Anda di halaman 1dari 130

PERBEDAAN STATUS GIZI DITINJAU DARI PENDAPATAN

ORANG TUA PADA MURID TK Hj. ISRIATI DAN


TK SATRIA TAMA KOTA SEMARANG


SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar
sarjana kesehatan masyarakat


Oleh
Nama Mahasiswa : Dhian Tri Ratna
NIM : 6450401018
Program Studi : Gizi Kesehatan Masyarakat
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Keolahragaan








UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

SARI

Dhian Tri Ratna. Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua,
pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota Semarang.

Usia Taman kanak-kanak yaitu antara umur 4-6 tahun termasuk golongan
masyarakat yang disebut kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang
paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang
mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zatzat gizi
dalam jumlah yang relatif besar. Gizi merupakan salah satu komponen dari
lingkungan yang memegang peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh
kembang anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi ditinjau
dari pendapatan orang tua, pengeluaran pangan, konsumsi energi dan protein
murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel
sebanyak 98 responden diambil secara purposive sampling, dengan kriteria
tertentu yang telah ditetapkan. Metode pengumpulan data menggunakan metode
penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan mengukur BB/U dan pembagian
kuesioner yang berisi indikator pengeluaran pangan dan non pangan, pendapatan
orang tua, daya beli rumah tangga, pola pemberian makan, praktek kesehatan, dan
pengetahuan orang tua. Analisis data menggunakan analisis univariat meliputi
gambaran karakteristik responden umur, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan
orang tua, pendidikan orang tua, dan pengeluaran non pangan. Analisis bivariat
menggunakan uji U Mann Wihtney untuk mengetahui seberapa besar perbedaan
status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara
pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua Murid
TK Satria Tama menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas
dibawah 0.05 (0.00<0.05), ada perbedaan yang signifikan antara pengeluaran
pangan murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama menghasilkan taraf
signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05), ada perbedaan yang
signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan murid
TK Satria Tama, dimana menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas
dibawah 0.05 (0.00<0.05), dan ada perbedaan yang signifikan antara status gizi
dari kelompok pendapatan tinggi dalam hal ini murid TK Hj. Isriati dengan status
gizi dari kelompok pendapatan rendah atau TK Satria Tama menghasilkan taraf
signifikansi 0.00 atau probabilitas diatas 0.05 (0.00>0.05).


Saran yang dapat diberikan yaitu memberikan pengertian kepada orang tua
murid agar tidak hanya memberikan sumber karbohidrat kepada anaknya. Dan
memberikan pengertian kepada orang tua murid untuk mengalokasikan
pendapatannya sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya.

Kata kunci : Status gizi, Pendapatan Orang Tua.








































PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada Hari : Selasa
Tanggal : 30 Agustus 2005

Panitia Ujian
Ketua Panitia, Sekretaris,

Drs. Sutardji, M.S. dr. Oktia Woro KH, Mkes.
NIP.130 523 506 NIP. 131 695 159



Dosen Penguji,




1. Drs. Herry Koesyanto, M.S ( Ketua)
NIP. 131 571 549



2. Ir. Bambang Triatma, Msi (Anggota)
NIP. 131 781 325



3. dr. Yuni Wijayanti (Anggota)
NIP. 132 296 578


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Kesalahan Dibutuhkan Untuk Meraih Sukses!
Kesalahan adalah bagian penting dalam proses belajar. J angan pernah
menghukum sebuah kesalahan, namun belajarlah darinya (Stepher R. Covey,
2000: 5).
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk :
Orang tuaku Bapak Djoko Setyo Budi dan Ibu Sugiarti, Mas Andre S, Mas
Aditya N, dan adikku N. Vita serta keluargaku tercinta
Teman-temanku dan sahabatku : Endah, Wahyu, Halim, Sari, Adi S
Teman-teman IKM angkatan 2001
Almamater FIK UNNES.









KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, serta karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan
Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua Pada Murid TK Hj. Isriati
dan Murid TK Satria Tama Kota Semarang, sebagai salah satu syarat yang
diperlukan unuk memperoleh derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Kesehatan
Masyarakat pada program studi Gizi Kesehatan Masyarakat.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan
skripsi, kepada :
1) Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs.
Sutardji, M.S yang telah memberikan ijin penelitian.
2) Ketua J urusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Ibu
dr. Oktia Woro K.H, M Kes yang telah memberikan ijin penelitian.
3) Bapak Ir. Bambang Triatma, M Si, dosen pembimbing I, atas bimbingan,
kritik, dan saran dalam penyelesaian skripsi
4) Ibu dr. Yuni Wijayanti, dosen pembimbing II, atas bimbingan, kritik, dan
saran dalam penyelesaian skripsi
5) Ibu Fatkhul Barkah, Kepala Sekolah TK Hj. Isriati yang telah memberikan ijin
penelitian
6) Ibu Budiastuti, Kepala Sekolah TK Satria Tama yang telah memberikan ijin
penelitian
7) Segenap staf pengajar TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
8) Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan, yang telah memberikan dukungan dalam proses penelitian
9) Bapak, Ibu, kakak dan adikku tercinta yang telah memberi dorongan dan
bantuan baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
10) Teman-temanku dan sahabatku Endah, Wahyu, Halim, Sari, Ulfa, Krissa, Adi,
Priyanto, Ian, Bambang, Ninik A, Umi I, Sunu (terima kasih atas bantuan anda
selama proses penelitian dan penyusunan skripsi).
11) Rekan-rekan mahasiswa IKM angkatan 2001 yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Akhirnya disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan saran-saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.
Semarang, 2005
Peneliti

Dhian Tri Ratna



DAFTAR ISI
Halaman

JUDUL ...................................................................................................... i
SARI .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Penegasan Istilah .................................................................................. 5
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS......................................
2.1Landasan Teori ..................................................................................... 7
2.1.1 Status Gizi ................................................................................... 7
2.1.2Penilaian Status Gizi .................................................................... 8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ........................... 10
2.1.4 Taman Kanak-kanak ................................................................... 18
2.1.5 Antropometri ............................................................................... 24
2.1.6 Indeks Antropomatri ................................................................... 27
2.17 Metode Food Recall 24 J am ........................................................ 31
2.2 Hipotesis ............................................................................................... 35



2.1 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep . 36
3.2 Definisi Operasional . 37
3.3 Populasi Penelitian................................................................................ 37
3.4 Sampel Penelitian.................................................................................. 38
3.5 Variabel Penelitian................................................................................ 38
3.6 Rancangan Penelitian............................................................................ 39
3.7 Teknik Pengambilan Data..................................................................... 39
3.8 Prosedur Penelitian............................................................................... 44
3.9 Instrumen Penelitian............................................................................. 46
3.10Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data.................................................................................... 52
4.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian........................................ 52
4.1.2 Hasil Analisis Data................................................................. 62
4.2 Pembahasan........................................................................................ 69
4.3 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 75
BAB V SIMPUALAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................... 76
5.2 Saran................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 79









DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan
(per orang per hari) anak umur 3-6 tahun............................................. 8
2. Gabungan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB......................................... 30
3. Distribusi Frekuensi Responden menurut Umur................................... 52
4. Distribusi Frekuensi Responden menurut J enis Kelamin..................... 53
5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah TK. Hj. Isriati.......................... 53
6. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah TK. Satria Tama...................... 54
7. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah TK Hj. Isriati ............................. 54
8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah TK Satria Tama......................... 55
9. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu TK. Hj. Isriati ............................. 55
10. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu TK. Satria Tama......................... 56
11. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu TK Hj. Isriati ................................ 56
12. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu TK Satria Tama............................ 57
13. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan TK Hj. Isriati ................. 57
14. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan TK Satria Tama............. 58
15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua TK Hj. Isriati ................ 58
16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua TK Satria Tama............ 59
17. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Hj. Isriati.............. 59
18. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Satria Tama.......... 60
19. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Hj. Isriati ...................................... 60
20. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Satria Tama.................................. 60
21. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Hj. Isriati .............. 61
22. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Satria Tama.......... 61
23. Perbedaan Pendapatan antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........ 62
24. Perbedaan Pengeluaran (Rp) untuk Energi dan Protein
antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama............................................. 63
25. Perbedaan Konsumsi Energi antara
TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 65
26. Prosentase Sumbangan Energi dari Makanan Terhadap
Konsumsi Energi Anak......................................................................... 66
27. Perbedaan Konsumsi Protein antara
TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 66
28. Prosentase Sumbangan Protein dari Makanan Terhadap
Konsumsi Protein Anak........................................................................ 67
29. Perbedaan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama................... 68
























DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman
1. Hubungan Timbal Balik antara Gizi Kurang dan Diare .. 16
2. Zat Gizi dan Fungsi Utamanya. 17
3. Kerangka Teori Penelitian 34
4. Kerangka Konsep . 36
























DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
1. Perbedaan Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati
dan TK Satria Tama.............................................................................. 63
2. Perbedaan Pengeluaran Pangan
TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........................................................ 64
3. Perbedaan Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama......... 65
4. Perbedaan Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama........ 67
5. Perbedaan dan Status Gizi TK Hj. Isriati
dan TK Satria Tama.............................................................................. 69

















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian........................... 80
2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian......................................................... 81
3. Nilai-nilai r Product Moment..................................................................... 82
4. Kuesioner Penelitian.................................................................................. 83
5. Hasil Rekapitulasi Kuesioner..................................................................... 92
6. Hasil Pengukuran Status Gizi Murid TK ................................................... 95
7. Hasil Recall 2 X 24 jam Murid TK............................................................ 97
8. Baku Berat Badan Menurut Umur 48 84 Bulan...................................... 99
9. Hasil SPSS Uji Mann Whitney Test....................................................... 100
10. Hasil SPSS Distribusi Frekuensi TK. Hj. Isriati ........................................ 103
11. Hasil SPSS Distribusi Frekuensi TK Satria Tama..................................... 107
12. Surat Keputusan Pembimbing Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang........................................................................................ 111
13. Permohonan Ijin Penelitian........................................................................ 112
14. Surat Rekomendasi Kesbanglinmas Kota Semarang................................. 113
15. Surat Ijin Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang................................. 114
16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................................... 115
17. Dokumentasi Penelitian............................................................................. 116
18. Daftar Nama Murid Dalam Penelitian Status Gizi..................................... 120
19. Daftar Tim Peneliti..................................................................................... 122

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Anak taman kanak-kanak (TK) merupakan ciri khas yaitu sedang dalam
proses tumbuh kembang. Ia banyak melakukan kegiatan jasmani, dan mulai akif
berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun sekitarnya. Mereka ini merupakan
kelompok anak prasekolah berumur 3-6 tahun yang peka terhadap pendidikan dan
penanaman kebiasaan hidup yang sehat (Soegeng Santoso, 2004: 43)
Pada usia 4-6 tahun pembentukan dasar kemampuan otak dan kesehatan
anak sebaikbaiknya paling tepat untuk diterapkan. Selama masa prasekolah
seorang anak membutuhkan zat tenaga satu setengah kali kebutuhannya ketika
masih bayi. Sewaktu masih bayi ia membutuhkan 900 Kalori. Setelah berumur 1
tahun ia membutuhkan zat tenaga senilai 1.200 Kalori. Antara 4-6 tahun
kebutuhan zat tenaga sudah meningkat lagi menjadi 1.600 Kalori (Wied Harry
Apriadji,1991: 2).
Gizi yang baik akan turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai
macam penyakit infeksi dan dapat mendukung tumbuh kembang anak yang
optimal. Anak usia taman kanakkanak yaitu 4-6 tahun termasuk golongan
masyarakat yang disebut kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang
paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang
mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zatzat gizi
dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk anak usia ini, sedang dalam
masa perkembangan (non fisik) dimana mereka sedang dibina untuk mandiri,
berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan
dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat. Maka
kesehatan yang baik, merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang
optimal bagi seorang anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses
pendidikan dan pembiasan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya
melalui makanan seharihari bagi seorang anak (Soegeng Santoso, 2004: 88).
Tingkat konsumsi zat gizi seseorang, menurut Soegito (1985) dipengaruhi
oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan. Tingkat
ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan yang
tersedia, kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga. Sedangkan
sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi dan faktor
sosial budaya.
Menurut Wied Harry Apriadji (1991: 6) tingkat konsumsi gizi dipengaruhi
oleh daya beli, latar belakang, sosial budaya, tingkat pendidikan, dan pengetahuan
gizi serta jumlah anggota keluarga. Hubungan konsumsi pangan (dalam hal ini
energi dan protein) dan status gizi masyarakat dengan status ekonomi rumah
tangga, memperlihatkan kecenderungan bahwa semakin tinggi pengeluaran rumah
tangga maka semakin tinggi pula konsumsi energi dan protein perhari (Suharjo,
1992:11)


Anakanak yang berhasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi
rendah, sangat rawan terhadap gizi kurang. Mereka mengkonsumsi makanan
(energi dan protein) lebih rendah dibanding anakanak dari keluarga berada (Ali
Khomsan, 2003: 11).
Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang-
orang tidak mampu lagi membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Ada pula
keluarga-keluarga yang sebenarnya mempunyai penghasilan akan tetapi sebagian
anaknya mengalami gizi kurang, hal ini disebabkan karena cara mengatur belanja
keluarga yang kurang baik. Ada juga keluarga yang membeli bahan pangan dalam
jumlah cukup tetapi karena kurang pandai memilih tiap jenis pangan yang dibeli
berakibat kurangnya mutu dan keragaman pangan yang diperoleh. Diantara
keluarga dengan penghasilan cukup atau lebih masih banyak yang belum terbiasa
membuat perencanaan pengeluaran keluarga sehingga hasilnya lebih acak-acakan
(Sajogyo, 1994: 9).
TK. Hj. Isriati merupakan TK yang berdiri di bawah yayasan Badan Wakaf,
mayoritas muridnya beragama Islam. Letak TK. Hj. Isriati ditengah kota yaitu
jalan Pandanaran no.56 Semarang, muridnya berjumlah 250 anak. Sedangkan TK.
Satria Tama letaknya dipinggir kota yaitu jalan Cilosari Barat daerah Tambak
Lorok kecamatan Semarang Timur, muridnya berjumlah 80 anak. Sehubungan
dengan uraian tersebut perlu adanya penelitian yang dapat menggambarkan
bagaimana status gizi pada murid TK. Hj. Isriati dan TK. Satria Tama apabila
ditinjau dari pendapatan orang tua. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari
Pendapatan Orang Tua pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota
Semarang.
1.2 PERMASALAHAN
Setelah mengamati dan memahami uraian diatas, yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1). Adakah perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi
dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama?
2). Adakah perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi
dibanding murid TK Satria Tama ?
3). Adakah perbedaan konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati lebih
tinggi dibanding murid TK Satria Tama ?
4). Adakah perbedaan status gizi murid TK dari kelompok pendapatan orang tua
tinggi lebih baik dibanding dari kelompok pendapatan orang tua rendah ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1) Mengetahui perbedaan pengeluaran pangan anak TK ditinjau dari
pendapatan orang tua dengan membuktikan dugaan bahwa pendapatan
orang tua TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding TK Satria Tama.
2) Mengetahui konsumsi energi dan protein anak TK ditinjau dari pengeluaran
pangan dengan membuktikan dugaan bahwa pengeluaran pangan anak TK
Hj. Isriati lebih tinggi dibanding anak TK Satria Tama.
3) Mengetahui status gizi anak TK ditinjau dari konsumsi energi dan protein
dengan membuktikan dugaan bahwa konsumsi energi dan protein anak TK
Hj. Isriati lebih tinggi dibanding anak TK Satria Tama.
4) Mengetahui status gizi anak TK ditinjau dari pendapatan orang tua dengan
membuktikan dugaan bahwa pendapatan orang tua anak TK Hj. Isriati lebih
tinggi dibanding TK Satria Tama.
1.4 Penegasan Istilah
Berdasarkan judul penelitian Perbedaan Status Gizi Anak Ditinjau dari
Pendapatan Orang Tua pada Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Kota
Semarang. Adapun penegasan istilah untuk menghindari kesalahan dan
penafsiran bagi pembaca sebagai berikut :
1.4.1 Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkaitan dengan perubahan
ukuran atau perubahan angka atau nilai pada materi tubuh yang berhubungan
dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi kapasitas fisiologis badan atau organ
tubuh, termasuk perubahan emosi atau sosial (Soegeng Santoso, 2004: 42).
1.4.2 Zat gizi
Satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan-bahan dasar. Pada
umumnya bahan makanan telah mengandung zat gizi yaitu kabohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral (Soegeng Santoso, 2004: 89).
1.4.3 Kecukupan gizi
Banyaknya masing-masing zat gizi yang harus terpenuhi dari makanan.
Kecukupan gizi tergantung oleh beberapa hal yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas,
berat dan tinggi badan, genetika serta keadaan hamil, menyusui (Soegeng
Santoso, 2004: 127).

