Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR ASURANSI SYARIAH

Indonesia merupakan Negara, dimana mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Namun demikian, perkembangan produk-produk dengan prinsip syariah baru berkembang kurang lebih 3-4 tahun yang lalu, salah satunya adalah produk asuransi syariah. Setelah itu, asuransi berbasis syariah mulai digarap oleh beberapa perusahaan dengan pendirian divisi syariah. Dengan terus berkembangnya produk-produk berbasis syariah, maka kami melihat pentingnya untuk memperkenalkan secara khusus produk asuransi syariah. Sebelum masuk prinsip-prinsip dan mekanisme produk tersebut, banyak kalangan muslim yang beranggapan bahwa berasuransi adalah haram. pakah benar! Ikut pembahasannya dibawah ini. Asuransi Tidak Islami? Sebagian kalangan Islam beranggapan bahwa asuransi sama dengan menentang "odlo dan "adar atau bertentangan dengan takdir. #ada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan dan kematian merupakan takdir llah. $al ini tidak dapat ditolak. $anya sa%a kita sebagai manusia %uga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan. llah ber&irman dalam surat l $asyr' () Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan . *elas sekali dalam ayat ini kita dipertintahkan untuk merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk masa depan. Dalam l +ur,an, surat -usu& '43-4., llah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapai kemungkinan yang buruk dimasa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan ra%a mesir tetang mimpinya kepada Nabi -usu&. Dimana ra%a /esir bermimpi melihat tu%uh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tu%uh ekor sapi yang kurus, dan dia %uga melihat tu%uh tangkai gandum yang hi%au berbuah serta tu%uh tangkai yang merah mengering tidak berbuah. Nabi -usu& dalam hal ini men%awab supaya kamu bertanam tu%uh tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. 0emudian sesudah itu akan datang tu%uh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapapi masa sulit tesebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan. Sangat %elas dalam ayat ini kita dian%urkan untuk berusaha men%aga kelangsungan kehidupan dengan meproteksi kemungkinan ter%adinya kondisi yang buruk. Dan sangat %elas ayat diatas menyatakan bahwa berasurnasi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan

llah mengan%urkan adanya upaya-upaya menu%u kepada perencanaan masa depan dengan sisitem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi. *adi, %ika sistem proteksi atau asuransi dibenarkan, pertanyaan selan%utnya adalah' apakah asuransi yang kita kenal sekarang 1asuransi konvensional2 telah memenuhi syarat-syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam mekanisme asuransi konvensional terutama asuransi %iwa, paling tidak ada tiga hal yang masih diharamkan oleh para ulama, yaitu' adanya unsur gharar 1ketidak %elasan dana2, unsur maisir 1%udi3 gambling2 dan riba 1bunga2. 0etiga hal ini akan di%elaskan dalam pen%elasaan rinci mengenai perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah. Asuransi Konvensional Dan Syariah suransi %iwa syariah dan asuransi %iwa konvensional mempunyai tu%uan sama yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. #erbedaan mendasar antara keduanya adalah !ara pengelolaannya pengelolaan risiko asuransi kon"ensional berupa trans&er risiko dari para peserta kepada perusahaan asuransi 1risk trans&er2 sedangkan asuransi jiwa syariah menganut a4as tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi %iwa 1risk sharing2. Selain perbedaan cara pengelolaan risiko, ada perbedaan cara mengelola unsur tabungan produk asuransi. #engelolaan dana pada asuransi %iwa syariah menganut investasi syariah dan terbebas dari unsur ribawi Secara rinci perbedaan antara asuransi %iwa syariah dan asuransi %iwa konvensional dapat dilihat pada uraian berikut ' Kon rak A au Akad 0e%elasan kontrak atau akad dalam praktik muamalah men%adi prinsip karena akan menentukan sah atau tidaknya secara syariah. Demikian pula dengan kontrak antara peserta dengan perusahaan asuransi. suransi konvensional menerapkan kontrak yang dalam syariah disebut kontrak jual beli (tabaduli). Dalam kontrak ini harus memenuhi syarat-syarat kontrak %ual-beli. 0etidak%elasaan persoalan besarnya premi yang harus dibayarkan karena bergantung terhadap usia peserta yang mana hanya llah yang tau kapan kita meninggal mengakibatkan asuransi konvensional mengandung apa yang disebut gharar 5ketidak%elasaan pada kontrak sehingga mengakibatkan akad pertukaran harta benda dalam asuransi konvensional dalam praktiknya cacat secara hukum Sehingga dalam asuransi %iwa syariah kontrak yang digunakan bukan kontrak %ual beli melainkan kontrak tolong menolong (taka#uli). *adi asuransi %iwa syariah menggunakan apa yang disebut sebagai kontrak tabarru yang dapat diartikan sebagai derma atau sumbangan. 0ontrak ini adalah alternati& uang sah dan dibenarkan dalam melepaskan diri dari praktik yang diharamkan pada asuransi konvensional.

