Anda di halaman 1dari 229

i

PENGARUH MODEL PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN


BANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN
OPTIK GEOMETRIK SEMESTER II KELAS VIII
SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013

SKRIPSI







Oleh
Khafidzun Arif
09330149





IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
ii

ii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN
BANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN
OPTIK GEOMETRIK SEMESTER II KELAS VIII
SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013



Skripsi
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika




Oleh
Khafidzun Arif
NPM 09330149


IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
iii

iii

Halaman Persetujuan

Skripsi berjudul
PENGARUH MODEL PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN
BANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN
OPTIK GEOMETRIK SEMESTER II KELAS VIII
SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013


yang disusun oleh
Khafidzun Arif
NPM 09330149



telah disetujui dan siap untuk diujikan.

Semarang, Juli 2013

Pembimbing I


Drs. Harto Nuroso, M.Pd
NPP.936701097

Pembimbing II


Joko Siswanto, M.Pd
NPP. 098401225

iv

iv

Halaman Pengesahan

Skripsi berjudul

PENGARUH MODEL PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN
BANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN
OPTIK GEOMETRIK SEMESTER II KELAS VIII
SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013

yang dipersiapkan dan disusun oleh
Khafidzun Arif
NPM 09330149


telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada hari Rabu, tanggal 31 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian
Ketua Sekretaris


Drs.Nizaruddin, M.Si Dra. Ngurah Ayu N.M., M.Pd
NIP. 19680325 199403 1 004 NPP. 936901098
Anggota Penguji
1. Drs. Harto Nuroso, M.Pd (.............................................)
NPP.936701097


2. Joko Siswanto, M.Pd (.............................................)
NPP. 098401225


3. Affandi Faisal K. S.Si.,M.Sc (.............................................)
NPP. 108301257
v

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khafidzun Arif
NPM : 09330149
Progam Studi : Pendidikan Fisika
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari karya ilmiah lain. Pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari terbukti atau
dibuktikan bahwa skripsi ini bukan merupakan karya asli saya sendiri, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Semarang,
Yang membuat pernyataan,

Khafidzun Arif

vi

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hiduplah Seperti Lebah
Lilo legowo, Ikhlas adalah kunci dari keberhasilan yang sempurna
ALLAH SWT berada pada diri orang-orang yang sabar
Apa yang kita lakukan akan kembali pada diri kita

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:
. . . Ibu dan Bapak
Yang selalu memberikan kasih sayang yang tak ternilai, kasih sayang yang tak
tergantikan, kasih sayang yang lurus, dan kasih sayang yang selalu menjadikan
Doa untukku dan keluarga
. . . Adikku (Khodziyana Fika)
Yang selalu memberikan kekuatan saat aku mulai tak bisa melangkah
Menjadikan diri untuk bangkit dari setiap letih yang ada
. . . Sri Lestari Indriana Putri . . .
Yang menjadikan hari-hariku penuh butiran tawa dan canda
Menyejukkan kalbu, mendamaikan jiwa

....Sahabatku kos Slamet 171, Phosaedon FC, teman-teman Kelas D 2009....
.....Almamater IKIP PGRI Semarang......
......Nusa, Bangsa dan Agama......
vii

vii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN
BANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN
OPTIK GEOMETRIK SEMESTER II KELAS VIII
SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013

Khafidzun Arif
Prodi Pendidikan Fisika


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBL dengan bantuan
media CD Interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari sikap kritis siswa pada
pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang
tahun 2012/2013.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini
adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batang yang berjumlah 148 terdiri
dari 6 kelas. Dengan pemilihan secara acak diperoleh dua kelas sebagai kelas
sampel. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas VIIIA dan sebagai kelas kontrol
adalah kelas VIIID. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan model PBL dengan bantuan media CD interaktif, sedangkan pada
kelas kontrol diterapkan pembelajaran model konvensional.
Sebelum pembelajaran siswa diberi pretest untuk mengukur kemampuan awal dan
setelah pembelajaran diberi posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mendapatkan materi dan pada kelas eksperimen diberi angket untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran model PBL dengan bantuan CD interaktif pada siswa.
Analisis data akhir pada penelitian ini dilakukan dengan uji t dan korelasi.
Hasil analisis uji t menunjukkan hasil belajar siswa yang menggunakan model
PBL dengan bantuan media CD interaktif lebih baik dari siswa yang
menggunakan model konvensional. Hal ini didasarkan pada hasil analisis uji t
dengan hasil t
hitung
sebesar 3,143 dan t
tabel
sebesar 1,677. Berdasarkan analisis
korelasi menunjukkan bahwa model PBL dengan bantuan media CD interaktif
berpengaruh signifikan sebesar 67% terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir
kritis siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL dengan bantuan media CD
interaktif berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis
siswa pada pokok bahasan optik geometrik.

Kata kunci : PBL, CD interaktif, Berfikir Kritis, Hasil Belajar.


viii

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH MODEL
PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DENGAN BANTUAN MEDIA CD
INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI BERFIKIR
KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN OPTIK GEOMETRIK SEMESTER
II KELAS VIII SMP N 3 BATANG TAHUN 2012/2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang.
3. Dra. Ngurah Ayu Nyoman Murniati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Semarang.
4. Drs. Harto Nuroso M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
ide-ide, arahan, saran dan bimbingan kepada penulis.
5. Joko Siswanto, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan nasehat dalam
setiap langkah.
7. Bapak dan Ibu Dosen program studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI
Semarang yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Isdiana S.Pd., selaku guru bidang studi IPA SMP Negeri 3 Batang.
9. Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batang yang telah bersedia membantu
penulis dalam proses penelitian
10. Teman-teman kos dan Seseorang penyemangat hati yang selalu
memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
ix

ix

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memperluas wawasan
pembaca terutama dalam dunia pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi
ini.
Semarang, 2013
Penulis


x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR ILUSTRASI ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Definisi Istilah ...................................................................................... 5
BAB II. TELAAH PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Landasan Teori .................................................................................... 7
1. Pengertian Belajar .......................................................................... 7
2. Model PBL ..................................................................................... 9
3. Media Pembelajaran ....................................................................... 14
4. CD Interaktif .................................................................................. 16
5. Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 17
6. Berfikir Kritis Siswa ...................................................................... 18
7. Uraian Materi Optik Geometrik ..................................................... 22
xi

xi

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 31
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 32
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 33
B. Subyek Penelitian ................................................................................. 33
C. Teknik Sampling ................................................................................... 34
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 34
E. Desain Penelitian ................................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 35
G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 36
H. Metode Analisis Data ........................................................................... 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 50
A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 50
B. Hasil Uji Coba Instrumen...................................................................... 50
C. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 54
D. Analisis Hasil Penelitian ....................................................................... 54
BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................... 62
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL........................................................ 13
Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berfikir Kritis .......................................... 19
Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen ................................................................. 35
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Validitas Tes ....................................................... 38
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Daya Pembeda Item Soal ................................... 40
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Item Soal .......................................... 41
Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Butir Soal................................................ 51
Tabel 4.2 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ...................................... 52
Tabel 4.3 Hasil Analisis Taraf Kesukaran..................................................... 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Awal ................................................... 55
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest ......................................................... 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Posttest ........................................................ 58
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Korelasi............................................................ 61






xiii

xiii

DAFTAR ILUSTRASI
Gambar 2.1 Alur Proses PBL ....................................................................... 12
Gambar 2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar .................................... 23
Gambar 2.3 Jalannya Sinar (a) dan Lukisan Pembentukan Bayangan pada
Cermin Datar (b) ..................................................................... 24
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung ........................ 24
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung .................. ... 25
Gambar 2.6 Pembiasab Cahaya ................................................................ .... 26
Gambar 2.7 Arah Sinar Pembentukan Pemantulan Sempura ................... .... 27
Gambar 2.8 Arah Sinar Sejajar Sumbu Utama Lensa Cembung ................. 28
Gambar 2.9 Arah Sinar Melalui Titik Fokus Lensa Cembung ..................... 28
Gambar 2.10 Arah Sinar Melalui Titik Pusat Optik Lensa Cembung ........... 29
Gambar 2.11 Arah Sinar Sejajar Sumbu Utama Lensa Cekung ..................... 29
Gambar 2.12 Arah Sinar Menuju Titik Fokus Lensa Cekung ..................... ... 29
Gambar 2.13 Arah sinar Melalui Titik Pusat Optik Lensa Cekung ........... .... 29
Gambar 2.14 Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung .................... .... 30
Gambar 2.15 Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung ........................... 30
Gambar 2.16 Bagian Ruang pada Lensa Cembung ......................................... 30
Gambar 2.17 Bagian Ruang pada Lensa Cekung ........................................... 30


xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Uji Coba
Lampiran 4 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas Eksperimen dan kelas
kontrol
Lampiran 5 Daftar Distribusi Normalitas Sampel Kelas Eksperimen
Lampiran 6 Daftar Distribusi Normalitas Sampel Kelas Kontrol
Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Lampiran 8 Uji Homogenitas Sampel
Lampiran 9 Uji Kesamaan Rata-rata Sampel
Lampiran 10 Silabus
Lampiran 11 RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 12 RPP Kelas Kontrol
Lampiran 13 Media CD interaktif
Lampiran 14 Angket Siswa Model PBL dengan Bantuan Media CD Interaktif
Lampiran 15 Kisi kisi Tes Uji Coba
Lampiran 16 Soal Uji Coba
Lampiran 17 Pedoman Penilaian
Lampiran 18 Lembar Jawab Siswa
Lampiran 19 Nilai Uji Coba Siswa
Lampiran 20 Analisis Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya
Pembeda Soal Uji Coba (exel)
Lampiran 21 Analisis Validitas Uji Coba
Lampiran 22 Analisis Reliabilitas Uji Coba
Lampiran 23 Analisis Daya Pembeda Uji Coba
Lampiran 24 Analisis Taraf Kesukaran Uji Coba
Lampiran 25 Soal Tes Penelitian
Lampiran 26 Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
xv

xv

Lampiran 27 Daftar Distribusi Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 28 Daftar Distribusi Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 30 Uji Homogenitas Data Pretest
Lampiran 31 Uji Kesamaan Rata-rata Pretest
Lampiran 32 Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 33 Daftar Distribusi Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 34 Daftar Distribusi Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 35 Perhitungan Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 36 Uji Homogenitas Data Posttest
Lampiran 37 Uji Kesamaan Rata-rata Posttest
Lampiran 38 Daftar Nilai Sikap Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 39 Uji Korelasi Model PBL dengan Bantuan Media CD Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kritis Siswa
Lampiran 40 Daftar Tabel Distribusi F
Lampiran 41 Dafar Tabel L
Lampiran 42 Daftar Tabel t
Lampiran 43 Daftar Tabel r Product Moment
Lampiran 44 Daftar Tabel F
Lampiran 45 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 46 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 47 Lembar Bimbingan




1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pengembangan dan pembentukan
karakter setiap individu yang menjalaninya. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan karakter individu untuk menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, sehat, mandiri, kreatif, cakap, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Peningkatan mutu pendidikan diharapkan melalui suatu proses
pembelajaran yang interaktif atau timbal balik antara pendidik dan peserta
didik, peserta didik dan peserta didik lainnya. Kualitas dari suatu
pembelajaran itu dapat ditingkatkan, berbagai cara ditempuh oleh pendidik
untuk dapat mencapai kualitas pendidikan yang baik. Salah satu cara
adalah dengan memvariasikan cara mengajar dalam kelas, sehingga
peserta didik tidak jenuh dengan pembelajaran yang disajikan oleh
pendidik itu sendiri.
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang saling keterikatan satu
sama lainnya yang terdiri dari berbagai komponen. Salah satu komponen
penting yang perlu diperhatikan adalah proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan kunci yang menentukan berhasil atau tidaknya
sebuah sistem pendidikan. Proses pembelajaran juga merupakan sebuah
sarana yang digunakan untuk berbagai proses penanaman pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik.
Proses belajar yang terjadi pada individu merupakan sesuatu hal
yang sangat penting, karena dari proses belajar individu mengenal dirinya
sendiri, mengenal lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Dari proses belajar, individu juga mampu merubah
kemampuannya menjadi individu yang baik dalam waktu tertentu. Dengan
2



proses belajar, individu dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan dan
mencapai tujuan dalam hidupnya.
Pelajaran fisika yang ada dalam kurikulum sebagai bekal
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan mengembangkan ilmu dan
teknologi yang ada bagi seorang peserta didik. Pelajaran fisika hakikatnya
belajar konsep dan saling keterkaitan antara konsep satu dengan konsep
yang lainnya. Konsep fisika bersifat abstrak. Hal inilah salah satu yang
menjadi alasan fisika dikatakan sulit oleh beberapa peserta didik. Karena
kemampuan memvisualisasikan dan mamahami sebuah konsep fisika
masing-masing individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Proses pembelajaran fisika menuntut aktivitas siswa yang lebih
selama mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas tersebut dalam upaya
memahami dan menemukan konsep-konsep fisika yang ada. Sehingga
seharusnya pembelajaran fisika dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga
para siswa dapat memiliki pengalaman bagaimana menemukan suatu
konsep dan memahami sebuah konsep. Bila hal ini dilakukan akan
mengembangan keterampilan sikap ilmiah siswa yaitu jujur, obyektif,
terbuka, dapat bekerjasama, dan kritis.
Dalam materi optik geometrik, banyak materi yang harus dipelajari
dengan sangat teliti dan membutuhkan pemikiran yang tinggi. Oleh karena
itu, perlu adanya upaya peningkatan aktifitas dan hasil belajar melalui
pembelajaran yang melibatkan langsung peserta didik dalam proses
pembelajaran di kelas. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran PBL yang
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Model pembelajaran PBL, siswa tidak saja harus memahami
konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, tetapi
juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah.
Bila pembelajaran dimulai dengan suatu masalah, apalagi masalah tersebut
bersifat konstruktif, maka dapat mendorong rasa ingin tahu siswa. Pada
3



kondisi tersebut diperlukan guru sebagai fasilitator untuk mengarahkan
siswa tentang konsep apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah,
apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melakukannya. Hal demikian
juga akan mendorong siswa untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa,
terutama berfikir kritis siswa. Sikap kritis siswa diharapkan akan semakin
berkembang dengan model pembelajaran tersebut.
Dalam menerapkan model pembelajaran PBL, dibantu dengan
media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam memperoleh
informasi, menemukan sebuah konsep dan memahami konsep. Media yang
ada sangatlah penting dalam mendukung aktifitas belajar siswa. Media
tersebut yaitu CD Interaktif. Dengan CD Interaktif diharapkan aktifitas
siswa semakin tinggi, proses pembelajaran akan semakin berjalan dengan
baik, dan membantu siswa dalam upaya pemecahan masalah, penemuan
konsep dan meningkatkan serta mengembangkan sikap kritis siswa.
Media CD interkatif juga sebagai salah satu usaha yang dilakukan
guru untuk memperbaiki, memperbaharui, dan membantu peserta didik
dalam memvisualisasikan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak.
Dengan media CD Interaktif tercipta pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman yang baik pada siswa. Karena dalam CD
Interaktif adanya timbal balik antara guru dengan siswa, maupun siswa
dengan siswa. Dengan demikian pembelajaran akan semakin aktif, dan
pembelajaran semakin bermakna.
Proses pembelajaran fisika di SMP Negeri 3 Batang. Masih
terdapat berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran fisika. Dimana
proses aktifitas pembelajaran fisika masih rendah, yang berakibat pada
rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini salah satunya diakibatkan karena
dalam proses pembelajaran guru kurang memvariasi model pembelajaran
fisika di kelas. Dimana aktifitas belajar siswa dan interaksi yang terjadi
antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa masih sangat sedikit.
Untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, berkaitan erat dengan efektifitas pembelajaran yang disusun
4



oleh guru. Pentingnya mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran
dan hasil belajar siswa, selanjutnya mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh model Problem Base Learning (PBL)
dengan bantuan media CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari
berfikir kritis siswa pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas
VIII SMP Negeri 3 Batang tahun 2012/2013

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemilihan masalah di atas disusunlah rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh model PBL dengan bantuan media CD
interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa
pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas VIII SMP
Negeri 3 Batang tahun 2012/2013 ?
2. Berapa besar pengaruh model PBL dengan bantuan media CD
interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa
pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas VIII SMP
Negeri 3 Batang tahun 2012/2013 ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh model PBL dengan bantuan media
CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis
siswa pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas VIII
SMP Negeri 3 Batang tahun 2012/2013
2. Untuk mengetahui besar pengaruh model PBL dengan bantuan
media CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir
kritis siswa pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas
VIII SMP Negeri 3 Batang tahun 2012/2013.


5



D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatnya prestasi siswa dan mengembangkan sikap kritis
siswa dalam memecahkan suatu permasalahan baik berupa
soal-soal maupun pemasalahan pada umumnya
b. Dapat mempermudah dalam mempelajari fisika dan membuat
pelajaran fisika jadi menyenangkan
c. Siswa dapat memahami tentang materi optik geometrik
d. Mempermudah siswa belajar dirumah.
2. Bagi Guru
a. Mendapatkan model pembelajaran dan media yang tepat dalam
menyampaikan materi optik geometri
b. Meningkatkan kinerja guru.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran
fisika
b. Merupakan masukan bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan
dalam menggunakan model pembelajaran dan media
c. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

E. Definisi Istilah
Agar tidak terjadi pebedaan penafsiran istilah dalam judul skripsi
ini, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan oleh penulis. Adapun
istilah-istilah yang perlu mendapat penjelasan adalah:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk kepercayaan, watak, atau
perbuatan seseorang (Fajri dan Senja, 2008: 638).

6



2. Model PBL
Model PBL merupakan model pembelajaran yang erat
kaitanya dengan penggunaan intelegensi dari dalam diri individu
yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk
memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontektual
(Rusman, 2011: 230).
3. Media CD Interaktif
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang
mengkombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video,
teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan
suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar
interaktif dapat berupa CD interaktif (Prastowo, 2011: 330)
4. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada
individu sebagai hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan
individu (Djamarah, 2011: 175).
5. Berfikir Kritis
Menurut Enis (1989, dikutip oleh Fiesher, 2009: 4) berfikir
kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau
dilakukan .




7

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh peserta
didik. Menurut Djamarah (2011: 13) menyatakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor. Seseorang yang melakukan aktifitas belajar dan diakhir dari
aktifitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
pemilikan pengalaman baru, maka individu itu telah dikatakan belajar.
Tetapi perlu diingat, bahwa perubahan yang terjadi akibat dari proses
belajar merupakan perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan
dan mempengaruhi tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang terjadi
pada individu terjadi secara sadar, hal ini menyadari terjadinya sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan pada
dirinya.
Perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu merupakan
sebuah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Tingkah laku
tersebut merupakan hasil dari pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Beberapa perubahan tingkah laku yang dimaksudkan
dalam hal ini memiliki beberapa sifat, yakni; (1) perubahan secara sadar,
(2) perubahan yang bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan yang
bersifat positif, (4) perubahan yang tidak bersifat sementara, (5)
perubahan yang terarah, dan (6) perubahan yang mencakup seluruh aspek
tingkah laku (Slameto, 2010: 2-5).
Definisi belajar yang disampaikan oleh Gagne, Slavin, Morgan,
dan Slameto menegaskan adanya perubahan tingkah laku yang baru
8



secara menyeluruh dari hasil proses yang terjadi. Dengan demikian maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses yang
dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta
didik. Peserta didik dalam proses pembelajaran mengalami berbagai
peristiwa sebagai salah satu proses dalam kehidupannya sehari-hari.
Proses tersebut merupakan salah satu pengalaman dan kebiasaan yang
dijalaninya, hal tersebut mengakibatkan adanya interaksi dengan peserta
didik dan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran berlangsung.
Banyak beberapa jenis yang mempengaruhi faktor-faktor belajar,
tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal (Slameto, 2010: 54). Faktor internal adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor-faktor intern dan
ekstern tersebut adalah:
a. Faktor-faktor internal:
1) Faktor kesehatan
Sehat merupakan arti penting yang berarti sehat dalam
keadaan baik dari segenap badan beserta bagian-bagianya terbebas
dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu apabila
kondisi kesehatannya kurang baik.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar meliputi:
Meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan rohani dan kelelahan jasmani. Kelelahan jasmani
terlihat dengan kondisi badan yang lemah lunglai pada tubuh
seseorang. Kelelahan ini terjadi karena berturunya subtansi sisa
pembakaran pada tubuh, yang menimbulkan darah kurang lancar
pada bagian-bagian tertentu.

9



b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga sangat berpengaruh proses belajar, dilihat dari segi
cara orang tua mendidik, hubungan keluarga, keadaan ekonomi
2) Tempat belajar yang kurang memenuhi syarat
3) Iklim atau cuaca yang panas atau menyengat
4) Suasana lingkungan bising akan mengganggu konsentrasi belajar
5) Variasi dan derajat keselitan materi yang dipelajari.
Seluruh faktor di atas mempengaruhi terjadinya proses belajar, bila
salah satu faktor tersebut tidak berfungsi dengan baik tentulah kegiatan
proses belajar akan terganggu sehingga pencapaian tujuan pengajaran
akan kurang berhasil. Dalam segala aspek, peserta didik diharapkan
mampu untuk mengatasi berbagai aspek yang ada dalam dirinya.

2. Model PBL
PBL merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran
berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata. Siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
sehari-hari yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge)
sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan
pengalaman baru. Pengetahuan dan pengalaman yang baru ini
menjadikan dasar dalam memunculkan suatu konsep yang nantinya akan
dipelajari peserta didik.
Hal tersebut diperjelas oleh Boud dan Feletti (1997, dikutip oleh
Rusman, 2011: 230) menyatakan bahwa PBL adalah inovasi yang paling
signifikan dalam pendidikan. Margetson (1994, dikutip oleh Rusman,
2011: 230) mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk
meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat
dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Dengan
demikian, PBL menjadikan pola pikir untuk dapat meningkat
keterampilan belajar yang dilakukan peserta didik. Berfikir kritis
merupakan pola pikir yang berkembang dalam belajar. Secara umum,
10



PBL dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep essensial. Pemecahan masalah
yang dilakukan peserta didik dilakukan secara konstruktiv, sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Dari pengertian di atas pembelajaran PBL memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Dalam proses PBL dalam prosesnya berbasis masalah dunia nyata
Permasalah yang ditampilkan merupakan permasalahan yang
relevan dengan apa yang siswa hadapi dala kehidupan sehari-hari.
Masalah ini merupakan bentuk stimulus atau motivator untuk
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Permasalahan
yang ada dijadikan acuan dalam proses proses pembelajaran dan
yang akan menentukan arahan suatu konsep yang akan dipelajari
peserta didik.
b. Proses PBL berpusat pada siswa dan memberikan pengalaman
Proses pembelajaran terjadi mengakibatkan siswa dituntut
untuk aktif selama proses berlangsung. Proses ini menstimulus
peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori,
dan mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya dalam
memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi peserta
didik.
c. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk mengingat
kembali pelajaran yang telah mereka pelajari
Permasalahan yang ada dapat berhubungan dengan
permasalahan ataupun pengetahuan yang dimiliki siswa. Hal ini
dapat memberikan pengaruh pada siswa untuk mengulang kembali
materi yang sudah didapatkan. Dengan begitu siswa dapat selalu
mengingat kembali materi yang sudah didapat.

11



d. Konteks dalam PBL secara spesifik.
Dalam proses PBL, konteks yang dipelajari siswa hanya
spesifik atau ada batasan dalam proses pembelajaran. Hanya
informasi, fakta, prinsip, prosedur maupun konsep yang terkait
dengan masalah yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
PBL dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk menstimulus
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat menggunakan
keterampilan berfikir tingkat tinggi, memicu perkembangan keterampilan
belajar, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar. Dengan begitu, PBL suatu model
pemelajaran yang baik digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Berbagai macam model yang digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas untuk menghasilkan proses yang kratif, inovatif,
dan efektif. Hal ini digunakan untuk menghasilkan suatu proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Berbagai macam
model yang ada, PBL muncul dengan suatu konsep pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Model PBL ini berkaitan dengan
intelegensi dari dalam individu yang berada dalam kelompok orang, atau
lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan
kontekstual. Pemecahan masalah tersebut mampu diselesaikan individu
dengan baik dikarenakan individu sudah terbiasa memecahkan masalah
di dalam kelas melalui pembelajaran pendidikan.
Pendidikan harus mampu berkompetensi menyiapkan peserta didik
untuk beberapa tahun ke depan. Peserta didik yang diharapkan mampu
bersaing dan memiliki inteligensi yang tinggi, sehingga dapat berkiprah
di abad ke-21. Pendidikan juga mampu mengembangkan dan
menciptakan seorang individu yang berfikir kritis dan kreatis yang
memiliki kreativitas yang tinggi pula.

12



Alur proses Model PBL menurut Rusman (2011 : 233) dapat dilihat
dari flowchart berikut ini.
















Gambar 2.1 Alur proses PBL

Proses model PBL merupakan proses pembelajaran yang banyak
melibatkan siswa. Siswa dituntut untuk menginterpretasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun dan membangun
pemahamannya tentang fenomena itu (Rusman, 2011: 243).
Fenomena yang ada menjadikan suatu dasar pembelajaran siswa untuk
berproses berfikir tingkat tinggi. Hal ini terjadi dikarenakan siswa
melalui fenomena tersebut harus mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam fenomena
tersebut.dengan demikian, proses pembelajaran bermakna akan timbul
dengan sendirinya.
Menentukan masalah
Analisis Masalah dan
Isu Belajar
Pertemuan dan
laporan
Pengajuan Solusi dan
Refleksi
Kesimpulan, Integrasi,
dan Evaluasi
Belajar
Pengarahan Diri
Belajar
Pengarahan Diri
Belajar
Pengarahan Diri
Belajar
Pengarahan Diri
13



Menurut Ibrahim dan Nur (2000, dikutip oleh Rusman, 2011: 243)
mengemukakan bahwa langkah-langkah model PBL adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah model PBL
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Orientasi siswa pada
masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi siswa
terlibat pada aktifitas pemecahan
masalah
2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasi tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut
3 Membimbing
pengalaman
individul/kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses
yang mereka gunakan.

Pembelajaran PBL merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk menjadi seorang individu
yang mandiri dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan dalam
14



hidupnya dikemudian hari. Hal ini terjadi karena PBL merupaan model
pembelajaran yang bersifat student centered yang menjadikan siswa
sebagai aktor utamanya. Siswa berperan sebagai stakeholder dalam
menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan fakta (apa-
apa yang diketahui, apa yang ingin diketahui, apa yang akan dilakukan),
membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai alternatif dalam solusi
penyelesaian masalah (Rusman, 2011: 247).
Dalam proses pembelajaran, PBL bertujuan untuk penguasaan isi
belajar dari disiplin heuristic dan pengembangan keterampilan
pemecahan masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tentang
kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memaknai
informasi, klaboratif dan belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif
dan evaluatif (Rusman, 2011: 238). PBL menuntut aktivitas peserta didik
dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan melalui situasi
atau masalah yang disajikan diawal pebelajaran.

3. Media Pembelajaran
Menurut Suparman (1997, dikutip oleh Arsyat, 2012: 4) media
merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi
dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dengan demikian media
merupakan suatu alat yang diguakan sebagai penyalur informasi.
Keberadaan media sangat penting dalam proses komunikasi. Menurut
Miarso (1984, dikutip oleh Arsyat, 2012: 5) dalam proses komunikasi
melibatkan paling kurang tiga komponen utama, yakni pengirim atau
sumber pesan, perantara, dan penerima.
Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik (Arsyat, 2012: 7). Dengan demikian
pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dan peserta didik tidak terlepas
dari interaksi informasi dan pengetahuan yang ada didalam proses
pembelajaran tersebut. Pembelajaran juga dilaksanakan dengan tujuan
15



untuk membantu siswa selama proses pembelajran berlangsung agar
melaksanakan proses belajar dengan mudah, baik, dan benar.
Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan
peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2012: 28).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.
Media pembelajaran tidak hanya digunakan sebagai alat bantu
mengajar, melainkan juga digunakan sebagai sumber belajar peserta
didik. Dengan media pembelajaran siswa dapat menemukan
pembelajaran yang bermakna dan konkrit pada siswa. Materi-materi yang
ada pada fisika banyak yang abstrak, dengan adanya media ini
didapatkan akan menjadi konkrit dengan adanya gambar yang ada
didalamnya. Dengan media pembelajaran juga dapat sebagai sarana
komunikasi dan interaksi pembelajaran. Hal ini terjadi karena media
terletak di tengah antara pendidik dan peserta didik, atau dapat dikatakan
sebagai perantara. Media yang dibuat dapat berupa bentuk modul, buku,
film, OHP, dan sebagainya. Dalam perkembangannya media pengajaran
mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang muncul terakhir
adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer
dan kegiatan interaktif. Di dalam media memuat pesan yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Dengan demikian, proses
pembelajaran akan bermakna, saling komunikatif dan memberikan timbal
balik antara peserta didik dan pendidik.


