jl. Marsma Iswahyudi No. 471 Rt. 028, Kel. Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Telp. (0542) 771505, 771507 Fax. (0542) 771509 KCP BALIKPAPAN BARU Ruko Balikpapan Baru Blok C No. 1 B, Jl. M.T. Haryono, Balikpapan, Kalimantan Timur. Telp. (0542) 8870125, 8870149 Fax. (0542) 8870126 KLS BALIKPAPAN SUPRAPTO Kantor Cabang Bank Mandiri, Jl. Letjen Suprapto No. 1 Balikpapan, Kalimantan Timur. Telp. (0542) 425704 Fax. (0542) 425704 KC SAMARINDA Jl. Jenderal Sudirman No. 24, Samarinda, Kalimantan Timur. Telp. (0541) 203012, 203013 Fax. (0541) 203017 KCP BONTANG Jl. MT. Haryono No. 53 Kodya Bontang, Kalimantan Timur. Telp. (0548) 20007 Fax. (0548) 25005 KCP TARAKAN Jl. Yos Sudarso No. 64, Tarakan, Kalimantan Timur. Telp. (0551) 35050 Fax. (0551) 35051
SULAWESI UTARA KC MANADO Kawasan Mega Mas, Jl. Piere Tendean, Boulevard Blok I D-1 No. 28, Manado, Sulawesi Utara. Telp. (0431) 879444 Fax. (0431) 879492
PAPUA KC JAYAPURA Komplek Perniagaan Kelapa Dua - Entrop Jl. Raya Kelapa Dua No. 1-2, Entrop, Jayapura, Papua. Telp. (0967) 550965, 550966 Fax. (0967) 550968
298
GORONTALO KC GORONTALO Jl. Ahmad Yani No. 127, Gorontalo. Telp. (0435) 828666 Fax. (0435) 830056
SULAWESI BARAT KC MAMUJU Jl. Urip Sumoharjo No. 44, Mamuju, Sulawesi Barat. Telp. (0426) 22651, 2703380 Fax. (0426) 21922
MALUKU UTARA KC TERNATE Ruko Jatiland Business Center No. 19-20, Ternate, Maluku Utara. Telp. (0921) 3127220 Fax. (0921) 3127336
KALIMANTAN TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR KC PALANGKARAYA Jl. Ahmad Yani No. 46, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Telp. (0536) 3222223 Fax. (0536) 3227000 KC PANGKALAN BUN Jl. Sukma Arianingrat No. 14, Kel. Baru, Kec. Arut Selatan, Kab. Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Telp. (0532) 25624, 25625 Fax. (0532) 25636 KC KUPANG JL. Sudirman No. 33, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telp. (0380) 834100, 823466 Fax. (0380) 826150, 828617 PAPUA BARAT KC SORONG Jl. Ahmad Yani No. 21, Sorong, Papua Barat. Telp. (0951) 323366 Fax. (0951) 323360Cuscime
MALUKU KC AMBON Jl. Diponegoro No. 33, Ahusen, Sirimau, Ambon, Maluku. Telp. (0911) 355478, 355458 Fax. (0911) 355468, 355498
SULAWESI TENGGARA KC KENDARI Jl. Abdullah Silondae No.135, Kel. Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Telp. (0401) 3128822, 3128245 Fax. (0401) 3127478, 3128897
299
Laporan Keuangan beserta Laporan Auditor Independen yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
301
302
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Laporan Posisi Keuangan .. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas .. Laporan Arus Kas Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil . Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan . Catatan atas Laporan Keuangan ..
**************************
303
304
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan ASET KAS GIRO DAN PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA GIRO PADA BANK LAIN Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah giro pada bank lain Penyisihan kerugian Bersih PENEMPATAN PADA BANK LAIN Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah penempatan pada bank lain Penyisihan kerugian Bersih INVESTASI PADA SURAT BERHARGA termasuk selisih nilai perolehan dibanding nilai nominal yang belum diamortisasi masing-masing sebesar Rp118.745.666 dan (Rp7.011.317.003) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Pihak ketiga Diukur pada biaya perolehan Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pihak berelasi Diukur pada biaya perolehan Diukur pada nilai wajar Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Nilai wajar melalui laporan laba rugi Jumlah investasi pada surat berharga Penyisihan kerugian Bersih 2b,2c,2g,6,37 2b,2c,2f 5,37 2a 2a,2d,3 2a,2b,2c,2e 4,37
2012
2011
1.108.282.646.315 5.425.378.388.198 165.196.724.485 106.092.735.229 271.289.459.714 (2.728.200.198) 268.561.259.516 65.000.000.000 105.000.000.000 170.000.000.000 (1.700.000.000) 168.300.000.000
1.052.994.796.839 7.097.490.254.294 437.733.463.461 148.376.481.266 586.109.944.727 (6.150.962.855) 579.958.981.872 131.607.500.000 50.000.000.000 181.607.500.000 (1.816.075.000) 179.791.425.000
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
305
4.065.217.157.991 208.542.959.936 4.273.760.117.927 (112.259.348.404) 4.161.500.769.523 6.132.965.757.581 203.803.014.000 6.336.768.771.581 (287.691.781.654) 6.049.076.989.927 10.610.528.889.508 (399.951.130.058) 10.210.577.759.450
4.473.781.229.217 197.358.726.136 4.671.139.955.353 (80.359.109.429) 4.590.780.845.924 4.768.128.541.589 660.072.398.675 5.428.200.940.264 (316.028.507.531) 5.112.172.432.733 10.099.340.895.617 (396.387.616.960) 9.702.953.278.657
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2 2 306
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan ASET YANG DIPEROLEH UNTUK IJARAH Nilai perolehan Akumulasi penyusutan Bersih ASET TETAP Nilai perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku ASET LAIN Aset pajak tangguhan - Bersih Agunan yang diambil alih Penyisihan kerugian Bersih Lainnya - Bersih Jumlah aset lain JUMLAH ASET LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS SEGERA Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah BAGI HASIL DANA SYIRKAH TEMPORER DAN BONUS WADIAH PIHAK KETIGA YANG BELUM DIBAGIKAN SIMPANAN WADIAH Giro wadiah Pihak ketiga Pihak berelasi Tabungan wadiah Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah simpanan wadiah 2b,2o,14,37 2c,2n,13 2ab,18 2c 2m,12 2k,11
2012 375.242.524.434 (183.778.073.094) 191.464.451.340 1.207.883.104.151 (464.284.734.212) 743.598.369.939 122.002.307.392 13.062.119.787 (13.062.119.787) 1.148.747.591.622 1.270.749.899.014 54.229.395.784.522
2011 332.727.800.804 (137.654.335.091) 195.073.465.713 844.071.677.841 (333.008.588.637) 511.063.089.204 91.241.445.677 22.062.119.787 (22.062.119.787) 1.290.381.450.914 1.381.622.896.591 48.671.950.025.861
2w,15 2b,2p,16,37
39.952.815.813
106.841.886.190
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang 3tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
307
Catatan atas bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Catatan atas laporan laporan keuangan keuanganterlampir terlampirmerupakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
44
308
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan DANA SYIRKAH TEMPORER (lanjutan) Bank Investasi tidak terikat tabungan mudharabah Pihak ketiga Investasi tidak terikat deposito mudharabah Pihak ketiga Jumlah dana syirkah temporer bank Musyarakah - giro mudharabah musytarakah Pihak ketiga JUMLAH DANA SYIRKAH TEMPORER EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp5.000 per saham Modal dasar - 200.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh 291.648.712 saham pada 31 Desember 2012 dan 231.648.713 saham pada 31 Desember 2011 Keuntungan bersih yang belum direalisasi atas surat-surat berharga tersedia untuk dijual bersih setelah pajak tangguhan Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER, DAN EKUITAS
2012
2011
2.886.139.624 40.380.074.462.143
1.968.580.682 37.857.546.123.475
24
1.458.243.565.000
1.158.243.565.000
263.792.273
5.068.645.632
26
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
309
2u,28 2v,28
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
310
6
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (lanjutan) Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN NON-USAHA Pendapatan non-usaha Beban non-usaha Jumlah pendapatan dan beban non-usaha LABA SEBELUM ZAKAT DAN MANFAAT/(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN ZAKAT LABA SEBELUM MANFAAT/ (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN MANFAAT/(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan Beban pajak penghasilan - bersih LABA NETO (BEBAN)/PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAINNYA Keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih setelah pajak JUMLAH LABA KOMPREHENSIF LABA NETO PER SAHAM DASAR 2ac 40 2aa,35 2012 7.453.555.593 (1.422.898.552) 6.030.657.041 2011 6.758.004.149 (468.673.011) 6.289.331.138
2ab,18
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
7 terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak
PT Bank Syariah Mandiri
311
Catatan Saldo per 31 Desember 2010 Keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - bersih setelah pajak tangguhan Penambahan modal saham Laba bersih tahun 2011 Saldo per 31 Desember 2011 Dampak atas penerapan PSAK No. 110 Keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual - bersih setelah pajak tangguhan Pembentukan cadangan umum Penambahan modal saham Laba bersih tahun 2012 Saldo per 31 Desember 2012 26 25 6 25
Keuntungan yang Belum Direalisasi atas Surat-surat Berharga Tersedia untuk Dijual Bersih setelah Pajak Tangguhan 3.489.499.353
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya 206.993.157.660 Belum Ditentukan Penggunaannya 1.151.888.852.962 Jumlah Ekuitas 2.020.615.074.975
500.000.000.000 1.158.243.565.000 -
206.993.157.660 -
300.000.000.000 1.458.243.565.000
1.735.146.641 263.792.273
24.655.555.340 231.648.713.000
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
8 312
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN ARUS KAS Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan pendapatan bagi hasil, jual beli dan sewa Pembayaran bagi hasil dana syirkah temporer Penerimaan pendapatan usaha lainnya Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapusbukukan Pembayaran beban karyawan Pembayaran tansiem Pembayaran beban usaha selain beban karyawan Pembayaran pajak Pembayaran zakat Penyaluran dana kebajikan Penerimaan pendapatan non-usaha Penurunan/(kenaikan) aset usaha: Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada bank lain Surat berharga - diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Piutang Pinjaman qardh Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Aset yang diperoleh untuk ijarah Aset lain-lain Kenaikan/(penurunan) liabilitas usaha: Liabilitas segera Simpanan wadiah Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas lain Kenaikan dana syirkah temporer Investasi tidak terikat Investasi terikat Investasi musyarakah Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari surat berharga tersedia untuk dijual dan diukur pada harga perolehan Pembelian surat berharga tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Pembelian aset tetap Hasil penjualan aset tetap Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
2012
2011
4.555.558.490.180 (1.970.851.174.753) 1.138.747.549.267 31.914.370.563 (998.792.507.307) (24.798.161.143) (1.305.989.136.396) (278.465.838.035) (36.595.658.010) (1.561.233.444) 2.371.011.858 120.337.500.000 5.346.605.000 (7.776.865.084.251) 330.292.261.266 397.379.837.426 (908.486.543.253) 3.609.014.373 143.781.379.343 55.878.882.220 2.236.574.027.196 (40.854.508.867) (2.976.108.557) 108.220.877.423 2.284.898.785.396 236.711.994.332 917.558.940 (1.693.695.809.233)
3.714.216.461.512 (1.779.926.256.731) 1.081.747.762.381 31.763.274.900 (896.088.086.603) (17.912.648.208) (903.943.475.691) (227.814.619.580) (392.800) (1.073.549.147) 1.231.209.960 (100.000.000.000) (45.337.500.000) 2.855.440.000 (7.164.740.230.496) (4.271.387.735.998) (439.237.572.611) (979.162.543.860) (106.782.681.534) (636.717.643.826) 134.572.108.550 921.198.312.964 64.909.930.299 8.044.172.336 94.891.136.711 12.439.490.911.791 166.066.819.283 564.990.010 1.091.427.593.612
27
40
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
9
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
313
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Setoran modal (Pembayaran) penerimaan dari pembiayaan diterima (Pembayaran) penerimaan dari surat berharga subordinasi Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas pendanaan (PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Kas dan setara kas akhir tahun terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam periode 3 bulan dari tanggal akuisisi Penempatan pada bank lain yang jatuh tempo dalam periode 3 bulan dari tanggal akuisisi Jumlah 25 19
2012 300.000.000.000 (150.000.000.000) (200.000.000.000) (50.000.000.000) (1.822.914.501.633) 8.772.864.995.860 6.949.950.494.227 1.108.282.646.315 2.242.455.643.662 271.289.459.714 3.182.922.744.536 145.000.000.000 6.949.950.494.227
2011 500.000.000.000 750.000.000.000 500.000.000.000 1.750.000.000.000 2.603.837.672.538 6.169.027.323.322 8.772.864.995.860 1.052.994.796.839 2.048.515.173.897 586.109.944.727 4.948.975.080.397 136.270.000.000 8.772.864.995.860
3 4 3 5
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
10
314
10
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BAGI HASIL Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan Pendapatan usaha utama (akrual) Pengurang: Pendapatan tahun berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima: Pendapatan keuntungan murabahah Pendapatan sukuk negara dan perusahaan Pendapatan amortisasi selisih nilai perolehan surat berharga dibanding nilai nominal Pendapatan sewa ijarah Pendapatan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Jumlah pengurang Penambah: Pendapatan tahun sebelumnya yang kasnya diterima pada tahun berjalan: Penerimaan pelunasan piutang: Keuntungan murabahah Pendapatan sewa ijarah Pendapatan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Pendapatan sukuk negara dan perusahaan Pendapatan amortisasi selisih nilai perolehan surat berharga dibanding nilai nominal Jumlah penambah Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil Bagi hasil yang menjadi hak Bank Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana dirinci atas: Hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan Hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan 2a 2a,2u,28
2012 4.684.793.297.347
2011 3.771.271.537.981
7 13
7 13
7 7 13 13
1.876.221.722.896 15 37.344.769.848
1.676.056.389.819 104.494.023.552
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
11
11
315
Catatan Sumber dana zakat Zakat dari Bank Zakat dari nasabah dan umum Zakat dari pegawai Bank Jumlah sumber dana zakat Penyaluran dana zakat Disalurkan melalui LAZNAS BSM Jumlah penggunaan dana zakat Keuntungan selisih kurs - bersih Kenaikan dana zakat Saldo awal dana zakat Saldo akhir dana zakat 2a,2x,40
2012
2011
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
12
316
12
PT BANK SYARIAH MANDIRI LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)
Catatan Sumber dana kebajikan Denda Sumbangan/hibah Penerimaan non-halal Dana sosial lainnya Jumlah sumber dana kebajikan Penggunaan dana kebajikan disalurkan melalui LAZNAS BSM Jumlah penggunaan dana kebajikan Keuntungan selisih kurs Kenaikan dana kebajikan Saldo awal dana kebajikan Saldo akhir dana kebajikan 2a,14 41 2x
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
13
13
317
14 318
Laporan Tahunan 2012
14
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) a. Latar Belakang (lanjutan) Pada tahun 2006 terdapat perubahan terhadap anggaran dasar sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bank Syariah Mandiri No. 59 tanggal 17 Mei 2006, dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 74 tanggal 15 September 2006, Tambahan No. 960. Bank telah mengubah dan menyesuaikan anggaran dasarnya dengan Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana dimuat dalam Akta No. 10 tertanggal 19 Juni tahun 2008, yang dibuat di hadapan Badarusyamsi, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran dasar ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-729922.01.02 tahun 2008 tertanggal 13 Oktober 2008. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2008, pemegang saham memutuskan menyetujui penambahan modal disetor sebesar Rp199.871.000.000 atau sebanyak 39.974.200 lembar saham yang akan dikeluarkan dari saham portepel. Keseluruhan saham-saham tersebut diambil bagian seluruhnya oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Penyetoran saham-saham tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. b.
Sebesar Rp100.000.000.000 disetor penuh secara tunai ke dalam kas Bank. Sebesar Rp99.871.000.000 disetor dengan cara non-tunai (inbreng) berupa tanah dan bangunan milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Setoran modal secara non-tunai (inbreng) sebesar Rp99.871.000.000 telah dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2008 dan setoran modal tunai sebesar Rp100.000.000.000 telah dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2009. Setoran modal tersebut dituangkan dalam Akta No. 211 tanggal 31 Desember 2008 yang dibuat oleh Aulia Taufani, S.H. sebagai Notaris Pengganti dari Sutjipto, S.H. Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 23 Pebruari 2009 No. AHU-AH.01.01-00922 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri. Anggaran dasar dilakukan perubahan kembali dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 28 tanggal 25 Juni 2009, dibuat di hadapan Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta, atas akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 85, tanggal 25 Oktober 2011, Tambahan no. 131/L; Anggaran dasar dilakukan perubahan kembali berturut-turut dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 16 tanggal 29 Juni 2010, dibuat di hadapan Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarta, Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diambil Diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri No. 19 tanggal 21 Maret 2011, dibuat di hadapan Badarusyamsi, SH, MKn, notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-22426.AH.01.02.TH 2011 tanggal 4 Mei 2011 dan terdapat perubahan dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Syariah Mandiri No. 42 tanggal 29 Desember 2011, dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM No.AHU-AH.01.10-00527 tanggal 5 Januari 2012, dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri No. 38 tanggal 28 Desember 2012, dibuat di hadapan Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta dan telah mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM No. AHU-AH.01.1000375 tanggal 3 Januari 2013.