$ujuan dari dana tabarru% ini adalah memberikan dana keba%ikan dengan niat ikhlas untuk tu%uan saling membantu satu dengan yang lain sesama peserta asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah. 6leh karenanya dana tabarru, disimpan dalam satu rekening khsusus, dimana bila ter%adi risiko, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru, yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong. Kon rak Al!"udhara#ah #en%elasan di atas, mengenai kontrak tabarru, merupakan hibah yang dialokasikan bila ter%adi musibah. Sedangkan unsur di dalam asuransi %iwa bisa %uga berupa tabungan. Dalam asuransi %iwa syariah, tabungan atau investasi harus memenuhi syariah. Dalam hal ini, pola in"estasi bagi hasil adalah cirinya dimana perusahaan asuransi hanyalah pengelola dana yang terkumpul dari para peserta. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad ker%a sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh 1(77 persen2 modal, sedangkan pihak lainnya men%adi pengelola. 0euntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung %awab atas kerugian tersebut. 0ontrak bagi hasil disepkati didepan sehingga bila ter%adi keuntungan maka pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut. /isalkan kontrak bagi hasilnya adalah 87'47, dimana peserta mendapatkan 87 persen dari keuntungan sedang perusahaan asuransi mendapat 47 persen dari keuntungan. Dalam kaitannya dengan investasi, yang merupakan salah satu unsur dalam premi asuransi, harus memenuhi syariah Islam dimana tidak mengenal apa yang biasa disebut riba. Semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan mekanisme bunga. Dengan demikian asuransi konvensional susah untuk menghindari riba. Sedangkan asuransi syariah daolam berinvestasi harus menyimpan dananya ke berbagai investasi berdasarkan syariah Islam dengan sistem al-mudharabah. Dana Han$us &ada asuransi kon"ensional dikenal dana hangus, dimana peserta tidak dapat melan%utkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa %atuh tempo. 9egitu pula dengan asuransi %iwa konvensional non-saving 1tidak mengandung unsur tabungan2 atau asuransi kerugian, %ika habis msa kontrak dan tidak ter%adi klaim, maka premi asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau men%adi keuntungan perusahaan asuransi.

'alam konsep asuransi syariah( mekanismenya tidak mengenal dana hangus. #eserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal ingin mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah dibayarkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil sa%a yang sudah diniatkan untuk dana tabarru, yang tidak dapat diambil. )egitu pula dengan asuransi syariah umum, %ika habis masa kontrak dan tidak ter%adi klaim, maka pihak perusahaan mengembalikan sebagian dari premi tersebut dengan pola bagi hasil, misalkan 87'47 atau :7'37 sesuai dengan kesepakatan kontrak di muka. Dalam hal ini maka sangat mungkin premi yang dibayarkan di awal tahun dapat diambil kembali dan %umlahnya sangat bergantung dengan tingkat investasi pada tahun tersebut. "an%aa Asuransi Syariah suransi syariah dapat men%adi alternti& pilihan proteksi bagi pemeluk agama Islam yang menginginkan produk yang sesuai dengan hukum Islam. #roduk ini %uga bisa men%adi pilihan bagi pemeluk agama lain yang memandang konsep syariah adil bagi mereka. Syariah adalah sebuah prinsip atau sistem yang ber-si&at universal dimana dapat diman&aatkan oleh siapapun %uga yang berminat. Demikianlah sekilas ulasan mengenai asuransi syariah. Semoga ulasan ini menambah wawasan dan pengetahuan anda. &I'OSO&IS IS'A" &iloso&is ekonomi Islam menurut diwarman 0arim, terbagi atas empat hal, yaitu ' &ertama, prinsip tauhid, yaitu dimana kita meyakini akan kemahaesaan dan kemahakuasaan llah S;< didalam mengatur segala sesuatunya, termasuk mekanisme perolehan ri4ki. Sehingga seluruh aktivitas, termasuk ekonomi, harus dilaksanakan sebagai bentuk penghambaan kita kepada llah S;< secara total. *ang kedua, prinsip keadilan dan keseimbangan, yang men%adi dasar kese%ahteraan manusia. 0arena itu, setiap kegiatan ekonomi haruslah senantiasa berada dalam koridor keadilan dan keseimbangan. 0emudian -ang ketiga adalah kebebasan. hal ini berarti bahwa setiap manusia memiliki kebebasan untuk melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi sepan%ang tidak ada ketentuan llah S;< yang melarangnya. Selan%utnya yang keempat adalah pertanggung%waban. rtinya bahwa manusia harus memikul seluruh tanggung %awab atas segala keputusan yang telah diambilnya

Embrio Asuransi Syariah - Sejarah Perlindungan Insan Dalam Islam


. De&inisi tta=,min Dari Segi 9ahasa Dalam bahasa rab, suransi disebut tta=,min 1 >?@ABCD 2 yang berasal dari kata 1 >@E 2 yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut, sebagaimana &irman llah S;< ' FDialah llah yang mengamankan mereka dari ketakutan.F Dari kata 1 >@E 2 diatas yang merupakan kata dasar 1 >?@ABCD 2, muncul kata-kata lain yang secara artinya memiliki kemiripan, yaitu ' =G 1 H I J KL MC KD > M@ I N OP M@ MQ M D 2 aman dari rasa takut. =G 1 N IR M S? ML IC KD T UV I N OR M S@ MQ M D 2 amanah lawan kata dari khianat. =G 1 W IX KY OC KD T UV I Z O S[ M\ K] ID K 2 iman lawan dari keku&uran. =G 1 > M@ KQ MD K 3N MP M@ MQ MD K^ O S_ M` Ka I 2 memberi rasa aman. rti yang terakhir yang paling dekat untuk mener%emahkan istilah atta=,min, yaitu ' /enta=,minkan sesuatu, artinya seseorang membayar3 menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan se%umlah uang sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang.

suransi Syariah 1<a=,min, <aka&ul atau <adhamun2 adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara se%umlah orang3 pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan3 atau tabarru=, yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad 1perikatan2 yang sesuai dengan syariah. kad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar 1penipuan2, maysir 1per%udian2, riba, d4ulm 1penganiayaan2, risywah 1suap2, barang haram dan maksiat. 1/enurut Dewan Syariah Nasional /bI, dalam catwa DSN No. d(3 DSN/bI3Ie3d77(2

9. sal /ula suransi Syariah (2 l- "ila l- "ilah yaitu saling memikul atau bertanggung %awab untuk keluarganya. *ika salah seorang dari anggota suatu suku terbunuh oleh anggota satu suku yang lain, maka pewaris korban akan dibayar dengan uang darah 1diyat2 sebagai konpensasi

oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari pembunuh disebut a"ilah. falu mereka mengumpulkan dana 1al-kan4u2 yang diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam pembunuhan tidak disenga%a.