16



4. Media CD Interaktif
Media pembelajaran merupakan suatu komponen pembelajaran
yang meliputi bahan dan peralatan. Media pembelajaran dapat
mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar siswa. Ada beberapa jenis media dalam proses
pembelajaran, salah satu contonya adalah media CD interaktif.
Media CD interaktif merupakan salah satu contoh bahan ajar atau
media yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran. Interaktif
mengandung arti bersifat saling melakukan aksi antar hubungan atau
saling beraksi (Fajri dan Senja, 2008: 382). Dengan demikian bahan ajar
dengan media interaktif merupakan bahan ajar yang bersifat aktif.
Dengan bahan ajar interaktif seperti ini peserta didik dapat terlibat
interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari.
Bahan ajar interaktif dapat berupa CD interaktif. Bahan ajar CD
interaktif ini tidak terlepas dari perangkat komputer. Karena proses
pembuatan sampai penggunaannya menggunakan komputer. Bahan ajar
tersebut tersedia untuk peserta didik dalam bentuk CD-ROM yang
dihubungkan dengan Personal Computer (PC). Jadi media CD interaktif
merupakan alat bantu bahan ajar yang digunakan pendidik yang
mengkombinasikan berbagai media pembelajaran yang bersifat interaktif
dan disajikan dalam bentuk CD.
Pada dasarnya ada beberapa komponen yang harus ada dalam CD
interaktif. Komponen-komponen tersebut meliputi judul, petunjuk
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung,
latihan, dan penilaian (Prastowo, 2011: 334). Komponen tersebut dapat
didefinisikan sebagai berikut. Pertama, judul diturunkan dari materi
pokok yang akan disajikan. Kedua, petunjuk belajar dituliskan dengan
jelas dan benar, dengan demikian peserta didik dapat menggunakan CD
interaktif tersebut dengan baik dan benar sesuai kebutuhannya. Ketiga,
materi pokok yang disajikan dibuat dengan jelas dan menarik, sehingga
dengan demikian peserta didik dapat termotivasi untuk mempelajari
17



materi tersebut. Keempat, informasi pendukung dibuat dengan sangat
menarik dan jelas, dan padat dalam bentuk tulisan atau gambar. Kelima,
latihan yang ada disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Dan
keenam, penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya peserta didik dari
tugas yang diberikan pada akhir pembelajaran, yang dapat dilihat peserta
didik melalui komputer.

5. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada
individu sebagai hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan individu
(Djamarah, 2011: 175). Sedangkan menurut Slameto (2010, 3) hasil
belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna begi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Dari difinisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa, hasil belajar merupakan sesuatu perubahan yang
terjadi pada siswa. Perubahan ini merupakan sesuatu yang baru pada
tingkah laku seseorang setelah melakukan proses pembelajaran. Setiap
keberhasilan belajar sesorang dapat diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan tersebut dapat menjadikan tolak
ukur siswa dalam menjalankan proses kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Bloom dalam (Sudjana, 2010: 50) berpendapat bahwa tipe hasil
belajar dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Tipe hasil belajar afektif
Tingkatan dalam bidang afektif sebagai tipe hasil belajar, yakni :
1) Receiving atau advending
2) Responding atau jawaban
3) Penilaian
4) Organisasi
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai

18



b. Tipe hasil belajar kognitif
1) Tipe hasil belajar pemahaman
2) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan
3) Tipe hasil belajar penerapan
4) Tipe hasil belajar analisis
5) Tipe hasil belajar sintesis
6) Tipe hasil belajar evaluasi
c. Tipe hasil belajar psikomotor
Tipe hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu atau seseorang.
Ada 6 tingkatan keterampilan yaitu :
1) Gerakan reflek (keterampilan).
2) Keterampilan pada gerakan sadar.
3) Kemampuan perseptual termasuk yang didalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
5) Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive, komunikasi
seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

6. Berfikir Kritis
Fisika merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. Dalam pendidikan fisika, diharapkan siswa dapat mempelajari diri
dan alam sekitarnya serta dapat mengembangkan dan menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, tujuan
pembelajaran IPA antara lain adalah meningkatkan keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan rasa ingin tahu
terhadap alam dan teknologi, mengembangkan sikap positif dan
kesadaran untuk memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan, dan
19



melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan
membuat keputusan (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA, kita dapat melihat bahwa
pembelajaran IPA terutama fisika menuntut siswa untuk berfikir secara
ilmiah, terutama berfikir kritis. Menurut Fisher dan Scriven (1997,
dikutip oleh Fisher, 2009: 10) Berfikir kritis adalah interprestasi dan
evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi,
informasi dan argumentasi. Sedangkan menurut Ennis (dikutip oleh
Komalasari, 2011) berfikir kritis ialah kemampuan memberikan alasan
dan reflektif yang difokuskan pada apa yang diyakini dan dikerjakan.
Berfikir kritis menjadikan peserta didik berfikir untuk mengembangkan
potensi diri pada beragai disiplin ilmu
Dalam pengembangan keterampilan berfikir kritis, Ennis dalam
Trianto (2007: 156, dikutip oleh Amri dan Khoiru, 2010: 64 )
mengemukakan bahwa terdapat enam unsur dasar dalam berfikir kritis,
yaitu fokus (focus), alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi
(situation), kejelasan (clarity), dan tinjauan ulang (overview). Dari
pendapat ini didapatkan bahwa unsur-unsur tersebut sesuai dengan
langkah-langkah dalam pelaksanaan PBL. Dengan begitu PBL dan
berfikir kritis merupakan kesatuan yang saling berhubungan, dengan
adanya PBL akan memunculkan sikap berfikir kritis pada peserta didik.
Menurut Ennis (dikutip oleh Komalasari, 2011) aspek keterampilan
berfikir kritis memiliki lima keterampilan dan 12 indikator. Indikator
berfikir kritis dapat di lihat pada tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berfikir Kritis
Keterampilan Indikator Sub Indikator
1.Memberikan
penjelasan
sederhana
Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau
memformulasikan suatu
pernyataan
Mengidentifikasi atau
memformulasikan
20



kriteria jawaban yang
mungkin
Menjaga pikiran
terhadap situasi yang
sedang dihadapi

Menganalisis argumen Mengidentifikasi
kesimpulan
Mengidentifikasi alasan
yang dinyatakan
Mengidentifikasi alasan
yang tidak dinyatakan
Mencari persamaan dan
perbedaan
Mengidentifikasi dan
menangani ketidak
relevanan
Mencari struktur dari
sebuah
pendapat/argumen
Meringkas

Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
Menjawab pertanyaan,
Mengapa ?
Menyebutkan contoh
Memberikan penjelasan
sederhana

2. Membangun
keterampilan
dasar
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Keahlian
Mengurangi konflik
interest
Kesepakatan antar
sumber
Reputasi
Menggunakan prosedur
yang ada
Mengetahui resiko
Kemampuan
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati

21



Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mengurangi praduga
Mempersingkat waktu
antara observasi dengan
laporan
Laporan dilakukan oleh
pengamat sendiri
Memcatat hal-hal yang
sangat diperlukan
Kemungkinan dalam
penguatan
Kondisi akses yang baik
Kompeten dalam
menggunakan teknologi

3.
Menyimpulkan
Mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil
deduksi
Kelas logika
Mengkondisikan logika
Menginterpretasikan
pertanyaan
Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi

Mengeneralisasi
Berhipotesis
Membuat dan mengkaji
nilai-nilai hasil
pertimbangan
Latar belakang fakta
Konsekuensi
Mengaplikasikan konsep
(prinsip, hukum, dan asas)
Mempertimbangkan
alternatif
Menyeimbangkan,
menimbang, dan
memutuskan.

4. Membuat
penjelasan lebih
lanjut
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan
definisi
Bentuk: sinonim,
klarifikasi, rentang
ekspresi yang sama,
operasional, contoh, dan
non contoh
Strategi definisi
Konten (isi)
Mengidentifikasi asumsi Alasan yang tidak
dinyatakan
22



Asumsi yang diperlukan:
rekonstruksi argumen

5. Strategi dan
taktik
Menentukan suatu
tindakan
Mendefinisikan masalah
Memilih kriteria yang
mungkin sebagai solusi
permasalahan
Merumuskan alternatif
untuk solusi
Memutuskan hal-hal
yang akan dilakukan
Merivew
Memonitoring
implementasi

Berinteraksi dengan orang
lain
Memberi label
Strategi logis
Strategi retorik
Mempresentasikan suatu
posisi, baik lisan atau
tertulis

7. Uraian Materi Optik Geometrik
Optik adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari sifat-sifat
cahaya dan pemanfaatannya bagi keuntungan manusia (Widodo, 2009).
Sedangkan optik geometrik mempelajari cahaya yang berkaitan dengan
pemantulan, pembiasan, dan pembentukan bayangan oleh cermin dan
lensa (Giancolli, 2001: 243).
a. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya yang merambat berjalan menempuh gerak lurus pada
berbagai keadaan (Giancolli, 2001: 243). Cahaya tersebut memiliki
sifat-sifat tertentu, yakni merambat lurus, dapat dipantulkan, dapat
dibiaskan, dan membentuk bayangan oleh cermin dan lensa
(Giancolli. 2001: 243). Sifat-sifat cahaya inilah yang nantinya akan
menjadi topik pembahasan materi optik geometrik.



b. Pemantulan Cayaha
Ketika cahaya menimpa permukaan benda
cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda atau, jika benda
tersebut transparan, sebagian diteruskan. (Giancolli, 2001: 243).
Pada pemantulan cahaya terdapat dua jenis pemantulan, yaitu
pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Pemantul
pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut
akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu.Pemantulan
ini disebut pemantulan baur (
sejajar datang
datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur.
Pemantulan ini disebut pemantulan teratur.
Hukum pemantulan : Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal berpotongan pada satu titik dan t
datar. Dan sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Secara
sistematis dituliskan bahwa: i = r
c. Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Sifat
penting dari bayangan cermin datar, yaitu: (1) bayangan cermin
sama besar dengan benda yang berada di depan cermin, (2)
bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan
posisi tegaknya benda, (3) jarak bayangan ke cermin
dengan jarak benda ke cermin, (4) bayangan cermin tertukar
sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan, (5)

Pemantulan Cayaha
Ketika cahaya menimpa permukaan benda cahaya, sebagaian
cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda atau, jika benda
tersebut transparan, sebagian diteruskan. (Giancolli, 2001: 243).
Pada pemantulan cahaya terdapat dua jenis pemantulan, yaitu
pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Pemantulan Baur Jika suatu berkas cahaya sejajar datang
pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut
akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu.Pemantulan
ini disebut pemantulan baur (difus). Jika suatu berkas cahaya
sejajar datang pada permukaan yang rata seperti permukaan cermin
datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur.
Pemantulan ini disebut pemantulan teratur.
Hukum pemantulan : Sinar datang, sinar pantul, dan garis
normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang
datar. Dan sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Secara
sistematis dituliskan bahwa: i = r
Gambar 2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Datar ada 5 sifat yang
penting dari bayangan cermin datar, yaitu: (1) bayangan cermin
sama besar dengan benda yang berada di depan cermin, (2)
bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan
posisi tegaknya benda, (3) jarak bayangan ke cermin
dengan jarak benda ke cermin, (4) bayangan cermin tertukar
sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan, (5)
23
cahaya, sebagaian
cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda atau, jika benda
tersebut transparan, sebagian diteruskan. (Giancolli, 2001: 243).
Pada pemantulan cahaya terdapat dua jenis pemantulan, yaitu
an Baur Jika suatu berkas cahaya sejajar datang
pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut
akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu.Pemantulan
). Jika suatu berkas cahaya
pada permukaan yang rata seperti permukaan cermin
datar atau permukaan air yang tenang, maka pemantulannya teratur.
Hukum pemantulan : Sinar datang, sinar pantul, dan garis
erletak pada satu bidang
datar. Dan sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Secara

Gambar 2.2 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
atar ada 5 sifat yang
penting dari bayangan cermin datar, yaitu: (1) bayangan cermin
sama besar dengan benda yang berada di depan cermin, (2)
bayangan cermin itu tegak, artinya posisi tegaknya sama dengan
posisi tegaknya benda, (3) jarak bayangan ke cermin sama jauhnya
dengan jarak benda ke cermin, (4) bayangan cermin tertukar
sisinya, bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan, (5)


bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak
dapat ditangkap dengan layar (Giancolli, 2001: 246). Agar s
bayangan terlihat pada cermin datar, maka panjang cermin datar
tersebut harus memiliki kriteria besar panjang cermin. Besar
panjang cermin tersebut sebesar setengah dari tinggi badan/benda
(Widodo, 2009: 271).

d. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulnya ada
pada permukaan dalam bola, sehingga pusat cermin melengkung
menjauhi orang yang melihat (seperti gua) (Gianc
248). Cermin cekung akan mengumpulkan sinar pantulnya, dengan
begitu cermin cekung dapat dikatakan sebagai cermin
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Persamaan umum cermin :
Keterangan: s
Dan perbesaran benda dirumuskan:

bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak
dapat ditangkap dengan layar (Giancolli, 2001: 246). Agar s
bayangan terlihat pada cermin datar, maka panjang cermin datar
tersebut harus memiliki kriteria besar panjang cermin. Besar
panjang cermin tersebut sebesar setengah dari tinggi badan/benda
(Widodo, 2009: 271).


Gambar 2.3 Jalannya Sinar (a) dan Lukisan Pembentukan
Bayangan pada Cermin Datar (b)
Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulnya ada
pada permukaan dalam bola, sehingga pusat cermin melengkung
menjauhi orang yang melihat (seperti gua) (Gianc
248). Cermin cekung akan mengumpulkan sinar pantulnya, dengan
begitu cermin cekung dapat dikatakan sebagai cermin

Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung

Persamaan umum cermin :

Keterangan: s
0
= jarak benda, s
i
= jarak bayangan, f = jarak
fokus
Dan perbesaran benda dirumuskan:

(Giancolli, 2001: 252)
24
bayangan cermin merupakan bayangan semu (maya), artinya tidak
dapat ditangkap dengan layar (Giancolli, 2001: 246). Agar seluruh
bayangan terlihat pada cermin datar, maka panjang cermin datar
tersebut harus memiliki kriteria besar panjang cermin. Besar
panjang cermin tersebut sebesar setengah dari tinggi badan/benda
Lukisan Pembentukan
Bayangan pada Cermin Datar (b)
Cermin dikatakan cekung jika permukaan pemantulnya ada
pada permukaan dalam bola, sehingga pusat cermin melengkung
menjauhi orang yang melihat (seperti gua) (Giancolli, 2001:
248). Cermin cekung akan mengumpulkan sinar pantulnya, dengan
begitu cermin cekung dapat dikatakan sebagai cermin konvergen.
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
= jarak bayangan, f = jarak


Sinar
sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus F,
Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu
utama. Dan sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M akan
dipantulkan kembali melalui titik M. Untuk melukis bayangan yang
dihasilkan oleh cermin cekung dapat digunakan 2 di antara 3 sifat
sinar-sinar istimewa.
e. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan pada
cermin cembung maka berkas sinar akan dipantulkan menyebar
(divergen
cermin cembung
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada

Cermin cembung juga memiliki 3 sinar istimewa, yaitu: Sinar
datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah
berasal dari titik fokus F, Sinar datang menuju titik
dipantulkan sejajar sumbu utama.Dan Sinar datang menuju ke titik
pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali seolah
berasal dari titik M. Sifat bayangan yang dibentuk selalu: maya,
tegak, dan diperkecil
f. Pembiasan Cahaya
Pembiasan adala
karena cahaya melalui medium
2009: 305).
Willebrord Snell (1591
menggunakan teori

Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung
sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus F,
datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu
utama. Dan sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M akan
dipantulkan kembali melalui titik M. Untuk melukis bayangan yang
dihasilkan oleh cermin cekung dapat digunakan 2 di antara 3 sifat
sinar istimewa.
Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan pada
cermin cembung maka berkas sinar akan dipantulkan menyebar
divergen) seolah-olah berasal dari titik fokus. Oleh karena itu,
cermin cembung disebut cermin divergen.
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung

Cermin cembung juga memiliki 3 sinar istimewa, yaitu: Sinar
datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah
berasal dari titik fokus F, Sinar datang menuju titik
dipantulkan sejajar sumbu utama.Dan Sinar datang menuju ke titik
pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali seolah
berasal dari titik M. Sifat bayangan yang dibentuk selalu: maya,
tegak, dan diperkecil
Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya
karena cahaya melalui medium-medium yang berbeda (Widodo,
2009: 305). Hukum pembiasan didapatkan dengan percobaan oleh
Willebrord Snell (1591-1626) dan diturunkan dengan
menggunakan teori korpuskuler cahaya oleh Rene Descartes (1596
25
: Sinar datang
sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus F,
datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu
utama. Dan sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M akan
dipantulkan kembali melalui titik M. Untuk melukis bayangan yang
dihasilkan oleh cermin cekung dapat digunakan 2 di antara 3 sifat
Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan pada
cermin cembung maka berkas sinar akan dipantulkan menyebar
olah berasal dari titik fokus. Oleh karena itu,

Cermin Cembung
Cermin cembung juga memiliki 3 sinar istimewa, yaitu: Sinar
datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik fokus F, Sinar datang menuju titik fokus F akan
dipantulkan sejajar sumbu utama.Dan Sinar datang menuju ke titik
pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali seolah-olah
berasal dari titik M. Sifat bayangan yang dibentuk selalu: maya,
h peristiwa pembelokan arah rambat cahaya
medium yang berbeda (Widodo,
Hukum pembiasan didapatkan dengan percobaan oleh
1626) dan diturunkan dengan
cahaya oleh Rene Descartes (1596


- 1650). Hukum Snelilius dengan bentuk matematis adalah sebagai
berikut:
Dengan demikian hukum pembiasan cahaya adalah sinar
datang, sinr bias, garis normal terletak dalam satu bidang datar.
Sedangkan s
1) Sinar datang melalui medium kurang rapat dibiaskan
mendekati garis normal
2) Sinar datang melalui medium lebih rapat dibiaskan menjauhi
garis normal
3) Sinar datang tegak lurus dengan bidang datar akan
diteruskan.




Indeks bias ada 2 macam, yaitu indeks bias mutlak dan
indeks bias relatif. Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat
rambat cahaya di ruang hampa dengan cepat rambat cahaya di
dalam medium.
C = cepat rambat cahaya
Cn = cepat rambat cahaya di dalam medium (m/s)
n = indeks bias medium.
Sedangkan Indeks bias relatif adalah perbandingan antara
indeks bias medium satu dengan medium yang lain.
Indeks bias relatif medium air terhad

1650). Hukum Snelilius dengan bentuk matematis adalah sebagai
berikut:
n
1
sinq
1
= n
2
sinq
2
Dengan demikian hukum pembiasan cahaya adalah sinar
datang, sinr bias, garis normal terletak dalam satu bidang datar.
Sedangkan sifat pembiasan cahaya ada tiga, yaitu:
Sinar datang melalui medium kurang rapat dibiaskan
mendekati garis normal
Sinar datang melalui medium lebih rapat dibiaskan menjauhi
garis normal
Sinar datang tegak lurus dengan bidang datar akan
diteruskan.
Gambar 2.6 Pembiasan Cahaya

Indeks bias ada 2 macam, yaitu indeks bias mutlak dan
indeks bias relatif. Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat
rambat cahaya di ruang hampa dengan cepat rambat cahaya di
dalam medium.

C = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)
Cn = cepat rambat cahaya di dalam medium (m/s)
n = indeks bias medium.
Sedangkan Indeks bias relatif adalah perbandingan antara
indeks bias medium satu dengan medium yang lain.
Indeks bias relatif medium air terhadap medium kaca ditulis :
26
1650). Hukum Snelilius dengan bentuk matematis adalah sebagai
Dengan demikian hukum pembiasan cahaya adalah sinar
datang, sinr bias, garis normal terletak dalam satu bidang datar.

Sinar datang melalui medium kurang rapat dibiaskan
Sinar datang melalui medium lebih rapat dibiaskan menjauhi
Sinar datang tegak lurus dengan bidang datar akan
Indeks bias ada 2 macam, yaitu indeks bias mutlak dan
indeks bias relatif. Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat
rambat cahaya di ruang hampa dengan cepat rambat cahaya di
di ruang hampa (3 x 108 m/s)
Cn = cepat rambat cahaya di dalam medium (m/s)
Sedangkan Indeks bias relatif adalah perbandingan antara
indeks bias medium satu dengan medium yang lain. Contoh:
ap medium kaca ditulis :
27




na = indeks bias medium air
nk = indeks bias medium kaca
g. Pemantulan Sempurna
Pemantulan sempurna merupakan pemantulan cahaya yang
memiliki syarat-syarat tertentu. Pemantulan sempurna hanya terjadi
jika:
1) Sinar berasal dari medium rapat ke medium kurang rapat
2) Sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis atau sudut
batasnya. Sudut kritis adalah sudut datang dengan sudut bias
= 90
0
.
Proses pembentukan pemantulan sempurna seperti gambar
berikut.


Gambar 2.7 Arah Sinar Pembentukan Pementulan Sempurna

Sumber cahaya memancarkan cahaya ke segala arah misalnya
sinar A, B, C, dan D. Sinar Atidak mengalami pembiasan dan
pemantulan tetapi diteruskan. Sinar B dengan sudut datang i,
sebagian dipantulkan (B) dan sebagian dibiaskan (B)dengan sudut
bias r. Sedangkan sinar C dengan sudut datang ik juga mengalami
pemantulan (C) dan pembiasan (C) dengan sudut bias 90
0
. Akan
tetapi, sinar D dengan sudut datang i yang lebih besar dari ik
ternyata mengalami pemantulan seluruhnya atau dengan kata lain
mengalami pemantulan sempurna.
Contoh peristiwa pemantulan sempurna adalah
1) fatamorgana.
2) Berlian yang tampak berkilauan.
28



3) Pemantulan pada serat optik yang dipakai dalam kedokteran
sebagai alat lacak (probes) untuk memeriksa berbagai organ
dalam tubuh tanpa pembedahan.
4) Penggunaan serat optik dengan menggunakan sinar laser
sebagai pengganti arus listrik dan gelombang radio sebagai
pembawa sinyal. Hal tersebut karena gelombang cahaya
memiliki frekuensi lebih tinggi sehingga jumlah informasi
persatuan waktu yang disalurkan lebih banyak daripada
melalui kabel biasa atau gelombang radio.
h. Pembiasan cahaya pada Lensa
Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua
permukaan atau lebih dengan paling tidak salahsatu permukaannya
merupakan bidang lengkung. Lensa tipis merupaka lensa yang
ketebalannya diabaikan. Ada dua jenis lensa , yakni lensa cembung
(konveks) dan lensa cekung (konkaf). Lensa cembung memiliki
bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa ini
bersifat mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa
konvergen. Sedangkan lensa cekung memiliki bagian tengah yang
lebih tipis daripada bagian tepinya. Karena lensa ini bersifat
memencarkan sinar, maka dinamakan lensa divergen.
Pada lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa, yakni:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui
titik fokus.


Gambar 2.8 Arah Sinar Sejajar Sumbu Utama Lensa Cembung
2) Sinar datang melalui titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbu
utama.

Gambar 2.9 Arah Sinar Malaui Titik Fokus Lensa Cembung
29




3) Sinar datang melalui titik pusat optik lensa diteruskan tanpa
pembiasan.



Gambar 2.10 Arah Sinar Melalui Titik Pusat Optik Lensa
Cembung

Sedangakan pada lensa cekung juga memiliki tiga sinar
istimewa, yakni:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus.



Gambar 2.11 Arah Sinar Sejajar Sumbu Utama Lensa Cekung

2) Sinar datang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu
utama.



Gambar 2.12 Arah Sinar Menuju Titik Fokus Lensa Cekung
3) Sinar datang melalui titik pusat optik lensa diteruskan tanpa
pembiasan.




Gambar 2.13 Arah Sinar Melalui Titik Pusat Optik Lensa
Cekung
30



Untuk melukis bayangan dari lensa, minimal menggunakan
dua buah sinar istimewa baik dari lensa cembung maupun lensa
cekung. Contoh pembentukan bayangan pada lensa cembung




Gambar 2.14 Pembentukan Bayangan Lensa Cembung
Sifat bayangan yang terbentuk adalah: nyata, terbalik,
diperbesar. Sedangkan contoh pembentukan bayangan pada lensa
cekung adalah sebagai berikut:




Gambar 2.15 Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung
Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan
diperkecil.
Didalam lensa cembung maupun cekung memiliki bagian-
bagian ruang. bagian ruang inilah yang menjadikan dimana letak
benda berada dan bayangannya. Bagian ruang pada lensa cembung
seperti pada gambar berikut:



Gambar 2.16 Bagian Ruang pada Lensa Cembung
Sedangan bagian ruang pada lensa cekung adalah sebagai
ganbar berikut:


Gambar 2.17 Bagian Ruang pada Lensa Cekung
31



Keterangan gambar:
R III, R II, R I merupakan ruang benda
R 1, R 2, R 3 merupakan ruang bayangan benda.
Lensa cembung dan lensa cekung memiliki hubungan antara
titik fokus dengan jarak bayangna maupun jarak benda dan juga
tinggi benda dan tinggi bayangan. Hubungan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:

Dengan,
f = jarak ttik fokus
s
0
= jarak benda
s
i
= jarak bayangan benda
Dengan perbesaran bayangan sebesar:
atau,
Dengan, M = perbesaran bayangan
h
0
= tinggi benda, h
i
= tinggi benda
Sedangkan kekuatan sebuah lensa dapat kita ketahui dengan
persamaan:
Dengan,
P = Kekuatan lensa (Diptri)
f = titik fokus lensa
Perlu diingat juga lensa cembung memiliki jarak titik fokus
(f) bernilai negatif, dan lensa cembung memiliki jarak titik fokus
bernilai positif.

B. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat
menentukan keberhasilan peserta didik. Sebelum mengajar guru harus
mempersiapkan materi yang akan diberikan dan juga memilih metode dan
model pembelajaran yang tepat agar proses belajar dapat berhasil dengan
baik.
32



Proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL dengan bantuan
media CD interaktif merupakan suatu proses pembelajaran yang menuntut
siswa aktif dalam proses tersebut. Siswa yang akan mengalami proses
pembelajaran dari pemecahan suatu masalah sampai siswa mengetahui dan
mempelajari pengetahuan konsep yang didapatnya. Dengan begitu siswa juga
menggunakan pemikiran tingkat tinggi dalam proses pembelajaran. Pemikiran
tingkat tinggi ini salah satunya berfikir krittis. Dalam PBL sangat diharapkan
berfikir kritis siswa dapat terbentuk dan berkembang dengan sendirinya.
Dalam proses PBL dengan bantuan media CD interaktif juga
memberikan suatu permasalahan yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian setelah selesai mengalami proses pembelajaran, hasil
belajar siswa akan lebih baik dari hasil belajar sebelum menggunakan model
PBL maupun dengan model konvensional. Dan siswa juga dapat
mengaplikasikan pengetahuan atau konsep yang sudah didapatkannya dengan
baik dan benar sesuai konsep yang sudah didapat.

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan telaah pustaka, maka dapat disusun
hipotesis, yaitu: ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
dengan bantuan media CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari
berfikir kritis siswa pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas
VIII SMP Negeri 3 Batang tahun 2012/2013 yang selanjutnya disebut
hipotesis kerja (Ha). Untuk uji statistik dimunculkan hipotesis nol (Ho) yang
berbunyi : tidak ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
dengan bantuan media CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari
berfikir kritis siswa pada pokok bahasan optik geometrik semester II Kelas
VIII SMP Negeri 3 Batang tahun 2012/2013.




33

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 3 Batang tahun
pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 5 Juni 2013.

B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2010: 117). Jadi populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang
menjadi sumber pengambilan sampel. Sebagai populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 3 Batang tahun
pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 148 siswa yang terbagi menjadi 6
kelas yakni kelas VIIIA, kelas VIIIB, kelas VIIIC, kelas VIIID, kelas
VIIIE, dan kelas VIIIF.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Jadi sampel dapat diartikan
sebagai subyek yang dilibatkan langsung dalam penelitian yang dapat
mewakili keseluruhan populasi. Penentuan sampel dari populasi yaitu dua
kelas dari keenam kelas VIII semester II di SMP Negeri 3 Batang tahun
pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini sampelnya adalah kelas VIIIA
berjumlah 26 siswa dan kelas VIIID berjumlah 24 siswa.

34



C. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2010:118). Dalam penelitian ini akan dipilih dua kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara acak dengan teknik cluster random sampling dengan
pertimbangan setiap kelas dalam populasi dianggap sebagai kelas yang
homogen. Dari keseluruhan kelas VIII semester II SMP Negeri 3 Batang
dipilih 2 kelas secara acak satu kelas ditetapkan sebagai kelompok eksperiment
yang mendapatkan pembelajaran dengan model PBL dengan bantuan Media
CD interaktif dan satu kelas sebagai kelompok kontrol yang mendapatkan
pembelajaran konvensional. Dari pengambilan sampel ini didapatkan kelas
VIIIA sebagai kelas eksperiment dan kelas VIIID sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut,kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2010: 60). Dalam
penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
1. Variabel bebas (X)
Variable bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau
terikat (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini berupa
model PBL dengan bantuan Media CD interaktif.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen atau bebas
(Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini berupa hasil
belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa pada pokok bahasan optik
geometrik.