1.4.4 Bahan makanan
Sesuatu yang dibeli, dimasak, dan disajikan, sebagai hidangan untuk
dikonsumsi. Bahan makanan dapat diperoleh dari berbagai sumber dan bentuk,
yaitu sayuran, daging, dan buah. (Soegeng Santoso, 2004: 102).
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian
1.5.1 Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam
meningkatkan taraf kesehatan dan gizi masyarakat pada umumnya dan anak
sekolah pada khususnya.
1.5.2 Masyarakat
Menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya orang tua mengenai
arti pentingnya status gizi kepada anak serta lebih memperhatikan pola pemberian
makanan.
1.5.3 Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES
Memberikan informasi kepada mahasiswa IKM UNNES tentang perbedaan
pendapatan orang tua, pengeluaran (Rp) untuk energi dan protein, konsumsi
energi dan protein yang terkait terhadap status gizi anak dapat dijadikan refrensi
dalam penelitian lanjutan dan penyempurnaan penelitian yang ada.
1.5.4 Penulis
Menambah pengetahuan penulis dibidang pendidikan gizi khususnya status
gizi anak sekolah

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Status Gizi
2.1.1.1 Definisi Status Gizi
Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variable tertentu ( I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 18). Sedangkan menurut
Reksodikusumo (1989) status gizi sebagai tanda-tanda atau penampilan yang
dikaitkan oleh keadaan keseimbangan gizi disatu pihak dan pengeluaran
organisme dipihak lain yang terlihat melalui variabel gizi.
2.1.1.2 Keadaan Gizi Anak Taman kanak-kanak
Seorang anak usia TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang
amat pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik emosi, dan sosial anak
berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri
sendiri maupun lingkungannya.
Kebutuhan energi dan protein anak umur 4-6 tahun lebih besar dari anak
umur 1-3 tahun karena pada umur 4-6 tahun anak mengalami proses tumbuh
kembang yang pesat, pada umur 4-6 tahun belum dibedakan kebutuhan energi dan
protein anak laki-laki dan anak perempuan karena pada umur 4-6 tahun
penambahan tinggi badan belum begitu menonjol. Adapun kebutuhan yang
dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi bagi umur 3-6 tahun
tertera pada tabel 1.
Tabel 1
Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari)
Anak umur 3-6 tahun
Golongan umur Berat Tinggi Energi Protein
1 2 3 4 5
1-3 tahun
4-6 tahun
12
18
90
110
1250
1750
23
32
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 dalam I Dewa Nyoman
Supariasa,2001

2.1.2 Penilaian Status Gizi
2.1.2.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung di bagi menjadi 4, yaitu :
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
2) Klinis
Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat, karena
didasarkan atas perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan
zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya
untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys ). Survei ini untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih dari zat gizi. Digunakan juga untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
3) Biokimia
Penilaian dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai jaringan tubuh. J aringan tubuh yang
digunakan darah, urin, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati, dan otot.
Metode ini digunakan sebagai peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
malnutrisi yang lebih parah.
4) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik yaitu dengan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.
2.1.2.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1). Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi
makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentivikasi kelebihan
dan kekurangan zat gizi.
2). Statistik Vital
Metode ini menganalisi data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan penyebab lainnya yang berhubungan dengan gizi. Pengunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
3). Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupahkan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
J umlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 20).
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
2.1.3.1 Pengetahuan Orang Tua
Pentingnya pengetahuan orang tua mengenai gizi dipengaruhi 3 hal yaitu :
1). Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
2). Setiap orang hanya cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal,
pemeliharaan, dan energi.
3). Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehinga penduduk dapat
belajar menggunakan pangan yang baik bagi kebutuhan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salah satu konsepsi tentang kebutuhan pangan
dan nilai pangan adalah umum di setiap negara di dunia. Salah satu penyebab
munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau
kurangnya kemampuan unuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan
sehari-hari (Suhardjo, 2003: 25). Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam
berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat
membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan
tetapi nilai gizinya tinggi (Sjahmien Moehji, 2003: 6).
2.1.3.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Perhatian orang tua terutama ibu kepada anak sangat mempengaruhi tingkat
konsumsi makanan pada anak. Hal ini juga didukung dengan pendidikan ibu yang
dapat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Menurut Masri
Singarimbun (1995) bahwa pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap
perilaku perwataan anak, khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan.
Ibu yang berpendidikan tinggi tidak membiasakan diri untuk berpantang atau tabu
tehadap bahan atau makanan yang ada. Masyarakat dengan pendidikan yang
rendah lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan
makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan.
2.1.3.3 Faktor ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan
status gizinya melalui kesiapan ekonomi keluarga dalam mengasuh anak.
Kesiapan ekonomi keluarga antara lain tergantung besar kecilnya pendapatan
keluarga dan pengeluaran keluarga.
2.1.3.3.1 Pendapatan Orang Tua
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang
baik dari pihak lain maupun hasil sendiri (Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter
Evers, 1982: 20). Sedangkan menurut Bayu Wijayanto,dkk (1999: 5) pendapatan
rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang
bekerja.
Pendapatan sebagai faktor ekonomi mempunyai pengaruh terhadap
konsumsi pangan. Nils Aria J (1990: 280) menyatakan jika pendapatan
meningkat, proporsi pengeluaran terhadap total pengeluaran menurun, tetapi
pengeluaran absolut untuk makanan meningkat. Hukum ini tidak berlaku untuk
kelompok miskin yang mengeluarkan absolutnya untuk makanan sudah sangat
rendah sehingga jika terjadi peningkatan pendapatan, maka proporsi untuk
makanpun meningkat. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase
pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit, dan semakin rendah
pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan
semakin tinggi, hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan pangan (Suhardjo HR, 1996: 10).
Nils Aria J (1990: 292) juga menyebutkan bahwa jika terjadi kenaikan
pendapatan, maka yang dibeli akan lebih bervariasi atau berubah. Mereka yang
mempunyai pendapatan sangat rendah cenderung akan membeli karbohidrat,
sementara yang lebih mampu akan cenderung membeli makanan lain seperti
protein dan vitamin. Tingkat pendapatan akan dipengaruhi pola kebiasaan makan
yang selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan nilai
ekonomi dan nilai gizinya. Macammacam pendapatan menurut Mulyanto
Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 66) yaitu:
1. Pendapatan yang berupa uang yaitu penghasilan yang berupa uang yang
sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa.
2. Pendapatan berupa barang yaitu penghasilan yang sifatnya reguler dan
biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam
bentuk barang atau jasa.
Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dapat dibedakan menjadi:
1. Pendapatan kotor
yaitu pendapatan yang diperoleh belum dikurangi pengeluaran dan biaya-
biaya lainnya.
2. Pendapatan bersih
yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biaya-
biaya lainnya.(Faisal,1984: 265)
Bagi mereka pendapatan sangat rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan
pangan pokoknya berupa sumber karbohidrat yang merupakan prioritas pangan
utama. Apabila tingkat pendapatan meningkat maka pangan prioritas kedua
berupa sumber protein murah dapat dipenuhi.
2.1.3.3.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran merupakan indikator yang lebih banyak digunakan untuk
memperkirakan pendapatan tetap, karena merupakan faktor yang dominan dalam
menentukan konsumsi rumah tangga, semakin tinggi pula konsumsi energi,
protein dan lemak.
Disamping itu nampak pula kecenderungan makin tinggi pengeluaran,
semakin rendah prevalensi gizi kurang untuk balita. Dengan demikian tingkat
pengeluaran rumah tangga sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kecukupan
energi dan zat gizi rumah tangga, juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsinya (Suharjo HR, 1996 : 194).
2.1.3.4 Tingkat Daya Beli Pangan
Tingkat daya beli pangan dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang
yang tergantung pada konsumsi makannya. Konsumsi makanan juga ditentukan
oleh kualitas serta kuantitas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanya
semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan makanan dan
perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas makanan menunjukkan
jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.
2.1.3.5 Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya serta kebiasaan dalam masyarakat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Misalnya hal
kebersihan, kesehatan, dan pendidikan. Tata cara yang diberlakukan masyarakat
tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Demikian juga
sikap dan pandangan atau cara berpikir suatu masyarakat belum tentu sesuai
dengan kondisi masyarakat yang lebih luas.
2.1.3.6 Jumlah Anak Dalam Keluarga
J arak kelahiran yang terlalu dekat dapat mempengaruhi tingkat konsumsi
makanan yang dimakannya. Hubungan laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi,
sangat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutama
mereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannya
jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalam
suatu keluarga miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi di antara seluruh
anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya yang paling terpengaruh
oleh kekurangan pangan. Sebagian memang demikian, sebab apabila besar
kelurga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang
tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan
yang relatif lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua. Tahun-tahun awal
anak-anak yang biasanya meliputi satu hingga enam tahun adalah yang paling
rawan gizi. Kurang energi dan protein (KEP) berat akan sedikit dijumpai bila
jumlah anggota keluarganya lebih kecil (Suhardjo, 2003: 23).
2.1.3.7 Penyakit Infeksi
Masalah gizi yang berkaitan dengan anak TK adalah penyakit gizi
kurang, umur anak TK yaitu 3-5 tahun, maka anak ini dikelompokkan dalam anak
balita (bawah lima tahun). Anak balita mengalami pertumbuhan badan yang
cukup pesat sehingga memperlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat
badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi (Soegeng Santoso, 2004: 71).
Gizi kurang menghambat reaksi imunologis dan berhubungan dengan
tingginya prevalensi dan beratnya penyakit infeksi. Penyakit infeksi pada anak-
anak dengan kwashiorkor atau marasmus sering didapatkan pada taraf yang sangat
berat. Infeksi sendiri mengakibatkan si penderita kehilangan bahan makanan
melalui muntah-muntah dan diare. Gizi kurang dan diare sering dihubungkan satu
sama lain, walaupun diakui bahwa sulit menentukan kelainan yang mana terjadi
lebih dulu, gizi kurang, diare atau sebaliknya (Soegeng Santoso, 2004: 84).








Infeksi Kekebalan
Rendah
Alergi
Definisi Gigi
Kerusakan
Diare kronis
Insufisiensi
Pancreas
Kolonisasi kuman
di usus kecil
Malabsorbsi
Gambar1. Hubungan timbal balik antara gizi kurang dan diare.
Sumber: Sri Kardjati, Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita, 1985 (Soegeng
Santoso, 2004: 84).
2.1.3.8 Konsumsi Energi dan Protein

Konsumsi energi dan protein sangat diperlukan bagi setiap orang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh secara biologis, psikologis,
maupun sosial. Agar dapat menjalankan berbagai fungsi tubuh dan aktivitas
sehari-hari diperlukan sejumlah tenaga atau energi yang meliputi :
1) Energi luar yaitu yang diperlukan untuk bekerja, berjalan, mengangkat barang
dan lain-lain yang memerlukan kegiatan otot.
2) Energi dalam yaitu energi yang diperlukan untuk pekerjaan alat-alat tubuh
seperti ginjal, jantung, alat pernapasan.
3) Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, untuk berbagai
proses metabolik dan untuk memanaskan badan.









































Karbohidrat
Air
Lemak
Mineral
Vitamin
Regulasi Proses
Pertumbuhan dan
mempertahankan
Sumber Energi
Protein
Gambar 2. Zat Gizi dan Fungsi Utamanya (Yayuk Farida, 2004: 49).
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk bagi
senyawa tubuh, bahan pembentuk asam amino esensial, metabolisme normal
lemak, menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus (terutama
serat), meningkatkan konsumsi protein, mineral, dan vitamin B. Pangan sumber
karbohidrat adalah beras, ubi jalar, singkong, kentang, pisang, sagu, dan gandum.
Sedangkan protein merupakan zat gizi yang paling banyak erdapat dalam tubuh.
Protein merupakan bagian dari semua semua sel-sel hidup. Hampir setengah
jumlah protein erdapat di otot, seperlima terdapat ditulang, sepersepuluh terdapat
di kulit, sisanya terdapat dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein mempunyai
beberapa fungsi sebagi berikut :
1) Membentuk jaringan baru dalam masa perumbuhan dan perkembangan tubuh.
2) Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang
rusak, atau mati.
3) Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
4) Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam iga kompartemen yaiu
intraseluler, ekstraseluler, dan intravaskuler.
5) Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh (Yayuk Farida, 2004: 52).
2.1.4 Taman Kanak- kanak.
Taman kanak-kanak merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu
lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum, di luar keluarga. TK merupakan
insitusi yang disamping memberikan kesempatan bermain sambil belajar kepada
anak, juga mendidik anak untuk mandiri, bersosialisasi dan memperoleh berbagai
keterampilan anak. Salah satu aspek yang dibina pada anak TK adalah penjagaan
kesehatan melalui makan makanan sehat. Di TK, anak juga diajarkan tata cara
makan yang benar di samping perilaku memilih makanan yang berguna bagi
dirinya (Soegeng Santoso, 2004: 41).
2.1.4.1 Anak Usia TK
Anakanak TK (prasekolah) di Indonesia berusia 4-6 tahun. Pada masa ini
pertumbuhan relatif lebih lambat dibandingkan dengan tahun pertama dan
perkembangan lebih tinggi daripada usia remaja dan dewasa (Soenarto, 1996 : 2).
Pada masa ini pertumbuhan berat badan ratarata 2 kg untuk setiap tahun,
sedangkan ratarata kenaikan tinggi badannya 6-8 cm tiap tahun. Kenaikan
otaknya lebih kurang 0,15 gr tiap 24 jam (Soetiningsih, 1995 : 23).
Perkembangan anak juga didefinisikan sebagai perubahan psikofisis sebagai
hasil proses pematangan fungsifungsi psikis dan fisis yang ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju kedewasaan
(Satoto, 1990 : 12).
Tumbuh kembang anak optimal tergantung pada potensi biologiknya
tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetik, lingkungan bio-psikososial dan
perilaku.