15
PT Bank Syariah Mandiri
15
319
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.,MA. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.,MA. Drs. Mohamad Hidayat, MBA., MH. Drs. Mohamad Hidayat, MBA., MH. Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec. Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/3/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Bank Umum Syariah, Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas dan bertanggung jawab memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Juni 2012 yang berita acaranya telah dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 60 dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Juni 2011 yang berita acaranya telah dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Bank Syariah Mandiri No. 19, susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 Dewan Komisaris Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Komisaris Independen: Komisaris Independen: Komisaris: Komisaris: Direksi Direktur Utama: Direktur: Direktur: Direktur: Direktur: Direktur: 2011
Achmad Marzuki Abdillah Ramzi A. Zuhdi Tardi Lilis Kurniasih Yuslam Fauzi Hanawijaya Amran P. Nasution Zainal Fanani Sugiharto Achmad Syamsudin
Achmad Marzuki Abdillah Ramzi A. Zuhdi Tardi Lilis Kurniasih Yuslam Fauzi Hanawijaya Amran P. Nasution Zainal Fanani Sugiharto Achmad Syamsudin
16 320
Laporan Tahunan 2012
16
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) a. Latar Belakang (lanjutan) Susunan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 Komite Audit Ketua: Anggota: Anggota: Anggota: Komite Pemantau Risiko Ketua: Anggota: Anggota: Anggota: Anggota: Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua: Anggota: Anggota: Anggota: Anggota: Abdillah Ramzi A. Zuhdi Tjeppy Kustiwa Ferry Firmansyah Ramzi A. Zuhdi Abdillah Lilis Kurniasih Edyanto Rachman Ateng Suhaeni 2011 Abdillah Ramzi A. Zuhdi Tjeppy Kustiwa Ferry Firmansyah Ramzi A. Zuhdi Abdillah Lilis Kurniasih Edyanto Rachman Tjeppy Kustiwa
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Direksi Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah Jumlah 30.885.232.387 9.073.392.648 1.106.606.335 41.065.231.370 2011 19.793.182.023 5.477.444.835 836.763.232 26.107.390.090
Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah 9.331 orang dan 7.802 orang.
17
PT Bank Syariah Mandiri
17
321
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2003. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia termasuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 (Revisi 2011), Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 102, Akuntansi Murabahah, PSAK No. 104, Akuntansi Istishna, PSAK No. 105, Akuntansi Mudharabah, PSAK No. 106, Akuntansi Musyarakah, PSAK No. 107, Akuntansi Ijarah, PSAK No.110 Akuntansi Sukuk, dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Laporan keuangan disajikan berdasarkan konsep biaya historis dan konsep akrual dengan beberapa pengecualian sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Surat berharga tertentu dinyatakan sebesar nilai wajar (Catatan 2g); Aset yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (Catatan 2c); Perhitungan pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil yang menggunakan dasar kas (Catatan 2w); dan Pendapatan imbalan (ujrah) jasa tertentu dan pendapatan administrasi pembiayaan yang diakui menggunakan dasar kas (Catatan 2j dan 2y).
Berdasarkan PSAK No. 101 (Revisi 2011), laporan keuangan bank syariah terdiri dari komponenkomponen sebagai berikut: (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) Laporan posisi keuangan; Laporan laba rugi komprehensif; Laporan perubahan ekuitas;
Laporan arus kas; Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil; Laporan sumber dan penyaluran dana zakat; Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan Catatan atas laporan keuangan.
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial Bank sesuai prinsip syariah. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, kecuali untuk beberapa arus kas dalam aktivitas operasi dan pendanaan yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan dari tanggal akuisisi. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil merupakan rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual (accrual basis) dengan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).
18
18
PT Bank Syariah Mandiri
322
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (lanjutan) Laporan sumber dan penyaluran dana zakat dan dana kebajikan merupakan laporan yang mencerminkan peran Bank sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah. Laporan sumber dan penyaluran zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber dana, penyaluran dalam jangka waktu tertentu serta dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama jangka waktu tertentu serta saldo dana kebajikan pada tanggal tertentu. Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh Bank sebagai agen investasi berdasarkan akad mudharabah muqayyadah. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun liabilitas Bank karena Bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta Bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. Bank mendapatkan imbalan jasa (fee) atas penyaluran dana tersebut. Sisa dana yang belum tersalurkan dicatat dalam perkiraan liabilitas segera. Akad mudharabah muqayyadah adalah suatu kegiatan penyediaan dana oleh shahibul maal untuk modal investasi atau kerja kepada mudharib untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki (pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat). Sumber dana zakat, infak dan shadaqah berasal dari Bank dan pihak lain yang diterima Bank untuk disalurkan kepada pihak yang berhak sesuai dengan prinsip syariah. Bank tidak secara langsung menjalankan fungsi pengelolaan dana zakat, infak, dan shadaqah dan dana kebajikan.
b. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Sejak 1 Januari 2011, berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, transaksi antara Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah lain, entitas dan institusi lain yang terkait dengan Pemerintah Republik Indonesia, dewan komisaris, direksi, dan karyawan kunci diperhitungkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
19
PT Bank Syariah Mandiri
19
Laporan Tahunan 2012
323
20
20
PT Bank Syariah Mandiri
324
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Penyisihan Kerugian Aset Produktif, Aset Non-produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (lanjutan)
2)
Aset non-produktif adalah aset Bank selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), Properti Terbengkalai, Rekening Antar Kantor, dan Suspense Account. AYDA adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki dan mendokumentasikan upaya penyelesaian AYDA. Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap AYDA atas dasar nilai realisasi bersih: a) pada saat pengambilalihan agunan, dan b) pada masa-masa berikutnya setelah dilakukan pengambilalihan agunan. Penetapan nilai realisasi bersih wajib dilakukan oleh penilai independen, untuk AYDA dengan nilai Rp5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) atau lebih. Sementara untuk AYDA dengan nilai di bawah Rp5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) dapat menggunakan penilai internal Bank. Bank wajib menggunakan nilai yang terendah apabila terdapat beberapa nilai dari penilai independen atau penilai internal Bank. AYDA yang telah dilakukan upaya penyelesaian, ditetapkan memiliki kualitas: a) Lancar, apabila dimiliki sampai dengan 1 (satu) tahun; b) Macet, apabila dimiliki lebih dari 1 (satu) tahun. Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan (disajikan dalam akun aset lain) diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasikan dengan saldo piutang atau pembiayaan yang tidak dapat ditagih diakui sebagai penambah atau pengurang penyisihan kerugian piutang atau pembiayaan. Rekening Antar Kantor adalah akun tagihan yang timbul dari transaksi antar kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Suspense account adalah akun yang digunakan untuk menampung transaksi yang tidak teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumen pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat diklasifikasikan dalam akun yang seharusnya. Bank wajib melakukan upaya penyelesaian rekening antar kantor dan suspense account.
(1) Lancar, apabila tercatat dalam pembukuan Bank sampai dengan 180 (seratus delapan (2) Macet, apabila tercatat dalam pembukuan Bank lebih dari 180 (seratus delapan puluh)
Kualitas rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut: puluh) hari.
hari.
d.
Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), Tagihan Reverse Repo SBSN Bank Indonesia, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip jualah.
21 21
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
325
Giro pada Bank Lain Giro pada Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bonus yang diterima Bank dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya. Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk dana kebajikan (qardhul hasan). Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tersebut sebelum disalurkan dicatat sebagai liabilitas Bank.
f.
Penempatan pada Bank Lain Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank syariah lainnya dan/atau bank perkreditan rakyat syariah antara lain dalam bentuk wadiah, deposito berjangka dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
g. Investasi pada Surat Berharga Surat berharga syariah adalah surat bukti penanaman dalam surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang syariah dan/atau pasar modal syariah antara lain obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah. Sejak tanggal 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga, kecuali Reksadana, diklasifikasikan berdasarkan model usaha yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No. 110 tentang Akuntansi Sukuk sebagai berikut: 1) Surat berharga diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo. Surat berharga diukur pada nilai wajar, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif periode yang bersangkutan.
2)
Jumlah tercatat pada tanggal 1 Januari 2012 untuk sukuk yang telah diterbitkan sebelum 1 Januari 2012, merupakan jumlah tercatat awal dan PSAK 110 diterapkan atas sukuk tersebut. Investasi dalam unit penyertaan reksadana syariah dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan. Wesel ekspor merupakan transaksi yang timbul karena adanya pembayaran dimuka kepada pihak lain sehubungan dengan transaksi ekspor impor nasabah. Wesel ekspor dinyatakan sebesar saldonya. Sebelum 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat pembelian surat berharga tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran sebagai berikut: 1) Dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo.
22 326
Laporan Tahunan 2012
22
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Investasi pada Surat Berharga (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2012, investasi pada surat berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat pembelian surat berharga tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran sebagai berikut: (lanjutan) 2) Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak tangguhan, diakui dan disajikan sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada saat realisasi pada laporan laba rugi tahun berjalan. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Atas penjualan surat berharga yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, perbedaan antara harga jual dengan harga perolehan diakui sebagai keuntungan atau kerugian penjualan pada periode dimana surat berharga tersebut dijual.
3)
Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurang dari akun surat berharga. h. Piutang Piutang adalah tagihan yang timbul dari pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad istishna dan/atau akad ijarah. Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beli kepada pembeli dan dibayar dengan harga yang lebih tinggi sebagai keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang murabahah berdasarkan penelaahan atas masingmasing saldo piutang. Akad istishna adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (Mustashni) dan penjual atau pembuat (Shani). Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang istishna berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. Akad ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang tersebut kepada penyewa. Akad ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa.
23
PT Bank Syariah Mandiri
23
327
24 328
Laporan Tahunan 2012
24
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Pembiayaan (lanjutan) Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan musyarakah. j. Pinjaman Qardh Pinjaman qardh adalah penyaluran dana dengan akad qardh. Akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Pinjaman qardh meliputi pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari pihak yang berutang (nasabah) kepada pihak lain (Bank) yang wajib menanggung atau membayar. Atas transaksi ini Bank mendapatkan imbalan (ujrah) dan diakui pada saat diterima. Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Bank dengan uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini Bank mendapatkan imbalan (ujrah) dan diakui selama periode akad. Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian qardh berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo. k. Aset yang Diperoleh untuk Ijarah Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan objek sewa (ijarah) dan diakui sebesar harga perolehan. Objek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aset sejenis, sedangkan objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa. Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan amortisasi. l. Aset Istishna dalam Penyelesaian Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses pembuatan. Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna, maka: 1) Biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra akad diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat akad ditandatangani.
25
PT Bank Syariah Mandiri
25
329
26
26
PT Bank Syariah Mandiri
330
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Simpanan Wadiah Simpanan wadiah merupakan simpanan pihak lain dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek, dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai kebijaksanaan Bank. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas Bank. q. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain adalah liabilitas Bank kepada bank lain dalam bentuk giro wadiah, tabungan wadiah, dan Sertifikat Investasi mudharabah Antarbank (SIMA). Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar liabilitas Bank kepada bank lain. r. Pembiayaan Diterima Pembiayaan diterima merupakan dana yang diperoleh dari entitas lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan dalam akad. Pembiayaan diterima diakui sebesar nilai nominalnya pada saat perjanjian ditandatangani. s. Surat Berharga Subordinasi yang Diterbitkan Surat berharga subordinasi yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal. Biaya-biaya yang timbul dari penerbitan surat berharga diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktunya. t. Dana Syirkah Temporer Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Bank. Bank mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Bank atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Hubungan antara Bank dan pemilik dana syirkah temporer merupakan hubungan kemitraan berdasarkan akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah atau musyarakah. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, mudharabah musytarakah, dan akun lain yang sejenis. 1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) memberikan kebebasan kepada pengelola dana (mudharib/Bank) dalam pengelolaan investasinya. 2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. 3) Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana juga menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Bank tidak berkewajiban untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi lain dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non-investasi (current and other non-investment accounts).
27
27
Laporan Tahunan 2012
331
28
28
PT Bank Syariah Mandiri
332
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) w. Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer (lanjutan) Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan Bank yang diterima berupa laba bruto (gross profit margin). Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset produktif lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan. Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari pembiayaan dan aset produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik Bank, termasuk pendapatan dari transaksi Bank berbasis imbalan. x. Sumber dan Penyaluran Dana Zakat dan Kebajikan Sumber dan penyaluran dana zakat dan kebajikan, pengelolaannya diserahkan kepada LAZNAS BSM. Denda/sanksi diberikan kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi menunda pembayaran dengan sengaja dikenakan denda berupa sejumlah uang yang besarnya tidak ditentukan atas dasar kesepakatan dan tidak dibuat saat akad ditandatangani. Dana yang berasal dari denda/sanksi diperuntukkan untuk dana sosial/kebajikan. y. Pendapatan Imbalan Jasa Perbankan Pendapatan imbalan jasa perbankan pada umumnya diakui pada saat kas diterima kecuali premium/diskonto yang belum diamortisasi diakui secara akrual. z. Penyisihan Imbalan Kerja Karyawan Imbalan kerja sehubungan dengan imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya diakui selama masa kerja karyawan yang bersangkutan sesuai dengan imbalan yang lebih tinggi antara Undang-Undang RI Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003) atau peraturan Bank. Imbalan pasca kerja Mulai tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), perubahan yang besar terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam Imbalan Kerja. Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak menimbulkan laporan keuangan. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja, pembebanan biaya untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria Projected Unit Credit. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari liabilitas manfaat pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian tersebut diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang ekspektasi sisa masa kerja rata-rata karyawan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang belum vested yang timbul dari pengenalan program manfaat pasti atau perubahan liabilitas manfaat dari program yang ada, diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata hingga manfaat tersebut vested. Bank juga menyelenggarakan Dana Pensiun iuran pasti melalui program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Iuran yang ditanggung Bank diakui sebagai beban pada tahun berjalan. 29
29
Laporan Tahunan 2012
333
Selisih penjabaran aset dan liabilitas mata uang asing dalam Rupiah diakui sebagai pendapatan atau beban tahun berjalan. ab. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika utang dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah ditetapkan.
30
30
334
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ac. Laba Bersih per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. Laba bersih yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sejumlah Rp805.690.561.013 dan Rp551.070.247.617. Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham beredar yang digunakan sebagai pembagi dalam menghitung laba per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, masing-masing adalah 238.206.089 lembar saham dan 163.210.357 lembar saham. ad. Penggunaan Estimasi Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: 1) nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; 2) jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. ae. Pertimbangan dan estimasi akuntansi yang signifikan Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Beberapa pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. Penyisihan imbalan kerja karyawan Penyisihan imbalan kerja karyawan ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain.
31
31
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
335
2) PSAK No. 110 (Revisi 2011) Akuntansi Sukuk, mengatur pengakuan, penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk.
Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank: 1) PSAK No. 24 (Revisi 2010) Imbalan Kerja. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa tersebut. PSAK No. 16 (Revisi 2011) Aset Tetap. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya. PSAK No. 46 (Revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. 32
2)
3)
32
PT Bank Syariah Mandiri
336
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) af. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan (lanjutan) Bank juga telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan Bank (lanjutan): 4) PSAK No. 56 (Revisi 2011) Laba per Saham. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. 5) ISAK No. 15 PSAK No. 24 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja. 3. GIRO DAN PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA 2012 Giro wadiah Rupiah Mata uang asing Jumlah giro wadiah Penempatan pada Bank Indonesia Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah Reverse Repo SBSN Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia Syariah Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia Jumlah giro dan penempatan pada Bank Indonesia 2.211.133.768.662 31.321.875.000 2.242.455.643.662 2011 2.024.486.298.897 24.028.875.000 2.048.515.173.897
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah dan mata uang asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan mata uang asing. Persentase GWM dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar 5,06% dan 5,08%. Sedangkan persentase GWM dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 1,22% dan 1,21%. Bank menempatkan dana pada Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS) dengan memperoleh imbalan per tahun untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing berkisar antara 3,75% sampai dengan 5,75% dan antara 4,50% sampai dengan 5,75% yang diakui pada saat jatuh tempo. Reverse repo SBSN Bank Indonesia adalah tagihan atas transaksi pembelian SBSN oleh Bank dari Bank Indonesia, dengan janji penjualan kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.