35



E. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh model PBL dengan
bantuan media CD interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis
siswa pada pokok bahasan optik geometrik. Penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2010: 107).
Dalam penelitian ini menggunakan Pretest-Postest Control Group Desaign.
Pretest-Postest Control Group Desaign digunakan pada dua kelompok yang
dipilih secara acak random, pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
(Sugiyono, 2010: 113). Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang sudah
ditentukan.
Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Eksperimen T-1 X : pengajaran dengan model
PBL dengan bantuan media
CD interaktif
T-2
Kontrol T-1 Y : pengajaran menggunakan
pembelajaran konvensional
T-2

F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data awal siswa yang
menjadi sampel penelitian. Data awal yang digunakan adalah nilai
ulangan mata pelajaran fisika materi sebelum optik geometrik.

36



2. Metode Angket Siswa
Menurut Sugiyono (2010: 199) angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Metode angket dilakukan untuk memperoleh tentang proses PBL dengan
bantuan CD interaktif siswa dalam pembelajaran pada saat dilakukan
penelitian eksperimen, caranya di akhir pembelajaran siswa mengisi
angket yang diberikan oleh guru.
3. Metode Tes tertulis
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur
ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti
(Arikunto, 2010: 266). Dengan demikian tes dapat digunakan seseorang
untuk mengukur pencapaian kemampuan dasar dan hasil belajar siswa
yang ditinjau dari berfikir kritis siswa. Tes ini juga digunakan sebagai
cara untuk memperoleh data kuantitatif yang selanjutnya diolah untuk
menguji hipotesis. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini adalah
tes tertulis. Pretest dan posttest yang digunakan sama. Tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini telah diteliti validitas dan reliabilitasnya
sebelum digunakan.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati,
secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Segala
sesuatu yang dibutuhkan atau alat yang dibituhkan dalam melaksanakan
penelitian merupakan variabel penelitian.
Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrumen tes dan media CD interaktif. Instrumen tes pada penelitian ini
adalah tes hasil belajar yang ditinjau dari berfikir kritis siswa untuk
mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VIII pada pokok
bahasan Optik Geometrik.
37



1. Media CD Interaktif
Media CD interaktif merupakan media yang digunakan dalam
membantu proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan
komputer. Media CD interaktif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengenai pokok bahasan optik geometrik.
2. Instrument Tes
Tes yang digunakan berupa tes tertulis utuk mengetahui hasil
belajar yang ditinjau dari sikap kritis siswa pada pokok bahasan optik
geometrik. Langkah-langkah penyusunan instrument tes adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan materi pokok
b. Menentukan bentuk tes yang digunakan
c. Menentukan alokasi waktu mengerjakan soal
d. Menentukan jumlah butir soal
e. Membuat kisi-kisi soal uji coba
f. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
g. Melakukan uji coba instrument di kelas VIIIC
h. Manganalisis hasil uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan taraf kesukaran tiap butir soal
i. Memilih butir soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, dan
mempunyai daya pembeda yang signifikan.
Instrumen tes dianalisis untuk mengetahui kriteria valid,
reliabel, indek kesukaran, dan mempunyai daya pembeda yang
signifikan.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berarti
menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
38



sesuai untuk mengukur kompetensi, yaitu untuk mengetahui
kevaliditas tiap soal.
Untuk menguji validitas tes bentuk uraian digunakan rumus
korelasi Product Moment (Arikunto, 2009: 72)

( ) ( ) ( ) ( )


=
2
2
2
2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY


Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi skor item dan skor total
N : banyaknya subyek
x : jumlah skor item
y : jumlah skor total
xy : jumlah perkalian skor item dengan skor total
x
2
: jumlah kuadrat skor item
y
2
: jumlah kua drat skor total
Menurut Arikunto (2009: 75) kriteria validitas tes adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.2 Kriteria tingkat validitas tes.
Kooefisien korelasi (r) Keterangan
0 0,20 Sangat rendah
0,21 0,40 Rendah
0,41 0,60 Cukup
0,6 0,80 Tinggi
0,8 1,0 Sangat tinggi

Jika r
hitung
lebih besar dari pada r
tabel
(r
11
> r
t
) maka instrumen tes
tersebut valid dan dapat digunakan sebagai tes evaluasi dalam proses
pembelajaran.
39



b. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2009 : 86) seperangkat tes dikatakan
reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Artinya apabila tes tersebut dapat dikenakan pada sejumlah subyek
yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau
relative sama.
Untuk menguji apakah instrument tes reliabel atau tidak
dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha. Menurut
(Arikunto, 2009: 109) untuk mencari reliabilitas digunakan rumus
alpha, sebagai berikut.
(
(

=

2
2
11
1
1
t
b
k
k
r


Keterangan:
r
11
: reliabilitas instrumen,
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal,
2
b

: jumlah varians skor tiaptiap item,


2
t

: varians total.
Jika r
hitung
lebih besar dari pada r
tabel
(r
11
> r
t
) maka instrumen tes
tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai tes evaluasi dalam
proses pembelajaran.
c. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009:
210). Semakin tinggi nilai daya beda soal, semakin mampu soal
tersebut membedakan peserta didik yang pandai dengan peserta didik
yang bodoh.
Menurut Arifin (2013: 277) Teknik yang digunakan untuk
menghitung daya pembeda bagi tes bentuk uraian adalah dengan
40



menghitung perbedaan dua buah rata-rata yaitu antara rata-rata dari
kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap
item. Rumus yang digunakan adalah :


Keterangan :
MH = rata-rata dari kelompok atas
ML = rata-rata dari kelompok bawah
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
n
i
= 27% x N (HG dan LG sama besar)
N = jumlah sampel
Klasifikasi daya pembeda :
Kemudian harga
hitung
t yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga
tabel
t dengan ) 1 ( ) 1 ( =
i i
n n dk dan = 5 %. Jika
hitung
t >
tabel
t maka
soal tersebut signifikan.
d. Taraf kesukaran
Menurut Arikunto (2009: 207) soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Jika suatu item atau tes
memiliki kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa tes
tersebut baik. Taraf kesukaran ini digunakan untuk mengetahui butir
soal termasuk sukar, sedang atau mudah. Menurut Arifin (2013: 273)
cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah
menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar
atau ada di bawah batas lulus untuk tiap-tiap soal. instrumen perlu
diuji tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:



100 %

|
|

\
|

+

=
) 1 (
) (
2
2
2
1
i i
n n
X X
ML MH
t

2
i
x

2
2
x
41



Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
Kriteria taraf kesukaran sebuah soal dapat dilihat dalam tabel 3.4
dibawah ini.
Tabel 3.4 Kriteria tingkat kesukaran item soal.
Interval IK Kriteria
0% < TK 27%
27% < TK 72%
72% < TK < 100%
Mudah
sedang
sukar
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa :
Ada tiga kriteria tingkat kesukaran soal.
1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%,
termasuk mudah
2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai
dengan 72% termasuk sedang
3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% keatas, termasuk
sulit.
Batas lulus ideal skor tiap item mencapai 6, skala nol sampai
sepuluh (Arifin, 2013: 273). Dengan demikian, siswa lulus
memperoleh skor mencapai 60% tiap nomor soal.

H. Metode Analisis Data
1. Teknik Analisa Data Awal
Analisis data tahap awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi.
Adapun data yang dianalisis tahap awal ini adalah data nilai fisika pada
nilai ulangan fisika siswa materi sebelumnya.
a. Uji Normalitas
Menurut Sudjana (2005: 466) uji kenormalan yang digunakan
adalah menggunakan rumus uji lillifors sebagai berikut :
42



1) Hipotesis
Ho = Sampel dari populasi berdistribusi normal.
H
a
= Sampel tidak dari populasi berdistribusi normal.
2) Prosedur
a)
n
X X X ., . . . . . , ,
2 1
dijadikan bilangan baku
n
Z Z Z ......, , ,
2 1

dengan rumus :
S
X X
Z
i
i

=
keterangan:
i
Z = bilangan baku
i
X = data hasil pengamatan

X
= rata-rata sample
S = simpangan baku sample
=
( )
1

n
X X
i

b) Data dari sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor
tertinggi
c) Dengan data distribusi normal baku dihitung peluang
( ) ( )
i i
Z Z P Z F =
d) Menghitung proporsi
i n
Z Z Z Z ......, , ,
2 1

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( )
i
Z maka :
( )
N
Z yang Z Z Z Banyaknya
Z S
i n
i

=
........., , ,
2 1

e) Menghitung selisih ( ) ( )
i i
Z S Z F dan menentukan harga
mutlaknya
f) Ambil harga terbesar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut, harga terbesar ini dinamakan Lo
g) Bandingkan Lo dengan
tabel
L , pada taraf signifikan 0,05.

43



3) Kesimpulan
1) Jika Lo <
tabel
L , maka Ho diterima
2) Jika Lo >
tabel
L , maka Ho ditolak
Catatan:
tabel
L diperoleh dari tabel lilliefors
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sampel ini bertujuan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai
berikut:
H
0
= Sampel homogen
H
a
= Sampel tidak homogen
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai
berikut:

(Sudjana, 2005: 249)


Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis H
0
adalah:



(Sudjana, 2005: 250)
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak,
jika F
hitung
< F
tabel
maka H
0
diterima. F
hitug
dilihat pada F
tabel
dengan
= 5 % dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu
dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu.
Berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau
dikatakan homogen.
c. Uji Kesamaan Sampel
Uji kesamaan sampel (uji t dua pihak) dilakukan untuk
mengetahui apakah keadaan awal (hasil belajar materi sebelumnya)
sampel I dan sampel II mempunyai kesamaan. Hipotesis yang diuji
sebagai berikut:
Ho:
1
=
2
(rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 sama dengan
rata-rata hasil belajar kelas sampel II)
44



Ha:
1

2
(rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 tidak sama
dengan rata-rata hasil belajar kelas sampel II)
Menurut Sudjana (2005 : 243) jika
2 1
= artinya sampel berasal
dari varians homogen, maka statistik yang digunakan :
2 1
2 1
1 1
n n
s
x x
t
+

= ,dengan
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1 1 2
+
+
=
n n
S n S n
S
Keterangan :
t = perbedaan rata-rata hasil belajar
S = simpangan baku
1
x
= nilai rata-rata kelompok sampel 1
2
x
= nilai rata-rata kelompok sampel 2
n
1
= jumlah sampel kelompok sampel 1
n
2
= jumlah sampel kelompok sampel 2
S
2
= varians gabungan
2
1
S
= varians kelompok sampel 1
2
2
S
= varians kelompok sampel 2
Sedangkan apabila kedua varians sampel tidak homogen
2 1
, menurut Sudjana (2005: 243) rumus yang digunakan adalah:

|
|

\
|
+
|
|

\
|

=
2
2
2
1
2
1
2 1
'
n
S
n
S
x x
t
Keterangan :
t = perbedaan rata-rata hasil belajar
1
x
= nilai rata-rata dari kelompok sampel 1
2
x
= nilai rata-rata dari kelompok sampel 2
2
1
S
= varians dari kelompok sampel 1
2
2
S
= varians dari kelompok sampel 2
45



S = simpangan baku
S
2
= varians gabungan
n
1
= jumlah siswa pada kelompok sampel 1
n
2
= jumlah siswa pada kelompok sampel 2
Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika t
(1-1/2

)
< t < t
(1-1/2

).
Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah (n
1
+n
2
- 2) dengan
peluang (1- 1/2).
2. Teknik Analisis Data Akhir
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pretest
dan postest (hasil belajar) peserta didik pada suatu kelas berdistribusi
normal atau tidak. Menurut Sudjana (2005: 466) uji kenormalan yang
digunakan adalah menggunakan rumus uji lillifors sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho = Data berdistribusi normal.
H
a
= Data tidak berdistribusi normal.
2) Prosedur
a)
n
X X X ., . . . . . , ,
2 1
dijadikan bilangan baku
n
Z Z Z ......, , ,
2 1

dengan rumus :
S
X X
Z
i
i

=
keterangan:
i
Z = bilangan baku
i
X = data hasil pengamatan

X
= rata-rata sample
S = simpangan baku sample
=
( )
1

n
X X
i

b) Data dari sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor
tertinggi
c) Dengan data distribusi normal baku dihitung peluang
46



( ) ( )
i i
Z Z P Z F =
d) Menghitung proporsi
i n
Z Z Z Z ......, , ,
2 1

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( )
i
Z maka :
( )
N
Z yang Z Z Z Banyaknya
Z S
i n
i

=
........., , ,
2 1

e) Menghitung selisih ( ) ( )
i i
Z S Z F dan menentukan harga
mutlaknya
f) Ambil harga terbesar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut, harga terbesar ini dinamakan Lo
g) Bandingkan Lo dengan
tabel
L , pada taraf signifikan 0,05
3) Kesimpulan
Jika Lo <
tabel
L , maka Ho diterima
Jika Lo >
tabel
L , maka Ho ditolak
Catatan:
tabel
L diperoleh dari tabel lilliefors
b. Uji Homogenitas
Jika sampel berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas. Penghitungan uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data pretest dan posttest yang diteliti memiliki
varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan sama dengan
pada analisis data awal. Analisis uji homohenitas ini sama dengan
analisis uji homogenitas data awal.
c. Uji t
Dalam analisis hasil pretest siswa menggunakan analisis uji t
dua pihak. Hal ini digunakan untuk mengetahui kedua kelas memiliki
kemampuan awal yang sama atau tidak. Hipotesis yang diujikan dan
analisis perhitungannya sama dengan analisis kesamaan rata-rata data
awal di atas.
47



Dalam analisis hasil posttest (hasil belajar) menggunakan
analisis uji-t pihak kanan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, atau
kedua kelas memiliki hasil belajar yang sama.
Menurut Sudjana (2005 : 243) langkah langkah uji kesamaan rata
rata sebagai berikut :
a) Menentukan hipotesis
Ho:
1
=
2
(rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sama
dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol)
Ha:
1
>
2
(rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik
dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol)
b) Menentukan
c) Jika
2
2
2
1
= , maka rumus t yang di gunakan




Dimana :



keterangan :
2
S = varians
1
X = rata rata hasil pembelajaran yang di kenai treatmen
2
X = rata rata hasil pembelajaran yang di kenai tidak
treatmen
1
n = banyaknya siswa kelompok eksperimen
|
|

\
|
+

=
2 1
2 1
1 1
n n
S
x x
t
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1 2
+
+
=
n n
S n S n
S
( )
( ) 1
1 1
2
1
2
1 1 2
1

=

n n
x x n
S
( )
( ) 1
2 2
2
2
2
2 2 2
2

=

n n
x x n
S
48



2
n = banyaknya siswa kelompok kontrol
2
1
S = varians kelas eksperimen
2
2
S = varians kelas kontrol
d) Jika
2
2
2
1
, maka rumus t yang di gunakan


Keterangan :
1
x = rata rata kelompok 1
2
x = rata rata kelompok 2
Kriteria pengujian adalah terima
0
H jika


Dengan
2
2
2
2
1
2
1
1
,
n
S
w
n
S
w = =
) 1 1 ( ), 1 ( 1
=
n
t t


) 1 2 ( ), 1 ( 2
=
n
t t


Keterangan :
2
1
S = varians kelompok 1

2
1
S = varians kelompok 2

1
n = jumlah sampel kelompok 1

2
n = jumlah sampel kelompok 2
Kriteria pengujian hipotesis adalah
0
H

jika t
hitung
lebih
kecil dari t
tabel
(
) 1 (
< t t ), dengan % 5 = dan dk = 2
2 1
+ n n
dan peluang ) 1 ( untuk harga lain
0
H ditolak.
d. Uji korelasi
Dalam uji korelasi penelitian ini, hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut:
2
2
2
1
2
1
2 1 '
n
S
n
S
x x
t
+

=
2 1
2 2 1 1 '
w w
t w t w
t
+
+
<
49



Ho: tidak ada pengaruh model PBL bantuan media CD interaktif
terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa. (tidak
ada korelasi).
Ha: ada pengaruh model PBL bantuan media CD interaktif terhadap
hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa (terdapat korelasi).
Menurut Sudjana (2005: 369) untuk mencari korelasi antara
variabel bebas dengan variabel terikat digunakan rumus korelasi
product moment, dengan rumus:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy


=

Keterangan:
r
xy
= koefesiensi korelasi antara X dan Y
X = nilai siswa dengan pemberian model PBL dengan bantuan
media CD interaktif
Y = hasil belajar siswa ditinjau dari berfikir kritis setelah
diberi perlakuan model PBL dengan bantuan CD interaktif.
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y
XY = jumlah perkalian X dan Y
N = jumlah subjek
Kriteria pengujian hipotesis :
Dengan taraf signifikan 5% harga r
hitung
dikonsultasikan dengan harga
r
tabel
. Jika : r
hitung
lebih kecil dari r
tabel
, maka terima Ho dan
r
hitung
lebih besar dari r
tabel
, maka H
a
(hipotesis alternatif) diterima.
Setelah diketahui harga r
hitung
, selanjutnya

mencari indeks
determinasi R
2
. Indeks determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Rumus yang digunakan adalah:
R
2
= r
xy
2
x 100% Dimana r
xy
adalah r
hitung.



50

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
Penelitian akan berjalan dengan baik jika sebelum penelitian
dilaksanakan persiapan terlebih dahulu. Dalam tahap persiapan, hal yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Semester II SMP Negeri 3 Batang tahun ajaran 2012/2013.
b. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara
cluster random sampling, dimana diambil dua kelas, yaitu kelas
VIIIA sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran PBL
dengan bantuan media CD interaktif dan kelas VIIID sebagai kelas
kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum kedua kelas diberi perlakuan dengan masing-masing
model pembelajaran yang telah ditentukan. Data yang diambil adalah
nilai hasil ulangan fisika materi sebelumnya. Data ini selanjutnya akan
dianalisis untuk mengetahui apakah kedua sampel dari keadaan yang
sepadan dengan populasi.

B. Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba tes dilaksanakan pada siswa kelas uji coba yaitu kelas VIIIC.
Soal yang diberikan merupakan jenis soal uraian dengan jumlah 7 butir soal
dengan alokasi waktu 80 menit.
1. Langkah langkah Uji Coba Instrumen
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
51



a. Menyusun soal tes instrumen penelitian. Langkah-langkah
penyusunan soal tes sebagai berikut:
1) Menentukan materi pokok
2) Menentukan bentuk tes yang digunakan yaitu uraian
3) Menentukan alokasi waktu mengerjakan soal yaitu 80 menit
4) Menentukan jumlah butir soal
5) Membuat kisi-kisi soal uji coba
6) Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
7) Melakukan uji coba instrumen di kelas VIIIC
b. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tes
c. Menentukan butir soal yang digunakan sebagai alat ukur
penelitian.
2. Analisis Uji Instrumen
Setelah dilakukan uji coba di kelas VIIIC SMP Negeri 3 Batang
diperoleh data yang diperlukan untuk menentukan validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran soal.
a. Validitas Soal
Untuk menghitung validitas butir soal menggunakan rumus
korelasi product moment yaitu:
} Y) ( X }{N X) ( X {N
Y) X)( ( XY N
r
2 2 2 2
xy


=
Hasil dari perhitungan validitas butir soal dengan harga
kritik r product moment, untuk % 5 = dengan n = 24 diperoleh
r
tabel
= 0,404, dikatakan valid apabila r
xy
lebih besar dari r
tabel
.
Berikut hasil uji validitas butir soal.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Validitas Butir Soal.
Butir
Soal
X Y XY X
2
Y
2
r
xy
r
tabel
Kriteria
1 108 819 3822 540 29561 0,46 0,404 Valid
52



2 125 819 4486 731 29561 0,614 0,404 Valid
3 108 819 3817 520 29561 0,56 0,404 Valid
4 156 819 5562 1080 29561 0,73 0,404 Valid
5 126 819 4302 684 29561 0,01 0,404 Invalid
6 101 819 4028 763 29561 0,79 0,404 Valid
7 95 819 3544 485 29561 0,72 0,404 Valid

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa soal nomor
lima tidak valid. Sedangkan soal-soal lainnya valid.
Untuk perhitungan lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran 21.
b. Reliabilitas
Kriteria pengujiannya adalah jika r
hitung
lebih besar dari
r
tabel
maka soal dikatakan reliabel. Dari hasil perhitungan r
hitung
sebesar 0,59 dan dari harga kritik r product moment, untuk
% 5 = dengan n = 24 diperoleh r
tabel
sebesar 0,404, karena r
hitung
lebih besar dari r
tabel
maka soal dapat dikatakan reliabel.
Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 22.
c. Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang
termasuk kelas berkemampuan tinggi dan siswa yang termasuk
kelas berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan
menggunakan rumus :


Dari hasil perhitungan soal nomer satu sampai soal nomor tujuh
didapatkan hasil daya beda soal seperti pada tabel 4.2 dibawah:
Tabel 4.2. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
No.Soal t
hitung
t
tabel
Kriteria
1 5 1,78 Sign
2 3,66 1,78 Sign
( )
( ) 1
2
2
2
1

=

i i
n n
x x
ML MH
t
53



3 2,15 1,78 Sign
4 2,12 1,78 Sign
5 0,34 1,78 tdk sign
6 4,2 1,78 Sign
7 2,44 1,78 Sign

Dari hasil perhitungan didapatkan soal nomor lima
merupakan soal yang mempunyai daya beda yang tidak
signifikan. Dan soal 1,2,3,4,6, dan 7 memiliki daya beda soal
yang signifikan. Perhitungan daya pembeda tes dapat dilihat
lampiran 23.
d. Taraf kesukaran Soal
Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus :



100 %
Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
Berikut hasil perhitungan taraf kesukaran butir soal.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Taraf Kesukaran
No. Soal
Jumlah
Siswa
Jumlah
Gagal
TK Kriteria
1 24 12 50 Sedang
2 24 13 54,167 Sedang
3 24 8 33,33 Sedang
4 24 6 25 Mudah
5 24 9 37,5 Sedang
6 24 11 45,83 Sedang
7 24 19 79,17 Sukar


54



Perhitungan taraf kesukaran tes dapat dilihat lampiran 24.
Dari hasil uji coba instrument tes dapat disimpulkan, bahwa soal
yang memenuhi syarat sesuai validitas, taraf kesukaran, dan daya beda
soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, dan 7. Sedangkan yang tidak
memenuhi syarat validitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal soal
nomor lima. Dengan demikian peneliti menggunakan enam soal
sebagai soal instrumen penelitian. Kajian selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 20.

C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 18 Mei 2013 sampai tanggal 5 Juni
2013. Langkah yang dilaksanakan pada saat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan untuk memperoleh nilai awal
sebelum kedua kelas diberikan perlakuan masing-masing. Sehingga
kemampuan hasil belajar yang ditinjau dari berfikir kritis siswa dapat
diketahui.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan model PBL dengan bantuan media
CD interaktif pada kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional
pada kelas kontrol.
3. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan untuk memperoleh data akhir
4. Memberikan angket siswa sesudah pembelajaran selesai pada kelas
eksperimen
5. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan data akhir kelas
eksperimen dan kelas kontrol, serta angket siswa kelas eksperimen,
sehingga permasalahan yang telah dirumuskan didapat jawabannya.
D. Analisis Hasil Penelitian
Analisis penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut:

55



1. Analisis Data Awal
Analisis awal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel kelas
eksperimen (model PBL dengan bantuan media CD interaktif), dan
sampel kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) dari keadaan
yang sepadan atau sama dengan populasi. Data yang digunakan adalah
data nilai tes ulangan fisika materi sebelumnya dari siswa kelas VIIIA,
dan VIIID SMP Negeri 3 Batang.
a. Uji Normalitas
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H
0
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H
a
: sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji lilliefors.
Kriteria pengujian hipotesis uji liliefors adalah jika L
o
(nilai
tertinggi dari perhitungan) lebih kecil dari L
tabel
dengan = 5 %
maka H
o
diterima. Setelah H
0
diuji dengan uji Lilliefors, maka
hasilnya dapat disusun seperti pada table 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Awal.
Kelompok N L
0
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen
Kontrol
26
24
0,1141
0,1041
0,1699
0,1766
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal

Untuk kajian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 7.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sampel ini bertujuan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H
0
:
2
1
=
2
2
berarti varians kedua kelompok sama (homogen).

56



H
a
:
2
1

2
2
berarti varians kedua kelompok tidak sama ( tidak
homogen).
Dari perhitungan data awal kelas sampel I dan kelas sampel
II, didapat varians gabungan dengan taraf nyata = 5%, tolak
hipotesis
0
H jika F
hitung
lebih besar dari F
tabel
(

, di mana:
V
1
adalah dk pembilang untuk n-1
V
2
adalah dk penyebut untuk n-1
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat F
hitung
= 0,879882
dan F
tabel
dengan = 5 %, V
1
= 26 1 = 25, V
2
= 24 1 = 23,
maka 1
) 23 , 25 , 05 , 0 (
) , (
2
1
2 1
= = F F
V V
,99. Karena F
hitung
lebih kecil dari
F
tabel
maka Ho diterima, artinya kedua kelompok mempunyai
varians yang sama (homogen). Penyajian dan penghitungan data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
c. Uji Kesamaan Sampel
Hipotesis yang diuji sebagai berikut:
Ho:
1
=
2
(rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 sama dengan
rata-rata hasil belajar kelas sampel II)
Ha:
1

2
(rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 tidak sama
dengan rata-rata hasil belajar kelas sampel II)
Dari data kelas sampel I dan kelas sampel II dilakukan
perhitungan kesamaan sampel. Ho diterima jika t
(1-

)
< t
hitung
<
t
(1-

)
, dengan t
(1-

2 26 24 2
48 dan = 0,05. Diperoleh t
tabel
sebesar 2,011. Dan perhitungan
diperoleh t
hitung
sebesar 0,01.
Karena t
hitung
lebih kecil t
tabel
maka Ho diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas sampel I
(kelas eksperimen) sama dengan rata-rata hasil belajar kelas sampel
II (kelas kontrol) dan artinya keadaan kedua sampel sama.
57



Penyajian dan penghitungan data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 9.

2. Analisis Hasil Pretest.
a. Uji Normalitas
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H
0
: data berdistribusi normal.
H
a
: data tidak berdistribusi normal.
Uji normalitas pretest dalam penelitian digunakan uji lilliefors.
Setelah H
0
diuji dengan uji lilliefors pada lampiran 29, maka hasilnya
dapat disusun seperti pada table di bawah ini:
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelompok N L
0
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen
Kontrol
26
24
0,0948
0,1129
0,1699
0,1766
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sampel ini bertujuan untuk mengetahui apakah
data pretest yang diteliti mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H
0
:
2
1
=
2
2
berarti varians data kedua kelompok sama (homogen).
H
a
:
2
1

2
2
berarti varians data kedua kelompok tidak sama ( tidak
homogen).
Dari perhitungan data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol, didapat varians gabungan dengan taraf nyata = 5%, tolak
hipotesis
0
H jika F
hitung
lebih besar dari F
tabel
(

, di mana:
V
1
adalah dk pembilang untuk n-1
V
2
adalah dk penyebut untuk n-1
58



Berdasarkan hasil perhitungan, didapat F
hitung
= 0,770305 dan
F
tabel
dengan = 5 %, V
1
= 26 1 = 25, V
2
= 24 1 = 23, maka
1
) 23 , 25 , 05 , 0 (
) , (
2
1
2 1
= = F F
V V
,99. Karena F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
maka
Ho diterima, artinya varians data kedua kelompok sama (homogen).
Penyajian dan penghitungan data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 30.
c. Uji Kesamaan Rata-rata Pretest
Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
Ho:
1
=
2
(rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sama dengan
rata-rata hasil pretest kelas kontrol)
Ha:
1

2
(rata-rata hasil pretest kelas eksperimen tidak sama
dengan rata-rata hasil pretest kelas kontrol)
Dari data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
penghitungan kesamaan rata-rata hasil pretest. Ho diterima jika t
(1-

)
< t
hitung
< t
(1-

)
, dengan t
(1-

) .