Pengelompokan lingkungan fisikobio- psikososial atas 4 macam :
1. Lingkungan keluarga
Adalah aspekaspek persiapan fisik, mental, dan sosial. Aspekaspek ini
berkaitan dengan lingkungan keluarga , pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
kemampuan, dan waktu untuk membina gizi, perumahan dan lingkungan
pemukiman.
2. Lingkungan perlindungan anak
Adalah aspekaspek yang mencakup antara lain promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.
3. Lingkungan pemukiman
Meliputi aspekaspek geografis, iklim, komunikasi, jumlah penduduk,
kegiatan ekonomi, pelayanan sosial, sanitasi, pendidikan, produksi pengolahan,
penyimpanan, distribusi bahan makanan, budaya nilai sosial, agama, keamanan,
stabilitas serta kebijaksanaan pemerintah.
4. Lingkungan stimulasi / pendidikan
Adalah pemberian stimulasi/rangsangan untuk perkembangan fisik/motorik,
perkembangan emosi, perkembangan sosial,perkembangan intelektual yang dapat
terjadi di sekolah maupun dalam masyarakat (Soegeng Santoso, 2004 : 43)
Peran lingkungan setelah dalam bidang gizi adalah mempengaruhi pola
makan anakanak, oleh karena sekolah merupakan tempat anak tinggal beberapa
jam setiap hari. Faktor lingkungan sekolah yang berperan dalam gizi anak antara
lain pengetahuan baru guru tentang makanan dan gizi serta praktek makan
disekolah (Gani.N, 1992 : 5). Dalam hal ini guru dituntut untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan
keluarga memasuki pendidikan dasar serta bertujuan untuk membentuk
meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
2.1.4.2 Makanan Sehat Untuk Anak Usia TK
Seorang anak makanan dapat dijadikan media untuk mendidik anak
supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk
menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu. Dengan demikian dapat
dibina kebiasaan yang baik tentang waktu makan dan melalui cara pemberian
makan yang teratur anak biasa makan pada waktu yang lazim dan sudah mudah
ditentukan (Soegeng Santoso, 2004: 89).
Syarat-syarat makanan khusus anak TK adalah sebagai berikut :
a) Porsi makanan tidak terlalu besar, untuk anak yang banyak makannya dapat
diberikan tambahan makanan.
b) Makanan cukup basah karena berkuah (tidak terlalu kering) agar mudah
ditelan anak.
c) Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah
dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah.
d) Tidak berduri atau bertulang kecil.
e) Sedikit atau tidak terasa pedas, asam, dan berbumbu tajam.
f) Bersih, rapi, dan menarik dari segi warna dan bentuk.
g) Cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan dan
anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan.
h) Gunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK, tidak
berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dapat dibersihkan dan
disimpan dengan mudah dan baik (Soegeng Santoso,2004: 149).
Tujuan memberi makanan pada anak adalah untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah
sakit, untuk aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Dengan memberikan
makan, maka anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih
makanan yang serta menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu.
2.1.4.3 Masalah Makan pada Anak Usia TK.
Masalah makan pada anak pada umumnya adalah masalah kesulitan
makan. Hal ini penting diperhatikan karena dapat menghambat tumbuh kembang
yang optimal pada anak. Kesulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan
dan menolak makanan tertentu.
Permasalahan pada anak TK adalah bahwa pada usia ini seorang anak
masih merupakan golongan konsumen pasif yaitu belum dapat mengambil dan
memilih makanan sendiri. Mereka juga masih sukar diberikan pengertian tentang
makanan di samping kemampuan menerima berbagai jenis makanan juga masih
terbatas. Dikaitkan dengan kesehatan, maka pada usia ini anak sangat rentan
terhadap berbagai penyakit infeksi terutama apabila kondisinya kurang gizi.
Penyebab kesulitan makan pada anak menurut Palmer dan Horn yang
dikemukakan oleh Samsudin (1985) antara lain :
1. Kelainan neuro-motorik
Kelainan neuro-motorik ini berupa retardasi mental, kelainan otot,
inkoordinasi alat-alat tubuh, kelainan esophagus (saluran menelan)
2. Kelainan congenital
Kelainan ini berhubungan dengan alat pencernaan seperti lidah, saluran
pencernaan. Menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk makan sehingga
menimbulkan muntah-muntah. Kelainan jantung bawaan mengakibatkan
masukan kalori yang kurang adekuat disebabkan hipermetabolisme, infeksi
yang berulang.
3. Kelainan gigi-geligi
Ketidaksempurnaan gigi yaitu tanggal akan menyulitkan anak mengunyah
makanan dan anak merasa sakit pada giginya sehingga segan untuk makan.
4. Penyakit infeksi akut dan menahun
Pada infeksi akut saluran napas bagian atas, sering menimbulkan kurang nafsu
makan (anorexia) dan sulit menelan. Infeksi ini mempersukar anak untuk
menerima makanan.
5. Defisiensi nutrien
Defisiensi golongan nutrien yang pokok seperti kalori dan protein
menimbulkan gejala anorexia karena produksi enzim pencernaan dan asam
lambung yang kurang dan anak dalam keadaan apatis. Demikian juga anemia
defisiensi zat besi.
6. Psikologik
Kekeliruan pengelolaan orang tua dalam mengatur makan anaknya yang
bersikap terlalu melindungi dan memaksakan anak makan terlalu banyak
melebihi keperluan anak. J uga apabila anak terlalu jauh dari ibunya, dapat
terjadi tidak ada nafsu makan. Perasaan takut berlebihan pada makanan juga
dapat menyebabkan anak tidak mau makan (Soegeng Santoso,2004: 100).
2.1.4.4 Upaya Mengatasi Makan pada Anak
Akibat dari kesulitan makan jelas akan berpengaruh terhadap gizi seorang
anak. Karena itu perlu diusahakan upaya untuk mengatasi kesulitan makan ini.
Upaya terpenting adalah dengan menghilangkan penyebab kesulitan psikologik.
makanan. Mungkin diperlukan latihan, pengobatan, pendekatan psikologis, dan
cara-cara lain Secara garis besar dapat dilakukan adalah upaya dietetik dan upaya
a) Upaya dietetik yaitu upaya ini berhubungan dengan pengaturan makanan yaitu
merancang makanan.
b) Upaya psikologik
Hubungan emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu sabar,
tenang, dan tekun. Adakan suasana makan yang menyenangkan anak, bersih,
dan berikan pujian apabila anak melakukan cara makan dengan baik serta
cukup makan.


2.1.5 Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. J adi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Dapat diartikan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi
dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 36).
Adapun keunggulan dari antropometri gizi adalah sebagai berikut :
a) Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sample yang
besar.
b) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga
yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran
antropometri
c) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat di
daerah setempat.
d) Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibekukan.
e) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
f) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk,
karena sudah ada ambang batas yang sudah jelas.
g) Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
Kelemahan penentuan status gizi secara antropometri adalah sebagai berikut:
a) Tidak sensitive
Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waku singkat. Di samping
itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.
b) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri.
c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validias pengukuran antropometri gizi.
d) Kesalahan ini terjadi karena:
1. pengukuran
2. perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3. analisis dan asumsi yang keliru.
e) Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan:
4. latihan petugas yang tidak cukup
5. kessalahan alat atau alat tidak ditera
6. kesulitan pengukuran.
Beberapa hal yang mendasari penggunaan antropometri :
a) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
dan mikrotoa.
b) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengn mudah dan objektif.
c) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga
oleh tenaga lain yang telah dilatih sebelumnya.
d) Biaya relatif murah karena alat mudah didapat
e) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut of points)
dan baku rujukan yang sudah pasti.
f) Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan
antropomeri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,
khususnya untuk penapisan (sceening) status gizi (I Dewa Nyoman Supariasa,
2001: 37).
2.1.6 Indeks Antropometri
Penggunaan antropometri lebih praktis, cukup teliti, mudah dilakukan oleh
siapa saja dan dibekali latian sederhana. Dalam praktek, antropometri yang sering
digunakan adalah berat badan (BB), tinggi badan (TB), panjang badan (PB),
kadang-kadang digunakan pula lingkar lengan atas (LILA) atau lingkar kepala
(LK). Indikatorindikator antropometri yang ada distandarisasikan berdasar umur
dan jenis kelamin (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001 : 56).
2.1.6.1 Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB / U)
Berat badan (BB) menggambarkan masa tubuh (otot dan lemak). Berat
badan menurut umur merupakan ukuran yang baik untuk mengetahui keadaan gizi
anakanak, terutama anak golongan umur 0-5 tahun (Balita). Ukuran ini juga
memberi gambaran yang baik tentang pertumbuhan anak.
Kelebihan dari penggunaan (BB/ U) yaitu :
1). Alat mudah didapat dan murah
2). Pemeriksaan mudah dan dimengerti oleh masyarakat umum
3). Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek
4). Dapat mendeteksi kegemukan
Kelemahan dari penggunaan (BB / U) yaitu :
1). Mengakibatkan kekeliruan interprestasi gizi bila terjadi udema .
2). Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk anak dibawah 5 tahun.
3). Dapat terjadi pengukuran yang salah, misal pada pengaruh pakaian atau pada
saat penimbangan (I Dewa N yoman Supariasa, 2001 : 56)
2.1.6.2 Indeks BB menurut TB(BB/TB)
Indeks BB / TB merupakan indikator yang baik untuk indikator
menyatakan status gizi saat ini, terlebih bila data umur yang akurat sulit diperoleh.
Oleh karena itu Indeks BB / TB disebut juga indikator status gizi yang
independent terhadap umur. Karena Indeks BB / TB yang dapat memberikan
gambaran tentang proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan, maka dalam
penggunaannya Indeks ini merupakan Indikator kekurusan.
Kelebihan dari penggunaan (BB / TB) yaitu:
1). Bebas terhadap pengaruh umur dan ras
2). Dapat membedakan keadaan gizi anak dalam penelitian berat badan relatif
terhadap tinggi badan kurus, gemuk, cukup dan keadaan marasmus serta
lainnya.
Kelemahan dari penggunaan (BB / TB) yaitu:
1).Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek atau cukup
tinggi badan, karena faktor umur tidak diperhatikan
2). Kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan pada kelompok anak
balita
3). Kesalahan dalam membaca hasil pengukuran sering terjadi (I Dewa Nyoman
Supariasa, 2001 : 58)
2.1.6.3 Indeks TB menurut umur (TB / U) yaitu
Tinggi badan dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai keadaaan gizi
yang lalu maupun sekarang. Disamping tinggi badan merupakan ukuran kedua
yang penting, karena dapat dihubungkan dengan berat badan maupun terhadap
lingkar lengan atas (Djiteng Roedjito, 1989 : 72). Tinggi badan merupakan
antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan
tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif sensitive terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap
tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini menggambarkan
status gizi masa lalu. Beaton dan Bengoa dalam Supariasa (2001) menyatakan
bahwa indeks TB/U disamping menggambarkan status gizi masa lampau, juga
lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi.
Keuntungan dari penggunaan (TB/U) yaitu:
1). Baik untuk menilai status gizi masa lampau
2). Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa
Kelemahan dari penggunaan (TB/U) yaitu:
1). Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
2). Pengukuran relaif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan orang untuk melakukannya.
3). Ketepatan umur sulit didapat.
2.1.6.4 Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) memberi gambaran hasil kumpulan
komponenkomponen tulang, otot dan tebal lemak subkulis. LILA lebih
ditunjukkan untuk pemeriksaan cepat (rapid screening) dalam situasi darurat yang
ditempat itu tidak ada alat timbang yang praktis untuk lapangan sehingga
penimbangan sukar dilakukan. Dibanding dengan cara BB terhadap TB,ukuran
LILA sebagai Indeks malnutrisi lebih peka untuk kasus kasus marasmus dari
pada kuesioner.
Kelemahan Indeks LILA adalah:
1). Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas
2). Sering mengalami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak dalam
keadaan takut dan tegang
3). Memerlukan pembedaan golongan umur (I Dewa Nyoman.S, 2001 : 59).
2.1.6.5 Gabungan Indeks BB / U, TB / U, dan BB / TB .
Untuk memperoleh gambaran status gizi masa kini maupun masa lampau
WHO merumuskan penggunaan gabungan Indeks Antropometri yaitu : BB / U,
TB / U, dan BB / TB sebagai berikut :
TABEL 2. GABUNGAN INDEKS
BB / U, TB / U, dan BB / TB

BB / TB BB / U TB / U STATUS GIZI
Normal
Normal
Normal
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Normal
Tinggi
Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi

Rendah
Normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Baik, pernah kurang gizi
Baik
J angkung, baik
Buruk
Buruk, kurang
Kurang
Lebih, kemungkinan kegemukan
Lebih, pernah kurang gizi
Lebih, tetapi tidak kegemukan
Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa, dkk,2001
Cara menghitung status gizi dengan Z score
1. Bila nilai riel hasil pengukuran >= nilai median BB/U, TB/U, BB/TB,
maka rumusnya :

Upper SD
median nilai - riil nilai
score Z =
2. Bila nilai riel hasil pengukuran <nilai median BB/U, TB/U, BB/TB,
maka rumusnya :
Lower SD
median nilai - riil nilai
score Z =
Adapun kategori status gizi BB /U :
Gizi Lebih : >+2 SD =BB Lebih
Gizi Normal : -2 sampai dengan +2 SD =BB normal
Gizi Kurang : -3 sampai dengan <-2 SD =BB rendah
Gizi buruk : <-3 SD =BB sangat rendah
(Baku Antropometri WHO NCHS, 2002: 1)
Dalam pemantauan status gizi penduduk, penggunaan gabungan tiga
tersebut diatas akan sangat bermanfaat dalam proses perumusan kebijaksanaan,
perencanaan maupun program gizi.
2.1.7 Metode Food Recall 24 jam
Prinsip dari meode recall 24 jam , dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam
metode ini responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24
jam yang lalu (kemarin). Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan
harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2
kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat
gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
individu menurut Sanjur(1997) yang dikutip oleh I Dewa Nyoman Supariasa
(2001: 94). Langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam adalah sebagai berikut:
1 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua
makanan atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah
tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu, kemudian petugas
melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram).
2 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
3 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA)
atau Angka Kecukupasn Gizi (AKG) untuk Indonesia.
Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihannya sebagai berikut :
1) Mudah melaksanakannya serta tidak membebani responden
2) Biaya relatif murah karena tidak memperlukan peralatan khusus dan tempat
yang luas
3) Cepat, sehingga banyak mencakup banyak responden
4) Dapat digunakan unuk responden yang buta huruf
5) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kekurangan dalam metode recall 24 jam sebagai berikut :
1) Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2) Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden.
3) The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).
4) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih atau terampil dalam
menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut
kebiasaan masyarakat.
5) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.
Keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya ingat
responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat
meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada hari
yang berbeda (tidak berturut-turut). Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali
(1X24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif menggambarkan
kebiasaan makanan individu (I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 94).




















Pendapatan Orang
Tua
Pengeluaran
Rp/Rt/Bln
Peng. Untuk
non Pangan
Latar Belakang
Sosial Budaya
Pembelian Atau Pemilihan
J enis Dan J umlah Pangan
Pengetahuan
Orang Tua
tentang Gizi
Daya Beli RT
untuk Pangan
Tingkat
Pendidikan
Orang Tua
Peng. Untuk
Pangan
Ketersediaan (J umlah Dan
J enis)Makanan Dalam RT
Derajat Kesehatan
Intake Makanan
Intake Gizi (J umlah
Dan Mutu Gizi Gizi)
Status Gizi Faktor
Genetik
Penyakit Infeksi
Gambar 3. Kerangka Teori Penelitian
Keterangan: Rp : rupiah
Rt : rumah tangga
Bln : bulan
2.2 HIPOTESIS
Pengertian hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002: 64). Adapun hipotesa yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Ada perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi
dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama
2). Ada perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding
murid TK Satria Tama
3). Ada perbedaan konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati lebih tinggi
dibanding murid TK Satria Tama
4). Ada perbedaan status gizi murid TK dari kelompok pendapatan orang tua
tinggi lebih baik dibanding dari kelompok pendapatan orang tua rendah






BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Dalam penelitian kerangka konsep yang diperoleh sebagai berikut :








Gambar 4. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa status gizi anak dalam hal
ini murid TK dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi energi dan protein.
Sedangkan konsumsi energi dan protein sendiri juga dipengaruhi besarnya
pengeluaran pangan yang bersumber dari biaya yang dikeluarkan untuk
mencukupi kebutuhan pangan keluarga dalam satu hari. Pengeluaran pangan dapat
dipengaruhi oleh pendapatan orang tua. Melalui kerangka konsep ini diharapkan
nampak perbedaan status gizi murid TK ditinjau dari pendapatan orang tua
mereka.