33
33
Laporan Tahunan 2012
337
2012
2011
457.719.745 41.178.050 498.897.795 3.065.711.056 69.215.490.125 46.603.039.006 25.478.722.454 7.712.770.203 1.575.658.198 2.659.825.321 2.498.381.123 3.046.431.710 1.809.408.540 1.002.565.917 29.823.037 164.697.826.690
430.561.988 38.742.617 469.304.605 31.693.767.302 100.824.248.851 63.477.733.398 26.888.119.710 209.012.205.656 1.173.105.546 1.320.664.410 1.855.643.756 929.446.848 89.223.379 437.264.158.856 437.733.463.461
165.196.724.485
34
34
338
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 4. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 2012 Pihak berelasi (Catatan 37) Bank Umum Syariah Rupiah PT Bank BNI Syariah Dolar Amerika Serikat PT Bank BNI Syariah Bank Non-Syariah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank BPD Sulawesi Tengah PT Bank Aceh PT BPD Jawa Tengah PT Bank BPD Sumatera Barat (Bank Nagari) Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dolar Singapura PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jumlah pihak berelasi Jumlah giro pada bank lain Penyisihan kerugian Bersih 2011
5.924.789.658 80.401.833.222 116.367.311 100.000.000 4.648.479 2.489.376 2.243.240 14.124.536.020 5.415.827.923 106.092.735.229 271.289.459.714 (2.728.200.198) 268.561.259.516
30.615.951.236 5.622.797.916 86.637.646.193 76.381.567 3.855.795 18.174.442 801.317 1.000.000 21.128.374.162 4.271.498.638 148.376.481.266 586.109.944.727 (6.150.962.855) 579.958.981.872
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Pemulihan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 1.807.554.537 (896.068.113) 911.486.424 Mata uang Asing 4.343.408.318 (2.801.094.599) 274.400.055 1.816.713.774 2011 Rupiah Saldo awal tahun (Pemulihan)/penyisihan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 1.913.833.331 (106.278.794) 1.807.554.537 Mata uang Asing 3.387.977.497 933.809.433 21.621.388 4.343.408.318 Jumlah 5.301.810.828 827.530.639 21.621.388 6.150.962.855 Jumlah 6.150.962.855 (3.697.162.712) 274.400.055 2.728.200.198
35
35
339
50.000.000.000 15.000.000.000 -
50.000.000.000
65.000.000.000
36 340
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
36
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 5. PENEMPATAN PADA BANK LAIN (lanjutan) Bagi hasil deposito berjangka Rupiah berkisar antara 4,75% sampai dengan 5,00% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 6,75% sampai dengan 7,00% per tahun untuk tahun 2011. Bagi hasil SIMA dalam Rupiah berkisar antara 3,90% sampai dengan 4,60% per tahun untuk tahun 2012 dan 4,70% sampai dengan 6,30% per tahun untuk tahun 2011. Bagi hasil SIMA dalam mata uang asing berkisar antara 0,70% sampai dengan 4,27% per tahun untuk tahun 2012 dan 0,70% per tahun untuk tahun 2011. Penempatan pada bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo sebelum dikurangi penyisihan kerugian adalah sebagai berikut: 2012 Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan Jumlah 170.000.000.000 170.000.000.000 2011 136.270.000.000 45.337.500.000 181.607.500.000
Penempatan pada bank lain berdasarkan jangka waktu sebelum dikurangi penyisihan kerugian adalah sebagai berikut: 2012 1 - 3 bulan Lebih dari 3 bulan Jumlah 145.000.000.000 25.000.000.000 170.000.000.000 2011 136.270.000.000 45.337.500.000 181.607.500.000
Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan/(pemulihan) selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 1.000.000.000 700.000.000 1.700.000.000 2011 Rupiah Saldo awal tahun (Pemulihan)/penyisihan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 1.900.000.000 (900.000.000) 1.000.000.000 Mata uang Asing 816.075.000 816.075.000 Jumlah 1.900.000.000 (83.925.000) 1.816.075.000 Mata uang Asing 816.075.000 (816.075.000) Jumlah 1.816.075.000 (116.075.000) 1.700.000.000
37
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
341
37
Nilai Nominal Rupiah Diukur pada biaya perolehan Sukuk korporasi Surat berharga syariah negara (SBSN) Wesel ekspor Jumlah surat berhargadiukur pada biaya perolehan Tersedia untuk dijual Reksadana syariah Sukuk korporasi Jumlah tersedia untuk dijual Diukur pada nilai wajar Sukuk negara ritel Jumlah investasi pada surat berharga Rupiah Penyisihan kerugian Bersih 10.979.000.000 10.979.000.000 1.895.147.935.382 27.000.000.000 27.000.000.000 779.000.000.000 1.055.000.000.000 23.168.935.382
4.728.161.215 (4.679.020.549) -
137.000.171.503 -
1.857.168.935.382
49.140.666
1.720.217.904.545
137.000.171.503
1.857.218.076.048
351.723.031 351.723.031
27.351.723.031 27.351.723.031
27.351.723.031 27.351.723.031
351.723.031
137.000.171.503
2011 Saldo yang belum diamortisasi dari selisih antara harga akuisisi dengan nilai nominal Keuntungan bersih yang belum direalisasi atas surat berharga tersedia untuk dijual - bersih setelah pajak tangguhan
Nilai Nominal Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Sukuk korporasi Surat berharga syariah negara (SBSN) Wesel ekspor Jumlah surat berharga-dimiliki hingga jatuh tempo 953.000.000.000 1.055.000.000.000 31.413.365.057 2.039.413.365.057
87.006.414.217 87.006.414.217
50.000.000.000 50.000.000.000
38 342
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 6. INVESTASI PADA SURAT BERHARGA a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas (lanjutan)
2011 Saldo yang belum diamortisasi dari selisih antara harga akuisisi dengan nilai nominal Keuntungan bersih yang belum direalisasi atas surat berharga tersedia untuk dijual - bersih setelah pajak tangguhan
Nilai Nominal Tersedia untuk dijual Reksadana syariah Sukuk korporasi Jumlah tersedia untuk dijual Nilai wajar melalui laporan laba-rugi Sukuk negara ritel Jumlah investasi pada surat berharga - Rupiah Penyisihan kerugian Bersih 5.702.000.000 5.702.000.000 2.190.115.365.057 22.000.000.000 123.000.000.000 145.000.000.000
(7.011.317.002)
6.758.194.175
87.006.414.217
50.000.000.000
39
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
343
PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo Fitch Fitch PT Pefindo Fitch Fitch PT Pefindo -
idAA+ idAA+ idD idAAidAA A-(idn) A+(idn) idA+ BBB+(idn) BBB(idn) idA -
168.039.594.463 117.590.654.206 87.000.171.503 75.000.000.000 60.000.000.000 53.001.757.231 52.045.673.077 45.000.000.000 33.000.000.000 30.000.000.000 13.050.310.735 250.000.000.000 461.169.492.166 339.151.487.285 6.105.524.900 4.480.717.336 3.718.759.550 2.566.186.685 1.331.050.000 1.157.494.170 1.085.614.772 1.018.400.000 909.450.000 519.155.000 276.582.969 50.000.000.000 1.857.218.076.048
40
40 344
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 6. INVESTASI PADA SURAT BERHARGA (lanjutan) c. Berdasarkan Penerbit (lanjutan)
2011 Lembaga Pemeringkat Dimiliki hingga jatuh tempo Rupiah Sukuk korporasi PT Indosat Tbk. PT Berlian Laju Tanker Tbk. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Pembangunan Perumahan (Persero) - IV MTN 2010 PT Salim Ivomas Pratama Tbk. - 2009 PT Aneka Gas Industri PT Arpeni Pratama Ocean Line II PT Metrodata Electronics Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk. seri A - 2009 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. PT Bakrieland Development Tbk. seri B - 2009 Surat berharga syariah negara (SBSN) *) SBSN ijarah RI 2008 seri IFR0001 SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0003 SBSN ijarah RI 2009 seri IFR0004 Wesel ekspor *) PT Sadawijaya CV Citra Mandiri PT Beton Kaltim Redymix PT Armindo Catur Pratama PT Mandiri Sukses Tangguh UD Selo Alam CV Wahana Cipta PT Horas Bangun Persada PT Indo Diesel Perkasa Jumlah surat berharga - dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Rupiah Reksadana *) I-Hajj Syaria Fund dikelola oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk MNC Dana Syariah dikelola oleh PT Bhakti Asset Management Sukuk korporasi PT Titan Petrokimia Nusantara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Bank Pembangunan Daerah Sulsel II Tahun 2011 MTN Syariah mudharabah PT Perum Perumnas 2011 Jumlah tersedia untuk dijual Nilai wajar melalui laporan laba rugi Rupiah Sukuk negara ritel *) SR-001 SR-002 SR-003 Jumlah nilai wajar melalui laporan laba rugi Jumlah investasi pada surat berharga Penyisihan kerugian Bersih *) Tanpa peringkat Peringkat Jumlah (Rp)
PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo PT Pefindo Fitch PT Pefindo Fitch PT Pefindo PT Pefindo Fitch PT Pefindo -
idAA+ idAidAA+ idAAidA+ idAAidBBB idAA BBB(idn) idD BBB+(idn) idAidA+ A-(idn) idBBB+ -
168.109.224.902 87.006.414.218 85.000.000.000 80.040.966.658 75.000.000.000 75.000.000.000 75.000.000.000 60.000.000.000 53.005.160.124 50.000.000.000 33.000.000.000 32.003.249.680 30.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 250.000.000.000 459.750.498.372 338.073.169.044 20.466.961.964 3.495.322.000 2.242.740.000 1.794.600.000 1.099.500.000 1.023.517.800 684.332.818 442.140.475 164.250.000 2.032.402.048.055
41
41
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
345
Wesel ekspor mempunyai sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya kurang dari 1 (satu) bulan. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian investasi pada surat berharga adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 73.044.263.739 70.928.394.245 143.972.657.984 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan/(pemulihan) selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 60.870.377.385 12.173.886.354 73.044.263.739 Mata uang Asing 6.114.258 (6.153.278) 39.020 Jumlah 60.876.491.643 12.167.733.076 39.020 73.044.263.739 Mata uang Asing Jumlah 73.044.263.739 70.928.394.245 143.972.657.984
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian investasi pada surat berharga adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya investasi pada surat berharga serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK 110 dan telah melakukan reklasifikasi sukuk Tersedia untuk Dijual menjadi Diukur pada Biaya perolehan sebesar Rp129.540.000.000, sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 110 tersebut. Berdasarkan ketentuan transisi ini, Bank juga telah mereklasifikasi saldo keuntungan yang belum direalisasi atas surat berharga tersedia untuk dijual pada akun ekuitas sebesar Rp6.540.000.000 ke saldo laba.
42
42
PT Bank Syariah Mandiri
346
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 7. PIUTANG a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kolektibilitas
2012 Dalam Perhatian Khusus 1.195.041.578.629 25.130.466.436 1.314.438.081 1.221.486.483.146 1.221.486.483.146 (92.314.915.176 ) 1.129.171.567.970 Kurang Lancar 381.753.515.118 381.753.515.118 381.753.515.118 (117.752.740.542 ) 264.000.774.576
Lancar Rupiah Murabahah Istishna Ijarah 23.600.133.777.695 42.852.077.778 134.993.258.605 23.777.979.114.078 1.957.481.966.918 1.957.481.966.918 Jumlah piutang Penyisihan kerugian Bersih 25.735.461.080.996 (251.822.526.274 ) 25.483.638.554.722
Jumlah 25.591.782.512.796 67.982.544.214 136.307.696.686 25.796.072.753.696 1.957.481.966.918 1.957.481.966.918 27.753.554.720.614 (796.364.309.536 ) 26.957.190.411.078
2011 Dalam Perhatian Khusus 757.076.582.238 1.320.365.560 296.064.012 758.693.011.810 758.693.011.810 (75.844.910.247) 682,848,101,563 Kurang Lancar 258.924.378.455 258.924.378.455 258.924.378.455 (37.475.428.841) 221.448.949.614
Lancar Rupiah Murabahah Istishna Ijarah 17.343.155.156.452 65.169.277.886 15.172.094.129 17.423.496.528.467 Mata uang asing Murabahah Ijarah 1.139.632.500.850 46.983.148.700 1.186.615.649.550 Jumlah piutang Penyisihan kerugian Bersih 18.610.112.178.017 (183.678.375.573) 18.426.433.802.444
Jumlah 18.634.180.885.694 66.489.643.446 15.468.158.141 18.716.138.687.281 1.139.632.500.850 46.983.148.700 1.186.615.649.550 19.902.754.336.831 (536.435.791.361) 19.366.318.545.470
Lancar Rupiah Perdagangan Jasa dunia usaha Industri Konstruksi Pertanian Transportasi dan komunikasi Jasa sosial Listrik, gas, dan air Pertambangan Lain-lain
Diragukan
Macet
Jumlah
2.520.007.307.722 2.400.609.806.525 1.538.499.965.409 1.263.401.160.669 1.223.838.861.898 969.355.277.715 580.595.697.631 465.268.682.509 131.515.089.786 12.684.887.264.214 23.777.979.114.078
203.768.782.857 126.476.602.192 33.425.080.265 99.723.478.163 164.190.438.598 70.891.625.561 73.557.975.995 223.222.095 10.463.331.443 438.765.945.977 1.221.486.483.146 1.221.486.483.146 (92.314.915.176 ) 1.129.171.567.970
51.338.940.234 45.473.206.385 4.169.587.144 123.556.434.193 32.117.257.461 1.794.586.769 2.679.473.431 4.063.050.411 70.713.801 116.490.265.289 381.753.515.118 381.753.515.118 (117.752.740.542 ) 264.000.774.576
65.737.682.703 12.411.579.901 1.633.227.471 577.945.503 8.348.964.504 862.059.984 805.346.982 2.070.151.762 43.082.812.100 135.529.770.910 135.529.770.910 (84.466.130.208 ) 51.063.640.702
46.697.948.010 34.014.199.391 4.889.821.593 23.594.642.567 35.032.310.715 31.513.112.736 3.030.120.517 9.411.866.785 318.036.351 90.821.811.779 279.323.870.444 279.323.870.444 (250.007.997.336 ) 29.315.873.108
2.887.550.661.526 2.618.985.394.394 1.582.617.681.882 1.510.853.661.095 1.463.527.833.176 1.074.416.662.765 660.668.614.556 478.966.821.800 144.437.323.143 13.374.048.099.359 25.796.072.753.696 435.077.170.350 169.001.542.928 427.885.728.277 521.159.388.390 266.818.617.955 137.539.519.018 1.957.481.966.918 27.753.554.720.614 (796.364.309.536 ) 26.957.190.411.078
Mata uang asing Perdagangan Jasa dunia usaha Konstruksi Transportasi dan komunikasi Listrik, gas dan air Pertambangan
43
PT Bank Syariah Mandiri
43
Laporan Tahunan 2012
347
Lancar Rupiah Perdagangan Jasa dunia usaha Konstruksi Industri Pertanian Transportasi dan komunikasi Jasa sosial Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain
Diragukan
Macet
Jumlah
1.875.688.942.446 1.832.289.202.394 1.112.158.612.422 1.082.064.199.324 936.014.965.608 713.278.835.553 556.242.026.323 161.311.179.851 196.386.946.791 8.958.061.617.755 17.423.496.528.467
130.500.456.849 136.870.231.865 28.290.578.428 33.962.369.603 114.947.030.336 113.679.937.507 10.064.466.691 7.881.198.149 182.496.742.382 758.693.011.810 758.693.011.810 (75.844.910.247) 682.848.101.563
52.355.237.684 13.026.539.015 84.094.004.386 885.272.729 26.765.413.555 31.440.511.803 5.589.710.808 62.027.645 4.830.825.791 39.874.835.039 258.924.378.455 258.924.378.455 (37.475.428.841) 221.448.949.614
9.785.214.054 9.676.470.165 11.001.281.083 1.794.753.332 5.311.143.345 909.379.443 439.994.909 67.271.189 22.925.854.989 61.911.362.509 61.911.362.509 (30.374.859.257) 31.536.503.252
47.911.112.036 16.215.661.865 74.659.860.071 4.283.342.885 12.089.042.737 125.784.757 3.875.715.551 10.780.569.078 43.172.317.060 213.113.406.040 213.113.406.040 (209.062.217.443) 4.051.188.597
2.116.240.963.069 2.008.078.105.304 1.310.204.336.390 1.122.989.937.873 1.095.127.595.581 859.434.449.063 576.211.914.282 169.321.676.834 211.998.341.660 9.246.531.367.225 18.716.138.687.281 267.005.239.461 81.850.707.664 249.128.626.678 238.385.381.324 137.364.825.673 113.274.065.833 99.606.802.917 1.186.615.649.550 19.902.754.336.831 (536.435.791.361) 19.366.318.545.470
Mata uang asing Perdagangan Jasa dunia usaha Konstruksi Transportasi dan komunikasi Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain
2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 1.861.639.763.173 1.199.877.240.040 13.134.974.623.535 9.599.581.126.948 25.796.072.753.696 31.155.501.103 145.317.895.635 1.326.831.761.853 454.176.808.327 1.957.481.966.918 Jumlah piutang Penyisihan kerugian Bersih 27.753.554.720.614 (796.364.309.536) 26.957.190.411.078
2011 899.397.294.738 590.540.313.718 8.642.490.516.401 8.583.710.562.424 18.716.138.687.281 27.244.516.259 17.397.260.050 1.050.902.267.663 91.071.605.578 1.186.615.649.550 19.902.754.336.831 (536.435.791.361) 19.366.318.545.470
44
44
PT Bank Syariah Mandiri
348
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 7. PIUTANG (lanjutan) d. Sisa Umur Jatuh Tempo 2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 3.271.730.370.856 2.617.097.895.957 11.962.844.191.972 7.944.400.294.911 25.796.072.753.696 Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 280.299.714.865 443.747.911.329 1.034.894.682.278 198.539.658.446 1.957.481.966.918 Jumlah piutang Penyisihan kerugian Bersih e. Pihak berelasi 2012 Pihak ketiga Murabahah Istishna Ijarah Jumlah pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 37) Murabahah Jumlah piutang 27.342.232.464.859 67.982.544.214 136.307.696.686 27.546.522.705.759 207.032.014.855 27.753.554.720.614 2011 19.635.963.400.494 66.489.643.446 62.451.306.841 19.764.904.350.781 137.849.986.050 19.902.754.336.831 27.753.554.720.614 (796.364.309.536) 26.957.190.411.078 2011 2.157.509.326.007 819.324.228.898 11.484.913.494.856 4.254.391.637.520 18.716.138.687.281 200.093.825.693 176.307.177.553 790.982.473.844 19.232.172.460 1.186.615.649.550 19.902.754.336.831 (536.435.791.361) 19.366.318.545.470
f.