2
26 24 2 48 dan = 0,05. Diperoleh t
tabel
sebesar 2,011. Dari
perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 0,278. Karena t
hitung
lebih kecil
dari t
tabel
maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-
rata hasil pretest kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil pretest
kelas kontrol dan artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang
sama sebelum pembelajaran. Penyajian dan penghitungan data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
3. Analisis Tes Akhir (Posttest).
a. Uji Normalitas
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H
0
: data berdistribusi normal.
H
a
: data tidak berdistribusi normal.
Uji normalitas data posttest dalam penelitian digunakan uji
lilliefor. Setelah H
0
diuji dengan uji lilliefors pada lampiran 35, maka
hasilnya dapat disusun seperti pada table di bawah ini:
59



Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelompok N L
0
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen
Kontrol
26
24
0,1299
0,1477
0,1699
0,1766
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sampel ini bertujuan untuk mengetahui apakah
data akhir (posttest) yang diteliti mempunyai varians yang sama atau
tidak. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H
0
:
2
1
=
2
2
berarti varians data kedua kelompok sama (homogen).
H
a
:
2
1

2
2
berarti varians data kedua kelompok tidak sama ( tidak
homogen).
Dari perhitungan data akhir (posttest) kelas eksperimen dan
kelas kontrol, didapat varians gabungan dengan taraf nyata = 5%,
tolak hipotesis
0
H jika F
hitung
lebih besar dari F
tabel
(

, di
mana:
V
1
adalah dk pembilang untuk n-1
V
2
adalah dk penyebut untuk n-1
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat F
hitung
sebesar 0,89405
dan F
tabel
dengan = 5 %, V
1
= 26 1 = 25, V
2
= 24 1 = 23, maka
1
) 23 , 25 , 05 , 0 (
) , (
2
1
2 1
= = F F
V V
,99. Karena F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
maka
Ho diterima, artinya kedua kelompok mempunyai varians data yang
sama (homogen). Penyajian dan penghitungan data selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 36.
c. Uji Kesamaan Rata-rata Posttest
Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
Ho:
1
=
2
(rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sama dengan
rata-rata hasil belajar kelas kontrol)
60



Ha:
1
>
2
(rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari
rata-rata hasil belajar kelas kontrol)
Dari data akhir (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan penghitungan kesamaan rata-rata hasil belajar yang ditinjau
dari berfikir kritis. Ho diterima jika t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
, dengan
t
(1-

)
sama dengan t
tabel
. Dengan

2 26 24
2 48 dan = 0,05. Diperoleh t
tabel
sebesar 1,677. Dan dari
perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 3,143.
Karena t
hitung
lebih besar dari t
tabel
maka Ho ditolak, sehingga
rata-rata hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa kelas kelas
eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar tinjau dari berfikir
kritis kelas kontrol. Serta dari data perhitungan diperoleh bahwa rata-
rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 74,3 dan kelas kontrol
sebesar 63,6. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa hasil
belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa kelas eksperimen lebih besar
dari hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa kelas kontrol.
Penyajian dan penghitungan data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 37.
4. Analisi Pengaruh Model PBL Bantuan Media CD Interaktif Terhadap
Hasil Belajar Ditinjau dari Berfikir Kritis Siswa.
a. Uji Korelasi
Dengan menggunakan rumus product moment dapat dicari
koefisien korelasi antara model PBL bantuan media CD interaktif
terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa. Data yang
digunakan dari data akhir siswa kelas eksperimen.
Hipotesis yang akan diuji:
Ho: tidak ada pengaruh model PBL bantuan media CD interaktif
terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa. (tidak ada
korelasi).
Ha: ada pengaruh model PBL bantuan media CD interaktif terhadap
hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa (terdapat korelasi).
61



Hasil dari perhitungan korelasi yang dikonvensikan dengan
harga kritik r product moment, untuk % 5 = dengan n = 26 diperoleh
r
tabel
sama dengan 0,388. Kriteria pengujian hipotesis, terima Ho
apabila r
xy
lebih kecil dari r
tabel
. Terima Ha jika hasil lainya. Dari
lampiran 39 penghitungan koefisien korelasi diketahui:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Korelasi
N X Y X
2
Y
2
XY r
xy
r
tabel
Kesimpulan
26 2091 1932,6 169683,0 147068,7 157290,7 0,82 0,388 r
hitung
> r
tabel


Karena harga r
hitung
lebih besar dari r
tabel
( 0,82 > 0,388) maka
Ha diterima sehingga terdapat korelasi pada kedua aspek tersebut.
Artinya pembelajaran fisika dengan model PBL dengan bantuan
media CD interaktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa.
b. Indek Determinasi
Besarnya hubungan koefisien korelasi ditentukan oleh koefisian
determinasi yang diperoleh dengan rumus:
R
2
= r
xy
2
x 100%
= (0,82)
2
x 100%
= 67,16 %
Dari perhitungan indek determinasi di atas dapat disimpulkan
bahwa besarnya pengaruh model PBL dengan bantuan media CD
interaktif terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa
sebesar 67,16%.




62

BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian pada bab empat menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model PBL dengan bantuan media CD interaktif berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa ditinjau dari berfikir kritis siswa pada pokok bahasan optik geometrik kelas
VIII semester II SMP Negeri 3 Batang. Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada
hasil uji statistik korelasi yang menunjukkan bahwa harga r
hitung
lebih besar dari r
tabel
(
0,82 > 0,388). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL dengan bantuan media CD
interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar yang ditinjau dari berfikir kritis siswa. Dan
dari perhitungan indek determinasi menunjukkan bahwa hasil belajar yang ditinjau dari
berfikir kritis siswa 67,16 % dipengaruhi model PBL dengan bantuan media CD interaktif
dan 32,84 % dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Hal ini juga diperkuat dari nilai rata-rata posttest siswa yang menggunakan model
PBL dengan bantuan CD interaktif berbeda dengan siswa yang menggunakan model
konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model PBL dengan bantuan media
CD interaktif nilai rata-ratanya sebesar 74,3. Sedangkan hasil belajar siswa yang
menggunakan model konvensional sebesar 63,6. Dan hasil perhitungan uji-t siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh t
hitung
sebesar 2,236095, dan t
tabel
sebesar 1,677.
Dengan kriterian pengujian untuk = 5 % diperoleh t
hitung
lebih besar dari t
tabel
maka H
0

ditolak. Dengan demikian, hasil belajar pada penerapan model PBL dengan bantuan
media CD interaktif menunjukkan ketuntasan belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran model konvensional.
Sebelum siswa diberi perlakuan dengan masing-masing model yang sudah
ditentukan, siswa diberi pretest terlebih dahulu. Pretest ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan awal siswa. Dari hasil nilai rata-rata pretest siswa yang menggunakan model
PBL dengan bantuan media CD interkatif sebesar 44,99. Sedangkan siswa yang
menggunakan model konvensional nilai rata-rata pretest siswa sebesar 43,9. Dari hasil uji
rata-rata nilai pretest diperoleh t
tabel
sebesar 2,011. Dari perhitungan diperoleh t
hitung

sebesar 0,278. Karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
maka Ho diterima. Sehingga kedua kelas
tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest siswa kedua kelas tidak ada
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan kemampuan
awal siswa sebelum kedua kelas tersebut diberi perlakuan dengan model pembelajaran
yang sudah ditentukan.
63



Dari hasil posttest dan pretest di atas, menunjukkan bahwa adanya perbedaan nilai
rata-rata siswa. Perbedaan ini adalah nilai rata-rata posttest lebih baik dari pada nilai rata-
rata pretest siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pretest dan posttest siswa.
Hasil nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen sebesar 44,99 sedangkan nilai
rata-rata postest siswa sebesar 74,3. Pada kelas kontrol nilai pretest siswa sebesar 43,9
dan nilai rata-rata posttest siswa sebesar 63,6. Perbedaan nilai rata-rata siswa ini terjadi
karena adanya perlakuan yang dialami kedua kelas setelah pretest dilakukan. Pada kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan model PBL dengan bantuan media CD interaktif.
Sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan model konvensional.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Slameto (2010: 3) yang berpendapat
bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan, tidak statis satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna begi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya, perubahan dalam hal
ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai yang dicapai. Hal ini juga selaras dengan
pendapat Slameto (2010 : 54-71) bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern dari siswa yang
belajar. Faktor internal dalam penelitian ini adalah sifat kritis siswa. Sifat kritis siswa
akan terlihat dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen. Dalam proses pembelajaran
dengan model PBL dengan bantuan CD interaktif sifat kritis siswa meningkat. Dan
model PBL dengan bantuan CD interaktif merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Model PBL dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen merupakan faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model PBL pada penelitian ini sangat
berperan dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan berfikir kritis siswa.
Sehingga sifat kritis siswa meningkat begitu pula dengan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen. Hal ini selaras dengan pendapat Margetson (1994, dikutip oleh Rusman,
2011: 230) yang mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka,
reflektif, kritis, dan belajar aktif.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Agus Salim tentang pengaruh
model pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia terhadap hasil belajar fisika
siswa SMK Negeri 11 Semarang. Dari penelitian Agus Salim disimpulkan bahwa model
64



pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia berpengaruh terhadap hasil belajar
fisika.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian Ermi Agustina tentang
penerapan media pembelajaran berupa CD ineteraktif untuk meningkatkan keterampilan
berfikir kritis dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X di SMA 11
Semarang. Dari penelitian Ermi Agustina disimpulkan bahwa media pembelajaran berupa
CD interaktif mampu meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan hasil belajar siswa.


65



KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam
skripsi ini. Berikut kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian:
1. Pembelajaran dengan model PBL dengan bantuan media CD interaktif
berpengaruh terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa
2. Besar pengaruh model PBL dengan bantuan media CD interaktif
terhadap hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa sebesar 67,16
persen

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas. Maka saran
yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kepada Guru
Pembelajaran PBL dengan bantuan media CD interaktif dapat menjadi
alternatif diantara banyak model dan media pembelajaran fisika yang
mampu mempengaruhi hasil belajar dan berfikir kritis siswa.
2. Kepada Lembaga Terkait
Diperlukan dukungan dari lembaga atau instansi terkait untuk
mensosialisasikan penggunaan pembelajaran model PBL dengan
bantuan media CD interaktif di sekolah melalui seminar, pelatihan guru,
maupun MGMP.
3. Kepada Peneliti yang Berminat
Model PBL dengan bantuan media CD interkatif merupakan
kombinasi model dan media yang perlu dikembangkan kembali,
sehingga akan lebih baik.


66



DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Emi. 2012. Penerapan Media Pembelajaran Berupa CD Ineteraktif
untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
pada Materi Ekosistem Kelas X di SMA 11 Semarang. Skripsi: IKIP PGRI
Semarang.

Amri, Sofan dan Lif Khoiru A. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif
dalam Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
------. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka
Cipta.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Arsyat, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta.

Dalim, Agus. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMK Negeri
11 Semarang. Skripsi: IKIP PGRI Semarang.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fajri, Emzul dan Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Jakarta: Difa Publisher.
Fisher, Alec. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika: Edisi Kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Komalasari, Mardiana. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMP Kelas VII
pada Pembelajaran Fisika. Skripsi: UPI Bandung.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
67



Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D ). Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogja.
Widodo, Tri dkk. 2009. IPA Terpadu: untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional.


68






69



DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
KELAS VIIIA
No Nama Kode
1 ANDRIA PERWIRA AWANDA E - 1
2 ARIEF AJI PRASETYAWAN E 2
3 BETA KHALEDA TRIANANDA E 3
4 CEYSIA DESTANAYA EKYAN PUTRI E 4
5
CHOERUL ALFIAN PUTRANTO
E 5
6 CYNTIA MAROM E 6
7 DIAN NUGRAHENI E 7
8 DIYAH RACHMAWATI PRASETIANI E 8
9 FAUSTA DHAFIN E 9
10 HAYUKARA KHARISMAWATI E 10
11 IMAM MA'RIF ARIEFIN E 11
12 IVAN KURNIAWAN E 12
13 JAVAS GALA BUDIASA E 13
14 KIRANA DWI PRABANDANI E 14
15 MEIDIAN KARIMA E 15
16 MOHAMMAD IRFAN NADHIF E 16
17 NURUL WILDA AGHNI KH E 17
18 PAMUNGKAS TRIANTORO E 18
19 RIF'ATUL ULUM E 19
20 RISDA AROFAHTIANI E 20
21 ROSYIANNA ARYANI E 21
22 SALMA SHAVIRA RAHMA K E 22
23 SIDIQ DWI NUGRAHA E 23
24 TRI WAHYU NUR MARINDA E 24
25 WAHIDA ALDI MUHARAM E 25
26 WINADA FAJAR SALIMAH E 26



Lampiran 1
70



DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
KELAS VIIID
No Nama Kode
1
ADRE YOUANDHIKA
K - 1
2
AHMAD FATHONI
K - 2
3
AJENG SHARMA DIVA S.
K - 3
4
ALIF CHANDRA KUSUMA W P
K - 4
5
ALIFIA NURLY HIDAYANTI
K - 5
6
ANDARU NUGRAHANTO
K - 6
7
CINDY WIJAYANTI
K - 7
8
CITRA DHISTIA MURTI
K - 8
9
DHONI KUSUMA WARDHANA
K - 9
10
DISTA FITRI YANTI
K - 10
11
ELORA AZALIA WIBOWO
K - 11
12
HATARI RAIS ALDI
K - 12
13
HUSNA YUMNA HAKIM
K - 13
14
KAVITA MAGHDALENI
K - 14
15
M. SHINDID MUHAIMIN
K - 15
16
MEGA DWI SETYA WARDANI
K - 16
17
MUHAMMAD LUQMAN ABDUL
HAKIM
K - 17
18
MUHAMMAD WILDAN
K - 18
19
NISA AZZAHRA
K - 19
20
QONITA RAHMA
K - 20
21
RIZA AINUN NISA
K - 21
22
SALSABILA SYAFARI Z
K - 22
23
SENDY YUSTISIA NUGRAENA
K - 23
24
TEGAR SUKMA ABDI
K - 24



Lampiran 2
71



DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
KELAS VIIIC
No Nama Kode
1
ABISEKA PRAHASTO
UC - 1
2
AFIF DIMAS NAUFAL
UC - 2
3
AMALINA QORI SHABRINA
UC - 3
4
BONDAN EKA NUGRAHA
UC - 4
5
FARAH DHIFAK
UC - 5
6
FARHA HALIZA YAHYA
UC - 6
7
FARHAN LUTFI MUHAMMAD
UC - 7
8
FELLA FARADIVA
UC - 8
9
HASNA PRADIPTA R.
UC - 9
10
KARTIKA LUTHFIA ARIWIBOWO
UC - 10
11
KURNIA ASTUTI B
UC - 11
12
MOHAMMAD HARRIS ALFARIZY
UC - 12
13
MOKH. ANJA PRANATA PUTRA
UC - 13
14
MAASAH NABIILAH
UC - 14
15
NILAM PRABAWATI
UC - 15
16
NINDITA IS PRADITYA
UC - 16
17
NUFASHA MURBAYANGTI
UC - 17
18
OKASYATI LESTARI PUTRI
UC - 18
19
RAVIE VACHRIAN ZIHARUL HAQUE
UC - 19
20
RIDHO SEBASTIAN R
UC - 20
21
ROAS SHADIQI
UC - 21
22
SAFIRA DINAR PRATIWI
UC - 22
23
SILVIA RAHMAWATI
UC - 23
24
YUMA KRISTIAN DINATA
UC - 24



Lampiran 3
72



DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen
No Nama Nilai
1 ANDRIA PERWIRA AWANDA 40
2 ARIEF AJI PRASETYAWAN 60
3 BETA KHALEDA TRIANANDA 50
4 CEYSIA DESTANAYA EKYAN PUTRI 75
5
CHOERUL ALFIAN PUTRANTO
75
6 CYNTIA MAROM 60
7 DIAN NUGRAHENI 60
8 DIYAH RACHMAWATI PRASETIANI 65
9 FAUSTA DHAFIN 50
10 HAYUKARA KHARISMAWATI 65
11 IMAM MA'RIF ARIEFIN 65
12 IVAN KURNIAWAN 50
13 JAVAS GALA BUDIASA 70
14 KIRANA DWI PRABANDANI 55
15 MEIDIAN KARIMA 55
16 MOHAMMAD IRFAN NADHIF 45
17 NURUL WILDA AGHNI KH 75
18 PAMUNGKAS TRIANTORO 50
19 RIF'ATUL ULUM 80
20 RISDA AROFAHTIANI 80
21 ROSYIANNA ARYANI 70
22 SALMA SHAVIRA RAHMA K 65
23 SIDIQ DWI NUGRAHA 55
24 TRI WAHYU NUR MARINDA 65
25 WAHIDA ALDI MUHARAM 60
26 WINADA FAJAR SALIMAH 75
Jumlah 1615
Rata rata 62,1153846
S 10,9702395
S^2
120,346154

Lampiran 4
73



Kelas Kontrol
No Nama Nilai
1
ADRE YOUANDHIKA
60
2
AHMAD FATHONI
65
3
AJENG SHARMA DIVA S.
80
4
ALIF CHANDRA KUSUMA W P
40
5
ALIFIA NURLY HIDAYANTI
55
6
ANDARU NUGRAHANTO
75
7
CINDY WIJAYANTI
65
8
CITRA DHISTIA MURTI
65
9
DHONI KUSUMA WARDHANA
75
10
DISTA FITRI YANTI
55
11
ELORA AZALIA WIBOWO
75
12
HATARI RAIS ALDI
80
13
HUSNA YUMNA HAKIM
65
14
KAVITA MAGHDALENI
65
15
M. SHINDID MUHAIMIN
45
16
MEGA DWI SETYA WARDANI
65
17
MUHAMMAD LUQMAN ABDUL
HAKIM
55
18
MUHAMMAD WILDAN
55
19
NISA AZZAHRA
50
20
QONITA RAHMA
75
21
RIZA AINUN NISA
65
22
SALSABILA SYAFARI Z
70
23
SENDY YUSTISIA NUGRAENA
45
24
TEGAR SUKMA ABDI
45
Jumlah 1490
Rata rata 62,083333
S
11,6950999
S^2
136,775362



74



DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS SAMPEL KELAS EKSPERIMEN
No Kode Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 E - 1 40 -2,02 0,0217 0,0385 0,0168
2 E - 16 45 -1,56 0,0594 0,0769 0,0175
3 E - 12 50 -1,10 0,1357 0,2308 0,0951
4 E - 3 50 -1,10 0,1357 0,2308 0,0951
5 E - 9 50 -1,10 0,1357 0,2308 0,0951
6 E - 18 50 -1,10 0,1357 0,2308 0,0951
7 E - 23 55 -0,65 0,2578 0,3462 0,0884
8 E - 14 55 -0,65 0,2578 0,3462 0,0884
9 E - 15 55 -0,65 0,2578 0,3462 0,0884
10 E - 25 60 -0,19 0,3859 0,5000 0,1141
11 E - 2 60 -0,19 0,3859 0,5000 0,1141
12 E - 6 60 -0,19 0,3859 0,5000 0,1141
13 E - 7 60 -0,19 0,3859 0,5000 0,1141
14 E - 8 65 0,26 0,6026 0,6923 0,0897
15 E - 10 65 0,26 0,6026 0,6923 0,0897
16 E - 11 65 0,26 0,6026 0,6923 0,0897
17 E - 22 65 0,26 0,6026 0,6923 0,0897
18 E - 24 65 0,26 0,6026 0,6923 0,0897
19 E - 13 70 0,72 0,7642 0,7692 0,0050
20 E - 21 70 0,72 0,7642 0,7692 0,0050
21 E - 4 75 1,17 0,879 0,9231 0,0441
22 E - 26 75 1,17 0,879 0,9231 0,0441
23 E - 5 75 1,17 0,879 0,9231 0,0441
24 E - 17 75 1,17 0,879 0,9231 0,0441
25 E - 19 80 1,63 0,9484 1,0000 0,0516
26 E - 20 80 1,63 0,9484 1,0000 0,0516
X 1615 Lo 0,1141
Rata - rata 62,11538 L(26)5% 0,1699
S 10,97024
S^2 120,3462
Karena Lo < L(26) 5% maka dapat dinyatakan sampel berdistribusi normal



Lampiran 5
75



DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS SAMPEL KELAS KONTROL
No Kode Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 K- 4 40 -1,89 0,0294 0,0417 0,0123
2 K- 15 45 -1,46 0,0721 0,1667 0,0946
3 K- 23 45 -1,46 0,0721 0,1667 0,0946
4 K- 24 45 -1,46 0,0721 0,1667 0,0946
5 K- 19 50 -1,03 0,1515 0,2083 0,0568
6 K- 5 55 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
7 K- 10 55 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
8 K- 17 55 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
9 K- 18 55 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
10 K- 1 60 -0,18 0,4286 0,4167 0,0119
11 K- 2 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
12 K- 7 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
13 K- 8 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
14 K- 13 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
15 K- 14 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
16 K- 16 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
17 K- 21 65 0,25 0,5987 0,7083 0,1096
18 K- 22 70 0,68 0,7518 0,7500 0,0018
19 K- 6 75 1,10 0,8643 0,9167 0,0524
20 K- 9 75 1,10 0,8643 0,9167 0,0524
21 K- 11 75 1,10 0,8643 0,9167 0,0524
22 K- 20 75 1,10 0,8643 0,9167 0,0524
23 K- 3 80 1,53 0,937 1,0000 0,0630
24 K- 12 80 1,53 0,937 1,0000 0,0630
X 1490 Lo 0,1096
Rata - rata 62,08333 L(24)5% 0,1766
S
11,6951
S^2
136,7754
Karena Lo < L (24) 5% maka dapat dinyatakan sampel berdistribusi normal



Lampiran 6
76



PERHITUNGAN UJI NORMALITAS SAMPEL
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)

A. Kelas Eksperimen
1. Menentukan Hipotesis
H
0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
a
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
3. Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 5 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 26
(x
i
) = 1615
x
i
2
= 103325
11538 , 62
26
1615
n
x
x
i
= = =


346 , 120
650
78225
) 25 ( 26
2608225 2686450
) 1 26 ( 26
) 1615 ( ) 103325 26 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


97 , 10 120,346 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 26
02 , 2
97 , 10
115 , 22
97 , 10
11538 , 62 40
z
1
=

=

Lampiran 7
77



Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Untuk i = 1
z
1
= -2,02 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 2,02 pada tabel distribusi normal baku = 0,4783
F(z
i
) = 0,5 0,4783 = 0,0217
Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
0385 , 0
26
1
) S(z
1
= =
0769 , 0
26
2
) S(z
2
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
4. Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 26
diperoleh
1699 , 0 L
tabel
=
5. Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,1141
6. Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,1141 dan L
tabel
= 0,1699
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

B. Kelas Kontrol
1. Menentukan Hipotesis
78



H
0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
a
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
3. Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 6 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 24
(x
i
) = 1490
x
i
2
= 95650
08333 , 62
24
1490
n
x
x
i
= = =


7754 , 136
552
75500
) 23 ( 24
2220100 2295600
) 1 24 ( 24
) 1490 ( ) 95650 24 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


6951 , 11 136,7754 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 24
89 , 1
6951 , 11
08333 , 22
6951 , 11
08333 , 62 40
z
1
=

=

Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Untuk i = 1
z
1
= -1,89 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 1,89 pada tabel distribusi normal baku = 0,4706
79



F(z
i
) = 0,5 0,4706 = 0,0294
Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
0417 , 0
24
1
) S(z
1
= =
1667 , 0
24
4
) S(z
2
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
4. Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 24
diperoleh
1766 , 0 L
tabel
=
5. Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,1096
6. Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,1096 dan L
tabel
= 0,1766
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.



80



PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS SAMPEL
Dari daftar lampiran 4 diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen diperoleh data
sebagai berikut:
x
e
= 1615
x
e
2
= 103325
n
e
= 26


346 , 120
650
78225
) 25 ( 26
2608225 2686450
) 1 26 ( 26
) 1615 ( ) 103325 26 (
2
=
=


=


Sedangkan kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut:
x
k
= 1490
x
k
2
= 95650
n
k
= 24


7754 , 136
552
75500
) 23 ( 24
2220100 2295600
) 1 24 ( 24
) 1490 ( ) 95650 24 (
2
=
=


=

( )
( ) 1
.
2 2
2

=

e e
e
e
e
e
n n
x n
x
S
( )
( ) 1
.
2 2
2

=

k k
k
k
k
k
n n
x n
x
S
Lampiran 8
81






Sehingga diperoleh


8799 , 0
7754 , 136
346 , 120
=
=

Nilai tersebut dikonsultasikan dengan dengan taraf signifikan
dan dk (26-1;24-1) = (25;23). Karena F
tabel
= F
(25;23)
tidak ada, maka
dicari dengan menggunakan interpolasi. Hasil dari F
tabel
sebesar 1,99.
24 25 30
23 2,00 a? 1,96
Maka diperoleh f yang akan dicari adalah a ..
2,00
2,00 1,96

24 25
24 30

2,00
0,04

1
6

12,00 6 0,04
6 12,00 0,04
6 11,96
1,99

S
S
k
e
hitung
F
2
2
=
hitung
F
tabel
F
% 5 =
82



Dari perhitungan di atas diperoleh F
hitung
= 0,8799 dan F
tabel
= 1,99 dengan
dan dk (25:23). Karena F
hitung
< F
tabel
maka H
0
diterima, yang berarti ada
kesamaan varians antara dua kelas tersebut dan dua kelas berasal dari populasi
homogen.


% 5 =
83



UJI KESAMAAN RATA-RATA SAMPEL

1. Hipotesis
H
0
:
2 1
= (rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 sama dengan rata-rata hasil
belajar kelas sampel II)
H
a
:
2 1
(rata-rata hasil belajar kelas sampel 1 tidak sama dengan rata-rata
hasil belajar kelas sampel II).
2. Rumus yang digunakan
2 1
t
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
+

= di mana
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
t
+
+
=
dengan 2) n (n dk
2 1
+ = .
3. Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika
tabel hitung tabel
t t t - < < , dengan peluang
|

\
|

2
1
1 dan
2) n (n dk
2 1
+ = untuk = 0,05, maka H
0
diterima.
4. Perhitungan
a. Perhitungan t
tabel

Derajat kebebasan = (26 + 24 2) = 48
Taraf nyata = 0,05
t
tabel (0,975;48)
dalam tabel distribusi t sebesar 2,011
b. Dari lampiran 4 diperoleh nilai-nilai berikut:
11538 , 62 x1 = dan 08333 , 62 x 2 =
( ) 65 , 3008 x x
2
1
1
=

dan ( ) 833 , 3145 x x


2
2
2
=


Mencari nilai s
( )
346 , 120
25
3008,65
1 6 2
3008,65
1 n
x x
s
2
1 2
1
= =

=


( )
775 , 136
23
3145,833
1 24
3145,833
1 n
x x
s
2
2 2
2
= =

=


Lampiran 9
84



218 , 128
48
475 , 6154
48
825 , 3145 65 , 3008
48
) 775 , 136 ( 23 ) 346 , 120 ( 25
2 24 26
) 775 , 136 )( 1 24 ( ) 346 , 120 )( 1 26 (
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
=
=
+
=
+
=
+
+
=
+
+
=

32 , 11 218 , 128 s s
2
= = =
Mencari nilai t
hitung
:
01 , 0
205 , 3
03205 , 0
) 2831 , 0 ( 32 , 11
03205 , 0
08013 , 0 32 , 11
03205 , 0

04167 , 0 03846 , 0 32 , 11
03205 , 0
24
1
26
1
32 , 11
08333 , 62 11538 , 62
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
2 1
=
=
=
=
+
=
+

=
+

=

5. Kesimpulan
Dari tabel distribusi t, untuk = 0,05 dan dk = (26 1) + (24 1) =
25 + 23 = 48, diperoleh t
tabel
= 2,011. Sedangkan dari perhitungan diperoleh
t
hitung
= 0,01. Karena t
tabel
< t
hitung
<

t
tabel
, yaitu 2,011 < 0,01 < 2,011, maka
H
0
diterima. Jadi rata-rata hasil belajar kelas sampel I (kelas eksperimen) sama
dengan rata-rata hasil belajar kelas sampel II (kelas kontrol) dan artinya
kemampuan kedua sampel sama.


85



SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 3 Batang
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPA-FISIKA
Semester : 2 ( DUA )
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari.

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Karakter
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik

Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
6.3
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya dan
hubunganny
a dengan
berbagai
bentuk
Cahaya
(Optik
Geometrik)
Menggali informasi
mengenai
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari
tentang jalannya
sinar untuk
menentukan sifat
perambatan cahaya.
Menunjukkan sifat-
sifat perambatan
cahaya
Menjelaskan hukum
pemantulan
Menjelaskan hukum
pembiasan
Disiplin
Rasa
hormat
dan
perhatian
Tekun
Tanggung
Tes tulis






Tes uraian






Di depan cermin, Putri
memancarkan senter ke
arah cermin tersebut. Apa
yang terjadi dengan sinar
yang keluar dari senter ?
dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui
6x40
Media CD
Interaktif

Buku IPA
Fisika

Lampiran 10
86



cermin dan
lensa
Menggali informasi
mengenai
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari
tentang pemantulan
cahaya dan
pembiasan cahaya
Menggali informasi
mengenai
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari
dan menggali
informasi dari
berbagai sumber
untuk mengenal
sifatsifat bayangan
pada cermin dan
lensa
Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung dan
cermin cembung
serta manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari
Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat-sifat bayangan
pada lensa cekung
dan lensa cembung
serta manfaatnya
dalam kehidupan
jawab
Berfikir
kritis
Tes tulis



Tes tulis




Tes tulis





Tes tulis

Tes uraian



Tes uraian




Tes uraian





Tes uraian

!

Mengapa permukaan jalan
aspal waktu terik matahari
seakan-akan berair ?
Mengapa pada dasar
kolam yang airnya jernih
tampak lebih dangkal ?

Mengapa saat kita berada
didepan cermin datar,
ukuran kita sama dengan
ukuran bayangan yang
terbentuk dari cermin
datar tersebut ?
Sebuah benda diletakkan
25 cm didepan cermin
cekung yang mempunyai
Buku
referensi
yang
relevan


87



sehari-hari.



Tes tulis




Tes uraian


jarak focus 10 cm. Berapa
Besar jarak bayangan dan
perbesaran benda ?.
Lukislah bayangan yang
terbentuk dari lensa
cembung, jika benda
berada di ruang II ! apa
kesimpulan yang anda
dapatkan dari hasil lukisan
anda tersebut ?

Menyetujui,
Guru Mata Pelajaran Fisika
Isdiana, S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002
Batang, 2013

Peneliti
Khafidzun Arif
NPM.09330149
88



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya
Menjelaskan hukum pemantulan
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian cahaya.
2. Membedakan cahaya tampak dan cahaya tidak tampak.
3. Menyebutkan contoh cahaya tampak dan cahaya tidak tampak.
4. Mengamati perambatan cahaya dan peristiwa terbentuknya bayang-
bayang umbra dan penumbra.
5. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan.
6. Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur.
7. Menjelaskan pengertian pemantulan sempurna.
8. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan sempurna.
9. Menyebutkan contoh pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-
hari.
10. Menjelaskan peristiwa fatamorgana
11. Menyebutkan syarat agar benda dapat dilihat oleh mata.
Lampiran 11
89



Karakter Siswa:
1. Disiplin
2. Rasa hormat dan perhatian
3. Tekun
4. Tanggung jawab
5. Berfikir kritis.
E. Materi Pembelajaran :
Optik Geometrik : sifat-sifat perambatan cahaya, pemantulan cahaya.
F. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.











