Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SHAMPOO

MAKALAH



Disusun Oleh :
Apriana Rohman S 07023232




FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011
A. LATAR BELAKANG
Lebih dari 60 persen populasi di dunia mengalami permasalahan rambut berketombe. Di
Indonesia sendiri, angkanya dapat lebih tinggi karena iklim tropis, polusi, kebiasaan hidup, serta
penggunaan penutup kepala seperti jilbab maupun helm yang dapat memengaruhi permasalahan
kulit kepala selaku media pertumbuhan rambut. Gangguan kulit kepala seperti sensitif,
berminyak dan berketombe, yang mengganggu pertumbuhan rambut secara normal seringkali
terjadi. Kerontokan rambut pun menjadi permasalahan kulit kepala lebih serius.
Kesadaran untuk merawat kulit kepala memang tidak setinggi kesadaran untuk merawat
kulit wajah. Sementara itu, problema rambut berawal dari akarnya yakni kulit kepala. Masalah
kulit kepala yang paling umum ialah kulit kepala bersisik-sisik halus atau ketombe, dan populasi
jamur yang semakin subur jika kondisi kulit kepala terlalu berminyak.
Sampo adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk meningkatkan
tegangan permukaan kulit kepala sehingga dapat membersihkan kotoran di kulit kepala. Kegiatan
membersihkan kulit kepala dan rambut ini disebut keramas. Dalam pengertian ilmiahnya sampo
didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna
untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak
membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai.
Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya dengan air dengan tujuan
untuk melarutkan minyak alami yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan
membersihkan kotoran yang melekat. Namun tidak semua sampo berupa cairan atau digunakan
dengan campuran air, ada juga sampo kering berupa serbuk yang tidak menggunakan air. Sampo
kering ini selain digunakan oleh manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan
seperti kucing yang tidak menyukai bersentuhan dengan air ataupun anjing. Beberapa industri
yang memproduksi sampo atau perawatan rambut umumnya juga mengeluarkan produk
kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah pengguna sampo menata kembali rambutnya.
Formulasi untuk sampo harus mengandung bahan-bahan yang berfungsi sebagai
surfaktan, foaming agent dan stabilizer, opacifier, hydrotopes, viscosity modifier, dan pengawet.
Bahan-bahan dalam sampo harus aman dan mudah terdegradasi sebagaimana kosmetik
perawatan tubuh lain. Setiap bahan harus memilki fungsi dan peran yang spesifik (Mottram,
2000)
B. PEMBAHASAN
1. Formulasi
Formula sampo setidaknya harus mengandung bahan-bahan diantaranya surfaktan,
thickeners dan foaming agent, dan conditioning agent. Berikut adalah contoh formula sampo
(Mottram, 2000).


Sodium lauril sulfat merupakan detergent yang berfungsi untuk membersihkan kotoran
dikulit kepala. Mekanisme kerjanya dengan menurunkan tegangan muka antara lemak dan air
yang ada di kulit kepala.
Cocamidopropyl Betaine berperan sebagai surfaktan anionik. Cocamidopropyl betaine
merupakan surfaktan sintetsis turunan dari minyak kelapa dan dimethylaminopropylamine yang
bersifat switer ion.
Tetrasodium EDTA berfungsi sebagai khelating agent atau antioksidan. Penambahan
bahan ini agar senyawa-senyawa yang mudah teroksidasi tetap stabil. Preservative digunakan
sebagai pengawet. Parfume berfungsi untuk memeperbaiki bau agar harum dan menyenagkan
saat dipakai. Colour berfungsi agar tampilan sampo menjadi lebih bagus dan memberikan warna
pada sampo. Asam sitat berfungsi sebagai pengatur pH. pH perlu diatur agar pH sampo dan pH
kulit kepala sama.
Sodium kloride berfungsi sebagai pengatur viskositas. Pengaturan viskositas sangat
penting karena berpengaruh pada saat pengisian sampo pada kemasan dan juga saat pemakaian
(Mottram, 2000). Water adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam sediaan sampo.
Fungsi utama air adalah sebagai bahan pelarut. Air juga berfungsi untuk mengatur viskositas
sampo.


2. Cara Pembuatan
Sampo diproduksi dengan cara pencampuran yang sederhana dalam sebuah wadah
disertai dengan penadukan. Kadang-kadang perlu pengaturan suhu atau suhu dinaikkan untuk
mengurangi viskositas dan mempermudah pencampuran. Wadah yang digunakan harus berlapis
stainless steel. Berikut gambar cara pembuatan sampo (Visvanatan, 2007).






3. Evaluasi Sampo
Setelah sediaan sampo sudah jadi, perlu dilakukan pengujian untuk penjaminan
kualitas sampo tersebut. Beberapa uji yang dilakukan pada sampo diantaranya adalah
a. Penampilan fisik
Penampilan fisik sampo haruslah menarik, homogen, tidak pecah, dan mampu
membentuk busa.
b. pH
pH sampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rambut,
meminimalkan iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis kulit kepala.
Uji pH sampo dapat dilakukan menggunakan pH meter maupun kertas pH.
c. Viskositas
Uji viskositas sampo dilakukan menggunakan viskosimeter Brookfield. Viskositas sampo
akan berpengaruh pada saat filling ke wadah, proses pencampuran, dan pada saat
pemakaian.
d. Kemapuan dan stabilitas busa
Uji kemampuan dan stabilitas busa dari sampo dilakukan denga metode cylinder shake.
Caranya yaitu dengan memasukkan 50 ml sampo 1% ke dalam tabung reaksi 250 ml
kemudian dikocok kuat selama 10 kali. Total volume dari isi busa diukur dan diamati
penurunan dan stabilitas busanya (Kumar, 2010).

C. KESIMPULAN
1. Sampo adalah sediaan cair semi padat yang mengandung surfaktan dalam bentuk
yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat
pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan
kesehatan si pemakai.
2. Formula sampo setidaknya mengadung bahan yang berfungsi sebagai detergent
(surfaktan), thickeners dan foaming agent, dan conditioning agent. Selain itu
kadang juga ditambahkan bahan yang berfungsi sebagai pengawet, parfum,
pengatur pH, pengatur viskositas dan antimikroba.
3. Sampo dibuat dengan cara pengadukan yang sederhana, kadang perlu disertai
peningkatan suhu agar mudah tercampur dan menurunkan viskositas sampo pada
saat pencampuran.
4. Evaluasi sampo meliputi evaluasi penampilan fisik, pH, viskositas, dan
kemampuan dan stabilitas busa.





Daftar Pustaka

Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan., 2010, EVALUATION OF PREPARED SHAMPOO
FORMULATIONS AND TO COMPARE FORMULATED SHAMPOO WITH
MARKETED SHAMPOOS, International Journal of Pharmaceutical Sciences Review
and Research, Volume 3, Issue 1, July August 2010; Article 025.

Mottram, F.J., Lees, C.E., 2000, Hair Sampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and Soaps,
10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in Great Britain.

Visvanathan, C., 2007, Shampoo Production, asian institute of technology School of
environment, resources and development Environmental engineering and management
program, Thailand.

Anda mungkin juga menyukai