Status Gizi Murid Tk
Konsumsi Energi
Pendapatan
Orang Tua
Pengeluaran Pangan
3.2 Definisi Operasional
Bagian ini menjelaskan kerangka alur pemikiran dari penelitian yang
dilakukan. Dalam kerangka konsep ini, masing-masing variable dijelaskan sebagai
devinisi operasional, sehingga penelitian dapat dijalankan dengan jelas dan
teratur.
No Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Ukuran Skala
1. Status gizi Keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi
makan yang diukur
secara antropomeri
dengan indeks BB/U
Lebih : >+2 SD
Normal : -2 s/d +2 SD
Kurang : -3 s/d <-2 SD
Buruk : <-3 SD

Ordinal
2. Pendapatan
orang tua
J umlah pendapatan
tetap dan
sampingan dari suami
istri dalam setiap
bulannya dibagi
dengan jumlah anggota
keluarga dan diukur
dalam rupiah.
SangatTinggi:>
1.271.000
Tinggi:850.000-
1.271.000
Sedang:663.000-
850.000
Rendah: <663.000.

Ordinal
3. Pengeluaran
pangan
J umlah yang
dikeluarkan untuk
belanja pangan
perbulan oleh keluarga
dibagi dengan jumlah
anggota keluarga dan
dinyatakan dalam
rupiah
Sangat tinggi : >30.000
Tinggi : 20.000-30.000
Sedang : 10.000-20.000
Rendah : <10.000
Ordinal
4. Konsumsi
energi dan
protein
J umlah kandungan
energi dan protein
yang dikonsumsi
selama satu hari dalam
makanan
Baik : 100% AKG
Sedang : 80-90% AKG
Kurang : 70-80% AKG
Defisit : <70% AKG
Ordinal

3.3 Populasi penelitian.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Soekidjo.N, 2002 : 79). Pada populasi penelitian ini adalah seluruh murid TK.Hj.
Isriati dengan jumlah 250 murid sedangkan TK Satria Tama berjumlah 80 murid.
Dengan total populasi 330 murid.
3.4 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo. N, 2002 : 79). Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sample adalah non
random sampling dengan teknik proposive sampling. Proposive sampling adalah
teknik penentuan sample dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu.
J umlah sampel dalam penelitian ini 98 responden, sebagai responden adalah
murid TK yang berlaku sebagai sample (untuk mengetahui status gizi) dan orang
tua dari sample (untuk mengetahui penghasilan dan pengeluaran keluarga).
3.5 Variable Penelitian
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit,dan sebagainya (Soekidjo.N, 2002:
70). Menurut Sugiyono (2002: 3) Variabel bebas adalah merupakan variable yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Sedangkan variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable bebas (Independen).
Variable Bebas Variable Terikat
1. Pendapatan orang tua Pengeluaran (Rp) Untuk Energi Dan Protein
2. Pengeluaran (Rp) untuk Konsumsi Energi dan protein
energi dan protein
3. Konsumsi energi dan protein Status Gizi
4. Pendapatan orang tua Status Gizi
3.6 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian explanatory research ,karena hubungan
antara variablevariabelnya dijelaskan melalui pengujian hipotesa (Masri
Singarimbun, 1995: 5). Dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan cross
sectional yaitu mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
efek dengan cara mengumpulakan data secara sekaligus pada suatu saat (point
time). Artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja terhadap variabel
subjek pada saat penelitian (Soekidjo Notoadmojo, ).
3.7 Teknik Pengambilan Data
Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian.
Pengambilan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data sebagai
berikut :
3.7.1 Data Primer
Data primer yaitu bila pengambilan data dilakukan secara langsung oleh
peneliti terhadap sasaran (Eko Budiarto, 2001: 5) Data primer diambil melalui
beberapa cara sebagai berikut :
3.7.1.1 Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum atau kepentingan orang banyak (Soekidjo Notoadmojo, 2002:
112). Pengedaran angket atau kuesioner berupa daftar pertanyaan berisi formulir-
formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan
jawaban baik berisi tanggapan maupun informasi.
Data yang dikumpulkan berdasarkan persepsi yang diperoleh dari
jawaban responden. Dalam penelitian ini anget diberikan secara langsung kepada
responden yang menjadi subjek peneliti.
Alasan menggunakan metode angket karena metode angket mempunyai
beberapa kelebihan antara lain :
1). Efisien
karena tidak membutuhkan waktu yang lama bagi peneliti dalam
mendapatkan jawaban pada responden.
2). Dapat dijawab dengan cepat oleh responden tanpa menggangu aktifitas
responden
3). Responden dapat menjawab dengan tenang tanpa adanya intervensi
4). Semua responden menerima pertanyaan dan pernyataan yang sama.
Penilaian angket dengan menggunakan skala Likert dipakai untuk tingkat
kesepakatan seseorang terhadap sejumlah pertanyaan berkaitan dengan suatu
konsep tertentu dengan membuat rentangan jawaban skor 1 sampai 4 untuk tiap
pertanyaan dengan kategori tertentu, atau pertanyaan-pertanyaan yang dipakai
dibedakan dalam pertanyaan positif dan pertanyaan negatif.
Berdasarkan aturan Skala Likert yang dikemukaan diatas, kategori
jawaban disusun sebagai berikut :
Alternatif Jawaban Positif(+) Negatif(-)
Selalu
Sering
J arang/Kadang-kadang
Tidak pernah
4
3
2
1
1
2
3
4

Cara pemberian dan pengumpulan kuesioner yaitu :
1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah TK. Hj. Isriati dan TK. Satria Tama
dengan membawa surat keterangan penelitian dari Universitas.
2) Sebelum kuesioner diberikan kepada sample, kuesioner diuji cobakan terlebih
dahulu pada responden.
3) Setelah kuesioner valid dan reliable baru diadakan penelitian
4) Memberikan kuesioner kepada sample yang ditujukan untuk orang tua murid
5) Pengisian sample diberi waktu 7 hari
6) Setalah 7 hari kuesioner dikumpulkan.
Angket atau kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari :
1) Kuesioner A : Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai beberapa hal sebagai berikut :
Identitas responden :
- Anak : jenis kelamin, nama anak, berat badan dan tinggi badan anak.
- Orang tua : nama ayah dan ibu,alamat, umur, pekerjaan, pendidikan
terakhir.
Data-data yang terkait dengan pendapatan orang tua meliputi pengeluaran
untuk pangan dan non pangan, pendapatan keluarga, serta daya beli. Dan
status gizi meliputi pola pemberian pangan, pengetahuan orang tua,
praktek kesehatan dan pola pencarian kesehatan
Kuesioner ini bersifat tertutup dalam pilihan ganda dengan alternatif jawaban
yang disediakan untuk pertanyaan memiliki kategori sebagai berikut : kurang,
cukup, lebih, sangat lebih atau tidak ada, kadang-kadang, ada, selalu ada.
2) Kuesioner B
Kuesioner B berupa recall 2 x 24 jam, untuk mengetahui konsumsi makanan
murid TK selama sehari. Recall dilakukan dua kali pada hari yang berbeda
(tidak berturut-urut).
Dalam penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode
yang dipilih untuk mengumpulkan data. Data merupakan penggambaran variable
yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Pengambilan data pada
penelitian ini digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.


Dalam rangka untuk mempermudah penyusunan kuesioner sebagai
instrumen maka perlu dibuat kerangka pengembangan instrumen penelitian.
Kerangka pengembangan tersebut dapat dilihat dalam bentuk matrik sebagai
berikut :
Matrik Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian
Indikator No.Item
Instrumen
Keterangan
Pendapatan
Orang Tua
1) Pengeluaran
Pangan
2) Pengeluaran
non pangan
3) Daya beli
rumah tangga
4) Pendapatan
keluarga
1,2,3,4

5,6

7,8

9,10,11,12,13



J umlah =13
Status Gizi 1) Pola pemberian
makan
2) Praktek kes. dan
pola pencarian
kesehatan
3) Pengetahuan
orang tua
14,15,16

17,1819,2021,22,23


24,25.26



J umlah =13

3.7.1.2 Pengukuran
Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengukuran berat
badan (BB) responden. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan
injak (Bathroom scale) Adapun macam dan prosedur pengukuran yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1) Timbangan diletakkan di tempat yang datar (rata) sehingga tidak goyang.
2) Anak memakai pakaian seminimal mungkin, sepatu maupun isi kantong
harus dilepas.
3) Pada saat ditimbang anak berdiri tepat ditengah timbangan dan menghadap
ke depan.
3.7.1.3 Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 93).
Pengamatan dalam penelitian ini yaitu melihat kondisi dan keadaan lokasi TK
tersebut.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh
dari orang lain atau tempat lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko
Budiarto, 2001: 5). Adapun data sekunder yang dimaksud adalah daftar nama
siswa murid kelas A dan kelas B TK Hj. Isriati dan TK. Satria Tama tahun ajaran
2004/2005 untuk mengetahui jumlah anggota dalam populasi.
3.8 Prosedur Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap :
3.8.1 Tahap Persiapan
Pengumpulan data dimulai dengan mempersiapkan atau menyusun
angket atau kuesioner, kemudian dilakukan uji coba kuesioner tersebut. Setelah
diuji coba, butir-butir pertanyaan yang tidak valid dibuang. Tahap selanjutnya
kuesioner diperbanyak untuk dibagikan kepada responden. Sedangkan untuk
mengukur berat badan, sebelum alat digunakan alat ditera terlebih dahulu di Dinas
Metrologi. Pengumpulan data dimulai setelah melakukan perijinan di Dinas
Kesbanglinmas, dan Dinas Pendidikan Nasional.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan 1 minggu. Tahap pelaksanaan pengumpulan
data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.8.2.1 Kuesioner A, Kuesioner B (lembar recall 2 X 24 jam)
3.8.2.1.1 Petunjuk Pengisian TK Hj. Isriati
1) Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah TK Hj. Isriati, peneliti
melakukan konfirmasi kepada guru kelas A dan kelas B
2) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian
dan tata cara pengisian kuesioner.
3) Untuk TK Hj. Isriati pengisian kuesioner diberikan kepada anak untuk
diberikan kepada orang tua.
4) Orang tua dalam hal ini ibu diharapkan mengisi sesuai petunjuk yang ada.
5) Untuk lembar recall pada TK. Hj. Isriati diberi petunjuk pengisian daftar
recall.
3.8.2.1.2 Petunjuk Pengisian TK. Satria Tama
1) Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah TK Satria Tama, peneliti
melakukan konfirmasi kepada guru kelas A dan kelas B.
2) Peneliti membuat surat undangan kepada orang tua murid untuk menghadiri
proses pengisian kuesioner.
3) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian
dan tata cara pengisian kuesioner.
4) Responden dibagikan kuesioner dan diminta mengisi sesuai petunjuk.
5) Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh beberapa rekan (satu kelas
dibantu oleh 3-4 orang). Hal ini dilakukan untuk membantu responden apabila
masih terdapat ketidakfahaman dalam mengisi kuesioner, serta membantu
responden mengingat (untuk recall)
3.8.2.2 Pengukuran Berat Badan (BB)
1) Pengukuran dilakukan di ruang guru secara bergantian.
2) Peneliti mencatat nama murid dan hasil pengukuran.
3.9 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis. Sehingga mudah diolah (Suharsimi
Arikunto, 2002: 136). Instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Alat ukur berat badan (timbangan)yaitu : timbangan digital atau timbangan
berdiri digunakan untuk anak yang sudah dapat berdiri, dengan tingkat
ketelitian 0,1 kg digunakan untuk mengukur berat badan (BB).
2. Alat ukur tinggi badan (microtois) dengan ketelitian 0,5 cm digunakan untuk
mengukur tingi badan (TB) responden.
3. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau
memberikan tanda-tanda tertentu.(Soekdjo Notoatmodjo, 2002: 116).
4. Metode Food Recall 24 J am
Metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini,
responden ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil) disuruh menceritakan semua
yang dimakan selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia
bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga
dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam
penuh. Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulangulang dan harinya tidak
berturutturut. Beberapa peneliti menunjukan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturutturut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal
dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (I Dewa
Nyoman. S, 2002 : 94).
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
3.10.1 Pengolahan Data
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian saling
berhubungan. Dalam pengumpulan data digunakan alat pengumpul data atau
instrumen penelitian. Instrumen ini disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data yang mudah diolah. Langkah-langkah pengolahan data antara
lain :
1) Editing
Suatu kegiatan untuk memeriksa kembali segala kelengkapan dan
kebenaran data yang telah terkumpul.
2) Coding
suatu kegiatan memberi tanda atau kode tertentu terhadap data yang telah
diedit dengan tujuan mempermudah pembuatan table.
3) Tabulating
Suatu kegiatan untuk menyusun data kedalam table sehingga memudahkan
untuk menganalisanya.
Dalam penyusunan data perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Memasukkan data yang penting dan benar- benar diperlukan.
b) Hanya memilih data yang tidak bias.
3.10.2 Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan cara menggunakan analisa deskriptif
dan melalui proses komputerisasi.
3.10.2.1 Analisis Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif dilakukan
dengan membuat tabel dan distribusi frekuensi data seperti umur responden, jenis
kelamin, jenis pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, praktek kesehatan,
pengetahuan orang tua, tingkat daya beli, dan pengeluaran non pangan.
3.10.2.2 Analisis Bivariat
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariate
yang dilakukan dalam dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 188). Analisa ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar dapat menentukan
tingkat perbedaan antara variabel tersebut.
3.10.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
3.10.3.1 Uji Validitas
Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau
kesasihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sasih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah (Suharsimi Arikunto, 2002: 144).
Rumus yang digunakan adalah produckt moment
Rumus I : dengan nilai simpangan.

=
) )( (
R
2 2
y x
y

Keterangan :
R : Koefisien korelasi product moment
X - X = x
y y y =
X : skor rata rata dari X
Y : skor rata- rata dari Y
N : jumlah sample
Rumus II : dengan angga kasar
} { } {
2 2 2 2 2
) ( ) (
) ( ) (
Y X N X X N
Y X XY N
R


=
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 144 - 146)
Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian dari 28 butir kuesioner
yang diuji cobakan terdapat 26 butir yang valid. 26 butir yang ada 13 butir yang
diuji kevalidannya, karena 13 butir sisanya merupakan pertanyaan yang bersifat
deskriptif. 13 butir yang valid memiliki r
xy
>r
tabel
=0,456 pada =5% dengan
N = 20, selanjutnya butir yang valid tersebut diurutkan kembali dan dapat
digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.10.3.2 Uji Reliabilitas
Adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam teknik
mencari reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu :
Rumus :

=
2
2
11
1
1
t
b
k
k
r


(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)

Keterangan :
=
11
r reabilitas
= k banyaknya butir pertanyaan
=
2
b

jumlah varians butir


=
2
t
varians total
Sedangkan untuk mencari varians butir dengan rumus :




=
2
2
2
) (
b

Keterangan :
=
2
b
variasi butir
= jumlah skor butir
N =jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 2002: 17).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh harga r
19
=0,918 >r
table =
0,456
pada =5% dengan N =20, dengan demikian kuesioner tersebut reliabel dan
dapat digunakan untuk pengambilan data.
3.10.3.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji U Mann Wihtney Test, uji ini
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sample independen bila data
berbentuk ordinal (Sugiyono, 2002: 148).
Rumus U Mann Wihtney Test :
( )
1
1 1
2 1 1
R
2
1 n n
n n U
+
+ =
Keterangan:
n
1
: J umlah sampel 1
n
2
: J umlah sampel 2
U
1
: J umlah peringkat 1
R
1
: J umlah rangking pada sampel n














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Data
4.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Adapun responden yang digunakan pada penelitian ini memiliki
karakteristik sebagai berikut :
4.1.1.1 Umur Responden
Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah murid TK Hj. Isriati
dan murid TK Satria Tama Kota Semarang. Dari 98 responen yang diteliti
sebanyak 3% berusia 4,5 tahun, 29 responden (29,6%) berusia 5 tahun, 1%
berusia 5,4 tahun, 15 responden (15,3 %) berusia 5,5 tahun, 1% berusia 5,8 tahun,
1% berusia 5,9 tahun, 48 responden (49%) berusia 6 tahun.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur
No. Umur
Responden

Jumlah
Prosentase
(%)
1 2 3 4
1. 4,5 tahun 3 3,1
2. 5 tahun 29 29,6
3. 5,4 tahun 1 1
4. 5,5 tahun 15 15,3
5. 5,8 tahun 1 1
6. 5,9 tahun 1 1
7. 6 tahun 48 49
Total 98 100%
Mean=5,47
SD=0,57


4.1.1.2 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian di TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama diberi
informasi mengenai jenis kelamin pada anak laki-laki ada 53 responden (54,1%)
sedangkan pada anak perempuan ada 45 responden (45,9%).
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut J enis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 2 3 4
1. Laki-laki 53 54,1
2. Perempuan 45 45,9
Total 98 100%
Mean=0,54
SD=0,50


4.1.1.3 Pendidikan Ayah
Berdasarkan tingkat pendidikan ayah responden diperoleh informasi
bahwa untuk pendidikan ayah dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 3,4%. Akademi dan Perguruan
Tinggi ada 56 responden (96,6%).


Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK. Hj. Isriati
No. Pendidikan
Ayah
Jumlah Prosentase
(%)
1 2 3 4
1. SMA 2 3,4
2. Akademi/ PT 56 96,6
Total 58 100%
Mean=3,96
SD=0,18


Pendidikan Ayah murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan
Sekolah Dasar (SD) ada 5%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 16
responden (40 %) Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 22 responden (55%).
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK Satria Tama
No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. SD 2 5
2. SMP 16 40
3. SMA 22 55
Total 40 100%
Mean=2,5
SD=0,59





4.1.1.4 Pekerjaan Ayah
Berdasarkan jenis pekerjaan ayah responden diperoleh informasi bahwa
untuk pekerjaan ayah pada murid TK Hj. Isriati swasta (36,2%) ada 21 responden,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 20 responden (34,5%), Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) ada 17 responden (29,3%).
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Hj. Isriati
No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. SWASTA 21 36,2
2. PNS 20 34,5
3. BUMN 17 29,3
Total 58 100%
Mean=2,93
SD=0,81


Pekerjaan ayah murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan buruh
(40%) ada 16 responden, swasta (52,5%) ada 21 responden, PNS ada 7,5 %.
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Satria Tama
No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. BURUH 16 40
2. SWASTA 21 52,5
3. PNS 3 7,5
Total 40 100%
Mean=1,67
SD=0,61

4.1.1.5 Pendidikan Ibu
Berdasarkan tingkat pendidikan ibu responden diperoleh informasi bahwa
untuk pendidikan ibu dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 10,3 %, Akademi dan Perguruan Tinggi ada
52 responden (89,7%).
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK. Hj. Isriati
No. Pendidikan
Ibu
Jumlah Prosentase
(%)
1 2 3 4
1. SMA 6 10,3
2. Akademi/ PT 52 89,7
Total 58 100%
Mean=3,89
SD=0,30


Pendidikan ibu murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan
Sekolah Dasar (SD) ada 12,5%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 13
responden (32,5 %) Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 22 responden (55%).





Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK Satria Tama
No. Pendidikan Ibu Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. SD 5 12,5
2. SMP 13 32,5
3. SMA 22 55
Total 40 100%
Mean=2,42
SD=0,71


4.1.1.6 Pekerjaan Ibu
Berdasarkan jenis pekerjaan ibu responden diperoleh informasi bahwa
untuk pekerjaan ibu pada murid TK Hj. Isriati swasta (27,6%) ada 16 responden,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 22 responden (37,9%), Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) ada 13 responden (22,4%). Dan sebagai ibu rumah tangga ada
12,1%.
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan ibu Murid TK Hj. Isriati
No. Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Ibu Rumah Tangga 7 12,1
2. Swasta 16 27,6
3. PNS 22 37,9
4. BUMN 13 22,4
Total 58 100%
Mean=2,70
SD=0,95

Pekerjaan ibu murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan ibu rumah
tangga (52,5%) ada 21 responden, swasta (42,5%) ada 17 responden, PNS ada
5%.
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Murid TK Satia Tama
No. Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Ibu Rumah Tangga 21 52,5
2. Swasta 17 42,5
3. PNS 2 5
Total 40 100%
Mean=1,52
SD=0,59


4.1.1.7 Pola Pemberian Makan
Pola pemberian makan anak pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan
sedang ada 10,3%, dan kategori baik ada 27 responden (46,6%) sedangkan
kategori sangat baik ada 25 responden (43,1%). Pola pemberian makan anak pada
TK Satria Tama yang dikategorikan cukup ada 30%, kategori baik ada 19
responden (47,5%) dan kategori sangat baik 22,5%.




Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Isriati
No. Pola Pemberian Makan Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Sedang 6 10,3
2. Baik 27 46,6
3. Sangat baik 25 43,1
Total 58 100%
Mean=3,32
SD=0,65


Tabel 14.
Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Satia Tama
No. Pola Pemberian Makan Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Cukup 12 30
2. Baik 19 47,5
3. Sangat Baik 9 22,5
Total 40 100%
Mean=2,92
SD=0,72


4.1.1.8 Pengetahuan Orang Tua.
Pengetahuan orang tua mengenai gizi yang baik sangat mempengaruhi
kebutuhan gizi anak terhadap konsumsi makanan. Pengetahuan orang tua pada
murid TK Hj. Isriati yang dikategorikan baik 18 responden (31%) dan kategori
sangat baik 40 responden (69%).

Tabel 15.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Hj. Isriati
No. Pengetahuan
Orang Tua
Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Baik 18 31
2. Sangat baik 40 69
Total 58 100%
Mean=3,68
SD=0,46


Pengetahuan orang tua pada murid TK Satria Tama yang dikategorikan
cukup terdapat 19 responden (47,5%) kategori baik 19 responden (47,5%) dan
kategori sangat baik ada 5%.
Tabel 16.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Satria Tama
No. Pengetahuan Orang
Tua
Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Cukup 19 47,5
2. Baik 19 47,5
3. Sangat Baik 2 5
Total 40 100%
Mean=2,57
SD=0,59




4.1.1.9 Praktek Kesehatan
Berdasarkan hasil praktek kesehatan responden diperoleh informasi bahwa
untuk TK Hj. Isriati yang dikategorikan cukup ada 5,2%, dan kategori baik
sebanyak 24 responden (41,4%) sedangkan kategori sangat baik ada 31 responden
(53,3%).
Tabel 17.
Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Hj.Isriati
No. Praktek Kesehatan Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Cukup 3 5,2
2. Baik 24 41,4
3. Sangat Baik 31 53,3
Total 58 100%
Mean=3,48
SD=0,59


Hasil praktek kesehatan responden pada TK Satria Tama yang
dikategorikan cukup ada 27,5%, kategori baik ada 19 responden (47,5%) dan
sangat baik ada 10 responden (25%).





Tabel 18.
Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Satria Tama
No. Praktek Kesehatan Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Cukup 11 27,5
2. Baik 19 47,5
3. Sangat Baik 10 25
Total 40 100%
Mean=2,97
SD=0,73


4.1.1.10 Daya Beli
Berdasarkan hasil penelitian pada TK Hj. Isriati yang mempunyai
kemampuan daya beli yang dikategorikan cukup ada 12 responden (20,7%), dan
kategori lebih ada 30 responden (51,7%) sedangkan kategori sangat lebih ada 16
responden (27,6%).
Tabel 19.
Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Hj. Isriati
No. Daya Beli Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Cukup 12 20,7
2. Lebih 30 51,7
3. Sangat Lebih 16 27,6
Total 58 100%
Mean=3,06
SD=0,69



Tabel 20.
Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Satria Tama
No. Daya Beli Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Kurang 11 27.5
2. Cukup 23 57,5
3. Lebih 6 15
Total 40 100%
Mean=1,87
SD=0,64


4.1.1.11 Pengeluaran Non Pangan
Pengeluaran non pangan pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan tinggi ada
30 responden (51,7%) dan kategori sangat tinggi ada 28 responden (48,3%).
Sedangkan pada TK Satria Tama yang dikategorikan
Tabel 21.
Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Hj. Isriati
No. Pengeluaran Non
Pangan
Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Tinggi 30 51,7
2. Sangat Tinggi 28 48,3
Total 58 100%
Mean=3,48
SD=0,50




Tabel 22.
Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Satria Tama
No. Pengeluaran Non
Pangan
Jumlah Prosentase(%)
1 2 3 4
1. Rendah 13 32,5
2. Sedang 27 67,5
Total 40 100%
Mean=1,67
SD=0,47


4.1.2 Hasil Analisis Data
Perbedaan Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama
Perbedaan pendapatan orang tua TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang
tua TK Satria Tama setelah diuji dengan menggunakan U Mann Whitney
menghasilkan signifikansi 0.00, atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, atau sebenarnya terdapat perbedaan pendapatan orang
tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama.
Pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan
orang tua pada murid TK Satria Tama.
Tabel 23.
Perbedaan Pendapatan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
Pendapatan Orang Tua TK
Rendah
<663.000
(%)
Sedang
663.000-
850.00
(%)
Tinggi
850.000-
1.271.000
(%)
Sangat
Tinggi
>1.271.000
(%)

Total
1 2 3 4 5 6
Hj.
Isriati
6 10.3 22 37.9 30 51.7 58 100%
Satria
Tama
23 57.5 17 42.5 40 100%
Jumlah 23 57.5 23 52.8 22 37.9 30 51.7

Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pendapatan terendah adalah
663.000-850.000 yaitu ada 6 responden atau 10.3%, kemudian pendapatan
850.000-1.271.000 ada 22 responden yaitu 37.9%, sedangkan pendapatan
tertinggi adalah >1.271.000 ada 30 responden yaitu 51.7%, untuk TK Satria Tama
pendapatan terendah <663.000 ada 23 responden yaitu 57.5%, dan pendapatan
tertinggi 850.000-1.271.000 ada 17 responden yaitu 42.5%. Pendapatan antara
663.000-850.000 TKHj. Isriati dan TK Satria Tama ada 23 responden atau 52.8%.
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
pr esent ase
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Hj. Isriati
Satria Tama

Grafik 1
Pendapatan Orang Tua
TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Perbedaan Pengeluaran Pangan antara TK Hj. Isriati dengan TK Satria
Tama
Perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan murid TK
Satria Tama menghasilkan signifikansi 0.00, atau probanilitas dibawah 0.05
(0.00<0.05) Ho ditolak dan Ha diterima, atau terdapat perbedaan pengeluaran
pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pengeluaran pangan untuk
murid TK Satria Tama.
Tabel 24.
Perbedaan Pengeluaran Pangan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
Pengeluaran Pangan TK
Rendah
< 10.000
(%)
Sdng
10.000-20.000
(%)
Tinggi
20.000-30.000
(%)
Sngt Tinggi
>30.000
(%)
Total


1 2 3 4 5 6
Hj. Isriati 30 51.7 28 48.3 58 100%
Satria
Tama
12 30 24 70 40 100%
Jumlah 12 30 24 70 30 51.7 28 48.3

Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pengeluaran untuk pangan ada
30 responden yang masuk dalam kategori tinggi yaitu antara 20.000-30.000 atau
sebesar 51.7%. Sedangkan pengeluaran >30.000 ada 28 responden atau 48.3%.
Pada TK Satria Tama pengeluaran untuk pangan ada 12 responden yang masuk
kategori pengeluaran rendah atau pengeluaran <10.000 sebesar 30%, dan 24
responden atau 70% yang masuk kategori pengeluaran sedang yaitu antara
10.000-20.000.
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
pr esent ase
Rendah Sedang Tinggi sangat
Tinggi
t ingkat pengeluar an pangan
Hj. Isriati
Satria Tama


Grafik 2.
Pengeluaran Pangan
TK Hj. Israiti dan TK Satria Tama

Perbedaan Konsumsi Energi dan Protein Murid TK Hj. Isriati dengan
Murid TK Satria Tama
Perbedaan konsumsi energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria
Tama, dimana menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05
(0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan konsumsi
energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Konsumsi energi
murid TK Hj. Isriati tidak sama dengan konsumsi energi TK Satria Tama.
Tabel 25.
Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK

Brk
(%)
Krng
(%)
Sdng
(%)
Baik
(%)

Total
1 2 3 4 5 6
Hj. Isriati 42 72.4 16 27.6 58 100%
Satria Tama 15 37.5 22 55 3 7.5 40 100%
Jumlah 15 37.5 64 127.4 19 35.1

Tabel diatas dapat dilihat perbedaan tingkat konsumsi energi pada TK Hj.
Isriati ada 42 responden atau 72.4% masuk kategori sedang, dan TK Satria Tama
ada 22 responden atau 55% yang masuk kategori sedang. Dan pada TK Hj. Isriati
ada 16 responden masuk dalam kategori baik yaitu 27.6%, sedangkan pada TK
Satria Tama hanya 7.5%. Pada TK Satria Tama ada 15 responden yang masuk
kategori kurang atau 37.5%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
presentase
Buruk kurang sedang Baik
ti ngkat konsumsi energi
Hj. Isriati
Satria Tama

Grafik 3.
Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama






Tabel 26.
Prosentase Sumbangan Energi dari Makanan Terhadap Konsumsi
Energi Anak.
Umur

BB
aktual
(a)
kg
BB Ideal
(b)
kg
AKG
Stan.
Tabel (c)
kkal
AKG
Aktual
(d) (a/bxc)
kkal
Rata-rata
kon. E
dalam
total
makanan
(e)
kkal
Tingk.
Kons.
E (%)
(d/eX
100%)
1 2 3 4 5 6 7
4-6 th 25

18 1750 2430,5 2387,02 98%

Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun
dengan berat badan 25 kg rata-rata energi yang diperoleh dari total makanan
selama 2 hari 2387,02 kalori dengan tingkat konsumsi energi 98% dan masuk
dalam kategori sedang. Perolehan konsumsi protein dapat dilihat pada tabel
dibawah ini yang menunjukan prosentase sumbangan protein dari makanan yang
dikonsumsi dalam 2 hari.
Perbedaan konsumsi protein antara murid TK Hj. Isriati dan murid TK
Satria Tama menghasilkan menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas
dibawah 0.05 (0.00<0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. atau ada perbedaan
konsumsi protein murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama.
Tabel 27.
Perbedaan Tingkat Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK

Brk
(%)
Krng
(%)
Sdng
(%)
Baik
(%)

Total
1 2 3 4 5 6
Hj. Isriati 43 74.1 15 25.9 58 100%
Satria Tama 12 30 28 70 40 100%
Jumlah 12 30 71 144.1 15 25.9

Pada tabel dapat dilihat tingkat konsumsi protein pada TK Hj. Isriati ada
43 responden atau 74.1% yang masuk kategori sedang, pada TK Satria Tama yang
menyatakan sedang ada 28 responden atau 70%. Sedangkan pada TK Hj. Isriati
yang masuk kategori baik ada 15 responden atau 25.9%, pada TK Satria Tama ada
12 responden atau 30% yang menyatakan kurang dalam memenuhi kebutukan
protein.
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Presentase
Buruk Kurang Srdang Baik
Ti ngkat Protei n
Hj. Isriati
Satria Tama

Grafik 4.
Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Tabel 28
Prosentase Sumbangan Protein dari Makanan Terhadap Konsumsi
Protein Anak.
Umur

BB
aktual
(a)
kg
BB Ideal
(b)
kg

AKG
Stan.
Tabel (c)
gr
AKG
Aktual
(d) (a/bxc)

Rata-rata
kon. P
dalam
total
makanan
(e)
Tingk.
Kons.
P (%)
(d/eX
100%)
1 2 3 4 5 6 7
4-6 th 25