2.





Pendahuluan (15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : guru memberikan gambaran umum mengenai materi
yang akan dipelajari siswa yenyang cahaya, pemantulan cahaya
yang kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Contoh, guru
memberikan pertanyaan : Mengapa saat kita berada didepan
cermin,ukuran bayangan pada cermin tubuh kita sama dengan
tubuh kita?
Guru mnyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membuat 6 kelompok belajar

Kegiatan inti (50 menit)
a. Explorasi
Guru memberikan suatu permasalahan yang kaitannya
dengan cahaya dan pembiasan dalam kehidupan sehari-hari.
Guru membantu siswa mendefinisikan tentang cahaya
dengan menggunakan media CD interaktif.
90


































Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
media CD interkatif;
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran

b. Elaborasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai materi
dan permasalahan serta memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru untuk didiskusikan dengan
kelompoknya untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah tersebut dengan bantuan CD interaktif.
Memfasilitasi peserta didik melalui diskusi, untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, serta
menyelesaikan masalah
Peserta didik membuat laporan yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara kelompok mengenai hasil dari
pengamatan dan diskusi mereka mengenai pemecahan
masalah tersebut.
Peserta didik menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok.

c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru memfasilitasi siswa untuk dapat memperoleh refleksi
dan pengalaman belajar terhadap penyelidikan dan proses
yang siswa gunakan dalam menangani permasalahan
Membantu menyelesaikan permasalahan dari siswa
91








3.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui
siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
Guru memberi tugas rumah.
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari
pertemuan selanjutnya
Salam

H. Sumber Belajar
1. Buku IPA Fisika
2. Buku referensi yang relevan
3. Media CD interaktif

I. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Instrument/Soal
Menjelaskan sifat-
sifat perambatan
cahaya
Tes tulis Tes uraian Di depan cermin, Putri
memancarkan senter ke
arah cermin tersebut. Apa
yang terjadi dengan sinar
yang keluar dari senter ?
dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui
!
92



Menjelaskan hukum
pemantulan
Tes tulis

Tes Uraian
Mengapa permukaan
jalan aspal waktu terik
matahari seakan-akan
berair ?

Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149




93



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya
dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada
cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung serta manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung.
2. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
datar, cekung dan cembung.
3. Membedakan bayangan nyata dan bayangan maya
4. Menjelaskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak
fokus.
5. Menjelaskan pengertian perbesaran bayangan.
6. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehidupan
sehari-hari.
Karakter siswa:
Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Tekun
94



Tanggung jawab
Berfikir kritis

E. Materi Pembelajaran :
Optik Geometrik : Pembentukan bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung. Dan
pemanfatanya dalam kehidupan sehari-hari
F. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.











2.










Pendahuluan (15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : Guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang
akan dipelajari siswa dengan memberikan contoh alat dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan cermin. Contohnya
guru memberikan pertanyaan tentang : mengapa spion mobil dan
motor menggunakan cermin cembung ?.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membuat 6 kelompok belajar

Kegiatan inti (50 menit)
Explorasi
Guru menyampaikan permasalahan mengenai bayangan pada
cermin cekung dan cembung yang kaitanya dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru membantu siswa mendefinisikan tentang tiga sinar istimewa
dan proses pembentukan bayangan pada cermin dengan
menggunakan media CD interaktif
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan media CD
interkatif
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
95




































pembelajaran

Elaborasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai materi dan
permasalahan serta memperhatikan yang disampaiakn guru untuk
didiskusikan dengan kelompoknya untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah tersebut dengan bantuan CD interaktif.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai
permaslahan cermin cekung dan .
Peserta didik mendiskusikan contoh permasalahan pada cermin
cekung dan cembung yang dimanfaatkan di lingkungan sekitar
Memfasilitasi peserta didik melalui diskusi, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, serta
menyelesaikan masalah
Peserta didik membuat laporan yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara kelompok mengenai hasil dari pengamatan dan
diskusi mereka mengenai pemecahan masalah tersebut.
Peserta didik menyajikan laporan kelompok.

Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru memfasilitasi siswa untuk dapat memperoleh refleksi dan
pengalaman belajar terhadap penyelidikan dan proses yang siswa
gunakan dalam menangani permasalahan
Membantu menyelesaikan permasalahan dari siswa
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan..
96




3.
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pertemuan
selanjutnya
Salam

H. Sumber Belajar
4. Buku IPA Fisika
5. Buku referensi yang relevan
6. Media CD interaktif
I. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Contoh Instrument/Soal
Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat-
sifat bayangan pada
cermin datar, cermin
cekung dan cermin
cembung.
Tes tulis Tes uraian 1. Mengapa saat kita berada
didepan cermin datar, ukuran
kita sama dengan ukuran
bayangan yang terbentuk dari
cermin datar tersebut ?

2. Sebuah benda diletakkan 25
cm didepan cermin cekung
yang mempunyai jarak focus
10 cm. Berapa besar jarak
bayangan benda ?

Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149


97



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Menjelaskan hukum pembiasan
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian pembiasan.
2. Menyebutkan bunyi hukum pembiasan (hukum Snellius).
3. Mengamati arah perambatan cahaya yang melewati dua medium.
4. Menjelaskan pengertian indeks bias.
5. Menentukan indeks bias suatu medium.
6. Melukis pembiasan cahaya yang melibatkan dua medium yang berbeda.
7. Menjelaskan pengertian lensa.
8. Membedakan lensa cembung dan lensa cekung.
9. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung.
10. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung
dan cekung.
11. Menyebutkan manfaat lensa cembung dan cekung dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran :
Optik Geometrik : Pembiasan cahaya, dan pembentukan bayangan pada lensa cekung
dan cembung. Dan pemanfatanya dalam kehidupan sehari-hari
98



F. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.










2.

















Pendahuluan (15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : Guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang
akan dipelajari siswa dengan memberikan contoh peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pembiasan dan lensa.
Contohnya guru memberikan pertanyaan tentang : Mengapa jika
sebatang pensil dimasukkan ke dalam gelas berisi air, pensil akan
terlihat bengkok ?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membuat 6 kelompok belajar
Kegiatan inti (50 menit)
Explorasi
Guru menyampaikan permasalahan mengenai pembiasan dan
bayangan pada lensa cekung dan cembung yang kaitanya dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru membantu siswa mendefinisikan tentang pembiasan dan tiga
sinar istimewa dan proses pembentukan bayangan pada lensa
dengan menggunakan media CD interaktif
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan media CD
interkatif
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Elaborasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai materi dan
permasalahan serta memperhatikan yang disampaiakn guru untuk
didiskusikan dengan kelompoknya untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah tersebut dengan bantuan CD interaktif.
99































3.
Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai
permaslahan pembiasan cahaya dan lensa cekung serta lensa
cembung.
Peserta didik mendiskusikan contoh permasalahan pada
pembiasan dan lensa cekung dan cembung yang dimanfaatkan di
lingkungan sekitar
Memfasilitasi peserta didik melalui diskusi, untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, serta
menyelesaikan masalah
Peserta didik membuat laporan yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara kelompok mengenai hasil dari pengamatan dan
diskusi mereka mengenai pemecahan masalah tersebut.
Peserta didik menyajikan laporan kelompok.
Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru memfasilitasi siswa untuk dapat memperoleh refleksi dan
pengalaman belajar terhadap penyelidikan dan proses yang siswa
gunakan dalam menangani permasalahan
Membantu menyelesaikan permasalahan dari siswa
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan..
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pertemuan
selanjutnya
Salam

H. Sumber Belajar
7. Buku IPA Fisika
8. Buku referensi yang relevan
9. Media CD interaktif
100




I. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Contoh Instrument/Soal
Mendiskripsikan proses
pembiasan.
Tes tulis Tes uraian Mengapa pada dasar kolam
yang airnya jernih tampak
lebih dangkal ?
Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat-
sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa
cembung.
Tes tulis Tes Uraian Lukislah bayangan yang
terbentuk dari lensa cembung,
jika benda berada di ruang II !
apa kesimpulan yang anda
dapatkan dari hasil lukisan
anda tersebut ?

Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149





101



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya
Menjelaskan hukum pemantulan
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian cahaya.
2. Membedakan cahaya tampak dan cahaya tidak tampak.
3. Menyebutkan contoh cahaya tampak dan cahaya tidak tampak.
4. Mengamati perambatan cahaya dan peristiwa terbentuknya bayang-bayang umbra
dan penumbra.
5. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan.
6. Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur.
7. Menjelaskan pengertian pemantulan sempurna.
8. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan sempurna.
9. Menyebutkan contoh pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari.
10. Menjelaskan peristiwa fatamorgana
11. Menyebutkan syarat agar benda dapat dilihat oleh mata.
E. Materi Pembelajaran :
F. Optik Geometrik : sifat-sifat perambatan cahaya, pemantulan cahaya.
G. Model Pembelajaran : Konvensional (Ekspositori)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, ceramah.
Lampiran 12
102



H. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.









2.


















3.
Pendahuluan (15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang
akan dipelajari siswa tentang cahaya, pemantulan cahaya dan
pembiasan cahaya. Contoh, guru memberikan pertanyaan : : Mengapa
saat kita berada didepan cermin,ukuran bayangan pada cermin tubuh
kita sama dengan tubuh kita?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
Guru melibatkan siswa untuk mencari informasi tentang cahaya.
Guru mengeksplor kemampuan siswa melalui tanya jawab.
Elaborasi
Guru menerangkan definisi tentang cahaya.
Guru memberikan contoh soal kepada siswa
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
contoh soal
Guru mengevaluasi jawaban siswa kemudian menjelaskan
jawaban.
Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
Guru memberi tugas rumah.
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pertemuan
103



selanjutnya
Salam

I. Sumber Belajar
10. Buku IPA Fisika
11. Buku referensi yang relevan

J. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Instrument/Soal
Menjelaskan sifat-sifat
perambatan cahaya
Tes tulis Tes uraian Di depan cermin, Putri
memancarkan senter ke arah
cermin tersebut. Apa yang
terjadi dengan sinar yang
keluar dari senter ? dan
sebutkan sifat-sifat cahaya
yang anda ketahui !
Menjelaskan hukum
pemantulan
Tes tulis

Tes Uraian
Mengapa permukaan jalan
aspal waktu terik matahari
seakan-akan berair ?

Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149


104




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung.
2. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar,
cekung dan cembung.
3. Membedakan bayangan nyata dan bayangan maya
4. Menjelaskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
5. Menjelaskan pengertian perbesaran bayangan.
6. Menyebutkan manfaat cermin cekung dan cembung dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran :
Optik Geometrik : Pembentukan bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung. Dan
pemanfatanya dalam kehidupan sehari-hari
F. Model Pembelajaran : Konvensional (Ekspositori)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, ceramah.
G. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.

Pendahuluan (15 menit)
Salam
105











2.





















3.
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : Guru memberikan gambaran umum mengenai materi yang
akan dipelajari siswa yang berhubungan dengan cermin. Contohnya
guru memberikan pertanyaan tentang : mengapa spion mobil dan
motor menggunakan cermin cembung.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti (50 menit)
Explorasi
Guru melibatkan siswa untuk mencari informasi tentang cermin
datar, cekung, dan cembung.
Guru mengeksplor kemampuan siswa melalui tanya jawab.

Elaborasi
Guru menerangkan tiga sinar istimewa yang dimiliki cermin,
pembentukan bayangannya, dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru memberikan contoh soal kepada siswa
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
contoh soal
Guru mengevaluasi jawaban siswa kemudian menjelaskan
jawaban.

Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan..
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pertemuan
106



selanjutnya
Salam

H. Sumber Belajar
12. Buku IPA Fisika
13. Buku referensi yang relevan

I. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Contoh Instrument/Soal
Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
cermin datar, cermin
cekung dan cermin
cembung.
Tes tulis Tes uraian 3. Mengapa saat kita
berada didepan cermin
datar, ukuran kita sama
dengan ukuran
bayangan yang
terbentuk dari cermin
datar tersebut ?
4. Sebuah benda
diletakkan 25 cm
didepan cermin cekung
yang mempunyai jarak
focus 10 cm. Berapa
besar jarak
bayanganbenda ?
Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149


107



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 3 Batang
Mata Pelajaraan : IPA - Fisika
Kelas/Semester : VIII / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan
optika dalam produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa.
C. Indikator :
Menjelaskan hukum pembiasan
Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Pesera didik dapat :
1. Menyebu Menjelaskan pengertian pembiasan.
2. Menyebutkan bunyi hukum pembiasan (hukum Snellius).
3. Mengamati arah perambatan cahaya yang melewati dua medium.
4. Menjelaskan pengertian indeks bias.
5. Menentukan indeks bias suatu medium.
6. Melukis pembiasan cahaya yang melibatkan dua medium yang berbeda
7. Menjelaskan pengertian lensa.
8. Membedakan lensa cembung dan lensa cekung.
9. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung.
10. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung dan
cekung.
11. Menyebutkan manfaat lensa cembung dan cekung dalam kehidupan sehari-hari.
108

108

E. Materi Pembelajaran :
Optik Geometrik : Pembiasan cahaya dan pembentukan bayangan pada lensa
cekung dan cembung. Dan pemanfatanya dalam kehidupan sehari-hari
F. Model Pembelajaran : Konvensional (Ekspositori)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, ceramah.
G. Kegiatan Pembelajaran
No Aktifitas
1.








2.














Pendahuluan (15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi : Guru memberikan gambaran umum mengenai
materi yang akan dipelajari siswa yang berhubungan dengan
cermin dan lensa. Contohnya guru memberikan pertanyaan
tentang : Mengapa jika sebatang pensil dimasukkan ke dalam
gelas berisi air, pensil akan terlihat bengkok?.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti (50 menit)
d. Explorasi
Guru melibatkan siswa untuk mencari informasi tentang
pembiasan cahaya.
Guru melibatkan siswa untuk mencari informasi tentang
lensa cekung, dan cembung.
Guru mengeksplor kemampuan siswa melalui tanya jawab.
e. Elaborasi
Guru menerangkan pembiasan cahaya dan tiga sinar
istimewa yang dimiliki lensa, pembentukan bayangannya,
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan contoh soal kepada siswa
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan contoh soal
Guru mengevaluasi jawaban siswa kemudian menjelaskan
109










3.
jawaban.
f. Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan atau isyarat keberhasilan peserta didik
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui
siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Penutup (15 menit)
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan..
Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari
pertemuan selanjutnya
Salam

H. Sumber Belajar
14. Buku IPA Fisika
15. Buku referensi yang relevan
I. Penilaian
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrument
Contoh Instrument/Soal
Mendiskripsikan proses
pembiasan.
Tes tulis Tes uraian 5. Mengapa pada dasar kolam
yang airnya jernih tampak
lebih dangkal ?
Mendeskripsikan proses
pembentukan dan sifat-
sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa
cembung.
Tes tulis Tes Uraian Lukislah bayangan yang
terbentuk dari lensa cembung,
jika benda berada di ruang II !
apa kesimpulan yang anda
dapatkan dari hasil lukisan
anda tersebut ?
110



Batang, 2013
Mengetahui;
Guru Mata Pelajaran Fisika


Isdiana,S.Pd
NIP. 19590527 198102 2002


Peneliti


Khafidzun Arif
NPM.09330149







111






Lampiran 13
Tampilan Media CD interaktif
112






113






114







115






116






117






118






119






120






121






122






123






124






125






126






127






128






129






130






131






132












133



LEMBAR ANGKET SISWA
PROSES PEMBELAJARAN MODEL PBL DENGAN BANTUAN
CD INTERAKTIF PADA POKOK BAHASAN OPTIK GEOMETRIK

Kelas :
Nomer Absen :

Petunjuk Pengisian
Isilah lembar angket dibawah ini, secara jujur dan obyektif. Penilaian
dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut dengan cara melingkari
skor yang ada.
No Indikator Deskripsi Skor
1 (Orientasi siswa kepada
masalah)
Siswa menginventarisasi
dan mempersiapkan
kebutuhan yang
diperlukan dalam proses
pembelajaran. Siswa
berada dalam kelompok
yang telah ditetapkan
a. Siswa sangat mampu
mengorientasi masalah dengan
sistematis, lengkap, dan jelas.
b. Siswa mampu mengorientasi
masalah dengan sistematis,
lengkap, dan jelas.
c. Siswa kurang mampu
mengorientasi masalah dengan
sistematis, lengkap, dan jelas.
d. Siswa tidak mampu
mengorientasi masalah dengan
sistematis, lengkap, dan jelas.
4


3


2


1
2 (Mengorganisasi siswa
untuk belajar)
Siswa membatasi
permasalahannya yang
akan dikaji
a. Siswa membatasi permasalahan
yang akan dikaji dengan sangat
baik.
b. Siswa membatasi permasalahan
yang akan dikaji dengan baik.
c. Siswa membatasi permasalahan
yang akan dikaji dengan kurang
baik.
d. Siswa membatasi permasalahan
yang akan dikaji dengan tidak
baik.
4


3

2


1
3 (Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok)
a. Siswa sangat aktif melakukan
inkuiri, investigasi, dan
bertanya.
4


Lampiran 14
134



Siswa melakukan inkuiri,
investigasi, dan bertanya
untuk mendapatkan
jawaban atas
permasalahan yang
dihadapi
b. Siswa aktif melakukan inkuiri,
investigasi, dan bertanya.
c. Siswa cukup aktif melakukan
inkuiri, investigasi, dan
bertanya.
d. Siswa kurang aktif melakukan
inkuiri, investigasi, dan
bertanya.
3

2


1
4 (Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya)
Siswa menyusun laporan
dalam kelompok dan
menyajikannya
dihadapan kelas dan
berdiskusi dalam kelas
a. Siswa selalu berdiskusi dengan
kelompok dan menyusun serta
menyajikan laporan dengan baik
b. Siswa selalu berdiskusi dengan
kelompok dan menyusun serta
menyajikan laporan dengan
cukup baik
c. Siswa cukup berpartisipasi
berdiskusi dengan kelompok
dan menyusun serta menyajikan
laporan dengan cukup baik
d. Siswa kurang berpartisipasi
berdiskusi dengan kelompok
dan menyusun serta menyajikan
laporan dengan tidak baik
4


3



2



1
5 (Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
Siswa mengikuti tes dan
menyerahkan tugas-tugas
sebagai bahan evaluasi
proses belajar
a. Siswa selalu aktif mengikuti tes
dan selalu menyerahkan tugas-
tugas tepat waktu
b. Siswa cukup aktif mengikuti tes
dan menyerahkan tugas-tugas
tepat waktu
c. Siswa tidak mengikuti tes
keseluruhan dan menyerahkan
tugas-tugas tepat waktu
d. Siswa selalu tidak mengikuti tes
dan selalu tidak menyerahkan
tugas-tugas
4


3


2


1
6 Siswa aktif berinteraksi
dengan media CD
interaktif
a. Siswa sangat aktif berinteraksi
dengan media CD interaktif
b. Siswa aktif berinteraksi dengan
media CD interaktif
c. Siswa cukup aktif berinteraksi
4

3

2
135



dengan media CD interaktif
d. Siswa kurang aktif berinteraksi
dengan media CD interaktif

1
7 Siswa menggunakan
media CD interaktif
dalam proses
pembelajaran materi
optik geometrik
a. Siswa selalu menggunakan
media CD interaktif dalam
proses pembelajaran
b. Siswa disaat-saat tertentu
menggunakan media CD
interaktif dalam proses
pembelajaran
c. Siswa jarang menggunakan
media CD interaktif dalam
proses pembelajaran
d. Siswa tidak pernah
menggunakan media CD
interaktif dalam proses
pembelajaran
4


3



2


1
8 Siswa mampu
mempelajari materi yang
ada dalam media CD
interaktif
a. Siswa sangat mampu
mempelajari materi yang ada
dalam media CD interaktif
b. Siswa mampu mempelajari
materi yang ada dalam media
CD interaktif
c. Siswa cukup mampu
mempelajari materi yang ada
dalam media CD interaktif
d. Siswa tidak mampu
mempelajari materi yang ada
dalam media CD interaktif
4


3


2


1




136

136

Kisi-Kisi Tes Uji Coba
Mata Pelajaran : IPA - Fisika
Sekolah : SMP Negeri 3 Batang
Kelas / Semester : VIII / II
Bentuk Soal : Uraian
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi dasar Indikator Indikator berfikir kritis Bentuk soal
No.
Soal
Aspek
6.3. Menyelidiki
sifat-sifat cahaya
dan hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin dan
lensa.
1. Menunjukkan
sifat-sifat
perambatan
cahaya

2. Menjelaskan
hukum
pemantulan
1. Bertanya dan menjawab
pernyataan (memberikan
penjelasan sederhana,
menyebutkan contoh)



2. Mempertimbangkan apakah
Di depan cermin, Putri
memancarkan senter ke arah
cermin tersebut. Apa yang terjadi
dengan sinar yang keluar dari
senter ? dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui !

Mengapa permukaan jalan aspal
waktu terik matahari seakan-akan
1






2
C 2







Lampiran 15

137




3. Menjelaskan
hukum
pembiasan

4. Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat-sifat
bayangan pada
cermin datar,
cermin cekung
dan cermin
cembung serta
manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari
5. Mendeskripsikan
sumber dapat dipercaya atau
tidak (kemampuan
memberikan alasan)
3. Bertanya dan menjawab
pernyataan (menjawab
pertanyaan mengapa)

4. Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
(Mengaplikasikan konsep
(prinsip/hukum/asas))





5. Mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil
deduksi
(menginterpretasikan
berair ?


Mengapa pada spion mobil, bayangan
suatu benda terlihat tegak dan lebih
kecil dari benda tersebut ?

Ketika kita melihat kedalam kolam
renang, mengapa kedalamanya
tampak lebih dangkal dari aslinya ?

Mengapa saat kita berada didepan
cermin datar, ukuran kita sama
dengan ukuran bayangan yang
terbentuk dari cermin datar tersebut ?


Sebuah benda diletakkan 25 cm
didepan cermin cekung yang
mempunyai jarak focus 10 cm.
Berapa besar jarak bayanganbenda ?



5



7



3




4



C 4


C 4




C 4


C 4





C 3


138



proses
pembentukan dan
sifat-sifat
bayangan pada
lensa cekung dan
lensa cembung
serta manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari.
pernytaan)

6. Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi (Mengidentifikasi
kesimpulan)


Lukislah bayangan yang terbentuk
dari lensa cembung, jika benda
berada di ruang II ! apa kesimpulan
yang anda dapatkan dari hasil lukisan
anda tersebut ?



6 c3




C 3




139

139

Keterangan :
C1 : Ingatan C2 : Pemahaman C3 : Aplikasi
C4 : Analisis C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi



140



SOAL UJI COBA
Sekolah : SMP Negeri 3 Batang
Kelas / Semester : VIII/2
Materi : Optik Geometrik
Waktu : 80 Menit
PETUNJUK:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum mengerjakannya.
3. Tulislah identitas diri dengan jelas.
4. Kerjakan soal dengan teliti dan jelas.
5. Soal tersedia dalam bentuk uraian sebanyak 7 soal.
6. Waktu mengerjakan adalah 80 menit.
7. Tanyakan kepada guru apabila ada soal yang kurang jelas.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan jelas !
1. Di depan cermin, Putri memancarkan senter ke arah cermin tersebut. Apa
yang terjadi dengan sinar yang keluar dari senter ? dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui !
2. Mengapa permukaan jalan aspal waktu terik matahari seakan-akan berair ?
3. Mengapa saat kita berada didepan cermin datar, ukuran kita sama dengan
ukuran bayangan yang terbentuk dari cermin datar tersebut ?
4. Sebuah benda diletakkan 25 cm didepan cermin cekung yang mempunyai
jarak focus 10 cm. Berapa besar jarak bayanganbenda ?
5. Mengapa pada spion mobil, bayangan suatu benda tegak dan lebih kecil
dari benda tersebut ?
6. Lukislah bayangan yang terbentuk dari lensa cembung, jika benda berada
di ruang II ! apa kesimpulan yang anda dapatkan dari hasil lukisan anda
tersebut ?
7. Ketika kita melihat kedalam kolam renang, mengapa kedalamanya tampak
lebih dangkal dari aslinya ?

****Semoga Sukses ****

Lampiran 16

141

141

PEDOMAN PENILAIAN TES UJI COBA
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi : Optik Geometrik
No.
Soal
Item Soal Jawaban
Skor Jumlah
Skor
1.





Di depan cermin, Putri memancarkan
senter ke arah cermin tersebut. Apa
yang terjadi dengan sinar yang keluar
dari senter ? dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui !

Sinar tersebut akan terpantul oleh cermin.
Sifat-sifat cahaya : dapat dipantulkan, dibiaskan, merambat lurus, menembus
benda bening
3
3
6
2. Mengapa permukaan jalan aspal
waktu terik matahari seakan-akan
berair ?
Peristiwa ini disebut dengan peristiwa fatamorgana.
Peristiwa fatamorgana terjadi karena adanya pemantulan sempurna. Pemantulan
sempurna hanya terjadi jika: Sinar berasal dari medium rapat ke medium kurang
rapat dan Sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis atau sudut batasnya.
Sudut kritis adalah sudut datang dengan sudut bias = 90
0
.

4
3

7
Lampiran 17

142



3.








Mengapa saat kita berada didepan
cermin datar, ukuran kita sama
dengan ukuran bayangan yang
terbentuk dari cermin datar tersebut ?
Karena pada cermin datar berlaku hukum pemantulan cahaya.
Dengan lukisan bayangannya sebagai berikut:








Sifat bayangan yang terbentuk : maya, tegak, sama besar.


2



2





3
7
4. Sebuah benda diletakkan 25 cm
didepan cermin cekung yang
mempunyai jarak focus 10 cm.
Berapa besar jarak bayangan benda ?

Diketahui : s = 25 cm
f= 10 cm
Ditanya : s = ?
Jawab :
1
1
2




2
8
benda
bayangan
143



cm s
s
s f s
s s f
67 , 16
15
100
'
100
15
100
10 25
25
1
10
1
'
1
1 1
'
1
'
1 1 1
= =
=

= =
=
=





2
5. Mengapa pada spion mobil, bayangan
suatu benda terlihat lebih dekat dan
lebih kecil dari benda tersebut ?

Pada spion mobil menggunakan cermin cembung. Posisi bayangannya dapat kita
cari dengan menggunakan 3 sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung.






Dari lukisan tersebut didapatkan, bayangan : maya, tegak, diperkecil, dan tampak
lebih jauh .

4



1




2
7
6. Lukislah bayangan yang terbentuk Lukisan bayangan:
8
Kesimpulannya: jika suatu benda berada di ruang II lensa cembung, makasifat
bayangannya adalah: nyata, diperbesar,terbalik
144



dari lensa cembung, jika benda berada
di ruang II ! apa kesimpulan yang
anda dapatkan dari hasil lukisan anda
tersebut ?