Informasi Penting Lainnya (i) Piutang dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito mudharabah atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah yang menjadi jaminan disajikan pada Catatan 23. Efektif yield marjin piutang untuk Rupiah berkisar 2,74% per tahun sampai dengan 15,66% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 3,34% per tahun sampai dengan 39,18% per tahun untuk tahun 2011 dan untuk mata uang asing berkisar antara 5,31% per tahun sampai dengan 8,41% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 4,65% per tahun sampai dengan 17,68% per tahun untuk tahun 2011.
(ii)
45
PT Bank Syariah Mandiri
45
Laporan Tahunan 2012
349
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. (vii) Pendapatan keuntungan murabahah yang masih harus diterima oleh Bank masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp194.667.901.692 dan sebesar Rp132.460.608.275.
46
46
350
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 8. PINJAMAN QARDH a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kolektibilitas
2012 Lancar Rupiah Qardh Rahn 5.106.938.751.083 1.044.504.084.236 6.151.442.835.319 Mata uang asing Qardh 1.992.718.568 1.992.718.568 Jumlah pinjaman qardh Penyisihan kerugian Bersih 6.153.435.553.887 (51.044.756.696 ) 6.102.390.797.191 Dalam Perhatian Khusus 26.629.563.331 2.441.260.841 29.070.824.172 29.070.824.172 (1.331.478.167 ) 27.739.346.005 Kurang Lancar 2.961.500.000 72.411.076 3.033.911.076 3.033.911.076 (444.225.000 ) 2.589.686.076 Diragukan 1.717.500.000 3.000.000 1.720.500.000 1.720.500.000 (858.750.000 ) 861.750.000 Macet 11.272.766.669 11.272.766.669 727.069.673 727.069.673 11.999.836.342 (11.934.562.037 ) 65.274.305 Jumlah 5.149.520.081.083 1.047.020.756.153 6.196.540.837.236 2.719.788.241 2.719.788.241 6.199.260.625.477 ( 65.613.771.900 ) 6.133.646.853.577
2011 Lancar Rupiah Qardh Rahn 3.545.472.684.127 2.797.450.778.342 6.342.923.462.469 Mata uang asing Qardh Jumlah pinjaman qardh Penyisihan kerugian Bersih 6.342.923.462.469 (35.454.190.840) 6.307.469.271.629 Dalam Perhatian Khusus 17.495.750.000 155.439.418.025 172.935.168.025 172.935.168.025 (874.787.500) 172.060.380.525 Kurang Lancar 8.073.500.000 48.941.490 8.122.441.490 8.122.441.490 (1.211.025.000) 6.911.416.490 Diragukan 2.538.000.000 48.923.186 2.586.923.186 2.586.923.186 (1.269.000.000 ) 1.317.923.186 Macet 2.151.500.000 106.321.900 2.257.821.900 684.067.887 684.067.887 2.941.889.787 (2.835.567.887) 106.321.900 Jumlah 3.575.731.434.127 2.953.094.382.943 6.528.825.817.070 684.067.887 684.067.887 6.529.509.884.957 (41.644.571.227) 6.487.865.313.730
2011 Lancar Rupiah Perdagangan Jasa dunia usaha Lain-lain (termasuk dana talangan haji dan rahn) 872.500.000 434.000.000 6.341.616.962.469 6.342.923.462.469 Mata uang asing Lain-lain Jumlah pinjaman qardh Penyisihan kerugian Bersih 6.342.923.462.469 (35.454.190.840) 6.307.469.271.629 Dalam Perhatian Khusus 172.935.168.025 172.935.168.025 172.935.168.025 (874.787.500) 172.060.380.525 Kurang Lancar 8.122.441.490 8.122.441.490 8.122.441.490 (1.211.025.000) 6.911.416.490 Diragukan 2.586.923.186 2.586.923.186 2.586.923.186 (1.269.000.000 ) 1.317.923.186 Macet 2.257.821.900 2.257.821.900 684.067.887 684.067.887 2.941.889.787 (2.835.567.887 ) 106.321.900 Jumlah 872,500.000 434.000.000 6.527.519.317.070 6.528.825.817.070 684.067.887 684.067.887 6.529.509.884.957 (41.644.571.227 ) 6.487.865.313.730
47
47
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
351
48
48
352
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 8. PINJAMAN QARDH (lanjutan) e. Informasi Penting Lainnya (lanjutan) (iii) Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian pinjaman qardh adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 40.960.503.341 23.906.271.701 64.866.775.042 Mata uang Asing 684.067.886 19.927.186 43.001.786 746.996.858 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 22.423.101.863 18.745.954.059 (208.552.581) 40.960.503.341 Mata uang Asing 45.275.250 638.503.700 288.936 684.067.886 Jumlah 22.468.377.113 19.384.457.759 (208.552.581) 288.936 41.644.571.227 Jumlah 41.644.571.227 23.926.198.887 43.001.786 65.613.771.900
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pinjaman qardh serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. 9. PEMBIAYAAN MUDHARABAH a. Berdasarkan Sektor Ekonomi, Mata Uang, dan Kolektibilitas
2012 Dalam Perhatian Khusus 95.985.167.126 1.454.956.918 624.380.126 179.139.491 98.243.643.661 (4.909.691.583 ) 93.333.952.078 Kurang Lancar 15.947.366.609 248.103.317 5.381.500.000 21.576.969.926 (3.236.545.489 ) 18.340.424.437
Lancar Rupiah Jasa dunia usaha Jasa sosial Pertanian Perdagangan Industri Transportasi dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Pertambangan Jumlah pembiayaan mudharabah Penyisihan kerugian Bersih 3.875.566.518.213 154.774.259.797 40.823.299.571 9.569.441.113 2.902.915.994 985.762.153 328.663.023 178.070.471 174.768.357 4.085.303.698.692 (40.679.350.543 ) 4.044.624.348.149
Jumlah 4.049.989.204.489 161.514.064.651 40.823.299.571 16.666.991.100 3.082.055.485 985.762.153 345.901.650 178.070.471 174.768.357 4.273.760.117.927 (112.259.348.404) 4.161.500.769.523
49
49
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
353
Lancar Rupiah Jasa dunia usaha Jasa sosial Pertanian Perdagangan Industri Konstruksi Transportasi dan komunikasi Listrik, gas dan air Pertambangan 4.195.665.484.231 185.627.094.447 49.047.594.263 22.414.619.037 8.189.368.254 4.197.595.525 3.433.977.881 1.051.070.019 295.300.961 4.469.922.104.618 Mata uang asing Konstruksi 54.405.000.000 54.405.000.000 Jumlah pembiayaan mudharabah Penyisihan kerugian Bersih 4.524.327.104.618 (44.597.224.565 ) 4.479.729.880.053
Jumlah 4.329.932.087.639 197.869.409.466 49.268.118.171 22.480.788.809 8.189.368.254 4.214.834.153 3.433.977.881 1.051.070.019 295.300.961 4.616.734.955.353 54.405.000.000 54.405.000.000 4.671.139.955.353 (80.359.109.429) 4.590.780.845.924
b. Jangka Waktu (sesuai dengan perjanjian) 2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 31.616.297.406 161.566.383.093 3.013.141.538.135 1.067.435.899.293 4.273.760.117.927 Mata uang asing 1 - 2 tahun Jumlah pembiayaan mudharabah Penyisihan kerugian Bersih c. Sisa Umur Jatuh Tempo 2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 474.337.407.202 951.905.297.466 2.487.117.678.177 360.399.735.082 4.273.760.117.927 2011 296.784.912.761 948.134.427.965 3.116.867.225.461 254.948.389.166 4.616.734.955.353 4.273.760.117.927 (112.259.348.404) 4.161.500.769.523 2011 24.870.589.741 35.733.013.281 2.738.662.177.167 1.817.469.175.164 4.616.734.955.353 54.405.000.000 54.405.000.000 4.671.139.955.353 (80.359.109.429) 4.590.780.845.924
50
50 354
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 9. PEMBIAYAAN MUDHARABAH (lanjutan) c. Sisa Umur Jatuh Tempo (lanjutan) Mata uang asing Kurang dari 1 tahun Jumlah pembiayaan mudharabah Penyisihan kerugian Bersih d. Pihak berelasi 2012 Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 37) Jumlah mudharabah e. Informasi Penting Lainnya (i) Persentase bagi hasil pembiayaan mudharabah berkisar antara 13,18% sampai dengan 18,69% per tahun untuk tahun 2012 dan 13,96% sampai dengan 15,00% per tahun untuk tahun 2011. (ii) Rasio non-performing - gross dan net pembiayaan mudharabah pada 31 Desember 2012 adalah sebesar 2,11% dan 0,55% (2011: 1,15% dan 0,05%). tanggal 4.065.217.157.991 208.542.959.936 4.273.760.117.927 2011 4.473.781.229.217 197.358.726.136 4.671.139.955.353 2012 4.273.760.117.927 (112.259.348.404) 4.161.500.769.523 2011 54.405.000.000 54.405.000.000 4.671.139.955.353 (80.359.109.429) 4.590.780.845.924
(iii) Pembiayaan mudharabah dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito mudharabah atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah yang menjadi jaminan disajikan pada Catatan 23. (iv) Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 80.359.109.429 31.900.238.975 112.259.348.404 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 67.240.959.259 22.138.524.140 (9.020.373.970) 80.359.109.429 Mata uang Asing Jumlah 67.240.959.259 22.138.524.140 (9.020.373.970) 80.359.109.429 Mata uang Asing Jumlah 80.359.109.429 31.900.238.975 112.259.348.404
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pembiayaan mudharabah serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. 51
51
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
355
a. Sektor Ekonomi, Mata Uang, dan Kolektibilitas a. Berdasarkan Berdasarkan Sektor Ekonomi, Mata Uang, dan Kolektibilitas
2012
2012
Lancar Lancar Rupiah Rupiah Konstruksi Konstruksi Perdagangan Perdagangan Jasa dunia usaha Jasa dunia usaha Industri Industri Pertanian Pertanian Transportasi dan Transportasi komunikasidan Pertambangan komunikasi Jasa sosial Pertambangan Listrik, gas, dan air Jasa sosial Listrik, gas, dan air Mata uang asing Pertambangan 1.133.856.945.653 1.133.856.945.653 1.198.496.554.827 1.198.496.554.827 2.281.113.899.742 2.281.113.899.742 486.781.130.819 486.781.130.819 180.765.470.122
Diragukan Diragukan
Macet
Macet
Jumlah
Jumlah
180.765.470.122
40.061.208.413 97.788.932.699 1.284.953.844.928 40.061.208.413 7.975.391.034 7.975.391.034 5.271.367.129 5.271.367.129 97.788.932.699 1.284.953.844.928 106.820.200.106 22.067.755.828 11.099.770.391 40.035.389.883 1.378.519.671.035 106.820.200.106 22.067.755.828 11.099.770.391 40.035.389.883 1.378.519.671.035 60.460.741.366 32.748.465.023 9.158.858.423 22.013.639.316 2.405.495.603.870 60.460.741.366 32.748.465.023 9.158.858.423 22.013.639.316 2.405.495.603.870 10.294.535.048 1.600.522.639 1.410.338.642 69.489.887.048 569.576.414.196 10.294.535.04813.688.080.961 1.600.522.639 3.933.814.613 1.410.338.642 69.489.887.048 569.576.414.196 18.756.632.717 4.157.825.851 221.301.824.264
18.756.632.717
13.688.080.961
3.933.814.613
4.157.825.851
221.301.824.264
81.769.255.566 48.719.315.827 81.769.255.566 53.451.327.538 48.719.315.827 12.629.531.036 53.451.327.538 5.477.583.431.130 56.525.115.684 63.294.687.085
12.629.531.036
260.000.000 439.723.976 1.225.000.000 90.060.629.295 205.627.271 86.453.303.74990.060.629.295 260.000.00010.099.718.048 439.723.976 1.225.000.000 147.265.121 270.677.734 74.225.448.346 205.627.271 10.099.718.048 86.453.303.749 - 270.677.734 12.629.531.03674.225.448.346 147.265.121 -
78.693.107.877 -
41.413.591.222 -
234.981.352.531 -
6.123.216.270.719
12.629.531.036
290.544.787.959 -
78.693.107.877 -
41.413.591.222 -
234.981.352.531 -
6.123.216.270.719 56.525.115.684
Mata uang asing Perdagangan Pertambangan Transportasi dan Perdagangan komunikasi Konstruksi Transportasi dan Jasa dunia usaha komunikasi Industri Konstruksi Jasa dunia usaha Industri
Jumlah pembiayaan musyarakah Penyisihan kerugian
56.525.115.684 63.294.687.085
18.291.165.450
Jumlah pembiayaan musyarakah 5.691.135.931.992 277.590.430.502 290.544.787.95967.543.175.770 78.693.107.87725.798.790.975 41.413.591.222 234.981.352.531 6.336.768.771.581 Bersih 5.637.333.063.063 40.811.529.617 6.049.076.989.927 Penyisihan kerugian (53.802.868.929 ) (12.954.357.457 ) (11.149.932.107 ) (15.614.800.247 ) (194.169.822.914) (287.691.781.654 ) Bersih 5.637.333.063.063 277.590.430.502
Dalam Perhatian Khusus 35.515.784.102 Perhatian 78.309.139.886 Khusus 27.865.959.685 9.426.701.878 7.339.849.913
-78.693.107.877 (11.149.932.107 )
-41.413.591.222
(15.614.800.247 )
234.981.352.531 (194.169.822.914)
67.543.175.770
2011
25.798.790.975
40.811.529.617
6.049.076.989.927
Lancar Rupiah Konstruksi Perdagangan Jasa dunia usaha Industri Rupiah Pertanian Konstruksi Transportasi dan Perdagangan komunikasi Jasa dunia usaha Pertambangan Industri Jasa sosial Pertanian Listrik, gas, dan air 1.275.966.653.052 1.278.878.246.194 Lancar 1.351.865.974.212 459.130.299.141 174.252.184.535
2011 Diragukan
6.594.057.442 9.817.964.155 Diragukan 5.762.198.062 999.497.595 2.283.699.179
Macet
Jumlah
Dalam
Transportasi dan komunikasi Pertambangan Mata uang Jasa sosialasing Pertambangan Listrik, gas, dan air
Perdagangan Transportasi dan komunikasi Konstruksi Mata uang asing Jasa dunia usaha
1.278.878.246.194 127.625.715.774 1.351.865.974.212 55.375.857.308 459.130.299.141 69.342.356.665 174.252.184.535 11.582.371.223 55.375.857.308 69.342.356.665 58.729.084.827 11.582.371.223
44.093.638.938 16.547.462.644 10.214.034.869
1.275.966.653.052
78.309.139.886 10.237.552.757 2.037.527.408 27.865.959.685 8.189.165.900 20.574.394.410 9.426.701.878 3.351.004.889 1.096.945.813 100.000.000 7.339.849.913 1.619.466.088 1.967.742.400
182.166.303.095 2.037.527.40840.819.756.644
35.515.784.102
15.354.824.610
6.594.057.442 96.213.535.823 1.429.644.855.029 9.817.964.155 36.701.247.678 1.413.944.150.670 3.703.062.336 133.366.305.518 5.762.198.062 11.542.004.990 1.405.225.302.849 749.955.412 76.700.207.130 999.497.595 66.234.078.435 539.141.581.938 702.440.197 71.241.742.675 2.283.699.179 3.104.759.839 188.599.959.554 13.550.113.623
218.951.084.710 5.271.414.218.986 3.703.062.336 133.366.305.518
96.213.535.823 1.429.644.855.029 36.701.247.678 Macet 1.413.944.150.670 Jumlah 11.542.004.990 1.405.225.302.849 66.234.078.435 539.141.581.938 3.104.759.839 188.599.959.554
4.804.019.658.104 127.625.715.774
20.574.394.410 1.096.945.813 -
182.166.303.095 -
40.819.756.644 -
25.457.416.433 -
Pertambangan Perdagangan Transportasi dan Jumlah pembiayaan komunikasi Musyarakah Konstruksi Penyisihan kerugian Jasa dunia usaha
Bersih
27.202.500.000
10.214.034.869
218.951.084.710 (207.242.915.125)
27.202.500.000
10.214.034.869
4.904.065.078.156
156.786.721.278
11.708.169.585
5.112.172.432.733
156.786.721.278
52
52
PT Bank Syariah Mandiri
356
52
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 10. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (lanjutan) b. Jangka Waktu (sesuai dengan perjanjian) 2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 3.057.960.010.155 1.670.756.279.288 1.221.617.213.467 172.882.767.809 6.123.216.270.719 Mata uang asing Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah pembiayaan musyarakah Penyisihan kerugian Bersih c. Sisa Umur Jatuh Tempo 2012 Rupiah Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Mata uang asing Kurang dari 1 tahun Lebih dari 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun 5.238.836.214.049 414.967.497.136 440.725.820.079 28.686.739.455 6.123.216.270.719 123.100.128.956 48.588.805.500 41.863.566.406 213.552.500.862 Jumlah pembiayaan musyarakah Penyisihan kerugian Bersih d. Informasi Penting Lainnya 2012 Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 37) Jumlah pembiayaan musyarakah 6.132.965.757.581 203.803.014.000 6.336.768.771.581 2011 4.768.128.541.589 660.072.398.675 5.428.200.940.264 6.336.768.771.581 (287.691.781.654) 6.049.076.989.927 2011 4.438.583.018.820 254.762.536.401 576.655.586.911 1.413.076.854 5.271.414.218.986 132.042.521.359 24.744.199.919 156.786.721.278 5.428.200.940.264 (316.028.507.531) 5.112.172.432.733 46.626.593.634 36.319.317.645 101.694.089.583 28.912.500.000 213.552.500.862 6.336.768.771.581 (287.691.781.654) 6.049.076.989.927 2011 1.515.377.110.758 1.681.411.096.968 1.840.054.906.188 234.571.105.072 5.271.414.218.986 43.648.449.352 49.403.822.007 63.734.449.919 156.786.721.278 5.428.200.940.264 (316.028.507.531) 5.112.172.432.733