18 32 44,4 43,44 97%

Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun
dengan berat badan 25 kg rata-rata protein yang diperoleh dari total makanan
selama 2 hari 44,4 gr dengan tingkat konsumsi 97% dan masuk dalam kategori
sedang.
4.1.2.4 Perbedaan Status Gizi dengan Pendapatan Orang Tua Murid TK Hj.
Isriati dengan Murid TK Satria Tama.
Perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama,
menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.00<0.05)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan status gizi murid TK Hj.
Isriati dengan murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik
dibanding status gizi murid TK Satria Tama.
Tabel 29.
Perbedaan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama
TK

Brk
(%)
Krng
(%)
Normal
(%)
Lebih
(%)

Total
1 2 3 4 5 6
Hj. Isriati 4 6.9 31 53.4 23 39.7 58 100%
Satria Tama 1 2.5 10 25 29 72.5 40 100%
Jumlah 1 2.5 14 31.9 60 125.9 23 39.7

Pada tabel diatas dapat dilihat perbedaan status gizi antara TK Hj. Isriati
dengan TK Satria Tama, dimana pada TK Hj. Isriati ada 4 responden atau 6.9%
yang masuk kategori kurang, sedangkan pada TK Satria Tama ada 10 responden
atau 25% yang menyatakan kurang. Pada TK Hj Isriati ada 31 responden yang
menyatakan normal atau 53.4% dan pada TK Satria Tama ada 29 responden atau
72.5% yang menyatakan normal. Yang paling tinggi pada TK Hj. Isriati masuk
dalam kategori lebih yaitu ada 23 responden atau 39.7%, sedangkan pada TK
Satria Tama ada 1 responden atau 2.5% yang masuk kategori buruk.
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Presentase
Buruk Kurang Normal Lebih
Ti ngkat Status Gi zi
Hj. Isriati
Satria Tama

Grafik 5.
Tingkat Status gizi
TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian terhadap 98 responden memperlihatkan ada perbedaan yang
signifikan antara pendapatan murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama.
Pendapatan orang tua Tk Hj. Isriati sebagian besar masuk dalam kategori sangat
tinggi yaitu 51.7%, dan yang masuk dalam kategori sedang yaitu 10.3% dengan
nilai mean 3.41 dan standart deviasi (SD) 0.67. Pada TK Satria Tama diperoleh
pendapatan yang masuk kategori sedang 42.5% dan kategori rendah ada 57.5%.
Dengan nilai mean 1.42 dan nilai SD 0.50. Rendahnya pendapatan merupakan
rintangan lain yang menyebabkan orang-orang tidak mampu lagi membeli pangan
dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo, 1994: 9). Pendapatan merupakan sebagai
faktor ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. jadi
semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang
dialokasikan untuk pangan semakin sedikit. dan semakin rendah pendapatan
keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin
tinggi. hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untuk mencukupi
kebutuhan pangan (Suhardjo HR.1996: 10).
Perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi
dibanding dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama juga dipengaruhi
oleh jenis pekerjaan orang tua, dimana orang tua dari murid TK Hj. Isriati
mayoritas mempunyai jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau PNS ada
34.5%, dan 29.3% sebagai karyawan BUMN dengan nilai mean 2.93 dan nilai SD
yaitu 0.81. Sedangkan pada TK Satria Tama pekerjaan orang tua sebagian besar
sebagai karyawan swasta ada 52.5% dan sebagai buruh ada 40%. dan pegawai
negeri sipil (PNS) hanya 5.1% dengan nilia mean 1.67 dan nilai SD 0.61.
Dilihat dari jenis pekerjaan yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan
orang tua pada murid TK Hj. Isriati yang paling tinggi bekerja sebagai pegawai
negeri sipil sedangkan pekerjaan pada orang tua murid TK Satria Tama yang
paling tinggi hanya bekerja sebagai buruh. hal ini yang membedakan pendapatan
orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pendapatan orang
tua murid TK Satria Tama.
Perbedaan pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati dengan murid TK
Satria Tama juga memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan, dimana
pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati ada 51.7% yang dinyatakan dalam
kategori pengeluaran tinggi. Dan 48.3% yang dinyatakan dalam kategori
pengeluaran sangat tinggi dengan nilai mean 3,48 dan nilai SD 0.50, sedangkan
pada TK Satria Tama ada 30% yang dinyatakan kategori pengeluaran rendah, dan
70% yang dinyatakan kategori pengeluaran sedang. dengan nilai mean 1.70 dan
nilai SD 0.46.
Pengeluaran pangan juga dipengaruhi oleh pengeluaran non pangan.
Pengeluaran pangan dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. seperti yang
dikemukakan oleh Soegito (1985: 5) Tingkat konsumsi zat gizi seseorang
dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan.
Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan
yang tersedia. kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga.
Sedangkan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi
dan faktor sosial budaya.
Besarnya daya beli yang diperoleh dari hasil penelitian untuk TK Hj. Isriati
yang dinyatakan kategori cukup memenuhi ada 20.7% dan dinyatakan dalam
kategori tinggi dalam memenuhi kebutuhan ada 51.7%, dengan nilai mean 3.06
dan nilai SD 0.69. Daya beli yang diperoleh dari TK Satria Tama yang dinyatakan
dalam kategori cukup yaitu 57.5%, dan 27.5% dinyatakan dalam kategori kurang,
dengan nilai mean 1.87 dan nilai SD 0.64. Tingkat daya beli dapat mempengaruhi
keadaan gizi seseorang melalui kualitas serta kuantitaas makanan. Kualitas
makanan menunjukkan adanya semua zat gizi dalam makanan sedangkan
kuantitas makanan menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap
kebutuhan tubuh.
Dilihat dari beberapa sebab yang mempengaruhi pengeluaran pangan seperti
tingkat daya beli pangan untuk TK Hj. Isriati dapat memenuhi tingkat kebutuhan
pangan sedangkan pada TK Satria Tama dalam memenuhi kebutuhan panga masih
kurang, ini merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan pengeluaran
pangan.
Berdasarkan hasil penelitian selain pendapatan dan pengeluaran pangan
yang mempengaruhi status gizi anak. tingkat konsumsi energi dan protein juga
berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Konsumsi energi dan protein yang
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi selama 2 hari dapat dilihat berapa besar
kandungan energi dan protein yang dikonsumsi serta dapat dihitung angka
kecukupan energi dan protein yang diperoleh. Konsumsi energi dan protein dalam
penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara konsumsi
energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid
TK Satria Tama.
Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati
paling tinggi untuk konsumsi energi masuk dalam kategori sedang yaitu 72.4%
dan kategori baik ada 27.6%. Dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD ada 0.45.
Sedangkan konsumsi protein yang masuk kategori sedang yaitu 74.1%, kategori
baik ada 29.5% dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD 0.44. Pada TK Satria Tama
untuk konsumsi energi yang paling tinggi masuk dalam kategori sedang ada 55%
dan kategori baik ada 7.5%. Dengan nilai mean 2.7 dan nilai SD ada 0.60
sedangkan untuk konsumsi protein yang paling tinggi masuk dalam kategori
sedang 70%. dan yang paling rendah masuk kategori kurang ada 30%, dengan
nilai mean 2.7 dan nilai SD 0.46.
Perbedaan konsumsi energi dan protein juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan orang tua dimana pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi status
gizi anak. Pendidikan orang tua pada murid TK Hj. Isriati rata-rata berpendidikan
terakhir lulusan akademi atau perguruan tinggi yaitu 89.7% dan yang mempunyai
pendidikan terakhir sekolah menengah atas (SMA) ada 10.3%. Dengan nilai mean
3.89 dan nilai SD ada 0.30. Sedangkan pada TK Satria Tama pendidikan terakhir
orang tua rata-rata lulusan SMA yaitu 55%. dan pendidikan yang paling rendah
lulusan SD ada 12.5%, dengan nilai mean 2.42 dan nilai SD ada 0.71. Pendidikan
orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih
makanan. Ibu yang berpendidikan tinggi tidak biasa berpantang atau tabu
sedangkan ibu yang berpendidikan rentah lebih kuat mempertahankan tradisi-
tradisi tertentu. Pendidikan ibu juga mempengaruhi perhatiannya kepada anak
dalam tingkat konsumsi makanan.
Konsumsi energi dan protein yang dibutuhkan tiap-tiap anak berbeda
semua ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang tua, pola
pemberian makan, serta praktek kesehatan. Pengetahuan orang tua yang baik
sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan anak serta status gizi anaknya.
Seperti yang dikemukakan Soegeng Santoso (2004: 41) bahwa kecukupan zat gizi
ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan
kemampuan dalam mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang
amat penting. Dalam hal ini pengetahuan orang tua dari murid TK Hj. Isriati
kategori sangat baik ada 53.4%, dengan nilai mean 3.68 dan nilai SD ada 0.46.
Sedangkan pada TK Satria Tama tingkat pengetahuan orang tua yang masuk
dalam kategori baik dan cukup ada 47.5%, yang pengetahuan sangat baik hanya
ada 5% dengan nilai mean 2.57 dan nilai SD 0.59. Selain pengetahuan orang tua
yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein yaitu pola konsumsi
makanan juga cukup besar pengaruhnya terhadap pola konsumsi energi dan
protein anak. Pola konsumsi makanan pada TK Hj. Isriati banyak menyatakan
baik ada 46.6%. dan yang dinyatakan sangat baik ada 43.1%. Dengan nilai mean
3.32 dan nilai SD 0.65. Pada TK Satria Tama yang dinyatakan baik 47.5%. dan
yang dinyatakan cukup ada 30%. Dengan nilai mean 2.92 dan nilai SD 0.72.
Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan
tentang gizi atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi
dalam kehidupan sehari-hari.
Praktek kesehatan juga mempengaruhi konsumsi energi dan protein selain
pengetahuan orang tua dan pola konsumsi makanan. praktek kesehatan pada TK
Hj. Isriati 53.4% sangat baik. Dengan nilai mean 3.48 dan nilai SD 0.59,
sedangkan pada TK Satria Tama 47.5% dengan nilai mean 2.97 dan nilai SD
0.73.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein
seperti tingkat pendidikan orang tua. pengetahuan orang tua, pola pemberian
makan, serta praktek kesehatan pada TK Hj. Isriati lebih baik dibanding dengan
TK Satria Tama, hal ini yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas dan
kuantitas makanan dalam konsumsi energi dan protein anak.
Tingkat konsumsi energi dan protein yang baik dapat mempengaruhi
status gizi anak. Selain konsumsi energi dan protein yang mempengaruhi status
gizi anak adalah pendapatan orang tua, dan pengeluaran pangan. Pada penelitian
ini ada perbedaan yang signifikan antara status gizi TK Hj. Isriati dengan status
gizi TK Satria Tama. Pada TK Hj. Isriati ada 53.4% yang masuk dalam kategori
normal dan 6.9% yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai mean 3.32 dan
nilai SD 0.60. Sedangkan status gizi pada TK Satria Tama 72.5% masuk dalam
kategori normal dan 2.5% masuk kategori buruk dengan nilai mean 2.70 dan nilai
SD 0.51. Rata-rata status gizi antara murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama
61.2% dinyatakan dalam kategori normal.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini. antara lain sebagai berikut :
1) Penilaian status gizi yang digunakan hanya antropometri, peneliti tidak
menilai dengan menggunakan status gizi yang lain seperti biokomia, klinis,
maupun biofisik. Sedangkan metode food recall hanya digunakan untuk
mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi.
2) Faktor penganggu seperti faktor genetik, latar belakang sosial budaya, dan
riwayat penyakit tidak dapat secara khusus diteliti satu-persatu.
3) Penelitian ini menggunakan recall 24 jam yang menuntut responden untuk
mengingat kembali semua makanan yang telah dikonsumsi selama 1 hari
(untuk menghitung besarnya sumbangan konsumsi energi dan protein dari
makanan yang dikonsumsi anak). sehingga kerjasama dengan keseriusan
responden sangat menentukan hasil yang diperoleh.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa sebagai
berikut :
1) Pendapatan orang tua pada murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding
pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Dalam pengertian ada perbedaan
yang signifikan antara pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan
pendapatan orang tua murid TK Satria Tama.
2) Pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan
pengeluaran pangan murid TK Satria Tama. J adi ada perbedaan yang
signifikan antara pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan pengeluaran
pangan murid TK Satria Tama.
3) Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati lebih
tinggi dibanding konsumsi energi dan protein pada murid TK Satria Tama.
Sehingga ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein
murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid TK Satria
Tama.
4) Ada perbedaan yang signifikan antara status gizi murid TK Hj. Isriati dengan
status gizi murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik
dibanding status gizi TK Satria Tama

5.2 Saran
1) Penulis menghimbau kepada para guru Taman Kanak-kanak untuk
memberikan pengertian kepada orang tua murid agar dalam menyediakan
pangan tidak harus pesan katering atau membeli masakan jadi. tetapi dapat
memasak sendiri yang disesuaikan dengan nilai ekonomi dan nilai gizinya.
2) Memberikan pengertian kepada orang tua murid agar tidak hanya memberikan
sumber karbohidrat kepada anaknya, tetapi juga harus diperhatikan kebutuhan
gizi lain seperti kebutuhan protein, vitamin. Mineral, dan zat-zat gizi lain yang
juga sangat bermanfaat bagi anak usia prasekolah.
3) Memberikan pengertian kepada orang tua murid untuk mengalokasikan
pendapatannya sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya.
4) Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan menambah atau mengendalikan
variabel-variabel yang lain seperti riwayat penyakit, faktor genetik, dan latar
belakang sosial budaya agar penelitian ini menjadi lebih sempurna.









DAFTAR PUSAKA
Achmad Djaini Sediaoetama. 1993. Ilmu Gizi. J akarta. Penerbit Dian Rakyat.
Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. . J akarta.
PT Raja Grafindo Persada.
Apriadji. Wied Harry. 1991. Gizi Keluarga. J akarta. Penerbit Penebar Swadaya.
Benny Soegianto. J awawi. Baku Antropometri WHO NCHS (Z-Score). Pemerintah
Propinsi J awa Timur. Akademi Gizi Surabaya.
Djiteng Roedjito. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Bogor. Penerbit Fakultas
Peternakan IPB.
Eko Budiarto. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
J akarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Faizal Kasryno. 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia..
Yayasan Obor Indonesia. J akarta.
Gani. N. 1992. Masalah Gizi Anak Sekolah dan Pemikiran Penanganannya.
J akarta. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes RI.
I Dewa Nyoman Supariasa. Bachtyar Bakri. Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status
Gizi. J akarta. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1995. Metodologi Penelitian Survei.
J akarta. Penerbit LP3ES.
Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok. J akarta. Penerbi Rajawali.
Nils Aria Zulfianto. 1990. Perbandingan Konsumsi Zat Gizi dan Status Gizi Anak
Balita pada rumah tangga petani dengan petani padi di Kabupaten
Bondowoso. Jawa Timur. Dalam : Gizi Indonesia.
Reksodikusumo. S. 1989. Penilaian Status Gizi secara Antropometri. Semarang.
Akademi gizi.
Sajogyo. 1994. Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan di Kota. Insitut Pertanian
Bogor. Penerbit Gajah Mada Universiti Press
Satoto. 1990. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pengamatan Anak Umur 0-
18 Bulan di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Semarang.
Fakultas Kedokteran Undip.
Singgih Santoso. 2003. MenguasaiStatistik di Era Informasi Dengan SPSS Versi
12. J akarta. PT Elex Media Koputindo.
Sjahmen Moedji. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. J akarta. Penerbit
Papas Sinar Sinanti.
Soegeng Santoso dan Annie Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi. J akarta. PT
Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. J akarta. Penerbit
Rineka Cipta.
Soenarto Y dan Asdie SH. 1996. Pola Pengasuh Anak Menuju Generasi Penerus
Yang Sehat, Cerdas, dan Berprestasi. Yogyakarta. Fakultas
Kedokteran UGM.
Soetiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. J akarta. Penerbit EGC
Stepen R. Covey. 2000. Kepemimpinan Berkekuatan Prinsip. J akarta. Penerbit
Progess.
Suhardjo HR. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Penerbit Bumi Aksara.
Suhardjo HR.1996. Peranan pertanian dalam Upaya Mengatasi Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor. Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
J akarta. Penerbit Rineka Cipta.
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV AlFABETA

Yayuk Farida Baliwati, Ali Khomsan, dan C. Meti Dwiriani. 2004. Pengantar
Pangan dan Gizi. J akarta. Penebar Swadaya.






















ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJ I COBA INSTRUMEN
PENELITIAN

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E ( A L P H A)

Mean St d Dev Cases

1. BTR4 3. 2000 . 8335 20. 0
2. BTR5 3. 3500 . 8127 20. 0
3. BTR6 3. 3500 . 8751 20. 0
4. BRT7 3. 4500 . 6863 20. 0
5. BTR8 3. 2000 . 9515 20. 0
6. BTR9 3. 5500 . 6863 20. 0
7. BTR10 3. 4500 . 7592 20. 0
8. BTR11 3. 4500 . 7592 20. 0
9. BTR12 3. 4000 . 6806 20. 0
10. BTR13 3. 1500 . 7452 20. 0
11. BTR17 3. 1000 . 9119 20. 0
12. BTR18 3. 5000 . 6882 20. 0
13. BTR21 3. 1500 . 9333 20. 0


I t em- t ot al St at i st i cs

Scal e Scal e Cor r ect ed
Mean Var i ance I t em- Al pha
i f I t em i f I t em Tot al i f I t em
Del et ed Del et ed Cor r el at i on Del et ed

BTR4 40. 1000 47. 8842 . 5165 . 9173
BTR5 39. 9500 46. 0500 . 7095 . 9096
BTR6 39. 9500 45. 7342 . 6790 . 9108
BRT7 39. 8500 47. 3974 . 7056 . 9104
BTR8 40. 1000 45. 2526 . 6546 . 9123
BTR9 39. 7500 47. 1447 . 7343 . 9094
BTR10 39. 8500 46. 9763 . 6711 . 9112
BTR11 39. 8500 46. 7658 . 6929 . 9104
BTR12 39. 9000 47. 8842 . 6571 . 9120
BTR13 40. 1500 48. 1342 . 5655 . 9150
BTR17 40. 2000 45. 4316 . 6730 . 9112
BTR18 39. 8000 48. 1684 . 6170 . 9133
BTR21 40. 1500 45. 3974 . 6574 . 9120



Rel i abi l i t y Coef f i ci ent s

N of Cases = 20. 0 N of I t ems = 13

Al pha = . 9181





HASIL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

No. Item
No.
Kode
Res.
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Total
1 UC-01 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 51
2 UC-02 3 1 1 3 1 3 3 2 3 3 1 3 1 28
3 UC-03 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 31
4 UC-04 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 39
5 UC-05 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 47
6 UC-06 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 46
7 UC-07 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 49
8 UC-08 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 31
9 UC-09 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 49
10 UC-10 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 46
11 UC-11 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 47
12 UC-12 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 47
13 UC-13 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 29
14 UC-14 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 48
15 UC-15 4 3 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 46
16 UC-16 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 46
17 UC-17 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 43
18 UC-18 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 47
19 UC-19 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 49
20 UC-20 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 47











NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

N
Taraf
Signifikan N
Taraf
Signifikan N
Taraf
Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 1,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 3,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0.09 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,595 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361








Kuesioner
Status Gizi Anak Prasekolah di kota dan di Pinggir Kota
Ditinjau Dari Pendapatan Orang Tua

I. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan
sejujur-jujurnya
2. jawablah secara runtut, singkat, dan jelas
3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberi tanda silang pada huruf a, b,
c, d
4. Berilah tabda ceklis / centang () pada kotak-kotak jawaban pertanyaan
5. Selamat mengisi dan terima kasih

1). Identitas Anak
1. Nama :
2. Jenis kelamin : L / P
3. Umur :
4. BB :.Kg
5. TB :..cm
2). Identitas Ayah
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh
a. SD Kelas 1 2 3 4 5 6 Lulus
b. SMP kelas 1 2 3 Lulus
c. SMA Kelas 1 2 3 Lulus
d. Akademi / Perguruan Tinggi
3). Identitas Ibu
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh
a. SD Kelas 1 2 3 4 5 6 Lulus
b. SMP Kelas 1 2 3 Lulus
c. SMA Kelas 1 2 3 Lulus
d. Akademi / Perguruan Tinggi
A. PENDAPATAN
1) Berapa jumlah anak anda ?
a. > 5
b. 5
c. 3-4
d. 1-2
2) Berapa jumlah anggota keluarga lain / famili dalam satu rumah ?
a. > 3 orang
b. 3 orang
c. 1-2 orang
d. Tidak ada
3) Berapa jumlah anggota keluarga yang makan bersama dengan menu
yang sama dalam sehari-hari ?
a. > 3 orang
b. 3 orang
c. 1-2 orang
d. Tidak ada
4).Berapa jumlah total uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
makan keluarga dalam satu hari ?
a. > 50.000
b. 25.000-50.000
c. 10.000-20.000
d. < 10.000
5). Berapa rata-rata jumlah uang yang anda keluarkan untuk membeli
barang selain pangan dalam satu hari ?
a. > 200.000
b. 100.000-200.000
c. 50.000-100.000
d. < 50.000
6). Apakah ada anggaran atau biaya khusus untuk kebutuhan non pangan
keluarga anda dalam satu bulan ?
a. Tidak ada
b. Kadang-kadang
c. Ada
d. Selalu ada
7). Apakah pendapatan Ibu, bapak, dan keluarga lain yang bekerja dalam
satu rumah sudah mencukupi kebutuhan baik pangan maupun non
pangan ?
a. Kurang
b. Cukup
c. Lebih
d. Sangat lebih
8). Apakah dalam memenuhi kebutuhan baik pangan maupun non pangan
anda mempunyai daftar jenis-jenis barang yang akan anda beli ?
a. Tidak ada
b. Kadang-kadang
c. Ada
d. Selalu ada
9). Bagaimana pendapatan suami anda dalam sebulan untuk memenuhi
kebutuhan pangan?
a. Kurang
b. Cukup
c. Lebih
d. Sangat Lebih
10). Berapa ratarata pendapatan suami anda dari kerja pokok dan kerja
sampingan perbulan ?
a. < 663.000
b. 650.000-850.000
c. 663.000-1.271.000
d. > 1.271.000
11). Bagaimana pendapatan ibu dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan
pangan?
a. Kurang
b. Cukup
c. Lebih
d. Sangat Lebih
12). Berapa ratarata pendapatan ibu dari kerja pokok dan kerja sampingan
perbulan?
a. < 663.000
b. 650-850.000
c. 663.000-1.271.000
d. > 1.271.000
13). Berapa rata-rata pendapatan Ibu, Bapak, dan anggota keluarga yang
lain yang bekerja seluruhnya dalam satu rumah(baik kerja pokok
maupun sampingan)dalam setiap bulan?
a. < 663.000
b. 650-850.000
c. 663.000-1.271.000
d. > 1.271.000



B. STATUS GIZI ANAK
14). Berapa kali anak anda makan dalam sehari ?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. >3 kali
15). Makanan apa saja yang biasa ibu berikan pada anak setiap hari?
a. Nasi, sayur, lauk
b. Nasi, sayur, susu
c. Nasi, lauk, buah
d. Nasi, lauk,sayur, buah,susu
16). Bagaimana Ibu mendapatkan makanan ?
a. Membeli diwarung
b. Memasak sendiri tiap hari tertentu
Senin Selasa Rabu Kamis J umat Sabtu Minggu
c. Pesan katering
d. Selalu memasak sendiri
17).Apakah anak anda biasa menggunakan sendok / garpu saat makan ?
a.Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c.Sering
d.Selalu
18).Apakah anak anda mempunyai kebiasaan jajan ?
a. Tidak pernah
b. Kadang kadang / tiap hari tertentu
Senin Selasa Rabu Kamis J umat Sabtu Minggu
c. Sering
d. Selalu, tiap Pagi siang Sore
19).Bagaimana cara ibu menyajikan makanan ?
a. Tidak pernah menggunakan penutup
b. Kadang-kadang menggunakan penutup
c. Sering menggunakan penutup
d. Selalu menggunakan penutup
20).Apakah sebelum memasak bahan-bahan makanan terlebih dahulu dicuci ?
a. Tidak pernah dicuci / langsung dimasak
b. Dicuci sebelum dikupas
c. Dicuci setelah dikupas
d. Selalu dicuci
21).Apakah anak anda selalu mencuci tangan sebelum makan ?
a. Tidak pernah
b. Kadang kadang
c. Sering
d. Selalu



22).Apakah anak anda sakit selama 1 bulamn terakhir ini ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
Ya Tidak
Batuk
Pilek
Demam
Diare
Peny. Kulit
Nafsu makan terganggu
d. Tidak
23).Berhubung sakit tersebut tindakan apa yang telah Ibu lakukan ?
a. Biarkan saja
b. Membeli obat diwarung
c. Membawa ke Bidan
d. Membawa ke dokter, Puskesmas, Rumah sakit
24).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari makanan ?
a. Membuat kenyang perut
b. Menambah berat badan
c. Menjaga agar tidak sakit
d. Menghasilkan tenaga
25).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat protein ?
a. Sumber tenaga
b. Penyusun otot
c. Pengganti ion tubuh yang hilang
d. Mengganti sel-sel yang rusak
26).Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari karbohidrat ?
a. Mengganti sel-sel yang rusak
b. Penyusun otot
c. Membantu dalam proses pencernaan
d. Sebagai sumber tenaga













Petunjuk Pengisian Daftar Recall:
1. Mencatat semua makanan dan minuman selama 24 jam dalam ukuran rumah
tangga ( URT ) seperti piring, sendok, gelas, dll
2. Pengisian dimulai hari RABU siang hingga kamis pagi untuk hari ke1,diisi
kembali hari SABTU siang hingga minggu pagi untuk hari ke2.
3. Contoh Pengisian :
Bahan Mentah Waktu
Makanan
Nama
Makanan URT Gram
Perhitungan
Energi
Perhitunagan
Protein
Pagi Nasi

Ayam paha
goreng
Sayur Sop
1Piring
sedang
1 potong

1mangkok
kecil


4. Anda hanya mengisi nama makanan dan bahan mentah dalam URT.
5. Untuk pengisian bahan mentah dalam gram serta perhitungan energi dan
protein diisi petugas.
6. Pengisian ini gunakan untuk mengetahui berapa besar kandungan energi dan
protein yang dikonsumsi anak anda dalam 1 hari.
7. Serta untuk mengetahui berapa besar kandungan energi dan protein yang
dibbutuhkan anak anda.
8. Selamat mengisi dan Terima kasih.





DAFTAR RECALL 24 JAM
Nama Anak : Hari ke :

Bahan Mentah WAKTU
MAKAN

Nama
Makanan


URT Gram
Perhitungan
energi

Perhitungan
Protein



Pagi








Siang



Malam











STATUS GIZI TK. Hj. ISRIATI SEMARANG
KATEGORI
No
.
Rspd
n
J
K
SKO
R
UMU
R
BB
ME
D
SD
LOW
SD
Upper
Z-
Score
B(1
)
K(2
)
N
(3)
L(4
)
1
R1
P 0 5,8 23 18,9 3,10 1.322 3
2
R2
L 1 6 27 18,7 3,40 3,43 4
3
R3
L 1 5 25 17,5 2,20 3,40 4
4
R4
L 1 5 29 19,5 2,60 3,65 4
5
R5
P 0 5,5 18 18,4 2,10 2,90 0,137 2
6
R6
L 1 5 27 18,7 2,40 3,45 4
7
R7
L 1 6
29,
5 19,5 2,90 4
8
R8
P 0 5 23 17,1 2,70 0,44 4
9
R9
L 1 5 25 18,7 2,40 2,94 4
10
R10
P 0 5,4 18 18,3 2,00 0,16 2
11
R11
L 1 4 29 16,7 2,00 6,15 4
12
R12
L 1 5 30 18,7 2,40 4,70 4
13
R13
L 1 5 25 18,3 2,40 2,79 3
14
R14
L 1 6 39 21,7 2,90 5,25 4
15
R15
L 1 5 34 18,7 2,40 3,37 4
16
R16
P 0 6 25 19,5 3,40 1,61 3
17
R17
P 0 5 29 17,7 2,70 4,18 4
18
R18
P 0 6 18 19,5 2,20 0,44 2
19
R19
L 1 6 25 18,7 2,90 1,23 3
20
R20
L 1 5,5 28 18,4 2,60 3,2 4
21
R21
P 0 6 18 19,5 2,20 0,45 2
22
R22
P 0 6 21 19,5 3,40 0,441 3
23
R23
P 0 6 24 20,8 3,40 1,28 3
24
R24
P 0 5,5 31 18,6 3,00 4,13 4
25
R25
L 1 6 20 20,7 2,90 0,24 3
26
R26
P 0 4,5 19 16,8 2,60 0,84 3
27
R27
L 1 6 26 20,7 2,90 1,82 3
28
R28
P 0 5,5 20 18,6 3,00 0,46 3
29
R29
L 1 6 20 20,7 2,90 0,24 3
30
R30
L 1 5,5 18 18,7 2,60 0,65 3
31
R31
L 1 6 18 20,7 2,90 1,13 3
32
R32
L 1 6 24 19,5 2,90 2,62 3
33
R33
P 0 6 30 18,7 3,40 3,08 4
34
R34
L 1 5 22 18,7 2,40 1,37 3
35
R35
L 1 5,5
22,
5 19,7 2,60 1,07 3
36
R36
P 0 5 20 17,7 2,70 0,85 3
37
R37
P 0 5 18 18,7 2,70 0,29 3
38
R38
L 1 6
25,
5 20,7 2,90 1,76 3
39
R39
L 1 6 25 20,7 2,90 1,48 3
40
R40
L 1 5,5 21 19,7 2,60 0,5 3
41
R41
L 1 5 19 18,7 2,40 0,125 3
42
R42
L 1 6
19,
5 20,7 2,90 0,41 3
43
R43
P 0 6 25 19,5 3,40 1,61 3
44
R44
P 0 6 23 19,5 3,40 1.029 3
45
R45
P 0 5 19 18,7 2,70 0,125 3
46
R46
L 1 5,5 35 19,7 2,60 5,88 4
47
R47
L 1 6 22 20,7 2,90 0,44 3
48
R48
L 1 6 40 20,7 2,90 4
49
R49
L 1 5
25,
5 18,7 2,40 2,83 4
50
R50
P 0 5 24 17,7 2,70 2,33 4
51
R51
L 1 6 25 20,7 2,90 1,48 3
52
R52
P 0 5 19 17,7 2,70 0,48 3
53
R53
P 0 5,5 26 18,6 3,00 2,46 4
54
R54
P 0 6 21 19,5 3,40 0,44 3
55
R55
P 0 6 25 19,5 3,40 1.617 3
56
R56
L 1 6 33 20,7 2,90 4,24 4
57
R57
L 1 6
47,
5 20,7 2,90 9,24 4
58
R58
P 0 5 30 17,7 2,70 4,55 4






