5


3




7 Ketika kita melihat kedalam kolam
renang, mengapa kedalamanya
tampak lebih dangkal dari aslinya ?
karena terjadi pembiasan ,
yakni berkas cahaya yang merambat keatas dari dasar kolam dibiaskan menjauhi
normal pada waktu keluas dari air. Dasar kolam akan terlihat lebih tinggi di
dalam air. Sehingga kolam kelihatan lebih dangkal.
4
3
7
Jumlah
50

Keterangan :
Nilai =


100%
145






146

146




LEMBAR JAWAB




















Sekolah : SMP Negeri 3 Batang
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VIII / II
Materi : Optik Geometrik
Nama :..
No. :..
Kelas :..
Lampiran 18

147



NILAI UJI COBA SISWA
KELAS VIIIC

No Kode
Nomor Soal
Skor Nilai siswa
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-1 6 4 5 6 6 0 4 31
62
2 UC-2 3 4 5 4 6 0 4 26 52
3 UC-3 6 7 5 8 6 8 4 44 88
4 UC-4 3 4 3 4 6 5 0 25 50
5 UC-5 6 7 5 6 6 8 4 42 84
6 UC-6 3 4 3 8 4 8 4 34 68
7 UC-7 6 4 3 6 4 8 4 35 70
8 UC-8 3 7 5 8 6 8 4 41 82
9 UC-9 6 7 5 8 4 8 7 45 90
10 UC-10 6 4 5 8 6 8 7 44 88
11 UC-11 3 4 5 8 6 8 4 38 76
12 UC-12 3 4 3 6 6 0 4 26 52
13 UC-13 6 7 5 4 6 0 4 32
64
14 UC-14 6 7 5 8 6 8 4 44 88
15 UC-15 6 0 5 8 4 0 0 23 46
16 UC-16 3 4 3 4 4 0 0 18 36
17 UC-17 3 7 5 8 4 0 7 34 68
18 UC-18 3 7 7 8 4 3 7 39 78
19 UC-19 3 4 3 4 6 0 0 20 40
20 UC-20 6 4 3 6 6 0 4 29 58
21 UC-21 3 7 3 4 6 0 4 27 54
22 UC-22 6 7 5 8 4 5 7 42 84
23 UC-23 6 7 5 8 6 8 4 44 88
24 UC-24 3 4 7 6 4 8 4 36 72

Jumlah 1638
rata-rata 68,25
S 15,1143787
S^2 228,444444




Lampiran 19

148



ANALISIS VALIDASI, RELIABILITAS, TARAF KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA
NO KODE
NOMOR SOAL
Y Y
2

(Xi)(Y) Xi
2

1 2 3 4 5 6 7 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 1 2 3 4 5 6 7
1 UC-16 3 4 3 4 4 0 0 18 324 54 72 54 72 72 0 0 9 16 9 16 16 0 0
2 UC-19 3 4 3 4 6 0 0 20 400 60 80 60 80 120 0 0 9 16 9 16 36 0 0
3 UC-15 6 0 5 8 4 0 0 23 529 138 0 115 184 92 0 0 36 0 25 64 16 0 0
4 UC-4 3 4 3 4 6 5 0 25 625 75 100 75 100 150 125 0 9 16 9 16 36 25 0
5 UC-2 3 4 5 4 6 0 4 26 676 78 104 130 104 156 0 104 9 16 25 16 36 0 16
6 UC-12 3 4 3 6 6 0 4 26 676 78 104 78 156 156 0 104 9 16 9 36 36 0 16
7 UC-21 3 7 3 4 6 0 4 27 729 81 189 81 108 162 0 108 9 49 9 16 36 0 16
8 UC-20 6 4 3 6 6 0 4 29 841 174 116 87 174 174 0 116 36 16 9 36 36 0 16
9 UC-1 6 4 5 6 6 0 4 31 961 186 124 155 186 186 0 124 36 16 25 36 36 0 16
10 UC-13 6 7 5 4 6 0 4 32 1024 192 224 160 128 192 0 128 36 49 25 16 36 0 16
11 UC-6 3 4 3 8 4 8 4 34 1156 102 136 102 272 136 272 136 9 16 9 64 16 64 16
12 UC-17 3 7 5 8 4 0 7 34 1156 102 238 170 272 136 0 238 9 49 25 64 16 0 49
13 UC-7 6 4 3 6 4 8 4 35 1225 210 140 105 210 140 280 140 36 16 9 36 16 64 16
14 UC-24 3 4 7 6 4 8 4 36 1296 108 144 252 216 144 288 144 9 16 49 36 16 64 16
15 UC-11 3 4 5 8 6 8 4 38 1444 114 152 190 304 228 304 152 9 16 25 64 36 64 16
16 UC-18 3 7 7 8 4 3 7 39 1521 117 273 273 312 156 117 273 9 49 49 64 16 9 49
17 UC-8 3 7 5 8 6 8 4 41 1681 123 287 205 328 246 328 164 9 49 25 64 36 64 16
18 UC-5 6 7 5 6 6 8 4 42 1764 252 294 210 252 252 336 168 36 49 25 36 36 64 16
19 UC-22 6 7 5 8 4 5 7 42 1764 252 294 210 336 168 210 294 36 49 25 64 16 25 49
20 UC-14 6 7 5 8 6 8 4 44 1936 264 308 220 352 264 352 176 36 49 25 64 36 64 16
21 UC-23 6 7 5 8 6 8 4 44 1936 264 308 220 352 264 352 176 36 49 25 64 36 64 16
Lampiran 20

149



22 UC-3 6 7 5 8 6 8 4 44 1936 264 308 220 352 264 352 176 36 49 25 64 36 64 16
23 UC-10 6 4 5 8 6 8 7 44 1936 264 176 220 352 264 352 308 36 16 25 64 36 64 49
24 UC-9 6 7 5 8 4 8 7 45 2025 270 315 225 360 180 360 315 36 49 25 64 16 64 49

X 108 125 108 156 126 101 95 819 29561 3822 4486 3817 5562 4302 4028 3544 540 731 520 1080 684 763 485
rxy 0,46 0,614 0,56 0,73 0,01 0,79 0,72

rtabel 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404
ket Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid
^2 2,25 3,33 1,42 2,75 0,94 14,1 4,54
^2 29,3
Var t 67,2
k 7
r11 0,658
Ket Reliabel
jumlah ggl 12 13 8 6 9 11 19


TK
50 54,167 33,3 25 37,5 45,8 79,2

Ket
sedang sedang sedang mudah Sedang Sedang sukar

MH 6 6,5 5 7,67 5,67 8 5

ML 3,5 3,33 3,67 5 5,33 0,83 1,33

th 5 3,66 2,15 2,12 0,34 4,2 2,44

t tbel 1,78 1,78 1,78 1,78 1,78 1,78 1,78

kriteria Sigh Sigh sigh sigh
tdk
sigh
Sigh sigh


150



PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL

Perhitungan validitas butir soal menggunakan rumus:



Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : banyaknya peserta tes

X : jumlah skor per item

Y : jumlah skor total


2

X : jumlah kuadrat skor item



2

Y : jumlah kuadrat skor total



Kriteria :
Butir soal dikatakan valid jika r
xy
lebih besar dari r
tabel
.

Perhitungan :
Perhitungan validitas pada butir soal 1.
N = 24
2

X = 540
= 108
2

Y = 29561
= 819 = 3822
Diperoleh nilai r
xy
dengan memasukan ke rumus:


Lampiran 21
} } { {


=
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
} } { {


=
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY

Y

XY
151





( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )( )
463 , 0
46256 , 0
308 , 7082
3276
38703 1296
88452 91728
) 819 ( 29561 24 108 540 24
) 819 )( 108 ( ) 3822 ( 24
2 2
=
=
=

=


Pada tabel r product moment dengan N = 24 dan = 5% diperoleh r
tabel =
0.404.
Sedangkan r
hitung
= 0,463 , karena r
xy
lebih besar dari r
tabel,
maka soal nomor 1 valid.
Untuk perhitungan validitas soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dapat dihitung seperti
perhitungan validitas soal nomor 1 di atas. Berikut hasil perhitungan validitas soal nomor
2, 3, 4, 5, 6, dan 7 setelah dihitung dengan langkah yang sama.

TABEL HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS NOMOR 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Butir Soal X Y XY X
2
Y
2
r
xy
r
tabel
Kriteria
2 125 819 4486 731 29561 0,6137 0,404 valid
3 108 819 3817 520 29561 0,562 0,404 valid
4 156 819 5562 1080 29561 0,731 0,404 valid
5 126 819 4302 684 29561 0,012 0,404 invalid
6 101 819 4028 763 29561 0,788 0.404 Valid
7 95 819 3544 485 29561 0,721 0,404 valid


152



PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL INSTRUMEN

Rumus


Rumus varians total dan varians butir:




Keterangan:
r
11
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
2
b

: jumlah varian butir


2
t

: varian total
2

y : jumlah skor total kuadrat


( )
2

y : kuadrat dari jumlah skor


Kriteria :
Jika r
11
lebih besar dari r
tabel
maka soal tersebut reliabel.
Perhitungan :
1. Varians total
Lampiran 22
( )
n
n
y
y
t

=
2
2
2

( )
n
n
x
x
b

=
2
2
2

(
(

=

2
2
11
1
1
t
b
k
k
r

153



( )
n
n
y
y
t

=
2
2
2

( )
193 , 67
24
625 , 1612
24
375 , 27948 29561
24
24
819
- 29561
2
= =

= =
2. Varians butir
( )
n
n
x
x
b

=
2
2
2


( )
25 , 2
24
54
24
486 - 540

24
24
108
- 540

2
2
1 = = = =



( )
332 , 3
24
958 , 78
24
651,042 - 731

24
24
125
- 731

2
2
2 = = = =


( )
417 , 1
24
34
24
486 - 520

24
24
108
- 520

2
2
3 = = = =

( )
75 , 2
24
66
24
1014 - 1080

24
24
156
- 1080

2
2
4 = = = =

( )
938 , 0
24
5 , 22
24
661,5 - 684

24
24
126
- 684

2
2
5 = = = =



( )
082 , 14
24
958 , 337
24
425,042 - 763

24
24
101
- 763

2
2
6 = = = =

( )
54 , 4
24
958 , 108
24
376,042 - 485

24
24
95
- 485

2
2
7 = = = =

154





309 , 29 54 , 4 082 , 14 938 , 0 75 , 2 417 , 1 332 , 3 25 , 2
2
= + + + + + + =
b

3. Koefisien Realibilitas
(
(

=

2
2
11
1
1
t
b
k
k
r


658 , 0
) 564 , 0 )( 167 , 1 (
) 436 , 0 1 )( 167 , 1 (
193 , 67
309 , 29
1
1 7
7
=
=
=
(

=
155




Pada tabel r product moment dengan N = 24 dan = 5% diperoleh r
tabel =
0.404,
sedangkan r
hitung
= 0,658. Karena r
11
lebih besar dari r
tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa
soal instrumen tersebut reliabel.



156



ANALISIS DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA

Rumus
( )
|
|

\
|
+
=

1) - (ni
x x
ML - MH

2
2
2
1
ni
t

Keterangan:
MH : rata-rata dari kelompok atas,
ML

: rata-rata dari kelompok bawah,

1
2

: jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas,

2
2

: jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah.
n
i
: 27 % x N ( HG dan LG sama besar)

Contoh perhitungan daya pembeda pada butir soal 1.

KELOMPOK ATAS KELOMPOK BAWAH
No Kode Nilai (x MH) No Kode Nilai (x ML)
1 UC-9 6 0 1 UC-2 3 0,25
2 UC-14 6 0 2 UC-12 3 0,25
3 UC-23 6 0 3 UC-4 3 0,25
4 UC-3 6 0 4 UC-15 6 6,25
5 UC-10 6 0 5 UC-19 3 0,25
6 UC-5 6 0 6 UC-16 3 0,25
Jumlah 36 0 Jumlah 21 7,5
MH 6 ML 3,5
Lampiran 23
157




( )
|
|

\
|
+
=

1) - (ni
x x
ML - MH

2
2
2
1
ni
t

5
0,5
2,5

1) - (6 6
7,5 0
3,5) - (6

=
=
+
=
t
t
t
158





Pada = 5 % dan dk = ( 6-1 ) + ( 6-1 ) = 10, diperoleh t
tabel
= 1,78.
Karena t
hitung
> t
tabel,
maka soal no. 1 mempunyai daya pembeda yang signifikan.

Untuk perhitungan daya pembeda soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dapat dihitung seperti
perhitungan daya pembeda soal nomor 1 diatas. Berikut hasil perhitungan daya
pembeda soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 setelah dihitung dengan langkah yang sama.

TABEL DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL

No.Soal MH ML MH-ML t
hitung
t
tabel
Kriteria
1 6 3,5 2,5 5 1,78 sign
2 6,5 3,33 3,17 3,66 1,78 sign
3 5 3,67 1,33 2,15 1,78 sign
4 7,67 5 2,67 2,12 1,78 sign
5 5,67 5,33 0,34 0,34 1,78 tdk sign
6 8 0,83 7,17 4,2 1,78 sign
7 5 1,33 3,67 2,44 1,78 sign



159



ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA
Rumus
x100%
tes mengikuti yang siswa banyak
gagal yang siswa banyak
(TK) Kesukaran = Tingkat
Kriteria
Interval IK Kriteria
0% < TK 27%
27% < TK 72%
72% < TK < 100%
mudah
sedang
sukar

Perhitungan
Perhitungan pada butir soal 1.
Banyak siswa yang gagal = 12
Banyak siswa yang mengikuti tes = 24.
50%. 100% x
24
12
= = TK
Karena 50% berada di antara 27% dan 72 %, maka soal nomor 1 termasuk soal sedang.
Untuk perhitungan taraf kesukaran soal nomor 2,3,4,5, 6, dan 7 dapat dihitung seperti
perhitungan taraf kesukaran soal nomor 1 diatas. Berikut hasil perhitungan taraf
kesukaran soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 setelah dihitung dengan langkah yang sama.
TABEL TINGKAT KESUKARAN
No. Soal Jumlah Siswa Jumlah Gagal TK Kriteria
1 24 12 50 Sedang
2 24 13 54,167 Sedang
3 24 8 33,33 Sedang
4 24 6 25 Mudah
5 24 9 37,5 Sedang
6 24 11 45,83 Sedang
7 24 19 79,17 Sukar


Lampiran 24
160



SOAL
Sekolah : SMP Negeri 3 Batang
Kelas / Semester : VIII/II
Materi : Optik Geometri
Waktu : 80 Menit
PETUNJUK:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum mengerjakannya.
3. Tulislah identitas diri dengan jelas.
4. Kerjakan soal dengan teliti dan jelas.
5. Soal tersedia dalam bentuk uraian sebanyak 6 soal.
6. Waktu mengerjakan adalah 80 menit.
7. Tanyakan kepada guru apabila ada soal yang kurang jelas.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan jelas !
1. Di depan cermin, Putri memancarkan senter ke arah cermin tersebut. Apa
yang terjadi dengan sinar yang keluar dari senter ? dan sebutkan sifat-sifat
cahaya yang anda ketahui !
2. Mengapa permukaan jalan aspal waktu terik matahari seakan-akan berair ?
3. Mengapa saat kita berada didepan cermin datar, ukuran kita sama dengan
ukuran bayangan yang terbentuk dari cermin datar tersebut ?
4. Sebuah benda diletakkan 25 cm didepan cermin cekung yang mempunyai
jarak focus 10 cm. Berapa besar jarak bayanganbenda ?
5. Lukislah bayangan yang terbentuk dari lensa cembung, jika benda berada
di ruang II ! apa kesimpulan yang anda dapatkan dari hasil lukisan anda
tersebut ?
6. Ketika kita melihat kedalam kolam renang, mengapa kedalamanya tampak
lebih dangkal dari aslinya ?



****Semoga Sukses ****

Lampiran 25
161



DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN
KELAS VIIIA

No Nama Kode
Nilai
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6
1 ANDRIA PERWIRA AWANDA E - 1 3 4 4 4 3 4 22 51,2
2 ARIEF AJI PRASETYAWAN E - 2 6 4 4 8 0 4 26 60,5
3 BETA KHALEDA TRIANANDA E - 3 3 3 4 4 3 4 21 48,8
4
CEYSIA DESTANAYA EKYAN
PUTRI
E - 4 3 3 0 8 0 4 18 41,9
5
CHOERUL ALFIAN PUTRANTO
E - 5 3 0 0 8 0 4 15 34,9
6 CYNTIA MAROM E - 6 3 0 0 4 3 4 14 32,6
7 DIAN NUGRAHENI E - 7 3 0 0 4 0 4 11 25,6
8
DIYAH RACHMAWATI
PRASETIANI
E - 8 3 0 0 6 0 4 13 30,2
9 FAUSTA DHAFIN E - 9 3 4 0 4 5 4 20 46,5
10 HAYUKARA KHARISMAWATI E - 10 6 4 4 4 3 4 25 58,1
11 IMAM MA'RIF ARIEFIN E - 11 6 0 0 6 0 4 16 37,2
12 IVAN KURNIAWAN E - 12 3 0 0 4 0 4 11 25,6
13 JAVAS GALA BUDIASA E - 13 6 4 4 4 0 4 22 51,2
14 KIRANA DWI PRABANDANI E - 14 6 0 4 0 0 4 14 32,6
15 MEIDIAN KARIMA E - 15 6 0 4 6 0 4 20 46,5
16 MOHAMMAD IRFAN NADHIF E - 16 6 4 4 2 0 4 20 46,5
17 NURUL WILDA AGHNI KH E - 17 3 0 0 4 0 4 11 25,6
18 PAMUNGKAS TRIANTORO E - 18 3 0 4 6 0 4 17 39,5
19 RIF'ATUL ULUM E - 19 6 0 0 8 0 4 18 41,9
20 RISDA AROFAHTIANI E - 20 6 3 4 4 8 7 32 74,4
21 ROSYIANNA ARYANI E - 21 6 0 4 6 5 4 25 58,1
22 SALMA SHAVIRA RAHMA K E - 22 6 4 4 0 0 4 18 41,9
23 SIDIQ DWI NUGRAHA E - 23 3 0 4 6 0 4 17 39,5
24 TRI WAHYU NUR MARINDA E - 24 6 0 0 8 5 4 23 53,5
25 WAHIDA ALDI MUHARAM E - 25 6 0 4 6 5 4 25 58,1
26 WINADA FAJAR SALIMAH E - 26 6 3 4 4 8 4 29 67,4

Jumlah 1169,8
Rata-rata 44,99
S 12,9724
S^2 168,282
Lampiran 26
162




DAFTAR NILAI PRETEST KELAS KONTROL
KELAS VIIID
No Nama Kode
Nilai
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6
1
ADRE YOUANDHIKA
k - 1 3 0 4 2 0 4 13 30,2
2
AHMAD FATHONI
k - 2 6 4 4 4 0 4 22 51,2
3
AJENG SHARMA DIVA S.
k - 3 6 4 0 4 5 4 23 53,5
4
ALIF CHANDRA KUSUMA W
P
k - 4 3 4 0 4 0 4 15 34,9
5
ALIFIA NURLY HIDAYANTI
k - 5 3 0 0 2 0 4 9 20,9
6
ANDARU NUGRAHANTO
k - 6 6 7 2 4 0 4 23 53,5
7
CINDY WIJAYANTI
k - 7 3 0 0 2 0 4 9 20,9
8
CITRA DHISTIA MURTI
k - 8 6 4 0 4 5 4 23 53,5
9
DHONI KUSUMA
WARDHANA
k - 9 6 0 4 4 0 4 18 41,9
10
DISTA FITRI YANTI
k - 10 6 0 0 4 5 4 19 44,2
11
ELORA AZALIA WIBOWO
k - 11 3 4 0 0 0 4 11 25,6
12
HATARI RAIS ALDI
k - 12 3 7 2 4 8 4 28 65,1
13
HUSNA YUMNA HAKIM
k - 13 3 0 0 4 0 4 11 25,6
14
KAVITA MAGHDALENI
k - 14 6 4 4 8 0 4 26 60,5
15
M. SHINDID MUHAIMIN
k - 15 6 0 4 7 0 4 21 48,8
16
MEGA DWI SETYA WARDANI
k - 16 6 4 4 8 0 4 26 60,5
17
MUHAMMAD LUQMAN
ABDUL HAKIM
k - 17 6 0 5 4 0 4 19 44,2
18
MUHAMMAD WILDAN
k - 18 3 0 4 4 0 4 15 34,9
19
NISA AZZAHRA
k - 19 6 4 4 8 0 4 26 60,5
20
QONITA RAHMA
k - 20 6 4 4 8 0 4 26 60,5
21
RIZA AINUN NISA
k - 21 6 0 4 8 0 4 22 51,2
22
SALSABILA SYAFARI Z
k - 22 3 0 0 2 0 4 9 20,9
23
SENDY YUSTISIA
NUGRAENA
k - 23 6 4 4 8 0 4 26 60,5
24
TEGAR SUKMA ABDI
k - 24 3 0 4 2 0 4 13 30,2
Jumlah 1053,5
Rata-rata 43,9
S 14,77705
S^2 218,3613
163




DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Xi Zi F (Zi) S (Xi) F(Zi) - S (Xi)
1 E - 7 25,6 -1,50 0,0668 0,1154 0,0486
2 E - 12 25,6 -1,50 0,0668 0,1154 0,0486
3 E - 17 25,6 -1,50 0,0668 0,1154 0,0486
4 E - 8 30,2 -1,14 0,1271 0,1538 0,0267
5 E - 6 32,6 -0,96 0,1685 0,2308 0,0623
6 E - 14 32,6 -0,96 0,1685 0,2308 0,0623
7 E - 5 34,9 -0,78 0,2177 0,2692 0,0515
8 E - 11 37,2 -0,60 0,2742 0,3077 0,0335
9 E - 18 39,5 -0,42 0,3409 0,3846 0,0437
10 E - 23 39,5 -0,42 0,3409 0,3846 0,0437
11 E - 4 41,9 -0,24 0,4052 0,5000 0,0948
12 E - 19 41,9 -0,24 0,4052 0,5000 0,0948
13 E - 22 41,9 -0,24 0,4052 0,5000 0,0948
14 E - 9 46,5 0,12 0,5438 0,6154 0,0716
15 E - 15 46,5 0,12 0,5438 0,6154 0,0716
16 E - 16 46,5 0,12 0,5438 0,6154 0,0716
17 E - 3 48,8 0,30 0,6179 0,6538 0,0359
18 E - 1 51,2 0,48 0,6844 0,6923 0,0079
19 E - 13 51,2 0,48 0,6844 0,7308 0,0464
20 E - 24 53,5 0,66 0,7454 0,7692 0,0238
21 E - 10 58,1 1,01 0,8438 0,8846 0,0408
22 E - 21 58,1 1,01 0,8438 0,8846 0,0408
23 E - 25 58,1 1,01 0,8438 0,8846 0,0408
24 E - 2 60,5 1,19 0,883 0,9231 0,0401
25 E - 26 67,4 1,73 0,9258 0,9615 0,0357
26 E - 20 74,4 2,27 0,9884 1,0000 0,0116
Jumlah 1169,8


Rata-rata 44,99 Lo 0,0948
S 12,97236 L(26)5% 0,1699
S^2 168,2822
Karena Lo < L (26) 5% maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal


Lampiran 27
164



DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS KONTROL
No Kode Xi Zi F (Zi) S (Xi) F(Zi) - S (Xi)
1 k - 5 20,9 -1,55 0,0606 0,1250 0,0644
2 k - 7 20,9 -1,55 0,0606 0,1250 0,0644
3 k - 22 20,9 -1,55 0,0606 0,1250 0,0644
4 k - 11 25,6 -1,24 0,1075 0,2083 0,1008
5 k - 13 25,6 -1,24 0,1075 0,2083 0,1008
6 k - 1 30,2 -0,92 0,1788 0,2917 0,1129
7 k - 24 30,2 -0,92 0,1788 0,2917 0,1129
8 k - 4 34,9 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
9 k - 18 34,9 -0,61 0,2709 0,3750 0,1041
10 k - 9 41,9 -0,14 0,4443 0,4167 0,0276
11 k - 10 44,2 0,02 0,5080 0,5000 0,0080
12 k - 17 44,2 0,02 0,5080 0,5000 0,0080
13 k - 15 48,8 0,33 0,6293 0,5417 0,0876
14 k - 2 51,2 0,49 0,6879 0,6250 0,0629
15 k - 21 51,2 0,49 0,6879 0,6250 0,0629
16 k - 3 53,5 0,65 0,7422 0,7500 0,0078
17 k - 6 53,5 0,65 0,7422 0,7500 0,0078
18 k - 8 53,5 0,65 0,7422 0,7500 0,0078
19 k - 14 60,5 1,12 0,8686 0,9583 0,0897
20 k - 16 60,5 1,12 0,8686 0,9583 0,0897
21 k - 23 60,5 1,12 0,8686 0,9583 0,0897
22 k - 19 60,5 1,12 0,8686 0,9583 0,0897
23 k - 20 60,5 1,12 0,8686 0,9583 0,0897
24 k - 12 65,1 1,44 0,9251 1,0000 0,0749
Jumlah 1053,6


Rata-rata 43,89826 Lo 0,1129
S 14,78046 L(24)5% 0,1766
S^2 218,4619
Karena Lo < L (24) 5% maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal



Lampiran 28
165



PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETEST
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)

A. Kelas Eksperimen
Menentukan Hipotesis
H
0
: Data berdistribusi normal
H
a
: Data tidak berdistribusi normal
Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 27 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 26
(x
i
) = 1169,8
x
i
2
= 56836,13
99 , 44
26
8 , 1169
n
x
x
i
= = =


2822 , 168
650
43 , 109383
) 25 ( 26
04 , 1368432 38 , 1477739
) 1 26 ( 26
) 8 , 1169 ( ) 13 , 56836 26 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


97236 , 12 168,2822 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 26
50 , 1
97236 , 12
39 , 19
97236 , 12
99 , 44 6 , 25
z
1
=

=
Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Lampiran 29
166



Untuk i = 1
z
1
= -1,50 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 1,50 pada tabel distribusi normal baku = 0,4332
F(z
i
) = 0,5 0,4332 = 0,0668
Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
1154 , 0
26
3
) S(z
1
= =
1538 , 0
26
4
) S(z
4
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 26
diperoleh
1699 , 0 L
tabel
=
Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,0948
Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,0948 dan L
tabel
= 0,1699
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi data berdistribusi normal.

B. Kelas Kontrol
Menentukan Hipotesis
H
0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
167



H
a
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 28 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 24
(x
i
) = 1053,6
x
i
2
= 51273,99
8 , 43
24
6 , 1053
n
x
x
i
= = =


302 , 218
552
8 , 120502
) 23 ( 24
96 , 1110072 76 , 1230575
) 1 24 ( 24
) 6 , 1053 ( ) 99 , 51273 24 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


78 , 14 218,302 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 24
55 , 1
78 , 14
9 , 22
78 , 14
8 , 43 9 , 20
z
1
=

=

Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Untuk i = 1
z
1
= -1,55 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 1,89 pada tabel distribusi normal baku = 0,4394
F(z
i
) = 0,5 0,4394 = 0,0606
168



Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
1250 , 0
24
3
) S(z
1
= =
2083 , 0
24
5
) S(z
4
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 24
diperoleh
1766 , 0 L
tabel
=
Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,1129
Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,1129 dan L
tabel
= 0,1766
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi data berdistribusi normal.



169



PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
Dari daftar lampiran 26 diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen diperoleh data
sebagai berikut:
x
e
= 1169,8
x
e
2
= 56836,13
n
e
= 26


2822 , 168
650
43 , 109383
) 25 ( 26
04 , 1368432 38 , 1477739
) 1 26 ( 26
) 8 , 1169 ( ) 13 , 56836 26 (
2
=
=


=


Sedangkan kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut:
x
k
= 1053,6
x
k
2
= 51273,99
n
k
= 24


302 , 218
552
8 , 120502
) 23 ( 24
96 , 1110072 76 , 1230575
) 1 24 ( 24
) 6 , 1053 ( ) 99 , 51273 24 (
2
=
=


=

( )
( ) 1
.
2 2
2

=

e e
e
e
e
e
n n
x n
x
S
( )
( ) 1
.
2 2
2

=

k k
k
k
k
k
n n
x n
x
S
Lampiran 30
170




Sehingga diperoleh


7709 , 0
302 , 218
2822 , 168
=
=

Nilai tersebut dikonsultasikan dengan dengan taraf signifikan
dan dk (26-1;24-1) = (25;23). Karena F
tabel
= F
(25;23)
tidak ada, maka dicari dengan
menggunakan interpolasi data. Dan hasilnya F
tabel
sebesar 1,99.
24 25 30
23 2,00 a? 1,96
Maka diperoleh f yang akan dicari adalah a ..
2,00
2,00 1,96

24 25
24 30

2,00
0,04

1
6

12,00 6 0,04
6 12,00 0,04
6 11,96
1,99

Dari perhitungan di atas diperoleh F
hitung
= 0,7709 dan F
tabel
= 1,99 dengan dan
dk (25:23). Karena F
hitung
< F
tabel
maka H
0
diterima, yang berarti ada kesamaan
varians data pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
S
S
k
e
hitung
F
2
2
=
hitung
F
tabel
F % 5 =
% 5 =
171



UJI KESAMAAN RATA-RATA PRETEST

1. Hipotesis
H
0
:
2 1
= (rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil
pretest kelas kontrol)
H
a
:
2 1
(rata-rata hasil pretest kelas eksperimen tidak sama dengan rata-
rata hasil pretest kelas kontrol).
2. Rumus yang digunakan
2 1
t
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
+

= di mana
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
t
+
+
=
dengan 2) n (n dk
2 1
+ = .
3. Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika
tabel hitung tabel
t t t - < < , dengan peluang
|

\
|

2
1
1 dan
2) n (n dk
2 1
+ = untuk = 0,05, maka H
0
diterima.
4. Perhitungan
c. Perhitungan t
tabel

Derajat kebebasan = (26 + 24 2) = 48
Taraf nyata = 0,05
t
tabel (0,975;48)
dalam tabel distribusi t sebesar 2,011
d. Dari lampiran 26 diperoleh nilai-nilai berikut:
99 , 44 x1 = dan 89826 , 43 x2 =
( ) 06 , 4207 x x
2
1
1
=

dan ( ) 624 , 5024 x x


2
2
2
=


Mencari nilai s
( )
282 , 168
25
4207,06
1 6 2
4207,06
1 n
x x
s
2
1 2
1
= =

=


( )
462 , 218
23
5024,624
1 24
5024,624
1 n
x x
s
2
2 2
2
= =

=


Lampiran 31
172



42 , 192
48
176 , 9236
48
626 , 5024 55 , 4211
48
) 462 , 218 ( 23 ) 462 , 168 ( 25
2 24 26
) 462 , 218 )( 1 24 ( ) 462 , 168 )( 1 26 (
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
=
=
+
=
+
=
+
+
=
+
+
=

872 , 13 42 , 192 s s
2
= = =

Mencari nilai t
hitung
:
278 , 0
926 , 3
092 , 1
) 283 , 0 ( 872 , 13
092 , 1
08 , 0 872 , 13
092 , 1

042 , 0 038 , 0 872 , 13
092 , 1
24
1
26
1
972 , 13
898 , 43 99 , 44
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
2 1
=
=
=
=
+
=
+

=
+

=

5. Kesimpulan
Dari tabel distribusi t, untuk = 0,05 dan dk = (26 1) + (24 1) =
25 + 23 = 48,diperoleh t
tabel
= 2,011. Sedangkan dari perhitungan diperoleh
t
hitung
= 0,278. Karena t
tabel
< t
hitung
<

t
tabel
, yaitu 2,011 < 0,278 < 2,011,
maka H
0
diterima. Jadi, rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sama dengan
rata-rata hasil pretest kelas kontrol dan artinya tidak ada perbedaan terhadap
kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pembelajaran.