Ibnu $a%ar l- s"olani mengemukakan bahwa sistem "ilah ini diterima dan men%adi bagian dari hukum Islam. $al ini terlihat dari hadits yang menceritakan pertengkaran antara dua wanita dari suku $u4ail, dimana salah seorang dari mereka memukul yang lainnya dengan batu hingga mengakibatkan kematian wanita tersebut dan %uga bayi yang sedang dikandungnya. #ewaris korban membawa permasalahan tersebut ke #engadilan. gasulullah memberikan keputusan bahwa konpensasi bagi pembunuh anak bayi adalah membebaskan budak, baik laki-laki maupun wanita. Sedangkan konpensasi atas membunuh wanita adalah uang darah 1diyat2 yang harus dibayar oleh "ilah 1saudara pihak ayah2 dari yang tertuduh. l-/uwalat yaitu per%an%ian %aminan, dimana seorang pen%amin men%amin seseorang yang tidak memiliki waris dan tidak dikeketahui ahli warisnya. #en%amin setu%u untuk menanggung bayaran dia, %ika orang yang di%amin tersebut melakukan %inayah. pabila orang yang di%amin meninggal, maka pen%amin boleh mewarisi hartanya sepan%ang tidak ada ahli warisnya.1 4 har"a=, dalam "dud <a=,min2. -aitu sebuah konsep per%an%ian yang berhubungan dengan manusia. Sistem ini melibatkan usaha pengumpulan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari peserta atau ma%lis. /an&aatnya akan dibayarkan kepada ahli waris yang dibunuh %ika kasus pembunuhan itu tidak diketahui siapa pembunuhnya atau tidak ada keterangan saksi yang layak untuk benar-benar secara pasti mengetahui siapa pembunuhnya.

d2 t-<anahud o <anahud merupakan ibarat dari makanan yang dikumpulkan dari para peserta sa&ar yang dicampur men%adi satu. 0emudian makanan tersebut dibagikan pada saatnya kepada mereka, kendati mereka mendapatkan porsi yang berbeda-beda. Dalam sebuah riwayat disebutkan, i/arga sy=,ari 1 sy=,ariyin2 ketika keluarganya mengalami kekurangan makanan, maka mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki dalam satu kumpulan. 0emudian dibagi diantara mereka secara merata. /ereka adalah bagian dari kami dan kami adalah bagian dari mereka.i 1$g. 9ukhari2

Dalam kasus ini, makanan yang diserahkan bisa %adi sama kadarnya atau berbeda-beda. 9egitu halnya dengan makanan yang diterima, bisa %adi sama porsinya atau berbeda-beda.

32 "d l-hirasah o -aitu kontrak pengawal keselamatan. Di dunia Islam ter%adi berbagai kontrak antar individu, misalnya ada individu yang ingin selamat lalu ia membuat kontrak dengan seseorang untuk men%aga keselamatannya, dimana ia membayar se%umlah uang kepada pengawal, dengan konpensasi kemanannya akan di%aga oleh pengawal.

42 Dhiman 0hatr <hari" o 0ontrak ini merupakan %aminan keselamatan lalu lintas. #ara pedagang muslim pada masa lampau ingin mendapatkan perlindungan keslamatan, lalu ia membuat kontrak dengan orang-orang yang kuat dan berani di daerah rawan. /ereka membayar se%umlah uang, dan pihak lain men%aga keselamatan per%alanannya.

j. jikal 9akal suransi Syariah (2 9entuk-bentuk muamalah di atas 1 l- "ilah, l-/uwalah, t-<anahud, dsb2 karena memiliki kemiripan dengan prinsip-prinsip asuransi Islam, oleh sebagian ulama dianggap sebagai embrio dan acuan operasional asuransi Islam yang dikelola secara pro&esional. 9edanya, sistem muamalah tersebut didasari atas amal tathawwu dan tabarru yang tidak berorientasi pada pro&it. d2 0emudian secara syakliyah, bentuk-bentuk akad di atas memang memiliki kemiripan dengan asuransi, meskipun beberapa diantaranya dipertanyakan FpengakuanF Islam terhadap akad tersebut. Seperti l-/uwalat, yang sebenarnya merupakan satu sistem pewarisan dalam pola kehidupan %ahiliyah, yang pada masa peralihan 4aman permulaan Islam memang diakui. Namun kemudian Islam menetapkan sistim mawarisnya sendiri sehingga akad tersebut tidak mempunyai wu%ud lagi. 32 falu pada "ilah, yang %ustru Fpembayar premiF tidak mendapatkan Fman&aatF dari preminya tersebut, karena diperuntukkan bagi orang lain. $al ini menun%ukkan terdapat perbedaan syakliyah antara asuransi dengan "ilah. $al serupa %uga ter%adi pada akad Dhaman 0hatr <ari", dimana pen%amin memberikan %aminannya secara sukarela, dan tidak berdasarkan FpremiF yang dibayar oleh ter%amin.