53
53
Laporan Tahunan 2012
357
(iii) Pembiayaan musyarakah dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa memasang hak tanggungan atau surat kuasa untuk mencairkan deposito mudharabah atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank. Jumlah deposito mudharabah yang menjadi jaminan disajikan pada Catatan 23. (iv) Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 314.735.385.569 34.875.154.595 (63.991.302.507) 285.619.237.657 Mata uang Asing 1.293.121.962 698.133.971 81.288.064 2.072.543.997 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 367.947.722.039 87.945.770.021 (141.158.106.491) 314.735.385.569 Mata uang Asing 937.641.307 349.496.818 5.983.837 1.293.121.962 Jumlah 368.885.363.346 88.295.266.839 (141.158.106.491) 5.983.837 316.028.507.531 Jumlah 316.028.507.531 35.573.288.566 (63.991.302.507) 81.288.064 287.691.781.654
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya pembiayaan musyarakah serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
54
54 358
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 11. ASET YANG DIPEROLEH UNTUK IJARAH Akun ini merupakan obyek sewa dari transaksi ijarah muntahiyah bittamlik dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa dengan perincian sebagai berikut:
2012 Kendaraan Multijasa Mesin dan instalasi Pesawat terbang Lainnya Jumlah Akumulasi penyusutan dan amortisasi Nilai bersih 77.491.245.644 54.106.667.252 49.717.454.299 28.912.500.000 165.014.657.239 375.242.524.434 (183.778.073.094) 191.464.451.340 2011 54.270.755.194 59.432.375.298 39.617.748.750 27.202.500.000 152.204.421.562 332.727.800.804 (137.654.335.091) 195.073.465.713
Ijarah multijasa sebagian besar terdiri dari pembiayaan ijarah untuk tujuan pendidikan. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif masing-masing sebesar Rp232.564.177.072 dan Rp203.198.384.014 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 28). 12. ASET TETAP
2012 1 Januari Nilai Perolehan Hak atas tanah Bangunan Instalasi Kendaraan bermotor Inventaris kantor 99.915.444.619 40.952.200.365 130.448.518.192 124.136.514.323 448.619.000.342 844.071.677.841 Akumulasi Penyusutan Bangunan Instalasi Kendaraan bermotor Inventaris kantor 12.202.232.154 77.349.578.233 45.296.523.909 198.160.254.341 333.008.588.637 Nilai Buku 511.063.089.204 2011 1 Januari Nilai Perolehan Hak atas tanah Bangunan Instalasi Kendaraan bermotor Inventaris kantor 99.915.444.619 37.757.318.292 92.969.782.616 85.530.631.445 303.119.963.171 619.293.140.143 Akumulasi Penyusutan Bangunan Instalasi Kendaraan bermotor Inventaris kantor 10.271.442.789 64.870.731.985 35.766.410.448 143.123.036.869 254.031.622.091 Nilai Buku 365.261.518.052 Penambahan 3.194.882.073 37.478.735.576 47.009.620.278 146.113.538.374 233.796.776.301 1.930.789.365 12.478.846.248 17.933.850.812 55.651.718.628 87.995.205.053 Pengurangan 8.403.737.400 614.501.203 9.018.238.603 8.403.737.351 614.501.156 9.018.238.507 31 Desember 99.915.444.619 40.952.200.365 130.448.518.192 124.136.514.323 448.619.000.342 844.071.677.841 12.202.232.154 77.349.578.233 45.296.523.909 198.160.254.341 333.008.588.637 511.063.089.204 Penambahan 13.000.000 3.340.654.697 33.647.216.035 30.984.338.302 304.437.946.749 372.423.155.783 2.394.742.800 18.712.564.203 24.224.900.262 94.031.833.231 139.364.040.496 Pengurangan 973.582.625 6.660.103.500 978.043.348 8.611.729.473 468.643.157 468.643.156 6.650.613.452 499.995.156 8.087.894.921 31 Desember 99.928.444.619 43.319.272.437 164.095.734.227 148.460.749.125 752.078.903.743 1.207.883.104.151 14.128.331.797 95.593.499.280 62.870.810.719 291.692.092.416 464.284.734.212 743.598.369.939
55
55
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
359
Aset tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket asuransi tertentu pada PT Tugu Pratama Indonesia dan PT Asuransi Takaful Umum dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp806.714.229.823 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012. Sedangkan tahun 2011, aset tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket asuransi tertentu pada PT Asuransi Jasindo Takaful, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Staco Jasapratama dan PT Tugu Pratama Indonesia dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp640.106.319.462. Manajemen Bank berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang diasuransikan. Berdasarkan penelaahan manajemen Bank, tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang dimiliki oleh Bank. 13. ASET LAIN-LAINNYA
2012 Rupiah Biaya dibayar di muka: Sewa gedung Renovasi gedung Pembukaan cabang baru Pemeliharaan piranti lunak Implementasi Core Banking System (CBS) baru Lainnya Suspense account CBS baru Tagihan surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) kepada nasabah Piutang pendapatan Surat Berharga Tagihan ATM Prima Pendapatan akan diterima rahn Setoran jaminan Tagihan letter of credit import usance Lainnya Jumlah Penyisihan kerugian atas tagihan lainnya Bersih 268.150.874.423 247.681.622.010 32.031.181.477 15.483.897.523 23.194.751.693 38.228.933.521 232.686.096.173 74.462.306.617 42.494.275.455 35.463.492.115 31.222.764.718 8.384.945.565 15.697.326.101 1.065.182.467.391 (6.000.000.000) 1.059.182.467.391 Mata uang Asing 305.448.612 22.964.974.678 24.654.322 157.255.088 62.161.364.739 3.951.426.792 89.565.124.231 89.565.124.231 Jumlah 268.150.874.423 247.681.622.010 32.031.181.477 15.483.897.523 23.194.751.693 38.534.382.133 232.686.096.173 97.427.281.295 42.494.275.455 35.488.146.437 31.222.764.718 8.542.200.653 62.161.364.739 19.648.752.893 1.154.747.591.622 (6.000.000.000) 1.148.747.591.622
56
56
PT Bank Syariah Mandiri
360
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 13. ASET LAIN-LAINNYA (lanjutan)
2011 Rupiah Biaya dibayar di muka: Sewa gedung Renovasi gedung Pembukaan cabang baru pemeliharaan piranti lunak Implementasi Core Banking System (CBS) baru Lainnya Pendapatan akan diterima rahn Tagihan surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) kepada nasabah Tagihan letter of credit import usance Pendapatan akan diterima dari surat berharga Tagihan ATM Prima Setoran jaminan Piutang pendapatan SBIS Lainnya Jumlah Penyisihan kerugian atas tagihan lainnya Bersih 246.885.283.287 230.128.771.405 127.516.232.350 21.952.419.591 26.014.456.609 125.823.756.786 107.079.319.467 68.474.270.766 46.054.713.737 23.812.770.649 7.120.053.215 3.292.041.667 36.854.553.058 1.071.008.642.587 (6.000.000.000) 1.065.008.642.587 Mata uang Asing 289.934.944 83.631.540.822 140.728.935.003 175.156.898 547.240.660 225.372.808.327 225.372.808.327 Jumlah 246.885.283.287 230.128.771.405 127.516.232.350 21.952.419.591 26.014.456.609 126.113.691.730 107.079.319.467 152.105.811.588 140.728.935.003 46.054.713.737 23.812.770.649 7.295.210.113 3.292.041.667 37.401.793.718 1.296.381.450.914 (6.000.000.000) 1.290.381.450.914
Tagihan ATM Prima merupakan tagihan yang timbul karena penggunaan jaringan Automated Teller Machine (ATM) Bank oleh nasabah bank lain yang menjadi anggota dari jaringan ATM Prima. Termasuk dalam aset lain-lainnya per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah tagihan Bank kepada PT Sari Indo Prima (SIP) atas penyelesaian kasus hukum terkait dengan pembiayaan mudharabah muqayyadah - Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda). Pada tanggal 3 November 2009, Bank, DAPENDA dan SIP menandatangani perjanjian damai yang menyebutkan bahwa Bank dan SIP setuju dan sepakat untuk membayar jumlah pokok pembiayaan kepada DAPENDA sebesar Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar Rupiah) sesuai dengan putusan BASYARNAS. Pembayaran ini dibebankan kepada Bank dan SIP secara tanggung renteng. Sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2009, SIP dengan ini secara tegas mengakui memiliki kewajiban pembayaran kepada Bank sesuai dengan jumlah yang dibayarkan oleh Bank kepada DAPENDA maksimal sebesar Rp6.000.000.000 (enam milyar Rupiah) dan kewajiban pembayaran SIP tersebut akan timbul dan berlaku efektif pada saat dilaksanakannya pengembalian atau pembayaran oleh Bank kepada DAPENDA selambat-lambatnya 14 (empat belas) tahun. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah membentuk penyisihan kerugian secara penuh atas piutang SIP tersebut. Suspense account adalah pos terbuka yang timbul dari proses implementasi dan migrasi data dari sistem lama (Alphabids) ke sistem core banking yang baru (iBSM) yang belum dapat terselesaikan hingga tanggal laporan posisi keuangan. Manajemen Bank yakin bahwa belum terselesaikannya pospos terbuka tersebut tidak akan memberikan dampak yang material terhadap laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2012.
57
57
Laporan Tahunan 2012
361
145.345.825.631 131.810.559.848 94.338.582.647 52.930.071.420 47.309.407.355 37.035.011.666 36.052.643.927 21.667.241.663 9.119.588.900 4.899.537.690 4.621.728.635 3.320.890.590 1.701.474.318 1.617.991.377 1.300.914.976 16.601.691.297 609.673.161.940
145.345.825.631 134.737.849.427 94.481.290.983 52.930.071.420 47.309.407.355 37.035.011.666 36.052.643.927 21.667.304.959 9.119.588.900 4.899.537.690 4.621.728.635 3.437.661.500 1.701.474.318 22.306.641.265 1.302.951.765 16.601.691.297 633.550.680.738
Pihak berelasi (Catatan 37) Liabilitas atas penggunaan ATM Bank Mandiri
112.812.995.821 112.812.995.821
23.877.518.798
Jumlah
722.486.157.761
2011 Rupiah Pihak ketiga Cadangan bonus dan tansiem untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris Liabilitas ATM Prima Biaya yang masih harus dibayar Titipan dana nasabah Zakat Bank Liabilitas pada notaris Liabilitas pada perusahaan asuransi Zakat pegawai, nasabah, dan umum Cadangan biaya promosi Liabilitas atas biaya fasilitas pembiayaan yang diberikan Liabilitas ATM Bersama Cadangan bagi hasil subnotes yang diterbitkan Rekening perantara pembayaran kepada pemasok Mata uang Asing Jumlah
246.658.111.087 48.007.732.314 37.761.466.872 44.045.493.341 33.760.681.641 24.165.290.849 22.317.019.806 14.151.677.844 13.820.000.000 11.288.741.975 7.397.100.975 6.420.015.211 5.624.519.305
246.658.111.087 48.007.732.314 37.764.483.436 45.233.943.551 33.760.681.641 24.165.290.849 22.317.019.806 14.165.157.374 13.820.000.000 11.288.741.975 7.397.100.975 6.420.015.211 14.367.439.619
58
58 362
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 14. LIABILITAS SEGERA (lanjutan)
2011 Rupiah Pihak ketiga (lanjutan) Liabilitas KPKN persepsi pajak impor Dana kebajikan Lainnya Pihak berelasi Liabilitas atas penggunaan ATM Bank Mandiri Dana mudharabah muqayyadah Surat Utang Pemerintah (SUP) yang belum disalurkan 4.399.141.844 3.122.329.258 5.796.109.540 528.735.431.862 52.155.336.297 46.918.954.014 99.074.290.311 Jumlah 627.809.722.173 Mata uang Asing 39.544.046 9.987.410.664 9.987.410.664 Jumlah 4.399.141.844 3.161.873.304 5.796.109.540 538.722.842.526 52.155.336.297 46.918.954.014 99.074.290.311 637.797.132.837
Ikhtisar perubahan cadangan untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris adalah sebagai berikut: 2012 Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Pembayaran selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 246.658.111.087 127.577.551.540 (228.889.836.996) 145.345.825.631 2011 195.776.835.964 299.051.975.469 (248.170.700.346) 246.658.111.087
Cadangan untuk karyawan, direksi, dan dewan komisaris merupakan cadangan biaya tunjangan hari raya, cadangan tunjangan prestasi unit kerja atas penilaian kinerja triwulanan, cadangan bonus akhir tahun, dan cadangan tansiem untuk direksi dan dewan komisaris. Titipan dana nasabah merupakan setoran nasabah yang belum disalurkan oleh Bank. Di dalam akun ini terdapat titipan dana mudharabah muqayyadah channeling sebesar Rp7.540.699.959 dan Rp6.971.463.980 masing-masing untuk tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Zakat Bank merupakan liabilitas zakat Bank yang dihitung dari laba sebelum pajak (Catatan 40). Rekening perantara pembayaran kepada pemasok merupakan setoran dan atau liabilitas Bank atas pengadaan barang atau jasa. Zakat pegawai, nasabah, dan umum merupakan titipan dana zakat, infak, dan shadaqah dari pihakpihak tersebut. Liabilitas pada notaris merupakan setoran nasabah untuk pembayaran notaris dalam rangka pembiayaan yang belum dibayarkan oleh Bank kepada notaris. Liabilitas pada perusahaan asuransi merupakan setoran nasabah untuk pembayaran asuransi dalam rangka pembiayaan yang belum dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan asuransi. Dana kebajikan merupakan penerimaan pendapatan denda nasabah pembiayaan dan jasa giro dari bank non-syariah. Pendapatan non-halal yang berasal dari pendapatan jasa giro dari bank nonsyariah masing-masing sebesar Rp453.611.371 dan Rp610.212.906 per 31 Desember 2012 dan 2011.
59
59
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
363
2.103.608.253 69.630.683.715 32.674.364.259 104.408.656.227 228.391.048 1.330.496.672 1.558.887.720 105.967.543.947 15.863.337 554.559.835 303.919.071 874.342.243 106.841.886.190
Jumlah
39.952.815.813
60 60
364
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 16. SIMPANAN WADIAH 2012 a. Giro Wadiah Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing 2011
901.347.921.061 901.347.921.061
176.401.832 176.401.832
Jumlah
7.332.436.237.235
Simpanan wadiah merupakan simpanan wadiah yad-dhamanah dari pihak lain yang berdasarkan kebijaksanaan Bank akan mendapatkan bonus. Bonus untuk simpanan wadiah Rupiah per tahun adalah berkisar antara 0,75% sampai dengan 2,48% untuk tahun 2012 dan berkisar antara 0,76% sampai dengan 2,83% untuk tahun 2011. Bonus per tahun untuk simpanan wadiah dalam mata uang asing berkisar antara 0,19% sampai dengan 0,68% untuk tahun 2012 dan berkisar antara 0,19% sampai dengan 0,89% untuk tahun 2011. 17. SIMPANAN DARI BANK LAIN 2012 Pihak ketiga Rupiah Giro wadiah Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) Pihak berelasi (Catatan 37) Rupiah Giro wadiah PT Bank Sinar Harapan Bali Jumlah 2011
31.585.080.325 -
31.331.677.909 45.337.500.000
6.391.071.948 37.976.152.273
2.161.483.231 78.830.661.140
Giro wadiah merupakan simpanan giro dari bank lain dengan akad wadiah yad-dhamanah yang berdasarkan kebijakan Bank akan mendapatkan bonus. Bonus untuk giro wadiah Rupiah per tahun berkisar antara 0,75% sampai dengan 1,10% untuk tahun 2012 dan berkisar antara 0,76% sampai dengan 2,83% untuk tahun 2011.