173



DAFTAR NILAI POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN
No Nama Kode
NOMOR SOAL
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6
1 ANDRIA PERWIRA AWANDA
E - 1
6 7 4 6 5 4 32 74,4
2 ARIEF AJI PRASETYAWAN
E - 2
6 7 4 8 5 4 34 79,1
3 BETA KHALEDA TRIANANDA
E - 3
6 0 4 8 0 4 22 51,2
4
CEYSIA DESTANAYA EKYAN
PUTRI E - 4
6 7 4 8 0 4 29 67,4
5
CHOERUL ALFIAN PUTRANTO E - 5
6 4 4 8 5 4 31 72,1
6 CYNTIA MAROM
E - 6
6 0 4 8 0 4 22 51,2
7 DIAN NUGRAHENI
E - 7
6 0 4 8 0 4 22 51,2
8
DIYAH RACHMAWATI
PRASETIANI E - 8
6 0 4 8 8 4 30 69,8
9 FAUSTA DHAFIN
E - 9
6 4 4 8 5 4 31 72,1
10 HAYUKARA KHARISMAWATI
E - 10
6 7 4 8 8 4 37 86,0
11 IMAM MA'RIF ARIEFIN
E - 11
6 7 4 8 5 4 34 79,1
12 IVAN KURNIAWAN
E - 12
6 4 4 8 5 4 31 72,1
13 JAVAS GALA BUDIASA
E - 13
6 7 4 8 5 4 34 79,1
14 KIRANA DWI PRABANDANI
E - 14
6 7 4 8 8 4 37 86,0
15 MEIDIAN KARIMA
E - 15
6 7 4 8 8 4 37 86,0
16 MOHAMMAD IRFAN NADHIF
E - 16
6 7 4 6 5 4 32 74,4
17 NURUL WILDA AGHNI KH
E - 17
6 0 4 8 0 4 22 51,2
18 PAMUNGKAS TRIANTORO
E - 18
6 7 4 6 5 4 32 74,4
19 RIF'ATUL ULUM
E - 19
6 4 4 8 8 4 34 79,1
20 RISDA AROFAHTIANI
E - 20
6 7 4 8 8 7 40 93,0
21 ROSYIANNA ARYANI
E - 21
6 7 4 8 8 4 37 86,0
22 SALMA SHAVIRA RAHMA K
E - 22
6 4 4 8 8 4 34 79,1
23 SIDIQ DWI NUGRAHA
E - 23
6 7 4 6 5 4 32 74,4
24 TRI WAHYU NUR MARINDA
E - 24
6 4 4 8 8 4 34 79,1
25 WAHIDA ALDI MUHARAM
E - 25
6 7 4 8 5 4 34 79,1
26 WINADA FAJAR SALIMAH
E - 26
6 4 4 8 8 7 37 86,0

Jumlah
1932,6
Rata - rata 74,3
S
11,701
73
S^2
136,93
06
Lampiran 32

174




DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS DATA POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 E - 3 51,2 -1,98 0,0239 0,1538 0,1299
2 E - 6 51,2 -1,98 0,0239 0,1538 0,1299
3 E - 7 51,2 -1,98 0,0239 0,1538 0,1299
4 E - 17 51,2 -1,98 0,0239 0,1538 0,1299
5 E - 4 67,4 -0,59 0,2776 0,1923 0,0853
6 E - 8 69,8 -0,39 0,3483 0,2308 0,1175
7 E - 5 72,1 -0,19 0,4246 0,3462 0,0784
8 E - 9 72,1 -0,19 0,4246 0,3462 0,0784
9 E - 12 72,1 -0,19 0,4246 0,3462 0,0784
10 E - 1 74,4 0,01 0,504 0,5000 0,0040
11 E - 16 74,4 0,01 0,504 0,5000 0,0040
12 E - 18 74,4 0,01 0,504 0,5000 0,0040
13 E - 23 74,4 0,01 0,504 0,5000 0,0040
14 E - 2 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
15 E - 11 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
16 E - 13 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
17 E - 19 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
18 E - 22 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
19 E - 24 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
20 E - 25 79,1 0,41 0,6591 0,7692 0,1101
21 E - 10 86,0 1,00 0,9332 0,9615 0,0283
22 E - 14 86,0 1,00 0,9332 0,9615 0,0283
23 E - 15 86,0 1,00 0,9332 0,9615 0,0283
24 E - 21 86,0 1,00 0,9332 0,9615 0,0283
25 E - 26 86,0 1,00 0,9332 0,9615 0,0283
26 E - 20 93,0 1,60 0,9452 1,0000 0,0548
X 1932,6 Lo 0,1299
Rata - rata 74,3292 L(26)5% 0,1699
S 11,7017

S^2 136,9306
Karena Lo < L(26) 5% maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal


Lampiran 33

175



DAFTAR DISTRIBUSI NORMALITAS DATA POSTTEST
KELAS KONTROL
No Kode Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 K - 7 32,6 -2,51 0,006 0,0833 0,0773
2 K - 22 32,6 -2,51 0,006 0,0833 0,0773
3 K - 4 53,5 -0,81 0,209 0,2083 0,0007
4 K - 13 53,5 -0,81 0,209 0,2083 0,0007
5 K - 24 53,5 -0,81 0,209 0,2083 0,0007
6 K - 1 55,8 -0,63 0,2643 0,2500 0,0143
7 K - 5 60,5 -0,25 0,4013 0,3333 0,0680
8 K - 11 60,5 -0,25 0,4013 0,3333 0,0680
9 K - 8 62,8 -0,06 0,4761 0,4167 0,0594
10 K - 10 62,8 -0,06 0,4761 0,4167 0,0594
11 K - 18 65,1 0,13 0,5517 0,4583 0,0934
12 K - 12 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
13 K - 16 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
14 K - 17 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
15 K - 20 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
16 K - 21 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
17 K - 23 67,4 0,31 0,6217 0,7083 0,0866
18 K - 6 72,1 0,69 0,7549 0,7917 0,0368
19 K - 9 72,1 0,69 0,7549 0,7917 0,0368
20 K - 14 74,4 0,88 0,8106 0,9583 0,1477
21 K - 19 74,4 0,88 0,8106 0,9583 0,1477
22 K - 2 74,4 0,88 0,8106 0,9583 0,1477
23 K - 15 74,4 0,88 0,8106 0,9583 0,1477
24 K - 3 86,0 1,82 0,9656 1,0000 0,0344
X 1525,6 Lo 0,1477
Rata - rata 63,5646 L(24)5% 0,1766
S 12,3745
S^2 153,1576
Karena Lo < L(24) 5% maka dapat dinyatakan data berdistribusi normal



Lampiran 34

176



PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETEST
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)

A. Kelas Eksperimen
1. Menentukan Hipotesis
H
0
: Data berdistribusi normal
H
a
: Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
3. Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 33 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 26
(x
i
) = 1932,6
x
i
2
= 147068,686
3292 , 74
26
6 , 1932
n
x
x
i
= = =


9306 , 136
650
876 , 89004
) 25 ( 26
96 , 3734780 836 , 3823785
) 1 26 ( 26
) 6 , 1932 ( ) 686 , 147068 26 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


7017 , 11 136,9306 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 26
98 , 1
7017 , 11
1292 , 23
7017 , 11
3292 , 74 2 , 51
z
1
=

=
Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Lampiran 35
177



Untuk i = 1
z
1
= -1,98 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 1,98 pada tabel distribusi normal baku = 0,4761
F(z
i
) = 0,5 0,4761 = 0,0239
Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
1538 , 0
26
4
) S(z
1
= =
1923 , 0
26
5
) S(z
5
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 26
4. Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 26
diperoleh
1699 , 0 L
tabel
=
5. Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,1299
6. Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,1299 dan L
tabel
= 0,1699
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi data berdistribusi normal.

B. Kelas Kontrol
1. Menentukan Hipotesis
H
0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
178



H
a
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan Taraf Signifikansi, yaitu = 0,05
3. Menentukan x
i
, (x
i
)
2
, s, z
i
, F
tabel
, F(z
i
), S(zi), dan F(z
i
) - S(z
i
)
Berdasarkan lampiran 34 diperoleh nilai-nilai berikut:
n = 24
(x
i
) = 1525,6
x
i
2
= 100497,6
5659 , 63
24
6 , 1525
n
x
x
i
= = =


1576 , 153
552
995 , 84542
) 23 ( 24
2327399 995 , 2411941
) 1 24 ( 24
) 6 , 1525 ( ) 6 , 100497 24 (
1) n(n
) x ( x n
s
2
2
i
2
i 2
=
=

=


3745 , 12 153,1576 s = =
s
x x
z
i
i

=
z
i
yang dicari adalah untuk i = 1 sampai dengan 24
51 , 2
3745 , 12
0599 , 31
3745 , 12
5659 , 63 6 , 32
z
1
=

=

Untuk mencari F(z
i
)

digunakan daftar distribusi normal baku.
Untuk i = 1
z
1
= -2,51 karena z tidak ada pada tabel z maka digunakan sifat simetris.
Jadi, z
1
= 2,51 pada tabel distribusi normal baku = 0,494
F(z
i
) = 0,5 0,494 = 0,006
179



Apabila z
i
nilainya negatif, maka F(z
i
) bisa dicari dengan: F(z
i
) = 0,5 - F
tabel

F(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
n
z yang z ..., , z , z banyaknya
) S(z
i n 2 1
i

=
0833 , 0
24
2
) S(z
1
= =
2083 , 0
24
5
) S(z
3
= =
S(z
i
) juga dicari untuk i = 1 sampai dengan 24
4. Mencari Harga L
tabel
dari Nilai Kritik Uji Lilliefors
Dengan nilai kritik L
tabel
tersebut dan taraf nyata = 0,05 dengan n = 24
diperoleh
1766 , 0 L
tabel
=
5. Menentukan L
0

L
0
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari F(z
i
)-S(z
i
)yaitu 0,1477
6. Kesimpulan
Diketahui L
0
= 0,1477 dan L
tabel
= 0,1766
Artinya L
0
< L
tabel
, sehingga H
0
diterima
Jadi data berdistribusi normal.



180



PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST
Dari daftar lampiran 32 diperoleh hasil bahwa kelas eksperimen diperoleh data
sebagai berikut:
x
e
= 1932,6
x
e
2
= 147068
n
e
= 26


9306 , 136
650
876 , 89004
) 25 ( 26
96 , 3734780 836 , 3823785
) 1 26 ( 26
) 6 , 1932 ( ) 686 , 147068 26 (
2
=
=


=


Sedangkan kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut:
x
k
= 1525,6
x
k
2
= 100497,6
n
k
= 24


1576 , 153
552
995 , 84542
) 23 ( 24
2327399 995 , 2411941
) 1 24 ( 24
) 6 , 1525 ( ) 6 , 100497 24 (
2
=
=


=

( )
( ) 1
.
2 2
2

=

e e
e
e
e
e
n n
x n
x
S
( )
( ) 1
.
2 2
2

=

k k
k
k
k
k
n n
x n
x
S
Lampiran 36
181






Sehingga diperoleh


8941 , 0
1576 , 153
9306 , 136
=
=

Nilai tersebut dikonsultasikan dengan dengan taraf signifikan
dan dk (26-1;24-1) = (25;23). Karena F
tabel
= F
(25;23)
tidak ada, maka dicari dengan
menggunakan interpolasi data. Dan hasil F
tabel
sebesar 1,99.
24 25 30
23 2,00 a? 1,96
Maka diperoleh f yang akan dicari adalah a ..
2,00
2,00 1,96

24 25
24 30

2,00
0,04

1
6

12,00 6 0,04
6 12,00 0,04
6 11,96
1,99

S
S
k
e
hitung
F
2
2
=
hitung
F
tabel
F % 5 =
182



Dari perhitungan di atas diperoleh F
hitung
= 0,8941 dan F
tabel
= 1,99 dengan dan
dk (25:23). Karena F
hitung
< F
tabel
maka H
0
diterima, yang berarti ada kesamaan
(Homogen) varians data posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.


% 5 =
183



UJI KESAMAAN RATA-RATA POSTTEST

1. Hipotesis
H
0
:
2 1
= (rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil
belajar kelas kontrol)
H
a
:
2 1
> (rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata
hasil belajar kelas kontrol).
2. Rumus yang digunakan
2 1
t
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
+

= di mana
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
t
+
+
=
dengan 2) n (n dk
2 1
+ = .
3. Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika
tabel hitung
t t < , dengan peluang ( ) 1 dan 2) n (n dk
2 1
+ = untuk
= 0,05, maka H
0
diterima.
4. Perhitungan
e. Perhitungan t
tabel

Derajat kebebasan = (26 + 24 2) = 48
Taraf nyata = 0,05
t
tabel (0,95;48)
dalam tabel distribusi t sebesar 1,677
f. Dari lampiran 32 diperoleh nilai-nilai berikut:
3 , 74 x1 = dan 6 , 63 x 2 =
( ) 264 , 3423 x x
2
1
1
=

dan ( ) 937 , 3521 x x


2
2
2
=


Mencari nilai s
( )
931 , 136
25
3423,264
1 6 2
3423,264
1 n
x x
s
2
1 2
1
= =

=


( )
128 , 153
23
3521,937
1 24
3521,937
1 n
x x
s
2
2 2
2
= =

=


Lampiran 37
184



692 , 144
48
219 , 6945
48
944 , 3521 275 , 3423
48
) 128 , 153 ( 23 ) 931 , 136 ( 25
2 24 26
) 128 , 153 )( 1 24 ( ) 931 , 136 )( 1 26 (
2 n n
s 1) (n s 1) (n
s
2 1
2
2 2
2
1 1 2
=
=
+
=
+
=
+
+
=
+
+
=

029 , 12 692 , 144 s s
2
= = =
Mencari nilai t
hitung
:
143 , 3
404 , 3
7 , 10
) 283 , 0 ( 029 , 12
7 , 10
08 , 0 029 , 12
7 , 10

042 , 0 038 , 0 029 , 12
7 , 10
24
1
26
1
029 , 12
6 , 63 3 , 74
n
1
n
1
s
x x
t
2 1
2 1
=
=
=
=
+
=
+

=
+

=

5. Kesimpulan
Dari tabel distribusi t, untuk = 0,05 dan dk = (26 1) + (24 1) =
25 + 23 = 48,diperoleh t
tabel
= 1,677. Sedangkan dari perhitungan diperoleh
t
hitung
= 3,143. Karena t
hitung
>

t
tabel
, yaitu 3,143 > 1,677, maka H
0
ditolak.
Jadi, rata-rata hasil belajar ditinjau dari berfikir kritis siswa kelas kelas
eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar tinjau dari berfikir kritis kelas
kontrol. Serta dari data perhitungan diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen sebesar 74,3 dan kelas kontrol sebesar 63,6.


185



DATA NILAI ANGKET SISWA KELAS EKSPERIMEN
KELAS VIIIA

No Nama Kode
NOMOR
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
1 ANDRIA PERWIRA AWANDA E - 1 3 3 4 4 4 3 3 3 27 84
2 ARIEF AJI PRASETYAWAN E - 2 3 3 4 4 3 4 3 3 27 84
3 BETA KHALEDA TRIANANDA E - 3 2 2 2 2 3 4 3 2 20 63
4 CEYSIA DESTANAYA EKYAN P E - 4 4 3 2 4 2 3 3 3 24 75
5
CHOERUL ALFIAN PUTRANTO
E - 5 3 3 2 4 3 3 3 3 24 75
6 CYNTIA MAROM E - 6 4 3 3 4 4 2 3 4 27 84
7 DIAN NUGRAHENI E - 7 4 2 2 2 2 3 3 2 20 63
8 DIYAH RACHMAWATI P E - 8 3 3 3 4 3 3 2 3 24 75
9 FAUSTA DHAFIN E - 9 4 3 3 3 3 3 3 2 24 75
10 HAYUKARA KHARISMAWATI E - 10 3 3 4 4 4 2 3 4 27 84
11 IMAM MA'RIF ARIEFIN E - 11 4 3 2 4 4 3 3 4 27 84
12 IVAN KURNIAWAN E - 12 3 3 3 4 3 3 3 3 25 78
13 JAVAS GALA BUDIASA E - 13 4 3 3 3 3 3 3 3 25 78
14 KIRANA DWI PRABANDANI E - 14 3 3 4 4 3 4 3 4 28 88
15 MEIDIAN KARIMA E - 15 4 3 3 4 3 4 3 4 28 88
16 MOHAMMAD IRFAN NADHIF E - 16 3 3 4 4 4 3 2 4 27 84
17 NURUL WILDA AGHNI KH E - 17 3 2 3 2 2 3 3 2 20 63
18 PAMUNGKAS TRIANTORO E - 18 4 3 4 3 4 3 3 3 27 84
19 RIF'ATUL ULUM E - 19 4 4 4 3 4 3 2 3 27 84
20 RISDA AROFAHTIANI E - 20 4 3 3 4 3 3 4 4 28 88
21 ROSYIANNA ARYANI E - 21 3 3 4 4 3 4 3 4 28 88
22 SALMA SHAVIRA RAHMA K E - 22 4 3 4 3 4 2 3 4 27 84
Lampiran 38
186





23 SIDIQ DWI NUGRAHA E - 23 3 3 4 3 3 3 3 3 25 78
24 TRI WAHYU NUR MARINDA E - 24 4 3 3 4 3 4 3 4 28 88
25 WAHIDA ALDI MUHARAM E - 25 4 3 4 4 4 2 3 3 27 84
26 WINADA FAJAR SALIMAH E - 26 4 3 3 4 3 4 3 4 28 88

Jumlah
2090,6
Rata - rata 80,4
S
7,8838
S^2
62,154
187



Analisis Korelasi antara Model PBL dengan Bantuan Media CD Interaktif
terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Berfikir Kritis Siswa

No Kode
Nilai
(X)
Nilai
(Y)
Xi^2 Y^2 XY
1 E - 1 84 74,4 7056 5538,1 6251,2
2 E - 2 84 79,1 7056 6252,0 6641,9
3 E - 3 63 51,2 3969 2617,6 3223,3
4 E - 4 75 67,4 5625 4548,4 5058,1
5 E - 5 75 72,1 5625 5197,4 5407,0
6 E - 6 84 51,2 7056 2617,6 4297,7
7 E - 7 63 51,2 3969 2617,6 3223,3
8 E - 8 75 69,8 5625 4867,5 5232,6
9 E - 9 75 72,1 5625 5197,4 5407,0
10 E - 10 84 86,0 7056 7404,0 7227,9
11 E - 11 84 79,1 7056 6252,0 6641,9
12 E - 12 78 72,1 6084 5197,4 5623,3
13 E - 13 78 79,1 6084 6252,0 6167,4
14 E - 14 88 86,0 7744 7404,0 7572,1
15 E - 15 88 86,0 7744 7404,0 7572,1
16 E - 16 84 74,4 7056 5538,1 6251,2
17 E - 17 63 51,2 3969 2617,6 3223,3
18 E - 18 84 74,4 7056 5538,1 6251,2
19 E - 19 84 79,1 7056 6252,0 6641,9
20 E - 20 88 93,0 7744 8653,3 8186,0
21 E - 21 88 86,0 7744 7404,0 7572,1
22 E - 22 84 79,1 7056 6252,0 6641,9
23 E - 23 78 74,4 6084 5538,1 5804,7
24 E - 24 88 79,1 7744 6252,0 6958,1
25 E - 25 84 79,1 7056 6252,0 6641,9
26 E - 26 88 86,0 7744 7404,0 7572,1
Jumlah 2091,0 1932,6 169683,0 147068,7 157290,7
N 26
jumlah X^2 4372281 r xy 0,82 R^2 67,1646087
jumlah Y^2 3734781 r (26) 0,388 r xy > r (26)
Jadi
Mempunyai
Hubungan
yang
signifikan
Lampiran 39
188





dan
memiliki
besar
hubungan
67 %
189




LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL
DARI 0 S/D Z

z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4

0,5
0,6
0,7
0,8
0,9

1,0
1,1
1,2
1,3
1,4

1,5
1,6
1,7
0000
0398
0793
1179
1554

1915
2258
2580
2881
3159

3413
3643
3849
4032
4192

4332
4452
4554
0040
0438
0832
1217
1591

1950
2291
2612
2910
3186

3438
3665
3869
4049
4207

4345
4463
4564
0080
0478
0871
1255
1628

1985
2324
2642
2939
3212

3461
3686
3888
4066
4222

4357
4474
4573
0120
0517
0910
1293
1664

2019
2357
2673
2967
3238

3485
3708
3907
4082
4236

4370
4484
4582
0160
0557
0948
1331
1700

2054
2389
2703
2995
3264

3508
3729
3925
4099
4251

4382
4495
4591
0199
0596
0987
1368
1736

2088
2422
2734
3023
3289

3531
3749
3944
4115
4265

4394
4505
4599
0239
0636
1026
1406
1772

2123
2454
2764
3051
3315

3554
3770
3962
4131
4279

4406
4515
4608
0279
0675
1064
1443
1808

2157
2486
2794
3078
3340

3577
3790
3980
4147
4292

4419
4525
4616
0319
0714
1103
1480
1844

2190
2517
2823
3106
3365

3599
3810
3997
4162
4306

4429
4535
4625
0359
0753
1141
1517
1879

2224
2549
2852
3133
3389

3621
3830
4015
4177
4319

4441
4545
4633
Lampiran 40
190



1,8
1,9

2,0
2,1
2,2
2,3
2,4

2,5
2,6
2,7
2,8
2,9

3,0
3,1
3,2
3,3
3,4

3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
4641
4713

4772
4821
4861
4898
4918

4938
4953
4965
4074
4981

4987
4990
4993
4995
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4649
4719

4778
4826
4864
4896
4920

4940
4955
4966
4975
4982

4987
4991
4993
4995
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4656
4726

4783
4830
4868
4898
4922

4941
4956
4967
4976
4982

4987
4991
4994
4995
4997

4998
4999
4999
4999
5000
4664
4732

4788
4834
4871
4901
4025

4043
4957
4968
4977
4083

4988
4991
4994
4996
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4671
4738

4793
4838
4875
4004
4927

4945
4959
4969
4977
4984

4988
4992
4994
4996
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4678
4744

4798
4842
4878
4906
4929

4946
4960
4970
4987
4984

4989
4992
4994
4996
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4686
4750

4808
4846
4881
4909
4931

4948
4961
4971
4979
4985

4989
4992
4994
4996
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4693
4756

4808
4850
4884
4911
4932

4949
4962
4972
4979
4985

4989
4992
4994
4996
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4699
4761

4812
4854
4887
4913
4934

4951
4963
4973
4980
4986

4990
4993
4995
4997
4997

4998
4998
4999
4999
5000
4706
4767

4817
4857
4890
4916
4936

4952
4964
4974
4981
4986

4990
4993
4995
4997
4998

4998
4998
4999
4999
5000

191





TABLE CRITICAL VALUES FOR THE LILLIEFORS TEST
n 20 . = 15 . = 10 . = 05 . = 01 . = n 20 . = 15 . = 10 . = 05 . = 01 . =

26 .1406 .1472 .1562 .1699 .1985
27 .1381 .1448 .1533 .1665 .1941
28 .1358 .1423 .1509 .1641 .1911
4 .3027 .3216 .3456 .3754 .4129 29 .1334 .1398 .1483 .1614 .1886
5 .2893 .3027 .3188 .3427 .3959 30 .1315 .1378 .1460 .1590 .1848

6 .2694 .2816 .2982 .3245 .3728 31 .1291 .1353 .1432 .1559 .1820
7 .2521 .2641 .2802 .3041 .3504 32 .1274 .1336 .1415 .1542 .1798
8 .2387 .2502 .2649 .2825 .3331 33 .1254 .1314 .1392 .1518 .1770
9 .2273 .2382 .2522 .2744 .3162 34 .1236 .1295 .1373 .1497 .1747
10 .2171 .2273 .2410 .2616 .3037 35 .1220 .1278 .1356 .1478 .1720

11 .2080 .2179 .2306 .2506 .2905 36 .1203 .1260 .1336 .1454 .1695
12 .2004 .2101 .2228 .2426 .2812 37 .1188 .1245 .1320 .1436 .1677
13 .1932 .2025 .2147 .2337 .2714 38 .1174 .1230 .1303 .1421 .1653
14 .1869 .1959 .2077 .2257 .2627 39 .1159 .1214 .1288 .1402 .1634
15 .1811 .1899 .2016 .2196 .2545 40 .1147 .1204 .1275 .1386 .1616

16 .1758 .1843 .1956 .2128 .2477 41 .1131 .1186 .1258 .1373 .1599
17 .1711 .1794 .1902 .2071 .2408 42 .1119 .1172 .1244 .1353 .1573
18 .1666 .1747 .1852 .2018 .2345 43 .1106 .1159 .1228 .1339 .1556
19 .1624 .1700 .1803 .1965 .2285 44 .1095 .1148 .1216 .1322 .1542
192



20 .1589 .1666 .1764 .1920 .2226 45 .1083 .1134 .1204 .1309 .1525

21 .1553 .1629 .1726 .1881 .2190 46 .1071 .1123 .1189 .1293 .1512
22 .1517 .1592 .1690 .1840 .2141 47 .1062 .1113 .1180 .1282 .1499
23 .1484 .1555 .1650 .1798 .2090 48 .1047 .1098 .1165 .1269 .1476
24 .1458 .1527 .1619 .1766 .2053 49 .1040 .1089 .1153 .1256 .1463
25 .1429 .1498 .1589 .1726 .2010 50 .1030 .1079 .1142 .1246 .1457

( ) 01 . 0
83 . 0

+
=
n
n
n f

Over
50
( ) n f
741 . 0

( ) n f
775 . 0

( ) n f
819 . 0

( ) n f
895 . 0

( ) n f
035 . 1




193



TABEL DISTRIBUSI t


t
0.995
t
0.99
t
0.975
t
0.95
t
0.90


t
0.995
t
0.99
t
0.975
t
0.95
t
0.90

1 63.657 31.821 12.706 6.314 3.078

36 2.719 2.434 2.028 1.688 1.306
2 9.925 6.965 4.303 2.920 1.886

37 2.715 2.431 2.026 1.687 1.305
3 5.841 4.541 3.182 2.353 1.638

38 2.712 2.429 2.024 1.686 1.304
4 4.604 3.747 2.776 2.132 1.533

39 2.708 2.426 2.023 1.685 1.304
5 4.032 3.365 2.571 2.015 1.476

40 2.704 2.423 2.021 1.684 1.303
6 3.707 3.143 2.447 1.943 1.440

41 2.701 2.421 2.020 1.683 1.303
7 3.499 2.998 2.365 1.895 1.415

42 2.698 2.418 2.018 1.682 1.302
8 3.355 2.896 2.306 1.860 1.397

43 2.695 2.416 2.017 1.681 1.302
9 3.250 2.821 2.262 1.833 1.383

44 2.692 2.414 2.015 1.680 1.301
10 3.169 2.764 2.228 1.812 1.372

45 2.690 2.412 2.014 1.679 1.301
11 3.106 2.718 2.201 1.796 1.363

46 2.687 2.410 2.013 1.679 1.300
12 3.055 2.681 2.179 1.782 1.356

47 2.685 2.408 2.012 1.678 1.300
13 3.012 2.650 2.160 1.771 1.350

48 2.682 2.407 2.011 1.677 1.299
14 2.977 2.624 2.145 1.761 1.345

49 2.680 2.405 2.010 1.677 1.299
15 2.947 2.602 2.131 1.753 1.341

50 2.678 2.403 2.009 1.676 1.299
16 2.921 2.583 2.120 1.746 1.337

51 2.676 2.402 2.008 1.675 1.298
17 2.898 2.567 2.110 1.740 1.333

52 2.674 2.400 2.007 1.675 1.298
18 2.878 2.552 2.101 1.734 1.330

53 2.672 2.399 2.006 1.674 1.298
19 2.861 2.539 2.093 1.729 1.328

54 2.670 2.397 2.005 1.674 1.297
p
dk
p
dk
194



20 2.845 2.528 2.086 1.725 1.325

55 2.668 2.396 2.004 1.673 1.297
21 2.831 2.518 2.080 1.721 1.323

56 2.667 2.395 2.003 1.673 1.297
22 2.819 2.508 2.074 1.717 1.321

57 2.665 2.394 2.002 1.672 1.297
23 2.807 2.500 2.069 1.714 1.319

58 2.663 2.392 2.002 1.672 1.296
24 2.797 2.492 2.064 1.711 1.318

59 2.662 2.391 2.001 1.671 1.296
25 2.787 2.485 2.060 1.708 1.316

60 2.660 2.390 2.000 1.671 1.296
26 2.779 2.479 2.056 1.706 1.315

61 2.659 2.389 2.000 1.670 1.296
27 2.771 2.473 2.052 1.703 1.314

62 2.657 2.388 1.999 1.670 1.295
28 2.763 2.467 2.048 1.701 1.313

63 2.656 2.387 1.998 1.669 1.295
29 2.756 2.462 2.045 1.699 1.311

64 2.655 2.386 1.998 1.669 1.295
30 2.750 2.457 2.042 1.697 1.310

65 2.654 2.385 1.997 1.669 1.295
31 2.744 2.453 2.040 1.696 1.309

66 2.652 2.384 1.997 1.668 1.295
32 2.738 2.449 2.037 1.694 1.309

67 2.651 2.383 1.996 1.668 1.294
33 2.733 2.445 2.035 1.692 1.308

68 2.650 2.382 1.995 1.668 1.294
34 2.728 2.441 2.032 1.691 1.307

69 2.649 2.382 1.995 1.667 1.294
35 2.724 2.438 2.030 1.690 1.306

70 2.648 2.381 1.994 1.667 1.294
Sumber: Data Excel for Windows (=TINV(probability,degrees_freedom))