D. ntara kad- kad Islam Dengan Sistem suransi


o

0endati akad-akad di atas memiliki beberapa kemiripan dengan sistem asuransi, namun sesungguhnya secara syakliyah terdapat perbedaanperbedaan mendasar yang cukup membedakannya dengan asuransi. $arus diakui bahwa dunia Islam baru berkenalan dengan asuransi pada sekitar abad ke (., ketika ter%adi pen%a%ahan Dunia 9arat terhadap negerinegeri Islam. 6leh karenanya sesungguhnya asuransi merupakan sesuatu yang baru dan asing di kalangan muslim. Dan secara karakter, asuransi sangat kental dengan karakteristik negeri tumbuh dan berkembangnya yang tentunya sangat berbeda dengan karakter /uamalah Islamiyah. Namun bukan berarti bahwa hal tersebut secara hukum Islam tidak sah dan tidak diperbolehkan. 0arena dalam masalah muamalah pada prinsipnya yang penting tidak melanggar atau bertentangan dengan prinsip syariah. 0aidah syariah mengatakan ' i#ada dasarnya hukum sesuatu itu adalah boleh, hingga ada dalil yang menun%ukkan pengharamannyai.

k. #embicaraan #ertama suransi Dalam 0itab 0lasik


o

Ibnu bidin 1(:)4=l()382 dianggap orang pertama di kalangan &u"oha yang mendiskusikan masalah asuransi. Ibnu bidin adalah seorang ulama berma4hab $ana&i, yang mengawali untuk membahas asuransi dalam karyanya yang popular, yaitu $asyiyah Ibn bidin, 9ab *ihad, cashl IstiFman l-0a&ir. 9eliau menulis, i<elah men%adi kebiasaan bila para pedagang menyewa kapal dari seorang harby, mereka membayar upah pengangkutannya. Ia %uga membayar se%umlah uang untuk seorang harby yang berada di negeri asal penyewa kapal, yang disebut sebagai sukarah 1premi asuransi2 dengan ketentuan bahwa barang-barang pemakai kapal yang disewanya itu, apabila musnah karena kebakaran, tenggelam, diba%ak atau sebagainya, maka penerima uang premi asuransi itu men%adi penanggung sebagai imbalan uang yang diambil dari pedagang itu. pabila barang-barang

mereka terkena masalah yangdisebutkan di atas, maka si wakillah yang membayar kepada para pedagang itu sebagai uang pengganti sebesar %unlah uang yang pernah diterimanya.

c. /encari lternati& suransi Islami o #ada hakekatnya manusia merupakan keluarga besar kemanusiaan. bntuk dapat meraih kehidupan bersama, manusia harus saling tolong menolong dan saling menanggung antara yang satu dengan yang lain. Sistem t-<aka&ul, yaitu saling menanggung antara sesama manusia, merupakan dasar pi%akan bagi kegiatan manusia bagi kegiatan menusia sebagai makhluk sosial. Dengan dasar pi%akan Ftaka&ulF dalam berasuransi, akan terwu%ud hubungan yang Islami diantara para pesertanya yang bersepakat untuk menanggung bersama atas risiko yang diakibatkan musibah, seperti kebakaran atau lainnya. Semangat bertaka&ul menekankan pada kepentingan bersama atas dasar rasa persaudaraan diantara para peserta. Si&at mengutamakan kepertingan pribadi atau dorongan mendapatkan keuntungan semata-mata, dihilangkan seminimal mungkin dalam asuransi syariah.

m. 9erasuransi Syariah /engamalkan $adits bkhuwah Dalam sebuah riwayat digambarkan' Ko n IX Ip O Sq Mr Ms M n Ko I[ It O DW Mr Ms M n Ku Iv w DJ Mr M xy I> M ?P I@ Iz K[ OC KD { O| M@ M n M} ~ Ms M I? K} M` M O D } ~ ~ M I D ~ O J O M M S M M S MW ? I M> I KZ I S[ Mq KP U CD > K` M n}@ Ds2 [ ~ OC K Ds M W Io M ~ CS IT I M MC KD W O I S M OC M ` M DT Mr MJ K ` O OP K@ I Y MB M K D D Ma IT I M MC KD { O| M@ M2 iDari NuFman bin 9asyir ra, gasulullah S ; bersabda, #erumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. 9ilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam.i 1$g. /uslim2 $adits ini menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong dalam masyarakat Islami. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu tubuh %ika ada

satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. /inimal dengan men%enguknya, atau bahkan memberikan bantuan. Dan terkadang bantuan yang diterima, %umlahnya melebihi biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan. Sehingga ter%adilah surplus, yang minimal dapat mengurangi beban penderitaan orang yang terkena musibah. $adits ini men%adi dasar &iloso&i tegaknya sistem suransi Syariah. gik4a /aulan fc / Sekretaris Dewan #engawas Syariah http'33taka&ul.com3inde.php3publisher3articleview3action3view3&rm rticleID334

Nilai!Nilai Dalam Pen$elolaan Asuransi Syariah

suransi syariah merupakan salah satu intrumen transaksi, yang secara sistem operasional disesuaikan dengan syariah Islam. Sehingga akad, mekanisme pengelolaan dana, mekanisme operasional perusahaan, budaya perusahaan 1shariah corporate culture2, marketing, produk dsb harus sesuai dengan syariah. Namun yang perlu digaris bawahi %uga adalah, bahwa asuransi syariah tidak semata-mata harus men%alankan sistem operasionalnya sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Namun lebih dari itu, ia %uga harus mengimplementasikan suatu nilai yang men%adi %antung dari prinsip-prinsip syariah. 9erpegang pada nilai-nilai ini sangat penting. 0arena nilai-nilai inilah sesusungguhnya yang merupakan ruh dari sistem operasional yang dilakukan secara syariah. $ilangnya nilai-nilai ini akan berdampak pada hiilangnya ruh dari syariah. Sebagai contoh dalam aspek hubungan mudharabah, dimana terdapat dua pihak shahibul maal 1pemilik modal2, dan mudharib 1pengusaha2. Shahibul maal meminta kepada mudharib untuk mengelola dananya, namun dengan syarat bahwa nisbah bagi hasil yang akan dihasilkan