61 61
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
365
b. Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat/ (beban) pajak penghasilan dengan laba fiskal dan taksiran beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum manfaat/(beban) pajak penghasilan Beda temporer: Penyisihan/(pemulihan) kerugian atas: Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Investasi pada surat berharga Kelebihan/(kekurangan) penyisihan kerugian atas pembiayaan Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban penyisihan kerugian risiko operasional Beban atas imbalan pasca-kerja karyawan dan imbalan jangka panjang karyawan Depresiasi aset tetap Cadangan bonus Jumlah beda temporer Beda tetap: Hadiah karyawan Depresiasi aset tetap Representasi Sewa kendaraan dinas Sewa rumah dinas Membership Beban non-operasional Lain-lain Jumlah beda tetap Jumlah koreksi fiskal Penghasilan kena pajak Beban pajak penghasilan Pajak dibayar dimuka - pasal 25 Utang pajak penghasilan - pasal 25/29 1.097.132.642.834 2011 747.934.244.036
(3.697.162.712) (116.075.000) 70.928.394.245 57.831.561.681 193.089.407 1.000.000.000 43.058.682.187 (7.385.165.385) (45.176.348.705) 116.636.975.718 15.832.259.344 12.203.229.410 10.436.367.217 10.701.828.412 6.639.702.183 4.271.518.609 339.935.624 8.210.844.318 68.635.685.117 185.272.660.835 1.282.405.303.669 320.601.325.750 (246.715.858.437) 73.885.467.313
827.530.639 (83.925.000) 12.167.733.076 (129.175.340.001) (640.386.142) 100.000 23.704.082.456 15.014.890.061 122.543.887.237 44.358.572.326 14.831.611.975 10.904.451.993 7.457.695.836 5.211.412.702 3.460.331.888 468.673.011 (2.812.435.442) 39.521.741.963 83.880.314.289 831.814.558.325 207.953.639.500 (176.170.277.687) 31.783.361.813
Bank akan melaporkan jumlah pajak penghasilan tahun 2012 sama dengan perhitungan beban pajak penghasilan tersebut di atas dalam SPT tahunan.
62
62 366
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 18. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan Bank dengan perkalian laba akuntansi Bank sebelum manfaat/(beban) pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum manfaat/(beban) pajak penghasilan Beban pajak penghasilan yang dihitung dari laba sebelum manfaat/(beban) pajak penghasilan Pengaruh pajak atas beda tetap Beban pajak - bersih
d.
Komponen dari manfaat/(beban) pajak penghasilan: 2012 Manfaat/(beban) pajak penghasilan: Beban pajak kini Manfaat pajak tangguhan Beban pajak - bersih (320.601.325.750) 29.159.243.929 (291.442.081.821) 2011 (207.953.639.500) 11.089.643.081 (196.863.996.419)
e. Aset pajak tangguhan terdiri dari: 2012 Aset pajak tangguhan: Penyisihan kerugian atas aset produktif Penyisihan imbalan pasca-kerja karyawan dan imbalan jangka panjang karyawan Penyisihan kerugian risiko operasional Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Penyisihan kerugian atas piutang tagihan lainnya Aset tetap Cadangan bonus Liabilitas pajak tangguhan: Keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga tersedia untuk dijual Aset pajak tangguhan - bersih 68.717.402.358 26.358.305.282 5.130.674.252 710.820.527 1.500.000.000 331.151.098 19.341.884.633 122.090.238.150 (87.930.758) 122.002.307.392 2011 37.480.722.805 15.593.634.735 4.880.674.252 662.548.175 1.500.000.000 2.177.442.445 30.635.971.809 92.930.994.221 (1.689.548.544) 91.241.445.677
Manfaat yang diperoleh dari aset pajak tangguhan yang diakui Bank tergantung pada adanya penghasilan kena pajak yang lebih besar dari pemulihan perbedaan temporer yang bisa dikurangkan di masa yang akan datang.
63
63
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
367
Per 31 Desember 2012 dan 2011, semua bank garansi yang diterbitkan dan LC yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan diklasifikasikan sebagai lancar. 64
64 368
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) Ikhtisar perubahan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 1.469.933.912 3.275.471 1.473.209.383 Mata uang Asing 1.230.632.017 189.813.936 77.359.828 1.497.805.781 2011 Rupiah Saldo awal tahun (Pemulihan)/penyisihan selama tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun 2.195.698.836 (725.764.924) 1.469.933.912 Mata uang Asing 1.137.990.808 85.378.782 7.262.427 1.230.632.017 Jumlah 3.333.689.644 (640.386.142 ) 7.262.427 2.700.565.929 Jumlah 2.700.565.929 193.089.407 77.359.828 2.971.015.164
Manajemen berpendapat bahwa estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian liabilitas komitmen dan kontinjensi serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dalam kegiatan usaha Bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut: 2012 Bank garansi yang diterbitkan LC yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Jumlah 313.826.622.554 51.626.075.373 365.452.697.927 2011 311.664.347.727 72.097.277.098 383.761.624.825
21. LIABILITAS LAIN-LAIN 2012 Rupiah Cadangan imbalan pasca-kerja karyawan dan imbalan jangka panjang karyawan (Catatan 36) Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum Setoran jaminan Cadangan kerugian Surat Utang Pemerintah (Catatan 42) Suspense account CBS baru Lainnya 2011
65
65
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
369
Ikhtisar perubahan penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum adalah sebagai berikut:
2012 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 19.522.697.007 1.000.000.000 20.522.697.007 2011 Rupiah Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Saldo akhir tahun 19.522.597.007 19.522.597.007 Mata uang Asing Jumlah 19.522.597.007 19.522.597.007 Mata uang Asing Jumlah 19.522.697.007 1.000.000.000 20.522.697.007
22. SURAT BERHARGA SUBORDINASI YANG DITERBITKAN 2012 Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 37) Jumlah surat berharga subordinasi yang diterbitkan 425.000.000.000 75.000.000.000 500.000.000.000 2011 528.000.000.000 172.000.000.000 700.000.000.000
Subordinated Notes Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2011 Subordinated notes (subnotes) mudharabah Bank Syariah Mandiri tahun 2011 merupakan surat berharga yang diterbitkan Bank dalam bentuk surat pengakuan liabilitas jangka panjang berjangka waktu 10 tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan. Pada tanggal 31 Desember 2012, total subordinated notes mudharabah yang telah diterbitkan oleh Bank adalah yang diterbitkan pada tahun 2011 sebesar Rp500.000.000.000.
66 66
370
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 22. SURAT BERHARGA SUBORDINASI YANG DITERBITKAN (lanjutan) Subordinated Notes Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2011 (lanjutan) Syarat dan ketentuan: Pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang subnotes Bank dengan pendapatan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan Bank triwulan terakhir yang belum diaudit yang tersedia dan disahkan oleh Direksi Bank selambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan. Pendapatan yang dibagihasilkan diperoleh dari pendapatan portofolio pembiayaan Rupiah (blended) Bank senilai Rp5.000.000.000.000 yang diperoleh selama 1 (satu) triwulan sebagaimana dicantumkan dalam setiap laporan keuangan Bank yang belum diaudit. Nisbah yang diberikan kepada pemegang subnotes adalah sebesar 16,30% per tahun dari pendapatan bagi hasil yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.
Subnotes ini tidak dijamin dengan jaminan khusus dan tidak dijamin oleh pihak ketiga, termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan kedalam Program Penjaminan Bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjaminan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan kewajiban Bank yang disubordinasi. Selama berlakunya jangka waktu Subnotes dan sebelum dilunasinya semua pokok dan bagi hasil, Bank berkewajiban untuk: (i) menjaga jumlah aktiva yang tidak diagunkan minimal sebesar 150% dari jumlah Liabilitas; (ii) memastikan bahwa subnotes ini tidak akan dimiliki oleh lebih dari 49 (empat puluh sembilan) investor; (iii) menyerahkan kepada agen pemantau sebagai berikut: laporan keuangan tahunan audit, laporan keuangan triwulan, laporan keuangan yang digunakan untuk perhitungan bagi hasil dan laporan tingkat kesehatan Bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Bank tanpa persetujuan tertulis Agen Pemantau tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) mengurangi modal ditempatkan dan disetor; (ii) mengadakan perubahan bidang usaha; (iii) melakukan penggabungan atau peleburan atau reorganisasi, kecuali karena adanya ketentuan Pemerintah atau Bank Indonesia; (iv) mengadakan pengabungan, konsolidasi, akuisisi dengan entitas lain yang menyebabkan bubarnya Bank. Penerbitan subnotes Bank dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: - Tahap I tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp75.000.000.000 - Tahap II tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp275.000.000.000 - Tahap III tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp150.000.000.000 Untuk penerbitan subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun 2011, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dalam surat No. 13/2069/DPbS tanggal 31 Oktober 2011 perihal izin penerbitan subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank telah mengeluarkan opini melalui suratnya nomor 13/11/DPS/XII/2011 tanggal 14 Desember 2011 menyatakan bahwa subordinated notes syariah mudharabah telah sesuai dengan fatwa DSN mengenai obligasi syariah dan obligasi syariah mudharabah (Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 dan No.33/DSN-MUI/IX/2002). Bagi hasil yang diberikan kepada pemegang subordinated notes diambil dari porsi Bank. Bertindak sebagai wali amanat subordinated notes mudharabah Bank Syariah Mandiri 2011 adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada bulan Desember 2012, subnotes Bank ini memiliki peringkat idAA dari agen pemeringkat efek PT Pefindo. Pada quarter pertama tahun 2012, Bank telah menggunakan hak melunasi (call option) subordinated notes syariah Mudharabah 2007 pada tahun ke-5 sejak tanggal penerbitan sebesar Rp200.000.000.000. 67 67
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
371
Giro dan tabungan investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. 2) Investasi tidak terikat - tabungan mudharabah 2012 Pihak ketiga Tabungan BSM Tabungan Mabrur Tabungan Investa Cendekia Tabungan Berencana BSM Tabungan Pensiun Tabungan Qurban Tabungan Al Washilyah Mandiri Pihak berelasi (Catatan 37) Tabungan BSM Tabungan Berencana BSM Tabungan Investa Cendekia Tabungan Mabrur Tabungan Mudharabah Institusi 14.421.371.351.641 2.674.293.361.744 245.104.541.205 146.550.283.032 8.235.034.013 488.736.193 30.186.923 17.496.073.494.751 9.690.062.217 1.030.619.754 1.245.999.980 142.421.520 17.819.906.426 29.929.009.897 Jumlah investasi tidak terikat - tabungan mudharabah 17.526.002.504.648 2011 11.302.426.396.684 1.800.382.673.932 195.994.426.106 125.045.077.357 386.139.251 5.298.808 13.424.240.012.138 85.904.014.060 469.963.241 345.191.571 150.946.240 86.870.115.112 13.511.110.127.250
Tabungan investasi tidak terikat tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Nisbah bagi hasil untuk investasi tidak terikat tabungan mudharabah setara dengan 0,23% sampai dengan 7,17% per tahun untuk tahun 2012 dan 0,24% sampai dengan 7,43% per tahun untuk tahun 2011.
68 372
Laporan Tahunan 2012
68
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 23. DANA SYIRKAH TEMPORER (lanjutan) a. Bukan Bank (lanjutan)
3) Investasi tidak terikat - deposito mudharabah 2012 Rupiah Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah 18.630.912.475.503 1.948.287.542.760 20.579.200.018.263 Mata uang Asing 1.247.320.229.115 124.186.223 1.247.444.415.338 2011 Rupiah Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah 16.384.323.029.693 5.909.213.427.894 22.293.536.457.587 Mata uang asing 1.225.202.101.397 5.973.225.509 1.231.175.326.906 Jumlah 17.609.525.131.090 5.915.186.653.403 23.524.711.784.493 Jumlah 19.878.232.704.618 1.948.411.728.983 21.826.644.433.601
b. Bank 2012 Pihak ketiga Investasi tidak terikat: Tabungan mudharabah Deposito mudharabah Jumlah dana syirkah temporer bank c. Musyarakah - Giro Mudharabah Musytarakah 2012 Pihak ketiga d. 2.886.139.624 2011 1.968.580.682 2011
Investasi Tidak Terikat - Deposito Mudharabah (bank dan bukan bank) 1) Berdasarkan jangka waktu (sesuai perjanjian)
2012 Rupiah Sampai dengan 1 bulan Lebih dari 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 6 bulan Lebih dari 6 - 12 bulan Jumlah 9.603.663.265.073 7.357.606.726.563 1.861.072.518.849 1.879.622.476.757 20.701.964.987.242 Mata uang asing 922.050.244.013 271.829.124.233 16.870.188.356 36.694.858.736 1.247.444.415.338 Jumlah 10.525.713.509.086 7.629.435.850.796 1.877.942.707.205 1.916.317.335.493 21.949.409.402.580
69
PT Bank Syariah Mandiri
69
373
2)
2011 Rupiah Sampai dengan 1 bulan Lebih dari 1 - 3 bulan Lebih dari 3 - 6 bulan Lebih dari 6 - 12 bulan Jumlah 15.843.052.633.995 3.689.443.286.560 1.644.802.773.170 1.289.437.116.437 22.466.735.810.162 Mata uang asing 889.800.365.259 129.142.136.041 20.119.816.267 192.113.009.339 1.231.175.326.906 Jumlah 16.732.852.999.254 3.818.585.422.601 1.664.922.589.437 1.481.550.125.776 23.697.911.137.068
Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad mudharabah muthlaqah. Nisbah bagi hasil untuk deposito berjangka mudharabah dalam Rupiah sampai dengan 6,80% per tahun untuk tahun 2012 dan berkisar antara 7,23% per tahun untuk tahun 2011. Bagi hasil per tahun untuk deposito dalam mata uang asing berkisar antara 1,36% sampai dengan 1,81% berkisar antara 0,91% sampai dengan 1,78% untuk tahun 2011. berkisar antara 4,69% 4,91% sampai dengan berjangka mudharabah untuk tahun 2012 dan
Deposito berjangka mudharabah dengan akad mudharabah muthlaqah yang dijadikan sebagai jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp769.143.537.487 dan Rp391.564.368.585 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
70
70
PT Bank Syariah Mandiri
374
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 24. MODAL SAHAM Pemegang saham, modal ditempatkan dan disetor penuh per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Mandiri Sekuritas Jumlah Lembar Saham 291.648.712 1 291.648.713 % Kepemilikan 99,99999966 0,00000034 100,00000000 2011 Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Mandiri Sekuritas Jumlah Lembar Saham 231.648.712 1 231.648.713 % Kepemilikan 99,99999966 0,00000034 100,000000 Jumlah (Rp) 1.158.243.560.000 5.000 1.158.243.565.000 Jumlah (Rp) 1.458.243.560.000 5.000 1.458.243.565.000