195



TABEL HARGA KRITIK DARI r PRODUCT-MOMENT

N
(1)
Interval Kepercayaan
N
(1)
Interval Kepercayaan
N
(1)
Interval Kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0,997
0,950
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,874
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,547
0,537
0,526
0,515
0,505
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,297
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,396
0,393
0,389
0,384
0,380
0,276
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,0986
0,081

N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r



Baris atas untuk 5%
Baris bawah untuk 1%

v
2
= dk
penyebut
1 2 3 4 5 6
1


2


3


161
4,052

18,51
98,49

10,13
34,12

7,71
200
4,999

19,00
99,01

9,55
30,81

6,94
216
5,403

19,16
99,17

9,28
29,46

6,59
225
5,625

19,25
99,25

9,12
26,71

6,39
230
5,764

19,30
99,30

9,01
26,24

6,26
234
5,859

19,33
99,33

8,94
27,91

6,16
237
5,928
19,36
99,34
8,86
27,67
6,09
Lampiran 44
NILAI-NILAI UNTUK DISTRIBUSI F

v
1
= dk pembilang
7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30
237
5,928

19,36
99,34

8,86
27,67

6,09
239
5,981

19,37
99,38

8,84
27,49

6,04
241
6,02
2

19,3
8
99,3
8

8,81
27,3
4
242
6,056

19,39
99,40

8,78
27,23

5,98
243
6,082

19,40
99,41

8,76
27,13

5,93
244
6,106

19,41
99,42

8,74
27,05

5,91
245
6,142

19,42
99,43

8,71
26,92

5,87
246
6,169

19,43
99,44

8,69
26,83

5,84
248
6,208

19,44
99,45

8,66
26,69

5,80
249
6,234

19,45
99,46

8,64
26,60

5,77
250
6,258
19,46
99,47
8,62
26,50
5,74
196
30 40 50 75 100 200 500

250
6,258

19,46
99,47

8,62
26,50

5,74
251
6,28
6

19,4
7
99,4
8

8,60
26,4
1
252
6,302

19,47
99,48

8,58
26,30

5,70
253
6,223

19,48
99,49

8,57
26,27

5,68
253
6,334

19,49
99,49

8,56
26,23

5,66
254
6,352

19,49
99,49

8,54
26,18

5,65
254
6,361

19,50
99,50

8,54
26,14

5,64
254
6,366

19,50
99,50

8,53
26,12

5,63
197



4


5


6


7


8


9


21,20

6,61
16,26

5,99
13,74

5,59
12,25

5,32
11,26

5,12
10,58

4,96
18,00

5,79
13,27

5,14
10,92

4,74
9,55

4,46
8,65

4,26
8,02

4,10
16,69

5,41
12,06

4,76
9,76

4,35
8,45

4,07
7,59

3,66
6,99

3,71
15,96

5,19
11,39

4,53
9,15

4,12
7,85

3,64
7,01

3,63
6,42

3,48
15,52

5,05
10,97

4,39
8,75

3,97
7,46

3,69
6,63

3,46
6,06

3,33
15,21

4,95
10,67

4,28
8,47

3,87
7,19

3,58
6,37

3,37
5,80

3,22
14,98

4,68
10,45

4,21
8,26

3,79
7,00

3,50
6,19

3,29
5,62

3,14
14,80

4,82
10,27

4,15
8,10

3,73
6,84

3,44
6,03

3,23
5,47

3,07

6,00
14,6
6

4,78
10,1
5

4,10
7,98

3,68
6,71

3,39
5,91

3,16
14,54

4,74
10,05

4,06
7,67

3,63
6,62

3,34
5,82

3,13
5,26

2,97
14,45

4,70
9,96

4,03
7,79

3,60
6,54

3,31
5,74

3,10
5,18

2,94
14,37

4,68
9,89

4,00
7,72

3,57
6,47

3,28
5,67

3,07
5,11

2,91
14,24

4,64
9,77

3,96
7,60

3,52
6,35

3,23
5,58

3,02
5,00

2,86
14,15

4,60
9,63

3,92
7,52

3,49
6,27

3,20
5,48

2,96
4,92

2,82
14,02

4,56
9,55

3,67
7,39

3,44
6,15

3,15
5,36

2,93
4,80

2,77
13,93

4,53
9,47

3,84
7,31

3,41
6,07

3,12
5,28

2,90
4,73

2,74
13,83

4,50
9,38

3,81
7,23

3,38
5,98

3,08
5,20

2,86
4,64

2,70

5,71
13,7
4

4,46
9,29

3,77
7,14

3,34
5,90

3,05
5,11

2,82
4,56
13,69

4,44
9,24

3,75
7,09

3,32
5,85

3,03
5,06

2,80
4,51

2,64
13,61

4,42
9,17

3,72
7,02

3,29
5,78

3,00
5,00

2,77
4,45

2,61
13,57

4,40
9,13

3,71
6,99

3,28
5,75

2,98
4,98

2,78
4,41

2,59
13,52

4,38
9,07

3,69
6,94

3,25
5,70

2,96
4,91

2,73
4,36

2,56
13,48

4,37
9,04

3,68
6,90

3,24
5,67

2,94
4,88

2,72
4,33

2,55
13,46

4,36
9,02

3,67
6,88

3,23
5,65

2,93
4,86

2,71
4,31

2,54



10

10,04 7,56

6,55 5,99 5,64 5,39 5,21


v
2
= dk
penyebut
1 2 3 4 5 6
11


12


13


4,84
9,65

4,75
9,33

4,67
9,07

4,60
3,98
7,20

3,88
6,93

3,80
6,70

3,74
3,59
6,22

3,49
5,95

3,41
5,74

3,34
3,36
5,67

3,26
5,41

3,18
5,20

3,11
3,20
5,32

3,11
5,06

3,02
4,86

2,96
3,09
5,07
3,00
4,82
2,92
4,62
2,85
5,21 5,06 5,35

3,02
4,95
4,85 4,76 4,71 4,60 4,52 4,41 4,33 4,25

v
1
= dk pembilang
6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40
3,09
5,07

3,00
4,82

2,92
4,62

2,85
3,01
4,88

2,92
4,65

2,84
4,44

2,77
2,95
4,74

2,85
4,50

2,77
4,30

2,70
2,90
4,63

2,80
4,39

2,72
4,19

2,65
2,86
4,54

2,76
4,30

2,67
4,10

2,60
2,82
4,46

2,72
4,22

2,63
4,02

2,56
2,79
4,40

2,69
4,18

2,60
3,96

2,53
2,74
4,29

2,64
4,05

2,55
3,85

2,48
2,70
4,21

2,60
3,98

2,51
3,78

2,44
2,65
4,10

2,54
3,86

2,46
3,67

2,39
2,61
4,02

2,50
3,78

2,42
3,59

2,35
2,57
3,94

2,46
3,70

2,38
3,51

2,31
2,53
3,86
2,42
3,61
2,34
3,42
2,27
198
4,25
2,67
4,17
4,12 4,05 4,01 3,96 3,93 3,91

40 50 75 100
20
0
500

2,53
3,86

2,42
3,61

2,34
3,42

2,27
2,50
3,80

2,40
3,56

2,32
3,37

2,24
2,47
3,74

2,36
3,49

2,28
3,30

2,21
2,45
3,70

2,35
3,46

2,26
3,27

2,19
2,42
3,66

2,32
3,41

2,24
3,21

2,16
2,41
3,62

2,31
3,38

2,22
3,18

2,14
2,40
3,60

2,30
3,36

2,21
3,16

2,13
199



14


15


16


17


18


19


8,86

4,54
8,68

4,49
8,53

4,45
8,40

4,41
8,28

4,38
8,18

4,35
6,51

3,68
6,36

3,63
6,23

3,69
6,11

3,55
6,01

3,52
5,93

3,49
5,56

3,29
5,42

3,24
5,29

3,20
5,18

3,16
5,09

3,13
5,01

3,10
5,03

3,06
4,89

3,01
4,77

2,96
4,67

2,93
4,58

2,90
4,50

2,87
4,69

2,90
4,56

2,85
4,44

2,81
4,34

2,77
4,25

2,74
4,17

2,71
4,46

2,79
4,32

2,74
4,20

2,70
4,10

2,66
4,01

2,63
3,94

2,60
4,28

2,70
4,14

2,66
4,03

2,62
3,93

2,58
3,85

2,55
3,77

2,52
4,14

2,64
4,00

2,59
3,89

2,55
3,79

2,51
3,71

2,48
3,63

2,45
4,03

2,59
3,89

2,54
3,78

2,50
3,68

2,46
3,60

2,43
3,52

2,40
3,94

2,55
3,80

2,49
3,69

2,45
3,59

2,41
3,51

2,38
3,43

2,35
3,86

2,51
3,73

2,45
3,61

2,41
3,52

2,37
3,44

2,34
3,36

2,31
3,80

2,48
3,67

2,42
3,55

2,38
3,45

2,34
3,37

2,31
3,30

2,28
3,70

2,43
3,58

2,37
3,45

2,33
3,35

2,29
3,27

2,26
3,19

2,23
3,62

2,39
3,48

2,33
3,37

2,29
3,27

2,25
3,19

2,21
3,12

2,16
3,51

2,33
3,36

2,28
3,25

2,23
3,16

2,19
3,07

2,15
3,00

2,12
3,43

2,29
3,29

2,24
3,18

2,19
3,08

2,15
3,00

2,11
2,92

2,08
3,34

2,25
3,20

2,20
3,10

2,15
3,00

2,11
2,91

2,07
2,84

2,04
3,26

2,21
3,12

2,16
3,01

2,11
2,92

2,07
2,83

2,02
2,76

1,99
3,21

2,18
3,07

2,13
2,96

2,08
2,86

2,04
2,78

2,00
2,70

1,98
3,14

2,15
3,00

2,08
2,89

2,04
2,79

2,00
2,71

1,96
2,63

1,92
3,11

2,12
2,97

2,07
2,86

2,02
2,76

1,98
2,68

1,94
2,60

1,90
3,06

2,10
2,92

2,04
2,80

1,99
2,70

1,95
2,62

1,91
2,54

1,87
3,02

2,08
2,89

2,02
2,77

1,97
2,67

1,93
1,59

1,90
2,51

1,85
3,00

2,07
2,87

2,01
2,75

1,98
2,65

1,92
2,57

1,88
2,49

1,84



20


21


22


23
8,10

4,32
8,02

4,30
7,94

4,28
7,88
5,85

3,47
5,78

3,44
5,72

3,42
5,66
4,94

3,07
4,67

3,05
4,82

3,03
4,76
4,43

2,84
4,37

2,82
4,31

2,80
4,26
4,10

2,68
4,04

2,66
3,99

2,64
3,94
3,87
2,57
3,81
2,55
3,76
2,53
3,71

v
2
= dk
penyebut
1 2 3 4 5 6
3,87

2,57
3,81

2,55
3,76

2,53
3,71
3,71

2,49
3,65

2,47
3,59

2,45
3,54
3,56

2,42
3,51

2,40
3,45

2,38
3,41
3,45

2,37
3,40

2,35
3,35

2,32
3,30
3,37

2,32
3,31

2,30
3,26

2,28
3,21
3,30

2,28
3,24

2,26
3,18

2,24
3,14
3,23

2,25
3,17

2,23
3,12

2,20
3,07
3,13

2,20
3,07

2,18
3,02

2,14
2,97
3,05

2,15
2,99

2,13
2,94

2,10
2,89
2,94

2,09
2,88

2,07
2,83

2,04
2,78
2,86

2,05
2,80

2,03
2,75

2,00
2,70
2,77

2,00
2,72

1,98
2,67

1,96
2,62
2,69
1,96
2,63
1,93
2,58
1,91
2,53
v
1
= dk pembilang
6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40
200
2,69

1,96
2,63

1,93
2,58

1,91
2,53
2,63

1,93
2,58

1,91
2,53

1,88
2,48
2,58

1,89
2,51

1,87
2,46

1,84
2,41
2,53

1,87
2,47

1,84
2,42

1,82
2,37
2,47

1,84
2,42

1,81
2,37

1,79
2,32
2,44

1,82
2,38

1,80
2,33

1,77
2,28
2,42

1,81
2,36

1,78
2,31

1,76
2,28
40 50 75 100
20
0
500

201



24


25


26


27


28


29


4,26
7,82

4,24
7,77

4,22
7,72

4,21
7,68

4,20
7,64

4,18
7,60

3,40
5,61

3,38
5,57

3,37
5,53

3,35
5,49

3,34
5,45

3,33
5,52

3,01
4,72

2,99
4,68

2,89
4,64

2,96
4,60

2,95
4,57

2,98
4,64

2,78
4,22

2,76
4,18

2,74
4,14

2,73
4,11

2,71
4,07

2,70
4,04

2,69
2,62
3,90

2,60
3,86

2,59
3,82

2,57
3,79

2,56
3,76

2,54
3,73

2,51
3,67

2,49
3,63

2,47
3,59

2,46
3,56

2,44
3,53

2,43
3,50

2,43
3,50

2,41
3,46

2,39
3,42

2,37
3,39

2,36
3,36

2,35
3,33

2,36
3,36

2,34
3,32

2,32
3,29

2,30
3,26

2,29
3,23

2,28
3,20

2,30
3,25

2,28
3,21

2,27
3,17

2,25
3,14

2,24
3,11

2,22
3,08

2,21
2,26
3,17

2,24
3,13

2,22
3,09

2,20
3,06

2,19
3,03

2,18
3,00

2,22
3,09

2,20
3,05

2,18
3,02

2,16
2,98

2,15
2,95

2,14
2,92

2,18
3,03

2,16
2,99

2,15
2,96

2,13
2,93

2,12
2,90

2,10
2,87

2,13
2,93

2,11
2,89

2,10
2,86

2,08
2,83

2,06
2,80

2,05
2,77

2,09
2,85

2,06
2,81

2,05
2,77

2,03
2,74

2,02
2,71

2,00
2,68

2,02
2,74

2,00
2,70

1,99
2,66

1,97
2,63

1,96
2,60

1,94
2,57

1,98
2,66

1,96
2,62

1,95
2,58

1,93
2,55

1,91
2,52

1,90
2,49

1,94
2,58

1,92
2,54

1,90
2,50

1,88
2,47

1,87
2,44

1,85
2,41

1,89
2,49

1,87
2,45

1,85
2,41

1,84
2,38

1,81
2,35

1,80
2,32

1,86
2,44

1,84
2,40

1,82
2,36

1,80
2,33

1,78
2,30

1,77
2,27

1,82
2,36

1,80
2,32

1,78
2,28

1,76
2,25

1,75
2,22

1,73
2,19

1,80
2,33

1,77
2,29

1,76
2,25

1,74
2,21

1,72
2,18

1,71
2,15

1,76
2,27

1,74
2,23

1,72
2,19

1,71
2,16

1,69
2,13

1,68
2,10

1,74
2,23

1,72
2,19

1,70
2,15

1,68
2,12

1,67
2,09

1,65
2,08

1,73
2,21

1,71
2,17

1,69
2,13

1,67
2,10

1,65
2,06

1,64
2,03

202



30


32


34


36


38


40


4,17
7,56

4,15
7,50

4,13
7,44

4,11
7,38

4,10
7,35

4,08
7,31

3,32
5,39

3,30
5,34

3,28
5,29

3,26
5,25

3,25
5,21

3,23
5,18

2,92
4,51

2,00
4,46

2,88
4,42

2,80
4,38

2,85
4,34

2,84
4,31

4,02

2,67
3,97

2,65
3,93

2,63
3,89

2,62
3,86

2,61
3,83

2,59
2,53
3,70

2,51
3,66

2,49
3,61

2,48
3,58

2,46
3,54

2,45
3,51

2,42
3,47

2,40
3,42

2,38
3,38

2,36
3,35

2,35
3,32

2,34
3,29

2,34
3,30

2,32
3,25

2,30
3,21

2,28
3,16

2,26
3,15

2,25
3,12

2,27
3,17

2,25
3,12

2,23
3,08

2,21
3,04

2,19
3,02

2,18
2,99

3,06

2,19
3,01

2,17
2,97

2,15
2,94

2,14
2,91

2,12
2,88

2,11
2,16
2,98

2,14
2,94

2,12
2,89

2,10
2,86

2,09
2,82

2,07
2,80

2,12
2,90

2,10
2,86

2,06
2,82

2,06
2,78

2,05
2,75

2,04
2,73

2,09
2,84

2,07
2,80

2,05
2,76

2,03
2,72

2,02
2,69

2,00
2,66

2,04
2,74

2,02
2,70

2,00
2,68

1,89
2,62

1,96
2,59

1,95
2,58

1,99
2,66

1,97
2,62

1,95
2,58

1,93
2,54

1,92
2,51

1,90
2,49

1,93
2,55

1,91
2,51

1,89
2,47

1,87
2,43

1,85
2,40

1,84
2,37

1,89
2,47

1,86
2,42

1,84
2,38

1,82
2,35

1,80
2,32

1,79
2,29

1,84
2,38

1,82
2,34

1,80
2,30

1,78
2,26

1,76
2,22

1,74
2,20

1,78
2,28

1,76
2,25

1,74
2,21

1,72
2,17

1,71
2,14

1,69
2,11

1,78
2,24

1,74
2,20

1,71
2,15

1,69
2,12

1,67
2,08

1,68
2,05

1,72
2,16

1,69
2,12

1,67
2,08

1,65
2,04

1,63
2,00

1,61
1,97

1,69
2,13

1,67
2,08

1,64
2,04

1,62
2,00

1,60
1,97

1,59
1,94

1,66
2,07

1,64
2,02

1,61
1,98

1,59
1,94

1,57
1,90

1,55
1,88

1,64
2,03

1,61
1,96

1,59
1,94

1,56
1,90

1,54
1,86

1,53
1,84

1,62
2,01

1,59
1,98

1,57
1,91

1,55
1,87

1,53
1,84

1,51
1,81

203



42


4,07
7,87
3,22
5,15
2,83
4,29
3,80 2,44
3,49
2,32
3,26
2,24
3,10
2,17
2,96
2,86 2,06
2,77
1,99
2,70
1,94
2,61
1,89
2,54
1,82
2,46
1,78
2,35
1,73
2,25
1,68
2,17
1,64
2,08
1,60
2,02
1,57
1,94
1,51
1,91
1,54
1,85
1,51
1,80
1,49
1,78
v
2
= dk
v
1
= dk pembilang



penyebu
t
1 2 3 4 5
44


46


48


50


55


60
4,0
6
7,2
4

4,0
5
7,2
1

4,0
4
7,1
9

4,0
3
7,1
7

3,2
1
5,1
2

3,2
0
5,1
0

3,1
9
5,0
8

3,1
8
5,0
8

2,82
4,26

2,81
4,24

2,80
4,22

2,79
4,20

2,78
4,16

2,76
2,5
8
3,7
8

2,5
7
3,7
6

2,5
6
3,7
4

2,3
6
3,7
2

2,4
3
3,4
6

2,4
2
3,4
4

2,4
1
3,4
2

2,1
0
3,1
1

2,3
3,2
2,3
3,2
2,3
3,2
2,2
3,1
6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40
2,3
1
3,2
4

2,3
0
3,2
2

2,3
0
3,2
0

2,2
9
3,1
8

2,2
3
3,0
7

2,2
2
3,0
5

2,2
1
3,0
4

2,2
0
3,0
2

2,1
6
2,9
4

2,1
4
2,9
2

2,1
4
2,9
0

2,1
3
2,8
8

2,1
0
2,8
4

2,0
9
2,8
2

2,0
8
2,8
0

2,0
7
2,7
8

2,05
2,75

2,04
2,73

2,03
2,71

2,02
2,70

2,00
2,66

1,99
2,0
1
2,6
8

2,0
0
2,6
6

1,9
9
2,6
4

1,9
8
2,6
2

1,9
8
2,6
2

1,9
7
2,6
0

1,9
6
2,5
8

1,9
5
2,5
6

1,9
2
2,5
2

1,9
1
2,5
0

1,9
0
2,4
8

1,9
0
2,1
6

1,8
8
2,4
4

1,8
7
2,4
2

1,8
6
2,4
0

1,8
5
2,3
9

1,8
1
2,3
2

1,8
0
2,3
0

1,7
9
2,2
8

1,7
8
2,2
6

1,7
6
2,2
4

1,7
5
2,2
2

1,7
4
2,2
0

1,7
1
2,1
8

1,7
2
2,1
5

1,7
1
2,1
3

1,7
0
2,1
1

1,6
9
2,1
0

1,6
2,0
1,6
2,0
1,6
2,0
1,6
2,0
204
40 50 75
10
0
20
0
50
0

1,6
6
2,0
6

1,6
5
2,0
4

1,6
4
2,0
2

1,6
3
2,0
0

1,6
3
2,0
0

1,6
2
1,9
8

1,6
1
1,9
6

1,6
0
1,9
1

1,5
8
1,9
2

1,5
7
1,9
0

1,5
6
1,8
8

1,5
5
1,8
6

1,56
1,88

1,54
1,86

1,53
1,84

1,52
1,82

1,50
1,78

1,48
1,52
1,82

1,51
1,80

1,50
1,78

1,48
1,76

1,46
1,71

1,44
1,50
1,78

1,48
1,76

1,47
1,73

1,46
1,71

1,43
1,66

1,41
1,4
8
1,7
5

1,4
6
1,7
2

1,4
5
1,7
0

1,4
4
1,6
8

205





65


70


80


100


125


150
4,0
2
7,1
2

4,0
0
7,0
8

3,9
9
7,0
4

3,9
8
7,0
1

3,9
6
6,9
3,1
7
5,0
1

3,1
5
4,9
8

3,1
4
4,9
5

3,1
3
4,9
2

3,4
4
4,8
4,13

2,75
4,10

2,74
4,08

2,72
4,04

2,70
3,98

2,68
3,94

2,67
2,5
1
3,6
8

2,5
2
3,6
5

2,5
1
3,6
2

2,5
0
3,6
0

2,4
8
3,5
2,3
8
3,3
7

2,3
7
3,3
1

2,3
6
3,3
4

2,3
5
3,2
9

2,3
3
3,2
2,2
7
3,1
5

2,2
3
3,1
2

2,2
4
3,0
9

2,3
2
3,0
7

2,2
1
3,0
2,1
8
2,9
8

2,1
7
2,9
5

2,1
5
2,9
3

2,1
4
2,9
1

2,1
2
2,8
2,1
1
2,8
3

2,1
0
2,8
2

2,0
8
2,7
9

2,0
7
2,7
7

2,0
5
2,7
2,0
5
2,7
5

2,0
1
2,7
2

2,0
2
2,7
0

2,0
1
2,6
7

1,9
9
2,6
2,03

1,98
2,61

1,97
2,59

1,95
2,55

1,92
2,51

1,90
2,47

1,89
1,9
7
2,5
9

1,9
5
2,5
6

1,9
4
2,5
4

1,9
3
2,5
1

1,9
1
2,4
1,9
3
2,5
3

1,9
2
2,5
0

1,9
0
2,4
7

1,8
9
2,4
5

1,8
8
2,4
1,8
8
2,4
3

1,8
6
2,4
0

1,8
5
2,3
7

1,8
4
2,3
5

1,8
2
2,3
1,8
3
2,3
5

1,8
1
2,3
2

1,8
0
2,3
0

1,7
9
2,2
8

1,7
7
2,2
1,7
6
2,2
3

1,7
5
2,2
0

1,7
4
2,1
8

1,7
2
2,1
5

1,7
0
2,1
1,7
2
2,1
5

1,7
0
2,1
2

1,6
8
2,0
9

1,6
7
2,0
7

1,6
5
2,0
1,6
7
2,0
0

1,6
3
2,0
3

1,6
3
2,0
0

1,6
2
1,9
8

1,6
0
1,9
1,6
1
1,9
6

1,5
9
1,9
3

1,5
7
1,9
0

1,5
6
1,8
8

1,5
4
1,8
1,5
8
1,9
0

1,5
6
1,8
7

1,5
4
1,8
4

1,5
4
1,8
2

1,5
1
1,7
1,5
2
1,8
2

1,5
0
1,7
9

1,4
9
1,7
6

1,4
7
1,7
4

1,4
5
1,7
1,71

1,46
1,71

1,45
1,69

1,42
1,65

1,39
1,59

1,36
1,54

1,34
1,68

1,42
1,64

1,40
1,63

1,38
1,57

1,34
1,51

1,31
1,46

1,29
1,63

1,39
1,60

1,37
1,56

1,35
1,52

1,30
1,46

1,27
1,40

1,25
1,4
1
1,6
1

1,3
9
1,6
0

1,3
7
1,5
6

1,3
5
1,5
3

1,3
2
1,4
206





20
6

3,9
4
6,9
0

3,9
2
6,8
4

3,9
1
6,8
1

3,8
9
6,7
6
8

3,0
9
4,8
2

3,0
7
4,7
8

3,0
6
4,7
5

3,0
4
4,7
4
3,91

2,65
3,88
8

2,4
6
3,5
1

2,4
4
3,4
7

2,4
3
3,4
4

2,4
1
3,4
1
5

2,3
0
3,2
0

2,2
9
3,1
7

2,2
7
3,1
3

2,2
6
3,1
1
4

2,1
9
2,9
9

2,1
7
2,9
5

2,1
6
2,9
2

2,1
4
2,9
0
7

2,1
0
2,8
2

2,0
8
2,7
9

2,0
7
2,7
6

2,0
5
2,7
3
4

2,0
3
2,6
5

2,0
1
2,6
5

2,0
0
2,6
2

1,9
8
2,6
0
1

1,9
7
2,5
9

1,9
5
2,5
6

1,9
4
2,5
3

1,9
2
2,5
0
2,44

1,67
2,44
8

1,8
8
2,4
3

1,8
6
2,4
0

1,8
5
2,3
7

1,8
3
2,3
4
4

1,8
5
2,3
6

1,8
3
2,3
3

1,8
2
2,3
0

1,8
0
2,2
8
2

1,7
9
2,2
8

1,7
7
2,2
3

1,7
6
2,2
0

1,7
4
2,1
7
4

1,7
5
2,1
9

1,7
2
2,1
5

1,7
1
2,1
2

1,6
9
2,0
9
4

1,6
8
2,0
6

1,6
5
2,0
3

1,6
4
2,0
0

1,6
2
1,9
7
3

1,6
3
1,9
8

1,6
0
1,9
4

1,5
9
1,9
4

1,5
7
1,8
8
4

1,5
7
1,8
9

1,5
5
1,8
5

1,5
4
1,8
2

1,5
2
1,7
9
4

1,5
1
1,7
9

1,4
9
1,7
5

1,4
7
1,7
2

1,4
5
1,6
9
8

1,4
8
1,7
3

1,4
5
1,6
8

1,4
4
1,6
6

1,4
2
1,6
2
0

1,4
2
1,6
4

1,3
9
1,5
9

1,3
7
1,5
6

1,3
5
1,5
3
1,51

1,32
1,48
1,43

1,26
1,39
1,37

1,22
1,33
9

1,2
8
1,4
3

1,2
5
1,3
7

1,2
2
1,3
3

1,1
9
1,2
8




v
2
= dk
penyebut
1 2 3 4 5 6
400


1000


2000

3,86
6,70

3,85
6,68

3,84
6,64
3,02
4,68

3,00
4,62

2,99
4,60

2,62
3,83

2,61
3,80

2,60
3,78
2,39
3,36

2,38
3,34

2,37
3,32
2,23
3,06

2,22
3,04

2,21
3,02
2,12
2,85
2,10
2,62
2,09
2,80

Sumber: Sudjana 2005: 493 496
v
1
= dk pembilang
6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40
2,12
2,85

2,10
2,62

2,09
2,80
2,03
2,69

2,02
2,68

2,01
2,64
1,96
2,55

1,95
2,53

1,94
2,51
1,90
2,16

1,89
2,43

1,88
2,41
1,85
2,37

1,84
2,34

1,83
2,32
1,81
2,29

1,80
2,26

1,79
2,24

1,78
2,23

1,76
2,20

1,75
2,18
1,72
2,12

1,70
2,09

1,69
2,07
1,67
2,04

1,65
2,01

1,64
1,99
1,60
1,92

1,58
1,89

1,57
1,87
1,54
1,84

1,53
1,81

1,52
1,79
1,49
1,74

1,47
1,71

1,46
1,69
1,42
1,64

1,41
1,64

1,40
1,59
207
40 50 75 100 200 500

1,42
1,64

1,41
1,64

1,40
1,59
1,38
1,57

1,36
1,54

1,35
1,52
1,32
1,47

1,30
1,44

1,28
1,41
1,28
1,42

1,26
1,38

1,24
1,36

1,22
1,32

1,19
1,28

1,17
1,25
1,16
1,24

1,13
1,19

1,11
1,15
1,13
1,19

1,08
1,11

1,00
1,00
208



. Dokumentasi Penelitian

Pembelajaran di Kelas Eksperimen



Lampiran 45
209






210






211







Pembelajaran di Kelas Kontrol


212






213







214

Anda mungkin juga menyukai