dibagi dua .7 untuk shahibul maal dan (7 untuk mudharib. Secara &i"h, akad mudharabah yang dilakukan oleh kedua belah pihak di atas adalah sah. 0arena telah memenuhi semua rukun dan syarat akad mudharabah. Namun secara nilai, akad tersebut cacat karena tidak memberikan porsi keadilan bagi mudharib. /udharib hanya mendapatkan keuntungan (7 sementara shahibul maal .7. bntuk itulah, dalam men%alankan usaha asuransi syariah, %uga sangat diperlukan tegaknya nilai-nilai syariah, agar operasional asuransi syariah benar-benar mencerminkan ruh syariah yang sesungguhnya. 9erikut adalah (7 nilai yang mendasar dalam pengelolaan asuransi syariah, yaitu ' () Prinsi* Tauhid <auhid merupakan prinsip dasar dalam asuransi syariah. 0arena pada haekekatnya setiap muslim harus melandasi dirinya dengan tauhid dalam men%alankan segala aktivitas kehidupannya, tidak terkecuali dalam bermuamalah 1baca berasuransi syariah2. rtinya bahwa niatan dasar ketika berasuransi syariah haruslah berlandaskan pada prinsip tauhid, mengharapkan keridhaan llah S;<. Sebagai contoh dilihat dari sisi perusahaan, asas yang digunakan dalam berasuransi syariah bukanlah semata-mata meraih keuntungan, atau menangkap peluang pasar yang sedang cenderung pada syariah. Namun lebih dari itu, niatan awalnya adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai syariah dalam dunia asuransi. Sedangkan dari sisi nasabah, berasuransi syariah adalah bertu%uan untuk bertransaksi dalam bentuk tolong menolong yang berlandaskan asas syariah, dan bukan semata-mata mencari perlindungan apabila ter%adi musibah. Dengan demikian, maka nilai tauhid terimplementasikan pada industri asuransi syariah. llah S;< ber&irman '

I sT Z O Oq K? MC I ~a I M R K] ID Ks M > ~ IC KD O K} M M S@ Ms M
Dan tidaklah ku menciptakan %in dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah0u. 1+S. ( ' 82 +) Prinsi* Keadilan #rinsip kedua yang men%adi nilai-nilai dalam pengimplementasian asuransi syariah adalah prinsip keadilan. rtinya bahwa asuransi syariah harus benar-benar bersikap adil, khususnya dalam membuat pola hubungan antara nasabah dengan nasabah, maupun antara nasabah dengan perusahaan asuransi syariah, terkait dengan hak dan kewa%iban masing-masing. suransi syariah tidak boleh mend4alimi nasabah dengan hal-hal yang akan menyulitkan atau merugikan nasabah. Ditin%au dari sisi asuransi sebagai sebuah perusahaan, potensi untuk melakukan ketidak adilan sangatlah besar. Seperti adanya unsur dana hangus 1pada saving produk2, dimana nasabah yang sudah ikut asuransi 1misalnya asuransi pendidikan2 dengan periode tertentu, namun karena suatu hal ia membatalkan kepesertaannya di tengah %alan. #ada asuransi syariah, dana saving nasabah yang telah dibayarkan melalui premi harus dikembalikan kepada nasabah bersangkutan, berikut hasil investasinya. 9ahkan terkadang asuransi syariah merasa kebingungan ketika terdapat dana-dana saving nasabah yang

telah mengundurkan diri atau terputus di tengah periode asuransi, lalu tidak mengambil dananya tersebut kendatipun telah dhubungi baik melalui surat maupun melalui media lainnya. /au dikemanakan dana ini! 0arena dana tersebut bukanlah milik asuransi syariah, namun milik nasabah. Namun telah bertahun-tahun diberitahu atau dihubungi, nasabah bersangkutan tidak %uga mengambilnya. $al ini tentu berbeda dengan asuransi pada umumnya. llah S;< ber&irman '

Mu J O DJC OT I` K D DJC OT Iq Kr M ~E M } M` M J K MZ O P M M n KY OP ~@ MW I K\ MM s M I K IC K S I^ M DT Mo M O I > ~ M ?@ I DJ ~ M DJR O JO DJP O@ M D^ M > M \ IC ~D So M\ UE MS\ M M J} Z O[ Mq Kr M S[ M IW ? I M M DZ ~ ~a I M D DJ ~ Or ~ Ds M J M KB ~ }C I O W M KE M


$ai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu men%adi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena llah, men%adi saksi dengan adil. Dan %anganlah sekalikali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. 9erlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada llah, sesungguhnya llah /aha /engetahui apa yang kamu ker%akan. 1+S. l-/aidah3 ' 7)2 ,) Prinsi* Tolon$ "enolon$ Semangat tolong menolong merupakan aspek yang sangat penting dalam operasional asuransi syariah. 0arena pada hekekatnya, konsep asuransi syariah didasarkan pada prinsip ini. Dimana sesama peserta bertabarru, atau berderma untuk kepentingan nasabah lainnya yang tertimpa musibah. Nasabah tidaklah berderma kepada perusahaan asuransi syariah, peserta berderma hanya kepada sesama peserta sa%a. #erusahaan asuransi syariah bertindak sebagai pengelola sa%a. 0onsekwensinya, perusahaan tidak berhak mengklaim atau mengambil dana tabarru, nasabah. #erusahaan hanya mendapatkan dari u%rah 1&ee2 atas pengelolaan dana tabarru, tersebut, yang dibayarkan oleh nasabah bersamaan dengan pembayaran kontribusi 1premi2. #erusahaan asuransi syariah mengelola dana tabarru, tersebut, untuk diinvestasikan 1secara syariah2 lalu kemudia dialokasikan pada nasabah lainnya yang tertimpa musibah. Dan dengan konsep seperti ini, berarti antara sesama nasabah telah mengimplementasikan saling tolong menolong, kendatipun antara mereka tidak saling bertatap muka. llah S;< ber&irman '