25. PENAMBAHAN MODAL SAHAM Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Pemegang Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri (Bank) pada tanggal 28 Desember 2012 sesuai dengan akta No. 18 dari Notaris Efran Yuniarto, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah setoran modal saham sebesar Rp300.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak 60 juta lembar saham baru yang dikeluarkan dari saham portepel. Berdasarkan hasil Keputusan Rapat Pemegang saham diluar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri (Bank) pada tanggal 21 Maret 2011 sesuai dengan akta No. 19 dari Notaris Badarusyamsi, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah setoran modal saham sebesar Rp200.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak 40 juta saham baru yang dikeluarkan dari saham portapel. Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 2011 sesuai dengan akta No. 42 Notaris Efran Yuniarto, S.H. di Jakarta, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menambah setoran modal saham sebesar Rp300.000.000.000 dalam bentuk tunai dengan penerbitan sebanyak 60 juta lembar saham baru yang dikeluarkan dari saham portepel. 26. CADANGAN UMUM Sesuai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 20 Juni 2012, para pemegang saham telah memutuskan untuk melakukan penyisihan cadangan umum atas laba tahun sebelumnya sebesar Rp24.655.555.340 sehingga total cadangan umum menjadi Rp231.648.713.000 atau sebesar 20% dari modal disetor penuh tahun 2011. Pencadangan saldo laba sebagai cadangan umum dilakukan guna memenuhi ketentuan Undang-Undang RI tentang Perseroan Terbatas yang mengharuskan cadangan umum dibentuk paling sedikit sebesar 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah cadangan umum yang telah dibentuk per 31 Desember 2012 adalah 15,89% dari modal disetor. 27. TANSIEM Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2012 dan 28 Juni 2011, pemegang saham menyetujui untuk membagikan tansiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris masing-masing dari cadangan tansiem sebesar Rp24.798.161.143 dan Rp17.912.648.208. 71
71
Laporan Tahunan 2012
375
29. HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DANA SYIRKAH TEMPORER Akun ini merupakan distribusi bagi hasil untuk para nasabah: 2012 Deposito mudharabah Tabungan mudharabah Investasi terikat Sertifikat investasi mudharabah antarbank Musyarakah - giro mudharabah musytarakah Jumlah 1.374.951.442.726 514.334.945.115 23.540.256.970 676.870.254 62.977.679 1.913.566.492.744 2011 1.398.019.866.112 367.066.166.218 13.844.995.183 1.597.074.043 22.311.815 1.780.550.413.371
72
72
376
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 30. PENDAPATAN USAHA LAINNYA 2012 a. Pendapatan imbalan jasa perbankan Pendapatan ujrah dana talangan haji Pendapatan administrasi pembiayaan Pendapatan rahn Pendapatan administrasi tabungan Pendapatan transaksi mata uang asing - bersih Pendapatan jasa transaksi ATM lain Pendapatan administrasi dan komisi selain pembiayaan Pendapatan ganti rugi restrukturisasi (ta'widh) Pendapatan jasa dokumen dalam negeri Pendapatan pembiayaan sindikasi Pendapatan jasa transaksi ATM Mandiri Pendapatan jasa ekspor impor Pendapatan komisi bancassurance Pendapatan administrasi giro Pendapatan jasa transfer RTGS Pendapatan jasa payroll Pendapatan komisi asuransi Pendapatan tawidh haji Pendapatan fee merchant trade Lainnya 441.932.235.502 237.980.841.451 156.192.015.042 105.588.087.375 21.334.851.668 21.004.089.264 20.749.588.365 14.984.664.313 13.619.356.566 13.076.038.639 8.214.360.320 5.616.610.746 5.606.414.816 5.569.456.231 4.573.935.489 3.269.960.616 2.971.238.814 2.345.058.607 2.076.875.407 45.018.898.715 1.131.724.577.946 b. Pendapatan imbalan investasi terikat Imbalan mudharabah muqayyadah Jumlah 7.022.971.321 1.138.747.549.267 2011 324.807.690.742 208.633.045.728 301.465.504.957 84.189.484.888 15.370.057.551 9.990.380.503 17.238.603.574 10.722.468.544 19.056.851.303 5.913.699.787 6.218.488.000 2.568.091.724 3.625.188.567 11.188.150.779 3.673.173.323 2.048.702.838 5.217.566.704 3.040.486.651 2.699.761.193 29.825.014.107 1.067.492.411.463 14.255.350.919 1.081.747.762.382
31. BEBAN KEPEGAWAIAN 2012 Beban gaji, upah, tunjangan, dan kesejahteraan karyawan Beban biaya manfaat karyawan Beban pendidikan dan pelatihan Beban biaya kegiatan sosial pegawai Beban pengobatan Beban biaya rekrutmen Beban lainnya Jumlah 816.771.116.339 50.717.535.457 49.210.515.570 26.128.541.678 14.390.101.286 3.583.397.180 12.358.450.607 973.159.658.117 2011 831.414.240.323 32.128.197.291 56.504.361.296 12.820.550.355 17.477.521.346 3.831.066.554 10.706.072.769 964.882.009.934
73
PT Bank Syariah Mandiri
73
Laporan Tahunan 2012
377
33. BEBAN PENYISIHAN KERUGIAN 2012 a. Beban penyisihan/(pemulihan) kerugian aset produktif: Piutang (Catatan 7) Pembiayaan musyarakah (Catatan 10) Pembiayaan mudharabah (Catatan 9) Investasi pada surat berharga (Catatan 6) Pinjaman qardh (Catatan 8) Giro pada bank lain (Catatan 4) Penempatan pada bank lain (Catatan 5) Jumlah b. Pemulihan kerugian aset non-produktif c. (Pemulihan)/beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (Catatan 20) Jumlah 2011
226.151.228.835 35.573.288.566 31.900.238.975 70.928.394.245 23.926.198.887 (3.697.162.712) (116.075.000) 384.666.111.796 (9.000.000.000) 193.089.407 375.859.201.203
203.607.094.692 88.295.266.839 22.138.524.140 12.167.733.076 19.384.457.759 827.530.639 (83.925.000) 346.336.682.145 (640.386.142) 345.696.296.003
74
74
PT Bank Syariah Mandiri
378
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 34. BEBAN USAHA LAIN 2012 a. Beban bonus: Giro wadiah Tabungan wadiah simpatik Jumlah beban bonus b. Beban lainnya: Premi asuransi penjaminan dana pihak ketiga Penyisihan risiko operasional Lain-lain Jumlah beban lainnya Jumlah 33.569.381.595 9.372.277.075 42.941.658.670 92.786.918.162 1.476.695.889 5.138.559.443 99.402.173.494 142.343.832.164 2011 28.486.329.654 4.418.514.945 32.904.844.599 67.724.002.620 35.425.000 3.288.876.809 71.048.304.429 103.953.149.028
35. PENDAPATAN DAN BEBAN NON-USAHA 2012 a. Pendapatan non-usaha: Laba penjualan aset tetap Keuntungan selisih kurs Sewa gedung Lainnya Jumlah pendapatan non-usaha b. Beban non-usaha: Denda dan sanksi Lainnya Jumlah beban non-usaha Jumlah pendapatan dan beban Non-usaha - bersih 36. IMBALAN KERJA KARYAWAN Bank mempunyai program pensiun iuran pasti yang meliputi seluruh karyawan tetap yang didanai melalui iuran tetap bulanan kepada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia. DPLK ini memperoleh pengesahan terakhir kali dari Menteri Keuangan yang tertuang dalam Surat Keputusan No.KEP-128/KM.6/2002 tanggal 17 Juni 2002. Iuran program pensiun ini didanai oleh Bank sebesar 10% dari gaji kotor karyawan. Iuran yang dibayarkan kepada dana pensiun selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah Rp33.804.492.396 dan Rp20.957.618.464. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk menghitung liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai Undang-Undang No.13/2003 dan Peraturan Perusahaan Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 3.659.645.183 2.659.390.066 114.352.500 1.020.167.844 7.453.555.593 1.108.239.863 314.658.689 1.422.898.552 6.030.657.041 2011 5.058.121.178 1.181.950.134 158.297.500 359.635.337 6.758.004.149 332.695.575 135.977.436 468.673.011 6.289.331.138
75
75
Laporan Tahunan 2012
379
5,75% per tahun 6,75% per tahun 10% per tahun 10% per tahun 56 tahun 56 tahun CSO - 1980 CSO - 1980 10% per tahun sebelum usia 25 tahun dan berkurang sampai dengan 1% hingga usia 45 tahun/ Projected Unit Credit
Tabel di bawah ini merupakan komponen dari liabilitas bersih yang diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan laba dan rugi komprehensif dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan dalam hubungannya dengan liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 oleh aktuaris independen (PT Dayamandiri Dharmakonsilindo) dalam laporannya masing-masing tertanggal 16 Januari 2013 dan 21 Januari 2012. Beban imbalan pasca-kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi:
2012 UU No. 13/2003 Biaya jasa kini Biaya bunga Keuntungan aktuaria bersih yang diakui Amortisasi biaya jasa lalu-non-vested Lain-lain 15.320.742.000 7.200.058.174 (397.107.427) 4.332.721.491 7.171.410.000 33.627.824.238 Penghargaan Masa Kerja 13.402.724.794 909.070.878 2.777.915.547 17.089.711.219 2011 UU No. 13/2003 Biaya jasa kini Biaya bunga Keuntungan aktuaria bersih yang diakui Amortisasi biaya jasa lalu-non vested Lain-lain 8.688.806.000 4.520.481.093 2.016.380.909 (329.026.189) 5.190.333.000 20.086.974.813 Penghargaan Masa Kerja 9.308.310.743 734.457.479 1.998.068.001 12.040.836.223 Jumlah 17.997.116.743 5.254.938.572 2.016.380.909 (329.026.189 ) 7.188.401.001 32.127.811.036 Jumlah 28.723.466.794 8.109.129.052 (397.107.427 ) 4.332.721.491 9.949.325.547 50.717.535.457
Liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 UU No. 13/2003 Nilai kini liabilitas Beban jasa lalu Kerugian aktuaria 172.209.089.000 3.215.988.367 (98.715.520.449) 76.709.556.918 Penghargaan Masa Kerja 28.723.664.210 28.723.664.210 Jumlah 200.932.753.210 3.215.988.367 (98.715.520.449 ) 105.433.221.128
76 76
380
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 36. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (lanjutan):
2011 UU No. 13/2003 Nilai kini liabilitas Beban jasa lalu Kerugian aktuaria 108.093.781.000 3.587.147.794 (66.968.233.166) 44.712.695.628 Penghargaan Masa Kerja 17.661.843.313 17.661.843.313 Jumlah 125.755.624.313 3.587.147.794 (66.968.233.166 ) 62.374.538.941
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012 UU No. 13/2003 Saldo awal tahun Beban imbalan kerja karyawan Manfaat yang dibayarkan Saldo akhir tahun 44.712.695.628 33.614.964.238 (1.618.102.948) 76.709.556.918 Penghargaan Masa Kerja 17.661.843.313 17.102.571.219 (6.040.750.322) 28.723.664.210 2011 UU No. 13/2003 Saldo awal tahun Beban imbalan kerja karyawan Manfaat yang dibayarkan Saldo akhir tahun 26,116,973,756 20,086,974,813 (1,491,252,941) 44.712.695.628 Penghargaan Masa Kerja 12,553,482,727 12,040,836,223 (6,932,475,637) 17.661.843.313 Jumlah 38,670,456,483 32,127,811,036 (8,423,728,578 ) 62.374.538.941 Jumlah 62.374.538.941 50.717.535.457 (7.658.853.270 ) 105.433.221.128
Perubahan satu poin persentase dalam tingkat yang diasumsikan terhadap kenaikan tingkat suku bunga diskonto akan memiliki dampak sebagai berikut:
2012 Kenaikan (Jutaan Rp) Dampak pada agregat biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak liabilitas imbalan kerja imbalan kerja 6.829 40.114 Penurunan (Jutaan Rp) 5.801 32.704 Kenaikan (Jutaan Rp) 4.075 24.132 2011 Penurunan (Jutaan Rp) 3.527 19.850
77 77
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
381
PT Hutama Karya (Persero) PT Istaka Karya (Persero) PT Rumah Sakit Pelni PT Balebat Dedikasi Prima PT Bahana Artha Ventura PT Waskita Karya PT Jamsostek (Persero) Perum Jaminan Kredit Indonesia PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) PT Semen Baturaja (Persero) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Perum Bulog PT BPD Aceh
Anak perusahaan BUMN Bahana PUI Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMD
78 382
78
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 37. TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan)
Pihak berelasi PT BPD Jawa Tengah PT Bank BPD Sulawesi Tengah PT BPD Sulawesi Selatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. - Unit Usaha Syariah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) PT Asuransi Jiwasraya (Persero) PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PT Amarta Karya (Persero) PT Balai Pustaka (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. PT Indah Karya (Persero) PT Indofarma (Persero) PT Indra Karya (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) SBU Non-Industri PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) PT Perkebunan Nusantara VI (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) PT Angkasa Pura I (Persero) PT Barata Indonesia (Persero) PT Surveyor Indonesia (Persero) PT Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) PT Pertani (Persero) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Kliring Berjangka (Persero) Karyawan Kunci Sifat dari hubungan Perusahaan BUMD Perusahaan BUMD Perusahaan BUMD Unit perusahaan BUMN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN Karyawan Kunci Sifat dari transaksi Giro pada bank lain, Surat berharga subordinasi yang diterbitkan, Penempatan pada bank lain Giro pada bank lain Surat berharga Penempatan pada bank lain Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Pembiayaan diterima Simpanan nasabah Piutang dan pembiayaan, Simpanan nasabah, Beban kepegawaian
79
PT Bank Syariah Mandiri
79
Laporan Tahunan 2012
383
80
80
PT Bank Syariah Mandiri
384
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 37. TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan) Saldo aset, liabilitas, investasi tidak terikat, pendapatan usaha lainnya, beban administrasi, beban usaha lain, dan beban kepegawaian dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan) 2012 Beban kepegawaian (Catatan 31) Gaji, bonus, tansiem, dan tunjangan lainnya Tansiem Gaji Bonus Tunjangan lainnya Jumlah Persentase terhadap jumlah beban kepegawaian
38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
2011
2012 Liabilitas Komitmen Fasilitas pembiayaan kepada nasabah yang belum digunakan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Liabilitas Kontinjensi Bank garansi yang diterbitkan Lainnya Jumlah 39. POSISI DEVISA NETO
2011
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum, Posisi Devisa Neto (PDN) merupakan penjumlahan dari nilai absolut atas selisih bersih aset dan liabilitas dari masing-masing mata uang asing, baik dalam laporan posisi keuangan maupun rekening administratif. Sesuai ketentuan-ketentuan tersebut, sejak tanggal 1 Juli 2010 bank umum wajib mengelola dan memelihara PDN secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal setiap 30 menit sejak sistem tresuri Bank dibuka sampai dengan sistem tresuri ditutup. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Posisi Devisa Neto.
81
81
Laporan Tahunan 2012
385
Posisi Devisa Neto (Absolut) (Jutaan Rp) 114.424 1.307 514 5.319 941 29 122.534 4.567.310 2.68%
2011 Aset dan Aset pada Rekening Administratif (Jutaan Rp) Dolar Amerika Serikat Riyal Arab Saudi Dolar Singapura Euro Dolar Australia Yen Jepang Jumlah Modal Persentase PDN terhadap Modal 2.271.133 6.634 7.964 13.373 933 2.543 2.302.580 Kewajiban dan Kewajiban pada Rekening Administratif (Jutaan Rp) 2.064.087 3.741 8.360 4.118 2.080.306
Posisi Devisa Neto (Absolut) (Jutaan Rp) 207.046 6.634 4.223 5.013 933 1.575 225.424 3.720.674 6,06%
40. ZAKAT Bank telah menghitung besarnya biaya zakat sebesar 2,5% dari laba sebelum zakat dan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp28.131.606.226 dan Rp19.177.801.129 yang telah dibukukan sebagai biaya zakat pada tahun 2012 dan 2011. Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2011 yang diselenggarakan pada tanggal 20 Juni 2012, RUPS menyetujui pembayaran zakat Bank sebesar 2,5% dari laba sebelum pajak dan zakat untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp19.177.801.129 yang dibukukan sebagai biaya tahun 2011. Bank telah menyalurkan dana zakat Bank sebesar Rp36.595.658.010 selama tahun 2012 melalui LAZNAS BSM .