STATUS GIZI TK SATRIA TAMA SEMARANG

SD SD
No. JK SKOR
MED LOW Upper
Z-
Score
KATEGORI

Rspndn


U BB
B(1)
K
(2)
N
(3) L(4)
1 R1 P 0 5 12 17.7 2.3 2 2
2 R2 L 1 5.5 14 19.7 2.3 2.47 2
3 R3 L 1 5 13 18.7 2.1 2.71 2
4 R4 L 1 6 17 20.7 2.3 1.6 3
5 R5 L 1 6 15.5 20.7 2.3 2.26 3
6 R6 P 0 5 15 17.7 2.3 1.17 3
7 R7 L 1 6 15 20.7 2.3 2.47 3
8 R8 L 1 6 18 20.7 2.3 1.17 3
9 R9 L 1 6 18.5 20.7 2.3 0.95 3
10 R10 P 0 6 18 19.5 2.2 0.68 3
11 R11 P 0 6 18.5 19.5 2.2 0.45 3
12 R12 P 0 4.5 14 16.8 1.8 1.55 3
13 R13 L 1 6 13.5 20.7 2.3 3.13 2
14 R14 L 1 5.5 16 19.7 2.3 1.6 3
15 R15 P 0 5.5 17 18.6 2.1 0.76 3
16 R16 P 0 6 18 19.5 2.2 0.68 3
17 R17 L 1 6 18 20.7 2.3 1.17 3
18 R18 L 1 6 14 20.7 2.3 2.91 2
19 R19 P 0 5.8 14 19.2 2.2 2.36 3
20 R20 L 1 4 14 16.7 1.9 1.42 3
21 R21 L 1 5.9 16 20.5 2.3 1.95 3
22 R22 L 1 6 14 20.7 2.3 2.91 2
23 R23 P 0 6 16.5 19.5 2.2 1.36 3
24 R24 P 0 6 15 19.5 2.2 2.04 3
25 R25 P 0 5.5 16 3
26 R26 P 0 5.5 16 18.6 2.1 1.23 3
27 R27 P 0 5 15 17.7 2 1.35 3
28 R28 P 0 4 17 16 2.3 0.43 3
29 R29 1 5 13 2
30 R30 L 1 5 13 18.7 2.1 2.71 2
31 R31 P 0 5 12 17.7 2 2.85 1
32 R32 P 0 5 16 17.7 2 0.85 3
33 R33 P 0 5.5 15 18.6 2.1 1.71 3
34 R34 P 0 5 18 17.7 2.7 0.11 3
35 R35 P 0 5 14 17.7 2 1.85 2
36 R36 L 1 4.5 14 17.7 2 1.85 3
37 R37 L 1 4 14.5 16.7 1.9 1.15 3
38 R38 P 0 5 16 17.7 2 0.85 3
39 R39 P 0 4 13 16 1.7 1.76 3
40 R40 L 1 5.5 14 19.7 2.3 2 2

Mann-Whitney Test

Perbedaan Pendapatan orang Tua Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Ranks
40 21.78 871.00
58 68.62 3980.00
98
TK
SATRIA TAMA
Hj.ISRIATI
Total
Pendapatan
N Mean Rank Sum of Ranks


Test Statistics
a
51.000
871.000
-8.293
.000
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pendapatan
Grouping Variable: TK
a.


Perbedaan Pengeluaran Pangan Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Ranks
40 36.42 1457.00
58 58.52 3394.00
98
TK
SATRIA TAMA
Hj.ISRIATI
Total
Pengeluaran
N Mean Rank Sum of Ranks


Test Statistics
a
637.000
1457.000
-4.167
.000
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pengeluaran
Grouping Variable: TK
a.











Perbedaan Konsumsi Energi Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama

Ranks
40 35.80 1432.00
58 58.95 3419.00
98
TK
SATRIA TAMA
Hj.ISRIATI
Total
konsm. Energi
N Mean Rank Sum of Ranks


Test Statistics
a
612.000
1432.000
-4.699
.000
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
konsm.
Energi
Grouping Variable: TK
a.


Perbedaan Konsumsi Protein Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama


Ranks
40 35.55 1422.00
58 59.12 3429.00
98
TK
SATRIA TAMA
Hj.ISRIATI
Total
Konsm. Protein
N Mean Rank Sum of Ranks


Test Statistics
a
602.000
1422.000
-5.146
.000
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Konsm.
Protein
Grouping Variable: TK
a.












Perbedaan Status Gizi Murid TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama


Ranks
40 35.14 1405.50
58 59.41 3445.50
98
TK
SATRIA TAMA
Hj.ISRIATI
Total
status gizi
N Mean Rank Sum of Ranks


Test Statistics
a
585.500
1405.500
-4.780
.000
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
status gizi
Grouping Variable: TK
a.




























Frekuensi TK Hj. Isriati


Statistics
58 58 58 58
0 0 0 0
3.9655 3.8966 2.9310 2.7069
4.0000 4.0000 3.0000 3.0000
.18406 .30720 .81353 .95529
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
pendidikan
Ayah
Pendidikan
Ibu Pekerj. Ayah Pekerj. Ibu


pendidikan Ayah
2 3.4 3.4 3.4
56 96.6 96.6 100.0
58 100.0 100.0
SMA
AKDM/PT
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pendidikan Ibu
6 10.3 10.3 10.3
52 89.7 89.7 100.0
58 100.0 100.0
SMA
AKDM/PT
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pekerj. Ayah
21 36.2 36.2 36.2
20 34.5 34.5 70.7
17 29.3 29.3 100.0
58 100.0 100.0
swasta
pns
BUMN
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pekerj. Ibu
7 12.1 12.1 12.1
16 27.6 27.6 39.7
22 37.9 37.9 77.6
13 22.4 22.4 100.0
58 100.0 100.0
Ibu Rumah Tangga
swasta
pns
BUMN
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Status Gizi
4 6.9 6.9 6.9
31 53.4 53.4 60.3
23 39.7 39.7 100.0
58 100.0 100.0
kurang
normal
lebih
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pendapatan
2 3.4 3.4 3.4
29 50.0 50.0 53.4
27 46.6 46.6 100.0
58 100.0 100.0
sedang
tinggi
sangat tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pengeluaran pangan
30 51.7 51.7 51.7
28 48.3 48.3 100.0
58 100.0 100.0
tinggi
sangat tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Statistics
58 58
0 0
3.2759 3.2586
3.0000 3.0000
.45085 .44170
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Konsum.
Energi
Konsum.
Protein


Konsum. Energi
42 72.4 72.4 72.4
16 27.6 27.6 100.0
58 100.0 100.0
sedang
baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Konsum.Protein
43 74.1 74.1 74.1
15 25.9 25.9 100.0
58 100.0 100.0
sedang
baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Statistics
58 58 58 58 58
0 0 0 0 0
3.3276 3.6897 3.4828 3.0690 3.4828
3.0000 4.0000 4.0000 3.0000 3.0000
.65929 .46668 .59946 .69742 .50407
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Pola pemb.
Makan Penget Ortu Praktek Kes. daya beli
Pengelrn
non pangan


Pola pemb. Makan
6 10.3 10.3 10.3
27 46.6 46.6 56.9
25 43.1 43.1 100.0
58 100.0 100.0
cukup
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Penget Ortu
18 31.0 31.0 31.0
40 69.0 69.0 100.0
58 100.0 100.0
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Praktek Kes.
3 5.2 5.2 5.2
24 41.4 41.4 46.6
31 53.4 53.4 100.0
58 100.0 100.0
cukup
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


daya beli
12 20.7 20.7 20.7
30 51.7 51.7 72.4
16 27.6 27.6 100.0
58 100.0 100.0
cukup
Tinggi
sangat Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pengelrn non pangan
30 51.7 51.7 51.7
28 48.3 48.3 100.0
58 100.0 100.0
tinggi
sangat tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent






















Frekuensi TK Satria Tama


Statistics
40 40 40 40
0 0 0 0
2.5000 1.6750 2.4250 1.5250
3.0000 2.0000 3.0000 1.0000
.59914 .61550 .71208 .59861
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Pendidikan
Ayah Pekerj. Ayah
Pendidikan
Ibu Pekerjaan Ibu


Pendidikan Ayah
2 5.0 5.0 5.0
16 40.0 40.0 45.0
22 55.0 55.0 100.0
40 100.0 100.0
SD
SMP
SMA
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pekerj. Ayah
16 40.0 40.0 40.0
21 52.5 52.5 92.5
3 7.5 7.5 100.0
40 100.0 100.0
BURUH
SWASTA
PNS
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pendidikan Ibu
5 12.5 12.5 12.5
13 32.5 32.5 45.0
22 55.0 55.0 100.0
40 100.0 100.0
SD
SMP
SMA
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pekerjaan Ibu
21 52.5 52.5 52.5
17 42.5 42.5 95.0
2 5.0 5.0 100.0
40 100.0 100.0
IBU RUMAHTANGGA
SWASTA
PNS
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Statistics
40 40 40
0 0 0
2.7000 1.4250 1.7000
3.0000 1.0000 2.0000
.51640 .50064 .46410
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Status Gizi Pendapatan
Pengeluaran
pangan


Status Gizi
1 2.5 2.5 2.5
10 25.0 25.0 27.5
29 72.5 72.5 100.0
40 100.0 100.0
BURUK
KURANG
NORMAL
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pendapatan
23 57.5 57.5 57.5
17 42.5 42.5 100.0
40 100.0 100.0
RENDAH
SEDANG
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pengeluaran pangan
12 30.0 30.0 30.0
28 70.0 70.0 100.0
40 100.0 100.0
RENDAH
SEDANG
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Statistics
40 40 40
0 0 0
2.7000 2.7000 1.8750
3.0000 3.0000 2.0000
.60764 .46410 .64798
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Konsm.
Energi
Konsm.
Protein Daya Beli


Konsm. Energi
15 37.5 37.5 37.5
22 55.0 55.0 92.5
3 7.5 7.5 100.0
40 100.0 100.0
KURANG
SEDANG
BAIK
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Konsm. Protein
12 30.0 30.0 30.0
28 70.0 70.0 100.0
40 100.0 100.0
KURANG
SEDANG
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Daya Beli
11 27.5 27.5 27.5
23 57.5 57.5 85.0
6 15.0 15.0 100.0
40 100.0 100.0
kurang
cukup
Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Statistics
40 40 40 40
0 0 0 0
2.9250 2.9750 2.5750 1.6750
3.0000 3.0000 3.0000 2.0000
.72986 .73336 .59431 .47434
Valid
Missing
N
Mean
Median
Std. Deviation
Pola
pemberian
makan Praktek kes.
Pengetahuan
Ortu
Pengl. non
pangan


Pola pemberian makan
12 30.0 30.0 30.0
19 47.5 47.5 77.5
9 22.5 22.5 100.0
40 100.0 100.0
cukup
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Praktek kes.
11 27.5 27.5 27.5
19 47.5 47.5 75.0
10 25.0 25.0 100.0
40 100.0 100.0
cukup
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pengetahuan Ortu
19 47.5 47.5 47.5
19 47.5 47.5 95.0
2 5.0 5.0 100.0
40 100.0 100.0
cukup
baik
sangat baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Pengl. non pangan
13 32.5 32.5 32.5
27 67.5 67.5 100.0
40 100.0 100.0
RENDAH
SEDANG
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
































Gambar 1. Lokasi Taman Bermain TK Satria Tama






















Gambar 2. Penjual J ajan di Lokasi TK Satria Tama

















Gambar 3. Lokasi TK Hj. Isriati




























Gambar 4. Lokasi Bermain TK Hj. Isriati













































Gambar 5. Kegiatan Pengisian Kuesioner TK Satria Tama































Gambar 6. Proses Pengukuran BB/U
















DAFTAR NAMA MURID TK Hj. ISRIATI DALAM PENELITIAN STATUS GIZI

DITINJAU DARI PENDAPATAN
ORANG TUA


No. No.

Nama JK UMUR BB TB

Nama JK UMUR BB TB
1 Veda P 6 23 115 30 Fadil L 5,5 18 105,5
2 Luthvan L 6 27 116 31 Ryar L 6 18 112
3 Ricardo L 5 25 114 32 Rafli L 6 24 112
4 Rifki L 5 29 109 33 Lisa P 6 30 122
5 Elmira P 5,5 18 110 34 Alhaidar L 5 22 108
6 Yogi L 5 27 114 35 Yanfa L 5,5 22,5 109
7 Arti L 6 29,5 123,5 36 Fia P 5 20 105,5
8 Nadira P 5 23 114,5 37 Dhea P 5 18 102,5
9 Rafi L 5 25 120 38 Kendy L 6 25,5 121
10 Febi P 5,4 18 106,5 39 Ardito L 6 25 118
11 Safri L 4 29 125 40 Alfan L 5,5 21 111,5
12 Qeis L 5 30 120 41 Ryan L 5 19 113
13 Dafa L 5 25 117 42 Abi L 6 19,5 108
14 Yusuf L 6 39 129 43 Nia P 6 25 107
15 Pradita L 5 34 125 44 Alya P 6 23 110,5
16 Budiastuti P 6 25 124 45 Vira P 5 19 102,5
17 Brilian P 5 29 120 46 J aya L 5,5 35 123,5
18 Nadira P 6 18 113,5 47 Hanip L 6 22 119
19 Haidar. L 6 25 117,5 48 Taufik L 6 40 104,5
20 Navila L 5,5 28 121,5 49 Ilza L 5 25,5 109
21 Safira. P 6 18 109,8 50 Divara P 5 24 111,5
22 Nafisah P 6 21 116 51 Bintang L 6 25 113
23 Regita P 6 24 114 52 Nadia P 5 19 114,5
24 Afia P 5,5 31 116,5 53 Saza P 5,5 26 115
25 Miller L 6 20 109,5 54 Ima P 6 21 106,5
26 Tara P 4,5 19 112 55 Rona P 6 25 110,5
27 Tandi L 6 26 113,5 56 Armando L 6 33 123,5
28 Tiki P 5,5 20 105 57 Fian L 6 47,5 136,5
29 Ali L 6 20 117 58 Maya P 5 30 124












DAFTAR NAMA MURID TK SATRI TAMA DALAM PENELITIAN STATUS GIZI
DITINJAU DARI PENDAPATAN ORANG TUA












































No.

Nama JK UMUR BB TB
1 Wanda P 5 12 100
2 Ian L 5,5 14 103
3 Alvaro L 5 13 100
4 Faris .H L 6 17 107
5 Redi L 6 15,5 102
6 Shella P 5 15 104
7 Wahyu P. L 6 15 102
8 Handi L 6 18 111
9 Rian L 6 18,5 110
10 Rika P 6 18 110
11 Evi P 6 18,5 112
12 Devia P 4,5 14 102
13 Topan L 6 13,5 102
14 Dicky L 5,5 16 110
15 Layla P 5,5 17 112
16 Mita P 6 18 112
17 M. Dimas L 6 18 115
18 Hafidh.Z L 6 14 100
19 Anisa P 5,8 14 109
20 Rafli L 4 14 105
21 Roni ( S) L 5,9 16 110
22 Roni.H L 6 14 110
23 Dina P 6 16,5 105
24 Aida P 6 15 103
25 Siti P 5,5 16 110
26 Michael L 6 16 120
27 Bijah .N P 5 15 108
28 Bella P 4 17 109
29 Fahmi L 5 13 108
30 Ony P 5 12 98
31 Bagas L 5 19 115
32 Anila P 5 16 110
33 Rohana P 5,5 15 105
34 Rizki P 5 18 104
35 Anissa P 5 14 110
36 Eric L 4,5 14 99
37 Arief L 4 14,5 107
38 Umi P 5 16 112
39 Septiana P 4 13 102
40 Roni ( C) L 5,5 14 105

Daftar Tim Peneliti
Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Pendapatan Orang Tua, Pengeluaran
(Rp) untuk Energi dan Protein pada Murid TK Hj. Isriati dan
TK Satria Tama Kota Semarang

No. Nama Pekerjaan
1. Wahyu Nuryati Mahasiswa IKM UNNES
2. Endah Tri Cahyo .U Mahasiswa IKM UNNES
3. Tri Yuni Ulfa.H Mahasiswa IKM UNNES
4. Adi Subiantoro Mahasiswa IKM UNNES
5. L. Sunu. W Mahasiswa IKM UNNES
6. Sapti Nugraheni.S S Mahasiswa IKM UNNES
7. Halim Surasih Mahasiswa IKM UNNES
8. Dhian Tri Ratna Mahasiswa IKM UNNES

Anda mungkin juga menyukai