I Ds Z MT Kq OC K Ds M n I K] ID K } M` M DJ KR Os M Sq Mr M Ms M J M KB ~ CDs M W w IC K D } M` M DJ KR Os M Sq Mr Ms M
Dan bertolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan %anganlah kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. 1+S. l/aidah ' d2 -) Prinsi* Ker.asama ntara nasabah dengan perusahaan asuransi syariah ter%alin ker%asama, tergantung dari akad apa yang digunakannya. Dengan akad mudharabah musytarakah 1nanti akan di%elaskan tersendiri mengenai akad ini dalam pembahasan khusus akad2, ter%alin ker%asama dimana nasabah bertindak sebagai shahibul maal 1pemilik modal2 sedangkan perusahaan asuransi syariah sebagai mudharib 1pengelola3 pengusaha2. pabila dari dana tersebut terdapat keuntungan, maka akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati,

misalnya 47 untuk perusahaan asuransi syariah dan 87 untuk nasabah. 0etika ker%asama ter%alin dengan baik, nasabah menunaikan hak dan kewa%ibannya, demikian %uga perusahaan asuransi syariah menunaikan hak dan kewa%ibannya secara baik, maka akan ter%alin pola hubungan ker%asama yang baik pula, yang insya llah akan membawa keberkahan pada kedua belah pihak. /) Prinsi* Amanah manah %uga merupakan prinsip yang sangat penting. 0arena pada hakekatnya kehidupan ini adalah amanah yang kelak harus dipertanggung %awabkan dihadapan llah S;<. #erusahaan dituntut untuk amanah dalam mengelola dana premi. Demikian %uga nasabah, perlu amanah dalam aspek resiko yang menimpanya. *angan sampai nasabah tidak amanah dalam artian mengada-ada sesuatu sehingga yang seharusnya tidak klaim men%adi klaim yang tentunya akan berakibat pada ruginya para peserta yang lainnya. #erusahaan pun %uga demikian, tidak boleh semena-mena dalam mengambil keuntungan, yang berdampak pada ruginya nasabah. Dan transaksi yang amanah, akan membawa pelakunya mendapatkan surga. gasulullah S ; bersabda '

) ( !
Seorang pebisnis yang %u%ur lagi amanah, 1kelak akan dikumpulkan di akhirat2 bersama para nabi, shiddi"in dan syuhada,. 1$g. <urmud4i2 0) Prinsi* Salin$ Ridha 12An Taradhin3 Dalam transaksi apapun, aspek an taradhin atau saling meridhai harus selalu menyertai. Nasabah ridha dananya dikelola oleh perusahaan asuransi syariah yang amanah dan pro&esional. Dan perusahaan asuransi syariah ridha terahdap amanah yang diembankan nasabah dalam mengelola kontribusi 1premi2 mereka. Demikian %uga nasabah ridha dananya dialokasikan untuk nasbah-nasabah lainnya yang tertimpa musibah, untuk meringankan beban penderitaan mereka. Dengan prinsip inilah, asuransi syariah men%adikan saling tolong menolong memiliki arti yang luas dan mendalam, karena semuanya menolong dengan ikhlas dan ridha, beker%asama dengan ikhlas dan ridha, serta bertransaksi dengan ikhlas dan ridha pula. 4) Prinsi* "en$hindari Ri#a giba merupakan bentuk transaksi yang harus dihindari se%auh-%auhnya khususnya dalam berasuransi. 0arena riba merupakan sebatil-batilnya transaksi muamalah. <ingkatan dosa paling kecil dari riba adalah ibarat ber4ina dengan ibu kandungnya sendiri 1baca dahsyatnya dosa-dosa riba, dalam blog ini2. 0ontribusi 1premi2 yang dibayarkan nasabah, harus diinvestasikan pada investasi yang sesuai dengan syariah dan sudah %elas kehalalannya. Demikian %uga dengan sistem operasional asuransi syariah %uga harus menerapakan konsep sharing o# risk yang bertumpu pada akad tabarru,, sehingga

menghilangkan unsur riba pada pemberian man&aat asuransi syariah 1klaim2 kepada nasabah. 5) Prinsi* "en$hindari "aisir) suransi %ika dikelola secara konvensional akan memunculkan unsur maisir 1gambling2. 0arena seorang nasabah bisa %adi membayar premi hingga belasan kali namun tidak pernah klaim. Di sisi yang lain terdapat nasabah yang baru satu kali membayar premi lalu klaim. $al ini ter%adi, karena konsep dasar yang digunakan dalam asuransi konvensional adalah konsep trans#er o# risk. Dimana perusahaan asuransi konvensional ketika menerima premi, otomatis premi tersebut men%adi milik perusahaan, dan ketika membayar klaim pun adalah dari rekening perusahaan. Sehingga perusahaan bisa untung besara 1makala premi banyak dan klaim sedikit2, atau bisa rugi banyak 1ketika premi sedikit dan klaimnya banyak2. 6) Prinsi* "en$hindari 7harar mharar adalah ketidak%elasan. Dan berbicara mengenai resiko, adalah berbicara tentang ketidak %elasan. 0arena resiko bisa ter%adi bisa tidak. Dan dalam syariat Islam, kita tidak diperbolehkan bertransaksi yang menyangkut aspek ketidak %elasan. Dalam asuransi 1konvensional2, peserta tidak mengetahui apakah ia mendapatkan klaim atau tidak! 0arena klaim sangat bergantung pada resiko yang menimpanya. *ika ada resiko, maka ia akan dapat klaim, namun %ika tidak maka ia tidak mendapakan klaim. $al seperti ini men%adi gharar adanya, karena akad atau konsep yang digunakan adalah trans&er o& risk. Sedangkan %ika menggunakan aspek sharing o& risk, ketidak %elasan tadi tidak men%adi gharar. Namun men%adi sesuatu yang perlu diwaspadai, yang apabila ter%adi sesama nasabah akan saling bantu membantu terhadap peserta lainnya yang tertimpa musibah, yang diambil dari dana tabarru, yang dikelola oleh perusahaan asuransi syariah 1bukan dari dana perusahaan2. (8) Prinsi* "en$hindari Risy9ah Dalam men%alankan bisnisnya, baik pihak asuransi syariah maupun pihak nasabah harus men%auhkan diri se%auh-%auhnya dari aspek risywah 1sogok menyogok atau suap menyuap2. 0arena apapun dalihnya, risywah pasti akan menguntungkan satu pihak, dan pasti akan ada pihak lain yang dirugikan. Nasabah umpamanya tidak boleh menyogok oknum asuransi supaya bisa mendapatkan man&aaat 1klaim2. tau sebaliknya perusahaan tidak perlu menyogok supaya mendapatkan premi 1kontribusi2 asuransi. Namun semua harus dilakukan secara baik, transparan, adil dan dilandasi dengan ukhuwah islamiyah. Inilah sepuluh prinsip dasar dalam mekanisme pengelolaan asuransi syariah. Dan alangkah indahnya sepuluh prinsip ini, apabila diimplementasikan secara baik dalam asuransi syariah. Dan setelah membaca sepuluh prinsip ini, tidakkah anda tertarik untuk berasuransi secara syariah! ;allahu ,lam bis shawab