82 82
386
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 41. DENDA Denda dibebankan kepada debitur sebagai biaya tunggakan. Biaya tunggakan adalah biaya yang dikenakan kepada debitur karena kelalaian debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank. Besarnya denda ditetapkan berdasarkan ketentuan internal. Bank tidak mengakui pendapatan atas biaya tunggakan tersebut, namun digunakan sebagai dana kebajikan (qardhul hasan). Bank menerima biaya tunggakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp830.667.606 dan sebesar Rp637.436.361. Penggunaan dana sosial disalurkan melalui LAZNAS BSM. 42. DANA INVESTASI TERIKAT 2012 Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah Dana Bergulir Syariah (DBS) Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah Debt for Nature Swap (DNS) Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah Surat Utang Pemerintah (SUP) Jumlah Saldo awal tahun dana investasi terikat Penerimaan dana investasi terikat Keuntungan dana investasi terikat Imbalan Bank sebagai agen investasi Penarikan dana investasi terikat Jumlah 82.959.472.474 7.262.823.338 90.222.295.812 243.165.234.236 26.470.994.253 7.642.537.222 (7.022.971.321) (180.033.498.578) 90.222.295.812 2011 84.429.304.272 7.624.058.912 151.111.871.052 243.165.234.236 283.762.452.339 58.220.907.131 31.402.394.058 (14.255.350.919) (115.965.168.373) 243.165.234.236
Pembiayaan mudharabah muqayyadah SUP adalah kerjasama pemberian fasilitas Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PUMKM) sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undangundang RI No. 20 tahun 2008 yang mengatur mengenai kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peraturan Bank Indonesia tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil No. 3/2/PBI/2001 tanggal 4 Januari 2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/9/Bkr tanggal 17 Mei 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil yang sebelumnya menjadi dasar pemberian fasilitas ini telah dicabut oleh Bank Indonesia dengan penerbitan Peraturan Bank Indonesia No. 13/11/PBI/2011 tanggal 3 Maret 2011. Pemerintah diwakili oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah memberikan rekomendasi Bank Mandiri sebagai Badan Usaha Milik Negara yang akan menyalurkan pinjaman tersebut yang selanjutnya diteruskan kepada Bank. Dalam perjanjian No. JCCO.IV/350/PK-KUMK/2004 pada tanggal 10 September 2004, kerjasama yang dilaksanakan antara Bank Mandiri dan Bank adalah Bank Mandiri sebagai shahibul maal dan Bank sebagai pelaksana dalam rangka penyaluran Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) kepada para pengusaha mikro dan kecil yang memenuhi persyaratan pemberian PUMK yang ditentukan oleh Bank. Jumlah PUMK kepada usaha mikro adalah maksimum sebesar Rp50.000.000 dan jumlah PUMK kepada usaha kecil adalah maksimum sebesar Rp500.000.000. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa Bank wajib untuk menyalurkan marjin yang telah diterima dari debitur-debitur kepada Bank Mandiri setiap tiga bulan. Dalam perannya sebagai pelaksana (agen penyaluran) dalam pembiayaan ini, Bank menerima komisi atas marjin yang diterima dari debitur-debitur setiap bulan sebesar 35% dan menyetorkan 65% dari pendapatan yang diterima dari debitur-debitur yang disetarakan dengan rate SBI 3 (tiga) bulan ke Bank Mandiri. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 10 Desember 2009, namun pada tanggal 29 Mei 2008, melalui surat nomor MRB.SBS/BPD.1619/2008, akad diperpanjang sampai dengan tanggal 10 Desember 2019. Porsi dana yang diterima Bank per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar RpNihil dan Rp197.049.823.640. 83 83
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
387
84 84
388
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 43. ANALISA JATUH TEMPO ASET, LIABILITAS DAN DANA SYIRKAH TEMPORER BERDASARKAN PERIODE WAKTU YANG TERSISA (lanjutan)
2012 Jumlah SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN DANA SYIRKAH TEMPORER Investasi terikat Investasi tidak terikat tabungan mudharabah Investasi tidak terikat deposito mudharabah Investasi tidak terikat tabungan mudharabah - bank Investasi tidak terikat deposito mudharabah - bank Musyarakah - Giro mudharabah musytarakah Jumlah dana syirkah temporer Selisih aset dengan liabilitas dan dana syirkah temporer 500.000.000.000 720.722.081.022 17.526.002.504.648 21.826.644.433.601 181.054.334.269 122.764.968.979 2.886.139.624 40.880.074.462.143 5.591.020.243.201 Kurang dari 1 bulan 720.722.081.022 17.526.002.504.648 10.473.022.706.057 181.054.334.269 52.690.803.030 2.886.139.624 28.956.378.568.650 (27.374.367.085.613) 1 - 3 bulan 7.574.063.718.150 55.372.132.645 7.629.435.850.795 (4.476.382.645.135) Lebih dari 3 - 12 bulan 3.779.558.009.394 14.702.033.304 3.794.260.042.698 6.137.007.436.251 Lebih dari 1 - 5 tahun 4.732.511.064.437 Lebih dari 5 tahun 500.000.000.000 500.000.000.000 26.572.251.473.261
2011 Jumlah ASET Kas Giro dan penempatan pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Investasi pada surat berharga Piutang Pinjaman qardh Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Aset tetap - bersih Aset lain-lainnya Jumlah aset LIABILITAS Laibilitas segera Bagi hasil dana syirkah temporer dan bonus wadiah pihak ketiga yang belum dibagikan Simpanan wadiah Simpanan dari bank lain Utang pajak Pembiayaan diterima Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Liabilitas lain Jumlah liabilitas SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN DANA SYIRKAH TEMPORER Investasi terikat Investasi tidak terikat tabungan mudharabah Investasi tidak terikat deposito mudharabah Investasi tidak terikat tabungan mudharabah - bank Investasi tidak terikat deposito mudharabah - bank Musyarakah - Giro mudharabah musytarakah Jumlah dana syirkah temporer Selisih aset dengan liabilitas dan dana syirkah temporer 1.052.994.796.839 7.097.490.254.294 586.109.944.727 181.607.500.000 2.189.862.242.230 19.902.754.336.831 6.529.509.884.957 4.671.139.955.353 5.428.200.940.264 511.063.089.204 1.576.696.362.302 49.727.429.307.001 637.797.132.837 106.841.886.190 5.095.862.210.038 78.830.661.140 73.338.262.934 750.000.000.000 2.700.565.929 295.768.714.447 7.041.139.433.515 700.000.000.000 484.010.086.690 13.511.110.127.250 23.524.711.784.493 162.546.191.785 173.199.352.575 1.968.580.682 38.557.546.123.475 4.128.743.750.011 Kurang dari 1 bulan 1.052.994.796.839 6.997.490.254.294 586.109.944.727 136.270.000.000 87.400.750.201 315.623.703.309 1.544.193.466.277 8.702.006.000 908.239.843.953 127.438.047.080 11.764.462.812.680 637.797.132.837 106.841.886.190 5.095.862.210.038 78.830.661.140 461.166.925 154.537.608.395 6.074.330.665.525 484.010.086.690 13.511.110.127.250 16.568.560.746.863 162.546.191.785 164.292.252.391 1.968.580.682 30.892.487.985.661 (25.202.355.838.506) 1 - 3 bulan 100.000.000.000 45.337.500.000 17.517.809.032 500.856.217.875 1.104.149.320.419 30.671.232.364 1.451.946.498.815 937.193.720.314 4.187.672.298.819 882.985.286 6.689.891.734 7.572.877.020 3.815.360.467.417 3.224.955.184 3.818.585.422.601 361.513.999.198 Lebih dari 3 - 12 bulan 364.050.630.555 1.544.157.979.271 2.520.448.107.221 311.816.674.397 2.210.439.197.410 250.865.736.039 7.201.778.324.893 73.338.262.934 300.000.000.000 599.566.281 134.325.015.178 508.262.844.393 3.140.790.570.213 5.682.145.000 3.146.472.715.213 3.547.042.765.287 Lebih dari 1 - 5 tahun 1.625.893.052.442 13.268.492.626.396 1.360.454.991.040 4.065.001.653.426 856.162.323.232 411.147.644.585 259.421.330.119 21.846.573.621.240 756.847.437 216.199.140 973.046.577 21.845.600.574.663 Lebih dari 5 tahun 95.000.000.000 4.273.623.809.980 264.000.000 254.948.389.166 1.413.076.854 99.915.444.619 1.777.528.750 4.726.942.249.369 450.000.000.000 450.000.000.000 700.000.000.000 700.000.000.000 3.576.942.249.369
Usaha-usaha yang dilakukan Bank untuk mengatasi maturity gap yang ada adalah sebagai berikut: 1) Mengupayakan agar dana pihak ketiga disalurkan dalam bentuk piutang dan pembiayaan dengan jangka waktu yang tidak melebihi jangka waktu penghimpunan dana. Dengan demikian dana jangka pendek diupayakan disalurkan ke dalam pembiayaan jangka pendek. Demikian juga sebaliknya untuk pendanaan jangka panjang diupayakan disalurkan ke dalam pembiayaan jangka panjang pula. 2) Mengupayakan agar dana pihak ketiga dihimpun dalam periode jangka panjang dengan memberikan imbal hasil yang lebih kompetitif. 85 85
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
389
86 390
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 45. PENGELOLAAN RISIKO (lanjutan) a. Pengelolaan Risiko Kredit (lanjutan) Langkah-langkah yang dilakukan Bank untuk meminimalkan risiko kredit adalah (lanjutan): 10) Menetapkan batasan inhouse Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 11) Menetapkan batasan eksposur 25 debitur terbesar. 12) Menetapkan batasan pembiayaan masing-masing sektor industri untuk memitigasi terkonsentrasinya risiko kredit dalam suatu sektor ekonomi. 13) Menetapkan batasan pembiayaan mata uang asing. 14) Menerapkan prinsip four eye dalam pemrosesan pembiayaan. 15) Menerapkan standardisasi Nota Analisa Pembiayaan. b. Pengelolaan Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko perubahan surat berharga, dan risiko harga emas. Pemantauan atas pergerakan nilai tukar telah dilakukan secara cermat dan real time sehingga Bank dapat mengelola portofolio mata uang asing pada kondisi yang paling kondusif bagi Bank. Selain akibat pergerakan nilai tukar, Bank juga terekspos risiko pasar akibat perubahan tingkat imbal hasil pasar. Sebagian portofolio pembiayaan yang dimiliki Bank berdasarkan pada perjanjian jual beli dengan menggunakan harga jual yang tetap. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan tingkat imbal hasil pasar, maka Bank tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan harga jual yang telah disepakati. Meskipun demikian, karena Bank beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, hal tersebut tidak mengakibatkan Bank mengalami negative spread. Bank menerapkan pemisahan fungsi yang jelas antara front office, middle office, dan back office. Unit bisnis sebagai front office berfungsi untuk melaksanakan transaksi tresuri dan investasi. Unit manajemen risiko sebagai middle office berfungsi untuk mengusulkan sistem limit dan memantau risiko pasar. Unit kerja operasional berfungsi untuk melakukan settlement transaksi. Langkah-langkah yang dilakukan Bank untuk meminimalkan risiko pasar adalah: 1) Menetapkan dan me-review kebijakan manajemen risiko pasar. 2) Menetapkan limit risiko pasar antara lain Posisi Devisa Neto (PDN) dan limit bank notes. 3) Mengukur risiko pasar menggunakan standardize model dan internal model. 4) Memantau pergerakan eksposur risiko pasar secara rutin. 5) Menganalisa risiko pasar yang melekat pada produk dan aktivitas baru. 6) Melaksanakan stress test risiko pasar. c. Pengelolaan Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, likuiditas bank dipengaruhi oleh struktur dana, likuiditas aset, dan komitmen pembiayaan kepada debitur. Langkah-langkah yang dilakukan Bank untuk meminimalkan risiko likuiditas adalah: 1) Menetapkan dan me-review kebijakan manajemen risiko likuiditas. 2) Menetapkan limit risiko likuiditas antara lain: limit Giro Wajib Minimum (GWM), limit saldo kas maksimal cabang, limit secondary reserve, dan limit deposan.
87
87
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
391
88 88
392
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 45. PENGELOLAAN RISIKO (lanjutan) e. Pengelolaan Risiko Hukum (lanjutan) Sebagai sebuah perusahaan yang berdiri dalam yuridiksi hukum Indonesia, Bank harus selalu tunduk terhadap segala peraturan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku regulator industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Bank juga harus mengikuti segala bentuk peraturan perundangan yang berlaku di masyarakat baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha Bank. Kegagalan Bank dalam mengikuti peraturan hukum yang berlaku dapat mengakibatkan pada timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan kepada Bank. Apabila tuntutan-tuntutan hukum yang diajukan kepada Bank memiliki nilai yang material, maka hal tersebut dapat memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja keuangan Bank. Untuk memitigasi risiko hukum yang mungkin timbul akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis, Bank memiliki unit kerja yang berfungsi antara lain membuat kebijakan hukum dan standar dokumen hukum yang terkait dengan produk atau fasilitas perbankan yang ditawarkan oleh Bank kepada masyarakat, dimana kebijakan hukum dan standar dokumen hukum dimaksud dibuat dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta memperhatikan kepentingan aspek yuridis dari Bank. Selain itu, Bank juga memiliki divisi litigasi yang salah satu fungsinya adalah menangani setiap permasalahan hukum yang terkait dengan litigasi agar risiko hukum yang mungkin timbul dapat diminimalisir seminimal mungkin. Dalam mengelola risiko hukum, Bank melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membangun organisasi legal yang kuat. 2) Standardisasi perjanjian kerjasama untuk pembiayaan program tertentu. f. Pengelolaan Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam menjaga reputasinya di mata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank. Adapun metode untuk memitigasi risiko reputasi yang telah dilakukan oleh Bank selama ini adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan dan me-review kebijakan manajemen risiko reputasi. 2) Menyusun inisiatif strategis komunikasi pemasaran. 3) Melakukan redesign iklan baik pada tingkat Bank maupun produk, melaksanakan iklan dengan skala nasional dan lokal. 4) Melaksanakan program pada acara-acara khusus. 5) Menetapkan standar kualitas layanan melalui inisiatif Syariah Service Champion. 6) Memantau eksposur risiko reputasi melalui laporan publisitas, Complaint Management System, dan Electronic Banking Information System. g. Pengelolaan Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
89 89
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
393
90
90
PT Bank Syariah Mandiri
394
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 45. PENGELOLAAN RISIKO (lanjutan) h. Pengelolaan Risiko Kepatuhan (lanjutan) Dalam mengelola risiko kepatuhan, Bank melakukan langkah-langkah sebagai berikut (lanjutan): 5) Penyempurnaan ketentuan Know Your Customer (KYC), Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT): a) pedoman APU dan PPT; b) pengukuran index KYC, APU dan PPT; c) penetapan petugas Unit Kepatuhan dan Pengenalan Nasabah (UKPN) di unit kerja; d) kelengkapan data nasabah; e) kewaspadaan terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU); f) melaksanakan penerapan APU dan PPT ke cabang. 6) Merevisi dan melengkapi tools Compliance Procedure dengan menyediakan checksheet. 7) Meningkatkan pelaksanaan pengujian sertifikat kepatuhan (Compliance Certificate). 8) Memberdayakan Sharia Compliance Officer untuk mengkaji dan menganalisa kesesuaian Syariah dari suatu produk/aktivitas Bank. 46. INFORMASI PENTING LAINNYA a. Berdasarkan perhitungan manajemen pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki rasio kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) masing-masing sebesar 13,82% dan 14,57%. b. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki rasio Aset Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap jumlah aset produktif masing-masing sebesar 0,97 dan 0,98. c. Rasio piutang dan pembiayaan yang non-performing (gross) terhadap jumlah piutang dan pembiayaan adalah sebesar 2,82% dan 2,42% masing-masing untuk tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
d. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 tidak terdapat piutang dan pembiayaan yang melampaui atau melanggar ketentuan BMPK. e. Permasalahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembiayaan murabahah. Pada tahun 2004 dan 2005 kantor pusat dan beberapa kantor cabang Bank telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak Januari sampai dengan Desember 2003 dari Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) dengan jumlah sebesar Rp37.649.329.708, sehubungan Bank dalam melaksanakan fungsi intermediasi-nya telah menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan murabahah. Rincian SKPKB dan STP tersebut adalah sebagai berikut: kantor pusat di Jakarta sebesar Rp25.542.431.822, kantor cabang di Jambi sebesar Rp1.588.713.232, kantor cabang di Solo sebesar Rp5.830.767.262, kantor cabang di Bandar Lampung sebesar Rp2.377.922.133 dan kantor cabang di Pekalongan sebesar Rp2.309.495.259. Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, Bank tidak bersedia melaksanakan pembayaran dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan murabahah, yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha bank syariah khususnya pembiayaan murabahah sehingga diperlukan proses penafsiran.
91
PT Bank Syariah Mandiri
91
Laporan Tahunan 2012
395
92 396
Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 46. INFORMASI PENTING LAINNYA (lanjutan) g. Penghentian sementara penerimaan nasabah baru untuk bisnis rahn Pada tanggal 30 November 2011, Bank Indonesia (BI) telah menghentikan sementara kegiatan Bank dalam penerimaan nasabah rahn baru dan penambahan pembiayaan nasabah rahn yang sudah ada pada tanggal tersebut. Menurut BI, penghentian ini karena kebijakan dari operasional rahn Bank mengandung risiko yang cukup tinggi dan telah dimanfaatkan untuk tujuan spekulasi. Bank telah mengambil tindakan korektif dengan penurunan saldo portofolio pembiayaan rahn, memperbaiki dan merubah kebijakan operasional rahn, sehingga Bank Indonesia memperbolehkan penyaluran kembali pembiayaan Rahn sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 14/410/DPbS tanggal 14 Maret 2012. Pada tahun 2012, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran (SE) BI No.14/7/DPbS mengenai Produk Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku sejak 29 Pebruari 2012 yang mengatur bahwa untuk menjalankan bisnis Qardh beragun emas, Bank harus menurunkan secara bertahap pembiayaan nasabah yang memiliki saldo diatas Rp250 juta, membatasi rasio financing to value (FTV) maksimum sebesar 80% dari rata-rata harga jual 100 gram emas PT ANTAM (Persero) Tbk dan membatasi jumlah portofolio rahn maksimal sebesar jumlah terkecil antara 20% dari jumlah seluruh pembiayaan atau 150% dari modal bank (KPMM). Bank Indonesia juga menerbitkan SE BI No.14/16/DPbS yang berlaku sejak 31 Mei 2012 mengenai Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE) Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk menjalankan produk PKE tersebut Bank dilarang mengenakan biaya penyimpanan dan pemeliharaan atas emas yang dijadikan agunan. Jumlah PKE maksimum Rp150 juta per nasabah. Nasabah dimungkinkan memperoleh PKE dan Rahn secara bersamaan dengan jumlah saldo secara keseluruhan Rp250 juta dan jumlah saldo PKE maksimum sebesar Rp150 juta. Manajemen yakin bahwa efek dari SE BI ini tidak akan mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan per 31 Desember 2012. h. Penerapan metode anuitas dalam murabahah Pada tanggal 21 Desember 2012 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) mengeluarkan fatwa No.84/DSN-MUI/XII/2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan Tamwil Bi Al-Murabahah (pembiayaan murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah. Fatwa tersebut mengatur bahwa pengakuan keuntungan murabahah dalam bisnis yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah boleh dilakukan secara proporsional atau secara anuitas selama sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di kalangan lembaga keuangan syariah. Atas dasar fatwa tersebut, pada tanggal 16 Januari 2013, Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS-IAI) menerbitkan Buletin Teknis No. 9 untuk mengatur dan menyeragamkan penerapan metode anuitas dalam transaksi murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No.9, transaksi murabahah yang dilakukan oleh sebagian lembaga keuangan syariah secara substansi adalah transaksi pembiayaan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi untuk transaksi pembiayaan murabahah seharusnya mengacu kepada PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan PSAK lain yang relevan. Saat ini Bank sedang mengevaluasi Buletin Teknis No.9 tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
93
93
PT Bank Syariah Mandiri Laporan Tahunan 2012
397
94
94
PT Bank Syariah Mandiri
398
PT BANK SYARIAH MANDIRI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain) 47. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) Rasio kecukupan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah) (lanjutan): 2012 III. IV. V. VI. VII. Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko Pasar Jumlah Risiko - Aset Tertimbang Rasio Kecukupan Modal - Risiko Kredit Rasio Kecukupan Modal - Risiko Kredit dan pasar Rasio Kecukupan Modal Minimum 32.916.532 122.534 33.039.066 13,88% 13,82% 8% 2011 25.314.942 225.424 25.540.366 14,70% 14,57% 8%
VIII.
48. OPINI DEWAN PENGAWAS SYARIAH Berdasarkan surat No. 15/01/DPS/I/2013 tanggal 23 Januari 2013 dan surat No. 14/01/DPS/DPS/1/ 2012 tanggal 3 Januari 2012 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Syariah Mandiri menyatakan bahwa secara umum aspek syariah dalam operasional dan produk Bank telah mengikuti fatwa dan ketentuan syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI), serta opini syariah dari DPS. 49. PERJANJIAN DAN KERJASAMA Pada tanggal 9 September 2009, Bank mengadakan perjanjian Penyediaan Jasa IT Core Banking System dengan PT Anabatic Technologies untuk jangka waktu 12 (dua belas) tahun dengan nilai kontrak AS$4.488.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 Bank telah melakukan pembayaran senilai AS$1.873.080 (2011: AS$1.265.154) sesuai dengan perjanjian tersebut. 50. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk terbit oleh manajemen Bank pada tanggal 22 Pebruari 2013.
95
95
Laporan Tahunan 2012
399