9y. gik4a /aulan, fc., /. g http'33asuransisyariah.myblogrepublika.com3d77.3743(83nilai-nilai-dalam-pengelolaanasuransi-syariah3

Asuransi Syariah
&e#ruary (,: +8(8 Au hor; /Ig < NI- &iled under; rtikel Asuransi Syariah De&inisi asuransi syari,ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara se%umlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru, yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko3bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. suransi Syariah adalah usaha saling melindung dan saling menolong diantara se%umlah orang3pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru, yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad 1perikatan2 yang sesuai dengan Syariah. suransi Syariah merupakan salah satu sistem ekonomi berbasis Islam yang bersi&at bniversal dan berlaku untuk semua kenyakinan dan golongan masyarakat. suransi Syariah tidak mengandung hal-hal seperti ketidakpastian, per%udian, riba, penganiayaan, suap, barang haram dan maksiat. suransi syari,ah disebut %uga dengan asuransi ta,awun yang artinya tolong menolong atau saling membantu . 6leh karena itu dapat dikatakan bahwa suransi ta,awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk men%alin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta. #rinsip ini sesuai dengan &irman llah S;< dalam surat l /aidah ayat d, yang artinya ' Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan keta"waan dan %angan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan suransi yang selama ini digunakan oleh mayoritas masyarakat 1non syariah2 bukan merupakan asuransi yang dikenal oleh para pendahulu dari kalangan ahli &i"h, karena tidak termasuk transaksi yang dikenal oleh &i"h Islam, dan tidak pula dari kalangan para sahabat yang membahas hukumnya. Per#edaan sis em yan$ *alin$ mendasar an ara asuransi Islam den$an sis em asuransi konvensional) (. suransi konvensional hanya mengenal atau memberlakukan klaim dari pemegang polis, misalnya kecelakaan, kematian atau hal-hal yang tidak diinginkan dan semua itu sudah tertulis kesepakatannya dalam akad. 0onsekwensinya, %ika pemegang polis tidak tertimpa musibah, semasa akad masih berlangsung, maka pemegang polis tidak dapat

mengklaimnya. Sistem ini mengundang pemegang polis yang nakal dengan menyiasati untuk mendapatkan klaim yang besar dibanding dana yang telah diasuransikan. #enyiasatan ini mengiring rekayasa tertentu, seperti upaya pembakaran bahkan membunuh meski tidak dilakukan secara langsung oleh pemegang polis.#raktek rekayasa tersebut merupakan tindakan kriminal yang berarti melanggar hukum, bahkan sangat menodai harkat dan martabat manusia. Sebab korban yang menderita, bukan hanya perusahaan asuransi, tetapi %uga anggota masyarakat yang mungkin tidak pernah berhubungan dengan lembaga asuransi.Sementara, %ika %enis produk asuransinya tidak terkait dengan peristiwa seperti kematian, kebakaran, kecelakaan atau musibah, maka pemegang polis asuransi konvensional, %uga tidak dapat menikmati pengembalian dana kewa%ibannya selama belum melewati waktu-waktu yang telah ditentukan. *uga, %ika pemegang polis tidak dapat meneruskan kewa%ibannya, maka dana yang telah disetorkan men%adi hangus.#rinsip dasar asuransi konvensional tersebut, %elas berbeda dengan asuransi syari,ah. d. #rinsip dasar asuransi taka&ul syari,ah berangkat dari sebuah &iloso&i bahwa manusia berasal dari satu keturunan, dam dan $awa. Dengan demikian, manusia pada hakikatnya merupakan keluarga besar. bntuk dapat meraih kehidupan bersama, sesama manusia harus tolong menolong 1ta,awun2 dan saling berbuat keba%ikan 1tabarru2 dan saling menanggung 1taka&ul2. #rinsip ini merupakan dasar pi%akan bagi kegiatan manusia sebagai makhluk sosial. Dari pi%akan &iloso&is ini, setidaknya ada tiga prinsip dasar dalam asuransi syari,ah, yaitu saling bertanggung %awab, saling beker%a sama dan saling melindungi penderitaan satu sama lain. Asuransi Keun un$an Syariah suransi Islam menggariskan keuntungan yang sangat berbeda dengan asuransi konvensional, yaitu, pemegang polis diposisikan sebagai penabung, maka secara hukum, dana yang diasuransikan, sama dengan tabungannya %uga. Dengan posisinya sebagai tabungan, maka ada dua keuntungan yang dapat dipetik langsung. Per ama: dana asuransi Islam bagi masing-masing pemegang polis akan mendapat nilai tambahan. Nilai tambahan ini bukan bunga, tetapi bagi hasil dari sistem mudharabah yang merupakan man&aat &inansial atas kebi%akan ker%asama asuransi syari,ah dengan bank syari,ah.Dalam hal ini, pihak asuransi syari,ah, menitipkan dana para pemegang polis sebagai instrumen investasi yang dikelola lembaga keuangan syari,ah, misalnya 9ank syari,ah atau reksa dana syari,ah.bntuk konteks ini premi yang dimaksud adalah premi tabungan. Sementara dalam sistem 9ank Syari,ah terdapat ketentuan bahwa siapapun yang ikut serta dalam proyek usaha, ia akan mendapatkan bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh dari ker%asama itu. 0arena itu para pemegang polis, berhak menikmati bagian keuntungan yang dicapai 9ank Syari,ah.*ika kita telaah penambahan dana asuransi yang dinikmati para pemegang polis, merupakan buah nyata kebi%akan kemitraan atau ker%asama antara suransi Syari,ah dan 9ank Syari,,ah. $al ini merupakan salah satu keunggulan suransi Syari,ah. Dalam hal ini kita dapat bertanya secara komparati& antara asuransi konvensional dengan asuransi syari,ah. #ernahkah ter%adi dana asuransi bertambah nilainya. $anya diasuransi syari,ah yang bakal ter%adi. suransi lainnya %elas tidak sama sekali. kedua: bahwa pemegang polis sewaktu-waktu, karena alasan tertentu tak dapat

melan%utkan hubungan dengan lembaga asuransi syari,ah, sehingga secara sepihak ia memutuskan hubungan dengan pihak asuransi syari,ah. #emutusan hubungan ini tidak menyebabkan dananya hangus. Ia sebagai pemegang polis, berhak dan wa%ib hukumnya untuk mendapatkan kembali dana yang diasuransikan. /emang tidak seutuhnya 1(772 dana yang telah diasuransikan itu, akan dikembalikan. Sebab dana pemegang polis akan dikurangi dana tabarru 1dana kebi%akan2. Dan harus dicatat pula, bahwa pemegang polis tetap mendapatkan dana tambahan dari bagi hasil premi yang telah disetornya. /eski ter%adi sedikit pengurangan, tapi, pengembalian itu %auh lebih baik dari sistem asuransi konvensional yang menghanguskan secara total dana pemegang polis. Selan%utnya penting dicatat, bahwa praktik asurasi Islam terbebas dari praktik-praktik yang diharamkan. Asuransi Keru$ian Syariah Dalam praktek asuransi kerugian syariah, pengembalian sebagian premi ke nasabah dalam bentuk surplus sharing sekilas mirip dengan mekanisme dalam asuransi konvensional yang dikenal dengan istilah +o ,laim 'is!ount (+,'). Sebagai contoh, seorang pemegang polis asuransi kendaraan di sebuah perusahaan asuransi konvensional akan mendapatkan discount pada saat polis tersebut kembali diperpan%ang di tahun berikutnya 1dengan syarat selama masa pertanggungan tidak menga%ukan klaim2. Dari kacamata asuransi syariah, mekanisme discount seperti ini tentu sa%a berbeda dengan mudharabah karena NjD hanya diberlakukan apabila si pemegang polis hendak memperpan%ang polisnya. Dalam asuransi syariah, hak mudharabah tetap dibayarkan kepada peserta meskipun ia tidak memperpan%ang polis. Dengan demikian, NjD dan bagi hasil bisa diterapkan sekaligus di asuransi syariah, namun tidak bagi asuransi konvensional. 0arena %angka waktu pertanggungan untuk produk-produk asuransi kerugian 1misalnya asuransi kebakaran, kendaraan bermotor, kecelakaan diri, dan lain-lain2 biasanya berlaku untuk periode satu tahun maka produk ini tidak mengandung unsur tabungan 1non saving2 sehingga seluruh premi yang terkumpul akan dimasukkan ke dalam satu pool3&und untuk kemudian dikelola oleh perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dari total dana ditambah hasil investasi dan dikurangi beban-beban asuransi 1komisi agen, premi reasuransi, klaim, dan lain-lain2, apabila kemudian terdapat surplus maka surplus tersebut akan dibagihasilkan antara peserta dan perusahaan dengan nisbah yang sudah ditentukan di awal per%an%ian. Da% ar Pus aka ; () Bank Syariah, Suatu Pengenalan Umum:"uhammad Sya%ii An onio: Ta<kia Ins i u e: =akar a: +888) +) Konsep dan Eksistensi Bisnis Asuransi Syariah di Indonesia :Ir) "uhammad Syakir Sula: AAI=: =urnal AA"AI Tahun >II No)(+: +88,) 3. Profit Sharing for eneral !akaful:999) aka%ul!malaysia)?om)

-) !akaful "An #ption !o $onventional Insuran%e A &alaysia &odel:Asso?) Pro%) Yon @ahiah Aan Aris: &a?ul y o% @usiness "ana$emen Universi i Teknolo$i "ARA: "alaysia) /) &udhoro'ahB Ikh9an A#idin @asri: "A: 999) a<kia)?o)id 0) 1Sumber' /a%alah geIn&okus pril d7782 :. http'33asuransi-syariah.com3category3artikel-asuransi-syariah3 ). h *;CC999)*en$usahamuslim)?omC%a 9a!*erda$an$anChukum!hukum *erda$an$anC-(-!asuransi!syariah!asuransi! aDa9un!vs!asuransi! konvensional)h ml 6)999)$oo$leEyahoo)?om http'33ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id3d7(737d3(33asuransi-syariah3

Anda mungkin juga menyukai